MODEL COMPUTABLE GENERAL EQUILIBRIUM (CGE) SEBAGAI PENDEKATAN DALAM ANALISIS KEBIJAKAN Oleh:
HARYANTO (Perencana Utama-Kedeputian Bidang Ekonomi Bappenas /Ketua Umum Pengurus Nasional AP2I ) Disampaikan Dalam Acara
Diklat Analisis Kebijakan
Kerjasama antara Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan Pengurus Nasional Asosiasi Perencana Pemerintah Indonesia (AP2I)
Pengertian Model Ekonomi • Model Ekonomi: konstruksi teori tentang proses ekonomi yang digambarkan oleh sejumlah variabel dan sejumlah logika/hubungan kuantitatif diantaranya • Fungsi ME: simplifikasi & abstraksi dari kompleksitas realitas proses ekonomi dan seleksi atas permasalahan yg dianalisis • ME tidak harus selalu menggunakan teknik matematika
PENGGUNAAN MODEL EKONOMI Peramalan Aktifitas Ekonomi Pengajuan
Evaluasi (dampak)
Usulan Kebijakan Ekonomi Penggunaan Model Ekonomi
Alokasi Sumber Daya
Perencanaan Penyajian Argumen Kebijakan Ekonomi dalam Pengambilan Kebijakan Politik (dari tingkat nasional sampai rumah tangga)
Tipe Model Ekonomi • Kuantitatif: Digunakan untuk menghasilkan prediksi yg akurat – Stochastic models nilai-nilainya bersifat random dan tidak diketahui secara pasti >> Ekonometrika (simple maupun multiple regression dan baik linier maupun non linier) , – Non-stochastic (deterministic) models non-acak (semua nilai-nilai, perilaku diketahui dengan pasti). Matematika (IO dan SAM, CGE, Analitycal Hierarchy Process (AHP), Data Envelopment Analysisi (DEA), Balance Score Card (BSC), Cost and Benefit Analysis (CBA), Linear Programming (LP))
• Kualitatif: Menjelaskan tanpa membutuhkan data empiris atau prediksi yg akurat (SWOT/Delphi: Skenario perencanan)
Software • • • • • • • • • • • • •
Microsoft Excel (sebagai dasar penyusunan data) SPSS (untuk statistik & ekonometrika) E-Views (untuk ekonometrika & matrix) SAS (untuk ekonometrika) Shazamme (untuk statistik & ekonometrika) STATA (untuk model ekonometrika) MATLAB (untuk model ekonometrika) Microfit (untuk statistik) Python-IO (Py-IO) (untuk IO) Geoda (untuk ekonometrika spasial) GAMS (untuk CGE) MATS (untuk SAM) GEMPACK (untuk CGE),
Model CGE • Model CGE adalah suatu persamaan simultan nonlinier yang mensimulasikan bekerjanya perekonomian dengan mengakomodasi penyesuaian harga dan kuantitas sebagai penyeimbang pasar faktor produksi maupun pasar komoditi (Lewis, 1991) • Model Computable General Equilibrium (CGE) merupakan metode terbaik untuk menganalisis dampak kebijakan yang bersifat economy-wide, yaitu dampak yang sangat dipengaruhi oleh keterkaitan antar pasar atau antar sektor (Arrow, 2005)
Partial vs General Equilibrium
Arus Melingkar Perekonomian
Model CGE mencoba untuk menjelaskan arus sirkular tersebut ke dalam sebuah model kuantitatif yang komprehensif. CGE menjelaskan dua jenis pasar dalam perekonomian, yaitu: (a) pasar barang, dan (b) pasar faktor produksi. Sektor /Perusahaan (activities) mensuplai barang dan jasa di pasar komoditi yang kemudian di beli oleh pengguna (users). Pengguna ini antara lain: industri (sebagai intermediate input), rumah tangga, pemerintah, investor, dan eksportir. Industri juga membeli faktor produksi dari pasar faktor produksi, dan sebagai imbalannya, rumah tangga memperoleh upah/gaji dan sewa sebagai balas jasa dari kepemilikan modal.
Sistem Persamaan dalam CGE Blok Produksi: mencerminkan struktur kegiatan produksi dan perilaku produsen Blok Institusi: mencerminkan perilaku rumah tangga dan institusi lainnya Blok Ekspor dan Impor: menggambarkan keputusan dalam mengekspor/mengimpor barang dan jasa Blok Market Clearing: Persamaan-persamaan dalam blok ini menentukan kondisi keseimbangan untuk tenaga kerja, barang dan jasa dalam perekonomian.
Kerangka Dasar SNSE
SNSE v.s Tabel I-O • Untuk kepentingan analisis data hasil-hasil/ kinerja pembangunan, pemerintah melalui BPS telah mengembangkan Model Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) dan Model Input-Output • SNSE merupakan suatu kerangka data yg disusun dlm bentuk matrik yg merangkum berbagai variabel sosial ekonomi secara kompak dan terintergrasi shg dapat memebrikan gambarn umum mengenai perekonomian suatu negara dan keterkaitan antar variabel ekonomi dan sosial pada suatu waktu tertentu • Tabel I-O merupakan uraian statistik dlm bentuk matrik yg menyajikan informasi ttg transaksi barang dan jasa serta saling keterkaitan antara satu kegiatan ekonomi (sektor) dalam suatu wilayah dan suatu periode tertentu • Baik SNSE maupun tabel I-O menggunakan kerangka keseimbangan umum. Namun, cakupan SNSE lebih luas daripada tabel I-O • Cth: Distribusi pendapatan dalam I-O hanya dalam sektor ekonomi dan tidak menurut golongan tenaga kerja/rumah tangga (sebagai manajer/staf, dsb).
Model CGE di Indonesia Model SAM-Based CGE model
Keterangan Model-model berbasis Social Accounting Matrix (SAM) yang di-solve dengan menggunakan software GAMS
Pengembang Iwan Jaya Azis, B. Resosudarmo, Sherman Robinson
INDORANI
Versi Indonesia dari model ORANI, model CGE standar untuk ekonomi Australia
UGM/Monash
INDOCEEM
Versi Indonesia dari model ORANI yang berfokus pada analisa Monash/Deptamben energi
WAYANG (dan berbagai versinya)
Versi Indonesia dari model ORANI dengan tambahan multihouseholds
Peter Warr (ANU) dkk
IndoTERM
Versi Indonesia dari model TERM, sebuah model interregional CGE untuk ekonomi Australia
Unpad/Monash
EMERALD
Versi Indonesia dari model TERM
Daniel Pambudi (Depkeu/Monash)
INDONESIA-E3
Model CGE berbasis ORANI dengan fokus pada distribusi pendapatan dan lingkungan (E3: Economy-EquityEnvironment)
Unpad/ANU
Indo-IRCGE
Model CGE antar-wilayah berbasis IRSAM di-solve dengan menggunakan GAMS
ANU/Unpad/UI
AGEFIS
Model CGE berbasis SAM untuk menganalisa berbagai kebijakan fiskal di-solve dengan GEMPACK
Unpad/BKF-Depkeu
Prinsip-prinsip perencanaan multisektor berdasarkan analisis I-O Sektor - Sektor
A B C Nilai Tambah
A
B
C
40 30 20 110 200
70 160 100 250 580
10 120 110 230 470
Total Output Keterangan: A = Sektor Pertanian
B = Sektor Industri
ke bawah menunjukkan bahwa seluruh output sektor pertanian senilai 200 ternyata berasal dari sektor pertanian itu sendiri senilai 40 sebagai input-nya, senilai 30 berupa input berasal dari sektor industri, senilai 20 berupa input yang berasal dari sektor jasa; sedangkan sisanya senilai 110 berupa nilai tambah dari sektor pertanian atau kerapkali dinamakan sebagai input primer
Permintaa n Akhir 80 270 240 140 730
Total Output 200 580 470 730 1980
C = Sektor Jasa
Misal: • A, B, C dst: Sektor .... • X = Total output • PA (B) = Permintaan akhir • Y = Nilai Tambah
Ke samping , bahwa seluruh output sektor pertanian senilai 200, digunakan untuk keperluan input sektor pertanian itu sendiri senilai 40 ; senilai 70 untuk input sektor industri, senilai 10 untuk input sektor jasa, sedangkan sisanya senilai 80 dikonsumsi oleh pemakai / pengguna akhir sebagai barang konsumsi
Sektor-Sektor 1
1 2 3…… j…… n X1.1 X1.2 X1.3 X1.j X1.i
PA B1
TO X1
2
X2.1 X2.2 X2.3 X2.j
B2
X2
B3
X3
bi
Xi
bn Yn+1 Xn+1
Xn Xn+1 X
X2.i
3 X3.1 X3.2 X3.3 X3.j X3.i . . . . I Xi.1 Xi.2 Xi.3 Xi.j Xi.n . . . . n Xn.1 Xn.2 Xn.3 Xn.j Xn.n Nilai Tambah Y1 Y2 Y3 Yj Yn Total Output X1 X2 X3 Xj Xn Keterangan: 1 2 3 ……. = Nama Masing-Masing Sektor PA = Permintaan Akhir TO = Total Output
Total Output sektor J
Total Input sektor I
Kalau ai.j = banyaknya output sektor i yang dipergunakan sebagai input untuk memproduksi 1 satuan output sector j sehingga: Xi.j ai.j = -------- maka Xi.j = ai.j . Xj, -> ai.j merupakan koefisien teknologi Xj Kalau dibentuk matrix akan menjadi: X1
a1.1
a1.2
a1.3 …. a1.j …. a1.n
b1
X2
a2.1
a2.2
a2.3 …. a2.j ….. a2.n
b2
X3
a3.1
a3.2
a3.3 …. a3.j ….. a3.n
. .
. .
. .
Xi
ai.1
ai.2
ai.3 …. ai.j ….. ai.n
bi
. .
. .
. .
. .
. .
. .
Xn
an.1
an.2
an.3
an.n
bn
. .
=
X Atau dapat ditulis
. .
. .
A X = AX + b
an.j
. .
+
b3 . .
b
Keterangan: A = matriks koefisien atau sering disebut matriks teknologi, karena elemenelemennya menunjukkan besarnya input yang diperlukan untuk memproduksi 1 unit output dari sektor tertentu, dan nilai-nilai ini besar-kecilnya dipengaruhi oleh kemajuan teknologi. X = matriks kolom dari total output setiap sektor b = matriks kolom dari permintaan akhir setiap sektor Dari persamaan matriks : X = AX + b akan didapatkan yakni: b = X - AX = X (I - A) ( I - A ) adalah Matriks Leontief yang semua elemen diagonalnya positif antara 0 sampai 1 sedangkan elemen lainnya negatif ( antara 0 sampai mendekati -1 ) atau nol.
• Karena: b = X - AX = X (1-A) Maka: X = b/(1-A) = b*(1-A)-1 Sehingga: X = (1-A)-1 * b ... Inverse dari matrik leontif atau (1-A)-1 berguna utk menghitung total output dan nilai tambah setiap sektor kalau ada perubahan permintaan akhir. • (I - A ) -1 = [ Adjoint (I - A) ] / Det. I - A • Utk mendapatkan Adjoint matrik dihitung terlebih dahulu kofaktor nya
Forward Linkage dan Backward Linkage • Dengan memperhatikan matriks ( I – A )-1 dapat pula dihitung angka keterkaitan ke belakang (hulu) ataupun angka keterkaitan ke depan (hilir) dari suatu jenis sektor yang ada di dalam tabel input-output. • Keterkaitan ke belakang (hulu) atau backward linkage ( BL ) adalah hubungan antara suatu sektor tertentu dengan sektor yang menyediakan input-nya. • Keterkaitan ke belakang ini menggambarkan tingkat penyerapan sektor tertentu terhadap output dari sektorsektor lain. • Sebaliknya keterkaitan ke depan (hilir) atau forward linkage (FL) adalah hubungan antara persediaan output sektor tertentu yang dibeli dan digunakan oleh sektor-sektor lain sebagai input antara. • Keterkaitan ke depan ini menggambarkan tingkat penyerapan sektor lain terhadap output dari suatu sektor tertentu.
Berdasarkan angka keterkaitan ini dapat dipilih jenis sektor industri dalam perekonomian suatu Negara dengan kriteria sebagai berikut:
Jenis Sektor Industri Industri Antara Industri Hulu Industri Hilir Industri Konsumsi
Angka Keterkaitan BL FL 1 1 1 >1 1 1 1 1
• Industri antara -> mengolah bahan mentah dari indutri hulu menjadi bahan setengah jadi (crumb rubber/karet lemah menjadi ban) • Industri Hulu -> mengolah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi (pemintalan, alumunium, kayu lapis, Crumb rubber/karet lemah. • Industri Hilir -> Mengolah bahan setengah jadi menjadi bahan jadi (pesawat terbang, konveksi, otomotif, mebel) • Industri konsumsi -> mengolah bahan mentah ataupun barang jadi yg dihasilkan indutri hilir menjadi barang komsumsi
PRAKTEK ANALISIS KEBIJAKAN INSTRUMEN KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUKSI SEKTOR PERIKANAN DI INDONESIA (ANALISIS SIMULASI CGE)
DAMPAK EKONOMI APABILA TERJADI KENAIKAN PRODUKSI SEKTOR PERIKANAN SENILAI 1 TRILYUN RP
Dasboard CGE Bappenas
Simulasi
• Klik Analisis Sektoral dan Sosial
• Klik Pajak Ekspor
Simulasi • Ketik sektor perikanan meningkat 1000 (artinya 1 T)
• Klik Jalankan
Dampak Secara Makro
Dampak Terhadap Perubahan Output Sektoral
Dampak Terhadap Perubahan Nilai Tambah
Dampak Terhadap Tenaga Kerja
SIMULASI UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI SEKTOR PERIKANAN MELALUI BERBAGAI INSTRUMEN KEBIJAKAN
LATIHAN 1: KEBIJAKAN PENINGKATAN NILAI PRODUKSI PERIKANAN MELALUI PENURUNAN PAJAK EXPOR SEKTOR PERIKANAN (MISALNYA SEBESAR 10% DARI BASE LINE)
• Klik Sektor External
• Klik Pajak Ekspor
Simulasi
Simulasi • Klik Ikan -10%
• Klik Pilih kemudian OK
Dampak Secara Makroekonomi
Dampak Terhadap Perubahan Output Sektoral
Dampak Terhadap Kesempatan kerja
Dampak Terhadap Perubahan Harga
LATIHAN 2: KEBIJAKAN PENINGKATAN NILAI PRODUKSI PERIKANAN MELALUI PENURUNAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) SEKTOR PERIKANAN (MISALNYA SEBESAR 10% DARI BASE LINE)
Simulasi
• Klik Kebijakan Fiskal
• Klik Ikan -10%
Simulasi
• Klik Pilih kemudian OK
Dampak Secara Makro
Dampak Terhadap Perubahan Output Sektoral
Dampak Terhadap Perubahan Kesempatan Kerja
Dampak Terhadap Perubahan Harga
LATIHAN 3: KEBIJAKAN PENINGKATAN NILAI PRODUKSI PERIKANAN MELALUI PENINGKATAN TARIF IMPOR SEKTOR PERIKANAN (MISALNYA SEBESAR 15% DARI BASE LINE))
Simulasi
Simulasi • Klik Sektor External
• Klik Pajak Ekspor
Simulasi • Klik Ikan, KLIK -15%
• Klik Pilih, kemudian OK
Dampak Secara Makro
Dampak Terhadap Perubahan Output Sektoral
Dampak Terhadap Kesempatan Kerja
Dampak Terhadap Perubahan Harga
LATIHAN 4: KEBIJAKAN PENINGKATAN NILAI PRODUKSI PERIKANAN MELALUI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS SEKTOR PERIKANAN (MISALNYA SEBESAR 10% DARI BASE LINE))
Simulasi • Klik Peningkatan Produktivitas
Simulasi • Klik Peningkatan Produktivitas
Dampak Secara Makro
Dampak Terhadap Output Sektoral
Dampak Terhadap Kesempatan Kerja
Dampak Terhadap Perubahan Harga
Hasil Simulasi
PERUMUSAN POLICY PAPER
Struktur Policy Brief
CONTOH PROSES PERUMUSAN KEBIJAKAN PENYUSUNAN INDEKS PERTUMBUHAN INKLUSIF