Bang Unan, Ikon Kampanye Sosialisasi UUBG
Menelisik Sistem Air Limbah Pondok Pesantren
21
12
Lima Kabupaten/Kota Terima Hibah 100 Juta USD Bangun TPA Terpadu
26
Edisi 8/Tahun X/Agustus 2012
kementerian pekerjaan umum
Karya Cipta Infrastruktur Permukiman
Reverse Osmosis
Hapus Dahaga Desa Nelayan Pulau Mandangin
Galeri • BIORITY Instalasi Pengolahan Limbah Bermedia Kontak PLUS! lensa ck • Kunjungan Menteri PU ke Desa Pulau Mandangin,
Kabupaten Sampang - Madura
daftar isi
Edisi 84Tahun X4Agustus 2012
Berita Utama Osmosis 4 Reverse Hapus Dahaga Desa
Nelayan Pulau Mandangin
Dahaga 7 Menghapus dengan Air Laut Pulau Mandangin
liputan khusus Sistem Air Limbah 12 Menelisik Pondok Pesantren
4
info baru
16
ASI Gedung Kementerian PU 16 Ruang untuk Masa Depan Anak Indonesia PU Undang Partisipasi 19 Kemen Swasta dalam Proyek Air Minum Unan, Ikon Kampanye 21 Bang Sosialisasi UUBG Asrama ITB 22 Rusun Jatinangor Megah, Murah, dan Ramah Lingkungan
inovasi Pra-Disain Balai 24 Pemenang Kirti Istana Bogor Ditentukan
21 22
Presiden RI
Kabupaten/Kota 26 Lima Terima Hibah 100 Juta USD Bangun TPA Terpadu
Kerjasama B to B PDAM, 29 Percepat Pencapaian Target MDGs Air Minum
PLUS! Galeri • BIORITY Instalasi Pengolahan Limbah Rumah Tangga Tangki Septic Bermedia Kontak (Biority) lensa ck • Kunjungan Menteri PU ke Desa Pulau Mandangin, Kabupaten Sampang - Madura
2
24 26
info baru
Ruang ASI Gedung Kementerian PU
untuk Masa Depan Anak Indonesia Adi Sasutji*)
Undang – Undang nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, pada paragraf 5 Persyaratan Kemudahan pasal 27 ayat (3), mengamanatkan bahwa kelengkapan prasarana dan sarana pada bangunan gedung untuk kepentingan umum meliputi penyediaan fasilitas yang cukup untuk ruang ibadah, ruang ganti, ruang bayi, toilet, tempat parkir, tempat sampah serta fasilitas komunikasi dan informasi.
Foto : Amung
Gedung baru Kementerian Pekerjaan Umum
16
M
enyiapkan sumber daya manusia Indonesia se bagai generasi mandiri yang siap mengemban amanah memajukan Indonesia menjadi kegalauan bagi yang peduli. Ada banyak alasan, salah satunya bisa dari isu banyaknya masalah dalam pembinaan dan pengembangan SDM untuk kebutuhan berbagai sektor, baik dalam maupun luar negeri. Berbagai jawaban dan solusi bisa muncul dari mana saja. Salah satunya dari sisi penyediaan gizi terbaik bagi SDM, yang dimulai dari sejak baru lahir, selama enam bulan pertama dan seterusnya. Awal kehidupan manusia dimulai dari apa yang diminum dan dimakan sejak dalam kandungan, selama bayi sampai dewasa. Kualitas minuman dan makanan yang dikonsumsi akan mem bentuk tubuh yang sehat atau tidak sehat. Dengan kata lain tubuh yang sehat jasmani dan rohani akan ditentukan sebagian besar oleh minuman dan makanan yang dikonsumsi selama hidup seseorang. Berbagai upaya dalam rangka memperbaiki kualitas gizi dari bayi sebagai langkah nyata adalah mendorong pemberian ASI Eksklusif sejak bayi lahir hingga berumur enam bulan dan dilanjutkan pemberian ASI dan makanan tambahan selama dua tahun, dan seterusnya hingga dewasa. Pemerintah telah menyusun berbagai kebijakan sebagai upaya meningkatkan pemberian ASI Eksklusif, yaitu dalam Surat
Foto : Adi Sasutji
info baru
Fasilitas ruang menyusui di gedung PU
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 450/Men.Kes/SK/IV/2004 tentang Pemberian ASI Secara Eksklusif Pada Bayi di Indonesia dan yang terbaru adalah Peraturan Pemerintah RI Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif. Peraturan Pemerintah tersebut merupakan salah satu upaya untuk mendorong penyediaan gizi terbaik bagi SDM Indonesia yang berkualitas unggul. Tujuan pengaturan pemberian ASI Eksklusif antara lain : pertama, menjamin pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan ASI Eksklusif sejak dilahirkan sampai dengan berusia enam bulan dengan memperhatikan pertumbuhan dan perkembangannya; kedua, memberikan perlindungan kepada ibu dalam memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya; dan ketiga, meningkatkan peran dan dukungan keluarga, masyarakat, Pe merintah Daerah dan Pemerintah terhadap pemberian ASI Eks klusif. Peraturan Pemerintah RI Nomor 33Tahun 2012 mengamanatkan bahwa Pengurus Tempat Kerja dan penyelenggara tempat sarana umum (Perusahaan, Perkantoran Pemerintah, Daerah dan Swasta) harus menyediakan fasilitas khusus untuk menyusui dan/atau memerah ASI sesuai dengan kondisi kemampuan masing-masing. Bagi yang tidak melaksanakan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Kebijakan lain yang terkait adalah Undang – Undang nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, pada paragraf 5 Persyaratan Kemudahan pasal 27 ayat (3), mengamanatkan bahwa kelengkapan prasarana dan sarana pada bangunan gedung untuk kepentingan umum meliputi penyediaan fasilitas yang cukup untuk ruang ibadah, ruang ganti, ruang bayi, toilet, tempat parkir, tempat sampah serta fasilitas komunikasi dan informasi. Kementerian Pekerjaan Umum sebagai salah satu instansi Pemerintah yang mendapat tugas antara lain dalam penye lenggaraan pembangunan infrastruktur telah berupaya men dorong pemberian ASI Eksklusif di tempat kerja melalui pe nye diaan infrastruktur gedung dengan ruang ASI. PU juga
memberikan ijin kepada pegawainya dalam proses pemberian ASI Eksklusif tersebut. Hal itu selaras dengan telah disyahkannya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dalam Surat Edaran Nomor 07/SE/M/2011 tentang Penyediaan Ruang Khusus Untuk Memerah Air Susu Ibu (ASI) di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum, sebelum PP Nomor 33 Tahun 2012 disyahkan. Jumlah Pegawai PU perempuan pada perekrutan tahun 2008 2010 cukup besar, yaitu mencapai 43 %. Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No . 62/KPTS/M/2011 tentang Penyediaan Ruang Khusus Untuk Memerah Air Susu Ibu (ASI) di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum, telah disediakan “Ruang ASI” di beberapa Gedung di lingkungan Kementerian PU, yaitu pada Gedung Baru Kementerian PU lantai 1 sampai dengan lantai 16, pada Gedung Sumber Daya Air - Penataan Ruang lantai 2, lantai 4 dan lantai 6, dan di Gedung Inspektorat Jenderal pada lantai 7. Walaupun belum semua gedung menyediakan “Ruang ASI” yang memadai, namun demikian Kementerian PU telah memulai melaksanakan kewajiban yang diamanatkan oleh kebijakan Pemerintah tersebut di atas. Persoalan berikutnya adalah bagaimana dengan Institusi Pemerintah/ Swasta yang belum melaksanakannya? Bagaimana pemantauannya? kemudian bagaimana pula pelaksanaan sanksinya? dan sebagainya. Ada beberapa kekuatan yang dapat dijadikan modal dalam mengatasinya, yaitu : pertama, kondisi perkembangan perekonomian bangsa Indonesia yang positif saat ini bisa dikatakan lebih baik dari pada negara yang mengalami pertumbuhan negatif, hal ini memberikan peluang dan sekaligus tantangan bagi kita untuk lebih meningkatkan kinerja di bidang masing-masing. Pada kesempatan ini penulis ingin mengajak semua phak untuk maju bersama membangun bangsa, melalui karya terbaik dalam membangun infrastruktur bidang ke-PU-an, salah satunya dalam membangun gedung perkantoran/ fasilitas umum. Kedua, Sumber Daya Manusia Indonesia jumlahnya banyak. Dan ketiga, Sumber Daya Alam Indonesia melimpah, sehingga tergantung manajemen kita dalam mengolah dan mengelola semuanya untuk maju bersama membangun bangsa yang maju, mandiri, setara dan berkeadilan.
Upaya – upaya
Atas pertanyaan di atas, ada beberapa upaya yang sudah dilakukan, yaitu dengan memberikan penyuluhan, sosialisasi dan komunikasi antar kelompok masyarakat dalam rangka peningkatan pemahaman tentang gizi yang baik dan benar bagi bayi yang baru lahir, balita, anak-anak, remaja, dewasa dan manula yang memang kebutuhan gizinya berbeda. Generasi Penerus atau angkatan muda menjadi penyemangat dalam membangun bangsa. Harapan dapat dirumuskan dalam visi bersama. Sedangkan tantangan dan kendala dapat dicarikan solusinya. Mari maju bersama membangun bangsa merupakan kalimat yang indah dan dapat memotivasi kita, karena tanpa kebersamaan atau koordinasi antara kaum laki-laki – perempuan, dan antara Pemerintah Pusat – Daerah – Swasta – Masyarakat rasa-rasanya sulit terwujud cita-cita mulia membangun bangsa melalui pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungan dan responsif gender. Supaya semuanya merasakan manfaat yang setara seimbang, merata dan berkeadilan. Peran penting perempuan Indonesia sejak dahulu sebelum
Edisi 8 4Tahun X4Agustus 2012
17
Foto : Adi Sasutji
info baru
Ruang menyusui dengan suasana menyenangkan untuk anak-anak (Balita) di gedung PU
kemerdekaan telah tercatat sebagai pejuang kemerdekaan. Namun peran sebagai pejuang masih harus terus dilaksanakan dalam bentuk lain untuk mengisi kemerdekaan yang telah direbut dengan susah payah. Perjuangan masa kini adalah dalam rangka meningkatkan / mengoptimalkan peran / fungsi sebagai mitra sejajar laki – laki dalam pembangunan infrastruktur, ekonomi, sosial, budaya dan generasi penerus bangsa, agar menjadi bangsa yang mandiri di negeri tercinta ini. Berbagai peran perempuan, baik dalam pembangunan fisik seperti infrastruktur maupun nonfisik dalam pendidikan, sosial, politik dan keamanan serta lainnya, perlu ditingkatkan sesuai kemampuan dan bidang yang diminatinya. Pembangunan infrastruktur responsif gender sangat mungkin terlaksana bila masing-masing Sektor dan Wilayah yang terkait mempunyai komitmen tinggi dalam mewujudkannya. Kuncinya terletak pada Koordinasi, Integrasi dan Sinkronisasi program
18
pemberdayaan masyarakat sesuai gender secara bertahap dan berkelanjutan, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh seluruh bangsa kita. Pemberian ASI Eksklusif perlu selalu dipromosikan dalam berbagai kesempatan melalui sosialisasi dan publikasi melalui media cetak, elektronik dan internet. Semoga artikel ini dapat memberikan masukan kepada yang berwenang dan masyarakat untuk berperan aktif dalam meningkatkan pemberian ASI Eksklusif secara efisien dan efektif. Implementasi Pemberian ASI Eksklusif yang ideal dapat diterapkan secara bertahap, baik di lingkungan keluarga, fasilitas publik dan tempat kerja yang kondusif, sehingga pada waktunya menjadi kebiasaan/budaya yang populer dan bertahan lama. *) Balai Informasi Lateral Pusat Pengolahan Data Kementerian Pekerjaan Umum