HEALTH AND SAFETY WORK (CASE STUDY: CLEANING GLASS WINDOWS)
Achmad Suaeb, Dr. Ir. Hotniar Siringoringo,
Undergraduate Program, 2009
Gunadarma University
http://www.gunadarma.ac.id
key words: health, safety, work, cleaning glass windows
ABSTRACT : This study aims to determine the needs of workers on the prevention of accidents and illness due to work, analyzing the importance of prevention of accidents and illness due to work through the calculation of average value and weighting scale, and proposes measures to prevent accidents and illness due to work to improve the health and safety at window cleaning campus buildings. This study uses the Likert scoring, where the variable needs of workers measure form of prevention of accidents and illness due to work. Worker needs to use the nine statements that were released in the form of questionnaires to 10 respondents, namely health and safety supervision, health and safety education, training, occupational health and safety, insurance, protective hat (helmet), cover nose and mouth (mask), gloves
hand, safety shoes, safety belts. From the experiment, workers did not use protective gear so that health and safety precautions need to be proposed due to work accidents and diseases with priority based on the histogram distribution on some statements of accidents and disease prevention work must take precedence due to start from the average value of the highest to the lowest , ie, seat belts, insurance, occupational safety and health surveillance, health education and safety, occupational health and safety training, protective hat (helmet), cover nose and mouth (mask), safety shoes, gloves.
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (STUDI KASUS : PEMBERSIHAN KACA JENDELA) Achmad Suaeb Jurusan Teknil Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 16424
ABSTRAKSI Penelitian ini betujuan untuk mengetahui kebutuhan pekerja terhadap pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, menganalisis tingkat kepentingan pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja melalui perhitungan nilai rata-rata dan skala pembobotan, serta mengusulkan tindakan pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja pada pembersihan kaca jendela gedung kampus. Penelitian ini menggunakan pembobotan skala likert, di mana variabel pengukurnya berupa kebutuhan pekerja terhadap pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Kebutuhan pekerja menggunakan sembilan pernyataan yang diedarkan dalam bentuk kuesioner kepada 10 responden, yakni pengawasan kesehatan dan keselamatan kerja, pendidikan kesehatan dan keselamatan kerja, pelatihan kesehatan dan keselamatan kerja, asuransi, topi pelindung (helm), penutup hidung dan mulut (masker), sarung tangan, sepatu pengaman, sabuk pengaman. Dari penelitian diperoleh pekerja tidak menggunakan alat pelindung kesehatan dan keselamatan kerja sehingga perlu diusulkan tindakan pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan berdasarkan pada histogram distribusi prioritas pada beberapa pernyataan pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang harus didahulukan mulai dari nilai rata-rata tertinggi sampai yang terendah, yakni sabuk pengaman, asuransi, pengawasan kesehatan dan keselamatan kerja, pendidikan kesehatan dan keselamatan kerja, pelatihan kesehatan dan keselamatan kerja, topi pelindung (helm), penutup hidung dan mulut (masker), sepatu pengaman, sarung tangan. PENDAHULUAN Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari pekerjaan. Keinginan untuk
memenuhi kebutuhan hidup seharihari
menjadi
dorongan
seseorang
untuk melakukan suatu pekerjaan.
Untuk itulah perlu dilakukan
Apapun jenis pekerjaannya selalu
suatu tindakan pencegahan kecelakaan
dilakukan dalam rangka memenuhi
dan penyakit akibat kerja yang sesuai
kebutuhan
sehari-hari,
dengan
pekerjaan
yang
mulai
beresiko
dari
rendah
kebutuhan
pekerja
agar
kecelakaan dan penyakit akibat kerja
hingga pekerjaan yang beresiko tinggi.
dapat
Disamping itu faktor kesehatan dan
seefektif
keselamatan dalam bekerja masih
mungkin. Sehingga nantinya berguna
kurang diperhatikan, padahal dalam
pula bagi manajemen kampus dalam
melakukan suatu pekerjaan, faktor
menerapkan
kesehatan
bagi
kecelakaan dan penyakit akibat kerja
pekerja merupakan suatu faktor yang
di lingkungan kampus, khususnya
sangat penting dan harus diperhatikan
pada pekerjaan pembersihan kaca
agar pekerjaan tersebut dapat berjalan
jendela.
dan
keselamatan
dengan baik. Salah
dicegah
mungkin
Dalam satu
pekerjaan
yang
apakah
adalah
pekerjaan
tentang
dan
alat-alat
ilmu
mungkin, seefisien
pencegahan
kesehatan
dan
keselamatan kerja, dapat diketahui
beresiko tinggi dan perlu diperhatikan permasalahan
sedini
seseorang dengan
itu
melakukan
perilaku
yang
kesehatan dan keselamatan kerja bagi
selamat dan juga dalam kondisi yang
pesuruh
selamat
kampus,
yaitu
dalam
sehingga
para
pekerja
membersihkan kaca jendela gedung
terhindar dari kecelakaan dan penyakit
kampus
akibat kerja.
tanpa
menggunakan
alat
pelindung kesehatan dan keselamatan kerja, karena dapat beresiko terjadi kecelakaan,
misalnya
terjatuh,
TINJAUAN PUSTAKA Kesehatan Kerja
tertimpa dan terkena penyakit akibat debu, polusi udara, zat kimia beracun dll.
Pengertian dari kesehatan kerja adalah
kondisi
yang
dapat
mempengaruhi kesehatan para pekerja
(Simanjuntak,
1994).
Gangguan
Tubuh Manusia
kesehatan kerja mempunyai dampak yang terasa secara langsung dan yang tidak
langsung,
dampak
secara
langsung adalah gangguan kesehatan kerja yang dirasakan seketika itu juga oleh pekerja, sedang yang dimaksud dengan dampak secara tidak langsung adalah gangguan pada kesehatan yang dirasakan oleh pekerja setelah jangka waktu
tertentu.
Ketika
gangguan
kesehatan mulai terasa maka akan berpengaruh terhadap banyak aspek, salah
satunya
adalah
turunnya
produktivitas dari pekerja. Gangguan kesehatan yang dialami oleh pekerja dapat bersifat tidak permanen maupun permanen (Simanjuntak, 1994). Menurut
Ridley
yang di dalamnya terdiri dari banyak sekali organ yang terbungkus dalam struktur kaku (berupa kerangka) dan di ikat oleh berbagai macam otot. Organorgan
yang
berbeda
memiliki
ketergantungan satu sama lain dan memainkan
peran
menjalankan
fungsi
khusus
dalam
tubuh
secara
efektif sebagai satu kesatuan. Akan tetapi, keefektifan setiap organ ini dapat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi dan substansi-substansi yang terdapat di lingkungan sekitarnya, termasuk di lingkungan
kerja
dan
di
rumah
(Ridley, 2004).
agar kita dapat menikmati hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun pekerjaan.
manusia merupakan organisme rumit
(2004),
kesehatan merupakan unsur penting
dalam
Menurut Ridley (2004), tubuh
Kesehatan
juga
merupakan faktor penting menjaga keberlangsungan sebuah organisasi.
Menurut Ridley (2004), fungsifungsi beberapa organ utama dan bagaimana organ-organ tersebut dapat terpengaruh akan dijelaskan yaitu, tulang, berfungsi saling mengait untuk membentuk kerangka, organ tulang mempunyai kerentanan yaitu dapat rapuh dan dapat patah oleh benturan (pukulan) atau kadang oleh kekejangan otot.
Kulit,
berfungsi
untuk
cairan tubuh dan dapat rentan terkena
melindungi dan menutupi permukaan
kanker.
terluar
mempunyai
mengambil oksigen dari udara dan
kerentanan dapat di tembus oleh
mengirimnya ke darah, paru, dapat
benda-benda tajam dan menimbulkan
rentan terhadap asap dan debu-debu
luka fisik yang serius dan lemak
yang di hirup dan dapat menimbulkan
pelindungnya dapat larut oleh pelarut
kanker. Otak, berfungsi sebagai pusat
yang menimbulkan radang kulit. Usus,
pengendali seluruh tubuh, organ otak
yaitu organ pencernaan yang berfungsi
dapat
untuk menyerap sari-sari makanan,
narkotika
usus mempunyai kerentanan dapat
mengandung khlorin, rentan rusak oleh
rusak
logam-logam
tubuh,
oleh
kulit
asupan
zat-zat
yang
beracun.
Organ
rawan
paru,
berfungsi
terhadap
dari
efek-efek
pelarut
yang
tertentu,
karbon
disulfide, dan karbon monoksida.
Hati,
berfungsi
menguraikan
protein
untuk dari
usus,
Mata, berfungsi sebagai organ penglihatan
yang
rentan
terhadap
partikel-partikel
yang
pelindung dari racun-racun tubuh dan
debu,
mengganti sel-sel darah merah yang
beterbangan dan zat kimia. Telinga,
sudah rusak, organ hati mempunyai
berfungsi sebagai organ pendengaran
kerentanan dapat rusak oleh racun,
yang mencakup organ keseimbangan,
seperti pelarut organik, logam-logam
ketajaman pendengaran dapat rusak
tertentu, dan alkohol yang berlebihan.
permanen karena kebisingan yang
Organ
untuk
tinggi dalam jangka panjang. Hidung,
memisahkan air dan urea dari cairan
berfungsi sebagai organ penciuman
tubuh dan membuangnya, ginjal dapat
yang
rusak
penciuman menjadi kurang peka akibat
ginjal,
oleh
berfungsi
bahan
pelarut
yang
mengandung halogen dan beberapa logam berat lainnya. Kandung
kemih,
sangat
sensitif
dan
saraf
hidrogen sulfide. Organ
jantung,
berfungsi
berfungsi
memompa pasokan darah dan oksigen
sebagai tempat penyimpanan sampah
ke otak, otot, dan beberapa organ
lainnya, organ jantung dapat rentan oleh
karena
dipengaruhi sehingga
otot-ototnya oleh
kejutan
menghasilkan
dapat
Keselamatan Kerja Keselamatan
kerja
diartikan
listrik,
sebagai kondisi yang bebas dari resiko
percepatan
kecelakaan atau kerusakan atau dengan
atau penghentian aksi pemompaan. Menurut Ridley (2004), zat-zat
resiko yang relatif sangat kecil di bawah tingkat tertentu (Simanjuntak,
yang berbahaya dan beresiko mampu
1994).
menembus masuk ke dalam tubuh
aman/selamat perlu dukungan dari
melalui sejumlah jalur berbeda, yaitu
sarana dan prasarana keselamatan yang
asupan
mulut
berupa peralatan keselamatan, alat
hirupan
perlindungan diri dan rambu-rambu.
makanan
kemudian
melalui
menuju
usus,
Kondisi
kerja
yang
pernapasan menuju paru, penyerapan
Alat-alat yang tergolong
melalui kulit, langsung melalui luka
penunjang keselamatan kerja tersebut
dan
Tindakan
antara lain adalah helm, sarung tangan,
pencegahan sederhana dapat mencegah
masker, jaket pelindung, peralatan
pemasukan ini, yaitu dengan dilarang
kebakaran, dan pelindung kaki. Untuk
makan di tempat kerja, menjaga
prasarana keselamatan seperti rambu-
kebersihan
rambu/tanda peringatan memerlukan
sayatan
diri,
terbuka.
mencuci
tangan
sebelum makan, dilarang merokok di
ketentuan-ketentuan
tempat kerja, menggunakan pelindung
terlihat, mudah di baca, dan tahan
pernapasan yang sesuai untuk zat-zat
lama; di tulis dalam bahasa resmi
tertentu, menyediakan ventilasi keluar,
negara yang menggunakan produk
ekstraksi uap dan debu, menggunakan
yang dimaksud, kecuali bila secara
sarung tangan, membersihkan area
teknis salah satu bahasa tertentu
terkontaminasi
sabun,
dianggap lebih sesuai; ringkas dan
menggunakan krim pelindung kulit,
jelas; dan menjelaskan tingkat bahaya
mengobati
dan memberikan cara mengurangi
luka
dengan
seluruh
sayatan,
menutupi luka dan sayatan ketika bekerja.
yaitu
sebagai
resiko (Simanjuntak, 1994).
mudah
Keselamatan
kerja
bertujuan
bersalah,
kelelahan,
kejenuhan,
untuk melindungi keselamatan tenaga
kebosanan, kerja tim, dan hirarki
kerja di dalam melaksanakan tugasnya
manajemen
dengan
juga melindungi keselamatan setiap
keselamatan
kerja
orang yang berada di tempat kerja,
Termasuk
selain
keyakinan,
itu
melindungi
keamanan
mengutamakan (Wong
bagaimana dan
2003). sikap,
persepsi
secara
peralatan dan sumber produksi agar
kelompok dalam menjabarkan norma-
selalu dapat digunakan secara efisien
norma dan nilai-nilai
(Suma’mur, 1996).
bereaksi
Keselamatan kerja pada dasarnya mencari
dan
kelemahan
mengungkapkan
operasional
yang
dan
agar dapat
bertindak
untuk
mengontrol adanya resiko dari sumber bahaya (Hale, 2000). Peningkatan
pemahaman
memungkinkan terjadinya kecelakaan.
terhadap keselamatan di tempat kerja
Fungsi ini dapat dilaksanakan dengan
dapat melalui perbandingan persepsi
dua cara yaitu dengan mengungkapkan
pekerja terhadap pimpinan, dimana
sebab sesuatu kecelakaan (akarnya),
sebenarnya standar dan aturan yang
dan meneliti apakah pengendalian
relevan akan membantu pimpinan
secara cermat dilaksanakan atau tidak
untuk memberi arahan secara persuasif
(Silalahi, 1995).
tentang faktor pekerjaan yang beresiko
Karakteristik
organisasi
yang
berbudaya keselamatan positif antara
kecelakaan (Brown dkk, 2000). Kinerja
keselamatan
dapat
lain adalah adanya komunikasi yang
menjadi lebih baik, karena diawali dari
penuh saling kepercayaan, memiliki
persepsi yang tepat tentang perilaku
persepsi bersama terhadap pentingnya
selamat terkait dengan faktor kerja
keselamatan
yang beresiko kecelakaan tersebut, jika
keyakinan
diri
berdasarkan
rasa
terhadap
usaha
pekerja
memiliki
persepsi
bahwa
pencegahan yang terukur. Hal tersebut
program keselamatan cenderung tidak
berdampak nyata terhadap bagaimana
akan efektif atau bahwa pimpinan
mensikapi
tidak memiliki perhatian terhadap
ketegangan
kerja,
rasa
keselamatan kerja, maka tenaga kerja
kemungkinan pekerja untuk terkena
akan
kecelakaan kerja.
berperilaku
yang
cenderung
untuk tidak mengikuti semua prosedur keselamatan kerja (Hagan dkk, 2001).
Menurut beberapa
Ridley
contoh
(2004),
tipikal penyebab
kecelakaan kerja adalah situasi kerja, yaitu pengendalian manajemen yang
Kecelakaan Kerja Menurut
domino
kurang, standar kerja yang minim,
Heinrich, suatu kecelakaan bukanlah
tidak memenuhi standar, perlengkapan
suatu peristiwa tunggal; kecelakaan ini
yang gagal atau tempat kerja yang
merupakan
serangkaian
tidak mencukupi; kesalahan orang,
penyebab yang saling berkaitan. Jika
yaitu keterampilan dan pengetahuan
satu domino jatuh maka domino ini
yang
akan menimpa domino-domino yang
mental, motivasi yang minim atau
lainnya hingga domino yang terakhir
salah penempatan, perhatian yang
pun jatuh, artinya kecelakaan. Jika
kurang; tindakan tidak aman, yaitu
salah satu dari domino (sebab-sebab)
tidak mengikuti metode kerja yang
itu
telah disetujui, mengambil jalan pintas,
hasil
dihilangkan,
teori
dari
misalnya,
kita
minim,
masalah
fisik
atau
atau
melakukan tindakan keselamatan kerja
menyingkirkan
tidak
yang benar, maka tidak akan ada
menggunakan
kecelakaan (Ridley, 2004).
keselamatan kerja; kecelakaan, yaitu
perlengkapan
Penyebab kecelakaan menurut
kejadian yang tidak terduga, akibat
Anton (1989), adalah perilaku yang
kontak dengan mesin atau listrik yang
tidak aman, yaitu setiap tindakan pada
berbahaya, terjatuh, terhantam mesin
bagian dari manusia/pekerja yang akan
atau
meningkatkan kemungkinan terkena
sebagainya.
material
yang
jatuh,
dan
kecelakaan kerja. Kondisi yang tidak
Secara statistik diungkapkan
aman adalah kondisi dalam lingkungan
bahwa 80% kecelakaan disebabkan
kerja
oleh perbuatan yang tidak selamat dan
yang
meningkatkan
hanya 20% oleh kondisi yang tidak
selamat (Silalahi, 1995). Prinsip yang harus
di
pegang
kesalahan
utama
adalah
bahwa
sebagian
besar
(2) Kerugian yang terselubung, tahun 1959, Heinrich menyusun daftar kerugian
terselubung
akibat
kecelakaan, kerugian, atau kerusakan
kecelakaan kerja yaitu, kerugian akibat
terletak pada pekerja yang kurang
hilangnya waktu karyawan yang luka;
bergairah, kurang terampil, kurang
kerugian
tepat, terganggu emosinya, yang pada
karyawan yang berhenti kerja karena
umumnya menyebabkan kecelakaan
rasa
dan kerugian (Silalahi, 1995).
membantu menolong karyawan yang
Menurut terdapat
dua
akibat
ingin
hilangnya
tahu,
rasa
Sudarjana,
1996
luka, alasan-alasan lain.
kerugian
akibat
Kerugian
waktu
simpati,
akibat
hilangnya
kecelakaan kerja yaitu, (1) Kerugian
waktu bagi mandor, para pimpinan
yang
lainnya antara lain karena membantu
terlihat
diantaranya
adalah
kerusakan pada bagian mesin, pesawat,
karyawan
alat kerja, bahan, proses, tempat dan
penyebab kecelakaan, mengatur agar
lingkungan
rusak
proses produksi di tempat karyawan
kekacauan
yang luka tetap dapat dilanjutkan oleh
karena
kerja
mungkin
kecelakaan;
yang
luka,
organisasi, akibat kerusakan tersebut
karyawan
terjadilah kekacauan organisasi dalam
melatih ataupun menerima karyawan
proses
baru
produksi;
kesedihan,
orang
keluhan yang
dan
lainnya,
menyelidiki
untuk
memilih
menggantikan
dan
posisi
tertimpa
karyawan yang terluka, menyiapkan
kecelakaan mengeluh dan menderita
laporan peristiwa kecelakaan atau
sedangkan keluarga dan kawan-kawan
menghadapi dengan pendapat sebelum
akan bersedih hati; kelainan dan cacat,
dikeluarkannya suatu penjelasan resmi.
kecelakaan tidak jarang berakibat luka-
Kerugian akibat penggunaan
luka, terjadinya kelainan tubuh dan
waktu
dari
petugas
cacat; kematian, kecelakaan bahkan
pertolongan
dapat merenggut nyawa dan brakibat
departemen
kematian.
pembiayaan ini di tanggung oleh
pertama rumah
pemberi dan
sakit,
staf apabila
perusahaan asuransi; kerugian akibat
serupa yang terus berlangsung semasa
rusaknya
karyawan yang terluka tidak produktif.
mesin,
perkakas
atau
peralatan lainnya atau oleh karena tercemarnya
bahan-bahan
baku;
Pencegahan
kerugian
insidental
akibat
Kerja
terganggunya
produksi,
kegagalan
Kecelakaan
Akibat
Menurut Ridley (2004), sasaran
memenuhi pesanan pada waktunya,
pencegahan
kehilangan bonus, pembayaran denda
mencegah terjadinya kecelakaan dan
atau akibat-akibat lainnya yang serupa;
jika kecelakaan terjadi, mencegahnya
kerugian akibat pelaksanaan sistem
agar tidak terulang kembali. Prosedur
kesejahteraan
pencegahan kecelakaan kerja adalah
dan
masalah
bagi
karyawan.
kecelakaan
mengidentifikasi
Kerugian
bahaya,
keharusan
menghilangkan bahaya, mengurangi
untuk meneruskan pembayaran penuh
bahaya hingga seminim mungkin jika
bagi karyawan yang dulu terluka
penghilangan
setelah
dilakukan, melakukan penilaian resiko
mereka
akibat
adalah
bekerja
kembali,
bahaya
walaupun mereka hanya menghasilkan
residual,
separuh dari kemampuan saat normal;
residual (Ridley, 2004).
tidak
mengendalikan
dapat
resiko
kerugian akibat hilangnya kesmpatan
Menurut Ridley (2004), teknik-
memperoleh laba dari produktivitas
teknik praktis pencegahan kecelakaan
karyawan yang terluka dan akibat
adalah nyaris, yaitu membudayakan
mesin yang menganggur; kerugian
pelaporan
kecelakaan
yang timbul akibat ketegangan atau
terjadi,
menyelidikinya
menurunnya
mencegah
moral
kerja
karena
yang nyaris
kecelakaan
untuk serius,
kecelakaan tersebut; kerugian biaya
menumbuhkan budaya tidak saling
umum
menyalahkan;
misalnya
perkaryawan biaya
yang
luka,
penerangan,
pemanasan, sewa dan hal lain yang
identifikasi
bahaya,
yaitu dengan melakukan inspeksi, melalui
patroli
dan
inspeksi
keselamatan kerja, dan sebagainya,
laporan dari operator, laporan dalam
pakaian
jurnal-jurnal
penyingkiran
pelindung mata, penutup hidung dan
bahaya, yaitu dengan sarana-sarana
mulut (masker), penyumbat telinga,
teknis, mengubah pabrik, mengubah
sarung tangan, sepatu pengaman, (k)
material,
proses;
peringatan tanda-tanda, (l) penerangan,
dengan
(m) ventilasi dan pengaturan suhu.
teknis;
mengubah
pengukuran sarana
bahaya,
yaitu
teknis
kerja,
topi
pelindung,
memodifikasi
Alat pelindung diri adalah alat
perlengkapan,
pemberian
yang digunakan oleh para pekerja
perlindungan/kumbung,
pemberian
selama menjalankan pekerjaan sesuai
alat
melakukan
dengan kriteria pekerjaan masing-
penilaian sisa resiko; pengendalian
masing dengan maksud dan tujuan
resiko residual, yaitu dengan sarana
untuk melindungi pekerja agar selama
teknis-alarm, pemutusan aliran, dan
bekerja mendapat kenyamanan dan
sebagainya, sistem kerja yang aman,
keselamatan (Suma’mur, 1996).
pelindung
diri;
pelatihan para pekerja. Menurut Labour
Menurut
ILO
(International
Organization)
Ridley
(2004),
perlindungan yang disediakan oleh
1989,
beberapa jenis alat pelindung diri
pencegahan kecelakaan dan penyakit
adalah helm keras, dapat melindungi
akibat kerja diklasifikasikan yaitu, (a)
kepala dari benda-benda jatuh; tutup
peraturan-peraturan, (b) standarisasi,
telinga dan sumbat telinga, dapat
(c)
melindungi telinga dari suara bising;
pengawasan,
(d)
penelitian
baik
psikologis
maupun
penelitian-
teknik
medis,
statistik,
(e)
kaca
mata
melindungi
pelindung, mata
dari
debu
dan
pendidikan, (f) pelatihan, (g) persuasi,
partikel-partikel
(h)
dan
penutup hidung dan mulut (masker),
pengaturan ruangan yang baik, (j)
dapat melindungi paru dari debu, asap,
tindakan-tindakan
dan
asuransi,
(i)
penataan
atau
pemakaian
gas
yang
dapat
beracun;
beterbangan;
sarung
tangan
alat-alat pengaman yang dilakukan
pelindung, dapat melindungi tangan
oleh masing-masing individu berupa
dari tepi-tepi dan ujung yang tajam;
sepatu pengaman, dapat melindungi
akibat kerja yang diisi oleh responden
kaki dari terpeleset, tertusuk benda
sebanyak 10 orang sebagai objek
tajam di lantai, benda jatuh; tali-temali
penelitian.
pelindung, dapat melindungi diri dari
pengumpulan data dilakukan dengan
terjatuh.
cara mengambil gambar dari para pekerja
Selain
pada
itu
saat
juga
melakukan
pekerjaannya.
METODOLOGI PENELITIAN
Pengumpulan
Data dan Variabel Pada penelitian ini data yang
data
pada
penelitian ini menggunakan kuesioner
dikumpulkan berupa data primer. Data
yang
primer merupakan data yang diperoleh
menggunakan
melalui wawancara langsung dengan
responden dibatasi dalam menjawab
para pekerja dan penyebaran kuesioner
pertanyaan yaitu “Sangat Penting (SP),
yang berisi pernyataan menyangkut
bobot 5 ”, “Penting (P), bobot 4”,
kebutuhan
“Cukup
Penting (CP), bobot 3”,
pencegahan kecelakaan dan penyakit
“Tidak
Penting
akibat kerja dalam membersihkan kaca
“Sangat Tidak Penting (STP), bobot
jendela
1”.
pekerja
gedung
Universitas
terhadap
kampus
Gunadarma.
E
di
bersifat
tertutup skala likert
Rancangan
(TP),
dengan dimana
bobot
kuesioner
2”,
yang
Variabel
digunakan terdiri dari 20 pernyataan
penelitian adalah kebutuhan pekerja
tentang kebutuhan pekerja terhadap
terhadap pencegahan kecelakaan dan
pencegahan kecelakaan dan penyakit
penyakit akibat kerja.
akibat kerja yang didasarkan dari International
Teknik Pengumpulan Data. Pengumpulan penelitian
wawancara langsung
Organization
(ILO) tentang pencegahan kecelakaan
data
diperoleh
Lobour
dalam
dan penyakit akibat kerja yang terdiri
melalui
dari peraturan-peraturan; standarisasi;
dengan
para
pengawasan
kesehatan
dan
pekerja dan penyebaran kuesioner
keselamatan kerja; penelitian teknik
pencegahan kecelakaan dan penyakit
medis, psikologis, statistik; pendidikan
kesehatan
dan
keselamatan
kerja;
pelatihan kesehatan dan keselamatan
kampus E Universitas Gunadarma, Jl. Akses UI, Kelapa Dua, Depok.
kerja; persuasi; asuransi; penataan dan pengaturan ruangan yang baik; pakaian kerja;
topi
pelindung
Teknik Analisis Data
(helm);
Analisis data penelitian ini
pelindung mata; penutup hidung dan
adalah
mulut (masker); penyumbat telinga;
terhadap pencegahan kecelakaan dan
sarung
tangan;
penyakit akibat kerja. Pengukuran
sabuk
pengaman;
sepatu
pengaman;
peringatan
tentang
kebutuhan
pekerja
dan
dilakukan dengan menghitung rata-rata
tanda-tanda; penerangan; ventilasi dan
nilai (mean) terhadap masing-masing
pengaturan suhu.
pernyataan
tentang
pencegahan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Perhitungan nilai rata-rata (mean)
Penentuan Jumlah Sampel Sampel yang diambil dalam penelitian
ini
bedasarkan
masing-masing pernyataan di dapat
pada
dari total jumlah jawaban di kali bobot
purposive sampling atau yang dikenal
nilai dan di bagi jumlah responden.
juga dengan sampling pertimbangan.
Hasil
Pengambilan sampel dengan metode
(mean)
ini dikarenakan peneliti mempunyai
mengukur tingkat kebutuhan pekerja
pertimbangan-pertimbangan tertentu di
terhadap pencegahan kecelakaan dan
dalam pengambilan sampelnya atau
penyakit akibat kerja dan dengan
dengan kata lain penentuan sampel
menggunakan skala likert yang terdiri
tersebut untuk tujuan tertentu. Jumlah
atas 5 pembobotan, yaitu “Sangat
sampel yang digunakan yaitu sebanyak
Penting (SP), bila nilai rata-rata/bobot
10 (sepuluh) orang pekerja yang
5 ”, “Penting (P), bila nilai rata-
bekerja membersihkan kaca jendela di
rata/bobot 4”, “Cukup Penting (CP),
kampus E Universitas Gunadarma.
bila nilai rata-rata/bobot 3”, “Tidak
Penelitian ini dilakukan bertempat di
Penting (TP), bila nilai rata-rata/bobot
perhitungan akan
nilai
digunakan
rata-rata untuk
2”, “Sangat Tidak Penting (STP), bila
yang tinggi, di samping itu pekerjaan
nilai rata-rata/bobot 1”.
dilakukan
di
atas
bidang
miring
sehingga sangat rawan terpeleset dan PEMBAHASAN DAN ANALISIS
terjatuh. Pekerjaan pembersihan kaca
Pengumpulan Data
jendela tersebut seperti ditunjukkan
Deskripsi
Pekerja
Pembersihan
pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2.
Kaca Jendela Berdasarkan hasil wawancara dan
pengamatan
secara
langsung
terhadap pekerja dalam membersihkan kaca jendela kampus di dapat bahwa jumlah
pekerja
pembersihan
kaca
jendela di kampus E Universitas Gunadarma yaitu 10 orang pekerja, masing-masing gedung yang terdiri
Gambar 4.1 Pekerja Saat
dari 5 gedung memiliki 2 orang
Membersihkan Kaca Jendela Tampak
pekerja.
Pekerjaan
tersebut
Depan
membutuhkan lama waktu antara 1-2 jam
untuk
membersihkan
jendela
gedung kampus pada setiap gedung yang terdiri dari 4 lantai. Pekerjaan pembersihan
kaca
jendela
tidak
dilakukan setiap hari, hanya pada harihari
tertentu
saja
para
pekerja
membersihkan kaca jendela, hal ini disebabkan mereka juga harus bekerja Gambar 4.2 Pekerja Saat
menyapu, mengepel, dll. Pekerjaan
tersebut
Membersihkan Kaca Jendela Tampak
sangat
berbahaya karena berada pada tempat
Samping
Hasil
Penyebaran
Tabel 4.1 Karakteristik Pekerja
Kuesioner No
Penelitian Kuesioner
penelitian
Pekerja
adalah
Jenis
Usia
Kelamin
(Tahun)
(L/P)
kuesioner pencegahan kecelakaan dan untuk
1
Pekerja 1
L
22
pekerja
2
Pekerja 2
L
42
terhadap pencegahan kecelakaan dan
3
Pekerja 3
L
23
penyakit akibat kerja ketika mereka
4
Pekerja 4
L
43
bekerja pada kondisi yang tidak aman.
5
Pekerja 5
L
18
penyakit
akibat
mengetahui
kerja
kebutuhan
Pengisian kuesioner dilakukan dengan memberikan tanda check list (√)
Tabel 4.1 Karakteristik Pekerja
mengenai pernyataan pekerja terhadap
(Lanjutan)
pencegahan kecelakaan dan penyakit
6
Pekerja 6
L
18
akibat kerja yang terdiri dari 20
7
Pekerja 7
L
20
pernyataan (Lampiran 1).
8
Pekerja 8
L
24
terhadap
9
Pekerja 9
L
23
pencegahan kecelakaan dan penyakit
10
Pekerja 10
L
21
Tingkat
akibat
kerja
kebutuhan
di
ukur
dengan yaitu
Dari Tabel 4.1 dapat diketahui
“Sangat Penting (SP) = 5 ”, “Penting
sebagian besar usia pekerja berusia
(P) = 4”, “Cukup Penting (CP) = 3”,
muda, hal ini dapat beresiko tinggi jika
“Tidak Penting (TP) = 2”, “Sangat
pekerjaan
Tidak Penting (STP) = 1”. Dari hasil
menggunakan alat keselamatan dan
kuesioner,
diketahui
kesehatan kerja karena usia muda
pekerja-pekerja
cenderung bekerja kurang hati-hati di
menggunakan
karakteristik
skala
dapat dari
likert
tersebut yang terdapat pada Tabel 4.1.
yang
dilakukan
tidak
tambah lagi pekerjaan yang dilakukan juga beresiko tinggi. Pencegahan
kecelakaan
dan
penyakit akibat kerja di dapat dari
International
Labour
Organization
ruangan yang baik; pakaian kerja;
(ILO) tentang pencegahan kecelakaan
pelindung mata; penyumbat telinga;
kerja
peringatan
(Lampiran
penyebaran
1).
kuesioner
Dari
hasil
dan
tanda-tanda;
pencegahan
penerangan; ventilasi dan pengaturan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja
suhu, tidak dibutuhkan oleh pekerja
diketahui dari ke dua puluh pernyataan
dengan
tentang pencegahan kecelakaan akibat
menjawab “Tidak Penting (TP)” dan
kerja hanya sembilan yang dibutuhkan
“Sangat
pekerja dalam membersihkan kaca
terhadap
jendela seperti ditunjukkan pada Tabel
tersebut di atas, oleh karena itu tidak
4.2,
dilakukan perhitungan lebih lanjut
sedangkan
untuk
pernyataan
sebab
semua
Tidak
Penting
pernyataan
untuk
peraturan;
tingkat kebutuhan pekerja.
penelitian
mengetahui
(STP)”
pencegahan
pencegahan lainnya seperti peraturanstandarisasi;
pekerja
seberapa
besar
teknik medis, psikologis, statistik; persuasi; penataan dan pengaturan Tabel 4.2 Hasil Penyebaran Kuesioner Kebutuhan Pencegahan kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja
No
Jawaban
Pernyataan Kebutuhan Pekerja SP
P
CP
TP
STP
1
Pengawasan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
5
4
1
-
-
2
Pendidikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
2
6
2
-
-
3
Pelatihan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
2
6
2
-
-
4
Asuransi
8
2
-
-
-
5
Topi Pelindung (Helm)
-
10
-
-
-
6
Penutup Hidung dan Mulut (Masker)
-
10
-
-
-
7
Sarung Tangan
-
8
2
-
-
8
Sepatu Pengaman
-
10
-
-
-
9
Sabuk Pengaman
10
-
-
-
-
Tabel
4.2
menunjukkan
Topi pelindung (helm) yaitu,
kebutuhan pekerja dari hasil kuesioner
10 responden menyatakan penting (P).
yang disebarkan kepada 10 responden
Penutup hidung dan mulut (masker)
bahwa untuk pengawasan kesehatan
yaitu,
dan
5
penting (SP). Sarung tangan yaitu, 8
responden menyatakan sangat penting
responden menyatakan penting (P) dan
(SP), 4 responden menyatakan penting
2
(P) dan 1 responden menyatakan
penting (CP). Sepatu pengaman yaitu,
cukup penting (CP).
10 responden menyatakan penting (P).
keselamatan
Pendidikan
kerja
yaitu,
kesehatan
dan
keselamatan kerja yaitu, 2 responden
10
responden
responden
menyatakan
menyatakan
cukup
Sabuk pengaman yaitu, 10 responden menyatakan sangat penting (SP).
menyatakan sangat penting (SP), 6 responden menyatakan penting (P) dan 2
responden
menyatakan
cukup
Analisa Data Hasil
kuesioner
penelitian
penting (CP). Pelatihan kesehatan dan
tentang pencegahan kecelakaan dan
keselamatan kerja yaitu, 2 responden
penyakit akibat kerja yang disebarkan
menyatakan sangat penting (SP), 6
kepada 10 pekerja diketahui terdapat
responden menyatakan penting (P) dan
sembilan pernyataan (Tabel 4.2) yang
2 responden meyatakan cukup penting
masuk kategori sangat penting, penting
(CP). Asuransi yaitu, 8 responden
dan cukup penting. Ke sembilan
menyatakan sangat penting (SP) dan 2
pernyataan
responden menyatakan penting (P).
kecelakaan dan penyakit akibat kerja selanjutnya
tentang
dilakukan
pencegahan
perhitungan
untuk
mencari
kebutuhan
nilai
terhadap
rata-rata
Tabel 4.3 Pengawasan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
masing-masing
pernyataan. Skala likert digunakan untuk mengukur tingkat kebutuhan pekerja
tentang
Bobot
Jawaban Jumlah
Nilai
pencegahan
Jumlah x Bobot Nilai
kecelakaan dan penyakit akibat kerja,
SP
5
5
25
yaitu sangat penting (bobot 5), penting
P
4
4
16
(bobot 4), cukup penting (bobot 3),
CP
1
3
3
tidak penting (bobot 2), sangat tidak
TP
0
2
0
STP
0
1
0
penting (bobot 1). Berikut adalah analisa
tingkat
kebutuhan
pekerja
terhadap pencegahan kesehatan dan
Total Jumlah x Bobot
44
Nilai
keselamatan kerja :
Jumlah Responden Pengawasan
Kesehatan
dan
10 4,4
Rata-rata
(Penting)
Keselamatan Kerja Tingkat pengawasan
kebutuhan
terhadap
kesehatan
dan
keselamatan kerja dapat di lihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 menunjukkan, nilai
rata-rata
kebutuhan
pekerja
terhadap pengawasan kesehatan dan keselamatan
kerja
penyebaran kuesioner.
dari
hasil
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa pengawasan
kesehatan
dan
keselamatan kerja memiliki rata-rata kebutuhan 4,4 yang di dapat dari hasil total jumlah pernyataan di kali bobot nilai dan di bagi jumlah responden. Dari rata-rata tersebut jika dibulatkan berarti nilainya menjadi 4, dalam skala pembobotan maka 4 berarti penting untuk
pengawasan
keselamatan kerja.
kesehatan
dan
Pendidikan
Kesehatan
dan
pernyataan di kali bobot nilai dan di
Keselamatan Kerja Tingkat
yang di dapat dari hasil total jumlah
terhadap
bagi jumlah responden. Dalam skala
pendidikan kesehatan dan keselamatan
pembobotan maka 4 berarti penting
kerja dapat di lihat pada Tabel 4.4.
untuk
Tabel 4.4 menunjukkan, nilai rata-rata
keselamatan kerja.
kebutuhan
kebutuhan
pekerja
pendidikan
kesehatan
dan
terhadap
pendidikan kesehatan dan keselamatan
Pelatihan Kesehatan dan Keselamatan
kerja dari hasil penyebaran kuesioner.
Kerja
Tingkat
kebutuhan
terhadap
Tabel 4.4 Pendidikan Kesehatan dan
pelatihan kesehatan dan keselamatan
Keselamatan Kerja
kerja dapat di lihat pada Tabel 4.5.
Jawaban Jumlah
Bobot Nilai
Jumlah x
Tabel 4.5 menunjukkan, nilai rata-rata
Bobot
kebutuhan pekerja terhadap pelatihan
Nilai
kesehatan dan keselamatan kerja dari
SP
2
5
10
P
6
4
24
CP
2
3
6
TP
0
2
0
STP
0
1
0
Total Jumlah x Bobot Nilai Jumlah Responden Rata-rata
40 10 4 (Penting)
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan dan keselamatan kerja memiliki rata-rata kebutuhan 4
hasil penyebaran kuesioner.
Tabel 4.5 Pelatihan Kesehatan dan
Asuransi
Keselamatan Kerja
Jawaban Jumlah
Bobot Nilai
Tingkat
terhadap
Jumlah x
asuransi dapat di lihat pada Tabel 4.6.
Bobot
Tabel 4.6 menunjukkan, nilai rata-rata
Nilai
kebutuhan pekerja terhadap asuransi
SP
2
5
10
P
6
4
24
CP
2
3
6
TP
0
2
0
STP
0
1
0
Total Jumlah x Bobot
dari hasil penyebaran kuesioner.
Tabel 4.6 Asuransi
Jawaban
40
Jumlah
Bobot Nilai
Jumlah x Bobot Nilai
SP
8
5
40
10
P
2
4
8
4
CP
0
3
0
(Penting)
TP
0
2
0
STP
0
1
0
Nilai Jumlah Responden Rata-rata
kebutuhan
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa pelatihan kesehatan dan keselamatan
Total Jumlah x Bobot Nilai
48
Jumlah Responden
10
kerja memiliki rata-rata kebutuhan 4
4,8
yang didapat dari hasil total jumlah
Rata-rata
(Sangat
pernyataan di kali bobot nilai dan di
penting)
bagi jumlah responden. Dalam skala pembobotan maka 4 berarti penting untuk
pelatihan
keselamatan kerja.
kesehatan
dan
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa asuransi memiliki rata-rata kebutuhan 4,8 yang di dapat dari hasil total jumlah pernyataan di kali bobot nilai dan di bagi jumlah responden. Dari rata-rata
tersebut
jika
dibulatkan
berarti nilainya menjadi 5, dalam skala
rata kebutuhan 4 yang di dapat dari
pembobotan maka 5 berarti sangat
hasil total jumlah pernyataan di kali
penting untuk asuransi.
bobot nilai dan di bagi jumlah responden. Dalam skala pembobotan
Topi Pelindung (Helm)
Tingkat
maka 4 berarti penting untuk topi
kebutuhan
terhadap
pelindung (helm).
topi pelindung (helm) dapat di lihat pada
Tabel
4.7.
Tabel
4.7
menunjukkan, nilai rata-rata kebutuhan pekerja terhadap topi pelindung (helm) dari hasil penyebaran kuesioner.
Penutup
Hidung
dan
Mulut
kebutuhan
terhadap
(Masker) Tingkat
penutup hidung dan mulut (masker) dapat di lihat pada Tabel 4.8. Tabel 4.8
Tabel 4.7 Topi Pelindung (Helm)
Jawaban Jumlah
Bobot Nilai
Jumlah x
pekerja terhadap penutup hidung dan
Bobot
mulut (masker) dari hasil penyebaran
Nilai
kuesioner.
SP
0
5
0
P
10
4
40
CP
0
3
0
TP
0
2
0
STP
0
1
0
Total Jumlah x Bobot Nilai Jumlah Responden Rata-rata
menunjukkan, nilai rata-rata kebutuhan
40 10 4 (Penting)
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa topi pelindung (helm) memiliki rata-
Tabel 4.8 Penutup Hidung dan Mulut
4.9. Tabel 4.9 menunjukkan, nilai rata-
(Masker)
rata kebutuhan pekerja terhadap sarung
Jawaban Jumlah
Bobot Nilai
Jumlah x Bobot
0
5
0
P
10
4
40
CP
0
3
0
TP
0
2
0
STP
0
1
0 40
Nilai Jumlah Responden Rata-rata
kuesioner.
Nilai
SP
Total Jumlah x Bobot
tangan dari hasil penyebaran
Tabel 4.9 Sarung Tangan
Jawaban Jumlah
Nilai
0
P
8
4
32
CP
2
3
6
2
0
1
0
STP
0 0
Total Jumlah x Bobot Nilai Jumlah Responden
penutup hidung dan mulut (masker)
dapat
dari
hasil
total
Nilai
5
4
memiliki rata-rata kebutuhan 4 yang di
Bobot
0
TP
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa
Jumlah x
SP
10
(Penting)
Bobot
Rata-rata
38 10 3,8 (Penting)
jumlah
pernyataan di kali bobot nilai dan di
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa
bagi jumlah responden. Dalam skala
sarung tangan memiliki rata-rata 3,8
pembobotan maka 4 berarti penting
yang di dapat dari hasil total jumlah
untuk penutup hidung dan mulut
pernyataan di kali bobot nilai dan di
(masker).
bagi jumlah responden. Dari rata-rata tersebut jika dibulatkan berarti nilainya
Sarung Tangan
Tingkat kebutuhan terhadap sarung tangan dapat di lihat pada Tabel
menjadi 4, dalam skala pembobotan
maka 4 berarti penting untuk sarung
rata 4 yang di dapat dari hasil total
tangan.
jumlah pernyataan di kali bobot nilai dan di bagi jumlah responden. Dalam skala pembobotan maka 4 berarti
Sepatu Pengaman Tingkat
kebutuhan
terhadap
penting untuk sepatu pengaman.
sepatu pengaman dapat di lihat pada Tabel 4.10. Tabel 4.10 menunjukkan, nilai
rata-rata
kebutuhan
Sabuk Pengaman
Tingkat
pekerja
kebutuhan
terhadap
terhadap sepatu pengaman dari hasil
sabuk pengaman dapat di lihat pada
penyebaran kuesioner.
Tabel 4.11. Tabel 4.11 menunjukkan, nilai
Tabel 4.10 Sepatu Pengaman
Jawaban Jumlah
Bobot Nilai
Jumlah x
5
0
P
10
4
40
CP
0
3
0
TP
0
2
0
STP
0
1
0
Jumlah Responden Rata-rata
pekerja
terhadap sabuk pengaman dari hasil penyebaran kuesioner. Tabel 4.11 Sabuk Pengaman
Nilai
0
Nilai
kebutuhan
Bobot
SP
Total Jumlah x Bobot
rata-rata
40 10 4 (Penting)
Jawaban
Jumlah
Bobot Nilai
Jumlah x Bobot Nilai
SP
10
5
50
P
0
4
0
CP
0
3
0
TP
0
2
0
STP
0
1
0
Total Jumlah x Bobot Nilai
50
Jumlah Responden
10 5
Tabel
4.10
menunjukkan
bahwa sepatu pengaman memiliki rata-
Rata-rata
(Sangat penting)
Tabel
4.11
menunjukkan
prioritas kebutuhan pekerja terhadap
bahwa sabuk pengaman memiliki rata-
pencegahan kecelakaan dan penyakit
rata 5 yang di dapat dari hasil total
akibat kerja dari rata-rata tertinggi
jumlah pernyataan di kali bobot nilai
sampai rata-rata terendah seperti pada
dan di bagi jumlah responden. Dalam
Tabel 4.12.
bobot penilaian maka 5 berarti sangat penting untuk sabuk pengaman.
Distribusi
Prioritas
Pencegahan
Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja Dari hasil analisa data yang diperoleh maka dapat dibuat tabel distribusi Tabel 4.12 Distribusi Prioritas Kebutuhan Pencegahan Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja
Pernyataan Kebutuhan Pekerja
Jawaban
Bobot Nilai
Sabuk Pengaman
Sangat Penting
5
Asuransi
Sangat Penting
4,8
Pengawasan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Penting
4,4
Pendidikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Penting
4
Pelatihan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Penting
4
Topi Pelindung (Helm)
Penting
4
Penutup Hidung dan Mulut (Masker)
Penting
4
Sepatu Pengaman
Penting
4
Sarung Tangan
Penting
3,8
Tabel
menunjukkan
mengusulkan perlu dilakukan tindakan
terhadap
pencegahan kecelakaan dan penyakit
pencegahan kecelakaan dan penyakit
akibat kerja kepada kampus agar
akibat kerja adalah pertama yaitu
kecelakaan dan penyakit akibat kerja
sabuk pengaman, kedua yaitu asuransi,
dalam membersihkan kaca jendela
ketiga yaitu pengawasan kesehatan dan
dapat di cegah. Tindakan pencegahan
keselamatan
yaitu
dilakukan
pendidikan kesehatan dan keselamatan
penelitian
kerja, kelima yaitu pelatihan kesehatan
memprioritaskan
dan keselamatan kerja, keenam yaitu
pencegahan kecelakaan dan penyakit
topi pelindung (helm), ketujuh yaitu
akibat
penutup hidung dan mulut (masker),
tertinggi hingga yang terendah seperti
kedelapan yaitu sepatu pengaman dan
terlihat pada Tabel 4.12.
tingkat
4.12 kebutuhan
kerja,
keempat
kesembilan yaitu sarung tangan.
sesuai
dengan
yang dilakukan
kerja
hasil dengan
pernyataan
dari
nilai
rata-rata
Pernyataan-pernyataan pencegahan kecelakaan dan penyakit
Pencegahan
akibat kerja yang diusulkan adalah
Kecelakaan dan Penyakit Akibat
sesuai dengan yang dibutuhkan oleh
Kerja
pekerja
Usulan
Tindakan
Dari
hasil
penelitian
dan
pengamatan terhadap pekerja dalam membersihkan kaca jendela, diketahui bahwa
semua
pekerja
dari
hasil
penyebaran
kuesioner pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Dari
hasil
penyebaran
tidak
kuesioner,
terdapat
menggunakan alat keselamatan kerja
pernyataan
pencegahan
seperti yang diharuskan oleh UU No. 1
dan penyakit akibat kerja yang perlu
tahun 1970 tentang keselamatan kerja
diusulkan, agar ditindak lanjuti oleh
dan
Labour
manajemen
tentang
meningkatkan
International
Organization
(ILO)
pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat
kerja,
sehingga
peneliti
beberapa kecelakaan
kampus kesehatan
untuk dan
keselamatan pekerja, khususnya dalam
pekerjaan membersihkan kaca jendela
bagian kepala dari benturan atau
yang terdiri dari sembilan pernyataan.
tertimpa
Adapun penjelasan
masing-masing
mengenai
pernyataan
benda-benda
keras,
(g)
penutup hidung dan mulut (masker), yang
berfungsi
untuk
melindungi
pencegahan tersebut adalah (a) sabuk
pekerja dari debu-debu atau kotoran-
pengaman,
untuk
kotoran yang dapat masuk ke mulut
melindungi pekerja dari terjatuh, (b)
atau terhirup pada saat bernafas, (h)
asuransi,
sepatu
yang
yang
berfungsi
berfungsi
sebagai
pengaman,
yang
berfungsi
jaminan ganti rugi kepada pekerja jika
melindungi kaki pekerja dari tertimpa
terjadi kecelakaan, (c) pengawasan
benda-benda keras, terpeleset, tertusuk
kesehatan dan keselamatan kerja, yang
benda tajam, dll, (i) sarung tangan,
berfungsi untuk mengawasi pekerja
yang
terhadap perilaku tidak aman dan
telapak tangan dan jari-jari tangan
kondisi tidak aman, (d) pendidikan
pekerja dari zat-zat berbahaya, cairan
kesehatan dan keselamatan kerja, yang
kimia, kotoran-kotoran, dll. Gambar
berfungsi mendidik dan meningkatkan
dari
kesadaran pekerja agar memahami
pencegahan kecelakaan dan penyakit
pentingnya tentang keselamatan dan
akibat kerja dapat di lihat pada
kesehatan kerja bagi dirinya pada saat
Lampiran 3.
bekerja.
berfungsi
untuk
melindungi
masing-masing
Gambar
pekerja
kebutuhan
dalam
(e) pelatihan kesehatan dan
melakukan pekerjaan membersihkan
keselamatan kerja, yang berfungsi
kaca jendela setelah menggunakan alat
untuk
dalam
pencegahan kecelakaan dan penyakit
pelindung diri,
akibat kerja yang didasarkan pada
melatih pekerja agar bekerja secara
kebutuhan pekerja seperti ditunjukkan
aman sesuai dengan prosedur kerja
pada Gambar 4.3.
melatih
menggunakan
yang
pekerja
alat
ditetatapkan
terutama
untuk
pekerja baru, (f) topi pelindung (helm), yang
berfungsi
untuk
melindungi
rata
kebutuhan
adalah
4;
topi
pelindung (helm) dengan nilai rata-rata kebutuhan adalah 4; penutup hidung dan mulut (masker) dengan nilai ratarata kebutuhan adalah 4; sarung tangan dengan
nilai
rata-rata
kebutuhan
adalah 3,8; sepatu pengaman dengan nilai rata-rata kebutuhan adalah 4. Gambar 4.3 Tindakan Pencegahan Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja
Saran Sebaiknya
kesehatan
dan
KESIMPULAN DAN SARAN
keselamatan kerja pekerja diperhatikan
Kesimpulan
sejak
dini
sehingga
tidak terjadi
Kebutuhan pekerja terhadap
kecelakaan di masa yang akan datang
pencegahan kecelakaan dan penyakit
dan terganggunya kesehatan pekerja
akibat
yang dapat merugikan pekerja, kampus
kerja
pembersihan
pada kaca
pekerjaan
jendela
yang
maupun
masyarakat
dengan
diperoleh dari hasil penelitian terhadap
memprioritaskan kebutuhan pekerja
10 pekerja diketahui ada 9 kebutuhan,
terhadap pencegahan kecelakaan dan
yaitu sabuk pengaman dengan nilai
penyakit akibat kerja mulai dari rata-
rata-rata kebutuhan adalah 5; asuransi
rata tertinggi hingga yang terendah.
dengan
kebutuhan
Perlu dilakukan tindak lanjut terhadap
adalah 4,8; pengawasan kesehatan dan
hasil penelitian ini dengan melakukan
keselamatan kerja dengan nilai rata-
penelitian
rata kebutuhan adalah 4,4; pendidikan
menggunakan metode-metode yang
kesehatan
bisa
dengan
nilai
dan nilai
rata-rata
keselamatan rata-rata
kerja
kebutuhan
adalah 4; pelatihan kesehatan dan keselamatan kerja dengan nilai rata-
baru
mendukung
penelitian.
yaitu
dan
dengan
melengkapi
DAFTAR PUSTAKA Anton, T. J., (1989). Occupational Safety and Health Management, Mc. Graw Hill, Singapore. Brown, K. A., Willis, P. G., & Prussia, G. E. (2000). Predicting Safe Employee Behavior in the Steel Industry: Development and Test of a Sociotechnical Model. Journal of Operations Management, 18, 445-465. Hale,
AR. (2000). Culture’s confusions. Safety Science. no.34, vol-3, pp. 1-14.
Hagan, P. E., Montgomery, J. F., & O’Reilly, J. T. (2001). Accident prevention manual for business and industry (12th ed.). Itasca, IL: National Safety Council. Ilo, 1989, Pencegahan Kecelakaan, Pt. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. Lee, T. & Harrison, K. (2000). Assesing Safety Culture in Nuclear Power Stations. Safety Science, 30, pp61-97 Lee, T. (1998). Assessment. Sudajana P.J, 1996, Teknik Keselamatan Dan Kesehatan Kerja, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Ridley, John, (2004). Ikhtisar Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Simanjuntak, Payaman J., (1994). Manajemen Keselamatan Kerja, HIPSMI, Jakarta. Suma’mur, PK, 1996, Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Gunung Agung, Jakarta. Silalahi, Bennet., & Rumondang Silalahi, (1995). Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. Wong P, Helsinger D, Petry J (2003). “Providing the Right Infrastructure to Lead the Culture Change for Patient safety.” Journal on Quality Improvement 28: 363-72