HIDUP BERSAMA RIBA DI NEGERI SYARIAT ISLAM Oleh : Dr. H. IDRIS MAHMUDY, SH. MH Disampaikan di Rumoh Aceh Kopi Luwak Jl. Rawa Sakti V No. 122 B, Banda Aceh
Riba adalah setiap penambahan yang diambil tanpa adanya suatu transaksi pengganti atau penyeimbang (iwadh) yang dibenarkan syariah. Transaksi pengganti atau penyeimbang adalah transaksi riil yang membenarkan adanya penambahan tersebut, seperti tansaksi jual beli, jasa atau bagi hasil usaha.i Riba diharamkan oleh Al-Qur‟an, As-Sunnah dan Ijma‟ Ulama Islam. Dalam Islam riba dipandang sebagai salah suatu dosa besar dan bentuk maksiat kepada Allah SWT. Semua pihak yang terlibat dalam transaksi ribawi dilaknat oleh Allah dan Rasulnya.
AL- QUR‟AN 1.
SURAT AL-BAQARAH: 275-276
Artinya: Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama
1
dengan riba, padahal allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya (275). Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa (276). 2. SURAT AL- BAQARAH: 278-279
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman (278). Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa allah dan rasul-nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya (279). 3. SURAT ALI IMRAN: 130
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan (130).
2
AL-HADITS
ِ الربا وم ْؤكِلَو وَكاتِبو وش ِ ُ ال لَعن رس ِ اى َديِْو َ َ ُ َ َ ُ ُ َ َِّ صلَّى اللَّوُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم آكِ َل َ ول اللَّو ُ َ َ َ َ ََع ْن َجاب ٍر ق )ال ُى ْم َس َواءٌ (مسلم َ ََوق
-
Artinya: Dari Jabir r.a Rasulullah SAW bersabda, Terkutuklah orang menerima dan membayar riba (bunga), orang yang menuliskannya dan dua orang saksi yang menyaksikan transaksi itu. Beliau lalu bersabda “Mereka semua dalam berbuat dosa (H.R. Muslim)ii
الربا ثالثة وسبعون بابا ايسرىا:م. عن عبد اهلل بن مسعود رضي اهلل عنو عن النيب صمثل ان ينكح الرجل أمو وان ارىب الربا عرض الرجل املسلم(رواه ابن ماجو فحتصر )واحلاكم بتمامو وصجيح Artinya: Dari Abdullah bin Mas‟ud r.a dari Nabi SAW beliau bersabda: Riba itu ada 73 pintu. Yang paling ringan diantarannya ialah seperti seseorang laki-laki yang menikahi ibunya, dan sehebat-hebattnya riba adalah merusak kehormatan seorang muslim. (Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dengan ringkas dan olah al-hakim selengkapnya dan beliau menilainya sahih).iii
ول اللَّ ِو ُ ال َر ُس َ َ ق- صلى اهلل عليو وسلم- َّب ِّ ِ َع ِن الن- رضى اهلل عنو- َع ْن أَِىب ُىَريْ َرَةِ السبع الْموبَِق ِ صلَّى اللَّو علَي ِو وسلَّم « ال َ َ َوَما ُى َّن ق، ول اللَّ ِو َ قَالُوا يَا َر ُس. » ات ْ َ ََ َْ ُ َ ُ َ ْ َّ اجتَنبُوا ِ َوقَ ْتل النَّ ْف، الس ْحُر َوأَ ْك ُل َم ِال، الربَا ِّ َوأَ ْك ُل، س الَِّت َحَّرَم اللَّوُ إِلَّ بِا ْحلَ ِّق ِّ َو، الشِّْرُك بِاللَّ ِو ُ ِ َات الْغَافِال ِ َات الْمؤِمن ِ َف الْمحصن ِ َّ والتَّوِِّل ي وم، الْيتِي ِم ت ُْ َ ْ ُ ُ َوقَ ْذ، الز ْحف َ َْ َ َ َ Artinya: Dari Abi Hurairah, Nabi SAW bersabda “Jauhilah oleh kalian tujuh hal yang membinasakan, mereka bertanya, “Apa itu wahai rasulullah? “Beliau bersabda, menyekutukan allah, melakukan sihir, membunuh jiwa yang diharamkan allah kecuali dengan hak, memakan riba, memakan harta anak yatim, melarikan diri ketika perang berkecamuk, dan menuduh zina para wanira mukminah yang suci dan lugu.iv
3
صلى اهلل عليو وسلم- ول اللَّ ِو ُ ال َر ُس َ َال ق َ َ َع ْن َعْب ِد اللَّ ِو بْ ِن َحْنظَلَةَ َغ ِس ِيل الْ َمالَئِ َك ِة قِ ٍ ِ ِ َ الرجل وىو ي علَم أ ِ ِد ْرَىم ْ و ل ك أ ي ا ب ر ُ ُ َّ ًني َزنْيَة َ َش ُّد م ْن ستَّة َوثََالث ْ ُ ُ َ ُ َ ً َ ٌ ُ َ ُ
Artinya: Dari Abdullah bin Hanzhalah Rasulullah SAW bersabda “satu dirham dari hasil riba yang dimakan seseorang, padahal ia mengetahuinya, dosanya lebih berat dibanding tiga puluh enam kali perzinaan.v
ٍ الربَا إَِّل َكا َن َ َصلَّى اللَّوُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم ق ِّ َح ٌد أَ ْكثََر ِم ْن ِّ ِ َع ْن ابْ ِن َم ْسعُود َع ْن النَ َّيب َ ال َما أ َعاقِبَةُ أ َْم ِرهِ إِ َِل قِلَّ ٍة
Artinya: Dari Ibnu Mas‟ud r.a dari Nabi SAW, Beliau bersabda “Tidaklah seorang suka memperbanyak riba melainkan akhir kesudahannya adalah kekurangan”.vi AL IJMA‟ Tidak ada perbedaan pendapat para ulama tentang haramnya riba, karena sudah sangat rinci dalam Al-qur‟an dan Al-hadits. Dan sekarang ini tidak bisa beralasan dharurat, karena hari ini bank syari‟ah ada dimanamana. Artinya umat islam sudah waktunya memilih bank yang tidak menarik dan membeli riba. HIKMAH PENGHARAMAN RIBA DALAM SYARIAT ISLAM Pelanggaran keras praktek riba dalam syari‟at islam, oleh karena perhatian yang mendalam pada aspek moral, kesejahteraan sosial, dan ekonomi umat manusia, Ilmuan muslim banyak menyampaikan argumenargumen rasional tentang hikmah pengharaman riba ini. Dalam berbagai studi mutakhir juga menguatkan argumen-argumen studi tersebut. Mufassir terkenal Ar-razi, menjelaskan: bahwa memakan riba sama dengan mengambil harta orang lain tanpa memberinya imbalan apapun, sebab orang yang meminjamkan satu dirham dengam pengambilan dua
4
dirham, mendapat satu dirham secara gratis. Nah karena harta manusia sangat dilindungi dalam Islam dan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhannya, maka mengambil harta seseorang tanpa memberinya imbalan (harga) sebagai penggantinya adalah diharamkan.vii Ketergantungan pada bunga pinjaman, menghalangi orang untuk bekerja mencari nafkah. Sebab orang yang punya beberapa dirham bisa mendapat tambahan satu dirham hanya dengan memberi pinjaman berbunga (riba) tanpa kerja. Nilai kerja tentu akan merosot dalam pandangannya dan tidak akan mau repot-repot melakukan bisnis atau mengambil resiko atas uangnya dalam perniagaan. Ini akan menjauhkan mashlahat dari umat manusia sebab perdagangan dunia tidak akan bisa berjalan tanpa adanya industri serta pembangunan gedung-gedung dan konstruksi yang semuanya membutuhkan penyertaan modal dengan resiko. Membolehkan
pemungutan
bunga
(riba)
atas
utang
akan
menghalangi orang untuk berbuat baik satu sama lain, sebagaimana yang dikehendaki syariat Islam. Jika riba dilarang dalam suatu masyarakat, orang akan melakukan transaksi pinjam meminjam dengan iktikad baik, tidak mengharap kembali selain dari yang mereka pinjamkan. Namun apabila riba diizinkan, orang yang membutuhkan akan diharuskan membayar utang lebih besar dari yang dipinjam, akhirnya akan mengurangi iktikad baik dan sikap ramahnya terhadap pemberi pinjaman. Inilah aspek moral dari pengharaman riba. Pemberi pinjaman cenderung kaya sedangkan peminjam menuju miskin. Apabila riba diperbolehkan, orang kaya akan mendhalimi si miskin dan ini bertentangan dengan jiwa kasih dan kemurahan hati. Inilah aspek sosial pelarangan riba.viii Inilah asbabul nuzul dalam msyarakat yang membiarkan riba bergentanyangan, yang kaya semakin kaya yang miskin semakin miskin.
5
Jurang pemisah antar kelas sosial ekonomi dalam masyarakatpun akan menimbulkan kecemburuan dan kebencian golongan miskin terhadap yang kaya. Konflik muncul, struktur sosial ekonomi terkoyak, revolusi meledak, demo dimana-mana. Sejarah mutakhir menggambarkan dengan jelas betapa struktur perekonomian yang bertumpu pada riba merusak kedamaian dan stabilitas bangsa. TEORI EKONOMI FAILASUF ISLAM IBNU SIENA 370 – 428 H 1. Ekonomi sosial pertama 2. Ekonomi membutuhkan negara 3. Harta milik berasal dari warisan dan hasil kerja 4. Wajib bekerja untuk mendapatkan harta ekonomi menurut jalan yang
halal dan sah 5. Pemasukan dan pengeluaran (income dan expenditure) harus secara
halal dan sah 6. Pemasukan dan pengeluaran harus diatur dengan anggaran 7. Menghemat pengeluaran wajib 8. Pengeluaran untuk kepentingan umum harus diumumkan secara
transparan 9. Rencana simpan jaminan pada saat kesukaran atau diperlukan
KHATIMAH Penulis mengajak KAUKUS WARTAWAN PEDULI SYARIAT ISLAM, berjuang bersama Pemerintah Aceh, DPRA, Majelis Permusyawaratan Ulama, Dinas Syariat Islam, Kantor Wilayah Kementerian Agama, alumni UIN Ar-Raniry,
alumni Universitas Syiah Kuala, alumni Universitas
Muhammadiyah Aceh dan alumni seluruh Universitas yang ada di Aceh, semua Bank yang menerapkan prinsip syariah, abu-abu pembina pondok pesantren se-Aceh, para Hakim Mahkamah Syar'iyah se-Aceh untuk
6
membangun ekonomi syariah yang bebas dari riba dalam rangka taat kepada Allah SWT serta kepada Rasulullah SAW. Wallahu „alam bis shawab. Walhamdulillahi rabbil „alamiin.
i
Kahf, Monzer, dkk, Tanya Jawab Keuangan & Bisnis Kontemporer dalam Tinjauan
Syariah, Solo: PT. Aqwam Media Profetika, 2010, hal. 13. ii
Shahih Muslim Hadits Nomor 4177.
iii
Sunnah Ibnu Majah Hadits ke 2274.
iv
Shahih Bukhari Hadits Nomor 2766.
v
Shahih al-Jami‟ Shaghir Hadits Nomor 3375.
vi
Ibid, Hadits Nomor 5518.
vii
Kahf, Monzer, dkk, Ibid, hal. 17.
viii
Imam Fakhruddin Ar-Razi, Tafsir 7, hal. 4.
7