Hubungan Antara Peran Penyuluh ……………………………………...Satriyawan Hendra W
HUBUNGAN ANTARA PERAN PENYULUH DENGAN TINGKAT PENERAPAN PENYAJIAN RUMPUT PADA PETERNAKAN SAPI PERAH ( Kasus Pada Kelompok Peternak Sapi Perah Pamegatan, Desa Mekarjaya, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut ) THE RELATIONSHIP BETWEEN THE ROLE OF EXTENSION WORKERS TO THE LEVEL OF THE APPLICATION OF PRESENTATION OF GRASS ON DAIRY FARMERS ( Cases In Group Dairy Farmers Pamegatan Village Mekarjaya District of Cikajang Regency Garut )
Satriyawan Hendra W*, Lilis Nurlina **, Syahirul Alim ** Universitas Padjadjaran Jalan Raya Bandung-Sumedang Km 21 Jatinangor 45363
*Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Tahun 2016 **Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran e-mail :
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 yang bertempat di Desa Mekarjaya, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut. Tujuan penelitian untuk mengetahui peran-peran penyuluh dan tingkat penerapan penyajian rumput serta menganalisis hubungan antara peran penyuluh dengan tingkat penerapan penyajian rumput peternakan sapi perah. Metode penelitian ini adalah metode survei dengan jumlah responden sebanyak 30 orang. Data yang diperoleh dianalisis dengan statistik deskriptif dan analisis korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) Peran penyuluh pada kelompok Pamegatan termasuk dalam katagori sedang, 2) Tingkat penerapan penyajian rumput peternak kelompok Pamegatan termasuk dalam katagori sedang dan 3) Terdapat hubungan yang erat antara peran penyuluh dengan tingkat penerapan penyajian pakan rumput pada peternak sapi perah kelompok Pamegatan dengan nilai rs 0,754. Kata kunci : Peran Penyuluh, Penyajian Rumput, Peternak Sapi Perah.
1
Hubungan Antara Peran Penyuluh ……………………………………...Satriyawan Hendra W ABSTRACT The research has been done in August 2016 which took place in the village of Mekarjaya, District of Cikajang, Regency Garut. The aims of research were to determine the roles of extension workers and level of application of presentation of grass and analyzing the relationship between the role of extension to the level of adoption of the presentation grass in dairy farm. This research method is survey method with the number of respondents as many as 30 people. Data were analyzed with descriptive statistics and Spearman Rank correlation analyzed. The results showed that 1) The role of extension in the group Pamegatan included in the category of medium, 2) The level of implementation of the presentation of grass breeders group Pamegatan included in the category of medium and 3) There is a close relationship between the role of extension to the level of adoption of the presentation of grass in dairy farmers Pamegatan group with a value of rs 0,754. Keywords : The role of extension workers, Presentation of grass, Dairy farmers.
PENDAHULUAN Peternakan sapi perah Indonesia mempunyai prospek usaha yang sangat menjanjikan. Data menyebutkan bahwa permintaan susu tumbuh sangat cepat, meningkat 14,01% selama periode antara tahun 2002 hingga tahun 2007. Namun, di sisi lain produksi susu Indonesia hanya tumbuh 2% (Direktorat Budidaya Ternak Ruminansia, 2010). Meningkatnya permintaan susu, membuat peternak sapi perah lebih berupaya untuk memenuhi permintaan susu dalam negeri agar usahanya juga ikut berkembang. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya peningkatan produksi susu dan produktivitasnya melalui salah satu faktor yang berpengaruh yaitu faktor pakan. Pakan merupakan kebutuhan utama bagi ternak sapi perah yang bertujuan dalam memenuhi nutrisi untuk kelangsungan hidup, pertumbuhan dan tetap memproduksi susu. Secara umum pakan sapi perah terdiri dari hijauan dan konsentrat. Tujuan pemberian pakan tercermin dari usaha pemenuhan kebutuhan pakan secara kuantitas, kualitas dan kontinuitas serta teknik pemberian pakan yang digunakan. Kuantitas menjamin banyak sedikitnya pakan untuk ternak sesuai kebutuhannya, kualitas merupakan baik buruknya pengaruh pakan terhadap ternak dan kontinuitas menunjukkan kesinambungan ada tidaknya pakan untuk ternak serta teknik pemberian pakan di lapang (Reaves dkk., 1973).
2
Hubungan Antara Peran Penyuluh ……………………………………...Satriyawan Hendra W
Desa Mekarjaya Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut merupakan salah satu sentra usaha peternakan sapi perah rakyat yang ikut memenuhi kebutuhan susu dalam negeri Pada sentra usaha tersebut terdapat peternakan sapi perah rakyat yang tergabung dalam Kelompok Pamegatan.Pemeliharaan dan pemberian hijauan khususnya rumput pada peternakan sapi perah rakyat biasanya dilakukan dengan cara seadanya dan tanpa penyajian yang benar. Pemberian pakan rumput dengan cara seadanya dan tanpa pengolahan secara fisik merupakan salah satu faktor yang menimbulkan permasalahan bagi peternak antara lain seperti produksi susu turun, sisa pakan rumput yang terbuang, ternak sakit menceret dan ternak malas makan. Melalui penyajian rumput yang benar dapat membantu peternak mengatasi masalah tersebut. Penyajian rumput tersebut antara lain yaitu penggunaaan rumput unggul, pelayuan , pencacahan dan pemberian rumput yang sesuai proporsi sapi perah laktasi. Penyajian rumput didapatkan oleh peternak melalui kegiatan penyuluhan yang diadakan oleh Koperasi Peternak Garut Selatan (KPGS) Cikajang atas dasar kebutuhan peternak. Penyuluhan tentang penyajian pakan rumput merupakan salah satu cara untuk membantu peternak mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan produksi susu dan produktivitasnya. Penyuluhan merupakan upaya perubahan berencana yang dilakukan melalui sistem pendidikan non formal dengan tujuan merubah perilaku (sikap, pengetahuan, keterampilan) sasaran untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya, sehingga kualitas kehidupan menjadi meningkat (Yunasaf, 2008). Kegiatan penyuluhan yang diberikan kepada peternak sapi perah dapat mengubah pengetahuan, sikap dan tindakan peternak agar menjadi lebih baik dalam hal pengembangan usaha peternakan sapi perah. Selain itu dengan diadakannya penyuluhan diharapkan merubah pandangan peternak menjadi tahu, mau dan mampu dalam hal penerapan penyajian pakan rumput, sehingga peternak dapat meningkatkan produksi susu sapi yang dipelihara. Kegiatan penyuluhan tidak terlepas dari campur tangan seorang penyuluh. Penyuluh sebagai agen pembaharu adalah individu yang berusaha mempengaruhi atau mengarahkan keputusan inovasi orang lain (client) selaras dengan yang diinginkan oleh lembaga penyuluhan – pembaharuan dimana ia berkerja (Rogers, 1983). Penyuluh dalam tugasnya sebagai agen perubahan berperan sebagai (a) pendidik, (b) fasilitator dan (c) katalisator. Penyuluh akan 3
Hubungan Antara Peran Penyuluh ……………………………………...Satriyawan Hendra W
membimbing, mengarahkan dan membantu memecahkan masalah yang dihadapi peternak dalam peningkatan produksi susu dan produktivitas lainnya. Melalui kegiatan penyuluhan, para peternak lebih bertambah pengetahuannya dan terfasilitasi dalam penerapan inovasi teknologi serta dapat menentukan pilihan yang baik dalam memutuskan untuk meningkatkan usaha peternakan sapi perah. Penyuluh juga memberikan motivasi dan berupaya menggerakkan peternak untuk menerapkan penyajian rumput dengan baik sebagai salah satu upaya dalam mengatasi masalah yang dihadapi peternak. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji peran penyuluh dalam memberikan penyuluhan penyajian rumput, mengkaji tingkat penerapan penyajian rumput pada peternakan sapi perah dan mengkaji keeratan hubungan antara peran penyuluh dengan tingkat penerapan penyajian rumput pada peternakan sapi perah. OBJEK DAN METODE PENELITIAN METODE PENELITIAN Objek penelitian yang diteliti adalah peternak sapi perah Kelompok Pamegatan di Desa Mekarjaya Kecamatan Cikajang Kabupaten Garut Jawa Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah survei, informasi dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili populasi. Informasi yang diperlukan didapatkan dari responden dengan menggunkan kuisoner. Tempat penelitian dipilih secara secara sengaja ( purposive ) dengan pertimbangan bahwa Kelompok Pamegatan merupakan salah satu daerah usaha peternakan rakyat sapi perah dengan jumlah anggota kelompok terbanyak yaitu 180 orang di Desa Mekarjaya dan sudah berjalan kegiatan penyuluhan. Data diperoleh dengan teknik wawancara yang dilakukan berdasarakan pedoman wawancara yang sudah disiapkan. Data yang dikumpulkan terdiri dari dua jenis, data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari dengan wawancara 30 orang anggota kelompok peternak sapi perah Pamegatan dan data sekunder diperoleh dari dari Koperasi Peternak Garut Selatan (KPGS), penyuluh yang bertugas, jurnal ilmiah, studi perpustakaan dan internet.
4
Hubungan Antara Peran Penyuluh ……………………………………...Satriyawan Hendra W ANALISIS DATA Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas adalah peran penyuluh (Xi). Variabel terikat adalah tingkat penerapan penyajian rumput (Yi). Cara pengukuran dari variabel bebas (Peran Penyuluh) dan variabel terikat (Tingkat Penerapan Penyajian Rumput) menggunakan skala ordinal. Kedua variabel diukur dengan menjumlahkan skor dari seluruh komponen yang tergabung pada variabel-variabel tersebut mengacu pada skala likert, dengan memberikan alternatif tiga jawaban. Ukuran skala ordinal tersebut adalah 3,2,1 yang menunjukkan nilai tinggi, sedang dan rendah. Nilai peran penyuluh (Xi) diperoleh dari nilai total seluruh jawaban responden atas pertanyaan yang dirumuskan menjadi beberapa pertanyaan yang dikategorikan berdasarkan kelas interval, terdapat 12 pertanyaan yang mewakili variabel (Xi). Nilai tingkat penerapan penyajian rumput (Yi) diperoleh dari nilai total seluruh jawaban responden atas pertanyaan yang dirumuskan menjadi beberapa pertanyaan yang dikategorikan berdasarkan kelas interval, terdapat 13 pertanyaan yang mewakili variabel (Yi). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : Panjang Interval =
Jumlah jangkauan banyaknya interval
Keterangan
:
Batas atas kelas
: Jumlah pertanyaan x Nilai jawaban tertinggi
Batas bawah kelas
: Jumlah pertanyaan x Nilai jawaban terendah
Jumlah jangkauan : Batas atas kelas – batas bawah kelas Guna menambah ketelitian data yang diperoleh, maka skor tertinggi ditambahkan 0,5 dan terendah dikurangi 0,5. Kategori kelas interval untuk peran penyuluh : 12,00 -20,33
: Peran penyuluh dalam kategori rendah.
20,34 - 28,67
: Peran penyuluh dalam kategori sedang.
28,68 - 37,01
: Peran penyuluh dalam kategori tinggi.
Kategori kelas interval untuk tingkat penerapan penyajian rumput : 13,00 - 22,00
: Tingkat penerapan penyajian rumput dalam kategori rendah.
22,01 – 31,01
: Tingkat penerapan penyajian rumput dalam kategori sedang.
31,02 - 40,00
: Tingkat penerapan penyajian rumput dalam kategori tinggi.
5
Hubungan Antara Peran Penyuluh ……………………………………...Satriyawan Hendra W
Pengolahan data yang didapatkan di lapangan dilakukan secara deskriptif. Teknik yang digunakan dalam menganalisis data dilakukan dengan menghitungjumlah skor dari variabel peran penyuluh (X) dengan variabel tingkat penerapan penyajian rumput (Y). Perhitungan korelasi antara dua variabel tersebut dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS. Perhitungan korelasi keeratan antara dua variabel tersebut dilakukan dengan menggunakan perhitungan analisis statistik non parametrik korelasi Rank Spearman (Siegal, 1985). Hipotesis yang diajukan : H0
:
Tidak terdapat hubungan positif antara peran penyuluh dengan
tingkat penerapan penyajian rumput peternak sapi perah. H1
: Terdapat hubungan positif antara peran penyuluh dengan tingkat penerapan penyajian rumput peternak sapi perah.
Pada pengujian hipotesis dan hasilnya signifikan, (H0 ditolak), maka untuk menentukan keeratan hubungan bisa digunakan kriteria Guilford (1956) yaitu sebagai berikut : rs < 0,20
: Hubungan yang sangat kecil / lemah dan bisa diabaikan
0,20 ≤ rs < 0,40
: Hubungan yang kecil / tidak erat
0,40 ≤ rs < 0,70
: Hubungan yang cukup erat
0,70 ≤ rs < 0,90
: Hubungan yang erat
0,90 ≤ rs ≤1,00
: Hubungan sangat erat HASIL DAN PEMBAHASAN
Peran Penyuluh Menurut Mardikanto (1992) penyuluhan merupakan suatu sistem pendidikan non formal yang tidak sekedar memberikan penerangan atau menjelaskan, tetapi berupaya merubah perilaku sasarannya. Selama kegiatan penyuluhan yang bertujuan merubah perilaku sasarannya tidak terlepas dari peran penyuluh dalam menjalankan tugas sesuai dengan peran sebagai pendidik, fasilitator dan katalisator. Penilaian responden peternak terhadap peran penyuluh dibedakan menjadi beberapa kategori yaitu, tinggi, sedang dan rendah. Peran penyuluh secara umum dapat dilihat pada Tabel 1. 6
Hubungan Antara Peran Penyuluh ……………………………………...Satriyawan Hendra W
Tabel 1. Peran Penyuluh No. 1
Uraian Peran Penyuluh a. Sebagai Pendidik b. Sebagai Fasilitator c. Sebagai Katalisator
Tinggi 33,33 63,33 24,44 56,67
Kategori Sedang Rendah % 66,67 0,00 29,44 7,22 28,89 46,67 18,89 24,44
Berdasarkan Tabel 1 peran penyuluh oleh pengurus Koperasi Peternak Garut Selatan (KPGS) dapat dikatagorikan sebagian besar termasuk dalam kategori sedang (66,67%), artinya bahwa peran penyuluh sebagai pendidik, fasilitator dan katalisator telah dijalankan dengan cukup baik dalam menjelaskan, mengarahkan dan mengubah perilaku peternak agar tau, mau dan mampu menerapkan inovasi. Peran penyuluh termasuk dalam kategori sedang karena penyuluh telah berupaya menjalankan peran sebagai pendidik, fasilitator dan katalisator. Peran sebagai pendidik dikategorikan tinggi (63,33%) dalam memberikan motivasi, pemberian kesempatan bertanya, penyampaian materi dengan jelas dan mudah dipahami, mampu menjelaskan materi dan manfaat penyajian rumput. Peran tersebut dilakukan dengan baik sebagai upaya dalam memberikan pengetahuan penyajian rumput kepada para peternak. Peran sebagai katalisator yang dikategorikan tinggi (56,67%) dalam mendorong pertemuan berkala dan kesedian untuk menemui dan ditemui peternak. Sebagai katalisator penyuluh menjalankan sangat baik, hal tersebut dilihat dari kesedian saling bertemu antara penyuluh dan peternak dan mendorong pertemuan berkala sebagai bentuk mempercepat adopsi inovasi. Namun, dalam hal kerjsama dengan pihak Dinas Peternakan Kabupaten Garut dan Swasta dalam memberikan penyuluhan masih belum dilakukan secara maskimal. Disi lain peran penyuluh sebagai fasilitator termasuk dalam kategori rendah (46,67%) dalam memfasilitasi penerapan penyajian rumput dan menggunakan alat bantu dalam melakukan penyuluhan. Hal tersebut menjadikan penyuluh harus terus meningkatkan peran sebagai fasilitator dalam membantu memberikan fasilitas dalam proses penerapan penyajian rumput dan menggunakan alat bantu penyuluhan. Penyuluh sebagai fasilitator merupakan peran dalam mendukung terselenggaranya proses pembelajaran peternak dengan baik (Yunasaf dan Tasripin, 2011).
7
Hubungan Antara Peran Penyuluh ……………………………………...Satriyawan Hendra W Tingkat Penerapan Penyajian Rumput Mardikanto (1992) menjelasakan bahwa adopsi atau penerapan dalam proses penyuluhan pertanian diartikan sebagai proses perubahan perilaku mengenai pengetahuan, sikap, maupun keterampilan yang terjadi pada seseorang. Penerapan atau adopsi terjadi ketika seseorang telah melewati tahap perubahan pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan tindakan (psikomotorik) terhadap suatu objek yang akan dipelajari. Pada tingkat adopsi atau penerapan penyajian rumput ada 3 dimensi yang diukur yaitu meliputi : (1) Pengetahuan terhadap rumput unggul, pelayuan, pencacahan, dan pemberian rumput dengan jumlah yang sesuai untuk sapi laktasi, (2) Sikap atau penilaian penyajian rumput dan (3) Tindakan terhadap penyajian rumput. Penilaian responden peternak terhadap tingkat penerapan penyajian rumput dibedakan menjadi beberapa kategori yaitu, tinggi, sedang dan rendah serta dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Tingkat Penerapan Penyajian Rumput No. 1
Uraian Tingkat Penerapan a. Pengetahuan b. Sikap c. Tindakan
Tinggi 13,33 26,00 35,00 24,17
Kategori Sedang Rendah % 63,33 23,33 40,00 34,00 48,33 16,67 57,50 18,33
Tingkat penerapan penyajian rumput oleh peternak Kelompok Pamegatan pada Tabel 2 dikategorikan sedang (63,33%), artinya bahwa tingkat penerapan penyajian rumput yang dilakukan oleh peternak sapi perah sudah cukup baik. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar peternak di kelompok Pamegatan dapat menerima dan menerapkan penyajian rumput yang meliputi : (1) Penggunaan rumput unggul, (2) Pelayuan rumput, (3) Pencacahan rumput, dan (4) Pemberian rumput dengan jumlah yang sesuai untuk kebutuhan sapi laktasi. Pada tingkat penerapan kategori tinggi (13,33%) diterapkan oleh ketua kelompok dan perwakilan yang dipercayai oleh ketua kelompok yang termasuk kedalam kategori ini. Hal tersebut disebabkan karena ketua kelompok dan perwakilan peternak sering mendapatkan penyuluhan dan pelatihan serta sebagai perantara penyuluh dengan para peternak yang lain. Tingkat penerapan penyajian rumput oleh peternak yang cukup baik, tidak terlepas dari pengetahuan, sikap dan tindakan peternak terhadap penyajian rumput. Pada Tabel 2 dapat
8
Hubungan Antara Peran Penyuluh ……………………………………...Satriyawan Hendra W
diketahui bahwa tingkat pengetahuan peternak termasuk dalam kategori sedang (40,00%), artinya bahwa pengetahuan peternak cukup baik dalam mengetahui penyajian rumput yang meliputi : (1) Penggunaan rumput unggul, (2) Pelayuan, (3) Pencacahan, dan (4) Pemberian jumlah rumput yang sesuai untuk sapi perah laktasi serta mengetahui manfaat penyajian rumput. Penilaian atau sikap peternak terhadap penyajian rumput termasuk dalam kategori sedang (48,33%) artinya bahwa peternak menilai penerapan penyajian rumput cukup mudah dipelajari dan dieterima dan dapat memberikan manfaat terhadap usaha peternakan sapi perah. Selain itu tingkat tindakan peternak juga termasuk dalam kategori sedang (57,50%), artinya bahwa peternak cukup baik dalam menerapkan penyajian rumput terhadap usaha peternakan sapi perah yang mereka miliki. Penerapan penyajian rumput di kelompok Pamegatan yang cukup baik ini pun tidak lepas dari upaya-upaya peran penyuluh dari Koperasi Peternak Garut Selatan (KPGS) dan ketua kelompok serta usaha peternak mencari informasi dari peternak yang lain. Proses penerapan penyajian rumput oleh para peternak sapi perah terjadi karena perubahan perilaku yang meliputi pengetahuan, sikap atau penilaian dan tindakan mereka terhadap suatu inovasi yang dibawa oleh para penyuluh. Hubungan Antara Peran Penyuluh Dengan Tingkat Penerapan Penyajian Rumput Peternak Sapi Perah Kelompok Pamegatan Hasil analisis korelasi Rank Spearman tentang peran penyuluh dengan tingkat penerapan penyajian rumput peternak sapi perah Kelompok Pamegatan diperoleh bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan dengan nilai rs 0,754. Berdasarkan aturan Guilford bahwa nilai tersebut termasuk katagori erat. Keeratan hubungan antara dua variabel yaitu peran penyuluh dan tingkat penerapan penyajian rumput dapat diartikan bahwa semakin tinggi peran penyuluh maka semakin baik pula tingkat penerapan penyajian rumput yang diterapkan peternak sapi perah Kelompok Pamegatan. Adanya hubungan yang erat terjadi karena peran penyuluh KPGS di Kelompok Pamegatan telah berusaha cukup baik dalam menjalankan peran sebagai pendidik, fasilitator dan katalisator. Hal ini dilihat dari para penyuluh sebagai pendidik selain menjelaskan penyajian rumput juga berupaya memberikan kesempatan bertanya dan memotivasi peternak agar mau belajar menerapkan. Penyuluh sebagai fasilitator juga telah berusaha menggunakan 9
Hubungan Antara Peran Penyuluh ……………………………………...Satriyawan Hendra W
alat bantu dalam memberikan penyuluhan agar mempermudah proses penerimaan informasi, memberikan fasilitas dan mendekatkan peternak dengan sumber informasi yang terkait dengan usaha pengembangan sapi perah. Peran penyuluh sebagai katalisator telah melakuakan upaya interksi dengan para peternak saat terjadi permasalahan dengan ternak yang dimiliki para peternak. Selain itu, penyuluh juga melakukan pertemuan kontak langsung secara berkala dengan peternak pada program kontrol lapangan 6 bulan sekali dan rapat akhir tahun serta saat dibutuhkan peternak sewaktu-waktu untuk membantu proses kelahiran, IB dan ternak sakit. Peran ini sangat penting untuk mempercepat proses penerapan penyajian rumput oleh para peternak sapi perah. Peran penyuluh sebagai katalisator mmerupakan peranan penyuluh dalam membantu mempercepat proses pengambilan keputusan dan pengembangan kerjasama di kelompok (Yunasaf, 2008). Hubungan yang erat antara peran penyuluh dengan tingkat penerapan penyajian rumput peternak sapi perah tidak hanya dikarenakan peran penyuluh yang cukup baik, tetapi juga pada tingkat penerapan penyajian rumput peternak yang cukup baik dari aspek pengetahuan, sikap dan tindakan peternak. Pengetahuan peternak sebagian besar peternak cukup baik mengetahui tentang pencacahan dan manfaat penyajian rumput dan pelayuan rumput. Selain penjelasan dari penyuluh tentang penyajian rumput, para peternak juga mencari pengetahuan dan informasi dari sesama peternak. Sikap atau penilaian peternak sebagian besar peternak menilai cukup baik dalam menilai dan menyikapi penyajian rumput dari aspek manfaat. Manfaat yang dirasakan berpengaruh yaitu pelayuan, penggunan rumput unggul dan pemberian rumput dengan jumlah yang sesuai untuk sapi laktasi. Semua hal yang terkait dengan penilaian penggunaan rumput unggul, pelayuan, pencacahan dan pemberian sesuai proporsi dapat diterima dengan mudah oleh peternak. Tindakan peternak menerapkan penyajian rumput sebagian besar cukup baik dalam menerapkan penyajian rumput. Hal tersebut dapat dilihat dari peternak Kelompok Pamegatan memilih menggunakan rumput unggul seperti rumput gajah dan rumput raja dengan cara dicampur dengan hijauan yang lain, memberikan hijauan atau rumput sesuai proporsi yang dianjurkan penyuluh yaitu 50 kg sampai 60 kg. Selain itu tindakan peternak untuk melakukan pelayuan sebagian besar dengan cara diangin-angin atau dihamparkan karena peternak 10
Hubungan Antara Peran Penyuluh ……………………………………...Satriyawan Hendra W
mengetahui dampak apabila tidak dilakukan pelayuan yaitu berakibat produksi turun, ternak sakit menceret, cacingan, dan nafsu makan berkurang. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Peran penyuluh dalam memberikan penyuluhan penyajian rumput pada kelompok peternak sapi perah Pamegatan termasuk dalam kategori sedang. 2. Tingkat penerapan penyajian rumput kelompok peternak sapi perah Pamegatan termasuk dalam kategori sedang. 3. Terdapat hubungan yang positif antara peran penyuluh dengan tingkat penerapan penyajian rumput pada peternakan sapi perah kelompok Pamegatan dengan nilai rs sebesar 0,754 dan dikatagorikan berhubungan erat. UCAPAN TERIMAKASIH Penulisan artikel ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak kepada penulis. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada dosen yang membimbing dan memberikan arahan,. Akhir kata penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat dala menambah khasanah ilmu pengetahuan. DAFTAR PUSTAKA Direktorat Budidaya Ternak Ruminansia. (2010). Road Map Revitalisasi Persusuan Nasional. Direktorat Budidaya Ternak Ruminansia Tahun 2010-2014. Kementrian Pertanian. Jakarta. Guilford, J.P. 1956. Fundamental Statistic in Psychology and Education. Hal 145. New York: McGraw Hill. Mardikanto, Totok. 1992. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Reaves, P. M, dkk. 1973. Dairy Cattle : Feeding and Management. John wiley and Sons Inc. Canada. Rogers, E.M. 1983. Diffusion of Innovations. The Free Press, Coller Macmillan Publisher, London. Siegel, Sidney. 1998. Statistik Non Parametrik Untuk Ilmu Sosial. PT. Gramedia, Jakarta.
11
Hubungan Antara Peran Penyuluh ……………………………………...Satriyawan Hendra W Yunasaf, Unang. 2008. Dinamika Kelompok Peternak Sapi Perah dan Keberdayaan Anggotanya. Disertasi. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Yunasaf, U dan Tasripin, S, Didin 2011. Peran Penyuluh Dalam Proses Pembelajaran Peternak Sapi Perah Di KSU Tandangsari Sumedang. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran.
12
Hubungan Antara Peran Penyuluh ……………………………………...Satriyawan Hendra W
13
Hubungan Antara Peran Penyuluh ……………………………………...Satriyawan Hendra W
14