BAB IV HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM Tujuan Bab : Setelah membaca bab ini anda di harapkan dapat menjelaskan hakikat manusia menurut Islam. Sasaran Bab : Anda dapat: 1. Menjelaskan siapakah manusia. 2. Menjelaskan persamaan dan perbedaan manusia dengan makhluk lain. 3. Menjelaskan tujuan penciptaan manusia 4. Menjelaskan fungsi dan peranan yang diberikan Allan kepada manusia 5. Menjelaskan tanggung jawab manusia sebagai hamba dan khalifah Allah A. Konsep Manusia 1. Manusia dalam arti Filosofi Kehadiran manusia yang pertama tidak terlepas dari asal-usul kehidupan di alam semesta ini. Asal usul manusia menurut ilmu pengetahuan tidak bisa dipisahkan dari teori tentang spesis baru yang berasal dari spesis lain yang telah ada sebelumnya melalui proses evolusi. Teori evolusi yang diperkenalkan Darwin pada abad XIX telah menimbulkan kepanikan, terutama di kalangan gereja dan ilmuwan yang berpaham teori kreasi khusus. Apalagi setelah teori itu diektropolasikan oleh. Padahal Darwin tidak pernah mengemukakan hal tersebut, walaupun taksonomi manusia (familia hominidae) dan kera besar (familia pongidae) berada pada super familpara penganutnya sedemikian rupa sehingga seolah-olah manusia itu berasal dari keri yang sama, yaitu hominoidae (Maurice Bucille, 1992 : 45). Sejak saat itu, pergumulan antara yang pro dan kontra tentang asal usul manusia terus berlangsung hingga kini dan sebagian umat manusia menerima teori itu, selebihnya menolaknya. Evolusi manusia menurut ahli paleontologi berdasarkan tingkat evolusinya dapat dibagi menjadi empat kelompok, (Toto Sunarya, 1997: 3 – 4) yaitu : Pertama, tingkat pra manusia. Fosilnya ditemukan di Johanesburg Afrika Selatan pada tahun 1924 dan dinamai fosil Australopithecus. Kedua, tingkat manusia kera. Fosilnya ditemukan di Solo pada tahun 1891 yang disebut pithecantropus erectus. Ketiga, manusia purba, yaitu tahap yang lebih dekat kepada manusia modern yang sudah digolongkan kepada genus yang sama, yaitu homo walaupun spesiesnya dibedakan. Fosil jenis
ini ditemukan di Neander, karena ini disebut homo neanderthalesis dan kerabatnya diketemukan di Solo (homo soloensis). Keempat, manusia modern atau homo sapiens yang telah pandai berfikir menggunakan otak dan nalarnya. Teori evolusi berpengaruh pula pada bidang-bidang ilmu pengetahuan lainnya, termasuk psikologi yang obyeknya manusia. Pengikut Darwin dalam bidang ini antara lain Sigmund Freud. Freud mengemukakan bahwa manusia mengalami proses perkembangan dari bayi menjadi dewasa melalui tahap-tahap tertentu, yaitu tahap oral, anal, phalik, laten, pubertas, dan genital. Tahap-tahap perkembangan ini menggambarkan evolusi manusia dari tahapan yang sederhana, hingga tahap yang lebih kompleks. Demikian pula, misalnya bayi yang mulai dengan hanya bisa telentang, tengkurep, duduk, merangkak, berdiri kemudian berjalan dengan dua kaki. Manusia sebagai salah satu makhluk yang hidup di muka bumi memiliki karakter paling unik. Secara fisik tidak begitu berbeda dengan binatang sehingga para pemikir seperti yang dikemukakan di atas menyamakannya dengan binatang. Letak perbedaan yang utama antara manusia dengan makhluk lainnya terletak pada kemampuannya melahirkan kebudayaan. Kebudayaan ini hanya dimiliki manusia sedangkan binatang hanya memiliki kebiasaankebiasaan yang bersifat instintif.
2. Manusia Menurut Pandangan Islam Manusia adalah makhluk yang penuh misteri, dia tidak akan mampu mengungkap siapa dirinya yang sebenarnya. Manusia adalah makhluk yang diberi akal oleh Allah dengan akalnya manusia akan perpikir, dengan berpikir manusia akan banyak timbul pertanyaan yang akan dicari jawabannya. Menurut Murtadlo Mutahari (1992 :125) manusia adalah makhluk serba dimensi, yang pertama secara fisik manusia hampir sama dengan hewan yang membutuhkan makan, minum dan berkembang biak, yang kedua, manusia memiliki sejumlah emosi yaitu ingin memperoleh keuntungan dari pada kerugia, yang ketiga, mempunyai perhatian terhadap keindahan, yang keempat, mempunyai dorongan untuk menyembah Tuhan, yang kelima memiliki kemampuan dan kekuatan yang berlipat ganda karena dikaruniai akal, pikiran dan kehendak. 2.1. Asal Kejadian Manusia
Asal usul manusia dalam pandangan Islam tidak terlepas dari figur Adam sebagai manusia pertama. Adam adalah manusia pertama yang diciptakan Allah dimuka bumi dengan segala karakter kemanusiaannya. Figur Adam tidak dilihat dari sisi fisik semata, tetapi lebih penting bahwa Adam adalah manusia sempurna, lengkap dengan kebudayaannya sehingga diangkat sebagai khalifah di muka bumi, firman Allah :
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. (QS Al-Baqarah, 2:30) Manusia yang baru diciptakan Allah itu (Adam) memiliki intelegensi yang paling tinggi dibandingkan dengan makhluk Allah lainnya, firman Allah :
Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang Telah Engkau ajarkan kepada Kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana."
Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa Sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?" Sebenarnya terjemahan Hakim dengan Maha Bijaksana kurang tepat, Karena arti Hakim ialah: yang mempunyai hikmah. hikmah ialah penciptaan dan penggunaan sesuatu sesuai dengan sifat, guna dan faedahnya. di sini diartikan dengan Maha Bijaksana Karena dianggap arti tersebut hampir mendekati arti Hakim. Pada ayat di atas tampaklah bahwa Allah menciptakan Adam sebagai manusia pertama yang memiliki kemampuan akal yang sempurna. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa Adam adalah manusa pertama yang memiliki nilai-nilai kemanusiaan. Dengan itu manusia, membentuk kebudayaannya. Setelah penciptaan nabi Adam As. Manusia selanjutnya diciptakan melalui proses pencampuran antara laki-laki dan perempuan, hal ini sesuai dengan al-Qur'an surat al-Mukminun ayat 12-14 :
Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik. Tahap pertama manusia dibuat dari sari pati tanah melalui makanan yang dimakan oleh laki-laki dan perempuan. Sebagian dari inti zat yang dimakan menjadi bahan sperma (air mani); bahan awal pernciptaannya manusia. Unsur-unsur yang menyusun tubuh manusia menurut penelitian ditemukan pada jenis-jenis tanah, karena itu ayat di atas dijelaskan oleh ilmu pengetahuan.
Nuftah adalah tetesan cairan yang mengandung gamet pria dan gamet wanita, kemudian tersimpan di dalam rahim (Qararin Makin) atau uterus, yaitu suatu wadah yang idela untuk perkembangan embrio. ’Alaqah adalah embrio yang berumur 24-25 hari, kemudian berubah menjadi stadium mudghah (26-27 hari). Selanjutnya masuk ke stadium tulang (Iszam), yaitu cikal tulang rangka yang berbentuk dalam stadium mudzghah (25-40 hari) berubah menjadi tulang rawan, setelah itu embrio berada dalam stadium tulang (idzam) (M. Daud Ali, 2006 : 23). Dalam stadium ini berbagai organ benda dalam posisi baru yang berhubungan dengan pertumbuhan tulang/ rangka. Setelah embrio masuk ke dalam stadium dibungkus daging (fakasaunal idzam lahma), artinya setelah tulang dibentuk lalu diikuti oleh pembentukkan daging yang meliputi tulangtulang tersebut. Pada minggu ke-8 embrio menjadi fetus membentuk otot-otot. Dalam minggu ke-12 terjadi assifikasi pada pusat-pusat pertulangan. Anggota badan berdifferensiasi dan terbentuk buku pada jari kaki dan tangan. Di samping pertumbuhan macam-macam struktur organ, masing-masing organ juga mengalami pertumbuhan bersama-sama dengan pertumbuhan badan. Di dalam surat as-Sajadah ayat 7-9 diterang bahwa setelah manusia sempurna dalam pembentukan maka Allah meniupkan ruh ke dalam tubuh manusia tersebut dan Allah juga menjadikan pendengaran, penglihatan dan hati (qolb). Al-Qur’an menunjukkan bahwa manusia tersusun dari unsur materi dan imateri; jasmani dan rohani. Tubuh berasal dari tanah, dan ruh berasal dari substansi imateri alam ghaib. Tubuh akan kembali ke asalnya menjadi tanah dan ruh akan pulang kembali ke alam ghaib. Menurut Mustafa Zahri di dalam Jamal Syarif (2003 : 59-60) mengatakan bahwa unsurunsur immateri yang ada pada diri manusia adalah: 1.
Roh adalah pemberian hidup dari Allah kepada manusia. Sebagai manusia tidak diberi ilmu yang mendetail tentang ruh, baik bentuk atau pun warnanya, karena ruh adalah rahasia Allah dan manusia hanya diberi ilmu sedikit tentang ruh.
2.
Hati (qolb) adalah tempat tersembunyi yang dianugerahkan oleh kepada manusia, hati merupakan sentral kebaikan dan kejahatan walaupun hati lebih cenderung kepada kebaikan.
3.
Akal adalah pemberian Allah yang paling sempurna dengan akal manusia dapat mempelajari alam semesta. Akal mendorong manusia untuk terus menggali ilmu
pengetahuan, dan diharapkan manusia akan mampunmengemban amanah sebagai khalifah Allah (M. Daud Ali, 2003 : 15) 4.
Nafsu adalah kemauan atau kehendak yang ada di dalam diri manusia. Nafsu dapat juga di katakan dorongan manusia untuk berbuat sesuatu. Biasanya nafsu selalu cenderung kepada keburukan karena sifat ini dipengaruhi oleh godaan setan akan tetapi jika nafsu dalam dikendalikan maka, manusia akan dapat kebaikan. Misalnya manusia yang selalu ingin makan enak apabila manusia tidak bisa mengendalikan rasa laparnya maka akan kekenyangan tapi apabila manusia dapat mengendalikan rasa lapar tersebut akan baik untuk dirinya. Al-Qur’an menjelaskan pula tentang penciptaan manusia yang bermula dari tanah dan
oleh karenanya, iblis tidak mau disuruh Allah untuk bersujud di hadapan manusia, firman Allah :
Iblis berkata: "Aku lebih baik daripadanya, Karena Engkau ciptakan Aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah". (QS Shaad, 38 : 76) Islam mendorong manusia agar menggunakan potensi yang dimiliki secara seimbang. Akal yang berlebihan mendorong manusia pada kemajuan material yang hebat, tetapi kosong dari nilai-nilai rohaniah, bahkan manusia dapat terjebak dalam kesombongan intelektual yang merusak dirinya. Demikian pula eksploitasi rasa yang dominan menyebabkan manusia terjerumus ke dalam dunia mistik yang berlebihan dan dapat menyesatkan dirinya. Manusia dalam menggunakan potensi-potensi dirinya harus disesuaikan sebagai makhluk psiko-fisik, berbudaya dan beragama untuk tetap mempertahankan kapasitas dirinya sebagai makhluk yang paling mulia. Ketidakseimbangan menyebabkan manusia memiliki nilai-nilai yang renadah, sebagaimana diisyaratkan Allah dalam firman Allah :
Dan Sesungguhnya kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayatayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai. (QS Al-A’Raf, 7 : 179) 2.2. Penyebutan nama manusia Manusia mempunyai nama-nama lain menurut dari aspeknya: 1. Dari aspek historis menusia disebut dengan bani Adam karena keturunan Adam al-Qur'an surat al-A'raf ayat 31. 2. Dari aspek biologis manusia disebut basyar yang mencerminkan sifat-sifat fisik kimia dan bilogisnya lihat al-Qu'an surat al-Mukminun ayat 33. 3. Aspek kecerdasannya disebut dengan insan yakni makhluk yang terbaik yang diberi akal sehingga mampu menyerap ilmu pengetahuan al-Qur'an surat ar- Rahman ayat 3-4. 4. Dari aspek sosiologis disebut annas yagn menunjukkan sifat berkelompok dengan sesama manusia al-Qur'an surat al-Baqarah ayat 21 5. Dari aspek posisinya disebut 'abdun (hamba) yang menunjukkan kedudukannya sebagai hamba Allah yang harus tunduk dan patuh lihat al-Qur'an surat Saba' ayat 9. 2.2. Persamaan dan Perbedaan Manusia dengan Makhluk Lain Manusia diciptakan oleh Allah dengan derajat yang tinggi. Oleh sebab itu manusia mempunyai karakteristik yang tidak dimiliki oleh makhluk lain yaitu : 1. Aspek kreasi Bila dibandingkan dengan hewan yang paling "mirip" manusia mempunyai tangan yang lebih fungsional dari pada simpanse (Dipertais, 2001; 25). Tubuh manusia sudah sedemikian rupa dibentuk sehingga tidak dapat disamakan dengan makhluk lain. Tangan manusia dapat membuat sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia itu sendiri selain untuk makan. 2. Aspek ilmu Manusia adalah makhluk yang diciptakan dengan segala kesempurnaan dan diberi kelebihan yaitu akal. Allah menciptakan alam semesta untuk manusia pelajari dan dipahami apa yang ada. Akal manusia adalah modal untuk mencari ilmu, karena dengan ilmu manusia dapat
menciptaakan kebudayaan dan peradaban. Manusia diberi banyak kesempatan untuk menggali potensi alam ini dan memanfaatkannya untuk kemaslahatan manusia itu sendiri. Sedangkan hewan mempunyai keterbatasan, hewan hanya mempunyai insting untuk bertahan dan tidak dapat dikembangkan. 3. Aspek kehendak Manusia diberi Allah kehendak untuk memilih di dalam kehidupannya. Makhluk lain diberi pola kehidupan yang sudah baku oleh Allah, misalnya, malaikat yang akan terus menjadi makhluk yang tidak akan pernah berbuat dosa atau sombong, setan dan iblis yang akan terus menggoda manusia untuk berbuat maksiat. Kehendak atau pilihan yang diberikan Allah kepada manusia sesuai dengan surat al-Insan ayat 3'
Sesungguhnya kami Telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.
4. Pengarahan akhlak Nabi
Muhammad
SAW
diutus
oleh
Allah
salah
satunya
tugasnya
adalah
menyempurnakan akhlak manusia. Kejahatan yang dilakukan oleh manusia terkadang karena pengaruh lingkungan, sebab manusia pada dasarnya mempunyai sifat yang baik. Untuk mengarahkan manusia mempunyai akhlak yang baik tentu saja melalui pendidikan, dengan pendidikan manusia dapat dibentuk akhlaknya yaitu akhlakulkarimah.
B. Eksistensi dan Martabat Manusia a. Tujuan Penciptaan Manusia Allah mencipkan alam semesta ini bukan dengan main-main, bukan tanpa tujuan. Manusia yang merupakan bagian dari alam semesta ini pun diciptakan untuk suatu tujuan. Allah menegaskan tujuan penciptaan manusia dalam firman-Nya surat adz-Dzariyat : 56
” Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada -Ku.” Berdasarkan ayat di atas, kedudukan manusia dalam sistem penciptaannya adalah sebagai hamba Allah. Kedudukan ini berhubungan dengan hak dan kewajiban manusia di hadapan Allah sebagai Penciptanya. Tujuan penciptaan manusia adalah untuk penyembah Allah SWT. Penyembahan manusia kepada Allah lebih mencerminkan kebutuhan manusia terhadap terwujudnya sebuah kehidupan dengan tatanan yang baik dan adil. Pengertian penghambaan kepada Allah tidak boleh diartikan secara sempit, menurut Sayyid Quthb (1975 ; 378) hakikat ibadah (penghambaan) tersimpul dalam dua prinsip, yaitu: 1. Tertanamnya makna menundukkan dan merendahkan diri kepada Allah (al-’ubudiyah lillah) di dalam jiwa. 2. Berorientasi kepada Allah dalam segala aktivitas kehidupan. Menurut prinsip di atas, ibadah memang tidak boleh diartikan secara sempit, karena dalam beribadah manusia bukan hanya berhubungan secara vertikal (langsung) dengan Allah tetapi juga manusia harus ingat bahwa kehidupan di dunia harus berhubungan secara horizontal ( manusia dengan manusia dan manusia dengan alam semesta). Ibadah tidak hanya berupa praktik-praktik ritual seperti shalat, puasa, zakat dan haji, tetapi menuntut ilmu, berdagang dan mencari nafkah juga termasuk ibadah. Akan tetapi manusia yang shalat tanpa ada niat karena Allah maka, shalat hanya akan merupakan gerakan-gerakan saja. Begitu juga dengan ibadah yang lainnya, apabila dilakukan tanpa didahului dengan niat karena Allah maka aktivitasnya akan sia-sia. Rasulullah SAW menggariskan prinsip bahwa perbuatan yang dilakukan bernilai atau tidak dalam suatu hadits yang artinya: ”Sesungguhnya nilai segala perbuatan diukur dengan niatnya, dan sesungghunya setiap perbuatan seseorang akan dibalas sesuai dengan niatnya.”
b. Fungsi dan Peranan yang Diberikan Allah kepada manusia. Fungsi manusia sebagai hamba Allah, menjadikan manusia berperan sebagai pengabdi (abdun) hanya kepada Allah dengan sepenuh hati. Sedangkan fungsi manusia sebagai khalifah Allah menjadikan manusia berperan sebagai pengelola (pemakmur) bumi Allah.
Kedua fungsi dan peran manusia ini pada hakekatnya adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Sebab fungsi dan peran manusia sebagai khalifah Allah yang memakmurkan bumi ini pada dasarnya merupakan pelaksanaan dari fungsi dan peran manusia sebagai hamba Allah. Manusia mempunyai peran ideal yang harus dijalankan, yaitu memakmurkan bumi, mendiami dan memelihara serta mengembangkannya untuk kemaslahatan hidup manusia itu sendiri, bukan mengadakan kemudharatan di bumi. Allah akan meminta tanggug jawab setiap manusia sesuai peranan yang dilakukannya di dunia sekecil apapun peranan tersebut.
C. Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba dan Khalifah Allah 1. Tanggung jawab manusia sebagai Hamba Allah Hakikat dari kehambaan adalah ketaatan, kepatuhan, dan ketundukkan. Jadi hamba Allah adalah manusia yang taat, tunduk, dan patuh kepada Allah. Sebagai hamba Allah maka manusia harus beribadah kepada Allah. Pengabdian manusia kepada Allah harus dilakukan secara sukarela, tanpa paksaan, karena Allah tidak akan rugi apabila manusia tidak mengabdi kepadaNya. Penyembahan manusia kepada Allah lebih mencerminkan kebutuhan manusia terhadap terwujudnya sebuah kehidupan dengan tatanan yang baik dan adil (Dipertais, 2001; 27). Pengingkaran manusia dalam penghambaan diri kepada Allah akan mengakibatkan manusia menjadi budak atau hamba terhadap dirinya sendiri, menghamba kepada nafsu, atau menghamba kepada sesama makhluk Allah (Jamal Sharif, 2003; 73). Di dalam Ensiklopedi Islam untuk Pelajar (2005; 79) menurut ulama ada terdapat empat macam hamba yaitu: 1.
Hamba karena hukum, yakni budak.
2.
Hamba karena penciptaan, yaitu manusia dan seluruh makhluk hidup.
3.
Hamba karena pengabdian kepada Allah, yaitu manusia yang beriman kepada Allah dengan ikhlas.
4.
Hamba karena memburu dunia, yaitu manusia yang selalu memburu kesenangan duniawi dan melupakan ibadah kepada Allah.
Dengan penghambaan diri hanya kepada Allah, manusia telah membebaskan dirinya dari segala bnetuk perbudakan manusia oleh manusia, atau manusia oleh harta benda yang belenggunya.
2. Tanggung jawab manusia sebagai khalifah Allah Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang kekuasaan. Manusia menjadi khalifah memegang mandat Tuhan untuk mewujudkan kemakmuran di muka bumi. Kekuasaan yang diberikan kepada manusia itu bersifat kreatif yang memungkinkan dirinya untuk mengolah serta mendayagunakan segala di muka bumi untuk kepentingan hidupnya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Allah. Allah telah menunjuk manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi yang artinya Allah memberi wewenang dan kekuasaan kepada manusia, bahkan apapun yang bisa dimanfaatkan dan dikendalikan oleh manusia diserahkan Allah kepada manusia. Allah memerintahkan kepada manusia untuk mendiami bumi dan memanfaatkan seluruh sumber daya yang tersembunyi di daratan, lautan, maupun diangkasa raya (Tim penulis, 1995; 12) Agar manusia dapat menjalankan kekhalifahannya dengan baik, Allah mengajarkan kepada manusia kebenaran dalam segala ciptaan Allah dan melalui pemahaman serta penguasaan terhadap hukum-hukum yang terkandung dalam ciptaan Allah, manusia dapat menyusun konsekonsep serta melakukan rekayasa membentuk sesuatu yang baru dalam alam kebudayaan.
D. Rangkuman Manusia adalah makhluk yang ciptakan oleh Allah dengan segala kesempurnaan dari makhluk yang lain. Manusia diberi akal oleh Allah agar dapat memakmurkan bumi. Manusia disebut juga makhluk yang serba dimensi. Di dalam al-Qur'an manusia pertama yang diciptakan oleh Allah adalah nabi Adam As. Penciptaan selanjutnya diantaranya terdapat surat al-Mukminun ayat 12-14. Manusia mempunyai nama lain yaitu bani Adam, basyar, insan, annas dan abdun. Sedangkan persamaan manusia dengan makhluk lain adalah sama-sama makhluk yang diciptakan Allah. Perbedaannya dapat dilihat dari aspek kreasi, aspek aspek ilmu, aspek kehendak, dan pengarahan akhlak. Tujuan penciptaan manusia adalah untuk penyembah Allah SWT. Penyembahan manusia kepada Allah lebih mencerminkan kebutuhan manusia terhadap terwujudnya sebuah kehidupan dengan tatanan yang baik dan adil. Manusia mempunyai peran ideal yang harus dijalankan, yaitu memakmurkan bumi, mendiami dan memelihara serta mengembangkannya untuk kemaslahatan hidup manusia itu
sendiri, bukan mengadakan kemudharatan di bumi. Allah akan meminta tanggug jawab setiap manusia sesuai peranan yang dilakukannya di dunia sekecil apapun peranan tersebut. Sebagai hamba Allah maka manusia harus beribadah kepada Allah. Pengabdian manusia kepada Allah harus dilakukan secara sukarela, tanpa paksaan, karena Allah tidak akan rugi apabila manusia tidak mengabdi kepada-Nya. Allah telah menunjuk manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi yang artinya Allah memberi wewenang dan kekuasaan kepada manusia, bahkan apapun yang bisa dimanfaatkan dan dikendalikan oleh manusia diserahkan Allah kepada manusia. Allah memerintahkan kepada manusia untuk mendiami bumi dan memanfaatkan seluruh sumber daya yang tersembunyi di daratan, lautan, maupun diangkasa raya.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Dipertais. Pendidikan Agama Islam pada PTU. Jakarta : Diktis. 2001 Jamal Syarif Iberani. Mengenal Islam. Jakarta; El-Kahfi. 2003 Maurice Bucaille. Asal Usul Manusia Menurut Bibel, Al-Qur'an, Sains. Bandung : Mizan. 1992 Muhammad Daud. Pendidikan Agama Islam. Jakarta : PT Grafindo Persada Murtadlo Mutahari. Perspektif Al-Qur'an tentang Manusia dan Agama. Bandung : Mizan. 1992 Tim Penyusun. Moral dan Kognisi Islam. Bandung : CV Alfabeta. 1995 Tim Penyusun. Ensiklopedi Islam untuk Pelajar. Jakarta : PT Ichtiar baru Van Hoeve. 2005 Toto Sunarya, dkk. Pendidikan Agama Islam. Bandung : Tiga mutiara. 1997