HUBUNGAN ANTARA TRAIT EMOTIONAL INTELLIGENCE DENGAN LAMANYA INDIVIDU MENGIKUTI PENDIDIKAN MUSIK KLASIK Nadhila Nuhanisa Radian Stevanus S. Budi Hartono
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara trait emotional intelligence dengan lamanya individu mengikuti pendidikan musik klasik. Dalam Data diambil dari sekolah musik yang secara khusus mengajarkan musik klasik. Penelitian ini menggunakan partisipan sebanyak 52 orang, dengan lama belajar musik klasik minimal 5 tahun. Untuk mengukur trait emotional intelligence, penulis menggunakan Trait Emotional Intelligence-Short Form (TEIQue-SF) yang dikembangkan oleh Petrides dan Furnham. Hasil dari penelitian menunjukkan ada korelasi yang signifikan sebesar 0.397 antara trait emotional intelligence dengan lamanya individu mengikuti pendidikan musik klasik.
Kata kunci: trait emotional intelligence, emotional intelligence, pendidikan musik, musik klasik, lama pendidikan musik
RELATIONSHIP BETWEEN TRAIT EMOTIONAL INTELLIGENCE AND LENGTH OF CLASSICAL MUSIC EDUCATION
The objective of this study is to find out the relationship between trait emotional intelligence and the length of classical music education. Participants were taken from music schools which are specilized in teaching classical music. This study involved 52 participants, with at least 5 years of classical music training. Trait emotional intelligence was measured by Trait Emotional Intelligence-Short Form (TEIQue-SF) that developed by Petrides and Furnham. The result showed that there was a 0.397 significant relationship between trait emotional intelligence and length of classical music training. Key words: trait emotional intelligence, emotional intelligence, music education, classical music, length of musical education.
Pendahuluan
Hubungan antara..., Nadhila Nuhanisa Radian, FPSI UI, 2014
Schellenberg (2006) mengelompokkan jenis pemaparan musik yang terjadi pada manusia: music listening dan music performing. Music listening dapat terjadi dimana saja baik disengaja maupun tidak disengaja, contohnya adalah ketika seseorang secara sengaja mendengarkan musik melalui radio, atau orang yang secara tidak sengaja mendengarkan musik ketika ia sedang mengunjungi mall. Sedangkan pada music performing, individu terlibat aktif dalam pemaparan musik. Misalnya individu yang mengikuti pendidikan musik atau merupakan seorang performer. Salah satu bentuk dari music performing adalah keterlibatan individu dalam pendidikan musik. Dalam pendidikan musik, individu tidak hanya diajarkan untuk mampu memainkan suatu instrumen musik, tetapi juga diajarkan teori-teori yang dapat mendukung kemampuannya dalam bermusik. Broudy dalam Horner (1968) mendefinisikan pendidikan musik sebagai proses yang dirancang untuk membentuk keterampilan musik, pengetahuan musik dan selera musik individu. Salah satu jenis musik yang cukup dikenal adalah musik klasik. Musik klasik merupakan jenis musik tertua dan dapat dikatakan sebagai akar dari jenis-jenis musik lainnya. Beberapa karakteristik yang dimiliki oleh musik klasik antara lain adalah adanya struktur yang kuat dalam komposisi-komposisi musik klasik, juga menggunakan alat musik akustik dalam permainannya (Martin dalam Vuust et al., 2010). Dibandingkan jenis musik lainnya, musik klasik juga memliiki tingkat kesulitan yang lebih tinggi (Vuust et al., 2010). Dalam musik klasik, individu dintuntut untuk menginterpretasikan komposisi yang dibawakannya, untuk terus menyempurnakan kemampuan motorik yang dibutuhkan, juga untuk mampu mengekspresikan emosi yang ada dalam komposisi tersebut sehingga orang lain yang mendengarnya dapat menangkap dan merasakan emosi dari komposisi yang dibawakan (Juslin & Persson, 2002). Musik klasik juga menuntut individu yang mempelajarinya untuk menghabiskan waktu lebih banyak untuk berlatih dibandingkan jenis musik lainnya (Jabusch dalam Vuust et al., 2010). Lama latihan yang dihabiskan dapat dikatakan sebagai prediktor kesuskesan individu dalam bermain musik. Selain lamanya waktu latihan, McPherson dan Renick (2011) menekankan pada cara pengaturan serta perencanaan latihan yang dilakukan. Agar kemampuan dapat berkembang dengan optimal, individu dituntut untuk fokus ketika berlatih, juga memblokir hal-hal yang bersifat distraktor. Bentuk pemblokiran ini dapat berbentuk sederhana seperti mencari tempat yang kondusif untuk berlatih, atau sesuatu yang lebih rumit seperti meregulasi emosi. Regulasi emosi didefinisikan sebagai proses memonitor dan memodifikasi kemunculan, intensitas dan ekspresi dari emosi (Eisenberg, Champion & Ma, 2004). Tujuan dari regulasi emosi bukan untuk menghindari atau mengeliminasi suatu emosi,
Hubungan antara..., Nadhila Nuhanisa Radian, FPSI UI, 2014
tetapi untuk menyalurkan emosi yang dirasakan kedalam bentuk yang lebih adaptif (Izard et al., 2008). Meregulasi emosi juga terkait dengan regulasi stres (Lazarus, 2000). Kemampuan untuk meregulasi emosi menjadi penting pada individu yang mengikuti pendidikan musik klasik. Misalnya sebelum berlatih, individu memiliki bayangan mengenai kemampuan yang diharapkan akan dikuasai setelah latihan. Untuk mencapai kemampuan yang diharapkan, individu akan melalui latihan yang dilakukan berkali-kali. Dalam latihan sangat mungkin bagi individu untuk gagal sebelum akhirnya berhasil menguasai keampuan yang diharapkan. Kegagalan ini sangat mungkin memicu rasa frustasi pada individu. Perasaan frustasi ini dapat menimbulkan emosiemosi negatif yang dapat menjadi distraktor saat latihan. Untuk itu sangat penting bagi individu untuk mampu meregulasi emosi yang dirasakannya agar tetap fokus selama proses latihan. Kemampuan meregulasi emosi juga membantu individu dalam mengarahkan tindakan-tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan (Vuust et al., 2010). Salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan individu dalam meregulasi emosi adalah persepsi individu mengenai kemampuan emosional yang dimilikinya (Laborde, 2014). Persepsi individu mengenai kemampuan emosional yang dimilikinya dikenal dengan trait emotional intelligence yang dikembangkan oleh Petrides dan Furnham (2000). Trait emotional intelligence adalah konsep menyangkut bagaimana individu mempersepsikan kemampuan emosionalnya seperti memahami, memproses dan menggunakan informasi yang berkaitan dengan emosi (Sanzhez-Ruiz et al., 2011). Penelitian yang dilakukan oleh Laborde (2014), tingkat trait emotional intelligence yang dimiliki oleh individu menjadi pembeda kemampuan meregulasi emosi antar individu. Hubungan antara trait emotional intelligence dengan pendidikan musik klasik juga berkaitan dengan tuntutan untuk mampu mengekspresikan serta mengkomunikasikan emosi dari komposisi yang dibawakan. Kemampuan untuk mengekspresikan serta mengkomunikasikan emosi merupakan salah satu sub skill terpenting dan tersulit ketika membawakan sebuah komposisi (Juslin & Persson, 2002). Performer memiliki peran penting untuk membentuk serta menampilkan emosi dalam komposisi yang dibawakannya. Kemampuan untuk mengekspresikan emosi serta mengkomunikasikan emosi dalam sebuah komposisi memiliki hubungan dengan beberapa faset dalam trait emotional intelligence. Antara lain adalah emotion expression yang berkaitan dengan kemampuan individu dalam mengekspresikan serta mengkomunikasikan perasaannya kepada orang lain juga emotion management yang berkaitan dengan kemampuan
Hubungan antara..., Nadhila Nuhanisa Radian, FPSI UI, 2014
individu dalam memengaruhi emosi orang lain (Petrides, 2011). Ketika semakin tinggi tingkatan pendidikan musik semakin tinggi, maka tingkat kesulitan komposisi yang harus dibawakan juga semakin meningkat (Sloboda, Davidson, Howe & Moore, 1996). Semakin tinggi kesulitannya maka akan meningkat pula tingkat stresnya. Hal ini menuntut individu untuk mampu meregulasi emosi secara lebih baik. Selain itu ketika semakin lama individu mengikuti pendidikan musik klasik juga mempengaruhi kemampuan individu untuk menampilkan emosi dalam komposisi (Marchand, 1975; Juslin & Laukka, 2000; Woody, 1999). Hubungan antara lama pendidikan dengan trait emotional intelligence juga diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Petrides, Niven dan Mouskounti pada tahun 2006. Dari penelitian ditemukan ada hubungan antara trait emotional intelligence dengan lama individu mengikuti pendidikan mnusik klasik. Berdasarkan penjabaran diatas, dapat disimpulkan bahwa trait emotional intelligence memiliki peran penting pada individu yang mempelajari musik. Dari sini peneliti ingin melihat apakah ada hubungan antara trait emotional intelligence dengan lama individu mengikuti pendidikan musik klasik. Tinjauan Pustaka Emotional Intelligence Emotional intelligence merujuk kepada perbedaan-perbedaan individu dalam kemampuan untuk memahami, memproses, dan menggunakan informasi yang berhubungan dengan emosi. Mayer, Salovey dan Caruso (dalam Kosnin & Huey, 2012) menjelaskan emotional intelligence Sebagai kemampuan individu untuk menalar menggunakan emosi dan sinyal-sinyal yang berkaitan dengan emosi dan kemampuan menggunakan emosi untuk memperkaya pikiran. Termasuk didalamnya adalah kemampuan untuk memahami emosi yang dirasakan oleh diri sendiri dan memahami emosi orang lain, berhubungan dengan orang lain, serta kemampuan untuk beradaptasi secara emosional kepada tuntutan dari lingkungan sekitar Trait Emotional Intelligence Trait emotional intelligence didefinisikan sebagai kumpulan dari kecenderungan tingkah laku dan persepsi diri dari individu mengenai kemampuannya untuk mengenali, memproses dan menggunakan informasi emosional (Petrides,
Hubungan antara..., Nadhila Nuhanisa Radian, FPSI UI, 2014
Frederickson & Furnham dalam M. Kosnin & L. Huey, 2012). Trait emotional intelligence meliputi konsistensi tingkah laku individu pada trait spesifik misalnya empati, asertifitas dan optimisme (Petrides & Furnham, 2000) dan self-perceived abilities (Petrides & Furnham, 2001). Konstruk trait emotional intellgence dikembangkan berdasarkan model-model emotional intelligence sebelumnya (Petrides, 2011). Konstruk ini terdiri dari 15 faset yang juga dikembangkan dari berbagai model emotional intelligence (Petrides, Pita & Kokkinaki, 2007) Tabel 2.1 Faset-Faset dalam trait emotional intelligence Faset
Individu dengan trait intelligence yang tinggi...
Adaptability
...fleksibel dan mau beradaptasi dengan kondisi baru ...jujur dan terus terang. Mau membela hak-haknya ...mampu mengekspresikan dan
Assertiveness Emotion expression
Emotion Management (others) Emotion Perception (Self & Others)
Emotion Regulation Impulsiveness (low)
emotional
mengkomunikasikan perasaannya kepada orang lain ...mampu memengaruhi emosi orang lain ...memahami dengan tepat emosi yang sedang dirasakannya ataupun emosi yang dirasakan orang lain ...mampu untuk mengendalikan emosi
Social awareness
...reflektif dan mampu mengendalikan keinginan ...mampu mempertahankan hubunganhubungan dengan orang lain ...sukses dan percaya diri ...termotivasi dan tidak mudah menyerah pada kesulitan-kesulitan yang muncul ...sadar dengan keadaan sosial
Stress management
disekitarnya ...mampu menghadapi tekanan-tekanan
Relationship Selfesteem Self-motivation
Hubungan antara..., Nadhila Nuhanisa Radian, FPSI UI, 2014
yang ada dan meregulasi stres ....mampu melihat melalui perspektif orang lain ...bahagia dan puas dengan hidup yang dimiliki ...percaya diri dan mampu melihat halhal positif dalam hidup
Trait empathy Trait happiness Trait optimism
Trait emotional intelligence memiliki kemampuan untuk memprediksikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam berbagai konteks (Mikolajczak, Petrides & Hurry, 2009). Antara lain adalah hubungan antara trait emotional intelligence dengan kemampuan meregulasi emosi (Laborde 2014; Qualter et al., 2012) juga kemampuan untuk mengatasi emosi-emosi negative yang muncul ketika berada dibawah tekanan (Petrides, Frederickson and Furnham 2004).
Pendidikan Musik Klasik Proses yang dirancang untuk membentuk keterampilan musik, pengetahuan musik dan selera musik individu. Maka pendidikan musik klasik dapat didefinisikan sebagai proses yang dirancang untuk membentuk keterampilan musik, pengetahuan musik dan selera musik dalam individu khususnya musik klasik. Metode Penelitian Variabel Variabel pertama dalam penelitian ini adalah trait emotional intelligence yang diukur menggunakan Trait Emotional Intelligence Questionnaire Short Form. Sedangkan variable kedua adalah lama individu mengikuti pendidikan musik klasik yang dikur berdasarkan jumlah tahun yang dihabiskan individu dalam mengikuti pendidikan musik klasik. Data yang didapatkan diolah menggunakan metode Pearson Product Moment. Partisipan Subjek dalam penelitian ini adalah individu yang sedang mempelajari musik klasik di sebuah institusi formal pendidikan musik klasik. Subjek sudah mengikuti pendidikan musik minimal lima tahun di institusi tersebut. Dalam penelitian ini, partisipan penelitian ada sebanyak 52 orang.
Hubungan antara..., Nadhila Nuhanisa Radian, FPSI UI, 2014
Hasil Penelitian Dari data yang diperoleh, partisipan dalam penelitian terdiri dari 20 lak-laki dan 32 perempuan, dengan rentang umur 13-25. Rata-rata partisipan telah mengikuti pendidikan musik selama 7.87 tahun. Untuk melihat apakah ada korelasi antara trait emotional intelligence dengan lama individu mengikuti pendidikan musik klasik, peneliti mengkorelasikan skor dari TEIQue-SF dengan lamanya individu mengikuti pendidikan musik klasik.
Tabel 4.1: Korelasi antara Trait Emotional Intelligence dengan Lamanya Individu Mengikuti Pendidikan Musik Klasik Variabel
R
Trait emotional.397** intelligence dengan lamanya individu mengikuti pendidikan musik klasik
Sig. (2-tailed) .004
** Signifikan pada LoS 0.01 (2 –tailed) Grafik 4.1: Korelasi antara Trait Emotional Intelligence dengan Lamanya individu Mengikuti Pendidikan Musik Klasik
Koefisien korelasi antara skor TEIQue-SF dengan lama individu mengikuti pendidikan musik klasik sebesar 0.397 pada LOS 0.01. Hal ini menunjukkan bahwa ada korelasi yang signifikan antara trait emotional intelligence dengan lamanya individu mengikuti pendidikan musik klasik. Diskusi Hasil penelitian yang dilakukan sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Petrides, Niven dan Mouskounti pada tahun 2006 yang menunjukkan bahwa ada
Hubungan antara..., Nadhila Nuhanisa Radian, FPSI UI, 2014
hubungan antara trait emotional intelligence dengan lamanya individu mengikuti pendidikan musik klasik. Peneliti menduga ada beberapa faktor yang memunculkan hubungan antara trait emotional intelligence dengan lama individu mengikuti pendidikan musik klasik. Pertama adalah keterkaitan antara trait emotional intelligence dengan kemampuan meregulasi emosi. Penelitian yang Laborde (2014) menunjukkan bahwa trait emotional intelligence merupakan salah satu faktor yang memiliki peran penting dalam kemampuan individu dalam meregulasi emosi (Laborde, 2014; Mikolajczak, Nelis, Heansenne & Quoidbach, 2008). Trait emotional intelligence juga mempengaruhi strategi coping yang dipilih oleh individu (Mavroveli, Petrides, Rieffe & Bakker, 2007; Laborde, 2014) trait emotional intelligence juga memiliki peran protektif ketika individu sedang mengalami afek negative (Laborde, 2014). Kedua, trait emotional intelligence dan pengaruhnya pada tujuan jangka panjang. Laborde (2014) menjelaskan trait emotional intelligence berkaitan dengan kemampuan individu untuk memotivasi diri untuk mencapai tujuannya. Pada pendidikan musik klasik, individu dituntut untuk mampu berlatih dalam jangka waktu yang tidak sebentar. Selain itu untuk mampu menguasai dengan baik, musik klasik menuntut waktu latihan yang lebih lama dibandingkan jenis musik lainnya (Vuust et al., 2010). Ketiga, ketika membawakan komposisi, individu dituntut untuk mampu mengekspresikan emosi yang ada, sehingga mampu mempengaruhi emosi orang yang mendengarkannnya. Kemampuan mengekspresikan emosi dalam komposisi ini ada dalam faset trait emotional intelligence, antara lain adalah Emotion expression, emotion management (others), emotion perception ( self& others). Saran Peneliti menyarankan untuk diadakannya penelitian replika tetapi menggunakan alat ukur yang berbeda, yaitu Trait Emotional Intelligencei dalam bentuk lengkap. Hal ini bertujuan agar hubungan antara lama individu mengikuti pendidikan musik klasik dapat dihubungkan dengan faktor-faktor yang ada dalam trait emotional intelligence. Penelitian ini sendiri merupakan penelitian korelatif yang bertujuan hanya untuk melihat ada tidaknya hubungan antara trait emotional intelligence dengan lamanya individu mengikuti pendidikan musik klasik, namun tidak menjelaskan hubungan variabel mana yang merupakan sebab dan variabel mana yang merupakan akibat. Untuk menentukan mana yang sebab dan mana yang akibat, dapat dilakukan penelitian lebih lanjut. Hasil dari penelitian ini juga tidak dapat dijadikan bukti bahwa ada perbedaan trait emotional intelligence antara individu yang mengikuti pendidikan musik klasik
Hubungan antara..., Nadhila Nuhanisa Radian, FPSI UI, 2014
ataupun tidak mengikuti pendidikan musik klasik. Untuk itu dibutuhkan penelitian lebih lanjut yang melibatkan sampel dari populasi individu yang tidak mengikuti pendidikan musik klasik. Perlu juga dilakukan penelitian untuk membandingkan trait emotional intelligence pada individu yang mengikuti pendidikan musik klasik dan pendidikan jenis musik lain seperti jazz, pop, dan lainnya. Untuk saran praktis, peneliti menyarankan agar para pengajar musik melakukan pendekatan pengajaran yang berbeda-beda pada setiap anak. Hal ini mengingat bahwa tiap anak memiliki tingkat trait emotional intelligence yang berbeda-beda, sehingga dibutuhkan cara pendekatan pendidikan yang berbeda-beda juga. Hal ini penting
karena dengan cara yang tepat, para pengajar dapat mengembangkan potensi anak dalam bermain musik dengan optimal. Daftar Pustaka Eisenberg, N., Champion. C., Ma. Y. (2004) Emotinon-related regulation: An emerging construct. Merrill-Palmer Quarterly 50. 236-259 Horner, V. (1968). Music Education: The background of research and opinion. (No. 79). Australian Council for educational research. Izard, C. E. , Stark, K., Trentacosta, C., & Schultz, D. (2008). Beyond emotion regulation: Emotion utilization and adaptive functioning.Child Development Perspectives, 2, 156-163. Juslin, P.N., & Laukka, P. (2000). Improving emotional communication in music performance through cognitive feedback. Musicae Scientiae, 3. 151-183. Juslin, P.N., & Persson, R.S. (2002) Emotional Communication. In R. Parncutt & E McPherson (eds) The science and psychology of music performance. Creative strategies for teaching and learning (pp 219-36). Oxford: Oxford University Press Laborde, S., Latenbach, F., Allen, M.S., Herbert, C., &Achtzehn, S. (2014). The role of trait emotional intelligence in emotion regulation and performance under pressure. Personality and Individual Differences, 57, 43-47. Lazarus, R.S. (2000). How emotions influence performance in competitive sports. The Sport Psychologist, 14, 229-252. Marchand, D.J. (1978). A study of two approaches to developing expressive performance. Journal of research in music education, 23. 14-22 McPherson, G.E., & Renick, J. (2011). Self-regulation and mastery of musical skills. Handbook of self-regulation of learning and performance, 234-248. Mikolajczak, M., Petrides, K. V., & Hurry, J. (2009). Adolescents choosing self‐ harm as an emotion regulation strategy: The protective role of trait emotional
Hubungan antara..., Nadhila Nuhanisa Radian, FPSI UI, 2014
intelligence. British Journal of Clinical Psychology, 48(2), 181-193. Petrides, K. V. (2011). Ability and trait emotional intelligence. In ChamorroPremuzic, T., Furnham, A., & von Stumm, S. (Eds.), The Blackwell- Wiley Handbook of Individual Differences. New York: Wiley. Petrides, K. V., Frederickson, N., & Furnham, A. (2004). The role of trait emotional intelligence in academic performance and deviant behavior at school. Personality and Individual Differences, 36, 277-293. Petrides, K. V. & Furnham, A. (2000). On the dimensional structure of emotional intelligence.Personality and Individual Differences, 29, 313-320 Petrides, K. V., Niven, L., & Mouskounti, T. (2006). The trait emotional intelligence of ballet dancers and musicians. Psicothema, 18, 101-107. Petrides, K.. V., Pita., R. & Kokkinaki, F. (2007) The location of trait emotional intelligence in personality factor space. British Journal of Psychology, 98, 273-289. Qualter, P., Gardner, K. J., Pope, D. J., Hutchinson, J. M., & Whiteley, H. E. (2012). Ability emotional intelligence, trait emotional intelligence, and academic success in British secondary schools: A 5 year longitudinal study. Learning and Individual Differences, 22(1), 83-91. Sanchez-Ruiz, M. J., Hernandez-Torrano, D., Perez-Gonzalez, J, C., Batey, M., & Petrides, K.V. (2011). The relationship between trait emotional intelligence and creativity across subject domains. Motivation and Emotion, 35(4), 461-473. Schellenberg, E. G (2006). Exposure to music: The truth about the consequences. In G. E McPherson (ed.) The child as a musician: A handbook of development, pp.111-134. Oxford: Oxford University Press. Sloboda, J. A., Davidson, J. W., Howe, M. J., & Moore, D. G. (1996). The role of practice in the development of performing musicians. British journal of psychology, 87(2), 287-309. Vuust, P., Gebauer, L., Hansen, N.C., Jorgensen, S.R., Moller, A., & Linnet, J. (2010). Personality influences career choice: sensation seeking in professional musicians. Music education research, 12(2), 219-230. Woody, R.H. (1999). The musician’s personality. Creativity Research Journal, 12, 241-250.
Hubungan antara..., Nadhila Nuhanisa Radian, FPSI UI, 2014