HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK DALAM KELUARGA DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK DI PAUD KEMALA BHAYANGKARI 26 KOTA BENGKULU
SKRIPSI
Oleh Elsa Cindrya NPM A1I010011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BENGKULU 2014
THE RELATIONSHIP BETWEEN INTERPERSONAL COMMUNICATION IN FAMILY AND INTERPERSONAL COMMUNICATION OF CHILDREN IN PAUD KEMALA BHAYANGKARI 26 KOTA BENGKULU
Elsa Cindrya A1I010011 Abstract The problem in this study is how the relationship between interpersonal communication of children in their family with interpersonal communication in early childhood. This study aims to determine whether there is a relationship of interpersonal communication of children in families with interpersonal communication of children in early childhood of Kemala Bhayangkari 26 Bengkulu city. The method used in this study is a correlational research. The sample used in this study is the total sampling technique that all data come from early childhood children in Kemala Bhayangkari 26 in Bengkulu city. Data about the interpersonal communication of children in families is obtained from parents’ sources by using a questionnaire. Data about the interpersonal communication of children in early childhood interpersonal communication is obtained by using questionnaires given to the teachers. From the resultions and discussion of research results can be summarized as follows: 1. there is a lack or a weak relationship between interpersonal communications of children in families with interpersonal communication of children in school. 2. The level of interpersonal communication in the family reaches very well criteria. 3. The level of interpersonal communication in school reached good criteria. From the results of this study suggested that parents should pay more attention to any development of their children. To create an atmosphere of build good communication, parents should asks the children to tell their activities of the day, always create a safe home atmosphere and gives the children chances for adventure and exploration new things in everyday life.
Keyword : Communication, family, early childhood.
HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK DALAM KELUARGA DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK DI PAUD KEMALA BHAYANGKARI 26 KOTA BENGKULU
Elsa Cindrya A1I010011 Abstrak Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan komunikasi interpersonal anak dalam keluarga dengan komunikasi interpersonal anak di PAUD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan komunikasi interpersonal anak dalam keluarga dengan komunikasi interpersonal anak di PAUD Kemala Bhayangkari 26 Kota Bengkulu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik total sampling yaitu seluruh data anak PAUD Kemala Bhayangkari 26 Kota Bengkulu. Data tentang komunikasi interpersonal anak dalam keluarga diperoleh dari sumber orangtua anak dengan menggunakan angket. Data tentang komunikasi interpersonal anak di PAUD diperoleh dengan menggunakan angket yang diberikan kepada guru. Dari hasil dan pembahasan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Bahwa terdapat hubungan yang kurang atau lemah antara komunikasi interpersonal anak dalam keluarga dengan komunikasi interpersonal anak di PAUD. 2. Tingkat komunikasi interpersonal anak dalam keluarga mencapai kriteria sangat baik. 3. Tingkat komunikasi interpersonal anak di PAUD mencapai kriteria baik. Dari hasil penelitian ini disarankan kepada orangtua memberikan perhatian dan kasih sayang yang cukup. Selalu menjalin komunikasi yang selaras. Untuk menciptakan komunikasi yang baik, selalu ajak anak anda untuk menceritakan aktivitasnya hari ini dan anak harus diberikan kesempatan seluasnya dalam mengeksplorasi hal-hal baru.
Kata Kunci : Komunikasi, keluarga, PAUD
Pendahuluan Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi yang dimiliki manusia. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 BAB 1 pasal 1 ayat I tentang sistem pendidikan nasional, dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Hasbullah :2011: 4). Hubungan interpersonal dapat diartikan sebagai hubungan antar pribadi. Peserta didik sebagai individu yang unik adalah makhluk individu, sekaligus makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, peserta didik senantiasa melakukan interaksi sosial dengan orang lain. Interaksi sosial menjadi faktor utama dalam hubungan interpersonal antara dua orang atau lebih yang saling mempengaruhi. Menurut Knapp (1984), interaksi sosial dapat menyebabkan seseorang menjadi dekat dan merasakan kebersamaan, namun sebaliknya, dapat pula menyebabkan seseorang menjadi jauh dan tersisih dari suatu hubungan interpersonal. Bagi peserta didik, interaksi sosial terjadi pertama kali di dalam keluarga, terutama dengan orangtua. Kemudian, seiring dengan perkembangan lingkungan sosial seseorang, interaksi sosial meliputi lingkup sosial yang luas, seperti sekolah dan teman-teman (Desmita,2010: 219). Orangtua sebagai lingkungan pertama dan utama dimana anak berinteraksi sebagai lembaga pendidikan yang tertua, artinya di sinilah dimulai suatu proses
pendidikan. Sehingga orangtua berperan sebagai pendidik bagi anak-anaknya. Lingkungan keluarga juga dikatakan lingkungan yang paling utama, karena sebagian besar kehidupan anak di dalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima anak adalah dalam keluarga (Husbullah, 2011: 57). Secara terminologi, komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian ini jelas bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang, dimana seseorang menyatakan sesuatu kepada orang lain. Komunikasi dalam konteks ini dinamakan komunikasi atau disebut juga komunikasi kemasyarakatan. Komunikasi jelas ini hanya dapat berlangsung ditengah masyarakat kecuali komunikasi transcendental, maka tanpa masyarakat, komunikasi tidak dapat berlangsung. Meski dia adalah manusia, tetapi bila hidup seorang diri, tidak bermasyarakat, maka tidak ada komunikasi, karena dia tidak berbicara dengan siapa pun (Djamarah: 2004: 11). Komunikasi interpersonal komunikasi yang terjadi antara 2 org atau lebih melibatkan komunikasi verbal dan nonverbal. Komunikasi verbal dalam keluarga seperti saling mencurahkan isi hati, berpamitan untuk pergi ke PAUD atau kantor, mengajak makan bersama, dan sebagainya. Sedangkan komunikasi secara nonverbal dalam keluarga dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala dan mengangkat bahu. Menurut Mulyana (2009: 6) Orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan manusia bisa dipastikan akan “tersesat”, karena ia tidak sempat menata dirinya dalam suatu lingkungan sosial. Komunikasilah yang memungkinkan individu
membangun suatu kerangka rujukan dan menggunakannya sebagai panduan untuk menafsirkan situasi apapun yang ia hadapi. Komunikasi pula yang memungkinkannya mempelajari dan menerapkan strategi-strategi adaptif untuk mengatasi situasi-situasi problematik yang ia masuki. Tanpa melibatkan diri dalam komunikasi, seseorang tidak akan tahu bagaimana makan, minum, berbicara sebagai manusia dan memperlakukan manusia lain secara beradab, karena cara-cara berperilaku tersebut harus dipelajari lewat pengasuhan keluarga dan pergaulan dengan orang lain yang intinya adalah komunikasi. Penanaman konsep diri melalui komunikasi yang efektif dan positif dari keluarga.
Karena,
setelah
melewati
komunikasi
keluarga,
komunikasi
interpersonal anak akan menuju komunikasi yang lebih luas, yaitu komunikasi kelompok, rekan kerja, organisasi, dan sebagainya. Dan dari sanalah akan terlihat seberapa tinggi tingkat komunikasi keluarga yang telah dilakukan. Komunikasi efektif adalah komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap pada orang yang terlibat dalam komunikasi. Tujuannya memberi kemudahan dalam memahami pesan yang diberikan. Yang dibebankan pada orangtua sebagai tugas sangat dibutuhkan dalam perkembangan anak. Artinya anak membutuhkan (1) stabilitas keluarga; (2) pendidikan; dan (3) pemeliharaan fisik serta psikis termasuk di sini kehidupan religius. Kalau perhatian orangtua terhadap tugas-tugas itu masih kurang berarti ada kebutuhan anak untuk berkembang yang belum terpenuhi.
Begitu juga halnya dengan komunikasi, Komunikasi merupakan hal yang tidak terlepas dari kehidupan kita sebagai makhluk sosial. Kebutuhan yang diberikan melalui komunikasi akan memberikan kesempatan pada anak untuk menunjukkan bahwa dirinya adalah sebagai bagian dari orang-orang yang berada disekitarnya. Oleh karena itu, selaku pendidik haruslah mengajarkan cara berkomunikasi dengan baik dan juga selalu memberikan informasi kepada orangtua mengenai perkembangan anak. Berdasarkan pengamatan peneliti pada tahun ajaran 2012/2013 pada perkembangan komunikasi
anak di PAUD Kemala Bhayangkari Kota
Bengkulu, belum berkembang secara optimal. Hal ini dapat dilihat dari beberapa aspek komunikasi interpersonal anak di PAUD diantaranya kurangnya komunikasi verbal dan komunikasi non-verbal yang membuat anak merasa kurang diperhatikan. Maka dari itu peneliti melakukan penelitian tentang komunikasi interpersonal anak di PAUD tersebut. Kajian pustaka Kata komunikasi berasal dari bahasa Latin, communis, yang berarti membuat membuat kebersamaan antara dua orang atau lebih. Akar katanya communis adalah communico, yang artinya berbagi (Stuart, 1983). Dalam hal ini, yang dibagi adalah pemahaman bersama melalui pertukaran pesan. Komunikasi sebagai kata kerja (verb) dalam bahasa inggris, communicate, berarti: (1) untuk bertukar pikiran-pikiran, perasaan-perasaan, dan informasi; (2) untuk membuat tahu; (3) untuk membuat sama; dan (4) untuk mempunyai sebuah hubungan yang simpatik. Sedangkan dalam kata benda (noun), communication, berarti: (1)
pertukaran simbol, pesan-pesan yang sama, dan informasi; (2) proses pertukaran di antara individu-individu melalui sistem simbol-simbol yang sama; (3) seni untuk mengekspresikan gagasan-gagasan, dan (4) ilmu pengetahuan tentang pengiriman informasi (Stuart, 1983) (Vardiansyah, 2004: 3). Komunikasi interpersonal merupakan kegiatan yang sangat dominan dalam kehidupan sehari-hari, namun tidaklah mudah memberikan definisi yang dapat diterima semua pihak. Sebagaimana layaknya konsep-konsep dalam ilmu sosial lainnya, komunikasi interpersonal juga mempunyai banyak definisi sesuai dengan persepsi ahli-ahli komunikasi yang memberikan batas pengertian. Trenholm dan Jensen (1995: 26) mendefinisikan komunikasi interpersonal sebagai komunikasi antara dua orang yang berlangsung secara tatap muka (komunikasi diadik). Sifat komunikasi ini adalah: (a) spontan dan informal; (b) saling menerima feedback secara maksimal; (c) partisipan berperan fleksibel. Pengertian keluarga dapat ditinjau dari dimensi hubungan darah dan hubungan sosial. Keluarga dalam dimensi hubungan darah merupakan suatu kesatuan sosial yang ikat oleh hubungan darah antara yang satu dengan yang lain. Sedangkan dalam dimensi hubungan sosial, keluarga merupakan suatu kesatuan sosial yang diikat oleh adanya saling berhubungan atau interaksi dan saling mempengaruhi antara yang satu dengan yang lainnya, walaupun diantara mereka tidak terdapat hubungan darah. Keluarga berdasarkan dimensi hubungan sosial ini dinamakan keluarga psikologis dan keluarga pedagogis (Shochib : 2010: 17). Metodo penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional, yaitu penelitian yang bertujuan untuk meneliti sejauh mana variasivariasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi faktor lain berdasarkan koefisien korelasi Suryana (2010: 14), yang menggunakan ukuran frekuensi simbol, atribut atau menggunakan bilangan (numerik) agar mengandung makna yang lebih tepat Sudjana dalam Eliza (2005: 24), serta dinalisis dengan statistik, yang digunakan untuk mengetahui keterhubungan antara variabel dalam penelitian Nur Kencana dalam Eliza (2005: 24). Hasil penelitian Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di lapangan melalui teknik pengumpulan data dan penyebaran kuesioner kepada responden, tenyata semua kuesioner telah diisi dan memenuhi syarat untuk dianalisis. Data kuesioner yang telah terkumpul sebanyak 138 kuesioner dari 69 responden masih berupa data mentah yang harus diolah dan dianalisa agar dapat diambil suatu kesimpulan. Rata-rata skor komunikasi interpersonal anak dalam keluarga adalah 196,32 (Sangat Baik) dan rata-rata skor komunikasi interpersonal anak di PAUD adalah 117,62 (Baik). Berdasarkan perhitungan korelasi Product Moment (r) sebesar 0,185 jika diinterpretasikan pada kriteria penilaian korelasi maka nilai korelasi (r) terletak diantara 0,00 – 0,20 dengan tingkat hubungan yang kuat atau sangat lemah atau rendah dan r tabel sebesar 0,235. Jadi dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal anak dalam keluarga dengan komunikasi interpersonal anak di PAUD memilik kekuatan hubungan yang lemah.
Daftar Pustaka Ahmadi, Abu 2007. Psikologi Sosial. Jakarta : PT. Rineka Cipta Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineka Cipta. Depdikbud. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka Desmita, 2010. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung:PT. Remaja Rosdakarya Diarni. 2006. Pola Asuh Orangtua Tunggal (ibu) Dalam Mendidik Anaknya ( Studi Kasus Orangtua (Ibu) di Desa Pasar Pino Kecamatan Pino Raya Bengkulu Selatan). Skripsi. Bengkulu : Universitas Bengkulu. Djamarah, Syairul Bahri 2004. Pola komunikasi orangtua dan anak dalam keluarga. Jakarta : PT. Asdi mahasatya Fadlillah, Muhammad. 2012. Desain Pembelajaran Paud. Jogjakarta : AR-RUZZ MEDIA Fariani, Denny 2013. Hubungan Pola Asuh Orangtua Terhadap Sosial Emosional Anak Usia Dini Di Taman Kanak-Kanak Al-Muhajirin Kota Bengkulu. Skripsi : Universitas Bengkulu Fathoni, Abdurrahmmat. 2006. Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta : PT. Rineka Cipta Hasbullah. 2011. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada Hidayat, Dasrun. 2012. Komunikasi antarapribadi dan medianya. Yogyakarta : Graha Ilmu Hildayani, Rini dkk. 2006. Psikologi perkembangan anak. Jakarta : Universitas Terbuka Mulyana, Deddy 2009. Ilmu komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset Narbuko, cholid dan Ahmadi, Abu. 2007. Medologi Penelitian. Jakarta : PT. Bumi Aksara
Pontoh, Widya. 2013. Peranan Komunikasi Interpersonal Guru Dalam Meningkatkan Pengetahuan Anak. http://ejournal.unsrat.ac.id Diunduh pada selasa 4 maret 2014
Pohan, Rusdin. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yoyakarta : Lanarka Publisher
Prasetyo, Reza dkk. 2009. Multiply Your Multiple Intelligences. Yogyakarta : ANDI Yogyakarta
Rahman, Ulfiani, 2009. Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini. Yogyakarta : Lentera Pendidikan
Ramadhani, Rio. 2013. Kominikasi Interpesonal Orangtua dan anak dalam membentuk perilaku positif anak pada murid SDIT Cordova Samarinda.http://ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id/site/wpcontent/uploads/2013/07/JURNAL%20%2807-25-13-10-04-39%29.pdf di unduh pada kamis 6 maret 2014
Sari, Afrina. 2010. Pola Dan Bentuk Komunikasi Keluarga Dalam Penerapan Fungsi Sosialisasi Perkembangan Anak Di Permukiman Dan Perkampungan.http://journal.ipb.ac.id Diunduh pada selasa 4 maret 2014
Shocib, Moh. 2000. Pola Asuh Orangtua Untuk Membantu Mengembangkan Disiplin diri. Jakarta : PT. RENIKA CIPTA.
Anak
Sudjono, Anas.1999. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta : Graha Ilmu Suyadi. 2010. Psikologi belajar PAUD. Yogyakarta : PT.Pustaka Insan madani Taniredja, Tukiran dan Mustafidah, Hidayati. 2011. Penelitian Kuantitatif (Sebuah Pengantar). Bandung : Alfabeta
Vardiansyah, Dani. 2004. Pengantar ilmu komunikasi. Bogor : Ghalia Indonesia