HARRY STACK SULLIVAN ( 1892 – 1949 )
STEPHANIE ELYSIA DJAJADI F.131.15.0195
BIOGRAFI HARRY STACK SULLIVAN Harry Stack Sullivan lahir di kota pertanian kecil Norwich dekat New York pada 21 Februari 1892. Ia merupakan satu-satunya anak yang masih hidup dari orangtua Katolik Irlandia yang miskin. Ibunya, Ella Stack Sullivan berusia 32 tahun ketika menikah dengan Timothy Sullivan dan melahirkan Harry pada usia 39 tahun. Ayahnya adalah seorang laki-laki pemalu, menarik diri, dan perndiam yang tidak pernah berhubungan akrab dengan Harry sampai istrinya meninggal dan Harry sudah menjadi seorang dokter. Sewaktu kecil, Sullivan diasuh oleh nenenknya ketika ibunya pergi secara misterius. Pada tahun 1911 ia masuk ke Chicago College of Medicine and SurgeryI dan menyelesaikan studi kedokterannya pada tahun 1915 namun ia tidak mendapatkan gelarnya dikarenakan ia belum membayar uang kuliah dan belum menghabiskan semua mata kuliah dan masih harus menjalani kuliah praktik.
Pada tahun 1921, Sullivan bekerja di Rumah Sakit St. Elizabeth di Washington, D.C dan berhenti pada tahun 1930. Lalu, Sullivan pindah ke New York City dan membuka praktik pribadi, berharap dapat menambah pengertiannya tentang hubungan-hubungan antarpribadi dengan menenliti gangguan-gangguan yang bukan skizofrenik, khususnya mereka yang memiliki sifat obsesif. Selama tinggal di New York, Sullivan dipercaya menjadi presiden pertama yayasan dan menjadi editor jurnal Psychiatry. Pada Januari 1949, Sullivanmenghadiri pertemuan WorldFederation for Mental Health di Amsterdam. Ketika dalam perjalanan pulangnya, 14 Januari 1949, ia meninggal karena pembuluh otaknya pecah di sebuah kamar hotel di Paris, beberapa minggu setelah ulang tahunnya yang ke 57.
A.
DEFINISI DAN TEORI KEPRIBADIAN Harry Stack Sullivan Kepribadian merupakan suatu pola hubungan interpersonal dan situasi interpersonal yang kerap kali kembali dan relatif bertahan, dan memberikan ciri pada kehidupan manusia. Proses akulturasi merupakan kerangka dari konsep Sullivan mengenai perkembangan kepribadian. Sullivan mengemukakan suatu pandangan yang lebih bersifat psikologi-sosial tentang perkembangan kepribadian yaitu suatu pandangan dimana pengaruh-pengaruh yang unik dari hubungan-hubungan manusia diberi peran yang semestinya, yang menempatkan faktor sosial menentukan perkembangan psikologis. Sullivan tidak menolak faktor-faktor fisiologis sebagai hal yang menentukan perkembangan kepribadian, sebab ia berpendapat bahwa kadang-kadang pengaruhpengaruh sosial yang berlawanan dengan kebutuhan fisiologis seseorang bisa menyebabkan pengaruh yang merugikan kepribadiannya.
B.
STRUKTUR KEPRIBADIAN
Struktur Kepribadian Menurut Harry Stack Sullivan a. Dinamisme (The Dynamism) Dinamisme adalah pola khas tingkahlaku (transformasi energi, baik terbuka maupun tersembunyi) yang menetap dan berulang terjadi yang menjadi ciri khusus seseorang. b. Personifikasi (Personification) Personifikasi adalah suatu gambaran─mengenai diri atau orang lain─yang dibangun berdasarkan pengalaman yang menimbulkan kepuasan atau kecemasan. c.
Sistem Self (Self-System) Sistem self adalah pola tingkahlaku yang konsisten yang mempertahankan keamanan interpersonal dengan menghindari atau mengecilkan kecemasan. Beberapa macam sistem keamanan yang dipakai sejak usia bayi antara lain:
1.
Disosiasiadalah mekanisme menolak impuls, keinginan dan kebutuhan muncul ke kesadaran. Disosiasi tidak hilang, tapi ditekan ke ketidaksadaran dan mempengaruhi
tingkahlaku serta kepribadian dari sana. 2. Inatensi, yaitu memilih mana pengalaman yang akan diperhatikan dan yang tidak perlu diperhatikan. Terhadap pengalaman yang mengancam personifikasi diri, orang dapat berpura-pura tidak merasakannya. 3.
Apati dan pertahanan dengan tidur (somnolent detachment), mirip dengan inatensi. Pada apatis, bayi tidak memilih objek mana yang harus diperhatikan, semuanya diserahkan pada pihak luar. Pada pertahanan tidur, bayi tidak perlu memperhatikan stimulasi manapun.
d. Proses Kognitif (Cognitive Process) Menurut Sullivan, proses atau pengalaman kognitif dapat dikelompokkan menjadi 1.
tiga macam; prototaxis (prototaksis) adalah rangkaian pengalaman yang terpisah-pisah yang dialami pada bayi, dimana arus kesadaran (penginderaan, bayangan, dan perasaan) mengalir ke dalam jiwa tanpa pengertian “sebelum” dan “sesudah.” Semua pengetahuan
2.
bayi adalah pengetahuan saat itu, di sini dan sekarang. parataxis (parataksis) Sekitar awal tahun kedua, bayi mulai mengenali persamaanpersamaan dan perbedaan peristiwa, disebut pengalaman parataksis atau asosiasi.
3. syntaxis (sintaksis) adalah berpikir logis dan realistis, menggunakan lambang-lambang yang diterima bersama-sama, khususnya bahasa-kata-bilangan. Tiga model pengalaman kognitif itu terjadi sepanjang hayat. Normalnya, sintaksis mulai mendominasi sejak usia 4-10 tahun.
C.
PROSES Proses Terbentuknya Teori Kepribadian Menurut Harry Stack Sullivan Sullivan mengambil teori kepribadiannya berdasarkan motif kognitif. Hal ini di karenakan adalah satu-satunya anak yang masih hidup dari seorang petani miskin Irlandia. Pada masa kecilnya ia adalah anak yang sangat kesepian, dan teman bermain yang sebagian besar terdiri dari hewan ternak. Ibunya, yang sedang sakit-sakitan, tidak bahagia dengan situasi keluarga miskin, dan dilaporkan telah menunjukkan kasih sayang anak kecilnya.Pengalaman pribadi ini tampaknya memiliki efek yang ditandai pada pandangan profesional Sullivan di kemudian hari.Hal ini terbukti dengan pendapatnya yang mementingkan bahwa hubungan antara anak dan orang tua itu yang baik harus nyaman.Maka, pengalaman masa kecilnya itu membuka cakrawala Sulivan untuk lebih memahami kejadian-kejadian di dunia.
D.
PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN Harry Stack Sullivan Memandang kepribadian sebagai suatu sistem yang fungsi utamanya adalah melakukan aktivitas-aktivitas yang akan mereduksi ketegangan. Sullivan memandang kepribadian sebagai perkembangan meliputi enam (6) tahap yang sangat jelas perbedaannya : bayi, kanak-kanak, masa remaja, pra-dewasa, dewasa awal, dan dewasa akhir. Infancy (bayi) Mulai dari kelahiran hingga belajar bicara (0 hingga 18 bulan).Keinginan utama si bayi adalah memperoleh makanan. Dan pada usia 9 bulan kehidupannya si bayi mulai belajar melakukan hal-hal yang memberi kenikmatan baginya, contohnya menghisap ibu jari. Childhood (kanak-kanak)
Pada periode ini si anak belajar berbicara dan mulai membentuk hubungan dengan teman sebaya (18 bulan - 4 tahun). Anak mulai belajar menghindari tindakan-tindakan yang menurut mereka dapat membawa kecemasan atau hukuman.Mereka belajar menjadi rasionalis dan mulai memberi alasan-alasan yang masuk akal untuk hal-hal yang telah mereka lakukan. The Juvenile Era (masa remaja) Anak mulai membutuhkan hubungan dengan teman sebaya yang lebih dekat (4 – 8/10 tahun). Anak juga belajar bekerja sama dan bersaing dengan yang lain. Pada masa ini anak-anak mulai membandingkan segala sesuatu yang diterima di rumahnya dengan yang dia temui di luar.Norma moral yang tadinya absolut di rumah, kini menjadi relatif. Pre-Adolescence (pra-dewasa) Belajar untuk mencintai orang lain (8/10 – 12 tahun). Ini merupakan periode yang sangat singkat, berlangsung hingga awal pubertas.Ditandai dengan masaknya organ-organ reproduksi, sehingga secara fisik-biologis remaja siap untuk bereproduksi. Early Adolescence (dewasa awal) Integrasi kebutuhan akan intimasi dan kepuasan seksual (12 – 16 tahun). Memandang dunia seperti apa yang dia inginkan bukan sebagaimana adanya. Masa ini juga dikenal dengan periode pemantapan identitas diri. Late Adolescence (dewasa akhir) Mulai serius belajar demi karir di masa yang akan datang, mulai memilih-milih pasangan yang lebih serius dan cita-citanya menjadi lebih realistis (16 – 20 tahun) Maturity Menggambarkan kematangan seseorang.Seseorang dapat saja dewasa secara biologis, dan memiliki karakteristik perilaku dewasa, tetapi tetap diperlakukan sebagai anak kecil jika berada di bawah umur dewasa secara hukum.Sebaliknya, seseorang dapat secara legal dianggap dewasa, tetapi tidak memiliki kematangan dan tanggung jawab yang mencerminkan karakter dewasa.
E.
PSIKOPATOLOGI DAN PERUBAHAN PERILAKU Harry Stack Sullivan Needs (Kebutuhan/Keinginan) Kebutuhan timbul akibat ketidakseimbangan biologis dari dalam diri individu sehingga terjadi ketegangan. Kebutuhan bersifat episodik, artinya jika keinginan yang timbul telah terpuaskan, maka ketegangan akan menurun/hilang. Tetapi, beberapa waktu kemudian kebutuhan itu akan muncul kembali dan ketegangan pun akan muncul kembali. Apabila terjadi kegagalan dalam memenuhi kebutuhan, maka akan menimbulkan
keadaan
apathy
(kelesuan),
yaitu
menunda
untuk
memenuhi
kebutuhannya untuk dapat meredakan ketegangan. Contoh, si B yang menginginkan sebuah buku, tetapi ia tidak bisa mendapatkannya. Ia akan merasa kecewa dan mengurungkan niatnya untuk membeli buku tersebut. Tetapi, beberapa waktu kemudian rasa kebutuhan atau keinginan terhadap buku tersebut akan muncul kembali sampai ia dapat memuaskan keinginannya dengan membeli buku tersebut. Anxiety (Kecemasan) Kecemasan timbul karena kekhawatiran terhadap sesuatu yang dialami oleh individu.Orang yang sering mengalami kecemasan kadang tidak pernah belajar dari pengalamannya sehingga kecemasan itu dapat terjadi kembali.Orang yang mengalami kecemasan dapat dilihat dari wajah, irama kata, serta tingkah lakunya. Sebagai contoh, seorang bayi yang mengalami kecemasan akan menolak berhubungan dengan hal yang dapat memicu kecemasanya dengan cara tidur. Jadi, dengan tidur bayi dapat menghindar dari kecemasannya.
F.
PENELITIAN DALAM PSIKOLOGI KEPRIBADIAN
A. LIFE RECORD Secara etimologis life record adalah metode yang menggunakan bahan-bahan yang berwujud tulisan mengenai kehidupan subjek yang diselidiki, baik tulisan itu di buat oleh si subjek sendiri, maupun di buat oleh orang lain. Bahan-bahan biografis yang banyak dipergunakan dalam penyelidikan adalah: 1. Biografi, yaitu tulisan mengenai peri kehidupan yang di buat (di tulis) oleh orang lain sering bermanfaat dalam pengungkapan kepribadian seseorang. Hanya saja kiranya mudah dimengerti bahwa tulisan ini sangat dipengaruhi oleh sikap dan penilaian penulis terhadap orang yang ditulis biografisnya.
2.
Otobiografi adalah biografi yang ditulis sendiri oleh subjek yang bersangkutan. Kiranya mudah sekali di mengerti, bahwa entah dengan sengaja atau tidak, oaring akan
3.
berusaha menyembunyikan kelemahan-kelemahannya dalam tulisan tersebut. Buku harian, biasanya berisikan ha-hal yang bersifat pribadi dan biasanya yang
4.
dianggap rahasia oleh yang bersangkutan. Kenang-kenangan masa muda, ini kebanyakan dibuat oleh mereka yang telah melewati setengah umur. Orang-orang yang telah merasa tua, yang menyadari bahwa akhir hidupnya pada suatu ketika akan tiba juga, sering kali menoleh ke masa lampau (masa mudanya). Kenang-kanangan yang demikian itu tentu dapat merupakan sumber
5.
data penyelidikan psikologis yang sangat berharga. Case history, merupakan penggunaan berbagai sumber biografis dan masa lampau untuk keperluan analisa sesuatu gejala. Berbagai sumber yang mungkin dapat ikut menerangi sesuatu didalam yang sedang dihadapi (ditackle) itu dipergunakan.
B. METODE OBSERVASI Observasi adalah kegiatan mengenali tingkah laku individu yang biasanya akan diakhiri dengan mencatat hal-hal yang dipandang penting sebagai penunjang informasi mengenai klien.
Atau, metode observasi adalah metode serba sengaja dan
sistematis mengamati aktivitas individu lain. Pendekatanyang sistematis dalam observasi dikelompokkan berdasarkan pertanyaan ini; Di mana observasi dilakukan? Apa yang diobservasi? Bagaimana observasi dilakukan? Bilamana observasi dilakukan? Mengenai dimana observasi dilakukan berhubungan dengan masalah situasi observasi,di golongkan menjadi 3 macam, yakni : 1.
Observasi medan atau alamiah (field setting). Yakni observasi di lapangan atau
kancah atau di tempat yang sesungguhnya. 2. Observasi simulative (simulated setting). Yakni observasi dengan simulasi situasinya. Artinya, situasi observasi bila individu mendapat suatu simulasi (tiruan) atau rangsangan untuk memperoleh tingkah laku tertentu. 3.
Observasi laboratoris (laboratory setting). Ialah observasi dengan situasi laboratorium, sehingga situasinya dapat dikendalikan sepenuhnya oleh observer.
Masalah apa yang diobservasi berhubungan dengan tingkah laku yang mana yang akan diamati dan dicatat oleh observer. Untuk keperluan ini ada dua jenis observasi, ialah : 1.
Observasi sampel peristiwa (even-sampling), yakni hanya mengamati mengamati beberapa sampel tingkah laku pada saat tertentu.
2.
Observasi sampel waktu (time sampling), yakni mencatat dan mengamati apa saja yang dilakukan individu dalam waktu tertentu. Selanjutnya mengenai bagaimana observasi itu dilakukan, maka dilihat dari
posisi observer dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni : 1. Observasi non-partisipan, disini posis observer sebagai penonton, semacam ada di luar objek yang diamati. Observer tidak ikut serta dalam kegiatan individu yang di observasi. Observasi benar-benar berfungsi sebagai penonton, pengamat dan mencatat tingkah laku yang diobservasi. Atau bisa dikatakan juga, observasi di mana sipenyelidik (observer) tidak ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh yang diobservasi. Jadi si penyelidik berlaku sebagai penonton. 2. Observasi partisipan, di sini posis observer turut serta dalam kegiatan individu yang diobservasi. Cara ini untuk memperoleh tingkah laku individu yang alamiah atau wajar, tidak dibuat-buat, tidak dilandasi oleh rasa curiga atau rasa sedang diamati. Atau, observasi dimana si penyelidik ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh subyek yang diselidiki. Jadi disini si penyelidik tidak berlaku sebagai penonton, melainkan 3.
sebagai pelaku atau peserta. Observasi dalam situasi eksperimental, pada dasarnya eksperimen adalah dengan sengaja menimbulkan gejala tertentu untuk dapat diobservasi. Kecuali penimbulan gejala dengan sengaja itu di dalam situasi eksperimental hal-hal yang harus diobservasi itu banyak kali telah dipilih/ditentukan. Pengembanagn metode ini makin lama makin intensif karena ternyata memang sangat beasr kegunaannya. Jika dilihat dari segi pencatatan hasil-hasil observasi dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1.
Observasi dengan pencatatan langsung ( immediate recording ), artinya segera setealah observasi dilakukan atau ketika pengamatan sedang berlangsung , observer membuat catatan-catatan yang diperlukan.
2.
Observasi dengan pencatatan retrospektif ( retrospective recording ), yaitu pencatatan setelah observasi selesai. Kejadian yang serempak dapat diamati dan dan dicatat serempak pula dengan memperbanyak observer.Banyak kejadian yang dipandang kecil yang tidak dapat ditangkap oleh alat pengumpul data yang lain, yang ternyata sangat menentukan hasil penelitian.
- Catatan Anekdot (Anecdotal Record ) Alat untuk mencatat gejala-gejala khusus atau luar biasa menurut urutan kejadian, catatan dibuat segera setelah peristiwa terjadi. Pencatatan ini dilakukan terhadap bagaimana kejadiannya, bukan pendapat pencatat tentang kejadian tersebut. - Catatan Berkala (Incidental Record) Pencatatan berkala walaupun dilakukan berurutan menurut waktu munculnya suatu gejala tetapi tidak dilakukan terus menerus, melainkan pada waktu tertentu dan terbatas pula pada jangka waktu yang telah ditetapkan untuk tiap-tiap kali pengamatan. - Daftar Chek (Check List ) Penataan data dilakukan dengan menggunakan sebuah daftar yang memuat nama observer dan jenis gejala yang diamati. - Skala Penilaian (Rating Scale) Pencatatan data dengan alat ini dilakukan seperti chek list.Perbedaannya terletak pada kategorisasi gejala yang dicatat. Dalam rating scale tidak hanya terdapat nama objek yang diobservasi dan gejala yang akan diselidiki akan tetapi tercantum kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan atau jenjang setiap gejal tersebut. - Peralatan Mekanis (Mechanical Device) Pencatatan dengan alat ini tidak dilakukan pada saat observasi berlangsung, karena sebagian atau seluruh peristiwa direkan dengan alat elektronik sesuai dengan keperluan. C. METODE TES Tes berasal dari bahasa latin Testum, yaitu alat untuk mengukur tanah. Dalam bahasa perancis kuno kata test berarti ukuran yang dipergunakan untuk membedakan emas dan perak dari logam-logam yang lain. Lama kelamaan arti test menjadi lebih umum. Di dalam lapangan psikologi kata test mula-mula digunakan oleh J.M. CATTEL
pada tahun 1890, dan sejak saat itu makin popular sebagai nama metode psikologis yang dipergunakan untuk menentukan (mengukur) aspek-aspek tertentu daripada kepribadian. Test adalah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dan atau perintahperintah yang harus dijalankan, yang berdasar atas bagaimana testee menjawab pertanyaan-pertanyaan dan atau melakukan perintah-perintah itu penyelidik mengambil kesimpulan dengan cara membandingkannya dengan standart testee yang lain. Tes Kepribadian digunakan untuk tujuan yang berbeda, misalnya penilaian psikologis untuk wawancara pekerjaan atau bahkan ketika bergabung dengan institusi militer. Tujuan utama dari tes kepribadian adalah untuk mengidentifikasi karakteristik yang berbeda dari subjek dan membandingkan dengan database informasi umum dan objektif. Test psikologis sebagai alat pembanding atau “pengukur” supaya dapat menjalankan fungsinya secara baik haruslah memenuhi syarat tertentu. Adapun syaratsyarat test yang baik itu adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Test itu harus valid. Test itu harus reliable. Test itu harus di standardisasikan. Test itu harus obyektif. Test itu harus diskriminatif. Test itu harus comprehensive. Test itu harus mudah digunakan.