HUBUNGAN ANTARA RASA BERSYUKUR DAN SUBJECTIVE WELL BEING PADA PENDUDUK MISKIN DI DAERAH JAKARTA Ayu Redhyta Permata Sari 18511127
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA 2015
Penduduk Miskin
Latar belakang masalah -Keterbatasan -Kekurangan Ketidakberdayaan Kemiskinan Rasa Bersyukur
Subjective Well Being
Tujuan Penelitian
Sejalan dengan latar belakang di atas, maka penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah ada hubungan positif antara rasa bersyukur dan subjective well-being pada penduduk miskin di daerah Jakarta.
Tinjauan Pustaka : Bersyukur Komponen Bersyukur Definisi Bersyukur merupakan sebuah apresiasi terhadap nilai dari karunia dengan merespon dalam keadaan senang dan berterimakasih ketika menerima karunia tersebut.
Fitzgerald (dalam Peterson dan Seligman, 2004)) Niat baik (goodwill) yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu
Rasa apresiasi yang hangat untuk seseorang atau sesuatu
Kecenderungan untuk bertindak positif berdasarkan rasa apresiasi dan kehendak baik
Subjective Well Being Dimensi Subjective Well Being (Diener, 1994) Definisi Evaluasi kognitif berupa kepuasan hidup dan evaluasi emosi berupa afek positif dan afek negatif yang terjadi sepanjang rentang kehidupan
Dimensi Kognitif
Dimensi Afektif
Kemiskinan
Definisi Dimana adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah golongan sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan yang memungkinkan seseorang dapat hidup secara layak.
Hipotesis Rasa Bersyukur
Subjective Well Being
Ada hubungan positif antara rasa bersyukur dan subjective well being.
Metode Penelitian Variabel Prediktor : Bersyukur
Populasi dan Sampel penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah penduduk miskin di daerah Jakarta. Sampel dalam penelitian ini adalah 80 orang penduduk miskin di Kampung Pulo dengan menggunakan purposive sampling.
Variabel kriterium : Subjective well being
Tehnik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuesioner.
Validitas , daya diskriminasi & Reliabilitas
Validitas menggunakan validitas isi Daya Diskriminasi menggunakan korelasi aitem total. Reliabilitas menggunakan konsistensi internal.
Tehnik Analisis Data
Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis korelasi Pearson. Analisis data yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS for windows versi 22.
Hasil Penelitian dan Pembahasan Uji Daya Diskriminasi Item
Uji Reliabilitas
Hasil uji daya diskriminasi item skala bersyukur pada pengambilan data, dari 8 aitem yang ada didapat 6 aitem yang memiliki daya diskriminasi yang tinggi.
Hasil uji reliabilitas skala bersyukur diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,771
Hasil uji daya diskriminasi item skala satisfaction with life scale pada pengambilan data, dari 5 aitem yang ada didapat 5 aitem memiliki daya diskriminasi yang tinggi. Hasil uji daya diskriminasi item skala positive and negative affect schedule pada pengambilan data, dari 20 aitem yang ada didapat 20 aitem yang memiliki daya diskriminasi yang tinggi.
Hasil uji reliabilitas skala satisfaction with life scale diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,760 Hasil uji reliabilitas skala positive and negative affect schedule diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,889
Hasil Penelitian dan pembahasan Uji Normalitas Berdasarkan pengujian normalitas pada skala bersyukur diperoleh hasil signifikansi sebesar 0,074 (ρ>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa data variabel bersyukur berdistribusi normal. Berdasarkan pengujian normalitas pada skala satisfaction with life scale diperoleh hasil signifikansi sebesar 0,081 (ρ>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa data variabel satisfaction with life scale berdistribusi normal. Berdasarkan pengujian normalitas pada skala positive and negative affect schedule diperoleh hasil signifikansi sebesar 0,085 (ρ>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa data variabel positive and negative affect schedule berdistribusi normal.
Uji Linearitas Berdasarkan hasil uji linearitas antara skala bersyukur dengan satisfaction with life scale pada penduduk miskin diperoleh nilai F sebesar 1,369 dengan taraf signifikansi sebesar 0,004 (ρ<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan linear antara data variabel bersyukur dan satisfaction with life scale. Berdasarkan hasil uji linearitas antara skala bersyukur dengan positive and negative affect schedule pada penduduk miskin diperoleh nilai F sebesar 0,714 dengan taraf signifikansi sebesar 0,002 (ρ<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan linear antara data variabel bersyukur dan positive and negative affect schedule.
Hasil Penelitian dan pembahasan Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji Korelasi Pearson, dan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,003 (p<0,01) dengan korelasi sebesar 0,711 untuk skala bersyukur dan satisfaction with life scale. Adapun diperoleh pula nilai signifikansi sebesar 0,006 (p<0,01) dengan korelasi sebesar 0,748 untuk skala bersyukur dan positive and negative affect schedule. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis diterima, artinya terdapat hubungan yang sangat signifikan antara rasa bersyukur dengan subjective well being pada penduduk miskin di daerah Jakarta.
Pembahasan Hal ini diperkuat oleh Bono, Emmons, dan McCullough (2004) mengatakan bahwa orang-orang yang bersyukur cenderung mengalami emosi positif lebih sering, menikmati kepuasan di dalam hidup, dan lebih banyak berharap, dan cenderung kurang mengalami depresi, kecemasan dan iri hati. Mereka cenderung lebih empati, memaafkan, menolong, dan menunjukkan dukungan terhadap orang lain. Sejalan dengan subjek penelitian ini yaitu penduduk miskin yang hidup serba kekurangan dan keterbatasan, bukanlah menjadi alasan untuk hidup menderita. Setiap orang memiliki berbagai hal yang bisa dan patut untuk disyukuri, misalnya kesehatan, keluarga, atau hal lainnya.
Saran • Bagi Subjek Penelitian • Bagi Masyarakat Umum • Bagi Penelitian Selanjutnya