PROLOG Aku Alfa, mahasiswa jurusan IT, menjomblo terlalu lama. Alex, sahabatnya berniat mengenalkan temannya, Brigit padaku. Berhasil! Aku dan Brigit, cocok. Namun di tengah perjalanan cinta kasih kami, muncullah Cello, cinta monyetku semasa SD dulu. Dia sekarang menjadi tetangga baruku. Keluarganya pindah dari bekasi. Terbayang lagi kisah cinta monyet ini, hingga cello aku selipkan di dalam hatiku, tanpa sepengetahuan Brigit. Kemudian muncullah April, mantanku. Yang meninggalkanku dulu karena lelaki yang lebih kaya dariku, kini kembali. Mantanku di kampus, april, dia tinggal di malaysia setelah menikah. Lalu pernikahannya gagal, bercerai lalu kembali ke Indonesia. Dia ingin menemuiku, lalu bercerita banyak tentang rasa bersalah dan meminta maaf. Juga tentang penyakitnya, kanker. Kakaknya april, alea adalah dosen statistika di kelasku. Ini rumit. Sampai akhirnya masalah ini menjadi semakin gila, saat aku di perintah ibu untuk ke rumah pamanku di Surabaya. Kecelakaan terjadi saat setengah perjalanan, hingga menewaskanku. Tapi untungnya, aku di beri waktu oleh pria misterius selama 3 hari, agar aku menyelesaikan masalahku dengan orang tua, Brigit, april dan juga cello, tentunya. Di bantu oleh alex teman kampusku, semoga dengan waktu 3 hari, aku bisa menyelesaikan semuanya, juga menemukan jodohku.
Hari minggu yang biasa. Di mana keseluruhan aktivitas aku buang ke tempat sampah yang teronggok penuh sesak di balik pintu. Pagi, pukul 09:00 adalah jam-jam yang masih tepat untuk bermalas-malasan. Keluh dan letih masih seperti menindih pundakku yang kini terasa seperti kram. “Duh, andai bi inah masih di sini, belum mudik, udah rasanya aku ingin berteriak dan memintanya untuk menginjak-injak tubuhku dengan kaki-kakinya yang lembut” –Emm.. memang kalo ada maunya, pasti gw bakalan ngomong gitu sama bi inah. Tapi, kenyataanya.. hehehee.. “Alfa…” –Teriakan seorang wanita yang dalam kesehariannya periang, bawel, kadang juga agak sedikit nyebelin, terdengar memanggil namaku, “Alfa” dari ruang makan. –“Iya bu?” –Yaps, dia My super mom. Ibu dari 2 orang anak, yang mencitacitakan aku, dan adikku menjadi dokter. Namun apa daya, selain sel-sel otak kita yang memang agak sedikit terbatas, aku agak alergi dengan bau obatobatan. Bisa kalian bayangkan, gimana jadinya ada seorang dokter yang tiba-tiba mual, muntah-muntah saat praktek? Aku bergegas turun menyusuri tangga berwarna cokelat, di selangi dengan fitur futuristic dan sedikit sentuhan warna ke-emasan di bagian pegangannya, aku meluncur deras kemudian dalam hitungan detik, aku sudah berada di depan wajah ibuku yang kelihatan agak sedikit me-merah, marah. 2
“Ada yang tidak beres” ucapku dalam hati. Tanpa basa-basi ku kecup keningnya “Morning mom” – “Alfaaaa.. jam segini baru bangun! Tuh liat adikmu saja sudah bangun dari jam 6 tadi. Bantuin ibu ini, itu, masak, beres-beres rumah. Kamu gak malu apa? Jadi kakak bukan ngasih contoh yang bener kamu al!” –Kepalaku seperti di pukul-pukul oleh bantal yang isinya bukan kapuk, tapi kerikil-kerikil kecil. Bayangin, bangun tidur, nyawa baru kumpul setengah, udah di hujani dengan ceramah yang sepertinya aku sudah hafal. “Oke-oke bu, tenang-tenang, tarik nafas, tarik nafas, tarik nafas…” –Aku seperti sedang memberikan pertolongan pertama pada wanita yang akan segera melahirkan, terlihat wajah ibuku yang ternyata menuruti apa perintahku tadi, yang membuatku geli ingin tertawa tapi aku tahan. -“Ah sudah cukup al, ibu sudah bosan dengan kebiasaan burukmu itu. Gak gitu cara kamu berlibur dari perkuliahan kamu al, bukan…” –Dan mulut ibuku seperti ada yang mencabut tali remnya, hingga ia tak tahu cara untuk berhenti ngedumel. Dari kejauhan, si monster kecil bernama “Silva” adikku, mesemmesem penuh makna mengejek. ************** Okey, mungkin kalian masih bingung, siapa aku? Apa hobiku? Atau, aku kuliah di perguruan tinggi mana, jurusan apa? Akan aku jelaskan sedikit di sini, sebelum cerita ini benar-benar aku ceritakan. 3
Alfa. Nama yang cukup keren bukan? Ya, begitulah ibuku menamaiku dengan penuh pertimbangan. Aku lelaki berbadan standar (maksudnya gak tinggi-tinggi banget) berperawakan seperti bintang iklan sikat gigi yang joged-joged gitu, ya bisa di bilang lumayanlah heheehe.. aku kuliah di salah satu universitas swasta di Jakarta timur, mengambil jurusan IT, pelarian dari cita-cita ibuku yang menginginkanku menjadi seorang dokter umum. Mahasiswa yang berpenghasilan pas-pasan, part time di restoran sebagai waitress salah satu restoran jepang di Jakarta. Emang gak banyak yang bisa aku certain tentang siapa aku. Hanya garis besarnya, aku ialah pria yang agak mudah jatuh cinta. Ya, gak tau kenapa, aku memang seperti itu. Tapi, setiap aku jatuh cinta, aku selalu dengan penuh kesungguhan hati. Tidak main-main maksudnya, juga bukan playboy! Harap di catat, ladies -“Oke bu, tenang-tenang, sekarang apa yang bisa alfa bantu? Masak? Atau..” –Masak apa kak? masak aer? Celetukan si monster kecil, silva, mengerenyitkan dahi ibuku. Ya, memang selama ini keahlianku yang paling menonjol adalah masak aer. Itu satu-satunya masakan aku yang tak pernah gagal, bahkan tidak pernah hangus! Hebat bukan? Tanpa basa-basi ibuku melipir ke dapur. Kulihat adikku sedang asyik dengan permainan petualangan ps3 nya. “Hmm.. apa yang harus aku 4
lakukan? Aku bingung kalau hari libur gini. Di restoran kebetulan aku sedang libur”. --“Tring..” Bbm ku berbunyi, kemudian memunculkan wajah temanku, Alex. -“Bro, keluar yuk? Di mall yang deket stasiun itu, ada pameran gadget terbaru. Yuk?” –Nah kebetulan, rasa bete sudah menghinggapi sampai ke ubun-ubun. Tanpa basi-basi lagi aku balas bbm nya alex -“Meluncur bro!” Seperti waktu yang sudah di janjikan, kami bertemu langsung di tkp. Mall yang memang sudah tidak asing bagi warga Jakarta, sebut aja mall ini “bunga” #salahfokus hehee sudahlah yang penting pertemuan aku dan si ”playboy” ini berada di sebuah gedung yang berisikan tentu saja, banyak orang, barang, juga wanita. Ehemm.. --”Bro!” sebuah tepukkan pada bahu, tapi aku lebih ingin menyebutnya sebagai pukulan. Tenaganya gak kira-kira, mungkin bahuku sekarang sedang mengalami yang namanya memar. –“Anjiss, gila lo! Pelan-pelan lah, gak gitu juga caranya. Ahh parah..” –Hahaha sory bro, gw terlalu excited kalo menginjakkan kaki gw ke tempat-tempat yang kayak gini, sekalian “Searching”. –Memang dasar pria yang matanya ibaratkan seperti magnet, yang kalau lihat besi atau dekat besi, matanya langsung tiba-tiba mendekat. Padahal menurutku, si alex ini tidak terlalu ganteng, masih kalah dengan wajahku yang seperti artis ftv, yang sekali tayang, terus langsung gak laku
5