BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Restoran dalam kamus besar bahasa indonesia yang berarti rumah makan merupakan tempat dimana konsumen menyantap makanan. Namun seiring perkembangan zaman, restoran itu sendiri memiliki arti dan fungsi yang berbeda. Restoran bukan hanya sekedar sebuah tempat makan saja tetapi sudah berkembang menjadi sebuah tempat dimana konsumen bersosialisasi dan menikmati suasana. Oleh karena itu restoran sekarang ini tidak hanya menyediakan makanan saja namun juga menyediakan konsep restoran yang menarik. Visual identity merupakan salah satu faktor penting dalam pembentukan image suatu restoran, dimana sebuah gambar merepresentasikan sekumpulan pengalaman yang membentuk sebuah persepsi di dalam pikiran konsumen atau audince. Semakin unik dan menarik konsep dari suatu restoran, maka konsumen akan semakin tertarik untuk datang ke restoran tersebut. HEMA Dutch Resto adalah salah satu restoran yang memiliki konsep yang menarik yaitu sebuah restoran yang mengadopsi konsep sebuah rumah Belanda yang sederhana.
Gambar 1.1 Logo Lama Hema
HEMA berdiri sejak tahun 2000, awalnya HEMA berdiri di dekat Sekolah Marsudirini, di daerah Kemang Pratama, Bekasi. Hingga saat ini HEMA sudah mempunyai 8 cabang. Saat ini HEMA sedang ingin merubah image murah menjadi mutu untuk meningkatkan kualitas dan menghilangkan citra murah serta merubah target market ke tingkat yang lebih tinggi. Maka dari itulah diperlukan identitas visual yang baru untuk me-repositioning serta me-representasi citra HEMA.
1.2
Identifikasi Masalah Sesuai dengan pembahasan mengenai HEMA yang telah dibahas dalam latar belakang penelitian, dapat disimpulkan beberapa masalah yang dialami oleh HEMA Dutch Resto. HEMA sudah berdiri selama 12 tahun dan sudah memiliki 8 cabang. HEMA saat ini hanya memfokuskan diri pada promosi dan penambahan cabang restoran semata namun HEMA mengabaikan pentingnya visual identity dalam menjalankan suatu restoran yang menyebabkan identitasnya tidak jelas dan terbentuk image yang salah di mata konsumen. Memperbesar produk saja tidaklah cukup tetapi sebuah image yang bagus dapat membantu proses marketing. Vidari (1993). HEMA pada awalnya mengadopsi konsep sebuah restoran Belanda yang sederhana namun lebih ditekankan pada image restoran yang menjual makanan dengan harga yang murah. Hal ini menyebabkan HEMA memiliki image yang secara tidak sengaja terbentuk di mata konsumen
yaitu restoran Belanda yang sederhana dan murah. Oleh sebab itu sekarang ini HEMA ingin merepositioning image rumah Belanda yang sederhana dan murah menjadi sebuah image yang bermutu namun tetap dalam konteks rumah Belanda yang sederhana. Berdasarkan teori dari buku Designing Brand Identity terdapat 6 alasan mengapa sebuah brand memerlukan re-designing brand identity. HEMA memiliki 2 point kenapa HEMA memerlukan Brand Identity yang baru. Point pertama adalah HEMA mengalami pembaharuan Brand. Dimana HEMA sedang dalam tahap perubahan target market yang awalnya kelas menengah bawah menjadi menengah atas. HEMA tidak ingin lagi menanamkan image murah namun ditekankan pada mutu kepada konsumen. HEMA ingin tetap memiliki citra yang sederhana namun tetap mementingkan kualitas makanan dan kualitas servis-nya. Oleh karena itu dibutuhkan redesign visual identity untuk mengubah dan memperjelas image serta positioning yang ingin disampaikan dan dicapai oleh HEMA. Menurut Alina Wheeler dalam bukunya Designing Brand Identity, sebuah brand memerlukan identity baru ketika suatu perusahaan ingin merevitilisasi brand-nya, yaitu ketika: 1) Sebuah perusahaan ingin mereposisi dan memperbaharui brand-nya secara global. 2) Sebuah perusahaan ingin mengkomunikasikan lebih jelas siapa jati dirinya. 3) Sebuah perusahaan ingin menarik perhatian market baru dan lebih tinggi.
Point ke dua adalah menciptakan sistem yang terintegrasi, dimana adanya
hubungan
yang
berkesinambungan
dan
konsisten
yang
diperlihatkan kepada konsumen. Pada saat ini HEMA belum memiliki sistem yang terintegrasi. Salah satu fakta yang ada adalah pengaplikasian logo HEMA yang tidak konsisten pada setiap cabangnya, yakni penggunaan tipografi pada logotype HEMA yang berbeda-beda. Ke konsistensian dalam identity HEMA, dan masalah ini akan semakin fatal karena HEMA ingin menjadikan restoran-nya sebagai sebuah franchise. Jika HEMA tetap tidak konsisten, maka citra HEMA tidak dapat tersampaikan dengan baik. Kekonsistensian dalam suatu brand merupakan hal yang sangat penting dalam mengembangkan image suatu brand. Sebuah desain harus bisa diaplikasikan secara total dalam implementasinya sehingga pesan yang ingin disampaikan mengenai image suatu perusahaan dapat tersampaikan dengan baik kepada konsumen walaupun perusahaan tersebut memiliki banyak cabang. Konsistensi ini berperan penting agar image suatu perusahaan dapat dikenal bukan hanya oleh sepihak namun oleh dunia luar.(Total Identity [2003], 34-35). Berdasarkan teori ini maka HEMA memerlukan identitas baru yang memiliki sistem yang terintegrasi sehingga citra HEMA dapat terjaga dan tersampaikan dengan baik.
1.3
Pembatasan Masalah Dalam tugas akhir ini, penulis akan membatasi permasalahan dengan hal yang berhubungan dengan Desain Komunikasi Visual. HEMA memiliki permasalahan dalam hal repositioning yaitu perubahan citra dari image murah menjadi mutu serta perubahan target market. Maka dari itu diperlukan identitas visual baru untuk merepresentasikan image baru dari HEMA serta untuk mencapai target market yang lebih tinggi.
1.4
Tujuan Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka restoran HEMA memerlukan identitas visual yang baru untuk menyelesaikan permasalahan HEMA dalam merepresentasikan imagenya yang sekarang ini merupakan sebuah restoran yang mengadopsi konsep rumah Belanda yang sederhana dan murah menjadi restoran yang mengadopsi rumah Belanda yang sederhana dan mementingkan kualitas makanannya. Oleh karena itu dengan adanya identitas visual yang baru ini diharapkan akan terbentuk sebuah image yang dapat merepresentasikan citra baru HEMA yang sederhana dan bermutu serta dapat mencapai target market yang lebih tinggi serta mempunyai nilai untuk dipegang dan disampaikan. Selain itu penulis berharap dengan adanya identitas visual baru ini, HEMA dapat menciptakan sistem yang terintegrasi yang menciptakan sebuah identitas visual yang dikenal serta diingat oleh masyarakat.