THE DIFFERENCE OF STUDENT LEARNING WHICH ITS LEARNING PROCESS BY USING COOPERATIVE TYPE OF MAKE A MATCH AND TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) AT THE CONCEPT OF RESPIRATION SYSTEM IN HUMAN Hani Bilhaq, Hermawan Abstract The purpose of this research was to know the difference of student learning which its learning process by using cooperative type make a match and teams games tournament (TGT) at the concept of respiration system in human. The research was conducted in October 2013 to April 2014. The population of all classes XI IPA SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya by 6 classs of 221 students. Samples used by 2 classes is XI IPA 3 class and XI IPA 4 class each consisting of 38 students are taken cluster random sampling. Research instrument is a achievement test concept of the respiration system in human, the data analysis technique used is the average in the two difference (uji t) with a significance level (α) = 5%. Based on data analysis and hypothesis testing shows that there are differences of student learning which its learning process by using cooperative type of make a match and teams games tournament (TGT) at the concept of respiration system in human seen in aspect of cognitive (knowledge). Student learning which its learning process by using cooperative type of teams games tournament (TGT) better than the student learning which its learning process by using cooperative type of make a match. Keywords: cooperative type make a match and teams games tournamen (TGT) process as learning model, achievement.
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBERAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA SUB KONSEP SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 3 KOTA TASIKMALAYA Hani Bilhaq, Hernawan Abstrak Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif make a match dan teams games tournament (TGT) pada sub konsep Sistem Pernapasan pada Manusia di kelas XI IPA SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 sampai bulan April 2014. Populasinya adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya sebanyak 6 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 221 orang. Sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 2 kelas yaitu kelas XI IPA 3 dan kelas XI IPA 4 masing-masing terdiri dari 38 siswa yang diambil secara cluster random sampling. Instrumen penelitian adalah berupa tes hasil belajar siswa pada sub konsep Sistem Pernapasan pada Manusia, teknik analisis data yang digunakan adalah uji perbedaan dua rata-rata (uji t) dengan taraf signifikan (α) = 5%. Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif make a match dan teams games tournament (TGT) pada sub konsep Sistem Pernapasan pada Manusia dilihat pada aspek kognitifnya (pengetahuannya). Hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) dinilai lebih baik daripada hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Kata kunci: Model pembelajaran kooperatif tipe make a matach dan teams games tournament (TGT), hasil belajar.
Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi kelas XI IPA SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya, diperoleh informasi bahwa dalam proses belajar mengajar biologi masih ditemukan beberapa permasalahan yang dihadapi. Proses pembelajaran masih berlangsung satu arah, guru masih menjadi pusat pembelajaran. Jarang tercipta suasana diskusi atau dialog antara siswa dengan guru ataupun antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya. Dalam proses pembelajaran di kelas, guru merasa kesulitan dalam melibatkan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Sewaktu proses belajar mengajar biologi ada beberapa siswa aktif bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh teman dan guru, namun masih banyak siswa yang diam mendengarkan atau pura-pura diam mendengarkan. Akhirnya setelah proses belajar mengajar selesai hasil belajar yang diperolehnya pun kurang memuaskan. Guru harus mengupayakan dengan berbagai cara agar proses belajar mengajar dapat diterima siswa dengan baik. Upaya tersebut diarahkan kepada kualitas pengajaran sebagai suatu proses yang diharapkan dapat menghasilkan kualitas hasil belajar siswa. Untuk itu, guru dituntut menggunakan model pembelajaran yang tepat dan menyenangkan yang sesuai dengan materi pelajaran yang akan disampaikan agar tercapainya keberhasilan kegiatan belajar dan mengajar. Penggunaan model pembelajaran kooperatif merupakan satu upaya untuk meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif dapat menciptakan suasana kelas yang terbuka, selain itu para siswa mendapat kebebasan untuk terlibat secara aktif dan dapat membangun komunitas pembelajaran yang saling membantu antar satu sama lain. Siswa diberi kesempatan untuk berkomunikasi dan beriteraksi sosial dengan temannya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pelaksanaannya memungkinkan guru mengelola kelas dengan lebih efektif dan memudahkan siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Model pembelajaran kooperatif tipe make a match merupakan model pembelajaran yang meminta siswa mencari pasangan dari kartu yang merupakan kartu soal atau kartu jawaban. Setiap siswa mendapat satu buah kartu (bisa kartu soal atau kartu jawaban), lalu secepatnya mencari pasangan yang sesuai dengan kartu yang didapatkannya sebelum batas waktu yang telah ditentukan. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin. Sedangkan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) merupakan model pembelajaran kooperatif yang melibatkan siswa bekerja dalam kelompok, terdapat diskusi kelompok, dan diakhiri suatu turnamen. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok belajar yang terdiri atas empat sampai lima orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan dan jenis kelaminnya. Pada turnamen para siswa berlomba sebagai masing-masing wakil kelompok dengan anggota kelompok lainnya untuk memperoleh tambahan poin bagi masing-masing kelompok.
B. Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan teams games tournament (TGT) pada sub konsep Sistem Pernapasan pada Manusia di kelas XI IPA SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya?” C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan teams games tournament (TGT) pada sub konsep Sistem Pernapasan pada Manusia di kelas XI IPA SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya. D. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoretis a. Memberikan informasi mengenai penggunaan model pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa. b. Memberikan informasi mengenai pengaruh pembelajaran terhadap hasil belajar siswa. c. Sebagai landasan dalam menerapkan model pembelajaran yang tepat dalam meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Kegunaan Praktis a. Bagi Guru 1) Memberikan masukan kepada guru untuk meningkatkan dan mengembangkan proses belajar mengajar dengan memilih model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 2) Menambah wawasan bagi guru mengenai berbagai model pembelajaran dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. 3) Memberikan gambaran tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan tipe teams games tournament (TGT). b. Bagi Siswa 1) Mengembangkan motivasi dan potensi belajar siswa, khususnya dalam mempelajari biologi. 2) Menumbuhkan aktivitas belajar siswa secara aktif dan menghilangkan perasaan jenuh serta bosan dalam mengikuti pelajaran biologi. 3) Meningkatkan hasil belajar siswa dan membantu siswa dalam memahami materi pelajaran pada sub konsep Sistem Pernapasan pada manusia.
c. Bagi Sekolah 1) Memberikan sumbangan pemikiran kepada sekolah dalam memilih model pembelajaran yang tepat serta sesuai dengan karakteristik suatu mata pelajaran. 2) Memberi masukkan kepada sekolah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan mencoba menggunakan model-model pembelajaran yang bervariasi. d. Bagi Peneliti 1) Menambah wawasan pengetahuan dalam penyusunan suatu rancangan pembelajaran biologi yang efektif serta dapat meningkatkan proses pembelajaran yang lebih menarik. 2) Mengembangkan pengalaman dalam penyajian proses pembelajaran dalam penerapan model-model pembelajaran yang selama ini telah dipelajari. Pembahasan A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Model pembelajaran kooperatif tipe make a match atau mencari pasangan merupakan model yang menyuruh siswa mencari pasangan kartu yang berupa kartu soal atau kartu jawaban sebelum batas waktu yang telah ditentukan, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin. Model ini mengandung muatan konsep-konsep atau topik yang harus dipahami siswa. Dalam pelaksanaannya guru membelajarkan siswa untuk memahami konsepkonsep atau topik secara aktif, kreatif, efektif, interaktif, dan menyenangkan, sehingga konsep mudah dipahami oleh siswa. Menurut Lie, Anita (2008:55) “Model pembelajaran kooperatif tipe make a match atau mencari pasangan dikembangkan pertama kali pada tahun 1944 oleh Lorna Curran”. Komalasari, Kokom (2013:85) mengemukakan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe make a match yaitu: 1. guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban; 2. setiap siswa mendapat satu buah kartu; 3. setiap siswa memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang; 4. setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartu yang dipegangnya; 5. setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin; 6. setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar setiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya; 7. demikian seterusnya; dan 8. kesimpulan atau penutup.
B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) adalah model pembelajaran kooperatif dengan membentuk kelompokkelompok kecil dalam kelas yang terdiri atas tiga sampai lima siswa yang heterogen, baik dalam hal akademik, jenis kelamin, ras, maupun etnis. Inti dari model ini adanya game atau turnamen akadamik. Model ini memotivasi siswa untuk menerima orang lain, membantu orang lain, menghadapi tantangan, dan bekerja dalam tim. Menurut Komalasari, Kokom (2010:67) Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih relaks di samping menumbuhkan tanggung jawab, kerja sama, persaingan sehat, dan keterlibatan belajar. Slavin, Robert E (2010:166) mengemukakan bahwa deskripsi dari komponen-komponen model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournamen (TGT) terbagi menjadi empat komponen. 1. Presentasi di kelas Materi dalam teams games tournamen (TGT) diperkenalkan pada pada presentasi di dalam kelas atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga memasukkan presentasi audiovisual. Dalam presentasi yang dijelaskan hanya pokok-pokok materi dan penjelasan tentang teknik pembelajaran yang akan digunakan serta peraturan dan tata cara dalam melaksanakan turnamen akademik. Selama presentasi kelas siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami apa yang disampaikan guru. 2. Tim Tim terdiri dari empat atau lima peserta didik yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras, dan etnisitas. Fungsi utama dari tim adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman setim agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game. 3. Game Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi di kelas dan pelaksanaan kerja tim. Game tersebut dimainkan di atas meja dengan dimainkan oleh tiga orang siswa yang masing-masing mewakili tim yang berbeda. Game hanya berupa nomor-nomor pertanyaan yang ditulis pada lembar yang sama. Apabila seorang siswa mengambil sebuah kartu bernomor dan harus menjawab pertanyaan sesuai nomor yang tertera pada kartu tersebut. Sebuah aturan tentang penantang memperbolehkan para pemain saling menantang jawaban masing-masing. 4. Turnamen Turnamen adalah sebuah struktur di mana game berlangsung. Biasanya berlangsung pada akhir minggu atau akhir unit, setelah guru memberikan presentasi di kelas dan tim telah melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar kegiatan. Pada turnamen pertama, guru menunjuk siswa untuk
berada pada meja turnamen, tiga siswa berprestasi tinggi pada meja satu, tiga berikutnya pada meja dua, dan seterusnya. C. Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match dan Teams Games Tournament (TGT) Tes hasil belajar siswa pada sub konsep Sistem Pernapasan pada Manusia yang telah dilakukan terhadap siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match diperoleh nilai minimum 25, nilai maksimum 36, rentang 11, rata-rata 30,97, varians 5,77, standar deviasi 2,40, dan KKM 30. Sementara itu tes hasil belajar siswa pada sub konsep Sistem Pernapasan pada Manusia yang telah dilakukan terhadap siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) diperoleh nilai minimum 27, nilai maksimum 37, rentang 10, rata-rata 32,08, varians 5,82, standar deviasi 2,41, dan KKM 30. Untuk menganalisis data yang diperoleh dalam pengujian hipotesis, data tersebut diolah terlebih dahulu kemudian dianalisis dengan menggunakan uji t dan uji t deskriptif. Uji t digunakan untuk membandingkan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan teams games tournament (TGT). Uji t deskriptif digunakan untuk mengetahui apakah nilai tes akhir (post test) telah mencapai KKM atau belum. Namun sebelum dilakukan uji t, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas data hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan menggunakan uji chi kuadrat diperoleh nilai χ2hitung = 1,57 lebih kecil dari χ2tabel = 7,81. Demikian pula uji normalitas data hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) dengan menggunakan uji chi kuadrat diperoleh nilai χ2hitung = 1,16 lebih kecil dari nilai χ2tabel = 7,81. Uji homogenitas dengan menggunakan uji Fmaksimum diperoleh nilai Fhitung = 1,00 yang lebih kecil dari nilai Ftabel = 1,73. Hal ini menunjukkan bahwa kedua kelompok data tersebut memiliki varians yang homogen. Hasil perhitungan uji t diperoleh nilai thitung = -2,06 yang lebih kecil dari nilai -ttabel = 2,00. Ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan teams games tournament (TGT) pada sub konsep Sistem Pernapasan pada Manusia di kelas XI IPA SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya. Hasil perhitungan uji t deskriptif nilai tes akhir (post test) hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match diperoleh nilai thitung = 1,03 lebih besar dari nilai ttabel = -1,69. Hal ini menunjukkan bahwa nilai tes akhir (post test) hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match telah mencapai KKM. Demikian
pula perhitungan uji t deskriptif nilai tes akhir (post test) hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) diperoleh nilai thitung = 2,19 lebih besar dari nilai ttabel = -1,69. Hal ini menunjukkan bahwa nilai tes akhir (post test) hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) telah mencapai KKM. Skor rata-rata hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) ( X = 32,08) memiliki skor rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan skor rata-rata hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match ( X = 30,97). Model pembelajaran kooperatif yang lebih baik adalah model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT), maka model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) lebih baik digunakan dalam pembelajaran sub konsep Sistem Pernapasan pada Manusia di kelas XI IPA SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan data, dan pengujian hipotesis, maka penulis berkesimpulan bahwa, “terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan teams games tournament (TGT) pada sub konsep Sistem Pernapasan pada Manusia di kelas XI IPA SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya”. Rata-rata hasil belajar yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) lebih tinggi daripada rata-rata hasil belajar yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match, maka model pembelajaran kooperatif tipe model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) lebih baik digunakan dalam pembelajaran pada sub konsep Sistem Pernapasan pada Manusia di kelas XI IPA SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. proses belajar mengajar di kelas hendaknya menggunakan model pembelajaran yang bervariasi, sehingga siswa tidak merasakan kejenuhan dalam belajar, misalnya dengan memvariasikan berbagai model pembelajaran seperti yang telah dilaksanakan dalam peneltian ini; 2. diperlukan persiapan yang matang dalam melaksanakan pembelajaran khususnya pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif, sehingga dalam pelaksanaannya guru dan siswa dapat memaksimalkan langkahlangkah pembelajaran tersebut untuk mencapai hasil belajar yang sesuai; dan 3. bagi peneliti selanjutnya, hendaknya mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match ataupun teams games tournament (TGT) pada sub konsep atau materi yang lain.
Daftar Pustaka Abdian Tindaon, Yosi. (2012). [Online]. Tersedia: http://yosiabdiantindaon.blogspot.com/2012/05/macam-macam-tekniksampling-menurut-dra.html. [13 Januari 2014]. Budi Ariyanti, Asih. (2012). [Online]. Tersedia: http://asihnaim.blogspot.com/2012/10/sistem-pernapasan.html Hamalik, Oemar. (2007). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara. Huda, Miftahul. (2013). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Huda, Miftahul. (2013). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Isjoni. (2012). Cooperatif Learning. Bandung : Alfabeta. Jun’sr, M. Ridwan. (2013). Bagian Hidung. [Online]. Tersedia: http://ridhwanyunaser.blogspot.com/2013/04/hidung.html). [16 Desember 2013]. Komalasari, Kokom (2013). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung : PT. Refika Aditama. Lie, Anita. (2008).Cooperative Learning. Jakarta: PT Gramedia. Mulyadi, Memet. (2010). Sistem Pernapasan pada Manusia. [Online]. Tersedia: http://memetmulyadi.blogspot.com/2010/09/sistem-pernapasan-padamanusia.html). [16 Desember 2013]. Mulyani, Yani. (2013). Sistem Respirasi. [Online]. Tersedia: http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&ve d=0CEkQFjAE&url=http%3A%2F%2Fmulyanipharmaco.files.wordpress.co m%2F2013%2F04%2Fsistem-respirasi-2013.pdf&ei=g1ayUpqJsi3rgevloHgBQ&usg=AFQjCNGUzFP45bw9yOnPz195yIWC3uhSeg&sig 2=4zq3SYZxwoDGdvscjnzt0A. [16 Desember 2013]. Nurjanah, Siti. (2009). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Games Tournament (TGT) pada Konsep Ekosistem di kelas VII SMP Negeri 2 Cibalong. Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Siliwangi. Tasikmalaya: Tidak diterbitkan. Octavia, Verawati. (2011). Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan. [Online]. Tersedia: http://veraoctavianers.blogspot.com/2011/09/anatomi-fisiologisistem-pernafasan_28.html. [16 Desember 2013] Pearce, Evelyn. (1992). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT Gramedia. Poedjiadi, Anna dan F.M.Titin Supriyanti. (2005). Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafundo Persada. Slameto (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Memprngaruhinya. Jakarta : PT.Rineka Cipta. Slavin, Robert E. (2010). Cooperative learning. Bandung: Nusa Media. Sudarni. (2009). Sistem Pernafasan Manusia. [Online]. Tersedia: http://sudarnihimbio.blogspot.com/2009/12/sistem-pernafasan-manusia2.html). [16 Desember 2013].
Sudjana, Nana. (2013). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Nusa Media. Suharsimi, Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Suharsono dan Popo Musthopa Kamil. (2013). Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia. Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Siliwangi. Tasikmalaya: Tidak diterbitkan. Suprijono, Agus. (2012). Cooperatif Learning. Jakarta : Pustaka Belajar. Syah, Muhibbin. (2009). Psikologi Belajar. Jakarta: PT RajaGrafundo Persada. Syah, Muhibbin. (2007). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung : Rosda Karya. Syaifuddin, H. (2006). Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC. Syam, Mahira. (2012). Sistem Pernapasan Manusia. [Online]. Tersedia: http://mahira-bio09.blogspot.com/2012/04/sistem-pernapasan-manusia.html). [16 Desember 2013]. Taniredja, Tukiran, dkk. (2011). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Alfabeta. Trianto. (2012). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Surabaya: Kharisma Putra Utama. Widaningsih, Dedeh. (2013). Evaluasi Pembelajaran Matematika Untuk Melengkapi Bahan Perkuliahan Evaluasi Pembelajaran Matematika. Paket Modul Pembelajaran Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Siliwangi. Tasikmalaya: Tidak diterbitkan. Yamin, Martinis. (2012). Desain Baru pembelajaran Konstruktivistik. Jakarta: Referensi. Riwayat Penulis Hani Bilhaq adalah mahasiswa angkatan 2010 pada Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi yang sedang melaksanakan penyusunan skripsi untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan (lulus tahun 2014).