Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 10 (2014)
HARGA SAHAM DAN RISIKO SAHAM UNTUK MENENTUKAN PORTOFOLIO EFISIEN PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI Evi Christasari
[email protected]
Soebari Martoatmodjo Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT This research is performed to analyze stock return and stock risk in order to maximize the profit level and to minimize the stock risk level to form efficient portfolio on manufacturing industries sector which go public in Indonesia Stock Exchange. The rational investors invest their capital in efficient stock that is a stock which has high return and minimum risk. The result of the research for the investors who like to take risk with proportion (50% : 50%) at portfolio 6 with profit level 0.0973 and risk level 0.1068. Whereas proportion (60% : 40%) at portfolio 6 with profit level 0.1074 and risk level 0.1086. The investors who is neutral to the risk with proportion (50% : 50%) at portfolio 5 with profit level 0.0912 and risk level 0.0768. Whereas the proportion (60% : 40%) at portfolio 5 with profit level 0.1026 and risk level 0.0911. Investors who do not like take risk with proportion (50% : 50%) at portfolio 7 with profit level 0.0842 and risk level 0.0762. Whereas proportion (60% : 40%) at portfolio 7 with profit level 0.0970 and risk level 0.0906. Keywords: Stock Price, Stock Risk, Efficient Stock Portfolio ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis return dan risiko saham agar dapat memaksimalkan tingkat keuntungan dan meminimalkan tingkat risiko saham untuk membentuk portofolio yang efisien pada saham sektor industri manufaktur yang Go Public di Bursa Efek Indonesia. Investor yang rasional menginvestasikan dananya ke dalam saham efisien, yaitu saham yang mempunyai return tinggi dengan risiko minimal. Hasil penelitian ini didapat ialah Bagi Investor yang menyukai risiko dengan proporsi (50% : 50%) pada portofolio 6 dengan tingkat keuntungan sebesar 0,0973 dan risiko sebesar 0,1068. Sedangkan proporsi (60% : 40%) pada portofolio 6 dengan tingkat keuntungan sebesar 0,1074 dan risiko sebesar 0,1086 . Bagi investor yang netral terhadap risiko dengan proporsi (50% : 50%) pada portofolio 5 dengan tingkat keuntungan sebesar 0,0912 dan risiko sebesar 0,0768. Sedangkan proporsi (60% : 40%) pada portofolio 5 dengan tingkat keuntungan sebesar 0,1026 dan risiko sebesar 0,0911. Bagi investor yang tidak menyukai risiko dengan proporsi (50% : 50%) pada portofolio 7 dengan tingkat keuntungan sebesar 0,0842 dan risiko sebesar 0,0762. Sedangkan proporsi (60% : 40%) pada portofolio 7 dengan tingkat keuntungan sebesar 0,0970 dan risiko sebesar 0,0906. Kata kunci : Harga Saham, Risiko Saham, Portofolio Saham Yang Efisien.
PENDAHULUAN Perdagangan surat berharga merupakan cara untuk menarik dana masyarakat, dalam hal ini investor untuk mengembangkan perekonomian dimana dana tersebut adalah modal yang dibutuhkan perusahaan untuk memperluas usahanya. Dengan dijualnya saham pasar modal berarti masyarakat diberi kesempatan untuk memiliki dan mendapatkan keuntungan. Dengan kata lain pasar modal dapat membantu pendapatan masyarakat. Motif dari perusahaan yang menjual sahamnya untuk memperoleh dana yang akan digunakan dalam pengembangan usahanya dan bagi pemodal adalah untuk mendapatkan penghasilan dari modalnya. Dari aktivitas pasar modal, harga saham merupakan faktor yang sangat penting dan harus diperhatikan oleh investor dalam melakukan investasi karena harga saham
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 10 (2014)
2
menunjukkan prestasi emiten, pergerakan harga saham searah dengan kinerja emiten. Apabila emiten mempunyai prestasi yang semakin baik maka keuntungan yang dapat dihasilkan dari operasi usaha semakin besar. Pada kondisi yang demikian, harga saham emiten yang bersangkutan cenderung naik. Harga saham juga menunjukkan nilai suatu perusahaan. Nilai saham merupakan indeks yang tepat untuk efektifitas perusahaan. Sehingga seringkali dikatakan memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Dengan semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut dan sebaliknya. Oleh karena itu, setiap perusahaan yang menerbitkan saham sangat memperhatikan harga sahamnya. Harga yang terlalu rendah sering diartikan bahwa kinerja perusahaan kurang baik. Namun bila harga saham terlalu tinggi mengurangi kemampuan investor untuk membeli sehingga menimbulkan harga saham sulit untuk meningkat lagi. Risiko saham secara umum dibedakan menjadi dua, yaitu risiko sistematis (systematic risk) dan risiko tidak sistimatis (unsystematic risk). Risiko sistematis merupakan risiko yang tidak dapat dihindari (faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan, seperti keadaan ekonomi dan politik), sedangkan risiko tidak sistematis adalah risiko investasi yang dapat dihindari melalui diversifikasi saham dengan membentuk portofolio optimal (Tandelilin, 2010:104). Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: “Apakah harga saham dan risiko saham dapat digunakan untuk membentuk portofolio yang efisien?” Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh harga saham dan risiko saham untuk menentukan portofolio saham yang efisien pada Perusahaan Manufaktur di BEI. TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Pengertian Pasar Modal Menurut Husnan (2009:1) Pasar modal didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik diterbitkan oleh pemerintah, public authorities maupun perusahaan swasta. Dengan demikian pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit dari pasar keuangan (financial market). Menurut Sunariyah (2006:4) Pasar modal adalah suatu sistem keuangan terorganisasi, termasuk di dalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Alasan Dibentuknya Pasar Modal Menurut Husnan (2009:4) Pasar modal dijumpai di banyak negara karena pasar modal menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan. Dalam melaksanakan fungsi ekonominya, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lenders yaitu pihak yang mempunyai kelebihan dana ke borrower yaitu pihak yang memerlukan dana. Dengan menginvestasikan kelebihan dana yang mereka miliki, lenders mengharapkan akan memperoleh imbalan dari penyerahan dana tersebut. Dari sisi borrowers tersedianya dana dari pihak luar memungkinkan mereka melakukan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari hasil operasi perusahaan. Fungsi keuangan dilakukan dengan menyediakan dana yang diperlukan oleh para borrowers dan para lenders menyediakan dana tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk investasi tersebut. Meskipun harus diakui perbedaan fungsi ekonomi dan keuangan ini sering tidak jelas.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 10 (2014)
3
Pengertian Portofolio Portofolio adalah serangkaian kombinasi beberapa aktiva yang diinvestasikan oleh investor baik perorangan maupun lembaga (Tandelilin, 2010:157). Seorang investor yang menanamkan dananya di pasar modal biasanya tidak memilih satu saham saja karena dengan melakukan kombinasi saham, investor dapat meraih pendapatan yang optimal sekaligus memperkecil risiko. Menurut Husnan (2009:49) Portofolio berarti sekumpulan investasi yang menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. Pemilihan banyak sekuritas (dengan kata lain pemodal melakukan diversifikasi) dimaksudkan untuk mengurangi risiko yang ditanggung. Pemilihan sekuritas dipengaruhi antara lain oleh preferensi risiko, pola kebutuhan kas, status pajak dan sebagainya. Portofolio Efisien Suatu portofolio dikatakan efisien apabila portofolio tersebut ketika dibandingkan dengan portofolio lain memenuhi kondisi berikut: a. Memberikan Expected Return terbesar dengan risiko yang sama, atau b. Memberikan risiko terkecil dengan Expected Return yang sama Portofolio Optimal Menurut Halim (2005:54) Portofolio yang efisien yaitu portofolio yang terletak pada efficient frontier merupakan portofolio yang efisien sehingga tidak dapat dikatakan portofolio mana yang optimal. Pengertian Investasi Menurut Jogiyanto (2010:5) Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atas sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Seorang investor membeli sejumlah saham saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun sejumlah dividen di masa yang akan datang, sebagai imbalan atas waktu dan risiko yang terkait dengan investasi tersebut. Motif Investasi Setiap orang mempunyai motif berbeda-beda dalam melakukan keputusan investasi, secara umum tentu saja motif investasinya adalah memperoleh keuntungan. Menurut Subagyo (2002:199) ada 4 sasaran yang ingin dicapai oleh pemodal yaitu: a. Seorang pemodal yang memiliki motif untuk memperoleh dividen biasanya membeli saham perusahaan yang sudah stabil, sehingga investor memperoleh dividen yang relative stabil. b. Seorang investor yang memiliki motif berdagang, mereka tergolong dalam investor yang aktif. c. Investor dengan motif berkepentingan dalam kepemilikan saham perusahaan akan memilih saham perusahaan yang mempunyai nama baik, perubahan harga saham yang relatif kecil tidak akan mendorong investor untuk menjual saham yang dimiliki. d. Investor dengan motif spekulatif, investasi ini biasanya memanfaatkan perubahan trend yang terjadi di pasar, semakin fluktuasi harga suatu saham semakin terbuka kesempatan untuk memperoleh keuntungan.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 10 (2014)
4
Pengertian Go Public Menurut Sunariyah (2006:32) Go public adalah kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang dilakukan oleh emiten (perusahaan yang go public) kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur undang-undang pasar modal dan peraturan pelaksanannya. Keuntungan Go Public a. Diversifikasi. Dengan melakukan go public, maka pemilik perusahaan akan membagi kepemilikan perusahaan kepada masyarakat yang berminat untuk membeli saham perusahaan tersebut. b. Meningkatkan Likuiditas. Saham yang tidak ditawarkan kepada umum akan sulit untuk diperjualbelikan. c. Sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan modal perusahaan. Perusahaan yang tidak go public akan mendapat kesulitan jika ingin menambah dana perusahaan melalui penjualan saham baru. d. Penentuan nilai perusahaan. Perusahaan yang go public bisa menentukan secara jelas seberapa besar nilai perusahaan dengan melihat besarnya harga saham perusahaan tersebut di pasar. Saham Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik Pengertian Return Saham Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan keberanian investor menanggung atas risiko yang dilakukannya. Menurut Jogiyanto (2010:205) Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat dibedakan menjadi dua yaitu: a. Return Realisasian (Realized Return) Merupakan return yang telah terjadi. Return realisasian dihitung menggunakan data historis. Return realisasian penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. b. Return Ekspektasian (expected return) Merupakan return yang digunakan untuk pengambilan keputusan investasi. Return ini penting dibandingkan dengan return historis karena return ekspektasian merupakan return yang diharapkan dari invstasi yang dilakukan. Pengertian Risiko Menurut Husnan (2009:52-53) Risiko merupakan kemungkinan tingkat keuntungan yang diperoleh menyimpang dari tingkat keuntungan yang diharapkan. Karena itu risiko mempunyai dua dimensi yaitu menyimpang lebih besar maupun lebih kecil dari yang diharapkan. Salah satu instrumen pengukur risiko adalah deviasi standar dan dinyatakan dengan symbol σ, atau apabila dinyatakan dalam bentuk kuadrat disebut sebagai variance (=σ2).
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 10 (2014)
5
Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis Suryani (2007) : Dengan penelitiannya “Analisis Portofolio Saham Dalam Mengoptimalkan Keuntungan Investasi Di Bursa Efek Jakarta”. Dalam penelitian ini dilakukan melalui internet dengan mengambil nilai saham perbulan selama 2 tahun di Bursa Efek Jakarta. Nilai saham yang diambil dititikberatkan pada kondisi pasar saham yang terjadi dari bulan juni 1999 sampai dengan bulan Mei 2001. Sementara responden yang digunakan adalah sebanyak 15 perusahaan yang terdiri dari lima sektor dan masing-masing sektor terdapat tiga perusahaan. Kelima sektor itu adalah sektor asuransi, otomotif, perbankan, manufacturing (food and beverage) dan metal product. Tujuan menganalisis return dan risiko saham agar data memaksimalkan return saham dan meminimalkan tingkat risiko yang terkandung dalam portofolio. Persamaan penelitian sekarang adalah keduanya menggunakan portofolio yang bertujuan untuk menganalisis return dan risiko saham agar dapat memaksimalkan tingkat keuntungan dan meminimalkan tingkat risiko sementara perbedaannya adalah periode pengamatan, sample perusahaan yang diteliti dimana pada penelitian ini dilakukan pada beberapa perusahaan yang bergerak di bidang industri yang berbeda-beda namun peneliti sekarang menerapkan pada satu industri. Perumusan Hipotesis Menurut Sedarmayanti dan Hidayat (2011:108) Hipotesis adalah dugaan sementara mengenai suatu hal atau permasalahan yang harus dibuktikan kebenarannya dengan menggunakan data atau fakta atau informasi yang diperoleh dari hasil penelitian yang valid dan relibel dengan menggunakan cara yang sudah ditentukan. Pada penelitian ini, peneliti tidak menggunakan hipotesis karena jenis penelitian ini bersifat penelitian deskriptif yaitu jenis penelitian yang menggambarkan obyek yang diteliti, dimana data dikumpulkan, dipelajari, diolah kemudian dianalisis. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian Jenis data yang akan diambil dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari pengamatan saham-saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Menurut Soeratno dan Arsyad (2008:101) Populasi adalah jumlah keseluruhan dari obyek yang diteliti. Populasi yang menjadi objek penelitian ini adalah dengan mengambil populasi dari Sektor Industri Manufaktur yang dalam Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011. Teknik Pengambilan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah saham-saham perusahaan Manufaktur periode tahun 2011. Alasan pemilihan saham-saham yang termasuk dalam manufaktur adalah saham-saham tersebut aktif diperdagangkan dan memiliki kapitalisasi pasar yang besar. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara purposivesampling. Dalam purposive sampling, populasi yang akan dijadikan sampel penelitian adalah populasi yang memenuhi kriteria sampel tertentu dengan yang dikehendaki oleh peneliti. Jenis dan Sumber Data Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode pengamatan tahun 2011 berjumlah 5 perusahaan manufaktur. Kriteria tersebut adalah:
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 10 (2014)
6
a. Saham perusahaan terdaftar dan aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2011. b. Perusahaan selalu membagi dividen selama 2011 Tabel 1 Daftar Saham Anggota Sampel Kode Saham Nama Emiten SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk TOTO Surya Toto Indonesia Tbk UNVR Unilever Indonesia Tbk GGRM Gudang Garam Tbk TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk
Teknik Pengumpulan Data Menurut Fauzi (2009:166) Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh langsung dari Bursa Efek Indonesia. Variabel dan Definisi Operasional Variabel Definisi Portofolio Efisien Definisi Operasional Variabel merupakan penjelasan dan pengertian teoretis variabel untuk dapat diamati dan diukur. Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunkaan metode kuantitatif yaitu meliputi data harga saham periode 2011 dan pembagian dividen 2011. Adapun alat analisis yang digunakan pada penelitian ini dapat dijelaskan dalam langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menentukan tingkat keuntungan (return) saham individual
Notasi : Rit : Tingkat keuntungan saham i pada periode t Pit : Harga saham i pada periode t Pit-1 : Harga saham periode sebelumnya Dit : Dividen saham periode terakhir Sumber : Husnan (2009:50) 2. Menentukan Expected Return Saham Individual ∑ Notasi : E(Ri) Rij N Sumber
: : : :
Expected Return dari investasi saham i Actual return dari investasi pada saham i Periode Husnan (2009:51)
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 10 (2014)
7
3. Menentukan Risiko (Deviasi Standar) Saham Individual a. Variance ∑ Notasi : σ2i : Variance saham i Rij : Actual return dari investasi pada saham i E(Ri) : Expected return dari investasi pada saham i N : Periode Sumber : Husnan (2009:52-53) b. Pengukuran Deviasi Standar dinyatakan sebagai berikut : √ Notasi : σ : Deviasi standar σ2i : Variance saham i Sumber : Husnan (2009:52-53) 4. Pembentukan Portofolio lebih dari 2 saham
Notasi : C(r,n) : Kombinasi tingkat r dari n obyek n! : Faktorial jumlah obyek saham : Faktorial jumlah saham yang dikombinasikan r! 5. Menentukan besar koefisien korelasi antar saham ∑ √
∑
∑
∑
∑ ∑
∑
Notasi : ρ : Koefisien korelasi saham portofolio n : Jumlah observasi x : Tingkat keuntungan saham x y : Tingkat keuntungan saham y Sumber : Husnan (2009:66) 6. Menentukan expected return portofolio ( Notasi : E(Rp) XA.XB E(R1) Sumber
: : : :
)
∑
Tingkat keuntungan yang diharapkan dari portofolio Proporsi dana yang diinvestasikan pada saham A dan B Tingkat keuntungan yang diharapkan dari saham individu Husnan (2009:70)
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 10 (2014)
8
7. Menentukan deviasi standar portofolio √ Notasi : σρ : Deviasi standar portofolio σA.σB : Deviasi standar saham A, B XA.XB : Proporsi dana yang diinvestasikan pada saham A dan B PAB : Koefisien korelasi saham A dan B : Husnan (2009:71) Sumber 8. Pemilihan portofolio yang efisien Dalam beberapa portofolio yang dibentuk bisa diperoleh suatu kombinasi yang efisien. Dalam penelitian ini akan dibentuk portofolio dari dua saham dengan proporsi 50% : 50% ; 60% : 40% a. Menawarkan tingkat keuntungan yang lebih besar dengan risiko sama b. Menawaran risiko yang lebih kecil dengan tingkat keuntungan yang sama. Sumber : Halim (2005:54) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian
Nama Saham Awal SMGR Akhir
Jan
Feb
Tabel 2 Harga Saham Bulanan Tahun 2011 Disajikan Dalam Rupiah Mar Apr Mei Juni Juli
7000
7950
7600
7850
8250
8300
8800
Agst 9100
Sept
Okt
8800
9900
Nov 9800
Des 9200
8000
7600
7300
8200
8450
8750
9250
8700
9900
9800
9200
9250
Awal
8500
8700
8500
8500
8500
8500
10200
10200
10200
20700
39000
39000
Akhir
8700
8700
8500
8500
8500
10200
10200
10200
17250
35700
39000
39000
Awal Akhir
11.100
11.150
11.500
12.150
14.450
15.000
17.000
16.750
16.250
17.100
16.900
15.700
11.300
11.500
12.150
13.850
15.600
17.000
16.950
16.100
16.850
17.450
15.000
16.000
Awal
21.600
24.000
27.100
25.250
27.650
33.000
33.950
36.300
40.700
51.400
48.200
42.000
Akhir Awal
24.000
26.050
24.750
27.600
33.700
34.200
35.000
39.400
51.600
47.700
40.700
38.400
1.800
1.960
1.850
1.900
2.025
1.750
1.960
2.450
3.400
4.325
3.800
3.075
1.900 1.850 1.900 2.000 1.750 2.000 Akhir Sumber : Bursa Efek Indonesia : Laporan Keuangan Auditan (2011)
1.960
3.050
4.175
3.775
3.000
3.125
TOTO UNVR GGRM TKIM
Tabel 3 Pembagian Dividen Bulanan Disajikan Dalam Rupiah Tahun 2011 Nama Saham
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Juni
Juli
SMGR TOTO
Agst
Sept
Okt
306,5 700
800
UNVR
444
GGRM
880
TKIM Sumber : Bursa Efek Indonesia : Laporan Keuangan Auditan (2011)
15
Nov
Des
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 10 (2014)
9
Perhitungan Tingkat Keuntungan Masing-Masing Saham (Ri) Tabel 4 Keuntungan Saham PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Bulan
Closing Price (Rp)
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Return (%)
8.000 7.600 7.300 8.200 8.450 8.750 9.250 8.700 9.900 9.800 9.200 9.250
14,65 -4,08 -3,61 4,78 2,73 5,73 5,40 -4,11 12,79 -0,75 -5,86 0,85
∑
Keterangan : Harga Penutupan Akhir 2010 Dividen yang dibagi tahun 2011 Dividen per bulan Rp. 306,5/12
= Rp. 7.000 = Rp. 306,5 = Rp. 25,54
Contoh perhitungan Return bulan Januari :
14,65 Hal yang sama pada perhitungan diatas dapat kita lakukan untuk menghitungkan tingkat keuntungan (return) saham individual yang lain sehingga dapat diperoleh data pada tabel sebagai berikut:
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Tabel 5 Tingkat Keuntungan / Return Dari Masing-Masing Saham Disajikan dalam persentase (%) Nama Saham SMGR 14,65 -4,08 -3,61 4,78 2,73 5,73 5,40 -4,11 12,79 -0,75 -5,86 0,82 28,49
TOTO 3,82 1,43 1,47 1,47 1,47 21,47 1,22 1,22 70,34 73,06 0,32 0,32
UNVR 2,14 3,47 5,97 14,30 8,21 13,58 -0,08 -3,66 3,92 2,26 -11,02 2,15
GGRM 11,45 8,85 -8,40 9,60 22,15 3,86 3,31 8,74 26,96 -7,06 -15,41 -8,40
TKIM 5,63 -5,55 2,77 5,33 -13,52 14,36 0,06 24,54 22,83 -12,69 -21,02 1,67
177,61
41,24
55,65
24,41
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 10 (2014)
10 Tabel 6 Tingkat Keuntungan Yang Diharapkan Dari Masing-Masing Saham Nama Saham Rij E(Ri) PT Semen Indonesia Tbk 28,49 2,37 PT Surya Toto Indonesia Tbk 177,61 14,80 PT Unilever Indonesia Tbk 41,24 3,44 PT Gudang Garam Tbk 55,65 4,65 PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 24,41 2,03
Saham yang memiliki tingkat keuntungan tertinggi berarti dapat memberikan keuntungan pada pemegang sahamnya. Tingkat keuntungan yang diharapkan terdapat adalah PT Surya Toto Indonesia, sedangkan saham yang memiliki tingkat keuntugan terendah berarti mendatangkan kerugian bagi pemegang sahamnya terdapat dalam PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia. Perhitungan Deviasi Standar Saham Individual Setelah diketahui pendapatan yang diharapkan dari setiap saham, maka selanjutnya penulis akan menyajikan perhitungan risiko atau deviasi standar saham individual tersebut, dengan pengukuran tingkat penyebaran atau varian. Untuk lebih jelasnya kita bisa melihat perhitungan tersebut. ∑ = (14,65 – 2,37)2 + (-4,08 – 2,37)2 + (-3,61 – 2,37)2 + (4,78 – 2,37)2 + (2,73 – 2,37)2 + (5,73 – 2,37)2 + (5,40 – 2,37)2 + (-4,11 – 2,37)2 + (12,79 – 2,37)2 + (-0,79 – 2,37)2 + (-5,86 – 2,37)2 + (0,82 – 2,37)2 : 12 = (150,80 + 41,60 + 35,76 + 5,81 + 0,13 + 11,29 + 9,18 + 41,99 + 108,58 + 2,50 + 6,73 + 2,40) : 12 = =
Smgr Smgr
= 39,81 = √ = √ = 6,31% Hal yang sama seperti perhitungan di atas dapat kita lakukan untuk perhitungan risiko atau deviasi standar saham individual yang lain, sehingga akan diperoleh data sebagai berikut: Tabel 7 Expected Return Dan Risiko Saham Individual Saham E(R) Saham Risiko Saham ( ) PT Semen Indonesia Tbk 2,37 6,31 PT Surya Toto Indonesia Tbk 14,80 26,05 PT Unilever Indonesia Tbk 3,44 6,63 PT Gudang Garam Tbk 4,65 12,22 PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 2,03 13,44
Dari Tabel 7 tersebut dapat kita lihat perbandingan masing-masing Expected Return dan Deviasi Standar pada masing-masing perusahaan. Expected Return yang diambil adalah Expected Return yang tertinggi. Hal ini mencerminkan berapa tingkat keuntungan optimal yang diharapkan oleh seorang investor. Bahwa saham yang memiliki deviasi standar tinggi akan memiliki risiko yang tinggi dan akan mendapat tingkat keuntungan yang tinggi, namun sebaliknya saham yang memiliki nilai deviasi standar rendah akan memperoleh risiko yang rendah dan akan memiliki tingkat keuntungan yang rendah. Dimana kita dapat
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 10 (2014)
11
melihat PT Surya Toto Indonesia memiliki tingkat keuntungan paling besar yaitu 14,80 sedangkan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia memiliki tingkat keuntungan paling rendah yaitu 2,03. Dan pada tingkat risiko dapat kita lihat PT Semen Indonesia memiliki tingkat risiko paling rendah yaitu 6,31 sedangkan PT Surya Toto Indonesia memiliki tingkat risiko yang paling besar yaitu 26,05. Tabel 8 Kombinasi Saham Portofolio
Kombinasi Saham
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Semen Indonesia Semen Indonesia Semen Indonesia Semen Indonesia Surya Toto Indonesia Surya Toto Indonesia Surya Toto Indonesia Unilever Indonesia Unilever Indonesia Gudang Garam
-
Surya Toto Indonesia Unilever Indonesia Gudang Garam Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Unilever Indonesia Gudang Garam Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Gudang Garam Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Pabrik Kertas Tjiwi Kimia
Koefisien Korelasi Dalam perhitungan ini, penulis ingin mengajukan seberapa jauh peningkatan saham dalam portofolio yang terkait dalam nilai korelasi. Artinya seberapa jauh peningkatan terhadap return suatu saham dapat mempengaruhi atau diikuti dengan peningkatan secara proporsional dari saham lain. Maka rumus yang bisa digunakan untuk menghitung koefisien korelasi adalah sebagai berikut: ∑ √
∑
√
∑ ∑
∑
∑
∑
√
√
√
√
0,3029
√
Setelah dilakukan perhitungan yang sama untuk mencari nilai koefisien korelasi yang lain maka diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut: Tabel 9 Daftar Koefisien Korelasi Antar Saham Disajikan Dalam Desimal Portofolio
x
y
x2
y2
xy
ρ
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0,2849 0,2849 0,2849 0,2849 1,7761 1,7761 1,7761 0,4124 0,4124 0,7245
1,7761 0,4124 0,7245 0,2441 0,4124 0,7245 0,2441 0,7245 0,2441 0,2441
0,0553 0,0553 0,0553 0,0553 1,0773 1,0773 1,0773 0,0669 0,0669 0,2050
1,0773 0,0669 0,2050 0,2217 0,0669 0,2050 0,2217 0,2050 0,2217 0,2217
0,1024 0,0294 0,0720 0,0491 0,0780 0,1567 0,1016 0,0622 0,0376 0,1057
0,3029 0,3862 0,6194 0,4229 0,0819 0,1364 0,1560 0,4047 0,2732 0,4866
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 10 (2014)
12
Tingkat Keuntungan Portofolio
Portofolio 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tabel 10 Tingkat Keuntungan Portofolio dengan Proporsi Sama (50% : 50%) Disajikan dalam Presentase (%) XA XB E(RA) E(RB) 50% 50% 2,37 14,80 50% 50% 2,37 3,44 50% 50% 2,37 4,65 50% 50% 2,37 2,03 50% 50% 14,80 3,44 50% 50% 14,80 4,65 50% 50% 14,80 2,03 50% 50% 3,44 4,65 50% 50% 3,44 2,03 50% 50% 4,65 2,03
E(RP) 8,59 2,91 3,51 2,20 9,12 9,73 8,42 4,06 2,74 3,34
Contoh perhitungan Tingkat Keuntungan Portofolio 1 dengan proporsi sama: ∑ = 0,5 x 2,37 + 0,5 x 14,80 = 1,19 + 7,40 = 8,59 Pada tabel 10 dapat dilihat bahwa dengan proporsi sama (50% : 50%), tingkat keuntungan portofolio saham tertinggi adalah portofolio 6 yaitu PT Surya Toto Indonesia dan PT Gudang Garam sebesar 9,73. Sedangkan tingkat keuntungan portofolio saham terendah adalah portofolio 4 yaitu PT Semen Indonesia dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia sebesar 2,20. Tingkat keuntungan portofolio dengan proporsi berbeda (60% : 40%) dapat ditunjukkan dalam tabel 11 dengan perhitungan menggunakan data pada tabel 6. Yang hasil perhitungan tersebut menjadi hasil tingkat keuntungan portofolio dengan proporsi berbeda Tabel 11 Tingkat Keuntungan Portofolio dengan Proporsi Berbeda (60% : 40%) Disajikan dalam Presentase (%) Portofolio XA XB E(RA) E(RB) 1 60% 40% 2,37 14,80 2 60% 40% 2,37 3,44 3 60% 40% 2,37 4,65 4 60% 40% 2,37 2,03 5 60% 40% 14,80 3,44 6 60% 40% 14,80 4,65 7 60% 40% 14,80 2,03 8 60% 40% 3,44 4,65 9 60% 40% 3,44 2,03 10 60% 40% 4,65 2,03
Contoh perhitungan Tingkat Keuntungan Portofolio 1 dengan proporsi sama: ∑ = 0,6 x 2,37 + 0,4 x 14,80 = 1,42 + 5,92 = 7,34
E(RP) 7,34 2,80 3,29 2,23 10,26 10,74 9,70 3,92 2,88 3,60
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 10 (2014)
13
Pada tabel 11 dapat dilihat bahwa proporsi berbeda (60% : 40%) tingkat keuntungan portofolio saham tertinggi adalah portofolio 6 yaitu PT Surya Toto Indonesia dan PT Gudang Garam sebesar 10,74. Sedangkan tingkat keuntungan portofolio saham terendah adalah portofolio 4 yaitu PT Semen Indonesia dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia sebesar 2,23. Dari kedua tabel tersebut dapat dilihat bahwa tingkat keuntungan portofolio yang tinggi adalah portofolio 6 yaitu kombinasi antara PT Surya Toto Indonesia dan PT Gudang Garam sedangkan tingkat portofolio terendah adalah portofolio 4 yaitu kombinasi antara PT Semen Indonesia dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia. Tabel 12 Deviasi Standar Portofolio Dengan Proporsi Sama (50% : 50%) Portofolio
XA
XB
XA2
XB2
σA
σB
σA2
σB2
ρAB
σρ
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25
0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25
0,0237 0,0237 0,0237 0,0237 0,1480 0,1480 0,1480 0,0344 0,0344 0,0465
0,1480 0,0344 0,0465 0,0203 0,0344 0,0465 0,0203 0,0465 0,0203 0,0203
0,0006 0,0006 0,0006 0,0006 0,0219 0,0219 0,0219 0,0012 0,0012 0,0220
0,0219 0,0012 0,0220 0,0004 0,0012 0,0220 0,0004 0,0220 0,0004 0,0004
0,3029 0,3862 0,6194 0,4229 0,0819 0,1364 0,1560 0,4047 0.2732 0.4866
7,94 2,65 7,81 2,24 7,68 10,68 7,62 7,87 2,24 7,62
Dari tabel 12 dengan proporsi dana sama (50%:50%) yang mempunyai deviasi standar tertinggi adalah portofolio 6 yaitu kombinasi PT Surya Toto Indonesia dengan PT Gudang Garam sebesar 0,1068 sedangkan yang mempunyai deviasi standar terendah adalah portofolio 4 yaitu kombinasi PT Semen Indonesia dengan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia sebesar 0,0224. Tabel 13 Deviasi Standar Portofolio Dengan Proporsi Berbeda (60% : 40%) Portofolio
XA
XB
XA2
XB2
σA
σB
σA2
σB2
ρAB
σρ
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6
0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4
0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36
0,16 0,16 0,16 0,16 0,16 0,16 0,16 0,16 0,16 0,16
0,0237 0,0237 0,0237 0,0237 0,1480 0,1480 0,1480 0,0344 0,0344 0,0465
0,1480 0,0344 0,0465 0,0203 0,0344 0,0465 0,0203 0,0465 0,0203 0,0203
0,0006 0,0006 0,0006 0,0006 0,0219 0,0219 0,0219 0,0012 0,0012 0,0220
0,0219 0,0012 0,0220 0,0004 0,0012 0,0220 0,0004 0,0220 0,0004 0,0004
0,3029 0,3862 0,6194 0,4229 0,0819 0,1364 0,1560 0,4047 0.2732 0.4866
6,56 2,45 9,7 2,24 9,11 10,86 9,06 6,56 2,65 9,06
Dari tabel 13 dengan proporsi dana berbeda (60%:40%) yang mempunyai deviasi standar tertinggi adalah portofolio 6 yaitu kombinasi PT Surya Toto Indonesia dengan PT Gudang Garam sebesar 0,1086 sedangkan yang mempunyai deviasi standar terendah adalah portofolio 4 yaitu kombinasi PT Semen Indonesia dengan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia sebesar 0,0224. Dari tabel 12 dan tabel 13 tersebut dapat dilihat bahwa yang mempunyai deviasi standar tertinggi adalah portofolio 6 yaitu kombinasi PT Surya Toto Indonesia dengan PT Gudang Garam sedangkan yang mempunyai deviasi standar terendah adalah portofolio 4 yaitu kombinasi PT Semen Indonesia dengan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 10 (2014)
14
Portofolio Efisien Portofolio yang efisien adalah portofolio yang memberikan tingkat keuntungan yang sama dengan risiko yang lebih rendah, atau dengan risiko yang sama memberikan tingkat keuntungan yang lebih tinggi. Tabel 14 Tingkat Keuntungan dan Deviasi Standar Portofolio dari 10 Portofolio Dengan Menggunakan Proporsi Sama (50% : 50%) Disajikan Dalam Desimal Portofolio
E(Rp)
σρ
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0,0859 0,0291 0,0351 0,0220 0,0912 0,0973 0,0842 0,0406 0,0274 0,0334
0,0794 0,0265 0,0781 0,0224 0,0768 0,1068 0,0762 0,0787 0,0224 0,0762
Berikut ini tabel 14 yang menunjukkan saham portofolio yang mempunyai tingkat keuntungan portofolio beserta deviasi standar portofolio, dan penulis menggambarkan dalam gambar 1 proporsi sama (50% : 50%) yang menunjukkan hubungan antara tingkat keuntungan portofolio dan risiko portofolio. Proporsi 50% : 50%
Gambar 1 Tingkat Keuntungaan dan Deviasi Standar Portofolio dari 10 Portofolio Dengan Proporsi Sama (50% : 50%) Pada gambar 1 dengan proporsi (50% : 50%) portofolio efisien terletak pada titik portofolio 6, 5 dan 7 (efficient frontier). Efficient Frontier adalah kurva yang menghubungkan efisien portofolio yang memiliki deviasi standar terendah dengan efisien portofolio yang memiliki expected return tertinggi. Sedangkan pada titik lain tersebut dapat dinyatakan tidak efisien. Berikut ini tabel 15 yang menunjukkan saham portofolio yang mempunyai tingkat keuntungan portofolio beserta deviasi standar portofolio, dan penulis menggambarkan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 10 (2014)
15
dalam gambar 2 proporsi berbeda (60%:40%) yang menunjukkan hubungan antara tingkat keuntungan portofolio dan risiko portofolio. Tabel 15 Tingkat Keuntungan dan Deviasi Standar Portofolio dari 10 Portofolio Dengan Menggunakan Proporsi Berbeda (60% : 40%) Disajikan Dalam Desimal Portofolio
E(Rp)
σρ
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0,0734 0,0280 0,0329 0,0223 0,1026 0,1074 0,0970 0,0392 0,0288 0,0360
0,0656 0,0245 0,0970 0,0224 0,0911 0,1086 0,0906 0,0656 0,0265 0,0906
Proporsi 60% : 40%
Gambar 2 Tingkat Keuntungaan dan Deviasi Standar Portofolio dari 10 Portofolio Dengan Proporsi Berbeda (60% : 40%) Pada gambar 2 dengan proporsi (60% : 40%) portofolio efisien terletak pada titik portofolio 6, 5 dan 7 (efficient frontier). Efficient Frontier adalah kurva yang menghubungkan efisien portofolio yang memiliki deviasi standar terendah dengan efisien portofolio yang memiliki expected return tertinggi. Sedangkan pada titik lain tersebut dapat dinyatakan tidak efisien. Tabel 16 Portofolio Efisien Proporsi (50% : 50%) Portofolio 6 5 7
E (Rp) 0,0973 0,0912 0,0842
Proporsi (60% : 40%) σρ 0,1068 0,0768 0,0762
Portofolio 6 5 7
E (Rp) 0,1074 0,1026 0,0970
σρ 0,1086 0,0911 0,0906
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 10 (2014)
16
Dari tabel diatas dapat dilihat variasi tingkat keuntungan dan risiko portofolio yang efisien dengan menggunakan proporsi sama dan proporsi berbeda. Portofolio optimal merupakan kondisi yang dibutuhkan oleh investor, portofolio optimal mana yang akan dipilih investor yang bersangkutan terhadap keuntungan maupun risiko yang bersedia ditanggungnya. Jika risiko dikaitkan dengan preferensi investor terhadap risiko, maka risiko dibedakan menjadi 3 yaitu : 1. Investor yang menyukai risiko (risk seeker) yaitu investor lebih suka mengambil investasi dengan risiko yang lebih tinggi. Dilihat pada gambar 1 dengan proporsi (50% : 50%) terdapat pada portofolio 6 yaitu kombinasi antara PT Surya Toto Indonesia dan PT Gudang Garam dengan tingkat keuntungan sebesar 0,0973 dan risiko sebesar 0,1068 sedangkan pada gambar 2 dengan proporsi (60% : 40%) terdapat pada portofolio 6 yaitu kombinasi antara PT Surya Toto Indonesia dan PT Gudang Garam dengan tingkat keuntungan sebesar 0,1074 dan risiko sebesar 0,1086. 2. Investor netral terhadap risiko (risk netral) yaitu investor yang bersikap hati-hati dalam mengambil keputusan dan akan meminta kenaikan tingkat pengembalian yang sama untuk setiap kenaikan risiko. Dilihat pada gambar 1 dengan proporsi (50% : 50%) terdapat pada portofolio 5 yaitu kombinasi antara PT Surya Toto Indonesia dan PT Unilever Indonesia dengan tingkat keuntungan sebesar 0,0912 dan risiko sebesar 0,0768 sedangkan pada gambar 2 dengan proporsi (60% : 40%) terdapat pada portofolio 5 yaitu kombinasi antara PT Surya Toto Indonesia dan PT Unilever Indonesia dengan tingkat keuntungan sebesar 0,1026 dan risiko sebesar 0,0911. 3. Investor yang tidak menyukai risiko (risk averse) yaitu investor lebih suka mengambil investasi dengan risiko yang lebih rendah, biasanya cenderung mempertimbangkan keputusan investasi secara matang dan terencana. Dilihat pada gambar 1 dengan proporsi (50% : 50%) terdapat pada portofolio 7 yaitu kombinasi antara PT Surya Toto Indonesia dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia dengan tingkat keuntungan sebesar 0,0842 dan risiko sebesar 0,0762 sedangkan pada gambar 2 dengan proporsi (60% : 40%) terdapat pada portofolio 7 yaitu kombinasi antara PT Surya Toto Indonesia dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia dengan tingkat keuntungan sebesar 0,0970 dan risiko sebesar 0,0906. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Ketika bursa saham sedang mengalami puncak pesimisme, adalah waktu yang tepat untuk membeli saham. Karena pada saat itu banyak saham potensial yang berharga murah. Disaat itulah investor bisa membeli saham. Dengan memanfaatkan laporan analisis yang ada dan mempertimbangkan rata-rata opini para analis seperti apa terhadap target harga saham. Dari 10 kombinasi saham yang terbentuk dengan menggunakan proporsi sama dan proporsi berbeda, maka portofolio yang efisien adalah sebagai berikut: a. Dengan proporsi sama (50% : 50%) terdapat 3 portofolio yang efisien, portofolio tersebut adalah pada portofolio 6 yaitu kombinasi antara PT Surya Toto Indonesia dan PT Gudang Garam dengan tingkat keuntungan sebesar 0,0973 dan risiko sebesar 0,1068. Portofolio 5 yaitu kombinasi antara PT Surya Toto Indonesia dan PT Unilever Indonesia dengan tingkat keuntungan sebesar 0,0912 dan risiko sebesar 0,0768. Portofolio 7 yaitu kombinasi antara PT Surya Toto Indonesia dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia dengan tingkat keuntungan sebesar 0,0842 dan risiko sebesar 0,0762. b. Dengan proporsi berbeda (60% : 40%) terdapat 3 portofolio yang efisien, portofolio tersebut adalah pada portofolio 6 yaitu kombinasi antara PT Surya Toto Indonesia dan PT Gudang Garam dengan tingkat keuntungan sebesar 0,1074 dan risiko sebesar 0,1086. Portofolio 5 yaitu kombinasi antara PT Surya Toto Indonesia dan PT Unilever Indonesia
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 10 (2014)
17
dengan tingkat keuntungan sebesar 0,1026 dan risiko sebesar 0,0911. Portofolio 7 yaitu kombinasi antara PT Surya Toto Indonesia dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia dengan tingkat keuntungan sebesar 0,0970 dan risiko sebesar 0,0906. Saran Menganalisis tingkat keuntungan dan tingkat risiko yang terkandung dalam setiap investasi, investor sebaiknya melakukan perhitungan berdasarkan data historis yang ada di Bursa Efek Indonesia yaitu harga saham dan dividen untuk memaksimalkan dan meminimalkan tingkat risiko yang terkandung dalam investasi. Untuk itu, dalam melakukan investasi sebaiknya juga mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti total aset, modal, laba yang dihasilkan, dan lain-lain. Hal tersebut dilakukan agar dapat memaksimalkan tingkat keuntungan yang diharapkan dan meminimalkan tingkat risiko. Dalam pengambilan keputusan untuk menanamkan modal pada suatu saham sebaiknya mempertimbangkan tingkat keuntungan yang diperoleh dan risiko yang akan ditanggung pada masing-masing saham. Dari hasil di atas membuktikan bahwa semakin besar tingkat pengembalian yang diinginkan investor, maka akan semakin besar pula risiko yang harus ditanggung investor sehingga pemilihan investasi juga berpulang pada sifat dan keberanian investor. DAFTAR PUSTAKA Fauzi, M. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif. Edisi Pertama. Walisongo Press. Semarang. Halim, A. 2005. Analisis Investasi. Edisi Kedua. Salemba Empat. Jakarta. Husnan, S. 2009. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Keempat. UPP STIM YKPN. Yogyakarta Jogiyanto. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketujuh. BPFE. Yogyakarta Sedarmayanti, dan Hidayat. 2011. Metodologi Penelitian. Edisi Kedua. Mandar Maju. Bandung Soeratno, dan Arsyad. 2008. Metode Penelitian. Edisi Kelima. UPP STIM YKPN. Yogyakarta Subagyo. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Kedua. STIE YKPN. Yogyakarta. Sunariyah. 2006. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Kelima. UPP STIM YKPN. Yogyakarta Suryani, Y. 2007. Analisis Portofolio Saham Dalam Mengoptimalkan Keuntungan Investasi Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol 2 (1):69-83 Tandelilin, E. 2010. Portofolio dan Investasi. Edisi Pertama. KANISIUS. Yogyakarta ●●●