Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum Kota Malang Jalur ABG/H ( Arjosari – Borobudur – Gadang/Hamid Rusdi ) Arif Rachman Julianto ( 201210340311186 ) Artikel Tugas Sistem Transportasi Jurusan Teknik Sipil FT UMM Semester Ganjil 2013/2014
PENDAHULUAN
Angkutan kota adalah sebuah moda transportasi perkotaan yang merujuk kepada kendaraan umum dengan rute yang sudah ditentukan. Tidak seperti bus yang mempunyai halte sebagai tempat perhentian yang sudah ditentukan, angkutan kota dapat berhenti untuk menaikkan atau menurunkan penumpang di mana saja. Salah satu angkutan kota yang ada di Kota Malang yang menghubungkan antara Terminal Arjosari, Borobodur , dan Gadang/Hamid Rusdi adalah angkot dengan kode ABG . Apa saja kendala atau masalah yang selama ini dihadapi baik mobil angkot ini sendiri maupun driver yang mengemudikan angkot tersebut ? Sedikit akan kami bahas problem-problem tersebut dari hasil pengamatan yang sudah kami lakukan. Semoga pengamatan kami kali ini bermanfaat bagi kita semua dalam rangka mempelajari sistem transportasi umum yang ada di Indonesia khususnya di daerah Malang Raya.
1
KONDISI EKSISTING
Data hasil survei angkot jalur ABG/H
Jalur operasi
: Arjosari – Borobudur – Gadang/Hamid Rusdi
Jumlah armada
: 86 angkot
Jarak tempuh
: ± 20 km
Waktu tempuh
: 1 s.d 2 jam ( tergantung situasi dijalan )
Kecepatan tempuh
: 20 s.d 40 km/jam
Kebutuhan bensin
: 4 liter ( pergi – pulang )
Jumlah putaran
: 6 kali putaran/hari
Penghasilan rata-rata
: Rp. 30,000 - Rp. 50,000 / hari
Kapasitas penumpang
: 13 orang penumpang
Tarif
-
Pelajar
: Rp. 2000 ( jauh maupun dekat )
-
Umum
: Rp. 3000 ( jauh maupun dekat )
Waktu ramai penumpang
: Jam berangkat kerja, jam berangkat sekolah, jam pulang kerja, jam pulang sekolah
Kendala di jalan
: Macet
PEMBAHASAN
Keberadaan Angkot ABG/H
Kelima terminal yang ada di Kota Malang terhubung dengan berbagai angkutan kota. Angkot atau mikrolet ini ada 2 macam, yakni mikrolet untuk jalur dalam kota dan mikrolet untuk jalur luar kota. Mikrolet jalur dalam kota berwarna biru tua dengan kode garis warna yang beragam untuk membedakan jalurnya, contoh: Arjosari-Gadang (AG) dengan garis warna oranye (saat ini huruf G diganti dengan huruf H untuk Hamid Rusdi), Landungsari-Dinoyo-Hamid Rusdi (LDG, sebelumnya LDH) dengan garis warna putih, Arjosari-Landungsari (AL) dengan garis putih-merah, dan lain sebagainya. Termasuk juga dengan angkot yang menuju sub-terminal. Sedangkan mikrolet untuk jalur luar kota (dari 2
Kota Malang ke Kabupaten Malang atau Kota Batu) berwarna selain biru tua, contoh: LA (Lawang-Arjosari) berwarna hijau, TA (Tumpang-Arjosari) berwarna putih atau putihhijau, BL (Batu-Landungsari) berwarna ungu muda, dan lain sebagainya. Terdapat sekitar 25 trayek angkot di Kota Malang dan 80% wilayah Kota Malang dilalui oleh ke-25 angkot tersebut. Tidak semua angkot di Malang beroperasi 24 jam hanya angkot yang melewati jalur tengah saja yang melayani penumpang 24 jam seperti angkot AG dan GA (Arjosari-Gadang) via alun-alun. Sejak penyesuaian subsidi BBM, mulai tanggal 26 Juni 2013, tarif angkot di Kota Malang ini (sesuai Peraturan Walikota Malang No. 24 Tahun 2013 tentang Tarip Angkutan) sebesar Rp 3.000,- (untuk umum) dan Rp 2.000,- (untuk pelajar). Dan untuk angkot yang menghubungkan antara Terminal Arjosari, Borobudur, dan Gadang/Hamid Rusdi adalah angkot dengan kode ABG. Angkot ini memiliki ciri khusus yaitu terdapat garis hijau dibagian badan mobil angkot ini. Angkot dengan jalur Arjosari – Borobudur – Gadang/Hamid ini berjumlah ± 86 unit angkot.
Tarif dan Biaya Operasional
Setiap kendaraan pasti memerlukan biaya operasional dalam menjalankannya. Begitu juga dengan mobil angkot (khususnya angkot ABG) yang setiap harinya digunakan untuk mencari penumpang demi mendapatkan penghasilan. Untuk biaya perawatan angkot yang satu ini, hampir semua biaya perawatan ditangggung oleh juragan. “ kalau biaya perawatan itu semua dari juragan mas, kecuali kalau ada apa-apa dijalan seperti misalnya kalau kita kena tilang itu yo pake uang kita sendiri, lha wong itu kan kesalahan supir, jadi juragan ya tidak mau tau,” terang Pak Zainuri. Untuk tarif angkot sendiri masih tergolong murah, bagi para pelajar sekolah biaya yang dikenakan hanya Rp 2.000 tidak memandang jarak, bahkan sesekali ada juga yang membayar Rp 1.500 . Sementara tarif untuk umum dikenakan biaya sebesar Rp 3.000 . Menurut Pak Zainuri selaku supir angkot, meskipun tarif nya tidak dikaterogikan mahal terkadang ada juga yang tidak bayar. “ Kadang itu ada orang yang naik tapi tidak punya uang mas, ya saya kasihan juga melihatnya. Ya sudah saya biarkan saja dia tidak bayar. Mungkin belum rejeki saya mas “ terang Pak Zainuri. Kalau masalah tarif yang sudah ditetapkan dinas, Pak Zainuri menyebut Rp 3.000 itu memang sudah sesuai dengan yang ditetapkan. “ Memang kemarin sebelum BBM naik itu, tarif yang ditetapkan dinas Rp 2.300 mas , tapi semenjak kenaikkan BBM kemarin tarif yang ditetapkan jadi Rp 3.000 . 3
Ya kan mestinya memang mengikuti seperti itu yo mas. Kalau tarifnya tetap nanti buat beli bensin malah kurang mas. Ini saja terkadang saya masih sering norokin uang setoran pake uang sendiri “ lanjut Pak Zainuri .
Trayek dan Ruas-ruas Jalan ABG
Angkot dengan kode ABG/H ini memiliki trayek yang meliputi jalur berikut : o Berangkat: Term. Arjosari - Jl. Simp. RP Suroso - Jl. R. Intan - Jl. A. Yani - Jl. Borobudur - Jl. Soekarno-Hatta - Jl. Cengkeh - Jl. Kalpataru - Jl. Melati - Jl. Mawar - Jl. Saranagan - Jl. Tawangmangu - Jl. Kaliurang - Jl. WR. Supratman - Jl. P. Sudirman - Jl. Pattimuara - JL. Trunojoyo - Jl. Jembatan Pahlawan - Jl. Gatot Subroto - Jl. L. Martadinata - Jl. Kol. Sugiyono - Terminal Hamid Rusdi o Kembali: Terminal Hamid Rusdi - Jl. Kol Sugiyono - Jl. L. Martadinata - Jl. Gatot Subroto - Jl. Jembatan Pahlawan - Jl. Trunojoyo - Jl. Cokro Aminoto - Jl. Dr. Cipto - Jl. P. Sudirman Jl. WR. Supratman - Jl. Kaliaurang - Jl. Tawangmangu - Jl. Sarangan - Jl. Mawar - Jl. Bungur - Jl. Kalpataru - Jl. Cengkeh - Jl. Soekarno-Hatta - Jl. Borobudur - Jl. A. yani - Jl. R. Intan - Term. Arjosari Untuk jalur ini sendiri, kendala macet memang sering terjadi, terutama diruas-ruas jalan yang setiap harinya padat kendaraan. “kalau macet itu memang sudah biasa mas, setiap hari ya pasti kena macet. Yang sering macet itu di kalpataru, jembatan suhat, sama pasar blimbing,” Ujar Pak Zainuri. Untuk ruas-ruas jalan yang dilalui angkot ABG/H ini, keadaan ruas jalannya masih tergolong baik. “ kalo ruas jalan sih tidak ada masalah mas, menurut saya masih baik kondisi jalannya. Ya mungkin ada lubang kecil ya enggak masalah mas,” ujar Pak Zainuri . Waktu yang diperlukan angkot ABG/H untuk melintasi trayek dari Terminal Arjosari sampai Terminal Hamid Husdi berkisar 1 sampai 2 jam. “kalau situasi dijalan lancar bisa saja 1 jam mas, tapi biasa nya lebih dari 1 jam itu. Ya maksimal 2 jam lah mas, semua itu tergantung situasi dijalan kok. Engga bisa dipastikan,”terang Pak Zainuri.
4
Supir Angkot dan Beban Tanggungannya
Bagi sebagian orang yang sudah sering menggunakan angkutan umum khususnya angkot pasti bisa menilai bagaimana perilaku para supir angkot ketika mereka berkendara. Ada yang merasa senang atau sebaliknya . Para supir angkot ini lebih banyak memiliki citra yang sedikit buruk di mata masyarakat. Mulai dari kebiasaannya berhenti dipinggir jalan yang dapat menyebabkan kemacetan hingga berkendara dengan seenaknya . Berkendara dengan seenaknya ini dalam artian , mereka sering kali berbelok ke kiri dan kanan secara tiba-tiba. Sesungguhnya ini berdampak negatif bagi pengguna jalan lainnya. Apalagi dengan ibu-ibu yang biasanya sedikit gugup didalam mengendarai sepeda motornya. Sering kali angkot yang secara tiba-tiba mengambil haluan kiri membuat pengendara yang ada dibelakang terpaksa menarik rem secara tiba-tiba. Tak jarang pengguna jalan kesal dengan hal ini. Dalam hal ini, sesungguhnya kita juga tidak bisa menyalahkan supir angkot sepenuhnya. Mereka seperti itu dikarenakan mereka mengejar setoran. Bayangkan saja bila setoran yang mereka harus bayar itu kurang ? Untuk bayar setoran saja masih kurang bagaimana bisa mendapatkan hasil ? Sia-sia perjuangan mereka seharian. Anak dan istri yang mereka tanggung akan diberi nafkah apa ? Seperti itulah nasib mereka. Mereka berkejaran dengan waktu dan penumpang. Belum lagi jumlah armada yang tidak sedikit dan tidak ada sela yang jauh diantara mereka. Mereka bagaikan berlomba-lomba. Namun hal itu tidak pernah dipermasalahkan bagi Pak Sholeh, salah satu supir angkot. “ ya yang namanya rejeki itu kan sendiri-sendiri ya mas, kalau memang bukan rejeki ya kita mau gimana lagi ? kita manusia ya cuma bisa ikhtiar , Allah yang nentukan “. Kata Pak Sholeh sambil tersenyum. Inilah realita dibalik perilaku supir angkot yang terkadang dinilai seenaknya saja dijalanan bagi sebagian pihak. Sebuah jalan yang harus diambil oleh para supir jika ingin mendapat penumpang. “ sebenernya kita ini ya juga serba salah , kalau kita disiplin di jalan ya sulit dapat penumpang mas,” terang Pak Zainuri.
5
KESIMPULAN
Setiap angkot yang ada di Kota Malang sudah memiliki jalur trayek sendiri-sendiri.
Untuk di Kota Malang sendiri, hampir 80% wilayah Kota Malang telah dilalui oleh angkot yang memiliki sekitar 25 trayek sehingga memudahkan masyarakat yang tidak memiliki kendaraan untuk bepergian.
Kemacetan yang sering terjadi dibeberapa ruas jalan masih menjadi kendala bagi supir angkot khususnya angkot ABG.
Beban setoran yang harus dibayar menjadi salah satu alasan mengapa supir angkot kurang disiplin berlalu lintas.
Dilihat dari kondisi eksisting, dengan jarak ± 20 km angkot ABG memerlukan waktu lebih dari 1 jam berbeda dengan kendaraan pribadi seperti sepeda motor yang lebih efisien terhadap waktu.
6