HUBUNGAN ANTARA PREFERENSI PEMILIHAN ORANG YANG DI-FOLLOW DI MEDIA SOSIAL TWITTER DENGAN MOTIVASI PENGGUNAAN TWITTER PADA REMAJA JAKARTA Sherli Khomala
[email protected] Dosen Pembimbing : Raymond Godwin Binus University : Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530. Telp. (62-21) 535 0660 Fax. (62-21) 535 0644
Abstrak Penelitian ini adalah penelitian payung yang bertujuan untuk mengetahui hubungan preferensi pemilihan orang yang di-follow di media sosial Twitter dengan motivasi penggunaan Twitter pada remaja Jakarta. Adapun metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan tipe korelasi untuk mencari hubungan antar variabel penelitian. Alat ukur yang digunakan adalah kuisioner dan observasi kepada 30 orang dengan karakteristik tinggal di Jakarta, memiliki akun Twitter dan berusia 13-20 tahun. Setelah itu data yang didapat digabungkan dengan peneliti payung lainnya sehingga mendapatkan subjek sebanyak 60 orang. Dari hasil uji korelasi tidak terdapat hubungan antara preferensi mem-follow orangtua, sahabat, teman, saudara, pasangan, figur publik dengan motivasi intrinsik penggunaan Twitter pada remaja Jakarta. Dari hasil uji korelasi tersebut berarti tidak terdapat hubungan antara preferensi pemilihan orang yang di-follow di media sosial Twitter dengan motivasi intrinsik penggunaan Twitter. Begitu pula hasil uji korelasi, hubungan antara preferensi pemilihan orang yang di-follow di media sosial twitter dengan motivasi ekstrinsik penggunaan Twitter. Dari hasil tersebut didapatkan tidak terdapat hubungan antara preferensi mem-follow orangtua, sahabat, teman, pasangan, figur publik dengan motivasi ekstrinsik. Namun, terdapat hubungan antara preferensi mem-follow saudara dengan motivasi ekstrinsik penggunaan Twitter pada remaja Jakarta (r= 0013; p< 0,05). Kata kunci : Motivasi ekstrinsik, motivasi intrinsik, preferensi pemilihan orang yang di-follow di Twitter
Abstract This research is an umbrella research that aims to determine the relationship of preference in the selection of those who follow in the Twitter social media to motivate the use of Twitter in adolescents Jakarta. The method used is a quantitative method to the type of correlation to find the relationship between the study variables. Measuring instruments used were questionnaires and observation to the characteristics of the 30 people living in Jakarta, has a Twitter account, and 13-20 years old. After that the data obtained are combined with other researchers umbrella so get as many as 60 subjects. Correlation of test results there is no relationship between preference to follow a parent,best friend, friend, sibling,romantic partner, public figures use Twitter to intrinsic motivation in adolescents Jakarta. The correlation of test results mean there is no relationship between the preference in the selection of those who follow in social media use Twitter with Twitter intrinsic
motivation. Similarly, results of correlation, the relationship between the preference in the selection of those who follow in social media twitter with Twitter usage extrinsic motivation. From the results obtained there is no relationship between preference to follow a parent,best friend, friends, romantic partner, public figure with extrinsic motivation. However, there is a relationship between a preference to follow sibling on Twitter with the use of extrinsic motivation in adolescents Jakarta (r= 0013; p< 0,05). Keywords: extrinsic motivation, intrinsic motivation, preference in the selection of those who follow on Twitter
PENDAHULUAN Remaja (adolescence) adalah masa perubahan individu dari fase kanak-kanak menuju fase dewasa (Geldart, 2004). Fase ini dimulai dari masa pubertas yang berakhir pada usia 18-20 tahun (Erikson dalam Boeree, 2006). Perkembangan pada masa remaja jauh lebih cepat dibandingkan dengan fase lainnya, remaja akan mengalami lima perubahan (Gerald, 2004) yaitu biologis, kognitif, psikologis, sosial, dan moral. Perubahan biologis dimana remaja akan mulai merasakan perubahan fisik seperti perubahan suara dan pertumbuhan tinggi yang drastis. Pada tahap ini pula, remaja mengalami masa pubertas yang didefinisikan sebagai kematangan genital yang berakhir pada usia 18-20 tahun (Erikson dalam Boeree, 2006). Perubahan kognitif merupakan perubahan kemampuan remaja untuk dapat berpikir secara abstrak. Perubahan psikologis yang membentuk identitas baru dalam diri remaja. Perubahan sosial dan moral akan membentuk kesadaran bagi remaja tentang hal yang benar dan salah. Tahapan ini merupakan periode yang krusial serta potensi yang meningkat, sehingga remaja diijinkan untuk bereksperimen dengan beragam cara untuk melatih peran-peran barunya serta mulai menyadari sifat-sifat yang melekat pada dirinya (Erikson dalam Feist & Feist, 2008). Masyarakat menjadi tempat mereka yang memainkan peran yang substansial dalam upaya mereka membentuk identitas (Erikson dalam Feist & Feist, 2008).Orang-orang dalam lingkungan remaja mendorong mereka untuk menemukan peran baru dalam hidupnya. Orang-orang tersebut diantaranya adalah orangtua, sahabat, teman, saudara, pasangan dan publik figure. Dalam perkembangan remaja, mereka memiliki hubungan yang lebih dekat dengan teman sebaya. Remaja akan menjauh dari bagian keluarganya dan akan lebih mendekatkan diri dengan teman-temannya dan mencoba untuk hidup mandiri layaknya orang dewasa (Mabey & Sorensen dalam Geldart, 2004). Seiring mereka mendapatkan kebebasan dan mengembangkan hubungan keluarga yang lebih dewasa, remaja mencari orang tua untuk mendapatkan kenyamanan, dukungan, dan saran (Fuligni, Eccles, Barber, & Clements dalam Papalia, Olds, & Feldman, 2003). Seiring perkembangan, remaja membutuhkan hubungan baru karena informasi atau dukungan dari orang tua mungkin tidak lagi relevan (Cotterell dalam Jeffrey, 1997). Mereka juga perlu hubungan ini untuk membantu membangun identitas mereka, dengan membandingkan pendapat dan nilai-nilai dengan orang lain, remaja dapat belajar apa yang membuat mereka unik (Piaget dalam Jeffrey, 1997). Selama masa remaja, persahabatan adalah sumber utama dukungan sosial (Furman & Buhrmester dalam La Greca & Harrison, 2005 ). Dalam perkembangannya, hubungan antara remaja dengan saudara menjadi lebih setara. Kuasa saudara yang lebih tua kepada saudara yang lebih muda menjadi berkurang (Buhrmester & Furman dalam Papalia, Olds, & Feldman, 2003). Remaja kurang dekat dengan saudara kandung dibandingkan dengan orang tua dan teman. Kurang terpengaruh oleh saudara kandung atau lebih berjarak saat mereka menjalani masa remaja. Hubungan romantis muncul untuk pertama kalinya pada masa remaja. Hubungan romantis remaja melibatkan dukungan, keintiman, dan persahabatan (Laursen dalam La Greca & Harrison, 2005). Perbedaan antara sahabat dan pasangan adalah gairah, komitmen, dan keintiman sebagai karakteristik yang spesifik dalam hubungan romantis (Connolly dkk dalam La Greca & Harrison, 2005). Sebuah peran serupa yang didapatkan oleh remaja dari rekan-rekannya diperkirakan juga didapat oleh remaja melalui melalui secondary attachment yaitu selebriti popular (Davidson dkk dalam Greene & Price, 1990). Secondary attachment didefinisikan sebagai hubungan fantasi dimana remaja memproyeksikan figur yang jauh, seperti penyanyi atau selebriti. Pemenuhan kebutuhan remaja dalam mencari identitas dan peran baru serta menjalin hubungan dengan
orang-orang di lingkungan hidup remaja terbantu pula dengan adanya media sosial. Salah satu media yang ada di jaman sekarang adalah media sosial. Media sosial memiliki dampak yang besar pada perilaku orang secara online seperti bagaimana mereka berkomunikasi dengan orang lain, mencari informasi, dan bagaimana mereka menjalin serta memelihara suatu hubungan (Godes, dkk. dalam Kietzmann, Silvestre, McCarthy, & Pitt, 2012). Salah satu media sosial yang sedang popular saat ini adalah Twitter. Twitter sebagai salah satu media sosial didirikan di San Francisco. Ia merupakan jaringan yang menghubungkan kepada cerita terbaru, ide-ide, pendapat dan berita menarik yang digunakan oleh orang-orang di hampir setiap negara di dunia. Layanan ini tersedia di lebih dari 20 bahasa (Twitter, 2012). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Semiocast pada tahun 2012, Indonesia menduduki posisi kelima dalam pengguna terbanyak Twitter yaitu sebanyak 19,5 juta pengguna (semiocast, 2012). Selain itu, Semiocast (2012) juga menyebutkan Jakarta sebagai kota yang paling aktif dari jumlah tweet yang diposting yaitu sebesar lebih dari 2%. Jumlah ini mengalahkan kota Manchester yang hanya sebesar 0,4 %. Pada tahun 2012, pengguna Twitter sebanyak 26% adalah pada jenjang usia 18-29 tahun (Pew Internet, 2012), yang merupakan tahap perkembangan remaja dan dewasa muda (Erikson dalam Feist & Feist, 2008). Pengguna Twitter ini terus meningkat sampai Februari 2012 pada jenjang usia 18-24 tahun. Pengguna media sosial yang terus meningkat dapat disebabkan oleh penggunanya yang termotivasi secara intrinsik dan ekstrinsik (Kim, Shim, & Ahn, 2011). Kegiatan yang dilakukan bukan karena alasan yang melekat di dalamnya, tapi untuk alasan diluar dirinya seperti manfaat yang diperoleh saat menggunakan media sosial seperti komunikasi dan berbagi informasi kepada sesama pengguna dapat dikategorikan ke dalam motivasi ekstrinsik (Kim, Shim, & Ahn 2011). Sedangkan dorongan dalam diri manusia yang didasarkan pada kepuasan yang melekat dari perilaku seseorang seperti menghilangkan stres dan recording personal history termasuk dalam motivasi intrinsik (Kim, Shim, & Ahn 2011) Motivasi menjadi pendorong perilaku termasuk dalam menggunakan media sosial yang telah menjadi bagian dalam kehidupan manusia. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya penggunaan Twitter tiap tahunnya pada jenjang remaja dan dewasa muda. Remaja dalam perkembangannya akan membentuk hubungan dengan orang-orang di lingkungannya untuk memenuhi pembentukan identitas dan peran baru dalam hidupnya. Mempertimbangkan bahwa media sosial menjadi salah satu bagian dalam hidup remaja, dapat dikatakan bahwa dalam pembentukan identitas dan peran barunya, seorang remaja juga memerhatikan hubungannya dengan orang lain di dalam media sosial. Di dalam Twitter, seorang remaja memiliki kebebasan untuk memilih siapa yang akan di-follow . Seperti yang disebutkan pada beberapa paragraf sebelumnya, di dalam menggunakan media sosial, dalam hal ini Twitter, seseorang memiliki motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik yang secara tidak langsung berhubungan dengan orang-orang diikutinya. Orang yang termotivasi secara ekstrinsik akan menggunakan media sosial untuk menjaga hubungannya dengan orang lain, sehingga kemungkinan besar yang diikutinya adalah teman-teman atau sahabat-sahabatnya. Orang yang termotivasi secara ekstrinsik dalam penggunaan media sosial untuk mengumpulkan informasi, kemungkinan besar yang diikutinya adalah figur publik, teman atau saudaranya. Sedangkan mereka yang termotivasi secara intrinsik kemungkinan besar akan memprioritaskan orang-orang yang dianggap menghibur karena mereka menggunakan media sosial untuk melepaskan diri dari stres seperti figur publik . Mempertimbangkan pemikiran tersebut, penelitian ini ingin melihat apakah ada hubungan yang signifikan antara preferensi pemilihan orang yang di-follow di media sosial Twitter dengan motivasi penggunaan Twitter pada remaja Jakarta.
METODE PENELITIAN Subjek Penelitian dan Teknik Sampling Subjek yang dipilih dalam penelitian ini memiliki karakteristik, antara lain remaja yang tinggal di Jakarta dengan rentang usia 13-20 tahun dan memiliki akun di media sosial Twitter.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik non probability dimana design ini digunakan ketika jumlah elemen dari populasi tidak diketahui atau tidak dapat diidentifikasi secara individu. Teknik non probability dibagi menjadi empat design. Pada penelitian ini, menggunakan purposive sampling berdasarkan target subjek yang sudah ditentukan sebelumnya yang memenuhi karakteristik subjek penelitian.
Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif berdasarkan bentuk datanya. Data penelitian berupa angka dan diolah secara statistik. Penelitian ini masuk ke dalam penelitian korelasional karena tujuan dari penelitian ini ingin melihat hubungan antar variabel. Penelitian ini dijalankan dengan desain noneksperimental dan menggunakan kuisioner sebagai metode alat ukur penelitian.
Alat Ukur Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian payung. Alat ukur yang disebarkan digunakan untuk keseluruhan variabel untuk penelitian ini. Dari kuisioner tersebut, yang digunakan untuk penelitian ini terletak pada bagian I yaitu motivasi dan bagian IV yaitu preferensi pemilihan teman di Twitter dari kuisioner yang disebar.
Alat ukur preferensi pemilihan orang yang di-follow di media sosial Twitter Alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian ini guna mengukur preferensi pemilihan teman di media sosial Twitter, berupa kuisioner yang tersusun dari 1 soal yang telah dilakukan pengujian terhadap isi tes melalui expert judgment. Penyusunan kuisioner ini menggunakan skala ordinal dimana subjek diminta untuk mengurutkan orang-orang yang mereka follow di media sosial Twitter. 1=Orang tua, 2=Sahabat, 3=Teman, 4=Saudara, 5=Pasangan, 6=Publik figur. Subjek diminta untuk memberikan angka 1 sampai 6, dimana angka 1 merupakan prioritas pertama orang yang mereka follow di media sosial Twitter. Tabel Dimensi preferensi pemilihan orang yang di-follow Dimensi
Indikator
Penjelasan
Orangtua
Orang tua menginginkan anaknya untuk dapat mandiri namun terjadi konflik dimana orang tua sulit untuk melepaskan anaknya. Seiring mereka mendapatkan kebebasan dan mengembangkan hubungan keluarga yang lebih dewasa, remaja mencari orang tua untuk mendapatkan kenyamanan, dukungan, dan saran (Fuligni, Eccles, Barber, & Clements dalam Papalia, Olds, & Feldman, 2003). Selama proses ini, dapat terjadi konflik di masa perkembangan remaja menuju kemandirian (Arnett dalam Papalia, Olds, & Feldman, 2003)
Sahabat
Selama masa remaja, persahabatan adalah sumber utama dukungan sosial (Furman & Buhrmester dalam La Greca & Harrison, 2005 ). Secara umum, kualitas positif dari persahabatan remaja yaitu, keintiman dan dukungan telah dikaitkan dengan rendahnya tingkat kecemasan sosial (La Greca dkk dalam La Greca &
Harrison, 2005), menunjukkan bahwa sahabat dapat memberikan kesehatan fungsi mental Hubungan Remaja dengan Orang lain
Teman
Dalam perkembangan remaja, mereka memiliki hubungan yang lebih dekat dengan teman sebaya. Sumber dari kelompok pertemanan adalah perhatian, simpati, rasa pengertian, moral, tempat untuk bereksperimen dan kemandirian (Buhrmester dalam Papalia, Olds, & Feldman, 2003). Melalui rekan-rekan mereka, remaja mampu mengeksplorasi peran sosial, dan mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan yang diperlukan untuk fungsi otonom di masa dewasa (Blos dkk, dalam Greene & Price, 1990)
Saudara
memasuki masa remaja, hubungan dengan saudara menjadi lebih setara. Kuasa saudara yang lebih tua kepada saudara yang lebih muda menjadi berkurang (Buhrmester & Furman dalam Papalia, Olds, & Feldman, 2003).
Pasangan
Hubungan romantis remaja melibatkan dukungan, keintiman, dan persahabatan (Laursen dalam La Greca & Harrison, 2005). Perbedaan antara sahabat dan pasangan adalah gairah, komitmen, dan keintiman seksual sebagai karakteristik yang spesifik dalam hubungan romantis (Connolly dkk dalam La Greca & Harrison, 2005).
Figur Publik
Sebuah peran diperkirakan juga didapat oleh remaja melalui melalui secondary attachment yaitu selebriti popular (Davidson dkk dalam Greene & Price, 1990). Secondary attachment didefinisikan sebagai hubungan fantasi dimana remaja memproyeksikan figur yang jauh, seperti penyanyi atau selebriti. Dalam konteks pembentukan identitas
Alat ukur motivasi Alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian ini guna mengukur motivasi intrinsik dan ekstrinsik individu, yaitu berupa kuisioner. Kuisioner ini diadaptasi dari penelitian Kim, Shim, dan Ahn yang dilakukan pada tahun 2011, dengan menerjamahkannya dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Dalam penyusunan kuisioner ini menggunakan skala Likert dimana skala ini terdiri dari empat tingkatan jawaban dengan pilihan jawaban, antara lain STS : Sangat Tidak Sesuai; TS: Tidak Sesuai; S: Sesuai; SS : Sangat Sesuai. Dimensi Networking
• • •
Indikator To get the latest news on the lives of friend To share the information with friends For friendship
Penjelasan Media sosial merupakan cara yang baik untuk berkomunikasi dengan keluarga dan teman tanpa biaya ekstra untuk penggunaannya. Selain itu, akan lebih memudahkan untuk menghubungi teman menggunakan media sosial dengan waktu yang tak terbatas
• Relieving Stress
• • • • •
Recording one’s history
• •
Collecting information
• •
To keep in touch with friends not seen often Not to be alienated To relieving stress Easy to make and manage To spend leisure time To make a new friend
To record one’s history by photo and diary To save photo and writing To collect interesting information To download wallpost and pictures
Beberapa pengguna menjelaskan bahwa mereka mengunjungi mini homepage oranglain untuk menghilangkan stress ketika bekerja dan merupakan salah satu cara untuk “membunuh waktu”. Selama berinteraksi dengan teman dan kenalan di media sosial dapat menjadi cara bagi pengguna untuk menghilangkan stres dan memuaskan rasa ingin tahu. Salah satu motivasi dalam penggunaan media sosial adalah mencatat kegiatan sehari-hari melalui photoblogging, posting foto, dan menulis pada jurnal online di mini homepage. Pengguna biasanya memasang informasi yang terbaru secara berkala pada mini homepage dalam bentuk foto, gambar atau written content. Dan juga, banyak pengguna mengumpulkan informasi dengan membaca dengan teliti mini homepage atau blog orang lain.
Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Validitas adalah sejauh mana ketepatan dari suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Valid atau tidaknya suatu alat ukur tergantung pada mampu tidaknya alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki (Azwar, 2000). Penelitian ini menggunakan construct validity dengan mengadaptasi item pada hasil penelitian Kim, Shim dan Ahn (2011) yang sudah diketahui oleh expert judgement penelitian ini yaitu dosen pembimbing skripsi. Reliabilitas memiliki tujuan untuk menguji konsistensi dari alat ukur yang telah dibuat. Perhitungan reliabilitas pada penelitian ini adalah menggunakan cronbach’s alpha dengan menggunakan program SPSS version 20.0. Untuk alat ukur preferensi pemilihan orang yang di-follow terdiri dari 1 item pernyataan sedangkan untuk alat ukur motivasi terdiri dari 13 item pernyataan (6 item motivasi ekstrinsik dan 7 item motivasi ekstrinsik) yang diberikan kepada 50 subjek penelitian pada saat uji coba (pilot study). dan didapatkan cronbach’s alpha sebesar 0,658 untuk 6 item motivasi ekstrinsik. Menurut Triton, dalam Sujianto, (2009) nilai cronbach’s alpha 0,60 s.d 0,80 berada pada tingkat reliabel. Sedangkan cronbach’s alpha untuk 7 item motivasi internal didapat sebesar 0,519. Nilai cronbach’s alpha 0,40 s.d 0,60 hanya berada pada tingkat cukup reliabel (Triton, dalam Sujianto, 2009). Dengan hasil cronbach’s alpha diatas maka diputuskan untuk membuang dua item pada motivasi intrinsik yaitu item nomor 8 dan 9 karena dapat meningkatkan reliabilitas pada motivasi intrinsik, serta mengubah kata-kata dua item pada motivasi intrinsik yaitu item nomor 12 dan 13 karena kata-kata dalam item nomor 12 dan 13 dianggap tidak merepresentasi apa yang dimaksudkan dalam penelitian ini. Setelah 2 item pada motivasi intrinsik dibuang dan 2 item yang lain di ubah kata-katanya didapatkan reliabilitas. Pada item kuisioner uji coba motivasi intrinsik, setelah ada nya pemangkasan dan perubahan kata-kata dalam item mendapatkan cronbach’s alpha sebesar 0,622. Menurut Triton, dalam Sujianto, (2009) nilai cronbach’s alpha 0,60 s.d 0,80 berada pada tingkat reliabel. Setelah semua item uji coba motivasi intrinsik dan ekstrinsik terletak dalam tingkat reliabel, maka segera dilaksanakan pengambilan data lapangan.
Prosedur Penelitian Pertama-tama yang dilakukan sebelum mengambil data adalah menyusun alat ukur yang mampu mengukur variable yang diteliti dalam penelitian ini dan mencari subjek sesuai dengan karakteristik
penelitian. Dalam penelitian ini, menggunakan 2 buah alat ukur yaitu motivasi dengan dasar hasil penelitian dari Kim, Shim dan Ahn (2011) dan preferensi pemilihan teman di media sosial Twitter dimana subjek diminta untuk memprioritaskan orang yang di follow terlebih dahulu dalam Twitter. Kuisioner ini telah didiskusikan bersama dengan dosen pembimbing skripsi. Setelah itu, perlu dipersiapkan informed consent dimana hal ini berguna untuk mendapatkan persetujuan dari subjek sebelum pengambilan data dan penyebaran kuisioner. Mempersiapkan insentif juga dilakukan oleh penulis bagi para individu yang bersedia menjadi subjek penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk mengapresiasi kesediaan subjek. Penyebaran kuisioner ini dilaksanakan dari tanggal 29 Desember 2012 sampai 5 Januari 2013 dengan cara mengirimkan kuisioner kepada subjek melalui email dan kuisioner dalam bentuk hard copy. Teknik yang digunakan untuk melakukan pengolahan data ini adalah dengan menggunakan metode statistik. Pertama-tama diadakan uji reliabilitas dan uji validitas setelah mendapatkan hasil item uji coba. Setelah itu dilakukan pengujian normalitas dan uji korelasional. Tujuannya adalah melihat keeratan hubungan dari variabel penelitian ini. Pengolahan data menggunakan program SPSS (Statistical Program for Social Study) version 20.0
HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan teknik Kolmogrov Smirnov Goodness of Fit Test, dimana uji normalitas dengan teknik ini digunakan untuk membantu peneliti dalam menentukan apakah sampel yang dipilih berasal dari populasi yang terdistribusi secara normal dan sekaligus menentukan teknik korelasi apa yang peneliti gunakan dalam penelitian ini. Data yang diperoleh dari alat ukur motivasi akan diuji normalitasnya menggunakan SPSS 20.0. Tabel Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic .102
EXTRINSIK t
df
INTRINSIK t .107 a. Lilliefors Significance Correction
Shapiro-Wilk
60
Sig. .194
Statistic .977
60
.082
.971
df 60
Sig. .322
60
.162
Sumber: Output Pengolahan Data SPSS 20.0 Dari tabel di atas hasil signifikansi Kolmogorov-Smirnov dari 2 variabel yaitu 0,084 untuk motivasi intrinsik dan 0,194 untuk motivasi ekstrinsik. Dari hasil tersebut dinyatakan bahwa persebaran data motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik dinyatakan normal (p> 0.05), Berikut adalah hasil perhitungan korelasi Spearman Rank Correlation (Rho) Tabel Uji Hipotesis Correlations ortu
Spearman's rho
ortu
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed)
shbt
tmn
1.000 -.579** -.458** .
.000
.000
sdr
psg
pubfig Mean_ Mean_ ex in
.000
-.328*
-.297*
-.053
-.036
.998
.010
.021
.688
.784
N
60
60
60
60
60
60
60
60
-.579**
1.000
.452**
.008
.319*
-.249
.132
-.112
.000
.
.000
.952
.013
.055
.314
.393
60
60
60
60
60
60
60
60
-.458**
.452**
1.000
-.055
.087
-.221
.059
.198
.000
.000
.
.678
.509
.090
.652
.130
60
60
60
60
60
60
60
60
Correlation Coefficient
.000
.008
-.055
1.000 -.346** -.360**
.319*
.017
Sig. (2-tailed)
.998
.952
.678
.
.007
.005
.013
.899
60
60
60
60
60
60
60
60
-.328*
.319*
1.000 -.330**
-.099
-.248
.010
.013
.509
.007
.
.010
.450
.056
60
60
60
60
60
60
60
60
-.297*
-.249
-.221 -.360** -.330**
1.000
-.115
.171
.021
.055
.090
.005
.010
.
.382
.192
60
60
60
60
60
60
60
60
-.053
.132
.059
.319*
-.099
-.115
1.000
.501**
.688
.314
.652
.013
.450
.382
.
.000
60
60
60
60
60
60
60
60
-.036
-.112
.198
.017
-.248
.171
.501**
1.000
.784
.393
.130
.899
.056
.192
.000
.
60
60
60
60
60
60
60
60
Correlation Coefficient shbt
Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient
tmn
Sig. (2-tailed) N
sdr
N Correlation Coefficient psg
Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient
pubfig
Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient
Mean_ Sig. (2-tailed) ex N Correlation Coefficient
Mean_i Sig. (2-tailed) n N
.087 -.346**
. Sumber: Output Pengolahan Data SPSS 20.0 Dari hasil diatas, tidak terdapat hubungan antara preferensi mem-follow orangtua, sahabat, teman, saudara, pasangan, figur publik dengan motivasi intrinsik penggunaan Twitter pada remaja Jakarta. Hal ini berarti tidak ada hubungan antara preferensi pemilihan orang yang di-follow di media sosial Twitter dengan motivasi penggunaan pada motivasi intrinsik penggunaan Twitter pada remaja Jakarta. Begitupula pada motivasi ekstrinsik, tidak terdapat hubungan antara antara preferensi mem-follow orangtua, sahabat, teman, pasangan, figur publik dengan motivasi ekstrinsik penggunaan Twitter pada remaja Jakarta. Namun terdapat hubungan antara preferensi mem-follow saudara dengan motivasi ekstrinsik penggunaan Twitter pada remaja Jakarta.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Menurut hasil analisa yang terdapat pada bab sebelumnya, didapatkan hasil bahwa bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara preferensi mem-follow orangtua dalam media sosial Twitter dengan motivasi intrinsik penggunaan Twitter pada remaja Jakarta. Tidak ada hubungan yang signifikan antara preferensi mem-follow sahabat dalam media sosial Twitter dengan motivasi intrinsik penggunaan Twitter pada remaja Jakarta. Tidak ada hubungan yang signifikan antara preferensi mem-follow teman dalam media sosial Twitter dengan motivasi intrinsik penggunaan Twitter pada remaja Jakarta. Tidak ada hubungan yang signifikan antara preferensi mem-follow saudara dalam media sosial Twitter dengan motivasi intrinsik penggunaan Twitter pada remaja Jakarta. Tidak ada hubungan yang signifikan antara preferensi mem-follow pasangan dalam media sosial Twitter dengan motivasi intrinsik penggunaan Twitter pada remaja Jakarta. Tidak ada hubungan yang signifikan antara preferensi mem-follow sahabat dalam media sosial Twitter dengan motivasi intrinsik penggunaan Twitter pada remaja Jakarta. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara preferensi pemilihan orang yang di-follow di media sosial Twitter dengan motivasi penggunaan Twitter pada remaja Jakarta. Dan juga didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara preferensi mem-follow orangtua dalam media sosial Twitter dengan motivasi ekstrinsik penggunaan Twitter pada remaja Jakarta. Tidak ada hubungan yang signifikan antara preferensi mem-follow sahabat dalam media sosial Twitter dengan motivasi ekstrinsik penggunaan Twitter pada remaja Jakarta. Tidak ada hubungan yang signifikan antara preferensi mem-follow teman dalam media sosial Twitter dengan motivasi ekstrinsik penggunaan Twitter pada remaja Jakarta. Ada hubungan yang signifikan antara preferensi mem-follow saudara dalam media sosial Twitter dengan motivasi ekstrinsik penggunaan Twitter pada remaja Jakarta. Tidak ada hubungan yang signifikan antara preferensi mem-follow pasangan dalam media sosial Twitter dengan motivasi ekstrinsik penggunaan Twitter pada remaja Jakarta. Tidak ada hubungan yang signifikan antara preferensi mem-follow sahabat dalam media sosial Twitter dengan motivasi ekstrinsik penggunaan Twitter pada remaja Jakarta. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa hanya preferensi mem-follow saudara yang memiliki hubungan dengan motivasi penggunaan pada remaja Jakarta.
Saran Saran Teoritis Menambahkan subjek dalam penelitian ini yaitu remaja yang bertempat tinggal di Jakarta yang memiliki akun pada media sosial Twitter. Penambahan subjek dapat disamaratakan jumlahnya pada masing-masing wilayah di Jakarta yaitu Jakarta utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, dan Jakarta Selatan sehingga mewakili keseluruhan wilayah Jakarta. Mencari teori tambahan mengenai motivasi penggunaan media sosial dan hubungan antara remaja dengan orang lain sehingga dapat memperkuat penelitian. Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian tentang preferensi pemilihan orang yang di follow di media sosial Twitter dengan motivasi penggunaan twitter maka Tidak hanya melihat preferensi pemilihan orang yang di follow dalam media sosial Twitter, namun juga diliat interaksinya di dalam Twitter. Selain itu, juga diharapkan dapat menambahkan teori-teori terbaru sebagai acuan yang baik, sebagai teori pendukung maupun pembuatan skala yang digunakan sebagai acuan. Peneliti juga menyarankan untuk menggunakan sampel atau subjek penelitian yang berbeda, latar belakang pendidikan, ekonomi, usia, dan lain-lain sehingga hal ini akan memperluas wawasan dan pengetahuan. Saran Praktis Bagi orangtua diharapkan dapat memantau anaknya dalam penggunaan media sosial dan dapat membatasi penggunaan media sosial yang sudah menjadi kehidupan sehari-hari para remaja sehingga dapat memantau perkembangan remaja dan mengurangi dampak negative dalam penggunaan media sosial
REFERENSI Areepattamannil, S., Freeman, J.G., Klinger, D.A. (2011). Intrinsic motivation, extrinsic motivation, and academic achievement among Indian adolescents in Canada and India. Journal of Soc Psychol Educ. 14,427-439 Azwar, S. (2000). Sikap manusia: Teori dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Beest, M.V & Chris, B.(1997). The relationship between adolescents' social support from parents and from peers. Journal of Children And Youth - About, Psychology, Education, Medical Sciences, Psychiatry And Neurology.34(9) Bhaduri, S., & Kumar, H. (2009). Extrinsic and intrinsic motivations to innovate: tracing the motivation of ‘grassroot’ innovators in India. Jurnal Mind Soc. 10,27-55 Boeree, G. (2006). Personality theories. Shippensburg: Psychology Department Shippensburg University. Boyd, D. E. & Ellison, N. B. (2007). Social network sites: Definition, history, and scholarship. diakses 14 Oktober 2012 dari, http://jcmc.indiana.edu/vol13/issue1/boyd.ellison.html Brannen, M. (2010). Motivational use of Twitter: A Thesis Presented to the Faculty of the Graduate School, University of Missouri, Columbia Cloninger, S.C. (2004). Theories of personality understanding persons (4th ed). New Jersey: Pearson Education Inc.
Courtney, G. (1996). Adolescent decision making: A broadly based theory and its application to the prevention of early pregnancy. Journal of Children And Youth - About, Psychology, Education, Medical Sciences--Psychiatry And Neurology. 31(123). Deci, E. L., & Ryan, R. M.(2002), Handbook of Self-Determination research. University Rochester Press Deci, E.L., & Ryan, R.M. (2000). Intrinsic and extrinsic motivations: Classic definition and new directions. Contemporary Educational Psychology,25 Fauzi, Ahmad. (2009). All about twitter. Depok:Yureka Feist.J., & Feist, G.J. (2006). Theories of personality. (6th ed.). Penterjemah, Yudi Santoso (2008). Pustaka belajar, Celaban Timur, Yogyakarta. Indonesia. Geldart,S. (2004), Understanding the adolescents. diakses http://www.sagepub.com/upm-data/9821_036328Ch1.PDF
16
Oktober
2012
dari
Giordano,P.C. (2003). Relationships in adolescence. Annual Review of Sociology,29,257-281 Gross, S. (2003). The complete guide to social media: From the social media guys. Diakses tanggal 20 Desember 2012 dari http://www.thesocialmediaguys.co.uk/wpcontent/uploads/downloads/2011/03/CompleteGuidetoSoci alMedia.pdf Halepota, H.A. (2005). Motivational theories and their application in construction. A Publication of the American Association of Cost Engineers. 47(3). Diakses tanggal 15 November 2013 dari http://search.proquest.com/docview/220451052/13BEAECE1457E742E26/13?accountid=31532
Kaplan, A, M., & Haenlein, M. (2010). Users of the world, unite! The challenges and opportunities of social media. Diakses tanggal 20 November 2013 dari, http://michaelhaenlein.com/Publications/Kaplan,%20Andreas%20%20Users%20of%20the%20world ,%20unite.pdf Kietzmann, J.H., Silvestre, B.S., McCarthy, I.P., & Pitt, L.F. (2012). Unpacking the social media phenomenon: Towards a research agenda. Journal of Public Affairs,12(2),109-119 Kim, J.Y., Shim, J.P., & Ahn, K.M. (2011). Social networking: Motivation pleasure, and behavioral intention to Use. The Journal of Computer Information Systems. 51(4),92-101 Kurniawan. A. (2009). Belajar mudah SPSS untuk pemula. MediaKom: Yogyakarta. Kwak, H., Lee, C., Park, H., & Moon, S. (2003). What is Twitter, a Social Network or a News Media?. Diakses pada tanggal 20 Desember 2012 dari http://product.ubion.co.kr/upload20120220142222731/ccres00056/db/_2250_1/embedded/2010www-twitter.pdf Lai, E.R. (2011). Motivation: A literature review. Research Report. Pearson Lenhart, A., Rainie, L., Lewis, O. (2001). Teenage life online: The rise of the instant-message generation and the internet’s impact on friendships and family relationships. Washington: Pew Internet & American Life Project
Milstei, S., & O’Reilly. T. (2009), The Twitter Book. O’Reilly Media Inc: USA Noller, P. Feeney, J.A & Peterson, C. (2001). Personal Relationship Across the Lifespan. Taylor & Francis Inc: Newyork. Papalia, D.E., Olds, & Feldman, R.D. (2003). Human Development (9th ed). New York: McGraw-Hill Inc. Pew
Internet. (2012). Twitter Use 2012. Diakses tanggal 10 http://pewinternet.org/Reports/2012/Twitter-Use-2012/Findings.aspx
September
2012
dari
Safko.L, Brake.D.K. (2009). The social media bible: Tactics, tools, and strategies for business success. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. Semiocast. (2012). Twitter Reaches Half Billion Accounts 140m in the U.S. Diakses tanggal 10 September 2012 dari http://semiocast.com/publications/2012_07_30_Twitter_reaches_half_a_billion_accounts_140m_in_t he_US Twitter. (2012). About twitter. Diakses pada tanggal 10 September 2012 dari www.Twitter.com Uno, A. B. (2008). Teori motivasi dan pengukurannya. Bumi Aksara: Jakarta Wilson, G.V. (2008). The Effects of External Rewars on Intrinsic Motivation Practical Application.
RIWAYAT HIDUP
PERSONAL DETAILS Name E-mail Gender Birth Place/Date Nationality ID
: Sherli Khomala :
[email protected] : Female : Bengkulu, 15 oktober 1991 : Indonesia : NationalityID – 1771075510910001
EDUCATIONAL BACKGROUND Aug 2009 – Feb 2013
Binus University, Jakarta, Indonesia Barchelor (S1), Psychology. With certificated
Jun 2006 - Jul 2009
SMAK Sang Timur, Jakarta (IPS) With certificated
ORGANIZATION EXPERIENCE Sept 2012 - Now
Coordinate all team and all event In PDKK Binus
WORKING EXPERIENCE July 2012 – Sept 2012 POSITION – COMPANY NAME Coldwell banker Indonesia- Human Resource Development(internship) Job Description : be a tester in psychology test, coordinate absence employee in Coldwell banker, scoring the psychology test