HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN PT. SRI REJEKI ISMAN Tbk SUKOHARJO
NASKAH PUBLIKASI
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi
Oleh: WIJININGSIH F 100 120 030
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016 i
.
TIALAMAN PERSETUJUAN
IIUBUNCAN ANTARA PERSE}SI TERITADAP BEBAN KEzuA DENGAN STRTS KERJA PADA IGRYAWAN PI. SRI
REJE(I ISMAN ThK
SUI
WIJININGSIII F100120 030
Tel,n d pq
ks
dan diseruj ui
uLdk drujioleh:
HAIAMAN PENGIISA}IAN I{UBUNGAN ANTAI{A IERSEPSI TERTIADAP BEBAN (ERJA DENGAN STRES KER,IA PADA XARYAWAN PT. SRI R.EJEKI ISMAN fbK SUKOU1RJO
OLEII: WTJININCSIII F100120 030 T€lab dipertah2nkln di d€p,n Dewan ?€nguji
Fiktrlt3s psikotosi
UniveBif,s Mnhahnadiyih Sur.k,rta P.da h&i Hbu, t nagal 27 Juti 20t6 dan
t_
dinyrl.krn tclrl nchentrhi 3yanl
Drs. Mohamm,dAmin M.Si
(Korur DevaD PeDguji) Taulik
(rstu.i,
M.Si., P.hD
(Anggori I Drym Penguji) 3. AchDad Dwiyanto, S.Psi., M-Si
(Anggorr rr Dewin P€ryuii)
Dcisdr iDi saya mc.l.krkln bahNa dat.D n,skah publikasi ini lidak rei.hpat krya yang pernah Lli.iukm unrlrk mcmpennch selar kesariai.M di suatu pcr8uruan tingsi d.n seplnjans pcngerahnar saya juga lidak ierdapar karya aran pendapar yane pernah ditulis alau dirrbilkan omng lain. kecnali sccda
rrtulis
diacu dalam mskah da. disebutkan dalam d.fta.pustaka.
Apabilo kelak te.bukti ada kctidakbchaRn dalrnr lemyat&D saya
mka akm
saya
penanegbs jarvrbtan $penubnya.
41001200n0
di
as,
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN PT. SRI REJEKI ISMAN, Tbk Wijiningsih
[email protected] Drs. Mohammad Amir, M.Si Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Abstrak Beban kerja yang tinggi dapat menyebabkan stres kerja pada karyawan. Bahkan di suatu lingkungan kerja, sebagian besar karyawan pernah mengalami stres kerja mulai dari tingkat yang paling ringan sekalipun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap beban kerja dengan stres kerja pada karyawan, untuk mengetahui sumbangan efektifpersepsi terhadap beban kerja terhadap stres kerja pada karyawan, untuk mengetahui tingkat persepsi terhadap beban kerja pada karyawan dan untuk mengetahui tingkat stres kerja pada karyawan.Hipotesis dari penelitian ini adalah ada hubungan positif antara persepsi terhadap beban kerja dengan stres kerja pada karyawan. Penelitian ini dilakukan pada 80 orang karyawan PT. Sri Rejeki Isman, Tbk. Teknik sampling menggunakan simple random sampling.Alat ukur yang digunakan adalah skala persepsi terhadap beban kerja dan skala stres kerja. Metode analisis data yang digunakan adalan non-parametrik dari Pearson dengan bantuan computer program SPSS for MS Windows Versi 15,00. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,914 dengan p = 0,000 (p < 0,001) artinya ada hubungan positif yang sangat signifikan antara persepsi terhadap beban kerja dengan stres kerja pada karyawan PT. Sri Rejeki Isman, Tbk. Sumbangan efektif dari kedua variabel ditunjukkan oleh koefisien determinan (r²) = 0,84 yang menunjukkan bahwa persepsi terhadap beban kerja mempengaruhi stres kerja karyawan sebesar 84% dan 16% sisanya dipengaruhi variabel lainnya. Variabel persepsi terhadap beban kerja mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 77,0875 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 127,5 yang artinya persepsi terhadap beban kerja pada karyawan tergolong tinggi. Variabel stres kerja mempunyai rerata empirik (RE) Sebesar 141,2125 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 67,5 yang artinya stres kerja karyawan tergolong sedang. Kata kunci : stres kerja, beban kerja, karyawan Abstract High workloads can cause work stress on employees. Even in a work environment, most employees have experienced stress of work ranging from the lightest level though. This research aims to know the relationship between the perception against the workload with work stress on employees, to find out the effective contribution of the perception against the workload against work stress
1
on employees, to know the level of perception against the workload on employees and to know the level of work stress on employees. The hypothesis of this research is there a positive relationship between the perception against the workload with work stress on employees. This research was conducted at 80 employees of PT Sri Rejeki Isman, Tbk. sampling using simple random sampling. Measuring instrument used is the scale of perception against the workload and work stress scale. Methods of data analysis used is parametric from Pearson with the help of computer program SPSS for Windows Version MS 15.00. Based on the results of data analysis, correlation coefficient value was obtained (r) of 0.914 with p = 0.000 (p < 0.001) means that there is a very significant positive relationships between the perception against the workload with work stress on employees of PT Sri Rejeki Isman, Tbk. effective Contributions from both variables are represented by coefficient a determinant (r ²) = 0.84 indicating that perception against work stress affects the workload of employees amounted to 84% and 16% of the remaining affected other variables. The variable perception against the workload has the empirical mean (RE) of 77.0875 and average hipotetik (RH) of 127.5 meaning ' perceptions towards the workload of employees classified as high. Work stress variables have the empirical mean (RE) of 141.2125 and average hipotetik (RH) amounted to 67.5 mean work stress were classified as employees. Keywords: work stress, workload, employees
1. PENDAHULUAN Suatu perusahaan harus menetapkan target yang tinggi agar tidak tertinggal dengan perusahaan lain. Agar dapat mencapai target tersebut, para karyawan harus selalu dalam kondisi sehat baik secara fisik maupun mental. Namun fakta menunjukkan bahwa target perusahaan yang tinggi dapat menyebabkan stres kerja pada karyawan (Babatunde, 2013). Bahkan di suatu lingkungan kerja, sebagian besar karyawan pernah mengalami stress kerja mulai dari tingkat yang paling ringan sekalipun (Margiati, 1999). Hal tersebut sesuai dengan penelitian Wildani (2012) yang berjudul Gambaran Tingkat Stres Kerja Pada Pegawai Dinas Kesehatan Kota Depok. Penelitian tersebut dilakukan pada 89 orang pegawai dan hasil menunjukan bahwa 29 orang mengalami stres kerja ringan, 31 orang mengalami stres kerja sedang dan 29 orang mengalami stres kerja berat. Penelitian serupa dilakukan oleh Sanjaya (2012) yang berjudul Peran Moderasi Kecerdasan Emosi pada Stres Kerja, penelitian tersebut dilakukan pada 46 orang karyawan di PT. Summit Oto Finance Kudus dan hasil penelitian menunjukkan bahwa 72% karyawan di perusahaan tersebut mengalami stres kerja. Tinggi rendahnya stres kerja yang dialami karyawan dipengaruhi beberapa faktor misalnya beban kerja, jabatan, tingkat pekerjaan , usia dan jenis kelamin (Krantz dkk, 2005).
2
Stres kerja timbul akibat dari kekaburan peran, konflik peran dan beban kerja yang berlebihan (Keenan & Newton (dalam Wijono, 2010).Stres kerja didefinisikan sebagai perasaan tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan.Banyak dan sulitnya pekerjaan yang dihadapi karyawan membuat perasaan karyawan menjadi tertekan (Mangkunegara, 2000). Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada salah seorang karyawan di PT. Sri Rejeki Isman Tbk mengenai stres kerja.Dari hasil wawancara, diketahui bahwa karyawan tersebut merasa sedikit tertekan dengan pekerjaan yang ditekuni. Hal tersebut dikarenakan target pekerjaan di perusahaan tersebut cukup tinggi, karyawan selalu dituntut untuk mencapai target tersebut. Tinggi rendahnya stres kerja yang dialami karyawan dipengaruhi beberapa faktor misalnya beban kerja, jabatan, tingkat pekerjaan , usia dan jenis kelamin (Krantz dkk, 2005). Menurut Menpan (1997), beban kerja adalah sekumpulan pekerjaan yang harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau karyawan dalam jangka waktu tertentu. Tinggi rendahnya beban kerja yang diterima setiap karyaawan berbeda-beda, tergantung persepsi karyawan terhadap beban kerja itu sendiri. Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui untuk mengetahui hubungan antara persepsi antara beban kerja dengan stres kerja pada karyawan, untuk mengetahui sumbangan efektif persepsi terhadap beban kerja terhadap stres kerja pada karyawan, untuk mengetahui tingkat persepsi terhadap beban kerja pada karyawan dan untuk mengetahui tingkat stres kerja pada karyawan. Manfaat dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran ilmiah dalam pengembangan di bidang psikologi khususnya psikologi industri, dapat digunakan sebagai wacana dan bahan pertimbangan dalam melakukan penelitian mengenai Hubungan antara Persepsi Terhadap Beban Kerja dengan Stres Kerja pada Karyawan, dan dapat dijadikan ebagai bahan pertimbangan dalam memanajemen dan membagi beban kerja karyawan agar lebih efektif sehingga karyawan dapat bekerja lebih optimal dan dapat mengantisipasi terjadinya stres pada karyawan. 2. METODE Jenis penelitian ini yaitu menggunakan penelitian kuantitatif. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan produksi bagian garment di PT. Sri Rejeki Isman, Tbk. Subjek dalam penelitian ini sebanyak 80 orang.Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling. Alat pengumpul data menggunakan skala persepsi terhadap beban kerja dan skala stres kerja.Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi dari Carl Pearson karena salah uji asumsi terpenuhi.
3
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Tabel 1. Blueprint Stres Kerja Setelah Uji Validitas ASPEK Jumlah aitem valid Favorable
Unfavorable
Gejala Psikologis
12
11
Gejala Fisiologis
7
7
Gejala Perilaku
7
7
26
25
JUMLAH
Hasil analisis skala stres kerja menunjukkan ada 51 aitem yang valid Tabel 2. Blueprint Persepsi Terhadap Beban Kerja Setelah Uji Validitas ASPEK Jumlah aitem valid Favorable
Unfavorable
Aspek Beban Waktu
4
4
Aspek Beban Mental
2
2
Aspek Beban Psikologis JUMLAH
7
8
13
14
Hasil analisis skala persesi terhadap beban kerja menunjukkan ada 27 aitem yang valid Tabel 3. Hasil Reliabilitas Skala Stres Kerja dan Perepsi Terhadap Beban Kerja VARIABEL Nilai Koefisien Jumlah Aitem Valid Reliabilitas Stres Kerja alpha (α) = 0,911 51 Beban Kerja
alpha (α) = 0,853
27
Hasil analisis skala stres kerja menunjukkan bahwa terdapat 51 aitem yang valid dan skala beban kerja menunjukkan bahwa terdapat 27 aitem yang valid. 3.1 Uji Asumsi Variabel
Tabel 4. Uji Normalitas Nilai Kolmogorov-Smirnov Z
4
Signifikansi
Stres Kerja
0,836
0,486
Hasil analisis data menunjukkan variabel tergantung yaitu variabel stres kerja memiliki sebaran data normal atau dapat mewakili subjek dalam populasi tersebut. Tabel 5. Uji Linieritas Nilai Linier
F
Signifikansi
0,836
0,709
Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel bebas (persepsi terhadap beban kerja) dengan variabel tergantung (stres kerja) memenuhi sebaran data linier. 3.2 Uji Hipotesis Tabel 6. Uji Hipotesis Nilai
Variabel
Pearson Correlation
Signifikansi
0,914
0,000
Stres Kerja
Analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara persepsi terhadap beban kerja dengan stres kerja karyawan.semakin tinggi persepsi terhadap beban kerja maka akan semakin tinggi pula stres kerja karyawan; demikian sebaliknya semakin rendah persepsi terhadap beban kerja maka akan semakin rendah pula stres kerja karyawan. 3.3 Kategorisasi Tabel 7. Kategorisasi Skala Stres Kerja Karywan Skor Interval Kategori Rerata Rerata F Empirik Hipotetik
Prosent ase
51 ≤ x< 81,6
Sangat Rendah
0
0%
81,6 ≤ x< 112,2
Rendah
0
0%
112,2 ≤ x < 142,8
Sedang
48
60%
142,8 ≤ x < 173,4
Tinggi
32
40%
173,4 ≤ x < 204
Sangat Tinggi
0
0%
80
100%
127,5
JUMLAH
5
141,2125
Berdasarkan kategori skala stres kerja karyawan diketahui bahwa terdapat 0% (0 orang) yang mengalami stres kerja sangat rendah, 0% (0 orang) yang mengalami stres kerja rendah, 6o% (48 orang) yang tergolong sedang stres kerjanya, 40% (32 orang) yang tergolong tinggi stres kerjanya, dan 0% (0 orang) yang tergolong sangat tinggi stres kerjanya. Hal ini menunjukkan bahwa prosentase dari jumlah terbanyak berada pada posisi sedang. Tabel 8. Kategorisasi Skala Persepsi Terhadap Beban Kerja Skor Interval 27 ≤ x< 43,2 43,2 ≤ x< 59,4
Kategori
Rerata Hipotetik
Sangat Rendah Rendah
59,4 ≤ x < 75,6
Sedang
75,6 ≤ x < 91,8
Tinggi
91,8 ≤ x < 120
Rerata Empirik
67,5 77,0875
Sangat Tinggi JUMLAH
F
Prosentase
0
0%
0
0%
32
40%
48
60%
0
0%
80
100%
Berdasarkan kategori skala persepsi terhadap beban kerja karyawan diketahui bahwa terdapat 0% (0 orang) yang memiliki persepsi terhadap beban kerja sangat rendah, 0% (0 orang) yang memiliki persepsi terhadap beban kerja rendah, 40% (32 orang) yang memiliki persepsi terhadap beban kerja tergolong sedang, 48% (60 orang) yang memiliki persepsi terhadap beban kerja tergolong tinggi, dan 0% (0 orang) yang tergolong sangat tinggi persepsi terhadap beban kerjanya. Hal ini menunjukkan bahwa prosentase dari jumlah terbanyak berada pada posisi tinggi. 3.4 Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian menggunakan analisis product moment dari Carl Pearson dengan menggunakan bantuan program SPSS 15.0 for windowsdiperoleh hasil koefisien korelasi rxy = 0,914 dengan sig. = 0,000; (p < 0,01). Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan oleh peneliti yaitu ada hubungan positif yang sangat signifikan antara persepsi terhadap beban kerja dengan stres kerja pada karyawan. Artinya semakin tinggi persepsi terhadap beban kerja maka akan semakin tinggi pula stres kerja karyawan; demikian sebaliknya semakin rendah persepsi terhadap beban kerja maka akan semakin rendah pula stres kerja karyawan.
6
Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hauck (2008) yang menyatakan bahwa penumpukan beban kerja akan meningkatkan penurunan kinerja dan meningkatkan stres kerja pada karyawan. Penelitian yang dilakukan Sanjaya (2012) menjelaskan bahwa Workload atau beban pekerjaan meliputi dua hal, yaitu target pekerjaan yang terlalu tinggi dan kelelahan. Pemberian target pekerjaan yang terlalu tinggi, yang tidak sesuai dengan kemampuan fisik atau keahlian karyawan akan membuat karyawan terbebani dan memicu timbulnya stres kerja. Hal ini berarti beban kerja yang berlebihan sangat mempengaruhi kondisi psikologis karyawan, perusahaan diharapkan mengurangi beban kerja karyawana agar dapat meminimalisir terjadinya stres kerja pada karyawan itu sendiri. Sumbangan efektifitas persepsi terhadap beban kerja terhadap stres kerja karyawan sebesar 84 %, hal tersebut ditunjukkan oleh koefisien determinasi (r²) atau nilai R Squared sebesar 0,84. Hal ini berarti masih terdapat 16 % faktor lain yang mempengaruhi stres kerja karyawan. Menurut Soewondo (dalam Waluyo, 2013) menemukan bahwa penyebab stres kerja terdiri dari empat hal yaitu Kondisi dan situasi pekerjaan, pekerjaannya, job requirement seperti pekerjaan yang tidak jelas dan hubungan interpersonal. Hal ini menunjukkan bahwa beban kerja dengan segala aspek yang terkandung didalamnya cukup berpengaruh terhadap stres kerja karyawan, meskipun stres kerja karyawan tidak hanya dipengaruhi oleh beban kerja. Hasil analisis menyebutkan bahwa variabel persepsi terhadap beban kerja mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 77,0875 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 67,5 yang berarti persepsi terhadap beban kerja termasuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan hasil kategori skala persepsi terhadap beban kerja diketahui dari 80 karyawan di PT. Sri Rejeki Isman ini terdapat 0% (0 orang) yang memiliki persepsi terhadap beban kerja sangat rendah, 0% (0 orang) yang memiliki persepsi terhadap beban kerja rendah, 40 % (32 orang) yang memiliki persepsi terhadap beban kerja tergolong sedang, 60 % (48 orang) yang memiliki persepsi terhadap beban kerja yang tergolong tinggi, dan 0 % (0 orang) yang memiliki persepsi terhadap beban kerja yang tergolong sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa prosentase dari jumlah terbanyak berada pada posisi tinggi. Variabel stres kerja karyawan mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 141,2125 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 127,5 yang berarti stres kerja karyawan termasuk dalam kategori sedang. Berdasarkan hasil kategori skala stres kerja karyawan diketahui dari 80 karyawan di PT.Sri Rejeki Isman ini terdapat 0% (0 orang) yang mengalami stres kerja sangat rendah, 60 % (48 orang) yang mengalami stres kerja rendah, 40 % (32 orang) yang tergolong sedang stres kerjanya, 0% (0 orang) yang tergolong tinggi stres kerjanya, dan 0 % (0 orang) yang tergolong sangat tinggi stres kerjanya. Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara beban kerja dengan stres kerja pada karyawan PT. Sri Rejeki Isman, Tbk. Hal ini berarti beban kerja dapat dijadikan prediktor untuk memprediksi stres kerja namun ada keterbatasan pada penelitian ini yaitu
7
generalisasi hasil-hasil penelitian ini terbatas pada populasi dimana penelitian dilakukan, sehingga penerapan pada ruang lingkup yang lebih luas dengan karakteristik yang berbeda perlu dilakukan oleh peneliti lain dengan menggunakan dan menambah variabel lain. PENUTUP Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa: (1)Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara persepsi terhadap beban kerja dengan stres kerja karyawan di PT. Sri Rejeki Isman, Tbk; (2)Sumbangan Efektif antara persepsi terhadap beban kerja dengan stres kerja karyawan di PT. Sri Rejeki Isman, Tbk sebesar 84% ditunjukkan oleh koefisien determinan (r²) = 0,84; (3)Tingkat persepsi terhadap beban kerja karyawan di PT.Sri Rejeki Isman, Tbk Sukoharjo tergolong tinggi; (4)Tingkat stres kerja karyawan di PT. Sri Rejeki Isman, Tbk tergolong sedang. Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh selama penelitian, maka penulis memberikan sumbangan saran yang diharapkan dapat bermanfaat, yaitu (1) Bagi karyawan, Karyawan agar mampu memanajemen stres kerja yang dialami dapat dilakukan dengan cara menumbuhkan persepsi yang baik dan menyenangkan terhadap pekerjaan yang dilakukan, bekerja dengan ikhlas dan bersungguh-sugguh serta melakukan banyak kegiatan yang positif seperti melakukan olahraga secara rutin, melakukan meditasi dan menghindarkan diri dari kesendirian sehingga dapat menurunkan stres kerja yang dialami karyawan. (2) Bagi Perusahaan, Perusahaan seharusnya lebih memperhatikan stress kerja karyawan dengan cara menyesuaikan berat-ringannya pekerjaan sesuai kemampuan masing-masing karyawan, menyediakan peralatan yang menunjang pekerjaan, dan penempatan yang sesuai keahlian karyawan. (3) Bagi peneliti lain, Untuk peneliti selanjutnya yang tertarik dengan permasalahan ini diharapkan lebih memperluas tinjauan teoritis yang belum terdapat dalam penelitian ini, lebih menyempurnakan alat ukur, memperluas populasi dan memperbanyak sampel sehingga lingkup penelitian dan generalisasi menjadi lebih luas serta mencapai proporsi yang seimbang dengan memperhatikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi stres kerja selain beban kerja, seperti Pressure atau tekanan, Conflict atau konflik, dan Role ambiguity atau ambiguitas. DAFTAR PUSTAKA Babatunde, A. (2013). Occupational stress: A review on conceptualisations, causese and cure. Economic Insights-trends and Challenges, 2(65), 73-80. Cetakan ke-8.Bandung : Rosda. Hauck, E. L& Snyder, L.A. (2008). Workload and Variability and SocialSupport: Effect On Stress and Performance. Springer Science + Business Media. Vol. 27, 112-125.DOI 10.1007/s12144-008-9026-x
8
Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2004. Diunduh dari http://sukabumikota.kemenag.go.id/file/dokumen/D001020.pdf Krantz, G. Berntsson, L. Lundberg, U. (2005). Total workload, work stress and perceived symptoms in Swedish male and female white-collar employees. European Journal of Public Health, Vol. 15, No. 2, 209–214. doi:10.1093/eurpub/cki079 Mangkunegara, A. P. (2008). Manajemen Sumberdaya Manusia Perusahaan Margiati, L. (1999). Stress Kerja: Penyebab Dan Alternatif Pemecahannya. Masyarakat, Kebudayaan dan Politik.No. 3. 71-80. Diunduh dari : http//journal.unair.ac.id/download-fullpapers-08-Lulus.pdf Sanjaya, F. (2012). Peran Moderasi Kecerdasan Emosi pada Stres Kerja. Jurnal Dinamika Manajemen. Vol. 3. No. 2, 155-163.Diunduh dari : http//journal.unnes.ac.id/artikel_nju/jdm/2453 Waluyo, M. (2009).Psikologi Industri. Jakarta: Akademia Permata. Wijono, S. (2010).Psikologi industri & Organisasi. Jakarta: Kencana Predana Media Group. Wildani, A.A. (2012). Gambaran Tingkat Stres Kerja Pada Pegawai Dinas Kesehatan Kota Depok.Skripsi tidak diterbitkan Universitas Indonesia.
9