1626 UM
LAPORAN AKHIR PENELITIAN
Karakterisasi Molekuler Molekul Adhesin
Helicohacter pylori Menggunakan Kultur Sel Lam bung . Mencit (Mus musculus) dan Sel Line Cancer Colon (Studi Patogenesis Infeksi Helicobacterpylori pada Sel Lambung Mencit)
Peneliti: Made Agus Hendrayana Zainul Muttaqin Ni Made Adi Tarini
FAKULTASKEDOKTER AN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR BALI 2012
-LAPORAN AKHIR PENELITIAN
Karakterisasi Molekuler Molekul Adhesin
Helicobacter pylori Menggunakan Kultur. Sel Lam bung Mencit (Mus musculus) dan Sel Line Cancer Colon (Studi Patogenesis Infeksi Helicobacter pylori pada Sel Lambung Mencit)
/
Peneliti : Made Agus Hendrayana Zainul Muttaqin Ni Made Adi Tarini
FAKULTASKEDOKTER AN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR BALI 2012
. .
LJ
- .
3.J
-r.ll
..
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN LAPORAN PENELITIAN RISBIN lPTEIO>OK 2012
1. Judul Penelitian : Karakterisasi Molekuler Molekul Adhesin Helicobacter pylori Menggunakan
Kultur Sel Lambung Mencit (Mus musculus) dan Sel Line Cancer Colon (Studi Patogenesis Infeksi Helicobacter pylori pada Sel Lambung Mencit) -------------------------------------------------------------------------------------------------------------·----
2. Ketua Peneliti
a. Nama lengkap dengan gelar b. Jenis Kelamin c. Pangkat/Gol/NIP d. Jabatan Fungsional/Struktural e. Fakultasl Jurusan/ P. Studi
f Universitas
g. Bidang Ilmu yang diteliti
: dr.Made Agus Hendrayana,M.Ked : Laki-laki : Penata I III c I 1978071 7 200604 1004 : Lektor
: F.Kedokteran/Pendidikan Dokter : Udayana : Penyakit Menular
3. Jumlah Tim Peneliti
: 3 orang
4. lnstitusi
: Fak.ultas Kedokteran Universitas Udayana Jl. PB.Sudinnan Denpasar-Bali I Tip: 0361-222510 Fax :0361-246656/
[email protected]
5. Jangka waktu penelitian
: 1 (satu) tahun
6. Biaya yang Diperlukan
: Rp. 144.340.000,(Seratus empat puluh empat juta ti ga ratus empat puluh ribu rupiah)
Denpasar, 15 Februari 2013 Ketua Peneliti
e gus Hendrayana,M.Ked) : 19780717 200604 1004
SUSUNAN TIM PENELITI
J
Ketua peneliti :
Gelar:
Made Agus Hendrayana
Dokter,
Tanda tangan
Magister Kedokteran Tropis Peneliti pertama :
Gelar:
Zainul Muttaqin
Dokterandus (Drs)
Peneliti kedua :
Gelar:
I Ni Made Adi Tarini
Dokter Spesialis fv1ikrobiologi Klinik
Tanda tangan
�
PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA BADAN P ENEUTIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI DAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS U_DAYANA TENTANG RISET PEMBINAAN ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KEDOKTERAN (RISBIN IPTEKDOK) Nomor: HK.06.01/1/1707/2012 Nomor: 478fUN.14.2/UKS/2012 Pada hari ini Kamis tanggal satu bulan
Maret tah�n dua ribu dua belas,
kami yang bertandatangan di bawah ini: 1. dr. Trisa Wahyuni Putri, MKes : Pejabat
Pembuat
Komitmen
Badan
Penelitian
dan
Pengembangan
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI berkedudukan dan berkantor di Jalan
Percetakan
Negara
Nomor
29
Jakarta
10560,
dalam
hal
ini
bertindak dalam jabatannya untuk dan atas nama Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, selanjutnya disebut PIHAK KESATU; 2. Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD: Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, pendelegasian
dari
Rektor
669/UN. l 4/KS/2012 untuk
dan
atas
Univers itas
berdasarkan
�dayana
surat
nomor
tanggal 14 Pebruari 2012 dalam hal ini bertindak
nama
Universitas
Kernentrian Pendidikan Dan
Udayana
yang
ditetapkan
Pada
Kebudayaan sebagai lnstansi Perncrintah
Yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum rnetatui Keputusan
Menteri
441/KMK.05f2011
Keuangan
Tahun
2011,
Republik tanggal
Indonesia 27·
Desember
Nomor 2011,
berkeduduk?-n di Denpasar, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. PIHAK KESATU
dan PIHAK
KEDUA selanjutnya benmma-sama
disebut
PARA PIHAK, telah sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerjasama antara Badan
Penelitian
dan
Pengemba..T!gan Kesehatan dan Fakultas Kedokteran
Universitas U d aya n a dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut:
(3)
Pe rj a nji a n ini ditand a ta n ga ni oleh PARA PIHAK, dibuat dalam
rangk ap
3
dan b c rm a te rai cukup scrta mem punyai kekuatan hukum yang
(tiga) sa n1 a
.
PIHAK KESATU,
PIHAK KEDUA,
Badan Penelitian dan
Fakultas Kedokteran
Pengembangan Kesehatan
Universitas Udayana
. W< � U � � mue �ID .o.;�--..,:.1 906D4AAF93572
dr. Trisa Wahyuni Putri, MKes NIP. 196304121989032001
�
26
·
Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEM[ NIP. 195503291980121001
Mengetahui, Kepala Badan Litbangkes
Dr. dr. Trihono, M.Sc NIP. 19540214 198012 1001
(3) Pe1�janjian ini ditRndatangani oleh PARA PIHAK, dibu2t dalam rangkap 3 (tigaj
dan
bermRtcrai
cukup serta mempunyai
kekuatan
hql�um
yang
sam a.
PfHAK KEDUA,
PlHAK KES.'\TU, Badan Penelitian dan.
·Fakultas Kedokteran
Pengem bangari Kesehatan
Universitas Udayana
9152DAAF935725321 lN , \M RJ&U '-Uf'l.\H
6�@�� -� dr. Trisa Wahyuni Pu t ri MKes
Pro
,
.
Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD K EM -
NIP. 195503291980121001
NIP. 19630412198903200 l
Mengetahui, Kepala Badan Litbangkes
. Dr. dr. Trihono, M.Sc NIP. 19540214 198012 1001
iO
Lamp iran Perjanjian Kerja Sn rna Nomor : HK.06.0ljlfl707/'2012 Nomor : 478/UN.l4.2/UKS/2012 Tanggal : I Maret 2012 Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar
l.
Judul Penelitian
Peneliti
iio.
dan
Polifasik
Ang ga ran (Rp.)
.
Pengembangan
I Wayan Suardana,
Analisis
drh, MSi
Diagnostik
Berbasis
Cepat dan
Akurat Shiga Like Toxin-2
Kloning
Gen
untuk
150.000.000,-
Probe Deteksi
Producing
Escherichia coli Asal Hewan sebagai Agen Zoonosis Penyebab Gagal Ginjal pada Manusia
:!.
Made Agus
Karakterisasi
Hendraya na , dr,
dan
MKed
epitellambung mencit
reseptor
molekuler
molekul
Helycobacter
'
Pylori
pad a
____
II
144.340.000,-
adhesin
[_
·· - ---
-
H \ll \'\ 1'1
1'1·�\IE'\TLHI.\ '\ k:FSEH.\TY\ '\IiI i I\'\ fl ·,'\ 1'1 '\.(,(·\IH \'\.(t \'\ 1--.! Sl·ll \1'\'\
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN NOMOR : HK.03.051211273/2012 TENTANG PENETAPAN TIM PELAKSANA RISET PEMBINAAN ILMU PENGET AHUAN DAN TEKNOLOGI KEDOKTERAN TAHUN 2012 KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN, Menimbang
a
bahwa
tmtuk
meningkatkan
pengernbangan
di
penelitian
kapasitas keseh ata n
bidang
perlu
dan
dilakukan
pembinaan kepada para peneliti muda: b
bahwa
dalam
peneht1
rangka
muda
pemb1naan
perlu
dilakukan
dan
menggah
R•set
potens1
Pembmaan
llmu
Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran.
c.
bahwa berdasarkan pertirnbangan sebagaimana dimaksl•d pada
huruf a
dan b perlu
ditetapkan
Keputusan
Kepala
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan tentang Pembentukan
Tim
Pelaksana
Rise!
Pembinaan
llmu
Pengetahuan dan Teknolog• Kedokteran Tahun 2012:
Mengingat
Undang-Undang
Nomor
Tai1Un 2002
18
tentang
Nasional Penehtian. Pengembangan dan Pengetahuan dan Teknolog1 Indonesia Tahun 2002
(lembaran Negara
Nomor
Sistem
Penerapan lhnu
84. Tambahan
Repubhk Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4219). 2.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (lerr.baran
Negara
Tahun
2009
Nomor
144.
Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5063): 3.
Peraturan Penehtian Negara
Pemerintah dan
Republik
Tambahan
Nomor
39
Pengembangan Indonesia
Lembaran
Negara
Tahun
1995
Kesehatan
Tahun Republik
1995
tentang
(Lembaran Nomor
Indonesia
67.
Nomor
3609).
4
Pe r a turan Pr·es1den Nomor 76 Ta h u n 2011 Perubahan atas Peraturan
Prestden
Nomor
47
T ahun
2009
Pemb_entukan dan Orgamsas1 Kementenan Negara
Tentang
�E,lE\'1 �.RI-\\ �ESEIL\T-\\ h
\1) \'\ 1'1
'\Ill i I\'\ I>\'- 1'1 '\l.l \11� \'\(,\'\ h.i ...._1·11.\l\� : ..'" p,_.,.. ,.•.l�.! ,, • ··� '-�· ---� .tr.l'l.l lt•...,l,, �"ll,li-.. p,
! .. I·:
f ... i.. p.·� ,I
I\.·. .
....,[,;HI·J
5
til.
;,dl.tll·..•
,,,, f I �. ... IIIHI, ,p' i J �-=-t �\:.�:
• �
\:...·l t
�
...
I'
!d.
:1
.. .
llttP
I
'.\ •\ \\
·�!!'l.lfj_! d�..ph\•,
Menten
Keput usan
•,1
Nomor
Kesehatan
Koordrnas1
ten tang
791/Menkes/SKIVII/1999 Penehllan
Penyelenggaraan
:-'''
Pengembangan
dan
Kesehatan 6
Peraturan
Menten
Kesehatan
1144/Menkes/Pe!NI!I/2010
tentang
Nomor
Organrsas 1
dan
Tata
Kerja Kement&rian Kesehatan Rl: MEMUTUSKAN :
Menetapkan
KEPUTUSAN
KEPALA
P ENE LITI AN
BADAN
DAN
PENGEMBANGAN KESEHATAN TENTANG TIM PELAKSANA RISET PEMBINAAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI KEDOKTERAN TAHUN 2012: KESATU
T1m
Pelaksana
Riset
Pemb1naan
llmu
Pengetahuan
dan
Teknologi Kedokteran Tahun 2012 (selanjutnya disebut Risbin lptek.dok
2012)
sebagaimana
tercantum
dalam
lampiran
keputusan ini bertugas. 1
Mela ksanaKan penelitian
sesua1
ka1dah ilm1ah
dan etika
dengan waktu yang tela h ditetapkc.n:
2
Mempertanggungjawabkan
per,ggunaan
anggaran
sesuai
peraturan yang berlaku: 3
Membuat dan menyampaikan laporan kemajuan dan laporan akhir penelitian:
4.
Membuat ringkasan eksekutif berdasarkan hasil penelitian sebagai bahan masukan kepada peng ambil an kepu tusan da n pe nge lola program yang terkait dengan hasil penelitian.
KEDUA
Tim
P ela ksan a
Risbin
lptekdok Tahun
2012
sebagaimana
dimaksud pada diktum kesatu diberikan honor sesuai dengan ketentuan yang bertaku: KETIGA
Dalam melaksanakan tugasnya. Tim Pelaksano Risbin lptekdok
Tahun 2012 berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku KEEMPAT
Oalam melaksanakan tugasnya. Tim Pelaksana R1sbin lptekdok Ta hun 2012 dapat berkonsultas1 dan berkoordinas1 dengan Trm Panel Pakar dan T1m Pengelola Administrasi Risbm lptek d ok .
K EL IM A
Biaya kf'qt
!otekdok Tahun ?0 12
dibebank
mh DIPA ;)()k;etanat Badan Utb<�ngkes '�11
Desember 20 11
Nomor
0682/024-11
1 l) 1 /0 01 20 12 T anggai ��
h:E,IE\ I II \ I ) \ \.
!) I
Ll�l.\ \ 1-.:ESEU.-\T.:\:\
'\. i I I r I . \ \, I J \ \. I' I
',tl1tt•
�'...:rt.:vt,lr.,,:ll ,,:�
11.1
J .... :.....�'-·li !II_:!��
•1. :
KEENAM
,,· ...l�.:n.th:i··,!n:�·i�,·ii�<-,,
Dengan Badan
'··
'I·
··
\. �
.''1
,J \II { \ '\.l , \ \: k l � I II . \ 1". \ �
t.tJ...,IILi l�•'h\1 kll:;ll� 1',,,, 12�('
II,, I .L r.. ... iltUL: 1�1.' 1 ���
il.
·:..
hllt'
j
i� t
\\\\\\
!·I��
:oh..tn...:.kpkt.·,�l'il!
berlakunya Keputusan 1n1. rnaka Keputusan Kepata Penel1t1an
dan
HK 03 0�/1/39 3/2011
Pengembangan Tanggal
19
Kesehatan
Januan
2011
Nomor tentang
Penetapan T1111 Pelaksana Riset Pemb111aan llmu Pengetahuan dan Teknolog1
Kedokteran
Tahun 2011 dinyatakan tidak ber!aku
lag1. KETUJUH
Keputusan 1n1 berlaku sejak tanggal diletapkan Ditetapkan di Jakarta Pada tan gal17 FEBRUARI 2012 Kepal
� -,
.
... � ·.;
FK UNIVERSITAS SEBELAS MARET. SURAKARTA
K;;srr,"(l(:N E'il o��-n'lon� Cl'
'( .LarE
/- ,;,
:.-
. ·..
'ier :'>vse: J'
E.r:"r.a Oar1a,.an AMo
Analrs•s Genet•k Ma\,ptase-2 seo�g<J •
.·
,�
11.,': ;·,;:� [)(1
Usaha ME>ncarr Penyeb�t
Ket•dakbarcas•la•' SJpier"enta>� Bu,;. ca>;d lbu Ham11 FK UNIVERSITAS SYIAH KUALA. ACEH T·ts:t.a p,..A...oa 1f t/S:
..:.;
(u'lata J...:1·i•�
:1• SpP
q,ma R·st•a.,;
SS:
Anahsos Molekuler Resostens• lso.,.az•d
·.;� o"i. •):{!
R•famprsr" P11az•nam•d Etambutol Oar
r,1Kes
Streptomrcrn da11 1Solal
Mycobacten"� pada pendenta !ersangka TB paru res1sten g anda a: Ace11
\ubercuios•s FK UNIVERSITAS UDAYANA, DENPASAR I \ttJa·-:a" s,�wow�rt Tfl ��'15
1t.
t<�.r.,w'lg Jartva-t!":a P.-cra r nc:�'l.. or MK�s
N L�;; Ket,..t A'/U Rc;�r:awat· ,...
N. Kt:�uc Pt.����,
Pengembangan Prooe D•agnosbk !*-roas•s
Klonong Gen unluk Oete1<s. Sh•ga Lik e Tc..r
2 ProdUCing FscheriCn•a coh seoaga
•:;;::; '.'�Y.! CIY
A9'"'
Zoonos:s Pe�yebab Gaga! G•n1a1
�:
2
Maje .A..:;��::J HerH1r avaro ....
Za:r·::
rvbrt;m;n D·�
IAI(erl
N: Mao� Ad• Ta•·n· rtr
SoM!<
L�.�n PJ:u vrra lndah Peraanawa:· SE
Karaktensas: molekuler mo!el
1:1.1 Jd(l
Hehcot>acter pylon rnen �una kan ku•:u• Sli
.:,r,...
lambung mencn �Mus n'"U5CUIUSi 'lao se1
Caco·<' -� G
FKIK UNIVERSITAS JENO SOEDIRMAN, PURWOKERTO
C...r.H ..n� .Srtpr�l�(,.�'C1 u�·l; laksar�a Vr:asa· l lr-(]r:an
'.ll
'�1ScP� l
.....
Sn Lesla" S5
Pengaruh Po••morf,sme Gen Na�-K· ATP
MS•
Ase a2
Reseptor
V1tam1n 0 se'1a f,.Jtl AD
· ·5��
OC{) CJGt
terhadap Ke;ad1ar Hope1ens• A�tbao
Paparan Pb paoa Awa'<. Angkutan Ko;a Purwokeno
:!
VtJ:]J_; Sd···�d::
�r
SpPD
JCKI#
��·� C'lt..l
T•er T•sn;,.,a:·
:'!' MS<..
SP
POinnortosme Gena Transcropt•on F ac:t.r ' L•Ke
2 •TCF7L2;
:�() :;�1 �J,
Fat Mass and Ooes<�y
Assocoatea (FTOJ dar. Potass:um lnward:y, React1fy:ng Channel Sub Fam1ly J M.orno•:r 11 rKCNJ11, paoa Peng:oao OM T·po 2 Oces
3(;
s:··r�:'"lt0 Aqat:l
r.r Mt<es
Saefuaa•n _'
A:i; MJ.'ltaf•a� 'Jr
Tt:tl< lndra..,au AMa
Elek polrmorftsme gena 11\1!1 oks·di.l s•ntase3tNOS3, oan matnks metaioprote:nase-9 (MMP-9) tert�adap penrngkatan resSkleros:s paoa pas:en dengan
it,t,
h
� ·t. L�, o:.�
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rabmat Nya kepada karni sehingga karni dapat menyelesaikan laporan penelitian Risbin Iptekdok Tahun 2012
pylori
yang beijudul "Karakterisasi Molekuler Mole !rul
Adhesin Helicobacter
Menggunakan Kultur Sel Lambung Mencit (Mus musculus) dan Sel line cancer
colon (Studi Patogenesis Infeksi
Helicobacter pylori pada
Sel Lambung Mencit)" dapat
kami selesaikan. Penelitian ini bertujuan mendapatkan karakteristik molekul adhesi sub unit pili
Helicobacter pylori (H pylori)
di lambung mencit dan di sel
line
cancer colon.
Keberhasilan karakterisasi ini diharapkan akan memperjelas pathogenesis
H pylori
sebagai penyebab dari tukak larnbung, maupun karsinoma larnbung. Kami mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Kementrian Kesehatan melalui Badan Litbangkes dengan Risbin iptekdok atas kesempata.11 dan bantuan dana yang diberikan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian ini
2.
Bapak Prof. DRdr.I Made Bakta, Sp.PD-KHOM selaku Rektor Universitas Udayana atas arahan yang diberikan
3. Bapak Prof.DR.dr.l Ketut Suastika,Sp.PD-KEMD selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang telah memberikan ijin, kesempatan, bantuan dan araban dalam pelaksanaan penelitian ini 4.
Bapak
DR.dr.l
Dewa
Made
Sukrama�MSi,Sp.MK
selaku
Kepala
Bagian/SMF.Mikrobiologi K.linik atas ijin, bantuan dan bimbingan dalam pelakSanaan penelitian ini 5. Bapak
Prof.DR.dr.Soemamo,DMM.Sp.MK
selaku
konsultan
penelitian
beserta staff beliau di FK.Universitas Brawijaya Malang atas bimbingan dan arahannya sehingga kami dapat melakukan penelitian ini 6.
Kepala Unit Riset Biomedik RSU.Mataram NTB beserta staf atas ijin serta banttla.n sarana dan prasarananya sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan
7.
Kepala Unit Pengelolaan Mikroskop Elektron F.MIPA Unbraw atas bantuan dan keljasamanya dalam pemeriksaan mikroskop electron
8.
Serta
semua pihak yang
tclah berperan
serta. dalam penyelesaian penelitian
scrta penyusunan laporan renclitian ini dari awal sampai akl1ir.
Pada protokol awal penelitian ini sedianya akan menggunakan kultur sel primer lambung mencit dan sel Caco-2 w1tuk mempelajari karakter molekuler adhesin H. pyl01i isolat Mataram Lombok. Pada pelaksanaannya, pengadaan merupakan sel line kanker colon manusia
sel Caco-2
line
(Ca colon cell line) mendapatkan kendala
yang yaitu
tidak dapatnya pihak rekanan yang kami minta bantuan untuk membantu pembelian sel . ini di ATCC yang berkantor di Amerika Serikat. Awalnya pihak rekanan sudah memesankan
assasment,
sel
ini, tetapi setelah beberapa bulan menunggu proses document
pihak rekanan baru mengabarkan bahwa proses pemesanan tidak bisa
dilakukan oleh mereka dan harus peneliti langsung yang memesan ke pihak ATCC. Mengingat batas waktu akhir penelitian sudah dekat dan keterbatasan waktu untuk kami memesan ulang sel tersebut, kami kemudian berkonsultasi dengan Konsultan Penelitian Prof.DR.dr.Sumamo,DMM,Sp.MK masalah penggunaan sel Caco-2 menyarankan bisa mengganti dengan sel
line
line
ini. Beliau
kanker colon manusia lainnya· yang ada di
Indonesia dan sudah dimiliki oleh beberapa peneliti di Indonesia. Berkat kebaikan kolega peneliti dari LPPT UGM yang temyata memiliki stok sel
(Cancer Colon Human Cell line,
line
kanker colon manusia
WiDr) kami dibantu pengadaan sel line kanker colon
manusia WiDr ini dengan memesan dari LPPT UGM. Penelitian ini kami lanjutkan dengan menggunakan
Cancer Colon Human Cell line, WiDr untuk mempelajari
molekuler adhesin H. pylori isolat Mataram Lombok mengingat
Cell line,
karakter
Cancer Colon Human
WiDe ini memiliki karakteristik yang mirip dengan sel Caco-2
line
dan telah
sering digunakan untuk penelitian-penelitian pengembangan sel tumor dan sel kanker. Kami menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari sempuma, Kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat kami harapkan.Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Denpasar, 17 Desember 2012 Penulis
ii
Abstrak
H pylori
merupakan salah satu bakteri yang masih menjadi masalah kesehatan di
masyarakat. Bakteri ini penyebab gastritis dengan gejala dispepsia baik di negara-negara berkembang maupun di negara maj u. Penelitian ini bertujuan mendapatkan karakteristik molekul adhesi sub unit pili
Helicobacter pylori (H pylori) di lambung mencit dan sel cancer colon manusia. Keberhasilan karakteri sasi ini akan me�perjelas pathogenesis H pylori sebagai penyebab dari tukak larnbung, maupun karsinoma Jambung dengan harapan dapat memberikan kontribusi dalam penanganan kelainan lambung. Penelitian ini melakukan biakan dan konfirmasi isolat H pylori yang didapat dari RSU Mataram, dilakukan pengujian terhadap aktivitas hemaglutinasinya dengan menggunakan darah
kelinci untuk menemukan
Isolat yang akan digunakan untuk selanjutnya. Isolat
ditumbuhkan pada media TSB, dilakukan pengarnatan keberadaan pilinya menggunakan elektron mikroskop, isolasi pili H pylori menggunakan alat Pili Bacterial Cutter. Profil berat molekul isolat pili diketahui dengan metode SDS-P AGE. Dilakukan juga reaksi hemaglutinasi dari protein tersebut. Molekul hemaglutinin yang terikat pada Outer Membrane Protein (OMP) diisolasi. Puriflkasi protein yang terkandung pada bagian pili atau OMP dikerjakan. Kemudian diuji karakter molekul adhesin menggunakan metode indeks adhesi, imunositokimia dan imunoelektron mikroskop. Penelitian ini baru sampai menemukan analisis protein potongan menggunakan SDS-PAGE menemukan profile berat molekul protein pili H.pylori sebesar 49 kDa Komponen dalam
H pylori
whole cell extract
terd.apat adhesi yang melekat pada permukaan sel enterosit mencit dan pada
permukaan sel
line
cancer colon. Fraksi pili dan fraksi OMP menunjukkan basil uji
hemaglutinasi positif. Protein fraksi pili dan OMP dari H pylori mampu melekat pada permukaan enterosit mencit dan pada permukaan sel line cancer colon. Hasil pemeriksaan respon imun serum penderita gastrtitis terhadap antigen pili menggunakan metode GICA ditemukan Sensitifitas 26/30= 86,67%, Spesifisitas 30/30= 100% Kata kunci
:
H pylori, adhesi, pili,
sel enterosit, selline cancer colon
iii
DAFTAR ISI
Hal. Judul Penelitian Susunan Tim Peneliti Surat Keputusan Penelitian Kata Pengantar..................................................................................... . Abstrak
.
.. . ... . . . .. . . ... . ....... .. ....................................................................
111
Daftar isi... ..... ... .... ..................... .... . . ............ ....................... ....... .... .... ....... .....
1v
Daftar tabel ....... .......... ... ................. ................... .... .. .... ....... ........ .... ....
v1
Daftar grunbar
vn
......................................................................................
Daftar lamp iran ..... ......... ....... ...... .... ........ ...... ......... ...... .... ................... .
v1u
1 PENDAHULUAN . .. .. ... . . . .............................................................
1
.
.
..
... .
..
1.1 Latar Belakang....................... .................................... ................ ..
1
1.2 Rurnusan Masalah.......... .. .. .......................... ....... ..... . ...... ..... ..........
3
..
2 TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................
5
2.1 Epidemiologi infeksi H pylori . .... . . .. ... ... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
5
2.2 Morfologi Hpylori . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
5
2.3 Sifat hidup Hpylori . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...
5
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . .. . . . . . . . ....
6
... ............. ..................... ..... .......
7
2.4 Patogenesis lnfeksi Hpylori 2.5 Komponen pili Hpylori.
.
.....
.
..
2.6 Pengembangan tes diagnostik . . . . . . ... . .... . ...... . . . . . . .. . ............ . . .
7
3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN............................................
10
............. ... ... ... .... .... ..... ............... . .....
10
... .... .. ... .. .............. . .... . .. . .. .......... ....... .... ...............
I0
3.1 Tujuan Penelitian .. .... . .. . .... 3.2 Manfaat Penelitian 4
......
.
METODE PENELITIAN...................................................................... .. 4.1 Biakan
H Pylori........................................................................
11 11
Grrun . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
11
4.3 Pembuatan suspensi eritrosit 0,5% . .. ... .. . . .. . . .. .. . . . . .. .. ... . . . . . . . . . ...
12
4.2 Pengecatan
4.4 Pembuatan suspensi bakteri untuk uji hemaglutinasi 4.5 Uji hemaglutinasi whole 4.6 Kultur
..
..
.. .. ......... . ...
.
.
cell extract Hpylori. . .. . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
H pylori untuk isolasi pili
4.7 Pemancnan H pylori dari hasi.l
..
... . .. ... .. . ... .. .. . .. .. .. . .... .. . ... .. ..
kultur........... . .. iv
.
.. .. ... .. .. ... .. .......
12 13 13 13
4.8 P emo o t ngan p il i . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . .. . ..
14
4.9 UjiS D S -PAGE bobo t mol ekul fra ks ipro tein p il i. . . . . . . . . . . . . . ...........
15
4 . 1 0 Isolas ih emaglu tinin dar ipro tein m embr an lua r(OMP) s el
16
4.1 I Uji H emagl utinasi Pili 4.12
H pylori ..
dan OMP . .. . . . . . . . . . . . . . . . .. . .. . . . . . . . . . . . .. . . . . . . .
Isolas i s el epi tel lambung/usus m enc it ............................................
17 17
.
4 . 1 3 Uji a dhes i H pylori pada s el en terosi t dan s el Caco 2 - ......................
18
4 . 1 4 P eng eca a t n Imu noh s i tokim a i (whole cell
18
extract) ............ . ............
t nlmuno his o t kim a i antig en p il idan OMP 4.15 P eng eca a
Hpylori . . . . . . . . . .
19
4.16 Vaksinas iAyam P etelur . . . . .. . . . . . . . . .. . . . . . . .... . . . . . .... . . . . . . . . . . ... . . . . . . .
19
4.17 M eto de isolas ilg Y dar ikun ing telu r ....... ...................... ............... ...
20
4.18 P em eriksaa n Ig Y pa da k uning telu r denga nmicro dilu ter ... . . . ...... ....
20
4.19. M eto da u jiwes tern blo ti ng ...... .................................................. ....
21
4.20 P em er k i saan Mi kroskop El ektron ... . . . ..............................................
22
4.21 Uj i respo n imu np ender ita ga stritis terha dapa tpro tei n p ili . .. . . . . . . . . . . . . 22 5.
HASIL PENELITIAN............................................................................ 5 . 1 Sub kul u t r isola t Hpylori
. . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... . . . . . . . . . . . . . . ... .
23 23
5.2. Uji H emaglu tinin . . . . . . . . . . . . . . ....... . . . . . . . . . . . . . . . .... . . . . .. . . . . ... . . . . . .. .
23
5.3 Sub Kultur
25
H pylori u ntuk
isolasi p li i . . . . . . . . .. . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
5.4 Ha sil u ji S D S-P AGE po o t ngan pili
Hpylori . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
25
5.5 Uji H emaglu ti nasi fraksi p ili da n OMP . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... . .. . . . . . . . . . . . .
27
5.6 Uj ia dh es iwhole cell
28
extract H pylori pa da p errnukaa ns el
en terosi t...
5.7 Uji adhesi fraksi pili danOMP pa da s el en terosit............................... 5.8 Ha sil P eng eca a t nImu nohis tokimia a ntig enpil ,i OMP
whole cell bakt eri Hpylori p a da s el line
29
dan
cancer colo n. . . . . . . . ... . . .. . . . . . . .
5.9 Has il P em er k i saa nIg Y yo lk telu r . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . .. . . . . . . . . . .. 5 . 1 0 Hasil u ji western blotting.................................................................
31 33 33
5 . 1 1 H asil u jir es ponimu np enderi taga stritis terh adapat pro tein pil i ........... 34 6.
PEMBAHASAN . . . . . . . . .. . . . . .. ... . . . .. .. . . .. .... . . . .. . .. . ... ... .. .. ... ... .. . ... . ...
35
7.
KESIMPULAN DAN SARAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
38
8. UCAPAN TERIMA KASIH . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . .
39
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
40
LAMPIRAN.. ................................... ...........................................
44
.
v
DAFTAR TABEL
Hal. Tabel 5.1 Hasil Titer pengenceran bakteri dengan hernaglutinasi (+) pad a isolat
Hpylori
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
:
.
.. . . . . . . . . . . . . . ..
24
Tabel 5.2 Hasil uji perneriksaan lgY yolk telur dengan rnetode rnicrodiluter dari ayarn yang sudah diirnunisasi dan pada kontrol . . . . . . . . . . . . . . . . .. .
33
Tabel 5.3 Hasil uji respon irnun serum penderita gastrtitis terhadap antigen pili rnenggunakan metode GICA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
vi
34
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Alat pemotong pili bakteri (pili cutter). . . ............... . . . . . . ......
Hal. 14
Gambar 5.1 Hasil pengecatan Gram dari isolat koloni
23
Hpylori ... . . . . . . . . ... .
Gambar 5.2 Hasil uji hemaglutinasi isolat
Hpylori H p l ,Hp2,Hp3
... ... . .. . . .
24
Gambar 5.3 Hasil uji hemaglutinasi isolat
Hp117,Hp135 dan kontrol ...... . . . . . . . . ............... . . . . .. .........
Hpylori Hp20, Johar, 25
Gambar 5.4 Profil protein hasil pemeriksaan dengan SDS-PAGE terhadap protein hasil pemotongan pili
H pylori
untuk menunjukkan
konsistensi jumlah protein utama. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..... ..
26
Gambar 5.5 Hasil analisis SDS-PAGE bobot moleku1 fraksi protein pili.. . .
27
Gambar 5.6 Hasil uji hemaglutinasi salah satu isolat H.pylori, fraksi pili dan fraksi protein membran luar
H pylori ... ... .........
28
Gambar 5.7. Hasil pengecatan imunositokimia menunjukkan adanya penempelan whole
cell extract H pylori.. .. . . . . .. .. .. . .. . . . . .. . . . . .
29
Gambar 5.8 Hasil pengecatan im unositokimia menunjukkan adanya penempelan fraksi
pili, fraksi OMP
H pylori. . . ... . . ......... . .. .
30
Gambar 5.9 Hasil pengecatan imunositokimia yang menunjukkan adanya penempelan selline cancer colon.. . . . . . ........ . .. . .........
Gambar 5.10 Hasil uji western blotting protein pili
vii
H pylori.......... . . . .. . . .
31
33
DAFTAR LAMPIRAN
1.
Lembar Anggaran Biaya Penelitian
2.
Lembar Data Personil Peneliti'
3.
Surat Keterangan Kelaikan Etik
viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Helicobacter pylori (H pylori)
adalah bakteri berbentuk: spiral, merupakan
bakteri Gram-negatif dan hidup dalam lingkungan milaoaero:filik dalam mukosa, epitel dan jaringan lambung, yang dapat ditemukan (Zhang
et.al.,2005).
peptic ulcer
Infeksi H
pada harnpir separo penduduk dunia
telah diketahui sebagai penyebab utarna penyakit
pylori
(tukak Jarnbung dan duodenum), gastritis kronis dan bahkan karsinoma
larnbung dan gastric lymphoma (Lamarque
et al.,
1999). Kemarnpuan bakteri ini untuk
menimbulkan karsinoma unik, karena hanya satu bakteri inilah yang diketahui mampu menimbulkan karsinoma di lambung (Clyne,
et al. 2007) dan karsinoma yang
dihasilkan
termasuk tipe I. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor virulen yang dihasilkannya seperti
CagA,
VacA,
Urease
karsinogenesis (Sihombing,
dan
amonia
yang
kesemuanya
mampu
mernicu
et al. 2002).
Gejala klinis sering tidak dirasakan oleh penderita yang biasanya berupa nyeri lambung ringan. Oleh sebab itu penderita sering mengabaikan gejala tersebut (Enroth,
al. 2000).
Padahal tahapan
ini
sangat
mikrobiologis karena keberadaan H lambung (Parewangi,
pylori
2009). Peptic ulcer
penting
untuk
langkah
et
diagnosis
secara
bisa diisolasi dengan menggunakan
biopsi
adalah luk:a pada mukosa yang disebabkan
oleh tingginya keasaman pada mukosa yang akan diperparah oleh reaksi keradangan karena infeksi oleh
H pylori
analgetik (Soewignyo,
atau zat lain seperti aspirin yang digunakan sebagai obat
201 0). Infeksi H pylori masih
sampai saat ini belum diketahui dengan jelas
cara
merupakan masalah besar karena
penularan dan patofisiologisnya pada
saluran pencernaan. Diagnosis yang selama ini dilakukan ialah dengan cara biopsi lambung, uji nafas urea, dan uji serologis terhadap keberadaan antigen CagA dan VacA (Cover dan Blanke,
2005). Kelemahan penggunaan antigen
tersebut adalah antibodi terhadap CagA dan vacA
baru muncul setelah proses infeksi terjadi di masa lampau (Groves, al.
2005).
serologis
et al. 2001;
Leite,
et
Pemeriksaan yang paling banyak dilakuk:an adalah dengan pemeriksaan yang
pada
Chromatography Test).
umumnya
dengan
cara
ELISA
dan
FCT
(Florescens
Oleh karena itu perlu dicari alternatif dengan menggunakan
bahan dasar untuk diagnosis adanya ]nfeksi oleh H pylori.
1
Unit Riset Biomedik RSU Provinsi NTB di Mataram merupakan yang pertama di Indonesia yang menggunakan antigen H pylori isolat lokal. Kit tersebut menggunakan
secretory antigen namun tidak menyertakan antigen pili dan mempunyai sensitifitas 85% dan spesifisitas 92% (Muttaqin, 2004).
Bahan
dasar untuk
alat diagnosis infeksi H pylori yang belum pemah
dikembangkan sampai saat ini adalah yang berbasis pada molekul adhesi bakteri tersebut. Untuk infeksi saluran ke�h yang disebabkan oleh Escherichia coli ternyata dapat didiagnosis dengan menggunakan molekul adhesi sub unit pili berat molekul 36 kDa
bakteri tersebut dengan
metode
Dot
Blot dengan
sensitivitas 84,6%
dan
·'
spesifitasnya 88,9% (Sudana, et. al. 2009). Sedangkan I�lam et a/. 2011 melaporkan bahwa molekul adhesi pili Salmonella typhi berat molekul 48 kDa dengan metode imunositokimia ternyata dapat digunakan untuk diagnosis demam tifoid. Laporan terakhir dari Kumiawati et al. 2011 juga menggunakan protein pili untuk alat diagnosis penyakit infeksi, meskipun pada penelitian ini belum diteliti apakan protein pili tersebut merupakan molekul adhesi. Penyakit tersebut adalah pneumoni yang disebabkan oleh bakteri Pseudomonas aeruginosa. Hasil penelitian peneliti lain menggunakan H pylori yang berasal dari penderita pectic ulcer telah menemukan profil protein dengan SDS PAGE, yang ternyata
protein
dengan
berat
molekul
42
k.Da
adalah
protein
haemaglutinin. Manfaat lain dari molekul adhesi bakteri adalah untuk bahan dasar vaksin.
Vaksin Pertactine dengan nama dagang Invarynx temyata telah beredar di Indonesia. Pertactine mengandung rnolekul adhesi Bordetella pertussis, yang dapat menggantikan komponen Pertussis (P pada DPT). V aksin ini lebih mudah diterima pada bayi atau anak karena tidak menimbulkan panas (Salyers and untuk kolera yang mengandung
Whitt, 2002). Kandidat vaksin lain adalah
molekul adhesi sub unit pili V. cholerae EI Tor berat
molekul 38 kDa. Bahan dasar kandidat vaksin ini akan lebih potensial apabila digabung dengan protein sub B kolera toxin. Adapun yang digunakan binatang cobanya pada penelitian tersebut adalah mencit (Surname et a!. 2010). Faisal et al. 2011 dengan menggunakan binatang coba yang sama temyata dapat menunjukkan bahwa daya proteksinya molekul adhesi sub unit pili berat molekul 38 k.Da yang digabung dengan sub unit B kolera toksip akan lebih meningkat lagi apabila ditambah ajuvan susu kuda Sumbawa. Kandidat vaksin berbasis molekul adhesi lain yang diperuntukkan untuk
2
dernam tifoid juga telah dilaporkan yang temyata berat molekulnya adalah 36 k.Da (Santoso, 2002). Molekul adhesin
H pylori telah dipelajari oleh
peneliti luar negeri menggunakan
berbagai jenis kultur sel seperti kultur sel primer larnbung, AGS, KAT03, sel Hep2, CHO, dan Caco-2 (Lofting, J et al, 2008). Pada penelitian akan digunakan kultur sel primer larnbung mencit dan sel line cancer colon untuk mempelajari karakter molekUler adhesin
H pylori isolat Matararn Lombok.
Molekul adhesi sub unit pili dan molekul adhesi yang berasal dari OMP bakteri V.
cholerae El Tor temyata identik (Surnamo 2000).
H pylori
adalah bakteri batang
Gram negatif non Enterobacteriace sama dengan V. cholerae, menimbulkan pertanyaan apakah juga memiliki molekul adhesi pada bagian pili dan OMP nya oleh karena itu perlu dilakukan penelitian. Keberhasilan dari penelitian
ini akan membuka era baru
penelitian lanj utan untuk mendapatkan alat diagnosis dan vaksin dari penyakit peptic ulcer yang disebabkan oleh pencukuran pili
H pylori
H pylori
secara
yang berbasis pada molekul adhesin. Selain itu
bertahap belum pemah dilakukan oleh peneliti yang
lain, sehingga penelitian ini sangat penting untuk dilakukan. Pada protokol awal penelitian ini sedianya akan menggunakan kultur sel primer lambung mencit dan sel Caco-2 untuk mempelajari karakter molekuler adhesin H. pylori isolat Mataram Lombok. Pada pelaksanaannya, pengadaan sel Caco-2 line yang merupakan sel line kanker colon manusia (Ca colon cell line) mendapatkan kendala yaitu tidak dapatnya pihak rekanan yang karni minta bantuan untuk membantu pembelian sel ini di ATCC yang berkantor di Amerika Serikat. Awalnya pihak rekanan sudah memesankan sel
ini, tetapi setelah beberapa bulan menunggu proses document
assasment, pihak rekanan barn mengabarkan bahwa proses pemesanan tidak bisa dilakukan oleh mereka dan harus peneliti langsung yang memesan ke pihak ATCC. Mengingat batas waktu
akhir penelitian sudah dekat dan keterbatasan waktu untuk kanti
memesan ulang sel tersebut, kami kemudian berkonsultasi dengan Konsultan Penelitian Prof.DR.dr.S umarno,DMM,Sp.MK masalah penggunaan sel Caco-2 line ini. Beliau menyarankan bisa mengganti dengan sel line kanker colon manusia lainnya yang ada di Indonesia dan sudah dirniliki oleh beberapa peneliti di Indonesia. Berkat kebaikan kolega peneliti dari LPPT UGM yang ternyata memiliki stok. sel line kanker colon manusia
(Cancer Colon Human Cell line, WiDr) kami dibantu pengadaan sel line kanker colon manusia WiDr ini dengan memesan dari LPPT 3
UGM.
Penelitian ini kami lm�utkan
dengan menggunakan Cancer Colon Human Cell line, WiDr untuk mempelajari karakter molekuler adhesin H. pylori isolat Mataram Lombok mengingat Cancer Colon Human Cell line, WiDr ini memiliki karak:teristik yang mirip dengan sel Caco-2 line dan telah sering digunakan untuk penelitian-penelitian pengembangan sel tumor dan sel kanker.
1.2
Rumusan masalah -
Permasalahan dari penelitian ini adalah : l.
Apakah sei line cancer colon merupakan sel reseptor H pylori galur Mataram?
2.
Apakah molekul hemaglutinin pili 49 kDa H pylori galur Mataram merupakan molekul adhesin pada lambung mencit dan sel line cancer colon ?
3.
Bagaimana respons imun penderita gastritis di Mataram terhadap molekul hemaglutinin pili 49 kDa H pylori galur Mataram ?
4
BAB U TINJAUAN PUST AKA
2.1
Epidemiologi infeksi H. pylori
H
pylori merupakan salah satu bakteri penyebab infeksi yang masih menjadi
masalah kesehatan di masyarakat. Bakteri ini merupakan bakteri penyebab gastritis dengan gejala dispepsia baik di negara-negara berkembang maupun di negara maju. Menurut Suerbaum et a/., 2002, prevalensinya mencapai 80% pada usia pertengahan di negara-negara berkembang dan sebesar 20-50% di negara maju.
2.2
Morfologi H. pylori
H
pylori adalah bakteri Gram negatif yang berbentuk spiral dengan ukuran
panjang rata-rata 2,9 J..!ID (3 -5 J..!ID) dengan lebar sekitar 0,5-0,9 J!m. Ukuran diametemya rata-rata 0,8 J!m (0,5 - 1 J!ID). Dibawah pemeriksaan dengan mikroskop elektron, bentuk spiral
H
pylori akan tampak seperti basil dengan bentuk huruf U. Bakteri ini memiliki
flagela unipolar untuk motilitasnya bergerak dengan cepat pada 1apisan musin sebanyak
4-6 buah.
Flagela ini berukuran panjang 3 -5 Jlm dan ukuran diameter 30 - 35
nm
dengan bulbus di ujungnya (Rathbone, et.al., 1989, Murray et a/., 2005).
2.3
Sifat hidup H. pylori.
H
pylori merupakan bakteri mikroaerofilik dimana hanya dapat hidup optimal
pada kadar oksigen (02) 2-5% untuk tumbuh dengan kadar C02 5-10%,
H
optimal 37° C. Untuk ku1tur
bakteri ini memerlukan karbondioksida
pylori dapat tumbuh pada suhu
H
34-40° C dengan suhu
pylori, diperlukan keadaan lingkungan dengan kadar
nitrogen (N2) 85%, C02 10% dan 02 5%. Pertumbuhan bakteri ini akan terjadi pada pH
5,5-6 dan optimal pada pH netral (Murray et a/., 2005, Kusters et al., 2006)
H pylori
dapat memproduksi
urease
sehingga menghasilkan amonia yang dapat
menetralkan kondisi asam di sekitar bakteri. Keadaan ini membuat bakteri ini dapat bertahan hidup dan dapat beradaptasi dengan baik di mukosa lambung terutama di daerah antrum (Murray et a/., 2005).
5
2.4 Patogenesis lnfeksi H. pylori
H pylori merup akan penyebab ulkus peptikum dan merupakan faktor resiko utam a untuk kanker gaster. Setiap pasien dengan diagnosis ulkus peptikum yang disebabkan oleh infeksi H pylori sebaiknya mendapat terapi antimikrobial. Dalam rentang waktu sekitar 2 minggu, pasien yang terinfeksi H pylori mengalami gastritis akut dengan keluhan nyeri di daerah ulu hati, rasa mual sampai muntah. Keadaan seperti ini sebaiknya mendapatkan terapi antibiotika sebelum infeksi
H pylori
tersebut menjadi
kronis. H pylori juga dapat hidup di tempat lain pada mukosa lambung terutama pada pasien yang mengkonsumsi obat-obatan seperti proton pump inhibitor. H pylori juga dapat menimbulkan gastritis kronis dimana memberikan gejala abdominal yang sering kambuh. Pasien-pasien dengan garnbaran gastritis atropi memiliki faktor resiko yang lebih tinggi untuk menjadi karsinoma gaster.(Fox et al., 2007) H.
pylori merupakan bakteri yang mampu berkolonisasi di lambung dengan
suasana pH yang sangat rendah. Rendahnya pH lambung merupakan salah satu hambatan mikroba untuk berkolonisasi di l ambung Bakteri ini mampu mengalahkan sistem pertahanan tubuh pasien yang kemudian infeksinya dapat menimbulkan gastritis yang sering berlanjut pada ulkus gastrium dan duodenum, dan dapat menjadi kanker gaster. (Giannakis, et al. 2008, Pandey, et al. 2010). Setelah tertelan dan masuk ke dalam saluran cema, bakteri
H pylori berhadapan
dengan mukosa lambung. H. pylori harus menghindari aktivitas bakterisidal yang terd apat dalam isi lumen lambung dan masuk ke dalam lapisan mukus. H pylori mampu berkolonisasi
di epitel lambung. H. pylori tidak menembus langsung lapisan pertahanan
epitel lambung, sehinga bakteri
engulfing
ini tergolong bakteri non invasif. Dengan kemampuan
dari sel epitel terhadap H pylori maka bakteri ini bisa memasuki sel epitel
secara pasif.
Di bagian
ini pH relatif lebih tinggi jika dibandingkan dalam cairan mukus.
Mekanisme ditentukan oleh adanya produksi urease dan motilitas bakteri. Proses k.olonisasi bisa beijalan dengan baik karena urease mampu
ini menghasilkan C02 dan NH3 yang
menetralisasi keasaman pH lambung (Sclunidt dan Henzel, 2004). Keuntungan
lain dari sifat non-invasif ini sehingga
H pylori bisa
berkolonisasi di permukaan epitel
dengan aman adalah dimana infeksi bakteri ini tidak terlalu mempengaruhi mak:rofag dan sel dendri�ik di lapisan bawah epitel lambung (Mimuro et al. 2007).
6
Makrofag dapat mengeksk.resikan nitrooksida yang berperan dalam melemahkan mikroorganisme pathogen, tetapi H
mampu mencegah aktifnya nitrooksida ini
pylori
dengan arginase yang dimilikinya (Nathan dan Shiloh, 2000; Gobert et al. , 2001). Bakteri ini juga memiliki beberapa faktor virulensi yang membantunya dalam menyebabkan penyakit pada inangnya. Mekanisme infeksi H
pylori
pada lambung
inangnya melalui beberapa tahapan yaitu perlekatan, pengikatan, penetrasi dan perusakan sel
inang. Banyak faktor yang berperan dalam proses ini, antara lain berbagai protein
membran seperti BabA, SabA, AlpA, AlpB, dan HopZ membantu perlekatan bakteri pada membran sel epitel lambung. Agar dapat menempel sel-sel epitel, H
pylori
menghasilkan adhesin berupa protein BabA. Setelah terjadinya kontak, selanjutnya dimulai berbagai proses destruktif terhadap sel epitel lambung yang dimulai dari perusakan selaput permukaan mikrovili yang berisi granula mukoid. Faktor virulensi lainnya
H. pylori
dapat menghasilkan eksotoksin, Urease yang dihasilkan
H. pylori
berkontribusi terhadap ketahanan bakteri terhadap asam lambung. Urease berperan d.alam menjaga stabilitas sel bakteri dan proses perlekatannya di epitel lambung, (Murray et al, 2005, Algood, et al. 2006). VacA yang dapat masuk ke dalam membran sel epitel
dan
membuat saluran
untuk keluar masuknya ion-ion untuk nutrisi bakteri. VacA berperan merusak pertautan antar
epitel. Saat pertautan tersebut rusak, maka makrofag subepitel meresponinya
dengan cara memicu sekresi berbagai kemokin, termasuk interleukin 8, interleukin 1 J3, nitroksida, dan faktor tumor nekrosis
a
yang semuanya merupakan komponen
proinflamatorik dan memperparah kerusakan jaringan. Ada beberapa komponen dari di permukaan sel epitel lambung. Komponen tersebut adalah laktoferin sebagai pengikat Fe2+ ekstraseluler.
mukosa lambung dapat menghambat pertumbuhan
H. pylori
Komponen lain yaitu lisozim yang berperan merusak struktur peptidoglikan dinding sel mikroba, dan defensin yang merupakan peptida antibakteri (Mimuro et al. 2007).
2.5
Komponen pili H. pylori
Pili dan flagela merupakan antigen lain dari H pylori yang juga penting. Flagela merupakan salah satu struktur bakteri H. pylori untuk motilitas yang berperan membantu menembus kekentalan mukus dan menstabilkan kolonisasi lambung. Pili pada permukaan H
pylori
H. pylori
pada epitel
berguna untuk merekatkannya pada epitel
lambung inangnya. Pada tahap perlekatan terjadi kontak dengan sel target melalui 7
glikokaliks yang diduga kuat identik dengan pili. Menempelnya pada sel epitel ini juga diperankan oleh pili dengan residu N-asetilneuraminil-(alpha-2-3)-laktosa, dan juga oleh beberapa protein dan tampaknya protein berasosiasi dengan pili (Testermann,
et al.
2001). Pili sering disebut adhesin (protein perlekatan) karena � gsinya untuk perlekatan dengan sel epitel . H disebabkan oleh
pylori
memiliki pili yang masih belum jelas karaktemya. Hal ini
masih sedikitnya penelitian mengenai pili H
merupakan hal yang menarik mengingat fungsi
pylori,
H pylori memiliki
Oleh karena itu
5 macam adhesin
dengan kemampuan perlekatan pada berbagai organ, termasuk eritrosit (Linden, 2004). Pili bakteri H
pylori terdiri dari protein
yang bisa kontak langsung dengan cairan tubuh,
sehingga komponen ini sebenarnya berpeluang untuk merangsang pembentukan antibodi terhadap keberadaan pili. BabA merupakan salah satu pili H
pylori
yang banyak
dibahas, dengan bobot 78 kDa dan merupakan protein membran yang mampu berikatan dengan antigen Lewis yang terdapat pada eritrosit golongan B manusia (Parewangi, 2009). Selain sebagai fungsi perlekatan pada sel epitel lambung, pili juga berfungsi sebagai saluran sekresi CagA ke sel epitel inang terjadi dalam beberapa tahapan dimana awalnya terjadi perakitan pada sistem sekresi tipe 4, kemudian timbulnya sinyal dari sel inang/sel
epitel
(integins
a5
dan
P1 ).
Sinyal
tersebut menginduksi
pili yang
menyebabkan pertumbuhan pili. Selanjutnya terjadi aktivasi integrins dan penempelan pili dan aktivasi FAK dan Src. Selanjutnya terjadi injeksi CagA melewati pili, posporilasi dari CagA sehingga menyebabkan kerusakan pada sel inangnya Keberadaan pili
dan karakter antigenik suatu bakteri lain telah dikenal baik pada Hemophilus
influenzae tipe b (Gilsdorf, et a/.
1989), E.
coli (Runnels, et a/.
1987), Salmonella (Smith
dan Selander, 1991).
2.6
Pengembangan tes diagnostik Uji diagnostik serologis merupakan uj i yang tidak invasif untuk diagnosa cepat pada
kasus infeksi H
pylori yang
pylori.
Berbagai kit pemeriksaan serologis menggunakan antigen H
lengkap sudah tersedia di pasaran dengan spesifisitas dan sensitivitas yang
tinggi. Pengembangan tes diagnostik serologis untuk H. pylori dapat diawali dcngan meng identifikasi
protein
yang
paling
imunogenik. 8
Validitas
dan
keakuratan
tes
diagnostik dapat ditingkatkan dengan penggabungan antigen beberapa isolat atau kombinasi beberapa jenis antigen. Penggunaan gabungan antigen beberapa isolat atau kombinasi kombinasi antigen yang sering muncul dalam infeksi bakteri ini bisa membuat diagnosa menjadi lebih spesifik dan sensitif. Antigen yang biasa dipakai pada pembuatan kit komersial seperti CagA atau VacA. Protein membran luar (OMP) H
pylori memberi
.
harapan yang lebih baik karena OMP ini berperan sebagai perantara proses perlekatan bakteri pada sel inang (Sicheng, 2007).
9
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 3.1
Tujuan Penelitian
Tujuan umum : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik molekul adhesi sub unit pili
Helicobacter pylori (H pylori) pada lambung mencit (Mus musculus) dan sel line cancer colon Tujuan khusus : 1.
Membuktikan sel line cancer colon dapat digunakan sebagai
sel reseptor H
pylori galur Mataram. 2. Membuktikan molekul
hemaglutinin pili 49 kDa H pylori galur Mataram
merupakan molekul adhesin pada sel lambung mencit dan sel line cancer colon. 3.
Mengetahui respons imun penderita gastritis di Mataram terhadap molekul hemaglutinin pili 49 kDa H pylori galur Mataram.
3.2
Manfaat penelitian
Manfaat dari penelitian ini ialah : l . Keberhasilan karakterisasi ini akan mempeijelas pathogenesis H pylori sebagai penyebab dari tukak lambung, maupun karsinoma lambung. Kejelasan dari patogenesis ini harapannya adalah dapat memberikan kontribusi kepada pemberi pelayanan kesehatan serta kepada klinisi dalam penanganan kelainan lambung yang disebabkan oleh H pylori. 2. Harapan dalam pengembangan vaksin ataupun alat diagnosis yang berbasis molekul
sub unit pili yang berperan sebagai molekul adhesi oleh infeksi H pylori. 3. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada para peneliti lain mengenai aspek molekuler dan aspek klinis infeksi H pylori sehingga dapat dimanfaatkan untuk penelitian selanjutnya dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
10
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Biakan H. pylori Isolat H
pylori
isolat Mataram
yang dipakai pada penelitian ini berasal
yang sebelumnya tersimpan
RSU Mataram Semua biakan/ kultur H .
cara
.
dibiakan ulang di media untuk
dari stok kuman dari
di pendingi.h Unit Riset Biomedik
pylori yang
ada di segarkan kernbali dengan
H pylori (agar darah
domba 5% atau media Skirrow
atau juga dengan menggunakan media Trypticase Soy Agar/ TSA dan Trypticase Soy Broth/ TSB yang ditambahkan 10% darah atau serum domba serta suplemen Dent dan lsovitalex. Media padat TSA digunakan untuk sub-kultur sedangkan media cair TSB digunakan untuk pembuatan suspensi bakteri yang akan digunakan untuk kajian selanjutnya. Proses penanaman H pylori pada media memerlukan bahan : - TSA-B - Dent - Kultur H
pylori terbaru (Tahun 2012)
- Reagen pengecatan Gram Prosedur penanaman isolat H H
pylori
pylori pada media
TSA B adalah sebagai berikut : isolat
beku ( dari stok tahun 20 12) dicairkan lalu divortex untuk homogenisasi.
Kemudian diambil 30 J.Ll isolat dan dimasukan ke dalam TSA-B. Dengan menggunakan ose
lalu digores membentuk daerah quadran. Kemudian diinkubasi pada 8% C02 37°C
selama 48 jam. Koloni yang tumbuh kemudian dilakukan pengecatan Gram (Ahwan,
et
al., 2004).
4.2 Pengecatan Gram Pengecatan
Gram menggunakan empat macam larutan yang berperan dalam
pemeriksaan ini, yaitu:
crystal violet, methyl violet,
atau
gentian violet
sebagai pewarna primer; iodin gram yang dapat menyatu dengan
yang berperan
crystal violet
dan
membentuk ikatan pada bakteri gram positif; etanol 95%, aseton, atau campuran keduanya yang dapat melunturkan wama ungu pada bakteri gram-negatif, namun tidak pada gram-positif; dan yang terakhir adalah
sa.franin
atau
air foschin
sebagai pewarna
balasan yang memberikan warna merah pada bakteri gram-negatif tanpa mempengaruhi ·warna pada
gram-positif. kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan mikroskopis dengan
perbesaran lensa objektif I OOx terhadap hasil pengecatan.
11
...3 Pembuatan suspensi eritrosit 0,5% Suspensi eritrosit yang digunakan berasal dari eritrosit kelinci, pengambilan darah dilakukan melalui vena auricularis di telinga. Diambil sebanyak
1,5
ml darah,
kemudian darah segera dimasukan ke dalarn tabung yang telah berisi antikoagulan K3EDTA kristal.
Suspensi darah dihomogenkan
dengan antikoagulan agar tidak
membeku. Kemudian dilakukan pemeriksaan hematokrit untuk menentukan persentase eritrosit kelinci tersebut. Setelah diketahui nilai hematokritnya, kemudian darah dicuci dengan mencampurkan dengan larutan NaCI disentrifus dengan kecepatan
0,85% steril sebanyak 5 ml. kemudian
6000 rpm selama 10 menit. Setelah itu supernatant dibuang
hingga tertinggal endapan eritrositnya. Kemudian endapan tersebut dicuci lagi dengan Jarutan NaCI steril
0,85%
dan dilakukan pengulangan seperti diatas. Setalah dua kali
pencucian, endapan eritrosit kemudian diencerkan dengan larutan NaCI sedemikian hingga mencapai konsentrasi akhir
0,5%. Pembuatan suspensi H pylori dengan
konsentrasi sel sejumlah tertentu dilakukan dengan cara mencuci suspensi sel bakteri.
Suspensi ini disimpan dalam lemari pendingin dan siap untuk digunakan uji bernaglutinasi (Sumarno, et.al, 1992a).
4.4 Pembuatan suspensi bakteri untuk uji hemaglutinasi Pembuatan suspensi H
pylori dengan konsentrasi
sel sejumlah tertentu dilakukan
dengan cara mencuci suspensi sel bakteri yang ditanam pada media TSA/ TSB. Pencucian menggunakan larutan garam setimbang fosfat yang terbuffer (PBS) dingin dengan konsentrasi �ecepatan
0,01 M dan her-pH 7,2 dengan cara sentrifus suspensi sel bakteri
10.000 rpm selama 15 menit). Lalu supematannya dibuang
dan suspensi sel
kemudian ditambahkan sebanyak 5 ml larutan PBS dingin diatas, dihomogenkan kemudian disentrifus kembali
dan supematannya dibuang. Proses ini diulang sebanyak
2x dan terakhir dilarutk:an dalam larutan PBS. Suspensi
kemudian disesuaikan konsentrasi sel bakterinya dengan suspensi menggunakan spektrofotometer A600=0.1 dipatok sebesar
0,1) yang setara dengan 10 10 sel
dalarn larutan PBS tadi cara
mengukur absorbansi
(A. = 600 A0 dan nilai absorbansinya H
pylori/
ml suspensi. Penyesuaian
onsentrasi sel ini dilakukan dengart menggunakan larutan PBS dingin diatas dan tetap d.ihomogenkan sampai mencapai nilai absorbansi diatas. Kemudian suspensi bakteri ini mencerkan
2x dan ini siap untuk diuj i hemaglutinasi cepat dan titrasi hemaglutinasi
urnarno, et.al, 1 992b)
.
12
4.5
Uji hemaglutinasi whole cell extract H. pylori Untuk melacak keberadaan pili bisa dilakukan uji hemaglutinasi cepat dengan
menggunakan suspensi darah kelinci 0,5% yang telah disiapkan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan 0,1 ml suspensi eritosit 1 % yang dicampur dengan 0,1
rnl
suspensi
bakteri diatas. Campur kedua suspensi tersebut di atas kaca obyek, kemudian goyang .
perlahan-lahan selama 2 sampai 3 menit. Perhatikan, apakah ada aspek seperti butiran pasir yang menandakan adanya hemaglutinasi. Titrasi aktivitas hemaglutinasi dilakukan pada isolat isolat H pylori basil dari uji hemaglutinasi cepat diatas agar bisa diketahui besarnya titer hemaglutininya secara kuantitatif. Pengujian dilakukan dengan pengenceran suspensi bakteri secara bertingkat (1 01 sampai 1 06) kali atau bisa juga dilakukan pengenceran serial (kelipatan 2) untuk menentukan nilai Hemagglutination Unit (HAU). Sebanyak 50 �1 suspensi dimasukan ke dalam sumur sumur microplate, setelah itu ditambah dengan 50
��
suspensi eritrosit
kelinci 0,5%. Campuran suspensi dihomogenkan menggur�akan rotator plate selama 1 menit, setelah itu dilakukan inkubasi pada suhu kamar selama 1 jam. Nilai titer bemaglutinin dilihat pada sumur microplate yang masih mengalarni hemaglutinasi dengan pengenceran suspensi bakteri yang terakhir.
4.6
Kultur H. pylori untuk isolasi pili
Isolat isolat H pylori dengan aktivitas hemaglutinasi yang kuat dibiakan pada media TSB/ TGC selama 24 jam pada suhu inkubasi 24°C. Kemudian setelah dikultur di media TGC tersebut, bakteri ditanam pada media TSA. padat (di petri dish). Setelah itu H
pylori diisolasi dan dicuci dengan larutan garam setimbang fosfat (PBS) pH 7.4.
Kemudian suspensi isolat tersebut kemudian dimasukan ke dalam larutan BHI (Brain
Heart Infusion) dengan volume 1 5 sampai 20 ml dan dihomogenisasi menggunakan shaker
yang direndam dalam penangas air selama 30 menit. Kemudian sebanyak 10 ml
suspensi H pylori yang sudah dihomogenkan ini dimasukan ke dalam botol yang mengandung media TCG padat dan selanjutnya diinkubasi pada suhu 3 7°C selama 2 x 24 jam (Ahwan, et al. 2004).
4.7
Pemanenan H. pylori dari basil kultur
Secara acak diambil dua botol kultur bakteri dari kultur yang ada untuk cek kemumian koloninya. Jika
semua sudah sesuai 13
dengan
harapan,
diambil
koloni bakteri
dengan cara mengeroknya perlahan laban dari media tadi dan kerokan tersebut dikumpulkan dalam botol steril. Permukaan media dikerok dengan menggunakan ose plastik tmtuk memperoleh koloni. Kemudian dilakukan suspensi kemudian di putar untuk mendapatkan endapan kuman. Hasil pemanenan berupa endapan/pellet sel H pylori 4 ml yang akan digunakan untuk pemotongan pili.
4.8
Pemotongan pili Koloni yang ada stap untuk diamati keberadaan pilinya secara mikroskopik
dengan pewarnaan khusus untuk pili atau dengan mengunakan rnikroskop elektron untuk 1ebih memastikan lagi keberadaan pilinya. Kemudian ke dalam botol yang telah berisi koloni H pylori hasil kerokan tadi ditambahkan larutan asam trikloro asetat (TCA) dengan kadar
3
-
5%. Perlahan lahan campuran ini digoyang goyang selama 1 menit dan
setelah itu dibiarkan selama
1 jam
pada suhu kamar.
Setelah itu disentrifus dengan kecepatan 6000 rpm pada suhu 4°C selama 30 menit. Kemudian supernatant disimpan dan pellet yang ada diambil (usahakan minmal jumlah pellet sebanyak 3 ml padatan sel bakteri). Kemudian pelet disuspensikan kembali dengan larutan PBS sejumlah volume yang sama dengan volume larutan TCA diatas. Suspensi ini siap untuk dicukur pil inya dengan menggunakan alat pemotong pili (pili cutter) seperti pada gambar 4 . 1 .
x--
.......
___
Gambar 4.1 Alat pemotong pili bakteri (pili cutter)
Alat pili cutter disiapkan dan diatur kecepatan rotor serta waktunya, usahakan kecepatan rotor sebesar 5000 rpm dan waktu 30 detik. Setelah ini siap, kemudian 14
suspensi H
pylori yang tercampur dengan larutan PBS tadi dimasukan ke dalam tabung
pili cutter. Hasil potongan kemudian dimasukkan ke dalam tabung eppendorf steril dan disentrifus
(12000 rpm, 60 detik). Simpan supernatan hasil sentrifugasi, peletnya yang
berisi pili diambil, kemudian disuspensikan kembali dalam larutan PBS dan sentrifus kernbali dengan kecepatan
10000 rpm selama 60 detik. Lakukan kembali pemotongan
pili dengan cara diatas dan hasil potongan dimasukan kembali ke tabung eppendorf, sentrifus kembali dengan waktu dan kecepatan yang sama sampai supernatant jemih (gunakan larutan PBS sebagai blanko/ pembanding kejernihan).
4.9
Uji SDS-PAGE bobot molekul fraksi protein pili Bahan : -Acrylamid
- Coomassie blue
-Bis-acrylamid
- Running buffer
-TEMED
- Loading buffer
-Amonium persulfat - Suspensi bakteri yang telah tercukur -Tris Cl pH
8,8; 1 ,5M
-Tris Cl pH
8,8; 0,5M
-SDS Alat-alat : -Mini protean II Elphor cell (Biorad)
-Adjustable micropipate 0,5 - 1 OJ.tl -Adjustable micropipate 10 - 1 OOJ.tl Prosedur : Membuat separating gel : dH20
4,1 ml
1,5 M Tris-HCI pH 8,8
2,5 ml
10% (w/v) SDS
0,05 ml
Acrylamid/bis-Acrylamid
3,3
ml
(30% I 0,8% w/v)
10% (w/v) ammonium persulfat 0,05 ml TEMED
0,005 ml
Membuat stacking gel (5ml) dH20
3,075ml
0,5 M Tris-HCI, pH 8,8
1 ,25 ml 15
I 0% (w/v) SDS
0,025 ml
Acrylamid/bis-Acrylamid
0,67 ml (30% I 0,8% w/v)
10% (w/v)
0,025 ml
ammonium
persulfat
0,005 ml
TEMED
Resep :
RSB/Loading Buffer dd w
4 ml
UGB/Tris HCl
1 ml
Glycerol
80 ml
10% SDS
1,6 m l
2-P merchaptoethanol 0,4 ml 0,005% BPB
0,2 ml
Rwming Buffer (1 Ox stock solution, pH 8,3) Tris Glysin SDS Ddw to 1 L adjust pH with HCI
Disiapkan sistem elektroforesis gel sodium dodesil sulfat (SDS-PAGE) menurut Laemmli ( 1 974) untuk melihat bobot molekul fraksi protein pili yang ada. Protein pili basil pemotongan terakhir dipanaskan pada suhu 1 00°C selama 30 menit dalam larutan penyangga yang telah dicampur dengan pewama biru brom fenol. Sambil melakukan pemanasan tersebut, siapkan gel yang berisi 12,5% sodium dodesil sulfat (SDS) dengan
stacking gel yang
berkonsentrasi 4%. Alat elektroforesis juga disiapkan agar bisa dialiri
listrik dengan aliran listrik 125 rnA. Disediakan juga molekul standar yang berbobot
rendah sebagai penanda untuk posisi dan bobot protein pili.
.J.lO
Isolasi hemaglutinin dari protein membran luar (OMP) sci H. pylori Endapan dari hasil cukuran terakhir pili yang masih tersisa diambil� kemudian
disuspensikan .dengan larutan PBS 0,05 M, pH 7,4 yang telah dicampur oleh larutan �OG 0,5% dengan volume yang sama banyak. Suspensi ini di vortex dengan getaran maksimal selama I men it (homogenisasi). Setelah itu di sentrifus dengan kecepatan 16
°
12.000 rpm, suhu 4 C selan1a 30 menit agar suspensi menjadi homogen sempurna. Ambil supernatannya dan disimpan pada suhu dingin. Endapan disuspensikan kembali dengan campuran larutan PBS pH 7,4 dan larutan NOG 0,5% seperti diatas. Kemudian proses ini diulang sampai 4
-
5 kali agar benar benar tuntas dalam memisahkan protein membran
luar bakteri. Supernatan yang mengandung protein membran luar ini disimpan untuk proses dialisis menggunakan membran berpori. Dari sini diharapkan aka:n terisolasi hemaglutinin dari H
pylori.
Hasil isolasi protein membrane luar (OMP) ini dilakukan
pengulangan langkah dari vortex campuran yang telah dicampur larutan PBS-NOG diatas hingga mendapatkan supernatant kembali sebanyak 6 kali (Sumarno, 2003 ) .
4.11
Uji Hemaglutinasi Pili dan OMP Fraksi pili dan OMP yang ada akan diuji aktivitas hemaglutinasinya dengan
menggunakan suspensi eritrosit kelinci 0,5% yang telah difiksasi. Diperlukan bahan
(),85% NaCI serta fraksi pili dan OMP yang akan diuji. Cara keijanya pertama dibuat serial pengenceran fraksi pili pada U shaped-bottom microplate. Kemudian diteteskan sel eritrosit kelinci. Setelah dilakukan pencampuran dengan suspensi eritrosit kelinci,
microplate
digoyang-goyang diatas rotator plate sebanyak 60 kali, lalu didiamkan pada
suhu kamar selama
1
jam. Titer hemaglutinasi dibaca pada sumur pengenceran terakhir
yang masih mengalami hemaglutinasi sempurna. Diamati adanya hemaglutinasi ditandai dengan tidak adanya titik
(+).
Sebagai suspensi eritrosit bisa juga digunakan eritrosit
manusia untuk melihat pengaruh aktivitas hemaglutinin
H pylori
terhadap eritrosit
manus1a.
4.12
Isolasi sel epitel lambunglusus mencit Seekor mencit (Mus musculus) jantan sehat berumur tiga bulan dibunuh dengan
cervical dislocation,
kemudian rongga perutnya dibuka dan dicari lambung dan usus
balusnya. Usus tersebut diambil dan dipisahkan dengan jaringan sekitarnya kemudian dipotong potong dengan masing masing potongan berukuran 5 em. Pada setiap potongan dilakukan pembukaan lumennya dengan cara memotong melintang. lsi lambung/usus dibuang, kemudian lumen dibersihkan dengan menggunakan carran PBS pH 7,4 yang mengandung
dithiothreithol
lmM dingin hingga bersih.
!C.ernudian din1asukan potongan potongan tersebut kedalam cairan yang mengandung 1 ,5 :n.I.'V{ KCl, 9,6 mM NaCl, 2,7 mM Na-citrat, 8 mM KH2P04 dan 5,6 mM Na2HP04 pH 17
7,3 dingin. Masukkan dalam penangas air pada suhu 37° C penggoyangan perlahan-lahan selama 30 menit. Cairan dibuang dan diganti dengan cairan PBS pH 7,4 yang mengandung 1,5 mM EDTA dan 0,5 mM dithiothreitol pH 7,4. Jaringan usus dalam cairan tersebut digoyang kuat pada penangan air selama 20 menit pada bagian cairann ya dibuang jaringan usus dicuci dengan menggunakan PBS pH 7,4 dengan cara sentrifugasi .
memakai kecepatan 1000 rpm selama 5 menit pada suhu 4°C tiga kali. Kemudian jaringan usus disuspensikan dalam cairan PBS pH 7,4 dikocok perlahan-lahan bagian cairan yang tampak keruh diambil dengan pipet steril dan dimasukkan dalam tabung steril. Konsentrasi sel enterosit yang ada dalam cairan tersebut dibuat 106 setiap ml dengan cara menghitungnya terlebih dahulu menggunakan kamar hitung/ hemositometer (Sumarno, 2003).
4.13 Uji adhesi H. pylori pada sel enterosit dan sel line cancer colon Sel enterosit dan sel line cancer colon WiDr dikultur dalam mikroplate 8 sumur (Nunc, Denmark), difiksasi dengan 1% larutan paraformaldehid atau 30% acetone dalam methanol (v/v), kemudian dicuci dengan PBS dan disimpan pada 4°C sampai digunakan. Selanjutnya disiapkan mikroplate 8 sumur yang dicuci 3 kali dengan 50% ethanol, 5 menit air mengalir dan selanjutnya dibilas dengan PBS. Sumuran kemudian diblok dengan I %BSA dalam PBST selama 1 jam. Strain H pylori positif hemaglutinin isolat Mataram yang telah dibiakkan kemudian disuspensikan sampai konsentrasi 105 permL dan
dimasukkan kedalam sumuran yang telah berisi suspensi enterosit atau sel line
cancer colon. Adanya penempelan H pylori pada sel permukaan sel enterosit atau sel line cancer colon dilakukan dengan teknik imunositokimia menggunakan poliklonal anti H pylori dan Universal
Detection Kit-HRP (Dako) dan diamati menggunakan mikroskop
pembesaran 200x. Sedangkan analisa penempelan molekul adhesion dilakukan dengan teknik western blotting.
4.14
Pengecatan Imunohistokimia (wltole ceU extract) Pengecatan imunohistokimia pada whole cell extract H pylori bertujuan untuk
mengetahui penempelan antigen H pylori pada permukaan sel enterosit mencit. Bahan yang diperlukan :
LSAB2 system HRP (DAKO) Polyclonal anti H.
pylori (DAKO 8047 1 ) lot 00073400 18
Whole cell extract H pylori Cara kerja pengecatan adalah pertama suspen sel enterosit dicampur antigen ekstrak H
pylori.
Sebanyak 1001-11 campuran diusapkan dipermukaan obyek gelas,
dikering anginkan dan difiksasi dengan ethanol. Kemudian diteteskan antibodi primer anti
H pylori,
inkubasi selama 15 menit pada suhu
karnar, dicuci 3 kali dengan PBS.
Dilanjutkan dengan diteteskan berturut-turut peroxidase block, Biotin link, streptavidin
dan substrat. Kemudian baru diamati dibawah mikroskop
4.15
Pengecatan Imunohistokimia antigen pili dan OMP H. pylori Pengecatan
Imunohistokimia
dilakukan
dengan
tujuan
untuk
mengetahui
penempelan antigen pili dan OMP H pylori pada permukaan sel enterosit. Bahan yang diperlukan adalah: LSAB2 system HRP (DAKO #K0637) lot : 1 0055280 Pili OMP
Polyclonal anti H pylori Cara kerja pemeriksaan ini adalah pertama-tarna suspensi sel enterosit yang telah
dicampur dengan antigen pili dan OMP diusapkan pada permukaan gelas obyek, difi.ksasi dengan ethanol. Kemudian diteteskan antibodi primer, diinkubasi selama 15 menit, Setelah itu dicuci
3 kali dengan PBS. Ditarnbahkan peroxidase block, dicuci 3
kali. Dilanjutkan ditambahkan sfreptavidin
biotin link, dicuci 3 kali. Kemudian ditambahkan
HRP. Kemudian ditarnbahkan substrat, dicuci 3 kali dan dikeringanginkan.
Setelah itu baru kemudian diarnati dibawah mikroskop.
4.16
a.
Vaksinasi Ayam Petelur Preparasi Vaksin Spuite 5 cc berisi 2 ml antigen pili Spuite 5
cc
berisi 2 ml
complete Freud's adjuvant
Spuite 5 cc berisi 2 ml antigen OMP Spuite 5 cc berisi 2 ml complete b.
Kedua
UJung
spuite
Freud's adjuvant
dihubungkan
dengan
dicampurkanlemulstfYing dengan mendorong bergantian
19
connector,
kemudian
c.
Disuntikkan 30 J..tg antigen melalui sub kutan bawah sayap ayam. Ayam yang digunakan adalah jenis ayam petelur
(Layer) lzabrown.
Suntikan yang pertama
dicampur dengan complete Freund's adjuvant. d.
Antigen
dan adj uvant tercampur sempuma hila diteteskan di permukaan air tidak
menyebar e.
Kemudian juga dilakukan vaksinasi ke 2 dan ke 3
f.
Vaksinasi ke 3, adjuvant yang digunakan diganti dengan
incomplete Freud's
adjuvant g.
Panen telur pada hari ke 5 sampru hari ke 1 7 setelah dilakukan pemberian suntikan
booster
yang ke 2.
4.17 Metode isolasi lgY dari kuning telur Pisahkan bagian putih telur dan kulit kuning telur
Immunoglobulin
G
Yolk sac
untuk isolasi anti bodi
(IgGY) Suspensikan kuning telur dengan cairan buffer A
yang mengandung 10 mM kalium fosfat dan 100 mM NaCl pada pH 7, sampai volume mencapai 30 mi. Campurkan suspensi dengan larutan prophylene
ethylene glycol 6000
(PEG) 30 ml sehingga konsentrasinya mencapai 7%. Sentrifugasi dengan menggunakan keceptan 14.000 rpm selama 1 0 menit pada suhu 4°C Ambit supematans dan saring dengan kain kasa steril. Tambahkan PEG padat pada basil saringan cairan tersebut sampai konsentrasi mencapai 12% dan aduk sampai
seluruh PEG larut. Sentrifugasi
larutan dengan menggunakan kecepatanl 4.000 rpm selarna 1 0 menit pada suhu 4° C.
Ambil pelet yang mengandung IgG Y, suspensikan dengan menggunak:an bufer A dan dicampur dengan PEG pada volume yang sama pada konsentrasi 24% dalam bufer A Sentrifugasi suspensi di pada kecepatan 14.000 rpm selama 1 0 menit pada suhu 4° C. Larutkan pelet di dengan bufer A sebanyak 1 0 ml kemudian dilakukan dialisis dalam
bufer A selama 24 jam. Sentrifugasi dengan kecepatan 12.000 rpm selama 10 menit pada sohu 4°C untuk menghilangkan kotoran. Simpan supematan pada suhu -20° C, disiapkan "'Dltuk penelitian selanjutnya (Sumarno, 2000).
4.18 Pemeriksaan IgY pada kuning telur dengan microdiluter Untuk melakukan pemeriksaan adanya IgY pada kuning telur
(egg yolk) pertama
disiapkan bahan telur ayam yang telah diimunisasi dan PHA sel anti H pylori. Langkah erjanya adalah pertama dengan menggunakan 20
microdiluter, dibuat serial pen genceran