HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN OBESITAS PADA SISWA DI SMA NEGERI 1 KOTA BITUNG Retno Emelia*, Nancy S. H. Malonda*, Nova H. Kapantow* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. ABSTRAK Obesitas pada remaja dalam beberapa waktu terakhir mengalami peningkatan yang sangat pesat. Obesitas pada remaja penting untuk diperhatikan, karena remaja yang mengalami obesitas 80% berpeluang untuk mengalami obesitas pula pada usia dewasa. Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan obesitas salah satu diantaranya, yaitu aktivitas fisik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas pada siswa di SMA Negeri 1 Kota Bitung. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional pada bulan Agustus sampai Oktober 2016. Populasi dalam penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas X sampai dengan XII di SMA Negeri 1 Kota Bitung sebanyak 1129 siswa, dengan sampel 95 siswa. Teknik pengambilan sampel yaitu systematic random sampling. Uji statistik yang digunakan untuk menganalisis data adalah uji Rank Spearman dengan α = 0.05, CI = 95%. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa siswa yang mengalami obesitas sebesar 51,6%, dan sebesar 83,2% siswa diantaranya memiliki aktivitas fisik ringan. Hasil analisis statistik menggunakan uji Rank Spearman aktivitas fisik dengan obesitas (p = 0.019). Terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan obesitas pada siswa di SMA Negeri 1 Kota Bitung. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait aktivitas fisik dengan obesitas pada remaja dan dihitung angka metabolisme basalnya sehingga dapat memperoleh hasil yang lebih akurat. Kata Kunci : Aktivitas Fisik, Obesitas Remaja, SMA Negeri 1 Kota Bitung.
ABSTRACT Obesity in adolescents is important to note because adolescents who are obese 80% more likely to experience obesity also in adult age. There are several factors that can cause obesity such as physical activity. The purpose of this research to knowing about relation between the physical activity with obesity in adolescents. This research was a cross sectional study with an observational analytic design taken from Senior High School 1 of Bitung City in August to October 2016. All students from 10 th – 12th grades as many as 1129 students were invited to take part in this research and 95 students aged 15 to 18 years were recruited to participate this research. Sample method used in this research was systematic random sampling has been used to Rank Spearman’s test has been used to analyze the data with α = 0,05, CI = 95%. Based on the results this of research found that students who were obese to 51,6%, and amounted to 83,2% of students of which has light physical activity. The results a statistical analysis using Rank Spearman’s test of physical activity with obesity (p = 0,019). There was relationship found between physical activity with obesity on the students at Senior High School 1 of Bitung City. Needs to be done further research associated between physical activity with obesity in adolescents and counted of basal metabolism rate as to obtain more accurate results. Keywords: Physical Activity, Adolescents Obesity, Senior High School 1 of Bitung City.
PENDAHULUAN
laki-laki dan 9,5% remaja perempuan
Obesitas merupakan suatu kondisi di mana
(Tuerah, dkk. 2014).
terdapat peningkatan berat badan yang
Salah satu faktor risiko terjadinya
melebihi batas kebutuhan fisik akibat
obesitas ialah tingkat aktivitas fisik yang
akumulasi lemak berlebihan di dalam tubuh
rendah. Kemajuan teknologi saat ini
(Sudargo,
merupakan
dkk.
2014).
Menurut
penyebab
dari
rendahnya
Soetjiningsih (1995) obesitas dapat terjadi
aktivitas fisik yang dilakukan (Sundari,
pada semua usia termasuk pada tahun
2014). Hasil penelitian Hendra, dkk
pertama kehidupan, yaitu usia 5 sampai 6
(2016)
tahun dan pada masa remaja.
remaja obesitas di Kota Bitung, aktivitas
mengemukakan
bahwa
pada
Obesitas pada remaja dalam kurun
fisik rendah merupakan faktor risiko
waktu terakhir ini mengalami peningkatan
terjadinya obesitas dengan prevalensi
yang sangat pesat baik di negara barat
sebesar 24%.
maupun di Indonesia sendiri. Prevalensi
Selama ini masih belum banyak
obesitas pada remaja di Amerika Serikat
dilakukan penelitian tentang aktivitas fisik
semakin meningkat sebesar 18,4%. Selain
dengan obesitas pada remaja di Kota
di Amerika Serikat prevalensi obesitas
Bitung oleh karena itu penelitian ini
pada remaja di Indonesia mengalami
dilakukan
peningkatan.
Riset
mengetahui hubungan antara aktivitas
Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun
fisik dengan obesitas pada siswa di SMA
2010 dan 2013, prevalensi obesitas pada
Negeri 1 Kota Bitung.
Berdasarkan hasil
dengan
tujuan
untuk
remaja usia 16-18 tahun telah mencapai 1,4% di tahun 2010 dan mengalami
METODE PENELITIAN
peningkatan pada tahun 2013 sebesar
Jenis penelitian yang digunakan dalam
1,6%, di mana Sulawesi Utara termasuk
penelitian ini, yaitu observasional analitik
dalam provinsi yang mencapai prevalensi
dengan menggunakan pendekatan cross
obesitas di atas nasional sebesar 2,1%
sectional study. Penelitian ini dilaksanakan
tahun 2010 dan terjadi peningkatan pada
di SMA Negeri 1 Kota Bitung dan
tahun 2013 sebesar 2,4%.
dilaksanakan pada bulan Agustus sampai
Penelitian
sebelumnya
dengan Oktober tahun 2016. Populasi
menunjukkan bahwa prevalensi obesitas
dalam penelitian ini ialah seluruh siswa di
pada remaja di Kota Bitung sebesar 22,8%
SMA Negeri 1 Kota Bitung dengan jumlah
atau
populasi 1129 siswa.
sebanyak
220
remaja
yang
mengalami obesitas (Hendra, dkk. 2016); prevalensi
remaja
obesitas
di
SMA
Berdasarkan rumus Slovin, jumlah sampel dalam penelitian sebanyak 86
Kristen Tumou Tou Kota Bitung sebesar
siswa,
untuk
mempertahankan sampel
12,41% yang terdiri dari 2,91% remaja
minimal, maka besar sampel di atas
ditambah 10% sehingga jumlah sampel
mengetahui hubungan antara aktivitas
yang diteliti menjadi 95 siswa. Teknik
fisik dengan obesitas pada siswa.
pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode teknik systematic
HASIL DAN PEMBAHASAN
random sampling, di mana sampel yang
A. Obesitas
dipilih harus memenuhi kriteria inklusi,
Berdasarkan hasil penelitian pada siswa di
yaitu (berumur 15 sampai 18 tahun, dan
SMA Negeri 1 Kota Bitung didapatkan
bersedia untuk berpartisipasi) dan kriteria
bahwa sebesar 51,6% diantaranya siswa
eksklusi (tidak mengalami gangguan fisik
yang
sehingga tidak dapat melakukan aktivitas
siswa yang tidak mengalami obesitas
fisik dengan baik, dan dalam program
sebesar 48,4%.
penurunan berat badan). Pengumpulan
data
mengalami
obesitas,
sedangkan
Penelitian yang telah dilakukan dilakukan
Hendra, dkk (2016) pada remaja di Kota
dengan pengukuran antropometri dan
Bitung ditemukan sebesar 22,8% remaja
pengukuran aktivitas fisik. Pengukuran
yang ada di Kota Bitung mengalami
antropometri
timbangan
obesitas. Hal ini juga sebanding dengan
berat badan digital merek GEA dengan
hasil penelitian yang dilakukan di SMA
ketelitian 0,1 kg untuk mengukur berat
Negeri 1 Kota Bitung. Kim dan Lee
badan, Microtoise dengan ketelitian 0,1
(2009) dalam penelitiannya menyebutkan
cm untuk mengukur tinggi badan, dan
remaja yang mengalami obesitas dapat
pengukuran aktivitas fisik menggunakan
menderita
kuesioner yang berisi identitas responden,
diabetes mellitus tipe 2, liver, sindrom
dan berisi 15 pertanyaan setiap jenis
metabolik, dan penyakit kardiovaskular.
menggunakan
penyakit
penyerta
seperti
kegiatan untuk mengukur aktivitas fisik (activity frequency table). Pengolahan data
B. Aktivitas Fisik
menggunakan aplikasi komputer. Data
Hasil penelitian pada siswa di SMA Negeri
yang telah diolah, selanjutnya dianalisis
1 Kota Bitung menunjukkan bahwa nilai
dengan menggunakan uji Rank Spearman
rata-rata aktivitas fisik, yaitu sebesar
tingkat kemaknaan α = 0,05 untuk
478,25 MET-jam/minggu.
Tabel 1. Distribusi Siswa Berdasarkan Kategori Aktivitas Fisik Aktivitas Fisik Total Ringan Sedang
n 79 16
% 83,2 16,8
Hasil pengukuran aktivitas fisik selama 3
siswa di SMA Negeri 1 Kota Bitung
bulan terakhir yang telah dilakukan pada
didapatkan hasil sebanyak 79 siswa (83,2%)
memiliki aktivitas fisik ringan sedangkan
Bosco bahwa para siswa lebih banyak
sebanyak
melakukan aktivitas duduk setiap harinya
16
siswa
(16,8%)
memiliki
aktivitas fisik sedang. Sebagian
besar
(Sorongan, 2012). Selain itu, kegiatan yang
responden
melakukan
dilakukan di rumah biasanya responden
dengan
melakukan
menghabiskan aktivitas dengan menonton
aktivitas fisik yang ringan dengan nilai <600
TV/DVD, bermain komputer, dan internet.
MET-jam/minggu
ini
Semakin majunya fasilitas hiburan seperti
banyak
televisi, DVD, komputer akan semakin
melakukan kegiatan-kegiatan yang sedikit
membuat manusia menjadi lebih malas dan
mengeluarkan energi.
semakin banyak waktu luang yang dibuang
Pada umumnya jenis aktivitas fisik yang
(Sudargo, dkk. 2014). Sebaiknya untuk anak
sering dilakukan oleh responden ialah duduk
dan remaja usia 5 sampai 17 tahun harus
untuk menerima pelajaran. Dalam sehari
melakukan setidaknya 60 menit aktivitas
responden biasanya dapat menghabiskan 7
fisik sedang sampai berat setiap hari agar
jam untuk duduk dan menerima pelajaran di
memberi manfaat bagi kesehatan (WHO,
dalam
2010).
kegiatan-kegiatan
menyebabkan
sehingga
responden
kelas.
Hal
ini
hal
lebih
sejalan
dengan
penelitian pada remaja di SMP Frater Don
C. Hubungan Antara Aktivitas Fisik dengan Obesitas Pada Siswa di SMA Negeri 1 Kota Bitung Tabel 2. Hubungan Antara Aktivitas Fisik dengan Obesitas Pada Siswa di SMA Negeri 1 Kota Bitung.
Aktivitas Fisik Obesitas
Tabel
2
dilakukan
menunjukkan analisis
bahwa
bivariat
p
r
0,019
0,239
setelah
dilakukan pada siswa SMAK Santa Agnes
dengan
Surabaya
menunjukkan
bahwa
terdapat
menggunakan Rank Spearman diperoleh nilai
perbedaan yang bermakna pada aktivitas fisik
p = 0,019 di mana p < α (0,05) yang berarti
antara remaja yang obesitas dan tidak
ada hubungan yang signifikan antara aktivitas
obesitas (Suryaputra, 2012).
fisik dengan obesitas pada siswa di SMA
Rendahnya
Negeri 1 Kota Bitung.
pengeluaran
energi
melalui aktivitas fisik dapat menyebabkan
Studi tentang hubungan aktivitas
terjadinya obesitas. Berdasarkan penelitian
fisik dengan obesitas remaja cukup banyak
ini beberapa contoh aktivitas fisik yang lebih
dilakukan dan hasilnya
sering dilakukan oleh siswa diantaranya
senada
dengan
penelitian ini. Menurut penelitian yang
menonton
televisi,
bermain
komputer,
internet, duduk-duduk di dalam kelas dan
SARAN
kantin,
novel/komik.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
Penelitian dari Giammattei, dkk (2003)
terkait aktivitas fisik dengan obesitas pada
menunjukkan bahwa adanya hubungan yang
remaja dan dihitung jumlah metabolisme
bermakna antara siswa yang memiliki IMT
basalnya sehingga dapat memperoleh hasil
tiduran,
membaca
>95 persentil dengan aktivitas menonton televisi.
Kim
dan
Lee
(2009)
penelitiannya mengatakan dugaan yang kuat bahwa terdapat hubungan antara aktivitas fisik
yang rendah
dengan penimbunan
jaringan lemak pada orang yang lebih muda. Beberapa
penelitian
interaksi antara makan yang banyak dengan sedikit aktivitas. Aktivitas fisik menyebabkan terjadinya proses pembakaran energi sehingga apabila remaja melakukan aktivitas yang banyak maka semakin banyak energi yang dipakai (Suryaputra, 2012). Hasil penelitian ini sejalan dengan studi yang dilakukan Tuerah, dkk (2014) yang menunjukkan bahwa bertambahnya aktivitas fisik yang dilakukan mencegah
terjadinya
obesitas
di
kalangan remaja. Berbagai faktor ini dapat menjadi signifikan
alasan antara
adanya
hubungan
aktivitas
fisik
DAFTAR PUSTAKA Abramson, E. 2007. Body Intelligence: Lose Weight, Keep It Off, and Feel Great About Your Body Without Dieting.
menyebutkan
bahwa obesitas pada remaja terjadi karena
dapat
yang lebih akurat.
dalam
yang dengan
obesitas pada penelitian ini.
Yogyakarta : Penerbit ANDI. Giammattei, J., Blix, G., Marshak, HH., Wollitzer, AO., Pettitt, DJ. 2003. Television Watching and Soft Drink Consumption:
Associations
with
Obesity in 11 to 13 Year Old Schoolchildren (online). Departement of Health Promotion and Education, School of Public Health, Loma Linda University, USA. diakses tanggal 17 Oktober 2016. Hendra, C. Manampiring, A. dan Budiarso, F. Faktor-faktor
Risiko
Terhadap
Obesitas Pada Remaja Di Kota Bitung. (online) Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 1, JanuariJuni 2016 diakses tanggal 15 Oktober
KESIMPULAN Terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas pada siswa di SMA Negeri 1 Kota Bitung.
2016. IPAQ. 2005. Guidelines For The Data Processing and Analysis of The International Questionnare
Physical
Activity (online)
www.ipaq.ki.se diakses pada tanggal 12 Juli 2016.
Kim, Y., Lee,S. 2009. Physical Activity and Abdominal
Obesity
in
Youth
dengan
IMT
(online)
Kedokteran
Jurnal
Muhammadiyah
(online). Departement of Health and
Volume 1 Nomor 2 Tahun 2013
Physical Activity, University of
diakses pada tanggal 23 Juni 2016.
Pittsburgh,
USA.
diakses
pada
tanggal 17 Oktober 2016.
Sudargo, T., Freitang, H., Rosiyani, F. 2014. Pola
Notoadmojo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Ulva, A. 2012. Hubungan Aktivitas Fisik dan
Makan
dan
Obesitas.
Yogyakarta : UGM Press. Sugianti, E. 2009. Faktor Risiko Obesitas Sentral Pada Orang Dewasa di DKI
Obesitas Pada Anak Umur 10-12
Jakarta:
Tahun Di Kecamatan Syiah Kuala
RISKESDAS 2007 (online) Gizi
Banda
Indon 2009, 32(2):105-116 diakses
Aceh
(online)
Fakultas
Kedokteran Unsyiah diakses pada tanggal 3 Agustus 2016.
Analisis
Lanjut
Data
pada tanggal 23 Juli 2016. Suryaputra, K. 2012. Perbedaan Pola Makan
Pramono, A., Sulchan, M. 2014. Kontribusi
dan Aktivitas Fisik Antara Remaja
Jajanan dan Aktivitas Fisik dengan
Obesitas
dengan
Non
Obesitas
Kejadian Obesitas Pada Remaja di
(online) Makara, Kesehatan, Vol.
Kota Semarang (online) Jurnal Gizi
16, No. 1, Juni 2012: 45-50 diakses
Indonesia Vol. 2, No. 2, Juni 2014:
pada tanggal 23 Juli 2016.
59-64 diakses pada tanggal 16 Oktober 2016.
World Health Organization (WHO). 2010.
Ruauw, B. 2016. Hubungan Antara Aktivitas
Global
Recommendations
Fisik dan Screen Time dengan
Physical
Activity
Status Gizi Pada Pelajar SMP
(online) diakses pada tanggal 12 Juli
Kristen Eben Haezar 2 Manado.
2016.
Fakultas
Kesehatan
Masyarakat
Universitas Sam Ratulangi Manado : Skripsi. Silvano,
H.
2013.
Konsumsi
Hubungan dan
Aktivitas
Tingkat Fisik
For
on Health