HO-2 PROSES PEMBUATAN BATIK
Tentang Batik
Cap
ISTILAH BATIK (SII.0041-74) • Adalah bahan kain tekstil hasil pewarnaan menurut corakcorak khas Indonesia, dengan menggunakan lilin batik sebagai zat perintang.
Cara pelekatan lilin batik
Tulis
Kombinasi
Klasifikasi Batik Batik kerokan
Batik lorodan proses penyelesaian batik Batik remukan
dll
Persiapan
Proses, Pembuatan kain Batik Cap, Tulis, Kombinasi serta kain printing motif batik
Pembatikan
Pewarnaan
Pelepasan lilin batik
Penyempurnaan
Persiapan: • penyediaan kain, pengetelan, pencucian, penganjian tipis, pengeringan, penghalusan, pemolaan
Pembatikan: • cap, tulis
Proses, Pembuatan Batik Cap, Tulis, Kombinasi
Pewarnaan: • pencelupan, coletan/kuas, pencucian, penganjian tipis, pengeringan
Pelepasan lilin batik: • kerokan,remukan (sebagian), lorodan (seluruhnya)
Penyempurnaan: • penyempurnaan kanji/softener, pengeringan, seterika
Jenis Proses, Bahan, Serta Limbah Pada Proses Batik Cap, Tulis, Kombinasi No 1.
2.
Jenis proses Persiapan Penyediaan kain Pengetelan Pencucian Penganjian tipis Pengeringan Penghalusan Pemolaan Pembatikan Cap Tulis
Bahan yang digunakan
Limbah
Kain putih (mori) Soda abu, Minyak kacang, Air Air Tapioka, Air
Mori hasil Persiapan Lilin batik
Potongan mori Air bekas proses pengetelan Air pencucian Air bekas proses penganjian tipis
Tetesan lilin batik Uap lilin batik
Jenis proses, Bahan, serta Limbah Pada Proses Batik Cap, Tulis, Kombinasi No
Jenis proses
3.
Pewarnaan Pencelupan / coletan Pencucian I Pencucian II, dst. Penganjian tipis Pengeringan
Bahan yang digunakan
Zw. Naphtol, Garam Naphtol, Kostik soda, TRO, Air Zw. Indigosol, Natrium nitrit, Asam klorida, Air Zw. Reaktif, Garam dapur, Kostik soda, Soda abu, Air, Natrium silikat, Zat pembasah Zw. Rapid, Kostik soda, Air Zw. Indanthren, Kostik soda, Natrium hidrosulfit, Zat pembasah, Garam dapur, Hidrogen peroksida, Asam asetat, Air Zat warna alam: Kayu Jambal, Tingi, Tegeran. Nila, Indigo sintetis Tunjung, tawas, kapur Tapioka, Air
Limbah
Air bekas proses pencelupan Air pencucian I, Air pencucian II, dst. Uap dari: Asam klorida, Asam asetat, Natrium hidrosulfit Larutan asam klorida Limbah padat: potongan kayu, daun nila, kapur Air limbah: tunjung, tawas, air kapur Air bekas proses pengkajian tipis
Jenis proses, Bahan, serta Limbah Pada Proses Batik Cap, Tulis, Kombinasi No 4.
5
Jenis proses Pelepasan lilin batik Lorodan, kerokan, remukan Pencucian
Penyempurnaan Penyempurnaan Pengeringan
Bahan yang digunakan
Limbah
Tapioka, Air, Soda abu
Tapioka, Softener
Lilin batik Air bekas lorodan Uap air lorodan Air pencucian
Air bekas proses penyempurnaan
Tentang Tekstil motif Batik
Tekstil motif batik adalah kain bermotif batik yang dibuat dengan cara printing atau sablon.
Tekstil motif batik tidak menggunakan lilin batik sebagai zat perintang warna.
Tekstil motif batik menggunakan pasta zat warna atau pasta print yang dilekatkan pada kain dengan bantuan alat screen / plankan
PRODUKSI BERSIH
Alur Proses Industri
Limbah = Pemborosan
PRODUKSI BERSIH Strategi lingkungan terintegrasi yang berorientasi ke pencegahan yang diterapkan secara menerus terhadap proses, produk, dan jasa untuk meningkatkan efisiensi, dan mengurangi risiko terhadap manusia & lingkungan”
Re-think Konsep Produksi Bersih 5R
Reduce Reuse
• Pikir Ulang sebelum bertindak
• Kurangi pemakaian sumber daya
• Pakai lagi apa yang bisa dipakai
Recovery
• Pisahkan apa yang bisa dipakai
Recycle
• Daur Ulang
dari limbah
Potensi Penerapan PB
EFISIENSI Input
Proses
Output PRODUK
BAHAN BAKU
70
80
100 90 30
20
BUKAN PRODU K
Penerapan Produksi Bersih akan memiliki dampak dalam pengurangan Bukan Produk sehingga Jumlah produk akan meningkat atau Penggunaan bahan baku akan berkurang 15
Konsep Perhitungan NPO
Kain= 10 m = Rp 50.000 Kain Reject= 1 m = Rp 5.000
air = 10 L = Rp 1.000 Tenaga kerja = Rp 500 Penyusutan ember= Rp 10 Zat warna= 2 g = 1000
pewarnaan
Zat warna= 0.1 g = Rp 50 Tenaga kerja = Rp 50
Kain yang sudah diwarnai
Penyusutan ember = Rp 1
Kain = 9 m = Rp 45.000 air = 5 L = Rp 500 Penyusutan ember= Rp 9
Zat warna = 0.9 g =Rp 450 Tenaga kerja = Rp 450
Air limbah= 5 L = Rp 500 Zat warna= 1 g = Rp 100 16
Pendekatan win-win PB • Potensi Penghematan : – Less Energy – Less Material --Less Water – Less Waste • Manfaat bagi Industri/UKM : – Better Housekeeping -- Better Environment -- Better K3 – Saving – Profit
Perkembangan Produksi Bersih • • • • • • • • •
1979 European Community - Clean Technology 1984 US EPA - Hazardous and Solid Waste Amandments 1986 US EPA Report to Congress 1987 Konsep ZERI (Zero Emission) 1988 US EPA - Waste minimization opportunity assessment manual 1989 Manual Cleaner Production UNEP dan UNIDO 1992 WBCSD: Cleaner Production and Eco-Efficiency 1994 APO: Green Productivity 2009 UNIDO : RECP (Resources Efficiency Cleaner Production)
DAERAH RAWAN (HOTSPOT)
“ Lokasi dalam ruang produksi yang memiliki potensi untuk menimbulkan KERUGIAN bagi UKM”
KERUGIAN AKIBAT HOTSPOT
Kecelakaan kerja
Pencemaran Lingkungan
Pemborosan Bahan Baku
Pemborosan Biaya
MANFAAT MENGENALI HOTSPOT
MENCEGAH KERUGIAN AKIBAT PEMBOROSAN
MENCEGAH TIMBULNYA KECELAKAAN KERJA
MENGURANGI PENCEMARAN LINGKUNGAN
DAERAH RAWAN PADA INDUSTRI BATIK
Ruang pembatikan (asap lilin, ceceran lilin)
Gudang obat (ceceran zat warna, cara penyimpanan, penanganan, pewadahan tidak sesuai, tidak ada labelisasi,
Ruang pencelupan (larutan bekas proses, penggunaan APD)
Ruang proses lorodan (asap, ceceran lilin, sisa air pelorodan)
Ruangan basah yang jalannya air tidak lancar
CARA MENGENDALIKAN HOTSPOT
2
3 4
1
6 5
Mencari hotspot dan memberi tanda untuk setiap hotspot yang ditemukan
Melakukan pengamatan di setiap ruang produksi
Menentukan hotspot yang akan diperbaiki berdasarkan prioritas
Memantau danMerawat hasil perbaikan
Mencari akar masalah dan membuat rencana perbaikan hotspot
Melakukan perbaikan area hotspot
EKO MAP
1
2
1
3 3
2
Keselamatan & Kesehatan Tempat Kerja • Mengenali tempat yang rawan kecelakaan dan kebakaran • Menyediakan tempat sampah di ruang produksi • Menjaga sirkulasi udara di ruang produksi • Pencahayaan yang cukup di tempat kerja • Menanggulangi kebocoran dan adanya genangan di tempat kerja • Membersihkan tempat kerja secara teratur • Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai • Menurunkan level kebisingan, bau
Environmental Oriented Cost Management (EoCM) Merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengetahui secara kuantitatif nilai uang yang hilang akibat inefisiensi Pembuatan diagram alir berdasarkan proses dengan memperhatikan input, produk antara dan Non Product Output (NPO)
Siklus EoCM
Contoh penerapan Produksi Bersih