HUBUNGAN ANTARA LAMANYA KEMOTERAPI DENGAN BODY IMAGE PASIEN LEUKEMIA LIMFOSIT AKUT PADA ANAK PRA SEKOLAH DI RSUD Dr. MOEWARDI DI SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Me menuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan
Oleh : SRI LESTARI J210 110 216
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S1 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
Hubungan Antara Lamanya Kemoterapi Dengan Body Image Pasien Leukemia Limfosit Akut Pada Anak Pra Sekolah Di RSUD Dr. Moewardi Di Surakarta (Sri Lestari)
1
PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA LAMANYA KEMOTERAPI DENGAN BODY IMAGE PASIEN LEUKEMIA LIMFOSIT AKUT PADA ANAK PRA SEKOLAH DI RSUD DR. MOEWARDI DI SURAKARTA
Sri Lestari* Siti Arifah, S.Kp.,M.Kes ** Dewi Suryandari S.Kep. Ns***
Abstrak
Kemoterapi mempunyai efek samping diantaranya nafsu makan menurun, mual muntah, penurunan berat badan, dan rambut rontok. Salah satu diantaranya menimbulkan gangguan body image. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara lamanya kemoterapi dengan body image pasien leukemia limfosit akut pada anak pra sekolah di RSUD dr. Moewardi di Surakarta. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif, metode penelitian deskriptif korelasi, dan rancangan penelitian cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 15 anak dengan teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Kriteria sampel yaitu anak leukemia limfosit akut usia 3-6 tahun yang menjalani perawatan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Instrument penelitian variabel lamanya kemoterapi menggunakan metode wawancara dengan keluarga dan data di Rekam Medik seberapa lama anak mendapatkan kemoterapi, sementara body image menggunakan kuesioner dengan instrument penelitian menggunakan Multidimensional Body Self Relation Questionnaire. Pengujian hipotesis menggunakan uji Spearman Rho. Hasil menunjukkan nilai koefisien korelasi (τ) sebesar 0,005 dengan nilai signifikansi (p-value) -0,680. Simpulan : (1) Mayoritas anak leukemia limfosit akut usia pra sekolah mendapatkan kemoterapi kategori lama 47%, sedang 33%, dan baru 20% (2) Mayoritas anak leukemia limfosit akut usia pra sekolah mengalami body imge baik yaitu sebesar 60%, sedangkan yang memiliki body image baik 40%. (3) Terdapat hubungan signifikan antara lamanya kemoterapi dengan body image pasien leukemia limfosit akut pada anak pra sekolah di RSUD dr. Moewardi di Surakarta. Kata kunci: lamanya kemoterapi, body image, anak pra sekolah, leukemia Limfosit akut
Hubungan Antara Lamanya Kemoterapi Dengan Body Image Pasien Leukemia Limfosit Akut Pada Anak Pra Sekolah Di RSUD Dr. Moewardi Di Surakarta (Sri Lestari)
2
THE RELATIONSHIP BETWEEN LENGTH OF CHEMOTHERAP WITH BODY IMAGE ACUTE LYMPHOCTYTIC LEUKEMIA PATIENTS IN PRE SCHOOL CHILDREN IN HOSPITAL Dr. MOEWARDI IN SURAKARTA
Sri Lestari* Siti Arifah, S.Kp.,M.Kes ** Dewi Suryandari S.Kep. Ns***
Abstract The effecs of chemotheraphy are eating, nausea, decreasing the of weight body and alopecia this. This condition cause body image disturbance. The research aims is to determine the relationship between body image and the length of chemotheraphy with acut lymphocytic leukemia patients in pre school children in hospital in Dr. Moewardi in Surakarta. This is quantitative research, correlation method, and research program used cross sectional. The sample 15 children with the total of sampling technique use of sampling. Sample criteria are acut lymphocytic leukemia children age 3- 6 years who underwent treatment ot the hospital dr. Moewardi in Surakarta. Research instrument variable duration of chemotherapy using interviews with the families and the data in the medical record how long the child receiving chemotherapy, while body image research using questionnaires with the instrument using the Multidimensional Body Self Relations Questionnaire. Hypotheses testing use Spearman's Rho. The results of research showed a correlation coefficient (τ) of 0.005 with a significance value (pvalue) -0.680. The conclusion of the research are: (1) The majority of acute lymphocytic leukemia children in pre-school age receiving chemotherapy old category 47%, moderate 33%, and only 20% (2) The majority of acute lymphocytic leukemia children in pre-school age have a good body image that is equal to 60%,while the have a good body image 40%. (3) There is a significant relationship between body image and the length of chemotherapy with acute lymphocytic leukemia patients in pre-school children in dr. Moewardi in Surakarta. Keywords: duration of chemotherapy, body image, pre-school children, leukemia acute lymphocytic
Hubungan Antara Lamanya Kemoterapi Dengan Body Image Pasien Leukemia Limfosit Akut Pada Anak Pra Sekolah Di RSUD Dr. Moewardi Di Surakarta (Sri Lestari)
PENDAHULUAN Leukemia Limfosit Akut (LLA) adalah keganasan klonal dari selsel precursor limfoid. Lebih dari 80% kasus, sel- sel ganas berasl dari limfosit B, dan sisanya merupakan leukemia sel T. Leukemia ini merupakan bentuk leukemia yang paling banyak pada anak- anak (Fianza, 2007). Leukemia akut pada masa anak- anak merupakan 30-40% dari keganasan. Insiden rata- rata 4- 4,5 kasus/ tahun/ 100.000 anak dibawah 15 tahun. Dinegara berkembang 83% LLA, 17% AML, lebih tinggi pada anak kulit putih dibandingkan kulit hitam. Di Jepang mencapai 4/100.000 anak, dan diperkirakan tiap tahun mencapai 1000 kasus baru. Sedangkan di Jakarta insiden mencapai 2.76/100.000 anak usia 14 tahun (IDAI,2010). Secara umum pengobatan yang tepat untuk kasus leukemia pada anak adalah kemoterapi. Karena prevaliansi leukemia dan limfoma pada anak cukup tinggi, sekitar 97-98% dapat mencapai remisi sempurna (Nelson, 2007).
Reaksi penyakit dan pengobatan kemoterapi yang dijalani sangat mempengaruhi efek pada anak usia pra sekolah. Hal ini mempengaruhi kondisi body image seperti persepsi ukuran bentuk tubuh, status jenis kelamin, pola perilaku di masyarakat (Potter, 2010). Berdasarkan hasil observasi pada Rekam Medik di Rumah Sakit dr. Moewardi di Surakarta menunjukan bahwa data dari bulan Juli 2010 sampai dengan bulan September 2011 terdapat 144 pasien yang menderita leukemia.Sehingga dapat digolongkan dengan anak usia 1-4
3
tahun terdapat 36% pasien anak perempuan maupun anak laki-laki. Berdasarkan hasil wawancara dengan 9 orang tua pasien penderita leukemia limfositakut, dari 14 pasien penderita leukemia limfosit akut terdapat 70% pasien mengeluh merasa sakit dan cemas, selain itu 45% pasien cenderung menarik diri dari teman sebaya maupun tetangga ketika mendapat kunjungan. Sering kali anak menunjukan ekspresinya dengan menangis. LANDASAN TEORI Leukemia limfoblastik akut Leukemia limfosit akut (LLA) merupakan penyakit yang menunjukan proliferasi maligna sel immature (yaitu, blastik) dan melibatkan pra sel b biasanya ini terjadi pada anak- anak dengan angka kejadian 80% (Rudolph, 2006). Model pengobatan kemoterapi menurut (Hockbenberry, 2011) : 1. Kemoterapi a. Remission Induction (Induksi remisi) b. Intensification, or Consolidation, Therapy (Terapi intensifikasi atau konsolidasi) c. Rumatan (Pemeliharaan) 2. Transplantasi sum-sum tulang belakang Anak Usia Pra Sekolah Menurut Soepartini (2004) anak usia prasekolah adalah merupakan masa transisi dan periode ini berkisar antara usia 3-6 tahun, pada masa ini anak akan lebih aktif, kreatif, inovatif, imajinativ, dan kemampuan berbicara dan berhubungan dengan orang lain semakin meningkat.
Hubungan Antara Lamanya Kemoterapi Dengan Body Image Pasien Leukemia Limfosit Akut Pada Anak Pra Sekolah Di RSUD Dr. Moewardi Di Surakarta (Sri Lestari)
Ciri anak pra sekolah meliputi dimana merupakan anak memiliki perkembangan individu pada usia 26 tahun, ketika anak memiliki kesadaran tentang dirinya sebagai seorang pria atau wanita, dapat mengatur diri dalam toilet training dan mengenal beberapa hal yang dianggap berbahaya (Mansyur,2008) Menurut Potter Perry (2010) meliputi beberapa hal tentang karekter anak prasekolah terhadap body image sebagai berikut: a. Persepsi terhadap bagian tubuh secara positif terhadap bagian dan keadaan yang sedang dialami. b. Penampilan secara keseluruhan, selain bagian tubuh yang dipandang secara positif terhadap bagian keadaan dari dirinya. c. Pengukuran ukuran tubuh, melihat bagaimana anak memandang berat badannya dibanding teman sebaya. Kemoterapi Kemoterapi pada anak saat ini mempunyai arti sangat penting karena telah berhasil menaikan angka kesembuhan kanker anak. Obat anti kanker yang sekarang ini digunakan secara klinis mempunyai efek sitostatik dengan cara mempengaruhi sintesis atau fungsi DNA (Permono,2010). Tujuan pemberian kemoterapi adalah untuk menghambat pertumbuhan sel kanker, Membunuh sel kanker, meningkatkan kualitas hidup, mematikan sel- sel kanker yang ada dalam tubuh, dan memperkecil ukuran sel kanker (William, 2008). efek samping kemoterapi menurut (Hoffbrand, 2012): a. Mual muntah
4
b. Anemia hemolitik c. Rambut rontok d. Penurunan berat badan
Body image Body image atau citra tubuh adalah perilaku yang berkaitan dengan tubuh, termasuk penampilan, struktur, atau fungsi fisik. Rasa terhadap citra tubuh termasuk semua yang berkaitan dengan seksualitas, feminitas, dan maskulinitas, berpenampilan muda, kesehatan, dan kekuatan (Potter, 2010). Faktor – faktor yang mempengaruhi body image Menurut Linda Smolak (2004) dalam Body Image Development in Children, hal yang mempengaruhi citra tubuh sebagai berikut: 1) Penampilan dan struktur tubuh yang dimiliki. 2) Rasa terhadap citra tubuh terhadap bentuk tubuh yang dimiliki. 3) Mengeksplorasi hal terpenting pada organ tubuh dan fungsinya. Pengukuran body image menggunakan alat ukur dengan Multidiminsional Body Selt Relation Questionnaire Appearance Scale menurut Cash (2005). meliputi: a. Orientasi penampilan b. Evaluasi penampilan c. Kepuasan terhadap bagian tubuh d. Pengukuran ukuran tubuh
Hubungan Antara Lamanya Kemoterapi Dengan Body Image Pasien Leukemia Limfosit Akut Pada Anak Pra Sekolah Di RSUD Dr. Moewardi Di Surakarta (Sri Lestari)
Kerangka Konsep V. Bebas Lamanya kemoterapi: 1. lama 2. sedang 3. baru
V. Terikat Body image anak pra sekolah pasien leukemia: 1. Baik 2. Buruk
V. Penganggu Faktor-faktor yang mempengaruhi body image anak: 1. Rasa terhadap citra tubuh terhadap bentuk tubuh yang dimliki
Gambar 1 Kerangka Konsep Hipotesis H0 : Tidak ada hubungan antara lamanya kemoterapi dengan body image pasien leukemia limfosit akut pada anak pra sekolah : Ada hubungan antara Ha lamanya kemoterapi dengan body image pasien leukemia limfosit akut pada anak pra sekolah METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, desain penelitian yang digunakan deskriptif korelasi yaitu rancangan penelitian yang bermaksud untuk mencari hubungan 2 variabel (Arikunto, 2010) Pengumpulan data peneliti menggunakan kuesioner melalui pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan dengan membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor resiko dengan efek, dengan cara pengumpulan data
sekaligus pada suatu (Notoatmojo, 2005). Populasi dan Sampel
5
saat
Populasi dalam penelitian ini adalah semua anak usia prasekolah yang menderita leukemia limfositik akut yang menjalani perawatan di RSUD DR. Moewardi Surakarta, sejumlah 15 pasien yang didapatkan dari dokumentasi keperawatan Ruang Melati 2 tahun 2012. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian inii adalah total sampling yaitu 15 responden Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan alat ukur berupa kuesioner body image dan tehnik wawancara serta data dari Rekam Medik untuk Lamanya Kemoterapi. Analisis Data Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji Spearman Rho. HASIL PENELITIAN Analisis Univariat Tabel 1. Tabulasi Data kemoterapi No. 1 2 3
Rentang Skor Baru (1 bulan) Sedang(5 bulan) Lama (7 bulan) Total
lamanya
Frek
%
3
20 %
5
33 %
7
47 %
15
100%
Distribusi lamanya kemoterapi menunjukkan distribusi tertinggi adalah lama yaitu sebanyak 7 anak (47 %).
Hubungan Antara Lamanya Kemoterapi Dengan Body Image Pasien Leukemia Limfosit Akut Pada Anak Pra Sekolah Di RSUD Dr. Moewardi Di Surakarta (Sri Lestari)
Tabel 2. Body image pasien leukemia limfosit akut pada anak pra sekolah Rentang No Frek % Skor Baik (Skor 1 6 40% > 70) Buruk 2 9 60% (Skor < 70) Total 15 100% Berdasarkan tabel 4.3 tersebut diatas hasil analisis univariat data mayoritas body image anak leukemia limfoblastik akut usia pra sekolah dalam kategori memiliki body image buruk dengan skor < 70 yaitu sebanyak 9 anak atau 60%. Analisis Bivariat Tabel 3. Hubungan antara lamanya kemoterapi dengan body image pasien leukemia limfosit akut pada anak pra sekolah Body image anak pasien Frek leukemia limfosit akut pada anak Lamanya pra sekolah KemoBuruk Baik Total terapi N % N % N % 1 33 2 67 Baru 3 100 Sedang Lama
1
Total
9
7
20 100 60
4
80
5
100
0
0
7
100
6
40
15
Berdasarkan analisa pentabel silangan data (crosstab) dari tabel 4.5 diatas, hasil analisa hubungan lamanya kemoterapi dengan body image diperoleh bahwa hasil crosstab data pada nilai frekuensi kemoterapi baru dengan body image baik sebanyak 2 responden (67%). Untuk crosstab data pada frekuensi kemoterapi sedang sebanyak 1 responden (20%) dengan body image baik sebanyak (80%), 7 responden (100%) dengan body image buruk Selanjutnya crosstab data pada nilai
6
kategori body image yang lama kemoterapi sebanyak 7 (100%), sedang sebanyak 5 responden (80%%) dengan kecemasan sedang, 3 responden baru (67%) dengan terhitung baru, ada 1 responden dengan body image buruk(33 %). Hubungan lamanya kemoterapi dengan body image pasien leukemia pada anak usia pra sekolah di RSUD dr. Moewardi Surakarta menunjukkan bahwa semakin lama kemoterapi, maka body image responden semakin buruk. Hasil uji korelasi Rank Spearman diperoleh nilai rhitung sebesar -0,680 dengan nilai p-value 0,005. Nilai p-value lebih kecil dari 0,05 (0,005 < 0,05) maka diputuskan H0 ditolak dan disimpulkan terdapat hubungan lamanya kemoterapi dengan body image pasien leukemia limfosit akut pada anak usia pra sekolah di RSUD dr. Moewardi Surakarta, yaitu semakin lama kemoterapi maka body image anak semakin buruk (Sugiyono, 2012) Pembahasan Lamanya kemoterapi anak leukemia limfoblastik akut usia pra sekolah Berdasarkan hasil penelitian kategori lama sebanyak 7 responden disebabkan karena responden sudah mendapatkan kemoterapi selama 18 minggu, dalam fase ini merupakan fase Consolidation atau Maintenance. Fase kemoterapi ini akan mengakibatkan penurunan jumlah sel darah putih karena dosis yang digunakan tergolong pengobatan dosis tinggi. Penurunan jumlah sel darah putih tersebut mengakibatkan kekebalan seseorang individu akan menurun (Hockbenbery, 2011). Sedangkan dalam kategori baru terdapat 3 responden, hasil
Hubungan Antara Lamanya Kemoterapi Dengan Body Image Pasien Leukemia Limfosit Akut Pada Anak Pra Sekolah Di RSUD Dr. Moewardi Di Surakarta (Sri Lestari)
observasi responden mendapatkan kemoterapi selama 6 minggu, fase ini termasuk dalam fase awal Remission Induction Fase ini merupakan mielosupresi dalam unsur-unsur darah yang tidak normal, periode waktu yang terjadi segera sesudah remisi merupakan periode yang sangat menentukan.. (IDAI, 2010). Kondisi ini didukung oleh penelitian Gutierrez (2012) dalam penelitian ini menerangkan bahwa anak dengan LLA akan menjalani serangkaian tahap kemoterapi yang sebagian besar pasien mengalami kemoterapi dalam kategori tinggi, kondisi ini memungkinkan timbulnya efek samping kemoterapi pada diri pasien juga tinggi. Body image pasien leukemia limfosit akut pada anak pra sekolah Berdasarkan hasil penelitian banyaknya responden yang menunjukan kondisi body image buruk sebanyak 9 responden. Responden mengalami penurunan berat badan, bibir sariawan, wajah pucat, dan kerontokan rambut. Faktor lain disebabkan oleh adanya faktor tidak nyaman terhadap perubahan penampilan tubuh dan fungsinya yang disebabkan oleh pengobatan, perlukaan dan ketidakmapuan (Hockbenbery, 2011). Dalam penelitian Rosenberg (2008) penampilan tubuh yang memiliki komponen kognitif berhubungan dengan keyakinan individu mengenai bentuk dan penampilan fisik. Self esteem yang didalamnya terdapat dimensi fisik tentu saja berpengaruh terhadap perkembangan body image. Sedangkan yang memiliki body image baik terdapat 6 responden. Dimana mereka masih
7
memiliki kemampuan untuk saling berinteraksi dengan teman sebaya, serta masih memiliki percaya diri yang kuat untuk bertemu dengan orang asing (Potter, 2010). Menurut penelitian Erol & Orth (2011) seseorang yang memiliki body image yang posistif yang berarti memiliki persepsi posistif mengenai diri mereka, maka mereka akan menerima kondisi fisik yang dimiliki dan memanfaatkannya secara efektif. Hubungan antara lamanya kemoterapi dengan body image pasien leukemia limfosit akut Hubungan lamanya kemoterapi dengan body image pasien leukemia pada anak usia pra sekolah di RSUD dr. Moewardi Surakarta menunjukkan bahwa semakin lama kemoterapi, maka body image responden semakin buruk. Hasil uji korelasi Rank Spearman diperoleh nilai rhitung sebesar -0,680 dengan nilai p-value 0,005. Nilai p-value lebih kecil dari 0,05 (0,005 < 0,05) maka diputuskan H0 ditolak dan disimpulkan terdapat hubung anantara lamanya kemoterapi dengan body image pasien leukemia limfosit akut pada anak usia pra sekolah di RSUD dr. Moewardi Surakarta, yaitu semakin lama kemoterapi, maka body image anak semakin buruk. Berdasarkan hasil tabel 4.4 diatas 1 responden dengan lamanya kemoterapi dengan kategori baru dengan hasil 33% mengalami body image buruk. Hal ini sebabkan oleh responden mendapatkan terapi selama 6 minggu dalam fase ini disebut fase awal Remission Dalam fase awal Induction. Remission Induction terjadinya penurunan kondisi tubuh setelah dikemoterapi sampai terjadinya
Hubungan Antara Lamanya Kemoterapi Dengan Body Image Pasien Leukemia Limfosit Akut Pada Anak Pra Sekolah Di RSUD Dr. Moewardi Di Surakarta (Sri Lestari)
perubahan kondisi fisik sekitar 6- 12 jam, perubahan fisik yang terjadi wajah pucat, bibir kering, nafsu makan menurun dan terjadi penurunan berat badan. Menurut Jones (2005) perubahan fisik yang terjadi ini tentu saja mempengaruhi perubahan fisik seperti penurunan berat badan hal ini akan mempengaruhi rasa tidak percaya diri terhadap diri sendiri. Seseorang yang mempersepsikan dirinya memiliki kekurangan maka hal tersebut akan mempengaruhi terjadinya gangguan perubahan body image. Terdapat 7 Responden (100%) dengan frekuensi kategori lama mengalami tindakan kemoterapi sehingga hasil menujukan responden tergolong memiliki body image buruk. Kebanyakan dari responden mengalami pengobatan kemoterapi diatas 28 minggu sehingga fase ini termasuk Consolidation fase dimana penyuntikan intratekal yang menyertai kemoterapi yang sistemik meliputi pemberian L-asparaginase, metotreksat dosis tinggi sehingga hal tersebut akan memperlihatkan adanya perubahan yang signifikan terhadap perubahan kondisi body image. Faktor yang menyebabkan kebotakan akibat kemoterapi salah satu diantaranya karena mendapatkan sebuah pengobatan pengikat DNA daunorubisin dan hidroksodaunorubisin dengan mekanisme yang berkaitan dengan DNA mengganggu mitosis dan mengakibatkan kerusakan spindle tanpa adanya metastase yang salah satu efek samping dari pengobatan tersebut menyebabkan kerontokan rambut (Hoffbrand, 2012). Sebanyak 5 responden mengalami kerontokan rambut, wajah menjadi pucat ,badan kurus
8
karena kehilangan nafsu makan dan bibir pecah- pecah. Menurut Philips (2006) bahwa sikap seseorang terhadap tubuhnya baik yang disadari maupun tidak, mengalami perubahan penampilan fisik serta kehilangan fungsi struktur tubuh akan mempengaruhi seseorang mengalami gangguan body image. Hubungan pemberian kemoterapi dengan perubahan body image adalah ketika seseorang mengalami pengobatan kemoterapi pasti akan mengalami efek dari pengobatan tersebut seperti mual muntah, penurunan nafsu makan, penurunan berat badan dan rambut rontok. Dari sekian efek tersebut akan berpengaruh terhadap gangguan body image dengan dua kriteria bila dikatakan body image baik maka seseo positif dirinya, nyaman dengan keadaan dirinya bagaimanapun keadaanya.Sedangkan dikatakan body image buruk maka seseorang selalu tidak percaya diri, merasa minder dan tidak bisa menerima keadaan dirinya sendiri sehingga mereka cenderung menarik diri. Faktor lain penampilan secara keseluruhan merupakan komponen yang ikut menentukan pula terhadap perkembangan anak dimana anak mengalami perubahan dalam penampilan, struktur atau fungsi tubuh, kehilangan fungsi yang signifikan atau perubahan dalam penampilan (Potter, 2010). Sebagai contoh ketika anak mengalami proses perkembangan dan pertumbuhan pada dirinya dan memiliki sesuatu kekurangan terhadap kondisi fisik maka hal tersebut akan mempengaruhi body image anak (Hockbenbery, 2011). Hasil penelitian ini, yaitu adanya hubungan lamanya kemoterapi dengan body image anak pra
Hubungan Antara Lamanya Kemoterapi Dengan Body Image Pasien Leukemia Limfosit Akut Pada Anak Pra Sekolah Di RSUD Dr. Moewardi Di Surakarta (Sri Lestari)
sekolah, ternyata mendukung hasil penelitian terdahulu, yaitu penelitian David & Murray (2006) Penelitian tersebut menganalisis faktor-faktor apakah yang menganggu gambaran body image pada anak. Penelitian menunjukkan bahwa salah satu faktor penganggu gambaran body image anak adalah terjadinya pemberian pengobatan kemoterapi dalam waktu jangka panjang.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Lama kemoterapi pada anak usia prasekolah yang menderita leukemia sebagian besar adalah lama sebanyak 47%. 2. Gambaran body image pada anak usia pra sekolah yang menderita leukemia sebagian besar adalah buruk sebanyak 60%. 3. Terdapat hubungan antara lamanya kemoterapi dengan body image pada anak usia pra sekolah yang menderita leukemia, yaitu semakin lama kemoterapi, maka gambaran body image anak pra sekolah semakin buruk. Saran 1. Perawat hendaknya mengembangkan kemampuan caringnya kepada pasien, sehingga dapat memotivasi pasien untuk menghadapi kondisinya saat ini, khususnya yang berhubungan dengan efek kemoterapi. kecemasan anak selama anak dihospitalisasi, teruatama saat dilakukan tindakan invasif. 2. Institusi pendidikan hendaknya membekali mahasiswanya dengan teknik-teknik keperawatan anak yang baik,
9
sehingga mereka memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang cukup untuk melakukan keperawatan pada anak. 3. Rumah sakit hendaknya memperhatikan kelengkepan sarana dan prasarana ruang kemoterapi, khususnya bagi anak pra sekolah, sehingga dengan penataan ruang yang baik, misalnya dibuat senyaman mungkin dan semirip mungkin dengan kondisi rumah, diharapkan dapat meminimalkan rasa perpisahan anak dari rumah dan dampaknya mampu menurunkan kecemasan anak. 4. Peneliti selanjutnya diharapkan mampu mengembangkan hasil penelitian dengan menambahkan factor-faktor lain yang berhubungan dengan gambaran body image anak pra sekolah, sehingga diketahui faktor manakah yang paling dominan berhubungan dengan body image anak pra sekolah. DAFTAR PUSTAKA Arikunto,Suharsimi.(2010). Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi revisi 2010. Jakarta : Rineka Cipta David. & Murray, JN. D. (2004). “Very Young children’s body images”: Bodies and Minds under construction. Journal of Educational Enquiry. Vol. 7, No. 4. 2006 University of South Australia, Australia Rudolp, Abraham. (2007). Buku Ajar Pediatric Rudolph/ Rudolph’’s Pediatrics: Jakarta: EGC EroErol. RY & Orth, U. (2011), SelfEsteem development from age
Hubungan Antara Lamanya Kemoterapi Dengan Body Image Pasien Leukemia Limfosit Akut Pada Anak Pra 10 Sekolah Di RSUD Dr. Moewardi Di Surakarta (Sri Lestari)
14 to 30 years: A longitudinal study, Journal of Personality and Social Psychology, Vol, 101, No. 3, 607- 619. http;//web.ebscohost.com/ehos t/res. Diakses 3 Mei 2010
Mansyur. 2008. Psikologi Ibu Dan Anak. Jakarta: Salemba Medika
Fianza, (2010). Buku Ajar Hematologi- Onkologi Anak. Jakarta: Badan Penerbit IDAI
Nelson. E. Waldo. (2007). Nelson Esensi Pediatri. Edisi 15. Vol. 3. Jakarta : EGC
Guetierrez, L. Jasso. (2012). Estimation of Chemotherapy Costs Applying The Full Protocol of Children. Vol.2. University of Mexico. http//www.google.co.id. Diakses 22 Mei 2012
Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metode Penelitian Kesehatan. Edisi revisi. Jakarta : Rineka Cipta
Hockbenberry, M.J. David. Wilson. (2011). Wong’s Nursing Care Of Infant And Children. Edition 9. Canada : Mosby Elsevier Hoffbrand.A.V, Pettit. Moss. (2012). Hematologi. edisi 4. Alih Bahasa Jakarta: EGC IDAI.
(2010). Buku Ajar Hematologi- Onkologi Anak. Jakarta : EGC
Jones.D.C. (2005). ”Adololescent body image dissatisfaction”. Journal of Child Psychology and Psychiatry. Vol.39, no.8 252262. http;//web.ebscohost.com/ehos t/res. Accesed 17 September 2010 Linda. Smolok. (2004). ”Body Image Development In Children”. Journal of Psychology in Medice.Vol. 11. 213- 284.
http//.www.ebscohost.com/eho st/res. Diakses 10 Maret 2012
Permono, Bambang. 2010. Buku Ajar Hematologi – Onkologi Anak. Jakarta: Badan Penerbit IDAI Philips, John. (2007). Personality, Body Image. ”Journal of Chidren Psychology. Vol. 32(5). 618623. http//.www.google.co.id. Diakses 16 Mei 2011 Potter. Perry. (2010). Buku Fundamental Keperawatan,Terjemahan. EGC Rekam medik (2010-2011) RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Tidak dipublikasikan. Rosenberg. (2008). Self esteem in bodysmorphic disorder. Body image. Journal Psychology klinis.Vol.http;//www.google.c o.id. Diakses 12 juni 2012 Rudolp, Abraham. (2007). Buku Ajar Pediatric Rudolph / Rudolph’s Pediatrics : Alih Bahasa Jakarta: EGC
Hubungan Antara Lamanya Kemoterapi Dengan Body Image Pasien Leukemia Limfosit Akut Pada Anak Pra 11 Sekolah Di RSUD Dr. Moewardi Di Surakarta (Sri Lestari)
Soepartini Yupi. (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC Thomas, F. Cash.dkk. (2005). Multidimensional Body Self Relation Questionnaire Appearance Scale (MBSRQAS). New York Willie, Japaries. (2008). Buku Ajar Onkologi Klinis, Edisi 2. Science Publication. Beijing China *Sri Lestari : Mahasiswa S1 Keperawatan FIK UMS. Jln A Yani Tromol Post 1 Kartasura ** Siti Arifah, S.Kp., M.Kes : Dosen Keperawatan FIK UMS. Jln A Yani Tromol Post 1 Kartasura. ** Dewi Suryandari, S.Kep.Ns : Dosen Keperawatan FIK UMS. Jln A Yani Tromol Post 1 Kartasura