HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA MILITER DENGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA REMAJA DI ASRAMA GARNISUN KOTA SALATIGA TAHUN 2011
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh NURHUDA SANDI UTOMO NIM. 11107030
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2012
ii
iii
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Nurhuda Sandi Utomo
NIM
: 11107030
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 31 Januari 2012 Yang menyatakan,
Nurhuda Sandi Utomo
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO Disiplin itu indah. Berikanlah Aku sepuluh orang pemuda, maka Aku akan mengguncangkan dunia (Bung Karno).
PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Kedua orang tuaku yang sangat aku cintai (Bapak Supardjo dan Ibu Mudji Utami), karena dengan bimbingan, arahan, dan do’a-do’a keduanyalah aku bisa menjadi yang terbaik. Wisriyati yang menjadi penyemangat dalam setiap langkah pengerjaan skripsi ini. Adikku yang aku sayangi dan aku banggakan (Fitri Rahmawati) yang telah memberiku pemahaman akan arti bersyukur kepada anugerah-Nya. Tak lupa kepada seluruh teman-temanku kelas PAI A angkatan 2007, terimakasih atas semuanya dari awal sampai akhir.
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Salawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada Nabi Muhammad saw. yang senantiasa dinanti-nantikan syafa’atnya di yaumul qiyamah nanti. Penyusunan
skripsi
dengan
judul
“HUBUNGAN
ANTARA
KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA MILITER DENGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA REMAJA DI ASRAMA GARNISUN KOTA SALATIGA TAHUN 2011” ini, adalah untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar akademik sarjana pendidikan Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat: 1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. 2. Dr. Rahmad Hariyadi, M.Pd. selaku Pembantu Ketua Bidang Akademik STAIN Salatiga. 3. Hj. Maslikhah, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiranya guna memberikan bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan hingga akhir penyusunan skripsi ini. vii
4. Joko Sutopo, M.Pd. (dosen pengampu mata kuliah Metode Penelitian dan Statistika), Jaka Siswanta, M.Pd. (dosen pengampu mata kuliah Metode Penelitin Pendidikan), yang telah memberikan ilmunya kepada peneliti. 5. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh karyawan STAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu dan bimbinganya kepada peneliti. 6. Bapak Sritopo selaku Ketua RW VII Asrama Garnisun Kota Salatiga dan seluruh masyarakat yang telah memberikan izin dan bantuanya selama proses penelitian. 7. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dan dukunganya hingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Peneliti sangat menyadari
bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, peneliti membuka tangan yang selebar-lebarnya terhadap kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, peneliti hanya bisa berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan peneliti pada khususnya.
Peneliti
viii
ABSTRAK Utomo, Nurhuda, Sandi. 2012. Hubungan Antara Kedisiplinan Dalam Keluarga Militer dengan Perilaku Keberagamaan pada Remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga Tahun 2011. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Hj. Maslikhah, M.Si. Kata kunci: kedisiplinan dan perilaku keberagamaan Realita remaja-remaja yang hidup di lingkungan militer dituntut dengan segala hal bersifat perfect, kebelengguan terhadap peraturan-peraturan ala militer. Kedisiplinan ini berhubungan erat dengan perilaku keberagamaan. Dari hal tersebut, maka pertanyaan utama dalam penelitian ini adalah (1) bagaimanakah variasi kedisiplinan dalam keluarga militer pada remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga Tahun 2011?, (2) bagaimanakah variasi perilaku keberagamaan remaja pada keluarga militer di Asrama Garnisun Kota Salatiga Tahun 2011?, dan (3) apakah ada hubungan positif dan signifikan antara kedisiplinan dalam keluarga militer dengan perilaku keberagamaan pada remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga Tahun 2011?. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan metode penelitian studi korelasional, dilaksanakan di Asrama Garnisun Kota Salatiga dari tanggal 01Desember 2011-15 Januari 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah kategori remaja berusia antara 13-18 tahun berjumlah 47 orang dengan sampel 44 orang (sesuai penentuan jumlah sampel oleh Sugiyono dengan taraf kesalahan 5%). Metode pengumpulan data dengan metode observasi, interview, angket, dan dokumentasi. Analisis yang digunakan analisis pendahuluan dan analisis lanjutan. Variasi kedisiplinan dalam keluarga militer pada remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga tahun 2011 dengan sampel 44 responden dalam kategori sangat rendah presentase 0% responden 0 orang, kategori rendah presentase 0% responden 0 orang, kategori tinggi presentase 38,6% responden 17 orang, dan kategori sangat tinggi presentase 61,4% responden 27 orang. Variasi perilaku keberagamaan pada remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga tahun 2011 dengan sampel 44 responden dalam kategori sangat rendah presentase 0% responden 0 orang, kategori rendah presentase 0% responden 0 orang, kategori tinggi presentase 86,4% responden 38 orang, dan kategori sangat tinggi presentase 13,6% responden 6 orang. Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara kedisiplinan dalam keluarga militer dengan perilaku keberagamaan pada remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga tahun 2011, dibuktikan dengan perolehan konsultasi rhitung dan rtabel pada taraf kesalahan 5% untuk responden sejumlah 44 orang yaitu: rhitung < rtabel (0,012 < 0,297). Serta perhitungan t hitung lebih kecil dari ttabel pada taraf kesalahan 5% untuk responden sejumlah 44 orang yaitu: 0.077 < 2,021. Kesimpulan penelitian, dimungkinkan masih terdapat faktor atau penyebab hal lain yang lebih dapat mendekati serta mempengaruhi perilaku keberagamaan remaja di keluarga militer, selain dari faktor tingkat kedisiplinan.
ix
DAFTAR ISI
SAMPUL .............................................................................................................. i LEMBAR BERLOGO ......................................................................................... ii HALAMAN JUDUL .......................................................................................... iii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... iv HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................... vi HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................. vii KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii ABSTRAK .......................................................................................................... x DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5 D. Hipotesis Penelitian .................................................................................. 5 E. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoretis .............................................................................. 6 2. Kegunaan Praktis a. Bagi Peneliti ................................................................................. 6 b. Bagi Remaja ................................................................................. 7 c. Bagi Pembaca/Masyarakat ............................................................ 7 F. Definisi Operasional 1. Pengertian Kedisiplinan ...................................................................... 7 2. Perilaku Keberagamaan a. Pengertian Perilaku ....................................................................... 8 b. Pengertian Keberagamaan ............................................................. 8
x
G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian ................................................ 8 2. Lokasi dan Waktu ............................................................................... 9 3. Populasi dan Sampel ........................................................................... 9 4. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 12 5. Instrumen Penelitian ......................................................................... 17 6. Analisis Data .................................................................................... 23 H. Sistematika Penulisan ............................................................................. 24 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kedisiplinan 1. Pengertian Kedisiplinan .................................................................... 26 2. Aspek-Aspek Kedisiplinan ............................................................... 28 3. Tujuan Kedisiplinan ......................................................................... 28 4. Fungsi Kedisiplinan .......................................................................... 29 B. Keluarga Militer 1. Pengertian Keluarga ......................................................................... 31 2. Pengertian Militer ............................................................................. 31 C. Perilaku Keberagamaan 1. Pengertian Perilaku ........................................................................... 32 2. Pengertian Agama, Beragama, Keagamaan, dan Keberagamaan ....... 32 3. Dimensi Keberagamaan .................................................................... 34 D. Perkembangan Jiwa pada Remaja 1. Pengertian Remaja ............................................................................ 39 2. Batasan Umur Remaja ...................................................................... 41 3. Perkembangan Masa Remaja ............................................................ 42 4. Perihal Ibadah Remaja di Keluarga Militer ....................................... 46 BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Sejarah Berdirinya Asrama Garnisun Kota Salatiga .......................... 48 2. Lokasi Asrama Garnisun Kota Salatiga ............................................. 49 3. Struktur Kepengurusan Asrama Garnisun Kota Salatiga .................. 49
xi
4. Keadaan Keluarga Militer, Remaja dan Masyarakat Sekitar .............. 50 5. Data Sarana Asrama Garnisun Kota Salatiga .................................... 52 B. Penyajian Data Hasil Penelitian 1. Data Nama Responden dan Jenis Kelamin Responden ...................... 52 2. Hasil Data Mentah ............................................................................ 54 BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Deskriptif.................................................................................. 63 1. Variabel Pertama .............................................................................. 63 2. Variabel Kedua ................................................................................. 68 B. Pengujian Hipotesis ................................................................................ 76 C. Pembahasan 1. Variasi Kedisiplinan dalam Keluarga Militer pada Remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga Tahun 2011 .................................................. 80 2. Variasi Perilaku Keberagamaan pada Remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga Tahun 2011 ................................................................. 80 3. Hubungan Antara Kedisiplinan dalam Keluarga Militer dengan Perilaku Keberagamaan pada Remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga Tahun 2011 ......................................................................... 81 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................ 83 B. Saran ...................................................................................................... 84 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 86 LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 88
xii
DAFTAR TABEL 1
Tabel 1.1
Daftar Populasi Penelitian
10
2
Tabel 1.2
Data Populasi dan Sampel Penelitian Hubungan Kedisiplinan dalam Keluarga Militer dengan Perilaku Keberagamaan pada Remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga Tahun 2011
12
3
Tabel 1.3
Indikator Kedisiplinan
15
4
Tabel 1.4
Indikator Perilaku Keberagamaan
15
5
Tabel 1.5
Kisi-Kisi Instrumen Angket Kedisiplinan dalam Keluarga Militer pada Remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga Tahun 2011
19
6
Tabel 1.6
Kisi-Kisi Instrumen Angket Perilaku Keberagamaan dalam Keluarga Militer pada Remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga Tahun 2011
20
7
Tabel 3.1
Alamat Asrama Garnisun Kota Salatiga
49
8
Tabel 3.2
Struktur Kepengurusan Personalia Asrama Garnisun Kota Salatiga
50
9
Tabel 3.3
Daftar Jumlah Kepala Keluarga
50
10
Tabel 3.4
Daftar Jumlah Remaja Muslim Usia 13-18 Tahun
51
11
Tabel 3.5
Data Sarana Asrama Garnisun Kota Salatiga
52
12
Tabel 3.6
Daftar Nama Responden, Jenis Kelamin, dan RT
53
13
Tabel 3.7
Data Hasil Jawaban Angket Tentang Kedisiplinan dalam Keluarga Militer
54
14
Tabel 3.8
Skor Data Hasil Jawaban Angket Tentang Kedisiplinan dalam Keluarga Militer
56
15
Tabel 3.9
Data Hasil Jawaban Angket Tentang Perilaku Keberagamaan pada Remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga Tahun 2011
58
16
Tabel 3.10
Skor Data Hasil Jawaban Angket Tentang Perilaku Keberagamaan pada Remaja di Asrama Garnisun Kota
60
xiii
Salatiga Tahun 2011 17
Tabel 4.1
Skor Data Hasil Jawaban Angket Tentang Kedisiplinan dalam Keluarga Militer
63
18
Tabel 4.2
Interval, Kategori, Skor, dan Frekuensi Responden Variabel X
66
19
Tabel 4.3
Kategori Skor, Interval, Frekuensi, dan Persentase Hasil Analisis Jawaban Angket Kedisiplinan dalam Keluarga Militer pada Remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga Tahun 2011
67
20
Tabel 4.4
Skor Data Hasil Jawaban Angket Tentang Perilaku Keberagamaan pada Remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga Tahun 2011
69
21
Tabel 4.5
Interval, Kategori, Skor, dan Frekuensi Responden Variabel Y
73
22
Tabel 4.6
Kategori Skor, Interval, Frekuensi, dan Persentase Hasil Analisis Jawaban Angket Perilaku Keberagamaan pada Remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga Tahun 2011
75
23
Tabel 4.7
Hasil Perhitungan Isian Angket Remaja Asrama Garnisun Kota Salatiga Tahun 2011
77
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Daftar Riwayat Peneliti
Lampiran 2
Daftar SKK
Lampiran 3
Surat Tugas Pembimbing Skripsi
Lampiran 4
Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 5
Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 6
Surat Rekomendasi Penelitian
Lampiran 7
Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 8
Angket Kedisiplinan dalam Keluarga Militer pada Remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga Tahun 2011
Lampiran 9
Angket Perilaku Keberagamaan dalam Keluarga Militer pada Remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga Tahun 2011
Lampiran 10
Tabel Nilai-Nilai dalam Distribusi t
Lampiran 11
Tabel Nilai-Nilai r Product Moment
Lampiran 12
Pedoman Observasi
Lampiran 13
Pedoman Wawancara
Lampiran 14
Berita Acara Ujian Munaqosyah
xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat. Keluarga terbentuk dari suatu pernikahan antara laki-laki dan perempuan dewasa. Dari pernikahan ini, lahirlah anak yang menjadi buah hati orang tua, karena salah satu tujuan pernikahan adalah mendambakan kehadiran seorang anak. Menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi setiap pasangan suami istri, apabila dapat melahirkan generasi penerus bagi mereka berdua. Akan lebih bangga lagi apabila anak tersebut menjadi anak yang baik, berguna bagi agama dan bangsa. Anak yang baik dapat dilihat melalui akhlak atau tingkah lakunya. Dengan demikian, orang tua mempunyai tanggung jawab dalam mendidik akhlak anak sebagai modal dasar mereka berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw. :
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka kedua orangtuanyalah yang pada akhirnya menjadikan dia Yahudi, Nasrani atau Majusi.” (HR.Bukkhori) (Mustofa, 1993: 587). Akhlak anak pertama kali dibentuk di rumah, dalam lingkungan rumah tangga. Akhlak dari rumah ini sebagai dasar pembentuk selanjutnya. Karenanya akhlak yang diberikan orang tua di rumah haruslah kokoh. Biasanya segala sesuatu yang pertama ini mempunyai kekuatan yang sukar dihilangkan. Oleh karenanya ajaran akhlak di rumah memegang kunci pada pembentukan akhlak di luar rumah (Djatniko, 1996: 223). Dengan adanya pegangan akhlak pada anak,
1
anak dapat beradaptasi dengan bijak hal-hal di luar rumah. Mengadopsi sesuatu yang bersifat positif daripada sesuatu yang berindikasi ke hal negatif. Dalam perkembangannya, seorang anak mengalami beberapa fase perkembangan fisik dan non-fisik. Salah satu tahap yang harus dilaluinya adalah tahap di mana ia akan menghadapi masa remaja. Masa remaja adalah masa-masa krusial, dimana ia berusaha untuk mencari jati diri sebenarnya. Salah satu contoh potret kehidupan remaja berada di Asrama Garnisun Kota Salatiga. Namun, kehidupan yang berada di lingkup ini sangatlah berbeda dengan yang lain, dikarenakan remaja berada dalam lingkup keluarga militer atau tentara. Umumnya mereka mempunyai kegiatan-kegiatan yang padat baik di sekolah maupun di luar sekolah, semua itu adalah tuntutan dari keluarga. Remaja dalam penelitian ini berusia antara 13 tahun sampai 18 tahun. Salah satu wadah untuk dapat menjadikan pembiasaan yang baik dalam segala hal terutama dalam norma-norma agama dan norma-norma kehidupan, yakni penerapan kedisiplinan dalam keluarga tersebut. Menurut Prijodarminto (1994: 25), kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban. Sangatlah kental dalam ingatan setiap orang bahwa kehidupan militer selalu berkaitan dengan hal paksaaan, kekerasan, kekakuan dan kedisiplinan yang ketat dan menjenuhkan. Dalam realitanya remaja-remaja yang hidup di lingkungan ini memang dituntut dengan segala hal bersifat perfect, dan kebelengguan terhadap peraturan-peraturan ala militer. Kedisiplinan dalam
2
keluarga militer merupakan hal pokok dalam mendidik anak, tidak ada proses tawar menawar dalam hal ini, apalagi yang berkaitan dengan keteguhan memeluk agama atau beribadah. Kedisiplinan ini berhubungan erat dengan perilaku keberagamaan. Menurut Jalaluddin (1996: 197) keberagamaan merupakan suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang yang mendorong untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya terhadap agama. Pertumbuhan dan perkembangan masa remaja sangatlah labil dan pesat, terlebih lagi dengan adanya sistem globalisasi informatika di saat ini, akses seorang anak remaja mencari info apapun telah tersedia dengan gamblang. Oleh sebab itu, orang tua diharapkan dapat menanamkan norma-norma agama dan norma-norma kehidupan dengan pintar dan bijak. Perilaku keberagamaan remaja yang terjadi di komplek Asrama Garnisun tercermin dalam kegiatan peribadatan mereka antara lain, dengan mengikuti TPA (Taman Pendidikan Al-qur’an), kegiatan remas, tadarus di rumah, yang kesemuanya itu terpantau dengan pasti oleh orang tua mereka masingmasing. Orang tua apabila salah sedikit mendidik anak dalam hal agama maka akan fatal akibatnya di kemudian hari. Seperti dalam firman Allah swt. dalam Surat At-Tahrim ayat 6 :
3
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikatmalaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. Namun, setiap individu manusia memiliki karakteristik pembawaan yang berbeda-beda, terutama dalam hal agama. Berawal dari pemikiran dan fenomena diatas, mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul sebagai berikut : “HUBUNGAN
ANTARA
KEDISIPLINAN
DALAM
KELUARGA
MILITER DENGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA REMAJA DI ASRAMA GARNISUN KOTA SALATIGA TAHUN 2011”. B. Rumusan Masalah Setelah mengetahui latar belakang masalah tersebut, maka dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut : 1.
Bagaimanakah variasi kedisiplinan dalam keluarga militer pada remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga Tahun 2011 ?
2.
Bagaimanakah variasi perilaku keberagamaan remaja pada keluarga militer di Asrama Garnisun Kota Salatiga Tahun 2011 ?
3.
Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara kedisiplinan dalam keluarga militer dengan perilaku keberagamaan pada remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga Tahun 2011 ?
4
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui : 1.
Variasi kedisiplinan dalam keluarga militer pada remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga Tahun 2011.
2.
Variasi perilaku keberagamaan remaja pada keluarga militer di Asrama Garnisun Kota Salatiga Tahun 2011.
3.
Ada hubungan positif dan signifikan antara kedisiplinan dalam keluarga militer dengan perilaku keberagamaan pada remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga Tahun 2011.
D. Hipotesis Penelitian Hipotesis berasal dari dua penggalan kata, hypo yang artinya di bawah dan thesa yang artinya kebenaran (Arikunto, 2006:71). Dalam ejaan Bahasa Indonesia dari hipotesa menjadi hipotesis. Sehingga Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2006: 71). Adapun menurut Hadi (2000:63), “hipotesis diartikan sebagai dugaan sementara yang mungkin benar atau mungkin salah, dia akan ditolak jika salah atau palsu dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkan”. Dari kedua pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa hipotesis adalah dugaan atau kesimpulan sementara mengenai jawaban atas rumusan masalah yang masih perlu dibuktikan di lapangan atau masih perlu diuji melalui penelitian.
5
Dalam penelitian ini, peneliti mengajukan suatu hipotesis yaitu: “ada hubungan positif dan signifikan antara kedisiplinan dalam keluarga militer dengan perilaku keberagamaan pada remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga Tahun 2011”. Artinya semakin tinggi tingkat kedisiplinan dalam keluarga militer semakin baik perilaku keberagamaan pada remaja dan sebaliknya semakin rendah tingkat kedisiplinan dalam keluarga militer semakin buruk perilaku keberagamaan pada remaja. E. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoretis Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan mengenai kegiatan penuh kedisiplinan di kalangan keluarga militer, khususnya pada usia remaja serta implikasinya terhadap perilaku keberagamaan yang mereka miliki. Di samping itu, dalam penelitian lapangan ini juga diharapkan dapat menambah informasi serta khazanah keilmuan. 2. Kegunaan Praktis a.
Bagi Peneliti Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan peneliti, serta dapat mengembangkan penelitian ini menjadi sebuah buku atau sebuah referensi yang dapat digunakan dalam meningkatkan kedisiplinan dalam kaitannya dengan agama, guna menumbuhkan pribadi yang taat dalam menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya sesuai terkandung dalam ajaran agama Islam.
6
b.
Bagi Remaja Diharapkan dapat memberikan semangat dan motivasi yang positif pada remaja untuk lebih meningkatkan kadar kedisiplinan secara berkesinambungan sehingga diharapkan berdampak pada kehidupan secara horizontal dan vertikal.
c.
Bagi Pembaca/Masyarakat Diharapkan
dapat
memberikan
tambahan
wawasan
akan
pentingnya pemahaman kedisiplinan dalam sebuah keluarga guna menciptakan perilaku keberagamaan yang lebih baik. F. Definisi Operasional Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang berbeda dalam penggunaan kata – kata pada judul penelitian ini, maka penelit perlu menjelaskan beberapa istilah pokok yang mejadi variabel penelitian. 1. Pengertian Kedisiplinan Kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban (Prijodarminto, 1994:25). Jadi secara konkrit kedisiplinan dapat diartikan sebagai keadaan dimana seseorang dituntut untuk berkembang secara teratur melalui latihan dan pendidikan sehingga terbentuk kesadaran dan keyakinan dalam dirinya untuk berbuat tanpa paksaan.
7
2. Perilaku Keberagamaan a.
Pengertian Perilaku Perilaku
adalah
tanggapan
atau
reaksi
individu
terhadap
rangsangan atau lingkungan (Tim Redaksi Kamus Besar Indonesia Edisi Ketiga, 2007: 859) b.
Pengertian Keberagamaan Adapun keberagamaan menurut Jalaluddin (1996: 197) adalah, “suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang yang mendorong untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya terhadap agama”. Dari definisi di atas, perilaku keberagamaan adalah segala aktivitas yang dilakukan oleh seseorang yang berkaitan dengan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan ajaran kebaktian dan kewajibankewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu.
G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Dipilihya pendekatan kuantitatif ini, dengan alasan untuk menguji hubungan antara variabel kedisiplinan dengan perilaku keberagamaan. Sedangkan rancangan/design dalam penelitian ini menggunakan penelitian studi korelasional, yakni mengkaitkan hubungan antara kedua variabel, yakni variabel kedisiplinan dengan variabel perilaku keberagamaan.
8
2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Asrama Garnisun Kota Salatiga, yang dimulai dari tanggal 1 Desember 2011 sampai dengan 15 Januari 2012. 3. Populasi dan Sampel a.
Populasi Populasi adalah, “kenyataan yang hendak digeneralisasikan” (Hadi, 2000:70). Menurut Suharsimi Arikunto (2010:173) populasi yaitu, “keseluruhan subjek penelitian”. Selaras dengan definisi sebelumnya, Sugiyono mengatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian diambil kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 81). Dari beberapa definisi di atas maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian diambil kesimpulanya. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah kategori remaja berusia antara 13 - 18 tahun yang berdomisili di Asrama Garnisun Kota Salatiga RW (Rukun Warga) VII dengan jumlah 47 orang terbagi dalam 4 (empat) RT (Rukun Tetangga). Berikut ini adalah sebaran sub populasi pada setiap RT:
9
Tabel 1.1 Daftar Populasi Penelitian
No 1 2 3 4 b.
Nama RT RT II RT III RT IV RT V Jumlah
Jumlah Remaja Tiap RT Usia 13 – 18 tahun 14 15 11 7 47
Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006:131). Menurut Sugiyono (2010:81), “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Sampel yang diambil dari populasi harus representatif. Maka dari itu dibutuhkan tehnik sampling yang tepat. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tehnik proportionle stratified random sampling, yaitu: proses pemilihan sampel dengan cara diacak secara proporsional dan diambil melalui strata tertentu. Tehnik ini termasuk jenis probability sampling dengan teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2010:82). Maksudnya, porsi sampel tiap RT sama (proporsional) berdasarkan jumlah populasi masing-masing RT. Sugiyono berpendapat, bahwa makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi (Sugiyono, 2010:86). Merujuk dari
10
pendapatnya Sugiyono di atas, dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel dengan tingkat kesalahan 5%, berdasarkan tabel penentuan jumlah sampel (Sugiyono, 2010:87) dapat dilihat pada tabel 1.2 lampiran. Untuk menentukan jumlah sampel per-RT digunakan rumus sebagai berikut : Sampel per-strata = Keterangan : ∑ sampel
: Jumlah sampel disesuaikan dengan tingkat kesalahan (Sugiyono, 2010:90)
Adapun
penyebaran
sampel-sampel
tersebut
berdasarkan
teknik
proportionate stratified random sampling adalah sebagai berikut: RT II
=
x 44 = 13 orang remaja
RT III
=
x 44 = 14 orang remaja
RT IV
=
x 44 = 10 orang remaja
RT V
=
x 44 = 6,5 dibulatkan menjadi 7 orang remaja
Setelah dilakukan perhitungan sampel per-RT sebagaimana diuraikan di atas maka diperoleh sampel sejumlah 44 responden dengan adanya pembulatan. Adapun data tentang populasi sampel sebagai berikut:
11
Tabel 1.2 Data Populasi dan Sampel Penelitian Hubungan Kedisiplinan dalam Keluarga Militer dengan Perilaku Keberagamaan pada Remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga Tahun 2011
No 1 2 3 4
Nama RT RT II RT III RT IV RT V Jumlah
Jumlah Remaja Tiap RT Usia 13 – 18 tahun 14 orang 15 orang 11 orang 7 orang 47 orang
Sampel 13 orang 14 orang 10 orang 7 orang 44 orang
4. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah: a.
Metode Observasi Sebagai metode ilmiah, observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematika fenomena yang diselidiki (Hadi ,2000:136). Metode observasi juga diartikan sebagai, “suatu metode pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan secara langsung” (Arikunto, 2010:156). Untuk melakukan suatu observasi, maka diperlukan sebuah pedoman observasi. Dalam hal ini, peneliti datang ke lokasi penelitian secara langsung. Dengan bantuan pedoman observasi yang sudah peneliti buat sebelumnya, maka peneliti akan dengan mudah melakukan pengamatan serta memudahkan peneliti untuk
12
mengetahui bagaimana keadaan asrama dan perilaku remaja Muslim Asrama Garnisun Kota Salatiga secara langsung. b.
Metode Inteview Metode interview atau wawancara adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab secara lisan antara dua orang atau lebih secara face to face (Hadi, 2000:75). Dalam penelitian ini digunakan utuk mengumpulkan data tentang gambaran umum lokasi penelitian yakni Asrama Garnisun Kota Salatiga dan subjek penelitian.
c.
Metode Angket Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006:151). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010:199). Pengumpulan angket atau kuesioner merupakan hal yang pokok untuk mengumpulkan data. Hasil kuesioner tersebut terumuskan dalam angka-angka, tabel-tabel, analisis statistik, dan uraian serta kesimpulan dari hasil penelitian. Dalam penelitian ini, angket yang peneliti persiapkan ada dua yaitu angket pertama untuk mengetahui bagaimana penerapan kedisiplinan dalam keluarga militer pada remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga Tahun 2011 dan angket kedua untuk mengetahui perilaku keberagamaan remaja pada keluarga militer di Asrama Garnisun Kota Salatiga Tahun
13
2011. Kedua angket tersebut akan diberikan kepada remaja Asrama Garnisun Kota Salatiga dengan usia antara 13 tahun sampai 18 tahun dan merupakan angket tertutup. Artinya remaja tinggal memilih jawaban yang telah disediakan dan dianggap paling sesuai dengan pribadinya serta tidak diberi kesempatan untuk menyusun kalimat jawaban sendiri. Dalam angket tersebut menggunakan skala likert, tersedia empat alternatif jawaban yaitu: sangat setuju, setuju, tidak setuju, atau sangat tidak setuju (ss, s, ts, atau sts). Dengan skor untuk masing-masing jawaban yaitu: Skor jawaban positif adalah: jawaban ss = skor 4, jawaban s = skor 3, jawaban ts = skor 2, dan jawaban sts = skor 1. Sedangkan, skor untuk masing-masing jawaban negatif adalah: jawaban sts = skor 4, jawaban ts = skor 3, jawaban s = 2, dan jawaban ss = 1. Adapun penelitian instrument (angket) yang peneliti buat, mangacu pada variabel-variabel di bawah ini: 1)
Variabel Pengaruh (x) Variabel pengaruh dalam penelitian ini adalah “kedisiplinan”.
2)
Variabel Terpengaruh (y) Variabel terpengaruh dalam penelitian ini adalah “perilaku keberagamaan”. Masing-masing variabel tersebut mempunyai indikator-indikator
yang tercantum pada table di bawah ini:
14
Tabel 1.3 Indikator Kedisiplinan Konsep Dasar Komponen Indikator Aspek kedisiplinan meliputi : Sikap mental: 1.Taat peraturan berupa Sikap mental, pemahaman yang a.Taat rajin ibadah baik, dan kesungguhan hati (Prijodarminto, 1994, 25) 2.Taat perintah dengan cara tidak pernah membantah perintah orangtua b.Tertib
1.Waktu 2.Tempat
Pemahaman yang baik : a.Kebaikan
1.Menolong tetangga
b. Keburukan
1.Mengucapkan perkataan yang kasar
Kesungguhan hati: -Tekun
2.Menghormati orangtua
2.Mengambil hak orang lain -Mengerjakan dengan sungguh-sungguh
Tabel 1.4 Indikator Perilaku Keberagamaan Konsep Dasar Dimensi keberagamaan meliputi : dimensi keyakinan, dimensi praktik agama, dimensi penghayatan, dimensi pengetahuan agama, dimensi pengamalan atau konsekuensi (Glock dalam Djamaludin, 1994, 77-78)
Komponen Dimensi keyakinan a..Iman kepada Allah
b.Iman kepada Malaikat
15
Indikator 1.Mengetahui sifat-sifat Allah 2.Mengetahui Asmaul Husna -Mengetahui salah satu dari 10 nama malaikat yang wajib diimani
c.Iman kepada kitabkitab Allah
-Meyakini AlQur’an
d.Iman kepada Nabi dan Rasul
-Dapat membedakan tugas Nabi dan Rasul -Mengetahui nama-nama Lain hari kiamat -Mengetahui tentang takdir
e.Iman kepada hari kiamat f.Iman kepada Qadha dan Qadhar Dimensi praktik agama: a.Hablumminallah b.Hablumminannas
-Mengerjakan salat -Mengerjakan zakat
Dimensi penghayatan 1.Mendengar -Nilai etika kan adzan 2.Menghormati orang salat Dimensi pengetahuan agama : a.Dasar-dasar syariah b.Dasar-dasar aqidah
-Memakan sesuatu yang halal -Melaksanakan perintah Allah c.Dasar-dasar akhlak - Mengetahui dasar-dasar akhlak d.Dasar-dasar fiqih -Mengetahui gerakan wudhu Dimensi Pengamalan -Melaksanakan atau konsekuensi: perintah-Nya a.Pahala b.Dosa
16
-Menjalankan larangan-Nya
d.
Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, prasasti, notulen rapat, lengger agenda dan sebagainya (Arikunto, 2010:231). Metode dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh keterangan atau data tentang gambaran umum Asrama Garnisun Kota Salatiga, yang meliputi sejarah berdirinya, keadaan penduduk, maupun segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian ini yang bersifat dokumentasi yang peneliti butuhkan.
5. Instrumen Penelitian Beberapa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
Pedoman Oservasi Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik observasi terstruktur. Peneliti datang secara langsung ke lokasi penelitian sebagai pengamat independen. Dengan bantuan pedoman observasi yang telah peneliti buat sebelumnya, maka akan dengan mudah melakukan pengamatan serta memudahkan untuk mengetahui bagaimana keadaan asrama dan perilaku keberagamaan remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga secara langsung. Pedoman observasi ini peneliti gunakan pada saat melakukan observasi pendahuluan. Adapun pedoman observasi terdapat dalam lampiran.
17
b.
Pedoman Inteview Pedoman ini, peneliti gunakan pada saat observasi pendahuluan dengan melakukan wawancara terhadap nara sumber atau pihak-pihak terkait secara langsung yakni kepada ketua RT ataupun RW setempat serta penduduk yang telah lama berdomisili di Asrama Garnisun Kota Salatiga. Jenis pertanyaanya berkenaan seputar gambaran umum lokasi penelitian yakni Asrama Garsnisun Kota Salatiga dan subjek penelitian. Adapun pedoman interview terdapat dalam lampiran.
c.
Angket Dalam penelitian ini, angket yang peneliti persiapkan ada dua yaitu angket pertama untuk mengetahui bagaimana penerapan kedisiplinan dalam keluarga militer pada remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga Tahun 2011 dan angket kedua untuk mengetahui perilaku keberagamaan remaja pada keluarga militer di Asrama Garnisun Kota Salatiga Tahun 2011. Peneliti membuat kedua angket tersebut dengan cara menurunkan indikator masing-masing variabel kedalam beberapa pertanyaan atau pernyataan. Adapun jumlah pernyataan dari masing-masing angket adalah 10 pernyataan untuk angket pertama dan 20 pernyataan untuk angket kedua, total kedaunaya 30 pernyataan. Sedangkan untuk mengetahui berapa jumlah pernyataan dari masing-masing indikator serta bagaimana sebaran soalnya, akan peneliti uraikan pada tabel berikut:
18
Tabel 1.5 Kisi-Kisi Instrumen Angket Kedisiplinan dalam Keluarga Militer pada Remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga Tahun 2011 Komponen
Indikator
Sikap mental: 1.Taat peraturan a.Taat berupa rajin ibadah
b.Tertib
Pemahaman yang baik : a.Kebaikan
b. Keburukan
2.Taat perintah dengan cara tidak pernah membantah perintah orangtua 1.Waktu
Jumlah Pernyataan Soal 2 Dengan rajin melaksanakan salat dapat mempengaruhi emosi seseorang Setiap selesai salat maghrib melaksanakan tadarus bersama-sama 1 Melaksanakan semua perintah orang tua dengan senang hati
1
2.Tempat
1
1.Menolong tetangga
1
2.Menghormati orangtua
1
1.Mengucapkan perkataan yang kasar
1
2.Mengambil hak orang lain
1
19
No Item 1
3
2
Semua anggota keluarga untuk melaksanakan salat tepat pada waktunya Setiap anggota keluarga melaksanakan salat berjamaah di musholla/masjid Apabila melihat tetangga kurang mampu hendaknya membantunya Bertuturkata yang sopan terhadap orangtua dalam kehidupan sehari-hari Bertuturkata yang tidak sopan dapat terjadi pada siapapun
4
Mengambil sandal di masjid apabila sandal milik kita hilang sudah menjadi hal yang wajar
9
5
6
7
8
Kesungguhan hati: -Tekun
-Mengerjakan dengan sungguhsungguh
1
Melaksanakan ibadah salat dengan khusyuk
10
Tabel 1.6 Kisi-Kisi Instrumen Angket Perilaku Keberagamaan dalam Keluarga Militer pada Remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga Tahun 2011
Komponen
Indikator
Jumlah Pernyataan Soal 1 Sifat-sifat bagi Allah tidak harus kita hafalkan
Dimensi keyakinan a..Iman kepada Allah
1.Mengetahui sifat-sifat Allah 2.Mengetahui Asmaul Husna
1
b.Iman kepada Malaikat
-Mengetahui salah satu dari 10 nama malaikat yang wajib diimani
2
c.Iman kepada kitab-kitab Allah
-Meyakini AlQura’an
1
d.Iman kepada Nabi dan Rasul
-Dapat membedakan tugas Nabi dan Rasul
1
e.Iman kepada Hari Kiamat
-Mengetahui Nama-Nama
1
20
Dengan menghayati Asmaul Husna dapat mendekatkan kita dengan Allah Malaikat Ridwan bertugas menjaga pintu surge Malaikat Izroil bertugas meniup sangkakala Selain Al-Qur’an tidak boleh ada kitab lain yang wajib dipercayai Nabi adalah orang yang menerima wahyu dari Allah dan wajib menyebarkannya kepada umat, sedangkan Rasul adalah orang yang menerima wahyu dari Allah dan tidak wajib menyebarkannya kepada umat Yaumul Jazza artinya adalah hari
No Item 1
2
3
4
5
6
7
f.Iman kepada Qadha dan Qadhar
Lain Hari Kiamat -Mengetahui tentang takdir
pembalasan 1
Takdir dapat diubahubah selama manusia dapat berusaha dengan baik Salat dapat mendekatkan diri kepada Allah
8
Dimensi praktik agama: a.Hablumminalla h
-Mengerjakan salat
1
b.Hablumminann as
-Mengerjakan zakat
1
Zakat bertujuan untuk mensucikan diri dan harta
10
Dimensi penghayatan Nilai etika
1.Mendengar kan adzan
1
11
2.Menghormati orang salat
1
Dimensi pengetahuan agama : a.Dasar-dasar syariah b.Dasar-dasar aqidah
-Memakan sesuatu yang halal
1
Kategori orang yang tidak beriman adalah tidak bergetar hatinya saat dikumandangkan adzan Membaca Qur’an saat ada orang salat merupakan etika yang baik Halal hukumnya memakan bangkai belalang dan ikan
-Melaksanakan perintah Allah
1
14
c.Dasar-dasar akhlak
- Mengetahui dasar-dasar akhlak -Mengetahui gerakan wudhu
1
Mengerjakan perintah Allah merupakan aqidah yang benar Akhlak menandai kadar keimanan seseorang Berwudhu diawali dengan niat,menyela air disela-sela tangan,berkumurkumur,memasukkan air ke dalam hidung,membasuh muka,membasuh tangan sampai
d.Dasar-dasar fiqih
1
21
9
12
13
15
16
Dimensi -Melaksanakan Pengamalan atau perintah-Nya konsekuensi: a.Pahala
b.Dosa
2
-Menjalankan larangan-Nya
1
sikut,menyapih rambutkepala,memb ersihkantelinga,mem basuh kaki sampai mata kaki Bila surga tidak ada, manusia tidak akan melaksanakan perintah-Nya Berbuat baik akan berbalas baik Bila neraka tidak ada, manusia akan menjalankan larangan-Nya Berbuat baik dan buruk keduanya sama-sama berat
17
18
19
20
Karena jumlah soal angket pertama 10 dan angket kedua berjumlah 20, maka skor maksimal yang mungkin tercapai oleh responden adalah 40 (angket pertama) dan 80 (angket kedua), dan skor minimalnya adalah 10 (angket pertama) dan 20 (angket kedua). Dengan demikian skor idealnya berkisar antara 10-40 (angket pertama) dan 20-80 (angket kedua). Adapun kedua angket tersebut terdapat dalam lampiran. d.
Dokumentasi Dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh keterangan atau data tentang gambaran umum Asrama Garnisun Kota Salatiga, yang meliputi sejarah berdirinya, keadaan penduduk, maupun segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian ini yang bersifat dokumentasi misalnya: foto, arsip, catatan-catatan yang diperlukan peneliti.
22
6. Analisis Data Dalam menganalisis peneliti melakukan dua langkah analisis, yaitu: a.
Analisis Pendahuluan Analisis ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kedisiplinan dan perilaku keberagamaan, dengan menggunakan rumus:
Keterangan: P : Persentase F : Frekuensi N : Jumlah responden (Hadi, 1982 : 399). b.
Analisis Lanjutan Analisa data yang kedua berfungsi untuk mengetahui hubungan kedua variabel, yaitu hubungan antara variabel kedisiplinan maupun variabel perilaku keberagamaan, dengan menggunakan rumus product moment sebagai berikut: rxy
=
Keterangan: rxy
: Koefisisen korelasi
∑x2
: Jumlah kuadrat x
∑y2
: Jumlah kuadrat y
∑xy
: Jumlah skor total xy (Sugiyono, 2010:183)
23
Langkah selanjutnya untuk menilai signifikan atau tidak maka diperlukan uji signifikansinya dengan rumus t berikut ini: t=r
Keterangan: t
= Nilai t yang dihitung
r
= Korelasi xy
n
= Jumlah sampel (Sugiyono, 2010:187)
H. Sistematika Penulisan Sistematika di sini adalah gambaran umum tentang skripsi ini. Skripsi ini terbagi ke dalam tiga bagian yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Bagian awal berisikan sampul, lembar berlogo, judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar lampiran; adapun bagian inti berisi pendahuluan sampai dengan penutup; dan bagian akhir terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran, riwayat hidup peneliti. Adapun sistematik bagian isi adalah sebagai berikut: BAB I :
Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II :
Berisi landasan teori mengenai kedisiplinan dalam keluarga militer dan perilaku keberagamaan pada remaja.
24
BAB III :
Berisi gambaran umum lokasi penelitian yang meliputi sejarah berdiri, sarana, keadaan masyarakat asrama khususnya pada remaja, dan penyajian data yang meliputi jawaban angket tentang kedisiplinan dalam keluarga militer dan perilaku keberagamaan pada remaja.
BAB IV :
Berisi analisis data yang meliputi analisis deskriptif, pengujian hipotesis dan pembahasan.
BAB V :
Berisi penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.
25
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kedisiplinan 1. Pengertian Kedisiplinan Disiplin merupakan kata yang singkat dan padat, namun mempunyai arti yang sangat mendalam, yang membuat orang yang mendengar atau melihat kata tersebut ada rasa tertekan atau bahkan sebagai motifasi untuk lebih baik. a.
Menurut Bahasa Kata kedisiplinan berasal dari Bahasa Latin yaitu discipulus, yang berarti mengajari atau mengikuti yang dihormati. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim Redaksi Kamus Besar Indonesia Edisi Ketiga 2007: 268), menyatakan bahwa disiplin adalah tata tertib (di sekolah, di kantor, kemiliteran, dan sebagainya), ketaatan (kepatuhan) pada peraturan tata tertib, dan bidang studi yang memiliki objek dan sistem tertentu. Sedangkan menurut Cahyani (2009: 180) imbuhan ke-an dalam kata kedisiplinan berarti menyatakan sesuatu hal atau keadaan.
b.
Menurut Istilah 1)
Prijodarminto (1994: 25) Menurut Prijodarminto kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban. Karena sudah menyatu dengannya, maka sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi
26
atau sama sekali tidak dirasakan sebagai beban, bahkan sebaliknya akan membebani dirinya bilamana ia tidak berbuat sebagaimana lazimnya. 2)
Ekosiswoyo dan Rachman (2000: 97) Menurut Ekosiswoyo dan Rachman kedisiplinan hakikatnya adalah sekumpulan tingkah laku individu maupun masyarakat yang mencerminkan rasa ketaatan, kepatuhan, yang didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan.
3)
Arikunto (1990: 114) Menurut Arikunto dalam kedisiplinan dikenal dua istilah yang pengertiannya hampir sama tetapi pembentukannya secara berurutan. Kedua istilah itu adalah disiplin dan ketertiban, ada juga yang menggunakan istilah siasat dan ketertiban. Ketertiban menunjuk pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan dan tata tertib karena didorong oleh sesuatu dari luar misalnya, karena ingin mendapat pujian dari atasan. Selanjutnya pengertian disiplin atau siasat menunjuk pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti tata tertib karena didorong kesadaran yang ada pada kata hatinya. Dengan demikian, dari berbagai paparan di atas kedisiplinan adalah keadaan dimana seseorang dituntuk untuk berkembang secara teratur melalui latihan dan pendidikan sehingga terbentuk
27
kesadaran dan keyakinan dalam dirinya untuk berbuat tanpa paksaan. 2. Aspek-Aspek Kedisiplinan Menurut Prijodarminto (1994: 25), disiplin memiilki tiga aspek. Ketiga aspek tersebut adalah : a.
b.
c.
Sikap mental (mental attitude) yang merupakan sikap taat dan tertib sebagai hasil atau pengembangan dari latihan, pengendalian pikiran, dan pengendalian watak; Pemahaman yang baik mengenai sistem aturan perilaku, norma, kriteria, dan standar yang sedemikian rupa sehingga pemahaman tersebut menumbuhkan pengertian yang mendalam atau kesadaran bahwa ketaatan atau aturan, norma, kriteria, dan standar tadi merupakan syarat mutlak untuk mencapai keberhasilan (sukses) ; Sikap kelakuan yang secara wajar menunjukkan kesungguhan hati untuk mentaati segala hal secara cermat dan tertib. Kedisiplinan tidak dapat terpisahkan dari ketiga aspek teersebut. Sikap
mental mempengaruhi setiap orang yang terikat dalam perilaku dan norma hingga akhirnya akan menumbuhkan kesadaran dalam hati untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dan teratur sesuai dengan tuntutan yang diberikan. 3. Tujuan Kedisiplinan a.
Gaustad (1992: 24) Menurut Gaustad bahwa kedisiplinan memiliki 2 (dua) tujuan, yaitu memberi kenyamanan pada para siswa dan staf (guru) serta menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar.
b.
Subari (1994: 163) Menurut Subari bahwa kedisiplinan mempunyai tujuan untuk penurutan terhadap suatu peraturan dengan kesadaran sendiri untuk terciptanya peraturan itu.
28
c.
Durkeim (1995: 9) Menurut Durkeim kedisiplinan mempunyai tujuan ganda yaitu mengembangkan suatu peraturan tertentu dalam tindak tanduk manusia dan memberinya suatu sasaran tertentu dan sekaligus membatasi cakrawalanya. Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan kedisiplinan adalah memberi kenyamanan kepada diri sendiri serta menciptakan
lingkungan
yang
kondusif
untuk
belajar
serta
perkembangan dari pengembangan diri sendiri dan pengarahan diri sendiri tanpa pengaruh atau kendali dari luar. 4. Fungsi Kedisiplinan Fungsi kedisiplinan menurut Tu’u (2004: 38) adalah: menata kehidupan bersama, membangun kepribadian, melatih kepribadian, pemaksaan, hukuman, dan menciptakan lingkungan yang kondusif. a.
Menata Kehidupan Bersama Kedisiplinan berguna untuk menyadarkan siswa atau seseorang bahwa dirinya perlu menghargai orang lain dengan cara menaati dan mematuhi peraturan yang berlaku, sehingga tidak akan merugikan pihak lain dan hubungan dengan sesama menjadi baik dan lancar. Internal kehidupan yang baik akan memunculkan ketentraman dan keutuhan dalam berbangsa dan bernegara.
29
b.
Membangun Kepribadian Pertumbuhan kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi oleh faktor
lingkungan.
Disiplin
yang
diterapkan di
masing-masing
lingkungan tersebut memberi dampak bagi pertumbuhan kepribadian yang baik. Oleh karena itu, dengan disiplin seseorang akan terbiasa mengikuti, mematuhi aturan yang berlaku dan kebiasaan itu lama kelamaan masuk ke dalam dirinya serta berperan dalam membangun kepribadian yang baik. Kepribadian yang baik juga merupakan sebuah tuntunan dari setiap agama yang ada, sehingga dapat meminimaliskan setiap segi negatif dalam diri. c.
Melatih Kepribadian Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin terbentuk melalui latihan. Demikian juga dengan kepribadian yang tertib, teratur dan patuh perlu dibiasakan dan dilatih. Cerminan kedisiplinan adalah kepribadian yang tertata dengan baik dan menimbulkan sesuatu yang baik.
d.
Pemaksaan Kedisiplinan dapat terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan dari luar, misalnya ketika seorang siswa yang kurang disiplin masuk ke satu sekolah yang berdisiplin baik, terpaksa harus mematuhi tata tertib yang ada di sekolah tersebut. Pemaksaan terasa sangat diperlukan dalam rangka menumbuh kembangkan rasa disiplin diri.
30
e.
Hukuman Tata tertib biasanya berisi hal-hal positif dan sanksi atau hukuman bagi yang melanggar tata tertib tersebut. Hukuman disatu sisi sangatlah perlu untuk membentuk karakter diri dan memberikan efek jera bagi yang melanggar sehingga secara tidak langsung akan membuatnya sadar.
f.
Menciptakan Lingkungan yang Kondusif Kedisiplinan berfungsi mendukung terlaksananya proses dan kegiatan pendidikan agar berjalan lancar dan memberi pengaruh bagi terciptanya sekolah sebagai lingkungan pendidikan yang kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Dengan lingkungan yang kondusif diharapkan keakrapan, kenyamanan dan ketertiban dapat terbina dengan baik.
B. Keluarga Militer 1. Pengertian Keluarga Keluarga merupakan lingkup terkecil dari masyarakat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim Redaksi Kamus Besar Indonesia Edisi Ketiga 2007: 536), menyatakan bahwa keluarga adalah ibu dan bapak beserta anakanaknya, seisi rumah. 2. Pengertian Militer Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim Redaksi Kamus Besar Indonesia Edisi Ketiga 2007: 536), militer adalah tentara, anggota tentara, ketentaraan. Dengan demikian, definisi keluarga militer adalah anggota seisi rumah yang terdiri dari ibu, bapak beserta anak-anaknya dimana mereka hidup dalam lingkup ketentaraan.
31
C. Perilaku Keberagamaan 1. Pengetian Perilaku Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan (Tim Redaksi Kamus Besar Indonesia Edisi Ketiga, 2007: 859) 2. Pengetian Agama, Beragama, Keagamaan, dan Keberagamaan a.
Menurut Bahasa Agama adalah ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya (Tim Redaksi Kamus Besar Indonesia Edisi Ketiga, 2007: 12). Imbuhan ber- dalam kata beragama memiliki makna menyatakan perbuatan (Cahyani, 2009: 173). Sehingga beragama adalah menganut (memeluk) agama, beribadat, taat kepada agama (Tim Redaksi Kamus Besar Indonesia Edisi Ketiga, 2007: 12). Keagamaaan adalah hal yang berhubungan dengan agama (Tim Redaksi Kamus Besar Indonesia Edisi Ketiga, 2007: 12). Dan Keberagamaan adalah perihal beragama (Tim Redaksi Kamus Besar Indonesia Edisi Ketiga, 2007: 12).
b.
Menurut Istilah 1)
Poerbakawaca dah Harahar (1981: 8) Menurut Poerbakawaca dan Harahar bahwa pengertian agama secara “etimologi” adalah suatu kepercayaan yang dianut oleh manusia dalam usahanya mencari hakikat dari hidupnya dan
32
yang mengajarkan kepadanya tentang hubungannya dengan Tuhan, tentang hakikat dan maksud dari segala sesuatu yang ada. Lebih lanjut keduanya, menjelaskan bahwa inti agama adalah pengakuan dari suatu asas mutlak yang tunggal dan kepercayaan atas suatu kepercayaan yang tinggi. Selanjutnya mereka menegaskan bahwa agama sesuatu yang disyariatkan Tuhan atas keterangan Nabi utusan-Nya
berisi
perintah-perintah,
larangan-larangan
dan
petunjuk untuk keselamatan seluruh manusia, baika dalam maupun akhirat. 2)
Shihab (1999: 210) Menurut Shihab menjelaskan secara “terminologi” bahwa agama adalah sebagai hubungan antara makhluk dengan Khaliknya, hubungan itu terwujud dalam sikap batinnya serta tampak pada ibadat yang dilakukannya, dan tercemin pula dalam sikap kesehariannya. Berdasarkan ungkapan tersebut dapat didefinisikan bahwa agama adalah peraturan Allah yang disampaikan kepada Rasul-Nya berupa syariat-syariat (undang-undang) untuk mengatur kehidupan dan kebahagiaan manusia baik di dunia maupun di akhirat kelak.
3)
Tafsir (2000: 10) Menurut Tafsir mengatakan bahwa beragama adalah masalah sikap. Di dalam Islam, sikap beragama itu intinya adalah iman. Jadi yang dimaksud beragama pada intinya adalah beriman.
33
4)
Langgulung (2004: 138) Sedangkan menurut Langgulung keagamaan artinya berkaitan dengan keilmuan
Artinya seberapa dalam seorang muslim
memahami dan menguasai ilmu-ilmu agama dalam konteks ini ia pandai agama secara kognitif. 5)
Jalaluddin (1996: 197) Menurut Jalaluddin makna keberagamaan, yaitu merupakan suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang yang mendorong untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya terhadap agama, keberagamaan tersebut konsisten antara kepercayaan terhadap agama sebagai unsur efektif dan perilaku terhadap agama sebagai unsur konatif. Jiwa beragama atau perilaku keberagamaan merujuk kepada aspek rohaniah individu yang berkaitan dengan keimanan kepada Allah yang merefleksikan ke dalam peribadatan kepada-Nya, baik yang bersifat hablumminallah maupun hablumminannas. Dengan demikian, perilaku keberagamaan adalah segala aktivitas yang dilakukan oleh seseorang yang berkaitan dengan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu.
3. Dimensi Keberagamaan Salah satu kenyataan yang terjadi dalam sepanjang perjalanan sejarah umat manusia adalah fenomena beragama (religiosity). Keberagamaan atau
34
religiusitas diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan manusia. Aktivitas beragama bukan hanya terjadi ketika seseorang melakukan perilaku ritual (beribadah) tapi juga ketika melakukan aktivitas lain yang didorong oleh kekuatan supranatural. Bukan hanya yang berkaitan dengan akitvitas yang tampak dan dapat dilihat mata, tapi juga aktivitas yang tak nampak dan terjadi dalam hati seseorang. Sebab, keberagamaan seseorang akan meliputi berbagai macam sisi atau dimensi. Menurut Glock (dalam Djamaludin 1994: 77-78), ada lima macam dimensi keberagamaan, yaitu : dimensi keyakinan, dimensi praktik agama, dimensi penghayatan, dimensi pengetahuan agama, dan dimensi pengamalan atau konsekuensi. a.
Dimensi Keyakinan Dimensi ini berisi pengharapan dimana orang religius berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dan mengakui kebenaran doktrindoktrin tertentu. Setiap agama mempertahankan seperangkat kepercayaan dimana para penganut diharapkan akan taat. Walaupun demikian, isi dan ruang lingkup keyakinan ikut bervariasi tidak hanya diantara agama-agama, tetapi seringkali juga di antara tradisi–tradisi dalam agama yang sama. Dalam dimensi keyakinan atau akidah dalam Islam menunjukkan pada seberapa tingkat keyakinan muslim terhadap kebenaran ajaran agamanya, terutama terhadap ajaran yang bersifat fundamental atau dogmatik. Di dalam keber-Islaman isi
35
dimensi keimanan menyangkut keyakinan kepada Allah, para malaikat, Nabi/Rasul, kitab-kitab Allah, surga dan neraka serta qadha dan qadar. b.
Dimensi Praktik Agama Dimensi ini mencakup perilaku pemujaan, ketaatan dan hal-hal yang dilakukan untuk menunjukkan komitmen terhadap agama yang dianutnya. Praktik-praktik keagamaan ini terdiri atas dua kelas penting, yaitu: ritual dan ketaatan. 1)
Ritual Mengacu kepada seperangkat ritus, tindakan ke agamaan formal dan praktek-praktek suci yang semua mengharapkan para pemeluk melaksanakan. Dalam Kristen sebagian dari pengharapan ritual itu diwujudkan dalam kebaktian di gereja, per sekutuan suci, baptis, perkawinan dan semacamnya. Pada prinspnya agama Islam melarang (haram) perkawinan antara seorang beragama Islam dengan seorang yang tidak beragama Islam.
2)
Ketaatan Ketaatan dan ritual bagaikan ikan dengan air, meski ada perbedaan penting. Apabila aspek ritual dari komitmen sangat formal dan khas publik, semua agama yang dikenal juga mempunyai perangkat tindakan persembahan dan kontemplasi personal yang relatif spontan, informal, dan khas pribadi. Ketaatan dilingkungan penganut Kristen diungkapkan melalui sembahyang pribadi, membaca injil dan barangkali menyanyi himne bersama-
36
sama.
Dalam
keber-Islaman,
hal
peribadatan
menyangkut
pelaksanaan shalat, puasa, zakat, haji, membaca Al-Qur’an, doa, zikir, ibadah kurban, iktikaf dimasjid dibulan puasa dan sebagainya. c.
Dimensi Penghayatan Dimensi ini berisikan dan memperhatikan fakta bahwa semua agama mengandung pengharapan-pengharapan tertentu, meski tidak tepat jika dikatakan bahwa seseorang yang beragama dengan baik pada suatu waktu akan mencapai pengetahuan subjektif dan langsung mengenai (kenyataan terakhir bahwa ia akan mencapai suatu kontak dengan kekuatan supernatural). Dimensi ini berkaitan dengan pengalaman keagamaan, perasaanperasaan, persepsi-persepsi, dan sensasi-sensasi yang dialami seseorang atau didefinisikan oleh suatu kelompok keagamaan (suatu masyarakat) yang melihat komunikasi. Dalam Islam perasaan akan tergetar ketika mendengar adzan berkumandang atau ayat-ayat Al-Qur’an.
d.
Dimensi Pengetahuan Agama Dimensi pengetahuan agama mengacu kepada harapan bahwa orang-orang yang beragama paling tidak memiliki pengetahuan mengenai dasar-dasar keyakinan, ritus-ritus, kitab suci dan tradisi-tradisi. Dimensi pengetahuan dan keyakinan ini jelas berkaitan satu sama lain, karena pengetahuan mengenai suatu keyakinan adalah syarat bagi penerimanya. Walaupun demikian, keyakinan tidak perlu diikuti oleh
37
syarat pengetahuan, juga semua pengetahuan agama tidak selalu bersandar pada keyakinan. Lebih jauh, seseorang dapat berkeyakinan kuat tanpa benar-benar memahami agamanya, atau kepercayaan bisa kuat atas dasar pengetahuan yang amat sedikit. Dalam ajaran Islam seorang muslim harus dapat mempelajari ilmu dalam agama Islam seperti syari’ah Islam, akidah Islam, dan akhlak. Hal ini sangatlah penting untuk menambah dan mempertebal ketaatan dan ketakwaan kepada Allah swt. e.
Dimensi Pengamalan atau Konsekuensi Dimensi ini mengacu pada identifikasi akibat-akibat keyakinan keagamaan, praktik, pengalaman, dan pengetahuan seseorang dari hari ke hari. Istilah “kerja” dalam pengertian teologis digunakan disini. Walaupun
agama
banyak
menggariskan
bagaimana
pemeluknya
seharusnya berpikir dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari, tidak sepenuhnya jelas sebatas mana konsekuensi – konsekuensi agama merupakan bagian dari komitmen keagamaan atau semata – mata berasal dari agama. Dalam Islam dicontohkan, keyakinan akan surga dan neraka jika seseorang mampu menghindarkan segala yang dilarang oleh Allah swt. maka tentunya surga yang diperolehnya (Djamaludin, 1994:77-78). Kelima dimensi tersebut di atas merupakan kaitan antara iman, ilmu dan amal. Dimesi keyakinan merupakan cakupan dari aspek iman, dimensi pengetahuan agama merupakan cakupan dari aspek ilmu dan dimensi pengalaman merupakan cakupan dari aspek amal. Kemudian dari aspek amal terbagi menjadi dua yaitu amal yang langsung berhubungan
38
dengan pencipta contohnya shalat, puasa, haji dan sebagainya dan amal yang berhubungan dengan manusia atau mu’amalah seperi berbuat baik terhadap tetangga, menghormati kedua orang tua dan lain-lain. D. Perkembangan Jiwa pada Remaja 1. Pengertian Remaja a.
Menurut Bahasa Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa Latin adolescere yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan”(Ali dan Asrori, 2010: 9). Remaja adalah mulai dewasa, sudah sampai umur untuk kawin (Tim Redaksi Kamus Besar Indonesia Edisi Ketiga, 200: 944)
b.
Menurut Istilah 1)
Hurlock (dalam Ali dan Asrori, 2010: 9) Menurut Hurlock bahwa secara psikologis, remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling sejajar. Memasuki masyarakat dewasa ini mengandung banyak aspek afektif, lebih atau kurang dari usia pubertas. Remaja juga sedang mengalami perkembangan pesat dalam aspek intelektual. Transformasi intelektual dari cara berpikir remaja ini memungkinkan mereka tidak hanya mampu mngintergrasikan
39
dirinya ke dalam masyarakat dewasa, tapi juga merupakan karakteristik
yang
paling
menonjol
dari
semua
periode
perkembangan. 2)
Ali dan Asrori ( 2010: 9) Menurut Ali dan Asrori remaja tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat sepenuhnya untuk masuk ke golongan orang dewasa. Remaja ada di antara anak dan orang dewasa. Oleh karena itu, remaja seringkali dikenal dengan fase “mencari jati diri” atau fase “topan dan badai”. Remaja masih belum mampu menguasai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya. Namun, perlu diketahui bahwa yang terpenting, fase remaja merupakan fase perkembangan yang tengah berada pada masa sangat potensial, baik dilihat dari aspek kognitif, emosi, maupun fisik.
3)
Zakiah Darajat (1990: 23) Menurut Zakiah Darajat remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.
40
4)
Santrock (2003: 26) Menurut Santrock remaja (adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa remaja adalah individu yang sedang berada pada masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa dan ditandai dengan perkembangan yang sangat cepat dari aspek fisik, psikis dan sosial.
2. Batasan Umur Remaja a.
Witherington dalam Dadang Sulaiman (dalam Rumini dan Sundari, 2004: 54) Menurut Witherington penggunaaan istilah masa adolensi yang dibagi menjadi 2 (dua) fase yang disebut:
b.
1)
Preadolesence, berkisar usia 12-15 tahun dan
2)
Late adolescence, antara usia 15-18 tahun
Hurlock (dalam Rumini dan Sundari, 2004: 54) Menurut Hurlock bahwa puber adalah periode tumpang tindih, karena mencakup tahun-tahun akhir masa kanak-kanak dan tahun-tahun awal masa remaja. Pembagiannya adalah sebagai berikut: 1)
Tahap prapuber
:wanita 11-13 tahun; pria 14-16 tahun
2)
Tahap puber
3)
Tahap paska puber :wanita 17-21 tahun; pria 17 tahun 6 bulan-
:wanita 13-17 tahun; pria 14-17 tahun 6 bulan
21tahun
41
c.
Mappiare (dalam Ali dan Asrori, 2010: 9) Menurut Mappiare masa remaja terbagi menjadi: 1)
Remaja awal
: wanita 12-17 tahun; pria 13-18 tahun
2)
Remaja akhir
: wanita 17-21 tahun; pria 18-22 tahun
3. Perkembangan Masa Remaja a.
Tugas-Tugas Perkembangan Masa Remaja Tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan berprilaku secara dewasa. Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja menurut Hurlock (dalam Ali dan Asrori, 2010: 10) adalah berusaha : 1)
Mampu menerima keadaan fisiknya;
2)
Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa;
3)
Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis;
4)
Mencapai kemandirian emosional;
5)
Mencapai kemandirian ekonomi;
6)
Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat;
7)
Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai dewasa dan orang tua;
8)
Mengembangakan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki usia dewasa;
42
9)
Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan;
10) Memahami
dan
mempersiapkan
berbagai
tanggung
jawab
kehidupan keluarga. Tugas-tugas perkembangan fase remaja ini amat berkaitan dengan perkembangan kognitifnya, yaitu fase operasional formal. Kematangan fase kognitif akan sangat membantu kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangannya itu dengan baik. Agar dapat memenuhi dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan, diperlukan kemampuan kreatif remaja.
Kemampuan kreatif
ini
banyak
diwarnai oleh
perkembangan kognitifnya (Ali dan Asrori, 2010: 9). b.
Karakteristik Umum Perkembangan Remaja Menurut Ali dan Asrori (2010: 16), ada lima sikap karakteristik yang sering ditunjukkan oleh remaja yaitu sebagai berikut: kegelisahan, pertentangan, mengkhayal, aktivitas berkelompok, keinginan mencoba segala sesuatu. 1)
Kegelisahan Sesuai dengan fase perkembangannya, remaja mempunyai banyak idealisme, angan-angan, atau keinginan yang hendak diwujudkan di masa depan. Namun, sesungguhnya remaja belum memiliki banyak kemampuan yang memadai untuk mewujudkan semua itu. Seringkali angan-angan dan keinginannya jauh lebih besar dibandingkan dengan kemampuannya.
43
Selain itu, di satu sisi mereka ingin mendapat pengalaman sebanyak-banyaknya untuk menambah pengetahuan, tetapi di pihak lain mereka belum mampu melaksanakan berbagi hal dengan baik sehingga tidak berani mengambil tindakan mencari pengalaman langsung dari sumbernya. Tarik-menarik antara angan-angan yang tinggi dengan kemampuannya yang masih belum memadai mengakibatkan mereka diliputi oleh perasaan gelisah. 2)
Pertentangan Sebagai individu yang sedang mencari jati diri, remaja berada pada situasi psikologis antara ingin melepaskan diri dari orang tua dan perasaan masih belum mampu untuk mandiri. Oleh kareana itu, pada umumnya remaja sering mengalami kebingungan karena sering terjadi pertentangan pendapat antara mereka dengan orang tua. Pertentangan yang sering terjadi itu menimbulkan keinginan remaja untuk dapat melepaskan diri dari orang tua, kemudian ditentangnya sendiri karena dalam diri remaja ada keinginan untuk memperoleh rasa aman. Remaja sesungguhnya belum begitu berani mengambil resiko dari tindakan meninggalkan lingkungan keluarganya yang jelas aman bagi dirinya. Ditambah pula keinginan melepaskan diri itu belum disertai dengan kesanggupan untuk berdiri sendiri tanpa bantuan orang tua dalam soal keuangan. Akibatnya, pertentangan
44
yang sering terjadi itu akan menimbulkan kebingungan dalam diri remaja itu sendiri maupun pada orang lain. 3)
Mengkhayal Keinginan untuk menjelajah dan bertualang tidak semuanya tersalurkan. Biasanya hambatannya dari segi keuangan atau biaya. Sebab,
menjelajah
lingkungan
sekitar
yang
luas
akan
maembutuhkan biaya yang banyak, padahal kebanyakan remaja hanya memperoleh uang dari pemberian orang tuanya. Akibatnya, mereka lalu mengkhayal, mencari kepuasan, bahkan menyalurkan khayalannya melalui dunia fantasi. Khayalan remaja putra biasanya berkisar pada soal prestasi dan jenjang karir, sedang remaja putri lebih mengkhayalkan romantika hidup. Khayalan ini tidak selamanya bersifat negatif. Sebab khayalan ini kadang-kadang menghasilkan sesuatu yang bersifat konstruktif, misalnya timbul ide-ide tertentu yang dapat direalisasikan. 4)
Aktivitas Berkelompok Berbagai macam keinginan para remaja seringkali tidak dapat terpenuhi karena bermacam-macam kendala, dan yang sering terjadi adalah tidak tersedianya biaya. Adanya bermacam-macam larangan dari orang tua seringkali melemahkan atau bahkan mematahkan
semangat
para
remaja.
Kebanyakan
remaja
menemukan jalan keluar dari kesulitannya setelah mereka
45
berkumpul dengan rekan sebaya untuk melakukan kegiatan bersama. Mereka melakukan suatu kegiatan secara berkelompok sehingga berbagai kendala dapat diatasi bersama-sama. 5)
Keinginan Mencoba Segala Sesuatu Pada umumnya, remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (high curiosity). Karena didorong oleh rasa ingin tahu yang tinggi, remaja cenderung ingin bertualang. Menjelajah segala sesuatu, dan mencoba segala sesuatu yang belum pernah dialaminya. Oleh karena itu, yang amat penting adalah adanya bimbingan agar rasa ingin tahunya yang tinggi dapat terarah kepada kegiatan-kegiatan yang positif, kreatif, dan produktif.
4. Perihal Ibadah Remaja di Keluarga Militer Menurut Starbuck (dalam Ali dan Asrori, 2010: 16) mengatakan bahwa pandangan para remaja terhadap ajaran agama, ibadah, dan masalah doa, hanya 17% sembahyang bermanfaat untuk berkomunikasi dengan Tuhan, sedangkan 26% diantaranya menganggap bahwa sembahyang hanyalah merupakan media untuk bermeditasi. Secara fisik remaja sudah berpenampilan dewasa, tetapi secara psikologis belum. Ketidakseimbangan ini menjadikan remaja menempatkan dirinya dalam suasana kehidupan batin terombang-ambing. Untuk mengatasi kemelut batin itu, maka sebaiknya remaja memerlukan bimbingan dan pengarahan. Mereka membutuhkan tokoh pelindung yang mampu diajak untuk berdialog dan berbagi rasa. Selain itu, mereka pun mengharapkan adanya pegangan hidup
46
sebagai tempat bergantung. Remaja yang hidup dalam keluarga militer idealnya lebih bisa diharapkan untuk mendapatkan nilai-nilai ajaran agama yang lebih dibandingkan dengan remaja di tempat lain.
47
BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Sejarah Berdirinya Asrama Garnisun Kota Salatiga Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, diperoleh data serta dokumen-dokumen dari Ketua RW, dan penduduk terdahulu. Diketahui bahwa pendidrian Asrama Garnisun Kota Salatiga tidak bisa terlepaskan dari keberadaan Batalyon Infanteri 411/Pandawa dan sejarah pembersihan G-30 S/PKI. Batalyon Infanteri 411/Pandawa adalah salah satu kesatuan dalam TNIAD. Yonif 411/Pandawa didirikan pada 1 Juni 1967 dengan markas di Salatiga setelah sebelumnya bermarkas di Klaten. Satuan ini merupakan organik Brigade Infanteri 6/Trisakti Baladaya, Divisi Infanteri 2/Kostrad. Pada Tahun 1974 berdasarkan ST Danbrigif 6, markas besar Yonif 411 dipindahkan dari Klaten ke Salatiga (kecuali satu kompi senapan) dan pada tahun 1978 berdasarkan Surat Keputusan Pangdam VII/Diponegoro, status organik Yonif 411 Brigif 6 beralih dari Kodam VII Diponegoro ke Kostrad dan pada tahun 1986 secara keseluruhan I Batalyon penuh berada di Salatiga. Dahulunya asrama ini terkenal dengan sebutan Asrama Tangsi Besar, karena selain anggota dari kesatuan 411 sendiri, terdapat kesatuan lain di bawah Korem 073 Makutarama menempati komplek militer ini, antara lain : Korem 073, Kodim 0714, AJENREM (Ajudan Korem) 073, DENKESYAH (Datasemen Kesehatan Wilayah), DENSIBANG (Datasemen Seni Bangunan),
48
DENBEKANG (Datasemen Perbekalan Angkutan), DENPOM (Datasemen Polisi
Militer)
IV/3,
BABINMINVETCAD
DENHUB
(Bagian
(Datasemen
Pembinaan
Perhubungan),
Administrasi
Veteran
dan dan
Cadangan). Dikarenakan Batalyon 411 adalah Batalyon tempur yang membutuhkan fokus khusus dan penanganan lebih intensif ke dalam, maka pada sekitar tahun 1990 dibuatlah tembok pembatas antara kesatuan 411 dengan asrama kediaman anggota militer di bawah Korem 073. Setelah adanya tembok pembatas antara keduanya, maka yang dahulu bernama asrama tangsi besar terpecah dua dan berganti nama menjadi Asrama Yonif 411 dan Asrama Garnisun. 2. Lokasi Asrama Garnisun Kota Salatiga Tabel 3.1 Alamat Asrama Garnisun Kota Salatiga NO 1 2 3 4 5
IDENTITAS Jalan Kelurahan Kecamatan Kota Kode Pos
BATAS Jenderal Sudirman Kalicacing Sidomukti Salatiga 50724
3. Struktur Kepengurusan Asrama Garnisun Kota Salatiga Asrama Garnisun Kota Salatiga sebuah tempat hunian seperti tempat hunian masyarakat lainnya di Kota Salatiga, juga memiliki struktur kepengurusan perangkat masyarakat sebagai sistem penggerak satuan terkecil dalam masyarakat. Di bawah ini adalah struktur kepengurusan perangkat Asrama Garnisun Kota Salatiga :
49
Tabel 3.2 Struktur Kepengurusan Personalia Asrama Garnisun Kota Salatiga NO I II III IV
NAMA Sritopo Abdul Rohim Sarjono Jiono Faisal Sri Adi Purwantara Sukimin Sarminto Sutomo Sarjuni
JABATAN Ketua RW VII Sekretaris RW VII Bendahara Sie. Pembangunan Sie. Keamanan Ketua RT I Ketua RT II Ketua RT III Ketua RT IV Ketua RT V
4. Keadaan Keluarga Militer, Remaja dan Masyarakat Sekitar a.
Keadaan Keluarga Militer di Asrama Garnisun Kota Salatiga Warga asrama dikarenakan terikat dengan dinas kemiliteran setempat, maka lama atau tidaknya mereka berada di asrama tergantung batas waktu kedinasan sehingga bersifat nomaden. Mayoritas dari mereka adalah pendatang yang harus melaksanakan dinas militer di Kota Salatiga atau sekitarnya. Adapun rincian persebaran anggota keluarga di Asrama Garnisun Kota Salatiga sebagai berikut : Tabel 3.3 Daftar Jumlah Kepala Keluarga NO 1 2 3 4
RT RT II RT III RT IV RT V Jumlah
Jumlah Kepala Keluarga
Jumlah Anggota Keluarga
45 31 29 62 167
169 134 140 243 686
50
b.
Keadaan Remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga Remaja di Asrama Garnisun mayoritas beragama Islam, berikut ini sebaran remaja di RW VIII beragama Islam : Tabel 3.4 Daftar Jumlah Remaja Muslim Usia 13-18 tahun No 1 2 3 4
Jumlah Remaja Tiap RT Usia 13 – 18 tahun 14 15 11 7 47
Nama RT RT II RT III RT IV RT V Jumlah
Remaja muslim di asrama ini, mempunyai aktifitas penunjang dalam memperdalam ilmu agama Islam dengan mengikuti TPA (Taman Pendidikan Alqur’an), bahkan dengan mengundang guru ngaji ke rumah masing-masing. c.
Keadaan Masyarakat Sekitar Hubungan masyarakat sekitar (di luar asrama) dengan warga asrama tidak berjalan dengan baik, dikarenakan rumah hunian asrama dengan warga kampung dibatasi dengan tembok yang kokoh berdiri mengelilingi asrama, sehingga interaksi dengan masyarakat (di luar asrama) tidak berjalan dengan baik. Hubungan masyarakat internal pun terkadang tidak baik dan masih terlihat pengelompokan-pengelompokan kehidupan (khususnya untuk kaum ibu-ibu), didasarkan atas pangkat atau jabatan yang dimiliki oleh suami masing-masing. Apabila pangkat atau jabatan yang dimiliki oleh 51
suaminya tergolong golongan rendah, maka ia sangat sungkan bahkan tidak ingin berinteraksi dengan pangkat atau jabatan dari golongan atas. Namun, di dalam asrama ini tetap terbina kerukunan dan keterntraman antar warga hunian dengan adanya RT dan RW yang teroganisir secara rapi. 5. Sarana Asrama Garnisun Kota Salatiga Di dalam Asrama Garnisun Kota Salatiga terdapat sarana yang mendukung kegiatan warga, berikut ini sarana tersebut antara lain: Tabel 3.5 Data Sarana Asrama Garnisun Kota Salatiga No 1 2 3 4 5 6 7
Sarana Taman Kanak-Kanak Masjid Posyandu Masjid Musholla TPA Lapangan Bola Volly
Jumlah 1 1 1 1 1 1 1
Kondisi Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
B. Penyajian Data Hasil Penelitian 1. Data Nama Responden dan Jenis Kelamin Responden Pada tanggal 1 Desember 2011 peneliti telah melakukan penelitian pendahluan seperti mencari beberapa data yang diperlukan misalnya namanama responden, menyiapkan instrumen penelitian dalam hal ini angket, kemudian barulah mulai melakukan penelitian lanjutan. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel sejumlah 44 remaja atau responden dari 47 remaja muslim usia 13-18 tahun di Asrama Garnisun Kota Salatiga. Adapun
52
persebaran sampel-sampel tersebut berdasarkan teknik proportional random sampling,data remaja tersebut tercantum sebagaimana berikut ini: Tabel 3.6 Daftar Nama Responden, Jenis Kelamin, dan RT
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Jenis Kelamin L P P P P L L P P L L P P L L P P L L L L L P L P P P L L L P P L L P
Nama Respoden Fika N. Oktavia Y. Citra G. Diky R. K. Teguh P. Putri W. B. Nofra A. Alvin B. S. Dhimas A. R. Adellah B. S. Senli A. S. P. Andi T. F .M. Chandra A. J. Putri D. O. Bella N. A. P. Purwo A. S. Prasetya Y. P. Krisna B. S. Irvan F. D. P. Eka Bagas Y. V. T. Geraldine M. Wira N. Farirunisa A. R. Lilis N. Ayu M. S. Cahya A. Y. Febi A. S. Wira A. Risma A. K. Bety O. Agung S. Tri N. M. D. Maulida A. W.
53
RT II II II II II II II II II II II II II III III III III III III III III III III III III III III IV IV IV IV IV IV
34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
Audinda H. V. D. Lolita H. R. Shyifa I. D. Luthfi A. S. M. Septyan F. P. Dwi. N. Ardo B. R. Dinda Y. P. Robi A. P. Ambar S. Dena P. A.
P P P
IV IV IV IV V V V V V V V
L L L L P L P P
2. Hasil Data Mentah Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data tentang hubungan antara kedisiplinan dalam keluarga militer dengan perilaku keberagamaan di Asrama Garnisun Kota Salatiga tahun 2011. a.
Data Pertama: Data Kedisiplinan dalam Keluarga Militer Data yang pertama adalah data tentang kedisiplianan dalam keluarga militer yang diperoleh dengan cara menyebarkan agket yang terdiri dari 10 pernyataan. Dari masing-masing pernyataan terdiri dari 4 alternatif jawaban dengan menggunakan kode SS, S, TS dan, STS. Adapun contoh angket tentang kedisiplian dalam keluarga militer, ada pada lampiran. Berikut ini hasil data mentah angket kedisiplinan dalam keluarga militer : Tabel 3.7
Data Hasil Jawaban Angket Tentang Kedisiplinan dalam Keluarga Militer
No 1 2
Nama Responden Fika N. Oktavia Y.
1 SS S
2 S S
3 S SS
Jawaban Pernyataan 4 5 6 7 SS S S SS SS S SS SS 54
8 S S
9 STS STS
10 S SS
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
Citra G. Diky R. K. Teguh P. Putri W. B. Nofra A. Alvin B. S. Dhimas A. R. Adellah B. S. Senli A. S. P. Andi T. F .M. Chandra A. J. Putri D. O. Bella N. A. P. Purwo A. S. Prasetya Y. P. Krisna B. S. Irvan F. D. P. Eka Bagas Y. V. T. Geraldine M. Wira N. Farirunisa A. R. Lilis N. Ayu M. S. Cahya A. Y. Febi A. S. Wira A. Risma A. K. Bety O. Agung S. Tri N. M. D. Maulida A. W. Audinda H. V. D. Lolita H. R. Shyifa I. D. Luthfi A. S. M. Septyan F. P. Dwi. N. Ardo B. R. Dinda Y. P. Robi A. P. Ambar S. Dena P. A.
S SS STS SS STS S SS SS S S SS STS TS SS SS SS SS SS SS STS SS S TS SS S S S S S S STS SS SS SS SS S SS SS S STS SS S
SS S S S SS S S S SS S SS SS SS SS S S SS S S SS S SS SS S S S S S S S SS SS SS SS SS SS S SS S SS SS SS
SS S SS S SS SS S S SS S S SS SS SS S SS S S SS S S SS SS SS SS S S SS SS S SS S SS S S SS SS SS S S SS SS
SS S SS S SS SS S SS SS SS SS S SS SS SS SS S S SS S S S S S SS S S SS S S SS S S SS SS SS SS S S SS SS SS
55
STS S S S S S S S SS S SS S SS S S S S S SS SS TS SS S TS S S S SS S S S S S TS SS S S S TS SS S S
SS SS SS S SS S S S SS S S S SS S S S SS SS SS S SS S SS S SS SS S S S SS S SS SS SS SS SS SS SS S SS SS SS
SS S SS S SS S S SS SS SS S S SS SS SS SS SS SS SS SS S SS SS S SS S SS SS S S SS SS SS SS S SS SS SS S S SS SS
SS S STS S STS S S S STS TS TS TS TS SS TS TS STS S S STS STS TS SS TS TS STS TS TS SS TS S STS SS SS TS TS STS S S TS SS SS
TS STS STS TS STS STS TS TS TS STS STS STS STS S STS STS STS TS TS STS STS STS STS STS STS TS TS STS STS STS TS STS STS STS STS STS STS STS TS STS STS STS
SS S SS S SS SS SS SS SS SS SS S S SS SS S SS SS SS SS S SS SS SS SS S S SS S S SS SS SS SS SS S SS SS S SS SS SS
Tabel 3.8 Skor Data Hasil Jawaban Angket Tentang Kedisiplinan dalam Keluarga Militer
N o
Nama Responden
Frekuensi Kalimat Positif SS S TS STS
Frekuensi Kalimat Negatif SS S TS STS
Skor Kalimat Positif SS S TS STS
Skor Kalimat Negatif SS S TS STS
Jum lah
1
Fika N.
3
6
1
12
18
0
0
0
0
0
4
34
2
Oktavia Y.
5
4
1
20
12
0
0
0
0
0
4
36
3
Citra G.
7
1
28
3
0
1
0
0
3
0
35
4
Diky R. K.
2
7
1
8
21
0
0
0
0
0
4
33
5
Teguh P.
5
2
1
20
6
0
2
0
0
0
4
32
6
Putri W. B.
1
8
4
24
0
0
0
0
3
0
31
7
Nofra A.
6
1
1
24
3
0
2
0
0
0
4
33
8
Alvin B. S.
5
4
1
20
12
0
0
0
0
0
4
36
9
Dhimas.A.R.
2
7
1
8
21
0
0
0
0
3
0
32
10
Adellah.B.S.
4
5
1
16
15
0
0
0
0
3
0
34
11
Senli.A.S. P.
7
1
1
28
3
0
1
0
0
3
0
35
12
Andi.T.F.M.
3
5
1
1
12
15
2
0
0
0
0
4
33
13
Chandra.A.J.
5
3
1
1
20
9
2
0
0
0
0
4
35
14
Putri D. O.
2
5
1
1
8
15
2
1
0
0
0
4
30
15
BellaN.A.P.
6
1
2
1
24
3
4
0
0
0
0
4
35
16
Purwo A. S.
7
2
28
6
0
0
0
2
0
0
36
17
PrasetyaY.P.
4
4
1
1
16
12
2
0
0
0
0
4
34
18
Krisna B. S.
4
4
1
1
16
12
2
0
0
0
0
4
34
19
Irvan F.D.P.
5
3
1
20
9
0
1
0
0
0
4
34
20
Eka B.Y.
4
5
1
16
15
0
0
0
0
3
0
34
21
V.T.Geraldine
7
2
1
28
6
0
0
0
0
3
0
37
22
M.Wira N.
4
3
23
Farirunisa.A.R.
2
5
1
24
Lilis N.
5
3
25
Ayu M. S.
6
26
Cahya A. Y.
27
Febi A. S.
28
1
1
2 1 2
1
1 1
1
2
1
16
9
0
2
0
0
0
4
31
1
1
8
15
2
1
0
0
0
4
30
1
1
20
9
2
0
0
0
0
4
35
2
1
1
24
6
2
0
0
0
0
4
36
3
4
2
1
12
12
4
0
0
0
0
4
32
5
3
1
1
20
9
2
0
0
0
0
4
35
Wira A.
1
7
1
4
21
0
1
0
0
3
0
29
29
Risma A. K.
1
7
1
1
4
21
2
0
0
0
3
0
30
30
Bety O.
5
3
1
1
20
9
2
0
0
0
0
4
35
31
Agung S.
2
7
1
8
21
0
0
0
0
0
4
33
32
Tri N. M. D.
1
7
1
4
21
2
0
0
0
0
4
31
1
1
56
33
Maulida A. W.
5
3
1
34
Audinda.H.V.D.
5
3
1
35
Lolita H. R.
7
2
36
Shyifa I. D.
7
1
37
Luthfi A. S.
6
38
M.Septyan F. P.
39
Dwi. N.
40
Ardo B. R.
41
Dinda Y. P.
8
42
Robi A. P.
5
2
43
Ambar S.
8
1
44
Dena P. A.
7
2
b.
20
9
0
1
0
0
3
0
33
1
20
9
0
1
0
0
0
4
34
1
28
6
0
0
0
0
0
4
38
1
1
28
3
2
0
0
0
0
4
37
2
1
1
24
6
2
0
0
0
0
4
36
5
3
1
1
20
9
2
0
0
0
0
4
35
6
2
1
1
24
6
2
1
0
0
0
4
37
6
3
1
24
9
0
0
0
0
0
4
37
32
2
0
0
0
3
0
37
1
20
2
1
0
0
0
4
27
1
32
0
0
0
0
0
4
36
1
28
0
0
0
0
0
4
32
1
1 1
1
1 1
Data Kedua: Data Perilaku Keberagamaan Data yang kedua adalah data tentang perilaku keberagamaan diperoleh
dengan cara menyebarkan angket yang terdiri dari 20
pernyataan. Dari masing-masing pertanyaan terdiri dari 4 alternatif jawaban dengan menggunakan kode SS, S, TS dan, STS. Adapun contoh angket tentang perilaku keberagamaan dalam keluarga militer pada remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga ada pada lampiran. Data hasil jawaban angket dan skor data tentang perilaku keberagamaan dalam keluarga militer pada remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga pada halaman berikutnya berbentuk landscape.
57
Tabel 3.9 Data Hasil Jawaban Angket Tentang Perilaku Keberagamaan pada Remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga Tahun 2011
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Nama Responden Fika N. Oktavia Y. Citra G. Diky R. K. Teguh P. Putri W. B. Nofra A. Alvin B. S. Dhimas A. R. Adellah B. S. Senli A. S. P. Andi T. F .M. Chandra A. J. Putri D. O. Bella N. A. P. Purwo A. S. Prasetya Y. P. Krisna B. S. Irvan F. D. P. Eka Bagas Y. V. T. Geraldine
1
2
3
4
5
6
7
8
TS TS STS STS TS S STS TS TS STS TS S S TS STS TS SS S S TS TS
SS SS SS SS S S SS S SS SS SS S S S SS SS S SS S SS SS
SS SS S SS SS SS SS S S SS SS SS SS SS S SS S S S SS SS
STS SS S STS SS SS SS S TS SS STS STS SS SS S S S S S SS SS
S S TS SS SS TS S STS SS TS S S SS STS S S S SS S TS SS
STS SS SS SS S S SS TS S TS STS STS SS SS STS SS S S TS TS SS
TS SS SS TS SS SS SS SS S TS SS TS S SS S S S S TS S SS
S TS S SS S S STS S TS TS S TS SS TS TS STS S SS SS SS S
Jawaban Pernyataan 9 10 11 12 SS SS S SS SS SS STS SS SS SS SS S S SS S SS S SS SS S SS
58
SS TS S SS S S SS SS S SS S SS S TS S SS S SS SS S SS
S S SS SS TS S SS S TS SS S SS TS S TS SS S SS S S SS
SS S S TS S TS SS S TS TS S TS TS S TS SS S SS TS STS TS
13
14
15
16
17
18
19
20
TS STS STS S STS SS SS S S S TS SS TS STS STS SS S TS TS TS SS
SS SS SS SS SS S SS S SS SS SS S SS SS S SS SS S S SS SS
SS S S SS S S SS S S SS SS S S S S SS S S S S SS
STS SS S TS SS S SS SS S STS S S SS SS S SS SS STS TS TS SS
S SS SS TS STS TS STS STS S STS S S TS SS TS S STS TS TS TS TS
SS SS SS S SS S SS SS SS SS SS TS S SS S SS S SS S SS SS
SS STS STS TS TS TS SS STS STS STS S S TS STS TS SS TS S TS TS TS
S TS STS TS STS S TS SS TS TS TS S STS TS TS S TS STS TS TS TS
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
M. Wira N. Farirunisa A. R. Lilis N. Ayu M. S. Cahya A. Y. Febi A. S. Wira A. Risma A. K. Bety O. Agung S. Tri N. M. D. Maulida A. W. Audinda H.V.D. Lolita H. R. Shyifa I. D. Luthfi A. S. M. Septyan F.P. Dwi. N. Ardo B. R. Dinda Y. P. Robi A. P. Ambar S. Dena P. A.
TS STS S SS STS TS TS TS TS TS TS TS STS STS TS STS TS STS TS S STS STS STS
SS S SS SS SS S S S SS SS S SS SS SS SS S SS S SS SS SS SS SS
SS S SS SS SS SS SS S SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS S SS SS
S S SS SS TS SS S S STS STS STS SS STS STS STS STS SS SS S STS S SS SS
SS TS TS SS S S S TS SS STS TS SS SS SS S TS SS S SS TS S SS SS
S TS SS SS S SS SS S TS STS TS TS SS S STS STS TS TS S STS TS STS STS
S S STS SS TS TS S S SS SS S S SS SS SS S S SS S S S SS SS
SS SS S SS TS TS SS TS TS SS SS SS TS S SS S S S S SS S SS SS
SS SS SS SS SS SS SS SS SS S SS SS SS SS SS S SS SS SS SS SS SS SS
59
SS SS SS SS SS S S SS SS SS S SS SS SS SS S SS S S SS S SS SS
SS S S S SS S SS SS SS S S S S S SS S SS S SS S S SS SS
S TS STS SS S S S S SS S S S STS STS TS TS SS TS S TS S TS TS
SS STS STS S SS S SS S S S S S SS SS STS TS STS TS STS S STS SS SS
SS SS SS SS SS SS SS S SS SS S S SS SS SS S SS SS SS SS SS SS SS
S S S SS S S SS S SS S SS S SS SS SS S S SS S S S SS SS
S S TS SS S SS S S SS STS TS SS STS STS SS TS STS STS S STS SS STS STS
TS SS TS SS STS STS SS TS SS TS STS TS S STS STS S TS TS S TS SS SS SS
S SS S SS SS SS SS SS SS SS S S SS S SS SS SS SS SS TS SS SS SS
TS S S S STS STS S TS STS STS STS TS SS SS STS S TS STS S TS S SS SS
S TS STS S S TS S TS STS TS TS TS TS S TS TS STS S S TS SS STS STS
Tabel 3.10 Skor Data Hasil Jawaban Angket Tentang Perilaku Keberagamaan pada Remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga Tahun 2011
No
Nama Responden
Frekuensi Kalimat Positif
Frekuensi Kalimat Negatif
Skor Kalimat Positif
Skor Kalimat Negatif
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Jumlah
1
Fika N.
8
4
2
2
1
1
1
1
32
12
4
2
1
2
3
4
60
2
Oktavia Y.
9
2
3
2
1
2
1
0
36
6
6
2
1
4
3
0
58
3
Citra G.
7
6
0
3
0
2
1
1
28
18
0
3
0
4
3
4
60
4
Diky R. K.
9
2
5
0
1
0
1
2
36
6
10
0
1
0
3
8
64
5
Teguh P.
6
5
2
3
2
1
1
0
24
15
4
3
2
2
3
0
53
6
Putri W. B.
4
10
2
0
1
1
2
0
16
30
4
0
1
2
6
0
59
7
Nofra A.
14
0
1
1
1
1
1
1
56
0
2
1
1
2
3
4
69
8
Alvin B. S.
7
6
1
2
0
2
1
1
28
18
2
2
0
4
3
4
61
9
Dhimas A. R.
4
8
3
1
1
0
3
0
16
24
6
1
1
0
9
0
57
10
Adellah B. S.
8
1
4
3
1
0
2
1
32
3
8
3
1
0
6
4
57
11
Senli A. S. P.
7
6
2
1
0
2
1
1
28
18
4
1
0
4
3
4
62
12
Andi T. F .M.
4
8
3
1
0
2
1
1
16
24
6
1
0
4
3
4
58
60
13
Chandra A. J.
5
6
4
1
2
1
1
0
20
18
8
1
2
2
3
0
54
14
Putri D. O.
8
3
3
2
1
1
1
1
32
9
6
2
1
2
3
4
59
15
Bella N. A. P.
2
7
5
2
0
2
1
1
8
21
10
2
0
4
3
4
52
16
Purwo A. S.
12
3
0
1
1
2
1
0
48
9
0
1
1
4
3
0
66
17
Prasetya Y. P.
2
11
2
1
1
3
0
0
8
33
4
1
1
6
0
0
53
18
Krisna B. S.
6
6
2
2
2
2
0
0
24
18
4
2
2
4
0
0
54
19
Irvan F. D. P.
4
6
6
0
0
2
2
0
16
18
12
0
0
4
6
0
56
20
Eka Bagas Y.
5
5
6
0
1
0
2
1
20
15
12
0
1
0
6
4
58
21
V. T. Geraldine
12
1
3
0
2
0
2
0
48
3
6
0
2
0
6
0
65
22
M. Wira N.
7
7
2
0
1
2
1
0
28
21
4
0
1
4
3
0
61
23
Farirunisa A. R.
6
7
2
1
0
1
2
1
24
21
4
1
0
2
6
4
62
24
Lilis N.
6
5
2
3
1
1
2
0
24
15
4
3
1
2
6
0
55
25
Ayu M. S.
12
4
0
0
4
0
0
0
48
12
0
0
4
0
0
0
64
26
Cahya A. Y.
8
4
2
2
0
2
1
1
32
12
4
2
0
4
3
4
61
27
Febi A. S.
6
5
3
2
1
2
1
0
24
15
6
2
1
4
3
0
55
28
Wira A.
10
6
0
0
0
3
1
0
40
18
0
0
0
6
3
0
67
29
Risma A. K.
4
8
4
0
0
3
1
0
16
24
8
0
0
6
3
0
57
30
Bety O.
11
1
2
2
2
0
1
1
44
3
4
2
2
0
3
4
62
31
Agung S.
7
4
2
3
0
1
1
2
28
12
4
3
0
2
3
8
60
61
32
Tri N. M. D.
4
7
3
2
0
1
2
1
16
21
6
2
0
2
6
4
57
33
Maulida A. W.
6
6
4
0
2
1
1
0
24
18
8
0
2
2
3
0
57
34
Audinda H.V.D
11
2
2
1
1
0
0
3
44
6
4
1
1
0
0
12
68
35
Lolita H. R.
9
5
0
2
1
0
0
3
36
15
0
2
1
0
0
12
66
36
Shyifa I. D.
11
0
1
4
0
1
2
1
44
0
2
4
0
2
6
4
62
37
Luthfi A. S.
2
10
3
1
0
0
2
2
8
30
6
1
0
0
6
8
59
38
M. Septyan F.P.
7
3
3
3
3
0
1
0
28
9
6
3
3
0
3
0
52
39
Dwi. N.
6
5
3
2
1
1
1
1
24
15
6
2
1
2
3
4
57
40
Ardo B. R.
6
9
0
1
1
2
1
0
24
27
0
1
1
4
3
0
60
41
Dinda Y. P.
6
4
4
2
0
1
2
1
24
12
8
2
0
2
6
4
58
42
Robi A. P.
7
7
1
1
0
3
0
1
28
21
2
1
0
6
0
4
62
43
Ambar S.
13
0
0
3
2
0
1
1
52
0
0
3
2
0
3
4
64
44
Dena P. A.
5
9
1
1
2
1
0
1
20
27
2
1
2
2
0
4
58
62
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah variasi kedisiplinan dalam keluarga militer pada remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga tahun 2011 dan untuk mengetahui bagaimanakah variasi perilaku keberagamaan remaja pada keluarga militer di Asrama Garnisun Kota Salatiga tahun 2011. 1. Variabel Pertama Analisis data tentang skor jawaban angket kedisiplinan dalam keluarga militer dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1 Skor Data Hasil Jawaban Angket Tentang Kedisiplinan dalam Keluarga Militer N o
Nama Responden
Frekuensi Kalimat Positif SS S TS STS
Frekuensi Kalimat Negatif SS S TS STS
Skor Kalimat Positif SS S TS STS
Skor Kalimat Negatif SS S TS STS
Jum lah
1
Fika N.
3
6
1
12
18
0
0
0
0
0
4
34
2
Oktavia Y.
5
4
1
20
12
0
0
0
0
0
4
36
3
Citra G.
7
1
28
3
0
1
0
0
3
0
35
4
Diky R. K.
2
7
1
8
21
0
0
0
0
0
4
33
5
Teguh P.
5
2
1
20
6
0
2
0
0
0
4
32
6
Putri W. B.
1
8
4
24
0
0
0
0
3
0
31
7
Nofra A.
6
1
1
24
3
0
2
0
0
0
4
33
8
Alvin B. S.
5
4
1
20
12
0
0
0
0
0
4
36
9
Dhimas.A.R.
2
7
1
8
21
0
0
0
0
3
0
32
10
Adellah.B.S.
4
5
1
16
15
0
0
0
0
3
0
34
11
Senli.A.S. P.
7
1
1
28
3
0
1
0
0
3
0
35
12
Andi.T.F.M.
3
5
1
1
12
15
2
0
0
0
0
4
33
13
Chandra.A.J.
5
3
1
1
20
9
2
0
0
0
0
4
35
14
Putri D. O.
2
5
1
1
8
15
2
1
0
0
0
4
30
1
1
2 1 2
1
1
63
15
BellaN.A.P.
6
1
16
Purwo A. S.
7
2
17
PrasetyaY.P.
4
4
1
18
Krisna B. S.
4
4
1
19
Irvan F.D.P.
5
3
20
Eka B.Y.
4
5
21
V.T.Geraldine
7
2
22
M.Wira N.
4
3
23
Farirunisa.A.R.
2
5
1
24
Lilis N.
5
3
25
Ayu M. S.
6
2
26
Cahya A. Y.
3
27
Febi A. S.
28 29
2
1
24
3
4
0
0
0
0
4
35
28
6
0
0
0
2
0
0
36
1
16
12
2
0
0
0
0
4
34
1
16
12
2
0
0
0
0
4
34
1
20
9
0
1
0
0
0
4
34
1
16
15
0
0
0
0
3
0
34
1
28
6
0
0
0
0
3
0
37
1
1
2
1
16
9
0
2
0
0
0
4
31
1
1
8
15
2
1
0
0
0
4
30
1
1
20
9
2
0
0
0
0
4
35
1
1
24
6
2
0
0
0
0
4
36
4
2
1
12
12
4
0
0
0
0
4
32
5
3
1
1
20
9
2
0
0
0
0
4
35
Wira A.
1
7
1
4
21
0
1
0
0
3
0
29
Risma A. K.
1
7
1
1
4
21
2
0
0
0
3
0
30
30
Bety O.
5
3
1
1
20
9
2
0
0
0
0
4
35
31
Agung S.
2
7
1
8
21
0
0
0
0
0
4
33
32
Tri N. M. D.
1
7
33
Maulida A. W.
5
3
1
34
Audinda.H.V.D.
5
3
1
35
Lolita H. R.
7
2
36
Shyifa I. D.
7
1
37
Luthfi A. S.
6
38
M.Septyan F. P.
39
Dwi. N.
40
Ardo B. R.
41
Dinda Y. P.
8
42
Robi A. P.
5
2
43
Ambar S.
8
44
Dena P. A.
7
1
1
1
4
21
2
0
0
0
0
4
31
20
9
0
1
0
0
3
0
33
1
20
9
0
1
0
0
0
4
34
1
28
6
0
0
0
0
0
4
38
1
1
28
3
2
0
0
0
0
4
37
2
1
1
24
6
2
0
0
0
0
4
36
5
3
1
1
20
9
2
0
0
0
0
4
35
6
2
1
1
24
6
2
1
0
0
0
4
37
6
3
1
24
9
1
1
0
0
0
0
0
4
37
32
2
0
0
0
3
0
37
1
20
2
1
0
0
0
4
27
1
1
32
0
0
0
0
0
4
36
2
1
28
0
0
0
0
0
4
32
1 1
1 1
Dari pedoman penskoran pada tabel tersebut, maka diperoleh sekor untuk variabel X (kedisiplinan dalam keluarga militer) dari 44 responden yang ada, skor tertinggi dan terendah pada variabel X berturut-turut adalah: 38 dan 27. a.
Menentukan Panjang Interval Sebelum melakukan perhitungan dalam rumus mencari interval, terlebih dahulu peneliti akan memaparkan nilai skor ideal yang berlaku
64
dalam skripsi ini. Dalam penelitian ini, jumlah pernyataan pada variabel X (kedisiplinan dalam keluarga militer) adalah 10, dengan skor ideal terendah untuk angket tersebut adalah 10 dan skor ideal tertingginya adalah 40. Mencari lebar interval digunakan untuk menentukan taraf signifikansi tentang tingkat kedisiplinan dalam keluarga militer pada remaja Asrama Garnisun Kota Salatiga tahun 2011 dengan kategori sangat tinggi, tinggi, rendah dan sangat rendah. Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan intervalnya sebagai berikut:
Keterangan : Panjang interval
= Panjang interval kategori yang digunakan
xti
= Nilai tertinggi
xri
= Nilai terendah
n kategori
= Jumlah kategori yang diinginkan
Maka diperoleh:
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka interval yang diperoleh 7 atau 8, namun dalam perhitungan ini menggunakan interval 8, maka diperoleh data interval, kategori dan frekuensinya sebagaimana diuraikan pada tabel berikut:
65
Tabel 4.2 Interval, Kategori Skor dan Frekuensi Responden Variabel X No 1. 2. 3. 4.
Interval 10-17 18-25 26-33 34-41
Kategori skor Sangat Rendah Rendah Tinggi Sangat Tinggi Jumlah (N)
b.
Frekuensi (F) 0 0 17 27 44
Menentukan Persentase Tiap-tiap Kategori Setelah diperoleh persebaran frekuensi langkah selanjutnya adalah menentukan persentase variabel X (kedisiplinan dalam keluarga militer) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan : P
: Persentase
F
: Frekuensi
N
: Jumlah Responden
1) Kategori Sangat Rendah
2) Kategori Rendah
66
3) Kategori Tinggi
4) Kategori Sangat Tinggi
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah disajikan seperti di atas, selanjutnya peneliti akan menyajikan tabel yang memuat kategori skor, interval, frekuensi dan persentase hasil analisis jawaban angket kedisiplinan dalam keluarga militer pada remaja Asrama Garnisun Kota Salatiga tahun 2011sebagai berikut: Tabel 4.3 Kategori Skor, Interval, Frekuensi dan Persentase Hasil Analisis Jawaban Angket Kedisiplinan dalam Keluarga Militer pada Remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga Tahun 2011 No 1. 2.
Kategori Sangat Rendah Rendah
Interval 10-17 18-25
67
Frekuensi 0 0
Persentase 0% 0%
3. 4.
Tinggi 26-33 Sangat Tinggi 34-41 Jumlah Responden
17 27 44
38,6% 61,4% 100%
Dari data di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa 0 orang atau 0% responden tergolong tingkat kedisiplinan sangat rendah, 0 orang atau 0% responden tergolong tingkat kedisiplinan rendah, 17 orang atau 38,6% responden tergolong tingkat kedisiplinan tinggi, dan 27 orang dari 44 responden
penelitian
atau
61,4%
responden
tergolong
tingkat
kedisiplinan sangat tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variasi kedisiplinan dalam keluarga militer pada remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga tahun 2011 tegolong kategori sangat tinggi yaitu sebanyak 27 orang atau 61,4% dari 44 responden berada dalam rentang interval 34-41. Dengan demikian, pernyataan tersebut telah menjawab permasalahan pertama yaitu: “bagaimanakah variasi kedisiplinan dalam keluarga militer pada remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga tahun 2011?”. 2. Variabel Kedua Analisis data tentang skor jawaban angket perilaku keberagamaan pada remaja Asrama Garnisun Kota Salatiga tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 4.4 pada halaman berikutnya dalam bentuk landscape.
68
Tabel 4.4 Skor Data Hasil Jawaban Angket Tentang Perilaku Keberagamaan pada Remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga Tahun 2011
No
Nama Responden
Frekuensi Kalimat Positif
Frekuensi Kalimat Negatif
Skor Kalimat Positif
Skor Kalimat Negatif
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Jumlah
1
Fika N.
8
4
2
2
1
1
1
1
32
12
4
2
1
2
3
4
60
2
Oktavia Y.
9
2
3
2
1
2
1
0
36
6
6
2
1
4
3
0
58
3
Citra G.
7
6
0
3
0
2
1
1
28
18
0
3
0
4
3
4
60
4
Diky R. K.
9
2
5
0
1
0
1
2
36
6
10
0
1
0
3
8
64
5
Teguh P.
6
5
2
3
2
1
1
0
24
15
4
3
2
2
3
0
53
6
Putri W. B.
4
10
2
0
1
1
2
0
16
30
4
0
1
2
6
0
59
7
Nofra A.
14
0
1
1
1
1
1
1
56
0
2
1
1
2
3
4
69
8
Alvin B. S.
7
6
1
2
0
2
1
1
28
18
2
2
0
4
3
4
61
9
Dhimas A. R.
4
8
3
1
1
0
3
0
16
24
6
1
1
0
9
0
57
10
Adellah B. S.
8
1
4
3
1
0
2
1
32
3
8
3
1
0
6
4
57
11
Senli A. S. P.
7
6
2
1
0
2
1
1
28
18
4
1
0
4
3
4
62
12
Andi T. F .M.
4
8
3
1
0
2
1
1
16
24
6
1
0
4
3
4
58
69
13
Chandra A. J.
5
6
4
1
2
1
1
0
20
18
8
1
2
2
3
0
54
14
Putri D. O.
8
3
3
2
1
1
1
1
32
9
6
2
1
2
3
4
59
15
Bella N. A. P.
2
7
5
2
0
2
1
1
8
21
10
2
0
4
3
4
52
16
Purwo A. S.
12
3
0
1
1
2
1
0
48
9
0
1
1
4
3
0
66
17
Prasetya Y. P.
2
11
2
1
1
3
0
0
8
33
4
1
1
6
0
0
53
18
Krisna B. S.
6
6
2
2
2
2
0
0
24
18
4
2
2
4
0
0
54
19
Irvan F. D. P.
4
6
6
0
0
2
2
0
16
18
12
0
0
4
6
0
56
20
Eka Bagas Y.
5
5
6
0
1
0
2
1
20
15
12
0
1
0
6
4
58
21
V. T. Geraldine
12
1
3
0
2
0
2
0
48
3
6
0
2
0
6
0
65
22
M. Wira N.
7
7
2
0
1
2
1
0
28
21
4
0
1
4
3
0
61
23
Farirunisa A. R.
6
7
2
1
0
1
2
1
24
21
4
1
0
2
6
4
62
24
Lilis N.
6
5
2
3
1
1
2
0
24
15
4
3
1
2
6
0
55
25
Ayu M. S.
12
4
0
0
4
0
0
0
48
12
0
0
4
0
0
0
64
26
Cahya A. Y.
8
4
2
2
0
2
1
1
32
12
4
2
0
4
3
4
61
27
Febi A. S.
6
5
3
2
1
2
1
0
24
15
6
2
1
4
3
0
55
28
Wira A.
10
6
0
0
0
3
1
0
40
18
0
0
0
6
3
0
67
29
Risma A. K.
4
8
4
0
0
3
1
0
16
24
8
0
0
6
3
0
57
30
Bety O.
11
1
2
2
2
0
1
1
44
3
4
2
2
0
3
4
62
31
Agung S.
7
4
2
3
0
1
1
2
28
12
4
3
0
2
3
8
60
70
32
Tri N. M. D.
4
7
3
2
0
1
2
1
16
21
6
2
0
2
6
4
57
33
Maulida A. W.
6
6
4
0
2
1
1
0
24
18
8
0
2
2
3
0
57
34
Audinda H.V.D
11
2
2
1
1
0
0
3
44
6
4
1
1
0
0
12
68
35
Lolita H. R.
9
5
0
2
1
0
0
3
36
15
0
2
1
0
0
12
66
36
Shyifa I. D.
11
0
1
4
0
1
2
1
44
0
2
4
0
2
6
4
62
37
Luthfi A. S.
2
10
3
1
0
0
2
2
8
30
6
1
0
0
6
8
59
38
M. Septyan F.P.
7
3
3
3
3
0
1
0
28
9
6
3
3
0
3
0
52
39
Dwi. N.
6
5
3
2
1
1
1
1
24
15
6
2
1
2
3
4
57
40
Ardo B. R.
6
9
0
1
1
2
1
0
24
27
0
1
1
4
3
0
60
41
Dinda Y. P.
6
4
4
2
0
1
2
1
24
12
8
2
0
2
6
4
58
42
Robi A. P.
7
7
1
1
0
3
0
1
28
21
2
1
0
6
0
4
62
43
Ambar S.
13
0
0
3
2
0
1
1
52
0
0
3
2
0
3
4
64
44
Dena P. A.
5
9
1
1
2
1
0
1
20
27
2
1
2
2
0
4
58
71
Dari pedoman penskoran pada tabel
tersebut, maka diperoleh sekor
untuk variabel Y (perilaku keberagamaan) dari 44 responden yang ada, skor tertinggi dan terendah pada variabel Y berturut-turut adalah: 69 dan 52. a.
Menentukan Panjang Interval Sebelum melakukan perhitungan dalam rumus mencari interval nanti, maka terlebih dahulu peneliti akan memaparkan nilai skor ideal yang berlaku dalam skripsi ini. Dalam penelitian ini, jumlah pernyataan pada variabel Y (perilaku keberagamaan) adalah 20, dengan skor ideal terendah untuk angket tersebut adalah 20 dan skor ideal tertingginya adalah 80. Mencari lebar interval digunakan untuk menentukan taraf signifikansi tentang perilaku keberagamaan pada remaja Asrama Garnisun Kota Salatiga tahun 2011 dengan kategori sangat tinggi, tinggi, rendah dan sangat rendah. Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan intervalnya sebagai berikut:
Keterangan : Panjang interval
= Panjang interval kategori yang digunakan
xti
= Nilai tertinggi
xri
= Nilai terendah
n kategori
= Jumlah kategori yang diinginkan
72
Maka diperoleh:
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka interval yang diperoleh 15, maka diperoleh data interval, kategori dan frekuensinya sebagaimana diuraikan pada tabel berikut: Tabel 4.5 Interval, Kategori Skor dan Frekuensi Responden Variabel Y No 1. 2. 3. 4.
Interval 20-34 35-49 50-64 65-79
Kategori skor Sangat Rendah Rendah Tinggi Sangat Tinggi Jumlah (N)
b.
Frekuensi (F) 0 0 38 6 44
Menentukan Persentase Tiap-tiap Kategori Setelah diperoleh persebaran frekuensi langkah selanjutnya adalah menentukan persentase variabel Y (perilaku keberagamaan) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan : P
: Persentase
F
: Frekuensi
N
: Jumlah Responden
73
1) Kategori Sangat Rendah
2) Kategori Rendah
3) Kategori Tinggi
4) Kategori Sangat Tinggi
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, selanjutnya peneliti menyajikan tabel yang memuat kategori skor, interval, frekuensi dan
74
persentase hasil analisis jawaban angket perilaku keberagamaan pada remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga tahun 2011 sebagai berikut: Tabel 4.6 Kategori Skor, Interval, Frekuensi dan Persentase Hasil Analisis Jawaban Angket Perilaku Keberagamaan pada Remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga Tahun 2011 No 1. 2. 3. 4.
Kategori Interval Sangat Rendah 20-34 Rendah 35-49 Tinggi 50-64 Sangat Tinggi 65-79 Jumlah Responden
Frekuensi 0 0 38 6 44
Persentase 0% 0% 86,4% 13,6% 100%
Dari data di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa 0 orang atau 0% responden tergolong tingkat perilaku keberagamaan sangat rendah, 0 orang atau 0% responden tergolong tingkat perilaku keberagamaan rendah, 38 orang atau 86,4% responden tergolong tingkat perilaku keberagamaan tinggi, dan 6 orang dari 44 responden penelitian
atau
13,6%
responden
tergolong
tingkat
perilaku
variasi
perilaku
keberagamaan sangat tinggi. Sehingga
dapat
disimpulkan
bahwa
keberagamaan reamaja pada keluarga militer di Asrama Garnisun Kota Salatiga tahun 2011 tergolong kategori tinggi yaitu sebanyak 38 orang atau 86,4% responden dari 44 responden berada dalam rentang 50-64. Dengan demikian, pernyataan tersebut telah menjawab permasalahan
kedua
yaitu:
75
“bagaimanakah
variasi
perilaku
keberagamaan remaja pada keluarga militer di Asrama Garnisun Kota Salatiga Tahun 2011?” B. Pengujian Hipotesis Pada bagian ini, peneliti melakukan analisis data untuk membuktikan diterima atau tidaknya hipotesis yang peneliti ajukan sebelumnya yaitu: “ada hubungan positif dan signifikan antara kedisiplinan dalam keluarga militer dengan perilaku keberagamaan pada remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga tahun 2011”. Namun terlebih dahulu peneliti mencari ada tidaknya hubungan positif antara variabel (korelasi) X dan Y dengan menggunakan rumus product moment. Hasil perhitungan menghasilkan nilai koefisien korelasi (r) yang menunjukkan kuat lemahnya hubungan antar variabel. Nilai koefisien korelasi (r) hasil perhitungan kemudian dikorelasikan dengan r tabel. Nilai rtabel untuk sampel 44 dengan taraf kesalahan 5% adalah 0,297. Jika r hitung >rtabel, berarti ada hubungan positif antara variabel X dan Y. Jika rhitung < rtabel, berarti ada hubungan negatif antar variabel. Adapun variabel X yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kedisiplinan dalam keluarga militer di Asrama Garnisun Kota Salatiga tahun 2011, sedang variabel Y adalah perilaku keberagamaan pada remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga tahun 2011. Di bawah ini merupakan rumus korelasi product moment : rxy
=
Keterangan: rxy
: Koefisisen korelasi
76
∑x2
: Jumlah kuadrat x
∑y2
: Jumlah kuadrat y
∑xy
: Jumlah skor total xy Untuk menganalisis data dengan menggunakan rumus di atas, maka terlebih
dahulu dicari unsur-unsur yang dibutuhkan oleh rumus tersebut, melalui tabel koefisien korelasi sebagaimana di bawah ini: Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Isian Angket Remaja Asrama Garnisun Kota Salatiga Tahun 2011 NO RESPONDEN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
X
Y
34 36 35 33 32 31 33 36 32 34 35 33 35 30 35 36 34 34 34 34 37 30
60 58 60 64 53 59 69 61 57 57 62 58 54 59 52 66 53 54 56 58 65 61
X-X (x) 0.16 2.16 1.16 -0.84 -1.84 -2.84 -0.84 2.16 -1.84 0.16 1.16 -0.84 1.16 -3.84 1.16 2.16 0.16 0.16 0.16 0.16 3.16 -3.84 77
Y-Y (y) 0.48 -1.52 0.48 4.48 -6.52 -0.52 9.48 1.48 -2.52 -2.52 2.48 -1.52 -5.52 -0.52 -7.52 6.48 -6.52 -5.52 -3.52 -1.52 5.48 1.48
x2
y2
(xy)
0.03 4.66 1.34 0.71 3.39 8.07 0.71 4.66 3.39 0.03 1.34 0.71 1.34 14.75 1.34 4.66 0.03 0.03 0.03 0.03 9.98 14.75
0.23 2.32 0.23 20.05 42.55 0.27 89.82 2.18 6.36 6.36 6.14 2.32 30.50 0.27 56.59 41.96 42.55 30.50 12.41 2.32 30.00 2.18
0.08 -3.29 0.55 -3.76 12.01 1.49 -7.97 3.19 4.64 -0.40 2.87 1.28 -6.40 2.01 -8.72 13.99 -1.04 -0.88 -0.56 -0.24 17.30 -5.67
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 JUMLAH Rata-Rata
31 35 36 32 35 29 30 35 33 31 33 34 38 37 36 35 37 37 37 27 36 32 1489 33.84
62 55 64 61 55 67 57 62 60 57 57 68 66 62 59 52 57 60 58 62 64 58 2619 59.52
-2.84 1.16 2.16 -1.84 1.16 -4.84 -3.84 1.16 -0.84 -2.84 -0.84 0.16 4.16 3.16 2.16 1.16 3.16 3.16 3.16 -6.84 2.16 -1.84 0.00
2.48 -4.52 4.48 1.48 -4.52 7.48 -2.52 2.48 0.48 -2.52 -2.52 8.48 6.48 2.48 -0.52 -7.52 -2.52 0.48 -1.52 2.48 4.48 -1.52 0.00
Berdasarkan tabel 4.7 di atas, maka dapat diketahui: ∑
= 261,89
∑
= 792,98
∑xy
= 5,66
rxy
=
=
78
8.07 1.34 4.66 3.39 1.34 23.43 14.75 1.34 0.71 8.07 0.71 0.03 17.30 9.98 4.66 1.34 9.98 9.98 9.98 46.80 4.66 3.39 261.89
6.14 20.46 20.05 2.18 20.46 55.91 6.36 6.14 0.23 6.36 6.36 71.86 41.96 6.14 0.27 56.59 6.36 0.23 2.32 6.14 20.05 2.32 792.98
-7.04 -5.24 9.67 -2.72 -5.24 -36.20 9.69 2.87 -0.40 7.17 2.12 1.35 26.94 7.83 -1.13 -8.72 -7.97 1.51 -4.81 -16.95 9.67 2.80 5.66
=
= =
0,012
Jadi terdapat hubungan sebesar 0,012 antara kedisiplinan dalam keluarga militer dengan perilaku keberagamaan pada remaja. Dengan taraf kesalahan 5%, rhitung = 0,012 dan rtabel = 0,297, rhitung < rtabel maka terjadi hubungan negatif antar variabel X dan Y . Langkah selanjutnya untuk menilai signifikan atau tidak maka peniliti menguji signifikansinya dengan rumus t berikut ini: t
=
r
= 0,012 2
=
0,077
Harga thitung = 0,077, selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel (daftar t. tabel terlampir). Untuk kesalahan 5% uji dua pihak dan dk = n – 2 = 42, maka diperoleh t tabel = 2,021. Maka dapat disimpulkan bahwa t hitung < ttabel, sehingga nilai korelasi sebesar 0,012 tidak signifikan. Oleh karena itu, hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara kedisiplinan dalam keluarga militer dengan perilaku keberagamaan pada remaja Asrama Garnisun Kota Salatiga tahun 2011 diterima. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “ada hubungan yang positif dan signifikan antara kedisiplinan dalam keluarga keberagamaan pada remaja di
militer
dengan perilaku
Asrama Garnisun Kota Salatiga tahun 2011”,
ditolak. 79
C. Pembahasan 1. Variasi Kedisiplinan dalam Keluarga Militer pada Remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga Tahun 2011 Berdasarkan hasil analisis deskriptif di atas, dapat diketahui bahwa kategori variabel kedisiplinan dalam keluarga militer pada remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga tahun 2011 berturut-turut adalah sebagai berikut: sangat rendah (0%) terletak pada interval 10-17 dengan jumlah responden sebanyak 0 orang, rendah (0%) terletak pada interval 18-25 dengan jumlah responden sebanyak 0 orang, tinggi (38,6%) terletak pada interval 26-33 dengan jumlah responden sebanyak 17 orang, dan sangat tinggi (61,4%) terletak pada interval 34-41 dengan jumlah responden sebanyak 27 orang. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa variasi kedisiplinan dalam keluarga militer pada remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga tahun 2011 berada pada kategori sangat tinggi. Hal ini sudah sesuai dengan fakta di lapangan, karena berdasarkan pengamatan peneliti dari awal penelitian sampai dengan akhir penelitian, peneliti melihat penerapan aturan-aturan kedisiplinan memang diterapkan dengan baik dalam kehidupan keluarga, hal ini refleksi dari konteks kemiliteran yang selalu identik dengan disiplin seorang anggota tentara kepada komandannya. 2. Variasi Perilaku Keberagamaan pada Remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga Tahun 2011 Berdasarkan hasil analisis deskriptif di atas, dapat diketahui bahwa kategori variabel perilaku keberagamaan pada remaja di Asrama Garnisun
80
Kota Salatiga tahun 2011 berturut-turut adalah sebagai berikut: sangat rendah (0%) terletak pada interval 20-34 dengan jumlah responden sebanyak 0 orang, rendah (0%) terletak pada interval 35-49 dengan jumlah responden sebanyak 0 orang, tinggi (86,4%) terletak pada interval 50-64 dengan jumlah responden sebanyak 38 orang, dan sangat tinggi (13,6%) terletak pada interval 65-79 dengan jumlah responden sebanyak 6 orang. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa variasi perilaku keberagamaan pada remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga berada pada kategori tinggi. Hal ini sudah sesuai dengan kondisi yang ada, terdapat kegiatan religius di asrama dengan adanya TPA di musholla dan masjid di sore hari setelah ibadah salat ashar, kemudian ada pula kegiatan mengundang guru ngaji datang ke rumah untuk membantu kelancaran membaca anak. 3. Hubungan Antara Kedisiplinan dalam Keluarga Militer Dengan Perilaku Keberagamaan pada Remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga Tahun 2011 Telah ditentukan sebelumnya bahwa nilai koefisien korelasi (rxy) dan thitung, hasil perhitungan selanjutnya akan dikonsultasikan dengan rtabel dan ttabel. Jika r hitung > rtabel, dan thitung > ttabel, berarti hasil perhitungan korelasi antara variabel X dan Y ada hubungan positif dan signifikan antara kedisiplinan dalam keluarga militer dengan perilaku keberagamaan pada remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga tahun 2011. Dengan demikian, hipotesis yang peneliti ajukan diterima. Dari analisis korelasi diketahui bahwa: rxy = 0,012; nilai r product moment pada tabel dengan responden sejumlah 44 orang dan taraf
81
kesalahan 5% adalah 0,297; thitung = 0,077; nilai t product moment pada tabel dengan responden sejumlah 44 orang dan taraf kesalahan 5% adalah 2,021. Peneliti kemudian mengkonsultasikan nilai rxy dengan nilai r pada tabel, serta thitung dengan nilai t pada tabel. Dari konsultasi tersebut terlihat bahwa rhitung untuk n = 44 dan taraf kesalahan 5% lebih kecil dari rtabel, serta thitung untuk n = 44 dan taraf kesalahan 5% lebih kecil dari t tabel. Maka Ho (Hipotesis Nol)diterima dan Ha (Hipotesis Kerja)ditolak, untuk hipotesis yang menyatakan “ada hubungan yang positif dan signifikan antara kedisiplinan dalam keluarga militer dengan perilaku keberagamaan pada remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga Tahun 2011” ditolak. Hipotesis kerja tidak dapat diterima, rhitung < dari rtabel. Tidak bersifat positif akan tetapi bersifat negatif, karena dimungkinkan masih terdapat faktor atau penyebab hal lain yang lebih dapat mendekati serta mempengaruhi perilaku keberagamaan remaja di keluarga militer, selain dari faktor tingkat kedisiplinan. Dan dengan dasar t hitung < ttabel, maka hipotesis kerja tidak signifikan, dalam arti tidak dapat diberlakukan pada populasi di mana sampel tersebut diambil.
82
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian dan analisis data di atas, maka peneliti dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1.
Variasi kedisiplinan dalam keluarga militer pada remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga tahun 2011 dengan n = 44 responden sebagai berikut: dalam kategori sangat rendah dengan presentase 0% terletak pada interval 10-17 dengan jumlah responden sebanyak 0 orang, kategori rendah dengan presentase 0% terletak pada interval 18-25 dengan jumlah responden sebanyak 0 orang, kategori tinggi dengan presentase 38,6% terletak pada interval 26-33 dengan jumlah responden sebanyak 17 orang orang, dan kategori sangat tinggi dengan presentase 61,4% dengan jumlah responden 27 orang terletak pada interval 34-41. Adapun nilai rata-rata adalah 33,84.
2.
Variasi perilaku keberagamaan pada remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga tahun 2011 dengan n = 44 responden sebagai berikut: dalam kategori sangat rendah dengan presentase 0% terletak pada interval 20-34 dengan jumlah responden sebanyak 0 orang, kategori rendah dengan presentase 0% terletak pada interval 35-49 dengan jumlah responden sebanyak 0 orang, kategori tinggi dengan presentase 86,4% terletak pada interval 50-64 dengan jumlah responden 38 orang, dan kategori sangat tinggi dengan presentase 13,6% terletak pada interval 65-79 dengan jumlah responden sebanyak 6 orang,. Adapun nilai rata-rata adalah 59,52.
83
3.
Hubungan antara kedisiplinan dalam keluarga militer dengan perilaku keberagamaan pada remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga tahun 2011 terbukti negatif dan tidak signifikan. Hipotesis yang berbunyi: “ada hubungan yang positif dan signifikan antara antara kedisiplinan dalam keluarga militer dengan perilaku keberagamaan pada remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga tahun 2011” ditolak dan Ho diterima. Kesimpulan ini diambil dari perolehan konsultasi rhitung dengan rtabel pada taraf kesalahan 5% untuk responden sejumlah 44 orang memperlihatkan bahwa rhitung 0,012 dan rtabel 0,297, rhitung < rtabel yaitu: 0,012 < 0,297. Serta perhitungan t hitung lebih kecil dari t tabel pada taraf kesalahan 5% untuk responden sejumlah 44 orang yaitu: 0.077 < 2,021. Hal di atas dapat terjadi, karena dimungkinkan masih terdapat faktor atau penyebab hal lain yang lebih dapat mendekati serta mempengaruhi perilaku keberagamaan remaja di keluarga militer, selain dari faktor tingkat kedisiplinan, dan menyebabkan Ha tidak dapat diberlakukan pada populasi di mana sampel tersebut diambil (tidak signifikan).
B. Saran Berdasarkan dari hasil penelitian di atas, maka peneliti dapat menyampaikan beberapa saran sebagai berikut: 1.
Untuk orang tua a.
Selalu mengajak aggota keluarga untuk melaksanakan salat secara berjamaah di masjid, agar tertanam pemahaman yang baik tentang arti
84
berjamaah dalam salat khususnya dan arti berjamaah dalam kehidupan bermasyarakat pada umumnya. b.
Melatih semua anggota keluarga untuk dapat berkepribadian baik, salah satunya dalam hal membantu tetangga yang dalam kesusahan.
c.
Memberikan pembelajaran berbasis agama kepada semua anggota keluarga agar khazanah keilmuan masing-masing anggota keluarga dapat bertambah dan berkembang dengan baik.
2.
Untuk remaja a.
Kesadaran akan penerapan disiplin di dalam peraturan keluarga sudah baik perlu dipertahankan dan ditingkatkan, agar rasa bertanggungjawab dapat tercipta dengan baik.
b.
Perilaku keberagamaan remaja di Asrama Garnisun Kota Salatiga perlu dipertahankan dan ditingkatkan lagi, agar remaja tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi, tetapi juga memiliki kepribadian dan akhlakul karimah yang lebih matang.
3.
Untuk pembaca/masyarakat a.
Dapat memberikan wawasan akan pentingnya pemahaman kedisiplinan dalam sebuah keluarga guna menciptakan perilaku keberagamaan yang lebih baik di masyarakat.
b.
Karena adanya keterbatasan peneliti dalam angket, diharapkan para pembaca dapat mengembangkan angket tersebut bila ingin melakukan penelitian yang sama.
85
DAFTAR PUSTAKA Ali, Mohammad, & Mohammad Asrori. 2010. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Bumi Aksara. Ancok, Djamaludin. 1994. Psikologi Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto, Suharsimi. 1990. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara. ________________. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. ________________. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Cahyani, Isah. 2009. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia. Daradjat, Zakiah. 1998. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang. Ditjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji. 2005.
Al-Qur’an dan
Terjemahnya. Jakarta: Depag RI. Djatmiko, Rachmat. 1996. Sistem Etika Islam (Akhlak Mulia). Jakarta: Pustaka Panji Mas. Durkeim, E. 1995. Disiplin dalam Pendidikan. Salatiga: Satya Widya. Ekosiswoyo, R., & Rachman, M. 2000. Manajemen Kelas. Semarang: IKIP Semarang Press. Gaustad, J. 1992. Discipline in School. Massachusetts. USA: Allyn Bacon. Hadi, Sutrisno.1982. Metodologi Research. Jilid III. Cet. IV. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.
86
____________. 2000. Metodologi Research. Yogyakarta: Andy Offset. Jalaluddin, 1996. Psikologi Agama, Jakarta:Rajawali Pers.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, Tim Redaksi. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Langgulung, Hasan. 2004. Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologis Filsafat dan Pendidikan. Jakarta: Pustaka Al-Husna Baru. Prijodarminto, Soegeng. 1994. Disiplin: Kiat Menuju Sukses. Jakarta: Pradnya Paramita Rumini, Sri, & Siti Sundari. 2004. Perkembangan anak dan Remaja. Jakarta: PT Rineka Cipta. Santrock. 2003. Adolescence. Jakarta: Erlangga. Subari. 1994. Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. _______. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RND. Bandung: Alfabeta. Tafsir , Ahmad. 2000. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Rosda Karya. Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: PT Gramedia Widia Sarana Indonesia.
87