BUKU MATERMI K A JIAN ISL A
Hak-hak dalam
Islam Materi : 1. Hak Allah 2. Hak Rasul 3. Hak Orang Tua 4. Hak Tetangga 5. Hak Suami, Istri & Anak
Pemateri: 1. Ustadz Abdurrahman Thoyib, Lc 2. Ustadz Mubarak Bamualim, Lc, M.H.I 3. Ustadz Abdurrahman Hadi, Lc 4. Ustadz Fadlan Fahamsyah, Lc, M.H.I 5. Ustadz Aunur Rafiq Ghufran, Lc
Masjid Darul Hijrah, Kompleks STAI Ali bin Abi Thalib
Jl. Sidotopo Kidul No. 51, Surabaya
Selasa, 1 Muharram 1435 H // 5 November 2013 Pukul: 07.00 - 14.30 WIB
Penyelenggara: s Buletin Dakwah
al- man Meraih surga dengan ilmu agama
Majalah
alislami Adz-Dzakhiirah
STAI Ali bin Abi Thalib Surabaya Jl. Sidotopo Kidul No. 51, Surabaya
www.majalahislami.com
BUKU MATERMI K A JIAN ISL A
Hak-hak Daftar Isi dalam
Islam Hak-hak Allah................................................................. 3 Hak Rasulullah atas Umatnya........................................... 9
Pemateri: Materi : Hak Orang Tua di Masa Hidup & Setelah Matinya........... 16 1. Ustadz Abdurrahman Thoyib, Lc 1. Hak Allah 2. Ustadz Mubarak Bamualim, Lc, M.H.I 2. HakTetangga............................................................... Rasul Hak 29 3. Ustadz Abdurrahman Hadi, Lc 3. Hak Orang Tua Hak Istri............................................................. 37 4. Ustadz Fadlan Fahamsyah, Lc, M.H.I 4. HakSuami Tetangga 5. Hak Suami, Istri & Anak 5. Ustadz Aunur Rafiq Ghufran, Lc
Masjid Darul Hijrah, Kompleks STAI Ali bin Abi Thalib
Jl. Sidotopo Kidul No. 51, Surabaya
Selasa, 1 Muharram 1435 H // 5 November 2013 Pukul: 07.00 - 14.30 WIB Penyelenggara:
Penyelenggara: s Buletin Dakwah
al- man Meraih surga dengan ilmu agama
Majalah
alislami Adz-Dzakhiirah
STAI Ali bin Abi Thalib Surabaya Jl. Sidotopo Kidul No. 51, Surabaya
www.majalahislami.com
Hak-hak Allah Ditulis oleh: Al-Faqir ‘Ila ‘afwi wa rahmati Rabbihi Abu Nafisah Abdurrahman Thayib.
DALIL TENTANG HAK ALLAH
ان ال َف ِ ار ِس ِّي َع ْن َأبِي ُج َح ْي َف َة َق َالَ : آخى ال َّنبِ ُّي َص َّلى ال َّل ُه َع َل ْي ِه َو َس َّل َم َب ْي َن َس ْل َم َ اء َفر َأى ُأم الدَّ رد ِ ِ و َأبِي الدَّ رد ِ اء ُم َت َب ِّذ َل ًة َف َق َال َل َهاَ :ما اء َف َز َار َس ْل َم ُ ْ َ ْ َ َ َّ ان َأ َبا الدَّ ْر َد َ اء َليس َله حاج ٌة فِي الدُّ ْنياَ ،فجاء َأبو الدَّ رد ِ ِ َش ْأن ِ تَ :أ ُخ َ اء ُك؟ َقا َل ْ ْ َ َ َ َ ُ وك َأ ُبو الدَّ ْر َد ْ َ ُ َ َ ْ َف َصن ََع َل ُه َط َع ًاما َف َق َال :ك ُْلَ ،ق َالَ :فإِنِّي َصائِ ٌمَ ،ق َالَ :ما َأنَا بِآكِ ٍل َحتَّى ت َْأك َُل َق َال: ِ ب َي ُقو ُم َف َق َال: َف َأك ََلَ .ف َل َّما ك َ ب َأ ُبو الدَّ ْر َداء َي ُقو ُم َق َال :ن َْم َفنَا َم ُث َّم َذ َه َ َان ال َّل ْي ُل َذ َه َ َان ِمن ِ ان: انُ :ق ْم ْال َن َف َص َّل َيا َج ِميع ًا َف َق َالَ :ل ُه َس ْل َم ُ آخ ِر ال َّل ْي ِل َق َال َس ْل َم ُ ن َْم َف َل َّما ك َ ْ ك ح ًّقاَ ،ف َأع ِ ك َح ًّقا َو ِلَ ْهلِ َ ك َع َل ْي َ ك َح ًّقا َولِ َن ْف ِس َ ك َع َل ْي َ إِ َّن لِ َر ِّب َ ط ك َُّل ِذي ْ ك َع َل ْي َ َ َح ٍّق َح َّق ُهَ .ف َأتَى ال َّنبِ َّي َص َّلى ال َّل ُه َع َل ْي ِه َو َس َّل َم َف َذك ََر َذلِ َ ك َل ُه َف َق َال ال َّنبِ ُّي َص َّلى ال َّل ُه ان َع َل ْي ِه َو َس َّل َمَ :صدَ َق َس ْل َم ُ
Dari Abu Juhaifah Wahab bin Abdillah z, dia berkata: Dahulu Nabi j mempersaudarakan antara Salman dan Abu Darda.’ (Suatu saat) Salman mengunjungi Abu Darda’, dan Salman melihat Ummu Darda’ memakai ?pakaian yang kusut. Kemudian Salman berkata: Apa yang terjadi padamu Ummu Darda’ berkata: Saudaramu Abu Darda’ tidak butuh kepada dunia. 3
Hak-hak Allah
Lalu Abu Darda’ datang dan membuat makanan untuknya. Abu Darda’ berkata kepada Salman: Makanlah, adapun aku sedang berpuasa. Salman berkata: Aku tidak akan makan hingga engkau juga makan. Maka Abu Darda’ pun ikut makan. Ketika malam tiba Abu Darda’ berdiri untuk shalat malam. Salman pun berkata: Tidurlah, lalu Abu Darda’ tidur. Kemudian beliau bangun dan berdiri untuk shalat malam. Salman berkata kepadanya: Tidurlah. Ketika akhir malam, Salman berkata: Sekarang bangunlah dan mereka berdua shalat. Lalu Salman berkata: Sesungguhnya Rabbmu memiliki hak atasmu, dan dirimu memiliki hak atasmu, serta keluargamu memiliki hak atasmu. Berikanlah hak-hak tersebut kepada setiap yang memilikinya. Kemudian beliau mendatangi Nabi j serta menyebutkan tentang hal tersebut, Nabi pun j bersabda: Salman benar. (HR. Bukhari) Allah memiliki hak atas kita semua, lalu apakah hak Allah atas kita? Allah berfirman:
ﮗ ﮘ ﮙ ﮚ ﮛ ﮜﮝ ﮞ ﮟ ﮠ ﮡ ﮢ
ﮣﮤﮥﮦﮧﮨﮩﮪ ﮫ
ﮬ ﮭ ﮮ ﮯﮰ ﮱ ﯓ ﯔ ﯕ ﯖ ﯗ ﯘ ﯙ ﯚ
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karibkerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” QS. An-Nisa` [4]: 36
ٍ عن مع ٍ ف النَّبِ ِّي َص َّلى ال َّل ُه َع َل ْي ِه َو َس َّل َم َع َلى ِح َم ار َ ْت ِر ْد ُ اذ َر ِض َي ال َّل ُه َعنْ ُه َق َال ُكن َ ُ ْ َ ِ اد ِه وما ح ُّق ا ْل ِعب ِ ِ ِ اد َع َلى َ َ َ َ ُي َق ُال َل ُه ُع َف ْي ٌر َف َق َال َيا ُم َعا ُذ َه ْل تَدْ ِري َح َّق ال َّله َع َلى ع َب ِ ت ال َّله ورسو ُله َأع َلم َق َال َفإِ َّن ح َّق ال َّل ِه ع َلى ا ْل ِعب ِ اد َأ ْن َي ْع ُبدُ و ُه َو َل ُي ْش ِركُوا َ َ َ ُ ْ ُ ُ َ َ ُ ُ ال َّله ُق ْل ِ بِ ِه َشيئًا وح َّق ا ْل ِعب ت َيا َر ُس ْو َل ُ اد َع َلى ال َّل ِه َأ ْن َل ُي َع ِّذ َب َم ْن َل ُي ْش ِر ُك بِ ِه َش ْيئًا َف ُق ْل َ َ َ ْ ِ ِ َّاس َق َال َل ُت َب ِّش ْر ُه ْم َف َيتَّكِ ُلوا َ ال َّله َأ َف َل ُأ َب ِّش ُر بِه الن 4
Hak-hak Allah
Dari Mu’adz bin Jabal z, beliau berkata: Dahulu aku pernah dibonceng Nabi j di atas keledai yang dinamakan ‘Ufair. Lalu beliau berkata: Wahai Mu’adz, apakah engkau tahu hak Allah atas hamba-hamba-Nya dan hak hamba atas-Nya? Aku berkata: Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui. Rasul bersabda: Hak Allah atas hamba-hamba-Nya adalah mereka beribadah hanya kepada Allah saja dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Adapun hak hamba atas Allah adalah Dia tidak mengadzab orang yang tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Mu’adz berkata: Apakah boleh aku sampaikan kabar gembira ini kepada manusia? Rasul menjawab: Jangan engkau sebarkan, karena manusia akan bersandar kepadanya saja. (HR. Bukhari dan Muslim) Dari ayat dan hadits di atas kita mengetahui dengan jelas bahwa hak Allah atas hamba-hamba-Nya adalah beribadah hanya kepada-Nya saja dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, baik dengan malaikat yang dekat dengan Allah ataupun dengan Nabi j yang diutus oleh Allah , apalagi dengan selain keduanya. Ayat di atas dinamakan oleh para ulama dengan ayatul huquq al-‘asyrah (ayat tentang 10 hak). Di dalamnya didahulukan pertama kali hak Allah , karena inilah hak yang paling wajib untuk ditunaikan dan inilah hak yang paling agung. Dikarenakan Allah lah Yang Maha Menciptakan, Menguasai, dan Yang Mengatur alam semesta. Inilah hak yang dengannya Allah menciptakan jin dan manusia. Allah berfirman:
ﭳﭴﭵﭶﭷﭸﭹﭺﭻﭼﭽﭾﭿﮀﮁ ﮂﮃ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan.” QS. Adz-Dzariyat [51]: 56 Ini adalah hak yang dengannya Allah mengutus para Rasul dan menurunkan kitab-kitabNya, Allah berfirman:
ﭴﭵﭶﭷﭸﭹﭺﭻﭼﭽﭾ “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat
Hak-hak Allah
5
(untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu.” QS. An-Nahl [16]: 36 KEUTAMAAN DAN PAHALA BAGI YANG MENUNAIKAN HAK ALLAH 1. Allah akan mengokohkannya di atas muka bumi. Allah berfirman:
ﭬﭭﭮ ﭯﭰﭱﭲﭳﭴﭵﭶ
ﭷ ﭸﭹﭺﭻﭼﭽﭾ ﭿﮀﮁﮂ
ﮃ ﮄ ﮅﮆ ﮇ ﮈ ﮉ ﮊ ﮋﮌ ﮍ ﮎ ﮏ ﮐ ﮑ
ﮒﮓﮔ
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguhsungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhaiNya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik.” QS. An-Nuur [24]: 55 2. Allah akan menjaganya dari rencana jahat setan. Allah berfirman:
ﯤ ﯥ ﯦ ﯧ ﯨ ﯩﯪ ﯫ ﯬ ﯭ ﯮ “Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, kamu tidak dapat berkuasa atas mereka.” QS. Al-Isra’ [17]: 65 3. Allah menganugerahkan ketakwaan kepadanya. Allah berfirman:
ﮜﮝﮞﮟﮠﮡﮢﮣﮤﮥﮦ 6
Hak-hak Allah
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.” QS. Al-Baqarah [2]: 21 4. Allah
akan mencintainya.
ُ َع ْن َأبِي ُه َر ْي َر َة َق َال َق َال َر ُس ول ال َّل ِه َص َّلى ال َّل ُه َع َل ْي ِه َو َس َّل َم إِ َّن ال َّل َه َق َال َم ْن َعا َدى ٍ ِ ِ لِي َولِ ًّيا َف َقدْ آ َذ ْن ُت ُه بِا ْل َح ْر ت ُ ب إِ َل َّي ِم َّما ا ْفت ََر ْض َّ ب َو َما َت َق َّر َب إِ َل َّي َع ْبدي بِ َش ْيء َأ َح ْت َس ْم َع ُه ُ َع َل ْي ِه َو َما َي َز ُال َع ْب ِدي َي َت َق َّر ُب إِ َل َّي بِالن ََّوافِ ِل َحتَّى ُأ ِح َّب ُه َفإِ َذا َأ ْح َب ْب ُت ُه ُكن ا َّل ِذي َي ْس َم ُع بِ ِه َو َب َص َر ُه ا َّل ِذي ُي ْب ِص ُر بِ ِه َو َيدَ ُه ا َّلتِي َي ْبطِ ُش بِ َها َو ِر ْج َل ُه ا َّلتِي َي ْم ِشي بِ َها َوإِ ْن َس َأ َلنِي َلُ ْعطِ َينَّ ُه َو َلئِ ْن ْاس َت َعا َذنِي َلُ ِع َيذ َّن ُه
Dari Abu Hurairah z dia berkata: Rasulullah j bersabda: “Sesungguhnya Allah berfirman: Barangsiapa yang memusuhi wali-Ku maka dia mengumandangkan perang dengan-Ku. Tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri-Nya kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada apa yang Aku wajibkan kepadanya. Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan yang sunnah/mustahab hingga Aku mencintainya. Apabila Aku telah mencintainya maka Aku akan meluruskan pendengarannya yang dia mendengar dengannya, meluruskan penglihatan yang dia melihat dengannya, meluruskan tangannya yang dia memukul dengannya serta meluruskan kaki yang dia melangkah dengannya. Jika dia meminta kepada-Ku maka akan Aku beri dan jika dia berlindung maka Aku akan lindungi dia.” (HR. Bukhari) 5. Allah akan menyelamatkannya dari api neraka dan memasukkannya ke dalam surga-Nya.
ﮤﮥﮦﮧﮨﮩﮪﮫﮬﮭﮮﮯ
ﮰﮱﯓﯔﯕﯖﯗﯘﯙ
“Hai hamba-hamba-Ku, tiada kekhawatiran terhadapmu pada hari ini dan tidak pula kamu bersedih hati. (yaitu) orang-orang yang beriman
Hak-hak Allah
7
kepada ayat-ayat Kami dan adalah mereka dahulu orang-orang yang berserah diri masuklah kamu ke dalam surga, kamu dan isteri-isteri kamu digembirakan.” QS. Az-Zukhruf [43]: 68-70
Referensi: Tabshir al-Anaam bil Huquuq fi Al-Islam oleh Syaikh Abu Islam Shaleh bin Thaha Abdul Wahid, cetakan 1 Maktabah Al-Ghuraba’ dan Ad-Darul Atsariyah 1427 H. Huququn Da’at Ilaiha Al-Fitrah wa Qarrarrathu Asy-Syari’ah oleh Syaikh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin, cetakan Muassasah Asy-Syaikh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin Al-Khairiyah 1429 H. Fathu Al-Majid Syarhu Kitab at-Tauhid oleh Syaikh Abdurrahman bin Hasan Alu Asy-Syaikh. Cetakan Maktabah daru Al-Kitab Al-Islami.
8
Hak-hak Allah
Hak Rasulullah atas Umatnya Ditulis oleh: Al-Ustadz Mubarak Bamualim, Lc, M.H.I.
Tiada nikmat yang lebih besar bagi manusia di muka bumi ini melebihi nikmat hidayah dan taufiq untuk memeluk Islam yang diridhai-Nya. Allah berfirman,
ﯣﯤﯥﯦﯧﯨﯩﯪﯫﯬﯭ ﯮﯯﯰ ﯷﯸﯹ
ﯱﯲﯳ ﯴﯵﯶ
ﯺﯻﯼ
“Sesungguhnya Allah telah menganugerahkan kepada orang-orang beriman karunia tatkala Dia mengutus kepada mereka seorang rasul dari diri mereka yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, membersihkan jiwa mereka dan mengajarkan kepada mereka al-Kitab (al-Qur’an) dan al-Hikmah (as-Sunnah) padahal sebelumnya mereka berada pada kesesatan yang nyata.” QS. Ali ‘Imraan: 164.
ﮬﮭﮮﮯﮰﮱﯓﯔﯕﯖ
ﯗﯘ ﯙﯚﯛ
“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” QS. At-Taubah [9]: 128
Hak Rasulullah atas Umatnya
9
Rasulullah j bersabda:
ِ ُبن ِ َى ا ٍ ال ُم َع َلى َخ ْم َ إل ْس س َش َها َد ِة َأ ْن الَ إِ َل َه إِالَّ ال َّل ُه َو َأ َّن ُم َح َّمدً ا َع ْبدُ ُه َو َر ُسو ُل ُه ِ َاة وحج ا ْلبي ِ ِ ِ ان َ ت َو َص ْو ِم َر َم َض َّ َوإِ َقا ِم ْ َ ِّ َ َ الصالَة َوإِيتَاء ال َّزك
“Islam dibangun di atas lima perkara; Persaksian bahwasanya tiada sembahan yang hak kecuali Allah dan bahwasanya Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan ibadah haji dan puasa pada bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim) MAKNA SYAHADAH ANNA MUHAMMAD RASULULLAH
َّال َم ْت ُب ْو َع بِ َح ٍق إِال َ َف، ك ََما َأ َّن ُه الَ َم ْع ُب ْو َد بِ َح ٍق إِالَّ ال َّل ُه،الَ َم ْت ُب ْو َع بِ َح ٍق ِس َوا ُه ِ ك لِ َّله فِي ْا ِ َ َوالَ َش ِر ْي،لع َبا َد ِة َ َف،-ص َّلى ال َّل ُه َع َل ْي ِه َو َس َّل َمك َ َر ُس ْو َل ال َّله ْ ُ َ ال َش ِر ْي ِ ِ ِ طاعة للعلماء إِن ََّما هو من َوا ِّت َبا ُعنَا،ِ فِ ْي ْا ِالتِّباع-ص َّلى ال َّل ُه َع َل ْي ِه َو َس َّل َمَ للنَّبِ ِّي ِ ِ ان كما، فإليها المراد فِ ْي النهاية،-ص َّلى ال َّل ُه َع َل ْي ِه َو َس َّل َمُ س ْف َي قال َ رسول ال َّله ُ ِ ِ ان ُ ُه َو ا ْل ِم ْي َز-ص َّلى ال َّل ُه َع َل ْي ِه َو َس َّل َمَ «إِ َّن َر ُس ْو َل ال َّله:-رح َم ُه ال َّل ُهَ ا ْب ُن ُع َي ْينَ َة »ْاألَ ْك َب ُر ا َّل ِذي ُي ْوز َُن َع َل ْي ِه ك ُُّل َأ َح ٍد
Bahwasanya tiada panutan yang berhak untuk diikuti selain beliau (Muhammad), sebagaimana tiada sembahan yang berhak diibadahi kecuali Allah, maka demikian pula tiada yang patut diikuti dengan sebenarnya kecuali Rasulullah j maka tiada sekutu bagi Allah dalam beribadah, juga tiada sekutu bagi Rasulullah j dalam hal mengikuti, dan pengikutan kita kepada para ulama hanyalah dalam ketaatan kepada Rasulullah j karena ketaatan kepada beliaulah yang menjadi tujuan akhir yang ingin dicapai. Sebagaimana Sufyan bin Uyainah v berkata: “Bahwasanya Rasulullah j adalah tolak ukur terbesar dan dengannya segala sesuatu diukur.” Sebagai umat beliau kita memiliki kewajiban terhadap beliau yang sekaligus merupakan hak beliau yang harus kita penuhi terhadap beliau. Hak-hak tersebut adalah; 10
Hak Rasulullah atas Umatnya
1. Beriman kepada risalah/misi beliau yang merupakan penutup bagi semua risalah Allah kepada manusia Allah berfirman:
ﯤ ﯥ ﯦ ﯧ ﯨ ﯩﯪ ﯫ ﯬ ﯭ ﯮ ﯯ
“Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada cahaya (Al-Qur’an) yang telah Kami turunkan, Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” QS. At-Taghaabun [64]: 8
ﯧ ﯨ ﯩ ﯪ ﯫ ﯬ ﯭ ﯮ ﯯ ﯰ ﯱ ﯲﯳ ﯴ ﯵ ﯶﯷﯸﯹ “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” QS. Al-Ahzaab [33]: 40 2. Menaati, mengikuti beliau dan menjadikan syari’atnya sebagai hukum yang diberlakukan. Allah berfirman:
ﯜﯝﯞﯟ ﯠﯡﯢﯣﯤ ﯥﯦﯧ ﯨﯩﯪﯫﯬﯭﯮﯯ “Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” QS. An-Nisaa’ [4]: 65
ﮠ ﮡ ﮢ ﮣ ﮤ ﮥ ﮦ ﮧﮨ ﮩ ﮪﮫ ﮬ ﮭ ﮮ ﮯﮰ “Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.” QS. Al-Hasyr [59]: 7
Hak Rasulullah atas Umatnya
11
3. Mencintai beliau lebih dari mencintai diri sendiri, ayah dan anak. Allah berfirman:
ﭽﭾﭿﮀﮁﮂﮃ
ﭻﭼ
ﮄﮅﮆﮇﮈﮉﮊﮋ
ﮌ ﮍ ﮎ ﮏ ﮐ ﮑ ﮒ ﮓ ﮔ ﮕ ﮖﮗ ﮘ ﮙ ﮚﮛﮜﮝ
“Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteriisteri, kaum keluarga, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai lebih daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” QS. At-Taubah [9]: 24 Dari sahabat Anas bin Malik z, Nabi j bersabda:
ِ ِ ب إِ َل ْي ِه ِم ْن َو َل ِد ِه َو َوالِ ِد ِه َوالن ين َ الَ ُي ْؤ ِم ُن َأ َحدُ ك ُْم َحتَّى َأك َ َّاس َأ ْج َمع َّ ُون َأ َح
“Tidak beriman salah seorang di antara kamu sehingga aku lebih dicintainya daripada anaknya, ayahnya dan manusia semuanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
ِ وهو-ص َّل ال َّله ع َلي ِه وس َّلم- ُكنَّا مع ال َّنبِي:عن عب ِد ال َّل ِه ب ِن ِه َشا ٍم َق َال آخ ٌذ بِ َي ِد َ ُ َ َ َ َ ْ َ ُ َ ِّ َ َ ْ َْ ْ َ ِ ِ ال َّط َْ ُع َم َر ْب ِن ب إِ َ َّل َ « َيا َر ُس ْو َل ال َّل ِه َلَن: َف َق َال َل ُه ُع َم ُر-ض ال َّل ُه َعنْ ُه ُّ ْت َأ َح َ َر- اب ِ ِ ٍ َ ِمن ك ُِّل َوا َّل ِذي،َ «ال: -ص َّل ال َّل ُه َع َل ْي ِه َو َس َّل َمَ َفق َا َل النَّبِ ُّي،شء إِ َّل م ْن َن ْفس ْ ْ ِِ ِ َ ك ِم ْن َن ْف ِس َ ب إِ َل ْي « َفإِ َّن ُه ْال َن َوال َّل ِه: َف َق َال َل ُه ُع َم ُر،»ك َّ َن ْفس بِ َيده َحتَّى َأك ُْو َن َأ َح ِ ِ »آلن ي َا ُع َم ُر َ َلَن َ « ْا:-ص َّل ال َّل ُه َع َل ْي ِه َو َس َّل َمَ َف َق َال النَّبِ ُّي،»ب إِ َ َّل م ْن َن ْفس ُّ ْت َأ َح Dari Abdullah bin Hisyam menuturkan; kami pernah bersama Nabi 12
Hak Rasulullah atas Umatnya
j
yang saat itu beliau menggandeng tangan Umar bin Khattab z, kemudian Umar berujar: “ya Rasulullah, sungguh engkau lebih aku cintai dari segalagalanya selain diriku sendiri.” Nabi j bersabda: “Tidak, demi Dzat yang jiwa berada di Tangan-Nya, hingga aku lebih engkau cintai daripada dirimu sendiri.” Maka Umar berujar; ‘Sekarang demi Allah, engkau lebih aku cintai daripada diriku’. Maka Nabi j bersabda: “sekarang (baru benar) wahai Umar.” (HR. Bukhari) 4. Tidak bersikap ‘ghuluw’1 berlebihan dan melampaui batas terhadap beliau. Allah berfirman:
ﮧﮨ ﮩﮪﮫﮬﮭﮮﮯﮰﮱﯓﯔ “Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu atau Allah menerima taubat mereka, atau mengazab mereka, karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim.” QS. Ali ‘Imraan [3]: 128
ِ وهو ع َلى-ر ِضي ال َّله عنْه- َق َال عمر ص َّلى ال َّل ُه َع َل ْي ِهُ َس ِم ْع:المنْ َب ِر َ ت النَّبِ َّي َ َ ُ َ ُ َ ُ َ َ َُ ُ ِ ، «الَ ُت ْط ُر ْونِي ك ََما َأ ْط َرت الن ََّص َارى ا ْب َن َم ْر َي َم َفإِن ََّما َأنَا َع ْبدُ ُه: يقول-َو َس َّل َم َع ْبدُ ال َّل ِه َو َر ُس ْو ُل ُه:َف ُق ْو ُل ْوا berfirman: ﭑ ﭒ ﭓ ﭔ ﭕ ﭖ ﭗ ﭘ ﭙ ﭚ ﭛ ﭜﭝ ﭞ ﭟ ﭠ ﭡ ﭢ
1
Allah
ﭣ ﭤ ﭥ ﭦ ﭧ ﭨ ﭩ ﭪﭫ ﭬ ﭭ ﭮﭯ ﭰ ﭱ ﭲﭳ ﭴ ﭵ ﭶﭷ ﭸ ﭹ ﭺ ﭻﭼ ﭽ ﭾ ﭿ ﮀ ﮁﮂ ﮃ ﮄ ﮅ ﮆ ﮇ ﮈ ﮉﮊ ﮋ ﮌ ﮍﮎ “Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al-Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimatNya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: “(Ilah itu) tiga”, berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Ilah Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara.” (QS. An-Nisaa’ [4]: 171)
Hak Rasulullah atas Umatnya
13
Umar z berkata ketika itu beliau berada di atas mimbar; Aku mendengar Nabi j bersabda: “Janganlah kalian berlebihan dalam memuji aku sebagaimana orang-orang Nasrani telah berlebihan dalam memuji Ibnu Maryam, bahwasanya aku hanyalah hamba-Nya, maka katakanlah; hamba Allah dan Rasul-Nya.” (HR. Bukhari) 5. Menolong dan membela beliau
j
Allah berfirman:
ﮓ ﮔ ﮕ ﮖ ﮗ ﮘ ﮙ ﮚ ﮛ ﮜﮝ ﮞ ﮟﮠ Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung.” QS. Al-A’raf [7]:157 6. Menyebarkan dakwah beliau j Allah berfirman:
ﮀ ﮁ ﮂ ﮃ ﮄ ﮅﮆ ﮇ ﮈ ﮉ ﮊ ﮋﮌ ﮍ ﮎ ﮏ ﮐ ﮑ ﮒﮓ “Katakanlah: “Inilah jalanku, aku mengajak manusia kepada Allah dengan ilmu, aku dan orang-orang yang mengikuti aku dan Maha Suci Allah, dan tidaklah aku termasuk orang-orang yang menyekutukan Allah.” QS. Yusuf [12]: 108 Dan Nabi j bersabda:
َب ِّلغ ُْوا َعنِّي َو َل ْو آ َي ًة
“Sampaikanlah dari aku walau hanya satu ayat.” (HR. Bukhari)
7. Mencintai keluarga beliau, isteri-isteri beliau dan para sahabat beliau serta menghormati mereka Allah berfirman:
ﭛ ﭜ ﭝ ﭞ ﭟ ﭠ ﭡ ﭢ ﭣﭤ 14
Hak Rasulullah atas Umatnya
“Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan.” QS. Asy-Syuuraa [42]: 23 Allah juga berfirman:
ﯘ ﯙ ﯚ ﯛ ﯜﯝ ﯞ ﯟ “Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mu’min dari diri mereka sendiri dan isteri-isterinya adalah ibu-ibu mereka.” QS. Al-Ahzaab [23]: 6 Rasulullah j bersabda:
الَ ت َُس ُّبوا َأ ْص َحابِي الَ ت َُس ُّبوا َأ ْص َحابِي َف َوا َّل ِذي َن ْف ِس ْي بِ َي ِد ِه َل ْو َأ َّن َأ َحدَ ك ُْم َأ ْن َف َق ِم ْث َل ُأ ُح ٍد َذ َه ًبا َما َأ ْد َر َك ُمدَّ َأ َح ِد ِه ْم َوالَ ن َِصي َف ُه
“Janganlah kalian mencela para sahabatku, janganlah kalian mengatangatai para sahabatku, demi Dzat Yang jiwaku berada di Tangan-Nya, seandainya salah seorang di antara kalian menginfakkan/membelanjakan emas sebesar gunung Uhud, niscaya dia tidak akan mampu menyamai satu mud dan tidak pula setengah mud dari apa yang telah mereka infakkan.” (HR. Muslim) Demikianlah hak-hak Nabi Muhammad j yang wajib untuk kita ketahui bersama, dalam rangka mewujudkan dan mengamalkan syahadat “wa asyhadu anna Muhammadur Rasulullah”. Semoga kita senantiasa dimudahkan oleh Allah dalam mengamalkannya dan semoga kita diberi kekuatan sehingga tetap berada di atas jalan petunjuk yang diridhai-Nya. Amin.
Hak Rasulullah atas Umatnya
15
Hak Orang Tua di Masa Hidup & Setelah Matinya Ditulis oleh: Al-Ustadz Abdurrahman Hadi, Lc.
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad j. Amma ba’du, KEWAJIBAN ANAK KEPADA ORANG TUA PADA MASA HIDUPNYA DAN SETELAH MATINYA Saudaraku, sebagaimana yang telah kita ketahui bersama, bahwa berbakti kepada orang tua adalah amalan yang paling utama dan paling dicintai oleh Allah setelah kita beribadah kepada-Nya. Berbakti kepada orang tua merupakan sebab kita mendapatkan keridhaan Allah , mendapatkan surga-Nya dan merupakan sifat dan amalan mulia para Nabi. Dari sini jelas bahwa orang tua memiliki hak agung yang wajib dipenuhi oleh sang anak sebagai bentuk ketaatannya kepada Allah dan balas budi kepada keduanya. Berbakti kepada orang tua tidak hanya sebatas pada saat keduanya masih hidup, melainkan harus terus dilakukan setelah keduanya meninggal. BERBAKTI KEPADA ORANG TUA PADA MASA HIDUPNYA
Pertama: Mempergauli Keduanya dengan Baik di Dunia Orang tua adalah manusia yang paling berhak mendapatkan pergaulan dengan baik. Hal itu tidak hanya terbatas kepada orang tua yang baik dan taat saja, orang tua yang kafirpun –wal ‘iyadzu billah– juga berhak mendapatkan pergaulan yang baik, karena kekufurannya tersebut kembali kepada dirinya sendiri, sedangkan ketaatan seorang anak kepada orang 16
Hak Orang Tua di Masa Hidup & Setelah Matinya
tuanya merupakan kewajiban tersendiri. Allah berfirman:
ﭶﭷﭸﭹﭺﭻﭼﭽﭾﭿﮀﮁ
ﮂﮃﮄﮅﮆﮇﮈﮉﮊﮋﮌﮍﮎﮏ
ﮐ ﮑ ﮒ ﮓ ﮔﮕ ﮖ ﮗ ﮘ ﮙﮚ ﮛ ﮜ ﮝ ﮞ ﮟﮠ ﮡ ﮢ ﮣ ﮤ ﮥ ﮦ ﮧ ﮨ
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya selama dua tahun, bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah tempat kembalimu dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan-Ku dengan sesuatu yang kamu tidak ada pengetahuan tentangnya, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” QS. Luqman [31]: 14-15 Dan dalam hadits yang shahih diriwayatkan:
ِ َأ َّن َع ْبدَ ال َّل ِه ْب َن َع ْم ِرو ْب ِن ا ْل َع َ َف َق َال ُأ َبايِ ُعj اص َق َال َأ ْق َب َل َر ُج ٌل إِ َلى َنبِ ِّي ال َّل ِه ك ِ جه ِ َ َق َال « َف َه ْل ِم ْن َوالِدَ ْي.اد َأ ْبت َِغ ْي األَ ْج َر ِم َن ال َّل ِه َق َال.» ك َأ َحدٌ َح ٌّي َ ِ َع َلى ا ْل ِه ْج َرة َوا ْل َ َق َال « َف ْار ِج ْع إِ َلى َوالِدَ ْي. َق َال َن َع ْم.» َق َال « َف َت ْبت َِغ ْي األَ ْج َر ِم َن ال َّل ِه.َن َع ْم َب ْل كِال َُه َما ك » َف َأ ْح ِس ْن ُص ْح َبت َُه َما
Dan Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash z berkata: ”Telah datang seseorang kepada Rasulullah j dan mengatakan, “Aku akan membaiatmu untuk hijrah dan jihad dalam rangka mengharapkan pahala dari Allah”, maka Rasulullah j bertanya kepadanya: “Apakah salah satu dari orang tuamu ada yang masih hidup?” Orang tersebut menjawab, ”Ya masih hidup, bahkan keduanya masih hidup”. Rasulullah kemudian bertanya, “Apakah kamu
Hak Orang Tua di Masa Hidup & Setelah Matinya
17
menginginkan pahala dari Allah?”, maka laki-laki tadi menjawab, ”Ya, aku mengharapkan pahala”. Lalu Rasulullah berkata kepadanya, “kalau demikian maka pulanglah kepada kedua orang tuamu dan pergaulilah mereka dengan sebaik-baiknya.” (HR. Muslim: 2549) Perhatikanlah ayat di atas, begitu tinggi kemuliaan orang tua, sampai-sampai orang tua yang kafirpun tetap diperintahkan agar mempergaulinya dengan baik dan mentaatinya selama tidak memerintahkan kemaksiatan, apabila kita diperintah untuk berbuat maksiat, maka pada saat itu kita tidak boleh mentaatinya. Dalam hadits tersebut, Rasulullah j memerintahkan seorang laki-laki agar berbakti kepada orang tua, padahal ketika itu ia hendak pergi dalam rangka berjihad di jalan Allah. Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa jihad meskipun memiliki kedudukan yang tinggi dan merupakan dzirwatu sanamil Islam (puncaknya Islam), akan tetapi berbakti kepada orang tua harus kita dahulukan apabila jihad tersebut hukumnya bukan fardhu ‘ain.
Kedua: Mendakwahi Keduanya Dengan selalu mendoakan keduanya serta antusias dalam menasehati, mengerahkan segala daya dan upaya agar Allah memberikan hidayah Islam kepada keduanya apabila keduanya masih kafir, dan memberikan hidayah kepada manhaj yang benar. Inilah jalan yang telah ditempuh oleh para Nabi dan generasi awal umat ini, mereka bersemangat dan sangat berharap agar orang tua mereka mendapatkan hidayah dan merasakan manisnya iman sebagaimana yang telah mereka rasakan. Mereka mengerahkan segala daya dan upaya untuk mencapai harapan dan tujuan yang mulia tersebut. Begitu banyak kisah yang dapat kita jadikan teladan di dalam masalah ini. Oleh karenanya, untuk melengkapi pembahasan kita kali ini, kami suguhkan kepada para pembaca yang budiman dua contoh kisah yang mudah-mudahan kita bisa menuai pelajaran darinya. Kisah pertama, adalah Khalilu ar-Rahman Nabi Ibrahim p, beliau sangat antusias menunjukkan ayahnya, Azar yang kafir dan berusaha mendakwahinya dengan baik, dengan beraneka ragam cara, disertai hujjahhujjah naqli (dalil syar’i) maupun aqli (logika), dengan tarhib (peringatan) dan targhib (janji dan kabar gembira). 18
Hak Orang Tua di Masa Hidup & Setelah Matinya
Allah telah memberitakan kepada kita tentang hal tersebut, di antaranya adalah dalam firman-Nya:
ﭧﭨﭩﭪﭫﭬﭭﭮﭯﭰﭱﭲﭳﭴﭵﭶﭷﭸﭹ
ﭺﭻﭼﭽﭾﭿﮀﮁﮂﮃﮄﮅﮆﮇﮈﮉﮊ ﮋ ﮌ ﮍ ﮎ ﮏ ﮐ ﮑ ﮒﮓ ﮔ ﮕ ﮖ ﮗ ﮘ ﮙ
ﮚﮛﮜﮝﮞﮟﮠﮡﮢﮣﮤﮥﮦ ﮧ ﮨ ﮩ ﮪ ﮫﮬ ﮭ ﮮ ﮯ ﮰﮱ ﯓ ﯔ ﯕ ﯖ ﯗﯘﯙﯚﯛﯜﯝﯞﯟﯠﯡﯢ
“Ceritakanlah (wahai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam al-Kitab (al-Qur`an) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan (perkara ghaib yang datang dari Allah) lagi seorang Nabi. Ingatlah ketika ia berkata kepada ayahnya, “Wahai ayahku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan juga tidak dapat menolong kamu sedikitpun? Wahai ayahku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus. Wahai ayahku, janganlah kamu menyembah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu durhaka kepada Tuhan yang Maha Pemurah. Wahai ayahku, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa adzab dari Tuhan yang Maha Pemurah, maka kamu menjadi kawan bagi syaitan. Ayahnya berkata, “Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, wahai Ibrahim? Jika kamu tidak berhenti, maka niscaya kamu akan kurajam. Ibrahim berkata, “Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan memintakan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku dan tinggalkanlah aku dalam waktu yang lama.” QS. Maryam [19]: 41-47 Dan jika sang anak sudah berusaha secara maksimal untuk mengajak orang tuanya ke jalan yang benar, akan tetapi orang tuanya tidak mengindahkan dakwahnya justru malah menentangnya, maka sang anak tidak tergolong durhaka kepada orang tua, selama cara dan jalan yang
Hak Orang Tua di Masa Hidup & Setelah Matinya
19
ditempuh tersebut benar, bahkan ia tergolong anak yang cinta kepada orang tuanya, karena mengharapkan orang tuanya mendapatkan nikmat paling agung yaitu hidayah. Oleh karena itu, hendaknya sang anak tidak putus asa dan berhenti dalam mendakwahi orang tuanya. Kisah kedua, adalah sahabat yang mulia, Abu Hurairah z dimana ibunya yang dahulu masih dalam kekafiran senantiasa menyakiti serta mengganggu Rasulullah j dengan lisannya, walaupun demikian Abu Hurairah z tetap mempergaulinya dengan baik dan beliau sangat semangat mendakwahinya agar mendapatkan hidayah. Marilah sejenak kita menyi mak apa yang telah dilakukan oleh Abu Hurairah z , dan bagaimanakah perjuangan beliau. Beliau menceritakan, ”Aku dahulu mendakwahi ibuku kepada Islam karena waktu itu dia masih dalam keadaan musyrik. Pada suatu hari aku mendakwahinya, ternyata kudengar darinya pembicaraan yang kurang baik tentang Rasulullah, maka aku mendatangi Rasulullah dalam keadaan menangis dan aku katakan kepada Beliau, wahai Rasulullah, aku telah mendakwahi ibuku agar masuk Islam tapi ia enggan, bahkan berbicara tentangmu apa yang tidak aku suka, oleh karena itu doakanlah agar Allah memberi petunjuk kepada ibuku”. Kemudian Rasulullah j berdoa, “Ya Allah berikanlah petunjuk kepada ibu Abu Hurairah”. Setelah mendengar doa tersebut aku pun keluar menuju rumahku dengan penuh kegembiraan, tatkala sampai rumah ternyata pintu tertutup. Tatkala aku sampai rumah dan ibuku mendengar suara sandalku, beliau mengatakan, “berhentilah di tempatmu, wahai Abu Hurairah”. Pada saat itu aku mendengar suara air, beliau mandi, mengenakan pakaiannya lalu membukakan pintu untukku seraya mengucapkan “Wahai Abu Hurairah, Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuluh”. Setelah mendengar perkataan ibunya tersebut, Abu Hurairah z berkata, “Maka aku segera kembali menemui Rasulullah dalam keadaan menangis karena kebahagiaan yang aku rasakan lalu kukatakan kepada Rasulullah, “Kabar gembira wahai Rasulullah, Allah telah mengabulkan doamu dan Allah telah memberi petunjuk kepada ibuku”, maka Rasulullah pun memuji Allah dan menyanjungNya seraya mengucapkan kebaikan.” (HR. Muslim: 2491) Lihatlah Sahabat yang mulia ini, bagaimana usaha beliau yang begitu 20
Hak Orang Tua di Masa Hidup & Setelah Matinya
gigih dan tak kenal lelah dalam mendakwahi ibunya. Beliau menempuh berbagai cara untuk mencapai tujuan mulianya, dari mulai bersikap, berakhlak, dan berbicara dengan baik, melalui pendekatan yang baik, sampai pada akhirnya ketika pintu dakwah seakan tertutup setelah mendengar ucapan yang tidak baik dari ibunya tentang Nabi termulia, Rasulullah j, beliaupun tidak lantas berputus asa, justru beliau mencari cara lain dengan mendatangi Rasulullah agar diketukkan pintu langit, berdoa kepada Allah karena Dialah tempat kembali, tempat memohon dan penentu keputusan, ditambah lagi dengan keyakinan Abu Hurairah yang mantap bahwa doa Rasulullah j apabila beliau mendoakan kebaikan kepada suatu kaum atau mendoakan kejelekan, akan dikabulkan. Sehingga cara inipun ditempuh oleh Abu Hurairah z, yang pada akhirnya pengharapan beliau terwujud yaitu ibunya tercinta masuk ke dalam agama Islam. Inilah di antara contoh praktik orang-orang mulia dalam mewujudkan birrul walidain, maka hendaknya kita bisa meneladani mereka. Allah berfirman:
ﯯﯱﯲ ﯬﯭﯮ ﯰ “Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka.” QS. al-An’am [6]: 90 Seorang penyair pun telah bersenandung dalam syairnya,
إِ َّن الت ََّش ُّب َه بِ ْالكِ َرا ِم َف َل ُح
فت ََش َّب ُه ْوا َو إِ ْن َل ْم َتك ُْون ُْوا ِم ْث َل ُه ْم
Menirulah walaupun engkau tidak bisa seperti mereka, Sesungguhnya meniru orang-orang mulia adalah sebuah keberuntungan.
Ketiga: Rendah hati di hadapan kedua orang tua, tidak mengangkat suara di hadapan keduanya walaupun sekedar ucapan uf atau ah Allah berfirman:
ﮗ ﮘ ﮙ ﮚ ﮛ ﮜ ﮝ ﮞﮟ ﮠ ﮡ ﮢ ﮣ ﮤ Hak Orang Tua di Masa Hidup & Setelah Matinya
21
ﮥﮦﮧﮨﮩﮪﮫﮬﮭﮮﮯﮰﮱﯓﯔ ﯕﯖﯗﯘﯙﯚﯛﯜﯝﯞﯟ “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu tidak menyembah selain D ia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau keduanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka berdua, sebagaimana mereka telah mendidikku sewaktu aku masih kecil.” QS. al-Isra` [17]: 23-24 Dan inilah Sahabat Abu Hurairah z, beliau apabila masuk ke suatu tempat yang orang tuanya tinggal di dalamnya, maka beliau mengucapkan kepada ibunya, “‘Alaikissalamu warahmatullahi wabarakatuh, wahai ibuku”. Ibunya pun menjawab: “Wa’alaikassalam warahmatullahi wabarakatuh.” Abu Hurairah mengatakan: “mudah-mudahan Allah merahmatimu, sebagaimana engkau telah mendidikku sewaktu aku masih kecil,” dan ibunya pun menjawab, “wahai anakku mudah-mudahan Allah memberi balasan kebaikan kepadamu serta meridhaimu karena engkau telah berbakti kepadaku di masa tuaku.” (HR. al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad: 14 dengan sanad yang hasan) Lihatlah wahai saudaraku, bagaimana bakti sahabat Abu Hurairah ini dan bagaimana beliau mengungkapkan rasa syukurnya serta menunjukkan penghormatannya kepada ibunya? Di sisi lain, engkau juga akan mendapati betapa sang ibu merasakan bakti anaknya sehingga dia sangat menyayangi sang anak. Allahu akbar! Inilah hakikat kebahagiaan yang sesungguhnya, yaitu tatkala sang anak dan orang tua merasakan kebaikan, maka orang tua akan mendapatkan haknya, begitu pula anaknya juga akan mendapatkan haknya. BERBAKTI KEPADA ORANG TUA SETELAH MENINGGALNYA Ketika orang tua telah meninggal dunia, maka tidak ada yang diharapkan 22
Hak Orang Tua di Masa Hidup & Setelah Matinya
dari yang hidup kecuali apa-apa yang bisa memberikan manfaat kepada akhiratnya, berupa pahala dan yang dapat menyelamatkannya dari siksa. Di antara yang dapat memberikan manfaat kepada orang tua setelah meninggalnya yang dapat dilakukan oleh sang anak dalam mewujudkan baktinya, adalah:
1. Amalan shalih yang dilakukan anaknya Seorang anak hendaknya bersungguh-sungguh dalam menjalankan ketaatannya kepada Allah, karena setiap amal shalih yang dikerjakan sang anak pahalanya akan sampai kepada kedua orang tua yang beriman walaupun ia tidak mengatakan, “amal ini aku hadiahkan untuk ibu atau ayahku”, ataupun ucapan yang semisal, karena anak merupakan bagian dari usaha orang tuanya, dan hal itu sama sekali tidak mengurangi pahala sang anak. Sebagaimana yang Allah firmankan:
ﰂﰃﰄﰅﰆﰇﰈ
“Dan bahwasanya seorang manusia tidak memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.” QS. an-Najm [53]: 39 Dan anak merupakan bagian dari usaha orang tuanya, sebagaimana sabda Rasulullah j:
إن َأ ْو َل َدك ُْم ِم ْن ك َْسبِك ُْم َّ ب َما َأ َك ْلت ُْم ِم ْن ك َْسبِك ُْم َو َّ َ إن َأ ْط َي
“Sesungguhnya sebaik-baik apa yang kalian makan adalah dari usaha kalian, dan sesungguhnya anak-anak kalian adalah termasuk bagian dari usaha kalian.” )HR. at-Tirmidzi: 1358, Ibnu Majah: 2290 dan Ahmad: 6/162 (lihat Shahih Ibnu Majah: 1854)) Dan apabila seorang anak menjalankan ketaatan, seperti shalat, puasa, dan amalan ketaatan lainnya, maka tidak perlu sembari mengatakan, “aku berikan pahala ibadah ini untuk kedua orang tuaku”, karena pahala ibadah tersebut akan sampai kepada orang tua, justru pengucapan tersebut tidak ada dasarnya dari Hadits Nabi j maupun praktik para Sahabat.
2. Doa anak yang shalih kepada kedua orang tua dan memintakan ampunan atas dosa-dosanya
Hak Orang Tua di Masa Hidup & Setelah Matinya
23
Allah berfirman:
ﯙﯚﯛﯜﯝﯞ “Dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidikku waktu kecil.” QS. al-Isra` [17]: 24 Dan Rasulullah j bersabda:
ِ ال َث ٍة إِالَّ ِم ْن َصدَ َق ٍة َج ِ ات ا َ ان ا ْن َق َط َع َعنْ ُه َع َم ُل ُه إِالَّ ِم ْن َث ار َي ٍة َأ ْو ِع ْل ٍم ُينْ َت َف ُع بِ ِه َأ ْو َ إِ َذا َم ُ إلن َْس َو َل ٍد َصالِحٍ َيدْ ُع ْو َل ُه ”Apabila manusia meninggal dunia, maka terputus amalannya, kecuali tiga perkara: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim: 1631)
3. Termasuk berbuat baik kepada orang tua setelah meninggalnya adalah dengan cara memuliakan teman-temannya, sanak kerabat dan saudara-saudaranya Rasulullah j bersabda:
إِ َّن َأ َب َّر ا ْلبِ ِّر ِص َل ُة ا ْل َو َل ِد َأ ْه َل ُو ِّد َأبِ ْي ِه
”Kebaikan yang terbaik adalah jika seseorang menyambung orang yang disenangi bapaknya.” (HR. Muslim: 2552) Dalam hadits yang lain dari Abu Burdah z, beliau mengatakan: “Aku datang ke kota Madinah lalu datanglah kepadaku Abdullah Ibnu ‘Umar seraya berkata: ”Taukah kamu kenapa aku datang kepadamu?”, maka aku menjawab: “Aku tidak tahu.” Maka beliau Ibnu ‘Umar mengatakan: “Aku pernah mendengar Rasulullah j bersabda:
ان َأبِ ْي ِه َب ْعدَ ُه َ ب َأ ْن َي ِص َل َأ َبا ُه فِ ْي َق ْب ِر ِه َف ْل َي ِص ْل إِ ْخ َو َّ َم ْن َأ َح
”Barangsiapa ingin menyambung orang tuanya setelah meninggalnya, hendaklah ia menyambung teman-teman orang tuanya setelahnya dan sesungguhnya antara ayahku (Umar) dan ayahmu memiliki tali 24
Hak Orang Tua di Masa Hidup & Setelah Matinya
persahabatan dan saling mencintai, maka aku ingin menyambung hal itu (setelah matinya, pent).” (HR. Ibnu Hibban: 2/175, termaktub dalam Shahih al-Jami’: 5960) Sungguh para Sahabat sangat memahami hal tersebut dan mereka sangat memperhatikannya. Sebagai penguat hadits dan contoh di atas adalah apa yang dilakukan oleh Sahabat Ibnu ‘Umar z juga, bahwasanya beliau memiliki seekor keledai yang biasa beliau tunggangi dan imamah yang biasa untuk mengikat kepalanya. Tatkala beliau berada di atas keledainya, tibatiba lewatlah seorang Arab badui, beliaupun berkata kepadanya, “bukankah anda fulan anaknya fulan?” Maka si badui pun berkata: “benar”, kemudian beliau memberikan keledainya kepada badui tersebut sambil mengatakan: “naikilah keledai ini dan pakailah imamah ini untuk mengikat kepalamu”. Mendengar hal tersebut, berkatalah sebagian sahabatnya, “Mudah-mudahan Allah mengampuni dosamu, kamu memberikan keledai yang senantiasa kamu tunggangi dan imamah yang senantiasa kamu pakai untuk mengikat kepalamu”, maka Abdullah Ibnu ‘Umar z mengatakan, “aku mendengar Rasulullah j bersabda:
إِ َّن َأ َب َّر ا ْلبِ ِّر ِص َل ُة ا ْل َو َل ِد َأ ْه َل ُو ِّد َأبِ ْي ِه
”Termasuk kebaikan yang paling baik adalah seorang anak menyambung hubungan dengan sahabat-sahabat orang tuanya setelah meninggalnya”. (HR. Muslim: 2552) Dan dahulu bapak orang badui tersebut adalah teman baik ‘Umar.
4. Termasuk berbakti kepada orang tua setelah meninggalnya adalah dengan bersedekah berupa ilmu, membangun masjid, menggali sumur, memberi mushaf, dll dari amal jariyah yang akan sampai pahalanya kepada orang tuanya ‘Aisyah x meriwayatkan, bahwasanya seseorang pernah berkata kepada Nabi j, “Sesungguhnya ibuku meninggal secara tiba-tiba dan tidak sempat berwasiat, dan aku mengira jika dia bisa berbicara maka dia akan bersedekah, apakah baginya pahala jika aku bersedekah untuknya dan apakah aku juga akan mendapatkan pahala?”, maka Nabi j bersabda, “Ya”. Kemudian orang tadi mengatakan, “Aku bersaksi bahwa kebun yang berbuah ini aku sedekahkan atas namanya.” (HR. al-Bukhari: 2605 dan Muslim: 1004)
Hak Orang Tua di Masa Hidup & Setelah Matinya
25
Dan dalam hadits yang lain, diriwayatkan dari Abu Hurairah z, bahwa ada seseorang yang mengatakan kepada Nabi j, “Sesungguhnya orang tuaku meninggal dan telah meninggalkan harta dan tidak mewasiatkan apaapa, apabila aku bersedekah dengan meniatkan untuk orang tuaku, apakah hal itu akan menghapus dosanya?,” Rasulullah j menjawab, “Ya”. (HR. al-Bukhari: 2605) Tentang hadits shahih ini, kita tetapkan apa adanya, akan tetapi walaupun sang anak tidak meniatkan pahala untuk orang tuanya pun secara langsung pahala tersebut akan sampai, karena anak merupakan bagian dari usaha orang tua, sebagaimana yang telah berlalu penjelasannya.
5. Menunaikan wasiatnya jika tidak melanggar syar’i, membayarkan hutangnya baik harta maupun puasa nadzar Rasulullah j bersabda:
َصا َم َعنْ ُه َولِ ُّي ُه،ات َو َع َل ْي ِه ِص َيا ٌم َ َم ْن َم
“Barangsiapa yang meninggal dan masih menanggung hutang puasa, maka walinya yang menunaikannya.” (HR. Bukhari, Muslim, dll) NASEHAT DAN KABAR GEMBIRA BAGI ORANG-ORANG YANG BERBAKTI KEPADA ORANG TUA Wahai para anak berbaktilah engkau kepada orang tua kalian, sesungguhnya doa mereka sangat mustajab (terkabulkan), sebagaimana Rasulullah j bersabda:
ِ ِ ِ ِِ ٍ ُ َثال الصائِ ِم َو َد ْع َو ُة ا ْل ُم َسافِ ِر َّ َد ْع َو ُة ْا َل َوالد ل َو َلده َو َد ْع َو ُة:َث َد َع َوات َل ت َُر ُّد
“Ada tiga doa yang tidak diragukan lagi akan pengabulannya, yaitu doanya orang terdhalimi, doanya orang musafir, dan doanya orang tua kepada anaknya.” (HR. Ibnu Majah: 3862, dan tercantum dalam Shahih al-Jami’: 3033) Maka kabar gembira untukmu wahai anak yang berbakti lagi berbuat baik kepada orang tuanya, apabila setiap hari engkau keluar rumah, sedangkan ayah dan ibumu mendoakan kebaikan kepadamu. Dan sebaliknya, kabar kehinaan bagimu manakala engkau keluar rumah, sedangkan kedua orang tua mendoakanmu dengan kejelekan dan laknat. 26
Hak Orang Tua di Masa Hidup & Setelah Matinya
KABAR GEMBIRA BAGI ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK YANG SHALIH 1. Amalannya akan terus bertambah dan mengalir sampai hari kiamat, sebagaimana sabda Rasulullah j:
ِ ال َث ٍة إِالَّ ِم ْن َصدَ َق ٍة َج ِ ات ا َ ان ا ْن َق َط َع َعنْ ُه َع َم ُل ُه إِالَّ ِم ْن َث ار َي ٍة َأ ْو ِع ْل ٍم ُينْ َت َف ُع بِ ِه َأ ْو َ إِ َذا َم ُ إلن َْس َو َل ٍد َصالِحٍ َيدْ ُع ْو َل ُه
2. Akan dinaikkan derajatnya di surga, disebabkan sang anak memintakan ampunan kepada Allah untuknya, sebagaimana sabda Rasulullah j:
ِ ِ ِ استِ ْغ َف َ ار َو َل ِد َك َل ك ْ ِالر ُج َل َلت ُْر َف ُع َد َر َج ُت ُه ف ْي ا ْل َجنَّة َف َي ُق ْو ُل َأنَّى َه َذا ؟ َف ُي َق ُال ب َّ إِ َّن
“Sungguh seseorang akan diangkat derajatnya di surga, dia mengatakan: dari mana ini? Kemudin dikatakan kepadanya, ini adalah disebabkan istighfar anakmu yang shalih.” (HR. Ibnu Majah: 3638 dll, lihat Shahih al-Jami’:1618) 3. Akan berkumpul di akhirat bersama anak cucu yang beriman, sebagaimana firman Allah :
ﮅ ﮆ ﮇ ﮈ ﮉ ﮊ ﮋ ﮌ ﮍ ﮎ ﮏ ﮐ ﮑ ﮒﮓ
ﮔﮕﮖﮗﮘﮙ
“Dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka (ditinggikan derajatnya sebagaai derajat bapak-bapak mereka dan dikumpulkan dengan bapak-bapak mereka dalam surga), dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.” QS. ath-Thuur [52]:21 Mudah-mudahan Allah menjaga kita dan kedua orang tua kita dari segala malapetaka dunia dan akhirat serta menjadikan kita termasuk orang yang berbakti kepada kedua orang tua dan yang memberikan haknya di masa hidupnya dan juga setelah meninggalnya. Amiin ya Rabbal ‘alamiin.
Hak Orang Tua di Masa Hidup & Setelah Matinya
27
Maraji’: ∙ al-Qur`an al-Karim dan terjemahannya. ∙∙ Tabshiratul Anam bil Huquq fil Islam, karya Syaikh Abu Islam Shalih Toha, cet. pertama bulan Ramadhan 1427, terbitan ad-Dar al-Atsariyah, Amman, Yordania. ∙∙ Al-Islam Muyassarah dalam pembahasan Birrul Walidain, karya Syaikh Ali Hasan Al-Halabi.
28
Hak Orang Tua di Masa Hidup & Setelah Matinya
Hak Tetangga Ditulis oleh: Al-Ustadz Fadlan Fahamsyah, Lc. M.H.I.
A. SIAPAKAH TETANGGA ITU? Para ulama berselisih pendapat tentang batasan tetangga. Sebagian mengatakan tetangga adalah ‘orang-orang yang shalat subuh bersamamu’, sebagian lagi mengatakan ’40 rumah dari setiap sisi’, 10 rumah dari tiap sisi’ dan beberapa pendapat lainnya. (Lihat Fathul Baari, karya Al-Imam Ibn Hajar Al-Asqolany: 10 / 367) Akan tetapi pendapat yang rajih wallahu a’lam, sebagaimana yang dikatakan Syaikh Al-Albani v bahwa batasan tetangga adalah sesuai ‘urf” (yakni sesuai adat masyarakat setempat) (lihat: Silsilah Ahadits Dha’ifah, 1/446). Sebagaimana dikatakan Syaikh Ibnu ‘Utsaimin v :”Telah datang beberapa riwayat yang menunjukkan bahwa tetangga adalah empat puluh rumah dari semua sisi. Dan tidak diragukan lagi bahwa yang menempel dengan rumah kita adalah tetangga, dan adapun yang selain itu, jika riwayat-riwayat tersebut shahih dari Nabi j maka diberlakukan hukumnya (hukum tetangga), dan jika tidak maka hal ini (batasan tetangga) dikembalikan ke ‘urf (kebiasaan). Maka (batasan) apa saja yang dianggap oleh masyarakat sebagai tetangga maka ia adalah tetangga.” (Syarh Riyadhus Shalihin; 1/364) B. MACAM-MACAM TETANGGA Tetangga itu ada tiga macam:
Hak Tetangga
29
1. Tetangga muslim yang memiliki hubungan kerabat. Maka ia memiliki 3 hak, yaitu: hak tetangga, hak kekerabatan, dan hak sesama muslim. 2. Tetangga muslim yang tidak memiliki hubungan kekerabatan. Maka ia memiliki 2 hak, yaitu: hak tetangga, dan hak sesama muslim. 3. Tetangga non-muslim. Maka ia hanya memiliki satu hak, yaitu hak tetangga. (lihat: Tabshiroh Al-An-am bi Al-Huquq fi Al-Islam karya: Abu Islam hal: 145) C. ANJURAN BERBUAT BAIK KEPADA TETANGGA Allah berfirman:
ﮗ ﮘ ﮙ ﮚ ﮛ ﮜﮝ ﮞ ﮟ ﮠ ﮡ ﮢ
ﮣﮤﮥﮦﮧﮨﮩﮪ ﮫ
ﮬ ﮭ ﮮ ﮯﮰ ﮱ ﯓ ﯔ ﯕ ﯖ ﯗ ﯘ ﯙ ﯚ
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karibkerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang memiliki hubungan kerabat dan tetangga yang bukan kerabat, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri” QS. An-Nisa [4]: 36 D. KEDUDUKAN TETANGGA DALAM PANDANGAN ISLAM 1. Tetangga menjadi lambang kebahagiaan atau kesengsaraan seorang hamba. Rasulullah j bersabda:
ِ ِ ِ ِ ،الصالِ ُح َّ َوا ْل َج ُار، َوا ْل َم ْسك َُن ا ْل َواس ُع،الصال َح ُة َّ ا ْل َم ْر َأ ُة:الس َعا َدة َّ َأ ْر َب ٌع م َن ِ َّ وا ْلمركَب ا ْلهنِيء؛ و َأربع ِمن َب ُ َوا ْل َم ْرك،الس ْو ُء َ ٌَْ َ ُ َ ُ َْ َ ُّ َوا ْل َم ْر َأ ُة،الس ْو ُء ُّ ا ْل َج ُار:الش َقاء الض ِّي ُق َّ َوا ْل َم ْسك َُن،الس ْو ُء ُّ
30
Hak Tetangga
“Empat hal yang termasuk kebahagiaan seseorang: istri yang shalihah, tempat tinggal yang luas, tetangga yang baik, dan kendaraan yang nyaman. Dan empat hal yang termasuk kesengsaraan seseorang: tetangga yang jelek, istri yang jelek, kendaraan yang jelek, dan tempat tinggal yang sempit.” (HR. Ibnu Hibban dalam Shahih-nya no. 1232. Dishahihkan Al-Albani dalam Shahih At-Targhib, Shahih Mawarid Al-Zham’an: 1033) 2. Persengketaan pertama yang akan diadili pada hari kiamat adalah sengketa antar tetangga. Dari Uqbah bin Amir z, Nabi j bersabda,
ِ َأ َّو ُل َخ ْص َم ْي ِن َي ْو َم ا ْل ِق َي َام ِة َج َار ان
sengketa antara dua orang yang pertama diputuskan pada hari kiamat adalah sengketa dua orang bertetangga. (HR. Ahmad, Shahih Al-Jami’: 2563) 3. Tetangga menjadi saksi atas baik atau buruknya seseorang. Rasulullah j bersabda:
َ إِن: َوإِ َذا َقا ُلوا،ْت َ إِ َذا َق َال ِج َيران ْ َف َقد،َّك َقدْ َأ َس ْأ َت َ َف َقدْ َأ ْح َسن،ْت َ َقدْ َأ ْح َسن:ُك َأ َس ْأ َت
“Jika tetanggamu berkomentar, kamu orang baik maka berarti engkau orang baik. Sementara jika mereka berkomentar, engkau orang tidak baik, berarti kamu tidak baik.” (HR. Ahmad 3808, Ibn Majah 4223 dan dishahihkan Al-Albani, Shahih Al-Jami’: 610). 4. Menyakiti tetangga salah satu penyebab seseorang masuk neraka. Rasulullah j bersabda:
َعن َأبِي ُه َر ْي َر َة َق َال َق َال َر ُج ٌل َيا َر ُس ْو َل ال َّل ِه إِ َّن ُف َل َن َة ُي ْذك َُر ِم ْن َك ْث َر ِة َص َلتِ َها ِ و ِصي ِ ام َها َو َصدَ َقتِ َها َغ ْي َر َأن ََّها ت ُْؤ ِذي ِج َيران ََها بِلِ َسانِ َها َق َال ِه َي فِ ْي الن َّار َق َال َيا َ َ ِ رسو َل ال َّل ِه َفإِ َّن ُف َل َن َة ي ْذكَر ِمن ِق َّل ِة ِصي ام َها َو َصدَ َقتِ َها َو َص َلتِ َها َوإِ َّن َها ت ََصدَّ ُق ْ ُ ُ ْ ُ َ َ Hak Tetangga
31
ِ بِ ْالَ ْثو ِار ِمن ْالَ ِق ط َو َل ت ُْؤ ِذي ِج َيران ََها بِلِ َسانِ َها َق َال ِه َي فِ ْي ا ْل َجن َِّة َ َ
Dari Abu Hurairah beliau berkata seseorang telah bertanya kepada Rasulullah: fulanah diceritakan memiliki shalat, puasa dan shodaqoh yang banyak, tetapi dia mengganggu tetangganya dengan lisannya. Beliau menjawab: dia di neraka. Lalau bertanya lagi: wahai Rasulullah si fulanah diceritakan memiliki puasa dan shodaqoh serta shalat sedikit. Dia bershodaqoh sedikit dari tepung gandum dan tidak mengganggu tetangganya dengan lisannya. Beliau menjawab dia di syurga. (Riwayat Ahmad 2/440 dengan sanad yang shohih. Lihat Huququl Jaar Fi Shohihis Sunnah wal Atsar karya Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid hal. 31) 5. Berbuat baik kepada tetangga adalah wasiat Malaikat Jibril kepada Nabi.
Dari ‘Aisyah x, Nabi j menuturkan,
ِ ما ز ََال ي ِ يل بِا ْل َج ُ وصينِي ِج ْب ِر ْت َأ َّن ُه َس ُي َو ِّر ُث ُه ُ َحتَّى َظنَن،ار ُ َ
“Jibril selalu berpesan kepadaku untuk berbuat baik kepada tetangga, sampai aku mengira, tetangga akan ditetapkan menjadi ahli warisnya.” (HR. Bukhari 6014 dan Muslim 2624) 6. Rasulullah berlindung dari tetangga yang jelek. Dari Abu Hurairah z, Nabi j berpesan,
ِ ِم ْن َج،َت َع َّو ُذوا بِال َّل ِه الس ْو ِء فِ ْي َد ِار ا ْل ُم َقا ِم َّ ار
“Mintalah perlindungan kepada Allah dari tetangga yang buruk di tempat tinggal menetap.” (HR. Nasa’i 5502 dandishahihkan Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’: 2967). E. HAK-HAK TETANGGA 1. Memuliakan dan berbuat baik kepada tetangga Rasulullah j bersabda:
ِ َِان ي ْؤ ِمن ب ِ الله َوا ْل َي ْو ِم ْال ِخ ِر َف ْل ُي ْح ِس ْن إِ َلى َج ار ِه ُ ُ َ َم ْن ك
32
Hak Tetangga
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia berbuat baik kepada tetangganya.” (HR. Muslim no. 47) 2. Meringankan beban dan kesulitan tetangga Dan dalam Ash-Shohihain dari hadits Ibnu Umar beliau bersabda:
c dari Nabi j,
ِ َ ا ْلمسلِم َأ ُخو ا ْلمسلِ ِم َل ي ْظلِمه و َل يسلِمه من ك َان ال َّل ُه فِ ْي َ اج ِة َأ ِخ ِيه ك َ َان ف ْي َح ْ َ ُُ ْ ُ َ ُُ َ ْ ُ ُ ْ ُ ِ اجتِ ِه َو َم ْن َف َّر َج َع ْن ُم ْسلِ ٍم ك ُْر َب ًة َف َّر َج ال َّل ُه َعنْ ُه ك ُْر َب ًة ِم ْن ك َُر ب َي ْو ِم ا ْل ِق َي َام ِة َ َح
“Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, ia tidak boleh mendzoliminya dan menyerahkannya (kepada musuh), barangsiapa menolong kebutuhan saudaranya maka Allah akan memenuhi kebutuhannya, Barangsiapa yang meringankan dari seorang mukmin satu kesulitan dan kesulitan-kesulitan dunia, maka Allah akan ringankan untuknya satu kesulitan dari kesulitan-kesulitan Hari Kiamat. Barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim maka akan Allah tutupi (aibnya) pada hari kiamat.” (Muttafaq ‘alaihi) 3. Menutup aib tetangga Nabi j, bersabda:
ِ ومن ستَر مسلِم ًا ستَره ال َّله يوم الق َي َام ِة َ َ ُ َُ َ ْ ُ َ َ ْ ََ
Barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim maka akan Allah tutupi (aibnya) pada hari kiamat.” (Muttafaq ‘alaihi) 4. Larangan keras mengganggu tetangga Dari Abu Hurairah z, Nabi j bersabda,
َل َيدْ ُخ ُل ا ْل َجنَّ َة َم ْن َل َي ْأ َم ُن َج ُار ُه َب َوائِ َق ُه
“Tidak akan masuk surga, orang yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya.” (HR. Bukhari 6016 dan Muslim 46)
َ الَ َوال َّل ِه الَ ُي ْؤ ِم ُن الَ َوال َّل ِه الَ ُي ْؤ ِم ُن الَ َوال َّل ِه الَ ُي ْؤ ِم ُن َقا ُلوا َو َم ْن َذ اك َيا َر ُس ْو َل ال َّل ِه َق َال َج ٌار الَ َي ْأ َم ُن َج ُار ُه َب َوائِ َق ُه Hak Tetangga
33
“Tidak demi Allah tidak beriman, tidak demi Allah tidak beriman, tidak demi Allah tidak beriman mereka bertanya: siapakah itu wahai Rasulullah beliau menjawab: orang yang tetangganya tidak aman dari kejahatannya.” (Muttafaq ‘alaihi) Orang yang mengganggu tetangga halal untuk dicela Abu Hurairah z menceritakan, Ada seorang yang mengadu kepada Nabi j tentang kezaliman yang dilakukan tetangganya. Setiap kali orang ini mengadu, selalu dinasihatkan oleh beliau untuk bersabar. Ini dilakukan sampai tiga kali. Sampai pengaduan yang keempat, Nabi j memberikan solusi,
ِ ك فِ ْي ال َّط ِر َ ا ْط َر ْح َمتَا َع يق
“Letakkan semua isi rumahmu di pinggir jalan.” Orang inipun melakukannya.
Setiap ada orang yang melewati orang ini, mereka bertanya: “Apa yang terjadi denganmu. (sampai kamu keluarkan isi rumahmu).” Dia menjawab: “Tetanggaku menggangguku.” Mendengar jawaban ini, setiap orang yang lewat pun mengucapkan: “Semoga Allah melaknatnya!” sampai akhirnya tetangga pengganggu itu datang, dia mengiba: “Masukkan kembali barangmu. Demi Allah, saya tidak akan mengganggumu selamanya.” (HR. Ibnu Hibban 520, Al-Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad dishahihkan Al-Albani dalam Shahih Al-Adab Al-Mufrad) Menyakiti tetangga berlipat ganda dosanya Dari Miqdad bin Aswad z, Nabi j bersabda,
ِ ِ َأ ْي َس ُر َع َل ْي ِه ِم ْن َأ ْن َي ْزنِ َي بِ ْام َر َأ ِة َج،الر ُج ُل بِ َع ْش َر ِة نِ ْس َو ٍة ار ِه َلَ ْن َي ْس ِر َق َّ َلَ ْن َي ْزن َي ٍ الرج ُل ِمن ع ْشر ِة َأبي ِ َأ ْي َس ُر َع َل ْي ِه ِم ْن َأ ْن َي ْس ِر َق ِم ْن َج،ات ار ِه ُ َّ َْ َ َ ْ
“Seseorang yang berzina dengan 10 wanita, dosanya lebih ringan dibandingkan dia berzina dengan satu orang istri tetangganya… seseorang yang mencuri 10 rumah, dosanya lebih besar dibandingkan dia mencuri satu rumah tetangganya.” (HR. Ahmad, dishahihkan Al-Albani dalam Ash-Shahihah: 65) 34
Hak Tetangga
5. Sabar dalam menghadapi gangguan tetangga. Rasulullah j bersabda dalam hadits Abu Dzar z:
ِ يل ال َّل ِه َف َل ِقي ا ْلعدُ و مج ِ َث َل َث ٌة ي ِ ِح ُّب ُه ُم ال َّل ُه َع َّز َو َج َّل َر ُج ٌل َغ َزا فِ ْي َسب اهدً ا ُم ْحت َِس ًبا َ ُ َّ َ َ ُ ِ ِ ِ ِ ِ َف َقات ََل َح َّتى ُقت َل َو َر ُج ٌل َل ُه َج ٌار ُي ْؤذيه َف َي ْصبِ ُر َع َلى َأ َذا ُه َو َي ْحتَس ُب ُه َح َّتى َيكْف َي ُه ال َّل ُه ٍ إِياه بِمو اس َ ُون َم َع َق ْو ٍم َف َي ِس ُير ُ ت َو َر ُج ٌل َيك ُ ون َح َّتى َي ُش َّق َع َل ْي ِه ُم ا ْلك ََرى َأ ِو النُّ َع ْ َ ُ َّ ِ ون فِي آخ ِر ال َّل ْي ِل َف َي ُقو ُم إِ َلى ُو ُضوئِ ِه َو َص َلتِ ِه ْ َ َف َين ِْز ُل
“Tiga orang yang Allah cintai, seorang yang berjumpa musuhnya dalam keadaan berjihad dan mengharap pahala Allah, lalu berperang sampai terbunuh dan seseorang memiliki tetangga yang mengganggunya lalu ia sabar atas gangguan tersebut dan mengharap pahala Allah sampai Allah cukupkan dia dengan meninggal dunia serta seseorang bersama satu kaum lalu berjalan sampai rasa capai atau kantuk menyusahkan mereka, kemudian mereka berhenti di akhir malam, lalu dia bangkit berwudhu dan shalat.” (Riwayat Ahmad dengan sanad yang shohih) (Lihat Huququl Jaar Fi Shohihis Sunnah wal Atsar, karya Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid hal 32) 6. Tidak membiarkan tetangga dalam kekurangan dan kelaparan Dari Ibnu Abbas c, bahwa Rasulullah j bersabda,
َل ْي َس ا ْل ُم ْؤ ِم ُن ا َّل ِذي َي ْش َب ُع َو َج ُار ُه َجائِ ٌع إِ َلى َج ْنبِ ِه
“Bukanlah mukmin sejati, orang yang kenyang, sementara tetangga di sampingnya kelaparan.” (HR. Al-Baihaqi, dishahihkan Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’: 5382) Al-Albani v mengatakan,
ِ ِ ِ ِ ِ ِ الج ار الغَن ِ ِّي َأ ْن َيدَ َع ِج ْي َرا َن ُه َ الحد ْيث َدل ْي ٌل َواض ٌح َع َلى َأ َّن ُه َي ْح ُر ُم َع َلى َ َوف ْي ِ ِ ِ َف َي،َجائِ ِع ْي َن َ ِ َوك ََذل،الج ْو َع َسون َ ك َما َي ْكت ُ ب َع َل ْيه َأ ْن ُي َقدِّ َم إِ َل ْي ِه ْم َما َيدْ َف ُع ْو َن بِه ُ ج ِ الضرو ِري ِ َ ِ ونَحو َذل،ًبِ ِه إِ ْن كَانُوا عراة ات ُ ْ َ َُ ْ َ ْ ُ َّ ك م َن Hak Tetangga
35
Dalam hadits ini terdapat dalil yang tegas, bahwa haram bagi orang yang kaya untuk membiarkan tetangganya dalam kondisi lapar. Karena itu, dia wajib memberikan makanan kepada tetangganya yang cukup untuk mengenyangkannya. Demikian pula dia wajib memberikan pakaian kepada tetangganya jika mereka tidak punya pakaian, dan seterusnya, berlaku untuk semua kebutuhan pokok tetangga. (Silsilah Ash-Shahihah, 1:280) 7. Mengutamakan tetangga yang pintu rumahnya paling dekat dengan pintu rumah kita dalam memberi hadiah Aisyah x berkata:
ِ يا رسو َل ال َّل ِه إِ َّن لِي جاري ِن َفإِ َلى َأي ِهما ُأه ِدي َق َال إِ َلى َأ ْقربِ ِهما ِمن ْك َبا ًبا ْ ْ َ ِّ ْ ُ َ َ َ َ َْ َ ْ
Wahai Rasulullah saya memiliki dua tetangga lalu kepada siapa dari keduanya aku memberi hadiyah? Beliau menjawab: kepada yang pintunya paling dekat kepadamu.” (HR. Al-Bukhari: 2259) Semoga Allah menjadikan kita hamba-hambanya yang bersaudara.
ِ ِ ِِ ٍ الح ْمدُ لِ َّل ِه َر ِّب َ َو َص َّلى ال َّل ُه َع َلى َنبِ ِّينَا ُم َح َّمد َو َع َلى آله َو َص ْحبِه َأ ْج َمع ْي َن َو ال َعا َل ِم ْي َن Referensi: Tabshiratul An-am bil Huquq fil Islam, karya Syaikh Abu Islam Shalih Toha, cet. pertama bulan Ramadhan 1427, terbitan ad-Dar Al-Atsariyah, Amman, Yordania. Huququl Jar fii Shahihis Sunnah wal Atsar, karya Syaikh Ali Hasan Al-Halabi, terbitan Al-Maktabah Al-Islamiyyah, Amman, Dar Ibn Hazm – Beirut. Syarh Shahih Adabul Mufrad, karya Syaikh Husain Ibnu Uwadah Al-Awayisyah.
36
Hak Tetangga
Hak Suami Istri Ditulis oleh: Al-Ustadz Aunur Rafiq Ghufran, Lc.
َ ال ُم ِض َّل َل ُه َو َم ْن ُي ْضلِ ِل ال َّل ُه َف َ إِ َّن ا ْل َح ْمدَ لِ َّل ِه ن َْح َمدُ ُه َون َْست َِعينُ ُه َم ْن َي ْه ِد ِه ال َّل ُه َف ال ِ َ ى َل ُه َو َأ ْش َهدُ َأ ْن الَ إِ َل َه إِالَّ ال َّل ُه َو ْحدَ ُه الَ َش ِر يك َل ُه َو َأ ْش َهدُ َأ َّن ُم َح َّمدً ا َع ْبدُ ُه َ َهاد َُو َر ُسو ُل ُه َأ َّما َب ْعد
Pernikahan memiliki ikatan yang cukup kuat antara suami dan istri, menjalin kebahagiaan hidup bila mereka mengerti dan menunaikan hak masing-masing, baik hak fisik, hak sosial dan hak harta. jika tidak tentu bukan kebahagiaan yang didapati tetapi sebaliknya kehancuran. Allah berfirman:
ِ و َلهن ِم ْث ُل ا َّل ِذي ع َلي ِهن بِا ْلمعر ِ وف َولِلر َج ال َع َل ْي ِه َّن َد َر َج ٌة َّ ُ َ ِّ ُ ْ َ َّ ْ َ ْ
“Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada istrinya.” QS. Al-Baqarah [2]: 228 Maka wajib bagi pasangan suami istri untuk memperlakukan pasangannya dengan baik (ma’ruf) dan memenuhi haknya yang merupakan kewajibannya dengan penuh keikhlasan dan kemudahan tidak dengan perasaan berat dan ditunda-tunda. Allah berfirman:
ِ اشروهن بِا ْلمعر ِ وف ُ ْ َ َّ ُ ُ َو َع
“Dan pergaulilah mereka (istri-istri) dengan cara yang ma’ruf.” QS. An-Nisa` [4]: 19
Hak Suami Istri
37
KEWAJIBAN SUAMI KEPADA ISTERI 1. Suami harus mengetahui sifat istri Banyak nash-nash yang menganjurkan kita untuk berbuat baik terhadap istri dan memperhatikan keadaannya. Rasulullah j bersabda:
ِ واستَوصوا بِالنِّس الض َل ِع ِّ اء َخ ْي ًرا َفإِن َُّه َّن ُخلِ ْق َن ِم ْن ِض َل ٍع َوإِ َّن َأ ْع َو َج َش ْي ٍء فِ ْي ُ ْ ْ َ َ ِ ِ است َْو ُصوا بِالن َِّساء َخ ْي ًرا َ َأ ْع َل ُه َفإِ ْن َذ َه ْب ْ يم ُه ك ََس ْر َت ُه َوإِ ْن ت ََر ْك َت ُه َل ْم َيز َْل َأ ْع َو َج َف ُ ت تُق
“Perlakukanlah wanita dengan baik, karena wanita terbuat dari tulang rusuk, dan bagian yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah sebelah atas, jika engkau luruskan maka akan membuatnya patah dan jika kamu biarkan maka dia akan tetap bengkok, maka berlaku baiklah terhadap wanita.” (HR. Bukhari dan Muslim) Dalam sebuah riwayat juga dikatakan:
ٍ ِ ِ ِ ْ إِ َّن ا ْلمر َأ َة ُخلِ َق َ يم َل ت بِ َها َ است َْم َت ْع ْ ك َع َلى َط ِري َقة َفإِ ْن َ ت م ْن ض َل ٍع َل ْن ت َْستَق َْ ِ َ ت بِها وبِها ِعوج وإِ ْن َذهب يم َها ك ََس ْرت ََها َوك َْس ُر َها َط َل ُق َها َْ َ ٌ َ َ َ َ َ ْاست َْم َت ْع ُ ت تُق
“Sesungguhnya wanita terbuat dari tulang rusuk dan dia tidak akan lurus dengan sebuah cara apapun, jika kamu ingin bersenang-senang dengannya, kamu dapat melakukannya tapi dalam dirinya tetap saja ada yang bengkok (kekurangan) jika kamu memaksanya untuk meluruskannya niscaya dia akan patah, dan yang dimaksud patah disini artinya menthalaqnya.” (HR. Muslim) Rasulullah j tatkala ditanya oleh wanita; mengapa wanita banyak masuk neraka? Beliau j menjawab:
العشير وتكثرن اللعن َت ْك ُف ْر َن َ
Karena kamu mengingkari kebaikan suami, dan kamu sering mencaci suami. (HR. Shahih Ibnu Hibban 8/111) Rasulullah j bersabda:
ِ ِ اء َفإِ َّنكُم َأ َخ ْذتُموهن بِ َأم ِ َفا َّت ُقوا ال َّله فِي النِّس وج ُه َّن بِكَلِ َم ِة َ است َْح َل ْلت ُْم ُف ُر ْ ان ال َّله َو َ َّ ُ ُ ْ َ ْ َ 38
Hak Suami Istri
ال َّل ِه َو َلك ُْم َع َل ْي ِه َّن َأ ْن الَ ُيوطِئ َْن ُف ُر َشك ُْم َأ َحدً ا َتك َْر ُهو َن ُه
“Maka takutlah kamu kepada Allah di dalam mengurusi wanita, karena kamu ambil mereka dengan janjimu kepada Allah menjamin keamanannya dan kamu halalkan farji nya dengan izin Allah kamu punya hak melarang isterimu agar tidak mengizinkan seorang pun tidur di kamarmu orang yang kamu benci.” (HR. Muslim 4/39 no: 2137 dari Jabir bin Abdulloh) 2. Jangan dihina isterimu Rasulullah j bersabda:
آخ َر َ َل َي ْف َر ْك ُم ْؤ ِم ٌن ُم ْؤ ِمنَ ًة إِ ْن ك َِر َه ِمن َْها ُخ ُل ًقا َر ِض َي ِمن َْها
“Janganlah seorang mukmin membenci seorang mukminah (istrinya), jika ada sesuatu yang tidak disukainya pada dirinya bisa jadi masih banyak hal lainnya yang disukainya.” (HR. Muslim) Dalam hadits ini terdapat petunjuk dari Rasulullah j kepada umatnya bagaimana mereka seharusnya memperlakukan seorang wanita. Seyogyanya setiap kekurangan diterima dengan lapang dada karena hal tersebut akan selalu ada, maka tidak mungkin seorang suami dapat berbahagia dengan istrinya kecuali dia bersedia menerima apa yang ada padanya. Dalam hadits di atas terdapat pelajaran bahwa seyogyanya seorang suami membandingkan kekurangan dan kelebihan yang ada pada istrinya, jika ada yang tidak dia suka pada dirinya maka bandingkanlah dengan sisi lainnya yang dia suka dan janganlah dia melihat istrinya selalu dengan pandangan benci dan keengganan semata. Allah berfirman:
ِ ِ وه َّن َف َع َسى َأ ْن َتك َْر ُهوا َش ْيئًا َو َي ْج َع َل ال َّل ُه فِ ِيه ُ وه َّن بِا ْل َم ْع ُروف َفإِ ْن ك َِر ْهت ُُم ُ َو َعاش ُر َخ ْي ًرا كَثِ ًيرا
“Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) Karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang
Hak Suami Istri
39
banyak.”
QS. An-Nisa` [4]: 19
Banyak kalangan suami istri yang menginginkan kesempurnaan dari pasangan mereka, ini adalah sesuatu yang tidak mungkin, karena itu banyak di antara mereka yang cek-cok dan tidak mendapatkan keharmonisan dan kesenangan dalam rumah tangga mereka dan kemungkinan akan bermuara pada perceraian, sebagaimana sabda j “Jika kamu paksakan meluruskannya maka akan membuatnya patah, dan yang dimaksud patah adalah menceraikannya.” Maka hendaknya setiap suami memberikan kelonggaran dan kemudahan terhadap apa yang dilakukan istri sepanjang tidak merusak agama dan kemuliaannya. Allah berfirman:
ِ ِ ِ ين َآ َمنُوا إِ َّن ِم ْن َأ ْز َو وه ْم َوإِ ْن َت ْع ُفوا ُ اح َذ ُر ْ اجك ُْم َو َأ ْو َلدك ُْم َعدُ ًّوا َلك ُْم َف َ َيا َأ ُّي َها ا َّلذ ِ ِ يم إِن ََّما َأ ْم َوا ُلك ُْم َو َأ ْو َل ُدك ُْم فِ ْتنَ ٌة َوال َّل ُه ِعنْدَ ُه ٌ ور َرح ٌ َوت َْص َف ُحوا َو َتغْف ُروا َفإِ َّن ال َّل َه َغ ُف ِ يم ٌ َأ ْج ٌر َعظ
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhatihatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya hartamu dan anakanakmu hanyalah cobaan (bagimu): di sisi Allah-lah pahala yang besar. QS. At-Taghobun [64]: 14-15
ُ َق َال َر ُس:َو َع ْن َع ْب ِد َال َّل ِه ْب ِن َز ْم َع َة َر ِض َي ال َّل ُه َعنْ ُه َق َال ُ ( َل َي ْجلِدj ول َال َّل ِه ِ ََأ َحدُ ك ُْم اِ ْم َر َأ َت ُه َج ْلدَ َا ْل َع ْب ِد ) َر َوا ُه ا ْل ُبخ ي ّ ار
Dari Abdullah Ibnu Zam’ah z bahwa Rasulullah j bersabda: “Janganlah seseorang di antara kamu memukul istrinya seperti ia memukul budak.” (HR. Bukhari) HAK ISTERI ATAS SUAMI 40
Hak Suami Istri
Termasuk hak istri atas suaminya adalah menunaikan kewajiban nafkah, berupa; sandang, pangan dan tempat tinggal berdasarkan firman Allah :
ِ ود َله ِر ْز ُقهن وكِسوتُهن بِا ْلمعر ِ وف ُ َو َع َلى ا ْل َم ْو ُل ُ ْ َ َّ ُ َ ْ َ َّ ُ
“Dan kewajiban ayah memberikan makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma’ruf.” QS. Al-Baqarah [2]: 233 Rasulullah j bersabda:
َأ ْن ت ُْح ِسنُوا إِ َل ْي ِه َّن فِ ْي كِ ْس َوتِ ِه َّن َو َط َع ِام ِه َّن
“Dan kewajiban kalian atas mereka (para istri) adalah memberi pakaian dan nafkah dengan ma’ruf.” (HR. Turmuzi, dia menshahihkannya). Dalam satu riwayat Rasulullah bersabda:
j ditanya tentang hak istri, beliau
ت َو َل ت َْض ِر ْب ا ْل َو ْج َه َ ت َأ ْو ا ْكت ََس ْب َ ت َو َتك ُْس َو َها إِ َذا ا ْكت ََس ْي َ َأ ْن ُت ْط ِع َم َها إِ َذا َط ِع ْم ِ و َل ُت َقبح و َل تَهجر إِ َّل فِي ا ْلبي ت َ َْ ْ ْ ُ ْ َ ْ ِّ
“Kamu memberinya makan apa yang kamu makan, kamu memberinya pakaian apa yang kamu kenakan, jangan memukul wajah dan jangan mencacinya dan jangan mengasingkannya kecuali di dalam rumah.” (Hadits Hasan riwayat Ahmad, Abu Daud, dan Ibnu Majah). Jadilah suami yang pandai mengambil hati istri ketika dia sedang bermasalah, bukankah Rasulullah j bersabda:
َخ ْي ُرك ُْم َخ ْي ُرك ُْم ألَ ْهلِ ِه َو َأنَا َخ ْي ُرك ُْم ِلَ ْهلِ ْي
Sebaik baik kalian adalah orang yang paling baik kepada keluarganya sedangkan saya orang yang paling baik kepada keluargaku dari pada kamu. (HR. Tirmidzi bab keutamaan istri Nabi j dishohihkan oleh Imam Albany) Termasuk hak istri adalah berlaku adil di antara mereka jika memiliki istri lebih dari satu, baik dalam sandang, pangan dan papan dan segala sesuatu yang dituntut baginya untuk berlaku adil. Jika hanya memperhatikan
Hak Suami Istri
41
sebagiannya maka hal tersebut merupakan dosa besar, Rasulullah j bersabda:
ِ َت َل ُه ْام َر َأت ُ َان َي ِم ُاء َي ْو َم ا ْل ِق َي َام ِة َو َأ َحد ْ َم ْن كَان َ يل َم َع إِ ْحدَ ُاه َما َع َلى ْالُ ْخ َرى َج ِ ِش َّقي ِه س اق ٌط َ ْ
“Siapa yang memiliki dua istri kemudian hanya memperhatikan salah seorang di antara mereka, maka dia akan datang pada hari kiamat dalam keadaan miring.” (HR. Ahmad dan Ahlus Sunan dengan sanad shahih). Adapun dalam masalah yang anda tidak mungkin untuk berlaku adil seperti rasa cinta dan kelapangan dada, hal tersebut bukanlah merupakan dosa karena hal tersebut di luar kemampuannya. Allah berfirman:
ِ و َلن تَستَطِيعوا َأ ْن َتع ِد ُلوا بين النِّس اء َو َل ْو َح َر ْصت ُْم ْ ُ ْ ْ َ َ َ َْ
“Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara istri-istri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian.” QS. An-Nisa` [4]: 129 Mengapa demikian? karena wanita memiliki sifat yang berbeda, tentu bila salah satu isterinya, lembut, cantik, qona’ah, tidak mencaci suami, maka hati tentu lebih mencintai dia daripada istri yang cantik, tapi suka mencela, mencaci, bersilat lidah dan mata serta tangannya dihadapan suaminya. Rasulullah j telah berlaku adil terhadap para istrinya lalu bersabda:
ِ ِ ِ ِ ِ ُ ِك َو َل َأ ْمل ُ ِيما ت َْمل ُ ِيما َأ ْمل ك َ ك َف َل َت ُل ْمني ف َ ال َّل ُه َّم َه َذا ف ْعلي ف
“Ya Allah inilah pembagian yang dapat aku lakukan dan jangan Engkau cela aku yang ada Engkau miliki apa yang tidak aku miliki.” (HR. Sunan empat)
Akan tetapi jika ada seorang suami menggunakan jatah salah seorang istrinya untuk menginap lalu digunakan untuk istrinya yang lain tidaklah mengapa jika istri yang pertama merelakannya sebagaimana yang dilakukan Rasulullah j aitu ketika dia menggunakan jatah istrinya Saudah untuk Aisyah karena Saudah memberikannya untuk Aisyah. (Muttafaq alaih) 42
Hak Suami Istri
Dan ketika Rasulullah selalu bertanya-tanya:
j sakit pada akhir-akhir kehidupannya beliau
ِ ِ ُ ُون َح ْي َان َ اء َفك ُ اج ُه َيك ُ َأ ْي َن َأنَا َغدً ا َأ ْي َن َأنَا َغدً ا ُي ِريدُ َي ْو َم َعائ َش َة َف َأذ َن َل ُه َأ ْز َو َ ث َش ِ فِي بي ات ِعنْدَ َها َ ت َعائِ َش َة َحتَّى َم َْ ْ
“Dimana (giliran) saya besok, dimana (giliran) saya besok, maka para istrinya mengizinkannya untuk tinggal di mana saja dia suka, dan dia memilih untuk tinggal di Rumah Aisyah hingga meninggal.” (HR. Bukhari dan Muslim). Pesan buat yang beristri lebih dari satu, agar tidak merugikan kepada istri lainnya, karena biasanya sumi kalah dengan istri pertamanya.
ِ ِ لسن َِّة إِ َذا َت َز َّو َج َا َّلر ُج ُل َا ْلبِك َْر َع َلى َال َّث ِّي ٍ َو َع ْن َأن ب َأ َقا َم ِعنْدَ َها ُّ ( م َن َا:َس َق َال ب َأ َقا َم ِعنْدَ َها َث َل ًثا ُث َّم َق َس َم ) ُم َّت َف ٌق َع َل ْي ِه َوال َّل ْف ُظ َ َس ْب ًعا ُث َّم َق َس َم َوإِ َذا َت َز َّو َج َال َّث ِّي ِ َلِ ْل ُبخ ِ ي ّ ار
Anas z berkata: Menurut sunnah, apabila seseorang kawin lagi dengan seorang gadis hendaknya ia berdiam dengannya tujuh hari, kemudian membagi giliran; dan apabila ia kawin lagi dengan seorang janda hendaknya ia berdiam dengannya tiga hari, kemudian membagi giliran.” (Muttafaq alaihi dan lafadznya menurut Bukhari)
, َل َّما َت َز َّو َج َها َأ َقا َم ِعنْدَ َها َث َل ًثاj ( َأ َّن َالنَّبِ َّي-ر ِض َي َال َّل ُه َعن َْهاَ َو َع ْن ُأ ِّم َس َل َم َة ِ ت َل ِ ت َل ِ إِ ْن ِشئ,ان ِ ِك ع َلى َأهل ِ ك ُ ك َوإِ ْن َس َّب ْع ُ ْت َس َّب ْع ٌ ك َه َو ْ َ ِ إِ َّن ُه َل ْي َس ب:َو َق َال ٌ ت لِن ِ َسائِي ) َر َوا ُه ُم ْسلِم ُ َس َّب ْع
Dari Ummu Salamah x bahwa ketika Nabi j menikahinya, beliau berdiam dengannya selama tiga hari, dan beliau bersabda: “Sesungguhnya engkau di depan suamimu bukanlah hina, jika engkau mau aku akan memberimu (giliran) tujuh hari, namun jika aku memberimu tujuh hari, aku juga harus memberi tujuh hari kepada istri-istriku.” (Riwayat Muslim)
Hak Suami Istri
43
ُ َان َر ُس َل ُي َف ِّض ُلj ول َال َّل ِه ْ ( َقا َل:َو َع ْن ُع ْر َو َة َق َال َ َيا اِ ْب َن ُأ ْختِي ! ك:ت َعائِ َش ُة ٍ َب ْع َضنَا َع َلى َب ْع وف ُ َان َق َّل َي ْو ٌم إِ َّل َو ُه َو َي ُط َ ض فِ ْي َا ْل َق ْس ِم ِم ْن ُمكْثِ ِه ِعنْدَ نَا َوك ٍ َع َل ْينَا َج ِمي ًعا َف َيدْ نُو ِم ْن ك ُِّل اِ ْم َر َأ ٍة ِم ْن َغ ْي ِر َم ِس يت َ ِيس َحتَّى َي ْب ُلغَ َا َّلتِي ُه َو َي ْو ُم َها َف َيب ِعنْدَ َها ) َر َوا ُه َأ ْح َمدُ َو َأ ُبو َد ُاو َد َوال َّل ْف ُظ َل ُه َو َص َّح َح ُه َا ْل َحاكِ ُم
Dari Urwah z bahwa Rasulullah j berkata: Wahai anak saudara perempuanku, Rasulullah j tidak mengistimewakan sebagian kami atas sebagian yang lain dalam pembagian giliran tinggalnya bersama kami. Pada siang hari beliau berkeliling pada kami semua dan menghampiri setiap istri tanpa menyentuhnya hingga beliau sampai pada istri yang menjadi gilirannya, lalu beliau bermalam padanya. Riwayat Ahmad dan Abu Dawud, dan lafadznya menurut Abu Dawud. (Hadits shahih menurut Hakim)
ِ ِ ِ ُ َان َر ُس إِ َذا َص َّلىj ول َال َّل ِه ْ َقا َل-ر ِض َي َال َّل ُه َعن َْهاَ ( ك:ت َ َع ْن َعائ َش َة:ٍَول ُم ْسلم ) َا ْل َع ْص َر َد َار َع َلى نِ َسائِ ِه ُث َّم َيدْ نُو ِمن ُْه َّن
Menurut riwayat Muslim bahwa ‘Aisyah x berkata: Apabila Rasulullah j sholat Ashar, beliau berkeliling ke istri-istrinya, kemudian menghampiri mereka.
ُ َان َر ُس إِ َذا َأ َرا َد َس َف ًرا َأ ْق َر َع َب ْي َن نِ َسائِ ِه َف َأ َّيت ُُه َّنj ول َال َّل ِه ْ َو َعن عائشة َقا َل َ ( ك:ت ِ َخ َر َج بِ َها ) ُم َّت َف ٌق َع َل ْيه,َخ َر َج َس ْه ُم َها
‘Aisyah x berkata: Rasulullah j bila ingin bepergian, beliau mengundi antara istri-istrinya, maka siapa yang undiannya keluar, beliau keluar bersamanya. (Muttafaq alaihi) HAK SUAMI ATAS ISTERI Adapun hak suami atas istrinya adalah lebih besar dari haknya atas suaminya. Firman Allah :
ِ و َلهن ِم ْث ُل ا َّل ِذي ع َلي ِهن بِا ْلمعر ِ وف َولِلر َج ال َع َل ْي ِه َّن َد َر َجة َّ ُ َ ِّ ُ ْ َ َّ ْ َ
44
Hak Suami Istri
“Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada istrinya.” QS. Al-Baqarah [2]: 228 Seorang suami merupakan Qawwam (pemimpin) atas istrinya, penanggung jawab dalam kemaslahatannya, agamanya, pengarahan nya, sebagaimana firman Allah :
ِ ض وبِم َأ ْن َف ُقوا ِمن َأمو ِ ال ْم َ الر َج ُال َق َّو ُام َْ ْ ِّ َ َ ٍ ون َع َل الن َِّساء بِ َم َف َّض َل ال َّل ُه َب ْع َض ُه ْم َع َل َب ْع
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” QS. An-Nisa` [4]: 34 Termasuk hak-hak suami atas istrinya adalah mentaatinya dalam perkara yang bukan maksiat kepada Allah serta menjaga rahasia dan hartanya, Rasulullah j bersabda:
ْت ِآم ًرا َأ َحدً ا َأ ْن َي ْس ُجدَ ِلَ َح ٍد َلَ َم ْر ُت ا ْل َم ْر َأ َة َأ ْن ت َْس ُجدَ لِز َْو ِج َها ُ َل ْو ُكن
“Seandainya aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada seseorang niscaya aku akan memerintahkan seorang wanita untuk sujud kepada suaminya.” (HR. Turmuzi dan dia berkata: “hadits ini hasan”) Rasulullah j juga bersabda:
ِ إِ َذا دعا الرج ُل امر َأ َته إِ َلى فِر ان َع َل ْي َها َل َعنَت َْها ا ْل َم َلئِ َك ُة َحتَّى َ ت َف َب ْ اش ِه َف َأ َب َ ات َغ ْض َب ُ َ ْ ُ َّ َ َ َ ت ُْصبِ َح
“Jika seorang suami mengajak istrinya ke pembaringannya kemudian dia menolak untuk memenuhinya sehingga pada malam tersebut suaminya marah kepadanya, maka malaikat akan melaknatnya hingga Shubuh.” (HR. Bukhari dan Muslim) Isteri hendaknya pandai menghibur suaminya Imam Nasai
v
meriwayatkan hadits dari Abu Huroirah
z dia
Hak Suami Istri
45
berkata: Rasulullah j pernah ditanya: wahai Rasulullah siapakah wanita yang paling baik, lalu beliau menjawab:
ا َّلتِي ت َُس ُّر ُه إِ َذا َن َظ َر َوتُطِي ُع ُه إِ َذا َأ َم َر َو َل تُخَ الِ ُف ُه فِ ْي َن ْف ِس َها َو َمالِ َها بِ َما َيك َْر ُه
Wanita yang menyenangkan suaminya bila melihatnya, mentaati perintah suaminya, dan tidak menyelisihinya pada jiwa dan harta dengan sesuatu yang dibenci (HR. Nasa`i 6/28, dishohihkan oleh Albany, lihat Silsilah Shahihah no. 1838 4/337)
Termasuk hak suami atas istrinya adalah tidak melakukan perbuatan yang dapat mengurangi kesempatan bagi suaminya untuk bersenang-senang terhadapnya walaupun hal tersebut berupa perbuatan sunnah dalam ibadah, berdasarkan hadits Rasulullah j:
ِ ح ُّل لِ ْلمر َأ ِة َأ ْن تَصوم وزَوجها َش ِ َل ي اهدٌ إِ َّل بِإِ ْذنِ ِه َو َل ت َْأ َذ َن فِ ْي َب ْيتِ ِه إِ َّل بِإِ ْذنِ ِه َ ُ ْ َ َ ُ َْ َ
“Tidak diperbolehkan bagi seorang istri untuk berpuasa (sunnah) sementara suaminya ada di sisinya kecuali dengan izinnya dan tidak boleh seorang istri mengizinkan seseorang (masuk) ke rumahnya kecuali dengan izin suaminya.’’ (HR. Bukhari). Dari Abu Hurairah z Rasulullah j bersabda:
ِ إِ َذا بات ِ َت ا ْل َم ْر َأ ُة َه َ اج َر ًة فِ َر اش ز َْو ِج َها َل َعنَت َْها ا ْل َمالَئِ َك ُة َحتَّى ت ُْصبِ َح َ
Apabila seorang istri bermalam meninggalkan atau menjauhi tempat tidur suaminya maka malaikat akan melaknatinya sampai pagi. (Shahih Muslim No. 2594) Rasulullah j telah menjadikan keridhaan suami atas istrinya sebagai syarat bagi istrinya untuk masuk surga, At-Turmuzi meriwayatkan hadits Ummu Salamah x bahwa Rasulullah j bersabda:
ٍ َت َوز َْو ُج َها َعن َْها َر ت ا ْل َجنَّ َة ْ اض َد َخ َل ْ َأ ُّي َما ْام َر َأ ٍة َمات
“Seorang istri yang meninggal sementara suaminya meridhainya niscaya dia akan masuk surga.” (HR. Ibnu Majah dan Turmuzi dan dia berkata bahwa hadits ini hasan gharib) 46
Hak Suami Istri
Rasulullah j bersabda:
ِ إِ َذا ص َّل ت َز ْو َج َها ْ ت َف ْر َج َها َو َأ َطا َع ْ ت َش ْه َر َها َو َح ِف َظ ْ ت ا ْل َم ْر َأ ُة َخ ْم َس َها َو َص َام َ ِ اب ا ْلجن َِّة ِشئ ِ ِ َ ِق » ْت َ ِ ى َأ ْب َو ِّ يل َل َها ا ْد ُخلى ا ْل َجنَّ َة م ْن َأ
Apabila wanita itu shalat lima waktu, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan taat kepada suaminya, dikatakan kepadanya, silahkan kamu masuk surga melewati pintu yang kamu sukai.” (HR. Abu Nuaim fil Huliyah, dishohihkan oleh Albany al-Misyakat 2/239 no:3254 Isteri hendaknya bersabar ketika suami mengalami kesulitan mencari rezeki, hendaknya menjadi istri yang qona’ah, karena apabila wanita menikah tujuannya ingin mencari pahala, insya Allah surga tempat tinggalnya. Allah berfirman:
ِ وإِ ْن ُكنْتُن ت ُِرد َن ال َّله ورسو َله والدَّ ار ْالَ ِخر َة َفإِ َّن ال َّله َأعدَّ لِ ْلمح ِسن َات ِمنْك َُّن َأ ْج ًرا ْ ُ َ َ ْ َّ َ َ َ َ ُ ُ ََ َ ِ يما ً َعظ
“Dan jika kamu sekalian (istri) menghendaki (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya serta (kesenangan) di negeri akhirat, maka Sesungguh nya Allah menyediakan bagi siapa yang berbuat baik diantaramu pahala yang besar.” QS. Al-Ahzab [33]: 29 Wanita mempunyai hak hidup seperti kaum laki-laki, walaupun ada perbedaan, Allah berfirman:
ِ ِ اس َل ُه َّن ٌ اس َلك ُْم َو َأ ْنت ُْم ل َب ٌ ُه َّن ل َب
“Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu pun pakaian bagi mereka.” QS. Al-Baqarah [2]: 187 JADILAH ISTERI PENDIDIK YANG BAIK Jadilah istri yang bisa membantu pekerjaan suami terutama pada saat suami tidak di rumah Imam Muslim meriwayatkan hadits dari Anas bin Malik j bersabda:
z Rasulullah
ِ َم ْن َع َال َج ت َأنَا َو ُه َو ا ْل َجنَّ َة ك ََها َت ْي ِن ُ ار َي َت ْي ِن َد َخ ْل Hak Suami Istri
47
“Barangsiapa yang menanggung nafkah (mendidik) dua orang anak perempuan, niscaya aku dan ia masuk surga seperti ini” Rasulullah memberi isyarat dengan kedua jarinya.” (Shahih: Ash-Shahihah (297); Muslim 1914) Rasulullah j bersabda:
ِ ش َأحنَاه ع َلى و َل ٍد فِي ِصغ َِر ِه و َأرعاه ع َلى زَوجٍ فِي َذ ِ ِ ِ ات َي ِد ِه ْ َ ُ َ ْ َ َ َ ُ ْ ٍ َصال ُح ن َساء ُق َر ْي ْ ْ
“Sebaik-baik wanita Quraisy adalah sifat lembutnya terhadap anak di masa kecilnya, dan kepandaiannya menjaga harta suaminya.” Dan disebutkan pula dari Mu’awiyah dan Ibnu Abbas dari Nabi j. (HR. Bukhari 4946) Hendaknya istri menjadi imam dan panutan yang baik di rumahnya terutama pada saat suami sedang tidak di rumah. Imam Bukhari juga meriwayatkan hadits. Rasulullah j bersabda:
ِ اعي ٌة ع َلى بي ِ ت َب ْعلِ َها َو َو َل ِد ِه َو ْه َى َم ْسئُو َل ٌة َعن ُْه ْم ْ َ َ َ َوا ْل َم ْر َأ ُة َر
“Seorang wanita juga pemimpin atas rumah suaminya dan anakanaknya. Dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari 2/90) Aisyah x , istri Rasulullah j bersabda: Seorang wanita bersama dua anaknya pernah datang kepadaku, dia meminta (makanan) kepadaku, namun aku tidak memiliki sesuatu yang dapat dimakan melainkan satu buah kurma, kemudian aku memberikan kepadanya dan membagi untuk kedua anaknya, setelah itu wanita tersebut berdiri dan beranjak keluar, tiba-tiba Nabi j datang dan aku pun memberitahukan peristiwa yang baru aku alami, beliau j bersabda:
ِ م ِن ابتُلِى ِمن ه ِذ ِه ا ْلبن ِ َات بِ َش ْى ٍء ك َُّن َل ُه ِست ًْرا ِم َن الن َّار َ َ ْ َ ْ َ
“Barangsiapa yang diuji sesuatu karena anak-anak perempuannya lalu ia berlaku baik terhadap mereka maka mereka akan melindunginya dari api neraka.” (HR. Bukhari 5/376 No. 5535) Beginilah seharusnya menjadi pasutri yang mengerti kewajiban dan haknya, semoga Allah memberkahi kita semua. 48
Hak Suami Istri