HIMPUNAN BILANGAN KOMPLEKS YANG MEMBENTUK GRUP WAHIDA A. Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, UINAM
Wahyuni Abidin
Wahdaniah
Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, UINAM
ABSTRAK
Info: Jurnal MSA Vol. 2 No. 2 Edisi: Juli โ Des 2014 Artikel No.: 3 Halaman: 14 - 27 ISSN: 2355-083X Prodi Matematika UINAM
Bilangan riil banyak digunakan dalam menyelesaikan pembuktian sifatsifat grup. Kemudian sifat-sifat grup tersebut akan dikaji dengan menggunakan himpunan bilangan kompleks. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui himpunan bilangan kompleks yang dapat membentuk grup atau bukan grup. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian murni (kajian teori). Hasil penelitian yang diperoleh adalah himpunan bilangan kompleks yang dapat membentuk grup dapat dilihat pada bentuk atau operasi tertentu yaitu penjumlahan dan perkalian bilangan kompleks dapat membentuk grup misalnya pada โ = {๐ง|๐ง = ๐ฅ + ๐๐ฆ; ๐ฅ, ๐ฆ โ โ, ๐ 2 = โ1} dengan operasi (โ, +) dan (โ,ร), โ = {๐งฬ
|๐ง = ๐ฅ + ๐๐ฆ; ๐ฅ, ๐ฆ โ โ, ๐ 2 = โ1} dengan operasi penjumlahan dan perkalian konjugat, โ = {|๐ง| |๐ง = ๐ฅ + ๐๐ฆ; ๐ฅ, ๐ฆ โ โ, ๐ 2 = โ1} dengan 1 operasi perkalian modulo, โ = { | ๐ง = ๐ฅ + ๐๐ฆ; ๐ฅ, ๐ฆ โ โ, ๐ 2 = โ1} ๐ง
dengan operasi (โ, +) dan (โ,ร), โ = {๐ง|๐ง = ๐ฅ + ๐๐ฆโ2 ; ๐ฅ, ๐ฆ โ โ, ๐ 2 = โ1} dengan operasi penjumlahan, โ = {๐ง|๐ง = ๐ฅ + ๐๐ฆ; |๐ฅ + ๐๐ฆ| = 1; ๐ฅ, ๐ฆ โ โ, ๐ 2 = โ1} dengan operasi perkalian.. Kata Kunci: Bilangan kompleks, grup dan sifat-sifat grup
1. PENDAHULUAN
๏ด๏๏ณ๏๏๏ฉ๏ฆ๏ต๏ฒ ๏น๏๏ธ๏ฎ๏ณ๏ ๏ ๏๏ฉ๏ ๏ฏ๏ค๏ณ๏ป๏ฏ๏๏ธ๏ฉ๏ฎ๏ฝ๏น๏บ ๏ค๏ฏ๏๏๏ฉ ๏ข๏จ๏ค๏จ๏๏น๏ค๏ฃ ๏ค๏ฐ๏ซ๏๏๏ฒ๏ง๏ฏ๏ป๏ด๏
Latar Belakang Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang banyak sekali manfaatnya dan merupakan salah satu ilmu bantu yang sangat penting dan berguna dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam menunjang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Matematika merupakan sarana berfikir untuk menumbuhkembangkan pola pikir logis, sistematis, obyektif, kritis, dan rasional. Oleh sebab itu, matematika harus mampu menjadi salah satu sarana untuk meningkatkan daya nalar dan dapat meningkatkan kemampuan dalam mengaplikasikan ilmu untuk menghadapi tantangan hidup dalam memecahkan masalah. Matematika juga digunakan untuk memecahkan masalah pada teori matematika itu sendiri. Salah satunya adalah dalam ilmu aljabar yang khususnya mengenai sifat-sifat grup yang himpunannya pada bilangan kompleks. Himpunan adalah kumpulan objek yang dapat didefenisikan secara jelas. Dalam Q.S. AlHujurat/49:13 yang berbunyi: 14
๏ถ๏ฏ๏ค๏ณ๏ด๏๏ด๏๏ฒ๏ฒ๏ฒ๏ฆ ๏จ๏ข๏๏ฉ ๏ด ๏จ๏ฃ๏พ๏ฑ๏จ๏น๏ต๏๏ค๏น๏จ๏ด๏๏๏น ๏๏๏๏ฌ๏ก๏ค๏ด๏ท๏ณ๏ฅ๏ต๏ฒ ๏ค๏๏ฏ๏ฑ๏ฃ๏จ๏ค๏ฉ ๏ถ๏๏ค๏ณ๏ป๏ฏ๏๏น๏ฝ๏น๏จ๏น๏๏ต๏ฒ ๏๏๏๏๏ท๏น๏บ ๏ฎ๏๏ฌ๏๏ฝ๏ด๏ฃ ๏ฉ๏ก๏ค๏ฃ ๏จ๏ข๏๏ฉ ๏ด ๏ถ๏๏ค๏ณ๏น๏ณ๏ฉ๏ธ๏ฟ๏ฒ๏ฆ ๏ซ๏ก๏ค๏ฃ ๏น๏๏๏๏ฃ โHai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenalโ. Terjemahnya:
Kata syuโub adalah bentuk jamak dari kata Syaโb. Kata ini digunakan untuk menunjuk kumpulan dari sekian Qabilah yang biasa diterjemahkan suku yang merujuk kepada satu kakek. Qabilah pun terdiri dari sekian banyak kelompok keluarga yang dinamai imarah, dan yang ini terdiri lagi dari sekian banyak kelompok yang dinamai bathn. Bathn ada sekian fakhdz hingga
Jurnal MSA, Vol. 2 No. 2, Juli-Des 2014 akhirnya sampai pada himpunan keluarga kecil. Berdasarkan ayat di atas dapat dikatakan bahwa bukan dalam matematika saja himpunan dapat dijelaskan tetapi himpunan telah lebih dahulu dijelaskan dalam Al-quran berdasarkan ayat tersebut di atas karena himpunan didefinisikan sebagai kumpulan dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan berbangsabangsa dan bersuku-suku supaya saling mengenal. Ilmu aljabar abstrak merupakan bagian dari ilmu matematika yang berkembang dengan pesat karena berhubungan dengan himpunan, dan sifat struktur-struktur di dalamnya. Salah satu yang dibahas dalam ilmu aljabar abstrak adalah struktur aljabar dan sifat-sifatnya. Struktur aljabar merupakan suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi dengan aksioma dan suatu operasi biner. Teori grup dan ring merupakan konsep yang memegang peranan penting dalam struktur aljabar. Grup hanyalah sebuah objek formal di matematika. Secara teoretis, perannya mencakup: studi tentang simetri, pondasi kriptograf, aljabar modern, dan banyak lagi. Sebagai objek tersendiri, grup cukup menantang untuk diklasifikasi. Faktanya, beberapa bagian terdalam matematika terkait secara langsung maupun tidak langsung dengan salah satu pengklasifikasian grup. Ide dasar munculnya teori grup adalah penyelidikan permutasi dari himpunan berhingga di dalam teori persamaan. Selanjutnya ditemukan bahwa konsep dari suatu grup adalah universal dan konsep grup tersebut muncul di berbagai cabang ilmu matematika dan ilmu pengetahuan. Secara umum, penyelesaian soal-soal yang berhubungan dengan sifat-sifat grup hanya mengutamakan bilangan riil, baik itu dari bukubuku, jurnal maupun kajian-kajian terkait dengan sifat-sifat grup. Selanjutnya, penulis ingin mengkaji himpunan bilangan kompleks dengan menggunakan sifat-sifat grup, sebab berbagai kajian terkait sifat-sifat grup yang telah diperoleh belum ada yang membahas tentang sifat-sifat grup dalam kaitannya pada himpunan bilangan kompleks. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik mengangkat sebuah judul โMengkaji 15
Himpunan Bilangan Kompleks yang dapat Membentuk Grupโ. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dikemukakan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk himpunan bilangan kompleks yang dapat membentuk grup atau bukan grup? Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui himpunan bilangan kompleks yang membentuk grup atau bukan grup. 2. TINJAUAN PUSTAKA Bilangan Kompleks Dengan memiliki sistem bilangan real saja kebutuhan orang akan bilangan belum dapat tercukupi karena untuk setiap ๐ฅ โ โ selalu berlaku ๐ฅ 2 โฅ 0, maka kalau hanya bekerja di dalam โ, persamaan kuadrat ๐ฅ 2 + 1 = 0 tidak memiliki solusi dalam system bilangan riil. Dalam hal ini solusinya adalah ๐ฅ = ยฑโโ1. Jelas โโ1 bukan bilangan riil karena tidak ada bilangan riil yang kuadratnya sama dengan โ1. Jadi di samping bilangan riil kita telah memiliki jenis bilangan lain, yaitu bilangan imajiner. Bilangan imajiner adalah bilangan yang dapat ditulis sebagai ๐๐ dengan 0 โ ๐ โ โ. Misalkan, saat memerlukan solusi dari persamaan ๐ฅ 2 = โ25, tidak ada bilangan riil yang memenuhi persamaan tersebut karena solusi persamaan tersebut adalah ๐ฅ = โโ25 = โ25โโ1 = 5โโ1 = 5๐. Oleh karena itu perlu didefinisikan bilangan kompleks. Gabungan bilangan riil dan bilangan imajiner membentuk bilangan kompleks dengan notasi โ. Himpunan bilangan kompleks ditulis โ = {๐ + ๐๐; ๐, ๐ โ โ}, Dengan ๐ adalah bagian riil dan ๐ bagian imajiner. Bilangan kompleks ditulis sebagai pasangan terurut dua bilangan riil, yang dinyatakan dengan (๐, ๐) atau ๐ + ๐๐, dimana ๐ = ๐
๐ โ (bilangan riil dari bilangan kompleks), ๐ = ๐ผ๐ โ (bagian imajiner dari bilangan kompleks). Jika bilangan riil dapat ditempatkan
Jurnal MSA, Vol.2 No. 2, Juli-Desember 2014 pada garis lurus, maka bilangan kompleks ditempatkan pada bidang โ2 atau dalam hal ini disebut bidang kompleks (lihat grafik). ๐ผ๐ ๐
๏ท
๐ง(๐ฅ, ๐ฆ)
๐
๐ โ
Gambar 2.1. Grafik Bilangan Kompleks Berdasarkan bagan di atas dapat dilihat bahwa himpunan bilangan yang terbesar dalam matematika adalah bilangan kompleks. Himpunan bilangan kompleks umumnya dinotasikan dengan โ atau โ. Bilangan real โ dapat dinyatakan sebagai bagian dari himpunan โ dengan menyatakan setiap bilangan real sebagai bilangan kompleks. Definisi 2.1 Diberikan bilangan kompleks ๐ง๐ = (๐ฅ๐ , ๐ฆ๐ ) ๐ = 1,2, โฆ operasi pada bilangan kompleks didefinisikan dengan 1. ๐ง1 = ๐ง2 jika dan hanya jika ๐ฅ1 = ๐ฅ2 dan ๐ฆ1 = ๐ฆ2 2. ๐ง1 + ๐ง2 = (๐ฅ1 + ๐ฅ2 , ๐ฆ1 + ๐ฆ2 ) 3. ๐ง1 โ ๐ง2 = ๐ง1 + (โ๐ง2 ) = (๐ฅ1 โ ๐ฅ2 , ๐ฆ1 โ ๐ฆ2 ) 4. ๐๐ง1 = (๐๐ฅ1 , ๐๐ฆ1 ) ๐ konstanta riil 5. ๐ง1 ๐ง2 = (๐ฅ1 ๐ฅ2 โ ๐ฆ1 ๐ฆ2 , ๐ฅ1 ๐ฆ2 + ๐ฅ2 ๐ฆ1 ) Himpunan semua pasangan terurut (๐ฅ, ๐ฆ) dengan operasi tertentu yang sesuai padanya didefinisikan sebagai sistem bilangan kompleks. Sistem bilangan kompleks tersebut dinotasikan (โ, +). Teorema 2.2. Sistem bilangan kompleks (โ, +) merupakan suatu lapangan (field). Definisi 2.3 . Diberikan bilangan kompleks ๐๐ = ๐๐ + ๐๐๐ , ๐ = ๐, ๐. Operasi pada himpunan bilangan kompleks didefinisikan dengan 1. ๐ง1 + ๐ง2 = (๐ฅ1 + ๐ฅ2 ) + ๐(๐ฆ1 + ๐ฆ2 ) 2. ๐ง1 โ ๐ง2 = (๐ฅ1 โ ๐ฅ2 ) + ๐(๐ฆ1 โ ๐ฆ2 ) 3. ๐๐ง1 = ๐๐ฅ1 + ๐๐ฆ1 , ๐ โ โ
4. ๐ง1 ๐ง2 = (๐ฅ1 ๐ฅ2 โ ๐ฆ1 ๐ฆ2 ) + ๐(๐ฅ1 ๐ฆ2 + ๐ฅ2 ๐ฆ1 ) ๐ง 5. ๐ง1 = ๐ง1 ๐ง2 โ1 , ๐ง2 โ 0 2 ๐ฅ1 ๐ฅ2 + ๐ฆ1 ๐ฆ2 ๐ฅ2 ๐ฆ1 + ๐ฅ1 ๐ฆ2 = + ๐ ๐ฅ2 2 + ๐ฆ2 2 ๐ฅ2 2 โ ๐ฆ2 2 Selain operasi penjumlahan dan perkalian pada sistem bilangan kompleks, masih terdapat operasi lain yang dinamakan operasi konjuget. Operasi konjuget didefinisikan seperti dibawah ini. Definisi 2.4. Diberikan bilangan kompleks ๐ = ๐ + ๐๐: ๐, ๐ โ โ. Bilangan kompleks sekawan (konjuget) dari z didefinisikan dengan ๐ฬ
= ๐ โ ๐๐. Operasi konjuget (bilangan kompleks sekawan) pada sistem bilangan kompleks disajikan pada teorema berikut. Teorema 2.5. Diberikan ๐๐ , ๐๐ โ โ. Operasi konjuget pada sistem bilangan kompleks adalah a. ฬ
ฬ
ฬ
ฬ
ฬ
ฬ
ฬ
ฬ
ฬ
๐ง1 + ๐ง2 = ๐งฬ
1 + ๐งฬ
2 . b. ฬ
ฬ
ฬ
ฬ
ฬ
ฬ
ฬ
ฬ
ฬ
๐ง1 โ ๐ง2 = ๐งฬ
1 โ ๐งฬ
2 . c. ฬ
ฬ
ฬ
ฬ
ฬ
ฬ
๐ง1 ๐ง2 = ๐งฬ
1 ๐งฬ
2 . d. ฬ
ฬ
ฬ
ฬ
ฬ
ฬ
ฬ
๐ง1 โ๐ง2 = ๐งฬ
1 โ๐งฬ
2 , ๐ง2 โ 0. e. ๐งฬฟ = ๐ง. f. ๐ง๐งฬ
= [๐
๐(๐ง)]2 + [๐ผ๐(๐ง)]2 . g. ๐ง + ๐งฬ
= 2๐
๐(๐ง). h. ๐ง โ ๐งฬ
= 2๐ ๐ผ๐(๐ง). Operasi Biner pada Himpunan Misalkan G himpunan tidak kosong, fungsi dari ๐บ ร ๐บ ke G mengaitkan setiap pasangan berurutan (๐, ๐) โ ๐บ ร ๐บ dengan suatu pasangan di ๐บ (yaitu ๐ โ ๐ โ ๐บ), maka โ dikatakan operasi biner (komposisi biner) pada ๐บ. Dengan demikian, operasi โ pada himpunan tidak kosong G adalah operasi biner jika dan hanya jika ๐ โ ๐บ, ๐ โ ๐บ โ ๐ โ ๐ โ ๐บ, โ ๐, ๐ โ ๐บ Jadi operasi biner merupakan operasi tertutup yang didefenisikan pada himpunan tidak kosong. Contoh 2.1 Operasi penjumlahan (+) merupakan komposisi biner pada himpunan bilangan asli ๐, karena โ๐, ๐ โ ๐, ๐ + ๐ โ ๐ Defenisi 2.7 (hukum operasi). Suatu operasi biner โ dan ๐ pada himpunan tidak kosong ๐ฎ dikatakan: (๐ โ ๐) โ ๐ = ๐ โ (๐ โ 1. Assosiatif, jika ๐), โ ๐, ๐, ๐ โ ๐บ 16
Jurnal MSA, Vol. 2 No. 2, Juli-Des 2014 Komutatif, jika ๐ โ ๐ = ๐ โ ๐, โ ๐, ๐ โ ๐บ Mempunyai unsur identitas, jika ada ๐ โ ๐บ, sehingga ๐ โ ๐ = ๐ โ ๐ = โ ๐ โ ๐บ 4. Setiap anggota mempunyai invers di ๐บ, jika โ ๐ โ ๐บ ada ๐โ1 โ ๐บ sehingga ๐ โ ๐โ1 = ๐โ1 โ ๐ = ๐ 5. Operasi โ pada ๐บ dikatakan memenuhi hukum pencoretan kiri, jika ๐ โ ๐ = ๐ โ ๐ mengakibatkan ๐ = ๐ untuk setiap ๐, ๐, ๐ โ ๐บ 6. Operasi โ pada ๐บ dikatakan memenuhi hukum pencoretan kanan, jika ๐ โ ๐ = ๐ โ ๐, mengakibatkan ๐ = ๐, untuk setiap ๐, ๐, ๐ โ ๐บ 7. Anggota ๐ โ ๐บ dikatakan identitas kiri di ๐บ, jika ๐ โ ๐ = ๐, โ ๐ โ ๐บ 8. Jika ๐ identitas kanan di ๐บ, maka elemen ๐ โ ๐บ, dikatakan invers kanan dari ๐ โ ๐บ, jika ๐โ๐ = ๐ 9. Operasi ๐ dikatakan distributif kiri terhadap โ jika ๐ ๐(๐ โ ๐) = (๐ ๐ ๐) โ (๐ ๐ ๐), โ ๐, ๐, ๐ โ ๐บ 10. Operasi ๐ dikatakan distributif kanan (๐ โ ๐)๐ ๐ = terhadap โ jika (๐ ๐ ๐), โ ๐, ๐, ๐ โ ๐บ.
merupakan grup dan memenuhi sifat komutatif yaitu ๐ โ ๐ = ๐ โ ๐ โ๐, ๐ โ ๐บ, maka ๐บ disebut grup komutatif, dan jika tidak memenuhi sifat komutatif maka ๐บ disebut grup tidak komutatif.
Definisi 2.8. Suatu himpunan tidak kosong ๐ฎ dengan satu atau lebih operasi biner pada ๐ฎ dikatakan struktur aljabar, atau sistem aljabar dan ditulis (๐ฎ,โ).
Dalam mempelajari sifat-sifat grup, kita nyatakan grup (๐บ,โ) hanya dengan simbol ๐บ. Jadi jika (๐บ,โ) dinyatakan sebagai grup cukup kita tulis ๐บ adalah grup. Juga untuk sebarang anggota ๐, ๐ di ๐บ, perkalian anggota ๐ dengan anggota ๐ cukup ditulis ๐๐, demikian juga penjumlahan ๐ dengan ๐ cukup ditulis a+b. Dengan menggunakan notasi di atas, akan dibuktikan beberapa sifat grup.
2. 3.
Grup Definisi 2.9. Suatu sistem aljabar (๐ฎ,โ) dari himpunan tidak kosong ๐ฎ dengan operasi biner โ, dikatakan grup jika memenuhi sifat berikut: 1. Tertutup โ๐, ๐ โ ๐บ berlaku ๐ โ ๐ โ ๐บ 2. Sifat assosiatif โ๐, ๐, ๐ โ ๐บ berlaku ๐ โ (๐ โ ๐) = (๐ โ ๐) โ ๐. 3. Ada unsur identitas di G. Ada ๐ โ ๐บ sehingga โ๐ โ ๐บ berlaku ๐ โ ๐ = ๐ โ ๐ = ๐. 4. Ada unsur invers setiap anggota di G. โ๐ โ ๐บ, ada ๐โ1 โ ๐บ sehingga ๐ โ ๐โ1 = ๐โ1 โ ๐ = ๐. Dari defenisi di atas dapat dikatakan bahwa suatu himpunan tidak kosong ๐บ dengan operasi biner โ โditulis (๐บ,โ)โ merupakan grup jika memenuhi sifat tertutup, assosiatif, mempunyai unsur identitas di ๐บ dan setiap anggota di ๐บ mempunyai invers di ๐บ. Selanjutnya jika (๐บ,โ) 17
Definisi 2.10. Misalkan ๐ฎ himpunan tidak kosong dengan operasi biner โ didefenisikan pada ๐ฎ, maka: 1. (๐บ,โ) disebut grupoid 2. Suatu grupoid (๐บ,โ) yang memenuhi sifat assosiatif disebut semi grup. 3. Suatu semigrup (๐บ,โ) yang mempunyai unsur identitas disebut monoid. Defenisi di atas dapat digunakan untuk mendefenisikan grup, yaitu jika (๐บ,โ) suatu monoid dan setiap anggota ๐บ mempunyai invers di ๐บ maka (๐บ,โ) merupakan grup. Definisi 2.12. Misalkan (๐ฎ,โ) adalah grup 1. Jika banyaknya anggota ๐บ terhingga (finite), maka (๐บ,โ) disebut grup terhingga. 2. Jika banyaknya anggota ๐บ takterhingga (infinite), maka (๐บ,โ) disebut grup takterhingga. Sifat-sifat Grup
Teorema 2.13 (ketunggalan unsur identitas). Unsur identitas suatu grup adalah tunggal. Bukti: Misalkan ๐บ adalah grup. Juga misalkan ๐ dan ๐โ adalah unsur identitas di ๐บ, akan ditunjukkan bahwa ๐ = ๐โ. Karena ๐ unsur identitas di ๐บ dan ๐โ โ ๐บ, maka ๐๐โ = ๐โ๐ = ๐โ. Juga ๐โ unsur identitas di ๐บ dan ๐ โ ๐บ, maka ๐โ๐ = ๐๐โ = ๐. Jadi ๐ = ๐โ๐ = ๐๐โ = ๐โ. Dengan demikian terbukti bahwa unsur identitas suatu grup adalah tunggal.
Jurnal MSA, Vol.2 No. 2, Juli-Desember 2014 Teorema 2.14 (ketunggalan unsur invers). Setiap anggota suatu grup mempunyai invers tunggal.
Definisi 2.25. Suatu grupoid ๐ฎ dinamakan quasi grup jika โ๐, ๐ โ ๐ฎ persamaan ๐๐ = ๐ dan ๐๐ = ๐ mempunyai penyelesaian tunggal di ๐ฎ.
Teorema 2.15. Invers dari invers suatu anggota dalam grup adalah anggota itu sendiri.
Akibat 2.26. Suatu Quasi grup yang assosiatif adalah grup.
Definisi 2.16. Suatu grupoid ๐ฎ dan ๐, ๐ โ ๐ฎ dikatakan memenuhi hukum pencoretan kiri jika ๐๐ = ๐๐ mengakibatkan ๐ = ๐, dan dikatakan memenuhi pencoretan kanan jika ๐๐ = ๐๐ mengakibatkan ๐ = ๐. Selanjutnya jika ๐ฎ memenuhi hukum pencoretan kiri dan hukum pencoretan kanan, maka ๐ฎ dikatakan memenuhi hukum pencoretan.
Teorema 2.27. Identitas kiri dri suatu grup juga merupakan identitas kanan.
Teorema 2.17. Setiap grup memenuhi hukum pencoretan. Teorema 2.18. Jika ๐ฎ adalah grup dan ๐, ๐ โ ๐ฎ, maka berlaku (๐๐)โ๐ = ๐โ๐ ๐โ๐ . Teorema 2.19. Jika ๐, ๐ sebarang anggota dari grup ๐ฎ, maka persamaan ๐๐ = ๐ dan ๐๐ = ๐ masing-masing mempunyai penyelesaian secara tunggal (penyelesaian tunggal) di ๐ฎ. Teorema 2.20. Setiap himpunan ๐ฎ dengan operasi biner perkalian merupakan grup jika dan hanya jika, 1. Operasi perkalian bersifat assosiatif 2. โ๐, ๐ โ ๐บ, persamaan ๐๐ฅ = ๐ dan ๐ฆ๐ = ๐ mempunyai penyelesaian tunggal di ๐บ. Akibat 2.21. Suatu semigrup ๐ฎ, membentuk grup jika โ๐, ๐ โ ๐ฎ persamaan ๐๐ = ๐ dan ๐๐ = ๐ masing-masing mempunyai penyelesaian tunggal di ๐ฎ. Teorema 2.22. Suatu semigrup terhingga, membentuk grup jika memenuhi hukum pencoretan. Teorema 2.23 (Pendefenisian lain dari grup). Suatu semi grup ๐ฎ, disebut grup jika 1. Ada ๐ โ ๐บ sehingga ๐๐ = ๐, โ๐ โ ๐บ. 2. โ๐ โ ๐บ ada ๐โ1 โ ๐บ sehingga ๐โ1 ๐ = ๐ (๐ dan ๐-1 berturut-turut disebut identitas kiri dan invers kiri dari ๐ di ๐บ). Akibat 2.24. Suatu semi grup ๐ฎ, disebut grup jika memenuhi 1. Ada ๐ โ ๐บ sehingga ๐๐ = ๐, โ๐ โ ๐บ 2. โ๐ โ ๐บ, ada ๐โ1 โ ๐บ sehingga ๐๐โ1 = ๐.
Teorema 2.28. Invers kiri dari suatu grup juga merupakan invers kanan. Akibat 2.29 1. Identitas kanan suatu grup juga merupakan identitas kiri. 2. Invers kanan suatu anggota grup juga merupakan invers kiri dari anggota tersebut. 3. PEMBAHASAN Hasil Bentuk-bentuk himpunan bilangan kompleks yang dapat membentuk grup dan yang tidak dapat membentuk grup berdasarkan sifat-sifat grup. 1. Terhadap operasi penjumlahan (โ, +). a. Misalkan โ adalah himpunan bilangan kompleks yang didefinisikan dengan โ = {๐ง|๐ง = ๐ฅ + ๐๐ฆ; ๐ฅ, ๐ฆ โ โ, ๐ 2 = โ1},(โ, +) membentuk grup apabila membentuk sifatsifat berikut: Penyelesaian 1) Sifat Tertutup Ambil sebarang ๐ง1 , ๐ง2 โ โ, maka ๐ง1 = ๐ฅ1 + ๐๐ฆ1 , ๐ง2 = ๐ฅ2 + ๐๐ฆ2 Sehingga ๐ง1 + ๐ง2 = ๐ฅ1 + ๐๐ฆ1 + ๐ฅ2 + ๐๐ฆ2 = (๐ฅ1 + ๐ฅ2 ) + ๐(๐ฆ1 + ๐ฆ2 ) Karena ๐ฅ1 + ๐ฅ2 โ โ, ๐ฆ1 + ๐ฆ2 โ โ ๐ง1 + ๐ง2 โ โ Jadi (โ, +) penjumlahan
tertutup
terhadap
Sehingga operasi
2) Asosiatif ๐ง1 + (๐ง2 + ๐ง3 ) = (๐ง1 + ๐ง2 ) + ๐ง3
18
Jurnal MSA, Vol. 2 No. 2, Juli-Des 2014 Misalkan ๐ฅ3 + ๐๐ฆ3
๐ง1 = ๐ฅ1 + ๐๐ฆ1 , ๐ง2 = ๐ฅ2 + ๐๐ฆ2 , ๐ง3 =
Sehingga Ruas kiri ๐ง1 + (๐ง2 + ๐ง3 ) = (๐ฅ1 + ๐๐ฆ1 ) + ((๐ฅ2 + ๐๐ฆ2 ) + (๐ฅ3 + ๐๐ฆ3 )) = (๐ฅ1 + ๐ฅ2 + ๐ฅ3 ) + ๐(๐ฆ1 + ๐ฆ2 + ๐ฆ3 ) Ruas kanan (๐ง1 + ๐ง2 ) + ๐ง3 = ((๐ฅ1 + ๐๐ฆ1 ) + (๐ฅ2 + ๐๐ฆ2 )) + (๐ฅ3 + ๐๐ฆ3 ) = (๐ฅ1 + ๐ฅ2 + ๐ฅ3 ) + ๐(๐ฆ1 + ๐ฆ2 + ๐ฆ3 ) Karena ๐ง1 + (๐ง2 + ๐ง3 ) = (๐ง1 + ๐ง2 ) + ๐ง3 jadi (โ, +) terpenuhi asosiatif terhadap operasi penjumlahan 3) Adanya unsur identitas Ambil sebarang ๐ง โ โ maka
dimana ๐ง = ๐ฅ + ๐๐ฆ,
Terdapat ๐ = (0 + 0๐) sehingga ๐ง + (0 + 0๐) = (๐ฅ + ๐๐ฆ) + (0 + 0๐) = (๐ฅ + ๐๐ฆ) (0 + 0๐) + ๐ง = (0 + 0๐) + (๐ฅ + ๐๐ฆ) = = (๐ฅ + ๐๐ฆ)
Ambil sebarang ๐งฬ
1 , ๐งฬ
2 โ โ maka ๐งฬ
1 = ๐ฅ1 โ ๐๐ฆ1 , ๐งฬ
2 = ๐ฅ2 โ ๐๐ฆ2 Sehingga ๐งฬ
1 + ๐งฬ
2 = (๐ฅ1 โ ๐๐ฆ1 ) + (๐ฅ2 โ ๐๐ฆ2 ) = (๐ฅ1 + ๐ฅ2 ) โ ๐(๐ฆ1 + ๐ฆ2 ) Karena ๐ฅ1 + ๐ฅ2 โ โ, ๐ฆ1 + ๐ฆ2 โ โ, Sehingga ๐งฬ
+ ๐งฬ
โ โ Jadi (โ, +) tertutup terhadap operasi penjumlahan 2) Sifat Asosiatif (๐งฬ
1 + ๐งฬ
2 ) + ๐งฬ
3 = ๐งฬ
1 (๐งฬ
2 + ๐งฬ
3 ) Misalkan ๐งฬ
1 = ๐ฅ1 โ ๐๐ฆ1, ๐งฬ
2 = ๐ฅ2 โ ๐๐ฆ2 , ๐งฬ
3 = ๐ฅ3 โ ๐๐ฆ3 Sehingga Ruas kiri (๐งฬ
1 + ๐งฬ
2 ) + ๐งฬ
3 = ((๐ฅ1 โ ๐๐ฆ1 ) + (๐ฅ2 โ ๐๐ฆ2 )) + (๐ฅ3 โ ๐๐ฆ3 ) = (๐ฅ1 + ๐ฅ2 + ๐ฅ3 ) โ ๐(๐ฆ1 โ ๐ฆ2 โ ๐ฆ3 ) Ruas kanan ๐งฬ
1 (๐งฬ
2 + ๐งฬ
3 ) = (๐ฅ1 โ ๐๐ฆ1 ) + ((๐ฅ2 โ ๐๐ฆ2 ) + (๐ฅ3 โ ๐๐ฆ3 )) = (๐ฅ1 + ๐ฅ2 + ๐ฅ3 ) โ ๐(๐ฆ1 โ ๐ฆ2 โ ๐ฆ3 )
4) Setiap anggota mempunyai invers
Karena (๐งฬ
1 + ๐งฬ
2 ) + ๐งฬ
3 = ๐งฬ
1 (๐งฬ
2 + ๐งฬ
3 ) tertpenuhi asosiatif terhadap operasi penjumlahan
โ๐ง โ โ terdapat ๐ง โ1 โ โ sehingga berlaku
3) Ada unsur identitas
๐ง + ๐ง โ1 = ๐ง โ1 + ๐ง = 0 + 0๐
Ambil sebarang ๐ง โ โ dimana ๐ง = ๐ฅ + ๐๐ฆ maka terdapat ๐ = (0 + 0๐)
Ambil sebarang ๐ง โ โ dimana ๐ง = ๐ฅ + ๐๐ฆ Ada ๐ง โ1 = (โ๐ฅ โ ๐๐ฆ) โ โ ๐ง โ1 + ๐ง = ๐ง + ๐ง โ1 =(๐ฅ + ๐๐ฆ) + (โ๐ฅ โ ๐๐ฆ) = (๐ฅ โ ๐ฅ) + (๐ฆ โ ๐ฆ)๐ = 0 + 0๐ ๐ง + ๐ง โ1 = ๐ง โ1 + ๐ง = โ(๐ฅ + ๐๐ฆ) + (๐ฅ + ๐๐ฆ) = (๐ฅ โ ๐ฅ) + (๐ฆ โ ๐ฆ)๐ = 0 + 0๐ Himpunan bilangan kompleks โ = {๐ง|๐ง = ๐ฅ + ๐๐ฆ; ๐ฅ, ๐ฆ โ โ, ๐ 2 = โ1} merupakan grup karena dapat dibuktikan bahwa memenuhi keempat sifat. b. Misalkan โ = {๐งฬ
|๐ง = ๐ฅ + ๐๐ฆ; ๐ฅ, ๐ฆ โ 2 โ, ๐ = โ1}. Apakah (โ, +) membentuk grup? (โ, +) apabila memenuhi sifat-sifat berikut: 1) Sifat Tertutup
19
Sehingga ๐งฬ
+ (0 + 0๐) = (๐ฅ1 โ ๐๐ฆ1 ) + (0 + 0๐) = = ๐ฅ1 โ ๐๐ฆ1 (0 + 0๐) + ๐งฬ
= (0 + 0๐) + (๐ฅ1 โ ๐๐ฆ1 ) = ๐ฅ1 โ ๐๐ฆ1 4) Setiap anggota mempunyai invers โ๐งฬ
โ โ terdapat ๐งฬ
โ1 โ โ sehingga berlaku ๐งฬ
+ ๐งฬ
โ1 = ๐งฬ
โ1 + ๐งฬ
= 0 + 0๐ Ambil sebarang ๐ง โ โ dimana ๐ง = ๐ฅ + ๐๐ฆ ada ๐งฬ
โ1 = โ๐ฅ โ ๐๐ฆ โ โ ๐งฬ
โ1 + ๐งฬ
= โ(๐ฅ + ๐๐ฆ) + (๐ฅ + ๐๐ฆ) = (๐ฅ โ ๐ฅ) + (๐ฆ โ ๐ฆ)๐ = 0 + 0๐ ๐งฬ
+ ๐งฬ
โ1 = (๐ฅ + ๐๐ฆ) + (โ๐ฅ โ ๐๐ฆ) = (๐ฅ โ ๐ฅ) + (๐ฆ โ ๐ฆ)๐ = 0 + 0๐ Himpunan bilangan kompleks โ = {๐งฬ
|๐ง = ๐ฅ + ๐๐ฆ; ๐ฅ, ๐ฆ โ โ, ๐ 2 = โ1} merupakan grup karena dapat dibuktikan bahwa memenuhi keempat sifat.
Jurnal MSA, Vol.2 No. 2, Juli-Desember 2014 1
c. Didefinisikan โ = {๐ง | ๐ง = ๐ฅ + ๐๐ฆ; ๐ฅ, ๐ฆ โ 2
โ, ๐ = โ1}. Apakah (โ, +) membentuk grup? (โ, +) membentuk grup apabila memenuhi sifat-sifat berikut: 1) Sifat Tertutup Ambil sebarang 1
1
=
๐ง1
,
1
๐ฅ1 +๐๐ฆ1 ๐ง2
1
,
1
๐ง1 ๐ง2 1
=
(
1 ๐ง1
+
1 ๐ง2
)+
โ โ maka
+
Sehingga
๐ง1
+
1
๐ง2
โโ
=
1
,
1
1 +๐๐ฆ1 ๐ง2
=๐ฅ
1
,
1
2 +๐๐ฆ2 ๐ง3
=๐ฅ
1 3 +๐๐ฆ3
Ruas Kiri
(๐ฅ1 + ๐๐ฆ1 )(๐ฅ2 + ๐๐ฆ2 )
)
1 ๐ฅ3 + ๐๐ฆ3
(๐ฅ1 ๐ฅ2 ๐ฅ3 โ ๐ฅ1 ๐ฆ2 ๐ฆ3 โ ๐ฅ2 ๐ฆ1 ๐ฆ3 โ ๐ฅ3 ๐ฆ1 ๐ฆ2 ) + ๐(๐ฅ1 ๐ฅ2 ๐ฆ3 + ๐ฅ1 ๐ฅ3 ๐ฆ2 + ๐ฅ2 ๐ฅ3 ๐ฆ1 โ ๐ฆ1 ๐ฆ2 ๐ฆ3 ) Karena 1 ๐ง3
1 ๐ง1
1
1
1
1
2
3
1
2
+ (๐ง + ๐ง ) = (๐ง + ๐ง ) +
jadi terpenuhi asosiatif terhadap
operasi penjumlahan 3) Adanya unsur identitas Ambil sebarang ๐ง โ โ dimana ๐ง = ๐ฅ + ๐๐ฆ, maka terdapat ๐ = (0 + 0๐) sehingga ๐ง + (0 + 0๐) = ๐ฅ + ๐๐ฆ + (0 + 0๐) = ๐ฅ + ๐๐ฆ
1 1 1 +( + ) ๐ง1 ๐ง2 ๐ง3
1 ๐ฅ1 + ๐๐ฆ1 1 1 +( + ) ๐ฅ2 + ๐๐ฆ2 ๐ฅ3 + ๐๐ฆ3 =
1 ๐ฅ1 + ๐๐ฆ1 (๐ฅ2 + ๐๐ฆ2 ) + (๐ฅ3 + ๐๐ฆ3 ) +( ) (๐ฅ2 + ๐๐ฆ2 )(๐ฅ3 + ๐๐ฆ3 ) =
(๐ฅ2 ๐ฅ3 โ ๐ฆ2 ๐ฆ3 + ๐ฅ2 ๐ฅ1 + ๐ฅ1 ๐ฅ3 โ ๐ฆ2 ๐ฆ1 โ ๐ฆ1 ๐ฆ3 ) + ๐(๐ฅ2 ๐ฆ3 + ๐ฅ3 ๐ฆ2 + ๐ฅ2 ๐ฆ1 + ๐ฅ3 ๐ฆ1 + ๐ฅ1 ๐ฆ2 + ๐ฅ1 ๐ฆ3 ) =
)
(๐ฅ3 ๐ฅ2 + ๐ฅ3 ๐ฅ1 + ๐ฅ1 ๐ฅ2 โ ๐ฆ1 ๐ฆ2 โ ๐ฆ3 ๐ฆ2 โ ๐ฆ3 ๐ฆ1 ) + ๐(๐ฅ3 ๐ฆ2 + ๐ฅ3 ๐ฆ1 + ๐ฅ2 ๐ฆ3 + ๐ฅ1 ๐ฆ3 + ๐ฅ1 ๐ฆ2 + ๐ฅ2 ๐ฆ1 )
๐ฅ1 + ๐ฅ2 โ โ, ๐ฆ1 + ๐ฆ2 โ โ,
Misalkan =๐ฅ
๐ฅ2 + ๐๐ฆ2
+
1 1 1 1 1 1 +( + )=( + )+ ๐ง1 ๐ง2 ๐ง3 ๐ง1 ๐ง2 ๐ง3 1
1
๐ฅ3 + ๐๐ฆ3 =(
Jadi (โ, +) tertutup terhadap operasi penjumlahan 2) Sifat Asosiatif
๐ง1
๐ฅ1 + ๐๐ฆ1 1
+
(๐ฅ2 + ๐๐ฆ2 ) + (๐ฅ1 + ๐๐ฆ1 )
๐ฅ1 + ๐ฅ2 + ๐(๐ฆ1 + ๐ฆ2 ) ๐ฅ1 ๐ฅ2 โ ๐ฆ1 ๐ฆ2 + ๐(๐ฅ1 ๐ฆ2 + ๐ฅ2 ๐ฆ1 ) Karena
1
๐ฅ2 +๐๐ฆ2
1 1 1 1 + = + ๐ง1 ๐ง2 ๐ฅ1 + ๐๐ฆ1 ๐ฅ2 + ๐๐ฆ2
1
๐ง3 =(
Sehingga
=
1
(๐ฅ1 ๐ฅ2 ๐ฅ3 โ ๐ฅ2 ๐ฆ3 ๐ฆ1 โ ๐ฅ3 ๐ฆ2 ๐ฆ1 โ ๐ฅ1 ๐ฆ2 ๐ฆ3 ) + ๐(๐ฅ2 ๐ฅ3 ๐ฆ1 + ๐ฅ1 ๐ฅ2 ๐ฆ3 + ๐ฅ1 ๐ฅ3 ๐ฆ2 โ ๐ฆ2 ๐ฆ3 ๐ฆ1 )
(0 + 0๐) + ๐ง = (0 + 0๐) + ๐ฅ + ๐๐ฆ = ๐ฅ + ๐๐ฆ 4) Setiap anggota mempunyai invers โ๐ง โ โ terdapat ๐ง โ1 โ โ sehingga berlaku ๐ง + ๐ง โ1 = ๐ง โ1 + ๐ง = 0 + 0๐ Ambil sebarang ๐ง โ โ dimana ๐ง = ๐ฅ + ๐๐ฆ ada ๐ง โ1 = โ๐ฅ โ ๐๐ฆ โ โ ๐ง โ1 + ๐ง = โ(๐ฅ + ๐๐ฆ) + (๐ฅ + ๐๐ฆ) = (โ๐ฅ โ ๐๐ฆ) + (๐ฅ + ๐๐ฆ) = (๐ฅ โ ๐ฅ) + (๐ฆ โ ๐ฆ)๐ = 0 + 0๐ ๐ง + ๐ง โ1 = (๐ฅ + ๐๐ฆ) + (โ๐ฅ โ ๐๐ฆ) = (๐ฅ โ ๐ฅ) + (๐ฆ โ ๐ฆ)๐ = 0 + 0๐
Ruas Kanan 20
Jurnal MSA, Vol. 2 No. 2, Juli-Des 2014 Himpunan bilangan kompleks โ = 1 {๐ง | ๐ง = ๐ฅ + ๐๐ฆ; ๐ฅ, ๐ฆ โ โ, ๐ 2 = โ1}. merupakan grup karena dapat dibuktikan bahwa memenuhi keempat sifat d. Misalkan โ = {๐ง|๐ง = ๐ฅ + ๐๐ฆโ2 ; ๐ฅ, ๐ฆ โ ๐, ๐ 2 = โ1} Apakah (โ, +) membentuk grup? (โ, +) membentuk grup komutatif apabila memenuhi sifat-sifat berikut: 1) Sifat Tertutup ๐ ๐ Misal ๐ฅ = ๐ โ ๐ ๐ฆ = ๐ โ ๐ ๐
๐
๐ฅ + ๐๐ฆโ2 = ๐ + ๐ ๐โ2 = ๐๐+๐๐๐โ2 ๐๐
Jadi ๐ฅ + ๐๐ฆโ2 โ โ tertutup terhadap grup operasi penjumlahan 2) Sifat Asosiatif โ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ง โ ๐ berlaku (๐ฅ + ๐ฆ) + ๐ง = ๐ฅ + (๐ฆ + ๐ง) Sehingga (๐ฅ + ๐๐ฆโ2) + ๐ง =๐ฅ + (๐๐ฆโ2 + ๐ง), โ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ง โ ๐ 3) Adanya unsur identitas Ada ๐ = 0 + 0๐ = 0 โ โ sehingga ๐ โ๐ฅ = ๐ โ ๐ berlaku (0 + ๐ฅ) = 0 + ๐ฅ=๐ฅ 4) Setiap anggota mempunyai invers ๐ โ๐ฅ = ๐ โ ๐ ada ๐ฅ โ1 = (โ๐ฅ) = โ๐ ๐
โ ๐ berlaku ๐ฅ + (โ๐ฅ) = (โ๐ฅ) +
๐ฅ=๐ Jadi โ = {๐ฅ + ๐๐ฆโ2 : ๐ฅ, ๐ฆ โ ๐} membentuk grup. โ grup komutatif karena ๐ฅ + ๐๐ฆโ2 = ๐๐ฆโ2 + ๐ฅ = =
๐ ๐ ๐ ๐ + ๐โ2 = ๐โ2 + ๐ ๐ ๐ ๐
๐๐ + ๐๐๐โ2 ๐๐๐โ2 + ๐๐ = ๐๐ ๐๐
e. Misalkan โ adalah himpunan bilangan kompleks yang didefinisikan dengan โ = {|๐ง| |๐ง = ๐ฅ + ๐๐ฆ; ๐ฅ, ๐ฆ โ โ, ๐ 2 = โ1}. Apakah (โ, +) membentuk grup? (โ, +)
21
membentuk grup apabila memenuhi sifatsifat berikut: 1) Sifat tertutup Ambil sebarang ๐ง1, ๐ง2 โ โ maka ๐ง1 = ๐ฅ1 + ๐๐ฆ1 , ๐ง2 = ๐ฅ2 + ๐๐ฆ2 Sehingga |๐ง1 | + |๐ง2 | = |(๐ฅ1 + ๐๐ฆ1 ) + (๐ฅ2 + ๐๐ฆ2 )| = |(๐ฅ1 + ๐ฅ2 ) + ๐(๐ฆ1 + ๐ฆ2 )| Karena ๐ฅ1 + ๐ฅ2 โ โ, ๐ฆ1 + ๐ฆ2 โ โ, Sehingga |๐ง1 | + |๐ง2 | โ โ Jadi (โ, +) tertutup terhadap operasi penjumlahan 2) Asosiatif (|๐ง1 | + |๐ง2 |) + |๐ง3 | = |๐ง1 | + (|๐ง2 | + |๐ง3 |) Misalkan |๐ง1 | = |๐ฅ1 + ๐๐ฆ1 |, |๐ง2 | = |๐ฅ2 + ๐๐ฆ2 |, |๐ง3 | = |๐ฅ3 + ๐๐ฆ3 | Sehingga Ruas kiri (|๐ง1 | + |๐ง2 |) + |๐ง3 | = (|๐ฅ1 + ๐๐ฆ1 | + |๐ฅ2 + ๐๐ฆ2 |) + |๐ฅ3 + ๐๐ฆ3 | = |๐ฅ1 + ๐ฅ2 + ๐ฅ3 | + ๐|๐ฆ1 + ๐ฆ2 + ๐ฆ3 | Ruas kanan |๐ง1 | + (|๐ง2 | + |๐ง3 |) = |๐ฅ1 + ๐๐ฆ1 | + (|๐ฅ2 + ๐๐ฆ2 | + |๐ฅ3 + ๐๐ฆ3 |) = |๐ฅ1 + ๐ฅ2 + ๐ฅ3 | + ๐|๐ฆ1 + ๐ฆ2 + ๐ฆ3 | Karena (|๐ง1 | + |๐ง2 |) + |๐ง3 | = |๐ง1 | + (|๐ง2 | + |๐ง3 |) jadi (โ, +) terpenuhi asosiatif terhadap operasi penjumlahan 3) Adanya unsur identitas Ambil sebarang ๐ง โ โ dimana ๐ง = ๐ฅ + ๐๐ฆ maka terdapat ๐ = (0 + 0๐) Sehingga (0 + 0๐) + |๐ง| = (0 + 0๐) + |๐ฅ + ๐๐ฆ| = |๐ฅ + ๐๐ฆ|
Jurnal MSA, Vol.2 No. 2, Juli-Desember 2014 |๐ง| + (0 + 0๐) = |๐ฅ + ๐๐ฆ| + (0 + 0๐) = |๐ฅ + ๐๐ฆ| 4) Setiap anggota mempunyai invers Ambil sebarang ๐ง โ โ dimana ๐ง = ๐ฅ + ๐๐ฆ Ada ๐ง โ1 = โ๐ฅ โ ๐๐ฆ โ โ |๐ง โ1 | + |๐ง| = โ|๐ฅ + ๐๐ฆ| + |๐ฅ + ๐๐ฆ| = |โ๐ฅ โ ๐๐ฆ| + |๐ฅ + ๐๐ฆ| = |๐ฅ โ ๐ฅ| + ๐|๐ฆ โ ๐ฆ| = 0 + 0๐ |๐ง| + |๐ง โ1 | = |๐ฅ + ๐๐ฆ| + |โ๐ฅ โ ๐๐ฆ| = |๐ฅ โ ๐ฅ| + ๐|๐ฆ โ ๐ฆ| = 0 + 0๐ Himpunan bilangan kompleks โ = {|๐ง| |๐ง = ๐ฅ + ๐๐ฆ; ๐ฅ, ๐ฆ โ โ, ๐ 2 = โ1} merupakan grup karena dapat dibuktikan bahwa memenuhi keempat sifat. 2. Terhadap operasi perkalian (โ,ร). a. Misalkan โ adalah himpunan bilangan kompleks yang didefinisikan dengan โ = {๐ง|๐ง = ๐ฅ + ๐๐ฆ; ๐ฅ, ๐ฆ โ โ, ๐ 2 = โ1}. Apakah (โ,ร) membentuk grup? (โ,ร) membentuk grup apabila memenuhi sifatsifat berikut: 1) Tertutup Ambil sebarang ๐ง1 , ๐ง2 โ โ maka ๐ง1 = ๐ฅ1 + ๐๐ฆ1 , ๐ง2 = ๐ฅ2 + ๐๐ฆ2 Sehingga ๐ง1 ร ๐ง2 = (๐ฅ1 + ๐๐ฆ1 )(๐ฅ2 + ๐๐ฆ2 ) = (๐ฅ1 ๐ฅ2 โ ๐ฆ1 ๐ฆ2 ) + ๐(๐ฅ1 ๐ฆ2 + ๐ฅ2 ๐ฆ1 ) Karena ๐ฅ1 ๐ฅ2 โ ๐ฆ1 ๐ฆ2 โ โ, ๐ฅ1 ๐ฆ2 + ๐ฅ2 ๐ฆ1 โ โ, Sehingga ๐ง1 ร ๐ง2 โ โ Jadi (โ,ร) tertutup terhadap operasi perkalian 2) Sifat Asosiatif ๐ง1 (๐ง2 ๐ง3 ) = (๐ง1 ๐ง2 )๐ง3 Misalkan, ๐ง1 = ๐ฅ1 + ๐๐ฆ1, ๐ง2 = ๐ฅ2 + ๐๐ฆ2 , ๐ง3 = ๐ฅ3 + ๐๐ฆ3 Sehingga Ruas kiri ๐ง1 (๐ง2 ๐ง3 ) = (๐ฅ1 + ๐๐ฆ1 )((๐ฅ2 + ๐๐ฆ2 )(๐ฅ3 + ๐๐ฆ3 ))
= ๐ฅ1 ๐ฅ2 ๐ฅ3 + ๐ฅ1 ๐ฅ2 ๐๐ฆ3 + ๐ฅ1 ๐ฅ3 ๐๐ฆ2 โ ๐ฅ1 ๐ฆ2 ๐ฆ3 + ๐ฅ2 ๐ฅ3 ๐๐ฆ1 โ ๐ฅ2 ๐ฆ1 ๐ฆ3 โ ๐ฅ3 ๐ฆ1 ๐ฆ2 โ ๐๐ฆ1 ๐ฆ2 ๐ฆ3 = ๐ฅ1 ๐ฅ2 ๐ฅ3 โ ๐ฅ1 ๐ฆ2 ๐ฆ3 โ ๐ฅ2 ๐ฆ1 ๐ฆ3 โ ๐ฅ3 ๐ฆ1 ๐ฆ2 + ๐(๐ฅ1 ๐ฅ2 ๐ฆ3 + ๐ฅ1 ๐ฅ3 ๐ฆ2 + ๐ฅ2 ๐ฅ3 ๐ฆ1 โ ๐ฆ1 ๐ฆ2 ๐ฆ3 ) Ruas kanan (๐ง1 ๐ง2 )๐ง3 = ((๐ฅ1 + ๐๐ฆ1 )(๐ฅ2 + ๐๐ฆ2 ))(๐ฅ3 + ๐๐ฆ3 ) = (๐ฅ1 ๐ฅ2 ๐ฅ3 โ ๐ฅ1 ๐ฆ2 ๐ฆ3 โ ๐ฅ2 ๐ฆ1 ๐ฆ3 โ ๐ฅ3 ๐ฆ1 ๐ฆ2 ) + ๐(๐ฅ1 ๐ฅ2 ๐ฆ3 + ๐ฅ1 ๐ฅ3 ๐ฆ2 + ๐ฅ2 ๐ฅ3 ๐ฆ1 + ๐ฆ1 ๐ฆ2 ๐ฆ3 Karena ๐ง1 (๐ง2 ๐ง3 ) = (๐ง1 ๐ง2 )๐ง3 jadi (โ,ร) terpenuhi asosiatif terhadap operasi penjumlahan 3) Adanya unsur identitas Ambil sebarang ๐ง โ โ dimana ๐ง = ๐ฅ + ๐๐ฆ maka terdapat ๐ง ร (1 + 0๐) = (๐ฅ + ๐๐ฆ) ร (1 + 0๐) = (๐ฅ + ๐๐ฆ) (1 + 0๐) ร ๐ง = (1 + 0๐) ร (๐ฅ + ๐๐ฆ) = (๐ฅ + ๐๐ฆ) 4) Setiap anggota mempunyai invers โ๐ง โ โ terdapat
๐ง โ1 โ โ sehingga
berlaku ๐ง ร ๐ง โ1 = ๐ง โ1 ร ๐ง = 1 Ambil sebarang ๐ง โ โ dimana ๐ง = 1 ๐ฅ + ๐๐ฆ ada ๐ง โ1 = ๐ฅ+๐๐ฆ โ โ 1
๐ง โ1 ร ๐ง = ๐ฅ+๐๐ฆ (๐ฅ + ๐ฅ+๐๐ฆ ๐๐ฆ)= ๐ฅ+๐๐ฆ = 1 ๐ง ร ๐ง โ1 = (๐ฅ + 1 ๐ฅ+๐๐ฆ ๐๐ฆ) ๐ฅ+๐๐ฆ= ๐ฅ+๐๐ฆ = 1 Himpunan bilangan kompleks โ = {๐ง|๐ง = ๐ฅ + ๐๐ฆ; ๐ฅ, ๐ฆ โ โ, ๐ 2 = โ1} merupakan grup karena dapat dibuktikan bahwa memenuhi keempat sifat b. Misalkan โ adalah himpunan bilangan kompleks yang didefinisikan dengan โ = {๐งฬ
|๐ง = ๐ฅ + ๐๐ฆ; ๐ฅ, ๐ฆ โ โ, ๐ 2 = โ1}. 22
Jurnal MSA, Vol. 2 No. 2, Juli-Des 2014 Apakah (โ,ร) membentuk grup? (โ,ร) membentuk grup apabila memenuhi sifatsifat berikut: 1) Sifat Tertutup Ambil sebarang ๐ง1 , ๐ง2 โ โ maka ๐งฬ
1 = ๐ฅ โ ๐๐ฆ, ๐งฬ
2 = ๐ฅ โ ๐๐ฆ Sehingga ๐งฬ
1 ร ๐งฬ
2 = (๐ฅ1 โ ๐๐ฆ1 ) ร (๐ฅ2 โ ๐๐ฆ2 ) = (๐ฅ1 ๐ฅ2 โ ๐ฆ1 ๐ฆ2 ) โ ๐(๐ฅ1 ๐ฆ2 + ๐ฅ2 ๐ฆ1 ) Karena ๐ฅ1 ๐ฅ2 โ ๐ฆ1 ๐ฆ2 โ โ, ๐ฅ1 ๐ฆ2 + ๐ฅ2 ๐ฆ1 โ โ, Sehingga ๐งฬ
1 ร ๐งฬ
2 โ โ Jadi (โ, +) tertutup terhadap operasi perkalian 2) Sifat Asosiatif (๐งฬ
1 ร ๐งฬ
2 )๐งฬ
3 = ๐งฬ
1 (๐งฬ
2 ร ๐งฬ
3 ) Misalkan ๐งฬ
1 = ๐ฅ1 โ ๐๐ฆ1, ๐งฬ
2 = ๐ฅ2 โ ๐๐ฆ2 , ๐งฬ
3 = ๐ฅ3 โ ๐๐ฆ3 , Sehingga Ruas kiri (๐งฬ
1 ร ๐งฬ
2 )๐งฬ
3 = ((๐ฅ1 โ ๐๐ฆ1 ) + (๐ฅ2 โ ๐๐ฆ2 ))(๐ฅ3 โ ๐๐ฆ3 ) = (๐ฅ1 ๐ฅ2 ๐ฅ3 โ ๐ฅ1 ๐ฆ2 ๐ฆ3 โ ๐ฅ2 ๐ฆ1 ๐ฆ3 โ ๐ฅ3 ๐ฆ1 ๐ฆ2 ) + ๐(๐ฅ1 ๐ฅ2 ๐ฆ3 โ ๐ฅ1 ๐ฅ3 ๐ฆ2 โ ๐ฅ2 ๐ฅ3 ๐ฆ1 โ ๐ฆ1 ๐ฆ2 ๐ฆ3 ) Ruas kanan ๐งฬ
1 (๐งฬ
2 ร ๐งฬ
3 ) = (๐ฅ1 โ ๐๐ฆ1 )((๐ฅ2 โ ๐๐ฆ2 )(๐ฅ3 โ ๐๐ฆ3 )) = (๐ฅ1 ๐ฅ2 ๐ฅ3 โ ๐ฅ1 ๐ฆ2 ๐ฆ3 โ ๐ฅ2 ๐ฆ1 ๐ฆ3 โ ๐ฅ3 ๐ฆ1 ๐ฆ2 )๐(๐ฅ1 ๐ฅ2 ๐ฆ3 โ ๐ฅ1 ๐ฅ3 ๐๐ฆ2 โ ๐ฅ2 ๐ฅ3 ๐ฆ1 โ ๐ฆ1 ๐ฆ2 ๐ฆ3 Karena (๐งฬ
1 ร ๐งฬ
2 )๐งฬ
3 = ๐งฬ
1 (๐งฬ
2 ร ๐งฬ
3 ) jadi terpenuhi asosiatif terhadap operasi perkalian 3) Adanya unsur identitas Ambil sebarang ๐ง โ โ dimana ๐งฬ
= ๐ฅ + ๐๐ฆ maka terdapat ๐ = 1 + 0๐ Sehingga ๐งฬ
ร (1 + 0๐) = (๐ฅ โ ๐๐ฆ) ร (1 + 0๐) = ๐ฅ โ ๐๐ฆ (1 + 0๐) ร ๐งฬ
= (1 + 0๐) ร (๐ฅ โ ๐๐ฆ) = ๐ฅ โ ๐๐ฆ 23
4) Setiap anggota mempunyai invers โ๐งฬ
โ โ terdapat ๐งฬ
โ1 โ โ sehingga berlaku๐งฬ
ร ๐งฬ
โ1 = ๐งฬ
โ1 ร ๐งฬ
= 1 Ambil sebarang ๐ง โ โ dimana ๐ง = 1 ๐ฅ + ๐๐ฆ ada ๐งฬ
โ1 = ๐ฅโ๐๐ฆ โ โ 1
๐งฬ
โ1 ร ๐งฬ
= (๐ฅโ๐๐ฆ) ๐ฅ โ ๐ฅโ๐๐ฆ ๐๐ฆ= ๐ฅโ๐๐ฆ = 1 ๐งฬ
ร ๐งฬ
โ1 = ๐ฅ โ 1 ๐ฅโ๐๐ฆ ๐๐ฆ (๐ฅโ๐๐ฆ)= ๐ฅโ๐๐ฆ = 1 Himpunan bilangan kompleks โ = {๐งฬ
|๐ง = ๐ฅ + ๐๐ฆ; ๐ฅ, ๐ฆ โ โ, ๐ 2 = โ1} merupakan grup karena dapat dibuktikan bahwa memenuhi keempat sifat. c. Misalkan โ adalah himpunan bilangan kompleks yang didefinisikan dengan โ = {|๐ง| |๐ง = ๐ฅ + ๐๐ฆ; ๐ฅ, ๐ฆ โ โ, ๐ 2 = โ1}. Apakah (โ ร) membentuk grup? (โ ร) membentuk grup apabila memenuhi sifatsifat berikut: 1) Tertutup Ambil sebarang ๐ง1 , ๐ง2 โ โ maka |๐ง1 | = ๐ฅ1 + ๐๐ฆ1 , |๐ง2 | = ๐ฅ2 + ๐๐ฆ2 Sehingga |๐ง1 | ร |๐ง2 | = |๐ง1 ร ๐ง2 | = |(๐ฅ1 + ๐๐ฆ1 )(๐ฅ2 + ๐๐ฆ2 )| = |(๐ฅ1 ๐ฅ2 โ ๐ฆ1 ๐ฆ2 ) + ๐(๐ฅ1 ๐ฆ2 + ๐ฅ2 ๐ฆ1 )| Karena ๐ฅ1 ๐ฅ2 โ ๐ฆ1 ๐ฆ2 โ โ, ๐ฅ1 ๐ฆ2 + ๐ฅ2 ๐ฆ1 โ โ, Sehingga |๐ง1 | ร |๐ง2 | โ โ Jadi (โ,ร) tertutup terhadap operasi perkalian 2) Sifat Asosiatif |๐ง1 | ร |๐ง2 | = |๐ง1 ร ๐ง2 | (|๐ง1 | ร |๐ง2 |) ร |๐ง3 | = |๐ง1 | ร (|๐ง2 | ร |๐ง3 |) Misalkan, |๐ง1 | = |๐ฅ1 + ๐๐ฆ1 |, |๐ง2 | = |๐ฅ2 + ๐๐ฆ2 |, |๐ง3 | = |๐ฅ3 + ๐๐ฆ3 | Sehingga Ruas kiri
Jurnal MSA, Vol.2 No. 2, Juli-Desember 2014 dibuktikan bahwa memenuhi keempat sifat. 1 d. Didefinisikan โ = {๐ง | ๐ง = ๐ฅ +
(|๐ง1 | ร |๐ง2 |) ร |๐ง3 | = (|๐ฅ1 + ๐๐ฆ1 | ร |๐ฅ2 + ๐๐ฆ2 |)|๐ฅ3 + ๐๐ฆ3 | = |(๐ฅ1 ๐ฅ2 ๐ฅ3 โ ๐ฅ1 ๐ฆ2 ๐ฆ3 โ ๐ฅ2 ๐ฆ1 ๐ฆ3 โ ๐ฅ3 ๐ฆ1 ๐ฆ2 ) + ๐(๐ฅ1 ๐ฅ2 ๐ฆ3 + ๐ฅ1 ๐ฅ3 ๐ฆ2 + ๐ฅ2 ๐ฅ3 ๐ฆ1 โ ๐ฆ1 ๐ฆ2 ๐ฆ3 )| Ruas kanan |๐ง1 |(|๐ง2 | ร |๐ง3 |) = |๐ฅ1 + ๐๐ฆ1 ||(๐ฅ2 + ๐๐ฆ2 )(๐ฅ3 + ๐๐ฆ3 )| = |(๐ฅ1 ๐ฅ2 ๐ฅ3 โ ๐ฅ1 ๐ฆ2 ๐ฆ3 โ ๐ฅ2 ๐ฆ1 ๐ฆ3 โ ๐ฅ3 ๐ฆ1 ๐ฆ2 ) + ๐(๐ฅ1 ๐ฅ2 ๐ฆ3 + ๐ฅ1 ๐ฅ3 ๐ฆ2 + ๐ฅ2 ๐ฅ3 ๐ฆ1 โ ๐ฆ1 ๐ฆ2 ๐ฆ3 )| Karena (|๐ง1 | ร |๐ง2 |) ร |๐ง3 | = |๐ง1 | ร (|๐ง2 | ร |๐ง3 |) jadi (โ,ร) terpenuhi asosiatif terhadap operasi perkalian 3) Adanya unsur identitas Ambil sebarang ๐ง โ โ dimana ๐ง = ๐ฅ + ๐๐ฆ maka terdapat ๐ = 1 + 0๐ |๐ง1 | ร (1 + 0๐) = |๐ฅ1 + Sehingga ๐๐ฆ1 | ร (1 + 0๐) = |๐ฅ1 + ๐๐ฆ1 |
maka
|๐ง|โ1 โ โ
|๐ง| ร |๐ง|โ1 = |๐ง|โ1 ร |๐ง| = 1 Ambil sebarang ๐ง โ โ dimana ๐ง = 1 ๐ฅ + ๐๐ฆ ada |๐ง|โ1 = |๐ฅ+๐๐ฆ| โ โ 1 |๐ง|โ1 ร |๐ง| = ( ) |๐ฅ + ๐๐ฆ| |๐ฅ + ๐๐ฆ| |๐ฅ + ๐๐ฆ| = =1 |๐ฅ + ๐๐ฆ| 1 |๐ง| ร |๐ง|โ1 = |๐ฅ + ๐๐ฆ| ( ) |๐ฅ + ๐๐ฆ| |๐ฅ + ๐๐ฆ| = =1 |๐ฅ + ๐๐ฆ| Himpunan bilangan kompleks โ =
๐ง1
=
1
,
1
๐ฅ1 +๐๐ฆ1 ๐ง2
Sehingga
=
1
๐ฅ2 +๐๐ฆ2
1
๐ง1
ร
1
๐ง2
โโ
Jadi (โ,ร) tertutup terhadap operasi perkalian 2) Sifat Asosiatif 1 1 1 1 1 1 ( ร )=( ร ) ๐ง1 ๐ง2 ๐ง3 ๐ง1 ๐ง2 ๐ง3 1 1 1 1 Misalkan, = ๐ฅ +๐๐ฆ ,๐ง = ๐ฅ +๐๐ฆ , ๐ง
๐ง3
4) Setiap anggota mempunyai invers
1
Sehingga 1 1 1 1 ร = ร ๐ง1 ๐ง2 ๐ฅ1 + ๐๐ฆ1 ๐ฅ2 + ๐๐ฆ2 1 = ๐ฅ1 ๐ฅ2 โ ๐ฆ1 ๐ฆ2 + ๐(๐ฅ1 ๐ฆ2 + ๐ฅ2 ๐ฆ1 ) Karena ๐ฅ1 ๐ฅ2 โ ๐ฆ1 ๐ฆ2 โ โ, ๐ฅ1 ๐ฆ2 + ๐ฅ2 ๐ฆ1 โ โ
1
(1 + 0๐) ร |๐ง1 | = (1 + 0๐) ร |๐ฅ1 + ๐๐ฆ1 | = |๐ฅ1 + ๐๐ฆ1 | โ|๐ง| โ โ terdapat sehingga berlaku
๐๐ฆ; ๐ฅ, ๐ฆ โ โ, ๐ 2 = โ1}. Apakah (โ,ร) membentuk grup? (โ,ร) membentuk grup apabila memenuhi sifat-sifat berikut: 1) Tertutup Misalkan ambil sebarang ๐ง1 , ๐ง2 โ โ,
=๐ฅ
1
1
1
1
2
2
2
3 +๐๐ฆ3
Sehingga Ruas kiri 1 1 1 1 1 ( ร )= ( ๐ง1 ๐ง2 ๐ง3 ๐ฅ1 + ๐๐ฆ1 ๐ฅ2 + ๐๐ฆ2 1 ร ) ๐ฅ3 + ๐๐ฆ3 1 = ๐ฅ ๐ฅ ๐ฅ โ๐ฅ ๐ฆ ๐ฆ โ๐ฅ ๐ฆ ๐ฆ โ๐ฅ ๐ฆ ๐ฆ + 1 2 3 1 2 3 2 1 3 3 2 1 ๐(๐ฅ1 ๐ฅ2 ๐ฆ3 + ๐ฅ1 ๐ฅ3 ๐ฆ2 + ๐ฅ2 ๐ฅ3 ๐ฆ1 โ ๐ฆ1 ๐ฆ2 ๐ฆ3 ) Ruas kanan 1 1 1 1 ( ร ) =( ๐ง1 ๐ง2 ๐ง3 ๐ฅ1 + ๐๐ฆ1 1 1 ร ) ๐ฅ2 + ๐๐ฆ2 ๐ฅ3 + ๐๐ฆ3
{|๐ง|โ๐ง = ๐ฅ + ๐๐ฆ; ๐ฅ, ๐ฆ โ โ, ๐ 2 = โ1} merupakan
grup
karena
dapat 24
Jurnal MSA, Vol. 2 No. 2, Juli-Des 2014 1 = ๐ฅ ๐ฅ ๐ฅ โ๐ฅ ๐ฆ ๐ฆ โ๐ฅ ๐ฆ ๐ฆ โ๐ฅ ๐ฆ ๐ฆ + 1 2 3 3 1 2 1 2 3 2 1 3 ๐(๐ฅ3 ๐ฅ1 ๐ฆ2 + ๐ฅ2 ๐ฅ3 ๐ฆ1 + ๐ฅ1 ๐ฅ2 ๐ฆ3 โ ๐ฆ1 ๐ฆ2 ๐ฆ3 ) Karena
1 ๐ง1
1
1
1
1
1
2
3
1
2
3
(๐ง ร ๐ง ) = (๐ง ร ๐ง ) ๐ง
jadi (โ,ร) terpenuhi asosiatif terhadap operasi perkalian 3) Adanya unsur identitas Ambil sebarang ๐ง โ โ dengan ๐ง = ๐ฅ + ๐๐ฆ maka terdapat ๐ = 1 + 0๐ Sehingga (1 + 0๐) ร ๐ง = ๐ง ร (1 + 0๐) = ๐ง (๐ฅ + ๐๐ฆ) ร ๐ = (๐ฅ + ๐๐ฆ) ร (1 + 0๐) = ๐ฅ + ๐๐ฆ ๐ ร (๐ฅ + ๐๐ฆ) = (1 + 0๐) ร (๐ฅ + ๐๐ฆ) = ๐ฅ + ๐๐ฆ 4) Setiap anggota mempunyai invers โ๐ง โ โ terdapat ๐ง โ1 โ โ sehingga Ambil sebarang ๐ง โ โ dimana ๐ง = ๐ฅ + ๐๐ฆ ada ๐ง ๐ง
โ1
โ1
=
1
๐ฅ+๐๐ฆ
1 ร๐ง =( ) ร (๐ฅ + ๐๐ฆ) ๐ฅ + ๐๐ฆ ๐ฅ + ๐๐ฆ = =1 ๐ฅ + ๐๐ฆ
1 ๐ง ร ๐ง โ1 = (๐ฅ + ๐๐ฆ) ร ( ) ๐ฅ + ๐๐ฆ ๐ฅ + ๐๐ฆ = =1 ๐ฅ + ๐๐ฆ Himpunan bilangan kompleks โ = 1 {๐ง | ๐ง = ๐ฅ + ๐๐ฆ; ๐ฅ, ๐ฆ โ โ, ๐ 2 = โ1} merupakan grup karena dapat dibuktikan bahwa memenuhi keempat sifat e. Misalkan โ = {๐ง|๐ง = ๐ฅ + ๐๐ฆ: |๐ฅ + ๐๐ฆ| = 1, ๐ 2 = โ1, ๐ฅ, ๐ฆ โ โ} Buktikan, โ dengan operasi perkalian membentuk grup. Apakah โ komutatif? 1) Sifat Tertutup โ๐ฅ, ๐ฆ โ โ berlaku = ๐ง1 ร ๐ง2 = (๐ฅ1 + ๐๐ฆ1 )(๐ฅ2 + ๐๐ฆ2 ) = (๐ฅ1 ๐ฅ2 โ ๐ฆ1 ๐ฆ2 ) + ๐(๐ฅ1 ๐ฆ2 + ๐ฅ2 ๐ฆ1 ) Karena ๐ฅ1 ๐ฅ2 โ ๐ฆ1 ๐ฆ2 โ โ, ๐ฅ1 ๐ฆ2 + ๐ฅ2 ๐ฆ1 โ โ, Sehingga ๐ง1 ร ๐ง2 โ โ 25
Jadi (โ, +) tetutup terhadap operasi perkalian 2) Sifat Asosiatif โ๐ง1 , ๐ง2 , ๐ง3 โ โ berlaku ๐ง1 (๐ง2 โ ๐ง3 ) = ๐ง1 โ ๐ง2 )๐ง3 Misalkan ๐ง1 = ๐ฅ1 + ๐๐ฆ1, ๐ง2 = ๐ฅ2 + ๐๐ฆ2 , ๐ง3 = ๐ฅ3 + ๐๐ฆ3 Sehingga Ruas kiri ๐ง1 (๐ง2 ร ๐ง3 ) = ๐ฅ1 +๐๐ฆ1 (๐ฅ2 + ๐๐ฆ2 ร ๐ฅ3 + ๐๐ฆ3 ) = (๐ฅ1 ๐ฅ2 ๐ฅ3 โ ๐ฅ1 ๐ฆ2 ๐ฆ3 โ ๐ฅ2 ๐ฆ1 ๐ฆ3 โ ๐ฅ3 ๐ฆ1 ๐ฆ2 ) + ๐(๐ฅ1 ๐ฅ2 ๐ฆ3 + ๐ฅ1 ๐ฅ3 ๐ฆ2 + ๐ฅ2 ๐ฅ3 ๐ฆ1 โ ๐ฆ1 ๐ฆ2 ๐ฆ3 Ruas kanan (๐ง1 ร ๐ง2 )๐ง3 = ((๐ฅ1 + ๐๐ฆ1 )(๐ฅ2 + ๐๐ฆ2 ))(๐ฅ3 + ๐๐ฆ3 ) = (๐ฅ1 ๐ฅ2 ๐ฅ3 โ ๐ฅ2 ๐ฆ1 ๐ฆ3 โ ๐ฅ3 ๐ฆ1 ๐ฆ2 ) + ๐(๐ฅ1 ๐ฅ2 ๐ฆ3 + ๐ฅ1 ๐ฅ3 ๐ฆ3 โ ๐ฅ1 ๐ฆ2 ๐ฆ3 + ๐ฅ2 ๐ฅ3 ๐ฆ1 + ๐ฆ1 ๐ฆ2 ๐ฆ3 ) Karena ๐ง1 (๐ง2 ร ๐ง3 ) = ๐ง1 ร ๐ง2 )๐ง3 jadi (โ,ร) terpenuhi asosiatif terhadap operasi perkalian 3) Adanya unsur identitas Ambil sebarang ๐ง โ โ dimana ๐ง = ๐ฅ + ๐๐ฆ maka terdapat ๐ = 1 + 0๐ Sehingga ๐ง ร (1 + 0๐) = (๐ฅ + ๐๐ฆ) ร (1 + 0๐) = ๐ฅ + ๐๐ฆ (1 + 0๐) ร ๐ง = (1 + 0๐) ร (๐ฅ + ๐๐ฆ) = ๐ฅ + ๐๐ฆ 4) Setiap anggota mempunyai invers Ambil sebarang ๐ง โ โ dimana ๐ง = ๐ฅ + ๐๐ฆ ada ๐ง โ1 = Sehingga
1
๐ฅ+๐๐ฆ
1 ๐ฅ + ๐๐ฆ ๐ง ร ๐ง โ1 = ๐ฅ + ๐๐ฆ ( )= ๐ฅ + ๐๐ฆ ๐ฅ + ๐๐ฆ =1 1 ๐ง โ1 ร ๐ง = ( ) ๐ฅ + ๐๐ฆ ๐ฅ + ๐๐ฆ ๐ฅ + ๐๐ฆ = =1 ๐ฅ + ๐๐ฆ Himpunan bilangan kompleks โ = {๐ง|๐ง = ๐ฅ + ๐๐ฆ: |๐ฅ + ๐๐ฆ| = 1, ๐ 2 = โ1, ๐ฅ, ๐ฆ โ โ} merupakan grup karena
Jurnal MSA, Vol.2 No. 2, Juli-Desember 2014 dapat dibuktikan bahwa memenuhi keempat sifat 3. Himpunan bilangan kompleks yang tidak dapat membentuk grup a. โ = himpunan bilangan kompleks didefinisikan {๐ฅ โ ๐๐ฆ = ๐ฅ + ๐๐ฆ ; ๐ฅ โ 0, ๐ฆ โ 0 โ๐ฅ, ๐ฆ โ โ} 1) Sifat Tertutup karena ๐ฅ + ๐๐ฆ โ โ โ ๐ฅ, ๐ฆ โ โ 2) Sifat Asosiatif karena ๐ฅ + ๐๐ฆ = ๐๐ฆ + ๐ฅ โ๐ฅ, ๐ฆ โ โ 3)
Tidak memiliki identitas karena โ memiliki identitas โบ โ๐ โ โ โ โ๐ฅ โ โ berlaku ๐ฅ + ๐ = ๐ฅ berarti ๐ harus 0 dan 0 bukan elemen โ sehingga โ tidak memiliki identitas
B. Pembahasan Bilangan kompleks adalah gabungan dari bilangan riil dan bilangan imajiner yang disimbolkan dengan โ dan dapat ditulis dengan bentuk โ = {๐ฅ + ๐๐ฆ; ๐ฅ, ๐ฆ โ โ}. Grup adalah suatu sistem aljabar (๐บ,โ) dari himpunan tidak kosong ๐บ dengan operasi biner โ. Suatu himpunan dikatakan grup apabila memenuhi beberapa sifat yaitu tertutup โ๐ฅ, ๐ฆ โ ๐บ berlaku ๐ฅ โ ๐ฆ โ ๐บ, sifat assosiatif โ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ง โ ๐บ berlaku ๐ฅ โ (๐ฆ โ ๐ง) = (๐ฅ โ ๐ฆ) โ ๐ง, ada unsur identitas di ๐บ. Ada ๐ โ ๐บ sehingga โ๐ฅ โ ๐บ berlaku ๐ฅ โ ๐ = ๐ โ ๐ฅ = ๐ฅ, ada unsur invers setiap anggota di ๐บ. โ๐ฅ โ ๐บ, ada ๐ฅ โ1 โ ๐บ sehingga ๐ฅ โ ๐ฅ โ1 = ๐ฅ โ1 โ ๐ฅ = ๐. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh untuk mengetahui himpunan bilangan kompleks yang dapat membentuk grup dapat dilihat bahwa bentuk-bentuk himpunan bilangan kompleks pada operasi tertentu yaitu operasi penjumlahan dan perkalian, bilangan kompleks dapat membentuk grup. Hal ini dapat ditunjukkan dari beberapa contoh yang telah dibuktikan, misalnya, โ adalah himpunan bilangan kompleks yang didefinisikan โ = {๐ง|๐ง = ๐ฅ + ๐๐ฆ; ๐ฅ, ๐ฆ โ โ, ๐ 2 = โ1}, dengan operasi penjumlahan dan perkalian, โ adalah himpunan bilangan kompleks yang didefinisikan dengan โ = {๐งฬ
|๐ง = ๐ฅ + ๐๐ฆ; ๐ฅ, ๐ฆ โ โ, ๐ 2 = โ1} dapat membentuk grup dengan operasi penjumlahan dan perkalian konjugat, โ adalah
himpunan bilangan kompleks yang didefinisikan dengan
โ = {|๐ง|โ๐ง = ๐ฅ + ๐๐ฆ; ๐ฅ, ๐ฆ โ โ, ๐ 2 =
โ1} dengan operasi perkalian modulo, โ = 1
{๐ง | ๐ง = ๐ฅ + ๐๐ฆ; ๐ฅ, ๐ฆ โ โ, ๐ 2 = โ1}
dengan
operasi penjumlahan dan perkalian, โ = {๐ง|๐ง = ๐ฅ + ๐๐ฆโ2 ; ๐ฅ, ๐ฆ โ ๐} dengan operasi penjumlahan, โ = {๐ง|๐ง = ๐ฅ + ๐๐ฆ; |๐ฅ + ๐๐ฆ| = 2 1; ๐ฅ, ๐ฆ โ โ, ๐ = โ1, } dengan operasi perkalian. Sedangkan dalam operasi tertentu himpunan bilangan kompleks tidak dapat membentuk grup karena tidak berlaku sifat identitas misalnya pada contoh โ = himpunan bilangan kompleks {๐ฅ โ ๐๐ฆ = ๐ฅ + ๐๐ฆ ; ๐ฅ, ๐ฆ โ didefinisikan 0 โ๐ฅ, ๐ฆ โ โ}. 4. Kesimpulan Dari hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat diperoleh kesimpulan bahwa bentuk-bentuk himpunan bilangan kompleks yang dapat membentuk grup adalah โ = {๐ง|๐ง = ๐ฅ + ๐๐ฆ; ๐ฅ, ๐ฆ โ โ, ๐ 2 = โ1} dengan operasi (โ, +) atau (โ,ร), โ = {๐งฬ
|๐ง = ๐ฅ + ๐๐ฆ; ๐ฅ, ๐ฆ โ โ, ๐ 2 = โ1} dengan operasi penjumlahan dan perkalian konjugat, โ = {|๐ง| |๐ง = ๐ฅ + ๐๐ฆ; ๐ฅ, ๐ฆ โ โ, ๐ 2 = โ1} 1 dengan operasi perkalian modulo, โ = {๐ง | ๐ง = ๐ฅ + ๐๐ฆ; ๐ฅ, ๐ฆ โ โ, ๐ 2 = โ1} dengan
operasi
(โ, +) atau (โ,ร), โ = {๐ง|๐ง = ๐ฅ + ๐๐ฆโ2 ; ๐ฅ, ๐ฆ โ ๐} dengan operasi penjumlahan, โ = {๐ง|๐ง = ๐ฅ + ๐๐ฆ; |๐ฅ + ๐๐ฆ| = 1; ๐ฅ, ๐ฆ โ โ, ๐ 2 = โ1} dengan operasi perkalian. 5. DAFTAR PUSTAKA Anton, Howard. Dasar-Dasar Aljabar Linear. Batam:Interaksara, 2000 Departemen Agama Al-Quran dan terjemahannya. Bandung:PT.Syaamil Cipta Media:2005 Departemen Agama, Al-quran dan Terjemahannya. Jakarta: CV. Darus Sunnah 2002 Durbin,johnR, Introduction To Modern Algebra.http://roymahmud.wordpress.com /2009/06/29/aplikasi-group-dalam-bidang 26
Jurnal MSA, Vol. 2 No. 2, Juli-Des 2014 kristalografi/diakses pada tanggal1 desember 2013 Hendrijanto, Diktat kuliah struktur aljabar 1 (teori grup). Madiun: institut keguruan dan ilmu pendidikan, 2011 Ilham, Arifin. Bilangan Kompleks. Jakarta Selatan:Universita Indraprasta PGRI, 2001 Masyhuri, dkk, Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif. Bandung:PT Refika Aditama. 2008 Noeyanti, Logika Matematika, Yogyakarta, http://www.docdatabase.net/details-teorihimpunan-logika-matematika1073843.html Prasetyono, Sunar, Dwi, dkk. Panduan Efektif Belajar Cepat Matematika Yogyakarta:Power Books (Ihdina). 2009
27
Rahman ,Abdul. Fungsi dengan Peubah Kompleks. Makassar:Universitas Negeri Makassar, 2002 Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Mishbah. Jakarta:Lentera Hati. 2007 SJ, Susilo, Frans. Himpunan dan Logika Kabur serta Aplikasinya. Yogyakarta:Graha Ilmu. 2006 Tahmir, Suradi. Teori Grup. Makassar:Andira Publisher. 2004 Tiro, M. Arif ,dkk. Teori Bilangan. Makassar:Andira Publisher. 2008 Tiro, M. Arif, dkk. Teori Peluang. Makassar: Andira Publiser. 2008 Tiro, M. Arif. Dasar-Dasar Statistik. Makassar:Andira Publisher, 2008.