HUBUNGAN ANTARA PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DENGAN ANGKA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran
Diajukan Oleh :
NISWATUS SA’ADAH J 500 090 085
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DENGAN ANGKA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Niswatus Sa’adah, Supanji Raharja, Anika Candrasari Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta Latar Belakang: Preeklampsia adalah penyakit yang terjadi pada masa kehamilan yang biasanya muncul setelah 20 minggu dan ditandai oleh terjadinya peningkatan tekanan darah selama kehamilan (sistole/diastole ≥140/90 mmHg) disertai proteinuria dan edema (Prawirohardjo, 2009). Prevalensi terjadinya preeklampsia meningkat apabila ditemukan riwayat keluarga, ras, primigravida, usia, peningkatan berat badan (Dekker, 2004). Penelitian menunjukkan adanya hubungan antara pertambahan berat badan ibu hamil dengan peningkatan terjadinya preeklampsia, dimana resiko preeklampsia bertambah seiring bertambahnya berat badan ibu sewaktu hamil terdapat 16,3% (Luealon, 2010). Ibu hamil dengan pertambahan berat badan normal (≤15 kg) dan berlebih (>15 kg) memiliki resiko terjadinya preeklampsia. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara pertambahan berat badan ibu hamil dengan angka kejadian preeklampsia di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Metode Penelitan: Observasional analitik dengan rancangan cross-sectional. Sampel yang digunakan berjumlah 100 dibagi menjadi menjadi dua kelompok yaitu 50 untuk kasus dan 50 untuk kontrol. Instrumen yang digunakan adalah data sekunder dari rekam medik yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis data bivariat menggunakan uji Chi-Square dan multivariat menggunakan uji Regresi Linier. Hasil: Analisis data dengan menggunakan uji Chi-Square menunjukkan hubungan yang bermakna antara pertambahan berat badan ibu hamil dan preeklampsia (p=0,001). Dan dengan uji regresi linier didapatkan hasil yang bermakna antara pertambahan berat badan dengan preeklampsia (p=0,002). Sedangkan didapatkan hasil yang tidak bermakna antara graviditas dengan preeklampsia (p=0,129) dan antara usia dengan preeklampsia (p=0,513). Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara pertambahan berat badan ibu hamil dengan kejadian preeklampsia.
Kata kunci : Pertambahan Berat Badan Ibu hamil, Graviditas, Preeklampsia
ABSTRACT RELATIONSHIP BETWEEN MATERNAL WEIGHT GAIN WITH THE INSIDENCE OF PREECLAMPSIA AT RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Niswatus Sa’adah, Supanji Raharja, Anika Candrasari Faculty of Medicine, Muhammadiyah University of Surakarta
Background: Preeclampsia is a disease that occurs during pregnancy usually appear after 20 weeks and is characterized by an increase in blood pressure during pregnancy (systolic/diastolic ≥140/90 mmHg) with proteinuria, and edema (Prawirohardjo, 2009). Prevalence of preeclampsia was found increase as family history, race, primigravida, age, weight gain (Dekker, 2004). Research shows an association between maternal weight gain with an increase in the occurrence of preeclampsia, where the risk of preeclampsia increases with maternal weight gain during pregnancy are 16.3% (Luealon, 2010). Maternal with normal body weight (≤15 kg) and excess (>15 kg) had a risk of preeclampsia. Objective: To determine the relationship between maternal weight gain with incidence of preeclampsia at Dr. Moewardi Surakarta hospitals. Methods: Observational analytic cross-sectional design. The sample was used 100 divided into two groups: 50 for cases and 50 for controls. The instruments are used secondary data from medical records based the inclusion and exclusion criteria. Bivariate data analysis using Chi-square test and multivariate test using Linear Regression. Results: Data analysis using Chi-Square test showed a significant association between maternal weight gain and preeclampsia (p=0.001). And the linear regression obtained significant results between maternal weight gain with preeclampsia (p=0.002). While not significant results were obtained between gravidity with preeclampsia (p=0.129) and between the ages with preeclampsia (p=0.513). Conclusion: There is a significant association between maternal weight gain with preeclampsia occurrence.
Keywords: Maternal Weight Gain, Gravidity, Preeclampsia
PENDAHULUAN Latar Belakang Kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (2007-2008) angka kematian ibu adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup. Yang menjadi sebab utama kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan, preeklampsia atau eklampsia dan merupakan penyebab kematian perinatal tinggi (Rozikhan, 2007). Preeklampsia merupakan masalah dalam pelayanan obstetri dan merupakan salah satu morbiditas dan mortalitas ibu dan janin. Angka terjadinya preeklampsia sekitar 7-10% dari seluruh kehamilan dan masing-masing negara mempunyai angka yang berlainan. Di Amerika Serikat, 15 % dari kematian ibu hamil disebabkan oleh preeklampsia. Diperkirakan sekitar 50% dari seluruh kehamilan berhubungan dengan preeklampsia. Di Indonesia mempunyai angka kejadiaan preeklampsia sekitar 710% dari seluruh kehamilan (Birawa, dkk., 2009). Preeklampsia didefinisikan sebagai hipertensi setelah 20 minggu kehamilan disertai proteinuria dan edema (Sohlberg et al, 2012). Penyebab preeklampsia sampai sekarang belum diketahui secara pasti. Banyak teori yang menerangkan namun belum dapat memberi jawaban yang memuaskan (Prawirohardjo, 2009). Salah satu yang mempengaruhi terjadinya preeklampsia adalah pertambahan berat badan pada ibu hamil yang berlebihan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berat badan ibu hamil adalah besarnya ukuran/bobot pada ibu hamil. Berdasarkan penelitian Cedergren (2007) diperoleh data dimana ibu hamil dengan pertambahan berat badan sebesar 5-7 kg semasa kehamilan terdapat 8% menderita preeklampsia, peningkatan berat badan ibu hamil sebesar 7,5-12,5 kg terdapat 10% menderita preeklampsia, pertambahan berat badan sebesar 12,517,5 kg terdapat 12% menderita preeklampsia dan berat badan ibu hamil dengan pertambahan berat badan >17 kg terdapat 17% menderita preeklampsia. Dan menurut Luealon, et al (2010) resiko preeklampsia bertambah seiring bertambahnya berat badan ibu sewaktu hamil, terdapat 16,3% kasus. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pertambahan berat badan ibu hamil dengan angka kejadian preeklampsia di RSUD DR. Moewardi Surakarta. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan para pembaca terutama mengenai hubungan antara pertambahan berat badan ibu hamil dengan angka kejadian preeklampsia di RSUD DR. Moewardi Surakarta. TINJAUAN PUSTAKA PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL Pertambahan berat badan ibu hamil adalah peningkatan berat badan ibu dari trimester I sampai trimester III yang diukur dengan timbangan, dengan skala 1 kg (Saiidah, 2010).
Menurut Depkes RI (2006) menganjurkan kenaikan normal bagi ibu hamil sebesar 7-12 kg. Bertambahnya berat karena hasil konsepsi yaitu janin, plasenta, dan cairan omnii. Selain itu alat-alat reproduksi ibu seperti rahim dan payudara membesar, volume darah bertambah selain lemak tubuh yang meningkat. PREEKLAMPSIA 1. Definisi Preeklampsia merupakan penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria, yang timbul karena kehamilan (Prawirohardjo, 2009). 2. Etiologi Penyebab preeklampsia sampai sekarang belum diketahui secara pasti. Banyak teori yang menerangkan namun belum dapat memberi jawaban yang memuaskan. Teori yang dewasa ini dikemukakan adalah teori iskemi plasenta (Prawirohardjo, 2009). 3. Diagnosis a. Preeklampsia ringan Diagnosis preeklampsia ringan ditegakkan berdasar atas timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan/tanpa edema setelah kehamilan 20 minggu. b. Preeklampsia berat Preeklapsia digolongkan preeklampsia berat bila ditemukan satu atau lebih gejala sebagai berikut : 1) Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg. 2) Proteinuria (>5g/24 jam) atau 4+ pada pemeriksaan kualitatif. 3) Oliguria (urin kurang dari 500 cc/24 jam). 4) Kenaikan kadar kreatinin plasma. 5) Keluhan serebral, gangguan penglihatan. 6) Nyeri abdomen pada kuadran kanan atas atau daerah epigastrium (Prawirohardjo, 2009) PERTAMBAHAN BERAT BADAN DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA Pada penelitian yang dilaukan Roberts et al (2011) menunjukkan apabila pada ada ibu hamil dengan pertambahan berat badan berlebih akan menghasilkan lemak berlebih pula. Lemak tersebut akan menghasilkan CRP (Protein C-Reactif) dan sitokin inflamasi (IL 6) yang lebih pula. CRP merupakan reaktan fase akut yang dibuat di jaringan adiposa dan akan meningkat pada awal kehamilan. Sedangkan IL 6 (Interleukin 6), merupakan stimulator utama dari reaktan fase akut yang berefek pada dinding pembuluh darah dan sistem koagulasi, mediator inflamasi ini diproduksi di jaringan adiposa. Kenaikan CRP dan IL 6 akan memberikan kontribusi lebih tehadap kejadian oksidatif stress. Oksidatif stress bersama dengan zat toksik yang berasal dari lemak berlebih akan merangsang terjadinya kerusakan endotel pada pembuluh darah yang disebut dengan disfungsi endotel. Pada disfungsi endotel terjadi
ketidakseimbangan zat-zat gizi yang bertindak sebagai vasodilatator dengan vasokonstriktor (Endotelin I, tromboksan, Angiotensi II) sehingga akan terjadi vasokontriksi yang luas dan terjadilah hipertensi (Hillary et al, 2007). Dampak vasospasme yang berkelanjutan akan menyebabkan kegagalan pada organ seperti gijal (proteinuria, gagal ginjal), iskemi hepar, dan akan menyebabkan preeklampsia (Lindheimer et al, 2008). KERANGKA KONSEP Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil ↑ Lemak Tubuh ↑
CRP ↑
Sitokin Inflamasi ↑
Oxidatif Stress Disfungsi Endotel Sensitivitas (Angiotensin I, Tromboksan dan Endotelin I)
Spasme Arteri Spiralis Iskemik Plasenta Vasospasme General Preeklampsia
HIPOTESIS Terdapat hubungan antara pertambahan berat badan ibu hamil dengan angka kejadian preeklampsia.
METODOLOGI PENELITIAN Jenis Penelitian Menggunakan Sectional.
metode
Observasional
dengan
pendekatan
Cross
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RSUD DR. Moewardi Surakarta pada bulan 2 Maret – 7 Maret 2013. Populasi Penelitian Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah semua ibu hamil yang ada di RSUD Moewardi Surakarta. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Porpusive Sampling. Sampel pada penelitian ini adalah semua ibu hamil yang menderita preeklampsia di RSUD DR. Moewardi Surakarta periode 1 Januari – 31 Desember 2012. 2. Estimasi besar sampel Perhitungan besar sampel untuk penelitian ini menggunakanan rumus besar sampel untuk rancangan cross sectional (Murti, 2010). n=
Z 1 − α 2 . p. q d
Didapatkan nilai n = 100 Kriteria Restriksi 1. Kriteria Inklusi 1) Janin tunggal 2) Terdapat data berat badan pasien pada rekam medis pasien 3) Data pertambahan berat badan ibu selama kehamilan (normal ≤15 kg, berlebih > 15 kg) 2. Kriteria Eklusi 1) Catatan medik pasien yang tidak lengkap Identifikasi Variabel Variabel dari penelitian ini terdiri dari 1. Variabel bebas : Pertambahan berat badan ibu hamil 2. Variabel terikat : Preeklampsia Definisi Operasional Variabel 1. Pertambahan berat badan ibu hamil Pertambahan berat badan ibu hamil adalah peningkatan berat badan ibu dari trimester I sampai trimester III yang diukur dengan timbangan, dengan skala kg (Saiidah, 2010). Skala pengukuran : Nominal 2. Preeklampsia Preeklampsia merupakan suatu sindrom yang terjadi pada masa kehamilan yang biasanya muncul setelah 20 minggu masa kehamilan, dan ditandai oleh terjadinya peningkatan tekanan darah selama kehamilan yaitu ≥140 mmHg untuk sistolik dan ≥90 mmHg untuk diastolik disertai proteinuria (di atas positif 2) dan edema menyeluruh (Prawirohardjo, 2009). Skala pengukuran : Nominal
Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yaitu rekam medik ibu yang berupa data pertambahan berat badan dan data preeklampsia. Prosedur Penelitian 1. Menetapkan obyek penelitian, yaitu populasi dan sampel penelitian berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi dari data rekam medik. 2. Mengidentifikasi kasus, yaitu ibu hamil yang menderita preeklampsia. 3. Pemilihan subyek sebagai kontrol, yaitu data pertambahan berat badan ibu hamil. 4. Melakukan pengolahan dan analisis data. Rancangan Penelitian Populasi
Berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi
Sampel
Preeklampsia
Pertambahan BBIH normal (≤15 kg)
Non-Preeklampsia
Pertambahan BBIH Berlebih (>15 kg)
Pertambahan BBIH normal (≤15 kg)
Pertambahan BBIH Berlebih (>15 kg)
Analisa Data
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitan ini dilakukan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta di bagian rekam medik menggunakan sampel ibu hamil yang terdiagnosis menderita preeklampsia pada periode 1 Januari 2012 - 31 Desember 2012. Cara pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling (pengambilan sampel didasarkan pada kriteria inklusi dan eksklusi yang ditentukan oleh peneliti). Jumlah sampel pada penelitian ini 50 sampel untuk ibu hamil yang menderita preeklampsia, dan 50 sampel untuk ibu hamil yang tidak menderita preeklampsia. Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh data sebagai berikut:
1.
Distribusi Frekuensi Tabel. 1 Sebaran Sampel Preeklampsia dan Tidak Preeklampsia Status Jumlah Sampel Presentase Preeklampsia
50
50%
Tidak preeklampsia
50
50%
Total
100
100%
Tabel.2 Distribusi Persebaran Graviditas Preeklampsia Graviditas
Total Ya
Tidak
Primigravida
27
16
43
Multigravida
23
34
57
Tabel.3 Distribusi Persebaran Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil Preeklampsia Pertambahan Total Berat Badan Ya Tidak
2.
Normal ≤
23
34
57
Berlebih >
27
16
43
Analisis Data Pada hasil uji Chi-Square preeklampsia dan pertambahan berat badan ibu hamil menunjukkan significancy 0,001 (p=0,001), karena nilai p<0,05 maka dapat diambil kesimpulan “terdapat hubungan yang bermakna antara pertambahan berat badan ibu hamil dengan kejadian preeklampsia.” Berdasarkan penilaian uji Regresi Linear didapatkan hasil bahwa pertambahan berat badan memiliki significancy 0,002 (p=0,002), karena nilai p<0,05 maka dapat diambil kesimpulan “terdapat pengaruh yang bermakna antara pertambahan berat badan dengan kejadian preeklampsia”, graviditas memiliki significancy 0,129 (p=0,129), karena nilai p>0,05 maka dapat diambil kesimpulan “tidak terdapat pengaruh yang bermakna antara graviditas dengan kejadian preeklampsia”, dan usia memiliki significancy 0,513 (p=513), karena nilai p>0,05 maka dapat diambil kesimpulan “tidak terdapat pengaruh yang bermakna antara usia dengan kejadian preeklampsia.”
PEMBAHASAN Penelitian skripsi ini dilakukan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta di bagian rekam medik menggunakan sampel ibu hamil yang terdiagnosis menderita preeklampsia pada periode 1 Januari 2012 sampai 31 Desember 2012. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan data rekam medik yang meliputi pertambahan berat badan ibu hamil, graviditas, usia kehamilan dan preeklampsia. Berdasarkan sampel yang diambil di RSUD Dr. Moewardi Surakarta periode 1 Januari 2012 - 31 Desember 2012, didapatkan data persebaran pertambahan berat badan ibu hamil yang berisiko menderita preeklampsia sebanyak 23 ibu hamil yang mempunyai berat badan normal menderita preeklampsia dan sebanyak 34 ibu hamil yang mempunyai berat badan normal tidak menderita preeklampsia. Sebanyak 27 ibu hamil yang mempunyai berat badan berlebih menderita preeklampsia dan 16 ibu hamil yang mempunyai berat badan berlebih tidak menderita preeklampsia. Berdasarkan hasil uji Chi-square menunjukkan significancy 0,001 (p=0,001), karena nilai p<0,05 maka dapat diambil kesimpulan terdapat hubungan yang bermakna antara pertambahan berat badan ibu hamil dengan kejadian preeklampsia (Dahlan, 2011). Berdasarkan hasil uji Regresi Linier pertambahan berat badan dan preeklampsia, didapatkan hasil bahwa pertambahan berat badan memiliki significancy 0,002 (p=0,002), karena nilai p<0,05 maka dapat diambil kesimpulan terdapat pengaruh yang bermakna antara pertambahan berat badan dengan kejadian preeklampsia. Menurut penelitian Cedergren (2007) diperoleh data dimana ibu hamil dengan pertambahan berat badan sebesar 5-7 kg semasa kehamilan terdapat 8% menderita preeklampsia, peningkatan berat badan ibu hamil sebesar 7,5-12,5 kg terdapat 10% menderita preeklampsia, pertambahan berat badan sebesar 12,5-17,5 kg terdapat 12% menderita preeklampsia dan berat badan ibu hamil dengan pertambahan berat badan >17 kg terdapat 17% menderita preeklampsia. Dan menurut Luealon, et al (2010) risiko preeklampsia bertambah seiring bertambahnya berat badan ibu sewaktu hamil, terdapat 16,3% kasus. Graviditas adalah jumlah keseluruhan kehamilan pada seorang pasien. Gravida adalah seorang wanita yang sedang hamil, primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya (Prawirohardjo, 2009). Primigravida dan gravida ≥4 lebih berisiko mengalami komplikasi persalinan daripada gravida 2-4 (BKKBN, 2008). Data persebaran graviditas yang berisiko menderita preeklampsia, terdapat sebanyak 27 kehamilan primigravida menderita preeklampsia dan sebanyak 16 kehamilan primigravida tidak menderita preeklampsia. Sebanyak 23 kehamilan multigravida menderita preeklampsia dan 34 kehamilan multigravida tidak menderita preeklampsia. Berdasarkan hasil uji Regresi Linier graviditas dan preeklampsia didapatkan hasil significancy 0,129 (p=0,129), karena nilai p>0,05 maka dapat diambil kesimpulan tidak terdapat pengaruh yang bermakna antara graviditas dengan kejadian preeklampsia (Dahlan, 2011).
Ketidaksignificancy penelitian ini dikarenakan terlalu banyaknya sampel multigravida. Dari catatan statistik menunjukkan dari seluruh insidens dunia, dari 5%-8% preeklampsia dari semua kehamilan, terdapat 12% lebih dikarenakan oleh primigravidae. Faktor yang mempengaruhi preeklampsia frekuensi primigravida lebih tinggi bila dibandingkan dengan multigravida, terutama primigravida muda. Penelitian Rozikhan (2007) di RSDr.H.Soewondo Kendal terhadap 200 sampel, terdapat hubungan antara factor maternal (usia, graviditas dan penyakithi pertensi) dan factor kehamilan (kehamilan multifetus) dengan kejadian preeclampsia berat (Rahmayanti, 2011). Usia ibu hamil merupakan salah satu fakor terjadinya preeklampsia, berdasarkan penelitian di RSUD Dr. Moewardi Surakarta didapatkan hasil significancy sebesar 0,513 (p=0,513) karena nilai p>0,05 maka dapat diambil kesimpulan tidak terdapat pengaruh yang bermakna antara usia dengan kejadian preeklampsia (Dahlan, 2011). Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Hastuti (2009) dengan 84 sampel terdapat 32,1% kehamilan beresiko preeklampsia pada usia <20 dan >35 tahun. Berdasarkan Sriyun (2007) bahwa pada usia beresiko tinggi (<20 dan >35 tahun) memiliki resiko 3,6 kali lipat mendapatkan preeklampsia dibandingkan dengan wanita yang tidak beresiko. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta dengan sampel ibu hamil yang terdiagnosis preeklampsia pada periode 1 Januari 2012 - 31 Desember 2012 dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara pertambahan berat badan ibu hamil dengan kejadian preeklampsia. Dengan tingginya angka kejadian preeklampsia maka sebaiknya dijadikan salah satu arahan kepada calon ibu hamil untuk mengambil tindakan preventif terhadap preeklampsia yaitu dengan mengatur pertambahan berat badan selama kehamilan dan juga diharapkan untuk melakukan pemeriksaan Ante Natal Care secara berkala untuk mendeteksi ada tidaknya preeklampsia. Sehingga, jika terjadi preeklampsia dapat ditangani secara cepat dan tepat. Mengingat dampak dari preeklampsia yang buruk, diharapkan bagi para petugas medis agar dapat memberikan konseling atau penyuluhan tentang bahaya preeklampsia agar para calon ibu hamil waspada. Dan bagi peneliti lain selanjutnya, bila tertarik meneliti tema yang sama, sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan dengan desain casecontrol atau dengan cohort, untuk melihat adanya hubungan sebab akibat. DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S., 2002. Pengenalan ilmu gizi. Dalam: Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, pp: 8-10. Arief, M. TQ., 2010. Pengantar Metodologi Penelitian untuk Ilmu Kesehatan. Cetakan 3. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press. Arisman., 2007. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EKG Birawa, A. D., Hadisaputro, H., Hadijono, S., 2009. Kadar D-Dimer Pada Ibu Hamil dengan Preeklamsia Berat dan Normotensi di RSUP Dr. Kariadi. Semarang.
Bobak, I. M., 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas.Edisi: 4. Jakarta: EGC. Cedergren, M., 2007. Total Weight Gain and Pattern of Weight Gain in Pregnancy. Division of Obstetrc Gynecology, Departemen of Molecular and Clinical Medicine, Faculty Science, Sweden University. Dahlan, S. M., 2010. Seri Evidence Based Medicine: Langkah-langkah Membuat Proposal Penelitian di Bidang Kedokteran dan Kesehatan. Seri 3 Edisi 2. Jakarta: Sagung Seto, pp: 130. Dekker, G, A., Sukcharoen, N., 2004. Etiology of Preeclamsia. J Med Assoc Thai, 87 (Suppl 3): S96-103. Departemen Kesehatan RI., 2008. Pedoman Pelayanan Farmasi Untuk Ibu Hamil dan Menyusui. Jakarta: Departemen Kesehatan. Departemen Kesehatan RI., 2006. Pedoman Umum Gizi Seimbang (Panduan Untuk Petugas). Jakarta: Departemen Kesehatan. Elizabeth., 2008. Buku Pintar Kesehatan Kehamilan. Jakarta: Ladang Pustaka. Hillary, S, G., Carol, L., Carl, A, H., 2007. Endhothelian Progenitor Cells and Preeclamsia. Bioscience. Vol. 12, pp 2383-2390. Availabble at http://www.bioscience.org/2007/v12/af/2240/2240.pdf Lindheimer, D, M., Taler, J, S., Cunningham, G, F., 2008. Hypertention in Pregnancy. American Society of Hypertension. 1933-1711 Lintang, L, S., 2003. Gambaran Fraksi Protein Pada Preeklamsia dan Hamil Normotensi. Medan. Bagian ObstetrY dan Ginekology. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra RSUP. H. Adam Malik. Available at http://library.usu.ac.id/download/fk/obstetri-letta.pdf Luealon, P., Phupong, V., 2010. Risk Factors of Preeclampsia in Thai Women. J Med Assoc Thai. Department of Obstetrics and Gynecology, Faculty of Medicine, Chulalongkorn University, Bangkok, Thailand Mayer, H, B., Tuchker, L., Susan, W., 2011. Ilmu gizi Menjadi Sangat Mudah. Ed. 2. Jakarta: EGC. Mintarsih, Sri., 2008. Berat Badan dan Nutrisi Pada Wanita Hamil. Profesi Notoatmodjo., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta. Ota, E., Haruna, M., Suzuki M., Anh, D. D., Tho, L. H., Thahn, Tam, N, T., Thiem, V, D., 2010. Maternal Body Mass Index and Gestational Weight Gain and Their Association with Perinatal Outomes in Vietnam. Prawirohardjo, S., 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Ed. 1, Cet. 5. Jakatra : PT Bina Pustaka. Prawirohardjo, S., 2009. Ilmu Kebidanan. Ed. 4, Cet.2. Jakarta : PT Bina Pustaka, pp: 531. Pudjiadi., 2007. Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Jakarta: FKUI. Rahmayanti, R., 2011. Faktor-faktor Resiko Maternal Yang Berhubungan Dengan Kejadian Preeklampsia Berat Pada Ibu Di RSUP. DR. R. Djamil Padang Tahun 2010. Padang : Penelitian Keperawatan Maternitas Universitas Andalas. Rambulangi, J., 2003. Beberapa Cara Prediksi Hipertensi Dalam Kehamilan. Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar. Available at
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/05_BeberapaCaraPrediksiHipertens i.pdf/05_BeberapaCaraPrediksiHipertensi.pdf Roberts, M, J., Modnar, M, L., Patrick, E, T., Powers, W, R., 2011. The Role of Obesity in Preeclampsia. Pregnancy Hypertens. 6-16. 2010.10.013. Roeshadi, R, H., 2006. Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu Pada Penderita Preeklamsia dan Eklamsia. USU repository. Medan: USU. Available at http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/721/1/Haryono.pdf Rozikhan. 2007. Faktor-faktor Resiko Terjadinya Preeklamsia Berat di Rumah Sakit Dr. H. Soewondo Kendal. Semarang : Thesis Progam Magister Epidemiologi Universitas Diponegoro. Available at : http://eprints.undip.ac.id/18342/1/ROZIKHAN.pdf Saiidah, A, A., 2010. Hubungan Pertambahan Berat Badan Ibu Selama Kehamilan dengan Berat Bayi Lahir Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta. Skripsi. FK UMS. Sayogo, S., 2007. Gizi Ibu Hamil. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Sibai, B, M., McCubbin, J, H., Anderson, G, D., 2002. Eclampsia Observation From 67 Racent Cases. Obstetry and Gynecology. Vol. 58, No. 5. Sohlberg, S., Stephansson, O., Cnattibgius, S., Wikstrom, A. K., 2011. Maternal Body Mass Index, Height, and Risk of Preeclamsia. Sudhaberata, K., 2007. Penangana Preeklasia Berat dan Eklamsia. Cermin Dunia Kedokteran. Kalimantan Timur : UPF Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandugan RSU Tarakan. No. 133, pp: 27-31. Available at: http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/cdk_133_obstetri_dan_ginekologi. pdf Sugiyono, Prof. Dr., 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Supariasa, I, D, N., 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC. Suririnah., 2008. Buku Pintar Kehamilan dan Persalinan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Trihardiani, I., 2011. Faktor Resiko Kejadian Berat Badan Lahir Rendah Di Wilayah Kerja Puskesmas Singkawang Timur dan Utara Kota Singkawang : Skripsi Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Available at : http://eprints.undip.ac.id/32555/1/379_Ismi_Trihardiani_G2C309005.pdf Verney, H., Jan, M, K., Carolin, M, G., 2006. Buku Ajar Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC. Yazdani, S., Yosofniyapasha, Y., Nasab, H, F., Mojafery, H, M., Bouzari, Z., 2012. Effec of Maternal Body Mass Index On Pregnancy Outcome And Newborn Weight. BMC Research: 1756-0500/5/34. Yongki., Hardinyah., Gulardi., Marhamah., 2009. Status Gizi Awal Kehamilan dan Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil Kaitannya Dengan BBLR. Rumah Sakit Marzuki Mahdi, Bogor.