Jurnal zootek (“zootek journal”) Vol 34 No 2: 89 - 98 (Juli 2014)
ISSN 0852-2626
HERITABILITAS KECEPATAN LARI DAN TINGGI BADAN ANAK KUDA PACU UMUR 2 TAHUN DENGAN METODE KORELASI DALAM KELAS (INTRACLAS CORELATION) Trisya T. Makalalag, Manopo J. H., H.F.N. Lapian dan U. Paputungan Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi, Manado 95115 ABSTRAK
pada anak keturunan Century, Champ, untuk
Decibel, dan Manguni Makasiouw betina
mengetahui heritabilitas, kecepatan lari
dan jantan sama cepat atau memiliki
dan tinggi badan anak kuda pacu umur 2
kecepatan yang sama antara jantan dan
tahun dengan Materi yang digunakan pada
betina. Nilai heritabilitas kecepatan lari
penelitian yaitu data perlombaan kuda
dan tinggi badan anak kuda pacu umur 2
pacu Indonesia berupa kecepatan lari dari
tahun adalah tergolong sedang, yaitu
beberapa perlombaan dengan berbagai
masing-masing berkisar 0,15
jarak tempuh diperoleh dari koleksi data
(kecepatan lari) dan 0,11 – 0,17 (tinggi
atau catatan kecepatan lomba kuda pacu di
badan). Tinggi badan anak kuda pacu dari
Indonesia (dari Steward pacuan kuda di
enam pejantan memiliki korelasi positif
Tompaso
yang sangat tinggi (0,815 - 0,987),
Penelitian
ini
Feki
bertujuan
Momuat).
Catatan
menunjukkan
dari kejuaraan nasional PORDASI selama
ukuran badan akan semakin cepat pula
sebelas tahun (1998 - 2012) dikumpulkan
tingkat kecepatan lari.
sebagai data yang diolah berdasarkan
Kata Kunci : Kuda pacu, kecepatan
beberapa
lari, tinggi badan, heritabilitas.
analisis
untuk
semakin
0,29
kecepatan lari hasil perlombaan pacuan
metode
bahwa
–
tinggi
mendapatkan nilai heritabilitas untuk sifat ketahanan. Penelitian ini menggunakan
ABSTRACT
metode Rancangan Korelasi Dalam Kelas (Intraclass
pada
OF
SPEED
setiap
AND BODY HEIGHT OF RACING
individu yang mempunyai lebih dari dua
HORSE AT TWO YEARS OLD USING
data
INTRACLASS
hasil
Correlation)
HERITABILITY
pengukuran/penimbangan
CORRELATION.
This
produksi. Berdasarkan hasil penelitian,
study
pada anak keturunan Bunaken, betina lebih
heritability of speed and body height of
cepat dibandingkan dengan jantan, dan
running horse at two years old using
pada anak keturunan Sabeil Esa Tama,
intraclass correlation. Data used in the
jantan lebih cepat dibanding betina, dan
study were records of Indonesian racing 89
was
done
to
determine
the
Jurnal zootek (“zootek journal”) Vol 34 No 2: 89 - 98 (Juli 2014)
ISSN 0852-2626
horse in the form of running speed of several
races
mileage
Kuda sudah lama dikenal dan
obtained from the collection of data
dimanfaatkan oleh manusia. Pemanfaatan
records of race horse speed (from Steward
kuda pada jaman dahulu hanya terbatas
race track in Tompaso FEKI Momuat).
pada dagingnya saja, seiring berjalannya
Note of speed run race results of the
waktu, kuda mulai dimanfaatkan sebagai
national championship race Pordasi for
alat
eleven years (1998 s / d 2012) were
berkembang
collected as data processed by several
digunakan
analytical methods to obtain the value of
olahraga. Salah satu pemanfaatan kuda
heritability for resistance properties. This
yang banyak ditemukan di Indonesia
study involved the design with intraclass
adalah sebagai kuda pacu. Kuda pacu
correlation method used on each individual
Indonesia merupakan ternak lokal yang
who
dapat beradaptasi dengan baik.
has
measurements/
with
more
different
PENDAHULUAN
than
weighing
two
data
transportasi,
dan
menjadi sebagai
hobi
kemudian
hewan
yang
dan
sarana
production.
Kuda persilangan antara jantan
Based on the results of research and
Thoroughbred Australia dengan betina
discussion, the Bunaken female offspring
poni lokal, hasil turunanya disebut kuda
were faster than male offspring. The male
Poni.”Istilah kuda Poni ini bukan kuda
offspring of Sabeil One Tama were faster
pendek yang kecil tetapi hasil turunannya,
than female offspring. The male and
baik turunan pertama, (G1,) kedua (G2),
female offspring of Century, Champ,
dan seterusnya memiliki postur badan
Decibel, and Manguni makasiouw females
yang besar. Persilangan ini menjadi syarat
had the same speed. The heritability value
utama mengikuti pacuan kuda klasik yang
of running speed and body height of race
diselenggarakan di Indonesia. Kuda pacu,
horse at two years old was moderate,
salah
ranging from 0.15 to 0.29 (running speed)
mendapat
and from 0.11 to 0.17 ( bodyheight). The
merupakan sumber daya yang sangat
height of six race horse had high positive
strategis
correlation (0.815 to 0.987), indicating that
2004).
the higher the height of the body, the faster
satu
jenis
ternak
perhatian
untuk
yang
khusus
dikembangkan
Potensi
perlu karena
(Oroh,
pengembangan
running speed of horse.
peternakan kuda pacu di Sulawesi Utara
Keywords: Racing horses, running
sangat
speed, body height, heritability.
mengingat daerah ini merupakan salah satu
penting
untuk
ditingkatkan
daerah yang kaya bibit ternak kuda pacu 90
Jurnal zootek (“zootek journal”) Vol 34 No 2: 89 - 98 (Juli 2014)
ISSN 0852-2626
unggul. Pengembangan ditujukan untuk
Indonesia. Berdasarkan pemikiran tersebut
kepentingan olahraga dan obyek wisata.
maka telah dilaksanakan penelitian tentang
Prospek
heritabilitas kecepatan lari dan tinggi
peternakan
Kabupaten
kuda
pacu
Minahasa
di
khususnya
badan anak kuda pacu umur 2 tahun.
Kecamatan Tompaso merupakan sentral pengembangan ternak kuda pacu, hal ini
MATERI DAN METODE
ditopang adanya fasilitas lapangan pacu
PENELITIAN
yang berlokasi di wilayah Kecamatan
Materi terdiri dari 6 pejantan dan
Tompaso (Tulung, 2012). Peningkatan
anak 276 ekor (anak pejantan 149 ekor dan
produksi
berbagai
anak betina 127 ekor). Data perlombaan
jenis dan bangsa ternak tidak hanya
kuda
didukung
dan
kecepatan lari dari beberapa perlombaan
baik, tetapi
dengan berbagai jarak tempuh diperoleh
juga harus diikuti dengan bibit ternak
dari koleksi data atau catatan kecepatan
yang bermutu genetik tinggi. Ketiga
lomba kuda pacu di Indonesia (dari
unsur pokok tersebut merupakan satu
Steward pacuan kuda di Tompaso Feki
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan
Momuat). Catatan kecepatan lari hasil
dan saling menunjang satu sama lain.
perlombaan pacuan dari kejuaraan nasional
oleh
ketersediaan
tatalaksana
pakan
yang
Metode seleksi merupakan upaya pemuliaan
berupa
data
PORDASI selama 14 tahun (1998 -2012) dikumpulkan sebagai data yang diolah
ketahanan kuda pacu Indonesia, sehingga
berdasarkan beberapa metode analisis
karakteristik kuda pacu Indonesia dapat
untuk
dipertahankan. Nilai heritabilitas yang
untuk sifat ketahanan. Variabel yang
menggambarkan
diamati adalah Heritabilitas, Kecepatan
sifat
dari
meningkatkan
Indonesia
sifat
suatu
untuk
pacu
proporsi ternak
keunggulan yang
dapat
mendapatkan
nilai
heritabilitas
Lari, Tinggi Badan, dan Korelasi.
diwariskan, terhadap sifat ketahanan kuda
Pendugaan
nilai
heritabilitas
pacu Indonesia penting untuk diteliti
menggunakan Model rancangan percobaan
sebagai upaya untuk menyeleksi pejantan
berdasarkan Becker (1968) yaitu:
yang unggul. Penelitian mengenai nilai
Yij=µ + αi + eij
heritabilitas kuda Indonesia masih sangat
Keterangan : µ = nilai tengah umum αi = pengaruh pejantan ke-i eij = pengaruh lingkungan tak terkonrol dan atribut deviasi genetik individu dalam kelompok pejantan
jarang dilakukan, untuk itu penelitian ini sangat
penting
pengembangan
dalam potensi
mendukung kuda
pacu
91
Jurnal zootek (“zootek journal”) Vol 34 No 2: 89 - 98 (Juli 2014)
Nilai
pendugaan
heritabilitas
dapat
seekor
diperoleh dengan rumus Becker (1968)
2 𝜎𝑤= MSw
Tabel
4σ2s σ2s +σ 2
dapat
berlari
dan
1
menunjukkan
tingkat
keragaman kecepatan lari kuda pacu ini
w
dan
kuda
menyelesaikan pacuan.
dengan metode One-way layout : ℎ𝑠2 =
ISSN 0852-2626
𝜎 2 MS s − MS w 𝑠= K
memiliki
variasi
berkisar
52,29
yang %
sangat
sampai
tinggi 78,03%.
Ketangan: ℎ𝑠2 = nilai heritabilitas dari pejantan 𝜎𝑤2 = ragam antara individu dalam kelompok anak 𝜎𝑠2 =ragam antar rata-rata kelompok anak dan pejantan MSw=kuadrat tengah anak MSs=kuadrat tengah pejantan
Kurnianto
Dimana,
atau yang paling cepat adalah Decibel
𝑘=
(2009)
melaporkan
bahwa
koefisien keragaman yang melebihi 15 % adalah termasuk kategori sangat tinggi. Berdasarkan kecepatan lari kuda pacu jantan dan betina, yang memiliki nilai rataan kecepatan lari yang paling bagus
n2𝔦
1 n− 𝑠−1 n
dengan rataan 10,2621 m/detik. Pejantan Decibel memiliki nilai rataan yang paling
Keterangan: K=koefisien dengan jumlah anak yang berbeda per pejantan 𝑛 =jumlah anak total 𝑛𝔦 =jumlah anak per pejantan s=banyaknya pejantan
tinggi diantara enam pejantan lainnya dan yang memiliki
rataan
kecepatan lari
terendah adalah pejantan Champ dengan rataan 5,3980 m/detik. Sedangkan betina Bunaken memiliki kecepatan lari yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
paling cepat dengan rataan 9,4217 m/detik.
Kecepatan lari kuda pacu Minahasa
Betina Sabeil Esa Tama yang memiliki
yang diamati pada penelitian ini disajikan
kecepatan lari terendah dengan rataan
pada Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1 secara
5,1418
umum kecepatan lari kuda pacu Indonesia
keseluruhan, Decibel memiliki nilai rataan
baik pada jantan maupun betina semakin
tertinggi yaitu 9,2053 m/detik, sedangkan
meningkat seiring dengan penambahan
yang memiliki nilai rataan terendah adalah
umur. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Champ yaitu 6,2061.
Hintz
(1980)
bahwa
pada
m/detik,
Berdasarkan
rataan
kuda
Rekapitulasi hasil uji-t kecepatan
Thoroughbred di Amerika secara umum
lari kuda pacu jantan dan betina antara
puncak performa pacu di capai pada umur
enam kelompok pejantan, yang diamati
empat tahun. Performa pacu seekor kuda
pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel
dinilai dari kecepatan atau berapa cepat
2.
92
Jurnal zootek (“zootek journal”) Vol 34 No 2: 89 - 98 (Juli 2014)
ISSN 0852-2626
Tabel 1. Rataan kecepatan lari (m/detik) Anak kuda pacu jantan dan betina pada berbagai kelompok Pejantan. Pejantan
Jenis Kelamin Anak Rataan Jantan Rataan Betina Bunaken 6,1213 ± 4,777 9,4217 ± 5,802 (78,03%) (61,58%) (n= 17) (n=16) Century 8,7946 ± 5,522 8,7044 ± 5,625 (62,78%) (64,62%) (n=20) (n=29) Champ 5,3980 ± 3,783 7,2837 ± 5,260 (70,08%) (72,21%) (n=20) (n=15) Decible 10,2621 ± 5,367 8,1851 ± 5,241 (52,29%) (64,03%) (n=28) (n=29) Manguni Makasiouw 6,8732 ± 5,241 7,3247 ± 5,352 (76,25%) (73,06%) (n=36) (n=15) Sabeil E.Tama 8,6029 ± 6,170 5,1418 ± 3,837 (71,72%) (74,62%) (n=28) (n=23) Keterangan : angka persentase menunjukkan koefisien keragaman
Rataan Total ♂/♀ 7,7215 ± 5,476 (70,91%) (n=33) 8,7412 ± 5,525 (63,20%) (n=49) 6,2061 ± 4,503 (72,55%) (n=35) 9,2053 ± 5,358 (58,20%) (n=57) 7,0059 ± 5,224 (74,56%) (n=51) 7,0055 ± 5,461 (77,95%) (n=51)
Tabel 2.Rekapitulasi Hasil uji-t kecepatan lari kuda pacu antara jantan dan betina pada berbagai kelompok Pejantan Pejantan
Hasil uji-t
Bunaken
Nilai P
*
0,042
Century
tn
0,477
Champ
tn
0,124
Decibel
tn
0,072
Manguni Makasiouw
tn
0,392
Sabeil E.Tama ** Keterangan: ** = Sangat nyata * = Nyata tn = Tidak nyata. Berdasarkan Tabel 2, kecepatan
0,008
dan hasil uji-t tidak nyata adalah pejantan
lari kuda pacu yang sangat nyata, adalah
Century,
pejantan Sabeil Esa Tama karena memiliki
Makasiouw,
nilai
(0,477-0,124-0,072-0,392).
P
0,008,
sedangkan
Bunaken
memiliki uji-t nyata, dengan nilai P 0,042 93
Champ, hanya
Decibel,
Manguni
memiliki
nilai
P
Jurnal zootek (“zootek journal”) Vol 34 No 2: 89 - 98 (Juli 2014)
ISSN 0852-2626
Tabel 3. Rataan tinggi badan (cm) Kuda Pacu Jantan dan Betina pada berbagai Kelompok Pejantan Pejantan
Jenis Kelamin Rataan Jantan Rataan Betina Bunaken 152,1176 ± 3,426 152,315 ± 6,008 (2,25%) (3,94%) (n=17) (n=16) Century 149,8050 ± 4,134 149,6759 ± 4,442 (2,75%) (2,96%) (n=20) (n=29) Champ 152,8500 ± 2,978 152,7667 ± 5,473 (1,94%) (3,58%) (n=20) (n=15) Decible 148,4071 ± 4,124 148,8414 ± 4,296 (2,77%) (2,88%) (n=28) (n=29) Manguni Makasiouw 147,6056 ± 4,886 146,5067 ± 3,564 (3,31%) (2,43%) (n=36) (n=15) Sabeil E.Tama 149,6429 ± 3,972 149,2292 ± 4,450 (2,65%) (2,98%) (n=28) (n=23) Keterangan : Angka persentase menunjukan koefisien keragaman.
Rataan Total ♂/♀ 152,2121 ± 4,774 (3,13%) (n=33) 149,7285 ± 4,345 (2,90%) (n=49) 152,8142 ± 4,158 (2,72%) (n=35) 148,6280 ± 4,180 (2,81%) (n=57) 147,2823 ± 4,530 (3,07%) (n=51) 149,4519 ± 4,162 (2,78%) (n=51)
Data tinggi badan kuda pacu sesuai
keragaman yang lebih rendah dari 5 %
hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.
dapat menunjukkan variasi yang sangat
Data
rendah (Kurnianto, 2009).
tinggi
badan
pada
Tabel
3
menunjukkan variasi yang rendah dengan
Nilai kecepatan lari kuda pacu
koefisien keragaman hanya berkisar 1,94
jantan dan betina dapat dilihat pada Tabel
% sampai 3,94 %. Angka koefisien
4.
Tabel 4.Nilai 𝜎𝑤2 𝑑𝑎𝑛 𝜎𝑒2 Kecepatan Lari Kuda Pacu Jantan dan Betina Sifat
Jenis Kelamin ♂
Kecepatan Lari Keterangan
:𝜎𝑤2 =
2 𝜎𝑤2 (𝜎𝑔2 + 𝜎𝐿𝑇 )
2 𝜎𝑒2 (𝜎𝐿𝑆 )
2,179855
1,054149
♀ 28,0288 26,94265 2 Kuadrat Tengah antara Individu, 𝜎𝑒 = Kuadrat Tengah antara Pengamatan
2 2 dalam Individu, 𝜎𝐺2 = Ragam Genetis, 𝜎𝐿𝑇 = Ragam Lingkungan Tetap, 𝜎𝐿𝑆 =Ragam
Lingkungan Sementara
94
Jurnal zootek (“zootek journal”) Vol 34 No 2: 89 - 98 (Juli 2014)
ISSN 0852-2626
Tabel 5.Nilai .𝜎𝑤2 𝑑𝑎𝑛 𝜎𝑒2 Tinggi Pundak Kuda Pacu Jantan dan Betina Sifat
Jenis Kelamin ♂
Tinggi Pundak
2 𝜎𝑒2 (𝜎𝐿𝑆 )
0,60045
1,075989
♀ 21,11001 23,7688 2 Kuadrat Tengah antara Individu, 𝜎𝑒 = Kuadrat Tengah antara Pengamatan 2 dalam Individu, 𝜎𝐺2 = Ragam Genetis, 𝜎𝐿𝑇 = Ragam Lingkungan Tetap, 2 𝜎𝐿𝑆 =Ragam Lingkungan Sementara
Keterangan
:𝜎𝑤2 =
Tabel
menunjukkan
4
2 𝜎𝑤2 (𝜎𝑔2 + 𝜎𝐿𝑇 )
bahwa
sifat
heritabilitas tinggi yaitu lebih besar dari
kecepatan lari antara jantan dan betina
0,3 (30%) (Martojo, 1992). Pada dasarnya
memiliki nilai yang berbeda atau memiliki
perhitungan heritabilitas didasarkan pada
nilai kecepatan lari yang berbeda, karena
prinsip bahwa ternak-ternak yang memiliki
betina memiliki nilai yang lebih tinggi
hubungan
keluarga
sedangkan jantan memiliki nilai yang lebih
performa
yang
rendah.
dibandingkan dengan ternak-ternak yang Tinggi pundak atau tinggi badan
tidak
akan
lebih
memiliki
memiliki
mirip
jika
hubungan
keluarga.
heritabilitas
nyata
kuda pacu jantan dan betina dapat dilihat
Perhitungan
pada Tabel 5. Data Tabel 5 menunjukkan
memerlukan perbandingan antara performa
bahwa sifat tinggi pundak atau yang
tetuanya, dalam hal ini sebenarnya kita
memiliki tinggi pundak yang paling bagus
membandingkan rataan keunggulan anak
adalah betina karena pada perhitungan
dengan keunggulan tetuanya (Noor, 2008).
tabel di atas betina yang memiliki nilai
Metode pendugaan nilai (h2) perlu
pundak yang paling tinggi dibanding
disesuaikan dengan rancangan percobaan
jantan.
yang digunakan (Warwick et al, 1987). Heritabilitas
(h2)
Menurut
berhubungan
heritabilitas
dengan proporsi keragaman genotipik yang
tetuanya
0,1-0,3,
digunakan
untuk
Anak hanya mewarisi setengah
yaitu <0,0 (0-10%), (2) heritabilitas sedang antara
dapat
mengestimasi nilai heritabilitas suatu sifat.
sebagai berikut: (1) heritabilitas rendah
berkisar
dengan
berbeda, maka regresi anak dengan rataan
dapat
dikelompokkan kedalam tiga kelompok
yaitu
dilakukan
keragaman antara dua populasi tidak
dengan nilai berkisar antara 0-1 (Noor, heritabilitas
perhitungan
metode regresi diasumsikan bahwa jika
diwariskan pada generasi selanjutnya,
nilai
dapat
(2008),
metode regresi. Pada perhitungan dengan
dikontrol oleh gen. Proporsi ini dapat
2008),
Noor
gen-gen dari salah satu tetuanya, sehingga
(3) 95
Jurnal zootek (“zootek journal”) Vol 34 No 2: 89 - 98 (Juli 2014)
ISSN 0852-2626
heritabilitas dapat juga diestimasi dari
50%. Oleh sebab itu, nilai heritabilitasnya
regresi antara anak dengan salah satu
adalah sebesar 2x koefisien regresinya.
tetuanya. Heritabilitas yang diestimasi
Ternak-ternak yang memiliki hubungan
dengan cara ini adalah sebesar 2x koefisien
keluarga halfsib (saudara tiri) memiliki
regresinya. Ternak-ternak yang memiliki
kesamaan gen sebesar 25 % jadi, estimasi
hubungan
heritabilitasnya
keluarga
fullsib
(saudara
kandung) memiliki kesamaan gen sebesar
adalah
4x
koefisien
regresi.
Tabel 6. Nilai Heritabilitas Kecepatan Lari dan Tinggi Pundak Kuda Pacu Jantan dan Betina Sifat Kecepatan Lari
Jenis Kelamin ♂ ♀
Sifat
Nilai Heritabilitas 0,28864 0,15061
Jenis Kelamin
Nilai Heritabilitas
♂ 0,110629 ♀ 0,173234 Pada Tabel 6 Nilai Heritabilitas Kuda Pacu Jantan dan Betina, menyatakan bahwa sifat kecepatan lari antara jantan dan betina memiliki nilai heritabilitas sedang (0,15-0,29), dan pada sifat tinggi pundak, jantan dan betina juga memiliki nilai heritabilitas sedang (0,11 − 0,17) Tinggi Pundak
Tabel 7. Korelasi antara Kecepatan Lari dan Tinggi Pundak Kuda Pacu Minahasa Jantan dan Betina pada berbagai Kelompok Pejantan yang Berbeda Kelompok Pejantan (P<0,01)
Jumlah Anak (n)
Jenis Kelamin
Nilai Korelasi
thitung
17 16 20 29 20 15 28 29 36 15 28 23
♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀
0,987 0,848 0,815 0,925 0,967 0,946 0,901 0,903 0,823 0,925 0,942 0,867
23,670** 5,7823** 5,9734** 12,660** 16,175** 10,577** 10,616** 10,927** 8,4522** 8,7823** 14,409** 8,1752**
Bunaken Century Champ Decibel Manguni Makasiow Sabeil Esa Tama
Ket: **Sangat Nyata (P<0,01) 96
t tabel 0,05 2,131 2,145 2,101 2,056 2,101 2,160 2,056 2,052 2,042 2,160 2,056 2,080
0,01 2,947 2,977 2,878 2,779 2,878 3,012 2,779 2,771 2,750 3,012 2,779 2,831
Jurnal zootek (“zootek journal”) Vol 34 No 2: 89 - 98 (Juli 2014)
Jika
koefisien
dua
dianggap hanya dapat diterapkan pada
populasi yang diamati tidak berbeda jauh,
populasi tertentu dan pada waktu tertentu
maka koefisien korelasi dapat digunakan
pula. Kenyataan bahwa korelasi genetik
untuk menghitung heritabilitas.
dapat benar–benar berubah dalam populasi
Nilai
keragaman
Heritabilitas
pada
ISSN 0852-2626
Kuda
Pacu
yang sama selama beberapa generasi
Jantan dan Betina dapat dilihat pada Tabel
apabila terdapat selisih, yang intensif
6. Data Tabel 6 menunjukkan bahwa sifat
untuk
kecepatan lari antara jantan dan betina
Kemungkinan, sebab perubahan ini adalah
memiliki nilai heritabilitas sedang (0,15-
bahwa
0,29), dan pada sifat tinggi pundak, jantan
frekuensi
dan betina juga memiliki nilai heritabilitas
pleiotropik positif meningkat atau tetap,
sedang (0,11 − 0,17).
akibatnya hanya gen-gen dengan pengaruh
Koefisien korelasi antara tinggi
satu
dengan
beberapa
adanya
gen-gen
pleiotropik
pundak dan kecepatan lari kuda pacu
alam
negatif
seleksi
dengan
yang
sifat.
maka
pengaruh
mengalami
segragasi.
Minahasa jantan dan betina pada berbagai
Falconer
(1972)
menyatakan
kelompok pejantan yang berbeda. Hasilnya
bahwa kejadian pleiotropik adalah bila
sangat nyata (p < 0,01), dan bernilai
satu gen dapat mempengaruhi dua atau
pasitif. Hal ini menunjukkan bahwa antara
lebih sifat yang lain. Misalnya gen yang
tinggi pundak dan kecepatan lari kuda
mempengaruhi
pacu Minahasa jantan dan betina pada
mempengaruhi bobot badan dan kenaikan
berbagai kelompok yang berbeda memiliki
pertumbuhan.
tinggi
pundak,
nilai korelasi yang berbeda. Ini berarti
Korelasi antara kecepatan lari dan
bahwa semakin tinggi pundak anak kuda
tinggi pundak kuda pacu Minahasa jantan
pacu semakin cepat pula tingkat kecepatan
dan
lari kuda pacu.
pejantan yang berbeda dapat dilihat pada
Falconer
pada
berbagai
kelompok
menyatakan
Tabel 7. Data Tabel 7 menunjukkan bahwa
bahwa bila korelasi genetik bernilai positif,
pada enam (6) kelompok pejantan yang
maka peningkatan salah satu sifat akan
berbeda memiliki nilai korelasi yang
mengakibatkan sifat yang lebih meningkat
berbeda dan pada enam (6) kelompok
pula.
terjadi
pejantan yang berbeda tersebut dengan
kebalikannya maka dapat pula bernilai
tingkat kecepatan yang sangat tinggi (P
negatif.
<0,01). Hal ini menunjukkan bahwa
Namun
(1972)
betina
bila
yang
Warwick et al. (1987) menyatakan
semakin tinggi pundak anak kuda pacu,
bahwa suatu dugaan korelasi genetik harus 97
Jurnal zootek (“zootek journal”) Vol 34 No 2: 89 - 98 (Juli 2014)
ISSN 0852-2626
Falconer, D.S. 1972. Introduction to Quantitative Genetics The Ronald Press Company. New York.
semakin cepat pula tingkat kecepatan lari kuda pacu.
Hintz, R. L. 1980. Genetic of Performance in the Horse. J. Anim. Sci. 51:582-594
KESIMPULAN
Kurnianto, E. 2009. Pemuliaan Ternak. Catatan Pertama, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan pada keturunan Bunaken, betina lebih cepat dibandingkan dengan
Martojo, H. 1992. Peningkatan Mutu Genetik Ternak. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Bioteknologi, IPB, Bogor.
jantan, dan pada anak keturunan Sabeil Esa Tama, jantan lebih cepat dibanding betina, dan pada keturunan Century, Champ, Decibel, dan Manguni Makasiouw betina dan jantan sama cepat / memiliki
Noor, R. R. 2008. Genetika Ternak. Cetakan ke-4. Penebar Swadaya, Jakarta.
kecepatan yang sama antara jantan dan betina.
Oroh,
Nilai heritabilitas kecepatan lari dan tinggi badan anak kuda pacu umur 2 tahun adalah tergolong rendah sampai sedang, yaitu masing-masing berkisar 0,15 – 0,29 (kecepatan lari) dan 0,11 – 0,17 (tinggi badan).
Tulung Y. L. R. 2012. Kebutuhan Energi dan Nutrien Kuda Pacu Indonesia dan Aplikasi Pada Formulasi Ransusm Berbasis Pakan Lokal. Disertasi. Pascasarjana Institut Pertania Bogor.
Tinggi badan anak kuda pacu dari enam pejantan memiliki korelasi positif yang sangat tinggi (0,815 - 0,987) yang menunjukkan
bahwa
semakin
R. K. P. 2004. Determinasi Kebutuhan Energi Untuk Kerja Berdasarkan Jumlah Pakan yang dikonsumsi Dalam Bahan Kering, Bobot Metabolik, Dan Beban Kerja Kuda Pacu. Skipsi. Fakultas Peternakan – Unsrat, Manado.
tinggi Warwick, E. J., J. Maria Astuti dan W. Harjosubroto. 1987. Pemuliaan Ternak. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
ukuran badan akan semakin cepat pula tingkat kecepatan lari.
Wiliams, C.A., D. S. Kronfeld, T. M. Hess, K.E. Saker, J. N. Waldron, K. M. Crandell, R. M. Hoffman, & P. A. Harris. 2004. Anioxidant Suplement And subsequent oxidative stress of horses during an 80-km endurance Race. J. Anim. Sci. 82:588-594.
DAFTAR PUSTAKA Becker, W. A. 1968. Manual of procedures in Quantitative Genetics. 2nd ED. Washington State University Press, Washington.
98