HIKAYAT RAJA BANJAR, TUTUR CANDI, DAN HIKAYAT HANG TUAH: SUATU PERBANDINGAN
DR. M. RAFIEK, S. PD., M. PD. Lektor Kepala Universitas Lambung Mangkurat
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BEKERJA SAMA DENGAN PENERBIT ASWAJA PRESSINDO, YOGYAKARTA
i
Hikayat Raja Banjar, Tutur Candi, dan Hikayat Hang Tuah: Suatu Perbandingan
PERPUSTAKAAN NASIONAL RI: KATALOG DALAM TERBITAN (KDT) HIKAYAT RAJA BANJAR, TUTUR CANDI, DAN HIKAYAT HANG TUAH: SUATU PERBANDINGAN Penulis: DR. M. Rafiek, S. Pd., M. Pd. Hak cipta dilindungi oleh Undang-Undang Dilarang memperbanyak isi buku ini sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun juga, baik secara mekanis maupun elektronis, termasuk fotokopi, rekaman, dan lain-lain tanpa izin dari penerbit x + 120 halaman, 15,5 x 23 cm ISBN-10: 602-18660-6-1 ISBN-13: 978-602-18660-6-1 Editor: Raudhatun Nisa, M. Pd. Rancang Sampul: Agvenda Penata Isi: Lusiana Susanti Cetakan I, Juni 2013
Dicetak dan diterbitkan oleh: CV. ASWAJA PRESSINDO Jl. Plosokuning V/73, Minomartani, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta Telp. (0274)4462377 E-mail:
[email protected] [email protected]
ii
Kupersembahkan buku ini untuk Raudhatun Nisa, M. Pd. Pd., istriku, Fatimah Az Zahra dan Muhammad Zaini, Zaini anakku, dan Kedua Orang Tuaku, yang bernama H. Rusbandi (Alm.), ayahku Aminah, ibuku dan Hj. Siti Aminah
iii
Hikayat Raja Banjar, Tutur Candi, dan Hikayat Hang Tuah: Suatu Perbandingan
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji penulis haturkan ke hadirat Allah Swt. yang telah memberikan nikmat iman dan islam. Penulis juga mengucapkan puji dan syukur kepada Allah Swt. atas nikmat sehat dan rezeki yang halal untuk melakukan penelitian ini dari awal hingga akhir. Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan terhitung sejak Januari 2013 hingga Juni 2013 dengan biaya sendiri. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu wujud pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi, khususnya dharma penelitian. Penelitian dengan judul Hikayat Raja Banjar, Tutur Candi, dan Hikayat Hang Tuah: Suatu Perbandingan ini berupa mengungkap persamaan motif ceritanya. Penelitian ini merupakan penerapan teori sastra bandingan nusantara. Sastra bandingan nusantara adalah studi perbandingan yang didasarkan pada sastra-sastra yang berkembang di nusantara (Ikram, 1990). Penelitian sastra bandingan nusantara berdasarkan konsep-konsep yang ditawarkan oleh Clements (1978), yaitu (a) genre dan bentuk, (b) periode, aliran, dan pengaruh, dan (c) tema dan mitos. Dalam kata pengantar ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tulus kepada H. Rusbandi (Alm.) dan Hj. Siti Aminah, kedua orang tua yang telah mendidik dan membesarkan sehingga menjadi seperti sekarang ini. Raudhatun Nisa, M. Pd. (istri), Fatimah Az Zahra (anak pertama), dan Muhammad Zaini (anak kedua) yang telah mendukung setiap kegiatan penelitian di rumah. Mudahmudahan Allah Swt. memberikan balasan yang setimpal kepada mereka. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua relasi di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universiv
Hikayat Raja Banjar, Tutur Candi, dan Hikayat Hang Tuah: Suatu Perbandingan tas Lambung Mangkurat yang telah mendukung dan memberikan semangat dalam penyelesaian penelitian ini, khususnya kepada Dr. H. Zulkifli, M. Pd. (Ketua Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Program Pascasarjana Unlam), Prof. Dr. H. Jumadi, M. Pd. (Pembantu Rektor II Unlam), dan Drs. H. Rustam Effendi, M. Pd., Ph. D. Peneliti mengucapkan terima kasih kepada dosen-dosen peneliti di Program Studi S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lambung Mangkurat seperti Prof. Drs. H. M. Nansi Mirhanuddin (Alm.), Prof. H. Fudiat Suryadikara, M. A., Ph. D. (Alm.), Prof. Dr. Durdje Durasid (Alm.), Prof. Dr. H. Djantera Kawi (Alm.), Prof. Drs. H. Abdul Djebar Hapip, M. A., Prof. H. Darmansyah, M. A., Ph. D., Prof. Dr. H. Jumadi, M. Pd., Drs. H. Rustam Effendi, M. Pd., Ph. D., Dr. H. Zulkifli, M. Pd., Drs. H. Abdurachman Ismail (Alm.), Drs. H. Zainuddin Hanafi (Alm.), Drs. H. Mukhtasar Khalid, Dra. Hj. Sunarti, Dra. Hj. Zakiah Agus Kusasi, M. Pd., Drs. Daud Pamungkas, M. Pd., Dra. Maria LAS, M. Pd., Dra. Sri Wirarti Setyani, Dr. H. Moh. Fatah Yasin, M. Pd., dan Drs. Sabhan, M. Pd. Penulis mengucapkan terima kasih dosen-dosen di Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang seperti Prof. Dr. H. Imam Syafi’ie, Prof. Dr. H. Suparno, Prof. Dr. H. Abdul Syukur Ibrahim, Prof. H. Abdul Wahab, M. A., Ph. D. (Alm.), Prof. Dr. H. Ahmad Rofi’uddin, M. Pd., Prof. Dr. H. Dawud, M. Pd., Prof. Dr. Djoko Saryono, M. Pd., dan Prof. Dr. H. Abdul Syukur Ghazali, M. Pd. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Ruslan, M. S. (Rektor Universitas Lambung Mangkurat) dan Drs. H. Ahmad Sofyan, M. A. (Dekan FKIP Universitas Lambung Mangkurat). Penulis menyadari bahwa penelitian yang diterbitkan ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan penelitian ini. Akhir kata, penulis mengucapkan selamat membaca. Banjarmasin, Juni 2013 Dr. M. Rafiek, S. Pd., M. Pd.
vi
DAFTAR ISI
Hal HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................... iii KATA PENGANTAR ...................................................................... v DAFTAR ISI .................................................................................... vii DAFTAR TABEL ............................................................................. ix BAB I
PENDAHULUAN ............................................................. 1.1 Latar Belakang ........................................................... 1.2 Rumusan Masalah .................................................... 1.3 Tujuan Penelitian ...................................................... 1.4 Manfaat Penelitian .................................................... 1.5 Penegasan Istilah .......................................................
1 1 3 3 4 4
BAB II KERANGKA TEORI ....................................................... 5 2.1 Hikayat ....................................................................... 5 2.2 Teks HRB Edisi Ras (1968) ....................................... 9 2.3 Teks TC Transkripsi Kadir (1982/1983) ............... 10 2.4 Teks TC Transkripsi Saleh (1986) .......................... 15 2.5 HHT .......................................................................... 16 2.6 Motif Cerita .............................................................. 19 BAB III METODE PENELITIAN ................................................ 3.1 Jenis dan Pendekatan ............................................. 3.2 Sumber Data dan Data ........................................... 3.3 Prosedur Pengumpulan Data ................................
23 23 23 24 vii
Hikayat Raja Banjar, Tutur Candi, dan Hikayat Hang Tuah: Suatu Perbandingan 3.4 Analisis Data ........................................................... 24 3.5 Pengecekan Keabsahan Temuan ........................... 26 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................... 4.1 Kesamaan Motif Cerita Mencari Tanah untuk Mendirikan Negeri .................................................. 4.2 Kesamaan Motif Cerita Peran Dua Orang Bawahan Raja ......................................................... 4.3 Kesamaan Motif Cerita Raja Mengutus Nahkodanya ke Keling ........................................... 4.4 Kesamaan Motif Cerita Raja Mengutus Nahkodanya ke Cina .............................................. 4.5 Kesamaan Motif Cerita Putri Raja disediakan Mahligai dan Dayang Pengiringnya ..................... 4.6 Kesamaan Motif Cerita Raja Diturunkan di Tempat yang Tinggi, yaitu Gunung atau Bukit dan Calon Pasangannya .............................. 4.7 Kesamaan Motif Cerita Lembu Mangkurat dan Hang Tuah Ditakuti oleh Raja Majapahit dan Bawahannya .................................................... 4.8 Kesamaan Motif Cerita Tokoh Terjun ke Air untuk Melepaskan Gangguan Hewan Berwarna Putih ....................................................... 4.9 Kesamaan Motif Cerita Raja Mengutus Bawahannya ke Majapahit .................................... 4.10 Kesamaan Motif Cerita Gaibnya Raja dan Keturunannya .................................................. 4.11 Kesamaan Motif Cerita Bayi Dilahirkan sudah Memakai Perhiasan atau Mahkota ............
27 27 33 37 41 44
52
57
60 66 70 75
BAB V PENUTUP ........................................................................ 79 5.1 Kesimpulan .............................................................. 79 5.2 Saran ......................................................................... 80 DAFTAR RUJUKAN ..................................................................... 81 LAMPIRAN ..................................................................................... 87 viii
DAFTAR TABEL
Hal 3.1 Instrumen Penjaring Data ....................................................... 24 3.2 Perbandingan Data yang Dicatat dengan Unit Konteks ..... 25 3.3 Perbandingan Hasil menggunakan Unit-Unit Pembeda Enumerasi ................................................................. 25
ix
Hikayat Raja Banjar, Tutur Candi, dan Hikayat Hang Tuah: Suatu Perbandingan
x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Perbandingan antara hikayat dengan hikayat sangat jarang dilakukan oleh para ahli sastra. Hal ini membuat banyak orang tidak mengetahui persamaan dan perbedaan antara hikayat yang satu dengan yang lain. Untuk itu, peneliti memberanikan diri untuk membandingkan antara Hikayat Raja Banjar (selanjutnya disingkat HRB), Tutur Candi (selanjutnya disingkat TC), dengan Hikayat Hang Tuah (selanjutnya disingkat HHT). Peneliti tertarik meneliti perbandingan motif cerita antara HRB, TC, dan HHT karena secara tidak sengaja ketika menyusun disertasi, peneliti menemukan beberapa kesamaan motif cerita antara keduanya. Namun pada saat itu, peneliti belum sempat melakukan penelitian secara khusus tentang hal itu karena terfokus untuk menyusun dan menyelesaikan disertasi. Setelah beberapa tahun lamanya ide penelitian ini terpendam, kini peneliti merasa memiliki banyak waktu dan kesempatan untuk meneliti perbandingan antara HRB, TC, dan HHT tersebut. Sebagai bahan perbandingan dengan penelitian lainnya, peneliti mencoba menyajikan sebuah contoh membandingkan hikayat dengan hikayat. Sebagai contoh, Sudibyo (2010, dalam http://indonesiaartnews.or.id/artikeldetil.php?id=41) dalam penelitiannya yang berjudul Diri Melayu dan Liyan (Other) Jawa, Pembacaan Poskolonial terhadap Sejarah Melayu, Hikayat Hang Tuah, dan Hikayat Raja-Raja Pasai mengutip Sulalatus Salatin: Sejarah Melayu yang ditulis oleh Ahmad (2006) bahwa Keperkasaan Hang Tuah menjadi buah bibir di Majapahit. Di mana-mana orang merindukan Hang Tuah. Jika ia berada di Peseban, peseban gempar; jika ia pergi ke pasar, pasar geger. Segala perempuan 1
BAB II KERANGKA TEORI
2.1 Hikayat Istilah hikayat mengacu kepada karya sastra berbentuk prosa yang berisi kisahan fantastik dan penuh dengan petualangan. Kata hikayat berasal dari bahasa Arab yang berarti naratif, cerita, atau kisah (Hava, 1951: 137). Hal yang sama juga dikemukakan oleh Sunarto (2007: 90 & 151) yang menyatakan bahwa hikayat dalam bahasa Arab berarti cerita atau dongeng. Hikayat berasal dari bentuk kata kerja haka yang berarti menceritakan atau mengatakan sesuatu kepada orang lain (Hava, 1951: 136; Sunarto, 2007: 151). Menurut Usman (1963: 21), kata hikayat dalam kesusastraan lama lebih dekat artinya kepada cerita atau sesuatu yang diceritakan, baik cerita itu bersifat khayal (fantasi) atau tarikh (historis). Hikayat adalah salah satu genre sastra yang berkembang setelah masyarakat Indonesia mengenal agama Islam. Dalam sastra Melayu, hikayat berarti karangan prosa, sebagai lawan dari karangan berbentuk syair, sejajar dengan pengertian roman (prosa) dalam sastra Barat (Robson, 1969: 7). Baried (http://dirmanmanggeng.blogspot.com/2009/02/ html) merumuskan pengertian hikayat dalam sastra Melayu sebagai karangan yang kadarnya cerita, bukan peristiwa yang sesungguhnya, hasil rekaan, cerita yang sudah kuno, cerita lama, bentuk cerita tersebut prosa juga berarti cerita yang pernah terjadi, kenangan atau sejarah, dan riwayat. Oleh karena itu, hikayat dalam sastra Melayu dapat digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu jenis rekaan, jenis sejarah, dan jenis biografi. Sutrisno (1991: 37) menyatakan bahwa dalam bahasa Arab, hikayat berarti cerita. Kata 5
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian ini berjenis kualitatif dengan pendekatan sastra bandingan. Pendekatan sastra bandingan peneliti anggap cocok untuk membandingkan HRB, TC, dengan HHT. Hal ini sudah sesuai dengan anjuran Endraswara (2011: 217) yang menyarankan sangat menarik jika kesusasteraan Melayu dijadikan bahan penelitian sastra bandingan. Meskipun dalam bukunya tersebut, Endraswara sebenarnya hanya menyarankan studi sastra bandingan antara kesusasteraan Melayu dengan Jawa, atau sebaliknya. Pendekatan sastra bandingan yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada pandangan Ikram (1990) tentang studi perbandingan yang didasarkan pada sastra-sastra yang berkembang di nusantara. Pendekatan sastra bandingan nusantara ini didukung oleh pandangan Nada (1999:9) yang menyatakan bahwa sastra bandingan adalah suatu studi atau kajian sastra suatu bangsa yang mempunyai kaitan kesejarahan dengan sastra bangsa lain, bagaimana terjalin proses saling mempengaruhi antara satu dengan lainnya, apa yang telah diambil suatu sastra, dan apa pula yang telah disumbangkannya. 3.2 Sumber Data dan Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah HRB edisi Ras (1968), TC transkripsi Kadir (1982) dan Saleh (1986) dan HHT edisi Bot Genoot Schap atau kepunyaan Koninklijk Bataviaasch Genootschap yang diterbitkan kembali oleh Proyek Penerbitan Buku Bacaan Sastra Indonesia dan Daerah, Jakarta (1978) sebanyak dua 23
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kesamaan Motif Cerita Mencari Tanah untuk Mendirikan Negeri Dalam kutipan di bawah ini disajikan cerita tentang pesan Saudagar Mangkubumi sebelum meninggal dunia kepada Empu Jatmaka, anaknya. Dalam kutipan tersebut, Saudagar Mangkubumi sempat berpesan kepada anaknya agar mencari tanah hangat dan berbau harum untuk mendirikan negeri. Tanah hangat dan berbau harum adalah tempat yang bagus untuk berdiam (mendirikan atau dijadikan tempat tinggal). ….Maka kata Saudagar Mangkubumi: ….Lamun kamu masih diam di negeri Kaling ini tiada kamu menjadi orang besar. Baik kamu lari dari negeri Kaling ini mencari tempat lain. Adapun lamun kamu hendak berdiam pada tempat lain dari sini, cari tanah itu maka tabuk kira-kira sepencaluk di tengah malam itu. Ambil sekepal tanah itu, lamun rasanya hangat serta bau harum itu baik tempat berdiam, banyak berkatnya pada bumi itu; barang ditanam menjadi, penyakit pun jauh, orang dagang banyak datang, seteru pun jauh; sukar ia mengira-ngirakan menyerang, berkat tuah tanah itu; banyak makmur sedikit yang sukar. ….(HRB alinea ke-3).
Dalam HRB terdapat cerita Empu Jatmaka dan keluarga serta bawahannya mencari tanah yang hangat dan berbau harum seperti pesan ayahnya. Empu Jatmaka mula-mula singgah di suatu pulau yang tidak diketahui namanya. Di pulau itu, Empu Jatmaka tidak menemukan tanah seperti yang ada dalam pesan ayahnya. Empu Jatmaka lalu melanjutkan pelayaran dan sampai di Laut Hujung 27
BAB V PENUTUP
5.1 KESIMPULAN Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah HRB, TC, dan HHT memiliki 11 kesamaan motif cerita. Kesebelas motif cerita itu adalah (1) kesamaan motif cerita mencari tanah untuk mendirikan negeri, (2) kesamaan motif cerita penaklukan oleh dua orang bawahan raja, (3) kesamaan motif cerita raja mengutus nahkodanya ke Keling, (4) kesamaan motif cerita raja mengutus nahkodanya ke Cina, (5) kesamaan motif cerita putri raja disediakan mahligai dan dayang pengiringnya, (6) kesamaan motif cerita raja diturunkan di tempat yang tinggi, yaitu gunung atau bukit dan calon pasangannya, (7) kesamaan motif cerita Lembu Mangkurat dan Hang Tuah ditakuti oleh Raja Majapahit dan bawahannya, (8) kesamaan motif cerita tokoh terjun ke air untuk melepaskan gangguan hewan berwarna putih, (9) kesamaan motif cerita raja mengutus bawahannya ke Majapahit, (10) kesamaan motif cerita gaibnya raja dan keturunannya, dan (11) kesamaan motif cerita bayi dilahirkan sudah memakai perhiasan atau mahkota. Kesamaankesamaan motif cerita dalam HRB, TC, dan HHT tersebut sejalan dengan pendapat Rusyana (dalam Satoto dan Fananie, 2000: 8) yang menyatakan terdapat tipe-tipe yang sama, tetapi perwujudannya pada berbagai sastra berbeda. Kesamaan ini, menurut Rusyana, terjadi karena berasal dari bawaannya dan ada pula yang merupakan akibat dari terjadinya kontak dengan sesama sastra di Indonesia dan kebudayaan asing. Dari peristiwa kontak budaya tersebut terjadilah peminjaman, substitusi, integrasi anasir luar, dan selanjutnya terjadi penulisan atau penceritaan kembali dengan menggunakan cerita dari luar itu. 79
DAFTAR RUJUKAN
Ahmad, A. Samad. 2006. Sulalatus Salatin: Sejarah Melayu. Edisi Pelajar. Cetakan ke-10. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka. Badrun, Ahmad. 1983. Pengantar Ilmu Sastra (Teori Sastra). Surabaya: Usaha Nasional. Badudu, J. S. 1984. Sari Kesusastraan Indonesia 2. Bandung: Pustaka Prima. Baried, Siti Baroroh, Syakir, M., Masjkoer, Moeh., Suratno, Siti Chamamah, & Sawu. 1985. Memahami Hikayat dalam Sastra Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Baried, Siti Baroroh. 2009. Dalam Dirman Manggeng. Pengaruh Sistem Baca Al Quran dalam Sastra Lisan Aceh,(Online), (http:/ /dirmanmanggeng.blogspot.com/2009/02/pengaruhsistem-baca-alquran-dalam.htm, diakses 10 November 2009). Chambert-Loir, Henri. 2011. Sultan, Pahlawan, dan Hakim. Jakarta: KPG, École française d’Extrême-Orient, Masyarakat Pernaskahan Nusantara, Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat-UIN Jakarta. Danandjaja, James. 2002. Folklor Indonesia, Ilmu Gosip, Dongeng, dan lain-lain. Jakarta: Grafiti. Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
81
Hikayat Raja Banjar, Tutur Candi, dan Hikayat Hang Tuah: Suatu Perbandingan Djajadiningrat, Hoesein. 1965. Local Tradition and The Study of Indonesian History. Dalam Soedjatmoko, Mohammad Ali, G. J. Resink, & G. MCT. Kahin (Eds.), An Introduction to Indonesian Historiography (hlm. 74-86). New York: Cornell University Press. Eddy, Nyoman Tusthi, 1991. Kamus Istilah Sastra Indonesia. Ende, Flores, NTT: Nusa Indah. Endraswara, Suwardi. 2011. Metodologi Penelitian Sastra Bandingan. Jakarta: Bukupop. Eneste, Pamusuk. 1994. Kamus Sastra untuk Pelajar. Ende, Flores, NTT: Nusa Indah. Hadidjaja, Tardjan. 1951. Sedjarah Melaju (Usaha Perbaikan disertai Tinjauan dan Keterangan) Jilid I. Djakarta: Firma Penerbitan Saptadarma. Hamid, Ahmad Sarji Abdul. 1960. Hang Tuah dalam Hikayat Hang Tuah dan Sejarah Melayu. Kuala Lumpur: LISM, JPMUM. Hamid, Nor Aziah binti Abdul. 1962. Perbandingan Watak Hang Tuah dalam Sejarah Melayu dan Hikayat Hang Tuah. Kuala Lumpur: LABA, JPMUM. Hartoko, Dick & Rahmanto, B.. 1986. Pemandu di Dunia Sastra. Yogyakarta: Kanisius. Hava, J. G. 1951. Arabic-English Dictionary. Beirut: Catholic Press. Holsti, Ole R. 1969. Content Analysis for the Social Sciences and Humanities. Reading, Massachusetts: Addison-Wesley Publishing Company. Hooykaas, C. 1947. Over Maleise Literatuur. Leiden: E.J.Brill. http://ms.wikipedia.org/wiki/Keling Ikram, Achadiati. 1990. Sastra Bandingan Nusantara. Makalah disajikan dalam Seminar Sastra Bandingan, Fakultas Sastra, Universitas Indonesia. Iskandar, T. 1970. Kamus Dewan. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka. Jamaludin, Murizah. 1976. Persamaan dan Perbezaan antara Hikayat Hang Tuah dan Sejarah Melayu. Kuala Lumpur: LASM, IBKKM, UKM.
82
Daftar Rujukan Kadir, M. Saperi. 1982. Tutur Candi. Kalimantan Selatan: Depdikbud. Klinkert, E. C. 1947. Nieuw Malaeisch-Nederlandsch Woordenboek. Leiden: E. J. Brill. Krippendorff, Klaus. 1980. Content Analysis, An Introduction to Its Methodology. Beverly Hills: Sage Publications. Laelasari & Nurlailah. 2006. Kamus Istilah Sastra. Bandung: Nuansa Aulia. Liaw Yock Fang. 1982. Sejarah Kesusastraan Melayu Klassik. Singapura: Pustaka Nasional. Liaw Yock Fang. 1993. Sejarah Kesusastraan Melayu Klasik. Jakarta: Erlangga. Maharsi. 2009. Kamus Jawa Kawi-Indonesia. Yogyakarta: Pura Pustaka. Munoz, Paul Michel. 2006. Kerajaan-Kerajaan Awal Kepulauan Indonesia dan Semenanjung Malaysia, Perkembangan Sejarah dan Budaya Asia Tenggara (Zaman Prasejarah-Abad XVI). Terjemahan oleh Tim Media Abadi. 2009. Yogyakarta: Mitra Abadi. Murad, Mushthafa. 2008. Misteri 7 Bayi yang Berbicara, Mengeja Tanda demi Tanda Kekuasaan Allah di Alam Semesta. Jakarta: Mirqat. Nada, Thaha. 1999. Sastra Bandingan. Terjemahan oleh Aliuddin Mahyudin. Depok: Fakultas Sastra, Universitas Indonesia. Perret, Daniel. 1999. Kota Raja dalam Kesusastraan Melayu Lama. Dalam Henri Chambert-Loir & Hasan Muarif Ambary (Eds.), Panggung Sejarah, Persembahan Kepada Prof. Dr. Denys Lombard (hlm. 245-259). Jakarta: École française d’ExtrêmeOrient, Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, dan Yayasan Obor Indonesia. Poerwadarminta, W. J. S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Purwadi. 2009. Pengkajian Sastra Jawa. Yogyakarta: Pura Pustaka. Rafiek, Muhammad. 2010. Mitos Raja dalam Hikayat Raja Banjar. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.
83
Hikayat Raja Banjar, Tutur Candi, dan Hikayat Hang Tuah: Suatu Perbandingan Rani, Supratman Abdul & Maryani, Yani. 2004. Intisari Sastra Indonesia. Bandung: Pustaka Setia. Ras, Johanes Jacobus. 1968. Hikajat Bandjar: A Study in Malay Historiography. The Hague: Martinus Nijhoff. Ras, Johanes Jacobus. 1986. Hikayat Banjar and Pararaton: A Structural Comparison of Two Chronicles. Dalam C.M.S. Hellwig dan S.O. Robson (Eds.), A Man of Indonesian Letters, Essays in Honour of Professor A. Teeuw (hal. 184-203). DordrechtHolland/Cinnaminson-U.S.A.: Foris Publications. Robson, S. O. 1969. Hikayat Andaken Penurat. The Hague: Martinus Nijhoff. Rusyana, Yus. 2000. Memperlakukan Sastra Berbahasa Indonesia dan Sastra Berbahasa Daerah sebagai Sastra Milik Nasional. Dalam Satoto, Soediro dan Fananie, Zainuddin (Eds.). Sastra: Ideologi, Politik, dan Kekuasaan (hal. 3-11). Surakarta: Muhammadiyah University Press. Safioedin, Asis. 1969. Seni Sastra Indonesia. Bandung: Peladjar. Saidi, Shaleh. 2003. Melayu Klasik, Khazanah Sastra Sejarah Indonesia Lama. Denpasar: Larasan Sejarah. Saleh, M. Idwar. 1986. Tutur Candi, Sebuah Karya Sastra Sejarah Banjarmasin. Jakarta: Depdikbud. Schap, Bot Genoot. 1978a. Hikayat Hang Tuah I. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Schap, Bot Genoot. 1978b. Hikayat Hang Tuah II. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sedyawati, Edi, Sugono, Dendy, Zaidan, Abdul Rozak, Djamaris, Edwar, Ikram, Achadiati (Eds.). 2004. Sastra Melayu Lintas Daerah. Jakarta: Pusat Bahasa, Depdiknas. Sham, Abu Hasan. 1976. Perbandingan antara Hikayat Hang Tuah dan Hikayat Inderaputera. Bimbingan Sastera siri ke-9. Mastika, Juni, 1976: 122-7. Sudibyo. 2010. Diri Melayu dan Liyan (Other) Jawa, Pembacaan Poskolonial terhadap Sejarah Melayu, Hikayat Hang Tuah, dan Hikayat Raja-Raja Pasai (http://indonesiaartnews.or.id/ artikeldetil.php?id=41, diakses 15 Mei 2011).
84
Daftar Rujukan Sudjiman, Panuti. 1995. Filologi Melayu. Jakarta: Pustaka Jaya. Sunarto, Ahmad. 2007. Kamus Al-Fikr, Arab-Indonesia-Inggris, Indonesia-Arab-Inggris. Surabaya: Halim Jaya. Suroto. 1989. Teori dan Bimbingan Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta: Erlangga. Sutrisno, Sulastin. 1983. Hikayat Hang Tuah, Analisa Struktur dan Fungsi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Sutrisno, Sulastin. 1991. Classical Malay Literature and Its Heirs. Dalam J. J. Ras & S. O. Robson (Eds.), Variation, Transformation, and Meaning, Studies on Indonesian Literatures in Honour of A. Teeuw (hlm. 37-52). Leiden: KITLV Press. Sweeney, Amin. 1967. The Connection between the Hikayat RajaRaja Pasai and the Sejarah Melayu. JMBRAS, 40 (2). Teeuw, A. 1964. Hikayat Raja-Raja Pasai and Sejarah Melayu. In J. Bastin & R. Roolvink (Eds.), Malayan and Indonesian Studies. Oxford: Clarendon Press. Thompson, Stith. 1977. The Folktale. Berkeley-Los Angeles-London: University of California Press. Tim Penulis. 1981. Cerita Rakyat Kalimantan Selatan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Tjahjono, Liberatus Tengsoe. 1988. Sastra Indonesia: Pengantar Teori dan Apresiasi. Ende, Flores, NTT: Nusa Indah. Usman, Zuber. 1963. Kesusastraan Lama Indonesia. Jakarta: Gunung Agung. Wikipedia Indonesia, Ensiklopedia Bebas Berbahasa Indonesia. Hikayat, (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Hikayat, diakses 1 Mei 2008). Yusuf, Suhendra. 1995. Leksikon Sastra. Bandung: CV. Mandar Maju. Zaidan, Abdul Rozak, Rustapa, Anita K. & Hani’ah. 2000. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Balai Pustaka. Zoetmulder, P. J. & Robson, S. O. 1982. Kamus Jawa Kuna Indonesia. Terjemahan oleh Darusuprapta & Sumarti Suprayitna. 2006. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
85
Lampiran
Gambar 2 Mitos Asal-usul Pangeran Suryanata dan Putri Junjung Buih dalam TC
119