KELIMPAHAN,SEBARAN, DAN POLA PEMANFAATAN TERIPANG (Holothuria atra) DI PERAIRAN PANTAI PULAU LAUT KABUPATEN NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU
Hamdan,
[email protected] Mahasiswa Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan FIKP-UMRAH Andy Zulfikar, S.Pi, MP Dosen Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan FIKP-UMRAH Tengku Said Raza’i, S.Pi,MP Dosen Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan FIKP-UMRAH ABSTRAK
Teripang merupakan hewan yang termasuk dalam Filum Echinodermata dari Kelas Holothuroidea. Penelitian ini dilakukan di perairan Pulau Laut, Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan Riau. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2015. Kelimpahan Teripang di perairan Pulau Laut memiliki rata – rata sebesar 0,013 (ind/ m2) atau dalam satuan hektar didapatkan rata-rata kelimpahannya sebesar 128,30 (ind/ha). Total kelimpahan teripang pada semua titik sampling diperoleh hasil sebesar 0,68 (ind/ m2) dengan total kelimpahan dalam luasan hektar sebesar 6800 (ind/ha). Dari hasil analisis pola sebaran jenis Teripang didapatkan nilai x2=85,88 dan nilai kritis x2 pada tabel distribusi chi-square diperoleh nilai sebesar 69,83. Dari hasil tersebut maka didapatkan x2> nilai kritis x2 sehingga pola sebaran jenis Teripang tergolong “mengelompok”.
Kata kunci: Teripang (H. atra), Kelimpahan, Pola Sebaran, Pulau Laut Kab. Natuna
i
ABSTRACT Sea cucumbers are animals that are included in the phylum Echinodermata Class Holothuroidea . This research was conducted in the waters of Pulau Laut, Natuna Regency of Riau Islands province . This study was conducted from April to June 2015. The abundance of Sea Cucumber on Sea Island waters have average - average of 0,013 (ind / m2 ) or in hectares obtained an average abundance of 128.30 (indo / ha) . Total abundance of sea cucumbers at all sampling points obtained yield was 0.68 (ind/ m2) with total abundance in the area of 6800 hectares ( ind / ha ) . From the analysis of the distribution pattern of the type Teripang got value x2 = 85.88 and the critical value x2 on the chi-square distribution table obtained a value of 69.83 . From these results we obtained x2 > x2 critical value so that the distribution pattern of the type Cucumbers are a " cluster " .
Keywords : Sea cucumbers (H. atra), abundance, distribution patterns, Sea Island District. Natuna
i
I.
PENDAHULUAN
B.
Kabupaten Natuna adalah sebuah kabupaten yang termasuk kedalam Provinsi Kepulauan Riau yang wilayahnya sebagian besar merupakan pulau-pulau yang terletak di Laut China Selatan. Natuna adalah sebuah gugusan kepulauan di bagian paling utara Provinsi Kepulauan Riau dengan total luas wilayah 264.198,37 km² dengan luas daratan 2.001,30 km² dan lautan 262.197,07 km² (Badan Pusat Statistik,2013). Kabupaten Natuna memiliki kekayaan dan keanekaragaman sumberdaya perikanan dan kelautan, seperti potensi perikanan sebesar 1.197.520 ton, (Dinas Kelautan dan Perikanan 2007 dalam Sukmiwati et al., 2012). Kecamatan pulau laut adalah salah satu kecamatan yang berada dalam kawasan Kabupaten Natuna, dengan total luas daratan 37,69 km², (Badan Pusat Statistik, 2013). Salah satu penghasilan masyarakat pulau laut adalah biota laut yang sering di kenal dengan sebutan teripang (Holothuria).
Jenis dan Sumber Data Data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data primer Data primer di dapat secara langsung di lapangan. Data primer yang di peroleh berupa data teripang dan parameter pendukung berupa parameter kualitas air. 2. Data sekunder Data sekunder biasanya diperoleh dari perpustakaan berupa laporan-laporan penelitian terdahulu, uji pustaka, data dokumentasi, lembaga penelitian, dan pihak lain yang berhubungan, seperti perairan pulau laut, kantor desa dan kantor dinas kelautan dan perikanan serta literatur mengenai teripang.
C.
III. METODE PENELITIAN A.
Lokasi dan Pengambilan Sampel
Sampling dalam penelitian ini dilakukan menggunakan kuadran dengan ukuran 5 m² x 5 m² (Ludwig dan Reynolds,1988).Pada setiap unit sampling kuadran/plot dihitung jumlah masing-masing jenis dari holothuroidea yang diambil dengan cara menyelam. pengambilan sampel dilakukan ketika saat surut. Metode sampling yang digunakan adalah metode sampling acak sederhana. Titik koordinat penempatan kuadrat dipilih secara acak pada wilayah litoral pulau laut, hasil delineasi dari citra spot 2007 menggunakan Software Visual Sampling Plan V 7.0. Berdasarkan delineasi luas keseluruhan wilayah sampling sebesar 46,7616 km². Dari hasil pengacakan didapatkan 53 titik koordinat sampling.
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan di perairan Pulau Laut, Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan Riau. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu dari bulan April sampai Juni 2015. Peta lokasi penelitian bisa diihat pada Gambar
i
D.
c. Pola Sebaran Pola sebaran jenis suatu organisme pada habitat dapat diketahui dengan menghitung indeks dispersi morisita (Soegianto, 1994 dalam Satria et al., 2014): ∑ ( )
Metode Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengukuran survei langsung pada lapangan dan data sekunder diperoleh dari berbagai literatur dan instansi terkait tentang kondisi umum daerah.
Keterangan : Id = Indeks Dispesi Morisita n = Jumlah Plot pengambilan contoh N = Jumlah Individu dalam n Plot X = Jumlah Individu Pada Setiap Plot Dengan nilai indeks morisita yang sebagai berikut : Id = 1, distribusi individu cenderung acak Id = 0, distribusi individu bersipat seragam Id = n (>1 ), distribusi individu cenderung berkelompok Kemudian untuk menguji apakah suatu persebaran acak atau tidak, maka dilakukan uji chi kuadrat dengan rumus sebagai berikuat :
1. Identifikasi Holothuria Teripang yang sudah terkumpul dimasukkan kedalam kantong sampel dan beri label sesuai dengan lokasi pengambilannya. Jumlah sampel yang diambil dari penelititan ini sebanyak sebanyak dua ekor dari setiap spesies yang ditemui. Kemudian dihitung dan dicatat teripang yang ada dalam setiap plot. Untuk mengidentifikasi teripang sesuai dengan jenis dengan petunjuk dari http//:www.coremap.or.id. Jenis teripang yang belum diketahui akan diidentifikasi di Laboratorium Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan UMRAH.
(
) Selanjutnya nilai hitung yang di dapat dibandingkan dengan tabel apabila hitung lebih besar dari tabel dapat dikatakan bahwa bentuk penyebaran berbeda nyata dengan acak dan sebaliknya apabila hitung lebih kecil dari tabel dapat dikatakan bahwa bentuk penyebaran tidak berbeda nyata dengan acak.
2. Pengolahan Data a. Komposisi
Jenis
(
Teripang )
∑
E.
Pengukuran Kualitas Perairan Pengukuran kualitas perairan dilakukan pada setiap titik koordinat dengan tiga kali pengulangan. Parameter yang diukur adalah Suhu, Salinitas, pH, Oksigen Terlarut dan Sedimen
Komposisi jenis dapat di peroleh dari data ukuran dan jumlah spesies teripang yang di peroleh dari setiap titik pengamatan. b. Kelimpahan Perhitungan kelimpahan relatif setiap jenis teripang dilakukan dengan perhitungan persentase jumlah persamaan yang di gunakan adalah (Krebs, 1972 dalam Setyobudiandi dkk, 2009). Ki = Ni /A Ket : Ki : Kelimpahan jenis Ni : Jumlah induvidu spesies A : Luas area sampling
i
Dari hasil analisis pola sebaran jenis Teripang didapatkan nilai x2=85,88 dan nilai kritis x2 pada tabel distribusi chi-square diperoleh nilai sebesar 69,83. Dari hasil A. Kelimpahan dan Pola Sebaran tersebut maka didapatkan x2> nilai kritis x2 Teripang (Holoturia atra) sehingga pola sebaran jenis teripang Perairan Pulau Laut Kabupaten tergolong “mengelompok”. Pola sebaran Natuna yang mengelompok ini menggambarkan Tabel 5. Kelimpahan Teripang Perairan bahwa adanya penumpukan Teripang pada Pulau Laut Kabupaten Natuna lokasi – lokasi/area tertentu. Diasumsikan bahwa pada lokasi tertentu tersebut memiliki Kelimpahan Total Jenis 2 (Ekor) organik dan persediaan makanan Rata-rata (ind/m2) Total (ind/mkandungan ) yang cukup bagi kelangsungan hidup 0,013 0,68 teripang (H. atra). Dilihat dari data lapangan Holoturia 17 Rata-rata (ind/ha) Total (ind/ha) Atra bahwa Teripang hanya menempati 10 titik 128 6800 sampling dari total 53 titik sampling yang Sumber : data lapangan (2015) diambil, sehingga dari data tersebut dapat dilihat bahwa terjadi penumpukan pada Bedasarkan Tabel 5, diketahui suatu wilayah/area oleh Teripang (H. atra). bahwa kelimpahan Teripang di perairan Pulau Laut memiliki rata – rata sebesar B. Pemanfaatan Teripang 0,013 (ind/ m2) atau dalam satuan hektar (Holoturia atra) Perairan Pulau didapatkan rata-rata kelimpahannya sebesar Laut Kabupaten Natuna 128,30 (ind/ha). Total kelimpahan teripang pada semua titik sampling diperoleh hasil 1. Hasil Tangkapan Teripang sebesar 0,68 (ind/ m2) dengan total (Holoturia atra) Di Pulau Laut kelimpahan dalam luasan hektar sebesar Kabupaten Natuna 6800 (ind/ha). HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil tangkapan Teripang di perairan Pulau Laut oleh beberapa nelayan secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 7 dan Gambar 7.
1.
Pola Sebaran Teripang Perairan Pulau Laut Kabupaten Natuna Penentuan sebaran jenis teripang dengan menggunakan indeks sebaran morisita dimaksudkan untuk mengetahui pola sebaran jenis yangdidapat berupa seragam, mengelompok, atau acak. Hasil analisis pola sebaran jenis Teripang dapat dilihat pada Tabel
Tabel 7. Hasil tangkapan Teripang di perairan Pulau Laut Sumber : data lapangan (2015)
2.
Tabel 6. Pola Sebaran Teripang Perairan Pulau Laut Kabupaten Natuna Jenis
Lokasi tangkapan Teripang di perairan Pulau Laut oleh beberapa nelayan
Pola Sebaran N
53
∑x
33
N
17
Id
3,12
2
Holoturia
x2
85,88
atra
Db
52
Alfa nilai kritis
69,83
Sebaran
Mengelompok
Sumber : data lapangan (2015)
i
Hasil (Ekor)/ pengambilan >50 0 -50 100 > 100
N Nama
Jenis Kelamin
Umur
1
Sukirman
L
30
0
1
0
2
Indut
L
37
0
1
0
3
Gilang
L
28
0
1
0
4
Iwanto
L
25
0
0
1
5
Supardi
L
25
0
1
0
6
Mutia
L
35
0
0
1
7
Tauna
P
43
0
0
1
8
Toni
L
23
0
0
1
9
Harlis
L
32
0
1
0
10
Hendri
L
26
0
0
1
0
5
5
No.
0,05
x2
Lokasi Tangkapan Teripang (Holoturia atra) di Pulau Laut Kabupaten Natuna
Jumlah
secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 8 dan Gambar 8. Tabel 8. Lokasi tangkapan Teripang di perairan Pulau Laut No
Nama
Jenis Kelamin
Umur
1
Sukirman
L
2
Indut
3
Gilang
4
Berpasir
Lamun
30
0
1
0
L
37
0
1
0
L
28
0
1
0
Iwanto
L
25
1
0
0
5
Supardi
L
25
0
1
0
6
Mutia
L
35
0
0
1
7
Tauna
P
43
0
0
1
8
Toni
L
23
0
1
0
9
Harlis
L
32
0
1
0
10
Hendri
L
26
0
1
0
7
2
1 Sumber : data lapangan (2015)
3. Jarak Lokasi Tangkapan Teripang (Holothuria atra) Di Pulau Laut Kabupaten Natuna
Umur
1
Sukirman
L
30
0
0
1
2
Indut
L
37
0
0
1
3
Gilang
L
28
0
0
1
4
Iwanto
L
25
0
1
0
5
Supardi
L
25
0
1
0
6
Mutia
L
35
0
0
1
7
Tauna
P
43
0
0
1
8
Toni
L
23
0
0
1
9
Harlis
L
32
0
0
1
10
Hendri
L
26
0
0
1
0
2
8
Jumlah
Nama
Jenis Kelamin
Umur
Menyelam
Langsung
1
Sukirman
L
30
1
0
2
Indut
L
37
1
0
3
Gilang
L
28
1
0
4
Iwanto
L
25
1
0
5
Supardi
L
25
1
0
6
Mutia
L
35
1
0
7
Tauna
P
43
0
1
8
Toni
L
23
1
0
9
Harlis
L
32
1
0
10
Hendri
L
26
1
0
9
1
Sumber : data lapangan (2015)
KESIMPULAN DAN SARAN
Jarak Lokasi Pengambilan di bibir pantai (m) 250 – > 0 - 250 500 500
Nama
No
Cara Penangkapan
No
Jumlah
Jarak Lokasi tangkapan teripang dari bibir pantai kerah laut di perairan Pulau Laut oleh beberapa nelayan secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 9 dan Gambar 9. Tabel 9. Jarak Lokasi tangkapan Teripang di perairan Pulau Laut Jenis Kelamin
Cara Penangkapan Teripang (Holothuria atra) Di Pulau Laut Kabupaten Natuna
Cara penangkapan teripang di perairan Pulau Laut oleh beberapa nelayan secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 10 dan Gambar 10. Tabel 10. Cara penangkapan Teripang di perairan Pulau Laut
Lokasi Berbatu
Jumlah
4.
A. Kesimpulan Dari hasil penelitian ini didapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari hasil penelitian yang dilakukan, bahwa nilai pengukuran kelimpahan Teripang tergolong rendah. Kejadian ini bukan dikarenakan kondisi ekologi perairan yang kurang mendukung, akan tetapi pengaruh tingginya penangkapan dan pemanfaatan oleh masyarakatlah yang membuat kelimpahan teripang menjadi rendah. 2. Pola sebaran jenis Teripang tergolong “mengelompok”. Pola sebaran yang mengelompok ini menggambarkan bahwa adanya penumpukan Teripang pada lokasi – lokasi/area tertentu. Diasumsikan bahwa pada lokasi tertentu tersebut memiliki kandungan organik dan persediaan makanan yang cukup
Sumber : data lapangan (2015)
i
bagi kelangsungan hidup Teripang (H. atra). B. Saran Dari hasil penelitian didapati bahwa kelimpahan teripang Teripang sangatlah rendah diasumsikan terjadinya pemanfaatan lebih untuk itu dikemukakan saran antara lain: 1. Perlu dilakukan penelitian terkait dengan kajian populasi dan stok teripang di perairan Pulau Laut dengan ukuran kuadran lebih besar dari pada 5x5 m. 2. Perlu dilakukan kajian mengenai studi biologi Teripang (H. atra) di perairan Pulau Laut untuk upaya pelestarian.
Kosmetik, Dan Obat-obatan. Lily Publisher: Yogyakarta Kordi dan Tancung. 2007.Pengelolaan Kualitas Air. Rineka Cipta: Jakarta Ludwig, J.A. & Reynolds, J.F. 1988.Statistical Ecology: A Primer on Methods and Computing. Canada:WileyInterscience Publishers. Nontji, A. 1993.Laut Nusantara. Djambatan:Jakarta. Nurita, E. 2014.Pola Sebaran dan Struktur Komunitas Pelecypoda Di Perairan Ekosistem Padang Lamun Desa Pengudang Kecamatan Teluk Sebong Kabupaten Bintan Kepuauan Riau.Skripsi Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang. Putra. F. E. 2012. Diversity Ecinodermata Waterway Litoral, Teluk Dalam Desa Malang Rapat, Kecamatan Gunungkijang, Kabupaten Bintan. Skripsi, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang. Radjab, A.W., dan Darsono, P. 2004. Penyebaran dan Kepadatan Teripang Di Perairan Natuna, Riau.Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin. Makassar.64-69. Romimohtarto, K., dan Juwana,S., 2007. Biologi Laut. Djambatan: Jakarta
DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Kabupaten Natuna. 2013. Natuna dalam Angka. Junianto, D. 2013. Studi Ekologi Teripang ( Holothuroidea ) di Peraiaran Desa Pengudang Kabupaten Bintan. Skripsi Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang. Jumanto. 2013. Struktur Komunitas Echinodermata di Padang Lamun Perairan Desa Pengudang Kecamatan Teluk Sebong Kabupaten Bintan. Skripsi. Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang. Katili. A. S. 2011. Struktur Komunitas Echinodermata Pada Zona Intertidal Di Gorontalo. Jurnal penelitian dan pendidikan, Vol.8 No. 1. Maret: Universitas Negeri Gorontalo.
Rumahlatu, A., Gofur, A., dan Sutomo, H. 2008. Hubungan Faktor Fisik-Kimia Lingkungan Dengan
Kordi, K.M.G.H. 2010.Budi Daya Biota Akuatik Untuk Pangan,
i
Keanekaragaman Echinodermata Pada Daerarah Pasang Surut Pantai Kairatu. MIPA. Universitas Pattimura:Malang. 77-85. Satria, G.G.A, Sulardiono, B., dan Purwanti, F. 2014. Kelimpahan Jenis Teripang Di Perairan Terbuka dan Tertutup Pulau Panjang Jepara, Jawa Tengah.Vol.III.Diponegoro Journal of Maquares.Jawa Tengah.108-115. Siswanto, A.D., 2011. Kajian Sebaran Substrat Sedimen Permukaan DasarDi Perairan Pantai Kabupaten Bangkalan. EMBRYO VOL. 8 NO. 1. Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo, Madura Setyobudiandi I, Sulistiono, Yulianda F, Kusmana C, Hariyadi S, Damar A, Sembiring A, Bahtiar. 2009 (Sampling dan Analisis Data Perikanan dan Kelautan ) IPB. Bogor Sukmiwati,M.,.2012. Keanekaragaman Teripang
(Holothuroidea) di Perairan Bagian Timur Pantai Natuna Kepulauan Riau.Jurnal Natur Indonesia.LIPI.Jakarta Utara. 131-137 Wati, T. K. 2013. Keanekaragaman Gastropoda di Padang Lamun Desa Pengudang Kabupaten Bintan.Skripsi. Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang Widodo, A., 2010.Budidaya Teripang (Khasiat dan Cara Olah Untuk Pengobatan). Pustaka Baru : Yogyakarta Yusron, E., dan Widianwari, P. 2004.Struktur Komunitas Di Beberapa Pantai Kai Besar, Maluku Tenggara. Vol. VIII. Pusat Penelitian Oseanografi, LIPI. Jakarta.15-20. Http://www.coremap.or.id/echinoder mata Diakses pada tanggal 8 Maret 2015. Http://www.marinespecies.org Diakses pada tanggal 8 Maret 2015
i