Bang Unan, Ikon Kampanye Sosialisasi UUBG
Menelisik Sistem Air Limbah Pondok Pesantren
21
12
Lima Kabupaten/Kota Terima Hibah 100 Juta USD Bangun TPA Terpadu
26
Edisi 8/Tahun X/Agustus 2012
kementerian pekerjaan umum
Karya Cipta Infrastruktur Permukiman
Reverse Osmosis
Hapus Dahaga Desa Nelayan Pulau Mandangin
Galeri • BIORITY Instalasi Pengolahan Limbah Bermedia Kontak PLUS! lensa ck • Kunjungan Menteri PU ke Desa Pulau Mandangin,
Kabupaten Sampang - Madura
daftar isi
Edisi 84Tahun X4Agustus 2012
Berita Utama Osmosis 4 Reverse Hapus Dahaga Desa
Nelayan Pulau Mandangin
Dahaga 7 Menghapus dengan Air Laut Pulau Mandangin
liputan khusus Sistem Air Limbah 12 Menelisik Pondok Pesantren
4
info baru
16
ASI Gedung Kementerian PU 16 Ruang untuk Masa Depan Anak Indonesia PU Undang Partisipasi 19 Kemen Swasta dalam Proyek Air Minum Unan, Ikon Kampanye 21 Bang Sosialisasi UUBG Asrama ITB 22 Rusun Jatinangor Megah, Murah, dan Ramah Lingkungan
inovasi Pra-Disain Balai 24 Pemenang Kirti Istana Bogor Ditentukan
21 22
Presiden RI
Kabupaten/Kota 26 Lima Terima Hibah 100 Juta USD Bangun TPA Terpadu
Kerjasama B to B PDAM, 29 Percepat Pencapaian Target MDGs Air Minum
PLUS! Galeri • BIORITY Instalasi Pengolahan Limbah Rumah Tangga Tangki Septic Bermedia Kontak (Biority) lensa ck • Kunjungan Menteri PU ke Desa Pulau Mandangin, Kabupaten Sampang - Madura
2
24 26
editorial Pelindung Pelindung Budi Yuwono P Budi Yuwono P Penanggung Jawab Penanggung Jawab Antonius Budiono Antonius Budiono Dewan Redaksi Dewan Redaksi Susmono, Danny Sutjiono, Dadan Krisnandar, Danny Sutjiono, M. Sjukrul M. Sjukrul Amin, Amwazi Idrus, Amin, Amwazi Idrus, Guratno Hartono, Guratno Hartono, Tamin MZ. Tamin MZ. Amin, Nugroho TriAmin, Utomo Nugroho Tri Utomo Pemimpin Redaksi Pemimpin Redaksi Sri Murni Edi K, Sudarwanto Dian Irawati, Sudarwanto Penyunting dan Penyelaras Naskah Penyunting dan Penyelaras Naskah T.M. Hasan, Bukhori T.M. Hasan, Bukhori Bagian Produksi BagianA.Produksi Erwin Setyadhi, Djoko Karsono, Erwin A. Setyadhi, Djoko Karsono, Diana Kusumastuti, Bernardi Heryawan, Diana Kusumastuti, Bernardi Heryawan, M. Sundoro, Chandra RP. Situmorang, M. Sundoro, Chandra RP. Situmorang, Fajar Santoso, Ilham Muhargiady, Dian Irawati, Fajar Santoso, IlhamSuryaningrum, Muhargiady, R. Julianto, Desrah, Wardhiana Bhima Dhananjaya, Djati Waluyo Widodo, Sri Murni Edi K, Desrah, Indah Raftiarty, Danang Pidekso Wardhiana Suryaningrum, R. Julianto, Bhima Dhananjaya, Waluyo Widodo, Bagian AdministrasiDjati & Distribusi Indah Raftiarty, Danang Pidekso Luargo, Joni Santoso, Nurfathiah Bagian Administrasi & Distribusi Kontributor Luargo, A. Joni Santoso,Hadi Nurfathiah Dwityo Soeranto, Sucahyono, Nieke Nindyaputri, R. Mulana MP. Sibuea, Kontributor Adjar Prajudi, Rina Farida, Didiet A. Akhdiat, Dwityo A. Soeranto, Hadi Sucahyono, RG. Eko Djuli S, Dedy Nieke Nindyaputri, R. Permadi, Mulana MP. Sibuea, Th Srimulyatini Respati, Joerni Makmoerniati, Adjar Prajudi, Rina Farida, Didiet A. Akhdiat, Syamsul Hadi, Hendarko Rudi S, Iwan Dharma S, RG. Eko Djuli S, Dedy Permadi, Th Srimulyatini Rina Agustin, Handy B. Legowo, Respati, Joerni Makmoerniati, Syamsul Hadi, Dodi Krispatmadi, Rudi A. Arifin, Hendarko Rudi S, Iwan Dharma S, Rina Agustin, Endang Setyaningrum, Alex A. Chalik, HandyMursito, B. Legowo, Dodi Krispatmadi, Djoko N. Sardjiono, Rudi A.M. Arifin, Endang Setyaningrum, Oloan Simatupang, Hilwan, Kun Hidayat S, Alex A. Sumantri, Chalik, Djoko Mursito, N. Sardjiono, Deddy Halasan Sitompul, Oloan M. Simatupang, Hilwan, Kun Hidayat S, Sitti Bellafolijani, M. Aulawi Dzin Nun, Deddy Sumantri, Halasan Sitompul, Ade Syaiful Rahman, Aryananda Sihombing, Sitti Bellafolijani, M. Anggraini, Aulawi Dzin Nun, Agus Achyar, Ratria Dian Suci Hastuti, Emah Sudjimah, Ade Syaiful Rahman, Aryananda Sihombing, Susi Simanjuntak, Didik S.Dian Fuadi, AgusMDS Achyar, Ratria Anggraini, Suci Hastuti, Kusumawardhani, Airyn Saputri, Emah Sudjimah, Susi MDS Simanjuntak, Budi Aswin G. Sukahar,Airyn Saputri, DidikPrastowo, S. Fuadi, Kusumawardhani, Wahyu K. Susanto, Putri Suri, Budi Prastowo, Aswin G.Intan Sukahar, Siti Aliyah Junaedi Putri Intan Suri, Wahyu K. Susanto, Siti Aliyah Junaedi Alamat Redaksi Jl. Patimura No. 20, Kebayoran Baru 12110 Alamat Redaksi Telp/Fax. 021-72796578 Jl. Patimura No. 20, Kebayoran Baru 12110 Email Telp/Fax. 021-72796578
[email protected] Email
[email protected] website http://ciptakarya.pu.go.id
Teknologi Tepat Guna Air Minum akan Hidup dengan Komitmen Tercukupinya layanan air minum untuk kebutuhan rumah tangga adalah hal yang esensial dan mutlak karena langsung berhubungan dengan tingkat kesejahteraan masyarakat lahir dan batin. Tak jarang, air sangat sulit didapatkan. Untuk yang ada namun jauh, harus didekatkan. Tapi jika air tak bisa dikonsumsi karena tak layak perlu diolah. Untuk mengolahnya diperlukan ilmu dan teknologi. Namun ternyata teknologi saja tidak bisa menyelesaikan masalah. Tak sedikit teknologi yang sudah dikenalkan untuk mengolah air baku menjadi air minum (air bersih yang tak berbau, tak berwarna, dan aman dikonsumsi). Dari yang sederhana dan murah hingga teknologi tinggi nan mahal. Sebutlah Reverse Osmosis untuk menyuling air laut menjadi air minum. Di masa sekarang, tak sulit mengubah air laut dari kadar keasinan air laut menjadi air tawar. Namun ternyata masalahnya bukan hanya urusan mengubah fisik air, tapi ada banyak hal seperti efektivitas sistem Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) yang dihasilkan, tarif yang diberlakukan, kesediaan pemerintah untuk merawat, dan seterusnya. Masyarakat Desa Pulau Mandangin Kabupaten Sampang beruntung mempunyai Bupati seperti Noer Tjahja. Hanya menggenggam satu kata bernama komitmen, Noer Tjahja mengajukan minat kepada Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum agar dibangun SWRO di Pulau Kambing, sebutan Pulau Mandangin Madura sebesar 5 liter per detik untuk melayani sekitar 20 ribu jiwa penduduk pulau itu. Gayung bersambut, Ditjen Cipta Karya yang memang memiliki prioritas membangun air minum di daerah rawan air juga memiliki target MDGs yang terus dikejar hingga mencapai pelayanan nasional 68,87% sampai tahun 2015, segera memenuhi keinginan Bupati tersebut. Hebatnya lagi, Noer Tjahja dan masyarakat Pulau Mandangin tanpa ragu bersedia membayar hingga Rp 10 ribu untuk tiap kubiknya. Dibandingkan keharusan membeli air mineral galon, masyarakat dari sudut pandang manapun alasan masyarakat Pulau Mandangin sangat logis menerima bantuan Cipta Karya tersebut. Untuk urusan pemeliharaan alat, Bupati dan masyarakat sanggup merogoh kocek jika ada kerusakan dalam sistem. Jika peran PLN sudah maksimal, tarif air minum per meter kubiknya bisa lebih ditekan. Maka, dengan komitmen, tak ada masalah yang sulit diatasi. Selamat membaca dan berkarya!
twitter @ditjenck Cover : Instalasi Pengolahan Air Laut kapasitas 5 liter/ detik di Desa Pulau Mandangin, Sampang, Madura (Foto: M. Hasan)
Redaksi menerima saran maupun tanggapan terkait bidang Cipta Karya ke email
[email protected] atau saran dan pengaduan di www.pu.go.id
Edisi 8 4Tahun X4Agustus 2012
3
Foto : Buchori
berita utama
Foto Atas
: Menteri PU didampingi Bupati dan Kapolres Sampang membuka keran air hasil pengolahan Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) di Transfer Depo Air Minum. Foto Bawah : Menteri PU didampingi Dirjen Cipta Karya dan Gubernur Jawa Timur menandatangani prasasti peresmian 11 SPAM se Jawa Timur.
Reverse Osmosis Masyarakat Pulau Mandangin kini sudah dapat menikmati air minum dan dapat mengkonsumsi langsung dari sambungan pipa rumah. Kementerian Pekerjaan Umum melalui Ditjen Cipta Karya telah membangun Instalasi Pengolahan Air Laut menjadi air minum di Desa Pulau Mandangin, Sampang, Jawa Timur.
Foto : Danang Pidekso
Hapus Dahaga Desa Nelayan Pulau Mandangin
berita utama
S
elama ini, masyarakat mengkonsumsi air hujan, air laut, dan air galon yang dibeli dengan harga tinggi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Air merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Khususnya air bersih yang dapat memberikan rasa nyaman. Hal itu ditegaskan Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto saat meresmikan Instalasi Pengolahan Air laut, 10 Agustus 2012 lalu didampingi oleh Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Dirjen Cipta Karya Budi Yuwono, Direktur Pengembangan Air Minum Ditjen Cipta Karya Danny Sutjiono, dan Bupati Sampang Noer Tjahja. Program penyulingan air laut atau sea water reserve osmosis (SWRO) merupakan salah satu program percontohan nasional yang dicanangkan oleh kementerian PU. Program tersebut salah satu upaya pemerintah untuk mengatasi kelangkaan air baku untuk penyediaan air minum, khususnya di daerah terpencil atau rawan sumber air baku. “Program ini sebagai upaya untuk mengatasi kelangkaan ke tersediaan air minum di daerah terpencil. Selama ini masyarakat di pulau keci termasuk masyarakat Pulau Mandangin bersusah payah mendapatkan pasokan air tawar dari daratan,” tambah Djoko Kirmanto. Penyulingan air laut menjadi air tawar ini merupakan teknologi baru. Kini, sekitar 18.000 jiwa di Pulau Mandangin dapat menikmati
air minum dengan tarif Rp 9.000 per kubik. Tarif tersebut jauh lebih murah dan mudah. Sebelumnya, masyarakat Pulau Kambing tersebut membeli air minum mencapai Rp 75.000 per kubik. Instalasi pengolahan air dengan teknologi SWRO di Pulau Mandangin baru memproduksi air dengan kapasitas lima liter per detik dan bisa ditingkatkan menjadi 10 liter per detik, bergantung dari kebutuhan yang nantinya berkembang. Teknologi penyu lingan air laut menjadi air minum di pulau seluas 4 km2 ini baru bisa dilaksanakan, setelah PLN mengoperasikan aliran listrik selama 24 jam pada 29 Mei 2012 lalu. Proses teknologi pengelolaan air laut menjadi air minum sesuai dengan standar kualitas. Proses tersebut sangat sederhana de ngan tahap penyulingan untuk menghilangkan kadar garam atau keasinan air laut melewati substansi membran. Pada prinsipnya, proses penjernihan air dari sumber air termasuk air laut yakni Biochemical, aktivasi micro organisme, adsorption, sedimentasi dan straining. Proses akhir yakni melewatkan air laut murni melewati unit tapis halus yang disebut proses Sea Water Reverse Osmosis (SWRO).
Solusi Kelangkaan Air Baku Daerah Kepulauan
Teknologi Sea Water Reverse Osmosis ini juga menjadi solusi ke langkaan air baku masyarakat kepulauan. Dengan rekayasa tek
Foto : Istimewa Danang Pidekso
Menteri PU mengukur tingkat kesadahan dan didapat Total Dissolved Solids (TDS) di angka 140, hampir sama dengan kualitas air kemasan merek terkenal.
Edisi 8 4Tahun X4Agustus 2012
5
Foto : Buchori
berita utama
Suasana fajar di Dermaga Desa Pulau Mandangin diramaikan dengan aktivitas masyarakat mengangkut barang dagangan untuk dijual maupun hendak belanja di Sampang dan sekitarnya.
nologi yang sudah dibuktikan mampu dilakukan oleh kontraktor lokal, SWRO dengan porositas membran tahap nano filtrasi mau pun reverse osmosis menghasilkan kualitas air siap minum. “Total Dissolved Solids (TDS) atau kandungan mineral anorganik menunjukkan angka 140 mg/lt dimana angka ini menyamai pro duk air minum kemasan merek terkenal”, ungkapnya di depan war tawan. Sementara itu Direktur Jenderal Cipta Karya Budi Yuwono me nambahkan, saat ini terjadi kelangkaan air baku di kota-kota besar maupun di kawasan khusus. “Air baku semakin langka di kepulauan Indonesia, yang ada pun tidak tawar. Apalagi kita memiliki ribuan pulau. Maka sudah saatnya memberanikan diri menggunakan teknologi pengolah air laut menjadi air minum seperti di Pulau Mandangin ini”, tegas Budi. Kepala PMU Satuan Kerja Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kawasan Khusus, Irman Jaya, menerangkan bahwa nano filtrasi adalah teknologi penyaringan dengan meng gunakan air bertekanan dan membrane semipermiabel berukuran 0,001 mikron (1 mikron = 1/1.000 milimeter) sehingga mampu menyaring partikel-partikel ikutan, termasuk virus, bakteri, bahan kimia dan logam berat. “Untuk air baku berupa sungai cukup sampai tahap ultra filtrasi, namun untuk mengolah air laut yang mengandung garam harus dengan nano filtrasi hingga reverse osmosis yang memiliki kepadatan membrane hingga 0,0001 mik ron”, jelas Irman.
11 SPAM Jatim
Peresmian SWRO Desa Pulau Mandangin menjadi bagian dari rangkaian kunjungan Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kir manto dalam meresmikan 11 SPAM senilai Rp 121 miliar di delapan kabupaten di Jawa Timur (Jatim). Peresmian dipusatkan di Instalasi Air Minum (IPA) Driyorejo, Gresik, Jatim pada Jumat (10/8) sore. SPAM yang diresmikan berlokasi di Driyorejo Gresik, Pulau Mandangin Sampang, Sekaran Lamongan, Tegal Gede Jember,
6
Puger Jember, Sawahan Madiun, Grogol Kediri, Donorejo dan Kebonagung Pacitan, Doko Blitar serta Pagerwojo Tulungagung. Djoko Kirmanto mengatakan, total seluruh SPAM tersebut memiliki kapasitas aliran air 375 liter per detik sehingga dapat melayani 30 ribu Sambungan Rumah (SR) baru atau setara 150 ribu jiwa. Penambahan layanan baru 150 ribu jiwa tersebut penting dalam upaya pemenuhan penambahan target pelayanan 4 juta jiwa dalam 2,5 tahun kedepan di Jatim. “Di Jawa Timur, dari 37,6 juta penduduknya, masih ada 14 juta jiwa yang belum memiliki akses air minum aman,” ungkap Menteri PU. Berdasarkan target pembangunan millennium (MDGs) bidang air minum, pada 2015, cakupan layanan di Jatim harus 73 persen. Hingga akhir 2011, layanan baru mencapai 62,6 persen, sehingga butuh tambahan pelayanan terhadap 4 juta jiwa dalam waktu yang tersisa. “Tambahan layanan baru ini, masih jauh dari sasaran yang kita inginkan, untuk itu perlu upaya lebih serius dari kita semua untuk kedepannya,” ucap Djoko Kirmanto. Selain meresmikan 11 SPAM, dalam kesempatan yang sama, Menteri PU juga meresmikan penggunaan dua instalasi pompa banjir yaitu Kalitutup Barat dan Kalitutup Timur di Gresik serta penandatangangan nota kesepahaman SPAM regional antara Direktur Jenderal (Dirjen) Cipta Karya dengan delapan bupati/ walikota. Dirjen Cipta Karya juga menyerahkan satu arm roll truck dan dua container kepada Pemerintah Kota Probolinggo sebagai penghargaan kepada kota tersebut sebagai pemenang II Kategori Kota Sedang/Kecil Penilaian Kinerja Pemerintah Daerah Pekerjaan Umum tahun lalu bidang Cipta Karya. Turut hadir dalam acara tersebut, Gubernur Jatim Soekarwo, Dirjen Cipta Karya Budi Yuwono, Dirjen Sumber Daya Air Mo hammad Hasan, Direktur Pengembangan Air Minum Ditjen Cip ta Karya Danny Sutjiono, Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Ditjen Cipta Karya Sjukrul Amin dan Bu pati Gresik Sambari Halin. (bcr/dvt/puskom)
berita utama
Menghapus Dahaga dengan Air Laut Pulau Mandangin Penerapan teknologi Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) di Desa Pulau Mandangin, Kabupaten Sampang adalah lompatan sejarah. Menteri Pekerjaan Umum menyebutnya layak dijadikan momentum dimulainya era baru pemikiran pemanfaatan laut sebagai sumber air baku penyediaan air minum.
K
Foto : M. Hasan
etahanan pangan, ketahanan energi dan ketahanan air minum, merupakan tiga pilar pembangunan nasional. Ketiganya perlu mendapat perhatian sek sama untuk diupayakan keberhasilannya. Tiga pi lar tersebut disampaikan Bapak Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto dalam kata sambutannya saat peninjauan Instalasi Pengolahan Air Laut (Sea Water Reverse Osmosis) di Desa Pulau Mandangin, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, 10 Agustus 2012. Ketahanan air menjadi pesan kunci Menteri PU terkait ke langkaan air yang dialami masyarakat Pulau Mandangin yang kini sudah terjawab dengan dibangunnya Instalasi Pengolahan Air Laut di pulau yang dikenal dengan Pulau Kambing ini. Menteri PU juga didaulat meresmikan instalasi tersebut di hadapan ribuan
Foto : : Buchori
Irman Jaya *)
Foto Atas
: Irman Jaya menjelaskan kepada wartawan tentang SWRO Desa Pulau Mandangin. Foto Bawah : masyarakat mengambil air dari Trasfer Depo dengan menggunakan galon.
warga, alim ulama, tokoh masyarakat Pulau Mandangin, Bupati Sampang dan Camat Sampang beserta jajaran masing masing. Selain mereka, tak luput menyaksikan antara lain Gubernur Jawa Timur, Dirjen Cipta Karya, Direktur Pengembangan Air Minum, serta undangan lainnya, baik dari dalam maupun luar negeri. Ketahanan air minum kembali ditegaskan Bapak Menteri PU saat bicara di hadapan jamaah sholat Jumat di Masjid At Taqwa, Dusun Tengah, Desa Pulau Mandangin. “Tercukupinya air minum kebutuhan rumah tangga adalah hal yang esensial dan mutlak karena langsung berhubungan dengan tingkat kesejahteraan masyarakat lahir dan bathin. Pulau Mandangin berada di dalam daerah administratif Kabupaten Sampang Provinsi Jawa Timur, pada koordinat Garis Lintang 7o 8’ 49.60” S dan Garis Bujur 113o 13’ 7.87” T sebelah selatan pulau Madura. Untuk mencapainya diperlukan waktu tempuh lebih kurang dua jam menggunakan kapal kayu reguler milik masyarakat pulau yang sandar di dermaga Tanglog kota Sampang Madura. Luas Pulau Mandangin sekitar 1.650 Km2 berbentuk penam pang elips dengan garis tengah panjang sekitar 1.800 m dan lebar 800 m dihuni oleh 4.150 KK (2009) atau kepadatan penduduk 11.850 Jiwa/Km2. Kepala Desa Mandangin memperkirakan saat ini terdapat lebih kurang 20.000 jiwa penduduk beraktivitas di pulau. Selain air hujan, pulau ini tidak terdapat sumber air tawar lain, air tanah dalam keadaan asin/brackish akibat over eksploitasi di masa lalu yang melewati ambang batas water body yang tersimpan di aquifer pulau. Hal ini mengakibatkan interupsi air laut ke daratan. Sampai sejauh ini penduduk, yang mayoritas nelayan tradisional dan menghandalkan laut sebagai sumber pendapatan utama, memperoleh air tawar dengan cara membeli dari vendor yang
Edisi 8 4Tahun X4Agustus 2012
7
Foto : Asido
berita utama
Menteri PU membuka tirai papan nama Instalasi Pengolahan Air Laut di Desa Pulau Mandangin
mendatangkannya dari luar pulau, seperti dari Sampang di pulau Madura, Situbondo di Pulau Jawa dengan harga jual yang cukup tinggi. Sebagai contoh air tawar (setara kualitas air sungai yang agak jernih) diperjualbelikan dengan harga Rp. 2.500 per jerigen (25 Liter), air minum dalam galon (setara kualitas air kemasan isi ulang) didatangkan dari kota Sampang dihargai Rp. 5.000 per Gallon (20 Liter). Sedangkan air kemasan merk tertentu tersedia di warung/ kios dengan harga Rp. 4.000 per-botol 1,5 Liter. Fluktuasi harga jual air di pulau Mandangin sangat tidak menentu, tergantung tiga kondisi, yaitu musim, kelangkaan dan keterpaksaan. Selama musim badai harga jual air tersebut cenderung meningkat.
Air Minum Sumber Kehidupan Manusia
Di samping pangan sebagai unsur mutlak penunjang utama hidup manusia, selayaknya terpenuhinya kebutuhan sandang, perumahan, energi dan air minum juga menjadi ukuran dikaitkan dengan tingkat kesejahteraan sosial masyarakat. Jika diurut tingkat kemutlakan, maka tidak salah jika menempatkan air minum pada urutan pertama mengingat keberadaannya belum dapat digantikan dengan cara apapun. Sering kita jumpai, pada aktivitas pembangunan perumahan, misalnya resettlement yang dibangun untuk memenuhi kebu tuhan hunian pasca kejadian bencana alam. Meskipun sarana penerangan listrik belum terpasang, ada kalanya rumah sudah dihuni. Fungsi listrik dengan mudah dapat digantikan oleh se batang lilin atau lampu teplok. Namun bagaimana jika air yang
8
tidak tersedia? Ternyata pemasangan yang dihadapi tidak menjadi sederhana, fungsi air tidak bisa digantikan, paling lama tiga hari bertahan sumringah mendiami rumah baru. Selanjutnya berubah uring uringan disebabkan bau tidak sedap terpancar dari arah kamar mandi/toilet. Ketiadaan air, khususnya air pembilas ternyata berdampak fatal untuk fungsi sebuah rumah. Pernyataan Menteri PU menempatkan air minum ke dalam tiga prioritas kekuatan nasional, di samping kekuatan pangan dan energi, adalah pembenaran dan pantas disikapi sebagai sebuah tantangan dan sekaligus amanah yang harus kita sukseskan bersama karena ini masuk ke dalam ranah tugas Kementerian Pekerjaan Umum. Terinspirasi dimulainya pelayanan air minum dari sumber air laut di Pulau Mandangin, Menteri PU menghimbau untuk terus mengupayakan pengembangannya secara serius agar lebih ba nyak masyarakat mendapat akses kepada pelayanan air minum sehat. Akses kepada air minum ini akan berdampak pada me ningkatnya taraf hidup dan taraf kesehatan yang pada akhirnya bermuara kepada kesejahteraan sosial masyarakat Indonesia. Pada Tahun Anggaran 2011 DJCK Kementerian Pekerjaan Umum dengan segala pertimbangan telah mencantumkan kegia tan pembangunan Instalasi Pengolahan Air Laut menjadi air mi num berbasis rekayasa teknologi membran dengan tujuan kadar salinitas air laut yang diukur dengan parameter TDS (Total Disolved Solid) rata rata sekitar 35.000 mg/lt bisa diturunkan sehingga layak dikonsumsi oleh manusia, standar maksimum TDS air minum yang diperbolehkan adalah 500 mg/lt (sebagai pembanding : kadar TDS
Foto : Asido
berita utama air sebagai pelanggan, ia mengatakan belum tahu karena baru satu minggu menikmati kucuran air langsung dirumahnya. Namun dia optimis menyatakan terhadap SPAM yang nantinya akan dikelola oleh PDAM Trunojoyo Sampang ini akan bisa menjadi pelanggan yang baik karena harga air yang dibayarkan menurut informasi yang ia peroleh masih terjangkau hanya sekitar Rp. 10.000 per 1.000 Liter air minum.
Foto : M. Hasan
Rencana Kapasitas IPA SWRO Pulau Mandangin
Foto Atas
: Menteri PU mendapat penjelasan dari Irman Jaya tentang Instalasi Pengolahan Air Laut Desa Pulau Mandangin . Foto Bawah : Masyarakat Desa Pulau Mandangin mengambil air dari Trasfer Depo dengan menggunakan galon
air minum dalam kemasan berbagai merk bervariasi antara 120400 mg/lt).
Manfaat Pembangunan SPAM Pulau Mandangin
Chusnul adalah salah seorang penduduk pulau yang sehari hari bekerja sebagai juru mudi kapal kayu Darmaga Baru dari Pulau Mandangin ke Pulau Madura (pp). Ia menyatakan sangat senang kini mempunyai sumber air minum langsung di pulau mereka. Ketergantungan dengan air tawar yang didatangkan dari luar, kini tidak perlu lagi terjadi dan bisa memperoleh air sewaktu-waktu dengan harga terjangkau. Sekarang masyarakat bisa memperoleh air minum di Transfer Depo Air Minum yang baru dibangun dengan mengganti biaya pengelolaan atau perawatan sistem sesuai yang disepakati warga Rp. 500 per-galon isi 20 Liter dengan kualitas air siap minum tanpa dimasak. Harga ini jauh lebih murah dibandingkan harga sebelum kehadiran SPAM SWRO di Pulau Mandangin. Dengan menekankan sebelumnya mereka harus mengeluarkan uang Rp. 5.000 dengan ukuran wadah air yang sama atau setara Rp. 250.000/m3. Chusnul menambahkan demi pertimbangan mendapatkan kenikmatan lebih pelayanan air, ia merasa beruntung di rumahnya kini sudah terpasang kran air Sambungan Langsung (SR), salah satu dari 400 SR yang rencananya dipasang tahun 2012. Ketika ditanya berapa biaya perbulan yang harus ia keluarkan untuk membayar
Memorandum of Understanding (MoU) Pembangunan IPA SWRO Pulau Mandangin ditandatangani pada 1 April 2011 oleh 3 pihak, yaitu Bupati Sampang, Direktur Pengembangan Air Minum Ditjen Cipta Karya, dan Kepala Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur. Sesuai MoU, tahap pertama dilakukan pembangunan kapasitas IPA 5 lt/det (atau setara 432.000 liter/ hari). Kapasitas ini disadari masih jauh dari cukup. Jika angka 432.000 dibagi rata kepada 20.000 Jiwa penduduk, maka angka pelayanan masih sangat kecil 21,6 liter/orang/hari. Selayaknya adalah 80100 liter/orang/hari, dengan pertimbangan Basic Need Aproach, domestic, non domestic, kehilangan air, keperluan air untuk melaut bagi kapal kapal ikan, pabrik es, dan lainnya. Namun demikian, pada klausul MoU telah dicantumkan bahwa jika kapasitas 432.000 liter/hari ini sudah dimanfaatkan akan ditingkatkan sesuai keperluannya. Sebagai pendekatan, dengan asumsi angka pelayanan 80- 100 liter/orang/hari, maka kapasitas 5 liter/detik mampu melayani 5.000 jiwa melalui kombinasi pelayanan SR dan Transfer Depo air minum. Dengan demikian sesuai penyampaian Kepala Desa Pulau Mandangin, jika saat ini terdapat kira kira 20.000 jiwa penduduk dan dengan asumsi cakupan pelayanan 100 %, maka diperlukan kapasitas 20 liter/ detik. Artinya, masih perlu tambahan 15 liter/detik berikutnya. Terhadap peluang perluasan kapasitas ini telah diantisipasi pada perencanaan pembangunan tahap I. Dengan ini, tata ruang dan tata letak, galleries penangkap air laut, rumah operasi dan pompa, dan lainnya sudah diantisipasi. Sukses pengelolaan adalah kunci berhasil pembangunan, karena langsung berhubungan dengan kesinambungan ope rasional. Khusus pelayanan SPAM Pulau Mandangin dengan berbasis teknologi membran yang masih terbilang baru, yakni mengubah air laut menjadi air minum, telah dipertimbangkan sedemikian rupa sehingga pengelolaan yang ada di bawah PDAM Trunojoyo Sampang dibuka peluang untuk bekerja sama operasi dengan pihak ketiga dengan beberapa manfaat yang akan didapat. Dalam hal ini adalah kontraktor pemenang pelelangan itu sendiri, PT. Juhdi Sakti Engineering. Di samping masalah transfer know how, adalah pertanggungjawaban kualitas barang/ komponen yang diadakan minimal akan aman sesuai spesifikasi teknis yang ditawarkan dan akan terjadi sambil berjalan.
Manfaat Lain Kehadiran SPAM di Pulau Mandangin
Manfaat lain kehadiran Instalasi Pengolahan Air Laut di Pulau Mandangin, telah dikomentari beragam oleh penduduk pulau. Beberapa komentar yang telah dirangkum mengarah pada beberapa kecenderungan. Pertama, di samping terjadi penghematan income keluarga dari selisih harga beli air sebelumnya yang cukup besar, juga peredaan kekhawatiran dan kepastian hidup. Kini mereka tidak lagi takut kekurangan air tawar, terutama saat menghadapi musim badai panjang yang
Edisi 8 4Tahun X4Agustus 2012
9
berita utama menghentikan semua kegiatan pelayaran di laut, baik dari pulau maupun menuju pulau. Belum lagi dalam merencanakan waktu berlayar nelayan untuk mencari ikan ke tengah laut yang ada kalanya terhambat hanya karena ketiadaan air tawar. Kedua, sekecil apapun itu, akan terjadi sumbangan dari pendistribusian air siap minum kepada kelestarian lingkungan. Minimal jumlah pohon yang harus ditebang di setiap harinya akan diminimalkan. Sejumlah ranting yang harus merana ditebas parang berpisah dengan batangnya akibat dijarah menjadi kayu bakar untuk menanak air minum akan berkurang. Belum lagi jika dihitung berapa liter gas atau minyak bakar yang tidak perlu lagi dikorbankan di Pulau Mandangin untuk memasak air. Bukankah lebih baik bahan bakar yang tidak dapat terbarukan tersebut digunakan saja untuk pemenuhan energi kebutuhan lain, misalnya keperluan industri. Belum lagi dilihat dari peluang munculnya usaha-usaha yang berbasis kreatifitas masyarakat, seperti industri makanan dari bahan laut, pengolahan ikan pindang, budi daya rajungan yang menjadi primadona tangkapan. Usaha tersebut mempunyai nilai tambah lebih yang dapat diharapkan mampu meningkatkan pendapatan penduduk pulau dan atau membina koperasi mengupayakan usaha sektor ekonomi dan kepariwisataan seperti home industry, home stay, paket sentra pemancingan ikan bagi penggemar fishing, pabrik es balok untuk nelayan melaut, jasa cold storage pengawetan hasil tangkapan, industri garam berkualitas prima, dan lainnya. Kini segenap masyarakat pulau sudah tidak tabu mengatakan “Mari Menghapus Dahaga Dengan Air Laut Pulau Mandangin”.
Pelajaran SPAM SWRO Pulau Mandangin
Selain manfaat tak langsung yang dapat dikembangkan masya rakat, ada banyak pelajaran dari SPAM SWRO yang bersinggungan langsung dengan masa depan pengolahan air di Pulau Mandangin dan daerah lain. Pertama, sebagai proses pembelajaran dalam rangka rekayasa teknologi pemisahan kadar salinitas dari air laut melalui Sea Water Riverse Osmosis (SWRO). Saat berada di lokasi SWRO Pulau Mandangin, Bapak Menteri PU menyatakan “Jadikan plan SWRO ini sebagai laboratorium Research and Development (R&D) pengolahan air laut menjadi air minum. Kita sangat memerlukannya terutama dalam menjawab permasalahan keter batasan air baku untuk penyediaan air minum. Sementara laut kita sangat luas dengan kapasitas tidak terbatas. Kedua, masalah ketersediaan air baku untuk diolah menjadi air minum telah menjadi kendala utama di banyak kota di Indonesia. Sebagai contoh DKI Jakarta, kapasitas air minum yang ada 18,5 m3/detik baru mampu melayani sekitar 30-40 % penduduk DKI. Bagaimana nasib pelayanan air minum masyarakat lainnya yang belum kebagian? Mau ditingkatkan? Terkendala pasokan air baku dari Waduk Jatiluhur yang sudah tidak memadai. Kapasitas musim kemaraunya sudah tidak mendukung. Sementara Jakarta tercinta, siapapun tahu, dikepung sumber air yang melimpah ruah, bahkan kekal abadi sepanjang masa. Seolah-olah terlupakan? Mari, su dah waktunya kita melirik keberadaan sumber air laut untuk air minuim. Ketiga, Instalasi Pegolahan Air Laut menjadi air minum di Pulau Mandangin sudah dioperasikan 5 bulan berjalan sejak April 2012. Dalam rentang waktu itu, banyak sudah pengalaman yang ditoreh dan layak menjadi catatan.
10
1. Total Disolved Solid (TDS) yang dihasilkan adalah 140 mg/ liter dari karakteristik air laut rata rata 35.000 mg/lt. Sesuai Permenkes RI, standar TDS maksimum yang diperbolehkan untuk air minum adalah 500 mg/lt. Untuk menghasilkan angka itu memerlukan Energy Consumption 3,57 KWH/m3. Artinya untuk menghasilkan air minum 1000 Liter (1 M3) diperlukan biaya energi kurang dari Rp. 3.000. Biaya Energy Consumption ini akan terkoreksi sebanding dengan besaran kapasitas instalasi. Dengan kata lain, makin besar kapasitas SWRO yang dioperasikan maka biaya per meter kubik air olahan akan menjadi lebih murah. 2. Membangun instalasi SWRO bukan hanya bicara soal bisa atau tidak bisa menurunkan kadar keasinan air laut menjadi air tawar, akan tetapi lebih kepada nilai efektivitas sistim SWRO yang dihasilkan : a. Proses Teknologi, SWRO harus mampu dioperasikan terus menerus secara berkesinambungan menghasilkan air mi num sesuai standar kualitas Permenkes RI. b. Biaya produksi air laut menjadi air minum dengan harga minimal dalam batasan terjangkau. 3. Batasan berapa tarif air minum yang sesuai (optimum), masih perlu menjadi bahan konsinyasi, sehingga tidak menjadi belenggu dan dimanfaatkan pihak tertentu untuk maksudmaksud tertentu. Pada dasarnya konsumen tidak terlalu merisaukan harga jual air minum, karena sebagian besar mereka lebih menginginkan pelayanan yang baik. Chusnul dan warga masyarakat yang lain di Pulau tidak keberatan membayar Rp. 10.000 untuk 1.000 Liter air minum selama sesuai pelayanan yang ia inginkan, yaitu kualitas, kuantitas maupun kontinuitas. 4. Perencanaan SPAM bersifat empiris, harus dikaji situasional berdasarkan kondisi setempat. Terlebih lagi menyangkut pemilihan teknologi prosesing. Dengan kata lain, karakteristik air baku di mana instalasi akan di bangun harus menjadi dasar pemilihan Schematic Diagram Prosess. Bukan dengan pendekatan baku atau yang dibakukan. Dengan kata lain, IPA paket yang didesign untuk mengolah air permukaan dengan karakteristik kekeruhan, tidak akan sesuai diterapkan dilokasi air permukaan dengan kandungan air berwarna (gambut). Bagaimanapun TD flokulasi dan pengendap di antara keduanya berbeda. Begitu juga karakteristik air laut di Pulau Mandangin, belum tentu sama dengan air laut di jazirah Arab sana atau di tempat lainnya di dunia. Sehingga skematik diagram proses juga belum tentu sama, walaupun air laut sama-sama terasa asin. 5. Kunci keberhasilan operasional IPA SWRO harus bernilai efektif. Hal ini akan dicapai dengan berpegang teguh kepada nilai Silt Density Index (SDI). Artinya peran preliminary treatment sangat dominan mengawal kelaikan satuan waktu operasi Reverse Osmosis sebagai proses final. SDI identik dengan LDL (Low Density Lippo-protein) pada gugus kolestrol di dalam darah manusia. Dokter Jantung meyakini, jika nilai LDL < 1,80 mmol/L atau setara 72 mg/dl maka faktor koroner (penyempitan pembuluh darah) akan berkurang secara sistematis. Demikian halnya jika SDI < 1 maka faktor terjadinya fouling pada membran RO terkendali sehingga usia teknis operasi diyakini menjadi lebih panjang, sebagai berikut : 1) SDI < 1 : beberapa tahun tanpa colloidal fouling
Foto : Asido
berita utama
Anak-anak Desa Pulau Mandangin membantu ibunya mencuci piring di keran di depan rumahnya setelah mendapatkan air minum perpipaan
2) 1<SDI<3 : Beberapa bulan 3) 3<SDI<5 : Particular fouling 4) SDI > 5 : Unacceptable 6. Efektifitas SWRO Plan Pulau Mandangin dilihat dari sudut : a. Kesinambungan operasi mempertahankan kualitas hasil proses, sehingga kadar maksimum TDS yang diizinkan tetap berada minimal dibatas koridor Permenkes RI ten tang Persyaratan Kualitas Air Minum, yakni TDS < 500 mg/ lt. b. Energi Consumption berada sekitar range 3,5 KWH/m3 air minum, sesuai expert perception (Januari 2004) c. SWRO Plan bukan hanya persoalan bisa atau tidak bisa menurunkan kadar garam dari sumber air laut, tetapi tetap harus berpedoman kepada biaya operasional yang wajar dengan batasan keterjangkauan masyarakat. Keempat, bagaimanapun kita telah memulainya. Hasil yang dicapai di SWRO Pulau Mandangin walau kedengarannya sangat spektakuler dan terkesan tidak masuk akal dilihat dari usia teknis kita yang masih seumur jagung menghasilkan sesuatu karya yang layak diacungi jempol dibandingkan dunia internasional yang telah lama malang melintang menawarkan air laut dimanamana. Namun dari hasil penilikan TDS yang diukur langsung oleh Menteri PU di lokasi SWRO Pulau Mandangin pada angka 140 mg/ lt (dari TDS air laut sekitar 35.000 mg/lt) kiranya cukup memberi gambaran, bahwa sesungguhnya kita tidak perlu lagi minder berbicara soal pemanfaatan laut menjadi sumber air minum. Soal kemurahan biaya operasional? Itu sudah tentu. Mereka para pendatang itu masih menawarkan teknologi berbasis working pressure dengan range (60-70) Bar. Di Pulau Mandangin, Bapak Menteri PU juga menyaksikan langsung bahwa Tekanan Kerja yang terjadi di SWRO hanya (30-35) Bar saja.
Lompatan Sejarah
Kelima, pengalaman sesaat bersama Menteri Pekerjaan Umum,
Dirjen Cipta Karya dan Direktur Pengembangan Air Minum di lokasi SWRO Pulau Mandangin adalah lompatan sejarah dan layak dijadikan momentum dimulainya era baru pemikiran pemanfaatan laut sebagai sumber air baku penyediaan air minum. Kenapa air laut? Jawabannya jelas, yaitu Perekayasaan Teknologi SWRO akan menjadi komoditas perdagangan ekonomi dunia. Disamping seperti apa yang disampaikan Bapak Menteri, bahwa kelangkaan air baku sudah menjadi masalah krusial penyediaan air minum. Sementara keberadaan air laut sangat melimpah ruah kekal abadi sepanjang masa, khususnya bagi kota kota yang berada sepanjang geografis pantai. Perdebatan expertis dan para pengambil manfaat bidang bisnis SWRO di negara-negara lain sudah menabuh genderang exspansi dimana-mana. Indonesia termasuk dalam peta global pangsa pasar yang sangat potensial dan menjanjikan. Kita semua tau alasannya. Karenanya, mari kita lebih merapatkan barisan mempersiapkan diri membendung hal-hal yang berdampak merugikan. Ketidaktahuan teknologi harus kita perangi agar tidak larut dalam belenggu mereka yang sudah lebih maju dan pintar. Apalagi sampai terlanjur termakan jerat yang merugikan baik secara ekonomi maupun moralitas. Insya Allah, ke depan kita tidak akan tergiring kearah sana. Minimal kini kita sudah punya SWRO Pulau Mandangin sebagai sarana belajar dan pembelajaran seperti apa yang dinginkan Menteri PU. “Air minum adalah benda kehidupan yang sangat esensial.. tanpanya, upaya menuju peningkatan kesejahteraan masyarakat hanya sebuah mimpi (UFNANOSWRO140DISCUSIONGROUP).” *) l Kepala PMU Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kawasan Khusus Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum l Pejabat Fungsional Teknik Lingkungan Madya Kementerian Pekerjaan Umum l Anggota Ikatan Ahli Teknik Penyehatan Indonesia (IATPI)
Edisi 8 4Tahun X4Agustus 2012
11
liputan khusus
Menelisik Sistem Air Limbah
Pondok Pesantren merupakan sekolah Islam berasrama. Di dalamnya diajarkan pengetahuan tentang Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, diajarkan tentang pentingnya kebersihan. Tapi sayang, pada realitasnya hampir sebagian besar Pondok Pesantren memiliki sistem pembuangan air limbah (selokan) yang kurang memadai dan bahkan terkesan buruk.
Pondok Pesantren Widya Aprilia Kurnia*)
Foto : Buchori
Rusunawa sebagai asrama santriwati di Ponpes Al Ghazali Jember, Jawa Timur dilengkapi dengan IPAL Komunal
12
A
ir limbah merupakan salah satu hasil dari aktivitas hidup manusia yang membawa sampah dari rumah, tempat-tempat bisnis, dan industri yang merupakan campuran air dan padatan terlarut dan tersuspensi. Di mana masyarakat bermukim, di sanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan begitu pula di lingkungan Pondok Pesantren. Keberadaan air limbah sangat dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi masyarakat itu sendiri dan aktivitas manusia yang tinggal di dalamnya. Sumber air limbah dari aktivitas manusia berkaitan dengan penggunaan air seperti mandi, mencuci, WC, dan lainlain. Kualitas air limbah yang dihasilkan tersebut sangat beragam, tergantung dari sumber limbah dan sistem pengolahan yang digunakan. Dengan demikian, kualitas air limbah akan semakin baik jika ditangani atau diolah dengan sistem pengolahan yang tepat. Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam air dan/atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam. Akibatnya kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan kegunaannya. Dengan demikian, akan mengakibatkan terbentuknya air limbah. Kualitas air limbah menunjukkan spesifikasi air limbah yang diukur dari kandungan pencemar dalam air limbah. Kandungan pencemar dalam air limbah tersebut terdiri dari beberapa pa rameter. Semakin sedikit parameter dan semakin kecil konsentrasi yang ada, menunjukkan peluang pencemar terhadap lingkungan sekitarnya semakin kecil. Kualitas air limbah dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu volume air limbah, kandungan bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan air limbah. Penetapan standar kualitas limbah harus dihubungkan dengan kualitas lingkungan di sekitarnya. Kualitas lingkungan dipengaruhi oleh berbagai komponen yang ada dalam lingkungan itu seperti kualitas air, kepadatan penduduk, flora dan fauna, kesuburan tanah, tumbuh-tumbuhan dan lain-lain di sekitar lingkungan tersebut. Apabila limbah masuk ke dalam lingkungan, ada beberapa kemungkinan yang bisa terjadi. Pertama, tidak mendapat pe ngaruh yang berarti. Dalam hal ini berarti pencemaran ringan. Kedua, ada pengaruh perubahan tetapi tidak menyebabkan pencemaran. Dalam hal ini dianggap sebagai pencemaran sedang. Ketiga, memberi perubahan dan menimbulkan pencemaran. Da lam hal ini dianggap sebagai pencemaran berat. Ada berbagai alasan untuk mengatakan demikian. Tidak memberi pengaruh terhadap lingkungan karena volume limbah kecil dan parameter pencemar yang terdapat di dalamnya sedikit dengan konsentrasi kecil. Karena itu, andaikan limbah masuk ke dalam lingkungan pun ternyata lingkungan itu sendiri mampu untuk menetralisasinya. Kandungan bahan yang terdapat dalam limbah konsentrasinya mungkin saja dapat diabaikan karena jumlahnya yang sedikit. Ada berbagai parameter pencemar yang dapat menimbulkan perubahan kualitas lingkungan namun tidak menimbulkan pencemaran, artinya lingkungan itu memberikan toleransi terhadap perubahan serta tidak menimbulkan dampak negatif. Adanya perubahan konsentrasi limbah menyebabkan ter jadinya perubahan keadaan penerima limbah. Semakin lama penerima dituangi air limbah, semakin tinggi pula konsentrasi
Foto : Buchori
liputan khusus
Rusunawa sebagai asrama santriwati di Ponpes Al Ghazali Jember, Jawa Timur dilengkapi dengan IPAL Komunal
bahan pencemar di dalamnya. Pada suatu saat penerima limbah tidak mampu lagi memulihkan keadaannya. Zat-zat pencemar yang masuk sudah terlalu banyak dan mengakibatkan tidak ada lagi kemampuan untuk menetralisir keadaannya. Atas dasar ini perlu ditetapkan batas konsentrasi air limbah yang masuk ke dalam lingkungan penerima. Dengan demikian, walau dalam jangka waktu seberapa pun lingkungan tetap mampu mentolelirnya. Toleransi ini menun jukkan kemampuan lingkungan untuk menetralisir atau pun mengeliminasi bahan pencemaran sehingga perubahan kualitas negatif dapat dicegah. Dalam hal ini, diperlukan batasan-batasan konsentrasi yang disebut dengan standar kualitas limbah. Ciri-ciri air limbah antara lain, selain kotoran yang biasanya terkandung dalam persediaan air bersih, air limbah juga mengandung tambahan kotoran yang diakibatkan dari pemakaian untuk keperluan rumah tangga, komersial, dan industri. Beberapa analisis yang dipakai untuk penentuan ciri-ciri fisik, kimiawi, dan biologis dari kotoran yang terdapat dari air limbah. Ciri-ciri fisik utama air limbah adalah kandungan padat, warna, bau, dan suhunya. Bahan padat total terdiri dari bahan padat tak terlarut atau bahan padat yang terapung serta senyawa-senyawa yang larut dalam air. Kandungan bahan padat terlarut ditentukan dengan mengeringkan serta menimbang residu yang didapat dari pengeringan. Warna adalah ciri kualitatif yang dapat dipakai untuk mengkaji kondisi umum air limbah. Jika warnanya coklat muda, maka umur air limbah kurang dari 6 jam. Warna abu-abu muda sampai setengah tua merupakan tanda bahwa air limbah sedang mengalami pembusukan atau telah ada dalam sistem pengumpul untuk beberapa lama. Bila warnanya abu-abu tua atau hitam, air limbah sudah membusuk setelah mengalami pembusukan oleh bakteri dengan kondisi anaerobik. Penentuan bau menjadi semakin penting bila masyarakat sangat mempunyai kepentingan langsung atas terjadinya operasi yang baik pada sarana pengolahan air limbah. Senyawa utama yang berbau adalah hidrogen sulfida, senyawa-senyawa lain seperti indol skatol, cadaverin, dan mercaptan yang terbentuk pada kondisi anaerobik dan menyebabkan bau yang sangat merangsang dibandingkan dengan bau hidrogen sulfida. Suhu air limbah pada umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan air bersih karena adanya tambahan air hangat dari pemakaian di permukiman. Suhu air limbah biasanya bervariasi dari musim ke musim, dan juga tergantung pada letak geografisnya. Secara kimia, ciri-ciri air limbah dapat dilihat dengan pe
Edisi 8 4Tahun X4Agustus 2012
13
Foto : Danang Pidekso
liputan khusus
Kehidupan di sebuah pesantren di Ciwaringin, Jawa Barat
ngukuran BOD, COD, dan TOC dan juga pengujian kimia yang berhubungan dengan Amonia bebas, Nitrogen Organik, Nitrit, Nitrat, Fosfor Organik, dan Fosfor An-organik. Nitrogen dan Fosfor sangat penting karena kedua nutrien ini telah sangat umum diidentifikasikan sebagai bahan untuk kandungan padat, warna, bau, dan suhunya. Permukiman, Industri, dan kegiatan lainnya termasuk Pondok Pesantren yang mempunyai air buangan yang membentuk limbah cair dalam skala besar harus melakukan penanganan dengan melakukan pengolahan air limbah yang akan dibuang agar tidak berdampak pada lingkungan di sekitarnya. Apabila limbah cair tersebut tidak dilakukan pengolahan dan dibuang langsung ke lingkungan umum, sungai, danau, laut, dan badan air lainnya maka hal ini akan berdampak buruk pada lingkungan karena jumlah polutan di dalam air menjadi semakin tinggi. Bibit-bibit penyakit berbagai zat yang bersifat racun dan bahan radioaktif dapat merugikan manusia. Berbagai polutan memerlukan Oksigen untuk penguraiannya. Jika Oksigen kurang, penguraiannya tidak sempurna dan menyebabkan air berubah warnanya dan berbau busuk. Bahan atau logam yang berbahaya seperti arsenat, uradium, krom, timah, air raksa, benzon, tet raklorida, karbon, dan lain-lain dapat merusak organ tubuh manusia atau dapat menyebabkan kanker. Sejumlah besar limbah dari sungai akan masuk ke laut. Banyak akibat yang ditimbulkan oleh air limbah yang tercemar polusi, di antaranya terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen, ledakan ganggang dan tumbuhan air, pendangkalan dasar perairan, tersumbatnya penyaring reservoir, dan menyebabkan perubahan ekologi. pen cemaran air, dalam jangka panjang mengakibatkan kanker dan kelainan/cacat, kematian biota kuno, seperti plankton, ikan, bahkan burung, dan dapat mengakibatkan mutasi sel kanker dan leukimia. Air limbah yang tercemar dapat berdampak luas, misalnya dapat meracuni sumber air minum, meracuni makanan hewan,
14
ketidakseimbangan ekosistem sungai dan danau, dan sebagainya. Banyaknya zat pencemaran pada air limbah akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga mengakibatkan kehidupan dalam air yang membutuhkan oksigen menjadi terganggu serta mengurangi perkembangannya. Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air secara alamiah yang seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat. Akibatnya air limbah jadi sulit terurai. Air limbah yang tercemar pun dapat membawa bermacammacam penyakit menular, yang dikarenakan air sebagai media untuk hidup mikroba patogen, sebagai sarang serangga penyebar penyakit, jika jumlah air yang tersedia tidak cukup, sehingga manusia yang bersangkutan tidak dapat membersihkan diri. Air juga sebagai media untuk hidup vektor penyakit. Untuk mencegah agar tidak terjadi pencemaran air, dalam aktivitas kita dalam memenuhi kebutuhan hidup hendaknya tidak menambah terjadinya bahan pencemar antara lain dengan tidak membuang sampah rumah tangga, sampah rumah sakit, sampah/ limbah industri secara sembarangan, tidak membuang ke dalam air sungai, danau, ataupun ke dalam selokan. Pencemaran air yang telah terjadi secara alami misalnya adanya jumlah logam-logam berat yang masuk dan menumpuk dalam tubuh manusia, logam berat ini dapat meracuni organ tubuh melalui pencernaan karena tubuh memakan tumbuhtumbuhan yang mengandung logam berat meskipun dalam jumlah yang cukup kecil. Penumpukan logam-logam berat ini terjadi dalam tumbuh-tumbuhan karena terkontaminasi oleh limbah. Untuk menanggulangi agar tidak terjadi penumpukan logam-logam berat, maka limbah hendaknya diolah sebelum dibuang ke lingkungan. Sistem pengelolaan air limbah yang diterapkan harus memenuhi persyaratan seperti tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber-sumber air minum, tidak mengakibatkan pencemaran air permukaan, tidak menimbulkan pencemaran pada flora dan fauna yang hidup di air di dalam penggunaannya sehari-hari, tidak dihinggapi oleh vektor atau serangga yang menyebabkan penyakit, tidak terbuka dan harus tertutup, dan tidak menimbukan bau atau aroma tidak sedap. Secara umum penanganan air limbah dapat dikelompokkan menjadi:
Pengolahan Awal/Pendahuluan (Preliminary Treatment)
Tujuan utama dari tahap ini adalah usaha untuk melindungi alatalat yang ada pada instalasi pengolahan air limbah. Pada tahap ini dilakukan penyaringan, penghancuran, atau pemisahan air dari partikel-partikel yang dapat merusak alat-alat pengolahan air limbah. Partikel-partikel yang dimaksudkan seperti pasir, kayu, sampah, plastik, dan lain-lain.
Pengolahan Primer (Primary Treatment)
Tujuan pengolahan yang dilakukan pada tahap ini adalah untuk menghilangkan partikel-partikel padat organik dan an-organik melalui proses fisika, yaitu proses sedimentasi dan proses flotasi. Sehingga partikel padat akan mengendap (disebut sludge), sedangkan partikel lemak dan minyak akan berada di atas/ permukaan (disebut grease)
Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)
Pada tahap ini air limbah diberi mikroorganisme dengan tujuan
liputan khusus
Wastewater Treatment Process Chlorine
Raw Sewerage
Bar Screen
Grift Chamber
Aeration Tank
Primary Settling
Primary Sludge
Secondary Settling
Effluent
Air Activated Sludge
Thickener
untuk menghancurkan atau menghilangkan material organik yang masih ada pada air limbah. Tiga jenis pendekatan yang umum digunakan pada tahap ini adalah fixed film, suspended film, dan lagoon system.
Pengolahan Akhir (Final Treatment)
Fokus dari pengolahan akhir ini adalah untuk menghilangkan organisme penyebab penyakit yang ada pada air. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menambahkan khlorin (disinfektan) atau dengan menggunakan sinar ultraviolet.
Pengolahan Lanjutan (Advanced Treatment)
Chlorine Contact Chamber
Pengolahan lanjutan diperlukan untuk membuat komposisi air limbah sesuai dengan yang diinginkan. Misalnya, untuk menghilangkan kandungan fosfor ataupun amonia dari air limbah. Yaitu dengan menambahkan pengental (Thickener), Sludge Digester, dan Drying Bed. Pada dasarnya ada dua alternatif dalam penanganan air limbah, yaitu membawa limbah cair ke pusat pengolahan limbah atau memiliki sendiri Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Air limbah sebelum dilepas ke pembuangan akhir harus menjalani pengolahan terlebih dahulu. Untuk dapat melaksanakan pengolahan air limbah yang efektif diperlukan rencana pengo lahan yang baik. Adapun tujuan dari pengelolaan air limbah itu sendiri, di antaranya mencegah pencemaran pada sumber air rumah tangga, melindungi hewan dan tanaman yang hidup dalam air, menghindari pencemaran tanah permukaan, dan menghilangkan tempat berkembangbiaknya bibit dan vektor penyakit
Sludge Treatment
Sludge Digester
Drying Bed
Sludge Disposal
Proses pencegahan terjadinya pencemaran lebih baik daripada proses penanggulangan terhadap pencemaran yang telah terjadi. Dalam mendalami ilmu agama, tidaklah harus selalu terkungkung dalam satu hal tersebut saja. Ada kalanya, peran serta pencari ilmu di Pondok Pesantren beserta para Pengasuh, para Pengajar, dan masyarakat sekitarnya untuk bisa saling bekerja sama dalam pelestarian lingkungan khususnya dalam pengelolaan air limbah salah satunya. Dengan demikian, akan tercipta lingkungan yang sehat dan terbebas dari penyakit. Semua pihak yang terlibat dalam Pondok Pesantren dapat hidup lebih sehat, sehingga lebih konsentrasi dan lebih baik dalam menuntut ilmu di Pondok Pesantren. Perbaikan sistem pengolahan air limbah di kompleks Pondok Pesantren, juga perlu dilakukan. Bahkan, perlu adanya Grand Design Sistem Pengolahan Air limbah di kompleks Pondok Pesantren sehingga untuk kelanjutannya pengolahan air limbah dapat ditata dengan baik. Selain itu, perlu ada kesadaran dari tiap individu terutama di Pondok Pesantren untuk tidak sembarangan membuang sampah ke dalam selokan. Juga membuat ramburambu larangan untuk membuang sampah ke dalam selokan, dan memberi himbauan untuk membuang sampah pada tempatnya, serta menyediakan tempat sampah di tempat-tempat strategis tetapi tidak terlalu jauh jarak antara tempat sampah yang satu dengan yang lainnya. *) Staf Satker Pembinaan dan Pengendalian Prasarana dan Sarana Dasar Perdesaan (P3SDP) Direktorat Bina Program, DItjen Cipta Karya
Edisi 8 4Tahun X4Agustus 2012
15
info baru
Ruang ASI Gedung Kementerian PU
untuk Masa Depan Anak Indonesia Adi Sasutji*)
Undang – Undang nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, pada paragraf 5 Persyaratan Kemudahan pasal 27 ayat (3), mengamanatkan bahwa kelengkapan prasarana dan sarana pada bangunan gedung untuk kepentingan umum meliputi penyediaan fasilitas yang cukup untuk ruang ibadah, ruang ganti, ruang bayi, toilet, tempat parkir, tempat sampah serta fasilitas komunikasi dan informasi.
Foto : Amung
Gedung baru Kementerian Pekerjaan Umum
16
M
enyiapkan sumber daya manusia Indonesia se bagai generasi mandiri yang siap mengemban amanah memajukan Indonesia menjadi kegalauan bagi yang peduli. Ada banyak alasan, salah satunya bisa dari isu banyaknya masalah dalam pembinaan dan pengembangan SDM untuk kebutuhan berbagai sektor, baik dalam maupun luar negeri. Berbagai jawaban dan solusi bisa muncul dari mana saja. Salah satunya dari sisi penyediaan gizi terbaik bagi SDM, yang dimulai dari sejak baru lahir, selama enam bulan pertama dan seterusnya. Awal kehidupan manusia dimulai dari apa yang diminum dan dimakan sejak dalam kandungan, selama bayi sampai dewasa. Kualitas minuman dan makanan yang dikonsumsi akan mem bentuk tubuh yang sehat atau tidak sehat. Dengan kata lain tubuh yang sehat jasmani dan rohani akan ditentukan sebagian besar oleh minuman dan makanan yang dikonsumsi selama hidup seseorang. Berbagai upaya dalam rangka memperbaiki kualitas gizi dari bayi sebagai langkah nyata adalah mendorong pemberian ASI Eksklusif sejak bayi lahir hingga berumur enam bulan dan dilanjutkan pemberian ASI dan makanan tambahan selama dua tahun, dan seterusnya hingga dewasa. Pemerintah telah menyusun berbagai kebijakan sebagai upaya meningkatkan pemberian ASI Eksklusif, yaitu dalam Surat
Foto : Adi Sasutji
info baru
Fasilitas ruang menyusui di gedung PU
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 450/Men.Kes/SK/IV/2004 tentang Pemberian ASI Secara Eksklusif Pada Bayi di Indonesia dan yang terbaru adalah Peraturan Pemerintah RI Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif. Peraturan Pemerintah tersebut merupakan salah satu upaya untuk mendorong penyediaan gizi terbaik bagi SDM Indonesia yang berkualitas unggul. Tujuan pengaturan pemberian ASI Eksklusif antara lain : pertama, menjamin pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan ASI Eksklusif sejak dilahirkan sampai dengan berusia enam bulan dengan memperhatikan pertumbuhan dan perkembangannya; kedua, memberikan perlindungan kepada ibu dalam memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya; dan ketiga, meningkatkan peran dan dukungan keluarga, masyarakat, Pe merintah Daerah dan Pemerintah terhadap pemberian ASI Eks klusif. Peraturan Pemerintah RI Nomor 33Tahun 2012 mengamanatkan bahwa Pengurus Tempat Kerja dan penyelenggara tempat sarana umum (Perusahaan, Perkantoran Pemerintah, Daerah dan Swasta) harus menyediakan fasilitas khusus untuk menyusui dan/atau memerah ASI sesuai dengan kondisi kemampuan masing-masing. Bagi yang tidak melaksanakan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Kebijakan lain yang terkait adalah Undang – Undang nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, pada paragraf 5 Persyaratan Kemudahan pasal 27 ayat (3), mengamanatkan bahwa kelengkapan prasarana dan sarana pada bangunan gedung untuk kepentingan umum meliputi penyediaan fasilitas yang cukup untuk ruang ibadah, ruang ganti, ruang bayi, toilet, tempat parkir, tempat sampah serta fasilitas komunikasi dan informasi. Kementerian Pekerjaan Umum sebagai salah satu instansi Pemerintah yang mendapat tugas antara lain dalam penye lenggaraan pembangunan infrastruktur telah berupaya men dorong pemberian ASI Eksklusif di tempat kerja melalui pe nye diaan infrastruktur gedung dengan ruang ASI. PU juga
memberikan ijin kepada pegawainya dalam proses pemberian ASI Eksklusif tersebut. Hal itu selaras dengan telah disyahkannya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dalam Surat Edaran Nomor 07/SE/M/2011 tentang Penyediaan Ruang Khusus Untuk Memerah Air Susu Ibu (ASI) di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum, sebelum PP Nomor 33 Tahun 2012 disyahkan. Jumlah Pegawai PU perempuan pada perekrutan tahun 2008 2010 cukup besar, yaitu mencapai 43 %. Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No . 62/KPTS/M/2011 tentang Penyediaan Ruang Khusus Untuk Memerah Air Susu Ibu (ASI) di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum, telah disediakan “Ruang ASI” di beberapa Gedung di lingkungan Kementerian PU, yaitu pada Gedung Baru Kementerian PU lantai 1 sampai dengan lantai 16, pada Gedung Sumber Daya Air - Penataan Ruang lantai 2, lantai 4 dan lantai 6, dan di Gedung Inspektorat Jenderal pada lantai 7. Walaupun belum semua gedung menyediakan “Ruang ASI” yang memadai, namun demikian Kementerian PU telah memulai melaksanakan kewajiban yang diamanatkan oleh kebijakan Pemerintah tersebut di atas. Persoalan berikutnya adalah bagaimana dengan Institusi Pemerintah/ Swasta yang belum melaksanakannya? Bagaimana pemantauannya? kemudian bagaimana pula pelaksanaan sanksinya? dan sebagainya. Ada beberapa kekuatan yang dapat dijadikan modal dalam mengatasinya, yaitu : pertama, kondisi perkembangan perekonomian bangsa Indonesia yang positif saat ini bisa dikatakan lebih baik dari pada negara yang mengalami pertumbuhan negatif, hal ini memberikan peluang dan sekaligus tantangan bagi kita untuk lebih meningkatkan kinerja di bidang masing-masing. Pada kesempatan ini penulis ingin mengajak semua phak untuk maju bersama membangun bangsa, melalui karya terbaik dalam membangun infrastruktur bidang ke-PU-an, salah satunya dalam membangun gedung perkantoran/ fasilitas umum. Kedua, Sumber Daya Manusia Indonesia jumlahnya banyak. Dan ketiga, Sumber Daya Alam Indonesia melimpah, sehingga tergantung manajemen kita dalam mengolah dan mengelola semuanya untuk maju bersama membangun bangsa yang maju, mandiri, setara dan berkeadilan.
Upaya – upaya
Atas pertanyaan di atas, ada beberapa upaya yang sudah dilakukan, yaitu dengan memberikan penyuluhan, sosialisasi dan komunikasi antar kelompok masyarakat dalam rangka peningkatan pemahaman tentang gizi yang baik dan benar bagi bayi yang baru lahir, balita, anak-anak, remaja, dewasa dan manula yang memang kebutuhan gizinya berbeda. Generasi Penerus atau angkatan muda menjadi penyemangat dalam membangun bangsa. Harapan dapat dirumuskan dalam visi bersama. Sedangkan tantangan dan kendala dapat dicarikan solusinya. Mari maju bersama membangun bangsa merupakan kalimat yang indah dan dapat memotivasi kita, karena tanpa kebersamaan atau koordinasi antara kaum laki-laki – perempuan, dan antara Pemerintah Pusat – Daerah – Swasta – Masyarakat rasa-rasanya sulit terwujud cita-cita mulia membangun bangsa melalui pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungan dan responsif gender. Supaya semuanya merasakan manfaat yang setara seimbang, merata dan berkeadilan. Peran penting perempuan Indonesia sejak dahulu sebelum
Edisi 8 4Tahun X4Agustus 2012
17
Foto : Adi Sasutji
info baru
Ruang menyusui dengan suasana menyenangkan untuk anak-anak (Balita) di gedung PU
kemerdekaan telah tercatat sebagai pejuang kemerdekaan. Namun peran sebagai pejuang masih harus terus dilaksanakan dalam bentuk lain untuk mengisi kemerdekaan yang telah direbut dengan susah payah. Perjuangan masa kini adalah dalam rangka meningkatkan / mengoptimalkan peran / fungsi sebagai mitra sejajar laki – laki dalam pembangunan infrastruktur, ekonomi, sosial, budaya dan generasi penerus bangsa, agar menjadi bangsa yang mandiri di negeri tercinta ini. Berbagai peran perempuan, baik dalam pembangunan fisik seperti infrastruktur maupun nonfisik dalam pendidikan, sosial, politik dan keamanan serta lainnya, perlu ditingkatkan sesuai kemampuan dan bidang yang diminatinya. Pembangunan infrastruktur responsif gender sangat mungkin terlaksana bila masing-masing Sektor dan Wilayah yang terkait mempunyai komitmen tinggi dalam mewujudkannya. Kuncinya terletak pada Koordinasi, Integrasi dan Sinkronisasi program
18
pemberdayaan masyarakat sesuai gender secara bertahap dan berkelanjutan, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh seluruh bangsa kita. Pemberian ASI Eksklusif perlu selalu dipromosikan dalam berbagai kesempatan melalui sosialisasi dan publikasi melalui media cetak, elektronik dan internet. Semoga artikel ini dapat memberikan masukan kepada yang berwenang dan masyarakat untuk berperan aktif dalam meningkatkan pemberian ASI Eksklusif secara efisien dan efektif. Implementasi Pemberian ASI Eksklusif yang ideal dapat diterapkan secara bertahap, baik di lingkungan keluarga, fasilitas publik dan tempat kerja yang kondusif, sehingga pada waktunya menjadi kebiasaan/budaya yang populer dan bertahan lama. *) Balai Informasi Lateral Pusat Pengolahan Data Kementerian Pekerjaan Umum
Foto : Buchori
info baru
Preside SBY menabuh gong pembukaan Indonesia International Infrastructure Conference and Exhibition (IIICE) 2012 di JCC Senayan, Jakarta
Indonesia International Infrastructure Conference and Exhibition (IIICE) 2012
Kemen PU Undang Partisipasi Swasta dalam Proyek Air Minum Pengembangan air minum di Indonesia sampai 2015 masih membutuhkan kapasitas produksi minimal 30 m3/detik. Kapasitas tersebut diantaranya dibutuhkan untuk memenuhi cakupan pelayanan dalam 633 Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) ibu kota kecamatan (IKK), SPAM Perdesaan di 4.800 desa, dan SPAM di 600 pulau-pulau terpencil dan daerah pesisir, serta di daerah perkotaan.
K
eterbatasan pendanaan pemerintah untuk pengem bangan SPAM memaksa pemerintah mencari sumber pendanaan lain dalam bentuk kerjasama multipihak. Diantaranya adalah meningkatkan kinerja operator untuk meningkatkan kualitas layanan dengan mem promosikan kerjasama untuk operator bidang air minum (Water Supply Operators/WOPs), skema lokal dan internasional. Pemerintah juga mengundang pihak swasta untuk melakukan Public Private Partnership (PPP) atau Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dalam beberapa model yang tersedia, dari produksi air untuk konsesi keseluruhan dalam suatu periode tertentu. Potensi PPP dalam pembangunan sektor air minum dan sanitasi juga berpotensi untuk menyediakan biaya rendah teknologi tepat guna untuk sistem penyediaan air minum di Indonesia. Hal itu ditegaskan oleh Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak dalam “keynote speech” nya “Infrastructure Development of Water Supply and Wastewater to Achieve MDG’s
Edisi 8 4Tahun X4Agustus 2012
19
info baru Target and to Support Economic Growth”, yang disampaikan dalam diskusi di pameran Indonesia International Infrastructure Conference and Exhibition (IIICE) akhir Agustus 2012 lalu. Dalam Mendukung Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), pemerintah diantaranya membangun Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Umbulan, di Provinsi Jawa Timur dengan nilai proyek Rp 2,04 triliun, SPAM Karian di Provinsi Banten dengan nilai investasi Rp 6,90 triliun, SPAM Jatiluhur dan SPAM Jatigede di Provinsi Jawa Barat dengan masing masing bernilai Rp 1,82 triliun dan Rp 3,80 triliun. “Infrastruktur penyediaan air minum tersebut dilakukan guna mendukung kegiatan di pusat kegiatan ekonomi dan juga pemukiman di sekitarnya,” ujar Hermanto Dardak. Dihubungi setelah acara tersebut Hermanto Dardak me ngatakan bahwa Kementerian PU saat ini tengah membuat tiga waduk baru untuk memenuhi sumber air di beberapa kota besar di Pulau Jawa. “Waduk yang baru itu Waduk Jatibarang di Semarang, Waduk Jatigede di Sumedang, dan Waduk Karian di Banten. Sedangkan Waduk Umbulan adalah sumber air yang dibawa ke arah Surabaya dan Pasuruan, Jawa Timur,” ujar Hermanto Dardak. Untuk sumber air baku ke wilayah Serang, Banten hingga Jakarta, Hermanto mengatakan mengambil dari Waduk Karian. Status waduk tersebut saat ini masih pra-studi kelayakan. Sementara Waduk Jatibarang di Semarang dibangun untuk mengendalikan banjir serta kebutuhan air bersih di wilayah Jateng dan Waduk Jatigede saat ini statusnya masih menunggu pembangunan bendungan dan dijadwalkan rampung pada 2014. Menurut Hermanto, selain ketiga waduk tersebut, terdapat Waduk Titab di Bali dan Waduk Pandanduri di Lombok timur yang juga masih dalam pembangunan. Selain diperuntukan bagi penyediaan air bersih di sekeliling waduk dan dialiri ke kota besar, beberapa
waduk juga bisa menjadi fasilitas pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Percepatan Infrastruktur
Sementara itu dalam pembukaan IIICE, Presiden RI mengatakan, dalam tiga dasawarsa terakhir banyak negara di kawasan Asia Pasifik yang masih menghadapi berbagai persoalan dan tantangan dalam bidang infrastruktur. Tantangan tersebut dirasakan mendesak untuk dijawab, mengingat kawasan Asia Pasifik saat ini telah menjadi mesin pertumbuhan ekonomi global. Bagi Indonesia, pembangunan infrastruktur menjadi pilar utama dari pertumbuhan ekonomi serta menjadi komponen penting dalam pencapaian pertumbuhan berkelanjutan. Strategi percepatan dan perluasan pembangunan infrastruktur merupakan terobosan yang pada akhirnya akan membuka lapangan pekerjaan, dan memfasilitasi pertumbuhan sektor industri dan usaha kecil menengah sebagai tulang punggung ketahanan ekonomi Indonesia. Untuk itu, Pemerintah telah meluncurkan 135 proyek pem bangunan infrastruktur dengan nilai investasi lebih dari Rp 490 triliun dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Melalui MP3EI, selain pulau Jawa dan Sumatera yang relatif sudah lebih berkembang, kawasan-kawasan di Kalimantan, Sulawesi, Papua dan Maluku, serta di Kepulauan Nusa Tenggara juga menjadi perhatian utama pemerintah. IICE 2012 dihadiri para menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, perwakilan negara – negara, investor, BUMN dan swasta.Dalam acara tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum turut berpartisipasi dalam Pameran tersebut bertajuk Indonesia International Infra structure Conference And Exhibition (IICE) 2012. (bcr)
Foto : Buchori
Presiden SBY didampingi Menteri PU mengunjungi booth pameran Kementerian Pekerjaan Umum di IIICE 2012
20
info baru
Bang Unan,
Direktorat Jenderal Cipta Karya terus berupaya dan berinovasi dalam mensosialisasikan Undang-Undang Bangunan Gedung (UUBG). Memperingati satu dasawarsa UUBG, Ditjen Cipta Karya meluncurkan ikon kampanye sosialisasi UUBG yang diberi nama “BangUnan”.
P
enyerahan ikon tersebut dilakukan oleh Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Guratno Hartono kepada Dirjen Cipta Karya Budi Yuwono dalam acara “Media Workshop dalam rangka satu dasawarsa UUBG” di Ruang Pendopo Kementerian PU, Rabu (15/8). BangUnan digambarkan sebagai sosok bangunan gedung yang bersahabat dengan visual menyerupai gedung bertingkat dan rumah. BangUnan bertugas untuk memastikan bahwa pe nyelenggaraan bangunan gedung di seluruh wilayah Indonesia menjamin keandalan bangunan gedung , yakni memenuhi unsur Aman, Sehat, Nyaman dan Mudah. “Kehadiran ikon baru tersebut diharapkan dapat meningkatkan keingintahuan dan mendorog partisipasi para pemangku kepentingan terkait bangunan ge dung,” kata Direktur PBL Guratno Hartono. BangUnan menggunakan warna-warna yang memiliki arti tersendiri. Warna kuning (gedung) memperlihatkan semangat untuk terus membangun sesuai dengan peraturan perundangan. Hal ini juga menjadi salah satu wujud dari pembangunan bangsa. Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Guratno Hartono (kanan) menyerahkan plakat maskot kampanye Bang Unan kepada Dirjen CIpta Karya Budi Yuwono
Foto-foto : Danang Pidekso
Ikon Kampanye Sosialisasi UUBG
Maskot Bang Unan sebagai ikon kampanye bangunan gedung
Warna biru menunjukkan bahwa penerapan UUBG No.28/2002 ditujukan untuk stabilitas kehidupan masyarakat. Penerapannya secara efektif dipastikan mampu menjaga keselamatan penghuni gedung maupun masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Se mentara warna hijau visual pohon memberikan pemahaman bahwa lingkungan menjadi salah satu elemen yang diatur dalam UUBG. “Ikon tersebut diharapkan menjadi media kampanye yang komunikatif dan mudah diingat. Ikon itu akan selalu digunakan dalam tiap kegiatan, sosialisasi maupun workshop,” tambah Guratno. Terkait implementasi UUBG, Dirjen Cipta Karya Budi Yuwono mengatakan, sudah satu dasawarsa UUBG diundangkan, baru 20 persen dari total Kab/Kota di Indonesia yang menindaklanjutinya dengan Perda Bangunan Gedung. Ada beberapa hal yang menjadi kendala dalam penyusunan perda ini oleh Pemeritah Kab/kota. Beberapa diantaranya, pemda belum menganggap UUBG sebagai prioritas untuk disusun. Kesadaran pemda akan pentingnya UUBG ini masih rendah. Kedua, proses penyusunan perda ini tidak sederhana, karena melibatkan seluruh stakeholder yang dibahas secara komprehensif. Ketiga, penyusunan perda ini memerlukan proses politik yaitu persetujuan dari pemda setempat. “Pemerintah melalui Ditjen Cipta Karya tidak akan lelah untuk terus melakukan pendampingan kepada Pemerintah Kab/kota. Strategi promosi dan sosialisasi lintas sektor dan level pemerintah juga perlu terus dilakukan,” kata Budi. (dvt)
Edisi 8 4Tahun X4Agustus 2012
21
Rusun Asrama ITB Jatinangor
Foto : Dian Rosalia
info baru
Megah, Murah, dan Ramah Lingkungan Tidak banyak masyarakat tahu jika ITB buka kampus di Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat (Jabar). Lokasinya di dekat UNPAD dan STPDN. Persisnya menempati bekas kampus Universitas Winaya Mukti (Unwim) yang pengelolaannya diserahkan oleh Pemprov Jabar kepada ITB. Kampus ITB di Jalan Ganesha sudah terasa sempit. Tidak sebanding dengan pertumbuhan jumlah mahasiswa dengan penambahan luas kampus.
Salah satu unit kamar di Rusun Asrama ITB Jatinangor
D
ibukanya kampus Ganesha di Jatinangor tentu harus dibarengi dengan ketersediaan asrama dan fasilitas yang memadai. Apalagi, populasi dan tata ruang permukiman di Jatinangor kian mengkhawatirkan dengan pesatnya pendidikan yang dibarengi akse lerasi perekonomian. Menimbang kondisi itu, Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum membangun Rumah Susun Se derhana Sewa atau Rusunawa dua twin block pada 2011-2012. Tahun ini dilanjutkan dengan pembangunan dua twin block lagi di satu area yang sama. Komplek Rusunawa mahasiswa ITB dilengkapi dengan ruang terbuka hijau yang juga dibangun Ditjen Cipta Karya di tahun bersamaan. Rusunawa asrama mahasiswa ITB di kampus Jatinangor Barat bukan Rusunawa biasa. Kehadirannya khusus untuk mahasiswa ITB jurusan di bawah fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan. Rusunawa ini, menurut Rektor ITB, Akhmaloka, awalnya khusus
Foto : Buchori
Mahasiswa ITB Jatinangor memanfaatkan amphitheater di lingkungan Rusunawa Asrama Mahasiswa di kompleks ITB Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat
22
Foto : Dian Rosalia
info baru
ITB Jatinangor difasilitasi ruang terbuka hijau yang dilengkapi jalan setapak dan halte
untuk menampung mahasiswa Institut Teknologi Sumatera (Itera) yang pembangunannya dikawal ITB atas keputusan Mendiknas. Saat meresmikan Rusunawa ini, Djoko Kirmanto mengatakan dalam sambutannya bahwa Rusun Asrama ini bertujuan untuk mengurangi kepadatan di wilayah Jatinangor. Sebagai kawasan pendidikan Jatinangor telah berkembang pesat, namun karena kurangnya perencanaan permukiman khusus mahasiswa maka sehingga menjadi tidak tertata. “Jatinangor sarat akan masalah hunian, karena tidak terencana dengan baik. Direspon dengan baik oleh pasar namun tidak terkendali, oleh karena itu hunian layak huni bagi mahasiswa menjadi sasaran antara bagi PU terkait masalah hunian,” ungkapnya. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto pada akhir Agustus lalu meresmikan dua twin block Rumah Susun (Rusun) Asrama mahasiswa di kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) di Jatinangor, Sumedang. Bangunan senilai Rp 24,8 miliar tersebut memiliki 96 kamar yang diperuntukkan khusus untuk mahasiswa angkatan pertama. Luas setiap kamar di Rusun Asrama ITB sebesar 24 meter persegi dapat dihuni 2-3 mahasiswa yang dilengkapi dengan kamar mandi dan dapur. Rusun yang dibangun selama 10 bulan ini disiapkan untuk menyambut mahasiswa program studi Bioengineering, Perhutanan, Pertanian, Infrastuktur dan Sanitasi Lingkungan, Sumber Daya Air dibawah Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan.
RTH
Rusun Asrama ini juga dilengkapi dengan Ruang Terbuka Hijau (RTH) berupa amphitheatre. Selain berfungsi sebagai paru-paru kawasan dan resapan air, RTH ini juga dapat menjadi titik kumpul penghuni serta vocal point wilayah asrama.
“Tujuan dibangunnya RTH adalah untuk meningkatkan kualitas kampus ITB Jatinangor dengan konsep Kampus Ramah Lingkungan dengan pengembangan sarana dan prasarana Ruang Publik Hijau berupa RTH yang berfungsi sebagai paru-paru kota/kawasan dan daerah resapan air. RTH ini juga sebagai ruang interaksi bagi para civitas akademika dan masyarakat pada umumnya,” kata Dirjen Cipta Karya Budi Yuwono saat mendampingi Menteri PU. Dalam konsep RTH dikembangkan bagian terintegrasi dengan konsep lansekap keseluruhan, yaitu green network. RTH juga dilengkapi aksesibel bagi difable. Amphiteater melengkapi RTH sebagai vocal point wilayah asrama dan titik kumpul bersama. Di dalamnya juga dikembangkan pola vegetasi untuk mendukung lansekap dengan tekstur dan warna unik yang disukai kupu-kupu dan burung. Selepas peresmian, Menteri PU juga sempat menikmati pertunjukan musik klasik serta angklung dan rampak kendang dari para mahasiswa di amphitheatre tersebut. Turut hadir dalam peresmian tersebut, Wakil Menteri PU Hermanto Dardak, Direktur Jenderal Cipta Karya Budi Yuwono, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian PU Grahita Sutadi, Kepala Badan Pembina Konstruksi Bambang Goeritno, Staf Ahli Menteri PU bidang Sosial Budaya dan Peran Masyarakat Hediyanto Hussaini, Rektor ITB Akhamaloka dan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Leks Lesmana. Dalam kesempatan yang sama Djoko Kirmanto juga me lakukan groundbreaking secara simbolis untuk konstuksi 2 twin block lanjutan di lokasi yang sama. Direktur Pengembangan Permukiman Direktorat Jenderal Cipta Karya Amwazi Idrus mengatakan pembangunan tahap II tersebut akan selesai pada Juni 2013 dengan dana dari APBN 2012-2013 senilai Rp 26 miliar. (bcr/ rnd)
Edisi 8 4Tahun X4Agustus 2012
23
inovasi
Pemenang Pra-Disain Balai Kirti Istana Bogor Ditentukan Presiden RI Foto-foto : Buchori
Istana Bogor merupakan istana kepresidenan yang sangat bersejarah bagi perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia. Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Ditjen Cipta Karya Guratno Hartono didampingi Kasubdit PBL Wilayah I Dedy Permadi melihat beberapa karya pra-disain Balai Kirti
K
eberadaannya sudah diakui masyarakat Indonesia sebagai saksi sejarah. Masyarakat perlu mengenang sejarah dan mengambil pelajarannya untuk mem buktikan bahwa Indonesia adalah negara yang besar. Kebutuhan masyarakat terhadap bukti-bukti sejarah dipamerkan dalam salah satu kompleks dalam area Istana Bogor yang bernama Balai Kirti atau Hall of Fame. Balai Kirti atau Balai Agung adalah penggubahan atau pengembangan dari beberapa gedung yang sudah ada dan berfungsi untuk menyimpan dan memamerkan benda-benda bersejarah yang mempresentasikan kebijakan para pemimpin pendahulu bangsa ini. Benda-benda tersebut antara lain berupa foto, buku, lukisan, benda seni, catatan, dan lainnya. Untuk merekam jejak sejarah dan kiprah para pemimpin negeri ini, Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum merasa perlu mengembangkan bangunan yang berfungsi untuk menyimpan dan memamerkan benda-benda tersebut berupa Gedung Balai Kirti. Untuk itu, Ditjen Cipta Karya menggagas sayembara prarancangan Balai Kirti yang dimulai pada awal Juli 2012. Saat ini, Dewan Juri sayembara perancangan gedung Balai Kirti (Hall of Fame) di komplek Istana Bogor sudah menentukan tiga nominator pemenang dari 35 karya desain yang diterima panitia. Mereka adalah Nelly L. Daniel dengan tema ‘Harmoni dalam Refleksi’, Yacobus B. Dwisusanto dengan tema ‘Refleksi dan Dialog’, dan Adjie Negara dengan mengusung tema ‘Genius Loci, Genius Saeculi’. Pemenang utama akan dipilih oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pemilihan tiga nominator tersebut dilakukan pada Kamis (16/8) oleh Dewan Juri yang terdiri dari tiga unsur, yaitu dari Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) antara lain yaitu Prof. Slamet Wirasondjaja, Prof. Sandi A. Siregar, dan Prof. Gunawan Tjahjono. Dua juri lainnya yaitu Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL) Ditjen Cipta Karya Ir. Guratno Hartono, MBC, dan Deputi Kepala Sekretariat Presiden Bidang Administrasi dan Pengelolaan Istana, Kementerian Sekretariat Negara RI, Dra. Ottyawati Adji. Proses penjurian dihadiri Dirjen Cipta Karya Budi Yuwono dan Direktur Bina Program, Antonius Budiono. Budi Yuwono menjelaskan, dari para peserta setidaknya
24
Kawasan museum di kompleks Istana Bogor
diperoleh dua masukan, yaitu pertama, berupa gambar prarancangan bangunan yang mempertimbangkan keberadaan bangunan-bangunan eksisting dalam kompleks Istana Bogor dan statusnya sebagai bangunan-bangunan cagar budaya. Kedua, gambar pra-rancangan yang layak untuk dilanjutkan ke tahap Detail Engineering Design (DED). “Hasil utama dari penjurian tersebut adalah usulan tiga gagasan desain terbaik yang akan disampaikan kepada Bapak Presiden untuk ditetapkan sebagai pemenang sayembara. Karya sayembara yang ditetapkan sebagai pemenang oleh Bapak Presiden RI akan dijadikan acuan utama dalam pembangunan Gedung Balai Kirti ini,” ungkapnya. Sayembara ini atas kerjasama Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI). Sayembara diumumkan ke publik pada tanggal 22 Juni dan dilanjutkan dengan penjelasan teknis dan peninjauan lapangan pada 2 Juli 2012. Setelah dilakukan penerimaan karya, hingga waktu yang ditentukan Sekretariat Sayembara menerima 35 karya rancang bangun Balai Kirti dan dilakukan penjurian.
Harmoni dalam Refleksi
Nelly L. Daniel, pencipta pra-rancang ini menekankan harmoni dan refleksi dalam Balai Kirti. Menurutnya, sebagai kawasan yang memiliki nilai historis tinggi, kompleks Istana Bogor mempunyai
inovasi keunikan tersendiri, baik dari bangunan maupun lansekap eksisting (termasuk flora dan fauna) kawasan ini. Penambahan Balai Kirti sebagai bangunan baru merefleksikan gubahan massa bangunan serta lansekap yang sudah ada sehingga akan terbentuk vista yang harmonis dengan kondisi sekarang. Pada aspek refleksi, gubahan massa pada bangunan Balai Kirti mengadopsi bentuk bangunan sekitar untuk memberi pengalaman ruang yang familiar dalam rangka membentuk sekuens yang berkesinambungan. Struktur bangunan lama berusaha dijaga dan dimanfaatkan. Selain untuk penghematan biaya juga bertujuan untuk menjaga tampilan bangunan serta kesesuaiannya dengan eksisting. Penggunaan material kaca untuk merefleksikan bangunan dan lansekap eksisting sebagai daya tarik kompleks Istana Bogor. Penambahan fungsi lansekap dimaksudkan sebagai sarana interaksi bagi pengunjung, dengan usaha untuk tetap memper tahankan kondisi lansekap eksisting pada kompleks Istana Bogor. Caranya dengan meminimalisir intervensi pengolahan kontur, serta konservasi populasi flora dan fauna setempat, seperti pe pohonan bertajuk lebar, rusa, dan burung-burung. Konsep Nelly ini juga mengetengahkan connectivity, yaitu sirkulasi yang berkesinambungan dari area penerima publik me nuju Balai Kirti serta adanya akses khusus dari bangunan utama Istana menuju Balai Kirti. Ini agar tercipta sirkulasi yang menyatu dan bersambung antara Balai Kirti dengan bangunan-bangunan eksisting lainnya. Pada area galeri tetap, digunakan tabung-tabung kaca sebagai penerus cahaya alami dari luar menuju ruang dalam galeri yang berfungsi sebagai lampu sorot alami pada galeri tetap. Tabungtabung kaca tersebut difungsikan sebagai bird shelter serta interactive tools bagi pengunjung. Ini agar ruang terbuka di atas galeri tetap akan menjadi hidup seperti kondisi eksisting Dirjen Cipta Karya Budi Yuwono beserta rombongan keluarga besar Tulung Agung menikmati suasana Istana Bogor
sebelumnya dengan adanya hamparan rumput serta aktivitas yang interaktif di atasnya.
Refleksi dan Dialog
Pra design milik Yacobus B. Dwisusanto mengusung tema ‘Refleksi dan Dialog’. Konsep ini bercerita bahwa bangunan dirancang dengan menyinambungkan elemen past (Istana Bogor - Pelestarian Benda Bersejarah - Lokal), Present (kondisi saat ini - mengikuti semangat jaman - modernitas - globalisasi), dan future (berfikir ke depan - menggunakan teknologi digital mutakhir animasi dan hologram dalam tayangan film atau benda pameran serta pengembangan konsep sustainabilitas).
‘Genius Loci, Genius Saeculi’
Adjie Negara mengusung tema ‘Genius Loci, Genius Saeculi’. Genius Loci memiliki falsafah meresapi makna lokasi Istana Bogor yang membawa indahnya Kota Bogor di masa lalu. Tata lansekap yang kontras antara daerah Istana dan Kebun Raya memperkuat kehadiran Istana sebagai ‘Karya Monumental’. Lingkungan Kebun Raya yang terjaga mempertahankan kesejukan dan juga ciri kota hijau peristirahatan. Ketenangan dan kedamaian dalam lingkaran Kebun Raya seolah menghentikan waktu yang bergerak, seperti yang terjadi di luar lingkungan Istana Bogor/Kebun Raya. Kota Bogor berkembang di luar batas kebun raya ini. Dengan ‘Genius Saeculi’, Adjie Negara membaca Istana Bogor seperti membaca sastra indah yang terukir dalam arsitektur dan tata lansekap yang nyata. Ada cerita cinta terhadap kekasih, sesama, dan alam. Potret jaman jelas terbaca dan abadi dalam manifestasi langgam arsitektur maupun tata lansekap. Barisan kolom, runutan orientasi bangunan menggambarkan proses mendalam dalam perancangan awal kompleks bangunan ini. Perubahan atau metamorfosa fungsi dan penambahan fungsi serta pergantian penghuni turut terekam dalam pengembangan lingkungan dan kawasan ini. Istana Bogor menjadi artefak arsitektur yang menggambarkan keagungan pada zamannya. Meminjam ide dari arsitektur Blenheim Palace, sang arsitek Van Imhoff hendak mereplika pengalaman arsitektural modern yang terjadi di Inggris, di Bogor. Dari ketiga pra-rancangan tersebut, siapakah yang paling tepat untuk dipilih Bapak Presiden? Kita tunggu informasi selanjutnya. (bcr)
Edisi 8 4Tahun X4Agustus 2012
25
inovasi
Foto : Buchori
Foto : Djati Waluyo Widodo
Lima Kabupaten/Kota Terima Hibah 100 Juta USD Bangun TPA Terpadu
26
Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum menandatangani perjanjian kerja sama pengelolaan persampahan program Emission Reduction in Cities – Solid Waste Management (ERC-SWM) dengan para Bupati dan Walikota dari Kota Malang, Kota Jambi, Kabupaten Jombang, Kabupaten Sidoarjo, Kota dan Kabupaten Pekalongan. Foto Atas : TPA Ambon Foto Bawah : Penandatanganan kerjasama pengelolaan persampahan pinjaman dari KfW Jerman
Foto : M. Hasan
inovasi
TPA Payakumbuh
K
erjasama tersebut diantaranya untuk membangun prasarana pengelolaan sampah terpadu dengan memanfaatkan pinjaman 100 juta USD dari Kreditanstalt fuer Wiederaufbau (Jerman) yang di terus hibahkan oleh Ditjen Cipta Karya kepada
Pemda. “Sistem pengelolaan sampah terpadu dilakukan dengan pem bangunan atau rehabilitasi TPA yang selanjutnya akan meng gunakan sistem sanitary landfill (SLF) dalam rangka penerapan Clean Development Mechanism (CDM)”, jelas Budi Yuwono dalam arahannya awal Agustus 2012 lalu. Program pembangunan atau rehabilitasi TPA SLF juga me rupakan bagian dari pelaksanaan UU Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, yang pada pasal 44 menyatakan bahwa Pemerintah Daerah harus menutup Tempat Pemrosesan Akhir Sampah yang menggunakan sistem pembuangan terbuka (open dumping) paling lama lima tahun sejak berlakunya undangundang ini. “Indonesia juga sudah meratifikasi Protokol Kyoto dan me nargetkan penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 26% pada tahun 2020, dimana kita tahu bahwa sektor persampahan menjadi
salah satu kontributor gas rumah kaca yang menyumbang sebesar 6%”, jelasnya. “Program Emmision Reduction in Cities-Solid Waste Management bantuan KfW Jerman ini ditujukan untuk dapat mengurangi dampak gas rumah kaca melalui pembangunan prasarana per sampahan yang menerapkan sistem pengelolaan sampah ter padu,” tambah Budi. “Sistem pengelolaan sampah terpadu dilakukan dengan pem bangunan atau rehabilitasi TPA yang selanjutnya akan meng gunakan system sanitary landfill (SLF) dalam rangka penerapan Clean Development Mechanism (CDM)”, kata Budi. Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam Rencana Strategis 2010 - 2014 menargetkan pada tahun 2014 sebanyak 250 TPA harus sudah menerapkan sistem SLF. Menanggapi hal ini, Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, M. Sjukrul Amin, menjelaskan capaian Ditjen Cipta Karya hingga saat ini telah merehabilitasi 40 persen TPA dari 360an TPA di seluruh Indonesia yang mengarah ke sistem SLF. Direktur Bina program Ditjen Cipta Karya Kementerian Pe kerjaan Umum Antonius Budiono menjelaskan, fase pertama dari program ini adalah fast track measures yaitu langkah-langkah
Edisi 8 4Tahun X4Agustus 2012
27
inovasi percepatan yang akan membantu meningkatkan system penge lolaan persampahan di kota/kabupaten dalam jangka pendek, termasuk pembangunan sanitary landfills berikut pemilahan dan pengomposan serta melakukan penutupan TPA open dumping ek sisting. “Fase kedua adalah kegiatan jangka panjang atau long term measures yaitu kegiatan pengembangan lebih lanjut TPA sanitary landfill atau pengolahan limbah sebelum pembuangan melalui berbagai alternatif seperti penerapan pengolahan mekanis dan biologis, teknologi refuse-derived-fuel untuk mengurangi volume sampah sebelum dibuang ke TPA”, tambah Antonius Budiono. Ketua panitia sekaligus Kasubdit Kerjasama Luar Negeri Ditjen Cipta Karya Kementerian PU, Dwityo A. Soeranto mengungkapkan, program ERC-SWM telah melalui tahapan dengan melakukan feasibility studies di 11 kota/Kabupaten dan berdasarkan hasil studi tersebut terpilih 4 TPA kota/kabupaten dan 1 TPA regional; yaitu Kota Jambi, Kota Malang, Kabupaten Jombang, Kabupaten Sidoarjo dan 1 Regional Pekalongan (Kota Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan) yang akan dilanjutkan dengan pembangunan fisik TPA. Selain pembangunan fisik TPA, juga akan diberikan bantuan teknis untuk penguatan kelembagaan dan penelitian terhadap pengurangan sampah organik melalui hibah pemerintah Swiss, yang diadministrasikan dalam perjanjian dengan KfW. Direktorat Jenderal Cipta Karya mengharapkan agar Peme rintah Kabupaten/Kota baik yang sudah menerima bantuan pendanaan maupun yang belum untuk bersama-sama melakukan investasi sistem pengumpulan sampah kota, pelaksanaan pe ngumpulan sampah dari sumber ke TPS/TPA, investasi alat pe ngangkutan sampah sampai ke TPA, fasilitasi pengadaan lahan TPA, memperkuat institusi pengelola sampah di Kabupaten/Kota, dan menyediakan dana operasi dan pemeliharaan mulai dari pengangkutan sampah sampai pengelolaan TPA. ”Pemkot/Pemkab dalam mempercepat pelaksanaan kegiatan diharapkan melakukan penyusunan peraturan daerah yang ber kaitan dengan persampahan seperti halnya retribusi, pemben tukan unit manajemen proyek dan studi dampak lingkungan yang diperlukan”, imbuh Budi Yuwono. Kepedulian yang tinggi dari Pemerintah Kota/kabupaten akan
menjadi faktor penting mengatasi masalah sanitasi di daerah dan Direktorat Jenderal Cipta Karya dengan sekuat tenaga akan memfasilitasi upaya tersebut, sehingga pelayanan persampahan akan meningkat baik dari sisi cakupan pelayanan maupun dari kemampuan aparat dalam menangani pelayanan persampahan. Optimalisasi Klaster Menteri Pekerjaan Umum, lanjut Budi Yuwono, selalu menekankan untuk mengoptimalkan klaster – klaster tempat pembuangan sementara untuk mengurangi jumlah sampah sebesar-besarnya sebelum dibuang ke TPA. Saat ini menurutnya sudah ada beberapa daerah yang memulai ini dengan membangun Intermediate Treatment Facilities (ITF) atau Tempat Pembuangan Sementara, namun di dalamnya dilakukan pemilahan untuk mengurangi jumlah sampah ke TPA. Meskipun bukan menjadi komponen program ERC – WSM, semangat mengurangi sampah dari hulu diungkapkan beberapa walikota dan bupati penerima hibah tersebut. Seperti yang di katakan Walikota Malang, selain menyiapkan lahan TPA hingga 25 ha, pihaknya juga gencar mengkampanyekan hidup sehat dengan 3R dan pembangunan Bank Sampah yang sudah memiliki 75 ribu anggota dalam koperasinya. Direktur Bina Program Ditjen Cipta Karya, Antonius Budiono menambahkan, Pemerintah Kabupaten/Kota diharapkan dapat mendukung progam ERC –WSM melalui investasi sistem pengum pulan sampah kota, pelaksanaan pengumpulan sampah dari sumber ke TPS/TPA, investasi alat pengangkutan sampah sampai ke TPA, fasilitasi pengadaan lahan TPA, memperkuat institusi pengelola sampah di Kabupaten/Kota, dan menyediakan dana operasi dan pemeliharaan mulai dari pengangkutan sampah sam pai pengelolaan TPA. Di samping itu, untuk mempercepat pelaksanaan kegiatan, diharapkan peran Pemerintah Kabupaten/Kota dalam memenuhi persyaratan kesiapan pelaksanaan atau readiness criteria. Adapun persyaratan kesiapan pelaksanaan yang dimaksud meliputi pe nyusunan peraturan daerah yang berkaitan dengan persampahan seperti halnya retribusi, pembentukan unit manajemen proyek dan studi dampak lingkungan yang diperlukan. (bcr) Kolam lindi di TPA Temesi Gianyar, Bali
28
inovasi
Kerjasama B to B PDAM,
Percepat Pencapaian Target MDGs Air Minum
PDAM Intan Banjar sedang melakukan Beuty Contest yang diikuti tiga perusahaan untuk pengembangan SPAM.
Ada cerita menarik dalam suatu kunjungan kerja Kementerian PU ke Jepang. Kunjungan tersebut dalam rangka menawarkan para investor terkait proyek-proyek bidang air minum. Ketika ditawarkan investasi di Indonesia dan prosedur yang harus dilakukan, para investor ini justru marah.
A
lasannya, proses lelang dengan sederet tahapannya. Mereka tersinggung karena perusahaan mereka dicap tidak bonafit, karena harus melalui tahap prakualifikasi. Padahal banyak pengalaman dan juga jam terbang perusahaan sudah tinggi. Bagi para investor ini, proses prakualifikasi memakan waktu lama, biaya dan kurang efisien. Para investor ini menginginkan pemerintah membuat regulasi dan aturan yang sederhana. Maka mereka akan menanamkan uang di Indonesia. Pemerintah Indonesia pun mulai merubah berbagai aturan terkait investasi bidang SPAM. Terkait pengembangan SPAM, Kementerian PU melalui Ditjen Cipta Karya dan BPPSPAM segera menyusun peraturan yang lebih bersahabat dengan investor. Lahirlah Permen PU No.12 Tahun 2010 tentang Pedoman Kerja sama Pengusahaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Mi num. Salah satu implementasi dari peraturan ini adalah kerjasama
Business to Business (B to B), dimana kerjasama dilakukan antara PDAM langsung dengan swasta. Bentuk kerjasama b to b ini dalam menjaring investor adalah dengan mekanisme beauty contest atau penunjukan langsung. Tentunya proses ini mendapat pengawasan dan juga monitor sehingga transparan. Rachmat menegaskan, aturan tersebut merupakan turunan dari Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pe ngembangan Sistem Penyediaan Air Minum. “Saya masih dengar selintingan bahwa kerjasama b to b ini bertabrakan dengan aturan lain. Saya tegaskan lagi bahwa aturan ini jelas dan tidak melanggar. Kalau ada masalah lapor langsung ke saya,” kata Rachmat. Melaui kerjasama B to B ini maka proses kerjasama akan berlangsung cepat karena tidak melalui proses lelang. Dengan mekanisme beauty contest misalnya, para investor tinggal mempresentasikan proposalnya, kemudian mendapatkan pe nilaian dan apabila cocok dan sesuai dengan kriterian PDAM akan segera dilakukan MoU tentunya dilanjutkan dengan pem bangunan fisik. Proyek SPAM Jatiluhur yang memakan dana Rp 4 triliun saja, saat ini akan dialihkan melalui mekanisme B to B dimana sebelumnya melalui Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS). Menurut Rachmat banyak hal yang membuat pihaknya mempertimbangkan penggunaan pola B to B. Yang paling utama karena dinilai lebih efisien dari sisi biaya dan menghemat waktu. Hal ini mengingat kebutuhan air bersih di DKI Jakarta mencapai 27 ribu liter per detik, sementara suplai air hanya 18 ribu liter per detik. Jika SPAM Jatiluhur dapat berproduksi mulai 2014, maka suplai air bersih di ibukota diperkirakan akan meningkat hingga 21.000 liter per detik. Berbeda dengan proses tender yang harus melewati banyak “prosesi” mulai dari prakualifikasi hingga penawaran yang me makan waktu satu hingga dua tahun, belum termasuk proses konstruksi dua tahun. “Mekanisme ini banyak untungnya. Tender banyak “upacara” nya, tiba-tiba perusahaan asing datang, ternyata bukan investor hanya pemborong. Kalau B to B, peserta yang ikut benar-benar serius dan paling efisien.” kata Rachmat. Untuk proyek SPAM Jatiluhur ini, lanjut Rachmat, nantinya akan langsung dipilih panitia dan langsung konstruksi 2 tahun sehingga tidak butuh waktu lama. Saat ini sudah ada 18 proyek kerjasama dengan prinsip B to B yang difasilitasi oleh BPPSPAM. Selain proyek SPAM Jatiluhur , terdapat proyek PDAM Intan Banjar, Bandar Lampung, Bekasi, dsb. Menurut Rachmat, Prinsip B to B kedepan akan terus diterapkan karena prosesnya lebih cepat daripada proses tender, sehingga proyek air minum tersebut dapat dioperasikan lebih cepat. Mekanisme B to B ini memang cukup efisien. Apabila konsep B
Edisi 8 4Tahun X4Agustus 2012
29
inovasi to B ini dijalankan oleh semua PDAM dalam pengembangan SPAM maka target MDGs 2015 yaitu 68,8 % dengan gap sekarang 13,8 % bisa segera tercapai. Beauty Contest PDAM Intan Banjar Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Intan Banjar Kabupaten Banjar Provinsi Kalsel mengadakan beauty contest untuk memilih investor guna kerjasama Proyek Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Minum “Syarkawi - Gambut” dengan nilai Rp 75 miliar awal bulan lalu. Pelaksanaan beauty contest tersebut diikuti oleh tiga peru sahaan yakni PT. Citra Murni Abadi, PT. Drupadi Agung Lestari, dan PT. Surya Persada Tirta Utama. Selain tim penilai dan calon investor, turut hadir dalam pemilihan tersebut Kepala BPPSPAM Rachmat Karnadi dan juga anggota BPPSPAM Cece Sutapa. Berdasarkan pengamatan redaksi, pelaksanaan beauty contest PDAM Intan Banjar ini cukup lancar dan efektif. Begitu calon investor selesai presentasi, tim penilai maupun pengamat bisa langsung memberikan pertanyaan terkait proyek, pekerjaan, harga dan juga jangka waktu pekerjaan. “Disini kita bisa melihat langung penjelasan proyek dari investor dan juga bisa mengkritik atau melakukan penawaran. Yang terbaik akan dipilih,” kata Rachmat saat mengamati pelaksanaan Beauty Contest di PDAM Intan Banjar awal Agustus lalu.
BPPSPAM akan terus mendorong PDAM dalam pengembangan SPAM. Fasilitasi yang dilakukan baik itu dengan pembuatan feasibility study, mengadakan workshop dan juga sebagai mediator kepada PDAM. Terkait proyek PDAM Intan Banjar ini, Ketua Panitia Pemilihan Murzaiki Tairi menjelaskan, proyek kerjasama IPA SyarkawiGambut ini nantinya akan memiliki kapasitas 2x250 L/detik. Swasta dalam hal ini akan menjual air curah kepada PDAM Intan Banjar untuk dijual lagi kepada masyarakat. Proyek ini rencananya akan mulai dibangun awal tahun 2013 dengan masa kontruksi selama delapan bulan, dan diharapkan akhir 2013 proyek ini sudah menghasilkan air curah. Masa konsensi proyek ini adalah 20 tahun, dimana setelah itu aset akan diserahkan kepada PDAM. “Setelah beauty contes ini selesai akan kita evaluasi. Ada tiga hal yang menjadi prioritas kami yaitu masalah tarif yang terjangkau oleh PDAM, masa konstruksi dan juga kontrak kerjasama,” kata Murzaiki. Proyek Pengembangan SPAM IPA Syarkawi-Gambut ini ren cananya untuk mencukupi kebutuhan air minum di zona Barat dari Kabupaten Banjar Negara. Di zona tersebut merupakan daerah perumahan baru yang menjadi penyangga dari Kota Banjarmasin. Daerah tersebut antara lain Landasan Ulin, Liang Anggang, Gambut, Hertak Hanyar, Tatah Makmur, Aluh-aluh, Beruntung Baru dan Sungai Tabuk. (dvt)
STATUS INVESTASI SPAM 2012 - 2013
NO
PDAM
1
Tirta Deli
2 3
Indramayu Gresik
SPAM
KAPASITAS LITER PER DETIK
INVESTOR
INVESTASI Rp. Milyar
PERSIAPAN
STATUS PENGADAAN BUS
180 180 360 15 7.5 60
a a
PELAKSANAAN
KETERANGAN
a a
Persy. Pend. Persy. Pend.
a a -
Konstruksi Konstruksi -
Ground Breaking 9/1/2012 Pindah lokasi -
a -
Konstruksi -
-
a. Percut Sei Tuan b. Patumbak
1000 1000
PT Durapadi Agung Lestari PT Durapadi Agung Lestari
Lohbener Ngipik Lower Solo Dam Sembayat Krikilan - Driyorejo PT Kesepuhan Anjatan Indramayu Bulk Port (BOO)
100 50 200 1000 100 2000
PT Surya Persada Tirta Utama PT Durapadi Agung Lestari PT Durapadi Agung Lestari PT Durapadi Agung Lestari PT Dewata Bangun Cipta Consorsium PT. Kesepuhan Bulk Port dan PT. Surya Persada Tirta
400 47.5 600
a a Pra FS, Peraturan Direksi Identifikasi a Pra FS
5
Bekasi Kabupaten
Tegalgede
1000
PT Moya Indonesia
160
a
a
EPC UF 200 lpd
-
6
Tangerang Kota Makassar 1 Makassar 2 Makassar 3 Singkawang Bogor Kota Lebak Cirebon Kabupaten Bekasi Kota Sampit Bandar Lampung Perum Jatiluhur 2
Tangerang Kota
1500
PT Moya Indonesia
1065
a
a
DED
-
Makassar Kota Somba Opu Macini Sombala Singkawang Kota Katulampa Maja Talun
1200 2000 500 200 300 100 100
PT Traya Tirta Makassar PT Bahana Cipta PT. Multi Enka Utama PT Borneo Tirta Utama
70 450 73 100
a a a -
Operasi Operasi Operasi -
-
Cikeas Mentawang Kota Bandar Lampung (Existing)
100 500 450
PT. Moya Indonesia PT Bangun Tirta Lebak CV. Telaga Nilem Sakti Perum Jatiluhur 2
144 20 82 18
Oktober 2012 Konstruksi September -
-
125
Jatiluhur
5000
PT. Drupadi Agung Lestari Consorsium CRM dan Potum Mundi Infrastruktur Nusantara -
4000
a a a Pra FS, Peraturan Direksi FS, Peraturan Direksi a Peraturan Direksi Pra FS, Peraturan Direksi Pra FS, Peraturan Direksi Pra FS, Peraturan Direksi Review Pra FS, Peraturan Direksi
4
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
TOTAL
30
18,400
135
8,292
Proses a -
-
-
-
-
ROT
-
-
-
galeri
BIORITY
Dampak negatif dari pembangunan perumahan yang cepat adalah bahan-bahan limbah yang beragam, termasuk air limbah domestik yang dapat berpengaruh negatif bagi kualitas badan air yang berakibat pada terkontaminasinya air. Sebagaimana diketahui, kontaminasi air akibat aktivitas domestik masih relatif tinggi, sekitar 70-80% (Agenda 21, 1997; World Bank, 2003). Bila sumber air limbah teridentifikasi tidak memenuhi persyaratan, air limbah perlu diolah terlebih dahulu sebelum dialirkan ke badan air. Teknologi pengolahan air limbah yang dipilih harus mampu meningkatkan kualitas air efluen secara kimiawi, fisik, dan bakterial. Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman (Puskim) Kementerian Pekerjaan Umum menemukan sistem tangki septik bermedia kontak yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan mempercepat pembangunan perumahan karena mampu diproduksi secara masal. Inti dari sistem tanki septik tersebut terletak pada media kontak technocell yang bermanfaat bagi mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang. Mikroorganisme tersebut mempercepat penguraian tinja sehingga ruang lumpur menjadi tidak cepat penuh sehingga umur pakai tanki septik menjadi lebih panjang dan pengurasan yang lebih jarang. Sistem ini memiliki kemampuan untuk mengolah air limbah rumah tangga dengan mereduksi COD, BOD, dan TSS sampai 75%. Sistem ini dipabrikasi dan dipasarkan oleh PT Tribina Semesta Technology Jakarta dengan nama Biority® yang merupakan kependekan dari Biologically Purity. Sistem ini terbukti memenuhi persyaratan Peraturan Menteri KLH No. 112 Tahun 2003 tentang standar kualitas air limbah rumah tangga. Biority® dapat diaplikasikan untuk perumahan, hotel, pusat perbelanjaaan, dan lainnya baik secara individual maupun komunal.
Instalasi Pengolahan Limbah Rumah Tangga Tangki Septic Bermedia Kontak (Biority)
Keunggulan: 1. Tanpa memerlukan resapan dan ramah lingkungan 2. Dapat dipasang pada kondisi air tanah tinggi 3. Cocok untuk kondisi darurat 4. Pemasangan mudah dan cepat 5. Hemat ruang 6. Material yang tahan korosi 7. Air buangan yang dapat langsung dialirkan ke drainase umum 8. Efisiensi pengolahan limbah 70%
Sistem Biority ditemukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman, Kementerian Pekerjaan Umum Jl. Panyawungan, Cileunyi Wetan Bandung - 40393 www.puskim.pu.go.id
lensa ck
Kunjungan Menteri PU ke Desa Pulau Mandangin, Kabupaten Sampang - Madura
32
lensa ck
Foto-foto oleh: Buchori, Asido, Dodo, Indra
Edisi 8 4Tahun X4Agustus 2012
33
seputar kita
Buka Bersama di Lingkungan Ditjen Cipta Karya
20 Bupati/Walikota Komitmen Untuk Penyusunan RTBL
Dalam rangka Bulan Ramadhan dan untuk menjalin silaturahmi antar pegawai, Ditjen Cipta Karya mengadakan buka puasa ber sama di Ruang Pendopo Kementerian PU, Selasa (14/8). Buka puasa bersama tersebut diikuti oleh seluruh pegawai, baik pe jabat, staff maupun karyawan. Sebelum acara buka bersama terlebih dahulu diadakan siraman rohani yang disampaikan oleh Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Komaruddin Hidayat. Dalam tausyiahnya, Komaruddin Hidayat menyampaikan akan pentingnya manusia keluar dari Mental Block. Mental Block adalah sebuah kepercayaan, pemahaman dan keyakinan kuat dalam diri seseorang yang berkaitan dengan suatu peristiwa negatif atau buruk. “Untuk itu manusia harus bisa keluar dari mental block tersebut dengan terus berusaha dan melupakannya,” katanya.
Sebanyak 20 Bupati/Walikota menyatakan komitmennya untuk menyusun dokumen Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) sebagai panduan rancang bangun suatu lingkungan atau kawasan. Komitmen tersebut dituangkan dalam penandatanagan kesepakatan bersama antara Ditjen Cipta Karya yang diwakili oleh Dirjen Cipta Karya Budi Yuwono dengan para Walikota/Bupati yang dilaksanakan di Jakarta, Selasa (31/7). “Komitmen daerah merupakan bagian utama dalam pem bangunan Cipta Karya. Hampir seluruh tugas keCipta Karyaan menjadi urusan wajib daerah, kita di pusat hanya memberikan stimulan, fasilitasi dan bantuan fisik berupa percontohan,” kata Budi Yuwono.
Menteri PU Resmikan Rusun Asrama Mahasiswa ITB Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto meresmikan dua twin block Rumah Susun (Rusun) Asrama mahasiswa di kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) Kamis (30/8) sore di Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat. Bangunan senilai Rp 24,8 miliar tersebut memiliki 96 kamar yang diperuntukkan khusus untuk mahasiswa angkatan pertama. “Jatinangor sarat akan masalah hunian, karena tidak terencana dengan baik. Direspon dengan baik oleh pasar namun tidak terkendali, oleh karena itu hunian layak huni bagi mahasiswa menjadi sasaran antara bagi PU terkait masalah hunian,” ungkapnya.
34
Citizen Journalism Cipta K arya Cerita adalah semangat. Mak a perlu sebuah rumah untuk menampungnya. Tulislah kisah perjalanan yang sudah membuka mata Anda, berbagilah dengan yang lain untuk memperkaya makna. Jurnalisme Warga Cipta Karya siap menampung kisah Anda lewat kata-kata dan karya foto. http://ciptakarya.pu.go.id/jurnalisme
Panorama pantai Pulau Mandangin - Kabupaten Sampang (Foto: TM. Hasan)