eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
Hubungan Antara Atribut Produk Dengan Minat Beli Konsumen Asep Taufik Hidayat1, Funny Mustikasari Elita2, Agus Setiaman3 Jurusan Ilmu Managemen Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran Corresponding Author:
[email protected]
Abstract The purpose of this research was to find out about the significant correlation between Peter Says Denim (PSD) product attributes and customers’ purchasing intention, based on product attributes information which was the stimuli for customers occurring purchasing intention that identified by transactional intention, reference intention, preference intention, and explorative intention indicators. The method used in this research is correlation method. Variables were tested using sperman rank correlation and the explanation was using SPSS version 17.0. The significane level was set at ( ) 005. From the research result it was obtained a correlation value (rs) of 0,527 and t-test significance test of 4,106 and t-tabel 1,999. It could be concluded that there was a quite significant relationship between Peter Says Denim (PSD) product attributes and customers’ purchasing intention. Keyword : product attributes, purchasing intention
1
Penulis Pembimbing Utama 3 Pembimbing Pendamping 2
Asep Taufik Hidayat - Hubungan Antara Atribut Produk Dengan ... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 1 of 14
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
Pendahuluan Komunikasi ada dalam segala aktivitas hidup kita. Bentuknya bisa berupa tulisan, lisan, gambar, isyarat, kata-kata yang dicetak, simbol visual, audio visual, rabaan, suara, kimiawi, komunikasi dengan diri sendiri, kelompok, organisasi, antarpersona, dialogis, dan lain-lain. Komunikasi dibutuhkan oleh manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan. Manusia berkomunikasi satu sama lain untuk memperoleh informasi, mengolah informasi, hingga menyampaikan kembali informasi yang sudah diperoleh. Dalam dunia pemasaran, komunikasi menjadi alat untuk memberikan informasi tentang barang dan/atau jasa tertentu yang internasional.4 Kondisi seperti merupakan produk yang dijual ini jelas membuat merek-merek celana dengan tujuan agar produk tersebut jeans tidak lagi didominasi oleh merek dibeli konsumen. Bagaimana celana jeans branded luar negeri mengemas produk yang dijual menjadi seperti Levi’s, LEE, Nudie jeans, informasi yang menstimuli konsumen Evisu, Flathead, Cheap Monday dan untuk berperilaku terhadap produk lain-lain. Di Kota Bandung sendiri, tersebut merupakan tantangan dalam bermunculan merek-merek denim dunia pemasaran. Salah satu produk lokal seperti Peter Says Denim (PSD), pakaian yang banyak diminati akhirPot Meets Pop, Noots Jeans, Ruffneck akhir ini adalah celana jeans/denim. Jeans, Mischief Denim, Kick Denim, Bahan denim adalah sebuah bahan dan lain-lain. pakaian dan kebetulan pada umumnya Dengan semakin ketatnya dipakai untuk celana. Jeans adalah persaingan maka setiap perusahaan sebuah produk celana yang harus merancang strategi pemasaran menggunakan bahan denim dan yang tepat serta memberikan biasanya jeans memiliki standar fitur keunggulan dalam karakteristik fisik seperti 2 buah kantong belakang, 2 dan manfaat yang ada pada produk buah kantong depan, sebuah kantong agar dapat mengungguli produk yang koin dan memiliki rivet untuk penguat dibuat para pesaing. Produk adalah kantong. segala sesuatu yang ditawarkan ke Perkembangan produk fashion pasar untuk mendapatkan perhatian, Indonesia yang memakai bahan denim dibeli, dipergunakan dan yang dapat alias jeans, kian marak. Tak sebatas memuaskan keinginan atau kebutuhan celana panjang dan pendek, atau jaket konsumen ( Kotler dan Amstrong, saja, melainkan sudah amat beragam. 1996:274 ). Untuk mencapai hal Beberapa merek denim lokal bahkan tersebut penting bagi perusahaan sudah berhasil menembus pasar 4
http://female.kompas.com/read/2010/12/15/1 0162337/Denim.Lokal.yang.Semaki n.Diminati
Asep Taufik Hidayat - Hubungan Antara Atribut Produk Dengan ... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 2 of 14
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
untuk memperhatikan atribut-atribut yang terdapat dalam produk tersebut. Peter Says Denim (PSD) merupakan salah satu brand produk fashion yang saat ini sedang naik daun. Banyak orang mengira ini adalah brand dari luar negeri. Padahal brand ini merupakan sebuah brand yang berasal dari kota Bandung. Peter Firmansyah, adalah sang pemilik usaha ini. PSD menjual produk lain seperti t-shirt, jaket, topi, dan lainlain. Tak butuh waktu relatif lama. Semua itu mampu dicapai Peter hanya dalam waktu 1,5 tahun sejak ia membuka usahanya pada November 2008. Produk unggulan dari Peter Says Denim (PSD) yang banyak diminati adalah celana jeans/denim. Dengan ide menggabungkan dua dunia, yaitu dunia fashion dengan dunia musik, PSD melakukan beberapa strategi pemasaran, seperti: Pertama, fokus target pasar pada kalangan anak band dan melakukan pendekatan terhadap konsumen dengan sistem online. Kedua, Dengan konsep studio project, celana jeans PSD dikembangkan secara khusus oleh beberapa band Indonesia, seperti Pee Wee Gaskins, Rocket Rockers, Superman Is Dead, Saint Loco, Jolly Jumper, hingga Killed by Butterfly. Sedang artis internasional yang sudah menggunakan celana jeans buatan Peter Says Denim seperti Silverstein, Sky Eats Airplane, Every Avenue, Every Time I Die, Counterparts, Dead and Devine, dan lain-lain5. 5
http://hai-online.com
Asep Taufik Hidayat - Hubungan Antara Atribut Produk Dengan ... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Strategi promosi pemasaran yang di lakukan PSD berjalan dengan baik, terbukti dalam jangka waktu empat tahun mampu menguasai pangsa pasar dan menjadi trendsetter bisnis celana jeans lokal di Indonesia. Tetapi dibalik kesuksesan tersebut, saat ini PSD dihadapkan dengan masalah pembajakan. Selain masalah pembajakan, saat ini persaingan yang di hadapi oleh PSD semakin kompetitif. Faktor atribut produk sangat berpengaruh dalam upaya menumbuhkan minat konsumen untuk memilih dan membeli produk tersebut. Tampilan produk yang menarik dari setiap itemnya diharapkan mampu membangun persepsi, keinginan dasar konsumen terhadap produk yang baik. Untuk mencapai hal tersebut penting bagi perusahaan untuk memperhatikan atribut-atribut yang terdapat dalam produk tersebut. Perusahaan menggunakan atribut produk untuk dapat meningkatkan identitas produknya dalam pasar. Kotler dan Amstrong (2001:354) menyatakan bahwa atribut produk adalah Pengembangan suatu produk atau jasa melibatkan penentuan manfaat yang akan diberikan. Manfaat ini dikomunikasikan dan diserahkan melalui atribut produk yang meliputi kualitas, fitur, dan desain (rancangan). Kualitas Produk (Product Quality), yaitu kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-
Page 3 of 14
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
fungsinya. Fitur Produk (Product Features), yaitu alat bersaing untuk membedakan produk perusahaan dari produk pesaing. Desain Produk (Style and Design); gaya dan desain atau rancangan produk yang berbeda dari yang lain merupakan cara lain untuk menambah nilai pelanggan. Atribut produk merupakan stimuli pemasaran yang dapat dijadikan daya tarik dan merupakan salah satu faktor yang dianggap penting oleh konsumen, selain itu atribut produk dapat pula menjadi salah satu unsur yang dijadikan andalan dalam memperebutkan konsumen. Stimuli pemasaran adalah semua bentuk komunikasi atau stimuli fisik yang dimaksudkan untuk mempengaruhi konsumen. produk dan unsur-unsurnya, yaitu kemasan, isi, ciri-ciri fisik produk merupakan stimuli primer/intrinsik (Sulaksana, 2003: 46 ). Semakin baik atribut yang ditampilkan oleh suatu produk diharapkan mampu menumbuhkan minat beli konsumen. Minat beli konsumen adalah sesuatu yang timbul setelah menerima rangsangan dari produk yang dilihatnya, dari sana timbul ketertarikan untuk mencoba produk tersebut sampai pada akhirnya timbul keinginan untuk membeli agar dapat memilikinya (Kotler, 2005: 205). Menurut Ferdinand (2002: 129), minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut: 1. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk.
Asep Taufik Hidayat - Hubungan Antara Atribut Produk Dengan ... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
2. Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain. 3. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya. 4. Minta eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut. Atribut produk sebenarnya sangat penting dalam proses mempersuasi konsumen. Konsumen menggabungkan begitu banyak atribut dari suatu produk atau merek tertentu. Seluruh perilaku mereka umumnya tertuju pada merek, terutama pada pentingnya fungsi yang mereka ingin capai dari masing-masing atribut tersebut. Perilaku tersebut kemudian akan mengarahkan konsumen pada minat beli yang merupakan suatu pemusatan perhatian individu terhadap suatu barang yang disertai dengan perasaan senang terhadap barang tersebut, sehingga minat tersebut menimbulkan keinginan dan kemudian timbul perasaan yang meyakinkan individu bahwa barang tersebut
Page 4 of 14
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
memiliki manfaat, dan individu ingin memiliki barang tersebut dengan cara
membelinya.
Kajian Pustaka Menurut Kotler yang diterjemahkan oleh Fandy Tjiftono dalam buku Strategi Pemasaran I (1995:86) menyatakan bahwa: “Atribut produk adalah unsur–unsur penting oleh konsumen dan dijadikan dasar keputusan pembelian”. Atribut produk menurut Bilson Simamora (2001:167) adalah segala sesuatu yang melekat pada produk dan menjadi bagian dari produk itu sendiri. Kotler dan Amstrong (2001:354) menyatakan bahwa atribut produk adalah pengembangan suatu produk atau jasa melibatkan penentuan manfaat yang akan diberikan. Manfaat ini dikomunikasikan dan diserahkan melalui atribut produk yang meliputi kualitas, fitur dan desain (rancangan). Suatu atribut produk dapat menentukan tingkat kepuasan konsumen. Konsumen mencoba untuk memuaskan suatu kebutuhan (need) dengan cara mencari beberapa manfaat (benefit) dari produk. Konsumen melihat sebuah produk sebagai kumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan
Asep Taufik Hidayat - Hubungan Antara Atribut Produk Dengan ... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
manfaat yang dicari dan memuaskan kebutuhannya. Atribut yang menarik bagi pembeli berbeda-beda untuk setiap produk. Konsumen membedakan atribut produk yang dicarinya berdasarkan relevan atau menonjolnya. Mereka akan membayar suatu produk yang mereka anggap paling menarik dan memberikan manfaat bagi mereka. Kualitas produk (product quality) didefinisikan sebagai kemampuan sebuah produk untuk menjalankan fungsinya. Kotler dan Armstrong (2004:347) menyatakan bahwa “Kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya”. Fitur produk (product features) merupakan salah satu sarana kompetitif untuk membedakan produk perusahaan dari produk-produk pesaing. Menurut Kotler dan Armstrong (2004:348) “sebuah produk dapat ditawarkan dengan beraneka macam fitur. perusahaan dapat menciptakan model dengan tingkat yang lebih tinggi dengan menambah
Page 5 of 14
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
beberapa fitur.” Fitur adalah alat bersaing untuk membedakan produk perusahaan dari produk pesaing. Menjadi produsen pertama yang memperkenalkan fitur baru yang dibutuhkan dan bernilai adalah salah satu cara yang paling efektif untuk bersaing. Menurut Kotler dan Armstrong (2004:348) ”cara lain untuk menambah nilai konsumen adalah melalui desain atau rancangan produk yang berbeda dari yang lain.” Desain adalah konsep yang lebih luas dibandingkan gaya. Gaya hanya menguraikan penampilan produk. Gaya yang sensasional bisa menarik perhatian tetapi tidak begitu saja membuat produk itu melakukan kinerja lebih baik. Tidak seperti gaya, desain atau rancangan lebih dari sekedar kulitnya tetapi lebih menggunakan suatu produk seperti penampilannya. Minat merupakan aktivitas psikis yang timbul karena adanya perasaan (afektif) dan pikiran (kognitif) terhadap suatu barang atau jasa yang diinginkan. Minat beli dapat diartikan sebagai suatu sikap senang terhadap objek yang membuat individu berusaha untuk mendapatkan objek tersebut dengan cara membayar dengan uang atau dengan pengorbanan (Schiffman & Kanuk ,1997). Sedangkan pengertian minat beli konsumen menurut Kotler (2005: 205) adalah sesuatu yang timbul setelah menerima rangsangan dari produk yang dilihatnya, dari sana timbul ketertarikan untuk mencoba produk tersebut sampai pada akhirnya
Asep Taufik Hidayat - Hubungan Antara Atribut Produk Dengan ... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
timbul keinginan untuk membeli agar dapat memilikinya (Kotler, 2005: 205). Menurut E. Jerome Mc. Carthy (2002:298): Minat beli merupakan dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk membeli barang atau jasa dalam rangka pemenuhan kebutuhannya. Dari ketiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa minat beli adalah suatu sikap senang yang timbul setelah menerima rangsangan dari produk yang dilihatnya sehingga menimbulkan dorongan seseorang untuk membeli produk sesuai dengan kebutuhannya. Menurut Ferdinand (2002: 129), minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut: 1. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk. 2. Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain. 3. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya. 4. Minta eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi
Page 6 of 14
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut. Hipotesis Berdasarkan kerangka diatas, maka penulis mengemukakan suatu hipotesis untuk identifikasi masalah dan tujuan penelitian sebagai berikut : H0 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara atribut produk celana jeans Peter Says Denim dengan minat beli konsumen. Hi : Ada hubungan yang signifikan antara atribut produk celana jeans Peter Says Denim dengan minat beli konsumen. H0
H1
H0
H2
H0
: Tidak ada hubungan yang signifikan antara kualitas produk celana jeans Peter Says Denim dengan minat beli konsumen. : Ada hubungan yang signifikan antara kualitas produk celana jeans Peter Says Denim dengan minat beli konsumen. : Tidak ada hubungan yang signifikan antara fitur produk celana jeans Peter Says Denim dengan minat beli konsumen. : Ada hubungan yang signifikan antara kualitas produk celana jeans Peter Says Denim dengan minat beli konsumen. : Tidak ada hubungan yang signifikan antara desain produk celana jeans Peter Says Denim dengan minat beli konsumen.
Asep Taufik Hidayat - Hubungan Antara Atribut Produk Dengan ... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
H3
: Ada hubungan yang signifikan antara desain produk celana jeans Peter Says Denim dengan minat beli konsumen.
Metode Metode yang digunakan adalah metode korelasional yang bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi pada faktor lain. Desain korelasional kuantitatif berusaha menyelidiki nilainilai dari dua atau lebih variabel dan menguji atau menentukan hubunganhubungan (relations) atau antarhubungan-antarhubungan (interrelationships) yang ada di antara mereka di dalam satu lingkungan tertentu. Peneliti menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, karena data penelitian berupa angkaangka dan analisis menggunakan statistik. Penelitian ini menggunakan metode korelasional karena penelitian ini berusaha untuk mencari hubungan antara atribut produk dengan minat beli konsumen. Peneliti merancang instrumen penelitian berupa kuesioner untuk mengumpulkan data primer penelitian, data yang didapat kemudian diolah dan dianalisis secara statistik kemudian diinterpretasi. Peneliti menetapkan populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah member PSD periode 20112012 yang berdomisili di Kota Bandung, dengan jumlah sebanyak 157 orang, dengan pertimbanganpertimbangan sebagai berikut:
Page 7 of 14
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
1.
Produksi dan manajemen produk celana jeans Peter Says Denim berpusat di Kota Bandung sehingga memudahkan peneliti untuk melakukan wawancara dengan pihak terkait serta dalam mengumpulkan data tentang objek penelitian. 2. Dari observasi awal yang dilakukan peneliti dengan berkunjung ke pusat produksi dan manajemen produk celana jeans Peter Says Denim, peneliti menemukan bahwa anggota membership di Kota Bandung memiliki jumlah yang cukup memenuhi syarat untuk penelitian survei. 3. Anggota membership yang berdomisili di Kota Bandung mempermudah peneliti dalam memperoleh data sekunder yang berkaitan dengan variabelvariabel yang diteliti dengan cara wawancara. Dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah teknik simple random sampling, yaitu ketika sebuah sampel diambil dengan tiap unit atau satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel (Singarimbun, 2006:155). Dalam teknik simple random sampling dibutuhkan kerangka sampling. Kerangka sampling adalah daftar dari semua unsur sampling dalam populasi sampling. Dalam penelitian ini, sampel diambil dengan melakukan pengundian dengan cara pengocokan pada populasi sehingga dicapai ukuran sampel yang telah ditentukan. Sampel
Asep Taufik Hidayat - Hubungan Antara Atribut Produk Dengan ... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
dalam penelitian ini berjumlah 61 orang, yang menjadi sampel adalah anggota member PSD. Adapun teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi : (1) Kuesioner, yaitu data-data yang diperoleh dengan dasar jawaban yang diberikan oleh responden. Dalam penelitian ini digunakan kuesioner berstruktur (kuesioner tertutup), yaitu daftar pertanyaan ditulis dengan jawaban yang sudah disediakan oleh peneliti, yang akan diberikan kepada responden untuk kemudian diisi. (2) Wawancara, digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk mencari permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam dan jumlah respondennya kecil (Sugiyono, 2006:154). (3) Studi Kepustakaan, merupakan cara pengumpulan data atau teori yang ada relevansinya dengan masalah yang diteliti dengan merujuk pada buku-buku atau dokumen-dokumen ilmiah serta literatur-literatur yang tersedia sebagai rujukan atau referensi untuk mendapatkan data mengenai masalah yang diteliti. Pernyataan penelitian diberikan pada responden berbentuk multiple choice dengan teknik pengukuran menggunakan skala Likert dengan 5 pilihan jawaban; sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Hasil dan Pembahasan
Page 8 of 14
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
Validitas merupakan kesucian alat ukur dengan apa yang hendak kita ukur (Rakhmat, 2005a:19). Validitas yang hendak diterapkan pada instrumen penelitian kali ini adalah validitas konstruk. Validitas konstruk yaitu mencari kerangka-kerangka konsep sehingga peneliti dapat menyusun tolak ukur operasional konsep-konsep yang dipilih. Untuk mencapai validitas tersebut, peneliti menyusun angket berdasarkan permasalahan yang diteliti dengan memperlihatkan instrumen atau alat ukur berisi pertanyaan dan atau pernyataan yang mencerminkan konsep yang akan diukur serta merujuk pada kepustakaan yang ada. Selain itu, pembuatan daftar pertanyaan dan angket disesuaikan dengan kondisi responden. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat konsistensi dari item kuesioner dalam setiap dimensi variabel yang diukur. Kuesioner dinyatakan reliabel artinya hasil pengukuran tetap konsisten, meskipun diujicobakan pada obyek yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama (Azwar, 2001). Berdasarkan penelitian pendahuluan terhadap 30 orang responden untuk menguji kelayakan kuesioner penelitian diperoleh hasil validitas dan reliabilitas pada Tabel 1 di bawah ini: Tabel 1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Item
Indeks
Pernyataan
Validitas
Item 5
0,687
Keterangan
Reliabilitas
Valid
0,883
Asep Taufik Hidayat - Hubungan Antara Atribut Produk Dengan ... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Item 6
0,837
Valid
Item 7
0,803
Valid
Item 8
0,740
Valid
Item 9
0,804
Valid
Item 10
0,713
Valid
Item 11
0781
Valid
Item 12
0,788
Valid
Item 13
0,787
Valid
Item 14
0,775
Valid
Item 15
0,707
Valid
Item 16
0,785
Valid
Item 17
0,670
Valid
Item 18
0,652
Valid
Item 19
0,482
Valid
Item 20
0,707
Valid
Item 21
0,840
Valid
Item 22
0,770
Valid
Item 23
0,734
Valid
Item 24
0,834
Valid
Item 25
0,704
Valid
Item 26
0,645
Valid
Item 27
0,822
Valid
Item 28
0,591
Valid
Item 29
0,679
Valid
Item 30
0,798
Valid
Item 31
0,852
Valid
Item 32
0,781
Valid
Item 33
0,841
Valid
Item 34
0,747
Valid
Item 35
0,810
Valid
Item 36
0,710
Valid
0,730
0,777
0,923
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2012
Pada analisis kuantitatif akan dijelaskan mengenai hasil pengujian terhadap hubungan dari pasangan data variabel atribut produk celana jeans PSD dengan data variabel minat beli konsumen yang merupakan member PSD yang berdomilisi di Kota Bandung. Pada analisis kuantitatif akan dilakukan uji statistik untuk mengetahui tingkat signifikansi hubungan antara variabel atribut
Page 9 of 14
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
produk celana jeans PSD dengan variabel minat beli konsumen. Pasangan variabel atribut produk celana jeans PSD dengan variabel minat beli konsumen yang akan diuji hubungannya sesuai dengan identifikasi masalah yang diajukan sebagai berikut: 1. Hubungan antara variabel X1 dangan variabel Y. 2. Hubungan antara variabel X2 dengan variabel Y. 3. Hubungan antara variabel X3 dengan variabel Y. 4. Hubungan antara variabel X dengan variabel Y. Untuk memenuhi kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis penelitian sesuai dengan tingkat signifikansi yang ditetapkan yaitu 5% ( = 0.05). Bila nilai t yang diperoleh menggunakan rumus tersebut lebih besar dari nilai t yang diperoleh dari tabel pada = 0.05 atau 5 %, berarti ada hubungan yang signifikan antara kedua variabel yang sedang diuji. Sebaliknya jika nilai t yang diperoleh menggunakan rumus lebih kecil dari negatif nilai t yang diperoleh dari tabel pada = 0.05, berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara kedua variabel yang sedang diuji. Tabel 2. Hubungan Kualitas Produk Celana Jeans PSD (X1) dengan Minat Beli Konsumen (Y) rs
t-hitung
t-tabel
5,776
1,999
0,601
H o Di tol ak
H1 Diterim a
Keteranga n Signifikan
Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh nilai koefisien korelasi Asep Taufik Hidayat - Hubungan Antara Atribut Produk Dengan ... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
antara kualitas produk celana jeans Peter Says Denim dengan minat beli konsumen 0,601 dengan nilai thitung sebesar 5,776. Karena thitung lebih besar dari ttabel, maka pada tingkat kepercayaan 95% ada alasan yang kuat untuk menerima H1 dan menolak Ho. Hasil pengujian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas produk celana jeans Peter Says Denim dengan minat beli konsumen. Tabel 3. Hubungan Fitur Produk Celana Jeans PSD (X2) dengan Minat Beli Konsumen (Y)
rs 0,293
t-hitung
t-tabel
2,354
1,999
Ho Dito lak
H2 Diter ima
Keteranga n Signifikan
Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh nilai koefisien korelasi antara fitur produk celana jeans Peter Says Denim dengan minat beli konsumen 0,293 dengan nilai thitung sebesar 2,354. Karena thitung lebih besar dari ttabel, maka pada tingkat kepercayaan 95% ada alasan yang kuat untuk menerima H2 dan menolak Ho. Hasil pengujian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara fitur produk celana jeans Peter Says Denim dengan minat beli konsumen. Tabel 4. Hubungan Desain Produk Celana Jeans PSD (X3) dengan Minat Beli Konsumen (Y)
rs
t-hitung
t-tabel
Ho
H3
Keterang an
Page 10 of 14
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
0,370
3,059
1,999
Dito lak
Diteri ma
Signifikan
Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh nilai koefisien korelasi antara desain produk celana jeans Peter Says Denim dengan minat beli konsumen 0,370 dengan nilai thitung sebesar 3,059. Karena thitung lebih besar dari ttabel, maka pada tingkat kepercayaan 95% ada alasan yang kuat untuk menerima H3 dan menolak Ho. Hasil pengujian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara desain produk celana jeans Peter Says Denim dengan minat beli konsumen.
Tabel 5. Hubungan Atribut Produk Celana Jeans PSD (X) dengan Minat Beli Konsumen (Y)
rs 0,527
t-hitung
t-tabel
4,763
1,999
Ho Ditola k
Hi Diterim a
Keteranga n Signifikan
Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh nilai koefisien korelasi antara desain produk celana jeans Peter Says Denim dengan minat beli konsumen 0,527 dengan nilai thitung sebesar 4,763. Karena thitung lebih besar dari ttabel, maka pada tingkat kepercayaan 95% ada alasan yang kuat untuk menerima Hi dan menolak Ho. Hasil pengujian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara atribut produk celana
Asep Taufik Hidayat - Hubungan Antara Atribut Produk Dengan ... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
jeans Peter Says Denim dengan minat beli konsumen. Dalam penelitian ini, pada dasarnya atribut produk celana jeans PSD yang diketahui oleh konsumen merupakan hasil dari ganjaran yang diperoleh konsumen dalam usaha mereka untuk meyakinkan diri mereka terhadap produk tersebut. Dalam social exchange theory, komunikan dianggap aktif untuk mengolah pengetahuan dan perasaan mereka terhadap suatu ganjaran yang diterima berupa bentuk atribut produk celana jeans Peter Says Denim yang pada akhirnya akan dipertimbangan melalui biaya, laba, dan tingkat perbandingan yang menjadi dasar terhadap pembentukan sikap mereka terhadap produk tersebut, termasuk minat pembelian. Komunikan yang merupakan konsumen produk celana jeans PSD dalam penelitian ini mendasarkan pengetahuan dan perasaan mereka untuk menimbulkan minat beli produk celana jeans PSD. Setelah mereka meperoleh keteguhan keyakinan mereka terhadap atribut yang terdapat pada produk celana jeans PSD, barulah minat beli muncul dalam diri mereka. Hal ini menunjukkan bahwa atribut produk celana jeans PSD memiliki hubungan dengan minat beli konsumen. Kesimpulan Berdasarkan analisis dan interpretasi dari hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Page 11 of 14
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
1. Kualitas produk celana jeans Peter Says Denim memiliki hubungan yang signifikan dengan minat beli konsumen. Responden dalam penelitian ini, yang merupakan anggota dari membership pelanggan PSD, memiliki penilaian yang baik terhadap kehandalan bahan serat alam celana jeans PSD, daya tahannya, ketelitian produksi produk, hingga fleksibilitas produk tersebut. Pengetahuan responden tentang kualitas produk celana jeans PSD ini menimbulkan respon yang baik di dalam diri responden sehingga menjadi stimulus pembentukan minat beli terhadap produk tersebut. 2. Fitur produk celana jeans Peter Says Denim memiliki hubungan yang signifikan dengan minat beli konsumen. PSD menggunakan sistem transaksi online dan sistem membership yang dapat dinikmati oleh pelanggan di dalam negeri maupun di luar negeri, sehingga secara garis besar komunikasi pemasaran antara PSD dengan konsumennya dapat terjalin dan terpelihara. Dari fitur-fitur yang diketahui oleh konsumen inilah yang pada akhirnya memunculkan minat beli karena dimotivasi oleh kemudahan dan keamanan bertransaksi kapan saja dan di mana saja. 3. Desain produk celana jeans Peter Says Denim memiliki hubungan yang signifikan dengan minat beli konsumen. Keragaman model dan warna serta kolaborasi desain
Asep Taufik Hidayat - Hubungan Antara Atribut Produk Dengan ... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
dengan grup musik tertentu menjadi pendorong minat beli konsumen terhadap produk celana jeans PSD karena pada dasarnya, setelah menyukai produknya, konsumen akan memiliki minat eksploratif di dalam dirinya, di mana konsumen tersebut senantiasa mencari informasi terbaru mengenai produk celana jeans PSD yang mendukung minatnya untuk membeli produk tersebut. Peneliti menarik kesimpulan bahwa, secara umum, atribut produk celana jeans Peter Says Denim memiliki hubungan yang signifikan dengan minat beli konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Assael H. 1992. Consumer Behavior and Marketing Action (4th ed). Boston: PWS-KENT. Bilson Simamora. 2001. Panduan Riset dan Perilaku Konsumen. Jakarta: Indeks
Bagozzi, R.P. October 1975. Marketing as Exchange. Journal of Marketing. Engel, et al. 1994. Perilaku Konsumen Jilid 1. Jakarta : Binarupa Aksara.
Page 12 of 14
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
Ferdinand, Augusty. 2002. Structural Equation Modeling dalam Penelitian Manajemen. BP. Undip, Semarang Gary Armstrong. 2001. Prinsipprinsip Pemasaran. Jakarta : Erlangga. Kotler, Philip. 2004. Manajemen Pemasaran Jilid 1 (Terjemahan Hendra Teguh dkk). Jakarta : PT. Indeks. Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 2, Edisi Kedelapan, Jakarta. Erlangga. Lamb, Hair, Mc-Daniel, (terjemahan Oetarevia), 2001, Pemasaran, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.
Mulyana, Deddy. 2005. Suatu Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung, PT. Remaja Rosdakarya. Peter, J. Paul, James H. Donnelly. 2007. Marketing Management. McGraw-Hill Higher Education. Prasetijo, Ristiyanti dan John J.O.I Lhalauw. 2005. Perilaku Konsumen. Andi , Yogyakarta Peter, Paul J. dan Olson, C. Jerry.1999. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Jilid 1. Erlangga, Jakarta.
Asep Taufik Hidayat - Hubungan Antara Atribut Produk Dengan ... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Rakhmat, Jalaluddin, 2005. Metode Penelitian Komunikasi. Remaja Rosda Karya, Bandung. Rakhmat, Jalaluddin. 1994. Psikologi Komunikasi. Bandung, PT. Remaja Rosdakarya. Schiffman, David & Alan Kanuk. 2000. Consumer Behavior. New Jersey : Pearson Prentice Hall Internasional Inc. Sugiyono. 2003. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta. Sugiyono, Prof. Drs., 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta, Bandung. Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta : LP3ES. Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta. Shrimp, Terence A. 2000. Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi – Pemasaran Terpadu. Edisi 5. Jilid 1 ( diterjemahkan, Revyani Sjahrial dan Dyah Anikasari). Jakarta: Erlangga. Sutisna. 2001. Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.
Page 13 of 14
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
Tjiptono, Fandy. 2001. Strategi Pemasaran. Edisi Kesatu. Yogyakarta : Andi.
Sumber-sumber lain: Hai Magazine Website: www.petersaysdenim.com www.darahkubiru.com/petersaysdenim www.lintasMe.com
Asep Taufik Hidayat - Hubungan Antara Atribut Produk Dengan ... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 14 of 14