ALI BIN ABI THALIB ( Ya Allah Tetapkanlah Lisannya dan bimbinglah hatinya )
Oleh : SAEPUL ANWAR
KELUARGANYA Ali bin Abi Thalib adalah putra dari Abu Thalib bin Abdul Muthalib, dari Bani Hasyim. Bani Hasyim adalah suku yang terpandang mulia, berkedudukan tinggi dan berkecukupan. Semasa jahiliyyah tugas dari Bani Hasyim adalah urusan siqayah. Ali semasa hidupnya mendapat julukan Abu Thurab.
ALI DALAM PANDANGAN RASUL
Rasul pernah bersabda kepada putrinya, Fathimah al Zahra “Aku menikahkanmu dengan umatku yang terbaik, paling luas pengetahuannya, paling adiulung akalnya dan paling awal memeluk Islam” Umatku yang paling tahu setelahku adalah Ali bin Abi Thalib. Yang paling mengerti dalam memutuskan perkara di antara umatku adalah Ali. Aku adalah kota Ilmu pengetahuan, sedangkan Ali adalah pintunya. Padahal, rumah hanya bisa dimasuki melalui pintu-pintunya. Ali akan bersama Alquran dan Alquran akan selalu bersama Ali. Keduanya tidak akan terpisahkan hingga keduanya memasuki haudh.
ALI DALAM PANDANGAN SAHABAT
Ali adalah orang yang paling pandai dalam masalah hukum di antara kami (Umar) Tidak satu pun persoalan sulit bagi Abu Hasan (Umar) Kesulitan itu menjadi tiada manakala Abu Hasan ada (Umar) Ketahuilah bahwa Ali adalah orang yang saat ini paling mengerti tentang Sunnah Rasulullah (Siti Aisyah) Orang yang paling zuhud adalah Ali bin Abi Thalib (Umar bin Abdul Aziz) Ilmuku dan ilmu para sahabat Muhammad hanyalah tujuh tetes air laut yang berada dalam samudra ilmu Ali (Ibnu Abbas) Fikih dan ilmu pengetahuan telah lenyap dengan wafatnya Ibn Abi Thalib (Muawiyah)
KHUTHBAH PERTAMA SEBAGAI KHALIFAH “Amma ba‟du. Allah SWT telah menurunkan KitabNya sebagai petunjuk. Di dalamnya terdapat penjelasan mengenai yang baik dan yang buruk. Amalkanlah yang baik dan tinggalkanlah yang buruk. Tunaikanlah kewajiban yang telah ditetapkan Allah, karena hal itulah yang akan mengantarkan kalian ke dalam surga. Allah SWT telah menentukan berbagai soal yang tidak boleh dilanggar dan semuanya tidak asing lagi bagi kita semua. Allah pun telah menentukan juga bahwa hak-hak serta kehormatan seorang muslim wajib diindahkan dan dijaga. Allah memerintahkan kaum muslimin supaya ikhlas dan bersatu.”
KHUTHBAH PERTAMA SEBAGAI KHALIFAH “Orang muslim ialah yang lidah dan tangannya tidak mengganggu orang lain kecuali atas dasar kebenaran Allah. Utamakanlah kemashlahatan umum. Hai kaum muslimin, hendaklah kalian tetap bertakwa kepada Allah dan peliharalah keselamatan hamba-hambaNya serta keselamatan negeri yang dikaruniakanNya kepada kalian, karena kalian akan dimintai tanggung jawab atas setiap jengkal tanah dan atas setiap ekor binatang yang hidup di atasnya. Hendaklah kalian taat dan patuh kepada Allah Azza wa Jalla, dan janganlah sekali-kali melanggar perintah serta laranganNya. Bila kalian melihat kebajikan, ambilah! Dan bila kalian melihat keburukan, tinggalkanlah!”
SIFAT DAN PRIBADI ALI
PEMBERANI. Ia adalah mirip Umar seorang pemuda yang pemberani. Pemuda yang tidak takut mati dalam mengemban misi suci. CERDAS. Beliau adalah samudra ilmu yang telah diakui oleh Rasul dan para sahabat lainnya. FASIH. Beliau adalah sahabat yang sangat fasih dan memiliki banyak kata-kata mutiara yang penuh hikmah. SEDERHANA. Beliau adalah seorang sahabat yang sangat sederhana, zuhud, dan wara‟.
BEBERAPA IJTIHAD ALI
Nikah tanpa wali. Nikah laki-laki yang dikebiri. Makanan kaum Majusi (Zoroaster). Cambuk dan Rajam untuk wanita zina muhshan. Mengharamkan permainan dadu dan catur. dll.
KEBIJAKAN POLITIK
Melakukan penyeledikan terhadapt pembuhuh Utsman. Memindahkan ibukota pemerintahan ke Kuffah. Mengganti seluruh Amir yang diangkat oleh Utsman. Mengambil kembali tanah yang dibagikan Utsman kepada keluarganya. Memerangi semua orang yang berusaha menggulingkan pemerintahannya. Meneruskan kebijakan khalifah sebelumnya dalam penyebaran ilmu-ilmu agama terutama pengajaran Alqur‟an dan Hadis Rasulullah.
PERLUASAN WILAYAH Khusus pada masa kepemerintahan „Ali bin Abi Thalib, perluasan wilayah untuk kejayaan Islam nyaris tidak ada. Semua ini terjadi karena banyaknya masalah-masalah intern yang yang lebih nyata dan lebih bahaya kalau didiamkan begitu saja. Wilayah kekuasaan Islam masih seperti masa Utsman hanya saja stabilitas politik di dalam negeri terganggu akibat pembunuhan terhadap Utsman bin Affan.
PERANG JAMAL
Latar belakang : Permintaan Thalhah dan Zubair untuk segera mengusut pembunuh Utsman. Proses : Perang terjadi di dekat perbatasan kota Bashrah Akhir Perang : Zubair terbunuh diluar medan peperangan, dan Thalhah terbunuh sesaat sebelum peperangan berakhir serta siti Aisyah tertawan dan dipulangkan kembali ke Madinah
PERANG SHIFFIN
Latar belakang : Penolakkan Muawiyah atas pemberhentian dirinya sebagai Amir dan penolakkannya untuk membaiat Ali sebagai Khalifah. Proses : Perang terjadi di Shiffin. Akhir Perang : Diselesaikan dengan Tahkim. Abu Musa mewakili Khalifah Ali dan Amr bin Ash mewakili Muawiyah.
PERANG NAHRAWAN
Latar belakang : Ketidakpuasan beberapa pengikut Ali akan hasil Tahkim yang kemudian dikenal denga nama khawarij. Proses : Perang terjadi di Nahrawan. Akhir Perang : Kekalahan muthlak di pasukan khawariz yang hanya tersisa sembilan orang sedangkan pasukan Ali hanya terbunuh 2-9 orang.
TERBUNUHNYA KHALIFAH ALI
Motif balas dendam dari sisa-sisa orang khawarij untuk membunuh Ali, Muawiyah dan Amr bin Ash. Khalifah dibunuh oleh Ibnu Muljam menjelang akan shalat subuh.
REFERENSI
Al-Hamid Al Husaini, Imamul Muhtadin Ali bin Abi Thalib, Bandung: Pustaka Hidayah, 2008. Abbas Ali Al Musawi, Ali bin Abi Thalib Manusia Sempurna. Jakarta: Cahaya. 2008. Musthafa Murad, Kisah Hidup Ali Ibn Abu Thalib, Jakarta: Zaman, 2007. Al Maududi, Abul A'la, Khilafah dan Kerajaan, Bandung: Karisma, 2007. Al-„Usairy, Ahmad. Sejarah Islam. Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2003. Anwar, Hamdani, Masa Alkhulafâ Ar Râsyidân, dalam Ensiklopedi Tematis Dunia Islam Jilid 2 (Khilafah), Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, t.t. Armstrong, Karen, Sejarah Islam Singkat, Yogyakarta: Elbanin Media, 2008. Fathi Sayyid, Majdi. Mari Mengenal Khulafaurasyidin. Jakarta : Gema Insani Press, 2003. Audah, Ali, Ali bin Abi Thalib, Jakarta: Lintera Antarnusa, 2003. Ja‟farian, Rasul. Sejarah Islam Sejak Wafat Nabi SAW hingga runtuhnya Dinasti Bani Umayah. Jakarta: Lentera, 2004. Karim, M. Abdul, Sejarah Pemikiran dan Peradaban, Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2007.
REFERENSI
Mubarok, Jaih, Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004. Rashad Shamsuddin, Mohd. Khulafa ’Rasyidun & Daulah Islamiyah. Kuala Lumpur: Al-Hidayah Publishers, 2003. Shaban, M.A., Sejarah Islam. Jakarta: Citra Niaga Rajawali, 1993. Sucipto, Hery. Ensiklopedi Tokoh Islam Dari Abu Bakr hingga Nasr dan Qardhawi. Jakarta Selatan: Hikmah, 2003. Suyuti, jalal al Din, Tharikh al Khulafa. Jakarta: Pustaka alKautsar, 2003. Syalabi, A. Sejarah dan Kebudayaan Islam 1. Jakarta: Pustaka al Husna Baru, 2003. Yatim, Badri, Dari Mekah ke Madinah, dalam Ensiklopedi Tematis Dunia Islam Jilid 2 (Khilafah), Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, t.t. ------------, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Rajawali Press, 2000. Anonimous, A Concise History Of Islam (Sejarah Ringkas Islam). Jakarta Djambaran, 1994.