HUBUNGAN ANTARA SHIFT KERJA DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA AREA TERBATAS DI PT. PERTAMINA TERMINAL BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) KOTA BITUNG Gabriela Vania Samahati*, Odi R. Pinontoan*, Paul A. T. Kawatu* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Kelelahan kerja merupakan keadaan lelah yang dialami pekerja ditandai dengan adanya penurunan produktivitas kerja. Terdapat beberapa faktor-faktor penyebab kelelahan kerja diantaranya dapat disebabkan oleh shift kerja dan beban kerja. Salah satu pekerjaan yang memiliki tingkat risiko kelelahan yang tinggi adalah pekerjaan di bidang penyediaan minyak dan gas karena merupakan industri yang proses kerjanya berlangsung secara terus-menerus selama 24 jam. Hasil survei didapatkan adaya risiko shift kerja dan beban kerja yang dapat menyebabkan kelelahan kerja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara shift kerja dan beban kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja area terbatas di PT. Pertamina Terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) Kota Bitung. Jenis penelitian adalah survei analitik dengan rancangan cross sectional study. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret – Juli 2017. Populasi dan sampel penelitian diambil dengan menggunakan total sampling sebanyak 63 responden. Instrumen yang digunakan adalah waktu reaksi, lembar isian data dan kuesioner NASA-TLX. Analisis bivariat menggunakan uji statistik Spearman dengan tingkat signifikan. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara shift kerja dengan kelelahan kerja (p = 0,000; r = .453). Terdapat hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan kelelahan kerja (p = 0,000; r = -.566). Terdapat hubungan antara shift kerja dengan kelelahan kerja. Terdapat hubungan antara beban kerja dengan kelelahan kerja. Kata Kunci: Kelelahan Kerja, Shift Kerja, Beban Kerja ABSTRACT Work fatigue is the condition of tiredness which is experienced by the employees as it can be seen from the descent of productivity in working. There are many factors of work fatigue such as shift work and workload. One of the works that has high risk of the fatigue is working in providing oil and gasses. It is because the industry has to operate 24 hours non-stop. From the result of survey, shift work and workload can cause work fatigue. The research aimed to find out the relation between shift work and workload with work fatigue on employees limited area in fuel oil station of PT. Pertamina Bitung. The type of the research was survey analysis with cross sectional design. The research was conducted in March – July 2017. The population and sample were taken by using sampling total of 63 respondents. The instrument was reaction timer, the sheet and NASATLX. Bivariate analysis used Spearman statistic test with the level of significance was α = 0,05. This research showed that there was significance relation between shift work and work fatigue (p = 0,000; r = -.453). There was significant relation between workload and work fatigue (p = 0,000; r = -.566). There was relation between shift work and work fatigue. There was relation between workload and work fatigue. Keywords: Work Fatigue, Shift Work, Workload
1
PENDAHULUAN
lelah sedangkan 2 responden (8,3%)
Penyebab tingginya angka kecelakaan
dalam kategori kurang lelah.
kerja salah satunya disebabkan oleh faktor
kelelahan
kontribusi
yang
sebesar
Melalui
memberikan
teknologi
dan mesin, tuntutan produktivitas kerja
terhadap
di bidang industri dan gas meningkat
terjadinya kecelakaan kerja (Maurits,
sehingga beban kerja yang dihadapi pun
2012).
akan semakin tinggi. Beban kerja yang
Kelelahan
50%
perkembangan
kerja
merupakan
keadaan lelah yang dialami pekerja
tinggi
ditandai
penurunan
menyebabkan terjadinya kelelahan pada
produktivitas kerja. Pekerjaan di bidang
pekerja. Penelitian yang dilakukan oleh
penyediaan minyak dan gas merupakan
Maulina (2011) tentang Pengaruh Beban
salah satu industri yang memiliki tingkat
Kerja Terhadap Kelelahan Kerja pada
risiko kelelahan yang tinggi karena
Pekerja Linting Manual di PT. Djitoe
merupakan
dengan
adanya
terus-menerus
proses
Indonesia
secara
terus-
didapatkan ada pengaruh beban kerja
menerus selama 24 jam. Penelitian yang
terhadap kelelahan kerja pada pekerja
dilakukan oleh Chan (2011) di China
dengan nilai p = 0,000.
berlangsung
tentang Fatigue: The Most Critical Accident
Risk
in
Terminal
Bahan
Bakar (BBM) Kota Bitung merupakan
Construction mengemukakan sebanyak
industri penyalur minyak dan gas yang
226
mengalami
beroperasi selama 24 jam setiap hari.
responden
Proses kerja pada area terbatas terbagi
kelelahan
(78%)
sedangkan
64
and
Pertamina
Surakarta,
Gas
responden
Oil
PT.
Tobacco
akan
yang
kerjanya
industri
secara
(22%) tidak mengalami kelelahan.
dalam pola 3 rotasi shift kerja yaitu shift
Kelelahan dapat ditimbulkan oleh
pagi pukul 07:00-15:00 WITA, shift
beberapa faktor salah satunya akibat dari
siang pukul 15:00-23:00 WITA dan shift
shift kerja dan beban kerja. Penerapan
malam pukul 23:00-07:00 WITA selama
shift kerja dapat berdampak buruk pada
6 hari kerja sehingga pekerja melakukan
kelelahan
tidak
pekerjaan >40 jam/minggu yang dapat
diperhatikan secara serius. Dilihat dari
menimbulkan risiko terjadinya kelelahan
penelitian yang dilakukan oleh Sudana
kerja. Pekerja area terbatas memiliki
(2009) tentang kelelahan kerja pada
beban kerja yang tinggi karena mereka
operator SPBU antara shift pagi dan shift
bertanggungjawab
malam menggunakan 24 responden
keadaan di lapangan dan semua mesin
terdapat sebanyak 22 responden (91,7%)
yang ada serta melakukan inspeksi
mengalami kelelahan dalam kategori
secara terus-menerus terhadap risiko
kerja
apabila
2
penuh
terhadap
terjadinya kecelakaan kerja. Kinerja
HASIL DAN PEMBAHASAN
penyaluran
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
minyak
dan
gas
yang
dilakukan selama 24 jam setiap hari
hasil sebagai berikut:
menyebabkan tingginya beban kerja yang dihadapi oleh pekerja area terbatas
1. Karakteristik Responden
sehingga
Tabel 1. Karakteristik Responden
dapat
memicu
terjadinya
kelelahan kerja.
No. Karakteristik Responden 1. Jenis Laki-laki Kelamin Perempuan 2. Usia 25 – 40 (Tahun) >40 3. Pendidikan SMA Terakhir D3 S1 4. Masa Kerja 1 – 5 (Tahun) 6 – 10 >10 5. Lama Kerja 8 (Jam) 12 6. Indikator BebanMental Beban Kerja Beban Fisik Beban Waktu Performansi Kerja Tingkat Frustasi Usaha Fisik & Mental
METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian penelitian observasional analitik dengan pendekatan
potong
lintang
(cross
sectional). Penelitian dilaksanakan di PT. Pertamina Terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) Kota Bitung pada bulan Maret – Juli 2017. Populasi penelitian adalah seluruh pekerja area terbatas di PT. Pertamina Terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) Kota Bitung berjumlah 63 orang dan sampel diambil secara total sampling. Instrumen penelitian
n 63 0 43 20 51 5 7 29 13 21 60 3 7 2 6
% 100,0 0 68,3 31,7 81,0 7,9 11,1 46,0 20,6 33,3 95,2 4,8 11,1 3,2 9,5
30
47,6
3
4,8
15
23,8
menggunakan lembar isian data, alat ukur reaction timer dan kuesioner
Hasil penelitian yang telah dilakukan
NASA-TLX. Teknik pengumpulan data
menunjukkan bahwa seluruh responden
dengan data primer dan data sekunder.
berjenis kelamin laki-laki (100%). Usia
Analisa data menggunakan bantuan
responden
komputer dengan program SPSS yang
kelompok usia 25-40 tahun sebanyak 43
meliputi analisis univariat dan bivariat.
responden (68,3%). Pendidikan terakhir
Analisis
responden paling banyak adalah tingkat
bivariat
menggunakan
Uji
paling
banyak
adalah
Spearman dengan batas kesuksesan
pendidikan
SMA
sebanyak
51
(alpha) = 0,05 dan tingkat kepercayaan
responden
(81,0%).
Masa
95%.
responden paling banyak adalah 1-5
kerja
tahun sebanyak 29 responden (46,0%). Lama kerja didapatkan 60 responden (95,2%) bekerja selama 8 jam/hari.
3
Indikator
pengukuran
kerja
Data dari tabel 3 menunjukkan bahwa
menghasilkan paling banyak beban kerja
shift kerja pada pekerja area terbatas di
dalam
PT. Pertamina Terminal Bahan Bakar
tuntutan
beban
performansi
kerja
sebanyak 30 responden (47,6%).
Minyak (BBM) Kota Bitung memiliki jumlah responden untuk shift pagi, sore
2. Analisis Univariat
dan malam masing-masing 21 responden
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden
dengan
Berdasarkan Kelelahan Kerja Kelelahan Kerja Ringan Sedang Berat Total
n 20 21 22 63
persentase
masing-masing
33,3%.
% 31,7 33,3 34,9 100
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Beban Kerja Beban Kerja Rendah Sedang Tinggi Total
Data dari tabel 2 menunjukkan bahwa kelelahan kerja yang paling banyak
n 18 21 24 63
% 28,6 33,3 38,1 100
dialami para pekerja area terbatas di PT. Pertamina
Terminal
Bahan
Bakar
Data dari tabel 4 menunjukkan bahwa
Minyak (BBM) Kota Bitung adalah
beban kerja pada pekerja area terbatas di
kelelahan berat sebanyak 22 responden
PT. Pertamina Terminal Bahan Bakar
(34,9%). Sedangkan kelelahan sedang
Minyak (BBM) Kota Bitung yang paling
berjumlah 21 responden (33,3%) dan
banyak adalah beban kerja tinggi dengan
paling sedikit adalah kelelahan ringan
jumlah
berjumlah 20 responden (31,7%).
Sedangkan
24
responden beban
kerja
(38,1%). sedang
berjumlah 21 responden (33,3%) dan Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden
yang paling sedikit adalah beban kerja
Berdasarkan Shift Kerja Shift Kerja Pagi Siang Malam Total
n 21 21 21 63
rendah berjumlah 18 responden (28,6%).
% 33,3 33,3 33,3 100
4
3. Analisis Bivariat Tabel 5. Hubungan Antara Shift Kerja dengan Kelelahan Kerja Kelelahan Kerja Ringan Sedang n % n % 3 14,3 5 23,8 5 23,8 10 47,6 12 57,1 6 28,6 20 31,7 21 33,3
Shift Kerja Pagi Siang Malam Total
Berat n 13 6 3 22
Total % 61,9 28,6 14,3 34,9
N 21 21 21 63
% 33,3 33,3 33,3 100
p-value
r
0,000
-0,453
Data dari tabel 5 menunjukkan bahwa
banyak ditemukan pada shift pagi
nilai N dalam penelitian ini adalah 63
disebabkan oleh kegiatan penimbunan
dan memiliki nilai p = 0,000 < a = 0,05
BBM dari kapal ke tanki timbun sampai
maka dapat disimpulkan H0 ditolak dan
proses penyaluran BBM ke truk-truk
Ha diterima, oleh karena itu terdapat
tangki yang akan disalurkan ke SPBU
hubungan antara shift kerja dengan
untuk memenuhi permintaan kebutuhan
kelelahan
konsumen intensitasnya lebih banyak
kerja
pada
pekerja
area
terbatas di PT. Pertamina Terminal
dilakukan pada
Bahan Bakar Minyak (BBM) Kota
pagi
Bitung. Diperoleh nilai r sebesar -0,453
dikarenakan saat pagi sampai sore hari
dimana
jumlah
berarti
terdapat
kekuatan
sampai
siang
hari.
kendaraan
ini
meningkat
hubungan
dibandingkan
yang sedang antara shift kerja dengan
sampai dini hari aktivitas manusia dalam
kelelahan kerja.
berkendara cenderung menurun dan
Dilihat dari data yang ada kelelahan
dengan
Hal
malam
hari
biasanya digunakan untuk beristirahat.
paling banyak diperoleh di shift kerja
Penelitian yang mendukung hasil ini
adalah kelelahan berat. Kelelahan berat
adalah penelitian dari Wahyuni, Ma’rufi
banyak terdapat di shift pagi, hasil
dan Sujoso (2015) dimana kelelahan
penelitian bertolak belakang dengan
tertinggi terjadi pada shift I dan shift II.
teori
bahwa
Hal ini disebabkan karena tingkat
tingkat kelelahan kerja paling tinggi
kerapatan kendaraan yang melakukan
terjadi pada shift malam karena hanya
pengisian
bahan
memiliki waktu istirahat yang lebih
meningkat
pada
sedikit dibandingkan shift pagi dan siang
dibandingkan dengan shift III di malam
(Pulat,
yang
mengemukakan
2002).
menunjukkan
hasil
bakar shift
cenderung I
dan
II
Penelitian
ini
hari. Semakin banyak kendaraan yang
kelelahan
berat
melakukan pengisian bahan bakar maka
5
semakin
cepat
operator
mengalami
shift memiliki waktu kerja 8 jam/hari
kelelahan.
sehingga jam kerjanya sudah memasuki
Pemberlakuan waktu kerja pada shift
48 jam kerja/hari dan pada hari ke-6
kerja di PT. Pertamina Terminal Bahan
tetap
Bakar Minyak (BBM) Kota Bitung pun
selama
juga
mendukung
menjadi
penyebab
terjadinya
memberlakukan 8
jam.
waktu
kerja
Penelitian
yang
penelitian
ini
yaitu
kelelahan kerja karena pekerja area
penelitian dari Apriliani (2014) bahwa
terbatas yang bekerja sudah melebihi
terdapat hubungan shift kerja dengan
waktu kerja normal dengan bekerja
tingkat kelelahan operator produksi di
selama 6 hari/minggu yang diterapkan
PT. Pertamina Eksplorasi dan Produksi
dalam bentuk sistem 3 shift yaitu shift
(EP) Kecamatan Balongan Kabupaten
pagi, siang, malam dan masing-masing
Indramayu dengan nilai signifikan0,021.
Tabel 6. Hubungan Antara Beban Kerja dengan Kelelahan Kerja Kelelahan Kerja Beban Kerja
Ringan
Sedang
Berat
n
%
n
n
Rendah
13
72,2
4
23,8
1
Sedang
4
19,0
11
47,6
Tinggi
3
12,5
6
Total
20
31,7
21
%
Total %
N
%
5,6
18
28,6
6
28,6
21
33,3
28,6
15
62,5
24
38,1
33,3
22
34,9
63
100
p-value
r
0,000
0,566
Data dari tabel 6 menunjukkan bahwa
kerja dan kelelahan kerja. Data yang
jumlah
dalam
didapatkan bahwa beban kerja yang
penelitian ini adalah 63 dan memiliki
paling banyak menyebabkan kelelahan
nilai p = 0,000 < a = 0,05 maka dapat
kerja pada pekerja area terbatas adalah
disimpulkan H0 ditolak dan Ha diterima,
beban kerja yang tinggi dengan kategori
oleh karena itu terdapat hubungan
kelelahan kerja berat.
data
atau
nilai
N
signifikan antara beban kerja dengan kelelahan
kerja
pada
pekerja
Indikator
area
beban
kerja
yang
didapatkan paling banyak responden
terbatas di PT. Pertamina Terminal
mengalami
beban
Bahan Bakar Minyak (BBM) Kota
performansi
kerjanya.
Bitung. Diperoleh nilai r sebesar 0,566
terbatas merasa terbebani menyangkut
dimana
performansi kerja disebabkan karena
berarti
terdapat
kekuatan
hubungan yang kuat antara beban
kerja
pada
Pekerja
area
pekerja dituntut bekerja secara cepat,
6
bertanggung jawab, menggunakan fisik
dalam hal ini. Oleh karena itu, hasil dari
dan
mental
keberhasilan
juga
dengan
tingkat
penelitian ini diperoleh semakin tinggi
yang
tinggi
dalam
beban kerja maka kelelahan kerja akan
keberlangsungan
proses
BBM.
performansi
Apabila
penyaluran
semakin berat.
kerja
Terdapat beberapa penelitian yang
menurun maka proses penyaluran BBM
mendukung
pun
penelitian dari Maulina (2011) tentang
akan
terganggu
perusahaan
harus
kebutuhan
konsumen
sedangkan
memenuhi
penelitian
Pengaruh
waktu
Kelelahan Kerja pada Pekerja Linting
selama 24 jam. Oleh karena itu, tuntutan
Manual di PT. Djitoe Indonesia Tobacco
performansi kerja dirasakan menjadi
Surakarta
beban kerja yang paling tinggi bagi
pengaruh beban kerja terhadap kelelahan
responden. Beban kerja tinggi dalam hal
kerja pada pekerja dengan nilai p =
performansi
akan
0,000. Penelitian yang dihasilkan Jannah
dari
(2014) diperoleh p value sebesar 0,033 <
pekerja area terbatas di PT. Pertamina
p (0,05) dimana terdapat hubungan
Terminal Bahan Bakar Minyak (BBM)
signifikan antara beban kerja dengan
Kota Bitung.
kelelahan kerja pada karyawan bagian
kerja
mempengaruhi
tersebut
kelelahan
kerja
Seseorang akan menerima beban
cutting
kerja dari aktivitas pekerjaan yang dilakukannya,
ketika
waktu
Kerja
yaitu
target
tepat
Beban
ini
bahwa
PT.
Terhadap
didapatkan
Dan
Liris
ada
Banaran
Kabupaten Sukoharjo.
kerja
bertambah maka beban kerja pun akan
KESIMPULAN
bertambah karena beban kerja tersebut
1. Distribusi frekuensi kelelahan kerja
dapat
melebihi
seseorang
batas
dalam
menimbulkan
kemampuan
bekerja
kelelahan
pada pekerja area terbatas di PT.
yang
Pertamina Terminal Bahan Bakar
kerja
Minyak (BBM) Kota Bitung paling
(Suma’mur, 2009). Waktu istirahat yang belum
teratur
melihat
banyak adalah kelelahan berat.
perusahaan
2. Distribusi frekuensi shift kerja pada
tergolong dalam jenis pekerjaan yang
pekerja
area
terbatas
bekerja secara terus-menerus dan tidak
Pertamina Terminal Bahan Bakar
dapat ditinggalkan, maka pekerja area
Minyak
terbatas secara bergantian mengambil
terdapat 21 responden di masing-
waktu istirahat sehingga waktu istirahat
masing shift pagi, siang dan malam.
(BBM)
Kota
di
PT.
Bitung
tidak mencapai 1 jam/orang sehingga
3. Distribusi frekuensi beban kerja
performansi kerja pun sangat dituntut
pada pekerja area terbatas di PT.
7
Pertamina Terminal Bahan Bakar
5. Memberikan edukasi dalam bentuk
Minyak (BBM) Kota Bitung paling
seminar/penyuluhan dan pelatihan
banyak adalah beban kerja tinggi.
kepada
4. Terdapat hubungan antara shift kerja
pekerja
kerja.
area terbatas di PT. Pertamina
6. Melakukan
Bahan
Bakar
terbatas
mengenai ruang lingkup kelelahan
dengan kelelahan kerja pada pekerja
Terminal
area
Minyak
pengawasan
dan
evaluasi dalam rangka mencegah
(BBM) Kota Bitung.
terjadinya kecelakaan kerja terutama
5. Terdapat hubungan antara beban
karena faktor kelelahan kerja di PT.
kerja dengan kelelahan kerja pada
Pertamina Terminal Bahan Bakar
pekerja
Minyak (BBM) Kota Bitung.
area
terbatas
di
PT.
Pertamina Terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) Kota Bitung.
DAFTAR PUSTAKA Apriliani, S., 2014. Hubungan Shift
SARAN
Kerja dengan Tingkat Kelelahan
1. Memiliki waktu istirahat yang cukup
Operator
sebelum dan setelah bekerja serta
Pertamina
mengkonsumsi
Produksi
agar
tidak
makanan mudah
bergizi
mengalami
Produksi
di
Eksplorasi (EP)
PT. dan
Kecamatan
Balongan Kabupaten Indramayu
kelelahan kerja.
Tahun
2. Memberlakukan waktu kerja dalam
2014.
Jurnal
Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas
1 minggu pada pekerja area terbatas
Wiralodra.
maksimal 40 jam/minggu dan pada
(http://ejournal.unwir.ac.id/jurnal.
hari ke-6 hanya bekerja selama 5
php.pdf). Diakses pada tanggal 25
jam.
Maret 2017
3. Memberikan jam istirahat
yang
Chan, M., 2011. Fatigue: The Most
terstruktur sehingga pekerja area
Critical Accident Risk in Oil and
terbatas dapat beristirahat dengan
Gas Construction. Jurnal Civil
cukup pada jam istirahat untuk
Engineering The University of
mengurangi tingkat kelelahan kerja.
Sydney.
4. Memperhatikan beban kerja pekerja
Sydney.
Australia.
29,341–353.
area terbatas dengan menambah
(http://www.tandfonline.com/doi/a
jumlah pekerja terutama pada shift
bs/). Diakses pada tanggal 10 Juni
pagi.
2017
8
Hariyati, M., 2011. Pengaruh Beban
FTI–UPN
Veteran.
Jawa
Kerja Terhadap Kelelahan Kerja
Timur.(http://eprints.upnjatim.ac.i
pada Pekerja Linting Manual di
d/7101/1/2._Rusindiyanto.pdf).
PT. Djitoe Indonesia Tobacco
Diakses pada tanggal 27 April
Surakarta.
2017 pkl.16:29.
Kerja
Skripsi
Fakultas
Universitas
Kesehatan Kedokteran
Sebelas
Sudana, 2009. Perbedaan Kelelahan
Maret.
Kerja
pada
Operator
SPBU
Surakarta.
antara Shift Pagi dan Shift Malam
(http://eprints.uns.ac.id/8474/1/19
di
3101411201107131.pdf). Diakses
Morawa Tahun 2009. Skripsi
pada tanggal 23 Maret 2017
Jurusan
Jannah, N., 2014. Hubungan Antara
SPBU
14203163
Ilmu
Tanjung
Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera
Beban Kerja dengan Kelelahan
Utara.
Kerja pada Karyawan Bagian
(http://repository.usu.ac.id/handle/
Cutting PT. Dan Liris Banaran
123456789/25191). Diakses pada
Kabupaten
Sukoharjo.
tanggal 25 Mei 2017.
Fakultas
Ilmu
Universitas
Skripsi
Suma’mur,
Kesehatan
P.K.,
2014.
Higiene
Muhammadiyah.
Perusahaan dan Kesehatan Kerja
Surakarta.(http://eprints.ums.ac.id/
(Hiperkes). Jakarta : CV Sagung
30981/13/NASKAH_PUBLIKASI
Seto
.pdf).Diakses pada tanggal 28
Tarwaka,
April
2014.
Ergonomi
Dasar-dasar
Industri
Pengetahuan
Maurits, L.S.K, 2012. Selintas Tentang
Ergonomi dan Aplikasi di Tempat
Kelelahan Kerja. Yogyakarta :
Kerja. Revisi Edisi II. Surakarta :
Amara Books
Harapan Press
Pulat, M.B., 2002. The Fundamental
Wahyuni, D.S., Ma’rufi, I., dan Sujoso,
Ergonomics. Prentice Hall, Inc. A.
A.D.P., 2015. Kelelahan Kerja
Simon
antara Shift I, Shift II, dan Shift III
&
Schuster
Company
Englewood Cliffs. New Jersey
pada Operator Pompa Bensin
Rusindiyanto, Maisaroh dan Pailan.
(Studi pada Stasiun Pengisian
2016. Pengukuran Beban Kerja
Bahan
Karyawan
(SPBU) di Kabupaten Jember).
Bagian
Produksi
Bakar
untuk
dengan Metode NASA-TLX di PT.
Skripsi
Cat Tunggal Djaja Indah. Jurnal
Masyarakat
Program Studi Teknik Industri
UniversitasJember.(http://repositor
9
Fakultas
Umum
Kesehatan
y.unej.ac.id/handle/123456789/69
Maret
004/pdf). Diakses pada tanggal 31
10
2017