Bidang Kajian : Kesehatan
PENELITIAN DOSEN
HUBUNGAN ANTARA KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA ANAK SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH PUJOTOMO DI KELURAHAN PANDANSARI MERTOYUDAN
TIM PENGUSUL Ns.Reni Mareta, M.Kep
NIS
: 207708165 FIKES
Ns.Robiul Fitri M, S.Kep
NIS
: 118306083 FIKES
DIBIAYAI LP3M UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG TAHUN ANGGARAN 2015/2016 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG 2016
i
ii
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL HALAMAN PENGESAHAN DAFTAR ISI RINGKASAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penelitian 1.4 Target Luaran 1.5 Kontribusi Terhadap Ilmu Pengetahuan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Zat Besi 2.1.1 Sumber Zat Besi 2.1.2 Angka Kecukupan Besi yang Dianjurkan 2.1.3 Proses Penyerapan dan Penympanan Zat Besi 2.1.4 Akibat kekurangan Zat Besi 2.1.6 Akibat Kelebihan Zat Besi 2.2Konsumsi Makanan 2.3 Pengertian Anemia 2.3.1 Penyebab Anemia 2.4Prestasi Belajar 2.5 Hubungan Zat Besi terhadap Tingkat Prestasi Anak Sekolah 2.6 Landasan Teori 2.7 Kerangka Konsep BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian 3.2 Lokasi Penelitian 3.3 Peubahan yang diamati atau diukur 3.4 Model Penelitian 3.5 Rancangan penelitian 3.6 Teknik Pengumpulan Data 3.7 Analisa Data BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 6 BIAYA DAN JADWAL DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Justifikasi Anggaran Penelitian 2. Susunan Organisasi Tim Penelitian 3. Biodata ketua/Anggota Tm Penelitian/Pelaksanaan 4. Surat Pernyataan Ketua Peneletian
iii
i Ii Iii Iv 1 3 3 3 4
5 7 7 8 9 9 10 11 11 12 12 13 14 14 14 14 14 15 15 15 21 22 vii viii
RINGKASAN Latar belakang: Prestasi belajar di sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan umum yang diukur dengan Intelligence Quotient (IQ). IQ yang tinggi dapat meramalkan sukses terhadap prestasi belajar, namun tidak dapat menjamin sukses di masyarakat. Prestasi belajar siswa bukan semata-mata karena kecerdasan siswa saja tetapi ada faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar tersebut (Syah, 2010). Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan yang mendunia dan memiliki prevelensi yang tinggi di berbagai negara di seluruh dunia. Data WHO dalam Worldwide Prevelence of Anemia menunjukkan bahwa total keseluruhan penduduk dunia yang menderita anemia adalah 1,62 miliar orang dengan prevelensi anak sekolah yaitu 25,4% dan menyatakan bahwa 305 juta anak sekolah di seluruh dunia menderita anemia (WHO, 2008). Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kadar hemoglobin terhadap prestasi belajar siswa. Metode: Penelitian ini merupakan Penelitian ini merupakan penelitian noneksperimental yang bersifat analitik observasional melalui pendekatan crosssectional, dimana proses pengambilan data dilakukan dalam waktu yang sama untuk semua variabel bebas dan terikat. Hasil: Berdasarkan hasil uji dengan spearman’s rho Test diperoleh taraf signifikansi atau nilai p sebesar 0,008 yakni lebih kecil dibandingkan α =0,05.berarti bahwa hipotesis ditolak dan menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kadar hemoglobin (Hb) dengan prestasi belajar Kesimpulan: Terdapat hubungan antara kadar hemoglobin (Hb) dengan prestasi belajar pada anak sekolah dasar di SD Muhammadiyah Pujotomo. Kata Kunci: Kadar Hb, Prestasi belajar, Spearmen’s Test
iv
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Status gizi adalah faktor yang sangat berpengaruh pada kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) terutama berkaitan denngan kecerdasan, produktivitas dan kreativitas. SDM merupakan syarat mutlak menuju pembangunan di segala bidang (Ardiani & Wirjatmadi, 2012). Masalah gizi merupakan hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat
namun
penanggulangnya tidak dapat
dilakukan dengan
pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab munculnya masalah gizi adalah sifatnya multifaktoral oleh sebab itu pendekatanya penanggulanganya harus melibatkan berbagai sektor terkait (Supariasa dkk, 2002). Anak sekolah dasar adalah merupakan aset negara yang sangat penting sebagai sumber daya manusia bagi keberhasilan dan kesuksesan pembangunan bangsa dan negara (Devi, 2012). Pada periode inilah periode anak menjalani pendidikan dasar merupakan titik awal mengenal sekolah mengenal sekolah dan anak mengalami perkembangan kognitif (perkembangan memori, perkembangan pemikiran kritis, perkembangan kreativitas, dan perkembangan bahasa). Oleh karena itu saat inilah benar benar membutuhkan perhatian dan dukungan dari orang tua dalam mengahadapi perkembangan yang pesat. Anak memerlukan nutrisi yag cukup dan seimbang agar proses berfikir, belajar dan beraktivitas tidak terhambat (Devi, 2012). Prestasi belajar di sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan umum yang diukur dengan Intelligence Quotient (IQ). IQ
yang
tinggi
dapat
meramalkan sukses terhadap prestasi belajar, namun tidak dapat menjamin sukses di masyarakat. Prestasi belajar siswa bukan semata-mata karena kecerdasan siswa saja tetapi ada faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar tersebut (Syah, 2010).
1
Salah satu kelompok yang rentan terhadap menderita anemia adalah anak sekolah, karena pada anak usia sekolah berada dalam masa pertumbuhan dan perkembangan dalam hal ini membutuhkan zat gizi yang tinggi khususnya zat besi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Kekurangan zat besi yang
berpengaruh
pada
perkembangan
mental,
anak
mempunyai
perkembangan psikomotor lebih rendah daripada anak sehat, prestasi belajarnya lebih rendah dengan anak normal (Nakita, 2010). Kekurangan zat besi pada anak akan menyebabkan pertumbuhan kurang optimal, kemampuan belajar menurun dan dihubungkan dengan Intelligence Quotient (IQ) yang rendah (Lakollo dkk, 2010). Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan yang mendunia dan memiliki prevelensi yang tinggi di berbagai negara di seluruh dunia. Data WHO dalam Worldwide Prevelence of Anemia menunjukkan bahwa total keseluruhan penduduk dunia yang menderita anemia adalah 1,62 miliar orang dengan prevelensi anak sekolah yaitu 25,4% dan menyatakan bahwa 305 juta anak sekolah di seluruh dunia menderita anemia (WHO, 2008). Riset Kesehatan Dasar Nasional (2007) menunjukan angka prevelensi anemia untuk anak-anak di provinsi jawa tengah mencapai 13.1%, lebih tinggi dibandingkan dari prevalensi secara nasional yaitu 12,8%. Data terakhir Departemen Kesehatan RI pada tahun 2011 menunjukan prevalensi anemia pada anak-anak menunjukkan atau mencapai angka 17,6% (Depkes RI, 2012). Anemia yang paling umum ditemukan pada masyarakat adalah anemia defisiensi besi. Diperkirakan 25% dari penduduk dunia setara dengan 3,5 milyar orang menderita anemia (Urtula dan Triasih, 2005). Perkiraaan perevelensi secara keseluruhan sekitar 51%, dimana penyakit ini cenderung berlangsung pada negara yang sedang berkembang daripada negara maju. Terdapat 36% dari perkiraan populasi 3.800 juta orang di negara yang sedang berkembang menderita anemia jenis ini, sedangkan prevelensi anemia di negara maju hanya sekitar 8% dari perkiraan populasi dari 1.200 juta orang (DeMaeyer, 2004).
2
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di SD Muhammadiyah Pujotomo terdapat beberapa orang siswa siswa menunjukan bahwa prestasi belajar dibawah dari rata rata atau kurang. Kurangnya prestasi belajar diperkuat bahwa selama jam pelajaran di kelas siswa bersangkutan mengaku sering tidak dapat konsentrasi belajar, sering mengantuk. Peneliti dengan seijin orang tua siswa melakuakan pemeriksaan kadar hemoglobin di laboratorium Fikes Universitas Muhammadiyah Magelang. Hasil screening menunjukkan pada satu siswa memilki kadar Hb 11,4 g/dl sedangkan satu siswa memiliki kadar 11,2 g/dl. Hasil ini menunjukan kurangnya kadar Hemoglobin (Hb) pada siswa tersebut yang normalnya 11,5 g/dl. Bertolak latar belakang masalah di atas maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian adakah hubungan kadar hemoglobin siswa dengan prestasi belajar Anak Sekolah Dasar Muhammadiyah Pujotomo. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, dapat dikemukakan rumusan masalah yaitu: “Apakah ada hubungan antara kadar hemoglobin (Hb) dengan prestasi belajar SD Muhammadiyah Pujotomo?” 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1
Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kadar hemoglobin (Hb) dengan prestasi belajar SD Muhammadiyah Pujotomo
1.3.2
Tujuan Khusus a. Untuk
mengetahui
faktor
faktor
yang
mempengaruhi
kadar
Hemoglobin b. Untuk mengetahui hubungan kadar hemoglobin dengan prestasi belajar
1.4 Luaran Penelitian 1.4.1
Publikasi ilmiah di jurnal ilmiah lokal Refleksi ISSN : 1979-1453
1.4.2
Pengayaan bahan ajar mata kuliah Keperawatan Anak.
3
1.5 Konstribusi Terhadap Ilmu Pengetahuan 1.5.1
Akan didapatkan informasi tentang arti pentingnya hemoglobin normal pada aktivitas dalam usaha meningkatkan kualitas hidup dan mutu sumber daya manusia yang penting bagi generasi penerus bangsa
1.5.2
Dibidang pengabdian masyarakat diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat luas tentang efek yang ditimbulkan jika anak-anak mereka memiliki prestasi yang rendah di sekolah yang dapat menimbulkan dampat yang negatif bagi masa depan mereka.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Zat Besi Zat Besi (Fe) merupakan unsur mineral yang paling penting diperlukan atau dibutuhkan oleh tubuh karenaperannya pada pembentukan hemoglobin. Senyawa ini bertindak sebagai pembawa oksigen dalam darah, juga berperan dalam transfer CO2 dan H positif pada rangkaian trasport elektron yang diatur oleh fosfat organik (Soeida, 2008). Menurut Almatsier (2004), Besi merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh manusia dan hewan, yaitu sebanyak 2-3 gram di dalam tubuh manusia dewasa. Besi mempunyai beberapa fungsi essensial di dalam tubuh : sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai alat angkut elektron di dalam sel, dan sebagai bagian terpadu berbagai reaksi enzim di dalam jaringan tubuh. Menurut Dallman et al (1980) cit Gillespie, (1998) dalam Nasution 2004, keseimbangan besi ditentukan oleh simpanan besi didalam tubuh, absorsi besi dan besi yang hilang. Sedikitnya 2/3 besi di dalam tubuh merupakan besi yang bersifat fungsional, kebanyakan dalam bentuk hemoglobin. selama masa sirkulasi sel darah merah, beberapa bagian mioglobin di dalam sel otot dan sebagian ada di dalam enzim yang mengandung besi. Paling banyak sisa besi di dalam tubuh di simpan dalam bentuk cadangan besi (bentuk ferritin dan hemosiderin) yang berfungsi sebagai simpanan yang dapat digunakan bila dibutuhkan. Anak anak mempunyai
4
simpanan besi yang rendah disebabkan karena besi digunakan untuk pertumbuhan dan volume darah.
2.1.1
Sumber Zat Besi
Secara alamiah zat besi diperoleh dari makanan.Sumber baik zat besi adalah makanan hewani, seperti daging, ayam, dan ikan.Sumber lainya adalah telur, serealia tumbuk, kacang-kacangan, sayuran hijau dan beberapa jenis buah.Disamping jumlah besi, perlu diperhatikan kualitas besi didalam makanan, dinamakan juga ketersediaan biologik (bioavailbility). Pada umumnya besi di dalam daging, ayam, dan ikan mempunyai ketersediaan biologik tinggi, besi di dalam serealia dan kacang-kacangan mempunyai ketersediaan biologik sedang, dan besi di dalam sebagian besar sayuran, terutama yang mengandung asam oksalat tinggi, seperti bayam mempunyaiketersediaan biologik rendah. Sebaiknya diperhatikan kombinasi makanan sehari-hari, yang terdiri atas campuran sumber zat besi berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan serta sumber gizi lain yang dapat membantu absorbsi. Menu makanan di Indonesia sebaiknya terdiri atas nasi, daging, ayam, ikan, kacang-kacangan, serta sayuran dan buah-buahan yang kaya akan vitamin C. Kandungan besi beberapa bahan makanan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.1.1 Nilai Besi Berbagai Bahan Makanan (mg/100gram) Bahan Makanan Nilai Fe Bahan Makanan Tempe Kacang Kedelai 10,0 Biskuit Murni Kacang kedelai,kering 8,0 Jagung kuning,pipil lama Kacang hijau 6,7 Roti putih Kacang merah 5,0 Beras setengah giling Kelapa tua,daging 2,0 Kentang Udang segar 8,0 Daun kacang panjang Hati Sapi 6,6 Bayam Daging Sapi 2,8 Sawi Telur Bebek 2,8 Daun katuk Telur Ayam 2,7 Kangkung Ikan segar 2,0 Daun singkong Ayam 1,5 Pisang ambon Gula Kepala 2,8 Keju Sumber : Dafar Komposisi Bahan Makanan, Depkes 2008
5
Nilai Fe 2,7 2,4 1,5 1,2 0,7 6,2 3,9 2,9 2,7 2,5 2,0 0,5 1,5
Secara garis besar metabolisme zat besi dalam tubuh terdiri dari proses penyerapan, pengangkutan dan pemanfaatan, penyimpanan, dan pengeluaran. Zat besi dari makanan di serap ke usus halus kemudian masuk kedalam plasma darah, selain itu ada sejumlah zat besi yang keluar dari tubuh melalui tinja. Didalam plasma berlangsung proses turn over, yaitu sel-sel darah yang lama di ganti dengan sel-sel yang baru. Jumlah zat besi yang mengalami turn over setiap hari berkisar hanya kira-kira 35 mg berasal dari makanan, hemoglobin, dan sel-sel darah merah yang sudah tua dan diproses oleh tubuh agar dapat di pergunakan lagi (Wirakusumah, 2009).
2.1.2
Angka Kecukupan Besi yang dianjurkan Menurut Widya karya Pangan dan Gizi tahun 2008 menetapkan angka
kecukupan besi untuk Indonesia sebagai berikut :
Bayi
: 3 – 5 mg
Balita
: 8 – 9 mg
Anak sekolah
: 10 mg
Remaja laki-laki
: 14 – 17 mg
Remaja Perempuan
: 14 – 25 mg
Dewasa laki-laki
: 13 mg
Dewasa Perempuan
: 14 – 26 mg
Ibu hamil
: + 20 mg
Ibu menyusui
: + 2 mg
Kebutuhan zat besi relative lebih tinggi pada bayi dan anak daripada orang dewasa apabila dihitung berdasarkan kg berat badan. Bayi yang berumur dibawah 1 tahun dan anak yang berumur 6-16 tahun membutuhkan jumlah zat besi yang sama banyaknya dengan laki laki dewasa. Anak-anak sejak bayi sampai remaja memerlukan zat besi untuk pertumbuhan dengan meningkatkan masssa sel darah serta menggantikan sel darah yang hilang (Soemantri, 2005). Masukan zat besi setiap hari diperlukan untuk mengganti zat besi yang hilang melalui tinja, air kencing dan kulit. Jumlah zat besi yang hilang bervariasi untuk setiap orang. Pada
6
orang yang mempunyai simpanan zat besi tinggi, maka zat besi yang dikeluarkan dari tubuh juga tinggi, sebaliknya orang-orang yang anemia jumlah zat besi yang dikeluarkan tubuh adalah rendah. Pada bayi, anak dan remaj yang mengalami masa pertumbuhan maka kebutuan zat besi diperlukan untuk pertumbuhan jaringan tubuh (DeMaeyer, 2005).
2.1.3
Proses penyerapan dan penyimpanan Zat Besi Besi diserap (absorbsi) terutama dalam duodenum dalam bentuk fero dan
dalam suasana asam (Soeparman, 1990). Penyerapan zat besi non hem sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor penghambat maupun pendorong, sedangkan zat besi hem tidak. Asam askorbat (vitamin C) dan daging adalah faktor utama yang mendorong penyerapan zat besi dikenal sebagai Meat, Fish, Poultry factory (MFP). Tingkat keasaman dalam lambung ikut mempengaruhi kelarutan dan penyerapan zat besi di dalam tubuh. Suplemen zat besi lebih baik dikonsumsi pada saat perut kosong atau sebelum makan, karena zat besi akan lebih efektif diserap apabila lambung dalam keadaan asam (ph rendah). Disamping faktor yang mendorong penyerapan zat besi non hem, terdapat pula faktor yang menghambat penyerapan yaitu teh, kopi dan senyawa Ethylen Diamine
Tetraacetit
Acid
(EDTA)
yang
biasa
digunakan
sebgai
pengawetmakanan yang menyebabkan penurunan absorbsi zat besi non hem sebesar 50%
2.1.4
Akibat kekurangan zat besi Kurangnya zat besi dan asam folat dapat menyebabkan anemia. Proses
kekurangan zat besi sampai menjadi anemia melalui beberapa tahap. Awalnya terjadi penurunan simpanan cadangan zat besi, bila tidak dipenuhi masukan zat besi lama kelamaan timbul gejala anemia disertai penurunan kadar Hb. Kadar normal haemoglobin dalam darah yaitu pada anak balita 11 gr%, anak usia sekolah 12 gr%, wanita dewasa 12 gr%, ibu hamil 11 gr%, laki-laki 13 gr%, ibu menyusui 12 gr% (Departemen Kesehatan, 2005).
7
Ciri-ciri gejala anemia tidak khas dan sulit ditemukan tetapi dapat terlihat dari kulit dan konjungtiva yang pucat, tubuh lemah, nafas pendek dan nafsumakan hilang.
Penentuan
anemia
klinis
dipengaruhi
oleh
banyak
variabel
sepertiketebalan kulit dan pigmantasi yang tidak dapat diandalkan kecuali pada anemiaberat. Oleh karena itu, pemeriksaan laboratorium sebaiknya digunakan untuk mendiagnosis dan menentukan beratnya anemia (Daemeyer, 2003). Kekurangan gizi pada umumnya menyebabkan pucat, rasa lemah, letih, pusing, kurang nafsu makan, menurunnya kebugaran tubuh, menurunnya kemampuan kerja, menurunnya kekebalan tubuh dan gangguan penyembuhan luka.Disamping itu kemampuan mengatur suhu tubuh menurun.Pada anak-anak kekurangan zat besi menimbulkan apatis, mudah tersinggung, menurunnya kemampuan untuk berkonsentrasi dan belajar (Almatsier, 2002).
2.1.5
Akibat kelebihan zat besi Kelebihan besi jarang terjadi karena makanan, tetapi dapat disebabkan
oleh suplemen besi. Gejalanya adalah rasa nek, muntah, diare, denyut jantung meningkat, sakit kepala, menggigau, dan pingsan (Almatsier, 2002). Adapun penilaian status gizi secara langsung yang lain adalah pemeriksaan biokimia, yang memberikan hasil yang tepat dan obyektif. Berdasarkan pendapat Supariasa dkk (2002) dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan biokimia yang sering digunakan adalah pengukuran kadar berbagai zat gizi dan subtansi kimia yang lain dalam darah dan urine, misalnya pemeriksaan hemoglobin dalam darah. Hemoglobin dapat diukur secara kimia dalam jumlah Hb/100 ml darah dapat digunakan sebagaiindeks kapasitas pembawa oksigen pada darah. Hasil pengukuran kadar hemoglobin tersebut dibandingkan dengan standar normal yang telah ditetapkan. Hemoglobin secara luas digunakan sebagai parameter untuk menetapkan prevalensi anemia. Anemia ditandai dengan rendahnya konsentrasi hemoglobin atau hematokrit nilai ambang batas (referensi) yang disebabkan rendahnya produksi sel darah merah (eritrosit) dan Hb, meningkatnya kerusakan eritrosit (haemolisis) atau kehilangan darah yang berlebihan. Defisiensi Fe berperan besar dalam kejadian anemia. Defisiensi Fe terjadi saat jumlah Fe yang diabsorsi tidak
8
memadai untuk kebutuhan tubuh. Hal ini disebabkan oleh rendahnya intake Fe, penurunan bioavailabilitas Fe dalam tubuh, peningkatan kebutuhan Fe karena perubahan fisiologi seperti kehamilan dan proses pertumbuhan (FKM UI, 2007).
2.2 Konsumsi Maakanan Manusia membutuhkan makanan untuk memenuhi zat gizi dalam tubuh.Kebutuhan zat gizi seseorang berbeda-beda menurut umur, jenis kelamin.agar kebutuhan gizi dapat terpenuhi, maka harus mengkonsumsi makanan setiap hari sesuai dengan anjuran gizi. makanan yang dikonsumsi seseorang dapat diketahui jumlah dan kandungan gizinya dengan cara melakukan penilaian konsumsi makanan atau survei diet. Menurut Supariasa dkk (2002) menyatakan bahwa survei konsumsi makanan adalah salah satu metode yang digunakan dalam penentuan status gizi seseorang atau kelompok.survei konsumsi makanan bertujuan untuk mengetahui kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi pada tingkat kelompok, rumah tangga dan perorangan serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadapkonsumsi makanan tersebut. Hasil survei konsumsi makanan tidak dapat menemukan status gizi seseorang atau masyarakat secara langsung. Namun dapat digunakan sebagai bukti awal akan kemungkinan terjadinya kekurangan gizi pada seseorang. Metoda recall makanan merupakan tehnik yang paling sering digunakan baik secara klinis maupun penelitian. Metoda ini mengharuskan pelaku mengingat semua makanan dan jumlahnya sebaik mungkin dalam waktu tertentu ketika tanya jawab berlangsung. Pengingatan sering dilakukan untuk 1-3 hari. Data intake energi, protein dan Fe dilakukan dengan metode recall 24 jam selama 3x awal, pertengahan dan akhir penelitian yaitu hari Senin, Kamis dan sabtu, hari recall dilakukan secara berselang tanpa diketahui oleh responden untuk mencegah adanya perubahan pola makan.
2.3 Pengetian Anemia Anemia adalah suatu keadaan dengan kadar hemoglobin lebih rendah dari normal, anemia juga berarti suatu kondisi ketika terdapat defisiensi ukuran/jumlah
9
eritrosit atau kandungan hemoglobin. Zat gizi yang paling berperan dalam proses terjadinya anemia gizi adalah besi. Defisiensi besi merupakan penyebab utama anemia gizi di bandingkan dengan zat gizi yang lain. Itulah sebabnya anemia gizi sering diidentikkan dengan anemia gizi besi. Pada dasarnya pengertian anemia dapat dibedakan menjadi : (1) Anemia besi; karena zat gizi besi (Fe) merupakan inti melekul hemoglobin yang merupakan unsur utama dalam sel darah merah, maka kekurangan pasokan zat gizi besi menyebabkan menurunnya produksi hemoglobin, (2) Anemia vitamin E : mengakibatkan integritas dinding sel darah merah menjadi lemah dan tidak normal sehingga sangat sensitif terhadap hemolisis (pecahnya sel darah merah), (3) Anemia asam folat : disebut juga anemia megaloblastik atau makrositik; dalam hal ini keadaan sel darah merah penderita tidak normal, (4) Anemia vitamin B12 : disebut juga Pernicious, keadaandan gejalanya mirip dengan anemia gizi asam folat. Namun anemia jenis ini disertai dengan gangguan pada sistem alat pencernaan bagian dalam, (5).Anemia vitamin B6 Anemia ini di sebut juga siderodlastik.Keadaannya mirip dengan anemia gizi besi, namun bila darahnya dites secara laboratoris, serum besinya normal.
2.3.1 Penyebab anemia Ada tiga penyebab terjadinya anemi gizi besi yaitu : a. Produksi sel-sel darah merah yang tidak mencukupi, disebabkan oleh kebutuhan akan zat gizi yang tidak terpenuhi sehingga sel-sel darah merah yang hilang lebih banyak dari sel-sel darah merah yang dibentuk. b. Jumlah darah yang keluar dari tubuh dalam jumlah yang besar akan menimbulkan anemia yang berat. Salah satunya dapat disebabkan karena infeksi dan investasi cacing tambang. Zat besi yang keluar lebih banyak dari zat besi yang masuk, sehingga berat ringannya anemia tergantung dari jumlah cacing tambang yang ada dalam tubuh seseorang dan keadaan gizinya. c. Kerusakan sel darah yang terjadi dalam tubuh akibat dari penyakit malaria dan thalasemia.
10
Untuk mengetahui anemia tidaknya seseorang harus dilakukan pengukuran hemoglobin darah kemud/ian hasilnya dibandingkan dengan standar baku dari WHO.
2.4 Prestasi Belajar 2.4.1 Pengertian prestasi belajar Prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang dianggap penting yang diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baikyang berdimensi cipta, dan rasa maupun yang berdimensi karsa (Syah M, 2006). Jadi prestasi belajar adalah hasil belajar setelah mengikuti program pembelajaranyang dinyatakan dengan skor atau nilai. Pengukuran akan pencapaian prestasi belajarmahasiswa dalam pendidikan formal telah ditetapkan dalam jangka waktu yang bersifat caturwulan dan sering disebut dengan istilah mid semester (UTS) dan ujian akhir semester (UAS), tetapi dalam prestasi belajar diharapkan adalah peningkatan yang dilakukan dalam materi yang diajarkan. 2.4.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Secara garis besar faktor faktor yang mempengaruhinya adalah: a. Faktor internal merupakan faktor yang menyangkut seluruh pribadi termasuk kondisi fisik maupun mental 1. Kondisi fisiologis secara umum adalah sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar seseorang. 2. Kondisi fisiologis ialah faktor dari dalam tertentu yang merupakan hal yang utama dalam menentukan intensitas belajar seorang anak. 3. Kondisi panca indera adalah terutama penglihatan dan pendengaran 4. Intelegensi adalah kemampuan untuk memecahkan masalah 5. Bakat ialah suatu yang dibentuk dalam kurun waktu sejumlah lahan dan perpaduan taraf intelegensi 6. Motivasi b. Faktor eksternal 1. Lingkungan
11
2. Faktor instrumental yang penggunaanya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan
2.5 Hubungan Zat Besi Terhadap Tingkat Prestasi Anak Sekolah Kecerdasan, selain ditunjang faktor genetik, juga ditunjang oleh faktor nutrisi, salah satunya adalah zat besi. Hal ini dikarenakan sel saraf diatur oleh zat kimia yang disebut neurotransmitter dan kekurangan zat besi bisa menghambat produksinya. Zat besi turut berperan dalam pembentukan neurotransmitter dopamine. anak yang kekurangan dopamine akan memperlihatkan prilaku hiperaktif, sulit konsentrasi dan
menurunkan
kecerdasan,
sehingga
akan
menurunkan
(Anynomous, 2007).
2.6 Kerangka konsep Konsumsi (Energi)
Prestasi Belajar
Status Gizi
Kadar Hb
Gambar 2.7 kerangka konsep penelitian
12
prestasi
belajar
BAB 3 METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan metode observasi, yaitu pengukuran kadar Haemoglobin (HB) dan penilaian prestasi belajar pada 30 sampel responden. Responden yang digunakan adalah murid kelas 4,5 dan 6 di SD Muhammadiyah Pudjotomo dikelurahan pandansari Mertoyudan. Dalam penelitian ini observasi yang dilakuakan adalah pengecekan kondisi siswa (cek darah) untuk mengukur hb dari siswa tersebut. Dalam penelitian tehnik yang digunakan Penelitian ini merupakan Penelitian ini merupakan penelitian non- eksperimental yang bersifat analitik observasional melalui pendekatan cross-sectional, dimana proses pengambilan data dilakukan dalam waktu yang sama untuk semua variabel bebas dan terikat Alat dan Bahan dalam penelitian ini adalah: a. Alat danBahan 1. Larutan Drakbin 2. Tabung kolorimeter 3. Darah (kapiler, EDTA atau oxalat) 4. Pipet hemoglobin 5. Spektrofotometer b. Cara Kerja 1. Masukkan 5,0 ml larutan Drakbin ke dalam tabung kolorimeter. 2. Ambillah 20 ul darah (kapiler, EDTA atau oxalat) dengan pipet hemoglobin; bersihkan sebelah luar ujung pipet, lalu masukkan darah itu ke dalam tabung kolorimeter dengan membilasnya beberapa kali. 3. Campurlah isi tabung dengan membalikkannya beberapa kali. Tindakan tersebut
juga
akan
menjadikan
perubahan
hemoglobin
menjadi
sianmethemoglobin. 4. Bacalah dalam spektrofotometer pada gelombang 540 nm; larutan Drakbin digunakan sebagai blanko.
13
5. Kadar hemoglobin ditentukan dari pembacaan kuve tera atau perbandingan
absorbansinya
dengan
absorbansi
standard
sianmethemoglobin (Gandasoeb rata, 2004) Rancangan yang digunakan adalah penelitian non eksperimental bersifat observasional dengan pendekatan cross sectional yang mengkaji hubungan kadar Hb dengan prestasi belajar anak sekolah dasar di SD Muhammdiyah Pujotomo. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2016. Populasi dalam penelitian ini seluruh kelas 4,5 dan 6 sejumlah 30 siswa dengan kriteria inklusi: bersedia menjadi responden, dan kriteria eksklusi adalah sedang sakit pada saat pengambilan sampel, tidak hadir pada saat pengambilan sampel. Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui pengambilan data umum tentang identias responden dikumpulkan melalui metode wawancara dengan menggunakan kuesioner, setelah itu menggunakan alat pengukur Hb dan alat-alat pelengkap lainya yang disediakan oleh peneliti. Data primer diambil meliputi data yang didapat melalui pengukuran kadar feritin, kadar Hb dan data identitas responden, setelah itu didapatkan data sekunder meliputi profil sekolah, jumlah seluruh sekolah dasar yang adalah di kelurahan Pandansari. Pelajaran yang ditentukan adalah pelajaran Matematika (nilai ujian semester akhir) yang diperoleh dan data karakteristik responden. Setelah data diperoleh kemudian dilakukan pengolahan dengan tahap pengelompokan (analisa) yaitu dengan menggunakan analisa univariat dan analisa bivariat. Analisa univariat menggunakan tabel distribusi frekuensi untuk memperoleh informasi secara umum mengenai karakteritik responden dan variabel penelitian. Analisa bivariat mengetahui hubungan kadar Hb dengan prestasi belajar pada anak kelas 4 sekolah dasar Muhammadiyah Pujotomo dengan menggunakan spearman’s rho pada tingkat kemaknaan 95% (α = 0,05). Analisa data menggunakan bantuan komputer program Statistik Program for Social Science (SPSS) Versi 19.
14
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Muhammadiyah Pujotomo di Kelurahan Pandansari Mertoyudan Magelang selama 3 hari. Jumlah responden yang dilibatkan adalah 30 responden. Hasil penelitian dibahas dalam beberapa bagian yaitu distribusi responden berdasarkan kadar HB, distribusi responden berdasarkan prestasi belajar dan distribusi silang kadar HB dengan prestasi belajar siswa SD Muhammadiyah Pujotomo di kelurahan Pandansari Mertoyudan, hasil uji chi square antara variabel kadar HB dengan Prestasi Belajar siswa SD Muhammadiyah Puajotomo. Tabel 4.1.1 Distribusi Responden berdasarkan kadar HB Jumlah
Kadar HB
N 27 3 30
Normal Rendah
% 90,00 10,00 100
Berdasarkan tabel 4.1.1 distribusi responden berdasarkan kadar HB menunjukkan bahwa kadar Hb normal adalah sebanyak 90% dan Hb rendah sebanyak 10%.
Tabel 4.1.2 Distribusi responden berdasarkan prestasi belajar Jumlah
Prestasi belajar
N 23 4 3 30
Baik Cukup Kurang
% 76,66 13,33 10,00 100
Tabel 4.1.2 hasil penelitian menunjukkan sebagian besar dari prestasi belajar responden berada pada kategori baik, yaitu sebanyak 23 orang (76,66%) dan sebanyak 3 orang (10%) memiliki prestasi belajar yang kurang.
Tabel 4.1.3 hubungan antara kadar Hb dengan Prestasi belajar siswa 15
Prestasi Belajar Kadar Hemoglobin Baik Kurang Normal 27 3 Rendah 3 0 Jumlah * Spearman’s rho test
Total (%)
p*
30(100) 3(100)
0,008
Berdasarkan pada tabel 4.1.3.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 30 responden terdiri dari 27 yang prestasi belajar baik dan 3 yang prestasi belajarnya kurang. Berdasarkan hasil uji dengan Spearman’s diperoleh taraf signifikansi atau nilai p sebesar 0,008 yakni lebih besar dibandingkan α= 0,05, berarti bahwa hipotesis itu diterima dan menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kadar haemoglobin (Hb) dengan prestasi belajar.
PEMBAHASAN 1
Karakteristik Responden Penelitian ini dilakukan pada anak sekolah dasar kelas 4,5 dan 6 di
Sekolah Dasar Muhammadiyah Pujotomo, dan jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 30 siswa yang telah memenuhi kriteria penelitian. Jenis kelamin menunjukan jumlah responden paling banyak adalah jenis kelamin perempuan, sebanyak 18 orang (60%) sedangkan umur responden yang paling banyak adalah umur 10 tahun sebanyak 12 orang (40%). Pendidikan orang tua dalam hal ini ayah yang paling banyak adalah pendidikan SMP yaitu sebanyak 20 orang (66,6%). Melihat pendidikan orang tua ternyata tidak membuat mereka tidak ada pekerjaan, hal ini dapat dilihat dari pekerjaan orang tua yang paling banyak yaitu sebagai petani dengan pendapatan sebanyak 20 orang (66,6%) dan keluarga lebih banyak memiliki pendapatan rendah yaitu ≤ Rp. 1.000.000. Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misalnya makan, pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis menulis, buku-buku dan lain-lain. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang. Jika anak hidup dalam keluarga yang miskin, kebutuhan pokok anak kurang terpenuhi, akibatnya kesehatan anak terganggu, sehingga belajar anak juga terganggu (Slameto, 2010). Kejadian defisiensi zat besi lebih banyak di negara-negara berkembang terutama
16
negara dengan sosial ekonomi rendah seperti terlihat pada hasil pendapatan keluarga (Adnyana, 2007).
2. Kadar Hemoglobin (Hb)
Kadar Hemoglobin (Hb merupakan parameter yang paling mudah digunakan dalam mementukan status anemia pada seseorang. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada anak sekolah dasar di Kelurahan Bunaken kota Manado Sulawesi Utara, didapatkan responden yang tidak anemia sebanyak 70 orang (93,3%). Menurut Sinaga, E (2005) Kadar hemoglobin dipengaruhi oleh konsumsi makanan yang kurang mengandung zat besi, aktifitas yang berlebihan, ataupun disebabkan oleh kecacingan. Anak usia sekolah dasar adalah generasi penerus bangsa, sehingga diharapkan bisa memiliki kualitas yang sangat baik di sekolah yang bisa dilihat dari hasil prestasi belajar di sekolah. Ketersediaan sumber bahan makanan yang mengandung protein dan zat besi ditunjang oleh pendapatan. Berdasarkan penelitian Briawan, D (2011) pada anak usia 6-16 tahun di USA menunjukan nilai matematika lebih rendah pada mereka yang defisiensi besi dibandingkan yang normal. Anak-anak yang defisiensi besi mempunyai risiko 2,3-2,4 kali dibandingkan anak normal, untuk memperoleh nilai matematika di bawah rata-rata, karena anemia defisiensi besi mempengaruhi konsentrasi dan prestasi belajar. Adapun penelitian lainnya yang dilakukan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N 11 Manado didapatkan hasil tidak ada hubungan anemia dengan hasil belajar siswi. Apabila konsumsi zat besi dan protein dalam tubuh berkurang, maka kadar hemoglobin dalam darah juga berkurang (Maarial, N 2011). 3. Prestasi belajar Prestasi belajar adalah nilai yang diperoleh dari hasil evaluasi belajar semester tahun 2016 pada pelajaran matematika dari data siswa SD Muhammadiyah Pujotomo. Berdasarkan hasil penelitian yang didapat menunjukan bahwa hasil prestasi belajar responden berada pada kategori baik, yaitu sebanyak 23 orang (76,66%). Prestasi belajar merupakan usaha yang dilakukan siswa untuk dapat memperoleh suatu perubahan tingkah laku, nilai, dan sikap (Salmeto,2010). Anemia defisiensi zat besi dapat menyebabkan konsentrasi belajar menurun,
17
sehingga mempengaruhi prestasi belajar pada anak sekolah apabila terus berlangsung lama. Dalam belajar juga yang sangat menentukan adalah tingkat kecerdasan siswa-siswi, karena semakin tinggi kecerdasan siswi maka akan baik bila hasil belajar yang diperoleh siswa-siswi (Syah, 2010). Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa 27 orang (90%) responden yang memiliki prestasi belajar yang baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yang baik yaitu mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah (Slameto, 2010). Menurut Khomsan, A. (2012) ada tiga hal yang mempengaruhi kecerdasan seseorang anak yaitu genetik, lingkungan dan gizi. Faktor genetik merupakan potensi dalam perkembangan kecerdasan. Pada periode anak menjalani pendidikan dasar merupakan titik awal anak mengenal sekolah dan anak mengalami perkembangan kognitif (perkembangan memori, perkembangan pemikiran kritis, perkembangan kreativitas dan perkembangan bahasa). Karena itu, saat ini anak benar-benar membutuhkan perhatian dan dukungan dari orang tua dalam menghadapi perkembangan yang pesat. Anak memerlukan nutrisi yang cukup dan seimbang agar proses berpikir, belajar dan beraktivitas tidak terhambat (Devi, 2012). Anak juga termasuk dalam masa pertumbuhan yang cepat dan aktif terutama pada perkembangan otaknya untuk mencapai prestasi belajar (Zulaihah, 2006). 4. Hubungan antara Kadar Hemoglobin dengan prestasi belajar. Berdasarkan hasil yang di dapatkan dalam peneltian ini yaitu tidak terdapat hubungan antara kadar hemoglobin dengan prestasi belajar dengan nilai (p=0,008) Bedasarkan pada tabel Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 30 responden yang tidak anemia terdapat 27 (90%) yang prestasi belajar baik 3 (10%) yang prestasi belajarnya kurang. Berdasarkan hasil uji dengan spearman’s rho Test diperoleh taraf signifikansi atau nilai p sebesar 0,008 yakni lebih kecil dibandingkan α =0,05.berarti bahwa hipotesis ditolak dan menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kadar hemoglobin (Hb) dengan prestasi belajar. Hal ini sesuai dengan teori-teori yang didapat yang menunjukkan bukti bahwa defisiensi besi berpengaruh luas terhadap kemampuan belajar dan produktivitas kerja
18
(Almatsier, 2009). Dikatakan bahwa pada kondisi anemia daya konsentrasi dalam belajar tampak menurun (Sediaoetama, 2010). Berdasarkan hasil penelitian pada siswi SMP Negeri 11 Manado dengan jumlah sampel 55 siswi menunjukkan hasil penelitiannya tidak sama seperti peneltian yang telah dilakukan bahwa terdapat hubungan antara kejadian anemia dengan hasil belajar (Maarial N, 2011). Berdasarkan penelitian lain yang dilakukan di SK Taqwiyatul Wathon Tambak Lorong Semarang Utara mengenai hubungan
antara
kecukupan
asam
eiksapentanoat
(EPA),
dan
asam
dokosheksanoat (DHA) ikan dan status gizi dengan prestasi belajar didapatkan tidak memiliki hubungan yang signifikan antara status gizi dengan prestasi belajar siswa (Zulaihah, 2006). Kemungkinan juga ada faktor-faktor lain yang lebih berhubunngan dengan prestasi belajar anak sekolah yaitu, faktor internal (dalam diri) individu seperti kemampuan yang dimilikinya, minat dan motivasi serta faktor-faktor lainnya. Faktor eksternal (diluar individu) diantaranya lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat (Herijulianti dkk, 2002). Adapun penelitian lain yang telah dilakukan oleh Tandirerung U.E (2013), mengenai hubungan kebiasaan makan pagi dengan kejadian anemia pada murid SD Negeri 3 Manado bahwa berdasarkan hasil penelitian di simpulkan bahwa murid SD Negeri 3 Manado sebagian besar 65,1% memiliki kebiasaan makan pagi dan berdasarkan pemeriksaan kadar hemoglobin sebagian besar murid SD Negeri 3 Manado berada pada kategori normal atau tidak anemia, dan terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan makan pagi dengan kejadian anemia pada murid SD Negeri 3 Manado. Hal ini menunjukan bahwa tingkat pengetahuan makan pagi atau sarapan pagi sudah cukup baik. Prestasi belajar siswa juga dapat dipengaruhi oleh temanteman yang ada disekitar. Teman yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri anak (siswa) begitu juga sebaliknya, teman yang tidak baik pasti akan memberikan pengaruh yang buruk bagi anak tersebut. Selain itu juga kehidupan masyarakat disekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar anak. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak berpendidikan, penjudi, suka mencuri dan mempunyai kebiasaan yang kurang baik, akan berpengaruh buruk kepada siswa yang berada di lingkungan sekitar. Anak tertarik untuk ikut berperilaku seperti yang dilakukan oleh orang-orang yang ada disekitarnya. Akibatnya konsentrasi
19
belajar terganggu dan bahkan anak bisa kehilangan semangat belajar karena perhatian semula terpusat kepada pelajaran berpindah ke perbuatan yang tidak baik yang dilakukan oleh orang-orang yang ada disekitarnya (Slameto, 2010). Anak sekolah merupakan salah satu kelompok yang rentan menderita anemia karena anak usia sekolah berada pada masa pertumbuhan yang membutuhkan zat gizi yang tinggi termasuk zat besi. Selain itu, anak usia sekolah sangat aktif bermain dan banyak kegiatan, baik di sekolah maupun di lingkungan rumah yang menyebabkan menurunnya nafsu makan sehingga konsumsi makanan tidak seimbang (Notoadmodjo, 2010). Pada anak usia 6-16 tahun di USA menunjukan nilai matematika lebih rendah pada mereka yang defisiensi besi dibandingkan yang normal. Anak-anak yang defisiensi besi mempunyai risiko 2,3-2,4 kali dibandingkan anak normal, untuk memperoleh nilai matematika di bawah rata-rata (Briawan D, 2011). Berdasarkan penelitian yang dilakukan di beberapa SMA di Provinsi Sumatra Utara menunjukan hubungan yang signifikan antara sarana prasarana atau media belajar dengan prestasi belajar siswa (Rajaguguk, 2008).
20
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Hasil kadar hemoglobin (Hb) pada anak sekolah dasar di SD Muhammadiyah Pujotomo yang tidak anemia sebanyak 27 orang (90%) dan yang anemia sebanyak 3 orang (10%). b. Hasil dari Prestasi Belajar pada anak sekolah dasar di SD Muhammadiyah Pujotomo kategori kurang, yaitu sebanyak 3 orang (10%) dan pada kategori baik sebanyak 27 orang (90%). c. Terdapat hubungan antara kadar hemoglobin (Hb) dengan prestasi belajar pada anak sekolah dasar di SD Muhammadiyah Pujotomo 2. Saran a. Perlunya dilakukan penyuluhan kepada orang tua dan anak-anak mengenai dampak yang ditimbulkan akibat kadar hemoglobin, sehingga faktor risiko yang berhubungan dengan kadar hemoglobin rendah dapat dihindari. b. Bagi tenaga pengajar atau guru perlu memberikan penyuluhan atau motivasi belajar secara terus menerus agar siswa siswi sehingga bisa meningkatkan motivasi belajar mereka. c. Siswa-siswi diharapkan dapat lebih semangat lagi dalam belajar dan meningkatkan motivasi belajar agar bisa mendapatkan nilai hasil belajar yang baik sehingga mendapatkan prestasi belajar yang baik pula.
21
BAB 6 BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN 4.1 Anggaran biaya penelitian dosen muda No 1 2 3 4
Jenis pengeluaran Gaji dan upah (20%) Bahan habis pakai dan peralatan (40-60%) Perjalanan (15%) Lain-lain (publikasi, seminar, laporan, (1015%) Total
Biaya yang diusulkan Rp. 720.000,Rp. 1.175.000,Rp. 355 .000,Rp. 750.000,Rp. 3.000.000,-
, 4.2 Format Jadwal Kegiatan No
Jenis kegiatan 1
1
2 3 4 5 6 7 8
Pengurusan persetujuan etik Riset dan perijinan tempat Penyusunan proposal Proses pemilihan responden Pengumpulan data Pengolahan data Penyusunan analisa Penyusunan hasil Pelaporan hasil penelitian
22
2
Tahun I 3 4
5
6
DAFTAR PUSTAKA Adriani, M, dan Wirjatmadi, B. 2012. Pengantar Gizi Masyarakat.Kencana Prenada Media Group, Indonesia. Almatsier, S. 2005. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Almatsier, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Anonymous, 2007. Zat Besi Optimalkan www.artikelsehat.com. diakses 14 Maret 2016.
Perkembangan
Otak.
Badan Penelitian dan Pengembangan.KesehatanKementerian Kesehatan RI. 2007.Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010. Jakarta. DeMaeyer, EM. 2004. Pencegahan dan Pengawasan Anemia Defisiensi Besi. Alih Bahasa : Arisman M.B. Widya Medika.Jakarta. Departemen Kesehatan RI. 2005 Departemen Kesehatan RI. 2007 Departemen Kesehatan RI. 2012. Tabel Angka Kecukupan Gizi 2004. Jakarta. Devi, N. 2012. Nutrition dan Food : Gizi Untuk Keluarga. Jakarta : PT. Kompas Media Nusantara Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia,2007. Gizi dan Kesehatan Lokollo dkk, 2010. Perbedaan Kadar Feritin Serum pada Anak dengan dan bukan pada tuberculosis paru.Sari Pediatri, Vol. 11, No. 5. Masyarakat. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Nakita. (2010). Sehat & Bugar Berkat Gizi Seimbang. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Soeida. S, 2008. Gizi dan Kesehatan : Penurunan Tingkat Kecerdasan dan Upaya Penanggulangan. Kurang Gizi : Salah Satu Penyebab Menurunnya Tingkat Kecerdasan dan Upaya Penanggulangannya. http.shantybio.transdigit.com. diakses 14 Maret 2016. Soemantri, A.G. 2005. Hubungan Anemia Kekurang Gizi dengan Konsentrasi dan Prestasi Belajar. Tesis. Program Pascasarjana Undip. Semarang.
v
Supanasa I Dewa Nyoman, MPS dkk., 2002. Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Cetakan I. Kerjasama EGC dengan Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan RI dan WHO dalam Rangka Proyek Pengembangan Materi Pendidikan Kesehatan. Syah.2010.Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru.Bandung:PT Remaja Rosdakarya WHO. 2008. The WHO Child Growth Standard
vi
Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Penelitian 1. Honor Honor
Honor/jam
Ketua Anggota I
Rp. 10.000,Rp. 5.000,-
Waktu (Jam/minggu) 2 jam/minggu 2 jam/minggu
Minggu
Honor tahun 1 24 minggu Rp. 480.000,24 minggu Rp. 240.000,Sub total Rp 720.000,-
2. Peralatan penunjang Material
Justifikasi pemakaian
Kuantitas
Harga satuan (Rp)
Alat pengukur Hb ATK
Alat ukur Hb
1 buah
Harga peralatan penunjang (Rp) Tahun I Rp. 250.000,- Rp. 250.000,-
1. Kertas folio untuk print proposal 2. Block note dan alat tulis untuk mencatat data dan hasil penelitian 3. Cetak buku kerja 4. Ballpoint untuk menulis lembar kerja
2 Rim
Rp. 30.000,-
Rp.
60.000,-
2 buah
Rp. 10.000,- Rp.
20.000,-
5 lembar
Rp.
5.000,-
Rp.
25.000,-
10 buah
Rp.
2.000,-
Rp.
20.000,-
Sub Total Rp. .375.000,3. Bahan habis pakai Material Justifikasi pemakaian Souvenir u/ sampel Konsumsi Komunikasi
Souvenir
Komunikasi
Kuantit as
Harga satuan (Rp)
30
Rp. 10.000,-
30
Rp. 10.000,2 Rp.100.000,vii
Biaya pertahun (Rp) Tahun I Rp. 300.000,Rp. Rp.
300.000,200.000,-
(telefon/inter net)& dokumentasi ATK, tinta printer, dll SUB TOTAL Rp. 800.000,4. Perjalanan Material Transport ke pusat perbelanjaan bahan habis pakai (PP) Bantuan Transport Seminar Nasional/ Internasional.
Justifikasi perjalanan Survei dan pengumpulan data
Kuantitas
5x1
Harga Satuan (Rp) Tahun I Rp. Rp. 255.000,-
Rp. 20.000
Rp. 100.000
Sub total Rp. 355.000,5. Lain-lain Kegiatan Lain-lain (administrasi ,publikasi, seminar, laporan, lainnya sebutkan)
Publikasi
Justifikasi
Kuantitas
Harga satuan
Survai/sampling
Penyusunan laporan seminar
Biaya pertahun Tahun I Rp. 300.000
5
Rp. 30.000,-
3
Rp. 100.000,- Rp. 300.000,Sub total Rp. 750.000 Total Rp. 3.000.000
viii
Rp.150.000
Lampiran 2. Susunan organisasi tim peneliti dan pembagian tugas No Nama / NIS
Instansi Asal
Bidang ilmu
1
Ns.Reni Mareta.,M.Kep / 0601037701
Universitas Muhammadiyah Magelang
Keperawatan Anak
2
Ns.Robiul Fitri M/ 118306083
Universitas Muhammadiyah Magelang
Keperawatan medikal bedah
ix
Alokasi Waktu (jam/mi nggu) 2 x / mg (3 jam)
Uraian Tugas
Menjelaskan maksud dan tujuan penelitian Evaluasi 2 x / mg Melakukan (2 jam) penelitian
Lampiran 3. Biodata 3.a. Ketua peneliti IdentitasDiri NamaLengkap JenisKelamin JabatanFungsional NIP/NIK/Identitaslainnya NIDN TempatdanTanggalLahir E-mail NomorHp Alamatkantor NomorTlp/feks Lulusan yang telahdihasilkan
Mata kuliah yang diampu
Ns, Reni Mareta., M. Kep Perempuan AsistenAhli 0601037701 Magelang, 1 Maret 1977
[email protected] 08164228717 Jl. MayjenbambangSoegeng (0293) 326945 S2 1.Kep. Anak 2.Kep.dasar manusia 3.Etika keperawatan 4.Nursing safety
Riwayatpendidikan NamaPerguruanTinggi BidangIlmu TahunMasuk-Lulus JudulSkripsi/Tesis/Disertasi
S-1 UGM Keperawatan 2002-2005
Penerapan tehnik aseptik pada perawatan luka oleh mahasiswa di RS
NamaPembimbing/Promotor
Christantie Effendi.S.Kp
x
S-2 UI Kep. Anak 2010-2012 Pengalaman orang tua dalam mengasuh anak balita hunian sementara korban bencana banjir lahar dingin kabupaten Magelang Desie Wanda.S.Kp.,MN
S-3
PengalamanPenelitianDalam 5 TahunTerakhir No
Tahun
1
2011
2
2013
3
2014
Pendanaan Sumber Jml (JutaRp) Pengalaman orang tua dalam Mandiri Rp. 10. 000.000 mengasuh anak balita di tempat hunian sementara korban bencana banjir lahar dingin kabupaten magelang Optimalisasi peran suami Dikti Rp. 14.000.000 dalam meningkatkan asi eksklusif Analisis faktor yang LP3M UMM Rp. 3.000.000 mempengaruhi rendahnya cakupan asi eksklusih JudulPenelitian
PengalamanPengabdianKepadaMasyarakatdalam 5 Tahunterakhir No
Tahun
1
2012
2
2013
JudulPengabdianKepadaMasyarakat
Sumber Deteksi dini tumbuh kembang anak Posdaya di Blondo
Pelatihan RS PKU Muhammadiyah Fikes UMM Purworejo
Pendanaan Jumlah (jutaRp) Rp. 1.000.000
Rp. 2.000.000
PublikasiIlmiahDalamJurnalDalam 5 Tahunterakhir No 1
JudulArtikelIlmiah Studi kualitatif pengalama orang tua dalam mengasuh anak balita di tempat hunian sementara korban banjir lahar dingin di Kabupaten Magelang
NamaJurnal Volume/Nomor/tahun Jurnal 1/ 2012 Keperawatan Jawa Tengan
2
Oral presentasi the correlation beetween parent’s verbal abuse and children socialism capability at the age of 7 up to 8 in SD 1 An-Nuur Gadinglegok Sawangan
Dalam acara 2013 AIC-HHC 2013 di UMY
xi
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan proposal penelitian dosen Magelang, 27 April 2016 Pengusul
Ns. Reni Mareta, S.Kep.,M.Kep
xii
Lampiran 3.b Anggota Peneliti A. Identitas Diri Nama Lengkap Jenis Kelamin Jabatan Fungsional NIP/NIK/Identitas lainnya NIDN Tempat dan Tanggal Lahir E-mail Nomor Hp Alamat kantor Nomor Tlp/feks Lulusan yang telah dihasilkan B. Riwayat pendidikan
Robiul Fitri Masithoh, M.Kep.,Ns Perempuan Pengajar 118306083 9906966223 Cilacap,22 Juli 1983 085727065954 Jl. Mayjen bambang Soegeng (0293) 326945 S
S-2 S-3 UNPAD Keperawatan Keperawatan anak medikal bedah Tahun Masuk-Lulus 2009 2016 Judul Skripsi/Tesis/Disertasi Pengaruh Perbandingan pengukura akupresur suhu tubuh antara terhadap termometer air raksa dan penurunan termometer membran kadar gula timpani pada usia anak 3- darah di 5 tahun di RS 45 RST dr. Yogyakarta Soedjono Magelang Nama Hj. Pembimbing/Promotor Helwiyah Falasifah Ani, MN Ropi, S.Kp.MCPN Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Nama Perguruan Tinggi Bidang Ilmu
S-1 UMY
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan proposal penelitian dosen Magelang, 27 April 2016 Pengusul
Robiul Fitri Masithoh, M.Kep.,Ns xiii
xiv