Mandala of Health. Volume 4, Nomor 1, Januari 2010
Beno, Overweight dan Perdarahan Uterus Disfungsional
HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN BERLEBIHAN (OVERWEIGHT) DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL Yudgest Beno1, Adityawarman2 1 Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto E-mail:
[email protected] 2 Rumah Sakit Umum Daerah Prof Margono Soekarjo Purwokerto
ABSTRACT Body Mass Index (BMI) is simple method to a calculate individual nutritional status. Overweight in female has been associated with sexual hormon abnormality in female. This abnormality cause menstruation cycle disorders. The objective of this study is to understand The association between BMI with dysfunctional uterine bleeding in perimenopausal woman at Margono Soekarjo Purwokerto Hospital from January 2007 – May 2009. This is an analitic observational study with prospectif cohort design. This study used 64 subject as reseach sample, devided into exposed groups and non exposed groups with 32 subject alocated into each group. Saples were taken from the population using purposive sample method. The independent variable for this study is overweight while the dependent variable is dysfunctional uterine bleeding. Confounding factors which are included in analisis are parity history, abortus history and age. Chi-Square (X2) test and risk rellative are used in bivariate analysis. The result of the study show that overweight is significant predictor for dysfunctional uterine bleeding (p = 0,024, RR = 3,215 (95% CI= 1,150 – 8,987). _____________________________________________________________________ Keywords : Overweight, dysfunctional uterine bleeding, perimenopausa pada negara maju dan penyakit kronis pada
PENDAHULUAN Perdarahan uterus disfungsional (PUD)
negara berkembang4,5. Selain itu, perdarahan
merupakan perdarahan yang berasal dari
menstruasi yang berlebihan juga dapat
uterus yang tidak berhubungan dengan sebab
menyebabkan
organik1,2. Terjadinya PUD disebabkan oleh
penurunan kualitas hidup serta menambah
abnormalitas fungsional dari Hipothalamus-
biaya perawatan kesehatan7. Sekitar 10% dari
Hipofisis3,4. Wanita dengan PUD mengalami
wanita karir di Swedia tidak masuk kerja
perdarahan menstruasi yang berlebihan, yaitu
karena PUD5. Namun kebanyakan tenaga
perdarahan lebih dari 80 mL (perdarahan
kesehatan di pusat pelayanan kesehatan
5
terjadinya
anemia
dan
pada siklus menstruasi normal < 80 mL) .
primer tidak mengetahui patofisiologi dan
Selain itu, wanita dengan PUD seringkali
prinsip
mengalami
semestinya hal tersebut dapat diterapi di
gejala-gejala
ketidaknyamanan
dan
kelemahan,
depresi,
seperti
manajemen
PUD
walaupun
pusat pelayanan kesehatan primer43.
penurunan secara umum dari kualitas hidup,
Periode perimenopause terjadi antara
termasuk di dalamnya adalah keterbatasan
1–2 tahun sebelum dan sesudah menopause,
aktivitas dan perubahan fungsi seksual6.
sedangkan
menopause
adalah
masa
Sampai saat ini, PUD merupakan
berhentinya haid yang terjadi secara alami
penyebab umum terjadinya defisiensi besi
akibat penurunan produksi estrogen dan
33
Mandala of Health. Volume 4, Nomor 1, Januari 2010
progesteron8,9. Di Indonesia, menopause 8
Beno, Overweight dan Perdarahan Uterus Disfungsional
akan meningkatkan kadar dari bioavailable
terjadi pada usia 49 – 50 tahun . Wanita pada
estrogen12. Adanya estrogen yang berlebihan
periode
resiko
dan tidak adanya progesteron menyebabkan
untuk terjadinya PUD karena adanya siklus
proliferasi endometerium selama beberapa
perimenopause 3,10
anovulasi
,
memiliki
pengurangan
dari
follikel
primordial serta reduksi sensitivitas terhadap follicle-stimulating
hormone
(FSH)
dan
minggu atau bulan2 yang akan terlihat sebagai
perdarahan,
karena 14
ketidakseimbangan hormonal .
4
Overweight
Luteinzing Hormone (LH) .
adalah
keadaan
yang
Berdasarkan mekanismenya, terdapat
hampir mendekati obesitas, seseorang dapat
beberapa hal yang mendasari terjadinya
dinyatakan overweight apabila orang tersebut
PUD, yaitu status ovulasi, produksi abnormal
memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) antara
prostaglandin serta stimulasi berlebihan dari
25 sampai 29,99. Overweight sendiri dibagi
3,4,10
estrogen
. Estrogen dibentuk oleh ovarium
dari sintesis kolesterol11.
menjadi 2 bagian, yaitu individu dengan IMT 25 – 27,49 dan individu dengan IMT 27,50 –
timbunan
29,99. Selain itu, kondisi overweight juga
lemak yang berlebihan memiliki resiko untuk
lazim disebut dengan kondisi pre-obese yang
terjadinya
memungkinkan seseorang mengalami PUD15.
Individu
yang
memiliki
disfungsi
endokrin,
seperti
stimulasi estrogen yang berlebihan dan anovulasi3,11. Hal ini dikarenakan estrogen
METODE PENELITIAN
11
Penelitian
dibentuk oleh sel lemak . Wanita obesitas
dilaksanakan
dengan
memiliki kadar serum estrone dan estradiol
pendekatan
cohort
retrospective
yang lebih tinggi, hal itu dimungkinkan
mengambil
semua
pasien
sebagai hasil dari produksi estrogen pada
berobat di Klinik Obstetri dan Ginekologi
jaringan
RSMS tahun 2007 – 2009 dengan diagnosis
adiposa
oleh
aromatisasi
dari
androstenedione12. Pada
wanita
yang
PUD. Pasien dipilih pada usia perimenopause terutama
yaitu pada usia 46 – 52 tahun yang memiliki
obesitas abdominal terjadi hiperaktivitas pada
data rekam medis IMT normal hingga berat
poros
keadaan
dengan
obesitas,
13
Hipothalamus-Hipofisis-Adrenal
badan
berlebihan
(overweight).
Kriteria
yang menyebabkan produksi estrogen secara
inklusi meliputi: wanita yang menderita
terus-menerus oleh persistensi folikel yang
peradangan pelvis, wanita yang mengalami
tidak pecah, sehingga tidak terjadi korpus
perdarahan pervaginam oleh sebab lain, dan
luteum yang akan mensekresikan progesteron
pasien tersebut telah meninggal.
1,2
mengakibatkan tidak terjadinya ovulasi .
Dengan
menggunakan
rumus
Selain itu,
wanita yang obesitas juga
Notosubroto, 200616 untuk data proporsi
mengalami
penurunan
ditemukan jumlah sampel minimal 32 untuk
kadar
dari
sex
hormone-binding globulin, dengan demikian
34
Mandala of Health. Volume 4, Nomor 1, Januari 2010
masing-masing
kelompok
Beno, Overweight dan Perdarahan Uterus Disfungsional
variabel
wanita perimenopause di Klinik Obstetri dan
overweight dan non overweight.
Ginekologi Rumah Sakit Margono Soekarjo
Berat badan berlebihan (overweight)
Purwokerto. Hasil penelitian menunjukkan
ditentukan dengan nilai IMT antara 25-29,
terdapat hubungan antara overweight dan
2
99 kg/m . Berat badan normal adalah
perdarahan uterus disfungsional (nilai p:
memiliki indeks masa tubuh antara 18.50 –
0,024). Hasil ini sesuai dengan pendapat
2
24.99 kg/m . Diagnosa perdarahan uterus
yang menyatakan bahwa adanya peningkatan
disfungsional
jaringan adiposa seperti yang terjadi pada
merupakan perdarahan yang
berasal dari uterus yang tidak berhubungan
kondisi
dengan sebab organik, namun disebabkan
abnormalitas pada poros Hipothalamus –
oleh abnormalitas fungsional dari poros
Hipofisis – Adrenal dan peningkatan pada
hipothalamus-hipofisis.
data
kadar dari bioavailable estrogen13. Namun di
ditentukan dengan metode deskriptif dan
sisi lain terjadi penurunan pada kadar sex
analitik. Analisis chi square gunakan untuk
hormone-binding globulin. Sehingga akan
mengetahui hubungan antara overweight dan
meningkatkan
PUD.
bersirkulasi
Analisis
overweight
dapat
kadar dalam
menyebabkan
estrogen tubuh
yang
yang akan
menimbulkan rangsangan yang berlebihan dari estrogen terhadap endometrium. Adanya
HASIL DAN PEMBAHASAN Data mengenai indikator pada pasien
estrogen yang berlebihan dan tidak adanya
dapat diamati pada tabel 1, sedangkan hasil
progesteron
analisis multivariat dapat diamati pada tabel
endometerium selama beberapa minggu atau
2. Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini
bulan2,12.
adalah terdapat hubungan antara overweight
menyebabkan
proliferasi
Overweight yang menjadi faktor risiko
dan perdarahan uterus disfungsional pada
pada terjadinya PUD dikarenakan oleh kadar
Tabel 1. Data overweight dan riwayat PUD pada sampel
Indikator
F
p
Mean
+ SD
95% CI
Overweight Ya
Tidak
Riwayat Paritas
>2 <2
23 9
23 9
46 18
1,000
1,28 1,28
0,45 0,45
1,11 1,44 1,11 1,44
Riwayat Abortus
Ya Tidak
5 27
8 24
13 51
0,065
1,84 1,75
0,36 0,43
1,71 1,97 1,59 1,90
Usia
46 – 49 50 – 52
24 8
24 8
48 16
1,000
1,25 1,25
0,43 0,43
1,09 1,09
Riwayat PUD
Ya Tidak
19 13
10 22
29 35
0,141
1,41 1,69
0,49 0,47
1,4 0 1,40 1,23 1,59 1,52 1,86
Keterangan: PUD: Perdarahan Uterus Disfungsional, overweight ditetukan dengan pengukuran indeks massa tubuh (IMT). Overweight: IMT > 25-29,99
35
Mandala of Health. Volume 4, Nomor 1, Januari 2010
Beno, Overweight dan Perdarahan Uterus Disfungsional
Tabel 2. Analisis bivariat dari variabel-variabel penelitian Perdarahan Uterus Disfungsional Total X2 p RR
Overweight
Ya Tidak
Riwayat Paritas
>2 <2
Riwayat Abortus
Ya Tidak
Usia
46 - 49 50 - 52
Ya 19 10 29 23 6 29 4 25 29 23 6 29
Tidak 13 22 35 23 12 35 9 26 35 25 10 35
32 32 64 46 18 64 13 51 64 48 16 64
95 % CI
5,107
0,024
3,215
1,150-8,987
1,450
0,228
2,000
0,641- 6,239
1,392
0,238
0,462
0,126 – 1,695
0,525
0,149
1,533
0,481 – 4,890
Variabel paritas yang diteliti pada
hormon yang tidak seimbang, yang ditandai
penelitian ini dibagi berdasarkan 2 golongan,
dengan meningkatnya kadar hormon estrogen
yaitu individu yang memiliki paritas < 2 dan
2
yang menyebabkan proliferasi endometrium .
individu
Selain itu, peningkatan jaringan adiposa yang
Pembagian tersebut didasarkan atas anjuran
terjadi
dari pemerintah yaitu untuk memiliki 2 anak
pada
meningkatkan
kondisi kadar
overweight estrogen.
akan
Hal
ini
yang
memiliki
paritas
>
2.
dalam 1 keluarga.
dikarenakan adanya konversi dari jaringan
Setelah di uji secara statistik, teryata
adipose menjadi estrogen melalui oleh
variabel paritas tidak memiliki pengaruh
aromasisasi Selain
itu,
menyebabkan
dari
androstenedione
pada
kondisi
terjadinya
3,11,12
.
yang bermakna terhadap terjadinya PUD
overweight
(nilai p untuk analisis bivariat dan multivariat
penurunan
> 0,05). Namun secara klinis, hal ini belum
17
diketahui hubungannya secara pasti dan
sensitivitas insulin . Teori lainnya adalah peripheral insulin
masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
resistance yang berkaitan dengan kerusakan
Variabel abortus yang diteliti pada
pada post reseptor yang berhubungan dengan
penelitian ini dibagi berdasarkan 2 golongan,
phosphorisasi serine dan tyrosine (salah satu
yaitu
asam amino internal). Kelainan ini berujung
mengalami abortus dan individu yang tidak
pada penurunan sensitifitas dari reseptor
pernah mengalami abortus. Setelah di uji
insulin.
akan
secara statistik, teryata variabel abortus tidak
menstimulasi reseptor insulin growth factor
memiliki pengaruh yang bermakna terhadap
(IGF) di ovarium yang terlihat dalam
terjadinya PUD (nilap p pada analisis bivariat
lingkungan perifollicular hyperandrogenic,
dan multivariat > 0,05). Namun secara klinis,
terganggunya activin dan aktivitas aromatase
hal ini belum diketahui hubungannya secara
Hiperinsulinemia
reaktif
individu
yang
memiliki
pernah
dan anovulasi kronis18
36
Mandala of Health. Volume 4, Nomor 1, Januari 2010
pasti dan masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Varibel
usia
juga
diteliti
dalam
penelitian ini. Wanita perimenopause adalah berusia antara 46 – 52 tahun yang dibagi menjadi 2 golongan lagi berdasarkan usia rata – rata menopause wanita indonesia yang terjadi pada usia 50 tahun, yaitu usia 46 – 49 tahun dan 50 – 52 tahun. Hasil penelitian menunjukkan mempunyai
bahwa usia wanita tidak pengaruh
yang
bermakna
terhadap resiko PUD (nilai p pada analisis bivariat dan multivariat > 0,05). Secara
teoritis
pada
masa
perimenopause, terdapat pengurangan dari folikel primordial dan reduksi sensitivitas terhadap follicle-stimulating hormone (FSH) dan LH, yang terlihat dari kadar estradiol yang
tidak
cukup
untuk
menginduksi
terjadinya LH surge dan ovulasi. Folikelfolikel
terus
memproduksi
estrogen,
menyebabkan endometrium terus bertumbuh. Pada akhirnya suatu saat kadar esterogen mengalami perdarahan
penurunan atau
kadar
dan
terjadilah
estrogen
yang
terakumulasi, menyebabkan terjadinya LH surge yang diikuti dengan ovulasi dan perdarahan hebat4.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
maka
diperoleh
kesimpulan
sebagai bahwa terdapat hubungan antara overweight dengan terjadinya perdarahan uterus
disfungsional
perimenopause.
pada
wanita
Beno, Overweight dan Perdarahan Uterus Disfungsional
DAFTAR PUSTAKA 1. Prawirohardjo S, Ilmu Kebidanan. Ed 3. Cet 5. Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 1999: 36 – 41, 905, 916, 917. 2. Price SA. Patofisiologi Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit. Ed 6. Vol 2. Jakarta. EGC, 2005: 1288 – 1289. 3. Gaunt MA in consultation with Mayeaux, J. Diagnosis and Management of Dysfunctional Uterine Bleeding. CME Bulletin. 2007: 6, 6: 1–4 4. Walden MS. Primary care management of dysfunctional uterine bleeding. Hormonal abnormalities are the most frequent cause of dysfunctional uterine bleeding, which may be acute or chronic, severe or mild, ovulatory or anovulatory. Treatment is tailored to the patient’s needs and preferences., PA-C. JAAPA. 2008:19, 2. Available at www.jaapa.com. Accessed June 18th 2008. 32 – 39. 5. Farrell E Dysfunctional Uterine Bleeding. Clinical practice: Dysfunctional uterine bleeding. AFP, 2004, 33:11. 6. Munro MG, Dysfunctional uterine bleeding: advances in diagnosis and treatment. Current Opinion in Obstetrics and Gynecology, 2001, 13: 475 – 485. 7. Pitkin J. Dysfunctional uterine bleeding. BMJ. 2007, 26;334(7603):1110-1111. 8. Soejoenoes A. Gangguan dan Penyakit Ginekologik pada Usia Lanjut. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2004:516 – 519. 9. Aprillia NI, Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kecemasan pada Wanita Perimenopause : Studi di Kelurahan Darma Kecamatan Wonokromo Surabaya.2007, Available at http://www.adln.lib.unair.ac.id. Accessed Agust 4th 2008. 10. Livingstone VH. Dysfunctional Uterine Bleeding. Can. Fam. Physician., 1987:33, 2563 – 2566. 11. Guyton AC. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed 9. Jakarta. EGC. 1997:1116, 1086, 1088, 1283 – 1290. 12. Carroll KK, Obesity as a Risk Factor for Certain Types of Cancer. AOCS Press. Lipids, 1998, 33, 11. 13. Schultes B, Fruehwald, Kern W, Born J, Fehm HL, Peters A. Hyperinsulinemia causes activation of the hypothalamus-pituitaryadrenal axis in humans. Nature Publishing Group. IJO, 2001, 25, Suppl 1, S38–S40 14. Novak and Novak. Uterine Bleeding. Textbook Of Gynecology. Ed 5, 1956, 674 – 682
37
Mandala of Health. Volume 4, Nomor 1, Januari 2010
15. WHO Scientific Group. Research on the menopause in the 1990’s. A report of the WHO Scientific Group. World Health Organization,Geneva, Switzerland, 1996, Vol 866:1–79 16. Notobroto, Teknik Sampling dan Perhitungan Besar Sampel. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Airlangga. Surabaya, 2006.
Beno, Overweight dan Perdarahan Uterus Disfungsional
17. Lawrence, GS. Sindrom Metabolik Merupakan Manifestasi Dari Keadaan Inflamasi. J Med Nus., 2005, 26, 1. 49 18. Awwad, H. Obesity and Gynecology. ASJOG., 2004, 1. 59 – 62
38