HUBUNGAN ANTARA PENYULUHAN AGAMA DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN DI PERSEROAN TERBATAS (PT) KRAKATAU BANDAR SAMUDERA (KBS) CIGADING Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Disusun Oleh:
HILYATI FIJRIYAH NIM: 1112052000035
JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1.
Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya, atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 06 Maret 2017
Hilyati Fijriyah
ABSTRAK
Hilyati Fijriyah, 1112052000035, Hubungan Antara Penyuluhan Agama dengan Motivasi Kerja Karyawan di Perseroan Terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudera (KBS) Cigading, Dibawah Bimbingan Bapak Dr.Taufik Hidayatulloh. M. Si. Penyuluhan agama adalah suatu kegiatan bimbingan atau penyuluhan agama dan pembangunan melalui bahasa agama untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan nasional. Penyuluhan agama bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan penyuluhan agama pada karyawan, untuk mengetahui motivasi kerja karyawan di Perseroan Terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudera (KBS) Cigading dan untuk mengetahui hubungan penyuluhan agama dengan motivasi kerja karyawan Perseroan Terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudera (KBS) Cigading. Teori yang digunakan dalam penelitian terdapat dua teori, yang pertama adalah teori penyuluhan agama menurut Isep Zaenal Arifin bahwa kegiatan pembelajaran nonformal yang memberikan fasilitas atau kemudahan-kemudahan terhadap diri dan lingkungan agar mampu mempengaruhi sasaran penyuluhan serta bertujuan untuk membantu orang lain agar dapat keluar dari masalah keagamaan yang dihadapinya. Teori yang kedua adalah motivasi kerja menurut Pandji Anoraga bahwa motivasi kerja terdapat dua hal, intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi kerja intrinsic meliputi: prestasi, tanggung jawab, kemajuan dan pekerjaan. motivasi ekstrinsik meliputi: gaji, lingkungan kerja, dan hubungan kerja. Metodologi penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis survei, untuk mengetahui korelasi variabel independen terhadap variabel dependen, sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purpossive sampling dengan mengambil 50% dari nilai populasi yang ada, karena kebanyakan peneliti beranggapan bahwa semakin banyak sampel, atau semakin besar persentase sampel dari populasi, hasil penelitian akan semakin baik. Maka sampel yang terambil dari perhitungan ini sebanyak 50% dari 100 populasi yang ada mendapatkan hasil 50 responden. Analisis data menggunakan uji koefisien korelasi pearson. Hasil penelitian ini menemukan: terjadinya hubungan signifikan positif penyuluhan agama (X) dengan motivasi kerja (Y) penyuluhan agama nilai korelasi 0,486 dan nilai probabilitas sebesar 0,002 terhadap motivasi kerja didukung oleh beberapa hal yaitu; (1) motivasi intrinsik (Y1) yang berhubungan nyata positif dengan penyuluhan agama dari materi penyuluhan agama yang bersifat implementatif dan akomodasi terhadap dunia kerja (X) (2) Adanya motivasi yang tinggi pada diri responden disebabkan oleh komitmen karyawan dalam meningkatkan motivasi kerja yang optimal (3) berperan aktifnya penyuluh agama yang memberikan peluang untuk meningkatkan motivasi kerja melalui penyuluhan agama. Kata Kunci: Penyuluhan Agama, Motivasi Kerja, Karyawan Perseroan Terbatas.
i
KATA PENGANTAR
بــــــــــــــسم هللا الرحمن الرحيــــــــــــــم Assalamu’alakum Warahmatullahi Wabarakatuh Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,
hidayah,
dan
kekuatan
yang diberikan-Nya,
sehingga
peneliti
menyelesaikan skripsi dengan judul ““Hubungan Antara Penyuluhan Agama dengan Motivasi Kerja Karyawan Perseroan Terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudera (KBS) Cigading” Shalawat beriring salam semoga senantiasa tercurah kepada suri tauladan kita baginda nabi Muhammad SAW. Pemimpin revolusi dunia dan tauladan kaum yang beriman, kepada keluarga, sahabat dan seluruh umat yang senantiasa mencintainya. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sosial pada fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selama pengerjaan skripsi ini peneliti dihadapkan dengan beragam cobaan, kesulitan, rintangan dan penuh perjuangan kesabaran yang telah memberikan banyak pelajaran hidup yang berarti bagi peneliti. Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan terima kasih yang sebesarbesarnya utamanya kedua orang tua penulis Bapak (Mas’Ali) dan Ibu (Suimah) atas doa, semangat, kasih sayang, pengorbanan dan ketulusan dalam mendampingi serta mendoakan dengan tulus untuk penulis. Tidak lupa pula kepada adik-adikku (Dini Fauziyah dan Tsalits Nur Alisyah) yang selalu mampu membuat diri ini tersenyum bahagia melepas gundah perjuangan yang luar biasa. Selain itu tentu ii
penulis juga sangat berterimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam penelitian ini diantaranya kepada: 1.
Dr. Arief Subhan, MA. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Suparto, M.Ed, Ph.D. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr. Raudhonah, MA. selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, serta Dr. Suhaimi, M.Si. selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama.
2.
Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si. selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam.
3.
Ir. Noor Bekti Negoro, SE, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.
Dr. Taufik Hidayatulloh, M.Si. selaku pembimbing yang meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dengan penuh kesabaran tanpah lelah untuk memberikan masukan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
5.
Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mendidik dan memberikan ilmunya kepada penulis selama perkuliahan.
6.
Seluruh Perseroan Terbatas Krakatau Bandar Samudera Cigading yang telah membantu dan mempermudah penulis dalam melakukan penelitian ini senantiasa membantu dan mempermudah penulis dalam penelitian di lapangan untuk menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya.
iii
7.
Teman-teman seperjuangan BPI 2012 yang selalu memberikan semangat, saran dan masukan kepada penulis. Terimakasih untuk kebersamaannya selama ini dalam menggapai impian sebagai penyuluh professional. Apa yang terjadi selama 4 tahun perkuliahan akan selalu menjadi pengalaman yang tak kan pernah terlupakan.
8.
Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penelitian skripsi ini yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu tanpa mengurangi rasa hormat, penulis ucapkan terimakasih. Penulis berharap semoga Allah SWT senantiasa memberikan kemudahan,
kelancaran dan kesuksesan kepada semua pihak yang telah memberikan segala bantuan dan dukungannya kepada penulis. Akhir kata, penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membaca pada umumnya, dan bagi segenap keluarga besar jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam. Wassalamu’alakum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, 19 April 2017 Hilyati Fijriyah
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................... i KATA PENGANTAR ............................................................................. ii DAFTAR ISI ............................................................................................ v DAFTAR TABEL .................................................................................. ix BAB I
PENDAHULUAN .................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1 B. Batasan dan Rumusan Masalah ......................................... 8 1.
Batasan Masalah ......................................................... 8
2.
Rumusan Masalah ...................................................... 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 9 1.
Tujuan Penelitian ........................................................ 9
2.
Manfaat Penelitian ...................................................... 9
D. Tinjauan Pustaka ............................................................... 10 E. Teknik Penulisan Skripsi ................................................... 17 F. Sistematika Penulisan ........................................................ 17 BAB II
TINJAUAN TEORITIS ......................................................... 20 A. Pengertian Penyuluhan Agama Islam ................................ 20 1.
Pengertian Penyuluhan ............................................... 20
2.
Penyuluhan Agama Islam ........................................... 24
3.
Filosofi Penyuluhan .................................................... 30 v
4.
Media Penyuluhan ...................................................... 35
5.
Metode Penyuluhan Agama Islam ............................. 43
6.
Tujuan Penyuluhan Agama ........................................ 46
7.
Materi Penyuluhan Agama ......................................... 51
8.
Peran Penyuluh Agama .............................................. 57
B. Motivasi Kerja ................................................................... 59 1.
Pengertian Motivasi Kerja .......................................... 62
2.
Proses Motivasi .......................................................... 66
3.
Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja .............. 67
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................... 75 A. Pendekatan dan Desain Penelitian ..................................... 75 1.
Pendekatan Penelitian................................................. 75
2.
Jenis Penelitian ........................................................... 75
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................. 77 C. Populasi dan Sampel.......................................................... 78 1.
Populasi ...................................................................... 78
2.
Sampel ........................................................................ 78
D. Variabel Penelitian ............................................................ 79 E. Definisi Operasional dan Indikator Penelitian .................. 80 F. Teknik Pengumpulan Data dan Pengolahan Data ............. 84 1.
Pengamatan Lapangan ................................................ 84
2.
Angket (Questionnare) .............................................. 84
3.
Dokumentasi ............................................................... 85
G. Uji Validitas....................................................................... 85
vi
H. Uji Reliabilitas ................................................................... 86 I.
Teknik Analisis Data ......................................................... 87 1.
Pearson ((Product Moment Correlation) ................... 88
2.
Mengkategorikan hasil yang didapat .......................... 89
3.
Uji Hipotesis ............................................................... 90
4.
Uji Koefisien Korelasi ................................................ 91
BAB IV GAMBARAN UMUM DAN HASIL ANALISIS DATA .... 93 A. Gambaran Umum PT Krakatau Bandar Samudera ........... 93 1.
Sejarah PT Krakatau Bandar Samudera ..................... 93
2.
Nilai-Nilai Budaya Perusahaan .................................. 94
3.
Kebijakan Mutu .......................................................... 94
4.
Lokasi PT Krakatau Bandar Samudera ...................... 95
B. Manajemen PT. Krakatau Bandar Samudera .................... 95 C. Kegiatan Penyuluhan Agama ............................................ 98 D. Data-Data Hasil Penelitian lapangan ................................. 99 1.
Karakteristik Responden ............................................ 99 a.
Karakteristik Responden berdasarkan Usia ......... 100
b.
Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin ............................................................................. 100
c.
Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir ............................................................... 101
d.
Karakteristik Responden berdasarkan Lama Bekerja ............................................................................. 102
vii
e.
Karakteristik Responden berdasarkan
Tanggungan Keluarga ................................................ 103 2.
3.
Intensitas Penyuluhan Agama .................................... 105 a.
Pembukaan .......................................................... 106
b.
Pelaksanaan ......................................................... 107
c.
Penutupan ............................................................ 108
Hubungan antara Penyuluhan Agama dengan Motivasi Kerja Karyawan .......................................................... 109
BAB V
PENUTUP ................................................................................ 111 A. Kesimpulan ........................................................................ 111 B. Saran .................................................................................. 112
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR JURNAL DAFTAR INTERNET DAFTAR TABEL LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
1.
Tabel 1. Tinjauan Pustaka .................................................................. 11
2.
Tabel 2. Definisi Operasional dan Indikator Variabel ....................... 80
3.
Tabel 3. Hasil Output Uji Reliabilitas Variabel X (Penyuluhan Agama Islam) ..................................................................................... 86
4.
Tabel 4.Hasil Output Uji Reliabilitas Variabel Y (Motivasi Kerja) .. 87
5.
Tabel 6. Skala Semi Likert................................................................. 88
6.
Tabel 8. Interval Koefisien Korelasi dan Kekuatan Hubungan ......... 91
7.
Tabel 9.Manajemen PT KBS ............................................................ 96
8.
Tabel 10. Unit Kerja PT Krakatau Bandar Samudera ........................ 97
9.
Tabel 11. Susunan Acara Kegiatan Penyuluhan Agama.................... 98
10. Tabel 12. Divisi Humas dan Fokus Kegiatan .................................... 99 11. Tabel 13.Karakteristik Responden Berdasarkan Usia........................ 100 12. Tabel 14. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ....... 100 13. Tabel 15. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir .............................................................................................. 101 14. Tabel 16. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ....... 102 15. Tabel 17.Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga ........................................................................ 103 16. Tabel 18. Keadaan Penyuluhan Agama Islam dengan Motivasi Kerja ................................................................................................... 104
ix
17. Tabel 19. Keadaan Penyuluhan Agama dengan Nilai Korelasi dan Nilai Probabilitas ........................................................................................ 109
x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya adalah dengan bekerja. Ini menjadikan arti bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa bekerja. Manusia melakukan segala sesuatunya untuk mendapatkan yang diinginkan dengan proses panjang. Dengan kata lain, manusia menggunakan akal budi serta potensinya untuk mengolah alam agar kebutuhannya terpenuhi. Suatu pekerjaan mencerminkan seseorang tersebut dapat bermasyarakat (sosial). Pekerjaan sebagai salah satu dari cara manusia menyatakan dirinya secara manusiawi. Terjadi ketika manusia masuk dalam titik kedewasaan dan merasa bahwa pentingnya pekerjaan bagi mereka. Apalagi semakin majunya jaman ini pekerjaan selalu menjadi hal yang utama sebagai jati diri manusia dan terkadang orang menilai orang lainnya dengan pekerjaan mereka. Manusia itu sendiri dapat bertahan hidup menjadi alasan bahwa motivasi kerja itu penting dilakukan. Manusia pada dasarnya mudah untuk dimotivasi dengan memberikan apa yang menjadi keinginannya. Seorang karyawan yang termotivasi, karyawan tersebut akan sekuat tenaga bekerja keras melakukan pekerjaan dengan baik untuk keberhasilan perusahaan. Dengan motivasi kerja yang dimiliki, manusia dipandang sebagai makhluk sosial secara utuh dan
1
2
menjadi karyawan yang baik dalam melaksanakan tugas-tugasnya di perusahaan.1 Kita dituntut untuk menunjukkan mengerjakan suatu pekerjaan yang tidak hanya rajin, gigih, setia, akan tetapi senantiasa menyeimbangkan dengan nilai-nilai Islami yang tentunya tidak boleh melampaui rel-rel yang telah ditetapkan al-Qur’an dan as-Sunnah.
ِ الر ُج ِل بِيَ ِدهِ َوُك ُّل بَْي ٍع َ َب ق ُ ُسئِ َل َر ُس ُّ أ-صلى اهلل عليو وسلم- ول اللَّ ِو َّ َع َم ُل: ال ُ ََى الْ َك ْسب أَطْي َمْب ُروٍر
Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam ditanya, “Pekerjaan apakah yang paling baik?” Beliau menjawab, “Pekerjaan seseorang dengan tangannya sendiri dan semua pekerjaan yang baik.” (HR. Baihaqi dan Al Hakim; shahih lighairihi)2
Dalam Islam, pekerjaan apapun baik. Sepanjang halal dan bukan meminta-minta. Baik menjadi karyawan, profesional, pebisnis maupun pengusaha, semua punya peluang yang sama.
Seperti dalam sabda Rasulullah SAW:
ِ ُّ الص ْفلَى فَالْيد الْع ْليا ِىي الْمْن ِف َقةُ و ُّ اليَ ُد الْعُْليَا َخْي ٌر ِم َن الْيَ ِد ُالسائِلَة َ ُ َ َ ُ َُ ّ اس ْفلَى ى َي
Artinya: “Tangan diatas lebih baik dari pada tangan dibawah, tangan diatas adalah pemberi sedangkan tangan dibawah adalah peminta (HR.Bukhari)”3
Seiring perkembangan sosial ekonomi masyarakat, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada gilirannya memberikan dampak tertentu bagi 1
Anastasia dan eddy M.Sutanto. Pengaruh Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja terhadap Komitmen Organisasional Karyawan PT. DAI Knife di Surabaya (Universitas Kristen Petra: 2013), Vol.1. Dwi Sadono. Pemberdayaan Petani: Penyuluhan Pertanian Indonesia.(Institut Pertanian Bogor: 2008), Vol.4. No.1. Hal jurnal 69-70 2 H.R. Baihaqi dan Al-Hakim dalam Shohih lighoirihi, juz 4, hlm. 201, no. 2357; dinilai hasan oleh Syekh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib, juz 1, hlm. 247, no. 1022, Maktabah Asy-Syamilah 3 Ibn Hajar al-Asqalani, ter, Amiruddin, Fathul Bari, Cet ke-III (Jakarta: Pustaka Azzam, 2007) h.109-111
3
kehidupan masyarakat termasuk para karyawan. Berbagai problem dirasakan oleh karyawan, seperti problem keluarga, problem ekonomi, kesehatan mental, bahkan problem agama dan sebagainya, yang semuanya itu akan dibawa oleh karyawan dalam lingkungan kerja, yang pada akhirnya akan mempengaruhi motivasi kerja. Melihat kenyataan tersebut maka perlu layanan penyuluhan agama di perseroan terbatas (PT). Agama juga merupakan kebutuhan yang fitri bagi manusia sebagaimana dijelaskan didalam Al-Qur’an surat Ar-Ruum:30
ِ ِ فَأَقِم وجهك لِلدِّي ِن حنِي ًفا فِطْرت اهللِ اَلَِِّت فَطَر النَّاس علَي ها الَ تَب ِديل ِِل ْل ِق ك الدِّيْ ُن الْ َقيِّ ُم َ اهلل ذل َ َْ ْ ََ ْ َ ْ َ َْ َ ْ َْ َ َ َ ِو ِ لك َّن اَ ْكثَ َر الن َّاس الَ يَ ْعلَ ُم ْو َن َ
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Ar-Ruum: 30)4
Islam memerintahkan setiap orang dalam ber-Islam mampu menjalankan perintah-perintah agama dan menjauhi larangan-Nya dengan penuh tanggung jawab. Orang yang memiliki kesadaran beragama secara matang dan tanggung jawab dengan keberagamaannya, akan mendapat kebahagiaan dan ketenangan yang bisa mematangkan kepribadian serta kemampuan untuk menganalisa masalah-masalah.5 Mengingat semakin pesatnya usaha pembangunan, modernisasi dan industrialisasi yang mengakibatkan semakin kompleknya masyarakat, maka muncul berbagai problem dirasakan oleh karyawan, seperti problem keluarga, problem ekonomi, kesehatan mental, bahkan problem agama dan sebagainya, 4
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, (Jakarta: CVDarus Sunnah, 2012), h.408 5 Tusuf Burhanuddin, Kesehatan Mental, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), h.33
4
yang semuanya itu akan dibawa oleh karyawan dalam lingkungan kerja, yang pada akhirnya akan mempengaruhi motivasi kerja. Hal tersebut sesuai dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan data mengenai para pekerja perusahaan di Indonesia diperoleh dari Badan Pusat Statistik yaitu selama tahun 2011-2014 cenderung tidak stabil. Jumlah pekerja yang aktif sekitar 314.081 pekerja pada tahun 2011 meningkat menjadi sekitar 322.741 pekerja pada tahun 2012. Namun, pada tahun 2013 menurun menjadi sekitar 335.964 pekerja. Semakin banyak jumlah pekerja yang aktif, maka semakin menjadikan karyawan dengan kondisi psikologis dari jabatan yang tidak cocok sehingga menurunnya produktivitas kerja di perusahaan. Berdasarkan data diatas, terlihat bahwa ada kenaikan jumlah pekerja yang terjadi. Keadaan seperti ini sangat dibutuhkan seseorang untuk memberikan penyuluhan agama kepada para karyawan, agar terbangun optimis serta serta dorongan semangat positif agar mereka menjadi lebih baik setelah kembali ke masyarakat. Setiap individu mempunyai hak untuk menikmati kebahagiaan dan kepuasan atas apa yang telah diperolehnya, akan tetapi hal itu sulit dirasakan dan tidak bisa melawan berbagai halanganhalangan apabila individu tersebut memiliki ketidakpuasan dalam melakukan pekerjaannya, tidak mempunyai visi pekerjaan serta kondisi psikologis yang menurun dari jabatan yang tidak cocok sehingga menurunnya produktivitas kerja di perusahaan. Bukan hanya ketidakmampuan dalam melakukan suatu usaha memperjuangkan keinginannya, tetapi juga ketidak-mampuan dalam menikmati hidup. Oleh karena itu penyuluhanagama Islam menjadi penting
5
dilakukan di perusahan ini
karena dengan jiwa
yang damaiakan
mempermudah kita dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Salah satu cara untuk mempengaruhi keberhasilan kerja seorang karyawan adalah motivasi kerja yang ia miliki. Motivasi sangat berpengaruh dalam meningkatkan dorongan berperilaku pada individu. Motivasi pada diri individu dapat mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan untuk mencapai sebuah kesuksesan kerja serta motivasi kerja yang tinggi. 6 Motivasi merupakan suatu konsep yang kompleks dan mempengaruhi seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan kerjanya, sehingga tinggi rendahnya produktivitas seseorang dalam bekerja dipengaruhi seberapa besar motivasi yang dihasilkannya. Sedemikian dari klasifikasi perusahaan yang terbagi menjadi perusahaan perseorangan dan perusahaan persekutuan, maka penulis lebih meninjau penelitian di dalam perusahaan negara yang didirikan dan dimiliki oleh negara. Perusahaan ini mempunyai bentuk hukum perseroan terbatas (PT) dan koperasi yang dimiliki oleh pengusaha swasta, sedangkan perusahaan umum (PERUM) dan perusahaan Perseroan (PERSERO) yang dimiliki oleh negara.7 Ciri dari Perseroan Terbatas (PT), yaitu mempunyai kekayaan sendiri, ada para pemegang saham yang bertindak sebagai pemasok modal, tanggung jawabnya tidak melebihi modal yang disetor, harus ada pengurus yang terorganisir guna mewakili perseroan dalam menjalankan aktivitasnya dalam lalu lintas hukum, baik di dalam maupun di luar pengadilan serta tidak bertanggungjawab secara pribadi atas perserikatan yang dibuat oleh perseroan 6 7
Vroom, V. Work and Motivation. (New York John Wiley and Son Inc : 1964), h.31 Andri Sri, Hukum Dagang, (Makassar: Mitra Wacana Media, 2014), h.11-12
6
terbatas.8 Sedangkan pengertian koperasi dalam Undang-Undang 25 tahun 1992 tentang perkoperasian yaitu badan usaha yang beranggotakan orangorang atau badan hukum koperasi yang melandaskan kegiatannya pada prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Selain fokus pada pekerjaan, Perusahaan juga memiliki program-program yang bertujuan untuk memberi keaktifan kepada para karyawan, bersosialisasi bersama rekan kerja dengan baik. Salah program Perseroan Terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudera (KBS) yaitu menghadirkan program penyuluhan agama Islam yang diadakan di masjid perusahaan dengan rutin pada setiap minggunya. Penyuluhan agama bukan hanya dilakukan di lembaga-lembaga berbasis Islam saja, akan tetapi di perusahaan-perusahan tertentu juga memiliki kegiatan penyuluhan agama agar membantu seluruh personil atau karyawan yang ada agar dapat memecahkan masalah-masalahnya, mengambil keputusan yang tepat, menyesuaikan diri dalam lingkungan kerja, mengembangkan diri secara optimal dalam kerja, sehingga dicapai tingkat prestasi kerja yang tinggi menuju kebahagiaan hidupnya. Fungsi pelayanan agama dapat bersifat pemahaman, pencegahan, pengantasan, pemeliharaan atau pengembangan.Secara umum penanggung jawab layanan penyuluhan agama di perusahaan ini adalah manajer perusahaan, meski demikian perlu tenaga ahli khusus penyuluhan, yaitu penyuluh agama di perseroan terbatas tersebut. Karena pada masa yang semakin maju akan perkembangan 8
Freddy Haris dab Teddy Anggoro, Hukum Perseroan Terbatas, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2010), h.15
7
teknologi, banyak umat Islam khususnya karyawan yang belum bisa menyelesaikan masalah dalam hidupnya dengan baik. Oleh sebab itu, sangat diperlukan adanya penyuluhan agamadi perusahaan. Dari pemaparan di atas, peneliti melihat bahwa Perseroan Terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudra Cilegon Banten melakukan program penyuluhan agama untuk memotivasi kerja karyawan disebabkan karena ada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah: 1.
Karyawan yang tidak puas dengan gaji yang didapat
2.
Karyawan yang tidak punya visi pekerjaan
3.
Karyawan memiliki kondisi psikologis dari jabatan yang tidak cocok sehingga menurunnya produktivitas kerja di perusahaan Hal ini yang menyebabkan keharusan dilakukan kegiatan penyuluhan
agama untuk memotivasi kerja karyawan Perseroan Terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudra Cigading. Maka, penulis tertarik untuk meneliti kegiatan penyuluhan agama yang ada di perusahaan ini disebabkan karena ada upaya-upaya penyuluhan agama yang intensif dilakukan serta memberikan transformasi positif sehingga layak untuk diketahui oleh publik. Berdasarkan kondisi tersebut di atas, penulis ingin mengetahui lebih jauh apakah bimbingan agama dapat mempengaruhi motivasi kerja pada karyawan di Perseroan Terbatas (PT). Untuk itu, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: Hubungan Antara Penyuluhan Agama dengan Motivasi Kerja Karyawan Di Perseroan Terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudera (KBS) Cigading.
8
B. Batasan dan Rumusan Masalah 1.
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut: a.
Apa saja pelaksanaan penyuluhan agama pada karyawan di perseroan Terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudera (KBS) Cigading?
b.
Bagaimana motivasi kerja karyawan di Perseroan Terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudera (KBS) Cigading?
c.
Bagaimana hubungan antara penyuluhan agama dengan motivasi kerja karyawan di Perseroan Terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudera (KBS) Cigading?
2.
Pembatasan Masalah Berdasarkan perumusan masalah diatas, peneliti membatasi masalah
penelitian hanya pada variabel-variabel yang diteliti sebagai berikut: a. Penyuluhan Agama Islam adalah kegiatan pendidikan nonformal yang memberikan bagian dari dakwah yang meliputi usaha untuk merealisasikan ajaran Islam dalam semua segi kehidupan manusia. b. Motivasi Kerja adalah dorongan dari dalam maupun dari luar individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan yang dapat berpengaruh dalam mencapai kinerja. c. Responden yang diteliti adalah karyawan Perseroan Terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudera (KBS) Cigading.
9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.
Tujuan Penelitian a.
Untuk mengetahui pelaksanaan penyuluhan agama pada karyawan di perusahaan.
b.
Untuk mengetahui motivasi kerja karyawan di Perseroan Terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudera (KBS) Cigading.
c.
Untuk mengetahui hubungan penyuluhan agama dengan motivasi kerja karyawan Perseroan Terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudera (KBS) Cigading.
2.
Manfaat Penelitian a.
Memberikan sumbangan keilmuan dan pengetahuan meliputi Ilmu Bimbingan Penyuluhan Islam dan agama Islam khususnya berkaitan dengan hubungan bimbingan agama terhadap motivasi kerja karyawan perseroan terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudera (KBS) Cigading serta memberikan konstribusi positif bagi pengembangan keilmuan dan kurikulum Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta.
b.
Dijadikan evaluasi bagi karyawan Perseroan Terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudera (KBS) mengenai hubungan penyuluhan agama dengan motivasi kerja karyawan perseroan terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudera (KBS) Cigading.
10
D. Tinjauan Pustaka Dalam menyusun penelitian ini, penulis telah melakukan studi pustaka di perpustakaan fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta maupun di perpustakaan Umum Universitas Islam Negeri
Syarif
Hidayatullah
Jakarta.
Penulis
mengadakan
tinjauan
kepustakaan terhadap beberapa skripsi yang memiliki kemiripan judul tentang bimbingan agama dan motivasi kerja, hal ini dimaksudkan untuk menghindari bentuk plagiat, antara lain:
11
Tabel 1. Tinjauan Pustaka No
Nama Peneliti dan Judul Penelitian
1
Anis Fitriyah dan Faiz Noer Laila “Pengaruh Penyuluhan Konseling Islam terhadap Peningkatan Moral Anak Jalanan di Sanggar AlangAlang Surabaya”
Identitas Tulisan (Skripsi Jurusan Fakultas/ Jurnal Vol No Tahun) Jurnal penyuluhan dan Konseling Islam/Vol.03 No.01/2013/ hal.96-116
Metode Penelitian dan Hasil Penelitian
Pendekatan penelitian Kuantitatif metode Survey Hasil penelitian tersebut diperoleh dengan cara membagikan angket 20 anak yang menjadi sampel dalam penelitian ini dengan item pertanyaan sebanyak10 item. Dalam perhitungannya peneliti menggunakan skala guttman yang berbentuk cekliss dengan kategori alternatif jawaban = ya, kadang, dan tidak. Disamping itu skoring yang ditetapkan mulai dari 3-1 untuk jawaban pertanyaan tentang bimbingan konseling Islam dan 1-3 untuk jawaban pertanyaan tentang moral, kecuali pada item 7 dan 8 yang menjawab ya diberi skor 3, kadang-kadang diberi skor 2, dan tidak diberi skor 1, kemudian menganalisis data tersebut menggunakan prodak moment. Pada dasarnya dalam pelaksanaan bimbingan konseling Islam terhadap peningkatan moral anak jalanan telah sesuai dengan teori, yang mana dari hasil tersebut anak berada pada tingkatan pertama (pra-konvenional) dari teori perkembangan moral kholberg yaitu penilaian baik buruk, menyenagkan maupun tidak menyenagkan berdasarkan pada sebab akibat fisik yang diperoleh. Pada 7 (tuju) anak tersebut yang ke 4 (empat) berada pada tahapan kepatuhan dan hukuman, yaitu anak-anak menilai bahwa patuh pada otoritas seperti aturan oarang tua, aturan dalam agama yang telah ditetapkan itu adalah wajib dan tidak boleh dilanggar, sehingga bila mereka melanggar maka mereka akan mendapatkan hukuman terhadap perilaku yang telah dikerjakan. Dan yang ke 3 (tiga) anak pada tahapan ke dua yaitu apa untungnya saya, anak-anak menilai bahwah baik buruk berdasarkan pada sesuatu yang menyenagkan bagi dirinya sendiri tanpa meperdulikan hukuan yang akan diporeleh. Seperti kata”kamu mekulku, maka aku akan memukul juga”. Sedangkan untuk taraf signifikan tidak adanya berpengaruh antara variabel X dan variabel Y. Seharusnya dalam pemberian angket anak dalam kondisi yang baik, waktu yang di gunakan dalam mengisi angket harus sesuai, pertanyaan yang diberikan harus mudah dimengerti oleh responden.
12
1 2
2 Yuli Suwati “Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Tunas Hijau Samarinda”
3 Jurnal Administrasi dan Bisnis/ Vol.1 no.1/2013/ hal.41-45
3
Muhammad Nuh “Peran Penyuluh Agama di Kementrian Agama RI Kantor Kota Tangerang”
Skripsi Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.2012/ hal.69
4 Pendekatan Kuantitatif metode survey. Berdasarkan hasil penelitian serta analisis yang telah dilakukan dan pembahasan-pembahasan yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Variabel kompensasi (X1) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Tunas Hijau Samarinda (Y), sehingga adanya peningkatan pemberian kompensasi akan meningkatkan kinerja karyawan. 2. Variabel motivasi kerja (X2) secara parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Tunas Hijau Samarinda (Y), yang artinya motivasi bukanlah faktor yang dominan dalam meningkatkan kinerja karyawan. Dan yang lebih dominan mempengaruhi kinerja karyawan pada PT. Tunas Hijau Samarinda adalah pemberian kompensasi. 3. Variabel kompensasi dan motivasi kerja secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan, artinya semakin tinggi nilai kedua variabel bebas tersebut maka semakin tinggi pula kinerja karyawan pada PT. Tunas Hijau Samarinda. 4. Pengujian koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat. Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,195 yang artinya bahwa variabel kompensasi dan motivasi kerja yang mempengaruhi kinerja karyawan pada PT. Tunas Hijau Samarinda 19,5% dan sisanya 80,5% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan penelitiankualitati dengan metode deskripsi analisis. Hasil dari penelitian skripsi ini adalah 1)peran penyuluh agama sebagai pembangkit kesadaran masyarakat dan penyampai inormasi akan pengetahuan agama. 2)aktivitas kementrian Agama RI Kantor Kota Tangerang yang tersedia sebagai penunjang kegiatan penyuluhan.
13
1 4
2 Rhaviqah “Pengaruh Penyuluhan Agama Islam dalam keluarga terhadap Pembentukan Konsep Diri Anak di Keluarga Pemulung Jurang Mangu Barat.”
3 Skripsi Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2013/ hal.105
4 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif deskriptif. Dalam skripsi ini fokus penelitiannya adalah keluarga dalam mendidik nilai-nilai keagamaan pada anak. Kelebihan skripsi adalah variabel yang dijadikan instrument penelitiannya dijelaskan secara rinci.kekurangannya adalah judul tidak diketahui pendidikan agama apa yang dimaksud dalam penelitian ini. Penelitian ini berfokus pada pengaruh pendidikan agama dalam keluarga terhadap pembentukan konsep diri.
5
Titian Wahyu “Pengaruh Pembinaan Rohani Islam terhadap Motivasi Kerja Karyawan di PT. United Tractorss Tbk, Cakung Jakarta Timur”
Skripsi Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2014
6
Siti Rifqiatut Taqiah “Pelaksanaan Pembinaan Rohani Islam dalam Meningkatkan Motivasi KeagamaanPegawai Kantor Perusahaan daerah Air Minum Jakarta Raya”
Skripsi Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2013/ hal.75
Putri Ratna Wulan “ Studi Metode Penyuluhan terhadap Perilaku Berdagang pada Kelompok Pedagang Makanan Sehat di Depok”
Skripsi Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2013/ hal.48
Metode penelitian ini menggunakan kuantitatif dengan menggunakan angket Hasil penelitian dari skripsi ini : ada peengaruh yang signifikan terhadap motivasi kerja karyawan PT. United Tractorss Tbk, Cakung Jakarta Timur melalui kegiatan rutin pembinaan rohani Islam yang diwujudkan dalam tingkah laku dalam membangun motivasi kerja karyawan sesuai dengan nilai-nilai religious yang diajarkan dalam kegiatan bimbingan agama tersebut. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan deskriptif analisis yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Hasil penelitian dari skripsi ini bahwa: 1) Motivasi keagamaan yang berhasil akan membawa peningkatan pada pembinaan rohani Islam yang dilakukan dengan mitra perusahaan. 2) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel pembinaan rohani Islam dalam meningkatkan motivasi keagamaan pegawai kantor perusahaan daerah air minum Jakarta Raya dengan F-test nilai siginifikansinya sebesar (0,000b) atau kurang dari 0,05. Hal tersebut dikarenakan responden memahami isi materi pembinaan rohani Islam berupa preventif, korektif, kuratif dan develoment yang diberikan oleh pembina agama. Oleh karena itu semakin besar isi materi pembinaan agama, maka semakin besar pula rasa motivasi keagaamaan pegawai tersebut. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan deskriptif analisis yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan keadaan yang sebenarnya.
7
Hasil penelitian dari skripsi ini: 1) metode penyuluhan yang terlaksana memberikan kontribusi positif terhadap perilaku berdagang kelompok pedagang makanan sehat di Depok. 2) metode penyuluhan makanan sehat dan halal dilakukan dengan metode kelompok dengan beberapa teknik yaitu dengan ceramah, Tanya jawab, dan diskusi kelompok. Sedangkan metode ndividunya hanya dilakukan bila ada satu mitra yang mengalami masalah yang tidak bisa dibicarakan dalam kelompok maka pendamping yang akan datang kepada mitra untuk bicara secara face to face dan mengarahkan mitra untuk membantunya menyelesaikan masalah.
14
1 8
2 Sang Chan “Applications of Andragogy in MultiDisciplined Teaching and Learning”
3 Journal of Adult Education/ Vol.39 no.2/ 2010/ hal.25-35
4 Application method by field research. Pembelajaran orang dewasa berlaku dalam beberapa konteks. Pembelajaran orang dewasa pendekatan telah mengubah filosofi ajaran pendidik sekitardunia. Mengingat kebutuhan pendidikan saat ini, pendekatan pedagogis telah menjadi kurang efektif dalam mengajar pelajar dewasa. pelajar dewasa perlu lebih dari transfer pasif pengetahuan dari satu orang. Sebaliknya, merekaperlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran untuk membangun merekapengetahuan sendiri, untuk memahami pembelajaran, dan untukmenerapkan apa yangmempelajari. Pendidik serta sistem pendidikan di seluruh dunia harusmenyediakan semua peserta didik, baik anak-anak dan orang dewasa, dengan kesempatan untuk menjadiaktif terlibat dalam pengalaman pendidikan berpusat pada peserta didik.Hal ini dimengerti bahwa gaya mengajar guru tradisional yang berpusattelah baik didasarkan pada sistem pendidikan di seluruh dunia. Pendidiktelah dilatih untuk menggunakan modus pengajaran satu arah ini untuk mengajar peserta didik34dan memang benar bahwa pendidik adalah produk dari lingkungan mereka sendiri. Namun, pendidik tidak harus menggunakan ini sebagai alasan untuk mencabut peserta didik darilebih aktif dan bermakna pengalaman belajar. Oleh karena itu, akandalam kepentingan terbaik dari peserta didik jika pendidik yang meninggalkan tradisional berpusat pada guru asumsi dan mempertimbangkan mengadopsi dan menerapkanprinsip andragogical, pendekatan berpusat pada peserta didik, dan konstruktivisprinsip di dalam kelas. Penggunaan strategi ini akan membuat lebih lingkungan belajar yang menarik dan praktis, yang dapat menyebabkan kreativitas dan inovasi di dalam kelas dan, padaakhirnya, individu yang kompetensiap untuk bersaing di dunia kerja abad ke-21. Oleh sebab itu, pendidikan orang dewasa sangat dibutuhkan dalam penyuluhan agar menunjang keberhasilan kegiatan penyuluhan.
15
1 9
2 Ida Ayu Brahmasari dan Agus Suprayetno “Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan serta Dampaknya pada Kinerja Perusahaan (studi kasus PT.Pei Hai Internasional Wiratma Indonesia)
3 Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan/ Vol.10 no.2/ 2008/ hal.124-135
10
Dwi Sadono “Pemberdayaan Petani: Paradigma Baru Penyuluhan Pertanian di Indonesia”
Jurnal Penyuluhan/Vol.4 No.1/ hal.65-74
4 Pendekatan Kuantatif, metode Survey. Hasil penelitian ini adalah Motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan 2) Kepemimpinan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan 3) Budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan 4) Motivasi kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan 5) Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan 6) Budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan 7) Kepuasan kerja karyawan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan motivasi kerja mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Pendekatan penyuluhan dengan sekolah lapangan (SL) atau Farmer Dield School (FFS) Hasil penelitian ini adalah Penyuluhan pertanian mempunyai peran untuk membantu petani agar dapat menolong dirinya untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya secara baik dan memuaskan sehingga meningkat derajat kehidupannya. Dengan demikian nilai penting yang dianut dalam penyuluhan adalah pemberdayaan sehingga terbentuk kemandirian petani. Pada era Orde Baru, pembangunan pertanian yang dikenal dengan revolusi hijau telah dimanfaatkan oleh kepentingan pemerintah untuk tujuan peningkatan produktivitas dan produksi tanaman pangan khususnya padi untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduknya yang terus meningkat. Seiring dengan itu, penyuluhan pertanian juga ikut berubah. Jika semula penyuluhan ditekankan pada bimbingan kepada petani dalam berusahatani yang lebih baik, berubah menjadi tekanan pada alih teknologi yakni mengusahakan agar petani mampu meningkatkan produktivitas dan produksinya terutama padi. Akibatnya petani menjadi tergantung, tidak mandiri dan kelembagaan lokal banyak yang kurang berfungsi atau bahkan hilang. Oleh karena itu diperlukan perubahan paradigma dari paradigma lama yang lebih menekankan pada alih teknologi ke paradigma baru yang mengutamakan pada sumberdaya manusianya, yang dikenal dengan pendekatan farmer first, atau “mengubah petani” dan bukan “mengubah cara bertani”, yang memungkinkan terjadi pemberdayaan pada diri petani.
16
1 11
2 Gavin Duffy “Promoting Adult Learning in Public Places: Two Asian Case Studies of Adult Learning about Peace through Museums and Peace Architecture”
3 Adult learning Journal/School of Education, Queens University Belfast/ 2010/Hal.27-48
12
Mela Silviana M “Dampak Penyuluhan Agama Islam dengan Pendekatan Berbasis Kelompok”
Skripsi Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2014/ hal.99
4 Metode penelitian kualitatif deskriptif Tujuan dari mempromosikan pembelajaran orang dewasa di tempat umum mis melalui karya museumtelah menjadi biasa di negaranegara berusaha untuk mendorong orang dewasa belajar tentangperdamaian. Ini selalu memerlukan 'tangan' pendekatan untuk pendidikan perdamaian melaluiproses konsultasi dan dialog dengan masyarakat terkait. tujuan-tujuan inisangat penting ketika pemerintah kota adalah melihat isu-isu perdamaian, seperti dikasus dua studi kasus Asian dibahas dalam artikel ini dengan masyarakat pulihdari situasi pasca-konflik. Studi kasus ini akan memiliki minat utamauntuk pendidik dewasa di Irlandia. Pada Tahun Rekonsiliasi Internasional pada tahun 2009Consultative Group on the Past telah menerbitkan rekomendasi, termasukKomisi untuk Korban dan Korban untuk Irlandia Utara (CVSNI) .Ini kertas akan menunjukkan pembelajaran bagaimana orang dewasa di lingkungan masyarakat dapat memberikan kontribusi yanguntuk proses rekonsiliasi. Belajar dewasa ini menjadi peran penting untuk memasukkan materi yang berhubungan langsung dengan perdamaian dan gerakan perdamaian di Inggris pada masanya. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian ini adalah:terdapat beberapa dampak yaitu: 1) dampak pda kesehatan, 2) dampak pada kesehatan isik dan mental spiritual, dan 4) dampak pada kesehatan sosial Kelebihan skripsi ini adalah penjelasannya yang sangat rinci .
Dari semua kajian pustaka di atas penulis menyatakan bahwa hasil penelitian yang akan penulis laksanakan sangat berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya yakni sebagai berikut: a.
Sasaran penelitian yaitu karyawan yang aktif mengikuti penyuluhan agama di Perseroan Terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudera (KBS) Cigading. Dalam kajian pustaka yang peneliti gunakan di atas belum ada yang meneliti penyuluhan agama pada karyawan perusahaan.
17
b.
Lokasi penelitian skripsi ini yaitu di Perseroan Terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudera (KBS) yang beralokasi di Kelurahan Tegal Ratu, kecamatan Ciwandan. Beralamat diJl. May. Jend. S. Parman Km 13, Cigading Kelurahan Tegal Ratu, Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon Banten 42445. Lokasi penelitian ini berbeda dengan kajian pustaka diatas.
c.
Masalah penelitian dalam penulisan skripsi ini membahas mengenai permasalahan yang ada di perusahaan mulai dari karyawan berkerja, proses penyuluhan agama, hubungan penyuluh agama (ustadz) dengan karyawan dan semua hal yang berkaitan dengan kegiatan penyuluhan agama di perusahaan. Hal itu tentu berbeda dengan penelitian yang dibahas oleh para peneliti dalam kajian pustaka diatas.
d.
Penelitian ini berfokus pada hubungan antara penyuluhan agama dengan motivasi kerja karyawan perseroan terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudera (KBS) Cigading.
E. Teknik Penulisan Skripsi Adapun pedoman dalam penulisan penelitian ini, peneliti mengacu pada Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, Disertasi), yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang disusun oleh Hamid Nasuhi dkk, diterbitkan oleh CEQDA (Center of Quality Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007. F. Sistematika Penulisan Dalam penelitian skripsi diperlukan sistematika penulisan yang baik dan benar melalui aturan atau tata cara penulisan. Untuk dijadikan sebagai bahan
18
acuan, maka penulis memasukkan sistematika penulisan kedalam bahasan. Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini terbagi dalam lima bab yaitu: BAB I
: Pendahuluan Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan
BAB II
: Landasan Teori Bab ini akan membahas mengenai deskripsi teoritis tentang penyuluhan agama yang mencangkup pengertian penyuluhan, pengertian penyuluhan agama Islam, filosofi penyuluhan, media penyuluhan, metode penyuluhan agama Islam, tujuan penyuluhan agama, materi penyuluhan agama Islam, peran penyuluh agama. Selanjutnya tentang motivasi kerja yang mencangkup pengertian motivasi kerja, proses motivasi, faktor yang mempengaruhi terjadinya motivasi kerja, kerangka pemikiran.
BAB III : Metode Penelitian Dalam bab ini dijelaskan tentang metodologi penelitian yang meliputi pendekatan dan desain penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi operasional dan indicator penelitian, teknik pengumpulan data dan pengolahan data, uji validitas, uji reliabilitas, dan teknik analisis data.
19
BAB IV : Gambaran dan Hasil Analisis Data Gambaran Umum PT. Krakatau Bandar Samudera (KBS) Cigading dan Hasil Penelitian, dalam bab ini dijelaskan tentang sejarah Perseroan Terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudera (KBS) Cigading, visi, misi dan tujuannya, nilai-nilai budaya perusahaan, kebijakan mutu, lokasi Perseroan Terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudera (KBS) Cigading, manajemen Perseroan Terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudera (KBS) Cigading, kegiatan penyuluhan agama, dan data-data hasil penelitian lapangan. BAB V
: Kesimpulan dan Saran Bab ini berisikan tentang kesimpulan-kesimpulan yang dapat ditarik dari batasan dan rumusan masalah penelitian, dan saran yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR JURNAL DAFTAR INTERNET DAFTAR TABEL LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Penyuluhan Agama Islam 1.
Penyuluhan Menurut Shertzer dan Stone, penyuluhan adalah proses interaksi yang
memberikan fasilitas atau kemudahan-kemudahan untuk pemahaman yang bermakna terhadap diri dan lingkungan, serta menghasilkan kemantapan atau kejernihan tujuan-tujuan serta nilai-nilai untuk perilaku di masa datang.1 Surya memberikan batasan penyuluhan sebagai suatu proses yang dirancang untuk merangsang berpikir agar ide-ide dapat mengendap, berkembang dan tumbuh kea rah suatu konsepsi pribadi.2 Kemudian, secara rinci Brownmenjelaskan bahwa unsur-unsur penyuluhan sebagai berikut: 1) suatu profesia, 2) suatu proses, 3) melibatkan suatu hubungan, 4) antara orang-orang, 5) menuntut suatu perangkat keterampilan, keterampilan khusus, 6) pengetahuan, 7) dapat dikomunikasikan, dan 8) untuk memperngaruhi sasaran penyuluhan (klien) berubah.3 Penjelasan diatas dapat dipahami bahwa pada dasarnya bimbingan dan penyuluhan adalah suatu upaya memberikan pelajaran dan pendidikan serta bantuan kepada pribadi atau kelompok masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan agar mereka mampu memahami dirinya sendiri
1
Shetzer dan Stone, “Fundamentals Guidance,” dalam Olugbenga David Ojo, (PhD), Fundamentals of Guiudance and Counselling, (Lagos: National Open University of Nigeria, 2014), h.5 2 Mohamad Surya, Dasar-Dasar Penyuluhan (Konseling), (Jakarta: P2LPTK, 1988), h.56 3 Brown Lawrence A, “Innovation Diffusion A New Perspective,”dalam Dra. Hj. Mastanah, M.Si, Kumpulan Materi Kuliah Administrasi Penyuluhan: Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, (Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, 2013), h. 3
20
21
dan lingkungannya serta mampu mengatasi berbagai permasalahan sehingga dapat mencapai kesejahteraan hidup.4 Dalam konteks ini, menurut Surya, penyuluhan bagian dari bimbingan, baik sebagai pelayanan maupun sebagai teknik. Penyuluhan merupakan kegiatan inti bimbingan secara keseluruhan dan lebih berkaitan dengan masalah individu secara pribadi.5 Lebih lanjut, menurut Syuhada penyuluhan merupakan bagian integral dari pendidikan. Penyuluhan yang fungsional merupakan bagian integral dari keseluruhan program dan pelaksanaan pendidikan, bukan hanya sebagai tambahan atau sebagai sampiran saja.6 Namun demikian, tidak berarti penyuluhan itu identik dengan pendidikan, melainkan penyuluhan merupakan upaya-upaya yang bersifat membantu tercapainya tujuan umum pendidikan, dengan menggunakan dimensi intervensi dan teknik yang unik dan berbeda dengan pendidikan. Secara kata penyuluh berasal dari kata “suluh”yang berarti “obor”atau pelita” atau “yang memberi terang”. Dengan penyuluhan diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Pengetahuan dikatakan
4
Romli (2001) “Penyuluhan Agama Menghadapi Tantangan Baru,” dalam Hj. Mastanah, M.Si, Kumpulan Materi Kuliah Administrasi Penyuluhan: Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, (Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, 2013), h.14 5 Surya (1988) “ Dasar-Dasar Penyuluhan (Konseling),” dalam Arifin. Teori Bimbingan dan Penyuluhan, (Jakarta: PT Golden Terayon Press), h.49 6 Syuhada (1988) “Bimbingan dan Konseling dalam Masayarakat dan Pendidikan Luar Sekolah,” dalam dalam Dra. Hj. Mastanah, M.Si, Kumpulan Materi Kuliah Administrasi Penyuluhan: Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, (Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, 2013), h.30
22
meningkat apabila terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu dan yang sudah tahu menjadi lebih tahu.7 Secara etimologi (harfiah), arti penyuluhan berasal dari bahasa inggris “counseling” yang mengandung arti “menerangi, menasehati”, atau memberikan kejelasan kepada orang lain agar ia memahami dan mengerti hal-hal yang sedang dialaminya.8 Pengertian penyuluhan dalam arti umum adalah ilmu sosial yang mempelajari sistem dan proses perubahan pada individu serta masyarakat agar dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan. Penyuluhan dapat dipandang sebagai suatu bentuk pendidikan untuk orang dewasa.9 Kemudian menurut Soedijanto menyatakan bahwa penyuluhan pertanian merupakan proses pemberdayaan, bukan proses transfer teknologi melalui enam dimensi belajar (learning) yaitu: learning to know (penguasaan konsep, komunikasi informasi, rasa senang memahami, mengerti dan menemukan sesuatu), learning to do (penekanan pada skill tingkat rendah ke tingkat tinggi menuju ke arah kompetensi), learning to live together (mengenal diri sendiri, mengenal orang lain, menemukan tujuan bersama, bekerja sama dengan orang lain), learning to be (memecahkan masalah sendiri, mengambil keputusan, memikul tanggung jawab, belajar untuk disiplin), learning society (mengembangkan diri secara utuh, terus menerus), learning organization (belajar memimpin, berorganisasi dan mengajarkan kepada orang lain).10 Pengertian penyuluhan secara terminology (istilah) menurut H. Koestur Partowisastro mengungkapkan bahwa penyuluhan ada dalam dua pengertian,
7
Arifin. Teori Bimbingan dan Penyuluhan, (Jakarta: PT Golden Terayon Press), h.1 M. Lutfi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008) h.8 9 Lucie Setiana, Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat, (Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia, 2005) h.1 10 Soedijanto (2003) “Penyuluhan Konsep Pemberdayaan,” dalam Dwi Sadono. Pemberdayaan Petani: Penyuluhan Pertanian Indonesia.(Institut Pertanian Bogor: 2008), Vol.4. No.1. Hal jurnal 69 8
23
yaitu pengertian dalam arti luas dan pengertian dalam arti sempit. Dalam arti luas; adalah segala ikhtiar pengaruh psikologi terhadap sesama manusia, dan dalam arti sempit merupakan suatu hubungan yang sengaja diadakan dengan maksud agar dengan semua cara psikologis, kita dapat mempengaruhi bebarapa fase kepribadiannya sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh sesuatu efek tertentu.11 Penyuluhan dalam arti umum adalah ilmu yang mempelajari sistem dan proses perubahan pada individu serta masyarakat agar dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan. Penyuluhan dapat diartikan sebuah pendidikan nonformal diluar sistem sekolah yang biasa, menurut Carter V, adalah merupakan proses perkembangan pribadi, proses sosial, proses pengembangan keterampilan sesuai profesi serta keinginan bersama dalam memahami ilmu pengetahuan yang tersusun dan dikembangkan dari masa ke masa oleh setiap generasi bangsa.12 Penulis lebih sependapat dengan Carter V. penyuluhan dikatakan berhasil ketika ada perkembangan.Hal serupa dikatakan oleh Rusmin Tumanggor bahwa penyuluhan dikatakan berhasil ketika menghasilkan kesehatan fisik, kesehatan jiwa, kesehatan spiritual dan kesehatan sosial. Definisi lain dari penyuluhan merupakan bantuan yang diberikan kepada orang lain dalam memecahkan problema-problema kehidupan yang dihadapinya,
11
M.Lutfi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan, (Konseling) Islam, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008) h.10 12 Carter V (1995) dalam Ir. Lucie Setiana, M.P. Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat, (Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia, 2005) h.1
24
sesuai dengan ksituasi dan keadaan klien. Supaya ia memiliki pengertian dan kemampuan dalam menghadapi dan memecahkan masalahnya, berdasarkan penentuan dirinya sendiri.13 Dari paparan diatas penulis menyimpulkan bahwa kegiatan penyuluhan merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan oleh seseorang untuk melayani, memberikan pemecahan masalah pada tersuluh.Tujuan penyuluhan adalah memberikan penerangan untuk perubahan perilaku agar kehidupannya lebih baik.penyuluhan juga disebut sebagai bantuan atas problema-problema yang perlu dibantu akibat dari ketidakberdayaan dan tingkat pengetahuan tersuluh. 2.
Penyuluhan Agama Islam Penyuluhan agama Islam pada hakikatnya bertujuan untuk meningkatkan
ilmu agama dan kesadaran beragama serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian penyuluhan agama sebagai benteng pertahanan moral diharapkan mereka dapat menangkal setiap pengaruh negative dari kehadiran dan segala kegiatannya, tidak berputus asa dalam berusaha menjadi warga negara sesuai kemampuan yang dimiliki, memberikan manfaat yang besar, lebih bertanggung jawab, sabar dan ramah dalam menghadapi masyarakat agar tercipta suasana kehidupan harmonis, tentram, bahagia baik di rumah serta terbina suasana yang baik di lingkungan, dan dapat mengamalkan ajaran agama di dalam kehidupan sehari-hari.
13
M.Lutfi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan, (Konseling) Islam, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008) h.10
25
Sedangkan menurut M. Arifin yang dimaksud dengan penyuluhan agama ialah segala kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka memberikan bantuan kepada orang lain yang mengalami kesulitan-kesulitan rohaniyah dalam lingkungan hidupnya agar supaya orang tersebut mampu mengatasinya sendiri karena timbul kesadaran atau penyerahan diri terhadap kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.14 Kemudian Isep Zainal Arifin juga mengemukakan penyuluhan merupakan suatu proses pemberian bantuan baik kepada individu ataupun kelompok dengan mengunakan metode-metode psikologis agar individu atau kelompok dapat keluar dari masalah dengan kekuatan sendiri, baik secara preventif, kuratif, korektif maupun development.15 Selanjutnya, Rochman Natawidjaja mendefinisikannya sebagai berikut:“penyuluhan merupakan saat jenis layanan yang merupakan bagian terpadu dari bimbingan. Penyuluhan dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik antara dua orang individu, dimana seorang (yaitu penyuluh) berusaha membantu yang lain (yaitu klien) untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu yang akan datang”.16 Pakar lain, Moh. Surya berpendapat bahwa penyuluhan merupakan upaya bantuan yang diberikan kepada konseli supaya dia memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri, untuk dimanfaatkan olehnya dalam memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan datang. Dalam pembentukan konsep diri ini berarti bahwa dia memperoleh konsep yang sewajarnya mengenai : (a) dirinya sendiri, (b) orang lain, (c) pendapat orang lain tentang dirinya, (d) tujuan-tujuan yang hendak dicapainya, dan (e) kepercayaannya.17
14
M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama (Jakarta: PT Golden Terayon Press, 1998), Cet ke-6, h.21 15 Isep Zainal Arifin , Bimbingan Penyuluhan Islam Pengembangan Dakwah Melalui Psikoterapi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), h.50 16 Rochman Natawidjaya (1987) dalam Mastanah, Kumpulan Materi Kuliah Administrasi Penyuluhan: Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, (Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, 2013), h.32 17 Moh. Surya(1988) “Dasar-Dasar Penyuluhan (Konseling),” dalam Mastanah, Kumpulan Materi Kuliah Administrasi Penyuluhan: Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, (Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, 2013), h.38
26
Menurut James F. Adam penyuluhan adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu dimana yang seorang (counselor) membantu yang lain (couselee), supaya ia dapat lebih baik memahami dirinya dalam hubungannya dengan masalah-masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan waktu yang akan datang.18 Lebih lanjut, Prayitno mengemukakan “Penyuluhan adalah diskusi empat mata antara klien dan penyuluh yang berisi usaha yang laras, unik, dan manusiawi, yang dilakukan dalam suasana keahlian dan yang didasarkan atas norma-norma yang berlaku.19 Pengertian agama menurut Prof. K.H M. Taib Thahir Abdul Mu‟in adalah peraturan Tuhan yang mendorong jiwa seseorang yang mempunyai akal memegang peraturan Tuhan dengan kehendaknya sendiri untuk mencapai kebahagiaan hidup dan kebahagiaan kelak di akhirat.20 Dari penjabaran beberapa para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penyuluhan agama Islam adalah kegiatan nonformal yang bertujuan untuk membantu orang lain (individu maupun kelompok) agar dapat keluar dari masalah-masalah yang dihadapinya dengan kekuatan sendiri baik secara preventif, kuratif, korektif maupun development. Di kalangan masyarakat Islam telah dikenal pula prinsip-prinsip penyuluhan tersebut dalam Al-Qur‟an disebutkan yakni: 18
James F. dalam Djumhur dan Muh.Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung: CV. Ilmu, 1975), h.24 19 Prayitno (1983) dalam Dewa Ketut Sukardi, Proses dan Bimbingan Penyuluhan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), h.38 20 Mu‟in dan Asymuni, Ushul Fiqh II (Qaidah-Qaidah Istinbath dan Ijtihad), (Jakarta: Ditjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1986), h.35
27
ِِ ِ ي ُّ َّاس قَ مد َجاءَتم ُك مم َم مو ِعظَةٌ ِم من َربِّ ُك مم َو ِش َفاءٌ لِ َما ِِف َ الص ُدوِر َوُه ًدى َوَر مْحَةٌ ل مل ُم مؤمن ُ يَا أَيُّ َها الن Artinya: “ Wahai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu nasehat dari Tuhan-Mu dan merupakan obat penyembuh (penyakit jiwa) yang ada di dalam dadamu dan ia menjadi petunjuk dan rahmat bagi yang beriman”. (QS. Yunus: 57)21 Dalam ayat lain Allah SWT berfirman
ِ ِ ِ اْلِكمم ِة والممو ِعظَِة م ِ ِ َ ِّمادعُ إِ ََل سبِ ِي َّ رب َ َّ َّ َع من َ ََّح َس ُن إِ َّن َرب َ ك ُه َو أ مَعلَ ُم َِ من اْلَ َسنَة َو َجاد مْلُ مم بِالَِِّت ه َي أ م ك ب م َ َ َم َ َ ِ ِ ِِ ِ ين َ َسبيله َوُه َو أ مَعلَ ُم بالم ُم مهتَد Artinya: “ Serulah manusia kepada jalan Tuhan-Mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. sesungguhnya Tuhan-Mu Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl: 125)22 Memperhatikan ayat-ayat diatas, berarti Allah memberikan petunjuk kepada umatnya tentang penyuluhan itu diperlukan, dan tugas itu sekaligus sebagai salah satu ciri dari orang yang beriman. Adapun ciri-ciri kegiatan penyuluhan yakni sebagai berikut: a. Dilaksanakan oleh seorang professional yang terlatih b. Klien mempelajari keterampilan pengambilan keputusan, pemecahan masalah, tingkah laku, atau sikap baru.
21
Dewa Ketut Sukardi, Proses dan Bimbingan Penyuluhan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993),
22
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, (Jakarta: CVDarus Sunnah, 2012),
h.216 h.282
28
c. Hubungan dibentuk berdasarkan sukarela23 Selain itu juga terdapat syarat-syarat penyuluhan secara umum di dalam kehidupan menjadi salah satu fokus atau dasar perhatian dalam bimbingan. Berikut beberapa syarat melakukan penyuluhan yakni sebagai berikut: a. penyuluhan mampu menyiapkan, menyediakan, serta menyajikan segala informasi yang diperlukan untuk khalayak sasaran.24 b. memberikan motivasi kepada responden. c. mampu bekerja sama kepada sesama. d. Bersikap helpful kepada sesama. Melihat pernyataan yang telah diuraikan sebelumnya mengenai penyuluhan, maka fungsi penyuluhan adalah memberikan pelayanan pada individu maupun kelompok, merasakan kegunaan dari setiap program yang kita buat untuk mereka. Penyuluhan dikatakan berfungsi dengan baik jika penyuluhan yang kita lakukan dirasakan bermanfaat bagi orang lain, sebaliknya jika penyuluhan yang kita lakukan tidak bermanfaat dapat dikatakan proses penyuluhan tidak mendatangkan kegunaan atau manfaat.25 Penyuluhan diterapkan melalui pengembangan fungsi-fungsi Al-Qur‟an dan hadits yang dijadikan sumber utama terutama untuk penyuluhan Islam. AlQur‟an membahas berbagai pemecahan problematika kehidupan sehari-hari untuk mencapai kebahagiaan hidup.26
23
Mastanah, Kumpulan Materi Kuliah Administrasi Penyuluhan: Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, (Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, 2013), h.3 24 Dwi Sadono. Pemberdayaan Petani: Penyuluhan Pertanian Indonesia.(Institut Pertanian Bogor: 2008), Vol.4. No.1. Hal jurnal 69-70 25 M.Lutfi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan, (Konseling) Islam, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h.103 26 Ibid, h.98-99
29
Tujuan penyuluhan dalam konteks penyuluhan agama tentu berbeda-beda dengan tujuan penyuluhan pertanian, untuk itu dalam tujuan penyuluhan dilihat dari sisi penyuluhan agama memiliki tujuan, sebagai berikut27: a. Membantu memecahkan masalah atau problematika ummat yang timbul dari
interaksi-interaksi
personal
dan
kelompok
(keluarga)
dengan
pendekatan Islam. b. Membantu dan mengatasi memecahkan masalah psikologi keluarga dan komunitas muslim, karena adanya masalah internal yang terjadi dalam keluarga. c. Membantu mengatasi dan memecahkan masalah mental/spiritual yang dialami oleh penyandang masalah-masalah sosial (psikologis) dan cacat fisik pada lembaga-lembaga rehabilitas sosial, seperti tuna netra, ketergantungan obat zat adiktif (narkoba), Wanita Tuna Susila (WTS) dan sebagainya. d. Membantu mengatasi dan memecahkan masalah mental/spiritual yang dialami para tahanan (narapidana) di rumah tahanan (rutan) dan lembaga pemasyarakatan (lapas). Serta pembinaan mental bagi anak jalanan (anjal), panti jompo dan masalah sosial lainnya. e. Memberikan penyuluhan dan bimbingan pada karyawan, tenaga kerja dan prajurit guna meningkatkan kinerja dan produktivitas kerja dengan pendekatan Islam.
27
M.Lutfi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan, (Konseling) Islam, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h.104
30
3.
Filosofi Penyuluhan Para penyuluh agar dapat menjalankan fungsi dan perannya dengan baik,
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai maka para penyuluh harus memahami falsafah penyuluhan. Sebagaimana dikatakan oleh Asngari,28 bahwa: “Pemahaman tentang falsafah sesuatu sangat penting sebagai dasar pengarah suatu kegiatan. Falsafah membawa kita pada suatu pemahaman yang mendasari atau menjadi landasan melaksanakan kegiatan yang lebih layak untuk mendapatkan hasil yang prima. Hasil kegiatan yang prima tersebut lebih-lebih dalam rangka pemberdayaan masyarakat pada akhirnya akan memberikan kepuasan semua pihak, baik para agen pembaharuan atau penyuluh, masyarakat klien sebagai sasaran penyuluhan, maupun pihak-pihak lainnya. Kesemuanya akan kait mengait”. Kata falsafah atau filsafat memilki pengertian yang beragam sepadan dengan jumlah orang (pemikir) yang memberi pengertian, karena masing-masing memiliki titik tolak latar belakang pemikiran, sudut pandang yang berbeda. Secara etimologi, kata falsafah (dalam bahasa arab) atau filsafat (dalam bahasa Yunani) berasal dari kata philosophia. Philosophia berasal dari kata philos artinya cinta dan sophia arti kebijaksanaan atau pengetahuan. Jadi falsafah atau filsafat berarti cinta akan kebijaksanaan. Filsafat juga berarti mendambakan pengetahuan. Maksudnya bahwa dengan berfilsafat orang sangat mengharapkan untuk mendapatkan pengetahuan yang sejati.Seorang filosof adalah seorang pecinta, pencari hikmat/kebijaksanaan atau pengetahuan.29 Secara teminologi, menurut pandangan Butt yakni falsafah atau filsafat diartikan sebagai suatu pandangan hidup. Filsafat merupakan suatu asas atau
28
Asngari dalam Slamet (2003) dalam Dwi Siswanto, Urgensi Falsafah Penyuluhan Pembangunan dan Etos Kerja dalam Pemberdayaan Masyarakat, (UGM Yogyakarta), Hal jurnal 1-14 29 Hamesma (1987) dalam Dwi Siswanto, Urgensi Falsafah Penyuluhan Pembangunan dan Etos Kerja dalam Pemberdayaan Masyarakat, (UGM Yogyakarta), Hal jurnal 1-14
31
pendirian kebenarannya telah diterima dan diyakini untuk dijadikan landasan dasar dalam menyelesaikan masalah-masalah hidup. Filsafat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang terdalam. Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu secara mendalam untuk menemukan inti-sejarah/esensi/hakikat.30 Sedang Dahama dan Bhatnagar, mengartikan falsafah sebagai landasan pemikiran yang bersumber kepada kebijakan moral tentang segala sesuatu yang akan dan harus diterapkan di dalam praktek.31 Berkaitan dengan itu, Kesley dan Hearne menyatakan bahwa falsafah penyuluhan harus berpijak kepada pentingnya pengembangan individu didalam perjalanan
pertumbuhan
masyarakat
dan
bangsanya.
Untuk
itu,
ia
mengemukakan bahwa: falsafah penyuluhan adalah bekerja bersama masyarakat untuk membantunya agar mereka dapat meningkatkan harkatnya sebagai manusia (dalam Mardikanto).32 Pendapat Kesley dan Hearne tersebut mengandung pengertian, bahwa: 1) penyuluh harus bekerja sama dengan masyarakat, dan bukannya bekerja untuk masyarakat, kehadiran penyuluh bukan sebagai penentu atau pemaksa, tetapi ia harus mampu menciptakan suasana dialogis dengan masyarakat dan mampu menumbuhkan, menggerakkan, serta memelihara partisipasi masyarakat; 2) penyuluhan tidak menciptakan ketergantunga, tetapi harus mampu mendorong semakin terciptanya kreativitas dan kemandirian masyarakat agar semakin 30
Butt (1961) dalam Dwi Siswanto, 2008, Urgensi Falsafah Penyuluhan Pembangunan dan Etos Kerja dalam Pemberdayaan Masyarakat, (UGM Yogyakarta), Hal jurnal 1-14 31 Dahama dan Bhatnagar (1980) dalam Dwi Siswanto, Urgensi Falsafah Penyuluhan Pembangunan dan Etos Kerja dalam Pemberdayaan Masyarakat, (UGM Yogyakarta), Hal jurnal 1-14 32 Kesley dan Hearne (1955) dalam Dwi Siswanto, Urgensi Falsafah Penyuluhan Pembangunan dan Etos Kerja dalam Pemberdayaan Masyarakat, (UGM Yogyakarta), Hal jurnal 1-14
32
memiliki kemampuan untuk berswakarsa, swadana, dan swakelola bagi tersenggaranya
kegiatan-kegiatan
guna
tercapainya
tujuan
masyarakat
sasarannya; 3) penyuluhan yang dilaksanakan harus selalu mengacu kepada terwujudnya kesejahteraan ekonomi masyarakat dan peningkatan harkatnya sebagai manusia. Sejalan dengan Kesley dan Hearne, Ensminger dalam Mardikanto merumuskan falsafah penyuluhan sebagai berikut:33 1. Penyuluhan
adalah
proses
pendidikan
yang
bertujuan
mengubah
pengetahuan, sikap dan keterampilan masyarakat; 2. Sasaran penyuluhan adalah segenap warga masyarakat untuk menjawab kebutuhan dan keinginannya. 3. Penyuluhan bertujuan untuk membantu masyarakat agar mampu menolong dirinya sendiri; 4. Penyuluhan adalah “belajar sambil bekerja”, dan “percaya tentang apa yang dilihatnya” 5. Penyuluhan adalah pengembangan individu, pemimpin mereka, dan pengembangan dunianya secara keseluruhan; 6. Penyuluhan adalah suatu bentuk kerja sama untuk meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat; 7. Penyuluhan
adalah
pekerjaan
yang
diselaraskan
dengan
budaya
masyarakatnya; 33
Kesley, dkk(1962) dalam Mardikanto(1993) dalam Dwi Siswanto, Urgensi Falsafah Penyuluhan Pembangunan dan Etos Kerja dalam Pemberdayaan Masyarakat, (UGM Yogyakarta), Hal jurnal 1-14
33
8. Penyuluhan adalah hidup dengan saling berhubungan, saling menghormati, dan saling mempercayai antara satu kepada yang lainnya; 9. Penyuluhan merupakan suatu kegiatan dua arah; dan 10. Penyuluhan merupakan proses pendidikan yang berkelanjutan”. Selanjutnya, secara singkat Asngari mengatakan falsafah penyuluhan adalah kegiatan mendidik orang (kegiatan pendidikan) dengan tujuan mengubah perilaku klien sesuai dengan yang direncanakan/ dikehendaki yakni orang semakin
modern.
Penyuluhan
merupakan
usaha
mengembangkan
(memberdayakan) potensi individu klien agar lebih berdaya secara mandiri.34 Makna modern itu adalah sebagaimana disebutkan oleh Inkeles; Inkeles dan Smith (1974) sebagai berikut: (1) terbuka dan siap menerima perubahan (pembaruan): pengalaman baru, inovasi baru, penemuan baru yang lebih baik, pandangan baru, dll.; (2) orientasi realistic/demokratis: kecenderungan membentuk/ menerima pendapat lingkungan; (3) berorientasi masa depan dan masa kini, dan bukannya masa silam; (4) hidup perlu direncanakan dan diorganisasikan; (5) orang belajar menguasai lingkungan (tidak pasrah); (6) rasa percaya diri tinggi/optimis (dunia dibawah kontrolnya); (7) penghargaan pada pendapat orang lain (tiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan); (8) memberi nilai tinggi pada pendidikan formal (juga informal dan non-formal); (9) percaya pada IPTEKS dan perkembangannya; (10) percaya bahwa imbalan harus seimbang dengan prestasinya.35 Bertolak dari pemahaman penyuluhan sebagai salah satu sistem pendidikan, falsafah penyuluhan dapat dikaitkan dengan pendidikan yang memiliki falsafah: idealism, realism, dan pragmatisme. Artinya, penyuluhan harus mampu menumbuhkan cita-cita yang melandasi untuk selalu berpikir kreatif dan dinamis.
34
Asngari dalam Slamet (2003) dalam Dwi Siswanto, Urgensi Falsafah Penyuluhan Pembangunan dan Etos Kerja dalam Pemberdayaan Masyarakat, (UGM Yogyakarta), Hal jurnal 1-14 35 Inkeles (1966) dalam Dwi Siswanto, Urgensi Falsafah Penyuluhan Pembangunan dan Etos Kerja dalam Pemberdayaan Masyarakat, (UGM Yogyakarta), Hal jurnal 1-14
34
Penyuluhan harus selalu mengacu pada kenyataan-kenyataan yang ada dan dapat ditemui di lapangan atau harus selalu sesuai dengan keadaan yang dihadapi.36 Lebih lanjut ditegaskan oleh Slamet dan Soetrisno falsafah penyuluhan (pertanian) di Indonesia harus berakar pada falsafah negara Pancasila. Dalam hal ini, Slamet menekankan falsafah penyuluhan terutama berkaitan dengan sila-sila: artinya, jika petani (sebagai sasaran utama penyuluhan pertanian) diminta untuk bekerja lebih keras guna meningkatkan produksinya. Seluruh bangsa Indonesia juga harus mau mengangkat harkat kaum taninya demi kemanusiaan dan keadilan sosial, yang berlandaskan pada kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, menghargai prinsip demokrasi, serta demi tercapainya persatuan bangsa Indonesia.37 Sedangkan Soetrisno mengaitkan falsafah penyuluhan pertanian dan motto bangsa “Bhinneka Tunggal Ika” yang membawa konsekuensi pada: (1) perubahan administrasi penyuluhan yang bersifat regulative sentralistis menjadi fasilitatif partisipatif, dan (2) pentingnya kemauan penyuluh untuk memahami budaya local yang seringkali juga mewarnai local agricultural practices. Selanjutnya bertitik tolak dari pemahaman penyuluhan sebagai salah satu sistem pendidikan. Mardikanto menyatakan bahwa penyuluhan memiliki prinsipprinsip: (1) mengerjakan, artinya kegiatan penyuluhan harus sebanyak mungkin melibatkan masyarakat untuk mengerjakan/menerapkan sesuatu; (2) akibat, artinya kegiatan penyuluhan harus memberi akibat atau pengaruh yang baik atau bermanfaat, (3) asosiasi, artinya setiap kegiatan penyuluhan harus dikaitkan dengan kegaitan lainnya.38 36
Moedjiyo (1987) dalam Dwi Siswanto, Urgensi Falsafah Penyuluhan Pembangunan dan Etos Kerja dalam Pemberdayaan Masyarakat, (UGM Yogyakarta), Hal jurnal 1-14 37 Slamet (1987) dan Soetrisno (1989) dalam Dwi Siswanto, Urgensi Falsafah Penyuluhan Pembangunan dan Etos Kerja dalam Pemberdayaan Masyarakat, (UGM Yogyakarta), Hal jurnal 1-14 38 Mardikanto (1993) dalam Dwi Siswanto, Urgensi Falsafah Penyuluhan Pembangunan dan Etos Kerja dalam Pemberdayaan Masyarakat, (UGM Yogyakarta), Hal jurnal 1-14
35
Pandangan lain tentang prinsip-prinsip penyuluhan itu diungkapkan oleh Dahama dan Bhatnagar.39 Menurut mereka prinsip-prinsip penyuluhan itu mencangkup: (1) minat dan kebutuhan, artinya penyuluhan akan efektif jika selalu mengacu kepada minat dan kebutuhan masyarakat; (2) organisasi masyarakat bawah, artinya penyuluhan akan efektif jika mampu melibatkan/menyentuh organisasi masyarakat bawah, sejak dari setiap keluarga/kekerabatan; (3) keragaman budaya, artinya penyuluhan harus memperhatikan adanya keragaman budaya; (4) perubahan budaya, artinya setiap kegiatan penyuluhan akan mengakibatkan perubahan budaya; (5) kerja sama dan partisipasi masyarakat untuk selalu bekerjasama dalam melaksanakan programprogram penyuluhan yang telah dirancang; (6) demokrasi dalam penerapan ilmu, artinya dalam penyuluhan harus selalu meberikan kesempatan kepada masyarakatnya untuk menawar setiap ilmu alternative yang ingin diterapkan; (7) belajar sambil bekerja atau belajar dari pengalaman tentang segala sesuatu ia kerjakan; (8) penggunaan metoda yang sesuai, artinya penyuluhan harus dilakukan dengan penerapan meotda yang selalu disesuaikan dengan kondisi (lingkungan fisik, kemampuan ekonomi, dan nilai sosial-budaya) sasarannya; (9) kepemimpinan, artinya penyuluh tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang hanya bertujuan untuk kepentingan/kepuasannya sendiri, dan harus mampu mengembangkan kepemimpinan; (10) specialis yang terlatih, artinya, penyuluh harus benar-benar orang yang telah memperoleh latihan khusus tentang segala sesuatu yang sesuai dengan fungsinya sebagai penyuluh; (11) segenap keluarga, artinya, penyuluhan harus memperhatikan keluarga sebagai satu kesatuan dari unit sosial; (12) kepuasan, artinya penyuluhan harus mampu mewujudkan tercapainya kepuasan.40 4. Media Penyuluhan Media memiliki multi makna, baik dilihat secara terbatas maupun secara luas.Munculnya berbagai macam definisi disebabkan adnaya perbedaan dalam sudut pandang, maksud dan tujuannya. AECT (Association for Education and Communication Technology) dalam Harsoyomemaknai media sebagai segala bentuk yang dimanfaatkan dalam proses penyaluran informasi. NEA (National Education Association) memaknai media
39
Dahama dan Bhatnagar (1980) dalam Dwi Siswanto, Urgensi Falsafah Penyuluhan Pembangunan dan Etos Kerja dalam Pemberdayaan Masyarakat, (UGM Yogyakarta), Hal jurnal 1-14 40 Dwi Siswanto, Urgensi Falsafah Penyuluhan Pembangunan dan Etos Kerja dalam Pemberdayaan Masyarakat, (UGM Yogyakarta), Hal jurnal 1-14
36
sebagai benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca, atau diperbincangkan beserta instrument yang digunakan untuk kegiatan tersebut.41 Rahardjo menyatakan bahwa media dalam arti yang terbatas yaitu sebagai alat bantu pembelajaran. Hal ini berarti media sebagai alat bantu yang digunakan guru untuk:42 a. Memotivasi belajar perseta didik b. Memperjelas informasi/pesan pengajaran c. Memberi variasi pengajaran d. Memperjelas struktur pengajaran. Rogers dalam Totok Mardikanto menyatakan bahwa media merupakan alat atau saluran komunikasi yang dapat dimanfaatkan sumber atau pengirim untuk “menyalurkan” atau menyampaikan pesan-pesannya. Dengan kata lain, media, atau alat saluran komunikasi dapat dimanfaatkan oleh individu dan kelompok yang berkomunikasi untuk menyampaikan pesan-pesan (messages) penyuluhan mereka. Tentang hal ini, Berlo dalam Totok Mardikanto mengartikan media dalam berbagai pengertian, yaitu43: a) Saluran/ media sebagai alat pembawa pesan, b) Saluran yang dilalui oleh alat pembawa pesan, c) Media/wahana yang memungkinkan alat pembawa pesan itu melalui jalan atau saluran yang harus dilaluinya, d) Media/wahana yang dapat dijadikan sarana untuk berkomunikasi, seperti: pertemuan, pertunjukan dan lain-lain. 41
Harsoyo (2002) di dalam Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan. (Jakarta: Pengembangan Media Promosi Kesehatan, Dalam pencapaian PHBS, 2004), h.176 42 Rahardjo (1991) di dalam Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan. (Jakarta: Pengembangan Media Promosi Kesehatan, Dalam pencapaian PHBS, 2004), h.176 43 Totok Mardikanto, Komunikasi Pembangunan-Acuan bagi Akademisi, Praktisi dan Peminat Komunikasi Pembangunan, (Surakarta: UNS Press, 2010), h.127
37
Secara konseptual, Totok Mardikanto membagi media komunikasi menjadi tiga macam, yaitu: 1) Saluran antarpribadi (inter-personal) 2) Media massa (mass media) 3) dan forum yang dimaksudkan untuk menggabungkan keunggulankeunggulan yang dimiliki saluran antar pribadi dan media massa.44 Penyuluhan sebagai proses penyebaran informasi tentu memerlukan media sebagai alat atau saluran menyampaikan pesan penyuluhan. Menurut Yetti Wira Citerawati SY, media penyuluhan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilakan pesan informasi yang ingin disampaikan oleh penyuluh kepada sasaran sehingga sasaran dapat meningkatkan pengetahuannya yang akhirnya dapat berubah perilakunya kearah positif. Media penyuluhan juga dapat diartikan sebagai wahana untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima yang dapat merangsang pikiran, perasaan dan perhatian atau minat.45 Sedangkan penyuluhan adalah proses penyebarluasan tentang ilmu pengetahuan, teknologi maupun seni. Lebih lengkapnya penyuluhan dapat diartikan sebagai proses aktif yang memerlukan interaksi antara penyuluh dan yang disuluh agar terbangun proses perubahan “perilaku” (behavior) yang merupakan perwujudan dari pengetahuan, sikap dan keterampilan seseorang yang dapat diamati oleh orang/pihak lain, baik secara langsung atau tidak langsung. Sehingga dapat diketahui fungsi media penyuluhan adalah sebagai berikut: 44
Ibid, h.128 Yetti Wira Citerawati SY, Media Penyuluhan, h.2, www.e-bookspdf.org, diakses tanggal 25 Maret 2016 45
38
a)
Menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadu pada masa
lampau. Dengan perantara gambar, potret, slide, film, video atau media yang lain, suluh dapat memperoleh gambaran yang nyata tentang benda/peristiwa sejarah. b)
Mengamati benda/peristiwa yang sukar dikunjungi, baik karena
jaraknya jauh, berbahaya, atau terlarang. Misalnya, video tentang kehidupan harimau di hutan, keadaan dan kesibukan di pusat nuklir, dan sebagainya. c)
Memperoleh gambaran yang jelas tentang benda/hal-hal yang sukar
diamati secara langsung karena ukurannya yang tidak memungkinkan, baik karena terlalu besar atau terlalu kecil. Misalnya dengan perantaraan paket peserta suluh dapat memperolehgambaran yang jelas tentang bendungan dan kompleks pembangkit listrik, dengan slide dan film peserta suluh memperoleh gambaran tentang bakteri, amuba dan sebagainya. d)
Mendengar suara yang sukar ditangkap dengan telinga secara
langsung. Mislanya, rekaman suara denyut jantung dan sebagainya. e)
Mengamati dengan teliti binatang-binatang yang uskar diamati secara
langsung karena sukar ditangkap. Dengan bantuan gambar, potret, slide, film atau video suluh dapat mengamati berbagai macam serangga, burung hantu, kelelawar dan sebagainya. f)
Mengamati peristiwa yang jarang terjadi atau berbahaya untuk
didekati. Dengan slide, film atau video peserta suluh dapat mengamati pelangi, gunung meletus, pertempuran dan sebagainya.
39
g)
Mengamati dengan jelas benda-benda yang mudah rusak/sukar
diawetkan. Dengan menggunakan model/benda tiruan peserta suluh dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang organ-organ tubuh manusia seperti jantung, paru-paru, alat pencernaan, dan sebagainya. h)
Dengan mudah membandingkan sesuatu. Dengan bantuan gambar,
model atau foto peserta suluh dapat dengan mudah membandingkan dua benda yang berbeda sifat ukuran, warna, dan sebagainya. i)
Dapat melihat secara cepat proses yang berlangsung secara lambat.
Dengan video, proses perkembangan katak dari telur sampai menjadi katak dapat diamati hanya dalam waktu beberapa menit. j)
Dapat menjangkau audien yang besar jumlahnya dan mengamati suatu
obyek secara serempak. Dengan siaran radio atau televise ratusan bahkan ribuan mahasiswa dapat mengikuti kuliah yang disajikan seorang professor dalam waktu yang sama. k)
Dapat belajar sesuai dengan kemampuan, minat, dan tempnya masing-
masing. Dengan modul atau pengajaran berprograma, peserta didik dapat belajar sesuai dengan kemampuan, kesempatan, dan kecepatan masingmasing.46 Berdasarkan klasifikasi media penyuluhan terdapat lima model klasifikasi, yaitu menurut: (1) Wilbur Schramm, (2) Gagne, (3) Allen, (4) Gerlach dan Ely, dan (5) Ibrahim.
46
Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan. (Jakarta: Pengembangan Media Promosi Kesehatan, Dalam pencapaian PHBS, 2004), h.176
40
Menurut Schramm, media digolongkan menjadi media rumit, mahal dan media sederhana. Schramm juga mengelompokkan media menurut kemampuan daya liputan, yaitu (1) liputan luas dan serentak seperti TV, radio dan facsimile, (2) liputan terbatas pada ruangan, seperti film, video, slide, poster, audio, tape; (3) media untuk belajar individual, seperti buku, modul, program belajar dengan computer dan telepon. Menurut Gagne, media klasifikasi menjadi tujuh kelompok yaitu: benda untuk di demonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar bergerak, film bersuara, dan mesin belajar. Ketujuh kelompok media pembelajaran tersebut dikaitkan dengan kemampuannya memenuhi fungsi menurut hirarki belajar yang dikembangkan yaitu pelontar stimulus belajar, penarik minat belajar, contoh perilaku belajar, memberi kondisi eksternal, menuntun cara berpikir, memasukan alih ilmu, menilai prestasi, dan pemberi umpan balik.47 Menurut Allen, terdapat Sembilan kelompok media, yaitu: visual diam, film, televise, obyek tiga dimensi, rekaman, pelajaran terprogram, demonstrasi, buku teks cetak, dan sajian lisan. Disamping mengklasifikasikan, Allen juga mengaitkan antara jenis media pembelajaran yang akan dicapai. Allen melihat bahwa, media tertentu memiliki kelebihan untuk tujuan belajar tertentu tetapi lemah untuk tujuan belajar yang lain. Allen mengungkapkan enam tujuan belajar, antara lain: info factual, pengenalan visual, prinsip dan konsep, prosedur, keterampilan, dan sikap. Setiap jenis media tersebut memiliki perbedaan kemampuan untuk mencapai tujuan belajar; ada tinggi, sedang, dan rendah.48 Menurut Gerlach dan Ely, media dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri fisiknya atas delapan kelompok, yaitu benda sebenarnya, presentasi verbal, presentasi grafis, gambar diam, rekaman suara, pengajaran terprogram, dan simulasi.49 Menurut Ibrahim, media dikelompokkan berdasarkan ukuran serta kompleks tidaknya alat dan perlengkapannya atas lima kelompok, yaitu media tanpa 47
Gagne di dalam Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan. (Jakarta: Pengembangan Media Promosi Kesehatan, Dalam pencapaian PHBS, 2004), h.176 48 Allen di dalam Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan. (Jakarta: Pengembangan Media Promosi Kesehatan, Dalam pencapaian PHBS, 2004), h.176 49 Gerlach dan Ely di dalam Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan. (Jakarta: Pengembangan Media Promosi Kesehatan, Dalam pencapaian PHBS, 2004), h.176
41
proyeksi dua dimensi; media tanpa proyeksi tiga dimensi; media audio; media proyeksi; televise, video, computer. Berdasarkan pemahaman atas klasifikasi media pembelajaran tersebut, akan mempermudah para guru atau praktisi lainnya dalam melakukan pemilihan media yang tepat waktu merencanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Pemilihan media yang disesuaikan dengan tujuan, materi, serta kemampuan dan karakteristik pelajar, akan sangant menunjang efisien dan efektivitas proses dan hasil pembelajaran.50 Berdasarkan fungsi media yang telah diuraikan, media penyuluhan dibagi menjadi 3 yakni: 1) Media cetak Media ini mengutamakan pesan-pesan visual, baisanya terdiri dari gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna. Yang termasuk dalam media ini adalah booklet, leaflet, flyer (selebaran), flip chart (lembar balik), rubric atau tulisan pada surat kabar atau majalah, poster, foto yang mengungkapkan informasi kesehatan. Ada beberapa kelebihan media cetak antara lain tahan lama, mencangkup banyak orang, biaya rendah, dapat dibawa kemana-mana, tidak perlu listrik, mempermudah pemahaman dan meningkatkan gairah belajar. Media cetak memiliki kelemahan yaitu tidak dapat menstimulir efek gerak dan suara dan mudah terlipat.51 2) Media elektronik Media ini merupakan media yang bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan didengar dan penyampainanya melalui alat bantu elektronika. Yang termasuk dalam media ini adalah televisi, radio, video film, cassette, CD, VCD. Seperti halnya media cetak, media elektronika ini memiliki kelebihan antara lain lebih mudah dipahami, lebih menarik, sudah dikenal masyarakat, bertatap muka, mengikut sertakan seluruh panca indera, penyajiannya dapat dikendalikan dan diulang-ulang serta jangkauannya lebih besar. Kelemahan dari media ini adalah biayanya lebih tinggi, sedikit rumit, perlu listril dan alat canggih untuk 50
Ibrahim dalam I Wawan Santyasa, Landasan Konseptual Media Pembelajaran. Disajikan dalam workshop Media Pembelajaran bagi Guru-Guru SMA Negeri Banjar Angkan, Pada tanggal 10 Januari 2007 di Banjar Angkan Klungkung 51 I Wawan Santyasa, Landasan Konseptual Media Pembelajaran.Disajikan dalam workshop Media Pembelajaran bagi Guru-Guru SMA Negeri Banjar Angkan, Pada tanggal 10 Januari 2007 di Banjar Angkan Klungkung
42
produksinya, perlu persiapan matang, peralatan selalu berkembang dan berubah,
perlu
keterampilan
penyimpanan
dan
keterampilan
mengoperasikannya. 3) Media luar ruang Media menyampaikan pesannya di luar ruang, bisa melalui media cetak maupun elektronik misalnya papan reklame, spanduk, pameran, banner, dan televise layar lebar. Kelebihan dari media ini adalah lebih mudah dipahami, lebih menarik, sebagai informasi umum dan hiburan, bertatap muka, mengikut sertakan seluruh panca indera, penyajian dapat dikendalikan dan jangkauannya relatif besar.kelemahan dari media ini adalah biaya peralatan selalu berkembang dan berubah, memerlukan keterampilan penyimpanan dan keterampilan untuk mengoperasikannya.52 Secara sederhana media penyuluhan adalah alat berkomunikasi untuk menyampaikan pesan-pesan (messages) penyuluhan mereka dengan modelmodel yang sesuai dengan materi penyuluhan. Model-model tersebut seperti slide, audio, pelajaran terprogram, dan lain sebagainya.
52
I Wawan Santyasa, Landasan Konseptual Media Pembelajaran.Disajikan dalam workshop Media Pembelajaran bagi Guru-Guru SMA Negeri Banjar Angkan, Pada tanggal 10 Januari 2007 di Banjar Angkan Klungkung
43
5. Metode Penyuluhan Agama Islam Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai yang dikehendaki.53 Sedangkan menurut M.Arifin, secara harfiah metode adalah jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.Namun pengertian hakiki dari metode adalah segala sarana yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.54 Menurut peraturan menteri pertanian Nomor 52/ Permentan/ OT.140/ 12/ 2009 menyebutkan bahwa metode penyuluhan berdasarkan teknik komunikasi dibagi menjadi dua bagian yaitu: a). metode penyuluhan langsung, yaitu penyuluhan yang dilakukan melalui tatap muka dan dialog langsung antara penyuluh dengan pelaku utama dan pelaku usaha melalui demonstrasi, kursus tani dan obrolan sore, b). metode penyuluhan tidak langsung, yatu penyuluhan dilakukan melalui perantara (media komunikasi) seperti pemasangan poster, penyebaran brosur/ leaflet/majalah, siaran radio, televisi, pemutaran slide dan film.55 Adapun metode yang sering digunakan dalam melakukan penyuluhan adalah: a. Metode Ceramah
53
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet. Ke-2,
h.740 54
H.M Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: PT.Golden Terayon,1998), Cet. Ke-6, h.43 55 Peraturan Menteri Pertanian Nomor 52 Tahun 2009 tentang Metode Penyuluhan Pertanian, www.pertanian.go.id, diakses tanggal 25 Maret 2015
44
Yang dimaksud dengan metode ceramah adalah suatu cara menyampaikan bahan secara lisan oleh tenaga penyuluh. Sedangkan peran audien adalah sebagai penerima pesan, mendengar, memperhatikan dan mencatat informasi yang disampaikan penyuluh bila diperlukan.56 Adapun langkah-langkah dalam metode ceramah: 1)
Tahap persiapan, menyusun kerangka yang hendak diceramahkan dan
dapat mudah dimengerti oleh peserta. Selain itu membuat pokok-pokok persoalan yang akan dibicarakan. 2)
Tahap penyajian, menyampaikan bahan-bahan atau pokok-pokok
pelajaran yang telah disiapkan. 3)
Tahap asosiasi, memberikan kesempatan pada peserta untuk
menghubungkan dan membandingkan bahan ceramah yang telah diterima bilamana ada suatu pokok yang tidak dimengerti. 4)
Tahap generalisasi atau kesimpulan, menyimpulkan isi ceramah,
umumnya mencatat isi ceramah yang telah disampaikan. 5)
Tahap aplikasi, diadakan penilaian terhadap pemahaman mengenai
bahan yang telah diberikan. Evaluasi bisa dilaksanakan berupa tulisan, tugas, lisan dan lain-lain.57 b. Metode Diskusi Metode diskusi ini merupakan lanjutan dari metode ceramah. Artinya sebuah diskusi dapat dilaksanakan setelah adanya materi penyuluhan yang disampaikan 56
Departemen Agama RI, Pedoman Penyuluhan Wakaf bagi Penyuluh Agama, (Jakarta: Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementrian Agama RI, 2010), h.108 57 Ramayulis, Metode Pendidikan Agama Islam , (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), h.237
45
sebelumnya dengan metode ceramah ataupun lainnya. Agar materi yang disampaikan lebih kaya dan guna mendapat masukan ataupun kritikan membangun para peserta, hal ini dapat dilakukan dengan cara diskusi.58 c. Metode Tanya Jawab Metode tanya jawab adalah penyampaian penyuluhan dengan cara mendorong sasarannya (obyek penyuluhan) untuk menyatakan sesuatu masalah yang dirasa belum mengerti dan penyuluh sebagai penjawabnya. d. Metode Demonstrasi Memberikan penyuluhan dengan memperlihatkan suatu contoh, baik berupa benda, peristiwa, perbuatan dan sebagainya dapat dinamakan bahwa seorang penyuluh tersebut menggunakan metode demonstrasi.59 Artinya
suatu
metode
penyuluhan,
dimana
seorang
penyuluh
memperlihatkan sesuatu atau mementaskan sesuatu terhadap sasaran (obyek penyuluhan) dalam rangka mencapai tujuan penyuluhan yang diinginkan. e. Parsipatorik/ Partisipatif (Praktik ibadah, wisata ziarah dan bakti sosial) Partisipasif adalah proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa orang atau kelompok terkait mengambil inisiatif dan menggunakan kebebasannya untuk melakukan hal itu. Kegiatan partisipatif dalam kegiatan penyuluhan agama ialah praktik ibadah, wisata ziarah dan bakti sosial.60
58
Moektiaza, Pengertian, Peran, Penyuluh Agama Islam dan Pembinaan Keagamaan artikel diakses tanggal 59 Kathur Suhardi, Terjemah Sirah Nabawiyah, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2009), h.ix 60 Ibid, h.179-180
46
Metode partisipatif ini dapat dilakukan pada tempat-tempat yang dianggap telah lebih baik kehidupan keberagamannya sehingga menjadi komparasi yang memadai untuk meningkatkan gairah keberagaman khalayak sasaran. Berdasarkan penjelasan metode-metode penyuluhan di atas, disimpulkan bahwa penggunaan metode yang dimaksud dalam penelitian ini adalah metode ceramah, diskusi kelompok, tanya jawab, demontrasi, dan partisipatorik (wisata ziarah). Penyuluhan agama Islam dengan metode pendekatan berdasarkan jumlah orang yang mengikuti, klasifikasi kelompok bisa terdiri dari golongan, ataupun jumlah orang yang mengkuti kegiatan penyuluhan. 6. Tujuan Penyuluhan Agama Secara umum tujuan penyuluhan adalah membantu individu mewujudkan dirinya menjadi manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Tujuan penyuluhan dalam konteks penyuluhan agama tentu berbeda dengan tujuan penyuluhan pertanian, untuk itu dalam tujuan penyuluhan dilihat dari sisi penyuluhan agama memiliki tujuan.61 Adapun tujuan penyuluhan agama sebagai berikut: a.
Membantu individu agar tidak mengahadapi masalah. Membantu
mememecahkan masalah atau problematika ummat yang timbul dari interaksi personal dan kelompok (keluarga) dengan pendekatan Islam. b.
Membantu individu mengatasi masalah yang sedang dihadapi baik itu
masalah psikologi keluarga dan komunitas muslim, karena adanya masalah internal yang terjadi dalam keluarga. 61
M. Lutfi, MA. Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, h.98-99
47
c.
Membantu mengatasi dan memecahkan masalah mental spiritual yang
dialami oleh penyandang masalah-masalah sosial (phatologis) dan cacat fisik pada lembaga-lembaga rehabilitas sosial seperti tuna netra, ketergantungan zat aditif (narkoba), Wanita Tuna Susila (WTS) dan sebagainya. d.
Membantu mengatasi dan memecahkan masalah mental spiritual yang
dialami oleh para tahanan (narapidana) di rumah tahanan (rutan) dan lembaga pemasyarakatan (lapas). Serta pembinaan mental bagi anak jalanan (anjal), panti jompo dan masalah sosial lainnya. e.
Memberikan penyuluhan dan bimbingan pada karyawan, tenaga kerja
dan prajurit guna meningkatkan kinerja dan produktivitas dengan pendekatan Islam. f.
Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan
kondisi yang baik atau yang telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak akan menjadi sumber masalah bagi dirinya dan orang lain.62 Penyuluhan agama selain perlu dilakukan terhadap orang lain, juga harus dilakukan kepada dirinya sendiri. Karena penyuluhan agama yang akan menjadi pondasi kehidupan setiap manusia. Bila pondasi kehidupan seseorang kuat, maka bangunan kehidupannya-pun akan kuat termasuk motivasi kerja yang dimiliki karyawan.
62
Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam. (Yogyakarta: UII Press, 2001),
h. 35
48
Tugas untuk saling membantu dan menasehati dalam kebenaran, seperti penyuluhan agama yang telah dijelaskan dalam firman Allah SWT pada AlQur‟an surat Ali Imran ayat 104 :
ِ ِولمتَ ُكن ِممن ُكم أ َُّمةٌ ي مدعُو َن إ ك ُه ُم امل مفلِ ُح مو َن َل م َ ِاْلَمِْي َويَأم ُم ُرمو َن بِالم َم مع ُرموف َويَمن َه مو َن َع ِن الم ُممن َك ِر َوأُلئ َ م م َ م َ ُ Artinya: “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan dan menyuruh kepada yang ma‟ruf dan mencegah yang mungkar. Dan merekalah orang-orang yang beruntung”. (Q.S. Ali Imran ayat 104)63 Disamping itu ayat di atas memberikan petunjuk bahwa penyuluhan agama ditujukan terutama kepada kesehatan jiwa, karena ini merupakan pedoman yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia untuk mencapai suatu kebahagiaan dan ketenangan bathin. Dengan demikian, terlihat bahwa penyuluhan agama Islam memiliki fungsi, antara lain: 1) Menjadi pendorong (motivasi) bagi yang terbimbing agar timbul semangat. 2) Menjadi pemantap (stabilisator) dan penggerak (dinamisator) untuk mencapai tujuan yang dikehendaki dengan motivasi ajaran agama. Sehingga segala tugas dilaksanakan dengan dasar ibadah kepada Tuhan. 3) Menjadi pengarah (direktif) bagi pelaksanaan program bimbingan dan penyuluhan agama, sehingga wadah pelaksanaan program yang kemungkinkan menyimpang akan dapat dihindari.64
63
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, (Jakarta: CVDarus Sunnah, 2012), h.64 64 Arifin dan Kartikawati. Materi Pokok Bimbingan dan Konseling. (Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1995), h.7
49
Menurut M.Hamdan Adz Dzaky seperti dikutip oleh Tohirin merinci tujuan penyuluhan agama Islam sebagai berikut: a)
Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, kesehatan, dan
kebersihan jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang, jinak dan damai (muthmainnah), bersikap lapang dada (radhiyah)
dan mendapatkan
pencerahan tauhid dan hidayah-Nya (mardhiyah). b)
Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan dan kesopanan
tingkah laku yang dapat memberikan manfaat pada diri sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah atau madrasah, lingkungan kerja, maupun lingkungan sosial, dan alam sekitarnya. c)
Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada individu sehingga
muncul dan berkembang rasa toleransi (tasammukh), kesetiakawanan, tolong menolong dan rasa kasih sayang. d)
Untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga
muncul dan berkembang keinginan untuk berbuat taat kepada-Nya, ketulusan mematuhi segala perintah-Nya, serta ketabahan menerima ujianNya. e)
Untuk menghasilkan potensi ilahiyah, sehingga dengan potensi itu
individu dapat melakukan tugas-tugasnya sebagai khalifah dengan baik dan benar, dapat dengan baik menanggulangi berbagi persoalan hidup, dan dapat
50
memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi lingkungannya pada berbagai aspek kehidupan.65 Dengan adanya fungsi sebagai motivasi, stabilisator, dinamisator, dan direktif maka penyuluhan agama Islam mampu mendongkrak segala aspek kehidupan manusia untuk mencapai keberhasilan adalah motivasi kerja. Maka dapat dipahami bahwa motivasi kerja yang diperintahkan agama Islam diiringi dengan penyuluhan agama akan mampu mendamping manusia menuju keberhasilan. Penyuluhan agama merupakan satu kesatuan dari berbagai aspek agama, dalam hal ini agama Islam terdapat beberapa unsur pembentuk diantaranya akidah, syariah, dan mu‟amalah. Demikian pula dengan penyuluhan agama Islam. Ada beberapa unsur dalam penyuluhan agama antara lain: 1) Penyuluh Penyuluh adalah orang yang mempunyai kewenangan (kompetensi) untuk melakukan bimbingan dan penyuluhan islam. Penyuluh merupakan orang yang memiliki pengetahuan dan berbagai cara psikologi yang selalu ada dalam proses tersebut. Dari definisi tersebut dapat dipahami bahwa penyuluh adalah orang yang memiliki pengetahuan dan kewenangan untuk melakukan bimbingan dan penyuluhan Islam dalam berbagai untuk cara menyelesaikan masalah. 2) Suluh/ khalayak sasaran
65
Tohirin, Bimbingan dan Konseling Sekolah dan Madrasah di Institusi pendidikan, (Yogyakarta: Media abadi, 2004), Cet. Ke-3. H.31
51
Suluh adalah seseorang atau sekelompok orang yang sedang mengalami atau menghadapi masalah dimana seseorang tersebut tidak mampu untuk mengatasi masalahnya sendiri tanpa adanya bantuan orang lain baik kesulitan itu bersifat rohaniah maupun jasmaniah. Suluh merupakan orang yang perlu memperoleh perhatian sehubungan dengan masalah yang dihadapinya. Suluh adalah orang yang hadir ke penyuluh dan kondisinya dalam cemas atau tidak kongrunsi. 3) Masalah Pengertian masalah dari persepktif penyuluhan agama Islam itu sendiri adalah
ketidakseimbangan
bathin
yang
menyebabkan
oleh
adanya
kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Adapun masalah ini dapat muncul dari beberapa faktor atau bidang kehidupan. Diantaranya: pernikahan, keluarga, pendidikan, sosial (kemasyarakatan), pekerjaan dan bidang keagamaan.66 Unsur-unsur penyuluhan agama Islam tersebut merupakan rukun terbentuknya bimbingan agama. Bila tidak terdapat salah satu unsur tersebut maka tidak sempurna dalam pelaksanaan penyuluhan agama.67 7.
Materi Penyuluhan Agama Pada dasarnya materi penyuluhan agama tergantung pada tujuan yang
hendak dicapai. Adapun pengertian materi penyuluhan agama adalah: seluruh 66
Farid, Imam Sayuti. Pokok-Pokok Bahasan tentang Bimbingan Penyuluhan Agama sebagai Teknik Dakwah, (Surabaya: Fakultas Dakwah IAIN Surabaya, 1997), h. 14 67 Udy Hariyanto. Pengaruh Bimbingan Agama Terhadap Kesehatan Mental Jama‟ah Majelis Rasulullah Pancoran Jakarta Selatan.(Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta: 2015), h.29
52
ajaran Islam secara kaffah tidak dipenggal-penggal atau sepotong-potong, yaitu yang telah tertuang dalam Al-Qur‟an dan dijabarkan oleh Nabi dalam Al-Hadits, sedangkan pengembangannya mencangkup seluruh kultur Islam yang murni bersumber dari kedua pokok ajaran Islam tersebut. Materi penyuluhan agama Islam pada dasarnya meliputi agama Islam dan materi pembangunan, meliputi:68 a. Materi Agama, pokok-pokok materi agama meliputi ajaran pokok agama Islam, yaitu: Akidah, Syariah, Muamalah, Akhlak. 1) Akidah Akidah (keimanan) adalah sebagai sistem kepercayaan yang berpokok pangkal atas kepercayaan dan keyakinan yang sungguh-sungguh akan keEsaan Allah SWT.69 Akidah merupakan ajaran pokok Islam yang terkait dengan keyakinan/ keimanan ini terangkum dalam rukun iman yaitu iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada kitab-kitab suci, iman kepada rasul, iman kepada hari akhir, dan iman kepada qadha dan qadhar. Akidah ini merupakan ruh bagi setiap orang. Dengan berpegang teguh padanya, maka manusia akan hidup dalam keadaan yang baik dan menggembirakan, tetapi bila manusia meninggalkan akan matilah semangat kerohaniaannya. Akidah adalah sumber dari rasa kasih sayang yang terpuji, 68
Mastanah, Kumpulan Materi Kuliah Administrasi Penyuluhan: Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, (Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, 2013), h.10 69 Aminuddin Sanwar, Pengantar Studi Ilmu Dakwah, (Semarang: Fakultas Dakwah IAIN Wali Songo, 1985), h. 75.
53
akidah merupakan tempat tertanamnya perasaan-perasaan yang indah dan luhur, juga sebagai tempat tumbuhnya akhlak yang mulia dan utama.70 Oleh karena itu, akidah bagi kehidupan manusia menjadi sumber kehidupan jiwa dan pendidikan kemanusiaan yang tinggi. Akidah akan mendidik manusia untuk mengikhlaskan seluruh kehidupannya pada Allah semata.71 Dengan demikian, terbentuknya karakter yang agung menjadi manusia yang suci, jujur, dan teguh memegang amanah, maka akidah merupakan kekuatan yang besar, mampu mengatur secara tertib kehidupan manusia. 2) Syariah Syariah berarti tatanan, perundang-undangan atau hukum yaitu tata aturan yang mengatur pola hubungan manusia dengan Allah secara vertikal dan hubungan manusia dengan sesamanya secara horizontal. Kaidah syariah yang secara khusus mengatur pola hubungan horizontal dengan sesamanya disebut mua‟amalah dengan demikian syariah meliputi ibadah dan mu‟amalah.72 Ibadah dalam arti umum (ibadah „am-mah), ialah: tiap amal perbuatan yang disukai dan diridhai Allah SWT yang dilakukan oleh seorang muslim dengan niat karena Allah semata.
73
Dalam hal ibadah mencangkup segala
amal perbuatan yang mendekatkan hamba kepada Tuhannya untuk meningkatkan ke arah kesempurnaan menurut tuntutan Allah SWT. Ibadah ini menjaga keseimbangan naluri antara kebutuhan jasmani dan rohani manusia. 70
Sayyid Sabiq, Aqidah Islam, (Bandung: Diponegoro, 2002), h.2 Nasruddin Razzak, Dienul Islam, (Bandung: Al-Ma‟arif, Bandung, 1986), h.42 72 Miftah Ahmad Fatoni, Pengantar Studi Islam, (Semarang: Gunung Jati, 2001), h.64 73 Mastanah, Kumpulan Materi Kuliah Administrasi Penyuluhan: Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, (Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, 2013), h.10 71
54
Ibadah ini meliputi rukun Islam yaitu syahadat, shalat, puasa, zakat, dan haji. Sedangkan masalah mu‟amalah yaitu mengatur pola hubungan horisontal dengan sesamanya seperti masalah waris, pernikahan, perdagangan dan sebagainya. 3) Akhlakul karimah Akhlak adalah sistem yang tertanam dalam jiwa dari padanya timbul perbuatan yang mudah tanpa memerlukan pertimbangan pikiran. Akhlak Islam ialah sesuatu sikap mental dan tingkah laku perbuatan yang luhur, mempunyai hubungan dengan zat yang Maha Kuasa. Akhlak Islam adalah produk dari keyakinan atas ke-Esaan Tuhan.74 Menurut ajaran Islam, bimbingan akhlakul karimah adalah faktor penting dalam membina suatu umat dan membangun suatu bangsa. Oleh karena itu bimbingan akhlak harus ditanamkan sejak dini. Bimbingan akhlak ini sangat penting, karena menyangkut sikap dan perilaku dan seyogyanya ditampilkan oleh seorang muslim dalam hidupnya sehari-hari, baik personal (pribadi) maupun sosial. Dalam hal ini yang termasuk akhlak disini adalah seperti berbuat baik pada orang tua, saling hormat menghormati, tolong menolong, bersilaturahim, nasehat menashati dan sebagainya. Maka dari ketiga macam materi penyuluhan agama di atas tidaklah dapat dipisahkan, sebab satu sama lainnya saling berkaitan amat eratnya, sekalipun
74
Tohirin, Bimbingan dan Konseling Sekolah dan Madrasah di Institusi pendidikan, (Yogyakarta: Media abadi, 2004), Cet. Ke-3. h.39
55
bisa dibeda-bedakan. Mengenai ketiga macam bidang ajaran-ajaran Islam itu bagaikan sebuah pohon yang amat rindang yang terdiri dari akar yang mencengkram erat di dalam perut bumi yang berupa akidah, sedangkan batang pohonnya adalah syariah dan buahnya adalah akhlakul karimah. b. Materi Pembangunan Penyuluhan agama dengan materi pembangungan ini adalah memberikan motivasi agama kepada masyarakat dalam pelaksanaan program berbagai sektor pembangunan, seperti pertanian, industry, kesehatan, kependudukan/ KB, perhubungan, koperasi, dan lain-lain melalui pintu dan bahasa agama. Dengan demikian partisipasi masyarakat diharapkan terus meningkat sehingga tujuan pembangunan Nasional bangsa Indonesia dapat tercapai.75 Bahan dan informasi untuk materi pembangunan adalah hal-hal yang memiliki keterkaitan langsung dengan masalah:76 1) Pembangunan kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa sekarang dan masa kedepan; 2) Pembinaan jiwa persatuan, watak dan jati diri bangsa (nation) dan character building; 3) Meningkatkan peranan partisipasi masyarakat dalam pembangunan menuju hari esok yang lebih baik Secara sistematis, materi pembangunan dalam garis besarnya meliputi: 75
Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji Tahun 1987, h.39 76 Mastanah, Kumpulan Materi Kuliah Administrasi Penyuluhan: Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, (Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, 2013), h.11
56
a) Pembinaan wawasan kebangsaan; b) Kesadaran hukum; c) Kerukunan antar umat Bergama; d) Reformasi kehidupan nasional; e) Partisipasi masyarakat dalam pembangunan negara.77
Mengingat bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang religious dan jumlah terbesar beragama Islam maka perjuangan pengamalan pancasila adalah menjadi tanggung jawab umat Islam warga negara Indonesia dan setiap penyelenggara negara Indonesia dan setiap penyelenggara negara yang secara meluas akan tumbuh dan berkembang menjadi pengamalan pancasila oleh setiap lembaga negara dan lembaga kemasyarakatan.
Dengan demikian, materi penyuluhan menjadi poin yang penting dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan. sebab satu sama lainnya saling berkaitan dan memberikan manfaat yang besar untuk menunjang kehidupan masyarakat.
8.
Peran Penyuluh Agama Peran penyuluh adalah memberi arahan dan mengenalkan kebutuhan atau
kesanggupan
peserta
berlangsungnya
77
proses
didik,
menciptakan
kependidikan,
situasi
menambah
yang dan
kondusif
bagi
mengembangkan
Mastanah, Kumpulan Materi Kuliah Administrasi Penyuluhan: Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, (Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, 2013), h.13
57
pengetahuan yang dimiliki untuk disalurkan kepada peserta didik, serta senantiasa membuka diri terhadap seluruh kelemahan atau kekurangannya. Samsul Nizar mengutip pendapat Imam Al-Ghazali, bahwa tugas penyuluh agama yang utama adalah menyempurnakan, membersihkan, mensucikan, serta membawa hati manusia untuk selalu mengingat Allah SWT.78 Bagi
penyuluh
agama, tugas
pokoknya
adalah membimbing dan
mengajarkan pengetahuan agama serta nilai-nilai agama kedalam pribadi anak didiknya. Yang menjadi tekanan utamanya adalah mengubah sikap, mental anak didik ke arah beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Penyuluh agama harus memiliki beberapa persyaratan khusus, antara lain kematangan jiwa dan keimanan yang tangguh serta berkemampuan menjadi uswatun hasanah (contoh teladan) sesuai norma-norma ajaran agamanya, baik dalam keluarga maupun di lingkungan masyarakat.79 Sesungguhnya dalam Islam setiap penyuluh berperan atau berfungsi sebagai juru dakwah atau muballigh yang mengemban tugas dalam menyampaikan pesan-pesan ajaran Islam ke tengah-tengah kehidupan umat manusia, baik dalam bentuk individu maupun kelompok, agar diyakini dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan Islam, penyuluh bertugas mengarahkan kliennya agar masuk ke ajaran Islam secara utuh, menyeluruh dan universal.80
78
Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), Cet ke-1, h.44 Umar dan Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan,(Bandung: CV Pustaka Setia, 1998)h.75 80 M.Lutfi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan Islam. (Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h.158 79
58
Dalam psikoterapi berwawasan Islam yang menyatakan bahwa penyuluh mempunyai tugas terhadap kesembuhan, keselamatan, dan kebersihan rohani klien dunia akhirat. Karena aktifitas penyuluhan adalah berdimensi ibadah, berefek sosial, dan bermuatan teologis tidak semata-mata bersifat kemanusiaan.81
81
Isep Zaenal Arifin, Bimbingan dan Penyuluhan Islam Pengembangan Dakwah Bimbingan Psikoterapi Islam, (Jakarta: Rajawali Press, 2009), h.41
59
B. Pengertian Motivasi Kerja 1. Pengertian Motivasi Kerja Kata motivasi berasal dari bahasa Inggris yang merupakan kata kerja to motive yang berarti mendorong, menyebabkan. Motivasi bisa pula alasan, daya batin dan dorongan.82 Motivasi berasal dari kata motion, yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak. Istilah motif erat berkaitan dengan gerak, yakni gerakan yang dilakukan oleh manusia atau disebut juga perbuatan atau tingkah laku. Motif dalam psikologi berarti rangsangan, dorongan atau pembangkit tenaga bagi terjadinya suatu tingkah laku.83 Motivasi adalah suatu konsep yang kita gunakan ketika dalam diri kita muncul keinginan (initiate) dan menggerakkan, serta mengarahkan tingkah laku.Semakin tinggi motivasi seseorang, semakin tinggi intensitas perilakunya.84 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu; secara psikologi usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.85 Motivasi akan timbul saat seseorang menyukai apa yang mereka kerjakan. Ada
82
Jhon Echols, Kamus Bahasa Inggris Indonesia, (Jakarta: PT.Gramedia, 1991), cet ke-12,
h.97 83
Alex Sobur, Psikologi Umum, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2003), cet ke-1, h.268 Sahlan Asnawi, Teori Motivasi dalam Pendekatan Psikologi Industri dan Organisasi, (Jakarta: Studio Press, 2007), h.21 85 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), edisi ke-3, h.756 84
60
energi yang bekerja tanpa rasa lelah dan pamrih. Sebaliknya, motivasi bisa turun dan bahkan hilang ketika sudah mulai bosan, lelah dan sebal terhadap apapun yang dikerjakan. Menumbuhkan motivasi bukanlah hal yang sederhana dalam usaha mewujudkan suatu idealisme kerja guna meningkatkan produktivfitas, dan profesionalisme kerja. Adapun Ashar Sunyoto Munandar berpendapat bahwa motivasi adalah suatu proses dimana kebutuhan-kebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah ketercapaiannya tujuan-tujuan tertentu.86 Dengan demikian motivasi berarti suatu kondisi yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan suatu perbuatan/ kegiatan yang berlangsung secara sadar. Mathis & Jackson mengatakan motivasi merupakan hasrat di dalam seseorang menyebabkan orang tersebut melakukan suatu tindakan. Seseorang melakukan tindakan untuk sesuatu hal dalam mencapai tujuan.87 Oleh sebab itu, motivasi merupakan penggerak yang mengarahkan pada tujuan. Dalam pengertian umum, motivasi dikatakan sebagai kebutuhan yang mendorong perbuatan ke arah suatu tujuan tertentu. Setiap manusia pada hakikatnya mempunyai sejumlah kebutuhan yang pada saat-saat tertentu menuntut pemuasan, dimana hal-hal yang dapat memberikan pemuasan pada suatu kebutuhan adalah menjadi tujuan dari kebutuhan tersebut.
86
Ashar Sunyoto Munandar, Psikologi Industri dan Organisasi, (Jakarta: Universitas Indonesia, 2001), h.323 87 Mathis dan Jackson 92006) dalam Prof.Dr.Wilson Bangun, S.e., M.Si. Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Erlangga, 202), h.312
61
Prinsip yang umum berlaku bagi kebutuhan manusia adalah, setelah kebutuhan itu terpuaskan, maka setelah beberapa waktu kemudian, muncul kembali dan menuntut pemuasan. Kemunculan kembali ini dapat dalam bentuk tujuan yang sama ataupun dengan tujuan yang sudah berubah. Umpamanya kebutuhan faal seperti makan, setelah seseorang makan, dalam waktu beberapa jam kemudian ia akan merasa lapar kembali. Atau seseorang yang menginginkan promosi dalam pekerjaannya, setelah kebutuhannyaterpenuhi, selang beberpa tahun kemudian, ia mulai merasakan kebutuhan untuk promosi menuju ke tingkat yang lebih tinggi lagi. Demikian prosesnya berjalan terus menerus untuk segala macam kebutuhan. Batasan mengenai motivasi sebagai “The process by which behavior is energized and directed” (suatu proses, di mana tingkah laku tersebut dipupuk dan diarahkan), para ahli psikologi memberikan kesamaan antara motif dengan needs (dorongan, kebutuhan). Dari batasan di atas, dapat disimpulkan, bahwa motif adalah yang melatarbelakangi individu untuk berbuat mencapai tujuan tertentu. Sedangkan pengertian mengenai motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif. Atau dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif.88 Munandar berpendapat bahwa motivasi adalah suatu proses dimana kebutuhan-kebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarahkan tercapainya tujuan-tujuan tertentu.
88
Pandji Anoraga. Psikologi Kerja, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), h.34
62
Steers dan Portermengemukakan secara umum ada karakteristik utama motivasi, yaitu sebagai berikut:89 a. Sesuatu yang mendorong atau menentukan tingkah laku (energizing) b. Sesuatu yang membimbing atau mengarahkan tingkah laku (directing) c. Sesuatu yang memlihara dan menindak lanjuti tingkah laku (sustaining/ maintaining) Sedangkan menurut Atiksin, motive merupakan suatu disposisi latent yang berusaha kuat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sepanjang disposisi tersebut belum terpenuhi, maka motive selalu berusaha muncul ke permukaan. Bahkan, latenitas tersebut berpotensi untuk berlindung menekan diri ke bawah sadar, yang kemudian oleh Freud dimungkinkan akan muncul dalam bentuk mimpi. Adapun motivasi, dipandangnya sebagai keadaan individu yang terangsang oleh hubungan antara motive dan harapan.90 Selanjutnya kata “kerja” dalam istilah bahasa Arab berarti menggunakan beberapa kata diantaranya adalah kata „amila )َّ (عم, kasaba )(كسب, dan sa‟a )(سع, akan tetapi dari masing-masing kata tersebut mempunyai penekanan makna yang sedikit berbeda, kata „amila )َّ (عمlebih menunjukan kata “kerja” secara umum.91 Dalam hal ini Ibnu Atsir menyatakan bahwa kasaba ) (كسبadalah usaha mencari rezeki kehidupan.92 Sedangkan sa‟a ) (سعlebih menekankan kepada pekerjaan atau perbuatan seseorang untuk memenuhi segala kebutuhannya.93
89
Steers dan Porter, Motivation and Work Behavior, (Unites States of America: McGraw-Hill, Inc, 1991), h.19 90 Atikson, dkk, Seri Manajemen Sumber Daya Manusia Memotivasi Pegawai, (Jakarta: PT Elex Media, 1999), h.243 91 Lois Ma‟luf, Al-Munjid, (Beirut: Dar Al-Masyrik, 1997), h.530 92 Ibnu Atsir dalam Lois Ma‟luf, Al-Munjid, (Beirut: Dar Al-Masyrik, 1997), h.684 93 Ma‟luf, Al-Munjid, (Beirut: Dar Al-Masyrik, 1997), h.376
63
Adapun kerja dalam kamus umum bahasa Indonesia artinya kegiatan melakukan sesuatu yang dilakukan (diperbuat), sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah, mata pencaharian.94 Dalam Al-Qur‟an juga diperintahkan untuk bekerja sebagaimana yang dijelaskan dalam surah At-Taubah ayat 105. Allah swt.berfirman:
ِ وقُ ِ َّ اع م لُوا فَس ي رى ال لَّ ه ع م لَ كُ م ورس ولُه وا لمم ؤ ِم ن ون ۖ و س ت ردُّ ون إِ ََل ع ِاِل َ ُ ُ َ َ م ََ ُ ُ َ ُ م َ ٰ َ َُ َ َ َم َ َََ ِ ا لم غَ يم َّه ادَ ةِ فَ يُ نَ بِّ ئُكُ مم َِِا كُ نم تُ مم تَ عم َم لُو َن َ ب َوالش Artinya: dan katakanlah “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin dan kamu akan dikembalikan kepada Allah yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”95 Surat At-Taubah 105 menjelaskan bahwa Allah memerintahkan kita untuk bekerja, dan Allah pasti membalas semua apa yang telah kita kerjakan. Yang paling unik dalam ayat ini adalah penegasan Allah bahwa motivasi atau niat bekerja itu mestilah benar. Sebab jika motivasi bekerja tidak benar, Allah akan membalas dengan cara memberi azab. Sebaliknya, jika motivasi itu benar maka Allah akan membalas pekerjaan itu dengan balasan yang lebih baik dari apa yang kita kerjakan. Pernyataan ini berkesinambungan dalam surah An-Nahl ayat 97, Allah swt berfirman:
94 95
h.204
Hoetomo, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Surabaya: Mitra Pelajar, 2005), h.266 Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, (Jakarta: CVDarus Sunnah, 2012),
64
ِ َّ من ع ِم ِ َح َس ِن َما َكانُوا َجَرُهم بِأ م َّه مم أ م ُ صٰل ًحا ِّمن ذَ َك ٍر أ مَو أُنثَ ٰى َوُه َو ُم مؤم ٌن فَلَنُ محيِيَ نَّهۥُ َحيَ ٰوةً طَيِّبَةً َولَنَ مج ِزيَن َ َ َ َم يَ مع َملُو َن Artinya: barang siapa yang mengerjakan kebajikan baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan kami berikan kepadanya kehidupan yang lebih baik dan akan kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.96 Pengertian kerja dalam arti luas adalah bentuk usaha yang dilakukan oleh manusia, baik dalam hal materi maupun nonmateri intelektual atau fisik, maupun hal-hal yang berkaitan dengan masalah keduniaan maupun keakheratan.97 Makna bekerja bagi seorang muslim adalah suatu upaya yang sungguhsungguh dengan mengarahkan seluruh asset, fakir, dan zikirnya untuk mengaktualisasikan atau menampakan dirinya sebahgai hamba Allah yang harus menundukan dunia dan menempatkan dirinya sebagai bagian dari masyarakat yang terbaik (khairul ummah) atau dengan kata lain dapat juga kita katakan bahwa hanya dengan bekerja manusia itu memanusiakan dirinya.98 Motivasi kerja menurut Panji Anoraga adalah kemauan kerja yang timbul karena ada dorongan dalam pribadi karyawan yang bersangkutan sebagai hasil integrasi keseluruhan dari pada kebutuhan pribadi, pengaruh lingkungan fisik dan pengaruh lingkungan sosial dimana kekuatannya tergantung dari pada proses pengintegrasian tersebut.99 Senada dengan itu Wursanto mengemukakan bahwa motivasi kerja adalah dorongan yang memberikan semangat kerja kepada para pegawai untuk berperilaku tertentu dalam usaha mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.100 Begitu juga halnya dengan Hasibuan yang mengartikan motivasi 96
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, (Jakarta: CVDarus Sunnah, 2012),
h. 97
Abdul Aziz Al-Khayyat, Nazrah Al-Islam li Al-Amar wa Ashuru fi At-Tanmiyah. Terjemahan Muhammad Nurhakim, Etika Bekerja dalam Islam, (Jakarta: Insan Press, 1995), cet ke-2, h.13 98 Toto Tasmara, Etos Kerja Pribadi Muslim, (Yogyakarta: PT Dana Bakhti Wakaf, 1995), cet ke-2, h.27 99 Pandji Anoraga, Psikologi Kepemimpinan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), cet ke-2, h.77 100 Wursanto (2003) dalam Sutarto Wijono, Psikologi Industri dan Organisasi, (Jakarta: Kencana, 2010),h.21
65
kerja sebagai hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia agar mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil optimal.101 Selanjutnya Milton juga berdasarkan Sterss & Layman melihat motivasi kerja mengandung tiga komponen utama, yaitu yang menggerakan (energizing), perilaku dan tujuan serta insentif. Menggerakan timbul apabila individu mempunyai kehendak atau keinginan untuk sesuatu kehendak atau keinginan ini, yaitu motif dan merupakan sebab munculnya perilaku. Perilaku adalah digerakan oleh tujuan yang dapat memuaskan kehendak atau keinginan karyawan tersebut.102 Jelaslah bahwa tersebut merupakan salah satu aspek dalam memahami tingkah laku. Selanjutnya Peak mengatakan bahwa dalam membicarakan tingkah laku perlu mempertimbangkan aspek-aspek pembelajaran, motivasi, persepsi, sikap dan harapan. Ini berarti motivasi merupakan salah satu sebab atau penentu tingkah laku. Sesungguhnya suatu tingkah laku itu adalah dimunculkan oleh faktor-faktor internal dan eksternal. Salah satu faktor internal tersebut adalah motivasi.103 Beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah usaha yang terdapat dalam diri seseorang yang disadari untuk menggerakan, mengarahkan dan mendorong tingkah laku agar terdorong untuk bertindak melalukan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan. Motivasi kerja dapat didefinisikan secara operasional sebagai berikut: kesungguhan atau usaha dari individu untuk melakukan pekerjaannya guna mencapai tujuan perusahaan/ organisasi di samping tujuannya sendiri. Tujuan 101
Hasibuan (2000) dalam Sutarto Wijono, Psikologi Industri dan Organisasi, (Jakarta: Kencana, 2010),h.21 102 Milton (1981) berdasarkan Sterss dan Layman dalam Sutarto Wijono, Psikologi Industri dan Organisasi, (Jakarta: Kencana, 2010),h.21 103 Peak (1995) dalam Sutarto Wijono, Psikologi Industri dan Organisasi, (Jakarta: Kencana, 2010),h.21
66
organisasi adalah sebagai motif di luar kontrol individu, namun individu juga mempunyai kebutuhan sendiri yang dapat dicapai melalui pekerjaan yang dilakukannya untuk mencapai prestasi kerja yang diharapkan antara pihak organisasi dan pihak individu itu sendiri. Berdasarkan definisi kerja di atas, maka penulis mendefinisikan kerja sebagai suatu kegiatan yang dilakukan dengan mengerahkan tenaga, pikiran, dan kemampuannya untuk mencapai suatu tujuan baik untuk keuntungan dirinya maupun keluarga dan lingkungan sekitarnya. Menjadi simpulan diatas bahwa motivasi kerja adalah kemauan kerja yang timbul dari perilaku tertentu yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia agar mau bekerja giat serta dapat memuaskan kehendak atau mencapai tujuan perusahaan/ organisasi disamping tujuannya sendiri. 2. Proses Motivasi a. Tujuan Dalam proses memotivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu tujuan organisasi, baru kemudian para bawahan dimotivasi ke arah tujuan tersebut. b. Mengetahui kepentingan Dalam proses motivasi penting mengetahui kebutuhan atau keinginan karyawan dan tidak hanya melihatnya dari sudut kepentingan pimpinan dan perusahaan saja.
67
c. Komunikasi efektif Dalam proses motivasi harus dilakukan komunikasi yang baik dan efektif dengan bawahan. Bawahan harus mengikuti apa yang akan diperolehnya dan syarat-syarat apa saja yang harus dipenuhi supaya insentif itu diperolehnya. d. Integrasi Tujuan Dalam proses motivasi untuk menyatukan tujuan perusahaan dan tujuan kepentingan karyawan. Tujuan perusahaan adalah needs complex, yaitu untuk memperoleh laba, perluasan perusahaan, sedangkan tujuan individu karyawan adalah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan. Jadi tujuan organisasi atau perusahaan dan tujuan karyawan harus disatukan dan untuk ini penting adanya persesuaian motivasi. e. Fasilitas Atasan dalam memotivasi harus memberikan fasilitas kepada perusahaan dan individu karyawan yang akan mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan, seperti memberi bantuan kendaraan kepada bawahan. f. Team work Atasan harus mnciptakan team work yang terkoordinasikan baik yang bisa mencapai tujuan perusahaan. Team work (kerja sama) ini penting karena dalam suatu perusahaan biasanya terdapat banyak bagian. 3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi terjadinya Motivasi Motivasi
seseorang
dipengaruhi
oleh
beberapa
faktor.
Riggio
mengungkapkan empat variabel yang dapat mempengaruhi motivasi dalam
68
kaitannya kinerja dan produktivitas seseorang. Ke-empat variabel tersebut adalah: sistem kerja, prosedur, peralatan, dan perlengkapan.104 Menjelaskan bahwa motivasi seseorang diperngaruhi oleh sistem kerja, prosedur, peralatan, dan perlengkapan. Menjelaskan bahwa motivasi seseorang dipengaruhi oleh sistem kerja, prosedur, peralatan dan perlengkapan. Sistem dan teknologi yang tidak memadai dapat menurunkan tingkat motivasi seseorang untuk bekerja, yang nantinya berakibat pada penurunan produktivitas. a. Perbedaan individual Menjelaskan faktor-faktor dari dalam individu yang mempengaruhi motivasi seseorang. Faktor-faktor tersebut mencangkup kemampuan, talenta, keahlian, pengetahuan dan lain-lain. Jika seseorang tidak mempunyai kemampuan dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam suatu tugas, motivasi untuk menjalankan tugas tersebut akan rendah dan kinerjanya tidak optimal. Perbedaan karakteristik individu meliputi kebutuhan minat, sikap dan nilai. b. Pengaruh kelompok Menjelaskan bahwa motivasi individu dipengaruhi oleh orang-orang disekitarnya atau kelompok bekerja. Dalam hal ini, motivasi individu akan menurun jika satu atau dua anggota kelompok kerja tersebut tidak memiliki kemampuan kerja kelompok yang baik.
104
Riggio (1999) dalam Marylene Gagne, Edward l.Dect, Self-determination Theory and Work Motivation, (Wiley Interscience: Journal of Behavior, 2005), J.Organiz, Behav. 26, hal 331-362
69
c. Pengaruh organisasi Menjelaskan bahwa faktor-faktor yang datang dari perusahaan, seperti: obligasi, peraturan, politik, konflik dan lain-lain. Faktor-faktor tersebut secara tidak langsung dapat mempengaruhi motivasi kerja karyawan. Perbedaan karakteristik organisasi (lingkungan kerja) yang meliputi peraturan kerja, iklim kerja, dan budaya kerja yang disepakati.105 d. Pengaruh kegiatan penyuluhan agama Kegiatan penyuluhan agama merupakan kegiatan paling utama yang dapat mempengaruhi karyawan yang bekerja di suatu perusahaan atau instansi tertentu untuk memotivasi kerja dikarenakan karyawan yang sangat sibuk dengan pekerjaan serta hanya sekedar memenuhi kebutuhan hidup untuk keluarga merupakan hal yang tidak dibenarkan dalam agama. Maka dalam hal ini, penyuluhan agama menjadi salah satu fokus utama dalam memotivasi kerja karyawan. Oleh karena itu, penyuluh agama juga perlu memahami keempat aspek tersebut agar perilaku kerja karyawan terkendali diarahkan untuk mencapai motivasi kerja yang baik. Beberapa peneliti lain berpendapat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi dapat dikelompokan menjadi dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Wahjosumijo menguraikan dua faktor tersebut sebagai berikut:106
105
Ashar Sunyoto Munandar, Psikologi Industri dan Organisasi, (Jakarta: Universitas Indonesia, 2001), h.332 106 Wahjosumo (1987) dalam Ferdinant Agusty, Structural Equation Modeling; Dalam Penelitian Manajemen”. (Semarang; Universitas Diponerogo, 2000), h.19
70
1) Faktor internal Faktor internal adalah keadaan yang berasal dari dalam diri. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah: a) Sifat pribadi yang melekat sebagai unsur kepribadiannya b) Sistem nilai atau norma yang dianut c) Kedudukan atau jabatan organisasi dan tingkat pendidikan. d) Pengalaman-pengalaman kerja e) Persepsi dan sikap f)
Kemampuan dan keterampilan107
2) Faktor eksternal Faktor eksternal adalah: a) Kebijaksanaan-kebijaksanaan
yang
telah
ditetapkan
oleh
suatu
organisasi atau perusahaan, termasuk didalamnya prosedur kerja, berbagai rencana dan program kerja. b) Persyaratan kerja yang telah dipenuhi oleh karyawan. c) Tersedianya seperangkat alat-alat dan sarana yang diperlukan dalam mendukung pelaksanaan kerja. d) Gaya kepemimpinan atasan, dalam arti sikap-sikap dan perilaku atasan terhadap bawahan.108 Adapun jenis-jenis motivasi kerja menurut Gibson (1993), faktor motivator merupakan faktor yang dapat memotivasi individu dalam bekerja, jika faktor ini 107
James L.Gibson, Ivancevish, Jhon M, Donnely, James H, “Organisasi: Perilaku, Struktur, dan Proses (terjemahan), (Jakarta: Erlangga, 1993), h.27 108 Malayu S.P, Organisasi dan Motivasi, (Bandung: Bumi Aksara, 1996), h.97
71
terpenuhi akan timbul kepuasan, tetapi jika tidak belum tentu seseorang merasa tidak puas. Hal ini berkaitan dengan isi pekerjaan yang merupakan faktor-faktor intrinsik, yaitu: (1) Prestasi Aspek ini merupakan besar kecilnya daya dorong seseorang untuk mencapai prestasi kerja yang optimal. Aspek ini meliputi pada keberhasilan ataupun kegagalan yang dinilai secara spesifik, misalnya pelaksanaan kerja, penyelsaian masalah, dan usaha mempertahankan keberhasilan. (2) Tanggung jawab Aspek ini meliputi hal-hal yang berhubungan dengan tanggung jawab dan otoritas pada karyawan. (3) Kemajuan Aspek ini merupakan kesempatan karyawan untuk dapat maju dalam pekerjaannya. Aspek ini meliputi situasi yang memungkinkan untuk mempelajari kehalian baru atau kesempatan untuk maju, meningkat, atau semakin baik.109 (4) Pekerjaan itu sendiri Aspek
ini
merupakan
tantangan
yang
dirasakan
karyawan
dari
pekerjaannya. Aspek ini meliputi pelaksanaan kerja yang aktual yang dapat dilihat dari rutinitas, jumlah pekerjaan, sifat pekerjaan.
109
Marylene Gagne, Edward l.Dect, Self-determination Theory and Work Motivation, (Wiley Interscience: Journal of Behavior, 2005), J.Organiz, Behav. 26, hal 331-362
72
Merupakan sikap positif (tertarik atau senang) karyawan terhadap pekerjaannya, yang akan menimbulkan rasa puas terhadap pekerjaan yang dilakukan.110 (5) Penghargaan Aspek ini merupakan besar kecilnya pengakuan atau penghargaan yang diberikan kepada karyawan atas hasil kerjanya. Menurut Munandar, teori ini menyatakan bahwa seorang karyawan memiliki energi potensial yang dapat dimanfaatkan tergantung pada dorongan, motivasi, dan peluang yang ada. Berikut ini ada tiga penjelasan dari McClelland:111 (a) Kebutuhan akan prestasi (need for achivement) Kebutuhan akan prestasi merupakan daya penggerak yang dapat memotivasi semangat kerja dan mendorong seseorang untuk mengembangkan kreativitas demi mencapai prestasi kerja yang maksimal. Ciri-ciri orang yang prestasinya tinggi adalah: suka akan pekerjaan yang penuh tantangan, berinisiatif, mempunyai tanggung jawab. (b)Kebutuhan akan kekuasaan (need for power) Adanya keinginan yang kuat untuk mengendalikan orang lain untuk mempengaruhi orang lain, dan untuk memiliki dampak terhadap orang lain.
110
Tia Shilviani. Pengaruh Motivasi Kerja dan Konflik Peran terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (Fakultas Psikologi Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta: 2012) 111 Munandar (2001) dalam James L.Gibson, Ivancevish, Jhon M, Donnely, James H, “Organisasi: Perilaku, Struktur, dan Proses (terjemahan), (Jakarta: Erlangga, 1993), h.27
73
Ciri-ciri orang seperti ini adalah: menjadi pemimpin, berupaya mempengaruhi orang lain. (c) Kebutuhan untuk berafiliasi Merupakan daya penggrak yang dapat memotivasi semangat kerja dan mendorong serta mengembangkan dirinya dan memanfaatkan semua energinya untuk menyelesaikan tugas-tugasnya karena adanya dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain, tidak mau merugikan orang lain, menyenangi persahabatan. Selain faktor instrinsik motivasi kerja maka dijelaskan juga mengenai faktor ekstrinsik, meliputi:
(1) Gaji
(2) Lingkungan kerja (3) Hubungan kerja112
Selanjutnya motif dari motivasi kerja, ciri-ciri motif individu adalah sebagai berikut: a) Motif adalah majemuk Dalam suatu perbuatan sebenarnya tidak hanya mempunyai suatu tujuan, tetapi beberapa tujuan yang berlangsung secara bersama-sama. Misalnya, seorang karyawan yang melakukan kerja dengan giat, dalam hal
112
Ahmad Ahid Mudayana. 2010. Pengaruh Motivasi dan Beban Kerja terhadap Kinerja Karyawan.Vol.4. No.2. Hal Jurnal 76-143
74
ini ia ingin lekas naik pangkat, tetapi juga ingin diakui atau dipuji, mendapat upah yang tinggi dan sebagainya. b) Motif dapat berubah-ubah Motif bagi seseorang sering kali mengalami perubahan. Hal ini disebabkan keinginan manusia selalu berubah-rubah sesuai dengan kebutuhan atau kepentingannya. Misalnya, seorang karyawan pada suatu saat mengingini gaji yang tinggi, sedangkan waktu yang lain menginginkan pimpinan yang baik atau kondisi kerja yang menyenangkan. Dalam hal ini nampak bahwa motif sangat dinamis dan geraknya mengikuti kepentingan-kepentingan individu. c) Motif berbeda-beda bagi individu Dua orang yang melakukan pekerjaan yang sama ternyata memiliki motif yang berbeda. Misalnya, dua orang karyawan yang bekerja pada suatu mesin yang sama dan pada ruang yang sama pula, motivasinya dapat berbeda. Yang seorang menginginkan teman sekerja yang baik, sedangkan yang lain menginginkan kondisi kerja yang menyenangkan. d) Beberapa motif tidak disadari oleh individu Banyak tingkah laku manusia yang tidak disadari oleh pelakunya, sehingga beberapa dorongan yang muncul, karena berhadapan dengan situasi yang kurang menguntungkan, lalu ditekan dibawah sadarnya. Dengan demikian kalau ada dorongan dari dalam yang kuat menjadikan individu yang bersangkutan tidak bisa memahami motifnya sendiri.
75
Pada umumnya orang yang dibutuhkan oleh organisasi adalah orang yang bekerja dengan motivasi yang tinggi. Ada perbedaan antara orang yang bermotif (motivated) untuk bekerja dengan orang yang bekerja dengan motivasi yang tinggi. Orang yang bermotif untuk bekerja, ia bekerja hanya karena harus memenuhi kebutuhan-kebutuhannya yang vital bagi diri dan keluarganya seperti untuk mendapatkan jaminan kesehatan dan hari tua, status, maupun untuk memperoleh pergaulan yang menyenangkan. Baginya pekerjaan yang menyenangkan dan menarik, belum tentu akan memberikan kepuasan baginya dalam menjalankan tugas-tugasnya. Sedangkan orang yang bekerja dengan motivasi yang tinggi adalah orang yang merasa senang dan mendapatkan kepuasan dalam pekerjaannya. Ia akan lebih berusaha untuk memperoleh hasil hasil yang maksimal dengan semangat yang tinggi, serta selalu berusaha mengembangkan tugas dan dirinya. Dalam berbagai literatur manajemen mutakhir telah diungkapkan secara pasti bahwa memotivasi karyawan pada dasarnya adalah mengefektifkan sumber daya manusia untuk mencapai hasil.
BAB III PENDEKATAN DAN DESAIN PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1.
Pendekatan Penelitian Metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena
pendekatan kuantitatif dapat menghasilkan data yang akurat setelah perhitungan yang tepat. Pendekatan kuantitatif merupakan salah satu pendekatan dalam penelitian yang lebih ditekankan pada data yang dapat dihitung untuk menghasilkan penafsiran kuantitatif yang kokoh.1 Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filasafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Penelitian kuantitatif sifatnya objektif, sehingga kita bisa melihat langsung sebuah keadaan.2 2.
Jenis Penelitian Sedangkan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
survey. Penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sample dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang
1
Syamsir Salam, dan Jaenal Aripin, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta : UIN Jakarta Press, 2006), h. 36. 2 Sugiyono , Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, dan R & D (Bandung : Alfabeta, 2008), h. 14.
76
77
pokok.3 Setelah mengumpulkan suatu informasi dari suatu sampel dengan menanyakan melalui angket atau interview agar nantinya menggambarkan sebagai aspek dari populasi.4 Dengan demikian penelitian ini akan memusat dan menganalisis tentang hubungan antara penyuluhan agama dengan motivasi kerja karyawan. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Perseroan Terbatas yang beralokasi di Jl. May. Jend. S. Parman Km 13, Cigading Kelurahan Tegal Ratu, Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon Banten 42445. Dan yang menjadi subjek penelitian disini adalah karyawan yang bekerja di Perseroan Terbatas Krakatau Bandar Samudera Cigading. Perseroan Terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudera adalah salah satu perseroan yang berkonsentrasi di bidang penanganan curah (bulk) baik berupa bahan baku bijih besi, curah kering (gypsum, gula, soyabean meal, dan lain-lain) serta barang-barang seperti batu bara dan besi yang bertempat di pelabuhan Cigading. Selain dari bidang tersebut, ada bidang jasa yang diberikan pelabuhan Cigading meliputi: jasa dermaga, bongkar muat, jasa pengarungan dan jasa kawasan.5 Selain dari itu, menurut penulis Perseroan Terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudera termasuk satu-satunya perseroan terbesar di Cilegon yang memiliki bimbingan agama sekali dalam satu minggu. Oleh sebab itu, penulis sangat tertarik untuk meneliti kajian agama yang ada di perseroan ini. 3
Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 1989), h.3 Dra.Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), h.47 5 Company Profile PT. Krakatau Bandar Samudera Cigading, pada Laporan Tahunan 2012 Annual Report, h.5 4
78
Adapun alasan pemilihan lokasi penelitian ini didasari oleh pertimbanganpertimbangan sebagai berikut: 1. Lokasi penelitian tersebut sangat strategis, mudah dijangkau serta keterbatasan biaya dalam penelitian. 2. Peneliti mudah diterima karena sebelumnya survei dan langsung mewawancarai sekertaris perusahaan yang menangani bidang keagamaan. 3. Peneliti mudah dapat memperoleh data-data dan izin dari pihak yang terkait. Adapun waktu penelitian skripsi dilaksanakan dari bulan Oktober 2016 sampai dengan bulan Maret 2016 C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.6 Oleh karenanya, populasi penelitian merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.7 Adapun keseluruhan jumlah dalam penelitian ini adalah 100 responden yang mengikuti kegiatan penyuluhan agama yang beragama Islam. 2. Sampel Penetapan sampel dilakukan berdasarkan populasi diatas maka penetapan sampel dilakukan dengan teknik purpossive sampling, teknik pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama kepada setiap anggota yang
6
Suarsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet ke-14 h.173 7 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2005), cet. Ke-2, h.99
79
ada dalam suatu populasi untuk dijadikan sampel.8 Syarat untuk dapat dilakukan teknik purpossive sampling adalah:9 Adapun yang menjadi kriteria sampel dalam penelitian ini adalah: a. Bekerja sebagai karyawan perseroan terbatas krakatau Bandar Samudera b. Karyawan sebagai pengikut kegiatan penyuluhan agama c. Karyawan yang beragama Islam d. Karyawan yang nomaden (menetap di wilayah Cilegon) Menurut Suharsimi Arikunto sampel bisa menggunakan teknik purpossive sampling. Pengambilan sampel dengan teknik ini cukup baik karena sesuai dengan pertimbangan peneliti sendiri sehingga dapat mewakili populasi. Purpossive sampling mengambil sampel 50% dari nilai populasi yang ada, karena kebanyakan peneliti beranggapan bahwa semakin banyak sampel, atau semakin besar persentase sampel dari populasi, hasil penelitian akan semakin baik.10 Maka sampel yang terambil dari perhitungan ini sebanyak 50% dari 100 populasi yang ada mendapatkan hasil 50 responden. D. Variabel Penelitian Variabel penelitian dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu variabel independen (variabel bebas) dan variabel independen (varibel terikat). 1.
Variabel independen atau variabel bebas (X): penyuluhan yang meliputi: a. Kesiapan penyuluh agama
8
Syofian Siregar, Statistika Deskriptif Untuk Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), edisi 1-2, h. 145 9 Ibid., h.146 10 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penellitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 177
80
b. Materi penyuluhan agama c. Evaluasi penyuluhan agama 2.
Variabel dependen atau variabel terikat (Y): motivasi kerja yang meliputi: a. Intrinsik b. Ekstrinsik
E. Definisi Operasional dan Indikator Penelitian Definisi operasional merupakan definisi yang didasarkan pada sifat-sifat variabel yang diteliti,bersifat spesifik dan menggambarkan karakterisitik variabelvariabel penelitian dan juga hal-hal yang dianggap penting. Dari definisi operasional ini kemudian akan didapat suatu indikator yang akan dijadikan acuan untuk mengukur variabel yang diteliti.11 Tabel 2. Definsi Operasional dan Indikator Variabel Penelitian Variabel Independen Penyuluhan Agama (X) (Teori penyuluhan Isep Zaenal Arifin) : 1. Materi 2. Metode 3. Media 4. Proses belajar (Teori Penyuluhan Shertzer dan Stone) : 1. Interaksi Sosial 2. Lingkungan Perilaku (Teori penyuluhan Brown): 1. Proses belajar 2. Hubungan 3. Suatu profesia 4. Sasaran penyuluhan 5. Keterampilan 6. Komunikasi 7. Perubahan perilaku
Definisi Operasional Penyuluhan agama adalah kegiatan pembelajaran nonformal dari pembukaan, pelaksanaan dan penutupan yang memberikan fasilitas atau kemudahan-kemudahan terhadap diri dan lingkungan agar mampu mempengaruhi sasaran penyuluhan serta bertujuan untuk membantu orang lain (individu maupun kelompok) agar dapat keluar dari masalah keagamaan yang dihadapinya.
Indikator
1.
Kesiapan Penyuluh Agama a. Materi penyuluhan sesuai dengan kebutuhan karyawan b. Materi penyuluhan sangat sistematis c. Media yang digunakan sesuai dengan jenis materinya d. Penyuluh memiliki kesiapan yang tinggi setiap akan memberikan penyuluhan e. Penyuluh terlebih dahulu menyampaikan tujuan ingin dicapai
2.
Materi Penyuluhan a. Penyuluh menunjukan penguasaan materi penyuluhan b. Penyuluh menyampaikan
11
Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 1989), h.46
81
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i. j.
k.
l.
m.
n.
3.
materi dengan jelas sesuai dengan hirearki penyuluhan dan karakteristik karyawan Penyuluh mengaitkan materi dengan realitas kehidupan Penyuluh melaksanakan penyuluhan sesuai waktu yang telah ditentukan Penyuluh melaksanakan pembelajaran secara runtut Penyuluh melaksanakan penyuluhan yang bersifat kontekstual (sesuai dengan isu yang berkembang kekinian) Penyuluh melaksanakan penyuluhan sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan Penyuluh menggunakan media secara efektif dan efisien Penyuluh menghasilkan pesan yang menarik Penyuluh menumbuhkan pasrtisipasi karyawan untuk aktif dalam proses belajar mengajar Penyuluh menunjukan sikap terbuka terhadap respon karyawan Penyuluh menumbuhkan keceriaan dan antusisme karyawan dalam penyuluhan Penyuluh menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik dan benar Penyuluh menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai
Evaluasi Penyuluhan a. Penyuluh memiliki kemampuan menerima kritik, saran dan pendapat karyawan b. Kesediaan meluangkan waktu untuk konsultasi di luar kegiatan penyuluhan c. Penyuluh memberitahukan materi yang akan diberikan untuk minggu depan d. Penyuluh melibatkan karyawan dalam merencanakan tindak lanjut penyuluhan e. Penyuluh mengajak untuk
82
melakukan positif
Motivasi Kerja (Y) (Teori Motivasi Gibson): 1. Prestasi 2. Tanggung jawab 3. Kemajuan 4. Pekerjaan itu sendiri 5. Penghargaan (Teori Motivasi McCleland) 1 Kebutuhan akan prestasi 2 Kebutuhan akan kelompok pertemanan (afiliasi) 3 Kebutuhan akan kekuasaan (Teori motivasi Steers dan Porter) : 1. Sesuatu yang mendorong atau menentukan tingkah laku (energizing) 2. Sesuatu yang membimbing atau mengarahkan tingkah laku (directing) 3. Sesuatu yang memelihara atau menindak lanjuti tingkah laku (sustaining) (Teori Motivasi Kerja Pandji Anoraga) Instrinsik: 1. Prestasi 2. Tanggung jawab 3. Kemajuan 4. Pekerjaan Ektrinsik: 1. Gaji 2. Lingkungan kerja 3. Hubungan kerja
Motivasi Kerja adalah kesungguhan atau usaha dari individu untuk melakukan pekerjaannya, usaha kerja dapat dilihat di intrinsik dan ekstrinsik motivasi. Dari kedua usaha kerja tersebut seseorang akan berpengaruh untuk berusaha keras memenuhinya guna mencapai tujuan perusahaan di samping tujuannya sendiri.
kebiasaan
1. Intrinsik: motivasi yang berasal dari dalam diri individu. a. Saya berani mengemukakan pendapat. b. Pendidikan terakhir saya sesuai dengan bidang pekerjaan c. Saya mampu melakukan pekerjaan karena sudah berpengalaman d. Saya mencari-cari cara baru untuk mengatasi kesulitan yang saya hadapi e. Saya berani mengambil resiko atas segala yang diperoleh dalam pekerjaan f. Saya dapat bekerja di atas rata-rata prestasi kerja karyawan lainnya g. Saya selalu mencari pengetahuan untuk dapat berprestasi h. Saya bertanggung jawab penuh atas pekerjaan saya i. Saya senang bekerja dengan ikhlas j. Saya membuat rencana di dalam pekerjaan untuk mencapai keberhasilan k. Saya puas bila saya memperoleh hasil yang terbaik l. Saya saling memberi support (dukungan) positif kepada yang lain. m. Saya bangga bila saya memperoleh hasil yang terbaik n. Saya selalu optimis untuk dapat meraih keberhasilan o. saya berusaha untuk mencapai keunggulan dalam bekerja p. Saya mampu membangun kontak sosial q. Saya mudah menjalin hubungan baik dengan orang lain r. Saya mampu memperbaiki kesalahan sendiri dalam bekerja s. Saya melakukan pekerjaan dengan pertimbangan kelemahan dan kelebihan yang saya miliki t. Saya melaksanakan tugas dengan penuh kesadaran u. Saya sadar bahwa
83
keberhasilan dapat diraih dengan sendirinya v. Saya percaya pekerjaan dikerjakan bersama akan lebih mudah untuk menyelesaikannya w. Saya mampu menceritakan perasaan saya kepada orang lain x. Saya yakin dengan kemampuan saya dapat bekerja dengan baik di perseroan ini y. Tanggung Jawab merupakan salah satu keberhasilan dalam bekerja 2. Ekstrinsik: motivasi yang berasal dari luar diri individu a. Saya menikmati pekerjaan yang menantang dan sulit b. Saya dapat bekerja dibawah tekanan dan batas waktu (deadlines) c. Teman-teman mendorong saya untuk bekerja keras sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik d. Saya menyukai persaingan dalam meraih prestasi e. Saya membutuhkan orang lain f. Pekerjaan saya dapat diselesaikan dengan baik jika dibantu dengan rekan kerja g. Inisiatif saya dalam suatu pekerjaan dihargai oleh pimpinan h. Saya memahami dan menanggapi perasaan orang lain i. Saya memberikan pelayanan kepada customer dengan cepat j. Saya mengutamakan tugas dari kepentingan pribadi k. Dengan perubahan dapat memacu semangat untuk memperoleh promosi jabatan l. Saya selalu mengikuti perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) sebagai perimbangan dalam menyelesaikan pekerjaan m. Saya memiliki sikap peduli terhadap sesama n. Pelatihan meningkatkan kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan o. Pelatihan
memberikan
84
kesempatan untuk mengembangkan bakat mengenai pekerjaan p. Pelatihan meningkatkan keterampilan untuk meningkatkan kualitas pekerjaan
F. Teknik Pengumpulan Data dan Pengolahan Data 1. Pengamatan Lapangan (Observasi) Observasi yaitu suatu cara untuk mengumpulkan data yang diinginkan dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung. Dalam hal ini melaksanakan penyelidikannya dengan pancaindera secara aktif, terutama penglihatan dan pendengarannya. penyelidik langsung mendatangi respondenresponden penyelidikan, melihat, mendengarkan, secara membuat catatan untuk dianalisis.12 Observasi dilakukan penulis untuk mengamati secara langsung para karyawan yang ada disekitar perusahaan tempat mereka bekerja. Yang diobservasi dalam hal ini adalah: a. Hubungan penyuluhan agama b. Motivasi kerja karyawan perusahaan 2. Angket (Questionnare) Kuesioner merupakan suatu daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan oleh orang (responden) yang menjadi sasaran questionnaire tersebut. Pertanyaan dalam questionnaire bergantung pada maksud serta tujuan yang ingin dicapai.13 Kuisioner digunakan penulis untuk memperoleh data dari narasumber, yakni opera pekerja yang bekerja di perusahaan Krakatau Bandar samudera Cigading. 12
Drs. H. M. Umar dan Drs. Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1998), h.123 13 Puguh Suharso, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT Indeks, 2009), h.89
85
3. Dokumentasi Dokumentasi merupakan teknik mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.14 Peneliti mendokumentasikan kegiatan penyuluhan agama, serta mencari dokumen-dokumen tertulis lain yang relevan dengan kebutuhan penelitian. G. Uji Validitas Uji validitas berguna untuk mengukur ketepatan instrument penelitian. Suatu instrument dikatakan valid jika instrument tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Pendekatan yang digunakan untuk uji validitas dalam penelitian ini adalah construct validity yaitu untuk mengukur construct tertentu, yang artinya apakah suatu instrument mengukur construct sesuai dengan yang diharapkan.15 Rumus yang digunakan untuk mengukur validitas instrument penelitian ini adalah rumus kolerasi Pearson Product Moment. Pada uji validitas ini, penulis menggunakan SPSS 19.0 for windows. Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan pada 10 responden, maka diperoleh skor pada taraf signifikansi sebesar 5%. Selanjutnya setelah dilakukan uji validitas sebesar 0.361 dengan teknik Product Moment pada skala Penyuluhan Agama Islam sebanyak 50 responden, dari 26 item butir pernyataan yang diujikan terdapat 2 butir pernyataan yang tidak valid sehingga diganti dengan instrument yang baru dan 24 butir pernyataan yang valid. Sedangkan pada skala motivasi kerja, dari 50 butir pernyataan yang diujikan terdapat butir pernyataan yang tidak
14
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), edisi revisi IV, h. 236 15 Prof Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta: 2008), h.72
86
valid dan 37 butir pernyataan yang valid. Data lengkap instrument dapat dilihat pada lampiran no.3 H. Uji Reliabilitas Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat tersebut reliable.16 r.tot=
(
)
1+r.tt Keterangan r.tot
= angka reliabilitas keseluruhan item
r.tt
= angka korelasi belahan pertama dan belahan kedua
Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan, didapatkan skor sebesar 0.527. Adapun hasil uji reliabilitas variabel penyuluhan agama Islam berdasarkan perhitungan dengan bantuan program SPSS for Window versions 20.0 diperoleh tabel hasil output sebagai berikut: Tabel 4. Hasil Output Uji Reliabilitas Variabel X (Penyuluhan Agama Islam) Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha ,862
16
h.96
24
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2005), Cet.ke-4,
87
Dengan demikian apat kita lihat dari hasil output tabel 3. Hasilnya dapat diketahui nilai Cronbach Alfa untuk variabel pembinaan agama Islam sebesar 0.735. Adapun hasil uji reliabilitas variabel rasa percaya diri berdasarkan perhitungan dengan bantuan program SPSS for Window versions 20.0 diperoleh tabel hasil output sebagai berikut: Tabel 5. Hasil Output Uji Reliabilitas Variabel Y (Motivasi Kerja) Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha ,906
41
Dengan demikian dapat kita lihat dari hasil output tabel 4. Hasilnya dapat diketahui nilai Cronbach Alfa untuk variabel motivasi kerja sebesar 0.739. Dari kedua tabel hasil output uji reliabilitas dapat dilihat bahwa uji reliabilitas variabel rasa motivasi kerja mendapatkan nilai tertinggi yaitu 0,739 dibandingkan uji reliabilitas variabel penyuluhan agama Islam dengan nilai 0.730. Hasilnya dapat diketahui bahwa nilai Cronbach Alfa untuk kedua variabel dikatakan sempurna (reliabel), karena diperoleh nilai alfa cronbach > 0.5. I.
Teknik Analisis Data Dalam menganalisa hasil penelitian metode yang digunakan adalah metode
kuantitatif deskriptif yaitu menggambarkan dan menjelaskan obyek penelitian. Metode analisis kuantitatif ini yang akan penulis gunakan untuk mengetahui hubungan penyuluhan agama dengan motivasi kerja karyawan di perseroan terbatas Krakatau Bandar Samudera Cigading rt 004 Ciwandan, Cilegon.
88
Untuk mengetahui hubungan penyuluhan agama dengan motivasi kerja karyawan, dilakukan dengan skala likert yaitu untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi responden terhadap suatu obyek. Selanjutnya untuk mempermudah mengolah data, item-item yang tersusun mulai dari indikator yang ada diberikan skor dengan menggunakan skala Likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi, seseorang atau kelompok tentang kejadaian atau gejala sosial.17 Tabel 7. Skala Semi Likert Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
(STS)
(TS)
1
2
Netral (N)
3
Setuju
Sangat Setuju
(S)
(SS)
4
5
Keuntungan menggunakan skala likert dari tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan yaitu adanya keragaman skor sebagai akibat penggunaan skala 1-5, dengan dimensi yang tercermin dalam daftar pertanyaan mereka. Dari segi statistik, skala dengan lima tingkatan (1-5) lebih tinggi keadaannya dibandingkan dua tingkatan “ya” atau “tidak”. Selanjutnya data yang telah diperoleh melalui kuisioner, akan dianalisis dengan analisis korelasi Pearson (Product Moment Correlation) dan kemudian hasilnya dideskripsikan. 1. Pearson ((Product Moment Correlation) Analisis Pearson ialah suatu analisis peramalan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat untuk membuktikan ada
17
Umi Zulfa,Metode Penelitian Sosial, (Yogyakarta: Cahaya Ilmu, 2011), h.80
89
atau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan kausal antara dua variabel bebas atau lebih dengan satu variabel terikat. Persamaan korelasi pearson product moment dirumuskan: r
=
N (∑XY) − (∑ X ∑ Y)
√ [N ∑ X2− (∑X)2] [N ∑ Y2−(∑Y)2] Keterangan: r
=
korelasi Product Moment
X
=
Sikap tiap item pertanyaan
Y
=
Skor total responden
XY =
Skor setiap item pertanyaan dikali skor total responden
∑XY =
Jumlah hasil perkiraan skor tiap item dengan skor total
responden ∑X =
Jumlah seluruh skor tiap item pertanyaan
∑Y =
Jumlah seluruh skor total responden
2. Mengkategorikan hasil yang didapat a. dapat dikatakan sangat efektif jika X + SD hasilnya lebih tinggi atau sama dengan standar deviasi. b. dapat dikatakan efektif jika X hasilnya berada diantara nilai tinggi dan rendah dari standar deviasi. c. dikatakan kurang efektif jika X-SD hasilnya lebih rendah dari standar deviasi.
90
3. Uji Hipotesis Hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah sehingga harus diuji secara empiris.18 Rumusan statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini, peneliti menganalisis skor penyuluhan agama dan motivasi kerja karyawan perusahaan dengan menggunakan rumus kolerasi Product Moment dari Pearson. Hal ini karena semua data yang berdistribusi normal. Penelitian ini berupa data interval dengan menggunakan uji
statistic
parametik
serta
teknik
penelitian
korelasional.
Dalam
penghitungannya, peneliti menggunakan program SPSS 19.0 for windows. Dari hasil hipotesis diperoleh nilai koefesien korelasi antara penyuluhan agama dan motivasi kerja karyawan perusahaan adalah 0,506. Hipotesis untuk hasilnya adalah: a. Ha :
, terdapat hubungan yang signifikan antara penyuluhan
agama dengan motivasi kerja karyawan kerja b. Ho :
, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel
bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Jika sig f > 0,306 artinya tidak terdapat hubungan signifikan antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Jika sig f < 0,306 artinya terdapat hubungan signifikan antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Dengan ketentuan sebagai berikut:
18
Sig < 0,05 maka
ditolak dan
diterima
Sig > 0,05 maka
diterima dan
ditolak
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT Raja Graindo Persada, 2008), hal.137
91
4. Uji Koefisien Korelasi Analisis korelasi digunakan untuk mencari arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih, baik hubungan yang bersifat simetris, kausal, dan reciprocal.19 Uji koefesien korelasi dilakukan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana kekuatan dan arah hubungan antara variabel independen yaitu bimbingan agama dan variabel dependen motivasi kerja. Untuk mengetahui kekuatan hubungan kedua variabel tersebut yaitu dengan cara menginterpretasikan nilai yang diperoleh dari uji koefesien korelasi dengan berpedoman pada ketentuan berikut: Tabel 8. Interval Koefesien Korelasi dan Kekuatan Hubungan20 No
Interval Nilai
Kekuatan Hubungan
1.
KK = 0,00
Tidak ada
2.
0,00 < KK < 0,20
Sangat rendah atau lemah sekali
3.
0,20 < KK < 0,40
Rendah atau lemah tapi pasti
4.
0,40 < KK < 0,70
Cukup berarti atau sedang
5.
0,70 < KK < 0,90
Tinggi atau kuat
6.
0,90 < KK < 1,00
Sangat tinggi atau kuat sekali, dapat diandalkan
7.
KK = 1,00
Sempurna
Untuk menentukan besarnya koefesien korelasi digunakan rumus sebagai berikut:21 ∑ √∑
19
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivarians dengan Program SPSS, (Semarang: UNDIP, 2003), h. 260 20 Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h. 44 21 Sugiyono, Statistik untuk penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 228
92
Keterangan: = Korelasi antara variabel X dan Y x
= Selisih nilai X dengan rata-rata variabel X (
̅)
y
= Selisih nilai Y dengan rata-rata variabel Y (
̅)
BAB IV GAMBARAN UMUM DAN HASIL ANALISIS DATA
A. Gambaran Umum dan Lokasi Peneliti 1.
Sejarah Perseroan Terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudera (KBS) Cigading Perseroan Terbatas Krakatau Bandar Samudera merupakan perusahaan yang
berkomitmen untuk melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance atau tata kelola perusahaan baik sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari usaha untuk pencapaian visi dan misi perusahaan. Berawal dari suatu perusahaan Krakatau Steel, pada tahun 1996, PT Krakatau
Steel
merilis
manajemen
pelabuhan
Cigading
untuk
anak
perusahaannya bernama Krakatau Bandar Samudera. Ini adalah bagian dari strategis
restrukturisasi
yang
dibuat
oleh
PT
Krakatau
Steel
untuk
mengoperasikan pelabuhan Cigading dengan professional. Pembangunan 270 meter dermaga spons diikuti penyelesaian dermaga. Dermaga ini juga untuk menampung kapal 50.000 DWT. Pabrik bar mill mulai produksi pada periode yang sama. Sebuah dermaga untuk tongkang selesai pada tahun 1984, dan pada tahun 1990 sebuah dermaga tambahan dibangun dengan memperluas sebuah dermaga yang ada 285 meter tambahan dengan apron seluas 25,2 meter. Ini dermaga terbaru, telah selesai pada tahun 1992 dan mampu menampung kapal
93
94
70.000 DWT. Pada Februari 1995 pembangunan dermaga untuk baja scrap dimulai. Pada tahun 1997 dermaga itu selesai dengan panjang 240 meter. PT. Krakatau Bandar Samudera memiliki visi dan misi sebagai berikut; Visi “Menjadi Badan Usaha Pelabuhan Terkemuka di Indonesia” Misi “Berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik dan bermanfaat dalam industri kepelabuhan dan yang terkait bagi stakeholder serta lingkungan sekitar” 2.
Nilai-Nilai Budaya Perusahaan
a.
Intact Sincerity
b.
Competence
c.
Integrity
d.
Reliability
e.
Innovative
3.
Kebijakan Mutu “Kami selalu berkomitmen untuk menawarkan layanan yang memuaskan
untuk pelanggan kami dengan cepat, efisien, nyaman, layanan ama dan handal dengan berpegangan pada nilai-nilai utuh kompetensi ketulusan inovaso, kehandalan dan integritas”
95
“Meningkatkan
kualitas-berkesinambungan/
terus-menerus
melalui
program transformasi bisnis- untuk mengejar- kepuasaan pelanggan, karyawan, pemerintah, dan masyarakat” 4.
Lokasi Lokasi PT Krakatau Bandar Samudera dekat dengan pelabuhan Cigading
terletak pada di Selat Sunda Banten Indonesia dengan posisi geografis sebagai berikut: 06 - 00’- 50” South Latitude & 105 - 57’ – 15” Kawasan industri tepi pantai seluas 246 Ha memiliki akses langsung ke pelabuhan Cigading serta integritas dengan kawasan insudtri milik PT KIEC seluas 700 ha.Daerah ini cocok untuk industri kimia, pengolahan terminal cair, tangki penyimpanan, semen atau industri berat lainnya.
B. Manajemen PT. Krakatau Bandar Samudera Sebagai sebuah perusahaan tentu ada yang menjalankan. Di perusahaan ini terdapat dua jajaran yang menangani seluruh kegiatan yakni jajaran komisaris dan jajaran direksi. Jajaran komisaris adalah bagian yang mendapat tugas untuk mengawasi kegiatan suatu perusahaan. Berbeda dengan direksi yang merupakan organ perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan serta mewakili perseroan, baik didalam maupun di luar sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.
96
Tabel 9. Manajemen PT. Krakatau Bandar Samudera Jajaran Komisaris Posisi Nama Tambok P Setyawati, Komisaris Utama S Widodo Komisaris Setiadharmaji Zulkarnain Komisaris
Komisaris
Mohammad Sofiyan
Jajaran Direksi Posisi Direktur Utama
Nama Tonno Sapoetro
Direktur Operasi
Agung Wibowo
Direktur Keuangan dan SDM Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha
Dwi Soehardjo
David Rahardian
Selanjutnya kewenangan tugas dalam proses pengambilan keputusan yakni diberikan oleh unit kerja. Unit kerja Perseroan Terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudera (KBS) terdapat 22 unit kerja. Pada tiap unit kerja memiliki tugas dan fungsinya masing-masing. Secara umum, tugas unit kerja adalah merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang kebutuhan unit kerja. Fungsi unit kerja antara lain: 1.
Perumusan kebijakan di bidang kerja (sesuai kebutuan unit kerja), analisis dan bimbingan jabatan, peningkatan produktivitas dan penempatan tenaga kerja
2.
Penyusunan standar, pedoman, norma, kriteria, dan prosedur di bidang penyuluhan, pelatihan kerja
3.
Pelaksanaan kebijaksanaan dan standarisasi teknis kerja
4.
Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi
97
Tabel 10. Unit Kerja serta Anggota PT. Krakatau Bandar Samudera Cigading No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
Unit Kerja Subdirektorat Operasi Kepelabuhanan Subdirektorat Komersial & PU Subdirektorat Logistik Servis Direktorat Utama Satuan Pengawasan Internal Sekretaris Perusahaan Operasi Kepelabuhanan Logistik Servis Lingkungan & Fasilitas Penunjang Pemasaran Penanganan Material Handling Afiliasi Keuangan Pengembangan Usaha Operasi Luar Perawatan Pengadaan Teknologi Informasi & Sistem Manajemen Krakatau Argo Logistik Satuan Pengawasan Internal Keamanan & PFSO Pengembangan Usaha Teknologi Informasi dan Sistem Manajemen Total
Jumlah Anggota 1 1 1 1 1 4 99 21 9 4 10 12 7 7 30 15 10 7 1 9 6 9 270
% 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 3,37 36 7,7 3,3 1,48 3,7 4,4 2,59 2,59 11,1 5,5 3,7 2,59 0,37 3,3 2,2 3,3 100
Data diatas diperoleh, dapat dikatakan bahwa masing-masing unit kerja memiliki tugas dan fungsi sesuai kebijakan perusahaan. Kemudian yang berperan aktif dalam kegiatan penyuluhan agama adalah divisi humas dibawah divisi sekertaris perusahaan. Divisi humas merupakan salah satu divisi bertema harmonisasi lingkungan yang menangani bidang keagamaan, sepeti penyuluhan agama, santunan anak yatim, istighosah, sholat dhuha dan lain sebagainya. Tujuan umum dari harmonasi lingkungan ini adalah mengantisipasi tuntutan serta harapan mendapati lingkungan baik terhadap operasional perusahaan.
98
Adapun tujuan khusus kegiatan ceramah agar responden mendapatkan motivasi yang positif dan antisipasi dari segala ancaman maupun tuntutan di lingkungan aktivitas pekerjaan C. Kegiatan Penyuluhan Agama 1. Kegiatan Penyuluhan Agama Islam Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan penyuluh agama adalah yang memenuhi kriteria; dilakukan oleh seorang yang prosfesional terlatih, mampu mengajarkan keterampilan pengambilan keputusan, pemecahan masalah, tingkah laku atau sikap baru dan hubungan dibentuk berdasarkan sukarela.1 Susunan acara kegiatan penyuluhan dirancang oleh divisi humas bertujuan agar kegiatan tersusun dengan baik dan pentingnya memahami serta mengetahui hubungan antara penyuluhan agama dengan motivasi kerja karyawan. Berikut kegiatan di tempat penyuluhan agama: Tabel 11.Susunan Acara Kegiatan Penyuluhan Agama Islam No
Waktu
Kegiatan
Penanggung Jawab
1.
12:05-12:15
Sholat Berjama’ah
Seluruh Responden
2.
12:15-12:20
Pembukaan Ceramah
MC
3.
12:20-13:15
Penyuluhan
Penyuluh Agama
4.
13:15-13:20
Berdoa
Penyuluh Agama
5.
13:20-13:35
Makan siang bersama
Responden
1
Mastanah, Kumpulan Materi Kuliah Administrasi Penyuluhan: Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, (Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, 2013), h.3
99
Kegiatan penyuluhan agama ini tentunya ada yang bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas seluruh rentetan kegiatan penyuluhan agama yaitu divisi humas sebagai bagian yang menangani di bidang keagamaan: Tabel 12. Anggota Divisi Humas beserta Jabatan No 1.
Jabatan Ketua Divisi
Nama Ali Imron
Fokus Kegiatan Merencanakan kegiatan penyuluhan dan membuat jadwal penyuluh agama untuk mengisi materi
2.
Kepala Seksi
Lisna Maesaroh
Menyediakan sarana dan prasarana kegiatan penyuluhan
3.
Staff Humas RD
1 M. Umar Hanif
Mengatur
pelaksanaan
2 Alfiyati Falachiyah
penyuluhan agama
kegiatan
D. Data-Data Hasil Penelitian Lapangan 1. Karakteristik Responden Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah maka diperoleh data responden sebagai berikut: Dari hasil analisis mengenai profil responden diperoleh data mengenai responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini, antara lain: karakteristik responden berdasarkan usia responden, jenis kelamin, pendidikan terakhir dan lama bekerja di perseroan tersebut. Selanjutnya akan dijelaskan dalam bentuk tabel beserta uraiannya.
100
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 13.Karakteristik Responden Berdasarkan Usia No
Usia (Tahun)
Kategori
Jumlah
%
1.
20-28
Rendah
37
74
2.
29-38
Sedang
9
18
3.
39-47
Tinggi
4
8
50
100
Total
Berdasarkan tabel 13, diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan usia ini terlihat bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini ada pada usia muda yang mana usia muda adalah usia ketika seseorang masih mampu bekerja aktif dan menghasilkan jasa untuk menjalani pekerjaan secara optimal yaitu usia 20-28 tahun. Responden berusia muda merupakan usia yang berasal dari pembelajaran D3 serta S1 bidang teknik serta menimba pengalaman dan ilmu dengan cukup agar memiliki modal bekerja yang baik di perseroan terbatas tersebut. b. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 14.Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No
Usia
Kategori
Jumlah
%
1.
Laki-laki
Rendah
41
82
2.
Perempuan
Sedang
9
18
50
100
Total
101
Berdasarkan tabel 14, diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dalam penelitian ini berdasarkan tabel di atas adalah mayoritas laki-laki dikarenakan: 1)
Perseroan membutuhkan tenaga kerja lebih untuk ditempatkan di lapangan kerja
2)
Laki-laki lebih dibutuhkan tenaga yang berkaitan dengan mesin Sedangkan perseroan terbatas membutuhkan responden perempuan bertugas
di bagian non mesin seperti: 1)
Administratif
2)
Teknologi Informasi, dan
3)
Kesekretariatan
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Tabel 15.Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir No
Jenjang Pendidikan
Kategori
Jumlah
%
1.
SMA
Rendah
6
12
2.
D3
Sedang
20
42
3.
S1
Tinggi
24
46
50
100
Total
Berdasarkan tabel 15, sebagian besar responden (46,0%) memiliki tingkat pendidikan dengan pencapaian masa belajar lebih dari 12 tahun. Responden juga diusahakan oleh perusahaan agar sampai lulusan D3 hingga S1, terbukti dari
102
54,0% berpendidikan lebih dari 16 tahun. Diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir adalah mayoritas berpendidikan S1 dan D3. Akan tetapi dalam penelitian ini responden lebih banyak mengenyam pendidikan S1 dikarenakan: 1) Responden diharapkan memiliki totalitas kerja 2) Responden lebih cepat beradaptasi 3) Responden lebih mampu membuat keputusan mandiri terkait pekerjaan tanpa membutuhkan bimbingan dari atasan Oleh karena, perseroan ini membutuhkan karyawan konsentrasi tinggi dan baik dalam bekerja terutama di Perseroan Terbatas ini. d. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja di Perseroan Terbatas Krakatau Bandar Samudera Tabel 16.Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja di Perseroan Terbatas Krakatau Bandar Samudera No
Lama Bekerja
Kategori
Jumlah
%
1.
1-3
Rendah
20
40
2.
4-6
Sedang
17
34
3.
7-9
Tinggi
13
26
50
100
Total
Berdasarkan tabel 16, diketahui bahwa sebagian besar responden berdasarkan lama bekerja adalah mayoritas 1-3 tahun dikarenakan:
103
1) Berasal dari rekrutan baru 2) Merasa masih kurang pengalaman terutama dalam hal keagamaan e. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga Tabel 17.Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga No
Jumlah Keluarga
Kategori
Jumlah
%
1.
0-2
Rendah
33
66
2.
3-6
Sedang
8
16
3.
7-9
Tinggi
9
18
50
100
Total
Berdasarkan tabel 17 menunjukan sebagian besar responden (66,0%) memiliki jumlah tanggungan keluarga pada taraf rendah, dengan jumlah tanggungan keluarga lebih dari 2 orang. Dengan demikian sebagian responden lebih menerapkan keluarga berencana yang disosialisasikan pemerintah. Selanjutnya kondisi variabel penyuluhan agama (X) dengan motivasi kerja (Y) memiliki kategori skor masing-masing. Kategori tersebut adalah rendah, sedang dan tinggi. penyuluhan agama memiliki kategori skor tinggi dengan interval 72-96 berjumlah 84%, sedangkan motivasi instrinsik memiliki kategori yang tinggi dengan interval 75-100 berjumlah 64% berbeda hal dari motivasi ekstrinsik dengan kategori tinggi 49-64 berjumlah 54% dan motivasi keseluruhan berjumlah 68% data lengkap kondisi penyuluhan agama (X) dengan motivasi kerja (Y) dapat dilihat pada tabel 18.
104
Tabel 18. Keadaan Penyuluhan Agama Islam dengan Motivasi Kerja Karyawan No 1.
2.
3.
4.
Variable Penyuluhan agama (skor)
Motivasi intrinsik (skor)
Motivasi ekstrinsik (skor)
Motivasi (skor)
Interval
Kategori
Jumlah
Persen
24-48
Rendah
3
6%
49-71
Sedang
5
10%
72-96
Tinggi
42
84%
25-50
Rendah
8
16%
51-74
Sedang
10
20%
75-100
Tinggi
32
64%
16-32
Rendah
10
20%
33-48
Sedang
13
26%
49-64
Tinggi
27
54%
41-82
Rendah
6
12%
83-124
Sedang
10
20%
123-164
Tinggi
34
68%
Sebagian besar responden (84%) memiliki motivasi mengikuti penyuluhan agama Islam pada taraf tinggi (tabel 18). Tingginya motivasi mengikuti penyuluhan agama Islam ini berasal dalam diri berupa semangat yang tinggi dan optimisme berusaha, terbukti dari 64 % motivasi intrinsik berada pada taraf tinggi serta materi-materi penyuluhan bersifat implementatif dan akomodasi terhadap dunia kerja. Disisi lain, rendahnya motivasi ekstrinsik juga cukup berarti mempengaruhi motivasi keseluruhan responden, karena tidak begitu jauh perbedaannya bila
105
dibandingkan dengan motivasi intrinsik, terbukti dari 54 % hasil yang diperoleh motivasi ekstrinsik. Sebagian besar responden (84%) memiliki motivasi mengikuti penyuluhan agama Islam pada taraf tinggi (tabel 18). Tingginya motivasi mengikuti penyuluhan agama Islam ini berasal dalam diri berupa semangat yang tinggi dan optimisme berusaha, terbukti dari 64 % motivasi intrinsik berada pada taraf tinggi serta materi-materi penyuluhan bersifat implementatif dan akomodasi terhadap dunia kerja. Penyuluhan agama yang dilaksanakan di Perseroan Terbatas Krakatau Bandar Samudera mampu mendatangkan dari Majelis Ulama Indonesia kota Cilegon kecamatan Ciwandan sehingga beragam dari narasumber agar responden berwawasan luas dan tidak berpikir sempit. Motivasi kerja merupakan sangat penting dibutuhkan dalam bekerja, apalagi di suatu perusahaan. Sebab karena motivasi kerja itu salah satu bentuk dorongan kepada karyawan agar bangkit dari kemalasan atau hal negatif lainnya, motivasi kerja akan memperoleh hasil kerja yang baik. 2. Intensitas Penyuluhan Agama Penyuluhan adalah proses pemberian bantuan atau tuntunan kepada orang lain agar orang yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu, yang tidak mampu menjadi mampu. Oleh karena kegiatan penyuluhan agama seperti dirumuskan
106
dalam definisi operasional tidak ada di tempat penelitian, menyebabkan intensitas penyuluhan tidak bisa diukur. Selanjutnya intensitas penyuluhan tidak dapat dianalisis. Hanya saja dapat didefinisikan secara operasional penyuluhan meliputi: pembukaan, pelaksanaan, penutupan. a. Kesiapan Penyuluh Agama Tahap persiapan, menyusun kerangka yang hendak diceramahkan dan dapat mudah dimengerti oleh peserta. Selain itu membuat pokok-pokok persoalan yang akan dibicarakan. Peneliti memperhatikan dan menela’ah bahwa beberapa tahap yang dilakukan sebelum penyuluhan berlangsung, sebagai berikut: 1)
Tahap penyajian, menyampaikan bahan-bahan atau pokok-pokok pelajaran yang telah disiapkan.
2)
Tahap
asosiasi,
memberikan
kesempatan
pada
peserta
untuk
menghubungkan dan membandingkan bahan ceramah yang telah diterima bilamana ada suatu pokok yang tidak dimengerti. 3)
Tahap generalisasi atau kesimpulan, menyimpulkan isi ceramah, umumnya mencatat isi ceramah yang telah disampaikan. a) Materi
: Penyuluhan Agama Islam
b) Topik
: Sesuai dengan penyuluh
c) Sub Topik
: Pentingnya mempelajari agama serta kaitan dengan
kehidupan masa kini d) Responden
: Karyawan PT Krakatau Bandar Samudera
107
e) Alamat
: Jl. May. Jend. S. Parman Km 13, Cigading Kelurahan
Tegal Ratu, Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon Banten 42445 f) Waktu
: Penyuluhan Agama Islam ini dilaksanakan satu kali
dalam seminggu dengan rutin g) Alokasi waktu : 1 x 60 menit. b. Materi Pelaksanaan kegiatan ceramah merupakan tahap pelaksanaan dan kegiatan yang telah menjadi program rutin tiap minggu tepatnya di hari selasa. Oleh karenanya divisi humas perlu memilih waktu yang tepat, lokasi yang tepat, agar responden ikut berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan. Sebelum terlaksananya kegiatan penyuluhan agama ini.maka, terdapat hal-hal yang harus diperhatikan oleh penyuluh: 1) menentukan masalah dan tujuan, 2) menyusun rancangan penyuluhan,
3)
melaksanakan
penyuluhan
berdasarkan
metode
yang
direncanakan, 4) menginterprestasikan materi penyuluhan, 5) merumuskan kesimpulan materi penyuluhan dan mengajak responden pada kebaikan.2 Dalam pelaksanaan penyuluhan ini metode yang digunakan adalah metode ceramah salah satu metode yang berbasis kelimuan BPI dimana metode dan layanan penyuluhan yang diberikan berlandaskan pada ajaran-ajaran dan nilai yang terkandung dalam Al-qur’an, Hadis dan ajaran agama islam. Penyuluhan yang sudah lakukan diadakan secara langsung kepada responden penyuluhan 2
Dra. Hj. Mastanah, M.Si, Kumpulan Materi Kuliah Administrasi Penyuluhan: Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, (Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, 2013), h.15
108
sehingga dapat menjadi sarana informasi, motivasi, komunikasi, dan edukasi secara langsung kepada karyawan Perseroan Terbatas Krakatau Bandar Samudera Cigading. Metode penyuluhan ini dengan metode ceramah, cara yang populer karena relatif murah dan bisa mengatur bahan penyuluhan untuk disampaikan dengan baik. Namun, partisipasi, umpan balik, dan pengulangannya sering kali rendah.3 Dalam penelitian ini bisa diatasi agar kegiatan penyuluhan menjadi partisipatif yakni dengan sesi diskusi dalam penyuluhan dan bisa lebih menarik bagi responden. Media dalam kegiatan penyuluhan ini adalah: 1) Microphone 2) Sound system 3) Pulpen 4) Buku Catatan c. Evaluasi Kegiatan penyuluhan harus dilakukan secara kontinu agar seluruh kegiatan selalu terarah pada pencapaian tujuan yang telah direncanakan. Dalam penutupan ini terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan: 1) Materi-materi penyuluhan bersifat implementatif dan akomodasi terhadap dunia kerja
3
Wahid, Pelatihan dan Pengembangan, Artikel diakses pada tanggal 16 Desember 2016, dari http://wahid99..wordpress.com/2012/04/16/Pelatihan-pengembangan.com/
109
2) Kesediaan meluangkan waktu konsultasi di luar kegiatan penyuluhan Responden memiliki kemampuan saling menerima kritik, saran, dan pendapat tiap individu di lingkungan kerja. 3. Hubungan antara Penyuluhan Agama dengan Motivasi Kerja Karyawan Telah diketahui sebelumnya mengenai penyuluhan agama (variabel independen penelitian) meliputi pembukaan, pelaksanaan, dan penutupan. Masing-masing dari sub variabel memiliki nilai hubungan yang menyatakan hubungan kuat dengan variabel dependen. Pernyataan tersebut dijelaskan pada tabel dibawah ini. Tabel 19. Keadaan Penyuluhan Agama dengan Nilai Korelasi dan Nilai Probabilitas No
Variabel X
Nilai korelasi
Nilai probabilitas
1.
Penyuluhan Agama (X)
0,486**
0,002
2.
Penyuluhan_Kesiapan (X1)
0,492**
0,000
3.
Penyuluhan_Materi (X2)
0,488**
0,000
4.
Penyuluhan_Evaluasi (X3)
0,422**
0,002
Terjadinya hubungan nyata positif penyuluhan agama Islam (X) dengan motivasi kerja (Y), didukung oleh beberapa hal yaitu; (1) motivasi intrinsik (Y1) yang berhubungan nyata positif dengan penyuluhan agama Islam (X). (2) Adanya motivasi yang tinggi pada diri responden disebabkan oleh komitmen karyawan serta lembaga Islam yaitu Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mewadahi para
110
pemuka agama salah satunya adalah penyuluh agama Islam yang telah memberikan rasa percaya diri dan keyakinan yang kuat pada diri responden untuk mengembangkan potensinya. (3) berperan aktifnya penyuluh agama yang memberikan peluang untuk meningkatkan motivasi kerja melalui penyuluhan agama. Ketiga faktor di atas menambah kepercayaan diri, keyakinan yang kuat pada diri responden ditambah adanya peluang telah menjadi faktor yang mempengaruhi upaya responden dalam meningkatkan motivasi kerja yang optimal. Responden cenderung memiliki potensi yang dinamis dari dalam dirinya, tetapi belum tentu setiap responden mampu mengenali potensi tersebut sehingga dapat mempengaruhi motivasi kerja untuk meningkatkan hasil kerja yang positif. Dalam kaitannya dengan penyuluhan agama, untuk meningkatkan motivasi kerja responden, yang perlu segera ditangani adalah bagaimana meningkatkan motivasi, terutama motivasi kerja responden. Dengan meningkatnya motivasi kerja, maka tenaga pendorong yang berasal dari dalam diri responden tersebut akanmembuat responden menyadari permasalahan yang dihadapinya dan sekaligus berusaha mencari solusinya. Para penyuluh agama yang memberikan materi keagamaan yakni berasal dari lulusan PGA (Pendidikan Guru Agama) yang mendukung kuat bahwa materi
111
penyuluhan agama bisa dengan dipahami serta responden dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Penyuluhan agama (X) yang memiliki skor tertinggi dengan jumlah 84% dapat dinyatakan bahwa materi penyuluhan agama yang bersifat impelmentatif dan akomodasi terhadap dunia kerja. kemudian motivasi kerja instirnsik (Y1) memiliki skor tertinggi dnegan jumlah 64% disebabkan oleh adanya motivasi yang tinggi pada diri responden disebabkan oleh komitmen karyawan dalam meningkatkan motivasi kerja yang optimal serta berperan aktifnya penyuluh agama yang memberikan peluang untuk meningkatkan motivasi kerja melalui penyuluhan agama.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Perseroan Terbatas Krakatau Bandar Samudera Cigading mengenai “Hubungan antara Penyuluhan Agama dengan Motivasi Kerja Karyawan di Perseroan Terbatas Krakatau Bandar Samudera Cigading ” maka kesimpulan yang didapat adalah: 1.
Pelaksanaan Penyuluhan didukung oleh kredibilitas penyuluh agama, rutin dilaksanakan, continue, dan sesuai kebutuhan kerja. Hal ini disebabkan oleh penyuluhan agama memiliki beberapa sifat, yakni: a. Implementatif terhadap dunia kerja b. Akomodatif c. Para penyuluh dari lembaga yang kredibel yaitu dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) kecamatan Ciwandan yang telah memberi rasa percaya oleh pemuka agama tersebut
2.
Motivasi memiliki kategori yang sama yaitu tinggi (68%). Motivasi ini banyak disumbangkan oleh motivasi intrinsik yang lebih tinggi skornya dengan motivasi ekstrinsik (54%). Motivasi keseluruhan tingginya motivasi tersebut banyak disumbang oleh motivasi intrinsik terbukti dari penyuluhan menjadi sarana informasi, motivasi, dan edukasi secara langsung kepada karyawan Perseroan Terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudera (KBS) Cigading.
112
113
3.
Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel penyuluhan agama dan motivasi kerja responden. Dilihat dari Responden cukup memahami isi materi penyuluhan agama berupa pembukaan, pelaksanaan, dan penutupan yang diberikan oleh penyuluh agama. Oleh karena itu semakin memahami serta mengaplilkasikan di kehidupan sehari-hari dari kegiatan penyuluhan agama, maka semakin berarti pula motivasi kerja karyawan tersebut. Motivasi kerja hanya berhubungan nyata positif dengan variabel independen (penyuluhan agama Islam).
B. Saran Setelah menyimpulkan sebagaimana di atas, maka berikut diajukan beberapa saran, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut: 1.
Untuk Perseroan Terbatas Krakatau Bandar Samudera Cigading diharapkan untuk terus meningkatkan pelaksanaan kegiatan penyuluhan agama dan menjadikannya sebagai wadah bagi para karyawan dalam meningkatkan sikap preventif mereka agar timbul rasa motivasi kerja, karena dari hasil penelitian ini peneliti mendapatkan tiga aspek penyuluhan agama yang memiliki kontribusi terhadap motivasi kerja karyawan yaitu pembukaan, pelaksanaan dan penutupan kegiatan penyuluhan agama.
2.
Untuk peneliti selanjutnya yang berminat melakukan penelitian dilokasi yang sama, disarankan lebih memperdalam mengenai evaluasi dan program penyuluhan agama agar dapat mengingatkan karyawan akan kesalahan yang mereka perbuat dan tidak mengulanginya kembali.
114
3.
Untuk perseroan terbatas krakatau Bandar Samudera Cigading diharapkan terus menerus mengikuti
dan memberi semangat kepada yang lainnya
terutama kepada yang belum memiliki program kegiatan penyuluhan agama.
DAFTAR PUSTAKA
Agusty, Ferdinant. 2000. Structural Equation Modeling; Dalam Penelitian Manajemen”. Semarang; Universitas Diponerogo. Ahmad Fatoni, Miftah. 2001. Pengantar Studi Islam. Semarang: Gunung Jati. Anoraga, Pandji. 1992. Psikologi Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta, 1992. cet ke-2. Anoraga, Pandji. 2001. Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta. Arifin. 1998. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama (Jakarta: PT Golden Terayon Press. Cet ke-6. . 2003. Teori Bimbingan dan Penyuluhan. Jakarta: PT Golden Terayon Press. Arifin dan Kartikawati. 1995. Materi Pokok Bimbingan dan Konseling. (Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Asnawi, Sahlan. 2007. Teori Motivasi dalam Pendekatan Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Studio Press. Atikson, dkk. 1999. Seri Manajemen Sumber Daya Manusia Memotivasi Pegawai. Jakarta: PT Elex Media. Aziz Al-Khayyat, Abdul. 1995. Nazrah Al-Islam li Al-Amar wa Ashuru fi At-Tanmiyah. Terjemahan Muhammad Nurhakim, Etika Bekerja dalam Islam. Jakarta: Insan Press. cet ke-2. Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Bangun, Wilson. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga. Cet. Ke-3 Bangun, Wilson. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga. Cet ke-4 Bungin, Burhan. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana. Company Profile PT. Krakatau Bandar Samudera Cigading pada Laporan Tahunan 2012 Annual Report Departemen Agama RI. 2012. Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: CVDarus Sunnah. Departemen Agama RI. 2010. Pedoman Penyuluhan Wakaf bagi Penyuluh Agama, (Jakarta: Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementrian Agama RI Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji. 1987
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Edisi ke-3. Departemen Kesehatan RI. 2004. Pusat Promosi Kesehatan. (Jakarta: Pengembangan Media Promosi Kesehatan, Dalam pencapaian PHBS. Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet. Ke-2. Djumhur dan Muh.Surya. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung: CV. Ilmu. Echols, Jhon. 1991. Kamus Bahasa Inggris Indonesia. Jakarta: PT.Gramedia. cet ke-12. Farid, Imam Sayuti. 1997. Pokok-Pokok Bahasan tentang Bimbingan Penyuluhan Agama sebagai Teknik Dakwah, (Surabaya: Fakultas Dakwah IAIN Surabaya. Fressy Haris dan Teddy Anggoro. 2010. Hukum Perseroan Terbatas. Jakarta: Ghalia Indonesia. Ghozali, Imam. 2003. Aplikasi Analisis Multivariat dengan SPSS. Semarang: UNDIP. H. A. Mu’in dan H.Asymuni. 1986. Ushul Fiqh II (Qaidah-Qaidah Istinbath dan Ijtihad). Jakarta: Ditjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. H. M. Umar dan Sartono. 1998. Bimbingan dan Penyuluhan,(Bandung: CV Pustaka Setia. Hajar al-Asqalani, Ibn. 2007. Fathul Bari. Jakarta: Pustaka Azzam. Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara. Hoetomo. 2005. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Surabaya: Mitra Pelajar. Jalaludin. 1996. Psikologi Agama. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. James L.Gibson, Ivancevish, Jhon M, Donnely, James H. 1993. Organisasi: Perilaku, Struktur, dan Proses (terjemahan). Jakarta: Erlangga. Juntika Nurihsan, Achmad. 2007. Bimbingan dan Konseling Dalam Berbagai Latar Kehidupan, Bandung: PT.Refika Aditama. Ketut Sukardi, Dewa. 1993. Proses dan Bimbingan Penyuluhan, Jakarta: Rineka Cipta. Lucie Setiana, M.P, Ir. 2005. Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat. Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia. Lutfi, M. 2008. Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam. Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta:
Ma’luf, Lois. 1997. Al-Munjid. Beirut: Dar Al-Masyrik. Ma’luf. 1997. Al-Munjid. Beirut: Dar Al-Masyrik. Mardikanto, Totok. 2010. Komunikasi Pembangunan-Acuan bagi Akademisi, Praktisi dan Peminat Komunikasi Pembangunan Surakarta: UNS Press.
Mastanah. 2013. Kumpulan Materi Kuliah Administrasi Penyuluhan: Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, (Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah. Moektiaza, Pengertian, Peran, Penyuluh Agama Islam dan Pembinaan Keagamaan artikel diakses tanggal Mu’in dan Asymuni. 1986. Ushul Fiqh II ( Qaidah-Qaidah Istinbath dan Ijtihad). Jakarta: Ditjen Pembinaan dan Kelembagaan Islam. Nizar, Samsul . 2002. Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), Cet ke-1. Ramayulis. 2005. Metode Pendidikan Agama Islam , Jakarta: Kalam Mulia. Razzak, Nasruddin. 1986. Dienul Islam. Bandung: Al-Ma’arif, Bandung. Sabiq, Sayyid. 2002. Aqidah Islam. Bandung: Diponegoro. Sanwar, Aminuddin. 1985. Pengantar Studi Ilmu Dakwah, (Semarang: Fakultas Dakwah IAIN Wali Songo Singarimbun, Masri. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES Siregar, Syofian. 2011. Statistika Deskriptif untuk Penelitian, Jakarta: Rajawali Pers. Edisi 12 Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung: CV Pustaka Setia, 2003. cet ke-1. S.P, Malayu. 1996. Organisasi dan Motivasi, Bandung: Bumi Aksara Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. Suhardi, Kathur. 2009. Terjemah Sirah Nabawiyah, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. Suharso, Puguh. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Indeks. Sunyoto Munandar, Ashar . 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Universitas Indonesia. Surya, Mohamad. 1988. Dasar-Dasar Penyuluhan (Konseling). Jakarta: P2LPTK. Sri, Andi. 2014. Hukum Dagang. Makassar: Mitra Wacana Media. Sugiyono. 2012. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Syamsir Alam dan Jaenal Aripin, 2006. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: UIN Jakarta Press Tasmara, Toto. 1995. Etos Kerja Pribadi Muslim. Yogyakarta: PT Dana Bakhti Wakaf, 1995), cet ke-2. Tohirin. 2004. Bimbingan dan Konseling Sekolah dan Madrasah di Institusi pendidikan. Yogyakarta: Media abadi, 2004), Cet. Ke-3. Walgito, Bimo. 1995. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Yogyakarta: Andi Offset.
Wawan Santyasa, I . Landasan Konseptual Media Pembelajaran. Disajikan dalam workshop Media Pembelajaran bagi Guru-Guru SMA Negeri Banjar Angkan, Pada tanggal 10 Januari 2007 di Banjar Angkan Klungkung Wijono, Sutarto. 2010. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Kencana. Zaenal Arifin, Isep. 2009. Bimbingan dan Penyuluhan Islam Pengembangan Dakwah Bimbingan Psikoterapi Islam. Jakarta: Rajawali Press. Zulfa, Umi. 2011. Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Cahaya Ilmu. Zuriah, Nurul. 2006. Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi. Jakarta: PT Bumi Aksara
DAFTAR PUSTAKA JURNAL Ahid Mudayana, Ahmad. 2010. Pengaruh Motivasi dan Beban Kerja terhadap Kinerja Karyawan. Vol.4. No.2. Hal Jurnal 76-143. Marylene Gagne, Edward l.Dect. 2008. Self-determination Theory and Work Motivation. Wiley Interscience: Journal of Behavior. J.Organiz, Behav. 26, hal 331-362. Sadono, Dwi. 2008. Pemberdayaan Petani: Penyuluhan Pertanian Indonesia. (Institut Pertanian Bogor. Vol.4. No.1. Hal jurnal 69. Shetzer dan Stone dalam Olugbenga David Ojo, (PhD). 2014. Fundamentals of Guiudance and Counselling. Lagos: National Open University of Nigeria. Siswanto, Dwi. 2008. Urgensi Falsafah Penyuluhan Pembangunan dan Etos Kerja dalam Pemberdayaan Masyarakat, (UGM Yogyakarta), Hal jurnal 1-14. Steers dan Porter. 1991. Motivation and Work Behavior. Unites States of America: McGrawHill, Inc. V, Vroom. 1964. Work and Motivation. New York and Son Inc. Yuli Suwati. 2003. Pengarun Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Tunas Hijau Samarinda. Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis,. Vol 1 (1) : 41-56.
DAFTAR PUSTAKA INTERNET Kamus
Besar Bahasa Indonesia Edisi 3 Hak Cipta Pusat Bahasa (Pusba), https://www.kamusbesar.com/unit-kerja Artikel ini diakses pada tanggal 16 April 2017.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 52 Tahun 2009 tentang Metode Penyuluhan Pertanian. www.pertanian.go.id/ Artikel ini diakses pada tanggal 11 Desember 2016. Wahid. Pelatihan dan Pengembangan. http://wahid99..wordpress.com/2012/04/16/Pelatihanpengembangan.com/ Artikel ini diakses pada tanggal 16 Desember 2016. Yetti Wira Citerawati SY, Media Penyuluhan, www.e-boospdf.org.com/ Artikel ini diakses pada tanggal 25 November 2016.
LAMPIRAN
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Uji Validitas No. 3 Tabel Uji Validitas Instrument Variable Penyuluhan (pembukaan)
No Item pernyataan 1 2 3 4 5
Harga t hitung 0.4675473 0.39806153 0.702516353 0.4315821 0.7038941
Harga t tabel 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361
Hasil
Keputusan
Valid Valid Valid Valid Valid
Digunakan Diganti Digunakan Digunakan Digunakan
(pelaksanaan)
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
0.3939787 0.4321811 0.3783715 0.4360546 0.4060121 0.4230351 0.6926358 0.6441295 0.4916374 0.4805592 0.4981068 0.5613996 0.4315821 0.497707 0.5528154 0.6683291 0.4446002
0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tidak digunakan Digunakan Tidak digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan
(penutupan)
23 24 25 26
0.3575653 0.5610664 0.3956169 0.4135995
0.361 0.361 0.361 0.361
Tidak Valid Valid Valid Valid
Diganti Digunakan Digunakan Digunakan
Motivasi Kerja (intrinsic: Kekuasaan)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0.2572685 0.3556629 0.48069519 0.581986 0.3820698 0.4038335 0.3414654 0.4904144 0.5192145 0.5364419
0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361
Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid
Tidak digunakan Tidak digunakan Digunakan Digunakan Tidak digunakan Digunakan Tidak digunakan Digunakan Digunakan Digunakan
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid
(Tanggung Jawab)
11 12 13 14 15 16 17
0.3963528 0.4252722 0.4201689 0.5338796 0.3370741 0.4112102 0.3773088
0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361
Tidak digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Tidak digunakan Digunakan Tidak digunakan
(Kemajuan )
18 19 20
0.5505273 0.5201387 0.4069891
0.361 0.361 0.361
Valid Valid Valid
Digunakan Digunakan Digunakan
(Pekerjaan)
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
0.551949 0.5478492 0.5439436 0.5160961 0.3903746 0.3903746 0.3637866 0.3596397 0.3981992 0.4360948 0.6706247 0.8114865
0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak valid Valid Valid Valid Valid
Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Digunakan Digunakan Digunakan
Ekstrinsik: (gaji)
33 34
0.392545 0.464039
0.361 0.361
Valid Valid
Dihapus Digunakan
(Lingkungan Kerja)
35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
0.4878129 0.1044666 0.3596397 0.404771 0.535252 0.4981653 0.4595815 0.4724384 0.3528793 0.4417463 0.3573479 0.3387925 0.4318992 0.4124889 0.4025981 0.505311
0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361
Valid Tidak valid Tidak valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak valid Valid Tidak valid Tidak valid Valid Valid Valid Valid
Digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Tidak digunakan Digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan
(Hubungan Kerja)
51 52 53 54 55 56 57
0.7502423 0.376819 0.4516177 0.4560668 0.4310082 0.6244607 0.7752379
0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Digunakan Tidak digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan
Uji Reliabilitas Tabel Uji Reliabilitas Instrument No 1 2 3 4
5
6
7 8
9
10 11
Item pernyataan Materi penyuluhan sesuai dengan kepentingan karyawan Materi ajar sangat runtut Media yang digunakan sesuai dengan jenis materinya Penyuluh memiliki kesiapan yang tinggi setiap akan memberikan penyuluhan Penyuluh terlebih dahulu menyampaikan tujuan ingin dicapai
Penyuluh melakukan kegiatan memberikan pengetahuan (persepsi awal), sebagai rangsangan dalam mengikuti proses belajar Penyuluh menunjukan penguasaan materi penyuluhan Penyuluh memberikan materi dengan tema bebas tiap pertemuannya Penyuluh menyampaikan materi dengan jelas sesuai dengan hirearki penyuluhan dan karakteristik karyawan Penyuluh mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
Harga r hitung 0.4675473
Harga r tabel 0.5
Hasil Reliabel
0.39806153
0.5
Reliabel
0.702516353
0.5
Reliabel
0.4315821
0.5
Reliabel
0.7038941
0.5
Reliabel
0.3939787
0.5
Reliabel
0.4321811
0.5
Reliabel
0.3783715
0.5
Reliabel
0.4360546
0.5
Reliabel
0.4060121
0.5
Reliabel
0.4230351
0.5
Reliabel
12 13 14 15
16 17 18
19 20
21 22
23
24
25
26
1
2
Penyuluh melaksanakan penyuluhan sesuai waktu yang telah ditentukan Penyuluh melaksanakan pembelajaran secara runtut Penyuluh melaksanakan penyuluhan yang bersifat kontekstual Penyuluh mengajak untuk melakukan kebiasaan positif Penyuluh melaksanakan penyuluhan sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan Penyuluh menggunakan media secara efektif dan efisien Penyuluh menghasilkan pesan yang menarik Penyuluh menumbuhkan pasrtisipasi karyawan untuk aktif dalam proses belajar mengajar Penyuluh menunjukan sikap terbuka terhadap respon karyawan Penyuluh menumbuhkan keceriaan dan antusisme karyawan dalam penyuluhan Penyuluh menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik dan benar Penyuluh menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai
0.6926358
0.5
Reliabel
0.6441295
0.5
Reliabel
0.4916374
0.5
Reliabel
0.4805592
0.5
Reliabel
0.4981068
0.5
Reliabel
0.5613996
0.5
Reliabel
0.4315821
0.5
Reliabel
0.497707
0.5
Reliabel
0.5528154
0.5
Reliabel
0.6683291
0.5
Reliabel
0.4446002
0.5
Reliabel
Penyuluh memiliki kemampuan menerima kritik, saran dan pendapat karyawan Penyuluh melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan karyawan Kesediaan meluangkan waktu untuk konsultasi di luar kegiatan penyuluhan Penyuluh memberitahukan materi yang akan diberikan untuk minggu depan
0.3575653
0.5
Dihapus
0.5610664
0.5
Reliabel
0.3956169
0.5
Reliabel
0.4135995
0.5
Reliabel
Saya yakin dengan kemampuan saya dapat bekerja dengan baik di perseroan ini Saya memberikan pelayanan kepada
0.2572685
0.5
Reliabel
0.3556629
0.5
Reliabel
3 4
5 6
7
8
9
10
11 12 13 14 15 16 17
18 19
20
customer dengan cepat Saya berusaha bertanggung jawab terhadap pekerjaan saya Saya siap menanggung resiko terhadap segala kemungkinan yang terjadi dari tindakan pelayanan yang saya berikan Saya mengutamakan tugas dari kepentingan pribadi Saya sungguh-sungguh mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan pekerjaan Dengan perubahan dapat memacu semangat untuk memperoleh promosi jabatan Saya berusaha untuk dapat bekerja dengan baik mengharapkan jabatan tertentu Saya siap bersaing dengan karyawan lain dalam melayani pekerjaan maupun customer Saya selalu mengikuti perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) sebagai perimbangan dalam menyelesaikan pekerjaan Tanggung Jawab merupakan salah satu keberhasilan dalam bekerja Saya memiliki sikap peduli terhadap sesama Saya bekerja sungguh-sungguh Saya melaksanakan tugas dengan penuh kesadaran Karyawan mampu menggunakan potensi diri Karyawan siap menerima tanggung jawab yang lebih tinggi Karyawan berusaha untuk mencapai keunggulan dalam bekerja Saya mampu memperbaiki kesalahan sendiri dalam bekerja Saya berani mengambil resiko atas segala yang diperoleh dalam pekerjaan. Saya saling memberi support (dukungan) positif kepada yang lain.
0.48069519
0.5
Reliabel
0.581986
0.5
Reliabel
0.3820698
0.5
Reliabel
0.4038335
0.5
Reliabel
0.3414654
0.5
Reliabel
0.4904144
0.5
Reliabel
0.5192145
0.5
Reliabel
0.5364419
0.5
Reliabel
0.3963528
0.5
Reliabel
0.4252722
0.5
Reliabel
0.4201689 0.5338796
0.5 0.5
Reliabel Reliabel
0.3370741
0.5
Dihapus
0.4112102
0.5
Reliable
0.3773088
0.5
Reliabel
0.5505273
0.5
Reliabel
0.5201387
0.5
Reliabel
0.4069891
0.5
Reliabel
21 22
23
24
25
26
27
28 29
30
31
32
33
34
35 36
37
0.551949 0.5478492
0.5 0.5
Reliabel Reliabel
0.5439436
0.5
Reliabel
0.5160961
0.5
Reliabel
0.3903746
0.5
Reliabel
0.3903746
0.5
Reliabel
0.3637866
0.5
Reliabel
0.3596397
0.5
Tidak valid
Saya mampu menyelesaikan tugas rutin dan bekerja cepat
0.3981992
0.5
Reliabel
Saya bekerja secara efisien dan efektif sesuai dengan keahlian
0.4360948
0.5
Reliabel
0.6706247
0.5
Reliabel
0.8114865
0.5
Reliabel
0.592545
0.5
Reliabel
0.54039
0.5
Reliabel
0.5878129
0.5
Reliabel
0.1044666
0.5
dihapus
0.3596397
0.5
dihapus
Senang bekerja dengan ikhlas Pendidikan dan pengetahuan saya sesuai dengan bidang pekerjaan Pendidikan terakhir saya sesuai dengan bidang pekerjaan Saya mampu melakukan pekerjaan karena sudah berpengalaman Pelatihan meningkatkan kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan Pelatihan memberikan kesempatan untuk mengembangkan bakat mengenai pekerjaan Pelatihan meningkatkan keterampilan untuk meningkatkan kualitas pekerjaan
Saya saling bekerja sama dengan rekan kerja Saya memiliki hubungan sosial yang baik pada sesama rekan kerja Saya mampu melaksanakan pekerjaan secara mudah dan cermat Dengan imbalan finansial yang didapatkan, karyawan mampu tercukupi kebutuhan hidupnya Saya memperoleh gaji sesuai dengan pekerjaan dilakukan Saya mendapatkan rasa aman yang menjadikan kerja lebih optimal. Saya mendapatkan kenyamanan di tempat bekerja sehingga waktu kerja dipergunakan secara efektif dan optimal Saya mendapatkan sarana dan prasarana yang baik di dalam pekerjaan
38 39 40 41 42 43
44 45 46
47 48 49 50
Saat lingkungan kerja yang baik, maka emosi yang baik pula akan didapatkan oleh karyawan lain Saya memanfaatkan sosialisasi yang secara terarah dilakukan oleh individu Saya membutuhkan orang lain Saya tidak dapat memenuhi kebutuhannya tanpa campur tangan orang lain Saya mampu membangun kontak sosial Dengan imbalan finansial yang didapatkan, karyawan mampu tercukupi kebutuhan hidupnya Saya memperoleh gaji sesuai dengan pekerjaan dilakukan Saya memperoleh upah sesuai dengan pekerjaan Gaji yang diterima cukup untuk memenuhi kebutuhan saya Saya mendapat jaminan kesehatan Merasakan keamanan dalam melaksanakan pekerjaan Saya mendapat jaminan di hari tua Saya diberikan insentif atas prestasi yang diraih
0.404771
0.5
Reliabel
0.535252
0.5
Reliabel
0.5981653 0.5595815
0.5 0.5
Reliabel Reliabel
0.5724384
0.5
Reliabel
0.5528793
0.5
Tidak valid
0.5417463
0.5
Reliabel
0.3573479
0.5
Tidak valid
0.3387925
0.5
Tidak valid
0.5318992 0.5124889 0.5025981 0.505311
0.5 0.5 0.5 0.5
Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
51
Saya bekerja untuk menyambung hidup dalam mendapatkan rejeki
0.7502423
0.413
Reliabel
52
Keluarga menjadi motivasi utama dalam melakukan pekerjaan
0.376819
0.413
Reliabel
53
Memberikan penghargaan yang baik kepada orang lain
0.4516177
0.413
Reliabel
54
Hubungan kerja yang baik sangat mempengaruhi psikologis karyawan.
0.4560668
0.413
Reliabel
55
Saya memiliki komunikasi yang baik sesama rekan kerja
0.4310082
0.413
Reliabel
56
Saya mampu menunjukan suasana kekeluargaan di tempat bekerja
0.6244607
0.413
Reliabel
57
Saya memiliki pengendalian diri yang baik
0.7752379
0.413
Reliabel
Uji Reliabilitas Case Processing Summary
Valid Cases
Excluded
N
%
65
100.0
0
.0
65
100.0
a
Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Tabel. Reliabilitas Variabel Penyuluhan_Agama_Islam Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha ,862
24
Tabel. Reliabilitas Variabel Motivasi_Kerja
Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha ,906
41
Tabel. nilai korelasi dan probabilitas No 1 2 3 4
Variable X Penyuluhan Agama (X) Penyuluhan_Pembukaan (X1) Penyuluhan_Pelaksanaan (X2) Penyuluhan_Penutupan (X3)
Nilai korelasi 0,486** 0,492** 0,488** 0,422**
Nilai probabilitas 0,369 0,076 0,215 0,076
Tabel. korelasi antara penyuluhan agama dengan motivasi kerja karyawan Correlations X1 Pearson Correlation X1
Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation Y
Sig. (2-tailed)
50
50
50
**
1
**
50
50
**
1
50
50 **
,488
50
Variables Removed
b
a. Dependent Variable: Y_Motivasi_Kerja b. All requested variables entered.
1
50
X_Penyuluhan_ Agama_Islam
**
,422
50
Method
Entered 1
50
,002
a
Variables
50
,000
Variables Entered/Removed
. Enter
**
,422
,002
,000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Model
**
,488
50
,000
**
**
,000
,695
,492
,695
,000
,000
N
**
,492
50
,658
N
**
,000
50
Sig. (2-tailed)
,658
,000
,000
Pearson Correlation
Y
,000
,691
N
X3
,691
Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation
X3 **
1
N
X2
X2
50
DOKUMENTASI KEGIATAN PENYULUHAN AGAMA PERSEROAN TERBATAS KRAKATAU BANDAR SAMUDERA CIGADING Kegiatan Penyuluhan Agama Islam oleh Penyuluh Agama di Masjid Bahari (Masjid Perusahaan)
Responden mengisi kuesioner setelah mendapatkan Penyuluhan Agama
Kegiatan Penyuluhan Agama Islam oleh Penyuluh Agama di Masjid Bahari (Masjid Perusahaan)
Kegiatan Penyuluhan Agama Islam oleh Penyuluh Agama di Masjid Bahari (Masjid Perusahaan)
Kegiatan Penyuluhan Agama Islam oleh Penyuluh Agama di Masjid Bahari (Masjid Perusahaan)
Kegiatan Penyuluhan Agama Islam oleh Penyuluh Agama Islam di Masjid Bahari (Masjid Perusahaan)
Foto saat sharing mengenai kegiatan Penyuluhan Agama Islam oleh salah satu divisi Humas PT Krakatau Bandar Samudera Cigading
FOTO SIDANG SKRIPSI RABU, 19 APRIL 2017 PUKUL 09:00-10:00 LT. 7A FIDKOM