HALAMAN HALAMA 1 -N 198
Kajian Tentang Industri Kreatif Sebagai Pengembangan UMKM Unggulan Kota Medan (Kustoro Budiarta, Thamrin, Zulkarnain)
( 1 – 30 )
Pengembangan Situs Bersejarah Kota Cina Dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitarnya Untuk Mendorongusaha Ekonomi Kreatif Dan Pengembangan Pariwisata Di Kota Medan (Restu,Ikhwan Azhari,Kustoro Budiarta)
( 31 – 61 )
Kajian Kesesuaian Penempatan Kerja Terhadap Latar Belakang Pendidikan Dan Prestasi Pegawai (Isfenti Sadalia, Kustoro Budiarta, Ahmad Hidayat)
( 62 – 93 )
Peranan Pemko Medan Dalam Upaya Pengendalian Inflasi Daerah Di Kota Medan (Prawidya Hariani, Lailan Safina Hsb, Jasman Syarifuddin Hsb)
( 94 – 122 )
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Investasi Penanaman Modal Asing (PMA) Di Kota Medan (Prawidya Hariani, Lailan Safina Hsb, Jasman Syarifuddin Hsb)
( 123 – 147 )
Perilaku Supir Angkutan Kota (Angkot) Di Kota Medan (Muba Simanuhuruk,Robinson Sembiring)
( 148 – 198 )
Efektivitas Pemberian Dana BOS Tingkat SD dan SMP Negeri Di Kota Medan Tahun 2012 (Irsan, Eddiyanto, Darwin)
(201 – 230 )
No. 01 Tahun 01 Januari – Juni 2013 Pengarah
: Walikota Medan Wakil Walikota Medan
Penanggung Jawab Medan
: Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kota
Koordinator Medan
: Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Kota
Ketua / Pimpinan Redaksi
: Ismunandar, SH
Mitra Bebestari
: Prof. Dr. Badaruddin, M.Si Ir. Dwira Nirfalini Aulia, MSc. Ph. D Ir. Meuthia Fadila, M. Eng. Sc
Sekretaris
: Ir. Netti Efridawati Purba
Dewan Redaksi Kota Medan
: Kabid Pemerintahan dan Pembangunan Balitbang Kabid Ekonomi dan Keuangan Daerah Balitbang
Kota Medan Kabid Hukum dan Politik Balitbang Kota Medan Kabid Sosial dan Budaya Balitbang Kota Medan Staf Redaksi
: Titri Suhandayani, S.Sos Wiwit Suryani, S.IP Yuni Rahma Astuti Ritonga
Editor & Design
: Budi Hariono, SSTP Drs. Hendra Tarigan
Distributor
: Juliana Pasaribu, SE
Alamat Redaksi
: Jalan Kapten Maulana Lubis No. 2 Medan Email :
[email protected]
KAJIAN TENTANG INDUSTRI KREATIF SEBAGAI PENGEMBANGAN UMKM UNGGULAN KOTA MEDAN Kustoro Budiarta, Thamrin, Zulkarnain Universitas Negeri Medan
[email protected]
Abstrak Lingkup kegiatan dari ekonomi kreatif mencakup 14 sektor yang termasuk dalam ekonomi kreatif, yaitu : (1) periklanan, (2) arsitektur, (3) pasar barang seni, (4) kerajinan (handicraft), (5) desain, (6) fashion, (7) film, video, dan fotografi, (8) permainan interaktif, (9) musik, (10).seni pertunjukan, (11) penerbitan dan percetakan, (12) layanan komputer dan piranti lunak, (13) radio dan televisi, (14) riset dan pengembangan. Dalam berbagai kegiatan tersebut, di Kota Medan terdapat beberapa komunitas yang kreatif, produktif dan potensial untuk membangun kota Medan menjadi Medan Creative City sebelum terealisasinya Kota Medan Meteropolitan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui profil industri kreatif dan jenis industri apa yang memungkinkan menjadi unggulan sehingga dapat dirumuskan kebijakankebijakan untuk pengembangannya yang pada gilirannnya dapat meningkatkan perekonomian daerah. Data penelitian berupa data primer. Data primer diperoleh secara langsung dari pelaku industri kreatif yang berjumlah 105 sampel. Penentuan sampel ditentukan berdasarkan wilayah kecamatan dengan jumlah sampel masing-masing kecamatan berjumlah 5 orang pelaku industri kreatif. Data penelitian dikumpulkan menggunakan wawancara mendalam dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif – eksploratif serta SWOT analisis dan Analytical Hierarchy Proccess (AHP). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa seluruh industri kreatif yang berada di Kota Medan lemah dalam aspek pemasaran karenanya tidak terdapat industri kreatif yang dapat diunggulkan. Berdasarkan ketiga aspek (tenaga kerja, produksi, dan pemasaran) industri kreatif yang menjadi unggulan di Kota Medan adalah industri kreatif subsektor kerajinan, subsektor fashion, dan subsektor fotographi. Kata kunci : industri kreatif Kota Medan.
[1]
Abstract The scope of activities of the creative economy includes 14 sectors included in the creative economy, namely: (1) advertising, (2) architecture, (3) art market, (4) crafts (handicraft), (5) design, (6) fashion , (7) movies, video, and photography, (8) interactive games (9) music, (10). performing arts, (11) publishing and printing, (12) computer services and software, (13) and radio television, (14) research and development. In these activities, in the city of Medan there are some communities that creative, productive and potential to build a city of Medan Medan Creative City before the realization of Medan Meteropolitan. The research aims to determine the profile of the creative industries and what kind of industry that allows a seed so that it can formulate policies for the development on gilirannnya can boost the regional economy. The research data in the form of primary data. Primary data were obtained directly from the creative industries totaled 105 samples. Determination of the sample is determined by the number of sample districts each district consist of 5 people creative industries. Data were collected using in-depth interviews and observation. The data analysis technique used is descriptive analysis - SWOT analysis and exploratory and proccess Analytical Hierarchy (AHP). Results of this study indicate that all creative industries in the city of Medan weak hence there is no marketing aspect of the creative industries that can be seeded. Based on these three aspects (labor, production, and marketing) is a leading creative industries in Medan is the craft of creative industries sub-sectors, subsectors fashion, and sub fotographi. Keywords : creative industries in Medan.
informasi
PENDAHULUAN Globalisasi dan perdagangan
di era tersebut kemudian
menimbulkan
ekonomi informasi,
global merupakan suatu hal yang tidak
yaitu kegiatan ekonomi yang berbasis
terelakkan dari kemajuan
pada penyediaan informasi.
teknologi.
Teknologi informasi dan komunikasi
Setelah hampir sebagian besar
yang bekembang dengan pesat telah
wilayah di dunia terhubung pada era
mengaburkan
ekonomi
batas-batas wilayah
informasi,
tantangan
karena satu wilayah dapat terhubung
globalisasi menjadi semakin nyata.
dengan wilayah lainnya dalam satu
Dalam konteks globalisasi, daya saing
waktu
merupakan kunci utama untuk bisa
yang
sama.
Pentingnya
[2]
sukses dan bertahan. Daya saing ini
Departemen
Perdagangan
muncul tidak hanya dalam bentuk
Republik
produk dalam jumlah banyaknamun
merumuskan ekonomi kreatif sebagai
juga
berkualitas.
tersebut
dapat
pencitraan
Indonesia
(2008)
Kualitas
produk
upaya pembangunan ekonomi secara
diperoleh
melalui
berkelanjutan
melalui
dengan iklim
perekonomian yang
ataupun
menciptakan
kreativitas
produk-produk inovatif yang berbeda
berdaya saing dan memiliki cadangan
dari
Diperlukan
sumber daya yang terbarukan. Definisi
tinggi untuk dapat
yang lebih jelas disampaikan oleh
wilayah
lainnya.
kreativitas yang
menciptakan produk-produk inovatif.
UNDP
yang
merumuskan
Berangkat dari poin inilah, ekonomi
bahwa ekonomi kreatif
merupakan
kreatif menemukan eksistensinya dan
bagian integratif
berkembang (Salman, 2010).
yang
Pencitraan
wilayah
muncul
produk
kreatif
dari pengetahuan
bersifat inovatif, pemanfaatan
teknologi secara kreatif, dan budaya.
ketika suatu wilayah menjadi terkenal karena
(2008)
Lingkup kegiatan dari ekonomi
yang
kreatif dapat mencakup banyak aspek.
dihasilkannya. Sebagai contoh, Kota
Departemen
Bandung yang saat ini terkenal karena
mengidentifikasi setidaknya 14 sektor
distro dan factory outlet-nya. Dalam
yang termasuk dalam ekonomi kreatif,
konteks yang lebih luas, pencitraan
yaitu : (1). Periklanan (2). Arsitektur
wilayah
(3). Pasar barang seni (4). Kerajinan
ekonomi
dengan kreatif
menggunakan juga
Perdagangan
(2008)
terkoneksi
(handicraft) (5). Desain (6). Fashion
dengan berbagai sektor, di antaranya
(7). Film, video, dan fotografi (8).
sektor wisata.
Permainan
[3]
interaktif
(9).
Musik
(10).Seni pertunjukan (11).Penerbitan
memiliki UMKM yang relatif banyak.
dan
Kota Medan yang sedang berkembang
percetakan
(12).
Layanan
komputer dan piranti lunak (13). Radio
menuju
“Medan
dan
membuat
aktifitas
televisi
(14).Riset
dan
pengembangan
mayarakatnya
Industri
kreatif
Metropolitan” dan
menjadi
mobilitas tinggi
dan
mampu
beragam. Dalam keberagaman aktivitas
memberikan kontribusi positif yang
tersebut, di Kota Medan terdapat
cukup
terhadap
beberapa
perekonomian nasional. Departemen
produktif
Perdagangan (2008) mencatat bahwa
membangun
kontribusi
Medan
signifikan
industri kreatif
terhadap
komunitas dan
Creative
PDB di tahun 2002 hingga 2006 rata-
terealisasinya
rata mencapai
Meteropolitan.
6,3%
atau
setara
kota
yang
kreatif,
potensial
untuk
Medan
menjadi
City
sebelum
Kota
Medan
dengan 152,5 trilyun jika dirupiahkan.
Creative City identik dengan
Industrikreatif juga sanggup menyerap
kota yang bercita-cita menjadi kota
tenaga kerja hingga 5,4 juta dengan
yang berhasil. Kota yang menarik
tingkat partisipasi 5,8%. Dari
segi
orang untuk datang dan penduduk yang
telah
betah tinggal di dalamnya. Kota yang
ekspor,
industri
membukukan
total
antara
2002
kreatif
10,6%
dapat
2006.
mengekspresikan bakat dan potensinya
(Simposium Nasional 2010: Menuju
di bidang apapun khususnya seni
Purworejo Dinamis dan Kreatif).
budaya, teknologi, arsitektur, design,
tahun
ekspor hingga
Kota Medan merupakan salah
musik,
satu kota besar di luar Pulau Jawa yang
membuat
film
dan
seluruh
lain
warganya
sebagainya
(sebagaimana yang termasuk dalam
[4]
jenis industri kreatif) dengan bakat
tempat
yang akan membawa pembelajran dan
pengembangan industri kreatif.
riset
dan
pengembangan
inovasi
yang
Industri
strategis
kreatif
di
untuk
bidang
produk yang memenuhi kebutuhan
teknologi informasi di Medan banyak
pasar global.
diminati oleh kalangan muda. Web
Salah dilakukan
satu
upaya
yang
developer adalah salah satu usaha di
kota
untuk
bidang IT yang berkembang di kota
pemerintah
mengembangkan industri kreatif di Medan
adalah
dengan
Medan.
memediasi
Industri musik di kota Medan
pelaku usaha dengan pemilik modal,
sedang
baik
maupun
melanjutkan kembali untuk melahirkan
lembaga lain. Mengenai industri kreatif
musisi-musisi dan group band terkenal.
di Medan Pemerintah kota Medan
Walaupun sekarang kota Medan tidak
sudah sadar betul akan potensi industri
terkenal
kreatif di kota Medan. Pengembangan
menghasilkan musisi-musisi (pelaku
ekonomi
Medan
kreatif di bidang music) terkenal,
misi
namun dulu Medan sempat menjadi
yang
barometer musik Indonesia.
melalui
terkandung
perbankan,
kreatif
di
dalam
pembangunan
kota
kota
visi
dan
Medan
diejawantahkan pada program kerja
berusaha
dengan
untuk
kota
bangkit
yang
Bila dilihat cakupan ekonomi
pembangunan kota Medan. Potensi
kreatif
industri kreatif di kota Medan sangat
merupakan sektor ekonomi yang tidak
besar. Sebagai pintu gerbang Indonesia
membutuhkan skala produksi dalam
bagian barat, Kota Medan adalah
jumlah besar. Tidak seperti industri
tersebut,
sebagian
besar
manufaktur yang berorientasi pada
[5]
kuantitas produk, industri kreatif lebih
2. Mengetahui jenis industri kreatif
bertumpu pada kualitas sumber daya
yang menjadi unggulan
manusia. Industri kreatif justru lebih
Medan.
banyak muncul dari kelompok industri kecil
menengah.
informasi
tentang
contoh,
industri kreatif yang perlu mendapat
adalah industri kreatif berupa distro
prioritas untuk di kembangkan di
yang sengaja memproduksi desain
kota
produk
Hal
mendukung pembangunan ekonomi
tersebut lebih memunculkan kesan
daerah, penciptaan dan penyerapan
eksklusifitas bagi konsumen sehingga
lapangan kerja.
dalam
Sebagai
3. Memberikan
di Kota
jumlah
kecil.
Medan
dalam
rangka
produk distro menjadi layak untuk
Industri Kreatif Definisi dan Konsep
dibeli dan bahkan dikoleksi. Hal yang
Industri kreatif didefinisikan
sama juga berlaku untuk produk
sebagai industri yang berfokus pada
garmen kreatif lainnya, seperti Dagadu
kreasi
dari Jogja atau Joger dari Bali. Kedua
kepemilikan intelektual seperti seni
industri
tidak
rupa, film dan televisi, piranti lunak,
berproduksi dalam jumlah besar namun
permainan, atau desain fesyen, dan
ekslusifitas
termasuk
kreatif
dan
tersebut
kerativitas
desain
produknya digemari konsumen.
dan
eksploitasi
layanan
kreatif
karya
antar
perusahaan seperti iklan, penerbitan,
Kajian ini difokuskan pada
dan
desain.
Pemerintah Inggris
berbagai aspek yang bertujuan untuk :
melalui Kementrian Budaya, Media,
1. Mengetahui
dan Olahraga
bagaimana
profil
Industri kreatif di Kota Medan
memberikan lingkup
industri kreatif sebagai kegiatan yang bersumber dari kreativitas, keahlian,
[6]
dan talenta individu yang berpeluang
fotografi, (8) permainan interaktif, (9)
meningkatkan
musik, (10) seni pertunjukan, (11)
kesejahteraan
dan
lapangan kerja melalui penciptaan dan
penerbitan
komersialisasi kekayaan intelektual.
layanan komputer dan piranti lunak,
Selanjutnya Howkins (2001) menemukan ekonomi
kehadiran
dan
percetakan,
(12)
(13) televisi dan radio, dan (14) riset
gelombang
danpengembangan.
kreatif setelah menyadari
Empat
belas
subsektor yang di anggap merupakan
untuk
pertama kalinya pada tahun
industri kreatif, yaitu ;
1996
karya hak
1. Periklanan
cipta Amerika
Serikat mempunyai nilai penjualan
Kegiatan kreatif yang berkaitan
ekspor
dengan kreasi dan produksi iklan
sebesar
60,18
miliar dolar
(sekitar 600 triliun rupiah) yang jauh
an
melampaui
perencanaan
seperti
ekspor sektor
otomotif,
lainnya
pertanian,
dan
antara
lain:
riset
pasar,
komunikasi
iklan,
iklan luar ruang, produksi material
pesawat.
iklan, promosi, kampanye relasi
Pemerintah Indonesia dalam
publik, tampilan iklan di media
hal ini Departemen Perdagangan RI
cetak dan elektronik.
lebih dekat dengan klasifikasi yang
2. Arsitektur
digunakan oleh Howkins (2001). Saat
Kegiatan kreatif yang berkaitan
ini sudah berhasil dipetakan 14 sektor
dengan cetak biru bangunan dan
industri
(1)
informasi produksi antara lain:
periklanan, (2) arsitektur, (3). pasar
arsitektur taman, perencanaan kota,
seni danbarang antik, (4) kerajinan, (5)
perencanaan
kreatif
antara
lain:
desain, (6) fesyen, (7) video, film, dan
[7]
biaya
konstruksi,
konservasi
bangunan
warisan,
6. Fesyen
dokumentasi lelang, dll.
Kegiatan
3. Pasar Barang Seni
dengan
kreatif kreasi
yang
desain
terkait pakaian,
Kegiatan kreatif yang berkaitan
desain
dengan kreasi dan perdagangan,
aksesoris mode lainnya, produksi
pekerjaan, produk antik dan hiasan
pakaian mode dan aksesorisnya,
melalui lelang, galeri, toko, pasar
konsultansi lini produk fesyen,
swalayan, dan internet.
serta distribusi produk fesyen.
4. Kerajinan
alas
kaki,
dan
desain
7. Film, Video & Fotografi
kegiatan kreatif yang berkaitan
Kegiatan
dengan kreasi dan distribusi produk
dengan kreasi produksi Video,
kerajinan antara lain barang
film, dan jasa fotografi, serta
kerajinan yang terbuat dari: batu
distribusi
berharga, aksesoris, pandai emas,
Termasuk didalamnya penulisan
perak, kayu, kaca, porselin, kain,
skrip, dubbing film, sinematografi,
marmer, kapur, dan besi.
sinetron, dan eksibisi film.
5. Desain Kegiatan dengan
kreatif
yang
rekaman
terkait
video,film.
8. Permainan Edukatif kreatif kreasi
interior, pengemasan,
yang
terkait
Kegiatan kreatif yang berkaitan
desain
grafis,
dengan
produk,
industri,
dan
konsultasi
kreasi,
produksi,
dan
distribusi permainan komputer dan video
identitas perusahaan.
yang
bersifat
ketangkasan, dan edukasi.
[8]
hiburan,
9. Music
majalah, tabloid, dan konten digital
Kegiatan kreatif yang berkaitan
serta kegiatan kantor berita.
dengan kreasi, produksi, distribusi,
12. Software
dan ritel rekaman suara, hak cipta
kegiatan
rekaman, promosi musik, penulis
dengan pengembangan teknologi
lirik, pencipta lagu atau musik,
informasi termasuk jasa layanan
pertunjukan musik, penyanyi, dan
komputer, pengembangan piranti
komposisi musik.
lunak, integrasi sistem, desain dan
10. Seni Pertunjukan
analisis sistem, desain arsitektur
kreatif
yang
terkait
Kegiatan kreatif yang berkaitan
piranti lunak, desain prasarana
dengan
usaha
piranti lunak & piranti keras, serta
dengan
pengembangan
yang
berkaitan konten,
desain portal.
produksi pertunjukan, pertunjukan balet,
tarian
ontemporer,
tradisional, drama,
13. Radio dan Televisi
tarian
kegiatan kreatif yang berkaitan
musik
dengan usaha kreasi, produksi dan
tradisional, musik teater, opera,
pengemasan,
termasuk tur musik etnik, desain
transmisi televisi dan radio.
dan
pembuatan
busana
Kegiatan
tata pencahayaan.
dengan
11. Penerbitan dan Percetakan kreatif
yang
dan
14. Riset dan Pengembangan
pertunjukan, tata panggung, dan
kegiatan
penyiaran,
kreatif usaha
yang
terkati
inovatif
yang
menawarkan penemuan ilmu dan terkait
teknologi dan penerapan ilmu dan
dengan dengan penulisan konten
pengetahuan
dan penerbitan buku, jurnal, koran,
perbaikan
[9]
tersebut produk
dan
untuk kreasi
produk baru, proses baru, material
penerbitan dan percetakan.
baru, alat baru, metode baru, dan teknologi
baru
yang
Pangestu
dapat
ide yang mendasari Industri kreatif
memenuhi kebutuhan pasar. Menteri
menjelaskan bahwa
diaplikasikan di Indonesia bersumber
Perdagangan Mari
Elka Pangestu mengatakan
dari tiga hal: (1). Tidak tergantung
bahwa
pada sumber daya alam yang pada
sumbangan ekonomi kreatif sekitar
suatu saat sumber daya alam akan
4,75% pada PDB 2006 (sekitar Rp
berkurang, tetapi pada pembangunan
170 triliun rupiah) dan 7% dari total
sumber daya manusia yang tidak
ekspor
Pertumbuhan
pernah akan habis (2). Peninggalan
ekonomi kreatif mencapai 7,3% pada
nenek moyang kita sebagai bangsa
2006,
dari
yang artistic, banyak buah karya
pertumbuhan ekonomi nasional sebesar
mereka yang diakui dunia seperti candi
5,6%. Sektor
juga
Borobudur
juta
kreatif orang Indonesia yang besar
4,7% total
berasal dari jumlah penduduk yang
pada
atau
2006.
lebih
tinggi
ekonomi itu
mampu menyerap sekitar tenaga
kerja
setara
penyerapan tenaga
3,7
kerja
baru.
misalnya
(3).
Potensi
banyak.
Kontributor tujuh terbesar adalah (1)
Industri Kreatif dan Pengembangan
fesyen
UMKM Unggulan
dengan
kontribusi
sebesar
(2)
Kerajinan
dengan
Industri kreatif sangat potensial
kontribusi sebesar 18,38%, dan (3)
dan penting untuk dikembangkan di
periklanan dengan kontribusi sebesar
Indonesia. Mari Elka Pangestu dalam
18,38%, (4) televisi dan radio, (5)
Konvensi
arsitektur,
Kreatif
29,85%,
(6)
musik,
dan
(7)
[ 10 ]
Pengembangan 2009-2015
Ekonomi
menyebutkan
beberapa kreatif
alasan perlu
mengapa
industri
dikembangkan
baku lokal (3). Pemasaran Produknya
di
dapat mendorong tumbuhnya kegiatan
Indonesia, antara lain : 1. Memberikan
ekonomi
kontibusi
ekonomi
(4).
Memiliki
dukungan SDM yang memadai (5).
yang signifikan 2. Menciptakan
lainnya
Memiliki kelayakan ekonomi dan iklimbisnis
yang
financial untuk tetap bertahan (6).
positif
Daya saing produk tinggi.
3. Membangun citra dan
identitas Peluang dan Tantangan Industri
bangsa Kreatif 4. Berbasis kepada sumber daya yang Perkembangan industri kreatif terbarukan tergantung kepada perubahan sikap 5. Menciptakan inovasi dan kreativitas hidup masyarakat, kemajuan ekonomi, yang
merupakan
keunggulan globalisasi dan perubahan budaya.
kompetitif suatu bangsa Perubahan
sikap
dan
perilaku
6. Memberikan dampak sosial yang berkembang sebagai akibat kemajuan positif ilmu pengetahuan dan teknologi. Pemilihan jenis industri kreatif Hal ini menjadi peluang yang yang
menjadi
unggulan
UMKM sangat besar terhadap pengembangan
mengacu
pada
Ditjen
Bangda industri kreatif. Namun jika dikaitkan
Depdagri yang dimodifikasi dengan dengan kondisi aktual Indonesia, ada penentuan Industri Kreatif
yang sejumlah tantangan yang perlu diatasi
menjadi unggulan UMKM diukur dalam
pengembangan IK dan EK
melalui indikator : (1). Penyerapan sebagai berikut: tenaga kerja lokal (2). Produksi/bahan
[ 11 ]
1. Ditinjau dari aspek budaya, bangsa Indonesia
belum
ciptaan yang baru, jangka waktu
sepenuhnya
perlindungannya
dibatasi,
dan
mengalami proses perpindahan dari
ciptaan dalam konteks tradisi. Hal
setiap tahap pembangunan, yaitu
ini disebabkan oleh karakter ciptaan
tahap agraris, industri, informasi
tradisional
dan
bersifat komunal.
saat
Bangsa
ini,
ekonomi kreatif.
Indonesia
yang
kepemilikannya
cenderung
3. Diperlukan kebijakan Pemerintah
“menjadi korban” perasaan gengsi
yang bersifat komprehensif dan
ketika
terintegrasi
muncul
sebuah fenomena
dalam
rangka
baru yang sifatnya mengglobal.
“memelihara”
Oleh karena itu, diperlukan suatu
sehingga mereka bersedia untuk
proses
tetap
pengenalan
ke
dalam
tinggal
SDM
dan
kreatif
berkarya
di
kebudayaan masyarakat Indonesia
Indonesia. Kebijakan brain drain
mengenai
yang
konsep
HKI
secara
sebenarnya
telah
lama
sistemik dan dimulai dari proses
dilakukan oleh negara-negara yang
pendidikan
lebih maju, yaitu “mencuri” SDM
kewenangan
yang
menjadi Departemen
berkualitas
Pendidikan dan Kebudayaan.
dari
negara
sedang
berkembang – termasuk Indonesia
2. Dikaitkan dengan kearifan lokal
– harus dapat dihentikan. Jika
masyarakat, akan terjadi conflict
Pemerintah
of
mempertahankan SDM kreatif (yang
interest
antara
konsep
tidak
mampu
perlindungan HKI yang dasarnya
memiliki
adalah kepemilikan yang bersifat
birokrasi akan terisi oleh para
individual, berkenaan dengan suatu
pembuat
[ 12 ]
kompetensi)
kebijakan
yang
maka
tidak
memiliki
visi
dan
8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
misi
pembangunan yang jelas. METODE PENELITIAN Lokasi penelitian ini adalah Kota Medan, dengan obyek penelitian adalah industri kreatif yang ada di Kota
Medan Polonia Medan Baru Medan Selayang Medan Sunggal Medan Helvetia Medan Petisah Medan Barat Medan Timur Medan Perjuangan Medan Tembung Medan Deli Medan Labuhan Medan Marelan Medan Belawan Total
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 105
Medan. Waktu penelitian dilaksanakan
Data dalam penelitian akan
pada bulan Oktober sampai dengan
dikumpulkan dengan beberapa metode
bulan Desember 2012.
diantaranya adalah sebagai berikut :
Data yang dikumpulkan berupa
a. Observasi, metode ini digunakan
data primer. Data primer diperoleh
sebagai salah satu piranti dengan
secara langsung kepada pelaku industri
melakukan
kreatif yang berjumlah 105 sampel.
berdasarkan
Penentuan
sampel
ditentukan
langsung
berdasarkan
wilayah
kecamatan
b. Wawancara,
pengumpulan data pengamatan
secara
melakukan
dialog
dengan jumlah sampel masing-masing
secara langsung dengan responden
kecamatan berjumlah 5 orang pelaku
untuk memperoleh informasi dari
industri kreatif. Adapun jumlah sampel
responden terpilih. Pengumpulan
berdasarkan wilayah dapat dilihat pada
data primer dilakukan berdasarkan
tabel sebagai berikut:
wawancara langsung dengan para pelaku Industri Kreatif sebagai
Tabel 1. Penentuan Sampel No 1.
Kecamatan Medan Tuntungan
2. 3. 4. 5. 6. 7.
Medan Johor Medan Amplas Medan Denai Medan Area Medan Kota Medan Maimun
Jumlah Sampel 5
pengambil keputusan/kebijakan.
5 5 5 5 5 5
c. Dokumentasi,
aktivitas
untuk
memperoleh data melalui evaluasi
[ 13 ]
pencatatan dari dokumen-dokumen yang
terdapat
pada
1. Analisis SWOT
lokasi
Analisis
penelitian.
SWOT
digunakan
untuk mengidentifikasi faktor-faktor
Penelitian
ini
menggunakan
yangdipertimbangkan sebagai penentu
analisis deskriptif eksploratif serta
strategi pengembangan industri kreatif.
SWOT
Analisis ini didasarkan pada logika
analisis
dan
Analytical
Hierarchy Process atau Proses Hierarki
yang
Analitik
kekuatan(strengths)
(AHP),
untuk
dapat
memaksimalkan dan
peluang
mengindentifikasi subsektor industri
(opportunities) suatu kegiatan umum
kreatif
analisis
secara bersamaandapat meminimalkan
program Expert Choice. Pengambilan
kelemahan (weaknesses) dan ancaman
keputusan
(threats) dan untuklebih jelasnya dapat
unggulan
dengan
dengan
multikriteria
dilakukan melalui beberapa tahapan
pada
Tabel
2
berikut
ini
:
berikut :
Tabel 2. Matrik Analisis SWOT
yang terjadi sehingga mendapatkan
2. Analisis Hirarki Proses (AHP) AHP pendekatan
merupakan yang
suatu
subsektor industri kreatif unggulan
digunakan
yang
tepat
berdasarkan analisis kebijakan yang
pengembangan
bertujuan untuk memecahkan konflik
daerah.
[ 14 ]
dan
Dalam
optimal
potensi
bagi
ekonomi
menyelesaikan
persoalan dengan menggunakan AHP ada beberapa prinsip
c. Synthesis of Priority, dari setiap
yang harus
matriks
pairwise
comparason
dipahami, diantaranya adalah:
kemudian dicariu eigen vector-nya
a. Decomposition, setelah persoalan
untuk mendapatkan local priority.
didefinisikan, dilakukan
maka dekomposisi
perlu
Prosedur
yaitu
berbeda dengan bentuk hirarki.
melakukan
memecahkan persoalan yang utuh
Pengurutan
menjadi unsur-unsur, jika ingin
menurut
mendapatakan hasil yang lebih
melalui
akurat, pemecahan juga dilakukan
priority setting.
terhadap unsur-unsurnya sampai
sintesis
elemen-elemen kepentingan sintesis
relatif
dinamankan
d. Logical Consistency, konsistensi
tidak mungkin dilakukan pemecaan
memiliki
lebih lanjut, sehingga didapatkan
adalah bahwa obyek-obyek yang
beberapa tingkatan persoalan tadi.
serupa dapat dikelompokan sesuai
b. Comparative Judgement, prinsip ini
berarti
membuat
dua
makna,
pertama
dengan keseragaman dan relevansi,
penilaian
kedua adalah tingkat hubungan
tentang kepentingan relatif dua
antara
elemen pada suatu tingkat tertentu
kriteria tertentu.
obyek
didasarkan
pada
dalam kaitannya dengan tingkat 3. Variabel yang diamati diatasnya. Hasil penilaian akan Variabel yang diamati untuk lebih baik jika disajikan dalam mengetahui scenario yang optimal bentuk matriks yang dinamakan dalam
mencari
matriks pairwise comparason. unggulan adalah:
[ 15 ]
industri
kreatif
1)
Tenaga Kerja (X1)
industri
2)
Produksi (X2)
responden.
3)
Pemasaran(X3)
kreatif
b) Penyusunan
Adapun tahapan / langkah-
yang
Hirarki,
menjadi
dilakukan
dengan mengelompokkan elemen-
langkah dalam analisis data menurut
elemen
Saaty (1993) adalah sebagai berikut:
keputusan ke dalam suatu abstraksi
a) Identifikasi
sistem
Sistem,
dilakukan
sistem
atau
hirarki
alternatif
keputusan,
dengan cara melakukan indepth
sebagaimana ditunjukkan dalam
interview dengan pelaku (pemilik)
gambar berikut:
Mencari Industri Kreatif Unggulan
S1
S2
X1
XX 2
XX 3
X11
X21
X31
S3
2
S4
S5
3
S6
S7
S8
Gambar 1. Hierarki Operasional
Dimana: X1 = Tenaga Kerja X2 = Produksi X3 = Pemasaran S1 = Sub sektor fesyhen S2 = Sub sektor design S3 = Sub sektor kerajinan S4 = Sub sektor percetakan & penerbitan
X11 = Jumlah Tenaga Kerja X21 = Volume Produksi X31 = Wilayah Pemasaran
[ 16 ]
S9
S5 = Sub sektor layanan komputer S6 = Sub sektor photographi S7 = Sub sektor radio S8 = Sub sektor barang seni S9 = Sub sektor advertising & periklanan c) Komparasi Berpasangan
pada
Dalam
penelitian
ini
Penentuan tingkat kepentingan
karakteristik
setiap
secara deskriptif dan dikelompokkan
tingkat
hirarki
atas
responden
dianalisis
pendapat dilakukan dengan teknik
berdasarkan
komparasi
(kecamatan), jumlah tenaga kerja dan
berpasangan
(pair
wilayah
usaha
comparison).
produksi.
HASIL PENELITIAN DAN
karakteristik responden tersebut, dapat
PEMBAHASAN
dilihat pada Tabel di bawah ini.
Hasil
analisis
deskriptif
Tabel 3. Deskripsi Data Industri Kreatif Berdasarkan Wilayah dan Jenis Industri Kreatif di Kota Medan Jenis Industri Kreatif No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Kecamatan
Medan Amplas Medan Area Medan Denai Medan Deli Medan Belawan Medan Baru Medan Barat Medan Marelan Medan Labuhan Medan Kota Medan Timur Medan Perjuangan Medan Tembung Medan Polonia Medan Selayang Medan Petisah Medan Johor Medan Maimun Medan Helvetia Medan Sunggal Medan Tuntungan Jumlah Persentase Terhadap Industri Kreatif
Fesyen 3 5 5 2 1 1 1 2
Design
Kerajinan
Percetakan & Penerbitan
Layanan Komputer
Photograp hi
Radio
1
1
Barang Seni
Adverti sing & Perikla nan
2 1 3 3 1 4 2 3 3 3 5 2 5 1 4
2 1 3 1 3 1 2 2 1
1 1 1 1 1
1 1
1 2
1 1
1
1
2
1 3
36
1
43
6
3
3
1
7
36%
1%
43%
6%
3%
3%
1%
7%
[ 17 ]
Berdasarkan Tabel 3. di atas diketahui bahwa jenis industri kreatif di Kota Medan,
sebesar 43% jenis
industri kreatif berusaha di bidang kerajinan dan diikuti oleh bidang Gambar 3. Industri Kreatif
fashion sebesar 36% sedangkan yang
Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja
paling kecil industri kreatif di bidang
Sesuai data tersebut di atas
design sebesar 1% dan radio 1%.
diketahui bahwa berdasarkan aspek tenaga kerja, diketahui bahwa industri kreatif sektor kerajinan merupakan industri kreatif yang paling banyak menyerap tenaga kerja yaitu sebesar 33%, selanjutnya diikuti dengan sektor fashion sebanyak 27% dan advertising
Gambar 2. Industri Kreatif
dan perikalanan sebanyak 13% dan
Berdasarkan Jenis Usaha
sektor lainnya yang masing-masing
Tabel 4. Industri Kreatif
kurang dari 10%.
Berdasarkan Tenaga Kerja No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jenis Industri Kreatif Fashion Desain Kerajinan Percetakan dan penerbitan Layanan Komputer Fotografi Radio Barang seni advertising dan periklanan Jumlah
Jumlah Tenaga Kerja 206 11 258
persentase 27% 1% 33%
63
8%
50 66 18
6% 9% 2% 0%
Tabel 5. Industri Kreatif Berdasarkan Jumlah Produksi No. 1 2 3 4 5
103 775
13% 100%
6 7 8 9
[ 18 ]
Jenis Industri Kreatif Fashion Desain Kerajinan Percetakan dan penerbitan Layanan Komputer Fotografi Radio Barang seni advertising dan
Volume Produksi 10600 11000 1823
persentase 20,64% 21,42% 4%
10800
21,03%
270 750 15400 0 706
1% 1% 30% 0% 1%
periklanan Jumlah
10
51349
Sesuai data di atas, bahwa
100%
berdasarkan jumlah produksi, diketahui industri kreatif sektor radio merupakan industri kreatif yang paling produktif yaitu sebesar 30%, selanjutnya diikuti dengan sektor design sebesar 21,42%, sektor
Gambar 4. Industri Kreatif
percetakan
sebanyak
Berdasarkan Jumlah Produksi
dan
21,03%
penerbitan
dan
fashion
sebanyak 20,64% Tabel 6. Industri Kreatif Berdasarkan Wilayah Pemasaran Antar Antar Nasional Ekspor Lokal Nasional Ekspor Propinsi Propinsi
Jenis Industri Kreatif
Lokal
Fashion
11564
2549
1254
25
56%
59%
59%
100%
Desain Kerajinan Percetakan dan penerbitan Layanan Komputer
960 5545
140 1053
0 881
0 0
5% 27%
3% 24%
0% 41%
0% 0%
565
60
0
0
3%
1%
0%
0%
360
80
0
0
2%
2%
0%
0%
Fotografi
520
230
0
0
3%
5%
0%
0%
Radio
960
140
0
0
5%
3%
0%
0%
-
-
-
-
0%
0%
0%
0%
189
97
0
0
1%
2%
0%
0%
20663
4349
2135
25
100%
100%
Barang seni advertising dan periklanan
Berdasarkan
data
yang
100% 100%
samping pemasaran lokal. Demikian
ditampilkan di atas, diketahui bahwa
juga
berdasarkan wilayah pemasarannya,
pemasarannya adalah nasional, luar
jenis industri kreatif sektor fashion
propinsi dan lokal. Sementara sektor
memiliki wilayah pemasaran yang luas
lainnya lokal dan beberapa antar
yaitu ekspor, nasional, luar propinsi di
propinsi. [ 19 ]
sektor
kerajinan,
wilayah
Gambar 5. Industri Kreatif Berdasarkan Wilayah Pemasaran
Berdasarkan analisis AHP dan dengan
Hasil analisis SWOT dalam penelitian
memperhatikan hasil analisis SWOT
ini seperti ditunjukkan pada tabel
maka
berikut.
dapat
diketahui
alternatif
unggulan industri kreatif Kota Medan. Tabel 7. Hasil Analisis SWOT Faktor Strategi Internal KEKUATAN 1. Sumber Daya Manusia - Memiliki SDM kreatif - Mandiri - Memiliki relasi yang luas - Kemampuan mempertahankan hubungan baik dengan pelanggan - Hubungan baik dengan pekerja 2. Manajemen Usaha sudah berbadan hukum dan dipimpin seorang profesional KELEMAHAN 1. Sumber Daya Manusia - Jumlah dan kualitas SDM kurang memadai - Kurangnya loyalitas, ketekunan, dan daya konsentrasi saat bekerja - Perginya SDM ke bidang usaha lain dengan upah yang lebih tinggi - Inovasi produk rendah - Mesin/alat dan peralatan (sebagian bahan baku) masih didatangkan dari Jawa 2. Permodalan - Jumlah modal masih kecil/ terbatas 3. Manajemen - Kemampuan pengelolaan pembukuan masih belum baik - Pengelolaan organisasi kurang baik karena masih terdapat beberapa kendala manajemen seperti kurangnya perencanaan dan koordinasi 4. Pemasaran
[ 20 ]
- Kurangnya kemampuan dalam memasarkan produk - Belum memiliki merek dagang Faktor Strategi Eksternal PELUANG 1. Didukung oleh banyaknya perusahaan, Perguruan Tinggi, 2. Jalur distribusi fisik seperti pasar modern dan tradisional, galeri, toko dan lainlain semakin banyak 3. Apresiasi pasar 4. Semakin terbukanya akses terhadap teknologi 5. Potensi pasar domestik masih besar dan potensi pengembangan produk yang dikemas secara kreatif untuk pasar luar negeri 6. Dukungan pemerintah dalam bentuk kebijakan dan aturan untuk pengembangan industri kreatif sudah mulai bermunculan 7. Maraknya CSR yang dapat dijadikan alternatif sebagai bentuk bantuan pembiayaan bagi industri kreatif ANCAMAN 1. Dinas Pemerintah daerah belum dapat mengoptimalkan potensi parawisata di sumatera utara 2. Lokasi industri masih jauh dari lokasi bahan bakunya 3. Model rancangan monoton 4. Kekuatan harga, mutu dan inovasi produk asing terutama RRC 5. ketimpangan kondisi TIK yang besar antar daerah 6. Belum ada skema pembiayaan yang sesuai 7. Kurangnya lambaga pembiayaan yang mau membiayai industri kreatif 8. Bahan baku masih berasal dari luar daerah sumatera utara 9. Minimnya budidaya bahan baku alternatif
Berdasarkan beberapa analisis SWOT
Strategi S-O, Strategi W-O, Strategi S-
tersebut
langkah
T dan Strategi W-T. Keempat strategi
melakukan
tersebut selanjunta dipaparkan melalui
di
atas,
selanjutnya
adalah
maka
identifikasi strategi atau kebijakan. Strategi
yang
dilakukan
tabel berikut ini.
dengan
Tabel 8. Strategi Pengembangan Industri Kreatif Strategi S-O 1. Memanfaatkan dukungan dan komitmen dari pemerintah dengan
Strategi W-O 1. Lakukan berbagai upaya dalam perbaikan kualitas SDM dengan
[ 21 ]
2.
3.
4. 5.
6.
7.
membina hubungan baik dan mengadakan kerjasama dengan pemerintah daerah ( baik dinas kopperindag, parawisata, maupun dinas instansi lainnya) Membuat business plan untuk memperluas usaha (ekspansi) dengan membuka cabang baru di daerah lain Meningkatkan citra bisnis dengan cara promosi yang memanfaatkan perkembangan IT Memperluas Link kerjasama maupun bisnis dengan daerah lain Memanfaatkan pola konsumtif masyarakat dengan membuat berbagai macam inovasi produk Mengadakan kerjasama dengan pemerintah, perguruan tinggi untuk menyelenggarakan suatu event budaya dengan mengangkat tema industri kreatif Meningkatkan kualitas produk, lebih berkreasi dalam warna, pola, model serta motif produk
2.
3.
4. 5.
6.
7. 8.
9.
Strategi S-T 1. Memberikan suatu pembinaan mental dan pengertian secara personal terhadap generasi penerus akan pentingnya kelanjutan usaha 2. Melakukan koordinasi dengan pemerintah dalam pengambilan kebijakan mengenai masuknya
cara penanaman hubungan yang penuh kekeluargaan dengan memberikan pengertian antar sesama dan membuat suatu sistem reward and punishment agar SDM lebih termotivasi untuk bekerja Memanfaatkan dukungan pemerintah untuk dapat memberikan pembinaan yang baik dari segi mental dan kualitas Lakukan inovasi dalam produk, differensiasi produk dan modifikasi produk, sehingga produk lebih bervariasi dan tersedia untuk segala segmen konsumen Melakukan berbagai upaya dalam hal penambahan modal Memanfaatkan IPTEK maupun kondisi telekomunikasi untuk memperluas pemasaran produk Meningkatkan kualitas produk, melindungi produk dan meningkatkan kepercayaan konsumen dengan mendaftarkan produk ( terkait dengan merek dan paten) Membangun hubungan antar industri terkait (cluster Industry) Membentuk komunitas industri agar dapat lebih memudahkan penyediaan bahan baku (tergabung dalam satu kelompok tertentu) Mengupayakan pembentukan suatu komunitas atau wadah komunikasi bisnis dan kompeten di bidangnya dalam bidang industri agar dapat menjadi wadah bisnis
Strategi W-T 1. Meningkatkan dan memperbaiki kualitas SDM yang ada saat in i dengan membina hubungan yang baik dengan karyawan agar tercipta loyalitas karyawan dan terbina hubungan yang penuh dengan unsur kekeluargaan.
[ 22 ]
barang-barang impor yang merusak pasar dalam negeri/lokal 3. Memperbarui hak paten dan mendaftarkan produk yang belum memiliki merek dan hak paten 4. Melakukan inovasi produk dengan mengikuti selera konsumen agar dapat menyesuaikan diri dengan modernisasi 5. Lebih mengunggulkan dan menonjolkan kekuatan budaya dan kecintaan akan pekerjaan dalam proses pembuatan produk agar menjadi produk unggulan yang memiliki keunggulan bersaing dalam menghadapi inovasi produk asing
Berdasarkan analisis
2. Melakukan berbagai upaya dengan pendekatan personal dan emosional untuk mengatasi masalah regenerasi 3. Melakukan strategi pengembangan produk 4. Mengupayakan perubahan dalam peralihan teknologi dengan mengadopsi teknologi yang baru berkembang dalam dunia perindustrian 5. Mengupayakan keunggulan produk dengan membuat produk menjadi produk yang ramah lingkungan , memiliki perpaduan warna yang unik dan diminati konsumen serta nyaman untuk dipakai 6. Mengelola manajemen perusahaan dengan baik secara profesional dan meninggalkan sistem manajemen tradisional 7. Memperbaiki sistematika pembayaran dengan tidak memperbolehkan sistem hutang terjadi lagi sehingga tidak menghambat kelangsungan usaha
SWOT
sebagai aspek yang dijudgment diberi
tersebut selanjutnya dilakukan Analisis
bobot tinggi untuk dianalisis lebih
Hirarki Proses (AHP) dengan variabel
lanjut.
tenaga kerja, produksi dan pemasaran
[ 23 ]
Model Name: Industri Kreatif
Synthesis: Summary
Synthesis with respect to: Goal: Industri Kreatif Yang Menjadi Unggulan di Kota Medan
Overall Inconsistency = ,51 Fashion Desain Kerajinan Percetakan dan Penerbitan Layanan Komputer Fotografi Radio Barang Seni Advertising dan Periklanan
,225 ,022 ,371 ,067 ,032 ,142 ,042 ,010 ,088
Gambar 6. Alternatif Unggulan Industri Kreatif
Dynamic Sensitivity for nodes below: Goal: Industri Kreatif Yang Menjadi Unggulan di Kota Medan
76,2% Tenaga Kerja
37,1% Kerajinan
4,8% Produksi
22,5% Fashion
19,0% Pemasaran
14,2% Fotografi 8,8% Advertising dan Periklanan 6,7% Percetakan dan Penerbitan 4,2% Radio 3,2% Layanan Komputer 2,2% Desain 1,0% Barang Seni
0
.1
.2
.3
.4
.5
.6
.7
.8
.9
1
0
.1
.2
.3
.4
Objectives Names Tenaga Kerja Produksi Pemasaran
Gambar 7. Alternatif Unggulan Industri Kreatif
Kinerja
keseluruhan
dari
industri
tenaga kerja, variabel produksi dan
kreatif dengan memperhatikan seluruh
variabel
variabel yang diamati yaitu variabel
ditunjukkan
[ 24 ]
pemasaran berikut
tersebut ini.
Performance Sensitivity for nodes below: Goal: Industri Kreatif Yang Menjadi Unggulan di Kota Medan
Obj%
Alt%
,40 Kerajinan
,90 ,80 ,30 ,70 ,60
Fashion ,50
,20 Fotografi
,40
Advertising dan Periklan Percetakan dan Penerbi
,30 ,10
Radio
,20
Layanan Komputer ,10
Desain
,00 Tenaga Kerja
,00 Produksi
Pemasaran
Barang Seni
OVERALL
Objectives Names Tenaga Kerja Produksi Pemasaran
Gambar 8. Kinerja Keseluruhan Industri Kreatif Sedangkan penentuan tingkat
kombinasi berpasangan dari ketiga
kepentingan pada setiap tingkat hirarki
variabel yaitu tenaga kerja, produksi
melalui teknik komparasi berpasangan
dan pemasaran secara berturut-turut
(pair comparison) dengan melakukan
ditunjukkan melalui gambar berikut.
Gradient Sensitivity for nodes below: Goal: Industri Kreatif Yang Menjadi Unggulan di Kota Medan
,40
Alt% Kerajina n
,30
Fashion ,20
Fotografi ,10
,00
Adve rtising da n Perikl Pe rce takan da n Pener Layanan Kompute r Ra dio Desa in Barang Se ni 0
.1
.2
.3
.4
.5 Tenaga Kerja
.6
.7
.8
.9
1
Objectives Names Tenaga Kerja Produksi Pemasaran
Gambar 9. Kinerja Industri Kreatif dari Aspek Tenaga Kerja
[ 25 ]
Gradient Sensitivity for nodes below: Goal: Industri Kreatif Yang Menjadi Unggulan di Kota Medan
,40
Alt%
Radio
,30
Percetakan dan Pener ,20
Desain
,10
Kera jinan Fotografi Advertising dan Perikl Barang Seni
,00
0
.1
.2
.3
.4
.5 Produksi
.6
.7
.8
.9
1
Layanan Kompute r Fashion
Objectives Names Tenaga Ker ja Produksi Pemasaran
Gambar 10. Kinerja Industri Kreatif dari Aspek Produksi
Two Dimentional Sensitivity for nodes below: Goal: Industri Kreatif Yang Menjadi Unggulan di Kota Medan
,40
Produksi
Radio ,30
Percetakan dan Pener ,20
Desain ,10
,00
,00
,10
,20 Tenaga Kerja
Kerajinan Fotografi Advertising dan Perikl Barang Seni Layanan Komputer Fashion ,40
,30
Objectives Names Tenaga Kerja Produksi Pemasaran
Gambar 11. Kinerja Industri Kreatif Dari Aspek Produksi Terhadap Tenaga Kerja Two Dimentional Sensitivity for nodes below: Goal: Industri Kreatif Yang Menjadi Unggulan di Kota Medan
,40
Pemasaran
,30
,20
Advertising dan Perikl Barang Seni Radio Fotografi Layanan Komputer Percetakan dan Pener
,10
,00
,00
,10
,20 T enaga Kerja
,30
,40
Kerajinan Desain Fashion
Objectives Names Tenaga Kerja Produksi Pemasaran
Gambar 12. Kinerja Industri Kreatif Dari Aspek Pemasaran Terhadap Tenaga Kerja
[ 26 ]
Dalam AHP variabel tenaga
jenis industri kreatif kerajinan, fashion,
kerja diukur dengan indikator jumlah
fotographi
tenaga kerja yan terserap pada industri
periklanan merupakan industri kreatif
kecil, variabel produksi diukur dengan
yang dapat diunggulkan.
indikator
volume
produksi
pada
dan
Hasil
advertising
AHP
&
menunjukkan
industri kecil dan variabel pemasaran
kinerja industri kreatif berdasarkan
diukur
aspek produksi adalah jenis industri
dengan
indikator
wilayah
pemasaran dari industri kecil tersebut.
kreatif
Hasil AHP dengan memperhatikan
penerbitan,
ketiga variabel tersebut bagi seluruh
fotographi merupakan industri kreatif
industri kreatif menunjukkan bahwa
yang dapat diunggulkan.
yang menjadi unggulan adalah : 1).
radio,
percetakan
design,
kerajinan
dan dan
Dengan menggunakan teknik
Jenis industri kreatif kerajinan, 2).
komparasi
Jenis industri kreatif fashion, 3) jenis
comparison), bila dianalisis dengan
industri fotographi, 4) Jenis industri
memperhatikan aspek produksi dan
kreatif advertisinng dan periklanan, 5)
tenaga kerja maka diketahui bahwa
Jenis industri kreatif percetakan dan
subsektor
penerbitan, 6). Jenis industri kreatif
industri kreatif yang volume produksi
radio, 7). Jenis industri kreatif layanan
paling tinggi dengan jumlah tenaga
komputer dan 8). Jenis industri kreatif
kerja yang rendah dan subsektor
design.
kerajinan merupakan industri kreatif Hasil
bahwa
AHP
kinerja
menunjukkan industri
berpasangan
radio
(pair
merupakan
jenis
yang menyerap tenaga kerja paling
kreatif
banyak
berdasarkan aspek tenaga kerja adalah
dengan
volume
produksi
kurang dari 10%. Hal ini menunjukkan
[ 27 ]
bahwa
pada
produktivitas
subsektor
kerajinan
rangka
meningkatkan
kemampuan
tenaga
kerja
belum
Karenanya
perlu
adanya
Dengan memperhatikan ketiga
perhatian terhadap seluruh aktivitas
variabel yaitu tenaga kerja, produksi
tenaga kerja pada subsektor kerajinan
dan
ini. Adanya ketimpanan antara jumlah
perbandingan antara lain; 1) subsektor
tenaga kerja dengan produktivitas kerja
fashion dan kerajinan menunjukkan
perlu
bahwa jenis industri kreatif subsektor
optimal.
dilakukan
analisis
secara diambil
mendalam
agar
dapat
kebijakan
yang
sesuai
pemasaran industri kratif.
kerajinan
dalam
dapat
subsektor
Teknik komparasi berpasangan comparison)
hasil
analisis
diunggulkan
dibandingkan subsektor fashion, 2)
penyelesaian permasalahan tersebut.
(pair
pemasaran,
fashion
dan
menunjukkan bahwa
dengan
kreatif
fotographi
jenis industri
subsektor
fashion
dapat
memperhatikan aspek pemasaran dan
diunggulkan dibandingkan subsektor
tenaga kerja maka diketahui bahwa
fotographi,
3)
seluruh jenis industri kreatif dengan
dengan
subsektor
berbagai tingkat penyerapan tenaga
menunjukkan bahwa
kerja memiliki wilayah pemasaran
kreatif
yang
diunggulkan dibandingkan subsektor
tidak
variatif.
Hal
ini
menunjukkan bahwa aspek pemasaran
subsektor
subsektor
kerajinan fotographi
jenis industri kerajinan
dapat
fotographi.
menjadi permasalahan bagi industri KESIMPULAN kreatif terutama pasar nasional dan Hasil
penelitian
yang
pasar ekspor. Karenanya perlu adanya berdasarkan kepada teori-teori yang perhatian dan perlakukan khusus dalam
[ 28 ]
mendukung
penelitian
ini,
dapat
subsektor fashion dan subsektor
disimpulkan sebagai berikut :
fotographi.
1. Berdasarkan aspek tenaga kerja, DAFTAR PUSTAKA industri
kreatif
yang
menjadi Departemen Perdagangan Republik Indonesia. 2008. “Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025 : Rencana Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 20092025”.
unggulan di Kota Medan adalah industri kreatif subsektor kerajinan, subsektor Fashion dan subsektor
Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat - Universitas Islam Indonesia. Simposium Nasional 2010: Menuju Purworejo Dinamis dan Kreatif.
Fotographi. 2. Berdasarkan industri
aspek
kreatif
yang
produksi, menjadi
Hawkins, John. 2004. “The Creatif Economyc: How People Make Money From Ideas”. Penguin Global.
unggulan di Kota Medan adalah industri kreatif subsektor radio, subsektor percetakan dan penerbitan
Pangestu, Mari Elka. 2008. “Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025”, disampaikan dalam Konvensi Pengembangan Ekonomi Kreatif 2009-2015 yang diselenggarakan pada pekan Produk Budaya Indonesia 2008, JCC, 4-8 Juni 2008.
dan subsektor design. 3. Seluruh industri kreatif yang berada di Kota Medan lemah dalam aspek pemasaran karenanya tidak terdapat industri
kreatif
yang
dapat Rencana Induk Pengembangan Pariwisata (RIPP) Purworejo. 1996
diunggulkan 4. Berdasarkan ketiga aspek (tenaga
Suparwoko. 2010. “Pengembangan Ekonomi Kreatif Sebagai Penggerak Industri Pariwisata”. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan. Universitas Islam Indonesia.Yogyakarta.
kerja, produksi dan pemasaran) industri
kreatif
yang
menjadi
unggulan di Kota Medan adalah industri kreatif subsektor kerajinan,
[ 29 ]
Vol. 8(3) Special Issue 2010-0616.
Salman, Duygu. 2010. “Rethinking of Cities, Culture and Tourism within a Creative Perspective” sebuah editorial dari PASOS,
UNDP. 2008. “Creative Economy Report 2008”.
[ 30 ]
PENGEMBANGAN SITUS BERSEJARAH KOTA CINA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SEKITARNYA UNTUK MENDORONG USAHA EKONOMI KREATIF DAN PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KOTA MEDAN Oleh: Restu (FIS Unimed)* Ikhwan Azhari (FIS Unimed) Kustoro Budiarta (FE Unimed)
Abstrak Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan untuk mengetahui potensi situs bersejarah Kota Cina sebagai objek wisata, usaha yang dapat dikembangkan untuk mewujudkan program ekonomi kreatif masyarakat sekitar, kebutuhan infrastruktur dan Informasi spasial berbasis SIG. Penelitian dilakukan dengan analisis dokumen, survey dan uji coba pelatihan kepada masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan kawasan ini mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi objek wisata dilihat dari segi keunikan dan kekhasan sebagai kawasan yang menyimpan kekayaan informasi dan benda bersejarah. Potensi ini didukung oleh kondisi lingkungan dan kemampuan masyarakat sekitar dalam pengembangan industri kreatif, sedangkan SIG dapat memberi nilai tambah dalam pengembangan kawasan ini sebagai objek wisata. Kata kunci: situs bersejarah, ekonomi kreatif, objek wisata This study is a preliminary study to investigate the potential of the historical site of Kota Cina if developed as a tourist attraction, businesses that can be developed to actualize the creative economy of the surrounding community, the needs of infrastructure and GIS-based spatial information. The study was conducted by using document analysis, surveys and training trials to the public. The results showed the region has the potential to be developed. In can be seen from the uniqueness and specificity of the area to store the wealth of information and historic objects. This potential is supported by the environmental conditions and the ability of local communities in developing creative industries, while GIS can provide added value in developing this area as a tourist attraction. Keyword: historical site, creative economy, tourist attraction
masa
PENDAHULUAN Sumatera
Utara
prasejarah
modernisasi.
memiliki
hingga
era
Keberadaan Situs-situs
sejarah berkelas dunia di Sumatera
beberapa situs berkelas dunia baik dari
[ 31 ]
Utara
sangat penting, karena situs-
situs-situs sejarah tersebut, sehingga
situs tersebut merupakan bukti otentik
masyarakat cenderung menggunakan
jejak peradaban masa lalu di Sumatera
areal situs bersejarah untuk kegiatan
Utara. Oleh karena itu situs-situs
lain yang dinilai lebih menguntungkan.
tersebut perlu dilestarikan sehingga
Situs Kota Cina sebagai salah
bisa dimanfaatkan bagi kepentingan
satu situs sejarah dianggap sebagai
ilmu pengetahuan, kebudayaan dan
salah satu situs berkelas dunia dari
kepariwisataan. Namun kondisi situssitus
sejarah
di
Sumatera
masa pra Islam di Sumatera Utara. Hal
Utara
ini
umumnya`tidak terawat, menghadapi
artefak yang berasal dari sejumlah
kerusakan akibat eksploitasi penduduk
pusat peradaban kuno khususnya China
dan pemanfaatan lahan untuk kegiatan
dan India, yang juga merefleksikan
budidaya seperti pertanian, perumahan,
kompleksitas aktivitas manusia yang
dan kegiatan penduduk lainnya.
dahulu menghuninya. Posisi sebagian
Ancaman kerusakan situs-situs sejarah
berawal
dari
dapat dilihat dari beragam jenis
wilayah Sumatera Utara khususnya
rendahnya
kawasan
pantai
timurnya
yang
apresiasi masyarakat dan pemerintah
berhadapan langsung dengan Selat
akan pentingnya keberadaan situs-situs
Malaka,
sejarah. Hal ini disebabkan masyarakat
strategis yang berperan penting sejak
dan
merasakan
lama. Kawasan Selat Malaka adalah
langsung dari keberadaan
jalur sutra melalui laut, sehingga
situs-situs sejarah tersebut. Manfaat
bandar-bandar yang terletak di kedua
langsung tersebut umumnya dinilai
sisi selat ini memainkan peran strategis
dari manfaat ekonomi dari keberadaan
sebagai
pemerintah
manfaat
tidak
[ 32 ]
merupakan
bentang
bandar-bandar
alam
niaga
internasional pada zamannya. Salah
minimnya
satu bandar internasional di kawasan
sekitar untuk menjaga, merawat dan
Selat
melestarikan peninggalan bersejarah.
Malaka
yang
tampaknya
memiliki arti penting dalam pelayaran
kepedulian
masyarakat
Di sisi lain pemerintah kota
dan perdagangan internasional di masa
menghadapi
lalu adalah Kota Cina.
masalah
dalam
pengembangan ekonomi kreatif dan
Secara administratif situs Kota
pengembangan
pariwisata
di
kota
Cina masuk dalam wilayah Desa Paya
Medan. Ekonomi kreatif mempunyai
Pasir, Kecamatan Medan Marelan,
peluang
Kota Medan. Keberadaan situs sejarah
berkembang jika industri pariwisata
Kota Cina sebagaimana halnya situs
berkembang
sejarah
peninggalan
membangkitkan aktivitas masyarakat
bersejarah berupa bangunan, benda-
daerah tujuan wisata untuk berinteraksi
benda artifisial (artefak) dan benda-
dengan pengunjung objek wisata yang
benda koleksi dokumentatif (arsip dan
makin
foto) di Kota Medan saat ini tidak
pengembangan industri pariwisata di
banyak mendapat perhatian karena
kota Medan
dianggap hanya sebagai koleksi sejarah
kendala seperti dukungan infrastruktur
yang hanya dapat digunakan untuk
dan terbatasnya objek wisata yang
kepentingan ilmu pengetahuan dan
dapat menarik perhatian pengunjung.
lainnya
dan
akademis, khususnya pengembangan
tidak
pemerintah
adanya dan
besar
dan
meningkat.
menghadapi
untuk
mampu
Sementara
berbagai
didominasi oleh rumah-rumah warga,
perhatian
berimbas
lebih
Lahan situs Kota Cina saat ini
ilmu sejarah saja. Hal ini berdampak pada
yang
yang beberapa di antaranya didirikan
pada
di atas sisa-sisa struktur bangunan bata. [ 33 ]
Menurut keterangan warga setempat
Bentuk lain pemanfaatan lahan
ramainya permukiman di situs ini
situs Kota Cina adalah sebagai tempat
terjadi setidaknya sejak awal tahun
wisata, di suatu lokasi yang dikenal
1980-an,
para
oleh warga sebagai Danau Siombak.
pendatang terutama dari bagian-bagian
Danau tersebut adalah danau buatan
padat
Bandingkan
yang terbentuk sebagai dampak dari
dengan gambaran kepadatan kawasan
aktivitas pengerukan pasir di suatu
ini pada tahun 1875 ketika Halewijn
areal yang dahulu dikenal sebagai Paya
(dalam McKinnon, 1984:9) mencatat
Pasir. Hasil pengerukan pasir di areal
bahwa
tersebut dimanfaatkan sebagai material
dengan
Kota
kampung
masuknya
Medan.
Kota kecil
Cina yang
adalah terdiri
suatu dari
timbunan
jalan
tol
yang
sepuluh rumah tangga. Ketika Edmund
menghubungkan
Edward McKinnon mulai melakukan
Tanjung Morawa, yang dibangun pada
penelitian intensif pada situs ini di
tahun 1980-an. Menurut penuturan
awal tahun 1970-an, rumah-rumah
warga
warga tampaknya masih belum terlalu
pengerukan
padat, masih banyak lahan kosong
berlangsung, para penggali acapkali
milik warga yang difungsikan sebagai
menemukan pecahan-pecahan barang-
persawahan dan perkebunan dengan
barang keramik dan tembikar, bahkan
beragam jenis tanaman antara lain
papan-papan
kelapa, pisang, dan duku. Sisa-sisa dari
merupakan bagian kapal atau perahu
kondisi tersebut masih terlihat di area
kuno. Berdasarkan informasi warga
yang dikenal oleh warga sebagai
itulah pada tahun 1989 para peneliti
Keramat Pahlawan.
dari
[ 34 ]
Kota
Pusat
Cina, pasir
kayu
Belawan-Medan-
ketika di
areal
yang
Penelitian
proses itu
diduga
Arkeologi
Nasional
dan
melakukan
EFEO
(Perancis),
sekitarnya.
ekskavasi penyelamatan
mungkin
terhadap sisa-sisa perahu kuno.
menghadapi
yang
dilakukan
paling adalah
pengembangan secara terpadu kawasan situs sebagai objek wisata dengan
Keberadaan situs bersejarah Kota Cina
Program
kendala
pengembangan
dalam
industri
kreatif
di
penyelamatan area situs dari kerusakan
kalangan masyarakat setempat yang
dan pengembangannya pada masa yang
dapat mendukung kegiatan wisata.
akan datang setidaknya akibat dari tiga
Agar
situs
bersejarah
dapat
hal. Pertama, area situs tidak dikuasai
diakses dengan baik oleh pengunjung,
oleh pemerintah tetapi secara defacto
maka pengembangan infrastruktur di
dikuasai oleh masyarakat yang makin
sekitar situs bersejarah perlu dilakukan
meningkat
Kedua,
dengan tetap menjaga keaslian dan
cenderung
keasrian lokasi situs sebagai objek
populasinya.
aktivitas
masyarakat
merusak dan melenyapkan bukti dan
wisata.
peninggalan bersejarah di area situs.
menarik bila didukung oleh kegiatan
Ketiga, perhatian masyarakat yang
ekonomi kreatif masyarakat sekitar
sangat kurang terhadap pentingnya
objek wisata berupa tersedianya barang
nilai sejarah dan nilai ekonomis area
souvenir atau barang fungsional lain
situs
ilmu
serta usaha jasa yang dibutuhkan
pengetahuan dan kegiatan ekonomi.
pengunjung objek wisata. Barang atau
Oleh
jasa
bagi
sebab
program dengan
pengembangan
itu
perlu
penyelamatan melibatkan
masyarakat
di
dilakukan area
secara
area
situs
situs
Objek
yang
menarik
wisata
ditawarkan minat
akan
lebih
akan
lebih
pengunjung
bila
penuh
berkaitan dengan objek wisata setempat
dan
dan mempunyai keunikan dan ciri yang
[ 35 ]
khas
yang
wisata
menggambarkan
setempat.
pemberdayaan khususnya kegiatan
Oleh
sebab
masyarakat dalam
ekonomi
objek
1. Bagaimanakah Potensi situs sejarah
itu
Kota Cina untuk dijadikan objek
sekitar,
wisata
menghidupkan kreatif
2. Potensi usaha apa saja yang dapat
sangat
dikembangkan untuk mewujudkan
diperlukan dalam menghidupkan objek
program
wisata setempat. Jika masyarakat dapat
masyarakat sekitar Situs Bersejarah
merasakan manfaat objek wisata bagi
Kota Cina
dirinya,
maka
dengan
sendirinya
ekonomi
kreatif
3. Kebutuhan infrastruktur apa saja
mereka akan menjaga dan merawat
yang
objek wisata tersebut, termasuk situs
pengembangan situs sejarah Kota
bersejarah yang selama ini terabaikan.
Cina sebagai objek wisata
Dengan demikian akan terjadi proses simbiosis
mutualistis
pengembangan ekonomi
kreatif
industri
dibutuhkan
untuk
4. Informasi spasial apa saja yang
antara
dapat dituangkan dalam bentuk peta
pariwisata,
situs sejarah Kota Cina berbasis SIG
masyarakat,
dan
(sistem informasi geografi)
pengembangan situs bersejarah Kota
Penelitian
Cina.
pendahuluan
ini
bertujuan untuk mencari informasi Sehubungan dengan permaslahan
awal dalam hal:
di atas, maka masalah dalam penelitian
1. Identifikasi Potensi situs sejarah
pendahuluan ini dapat dirumuskan
Kota Cina untuk dijadikan objek
sebagai berikut:
wisata 2. Identifikasi potensi usaha yang dapat dikembangkan untuk mewujudkan
[ 36 ]
program
ekonomi
kreatif
Medan beserta penduduk di wilayah
masyarakat sekitar Situs Bersejarah
tersebut. Sedangkan sampel penduduk
Kota Cina
diambil secara purposive sebanyak 120
3. Identifikasi Kebutuhan infrastruktur yang
dibutuhkan
orang untuk dilatih dalam kegiatan
untuk
industri kreatif.
pengembangan situs sejarah Kota
Variabel penelitian ini meliputi:
Cina sebagai objek wisata
1. Potensi kawasan Situs Bersejarah
4. Identifikasi Informasi spasial yang
Kota Cina menjadi objek wisata
dapat dituangkan dalam bentuk peta
2. Potensi
pengembangan
industri
situs sejarah Kota Cina berbasis SIG
kreatif di kawasan Situs Bersejarah
(sistem informasi geografi)
Kota Cina 3. Ketersediaan
pendahuluan
ini
kawasan Situs Bersejarah Kota Cina
dilakukan di kawasan Situs Bersejarah
sebagai objek wisata
Kota Cina yang terletak di Kelurahan
4. Data
Paya Pasir Kota Medan. Penelitian dilakukan September
selama sampai
3
dasar
untuk mendukung pengembangan
METODE PENELITIAN Penelitian
infrastruktur
spasial
kawasan
Situs
Bersejarah Kota Cina
(tiga)
bulan
Definisi Operasional Variabel
dengan
bulan
dalam penelitian ini adalah sebagai
November 20012.
berikut:
Populasi penelitin pendahuluan
a. Potensi kawasan Situs Bersejarah
ini adalah seluruh wilayah kawasan
Kota Cina menjadi objek wisata
Situs Bersejarah Kota Cina yang
Suatu wilayah dapat dijadikan objek
terletak di Kelurahan Paya Pasir Kota
wisata
[ 37 ]
karena
beberapa
alasan
sesuai
tujuan
kunjungan
para
b. Potensi
pengembangan
industri
wisatawan. Tujuan wisatawan dapat
kreatif di kawasan Situs Bersejarah
digolongkan dalam beberapa hal
Kota Cina
seperti untuk tujuan rekreasi yaitu
Industri kreatif yang terkait dengan
mencari suasana dan tempat yang
objek
dapat menimbulkan relaksasi, rasa
memproduksi barang dan jasa yang
nyaman,
dapat
tenang,
dan
wisata
adalah
mendukung
usaha
kegiatan
menyenangkan, tujuan petualangan
pariwisata di suatu objek wisata
fisik dan olah raga, tujuan wisata
seperti penyediaan barang souvenir
pengalaman
rohani,
dan
tujuan
dan jasa hiburan atau atraksi yang
wisata ilmu pengetahuan.
Suatu
dapat
menghibur
wisatawan.
perjalan wisata dapat mencapai
Potensi pengembangannya
salah satu atau berbagai tujuan
dilihat
tersebut dalam suatu objek wisata.
kemampuan
Hakikat
melakukan
tujuan
wisata
tersebut
dari
kemauan masyarakat
usaha
dapat dan untuk
kreatif
serta
akhirnya akan mencari kepuasan
dukungan sumberdaya yang tersedia
batin dan meninggalkan kesan yang
untuk industri kreatif tersebut.
mendalam
atas
pengalaman
c. Ketersediaan
infrastruktur
dasar
melakukan kegiatan wisata tersebut.
untuk mendukung pengembangan
Oleh karena
kawasan Situs Bersejarah Kota Cina
wilayah
untuk
itu potensi suatu dijadikan
objek
sebagai objek wisata
wisata dapat dilihat dari berbagai
Infrastruktur
parameter yang dapat memenuhi
mendukung pengembangan
tujuan wisata di atas.
kawasan
[ 38 ]
objek
dasar
wisata
untuk suatu
meliputi
jalan, lahan parkir, listrik, air bersih,
Data yang terkumpul dianalisis
serta sarana dan prasarana lain yang
secara deskriptif kualitatif
terkait dengan kebutuhan objek
didukung oleh gambar-gambar yang
wisata. Ketersediaan infrastruktur
terkait
tersebut
kegiatan penelitian.
dapat
kesesuaian
dan
dilihat
dari
dengan
objek
dengan
wisata
kemampuannya
dalam mendukung kebutuhan objek
HASIL PENELITIAN DAN
wisata.
PEMBAHASAN
d. Data
spasial
kawasan
Situs
A. Hasil Penelitian
Bersejarah Kota Cina
1. Potensi Situs Sejarah Kota Cina
Data spasial yang dibutuhkan oleh
Sebagai Objek Wisata
kawasan objek wisata meliputi batas
Berikut adalah sejumlah data
lokasi, peta jalan dan sarana di area
arkeologis yang ditemukan di situs
objek wisata, serta lokasi situs yang
Kota Cina, yang didapat melalui
akan menjadi objek yang akan
survei
dikunjungi wisatawan.
Kota
Cina
ke site museum Kota Cina PUSSIS
dan
UNIMED,
wawancara terhadap penduduk yang dijadikan sampel.
ekskavasi
warga Kota Cina yang diserahkan
dikumpulkan melalui survei di lokasi bersejarah
permukaan,
sistematis, maupun hasil temuan
Pada penelitian ini data primer
situs
dan
Sumatera
Sedangkan data
Museum Utara,
maupun
Daerah yang
masih menjadi milik warga Kota
sekunder diambil melalui studi literatur
Cina.
dan dokumen dari berbagai instansi terkait.
[ 39 ]
1) Artefak
timur pekong, sedangkan
a. Batu
yang satu lainnya rebah di sisi
barat
pekong
(1) Pilar batu granit hitam (klenteng) Cina. Benda koleksi site museum Kota ini tampaknya berfungsi Cina PUSSIS UNIMED, sebagai semacam batas bersisi 4, dengan tinggi areal tertentu, boleh jadi 91 cm, dengan sisi-sisi suatu bagian
tempat
sakral,
bawahnya mengingat di areal ini
berukuran
30
cm, pernah ditemukan 2 arca
sedangkan sisi-sisi bagian logam yang kini dijadikan atasnya berukuran 23 cm. objek Merupakan hasil temuan anggota
pemujaan
di
pekong (klenteng) Cina
masyarakat,
tersebut.
tepatnya di lahan yang (2) Fragmen batu silindrik ditanami pohon pisang di koleksi site museum Kota belakang
pekong Cina PUSSIS UNIMED,
(klenteng) Cina di situs bahan Kotacina
pada
batuan
granit
tahun kelabu
kekuningan;
2008. Saat ini masih ada diameter
atas
6
cm,
2 (dua) benda sejenis di diameter bawah 8 cm, areal yang sama, satu tinggi
tersisa
7
cm.
masih tegak berada dekat Fragmen batu sejenis juga sebatang pohon tua di sisi ditemukan di Sukanalu
[ 40 ]
(Karo) dan Lobu Tua
istimewa itu antara lain
serta
Hasang
berupa pemberian sesaji
Guillot
oleh peziarah terhadap
Bukit
(Barus). (2008:291)
benda berbahan batu ini
mengidentifikasi ini
benda
sebagai
dan benda lain berbahan
batu
logam
yang
dianggap
penggiling yang diimpor
sebagai pecahan meriam
dari
Putri Hijau. Bukan tidak
India
Selatan,
sementara
Perret
(2009:466)
tidak
istimewa masyarakat saat
memastikan fungsi dari
ini terhadap benda-benda
benda ini selain beberapa
tersebut disebabkan oleh
kemungkinan
peran
mungkin,
fungsi
perlakuan
istimewanya
di
seperti lingga, batu nisan,
masa lalu. Khusus untuk
dan batu penggilingan.
batu
Jika ditilik dari perlakuan
boleh jadi sedari dulu
istimewa
fungsinya terkait dengan
masyarakat
silindrik
terhadap artefak batu dari
aktifitas
Sukanalu
upacara
mereka “peluru”
ini
-yang
sebut
sebagai
meriam
tersebut,
religi
seperti
keagamaan,
dalam hal ini ritus Hindu
Putri
yang dibawa bersamaan
Hijau- maka benda ini
dengan
tentu memiliki nilai lebih
orang
tertentu.
pedalaman (Tanah Karo)
Perlakuan
[ 41 ]
intrusi Tamil
orangke
di masa lalu. Ditinjau dari
sebagai
morfologinya
yang
bangunan, yang asalnya
phallus
kemungkinan berasal dari
laki-laki),
India Selatan. Sementara
benda ini bisa jadi adalah
Perret (2009:466) masih
lingga, yang merupakan
ragu-ragu
salah
mengidentifikasinya
menyerupai (kemaluan
satu
perwujudan
Siwa.
fragmen
sebagai landasan pilar.
(3) Fragmen
(4) Arca
umpak
(landasan
tiang)
Dhyani
Budha
Amitaba berbahan batu
batu
koleksi site museum Kota
granit
Cina PUSSIS UNIMED,
Museum Negeri Provinsi
bahan
Sumatera Utara (no. inv.
batuan
granit
lebar 13 cm, tinggi 9,5 Permukaan
koleksi
593.1)
kelabu; panjang 15 cm,
cm.
putih
sisi
(5) Arca
Wisnu
berbahan
batu
granit
koleksi
diupam,
Museum Negeri Provinsi
sedangkan bagian atasnya
Sumatera Utara (no. inv.
telah patah. Benda sejenis
04.7/703)
bawahnya
(6) Arca
juga ditemukan di situs Lobu Hasang
koleksi
dan
Bukit
Museum Negeri Provinsi
(Barus).
Oleh
Sumatera Utara (no. inv.
Tua
04.7/703).
Guillot (2008:292) benda ini
Laksmi,
diidentifikasinya
[ 42 ]
(7) Yoni
koleksi
Museum
tampaknya
berfungsi
Negeri Provinsi Sumatera
sebagai cerat. Benda ini
Utara;
ditemukan
bentuk
bulat
di
suatu
berdiameter 56 cm, tinggi
tempat yang disebut oleh
28 cm di tengah terdapat
warga Kota Cina sebagai
lubang persegi berukuran
Keramat Pahlawan.
14 cm x 13 cm dengan
b. Bentuk lain artefak batu yang
kedalaman lubang 2 cm,
ditemukan di situs Kota Cina
terdapat
cerat
adalah manik-manik berbahan
(tempat keluar air) di
batuan setengah mulia yakni,
salah satu sisinya, bahan
kornelian. Situs-situs lain di
batuan andesit berwarna
Indonesia
kelabu.
mengandung temuan manik-
sisa-sisa
(8) Batur/landasan
yang
juga
arca
manik kornelian antara lain
koleksi Museum Negeri
adalah situs Tri Donorejo
Provinsi Sumatera Utara,
(Demak,
jawa
Tengah)
bentuk persegi berukuran
dengan
konteks
temuan
panjang 80 cm, lebar 76
berupa keramik Dinasti Tang
cm, dan tinggi 30 cm;
hingga Dinasti Sung (VII—
lingkaran
XIII M); sedangkan di situs
di
sisi
dalamnya berdiameter 60
Air
cm berkedalaman 4 cm;
konteks
di
sisinya
keramik Cina masa Dinasti
yang
Sui (589—618 M). Berikut
salah
terdapat
satu rekahan
[ 43 ]
Sugihan
(Palembang)
temuannya
berupa
adalah pemerian manik-manik
c. Logam
kornelian dari situs Kota Cina: (1) Manik-manik kerucut
ganda
(1) Arca
kornelian
Buddha
logam,
tinggi ± 12 cm. Objek ini
bersisi
hingga
kini
enam hasil ekskavasi dari
dimanfaatkan
sektor
objek
Keramat
masih sebagai
pemujaan
di
Pahlawan, warna jingga,
pekong Cina situs Kota
tembus cahaya; panjang
Cina.
1,9 cm; tebal ujung 0,5
dalam
cm; tebal tengah 1,1 cm.
samabhanga (kedua kaki
(2) Manik-manik kerucut
ganda
kornelian
tegak
bersisi
Digambarkan posisi
berdiri
sejajar),
sikap
tangan kanan tidak jelas, vitarkamudrā
enam hasil ekskavasi dari
mungkin
sektor
(memberi pengajaran atau
Keramat
Pahlawan, warna jingga,
berdebat),
tembus cahaya; panjang 1
tangan
cm; tebal ujung 0,5 cm;
pergelangan
tebal tengah 0,8 cm.
telapaknya sudah hilang.
(3) Manik-manik
sedangkan kiri
mulai hingga
kornelian
Mengenakan jubah yang
bulat hasil ekskavasi dari
memanjang mulai bahu
sektor
Keramat
kiri hingga hampir ke
Pahlawan, warna jingga,
mata kakinya. Terdapat
tembus
ushņīsha
cahaya;
berdiameter 0,9 cm.
(tonjolan)
di
bagian puncak kepalanya.
[ 44 ]
Namun,
aspek
gaya
seninya
masih
belum
dapat
menyerupai kerucut). Jika arca
ditentukan
mengingat
objek
ini
ditemukan
memang
ini
sekonteks
dengan
arca
masih dimanfaatkan dan
logam
kondisi
kemungkinan
arcanya
yang
tertutup jelaga pedupaan. (2) Arca perempuan, tinggi ± 6 cm. Objek ini hingga
Buddha tersebut, arca
ini
adalah
Tara,
salah
seorang
dewi
dalam
agama Buddha.
kini masih dimanfaatkan
(3) Mata
palu
berujung
sebagai sarana pemujaan
runcing
koleksi
site
di pekong Cina situs Kota
museum
Kota
Cina
Cina.
PUSSIS
Tangan
mungkin
Panjang 11,6 cm, lebar
sikap
pangkal 1,7 cm, lebar
(menolak
tengah ± 3 cm (karena
atau
tertutup karat yang cukup
(memberi
tebal), lebar ujung 0,6
abhayamudra bahaya) vitarkamudra
berdebat);
UNIMED.
digambarkan
dalam
pengajaran
kanan
atau
cm.
sedangkan
(4) Gumpalan
terak
besi
tangan kiri terjuntai ke
koleksi site museum Kota
sisi
pinggulnya.
Cina PUSSIS UNIMED.
dihiasi
Kondisi berkarat, panjang
Kepalanya kiritamukuta
(mahkota
[ 45 ]
11,2 cm, lebar 10 cm,
permukaan.
Ragam
jenis
tebal 4,2 cm.
benda-benda
keramik
yang
(5) Koin-koin
Cina,
yang
ditemukan antara lain terdiri
ditemukan di situs Kota
dari guci, mangkuk, piring,
Cina terdiri dari beragam
cepuk, vas, dan buli-buli.
ukuran, besaran satuan,
Temuan benda bersejarah
dan masa.
Kota Cina saat ini tersimpan di
d. Tembikar
berbagai lokasi seperti Museum
Sejumlah besar benda temikar
Negeri Sumatera Utara, Site
telah ditemukan di areal situs
Museum Kota Cina, sebagian
Kotacina,
diperoleh
masih terpendam dalam tanah,
melalui penelitian sistematis
dan beberapa benda bersejarah
maupun
berada
yang
hasil
temuan
permukaan.
Ragam
jenis
benda-benda
tembikar
yang
di
Eropa
untuk
kepentingan penelitian. 2) Museum
ditemukan antara lain terdiri
Saat ini di lokasi Situs Bersejarah
dari berbagai fragmen.
Kota Cina telah berdiri sebuah museum yang merupakan site
e. Keramik
museum Kota Cina yang dikelola Sejumlah besar benda keramik PUSSIS UNIMED. Museum ini telah ditemukan di areal situs memiliki koleksi hasil temuan Kotacina,
yang
diperoleh berbagai benda bersejarah dari
melalui penelitian sistematis Situs Kota Cina. Koleksi benda maupun
hasil
temuan
[ 46 ]
bersejarah
tersebut
dapat
lubang
penggalin
untuk
dijadikan daya tarik dari situs
menghindari
bersejarah Kota Cina. Museum
gangguan
juga menyediakan jasa informasi
Bangunan dan benda bersejarah
yang dapat menjelaskan seputar
tersebut dapat disingkap untuk
Situs
melihat wujud utuhnya, atau
Bersejarah
Kota
Cina.
kerusakan dari
dan
masyarakat.
Museum ini dilengkapi ruang
dapat
audio visual dan tempat diskusi.
permukaan
Dengan demikian museum ini
objek wisata yang menarik.
dibuat
replikanya
sehingga
di
mejadi
dapat dijadikan tempat wisata 4) Lingkungan sejarah yang sangat representatif. Lingkungan
sekitar
situs
3) Situs bersejarah Kota Cina yang dapat Sebahagian
besar
benda
peninggalan
bersejarah
masih
mendukung
objek wisata adalah keberadaan
terpendam dalam tanah di areal situs
bersejarah
Beberapa
Kota
benda
Danau Siombak yang berbatasan
Cina.
langsung dengan kawasan situ
bersejarah
bersejarah Kota Cina. Dengan
berupa candi, dinding bangunan
demikian keberadaan danau ini
dan perahu ditemukan dalam
dapat dijadikan satu kesatuan
tanah saat penduduk menggali
dalam pengembangan kawasan
sumur atau pondasi bangunan.
Kota Cina ini sebagai objek
Sebahagian benda tersebut saat
wisata.
ini masih berada di tempatnya karena
penduduk
pengembangan
menutup [ 47 ]
2. Potensi Usaha Ekonomi Kreatif
dalam setiap kegiatan yang terkait
Masyarakat
dengan pengembangan kawasan ini
di
sekitar
lokasi situs bersejarah Kota Cina
sebagai situs bersejarah.
cukup terbuka untuk menerima
umumnya
perubahan.
mulai
berpartisipasi dalam setiap kegiatan
memahami bahwa kawasan sekitar
yang dilakukan untuk memajukan
hunian mereka merupakan situs
kawasan situs bersejarah.
Mereka
Mereka
bersedia
untuk
bersejarah yang mempunyai nilai
Pada penelitian pendahuluan
penting untuk pengembangan ilmu
ini dilakukan uji coba pelatihan
pengetahuan.
semakin
industri kreatif pada masyarakat.
yakin tentang tingginya nilai lokasi
Pelatihan dilakukan untuk melihat
di
tinggal
potensi usaha kreatif yang mungkin
mereka setelah berdirinya museum
untuk dikembangkan dan melihat
yang
bagaimana antusiasme dan tingkat
Mereka
lingkungan
tempat
dikelola
Masyarakat
PUSSIS-Unimed. dan
kelurahan Paya Pasir
pemerintah
partisipasi mereka dalam mengikuti
mendukung
kegiatan pelatihan. Pelatihan yang
keberadaan museum ini terutama
diujicobakan meliputi:
setelah kunjungan beberapa pejabat
1. Pembuatan
ke museum ini, seperti Wali Kota
tembikar
replikasi
temuan tembikar Kota Cina
Medan dan anggota DPD Sumatera
2. Pemanfaatan kulit kerang untuk
Utara.
barang souvenir Kepercayaan masyarakat ini
menjadi mengajak
modal mereka
penting
3. Daur ulang sampah untuk barang
untuk
kerajinan dan kompos
berpartisipasi
4. Pembuatan batik motif Kota Cina
[ 48 ]
Hasil uji coba menunjukkan
kepuasannya mengikuti pelatihan
bahwa masyarakat cukup antusias
tersebut seperti ditunjukkan pada
mengikuti kegiatan pelatihan dan
Tabel 4.2. Tabel. 4.2. Kepuasan Mengikuti Pelatihan
berharap mereka dapat dilatih lebih intensif
agar
memperoleh Pelatihan Gerabah Souvenir Daur Ulang Batik
keterampilan yang lebih baik lagi. Dari 120 orang penduduk yang
mengikuti
menyatakan
P 14 13 18 11
KP 1 0 0 0
Jlh 30 30 30 30
Ket.: SP: Sangat puas P : Puas KP: Kurang Puas
pelatihan
minatnya
SP 15 17 12 19
sebagai Hasil
penilaian
instruktur
masing-masing
pelatihan
ditunjukkan tabel berikut berikut: untuk Tabel. 4.1. Minat Masyarakat Mengikuti Pelatihan Pelatihan Gerabah Souvenir Daur Ulang Batik
SBM 11 24 9 21
BM 14 6 18 7
KBM 5 0 3 2
menyatakan
Jlh 30 30 30 30
untuk
dalam
kegiatan
industri kreatif. Keunggulan lain yang dapat menjadi kekuatan dalam pengembangan
berminat
usaha
ekonomi
mengikuti paket pelatihan yang
kreatif di daerah ini adalah:
ditawarkan
1) Untuk
kepada
besar
dikembangkan
keterampilannya
Dari Tabel 4.1. terlihat bahwa umumnya
masyarakat
mempunyai potensi yang
Ket.: SBM : Sangat berminat BM : Berminat KBM : Kurang Berminat
penduduk
bahwa
mereka.
kerajianan
Meskipun pelatihan yang dilakukan
gerabah/
masih pada tahap pengenalan untuk
tembikar merupakan replika dari
menjajaki potensi dan bakat mereka,
tembikar
namun
kawasan situs bersejarah Kota
mereka
menyatakan
[ 49 ]
tembikar,
pembuatan model
yang ditemukan di
Cina
akan
untuk
tiruan dari motif yang ditemukan
dari
pada keramik dan tembikar di
daerah ini. Para pengunjung akan
kawasan ini, akan menjadi motif
melihat tembikar (tiruan) Kota
batik yang khas yang dapat
Cina yang berasal dari abad IX –
menarik minat pembeli.
dijadikan
menarik cenderamata
abad XI. 2) Untuk
Usaha ekonomi kreatif lain souvenir,
yang belum diujicobakan tetapi
pemanfaatan kulit kerang akan
dinilai mampu untuk dikembangkan
memberikan niai tambah dari
di sekitar kawasan situs bersejarah
limbah kulit kerang yang banyak
Kota Cina adalah:
tersedia di daerah ini.
1) Pengembangan industri hiburan
3) Untuk
kerajinan
kerajinan
sampah, memperoleh
daur
ulang
rakyat berupa kesenian melayu
penduduk
akan
lokal dalam bentuk group tari
manfaat
ganda
dan
musik
yang
dapat
berupa terpeliharanya kebersihan
dimanfaatkan untuk menghibur
lingkungan dan manfaat ekonomi
pengunjung.
dari hasil daur ulang yakni
2) Pengembangan jasa wisata air di
kompos yang dapat dijadikan
kawasan
pupuk untuk tanaman pertanian
Siombak.
perairan
danau
dan tanaman pekarangan, serta
3) Usaha makanan/jajanan lokal
industri kerajinan dengan bahan
4) Usaha cetak sablon
baku limbah plastik dan kertas.
5) Paket
4) Untuk kerajinan batik, motif
wisata
kegiatan out bonds
batik Kota Cina yang merupakan
6) Fotografi
[ 50 ]
edukasi
dan
3. Keadaan Infrastruktur
Untuk mencapai lokasi situs bersejarah Kota Cina dapat
Hasil pengamatan lapangan ditempuh
dengan
menunjukkan bahwa infrastruktur menggunakan
angkutan
dasar di lokasi situs, khususnya umum dan kendaraan pribadi. jalan dan lahan parkir masih sangat Angkutan
umum
yang
minim dan kondisi eksisting saat ini tersedia tidak sampai ke lokasi tidak dapat mendukung aktivitas situs
melainkan
hanya
wisata di daerah tersebut. Gambaran melintasi jalan umum yang umum kondisi sarana dan prasarana berjarak sekitar 1 km dari di lokasi situs bersejarah Kota Cina lokasi
situs.
Sedangkan
adalah sebagai berikut: kendaraan
pribadi
dapat
a. Prasarana Kepariwisataan mencapai lokasi situs. Prasarana
wisata
adalah Meskipun kendaraan pribadi
sumber daya alam dan sumber dapat mencapai lokasi situs daya
manusia
yang
mutlak namun jalan menuju lokasi
dibutuhkan oleh wisatawan dalam masih sangat sempit sehingga perjalanannya di daerah tujuan di beberapa ruas jalan mobil wisata seperti ; jalan, listrik, air, tidak dapat berselisih jalan telekomunikasi,
terminal, dengan
mobil
lainnya.
jembatan, dan lain sebagainya Kondisi
jalan cukup
baik
(Suwantoro, 2004). karena sebahagian diaspal dan 1)
Jalan
dan
Pengangkutan sebahagian
lagi
diperkeras
(Transportation) dengan cor beton. Kendala
[ 51 ]
utama
adalah
lebar
jalan,
terjangkau oleh sinyal seluler.
sehingga angkutan bus sangat
Siaran radio, TV, surat kabar,
sulit untuk mencapai lokasi
internet, kantor pos cukup
situs. Kondisi jembatan yang
tersedia
tersedia juga sangat sempit
3) Listrik dan Air bersih
dan kondisinya memerlukan
Jaringan listrik telah tersedia
penggantian
di area situs bersejarah Kota
karena
sebahagian pondasi jembatan
Cina.
sudah
menikmati layanan listrik di
mulai
jembatan sudah
amblas
bahagian turun
dan
tengah
rumah-rumah
sehingga
Perluasan
membentuk cekungan. Kendala
lain
yang
Penduduk
jaringan
di daerah ini.
terminal
Berbeda
area
sehingga
sangat
mengingat
kecilnya hambatan geografis
penting adalah tidak adanya dan
mereka.
dimungkinkan cukup
telah
parkir,
dengan
pengunjung
listrik,
layanan air
kesulitan untuk memakirkan
masih
minim.
mobil, apalagi bus.
penduduk
layanan bersih
Sebahagian
memanfaatkan
sumur bor karena air sumur 2) Komunikasi
(Comunication
dangkal bersifat payau. Selain
Infrastructures) Prasarana
komunikasi
itu lokasi situs bersejarah di
Kota Cina ini tidak jauh dari
lokasi situs bersejarah Kota
lokasi TPA dimana berton-ton
Cina cukup tersedia karena
sampah kota Medan dibuang
[ 52 ]
di TPA ini setiap harinya.
puskesmas, tetapi masyarakat
Limbah TPA ini mencemari
daerah
air tanah dan terbawa air
memperoleh
hujan ke perairan “paluh” di
pendidikan dan kesehatan dari
kawasan ini. Pada saat pasang
pusat layanan yang tidak jauh
naik,
dari
air
yang
tercemar
masih
dapat layanan
rumah
mereka.
berwarna pekat dan beraroma
Meskipun
kurang sedap ini masuk ke
kawasan
sungai dan anak sungai di
dikembangkan menjadi objek
daerah ini mengalir ke hulu
wisata maka pembangunan
memasuki
fasilitas
kawasan
permukiman meninggalkan
sampah
untuk sumur
untuk
emergensi
melayani di
lapangan. 5) Layanan keamanan Hasil
air
wawancara
penduduk
dengan
menunjukkan
bahwa tingkat keamanan di daerah ini cukup baik. Belum
dan
pernah terjadi kasus penting
Kesehatan Meskipun
harus
kondisi
kebutuhan
pendidikan
kesehatan
dan
sehari-hari mereka. Layanan
akan
untuk
penduduk
memanfaatkan
jika
ini
dilakukan
ke laut. Kondisi ini tidak memungkinkan
demikian,
dan
lumpur saat air kembali surut
4)
ini
yang menimbulkan perasaan di
lokasi
situs
tidak
bersejarah Kota Cina tidak
aman
(unsafe)
kalangan penduduk.
ada bangunan sekolah dan
6) Prasarana kepariwisataan
[ 53 ]
di
Prasarana ini mencakup; (a)
b. Sarana Kepariwisataan
Receptive Tourist Plan, yakni
Sarana
wisata
secara
menunjuk
pada
segala bentuk badan usaha
kuantitatif
atau
yang
jumlah sarana wisata yang haruss
untuk
disediakan, dan secara kuantitaif
kedatangan
yang menunjukkan pada mutu
wisatawan pada suatu daerah
pelayanan yang diberikan dan
tujuan wisata, (b) Recidental
yang tercermin pada kepuasan
tourist Plan, yakni semua
wisatawan
fasilitas
pelayanan.
organisasi
kegiatannya
khusus
mempersiapkan
yang
dapat
menampung kedatangan para
yang
memperoleh
1). Sarana pokok kepariwisataan,
wisatawan untuk menginap
termasuk
dan tinggal untuk sementara
kelompok ini adalah: travel
waktu di daerah tujuan wisata,
agent dan tour operator,
dan
perusahaan-perusahaan
(c)
Recreative
and
ke
dalam
Sportive Plan, yakni semua
angkutan wisata, hotel dan
fasilitas yang dapat digunakan
jenis akomodasi lainnya, bar
untuk tujuan rekreasi dan
dan restoran, serta rumah
olahraga.
makan lainnya, objek wisata,
Ketiga prasarana tersebut di
dan atraksi wisata lainnya.
atas belum tersedia di lokasi
Seluruh sarana ini adanya di
situs bersejarah Kota Cina
kota Medan, belum tersedia
karena belum menjadi objek
di lokasi situs bersejarah
wisata.
Kota Cina
[ 54 ]
2).
Sarana
pelengkap
kepariwisataan, kedalam adalah
termasuk
kelompok sarana
seperti
membelanjakan uangnya di
olah
tempat
ini
dikunjungi.
Seluruh sarana ini belum
raga
tersedia
di
lokasi
situs
lapangan
tenis,
bersejarah Kota Cina karena
golf,
kolam
belum menjadi objek wisata
lapangan
renang, permainan bowling,
4. Informasi Spasial Kawasan Situs
daerah perburuan, berlayar, berselancar,
serta
ketangkasan permainan
bola
Bersejarah Kota Cina
sarana
Informasi spasial tentang
seperti
kawasan situs bersejarah Kota Cina
sodok,
belum tersedia. Peta lokasi, batas-
Jackpot,Pachino,dan
batas area situs, peta sebaran titik-
amusement lainnya. Seluruh
titik
lokasi
penemuan
benda
sarana ini belum tersedia di
bersejarah, dan peta tentang dugaan
lokasi situs bersejarah Kota
sebaran
Cina karena belum menjadi
bersejarah yang masih terpendam
objek wisata 3).
yang
dalam
Sarana
penunjang
tersedia.
hanya mencantumkan peta manual
nigth club, steambath, dan
yang sangat tidak akurat dari segi
lain lain yang bertujuan agar
mengeluarkan
belum
bangunan
dan laporan penelitian Kota Cina
dalam kelompok ini adalah
lebih
tanah
atau
Beberapa dokumen seperti literatur
kepariwisataan, termasuk ke
wisatawan
benda
skala, ukuran
banyak
sehingga
atau
lebih
berbentuk sketsa.
[ 55 ]
dan bentuknya, tepat
masih
Keberadaan
B. Pembahasan Kawasan Kota
Cina
situs
bersejarah
berpotensi
untuk
site
museum
PUSSIS
Unimed untuk sementara
dapat
menjadi
cikal
bakal
“Museum
Kota
dikembangkan menjadi objek wisata,
dikembangkannya
terutama untuk wisata sejarah dan
Cina”
budaya. Sebagai kawasan yang banyak
representatif
menyimpan benda bersejarah yang
menampung koleksi benda bersejarah
diakui secara nasional dan dunia,
situs Kota Cina maupun menampilkan
kawasan ini merupakan salah satu dari
diorama dari reka peradaban Kota Cina
sedikit tempat yang dapat dijadikan
masa
objek
tempat
lingkungan museum yang menarik dari
edukasi yang kaya akan informasi
Museum Kota Cina akan menjadi daya
sejarah. Informasi sejarah akan lebih
tarik bagi pengunjung karena dapat
menarik minat masyarakat umum jika
memberikan fungsi rekreatif disamping
dapat
fungsi
penelitian
sekaligus
disampaikan
dalam
bahasa
populer dan disajikan dalam kemasan
yang
lalu.
lebih
besar
sehingga
Desain
utamanya
dan
sebagai
dan dapat
penataan
sarana
edukasi.
wisata. Benda-benda bersejarah dapat
Situs bersejarah Kota Cina
ditampilkan sebagaimana adanya pada
yang
situs ditemukannya benda bersejarah
bersejarah dapat dijadikan objek wisata
tersebut,
dibuatkan
lapangan dengan membangun replika
replikanya dan diletakkan pada area
bangunan di area situs maupun dengan
situs
menjadikan kegiatan ekskavasi sebagai
dapat
maupun
juga
dipajang
diruang
museum di area situs.
memendam
banyak
benda
atraksi yang menarik bagi pengunjung yang
[ 56 ]
dapat
mengamati
kegiatan
ekskavasi secara langsung (live) dari
penduduk juga cukup direspon positif,
tempat yang disediakan secara khusus.
sehingga diperkirakan penduduk secara
Kegiatan
memungkinkan
simbiosis mutualisis dapat mengambil
pengunjung dapat melihat langsung
manfaat dari pengembangan kawasan
singkapan lapisan tanah dan benda
situs bersejarah Kota Cina menjadi
bersejarah
objek
ini
yang
ditemukan
di
dalamnya.
wisata.
Penduduk
akan
memperoleh manfaat ekonomi dan
Lingkungan
sekitar
situs
situs
bersejarah
akan
dijaga
bersejarah Kota Cina juga mendukung
kelestariannya oleh penduduk karena
pengembangan kawasan ini menjadi
dapat memberikan manfaat ekonomi
objek wisata dengan adanya Danau
kepada mereka.
Siombak yang jika dikelola dengan
Kendala
utama
dalam
baik dapat menjadi destinasi kegiatan
pengembangan kawasan ini sebagai
wisata di kawasan Kota Medan bagian
objek
Utara, seperti halnya kawasan Ancol di
prasarana dan sarana kepariwisataan di
DKI Jakarta. Potensi wisata air di
daerah ini. Infrastruktur dasar yang ada
perairan
perlu
Danau
mungkin
untuk
Siombak
sangat
dikembangkan,
wisata
adalah
dikembangkan
memenuhi
penyediaan
agar
kebutuhan
dapat kegiatan
demikian juga daerah tepian danau
kepariwisataan.
yang dapat dijadikan tempat Camping
informasi spasial perlu dibuat secara
Ground, Taman Margasatwa, maupun
cermat untuk mendukung informasi
Play Ground.
sejarah tentang letak, sebaran, dan
Demikian
juga
Hasil uji coba pengembangan
formasi benda bersejarah di kawasan
usaha ekonomi kreatif di kalangan
ini. Penggunaan SIG (sistem informasi
[ 57 ]
geografis) akan sangat bermanfaat
4.
Menemukan model pengembangan
rencana
usaha ekonomi kreatif di kalangan
pengembangan kawasan ini sebagai
masyarakat sekitar situs bersejarah
objek wisata. SIG juga akan lebih
Kota Cina
untuk
mendukung
5. Mempelajari kebutuhan prasarana
menarik perhatian pengunjung, karena
dan sarana kepariwisataan yang
dapat disajikan di ruang audio visual
tepat
secara menarik dan interaktif. Oleh
karena
itu
untuk
dikembangkan
di
kawasan situs bersejarah Kota
kegiatan
Cina dari segi jumlah, kualitas dan penelitian yang lebih luas dan intensif lokasi penempatannya perlu dilakukan untuk menindaklanjuti 6.
Menghasilkan
informasi
berupa
tematik
spasial
penelitian pendahuluan ini. Penelitian peta
kawasan
lanjutan diperlukan untuk: wisata untuk situs bersejarah Kota 1.
Menggali lebih luas lagi informasi kesejarahan
kawasan
Cina
situs
bersejarah Kota Cina KESIMPULAN DAN SARAN 2.
Penelusuran dan pencatatan benda A. Kesimpulan bersejarah hasil temuan dari lokasi Kawasan situs bersejarah situs bersejarah Kota Cina Kota Cina mempunyai potensi untuk
3.
Menelaah model pengintegrasian dikembangkan menjadi objek wisata
kawasan situs bersejarah Kota
dilihat
Cina dengan lingkungan sekitar, khususnya
danau
dari segi keunikan dan
kekhasan sebagai kawasan yang
Siombak,
sebagai kesatuan kawasan objek
menyimpan kekayaan informasi dan
wisata
benda bersejarah yang sudah diakui secara nasional dan dunia. Potensi
[ 58 ]
ini
didukung
lingkungan masyarakat pengembangan
oleh
dan
kondisi
oleh sebab itu diperlukan kegiatan
kemampuan
penelitian yang lebih luas dan
sekitar industri
dalam
intensif
untuk
menindaklanjuti
kreatif.
penelitian pendahuluan ini. Hasil
Selain itu pemanfaatan teknologi
penelitian lanjutan tersebut dapat
SIG dapat memberi nilai tambah
digunakan
dalam pengembangan kawasan ini
penyusunan
sebagai objek wisata
pengembangan
sebagai
dasar
studi situs
untuk
kelayakan bersejarah
Kendala utama yang harus
Kota Cina sebagai objek wisata
diatasi adalah belum tersedianya
yang dapat mendorong munculnya
informasi spasial tentang kawasan
industri
ini, serta tidak adanya prasarana dan
sekitarnya.
kreatif
masyarakat
di
sarana kepariwisataan di lokasi ini. DAFTAR PUSTAKA
Penyediaan prasarana dan sarana memerlukan
perencanaan
Abdullah, Irwan. 2007. Pembangunan Manusia, Filosofi & Pembangunan Mariusia Yang Bermartabat. Jurnal Populasi, Nomor 18 Januari, 2007. Yogyakarta: Buletin PPK UGM.
yang
matang serta penyediaan modal yang
besar,
pembebasan
terutama lahan
dalam untuk
Abimanyu, U., & D. Sudjito. 1994. Operasionalisasi Rencana Tata Ruang Jakarta. Makalah. Jurusan Geografi FMIPA UI. Jakarta.
pembangunan dan pengembangan infrastruktur. B. Saran
Aronoff, S. 1989. Geographic Information System – A Management Perspective. WDL Publication, Ottawa, Canada.
Penelitian pendahuluan ini sesuai sifatnya masih menghasilkan informasi yang umum dan terbatas,
[ 59 ]
Groeneveldt, W.P., 1960. Historical Notes on Indonesia and Malaya Compiled From Chinese Sources. Jakarta: Bhratara.
Borden, Margareth, 1962. The Creative Mind, London: Oxford University Press. Chrisman, N. 1997. Exploring Geographic Information System. John Wiley & Sons, Inc. New York.
Howkins, Jhon. 2001. Creative Economy Make Money from Ideas. London: Penguin Books.
Chün, Feng Ch’en, 1970. Ma Huan: Ying-Yai Sheng-lan ‘The Overall Survey of The Ocean’s Shores’. London: Cambridge University Press.
Kartono, H., S. Rahardjo & I M. Sandy. 1989. Esensi Pembangunan Wilayah dan Penggunan Tanah Berencana. Jurusan Geografi FMIPA UI, Depok.
Connyer, A.L 1990.Development Planning Lessons of Experience.Baltimore: Jhon Hopkins Press.
Koentjaraningrat dan Emmersen. 1990. Aspek Manusia dalam Penelitian Masyarakat Jakarta: Gramedia.
Cortesao, Armando, 1967. The Suma Oriental of Tome Pires and The Book of Fransisco Rodrigues. Nendela/Lichtenstein: Kraus Reprint Limited
Koentowijoyo 1999.Budaya dan Masyarakat.Yogyakarta: Tiara Waca-na Yogya. Korten, M. 1995. Education and Participation Development.New York: Princeton University Press.
Dusseldorp, van DBWM. 1989. Popular Participan in Decision Making for Development. New York: UN Publication. ESRI. 1990. Understanding GIS: The Arc Info Method. Redlands, CA: Environmental System Research Institute.
Lubis, Mochtar. 1970. Manusia Indonesia. Jakarta: Penerbit Idayu. Narayana, Deepa. 2002. Voices of the Poor: Can Everyone Hear Us? New York: Oxford University Press
Fishbein, Marten & Ijek Ajzen. 1980. The Reasoned Action Theory. London: Zed Book.
Nisa, Jakiatin. 2007. StudiKelayakan Perkebunan TehGunung Mas Bogor Sebagai Daerah TujuanWisata di Jawa Barat.Skripsi: JurusanPendidikanGeografi UPI Bandung.
Florida, Richard. 2003. The Rise of The Creative Class: And how itsTransforming Work, Leisure, Community and Everyday Life. Basic Books Publisher.
[ 60 ]
Paryono, P. 1994. Sistem Informasi Geografis. Penerbit Andi Offset. Yogyakarta.
Suwantoro, Gamal. 2004. DasarDasarPariwisata. Yogyakarta: ANDI
Prahasta, E. 2001. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Penerbit Informatika. Bandung.
Y. Slamet 1990. Konsep-konsep Dasar Partisipasi Sosial Yogyakarta: PAU-Studi Sosial.
Roothmann, K. 1990. Understanding in Attitude and Predicting Behaviour. New Jersey: Prentice Hall.
Yoeti, Oka A, dkk. 2006. Pariwisata Budaya Masalah dan Solusinya. Bandung: Angkasa Yoeti, Oka A. 1996. Pengantar llmu Pariwisata.Bandung: Angkasa
Sujatmoko. 1983. Dimensi Manusia dalam Pembangunan Jakarta: LP3ES
[ 61 ]
KAJIAN KESESUAIAN PENEMPATAN KERJA TERHADAP LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PRESTASI PEGAWAI
Isfenti Sadalia (FE USU) Kustoro Budiarta (FE UNIMED) Ahmad Hidayat (FE UNIMED) Abstrak Prestasi kerja pegawai senantiasa harus ditingkatkan sesuai dengan program penempatan kerja yang sudah dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor ketepatan penempatan dalam jabatan yang terdiri dari kesesuaian pengetahuan, kesesuaian keterampilan, kesesuaian sikap, pengalaman kerja, dan penguasaan teknologi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi kerja pegawai. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang bekerja di Pemerintah Kota Medan sebanyak 8.735 orang, sampel penelitian sebesar 5% dari populasi tersebut yakni 427 orang yang diambil secara stratified random sampling. Data penelitian dikumpulkan menggunakan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistic deskriptif sedangkan uji hipotesis menggunakan uji t dan uji F. Hasil analisis perbandingan berdasarkan jenis kelamin dan faktor usia menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang nyata dari pegawai negeri sipil Pemerintah Kota Medan terhadap kesesuaian pengetahuan, kesesuaian keterampilan, kesesuaian sikap, pengalaman kerja, penguasaan teknologi, dan prestasi kerja. Hasil analisis perbandingan berdasarkan faktor golongan, masa kerja, dan jumlah sertifikat yang dimiliki menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata dari pegawai negeri sipil Pemerintah Kota Medan terhadap kesesuaian pengetahuan, kesesuaian keterampilan, kesesuaian sikap, pengalaman kerja, penguasaan teknologi, dan prestasi kerja. Hasil analisis perbandingan berdasarkan pendidikan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata dari pegawai negeri sipil Pemerintah Kota Medan terhadap kesesuaian pengetahuan, kesesuaian keterampilan, kesesuaian sikap, pengalaman kerja, penguasaan teknologi, dan prestasi kerja. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial dan simultan kesesuaian pengetahuan, kesesuaian sikap, pengalaman kerja, dan penguasaan teknologi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi kerja pegawai negeri sipil Pemerintah Kota Medan, sedangkan kesesuaian keterampilan tidak mempunyai pengaruh terhadap prestasi kerja pegawai negeri sipil Pemerintah Kota Medan. Kata kunci : Penempatan kerja, pendidikan, dan prestasi pegawai.
[ 62 ]
Abstrack
Employee work performance continues to be improved in accordance with job placement program that has been done. This study was conducted to determine the factors in the placement accuracy of positions consisting of conformity of knowledge, skills appropriateness, suitability attitude, work experience, and mastery of technology has a significant influence on employee job performance. The population in this study were all employees who work in the City field as much as 8,735 people, the study sample of 5% of the population of the 427 people taken by stratified random sampling. Data were collected using questionnaires. The data analysis technique used is the descriptive statistics while the hypothesis test using the t test and F test. Comparative analysis of results by sex and age showed no significant differences from civil servants Medan City Government of the appropriateness of knowledge, skills appropriateness, suitability attitude, work experience, mastery of technology, and job performance. Results of factor analysis based comparison group, years of service, and the number of certificates held shows that there is a marked difference from the civil servants of the appropriateness of Medan City Government of knowledge, skills appropriateness, suitability attitude, work experience, mastery of technology, and job performance. Results of comparative analysis is based education indicate that there are significant differences within the civil government of the appropriateness of Medan knowledge, skills appropriateness, suitability attitude, work experience, mastery of technology, and job performance. Results of this study indicate that partial and simultaneous knowledge suitability, suitability attitude, work experience, and mastery of technology has a significant influence on the performance of civil servants working Medan City Government, while conformity skill has no effect on performance of the civil servants Medan City Government. Key word : Job placement, education, and employee performance.
berkaitan
PENDAHULUAN Dinamika kerja dan birokrasi pemerintahan
dewasa
ini,
mengalami
pembenahan
berbagai
aspek
pemerintahan,
manajemen
sumberdaya manusia. Saat ini dunia
telah
kerja
dalam
semakin
menuntut
adanya
pelayanan prima kepada masyarakat
manajemen
khususnya
dengan
dan juga semakin kompetitif dalam
yang
pengembangan manajemen organisasi
[ 63 ]
dan turut serta pada pelaksanaan
ditempatkan pada posisinya masing-
manajemen
modern.
masing. Hal ini erat hubungannya
moderen
dengan
kerja
Karakteristik dunia kerja
adalah memperlihatkan kinerja
kinerja
pegawai
dalam
yang
memberikan pelayanan yang terbaik
sesuai dengan dinamika kerja yang
pada perusahaan dan pemakai jasa.
terus mengalami perubahan dinamis
Selain itu tujuan penempatan pegawai
dan statis dalam mencapai tujuan
ini adalah untuk menempatkan orang
organisasi.
yang tepat dan jabatan yang sesuai
Kebutuhan manusia
yang
dinamika
kerja
membutuhkan manusia
sumberdaya potensial modren
adanya
sebagai
dengan minat dan kemampuannya,
dalam saat
sehingga sumber daya manusia yang
ini,
ada menjadi produktif. Penempatan
sumberdaya
pegawai mengandung arti pemberian
pegawai
yang
tugas tertentu kepada pekerja agar ia
memiliki kemampuan handal, mandiri,
mempunyai kedudukan yang paling
dan profesional dalam mengemban
baik
tugas pokok dan fungsinya sebagai
didasarkan pada rekruitmen, kualifikasi
pegawai negeri yang memiliki dedikasi
pegawai
dan etos kerja yang tinggi sesuai
Penempatan yang tepat merupakan
dengan
cara
kompetensi
kerja
untuk
menunjukkan prestasi kerja optimal.
jasa
langsung
antara
terdapat
dan
sesuai
kebutuhan
untuk
dengan
pribadi.
mengoptimalkan
keterampilan
menuju
prestasi kerja bagi pegawai itu sendiri.
hubungan
perusahaan
paling
kemampuan,
Bagi perusahaan yang bergerak dibidang
dan
Hal ini merupakan bagian dari
dan
proses
pemakaian jasa, melalui Pegawai yang
(employer
[ 64 ]
pengembangan development)
pegawai dengan
demikian
pelaksanaanya
memperhatikan (kesesuaian
harus
prinsip
antara
otonomi daerah, yang secara langsung
efesiensi
keahlian
atau
yang
tidak
peranan
langsung
yang
memainkan
strategis
dalam
dipersyaratkan dengan dimiliki oleh
pengambilan kebijakan-kebijakan yang
pegawai) sebagaimana yang ditulis
berkenaan dengan tujuan organisasi.
oleh Milkovich dan Boudreau (1994)
Peningkatan
sebagai
optimal
berikut
:
oleh
karena
prestasi
bagi
kerja
secara
pegawai
negeri
Medan
tidaklah
penempatan pegawai dari dalam dan
Pemerintah
orientasi
mudah untuk diaplikasikan secara
/
dipusatkan
pelatihan pada
Pegawai
pengembangan
Kota
utuh.
pegawai yang ada secara ajeg, mereka
Hal tersebut diakibatkan oleh
harus memelihara keseimbangan antara
adanya kendala eksternal dan internal
perhatian organisasi terhadap efesiensi
pada tugas pokok dan fungsi pegawai
yaitu kesesuaian optimal antara skill
yang
dan tuntutan serta dengan keadilan
berbagai pembenahan dan perbaikan
yaitu melalui persepsi bahwa kegiatan
terhadap kualitas sumberdaya manusia
tersebut
dari
adalah
adil,
sah
dan
memberikan kesempatan merata. Sehubungan
terjadi
pegawai
dalam
melaksanakan
tersebut,
khususnya
dalam kesesuaian penempatan kerja
dengan
hal
dan latar belakang pendidikan terhadap
terdapat
suatu
prestasi kerja pegawai. Kendala utama
fenomena yang perlu dicermati secara
yang perlu dibenahi, diperbaiki dan
seksama, mengenai keberadan pegawai
ditingkatkan dalam pelaksanaan tugas
negeri Pemerintah Kota Medan dalam
pokok
keterlibatannya
peningkatan
tersebut
di
atas,
sebagai pelaksana
[ 65 ]
dan fungsi pegawai adalah
pengetahuan,keterampilan,
faktor
pengalaman kerja serta penguasaan
kelangsungan
teknologi.
Manajer tenaga kerja profesional harus
Tujuan penelitian ini adalah
bisa
sebagai berikut : a. Untuk
berpengaruh
melihat
hidup
terhadap
perusahaan.
karakteristik
dan
kualifikasi yang dimiliki para tenaga
mengetahui
ketepatan
yang
kerja yang akan ditempatkan dalam
faktor-faktor
penempatan
dalam
suatu tugas atau pekerjaan tertentu.
jabatan yang terdiri dari kesesuaian
Oleh
pengetahuan,
menempatkan tenaga kerja ditempat
keterampilan,
kesesuaian kesesuaian
sikap,
karena
sebelum
harus
bekerja,
perlu
pengalaman kerja, dan penguasaan
dipertimbangkan
beberapa
faktor
teknologi
antara lain :
mempunyai
mereka
itu,
pengaruh
yang signifikan terhadap prestasi
1. Keahlian, merupakan kesanggupan,
kerja pegawai
kecakapan
seseorang
untuk
b. Untuk mengetahui Faktor mana
melaksanakan tugas dan pekerjan
yang paling dominan pengaruhnya
yang dibebankan kepadanya. Setiap
terhadap prestasi kerja pegawai.
pekerjaan menuntut pengetahuan, keterampilan dan sikap tertentu.
Faktor-Faktor Yang 2.
Keterampilan,
merupakan
Dipertimbangkan Dalam kemampuan dan penguasaan teknis Penempatan Tenaga Kerja operasional
mengenai
bidang
Untuk tenaga kerja yang lulus tertentu, yang bersifat kekaryaan. seleksi, manajer sumber daya manusia Keterampilan harus
mempertimbangkan
diperoleh
beberapa proses belajar dan berlatih.
[ 66 ]
melalui
3.
Kualifikasi,
keahlian
yang
bagian penempatan tenaga kerja, baik
diperlukan untuk menduduki suatu
yang
jabatan
pertimbangan
tertentu.
Persyaratan
telah
diambil
berdasarkan
rasional
maupun
kualitas minimum orang yang bisa
obyektif. Pertimbangan rasional dalam
diterima agar dapat menjalankan
pengambilan
satu
menempatkan
jabatan
dengan
baik
dan
kompeten.
keputusan tenaga
pengambilan didasarkan
untuk
kerja,
keputusan atas
baik yang
fakta
keterangan
yang
dianggap
Prosedur Penempatan Tenaga Kerja maupun
data
Setiap kegiatan memerlukan respresentatip. Artinya, pengambilan tahapan yang harus dilalui dalam keputusan dalam penempatan tenaga pelaksanaannya.
Tahapan
tersebut kerja tersebut atas dasar hasil seleksi
harus dilaksanakan tahap demi tahap yang telah dilakukan oleh manajer (step by step) tanpa meninggalkan tenaga kerja. prinsip
dan
azas
yang
Pertimbangan obyek
berlaku. ilmiah
berdasarkan
data
dan
Prosedur penempatan tenaga kerja keterangan
tentang
pribadi
tenaga
merupakan urutan untuk menempatkan kerja, baik atas dasar referensi dari tenaga kerja yang tepat pada posisi seseorang maupun atas hasil seleksi yang tepat (the right man on the right tenaga kerja yang pelaksanaannya place). Prosedur penempatan karyawan tanpa
mengesampingkan
metode-
yang diambil merupakan bagian dari metode ilmiah. Pelamar yang lulus pengambilan
keputusan
(decision seleksi harus segera diberi informasi,
making) yang dilakukan oleh manajer begitu juga bagian penempatan tenaga sumberdayamanusia
,
khususnya kerja
[ 67 ]
perlu
mengetahui
agar
dikondisikan
dengan
keadaan
variabel
perusahaan sehingga tenaga kerja dapat
yang berpengaruh terhadap
prilaku dan prestasi.
ditempatkan berdasarkan kualifikasi
Menurut
yang bersangkutan.
Mitslee
dalam
Cahyono (1999, hal 119), pada Jurnal of
Human
Resource,
menyatakan
Pengalaman Kerja bahwa pengalaman kerja bagi individu Pengalaman
kerja
yang sumberdaya
manusia
ditentukan
dimiliki oleh individu sumberdaya berdasarkan masa kerja, kesenioran, manusia
sangat
mempengaruhi jabatan kerja dan kepemimpinannya.
aktivitas
kerjanya.
Makin Teori Mc Gregor , menyatakan bahwa
berpengalaman
dalam
menjalankan pengalaman adalah guru yang paling
tugas pokoknya, maka makin mudah behaga. Interpretasi tersebut didasari dalam
memberikan
kecepatan, banyaknya permasalahan yang dapat
kemudahan,
ketepatan
dan dipecahkan, tidak terlepas dari peranan
keterpaduan
dalam
memberikan pengalaman
pelayanan.
yang menuntun untuk
Tentu ini berbeda dari mampu
masing-masing individu
mengatasi
permasalahan
sumberdaya tersebut.
manusia tanpa memiliki pengalaman Menurut kerja.
Unsur
yang
Joseph
dalam
menentukan Handayani (2002,hal 241), pada jurnal
pengalaman kerja yang dikembangkan Human Resource menyatakan bahwa selama ini meningkatkan pencapaian peningkatan kualitas tujuan organisasi.
Gibson dkk (1996, manusia
hal
54),
sumberdaya
menyebutkan
banyak
dipengaruhi
oleh
bahwa pengalaman kerja seseorang pegawai.
pengalaman kerja adalah salah satu Mustahil pegaai atau karyawan dapat
[ 68 ]
berkualitas masih
apabila masa kerjanya
menjadi inovasi bagi perkembangan
baru, masih junior, belum
mempunyai
posisi jabatan strategis
dan
memiliki
belum
dunia pendidikan dan teknologi. Suaib (2000, hal 14-15) dalam
kemampuan
bukunya
dalam memimpin suatu organisasi.
mengenai
sumberdaya
pengembangan
manusia,
menjaddikan
salah satu pilar kemajuan suatu bangsa Penguasaan Teknologi bertumpu pada teknologi. Suatu bangsa Teknologi
merupakan
suatu yang mampu menguasai teknologi,
kesatuan yang integral
di dalam maka akan menjadi bangsa yang maju
menciptakan
kualitas
sumberdaya dan berkembang. Ini
manusia.
Pentingnya
diakibatkan
menguasai karena penguasaan sarana kemajuan,
transformasi
terlepas dari indikator mampu melakukan suatu peralihan
teknologi berupa sarana kemajuan, transformasi teknologi dengan akses transformasi
(pemindahan
suatu cepat, menjadi aset bagi yang memiliki
perubahan yang maju), aset dalam teknologi serta menjadi inovasi bagi pencapaian tujuan dan inovasi dalam pengembang
teknologi
dalam
kemajuan. Intinya yaitu menekankan melakukan bahwa
berbagai
rekayasa
teknologi merupakan suatu teknologi guna menghadapi berbagai
sarana
dalam
memajukan
kualitas persaingan kompetitif.
sumberdaya manusia, sesuai dengan kemampuan melakukan transformasi
Prestasi kerja
teknologi (alih teknologi modern), yang
menjai aset investasi individu
hasil
yang mampu menguasai IPTEK dan
Prestasi kerja
merujuk pada
kerja
dicapai
yang
oleh
seseorang. Hasibuan (1991, hal 105),
[ 69 ]
prestasi kerja adalah hasil kerja yang
komunikasi yang terbuka. Penilaian
dicapai seseorang dalam melaksanakan
Prestasi Keja.
tugas-tugas
yang
kepadanya
yang
kecakapan,
dibebankan
didasarkan
pengalaman
Menurut Mangkunegara (2001,
atas
hal 62), pengertian penilaian prestasi
dan
kerja
adalah suaru proses yang
kesungguhan setiap waktu. Pengertian
digunakan pimpinan untuk mentukan
lain yang dikemukakan oleh Simamora
eseorang
(1997,
pekerjaannya
hal
pengertian sebagai
485),
tentang sesuatu
memberikan
pegawai sesuai
melakukan dengan
yang
prestasi
kerja
dimaksud. Pretasi kerja adalah hasil
yang
dapat
kerja
secara kuantitas dan kualitas
didayagunakan untuk mempromosikan
yang dicapai oleh seseorang pegawai
beranneka rupa tujuan dan sasaran
dalam melaksanakan tugasnya sesuai
manajemen yang secara sistematis
dengan tanggungjawab yang diberikan
mendoorong tingkat kinerja karyawan
kepadanya. Penilaian prestasi kerja
dalam mencapai tujuan organisasi. Hal
scara
ini
bedasarkan
dikemukakan
bahwa
penilaian
konkrit
untuk
pegawai
penilaian
pimpinan.
memberikan
penilaian
prestasi kerja dapat dilakukan dengan
Pimpinan
beberapa karakteristik yaitu hal yang
kepada
berkaitan
kecakapan, ketepatan dan pengetahuan
dengan
pengharapan perilaku,
kerja,
snsitivitas,
pekerjaan, fokus
pada
pegawai
sesuai
dengan
pegawai mengenai dunia keja.
standarisasi, Hipotesis
sokongan manajemen dan karyawan, a. Ketepatan keandalan
dan
validitas,
penempatan dalam
serta jabatan yang terdiri dari kesesuaian
[ 70 ]
pengetahuan, keterampilan,
kesesuaian kesesuaian
Data dalam penelitian akan
sikap,
dikumpulkan dengan beberapa metode
pengalaman kerja, dan penguasaan
diantaranya adalah sebagai berikut :
teknologi
a.
mempunyai
pengaruh
Observasi:
yang signifikan terhadap prestasi
digunakan
kerja pegawai.
piranti
b. Variabel kesesuaian pengetahuan
yaitu
metode
ini
sebagai salah satu dengan
melakukan
pengumpulan
data
merupakan variabel lebih dominan
pengamatan
secara
pengaruhnya terhadap prestasi kerja
pengaruh
pegawai.
prestasi kerja.
berdasarkan langsung
kompetensi
b. Wawancara:
terhadap
yaitu melakukan
METODOLOGI PENELITIAN dialog secara langsung
dengan
Lokasi penelitian ini adalah responden Pemerintah
Kota
Medan,
untuk
memperoleh
dengan informasi dari responden terpilih.
waktu penelitian berlangsung pada c.
Kuesioner:
Yaitu
teknik
bulan Oktober sampai dengan bulan pengumpulan data yang dipakai Desember
2012.
Populasi
dalam untuk mengumpulkan data primer.
penelitian ini adalah seluruh pegawai d. Dokumentasi:
adalah
aktivitas
yang bekerja di Pemko Kota Medan untuk memperoleh data melalui sebanyak 8.735 orang, maka sampel evaluasi pencatatan dari dokumendalam penelitian sebanyak 5% dari dokumen yang terdapat pada lokasi populasi tersebut sebanyak 427 orang, penelitian. dengan teknik pengambilan sampel Data
yang
berhasil
secara stratified random sampling. dikumpulkan menggunakan kuesioner,
[ 71 ]
dianalisis
menggunakan
statistik
secara deskriptif dan dikelompokkan
deskriptif. Sedangkan untuk menguji
berdasarkan
hipotesis dilakukan dengan uji t dan uji
golongan, masa kerja, dan kepemilikan
F.
sertifikat.
jenis
Hasil
kelamin,
analisis
usia,
deskriptif
karakteristik responden dapat dilihat di HASIL DAN PEMBAHASAN bawah ini. Karakteristik Responden Dalam karakteristik
penelitian responden
Jenis Kelamin Lengkap Tidak Lengkap Jumlah
ini
dianalisis
Tabel 1. Karakteristik Responden Usia Golongan Jabatan Masa kerja
Sertifikat Pengisian Kuesione r 301 333
319
317
284
126
334
20
22
55
213
5
38
6
339
339
339
339
339
339
339
Tabel 2. Statistik Jenis Kelamin Kelamin
Frekuensi
Persentase
Laki-laki
208
65%
Perempuan
110
34%
Jumlah
319
100%
26 - 30
10
3,15%
31 – 35
23
7,26%
36 – 40
25
7,89%
41 – 45
71
22,40%
46 – 50
90
28,39%
> 50 tahun
90
28,39%
Jumlah
317
100%
Gambar 1. Jenis Kelamin Tabel 3. Satistik Usia Usia
Frekuensi
Persentase
< 20 tahun
1
0,32%
21 – 25
7
2,21%
Gambar 2. Usia
[ 72 ]
Tabel 4. Statistik Golongan Golongan
Frekuensi
Persentase
2C
1
0,35%
3A
5
1,76%
3B
14
4,93%
3C
87
30,63%
3D
116
40,85%
4A
46
16,20%
4B
12
4,23%
Jumlah
284
100%
Tabel 6. Statistik Kepemilikan Sertifikat Jumlah Sertifikat
Frekuensi
Persentase
Tdk. Ada
38
11,21%
1
35
10,32%
2
31
9,14%
3
71
20,94%
4
55
16,22%
5
46
13,57%
>5
63
18,58%
Jumlah
339
100%
Gambar 3. Golongan Gambar 5. Kepemilikan Serifikat
Tabel 5. Statistik Masa Kerja
Deskripsi Data
Masa Kerja
Frekuensi
Persentase
< 4 tahum
5
1,50%
5–8
11
3,29%
9 – 12
24
7,19%
13 – 16
44
13,17%
17 – 20
75
22,46%
20 – 24
89
26,65%
> 24 tahun
86
25,75%
Jumlah
334
100%
Berikut ini akan dipaparkan deskriptif data berdasarkan jumlah kuesioner yang telah dikumpulkan dan data yang layak untuk dianalisis. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak
425
responden.
Jumlah
kuesioner yang terkumpul sebanyak 339 dan dari jumlah tersebut yang Gambar 4. Masa Kerja
layak untu dianalisis sebanyak 333. Data tingkat ketercapaian untuk setiap
[ 73 ]
variabel dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 7. Tingkat Ketercapaian Variabel Skor Ketercapaian
No. 1.
Kesesuaian Pengetahuan
13433
80,68%
2. 3. 4. 5. 6.
Kesesuaian Ketrampilan Kesesuaian Sikap Pengalaman Kerja Penguaasan Teknologi Prestasi Kerja
12776 13268 13145 11722 13168
76,73% 79,69% 78,95% 70,40% 79,09%
Kategori Sangat Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
Gambar 6. Tingkat Ketercapaian
atas,
Berdasarkan data tersebut di
rendah diantara variabel yang diukur
diketahui
yaitu
bahwa
kesesuaian
sebesar
11722
dengan
pengetahuan memiliki skor yang paling
ketercapaian
tinggi yaitu sebesar 13433 dengan
Tinggi. Artinya bahwa dari sebanyak
ketercapaian
333
80,68% pada kategori
sampel
70,40% pada kategori
penelitian,
70,40%
sangat tinggi. Artinya bahwa dari
memiliki penguasaan teknologi yang
sebanyak
tinggi.
333
sampel
penelitian,
80,68% memiliki pengetahuan yang
Deskripsi data penelitian yang
sangat tinggi. Sedangkan penguasaan
mengungkapkan
teknologi memiliki skor yang paling
variabel berdasarkan indikator yang
[ 74 ]
perbedaan
antar
dijabarkan
dalam
karakteristik Analisis Faktor Jenis Kelamin
responden dianalisi secara deskriptif Dari menggunakan
analisi
kuesioner
sebanyak
339,
multi sebanyak 317 responden mengisi item
perbandingan. Dalam analisis multi jenis kelamin dan 22 orang tidak perbandingan ini, jumlah sampel yang mengisi. Dari jumlah tersebut setelah digunakan disesuaikan dengan jumlah dilakukan verifikasi data, terjaring 313 data yang layak untuk dianalisis. Hasil responden
yang
mengisi
lengkap
analisis deskriptif multi perbandingan kuesioner. Hasil analisis data terlihat dari seluruh variabel adalah sebagai pada tabel di bawah ini : berikut.
Variabel A B C D E F
Tabel 8. Tes Homogenitas Levene Statistic df1 df2 0,0021 1 311 2,3887 1 311 0,2060 1 311 1,0979 1 311 2,4043 1 311 0,7482 1 311
Sig. 0,96 0,12 0,65 0,30 0,12 0,39
Dari tabel tersebut terlihat bahwa probabilitas semua variabel diatas 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa semua variabel dapat dalakukan analisis lebih lanjut.
A B C D E F
Tabel 10. Analisis Varian Mean Sum of Squares df Square 12,1189 1 12,1189 13,1590 1 13,1590 13,6671 1 13,6671 1,3296 1 1,3296 102,5745 1 102,5745 11,6666 1 11,6666
Berdasarkan
hasil
analisis
keenam
tersebut di atas, diketahui bahwa
F
Sig.
0,37 0,48 0,46 0,04 2,71 0,34
0,55 0,49 0,50 0,84 0,10 0,56
variabel
memiliki
nilai
signifikansi di atas 0,05. Dengan
[ 75 ]
demikian dapat
dinyatakan bahwa
verifikasi data, terjaring 311 responden
berdasarkan faktor jenis kelamin, tidak
yang
ada perbedaan yang nyata.
Namun demikian, data yang diolah
Analisis Faktor Usia
sebanyak 310, satu responden yang
mengisi
lengkap
kuesioner.
Dari kuesioner sebanyak 339,
usianya dibawah 20 tahun. Hasil
sebanyak 319 responden mengisi item
analisis data terlihat pada tabel di
usia dan 20 orang tidak mengisi. Dari
bawah
jumlah
tersebut
setelah
Tabel 9. Tes Homogenitas Levene df1 Statistic 1,5840 6 1,3754 6 2,3796 6 3,1472 6 1,4945 6 2,2557 6
A B C D E F tabel
:
dilakukan
Variabel
Dari
ini
tersebut
df2
Sig.
303 303 303 303 303 303
0,15 0,22 0,03 0,01 0,18 0,04
tersebut berbeda nyata.
terlihat
Sedangkan
bahwa probabilitas variabel C,D, dan F
variabel lain dapat diproses. Namun
lebih
sedangkan
demikian keseluruhan variabel dapat
variabel lainnya diatas 0,05. Hal ini
diproses, karena analisis dengan SPSS
menunjukkan bahwa variabel C, D,
menggunakan metode Brown-Forsythe
dan F tidak seharusnya di proses lebih
(Pitono, 293 : 2011).
kecil
dari
0,05
lanjut, karena variasi dari variabel
[ 76 ]
Tabel 10. Analisis Varian Sum of Squares 181,2493 130,5474 246,6614 201,9081 159,1729 411,1996
Variabel A B C D E F Berdasarkan
F 0,94 0,82 1,42 1,10 0,73 2,06
Sig. 0,47 0,56 0,21 0,36 0,63 0,06
analisis
golongan kepangkatan dan 55 orang
tersebut di atas, diketahui bahwa
tidak mengisi. Dari jumlah tersebut
keenam
setelah
variabel
hasil
df 6 6 6 6 6 6
Mean Square 30,2082 21,7579 41,1102 33,6513 26,5288 68,5333
memiliki
nilai
dilakukan
verifikasi
data,
signifikansi di atas 0,05. Dengan
terjaring 280 responden yang mengisi
demikian dapat
dinyatakan bahwa
lengkap kuesioner. Namun demikian,
berdasarkan faktor usia, tidak ada
data yang diolah sebanyak 279, satu
perbedaan yang nyata.
responden golongan II/c tidak diproses.
Analisis Golongan
Hasil analisis data terlihat pada tabel di
Dari kuesioner sebanyak 339,
bawah ini :
sebanyak 284 responden mengisi item Tabel 11. Tes Homogenitas Variabel
Levene Statistic
df1
df2
Sig.
A B C D E F
0,002 2,389 0,206 1,098 2,404 0,748
1 1 1 1 1 1
311 311 311 311 311 311
0,963 0,123 0,650 0,296 0,122 0,388
[ 77 ]
Tabel 12. Analisis Varian Mean Sum of Squares df Square 1083,3849 6,0000 180,5641 738,4591 6,0000 123,0765 922,1638 6,0000 153,6940 935,4794 6,0000 155,9132 1357,8618 6,0000 226,3103 1076,4609 6,0000 179,4101
Variabel A B C D E F Berdasarkan
hasil
analisis
variabel
memiliki
nilai
signifikansi di bawah 0,05. Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa
berdasarkan faktor golongan, terdapat perbedaan pegawai yang signifikan pada
pegawai
terhadap
seluruh
Sig.
6,14 4,89 5,83 5,47 6,72 5,91
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Analisis Faktor Pendidikan Dari kuesioner sebanyak 339,
tersebut di atas, diketahui bahwa keenam
F
sebanyak 319 responden mengisi item pendidikan dan 20 orang tidak mengisi. Dari jumlah tersebut setelah dilakukan verifikasi data, terjaring 319 responden yang mengisi lengkap kuesioner. Hasil analisis data terlihat pada tabel di bawah ini :
variabel.
Tabel 13. Tes Homogenitas Variabel
Levene Statistic
df1
df2
Sig.
A B C D E F
0,968 0,525 1,524 0,609 1,899 0,499
4 4 4 4 4 4
314 314 314 314 314 314
0,425 0,717 0,195 0,657 0,110 0,737
F
Sig.
1,531 1,457 1,429 2,317 5,546 1,890
,193 ,215 ,224 ,057 ,000 ,112
Var A B C D E F
Sum of Squares 196,971 157,301 167,661 286,563 799,829 254,699
Tabel 14. Analisis varian Mean Df Square 4 49,243 4 39,325 4 41,915 4 71,641 4 199,957 4 63,675
[ 78 ]
Berdasarkan
hasil
analisis
Tabel 16. Analisis Varian
tersebut di atas, diketahui bahwa variabel
Penguasaan
Teknologi
memiliki nilai signifikansi di bawah 0,05.
Dengan
demikian
dapat
Var
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
A
433,319
6
72,220
2,286
0,036
B
400,288
6
66,715
2,577
0,019
C
361,805
6
60,301
2,118
0,051
D
462,764
6
77,127
2,545
0,020
E
151,971
6
25,329
,684
0,663
F
561,974
6
93,662
2,861
0,010
dinyatakan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikansi pada pegawai
terhadap
variabel
Berdasarkan
penguasaan
hasil
analisis
tersebut di atas, diketahui bahwa
teknologi.
variabel
Analisis Faktor Masa Kerja
Penguasaan Ketrampilan, Pengalaman
Penguasaan
Pengetahuan,
Dari kuesioner sebanyak 339,
Kerja dan Prestasi Kerja memiliki nilai
sebanyak 334 responden mengisi item
signifikansi di bawah 0,05. Dengan
usia dan 5 orang tidak mengisi. Dari
demikian dapat
jumlah
terdapat perbedaan yang signifikansi
tersebut
setelah
dilakukan
dinyatakan bahwa
verifikasi data, terjaring 328 responden
pada
yang mengisi lengkap kuesioner. Hasil
Penguasaan Pengetahuan, Penguasaan
analisis data terlihat pada tabel di
Ketrampilan, Pengalaman Kerja dan
bawah ini :
Prestasi Kerja.
Tabel 15. Tes Homogenitas Levene Statistic
pegawai
terhadap
variabel
Analisis Faktor Jumlah Sertifikat yang Dimiliki
df1
df2
Sig.
A
2,598
6
321
0,018
B
2,547
6
321
0,020
C
3,259
6
321
0,004
D
4,923
6
321
0,000
E
2,405
6
321
0,027
F
2,914
6
321
0,009
Dari kuesioner sebanyak 339, sebanyak 301 responden mengisi item usia dan 38 orang tidak mengisi. Dari jumlah
[ 79 ]
tersebut
setelah
dilakukan
verifikasi data, terjaring 295 responden
Tabel 18. Analisis Varian
yang mengisi lengkap kuesioner. Hasil
Var
Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
analisis data terlihat pada tabel di
A
772,474
6
128,746
4,129
0,001
B
602,833
6
100,472
3,987
0,001
bawah ini :
Tabel 17. Tes Homogenitas Var
Levene Statistic
df1
df2
Sig.
A
3,416
6
288
,003
B
3,535
6
288
,002
C
3,961
6
288
,001
D
3,734
6
288
,001
E
1,605
6
288
,146
F
2,713
6
288
,014
C
752,937
6
125,489
4,558
0,000
D
679,388
6
113,231
3,833
0,001
E
648,660
6
108,110
2,869
0,010
F
691,858
6
115,310
3,591
0,002
Berdasarkan
hasil
analisis
tersebut di atas, diketahui bahwa keenam
variabel
memiliki
nilai
signifikansi di bawah 0,05. Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa
berdasarkan faktor Jumlah Sertifikat yang Dimiliki, terdapat
perbedaan
pegawai yang signifikan pada pegawai terhadap
seluruh
variabel.
Uji Hipotesis Hasil uji hipotesis penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Model 1 Regression Residual Total
Tabel 19. Hasil Analisis untuk Uji F Sum of Mean Squares df Square F 8789,915 5 1757,983 246,013 2336,704 327 7,146 11126,619 332
a Predictors: (Constant), X5, X1, X2, X4, X3 b Dependent Variable: Y
[ 80 ]
Sig. ,000(a)
Berdasarkan tabel tersebut diketahui
kesesuaian keterampilan, kesesuaian
bahwa
sikap,
uji
hipotesis
dengan
pengalaman
kerja,
dan
menggunakan uji F diperoleh nilai F
penguasaan teknologi terhadap prestasi
test
dengan
kerja pegawai digunakan uji t. Hasil uji
Nilai
t untuk mengetahui pengaruh masing-
sebesar
signifikansi
246,013
sebesar
0,000.
signifikansi tersebut lebih kecil dari
masing
0,05. Dengan demikian kesesuaian
pengetahuan, kesesuaian keterampilan,
pengetahuan, kesesuaian keterampilan,
kesesuaian sikap, pengalaman kerja,
kesesuaian sikap, pengalaman kerja,
dan penguasaan teknologi terhadap
dan penguasaan teknologi mempunyai
prestasi kerja seperti tampak pada tabel
pengaruh yang signifikan terhadap
di bawah ini.
variabel
kesesuaian
prestasi kerja pegawai. Teknik
analisis
menguji
pengaruh
variabel,
kesesuaian
Model 1
(Constant) X1 X2 X3 X4 X5
data
untuk
masing-masing pengetahuan, Tabel 20. Hasil Analisis Uji t Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. B Error Beta 1,436 1,156 ,204 ,053 0,199 -,116 ,062 -0,103 ,152 ,073 0,140 ,612 ,063 0,586 ,118 ,035 0,124
[ 81 ]
t 1,243 3,861 -1,886 2,083 9,716 3,383
Sig. ,215 ,000 ,060 ,038 ,000 ,001
a Dependent Variable: Y
berpengaruh terhadap prestasi kerja,
Berdasarkan tabel tersebut di
sedangkan
variabel
yang
lainnya
atas, diketahui bahwa nilai uji t untuk
memiliki pengaruh terhadap prestasi
mengetahui
kerja.
pengaruh
penguasaan
ketrampilan terhadap prestasi kerja memiliki nilai signifikansi
Untuk
mengetahui
besarnya
> 0,05
daya dukung keenam variabel tersebut
yaitu sebesar 0,060. Sedangkan untuk
terhadap prestasi kerja digunakan uji
variabel yang lain memiliki nilai <
determinasi.
0,05. Dengan demikian hanya variabel
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Hasil
uji
determinasi
penguasaan ketrampilan yang tidak
Tabel 21. Hasil Analisis untuk Uji Determinasi Std. Error Adjusted of the Model R R Square R Square Estimate 1 ,889(a) ,790 ,787 2,67318
a Predictors: PEMBAHASAN (Constant), X5, X1, X2, X4, X3 Berdasarkan analisis deskriptif, Berdasarkan data pada tabel variabel
kesesusian
pengetahuan
tersebut di atas, diketahui bahwa nilai memiliki skor pada kategori sangat uji determinasi sebesar 0,787. Hasil ini tinggi yaitu sebesar 80,68. Sedangkan mengindikasikan
bahwa
keenam variabel yang lainnya pada kategori
variabel
tersebut
mendukung tinggi,
pencapaian
prestasi
kerja
masing-masing
kesesuaian
sebesar sikap sebesar 79,69, prestasi kerja
78,7%. sebesar
[ 82 ]
79,09,
pengalaman
kerja
sebesar 78,95, kesesuaian ketrampilan
perbedaan yang nyata dari Pegawai
sebesar
Negeri Sipil Pemerintah Kota Medan
76,73
dan
penguasaan
teknologi sebesar 70,40. Hasil
terhadap
analisis
berdasarkan
perbandingan
jenis
kesesuaian
kesesuaian
pengetahuan,
ketrampilan,
kesesuaian
kelamin
sikap, pengalaman kerja, penguasaan
menunjukkan bahwa tidak terdapat
teknologi dan prestasi kerja. Perbedaan
perbedaan yang nyata dari Pegawai
tersebut
Negeri Sipil Pemerintah Kota Medan
analisis varian antar golongan yang
terhadap
pengetahuan,
memiliki nilai signifikansi < 0,05 pada
kesesuaian
masing-masing variabel. Hasil analisis
sikap, pengalaman kerja, penguasaan
varian terhadap variabel kesesuaian
teknologi dan prestasi kerja.
pengetahuan menunjukkan bahwa nilai
kesesuaian
kesesuaian
ketrampilan,
Hasil
dengan
hasil
perbandingan
signifikansi pada perbedaan antara
berdasarkan faktor usia menunjukkan
golongan IIIb : IVa sebesar 0,0058,
bahwa tidak terdapat perbedaan yang
antara golongan IIIc : IVa sebesar
nyata
Sipil
0,0000, antara golongan IIId : IVa
terhadap
sebesar 0,0004. Hasil ini menunjukkan
kesesuaian pengetahuan, kesesuaian
adanya perbedaan Pegawai Negeri
ketrampilan,
kesesuaian
Sipil Pemerintah Kota Medan terhadap
pengalaman
kerja,
dari
Pemerintah
analisis
ditunjukkan
Pegawai Kota
Negeri
Medan
sikap,
penguasaan
kesesuaian
teknologi dan prestasi kerja. Hasil berdasarkan menunjukkan
analisis faktor bahwa
pengetahuan
antara
golongan IIIb, IIIc dan IIId dengan
perbandingan
golongan IVa.
golongan
Hasil
analisis
varian
terdapat
berdasarkan
golongan
terhadap
[ 83 ]
variabel
kesesuaian
ketrampilan
kesesuaian sikap antara golongan IIIb,
menunjukkan bahwa nilai signifikansi
IIIc dan IIId dengan golongan IVa.
pada perbedaan antara golongan IIIb :
Hasil
analisis
varian
IVa sebesar 0,0052, antara golongan
berdasarkan
golongan
terhadap
IIIc : IVa sebesar 0,0000, antara
variabel
golongan IIId : IVa sebesar 0,0071.
menunjukkan bahwa nilai signifikansi
Hasil
adanya
pada perbedaan antara golongan IIIb :
Sipil
IVa sebesar 0,0125, antara golongan
Medan
terhadap
IIIc : IVa sebesar 0,0000, antara
ketrampilan
antara
golongan IIId : IVa sebesar 0,0011.
ini
menunjukkan
perbedaan
Pegawai
Pemerintah
Kota
kesesuaian
Negeri
pengalaman
golongan IIIb, IIIc dan IIId dengan
Hasil
golongan IVa.
perbedaan
Pegawai
Pemerintah
Kota
Hasil
analisis
varian
berdasarkan
golongan
terhadap
kesesuaian
sikap
variabel
ini
kerja
menunjukkan
pengalaman kerja
adanya
Negeri
Medan
Sipil
terhadap
antara golongan
IIIb, IIIc dan IIId dengan golongan
menunjukkan bahwa nilai signifikansi
IVa.
pada perbedaan antara golongan IIIb :
Hasil
analisis
varian
IVa sebesar 0,0458, antara golongan
berdasarkan
golongan
terhadap
IIIc : IVa sebesar 0,0000, antara
variabel
golongan IIId : IVa sebesar 0,0005.
menunjukkan bahwa nilai signifikansi
Hasil
adanya
pada perbedaan antara golongan IIIb :
Sipil
IVa sebesar 0,0017, antara golongan
terhadap
IIIc : IVa sebesar 0,0000, antara
ini
menunjukkan
perbedaan
Pegawai
Pemerintah
Kota
Negeri
Medan
penguasaan
teknologi
golongan IIId : IVa sebesar 0,0024.
[ 84 ]
Hasil
ini
menunjukkan
perbedaan
Pegawai
Pemerintah
Kota
adanya
Negeri
Medan
sedangkan
Sipil
terhadap
variabel
kesesuaian pengetahuan, kesesuaian
terhadap
ketrampilan,
kesesuaian
sikap,
penguasaan teknologi antara golongan
pengalaman kerja, dan prestasi kerja
IIIb, IIIc dan IIId dengan golongan
tidak terdapat perbedaan yang nyata.
IVa.
Perbedaan tersebut ditunjukkan dengan Hasil
analisis
varian
berdasarkan
golongan
terhadap
hasil analisis varian antar tingkat pendidikan
yang
memiliki
nilai
variabel prestasi kerja menunjukkan
signifikansi < 0,05 pada variabel
bahwa
pada
penguasan teknologi. Hasil analisis
perbedaan antara golongan IIIc : IVa
varian terhadap variabel penguasan
sebesar 0,0000, antara golongan IIId :
teknologi menunjukkan bahwa nilai
IVa
ini
signifikansi pada perbedaan antara
perbedaan
pegawai yang berpendidikan S2 : S1
Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota
sebesar 0,0333, antara pegawai yang
Medan terhadap penguasaan teknologi
berpendidikan S2 : SLTA sebesar
antara golongan IIIc dan IIId dengan
0,0003,
golongan IVa.
berpendidikan
nilai
signifikansi
sebesar
0,0008.
menunjukkan
adanya
Hasil
Hasil
analisis
perbandingan
berdasarkan
faktor
pendidikan
menunjukkan
bahwa
antara S1:
pegawai SLTA
yang sebesar
0,0371. Hasil ini menunjukkan adanya perbedaan
terdapat
teknologi
terhadap antara
penguasaan
pegawai
yang
perbedaan yang nyata dari Pegawai
berpendidikan S2 dengan pegawai
Negeri Sipil Pemerintah Kota Medan
yang berpendidikan S1 dan SLTA serta
terhadap
antara pegawai yang berpendidikan S1
penguasaan
teknologi,
[ 85 ]
dengan pegawai yang berpendidikan
tahun dengan pegawai yang memiliki
SLTA.
masa kerja > 24 tahun. Hasil
analisis
perbandingan
Hasil
berdasarkan faktor masa kerja (tabel
berdasarkan
29)
menunjukkan
menunjukkan
bahwa
terdapat
analisis
perbandingan
jumlah bahwa
sertifikat terdapat
perbedaan yang nyata dari Pegawai
perbedaan yang nyata dari Pegawai
Negeri Sipil Pemerintah Kota Medan
Negeri Sipil Pemerintah Kota Medan
terhadap
terhadap
variabel
kesesuaian
variabel
kesesuaian
pengetahuan, kesesuaian ketrampilan,
pengetahuan, kesesuaian ketrampilan,
kesesuaian sikap, pengalaman kerja,
kesesuaian sikap, pengalaman kerja,
penguasaan teknologi dan prestasi
penguasaan teknologi dan prestasi
kerja. Perbedaan tersebut ditunjukkan
kerja. Perbedaan tersebut ditunjukkan
dengan hasil analisis varian pada
dengan hasil analisis varian antar
seluruh sampel. Tetapi bila analisis
jumlah sertifikat yang dimiliki pegawai
dilakukan pada tiap sampel antar masa
dengan nilai signifikansi < 0,05 pada
kerja
seluruh variabel. Hasil analisis varian
maka
yang
memiliki
nilai
signifikansi < 0,05 terdapat pada
terhadap
variabel kesessuaian ketrampilan yaitu
pengetahuan menunjukkan bahwa nilai
antara pegawai yang memiliki masa
signifikansi pada perbedaan antara
kerja 5-8 tahun dengan pegawai yang
pegawai yang tidak memiliki sertifikat
memiliki masa kerja > 24 tahun. Hasil
dengan yang memiliki 3 sertifikat
ini menunjukkan adanya perbedaan
sebesar 0,0092, pegawai yang tidak
terhadap penguasaan teknologi antara
memiliki
pegawai yang memiliki masa kerja 5-8
memiliki 4 sertifikat sebesar 0,0367,
[ 86 ]
variabel
sertifikat
kesesuaian
dengan
yang
pegawai yang tidak memiliki sertifikat
sertifikat
dengan yang memiliki 5 sertifikat
sertifikat > 5 sebesar 0,0019. Hasil ini
sebesar 0,0029 dan pegawai yang tidak
menunjukkan
memiliki
Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota
sertifikat
dengan
yang
dengan
yang
adanya
memiliki
perbedaan
memiliki sertifikat > 5 sebesar 0,0002.
Medan
Hasil
adanya
ketrampilan antara pegawai yang tidak
Sipil
memilliki sertifikat dengan pegawai
Medan
terhadap
yang memiliki sertifikat 3, 4, 5 dan >
pengetahuan
antara
ini
menunjukkan
perbedaan
Pegawai
Pemerintah
Kota
kesesuaian
Negeri
terhadap
kesesuaian
5.
pegawai yang tidak memilliki sertifikat
Hasil analisis varian terhadap variabel
dengan
kesesuaian sikap menunjukkan bahwa
pegawai
yang
memiliki
sertifikat 3, 4, 5 dan > 5.
nilai
Hasil analisis varian terhadap variabel
kesesuaian
signifikansi
pada
perbedaan
antara pegawai yang tidak memiliki
ketrampilan
sertifikat dengan yang memiliki 3
menunjukkan bahwa nilai signifikansi
sertifikat sebesar 0,0473, pegawai yang
pada perbedaan antara pegawai yang
tidak memiliki sertifikat dengan yang
tidak memiliki sertifikat dengan yang
memiliki 5 sertifikat sebesar 0,0375
memiliki 3 sertifikat sebesar 0,0010,
dan pegawai yang tidak memiliki
pegawai yang tidak memiliki sertifikat
sertifikat
dengan yang memiliki 4 sertifikat
sertifikat > 5 sebesar 0,0009. Hasil ini
sebesar 0,0353, pegawai yang tidak
menunjukkan
memiliki
Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota
sertifikat
dengan
yang
dengan
yang
adanya
memiliki
perbedaan
memiliki 5 sertifikat sebesar 0,0238
Medan
dan pegawai yang tidak memiliki
antara pegawai yang tidak memilliki
[ 87 ]
terhadap
kesesuaian
sikap
sertifikat
dengan
pegawai
yang
Selain itu perbedaan antara pegawai
memiliki sertifikat 3, 5 dan > 5.
yang memiliki 4 sertifikat dengan yang
Hasil analisis varian terhadap variabel
pengalaman
memiliki sertikat > 5 sebesar 0,0223.
kerja
Hasil
ini
menunjukkan
adanya
menunjukkan bahwa nilai signifikansi
perbedaan
Pegawai
pada perbedaan antara pegawai yang
Pemerintah
Kota
tidak memiliki sertifikat dengan yang
penguasan teknologi
memiliki sertikat > 5 sebesar 0,0002.
yang tidak memilliki sertifikat dan
Selain itu perbedaan antara pegawai
pegawai yang memiliki 4 sertifikat
yang memiliki 2 sertifikat dengan yang
dengan
memiliki sertikat > 5 sebesar 0,0450.
sertifikat > 5.
Hasil
ini
menunjukkan
perbedaan
Pegawai
Pemerintah
Kota
Negeri
Medan
Negeri
Medan
Sipil
terhadap
antara pegawai
pegawai
yang
memiliki
adanya
Hasil analisis varian terhadap
Sipil
variabel prestasi kerja menunjukkan
terhadap
bahwa
nilai
signifikansi
pada
pengalaman kerja antara pegawai yang
perbedaan antara pegawai yang tidak
tidak memilliki sertifikat dan pegawai
memiliki
yang memiliki 2 sertifikat
memiliki sertikat > 5 sebesar 0,0023.
dengan
pegawai yang memiliki sertifikat > 5.
penguasan
dengan
yang
Selain itu perbedaan antara pegawai
Hasil analisis varian terhadap variabel
sertifikat
yang memiliki 4 sertifikat dengan yang
teknologi
memiliki sertikat > 5 sebesar 0,0473.
menunjukkan bahwa nilai signifikansi
Hasil
pada perbedaan antara pegawai yang
perbedaan
Pegawai
tidak memiliki sertifikat dengan yang
Pemerintah
Kota
memiliki sertikat > 5 sebesar 0,0351.
prestasi kerja
[ 88 ]
ini
menunjukkan
adanya
Negeri
Medan
Sipil
terhadap
antara pegawai yang
tidak memilliki sertifikat dan pegawai
pengaruh
yang memiliki 4 sertifikat
prestasi kerja. Semakin berpengalaman
dengan
pegawai yang memiliki sertifikat > 5. Hasil
uji
menunjukkan
terhadap
tinggi
prestasi
kerja
pegawai.
Fhitung
Biasanya, semakin tinggi pengalaman
sebesar 246,013 dengan signifikansi
kerja seseorang maka akan semakin
sebesar
mudah
0,0000.
mengindikasikan
nilai
dominan
dalam bekerja maka akan semakin
hipotesis
bahwa
yang
Hasil
bahwa
ini
kesesuaian
dalam
menyelesaikan
pekerjaannya.
Bila
pegawai
pengetahuan, kesesuaian ketrampilan,
menghadapi kesulitan dalam bekerja,
kesesuaian sikap, pengalaman kerja,
karena pengalaman yang dimiliki maka
dan penguasaan teknologi mempunyai
akan semakin cepat menyelesaikan
pengaruh yang signifikan terhadap
kesulitan
prestasi kerja. Berdasarkan analisis
berpengalaman
data,
tugas pokoknya, maka makin mudah
model
persamaan
regresi
tersebut. dalam
Makin menjalankan
berganda dalam penelitian ini adalah Y
dalam
= 1,436 + 0,204X1 – 0,116X2 +
kemudahan,
0,152X3 + 0,612X4 + 0,118X5.
keterpaduan dalam
Dengan
dengan teman sejawat sehingga tujuan
melihat
besarnya
nilai
koefisien dari persamaan tersebut, maka
variabel
pengalaman
memberikan
kecepatan,
ketepatan
dan
bekerja sama
organisasi akan tercapai.
kerja
Hasil
analisis
data
memiliki nilai koefisien yang paling
menunjukkan bahwa nilai thitung untuk
tinggi dibandingkan dengan variabel
mengetahui
lainnya. Hasil ini mengindikasikan
pengetahuan terhadap prestasi kerja
bahwa pengalaman kerja memiliki
sebesar
[ 89 ]
pengaruh
3,861
dengan
kesesuaian
signifikansi
sebesar
0,000.
mengindikasikan pengetahuan signifikan
Hasil bahwa
mempunyai terhadap
ini
Hasil
kesesuaian
mengetahui
kerja
analisis
pengaruh
pengalaman
kerja terhadap prestasi kerja sebesar
pegawai. Hasil
data
menunjukkan bahwa nilai thitung untuk
pengaruh
prestasi
analisis
data
9,716
dengan
0,000.
Hasil
signifikansi ini
sebesar
mengindikasikan
menunjukkan bahwa nilai thitung untuk
bahwa pengalaman kerja mempunyai
mengetahui
pengaruh signifikan terhadap prestasi
pengaruh
kesesuaian
ketrampilan terhadap prestasi kerja
kerja pegawai.
sebesar -1,886 dengan signifikansi sebesar
0,060.
mengindikasikan ketrampilan pengaruh
Hasil bahwa
tidak terhadap
Hasil
ini
mengetahui
mempunyai
teknologi
kerja
sebesar
pegawai.
terhadap 3,383
analisis
data
mengetahui pengaruh kesesuaian sikap
signifikan
terhadap prestasi kerja sebesar 2,084
pegawai.
dengan signifikansi sebesar 0,033. mengindikasikan
dengan
kerja
signifikansi Hasil
ini
mengindikasikan bahwa penguasaan teknologi
ini
penguasan
prestasi
0,001.
menunjukkan bahwa nilai thitung untuk
Hasil
pengaruh
sebesar
Hasil
data
menunjukkan bahwa nilai thitung untuk
kesesuaian
prestasi
analisis
mempunyai terhadap
Hasil
bahwa
menunjukkan
pengaruh
prestasi
analisis bahwa
kerja
data nilai
uji
kesesuaian sikap mempunyai pengaruh
determinasi sebesar 0,787. Hasil ini
signifikan
mengindikasikan
terhadap
prestasi
kerja
pegawai.
bahwa
kesesuaian
pengetahuan, kesesuaian ketrampilan,
[ 90 ]
kesesuaian sikap, pengalaman kerja,
3. Kesesuaian
dan penguasaan teknologi mempunyai
mempunyai
mendukung pencapaian prestasi kerja
prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil
sebesar 78,7%, sedangkan sisanya
Pemerintah Kota Medan.
yaitu sebesar 21,3% didukung oleh
4. Kesesuaian
ketrampilan pengaruh
sikap
tidak terhadap
mempunyai
variabel lain yang tidak diteliti dalam
pengaruh yang signifikan terhadap
penelitian ini.
prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota Medan.
KESIMPULAN DAN SARAN 5. Pengalaman
Kerja
mempunyai
Berdasarkan hasil penelitian dan pengaruh yang signifikan terhadap pembahasan maka dapat dirumuskan prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil kesimpulan sebagai berikut : Pemerintah Kota Medan. 1. Kesesuaian
pengetahuan, 6. Penguasaan teknologi mempunyai
kesesuaian ketrampilan, kesesuaian pengaruh yang signifikan terhadap sikap,
pengalaman
kerja,
dan prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil
penguasaan teknologi mempunyai Pemerintah Kota Medan. pengaruh yang signifikan terhadap 7. Model
penelitian
dirumuskan
prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil menggunakan persamaann regresi Pemerintah Kota Medan. ganda dengan persamaan Y = 1,436 2. Kesesuaian
pengetahuan + 0,204X1 – 0,116X2 + 0,152X3 +
mempunyai
pengaruh
yang 0,612X4 + 0,118X5.
signifikan terhadap prestasi kerja 8. Faktor pengalaman kerja merupakan Pegawai Negeri Sipil Pemerintah faktor
yang
paling
dominan
Kota Medan. mempengaruhi prestasi kerja.
[ 91 ]
Berdasarkan
hasil penelitian
dibangun budaya sharing informasi
maka beberapa saran yang dapat
(sharing
disampaikan
mencapai
dalam
penelitian
ini
antara lain : 1. Perlu
knowledge) efektifitas
untuk dan
produktivitas kerja. adanya
peningkatan DAFTAR PUSTAKA
ketrampilan
pegawai
melalui Cahyono, Sandro. 1999. Pengalaman Kerja Dalam Manajemen Organisasi. Gunung Agung. Jakarta.
berbagai bentuk pendidikan dan latihan, workshop, magang dan lainlain
yang
berhubungan
dengan
Gibson, Ivancevich, Donnelly. 1996. Organisasi dan Manajemen : Perilaku, Strukur, dan Proses. Erlangga. Jakarta.
bidang kerja. 2. Melihat adanya perbedaan yang
Hasan, I. 2003. Pokok-pokok Materi Statistik. Bumi Aksara. Jakarta.
signifikan pada pegawai terhadap penguasaan teknologi maka perlu dikondisikan penguasaan
Hasibuan, Malayu. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta.
pentingnya teknologi
sebagai
Handayani, Sasono. 2002. Menjadi SDM yang Berpengalaman dan Profesional. Rienika Cipta. Jakarta.
budaya kerja modern di lingkungan kerja.
Mangkunegara. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Remaja Rosda. Bandung.
3. Melihat adanya perbedaan yang signifikan pada pegawai terhadap kesesuaian pengetahuan, kesesuaian ketrampilan,
kesesuaian
pengalaman
kerja,
teknologi
dan
Milkovich. George T., Boudreau. John W. 1994. Human Resource Management. Richard D. Irwin, Sixth Edition. USA.
sikap,
penguasaan
prestasi
Simamora. 1997. Manajemen SDM. STIE YPKN. Yogyakarta.
kerja
berdasarkan golongan, maka perlu
[ 92 ]
Suaib. 2000. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Rienika Cipta.
Jakarta.
[ 93 ]
PERANAN PEMKO MEDAN DALAM UPAYA PENGENDALIAN INFLASI DAERAH DI KOTA MEDAN Prawidya Hariani* Lailan Safina Hsb Jasman Syarifuddin Hsb ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tentang pola inflasi yang terjadi di Kota Medan, mengetahui kelompok barang apa saja yang mendominasi inflasi di Kota Medan, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi inflasi di kota di Kota Medan serta mengetahui lebih jauh lagi tentang persepsi masyarakat dan para stakeholder pelaku ekonomi di Kota Medan tentang peranan dari Pemerintah Kota Medan dalam mengendalikan laju inflasi di Kota Medan. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi inflasi di kota Medan dengan memasukkan variabel total pengeluaran konsumsi penduduk kota Medan (C), besarnya pengeluaran Investasi (I) dan besarnya belanja pemerintah kota Medan dalam APBD kota Medan (G) sebagai variabel bebas dan tingkat inflasi per tahun sebagai variabel terikat. Pendekatan kualitatif digunakan untuk mengetahui persepsi persepsi masyarakat dan para pelaku bisnis pelaku ekonomi di Kota Medan Hasil penelitian menunjukkan bahwa varabel tingkat konsumsi dan pengeluaran investasi berpengaruh positip dan signfikan pada α 5% sedangkan pengeluaran pemerintah berpengaruh positip dan signifikan pada α 10%.Kelompok rumahtangga dalam 6 bulan terakhir merasakan inflasi yang tinggi dan penurunan pendapatan riil.Kelompok Pelaku bisnis dalam 6 bulan terakhir merasakan inflasi yang tinggi dan tingkat keuntungan yang berkurang, Baik kelompok rumahtanggan maupun pelaku bisnis mempunyai persepsi bahwa pemko Medan dapat membantu mengendalikan inflasi. Kata kunci : Pengendalian inflasi, Faktor Penyebab Inflasi, Persepsi Masyarakat
ataupun di suatu negara. Fenomena
I. PENDAHULUAN Inflasi merupakan fenomena atau
ekonomi seperti inflasi, tidak mungkin
peristiwa ekonomi secara makro yang
dihindari, melainkan bagaimana cara
dapat menggambarkan aktivitas dan
pemerintah
pencapaian yang dicapai oleh kegiatan ekonomi,
baik
di
suatu
mampu
mengendalikan
gejolak inflasi yang tinggi dan tidak
wilayah
stabil, agar menjadi relatif lebih rendah
[ 94 ]
dan tetap stabil. Laju inflasi selain
Pemerintah
merupakan
untuk
Pemerintah Propinsi serta Kota dan
melihat kinerja ekonomi suatu daerah
Kabupaten selalu bekerjasama dan
atau negara, juga merupakan target
berkoordinasi dalam mengendalikan
yang akan dicapai pemerintah, karena
laju inflasi , terutama pada kondisi
salah
dalam
peak season (Bulan Ramadhan dan
menyusun nota keuangan negara dalam
Hari Raya) dimana laju inflasi menjadi
bentuk APBN pada tiap tahunnya juga
lebih cepat naik dan selalu terjadi pada
mengacu pada seberapa besar target
setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan
inflasi yang akan dicapai pada tahun
adanya gap expectation di pasar antara
tersebut. Jadi laju inflasi harus dapat
konsumen di satu sisi dengan pedagang
dikendalikan oleh pemerintah dalam
barang-barang kebutuhan pokok pada
hal ini Bank Indonesia yang telah
sisi lainnya.
satu
indikator
asumsi
utama
dasar
Pusat
sampai
dengan
diamanahkan dalam undang-undang
Kenaikan harga barang secara
No. 23 Tahun 1999 tentang Tugas dan
keseluruhan yang sering kita sebut
Tanggungjawab Bank Indonesia.
sebagai inflasi memiliki dampak yang
Faktanya, tidaklah mungkin
kuat terhadap perekonomian. Kenaikan
hanya Bank Indonesia yang dapat
harga barang dapat disebabkan karena
mengendalikan laju inflasi, tapi yang
beberapa faktor diantaranya jumlah
lebih penting lagi adalah apa yang
uang yang beredar di masyarakat
sudah menjadi target oleh Pemerintah,
cukup banyak, kelangkaan sumber
maka Bank Indonesia harus dapat
daya yang akan menyebabkan naiknya
menjaga stabilitasnya. Oleh karena itu
impor barang tersebut, dan masih
Bank Indonesia bersama-sama dengan
banyak
[ 95 ]
lagi
sebab
yang
lainnya.
Kebijakan Bank Indonesia di dalam
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan
mengendalikan
diantaranya
berkesinambungan. Inflasi daerah yang
dengan mengurangi jumlah uang yang
mempunyai kontribusi yang relatif
beredar dan menaikkan tingkat suku
besar yakni sebesar 73 persen dari
bunga.
inflasi. Sumber tekanan inflasi di
inflasi
Inflasi non inti (non core inflation)
secara
definisi
daerah
dapat
sangat
tergantung
dan
dipengaruhi oleh karakteristik daerah
diartikan bahwa inflasi terjadi karena
masing-masing.
adanya gangguan dari sisi penawaran
mempertimbangkan
(supply side) dan berada di luar kendali
kontribusinya
otoritas
mendukung pencapaian sasaran inflasi
moneter,
bersifat
sesaat
Dengan
serta
besarnya dalam
rangka
(temporary) atau sering disebut noises
nasional,
inflation. Terhadap inflasi non inti
daerah merupakan sebuah keharusan
tersebut,
yang
dan bukan hanya menjadi tanggung
diambil oleh Bank Indonesia tidak
jawab Bank Indonesia melainkan juga
akan
dalam
kebutuhan dari Pemerintah Daerah dan
perekonomian, karena yang diperlukan
institusi terkait di daerah, khususnya
adalah kebijakan lain yakni kebijakan
inflasi yang disebabkan oleh gangguan
fiskal dan sektor riil. Dimana kebijakan
penawaran.
ini
kebijakan
berdampak
sangat
moneter
apa-apa
responsif
pengendalian
inflasi
di
terhadap
Demikian juga halnya dengan
perekembangan ekonomi yang sedang
Pemerintah Kota Medan (selanjutnya
dihadapi.
disebut
Inflasi yang rendah dan stabil merupakan
prasyarat
dengan
Pemko
Medan)
memiliki peranan yang cukup penting
bagi
dalam hal membantu Bank Indonesia
[ 96 ]
untuk mengendalikan laju inflasi yang
perekonomian. Dari sisi penawaran
terjadi
kota
(supply side), produsen membutuhkan
Medan khususnya sektor ekonomi riil.
laju inflasi karena adanya kenaikan
Pemerintah Kota Medan dan Propinsi
harga yang pada gilirannya merupakan
Sumatera
stimulasi dalam memproduksi barang
dalam
perekonomian
Utara
merupakan
perpanjangan tangan dari pemerintah
dan
pusat di daerah yang secara integratif
permintaan (demand side), konsumen
dapat mengendalikan laju inflasi secara
merasa sangat dirugikan apabila laju
bersama-sama
inflasi
wilayah
dengan
cakupan
didaerah,
sehinggga
jasa.
Sebaliknya
cukup
tinggi
dari
dan
sisi
sangat
fluktuatif, yang pada gilirannya akan
pengendalian inflasi secara nasional
mengurangi
dapat terwujud seperti yang telah
konsumen
tersebut,
sehingga
ditargetkan
konsumen
merasa
tingkat
oleh
pemerintah.
pendapatan
riil
dari
Sedangkan pengendalian inflasi di
kesejahteraannya semakain menurun
sektor
merupakan
akibat tingginya laju inflasi. Jadi laju
wewenangnya Bank Indonesia sebagai
inflasi dibutuhkan pada level yang
Bank
instrumen
rendah dan relatif stabil dari waktu ke
kebijakan moneter yang dipilih oleh
waktu sehingga perekonomian dapat
Bank Indonesia sendiri agar mampu
berjalan
mengendalikan laju inflasi.
diharapkan semua pihak.
moneter
Sentral,
melalui
sesuai
dengan
yang
Inflasi juga merupakan salah II. TINJAUAN TEORITIS target dan indikator utama dalam Inflasi
merupakan
masalah kinerja ekonomi disuatu negara atau
yang selalu dihadapi dalam setiap wilayah, sehingga inflasi akan menjadi
[ 97 ]
acuan dalam mentukan perencanaan
dan
ekonomi yang akan dijalankan, seperti
tingkat kesempatan kerja penuh.
besarnya
nilai
subsidi,
perekonomian
penentuan
Hal
berada
yang
serupa
dalam
juga
rencana keuangan negara (APBN),
dikemukakan oleh kaum Moneteris
pemilihan instrumen kebijakan oleh
yang menyatakan bahwa inflasi itu
Bank
sebagai
Indonesia,
perdagangan,
kebijakan
bahkan
sektor
perencanaan
fenomena
moneter
dan
kecepatan perputaran uang adalah
bisnis (busisiness plan) oleh pelaku
konstan.Perbedaan
pasar yakni perusahaan-perusahaan.
Moneteris dan Klasik adalah bahwa
Ada
kaum
menurut Moneteris pertumbuhan uang
pandangan yang berkembang mengenai
beredar berpengaruh juga terhadap
faktor -faktor penyebab timbulnya
output dan kesempatan kerja. Jadi tidak
inflasi serta bagamana cara-cara yang
hanya berpengaruh terhadap tingkat
ditempuh dalam mengatasi tingginya
harga sebagaimana yang dikemukakan
laju
oleh kaum Klasik.
yang
teori
ntara
atau
inflasi
berbagai
a
terjadi
dalam
perekonomian. Kaum
Menurut Keynes, jumlah uang Klasik
mengatakan
beredar bukanlah satu-satunya faktor
bahwa inflasi adalah sama dengan
penentu
kenaikan
pertumbuhan uang beredar dkurangi
Banyak
faktor
pertumbuhan output.Artinya penyebab
mempengaruhi kenaikan tingkat harga,
utama timbulnya inflasi atau kenaikan
seperti
harga adalah pertumbuhan jumlah uang
masyarakat,
beredar.
pengeluaran pemerintah dan pajak,
Hal ini didasarkan asumsi
bahwa kecepatan perputaran uang tetap
[ 98 ]
tingkat
lain
harga.
yang
pengeluaran pengeluaran
dapat
konsumsi investasi,
juga besarnya impor barang yang
Berdasarkan
membanjiri pasar domestik. Kelompok
aliran
pada
asal
terjadinya inflasi, maka akan dapat rasional
dibedakan atas:
ekspektasi memandang inflasi sebagai
(a) Domestic Inflation, yaitu
inflasi
suatu fenomena ekonomi di bidang
yang
negeri
moneter, namun mereka juga percaya
(domestik).
bahwa
bersifat
disebabkan
antisipatif di dalam jumlah uang
disebabkan
beredar akan memberikan pengaruh
pemerintah ataupun bank sentral yang
terhadap tingkat
harga dan tidak
berdampak inflatoar ataupun dapat
terhadap tingkat output. Sedangkan
juga disebabkan karena perubahan
kaum Strukturalis mengatakan bahwa
perilaku masyarakat.
inflasi merupakan sesuatu yang tidak
(b) Imported Inflation, yaitu inflasi
dapat dihindarkan oleh perekonomian
yang berasal dari kenaikan harga di
yang sedang berkembang. Artinya
luar negri. Kenaikan harga di luar negri
inflasi
akan mempengaruhi harga di dalam
perubahan
yang
merupakan
sesuatu
yang
melekat di dalam proses pembangunan
berasal
dari
dalam
Kenaikan di
dalam
harga negeri
adanya
ini
kebijakan
negeri lewat kegiatan impor.
ekonomi itu sendiri. Inflasi terjadi
Ditinjau
dari
intensitasnya,
karena terdapatnya sejumlah kendala
inflasi dapat dibedakan menjadi tiga
atau kekakuan struktural di dalam
jenis, yaitu :
perekonomian. Kendala tersebut dapat
(a) Creeping Inflation, yaitu inflasi
berupa
kendala penawaran bahan
yang terjadi dengan laju pertumbuhan
pangan yang bersifat inelastis, kendala
berlangsung lambat atau merayap.
devisa maupun kendala fiskal.
Artinya
[ 99 ]
kenaikan
harga-harga
berlangsung
secara
perlahan-lahan,
b.
Inflasi sedang, yaitu inflasi dengan
karena ekonomi berkerja lebih stabil.
laju pertumbuhan yang berada di
(b) Galloping inflation, yaitu inflasi
antara lebih dari 10-20% per
yang terjadi dengan laju pertumbuhan
tahun.
berlangsung sedikit lebih cepat, karena ada
shock
dalam
c.
Inflasi berat, yaitu inflasi dengan
perekonomian,
laju pertumbuhan yang berada di
khususnya sisi permintaan, sehingga
antara lebih dari 20-100% per
pergerakannya
tahun
cenderung
musiman
(seasonal). Artinya kenaikan harga-
d.
Inflasi sangat berat, yaitu inflasi
harga berlangsung sedikit lebih cepat,
dengan laju pertumbuhan berada
khususnya dipicu dari harga barang-
di atas 100% per tahun
barang kebutuhan pokok.
Berdasarkan
sumber
(c) Hyper Inflation atau, yaitu inflasi
penyebab terjadinya laju inflasi,
yang terjadi dengan laju pertumbuhan
maka dapat dibedakan atas 2 (dua
yang tinggi. Artinya kenaikan harga-
) sumber yakni :
harga berlangsung secara cepat.
(a) Demand-pull Inflation, yaitu
Dipandang dari sudut bobotnya,
inflasi yang terjadi karena adanya
maka inflasi dapat dibedakan menjadi
kenaikan
4 jenis, yaitu :
Kenaikan permintaan ini menyebabkan
a.
Inflasi ringan, yaitu inflasi yang
kenaikan output (penawaran agregat).,
laju pertumbuhannya berlangsug
tetapi karena peningkatan penawaran
secara perlahan-lahan dan berada
agregat lebih kecil dari kenaikan
pada posisi satu digit atau dibawah
permintaan agregat maka akan terjadi
10% per tahun
inflasi.
[ 100 ]
permintaan
Apalagi
kalau
agregat
.
penawaran
agregat sudah mendekati bahkan sudah
mengendalikan laju infalsinya dalam
mencapai kondisi kesempatan kerja
waktu tersebut.
penuh (full employment). Menurut
Inflasi yang terjadi pada suatu
Keynes terjadinya inflasi disebabkan
perekonomian (Nopirin, 2000), akan
oleh permintaan agregat sedangkan
memilliki beberapa dampak, seperti :
permintaan agregat ini tidak hanya
a.
karena ekspansi bank sentral, namun dapat
pula
pengeluaran
disebabkan investasi
baik
Equity Effect Inflasi
mendorong
oleh
terjadinya
oleh
diantara anggota masyarakat. Artinya
pemerintah, maupun oleh swasta dan
inflasi
pengeluaran
sekelompok
konsumsi
akan
pemerintah
redistribusi
pendapatan
menyebabkan
adanya
masyarakat
yang
yang melebihi penerimaan (defisit
mengalami penurunan pendapatan riil-
anggaran
nya, sedangkan kelompok yang lain
belanja
negara)
dalam
kondisi full employment.
justru mengalami peningkatan dalam
(b) Cost Push Inflation, yaitu
pendapatan
riil.
Jadi
ada
inflasi yang terjadi karena adanya
berkeadilan secara ekonomi.
kenaikan dalam biaya produksi yang
b. Efficiency Effect
menyebabkan
turunnya
(penawaran agregat). Jadi inflasi ini akan
dibarengi
dengan
kontraksi
ekonomi yang cukup besar kemudian akan diikuti dengan resesi ekonomi jika
pemerintah
tidak
Inflasi
produksi
dapat
yang
prinsip
disebabkan
kenaikan permintaan akan mendorong peningkatan produksi akan barangbarang tersebut. Hal ini menyebabkan berubahnya alokasi faktor produksi barang-barang tersebut menjadi lebih efisien. Dampak efisiensi ini akan
[ 101 ]
memberi dalam yang
stimulasi
bagi
memproduksi dibutuhkan
produsen
III. METODE PENELITIAN
barang-barang
masyarakat,
Berdasarkan
atas
klasifikasi
dan
data, maka pada penelitian kali ini
terkadang produsen dalam meproduksi
digunakan data kwantitatif dengan
barang tersebut juga memperhitungkan
jenis rasio dan kualitatif. Sedangkan
tingkat ekspektasi yang terjadi di
berdasarkan dimensi waktu, maka data
masyarakat
dari
yang digunakan adalah data runtun
dorongan permintaan secara musiman
waktu (time serries). Data Primer;
yang akan terjadi secara rutin.
yang diperoleh dengan survey dan
sebagai
akibat
c. Output Effect Inflasi produksi
wawancara langsung kepada warga
dapat
dengan
meningkatkan asumsi
bahwa
produksi akan mengalami kenaikan mendahului kenaikan tingkat upah. Kenaikan harga ini akan menyebabkan keuntungan
produsen
meningkat.
Selain dampak yang bersifat ekonomi,
kota Medan dan para stakeholders . Data Sekunder; diperoleh dari lembaga pengumpul data baik dari pemerintah dalam hal ini BPS (Biro Pusat Statistik ) Kota Medan, dan kantor Bank Indonesia Medan, yang dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data.
inflasi juga menimbulkan dampak sosial.
Kenaikan
meyebabkan
harga
masyarakat
yang menurun
pendapatan riil nya dapat memicu timbulnya masalah-masalah keamanan bahkan bisa sampai merembet ke masalah keamanan negara.
Untuk mengetahui bagaimana pola
inflasi
perkembangan Medan kualitatif
maka
yang
terjadi
ekonomi
di
digunakan
statistik.
Data
dalam Kota analisa yang
dikumpulkan selama periode waktu 10 tahun (2002 -2011) dalam bentuk data
[ 102 ]
triwulan. Berdasarkan data tersebut
Investasi dan pengeluraran pemerintah
maka digunakan angka pertumbuhan
sebagai
harga
melihat
mempengaruhi inflasi. Teori Keynes
fluktusasi harga yang terjadi dalam
memandang inflasi dari sisi sektor riil,
perekonomian dan sekaligus dapat
walaupun memang sektor moneterlah
dianalisis pola inflasi yang terjadi di
yang paling cepat memacu laju inflasi.
kota Medan.
Namun dengan pertimbangan bahwa
atau
inflasi
Untuk kelompok
guna
mengetahui barang
apa
faktor-faktor
yang
diduga
jenis
data moneter untuk tingkat kota tidak
yang
tersedia, maka digunakan pandangan
mendominasi inflasi di kota Medan,
Keynes.
maka digunakan analisis kualitatif.
Adapun model regresi untuk
Data inflasi nantinya akan dilihat
faktor-faktor
berdasarkan jenis kelompok barang,
inflasi di kota Medan yang akan
sehingga nantinya dapat diketahui jenis
dibangun dalam penelitian ini adalah
kelompok
Model Persamaan Simultan dengan 3
barang
yang
sangat
mendominasi inflasi di kota Medan.
variable) dan 1 satu) variabel terikat
yang mempengaruhi inflasi di kota
kuantitatif
maka
digunakan
dengan
mempengaruhi
(tiga) variabel bebas (independent
Untuk mengetahui faktor-faktor
Medan,
yang
(dependent variable) yakni :
analisis
INFt = β0 + β1 Ct + β2 It + β3 Gt + εt
menggunakan
analisa korelasi dan regresi. Model
Dimana :
yang digunakan menggunakan teori
INFt
Keynes, yang memasukkan variabel
per tahun (dalam persen)
pengeluaran konsumsi, pengeluaran
[ 103 ]
= Besarnya tingkat inflasi
Ct
= Total
Pengeluaran
Konsumsi kota milyar It
Gt
Medan
= Besarnya
Untuk
mendapatkan
sampel
yang dapat menggambarkan populasi,
Pengeluaran
maka
dalam
penentuan
sampel
Investasi (dalam milyar
penelitian digunakan tabel penetuan
rupiah)
jumlah sampel dan populasi yang
= Besarnya
Belanja kota
Medan
dikembangkan oleh Isaac dan Michael (Sugiyono,
2003).
Jumlah
dalam APBD kota Medan
rumahtangga yang ada di kota Medan
(dalam milyar rupiah)
sebesar
= Konstanta
493.390,
sehingga
dapat
dibulatkan menjadi 500.000. Dari tabel
β1....3 = Parameter/estimator dari setiap variabel bebas εt
para pelaku usaha.
(dalam
rupiah)
Pemerintah
β0
penduduk
disebarkan kepada masyarakat dan
penentuan
jumlah sampel,
dengan
tingkat kesalahan 5%, maka besarnya
= Disturbance error
sampel yang diambil adalah sebanyak 345 responden. Jumlah kecamatan
Untuk mengetahui bagaimana yang ada di wilayah kota Medan persepsi masyarakat dan stakeholder sebanyak
21
kecamatan.
Dengan
pelaku ekonomi di kota Medan tentang demikian sampel yang diambil di peranan
Pemerintah
Kota
Medan setiap kecamatan adalah sebanyak 17
dalam mengendalikan laju inflasi di responden. Sedangkan untuk pelaku pasar
maka
digunakan
analisis usaha maka ditetapkan 5 responden
kualitatif. Data yang dikumpulkan untuk setiap kecamatan. berasal dari daftar pertanyaan yang
[ 104 ]
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN Dinamika dari perkembangan
Namun pada tahun 2008, kembali mengalami
kenaikan,
karena
ada
besarnya laju inflasi yang terjadi di
kenaikan harga BBM yang dipicu
kota Medan dalam kurun waktu antara
secara eksternal yakni adanya kenaikan
tahun
sangat
harga minyak mentah internasional
fluktuatif, secara rata-rata dalam kurun
menjadi lebih tinggi. Kondisi ini
waktu 12 tahun terakhir mencapai
memukul
berat
perekonomian
angka 8,48%. Pada periode penelitian
Indonesia,
termasuk
perekonomian
ini, justru yang paling tinggi inflasi
lokal kota Medan. Jika dilihat dari rata-
terjadi
yakni
rata angka inflasi Medan, tetap berada
mencapai 22,91%, dimana pada tahun
diatas inflasi nasional yang berkisar
tersebut
awal
7,2%
yang
diperbandingkan dalam teori ekonomi,
membuat kebijakan untuk menaikkan
maka kinerja ekonomi kota Medan
harga BBM sampai 100%, akibatnya
masih kurang bagus, karena angka
harga barang-barang kebutuhan sehari-
inflasinya
hari meningkat tajam, sekaligus semua
pertumbuhan ekonomi, seharusnya laju
barang dan jasa yang ada di pasar
inflasi harus lebih rendah dari laju
mengalami kenaikan yang cukup besar.
pertumbuhan
Namun
ekonomi secara riil dalam kondisi yang
2000-2011
pada
relatif
tahun
adalah
pemerintahan
2005
tahun
kabinet
pada
SBY
tahun
berikutnya
mengalami penyesuaian, dan angka
(BPS
2011).
berada
diatas
ekonomi,
Jika
angka
sehingga
relatif baik.
inflasi kembali menuju pada angka
Ditinjau dari kelompok barang
yang lebih moderat dan sesuai dengan
inflasi , maka pola inflasi berdasarkan
yang
ditargetkan
secara
nasional.
[ 105 ]
kelompok
barang
adalah
sebagai
tersebut hanya sensistif dan
berikut: -
meningkat pada musim-musim
Untuk
kelompok
makanan
-
dengan
tidak
begitu
tinggi
untuk
tingkat
transaksi hariannya di pasar,
inflasi tertinggi tahun 2005,
karena sifat barangnya yang
sedangkan yang terendah tahun
tahan lama (durability), pada
2003.
tahun 2002 inflasi naik secara
Untuk kelompok Makanan Jadi,
perlahan
Minuman,
relatif stabil.
Rokok
Tembakau,
-
tertentu, jadi pola aktivitas
inflasinya
berfluktuatif
-
bahan
inflasi
dan tertinggi
-
tapi
Untuk
fluktuasinya
Kelompok
Jasa
terjadi tahun 2001, setelah itu
Kesehatan
mengalami
penurunan.
sangat fluktuatif dan angkanya
Kemudian meningkat lagi tahun
lumayan tinggi, kondisi ini
2005 dan setelahnya relatif
menunjukkan
stabil
obat-obatan
Untuk
Perumahan,
Air,
dengan
inflasinya
bahwa sangat
perkembangan
juga
harga rentan nilai
Listrik dan Bahan Bakar
kurs atau pergerakan dipasar
inflasi
valuta asing, karena banyak
tertinggi
terjadi
tahun 2001 dan tahun 2005
bahan
Untuk
kelompok
barang
diimpor.
sandang,
trend
kurang
nya
-
Untuk
baku
kimia
Kelompok
yang
Jasa
fluktuatif, hal ini menunjukkan
Pendidikan, Rekreasi dan Olah
bahwa
raga
kelompok
barang
[ 106 ]
Bagi
kelompok
jasa
pendidikan, justru inflasinya
tapi ada kondisi yang sangat
terjadi sangat fluktuatif. Hal ini
berbeda pada tahun 2005 yakni
dapat dilihat dan dirasakan
pasca
karena
pendidikan
pusat menaikkan harga BBM
semakin mahal pada setiap
sebesar 100% mengakibatkan
tahunnya.
angka
biaya
Naiknya
uang
inflasi
pemerintah
pada
tahun
sekolah ditambah lagi, harga
tersebut untuk kelompok jasa
buku pelajaran
cukup
ini mneyumbang inflasi cukup
signifikan menyumbang angka
besar, tapi setelah itu laju
inflasi dari waktu ke waktu, dan
inflasi mengalami penyesuaian
buku pelajaran akan berganti
dan relatif stabil. Namun pada
setiap
tahun 2009 laju
tahun
kebijakan
naik
karena
sekolah
ada
inflasinya
yang
justru mengalami negatif yang
mengubah buku pelajaran yang
berarti tidak ada pertambahan
dipakai oleh siswanya setiap
melainkan terjadi penurunan
tahun. Namun sejak tahun 2009
dalam
ada
kecenderungannya
bahkan menggambarkan daya
mengalami
penurunan
beli masyarakat yang makin
yang
cukup besar. -
kebijkana
Untuk
produksi
jasa
atau
menurun.
Kelompok
Jasa
Dari sisi analisa kuantitatif,
Transportasi dan Komunikasi
maka koefisien korelasinya sebesar
Laju inflasi umumnya relatif
0,924, atau artinya ada hubungan
stabil
antara
pada
kelompok
jasa
transportasi dan komunikasi,
konsumsi
Investasi
[ 107 ]
(I),
masyarakat dan
(C),
konsumsi
pemerintah (G) sebesar 92,4% dengan laju inflasi di kota Medan, sedangkan sisanya
sebesar
7,6%
hubungan
diluar
dibangun.
Dengan
INFt = 22,110 + 2,741E-6 Ct + 1,879E-5 It + 9,180E-6 Gt + εt Artinya
memiliki
model
yang
kata
lain
positif dan signifikan atau (t=3,492 pada α= 5%) terhadap laju inflasi, atau jika konsumsi berubah yakni naik
dari koefisien determinasi (R²) yang
sebesar 10% maka laju inflasi akan
di adjusted sebesar 0,708. Artinya
naik
70,8% variabel C, I dan G mampu
Medan,
variabel
sedangkan
sensitif mempengaruhi laju inflasi kota Medan.
teori dengan kenyataan yang terjadi di
Sedangkan
kota Medan.
investasi
Dari model regresi untuk inflasi
melihat
permintaan
inflasi
dari
(I)
untuk
berpengaruh
variabel secara
positif dan signifikan (t=3,917 pada
dibangun
α= 5%) terhadap laju inflasi, atau jika
berdasrkan model dari Teori Keynes yang
maka
tingkat konsumsi menjadi kurang
secara empirik sudah sesuai antara
yang
%,
dari satu, berarti perubahan pada
Dengan kata lain model Keynes ini
Medan
0,03
elastik (E<1) karena nilainya kurang
akan
dijelaskan oleh variabel diluar model.
kota
sebesar
elastisitasnya termasuk jenis yang in-
inflasi kota sisanya
tingkat
konsumsi (C) berpengaruh secara
hubungannnya sangat kuat. Dilihat
menjelaskan
bahwa
investasi kota Medan naik sebesar
sisi
10% maka laju inflasi akan naik juga
(demand-side)
sebesar 0,02 %, maka elastisitasnya
menghasilkan persamaan regresi dari
termasuk jenis yang in-elastik juga
model inflasi kota Medan yaitu :
(E<1) karena nilainya kurang dari
[ 108 ]
satu, berarti perubahan pada tingkat
parameter yag dihasilkan tidak ada
investasi
yang elastik, padahal secara empirik,
menjadi
mempengaruhi
kurang
laju
sensitif
inflasi
kota
bahwa
Medan.
variabel
konsumsi
sangat
sensitif terhadap perubahan pada laju
Terakhir, variabel pengeluaran
inflasi.
pemerintah pemerintah kota Medan
Keterbatasan
ini
mungkin
(G) berpengaruh secara positif dan
terletak pada data yang sangat sedikit,
signifikan (t=3,170 pada α= 10%)
hanya 7 tahun terakhir, jika sampel
terhadap
tahun
laju
inflasi,
atau
jika
ditambah,
maka
nilai
dari
pengeluaran pemerintah kota Medan
parameter akan berubah, dan koefisien
naik sebesar 10% maka laju inflasi
korelasinya tidak akan terlalu tinggi
hanya akan naik
sampai
sebesar 0,01 %,
lebih
dari
90%,
secara
sehingga elastisitasnya juga termasuk
ekonometrik, fakta statistiknya disebut
jenis yang in-elastik juga (E<1)
dengan supurious. Seolah-olah begitu
karena nilainya kurang dari satu,
sempurna
berarti
tingkat
autokorelasi dengan ditunjukkan hasil
menjadi
DW-Test (Durbin Watson Test) sebesar
kurang sensitif mempengaruhi laju
2,143. Model ini juga dapat diperbaiki
inflasi kota Medan.
dengan
perubahan
pengeluaran
Jika
pada
pemerintah
dilihat
secara
padahal
cara
teori,
operasional
hasilnya sudah sesuai dengan teori
digunakan.
yakni hubungan antara variabel bebas
Hasil
(C,I dan G) terhadap variabel terikat (INF),
namun
elastisitasnya
responden
atau
[ 109 ]
terjadi
mengubah dari
variabel
serial
definisi yang
wawancara
dengan
rumahtangga
dengan
menggunakan
daftar
pertanyaan
-
memberikan hasil sebagai berikut: -
tangga, 82,38% yakin bahwa
Dari 251 responden rumah
Program operasi pasar dari
tangga , 95,16% menyatakan
Pemko
inflasi ada dan lumayan tinggi
mengendalikan laju inflasi di
di kota Medan dibandingkan
pasar
kondisi 6 bulan yang lalu
menyatakan
sedangkan
hanya 17,62%.
sisanya
hanya
4,84% yang menyatakan tidak
-
Medan
sedangkan tidak
mampu
yang percaya
Persepsi resonden rumahtangga
ada inflasi yang cukup tinggi.
mengenai
Dari 251 responden rumah
barang dan jasa terhadap inflasi di kota
tangga
90,65%
menyatakan
Medan saat ini dibandingkan kondisi 6
Inflasi
telah
menurunkan
bulan yang lalu adalah sebagai berikut:
pendapatan
riil
masyarakat
-
sumbangan
Bahan
makanan
kelompok
mencapai
dibanding 6 bulan yang lalu,
96,61%
dan yang menyatakan tidak
menyatakan tidak hanya 3,39%
hanya 9,35% merasa tidak ada
-
Dari 251 responden rumah
-
sisanya
Makanan jadi, minuman, rokok
penurunan pendapatan riil-nya.
dan
Dari 251 responden rumah
88,53%
tangga, 83,74% sangat percaya
menyatakan
bahwa Pemko Medan mampu
11,48%.
mengendalikan laju inflasi di
-
kota Medan, sisanya 16,26%
yang
tembakau
mencapai
sisanya
yang
tidak
hanya
Perumahan, Air, Listrik dan Bahan Bakar mencapai 90,51%
tidak percaya.
[ 110 ]
-
dan sisanya yang menyatakan
menyatakan tidak ada kenaikan.
tidak hanya 9,49%
Inflasi
Barang
Sandang
88,89%
dan
menyatakan
mencapai
sisanya tidak
-
yang
pendapatan rill turun, 32,52%
hanya
menyatakan tidak berubah atau
11,11% -
Jasa
tetap dan hanya 17,07% yang Kesehatan
85,25%
dan
menyatakan
-
-
mencapai
sisanya tidak
menyatakan meningkat.
yang
Jika
hanya
kelompok
dilihat barang
berdasarkan
dan
jasa
yang
14,75%
menyumbangkan inflasi cukup tinggi
Jasa Pendidikan, rekreasi dan
pada masa 6 bulan yang akan datang
olahraga
82,79%
di kota Medan, maka prediksi dari 251
sisanya yang menyatakan tidak
responden berdasarkanan kelompok-
17,21%
kelompok barang dan jasa seperti
Transportasi, Komunikasi dan
adalah sebagai berikut:
Jasa
mencapai
Keuangan
95,52%
mencapai
sisanya
-
yang
Prediksi
responden
tentang
-
sedang
sisanya
tembakau
86,29%
Sebanyak 79,27% menyatakan kenaikan
sisanya
mencapai yang
Makanan jadi, minuman, rokok dan
adalah sebagai berikut:
ada
makanan
menyatakan tidak hanya 3,81%
keadaan pada 6 bulan mendatang
akan
Bahan 96,19%
menyatakan tidak hanya 4,48%
-
Sebanyak 50,41% menyatakan
menyatakan
inflasi
13,71%.
20,73%
[ 111 ]
mencapai
sisanya
yang
tidak
hanya
-
-
-
Perumahan, Air, Listrik dan
26,42%
Bahan Bakar mencapai 95,73%
mampu. Dari 251 responden rumah
dan sisanya yang menyatakan
tangga yang berhasil diwawancarai
tidak hanya 4,27%
mengenai keadaan perekonomian kota
Barang
Sandang
92,81%
dan
mencapai
sisanya
Medan masa mendatang, maka 44,76%
yang
yang menyatakan cukup baik, diikuti
Jasa
sebesar 30,65% dan sisanya hanya
Kesehatan dan
mencapai
sisanya tidak
yang
2,60% yang menyatakan buruk.
hanya
Hasil
11,38%
responden
Jasa Pendidikan, rekreasi dan olahraga
mencapai
89,66%
-
Keuangan
98,71%
daftar
dengan
pertanyaan
Dari
102
responden
bisnis
ini jika dibandingkan dengan 6
mencapai
sisanya
bulan
yang
2,94%.
tangga yang berhasil diwawancarai,
mampu
lalu
dirasakan
menyatakan tidak tinggi hanya
Dari 251 responden rumah
menyatakan
yang
sangat tinggi, sisanya yang
menyatakan tidak hanya 1,29%
Medan
bisnis
97,06% menyatakan inflasi saat
Transportasi, Komunikasi dan
73,58%
pelaku
dengan
memberikan hasil sebagai berikut:
10,34%
Jasa
wawancara
menggunakan
sisanya yang menyatakan tidak
maka
tidak
yang menyatakan tetap seperti saat ini
menyatakan
-
menyatakan
menyatakan tidak hanya 7,19%
88,62%
-
yang
Jadi
perkembangan
harga-harag barang dan jasa di
pemko
pasar pada saat ini sungguh
mengendalikan
terasa kenaikannya yang cukup
mencapai, sedangkan sisanya hanya
[ 112 ]
-
-
tinggi sehingga laju inflasi yang
optimis bahwa Pemko Medan
dirasakan juga sangat tinggi.
mampu
Dari
bisnis
inflasi Medan melalui program
82,65% menyatakan inflasi saat
operasi pasar untuk mengurangi
ini dirasakan sangat tinggi,
laju inflasi, sedangkan sisanya
sisanya yang menyatkan tidak
responden yang masih tetap
hanya 17,35%.
pesimis
Dari
102
responden
102
91,09%
responden
bisnis
menyatakan
dengan
bahwa program ini
inflasi hanya 18,81%. Jika
dilihat
berdasarkan
mengurangi keuntungan dari
kelompok
usaha
mereka
menyumbangkan inflasi cukup tinggi
sisanya
hanya 8,91%
sedangkan
barang
dan
jasa
yang
yang
pada saat ini dibanding 6 bulan yang
menyatakan tidak mengurangi
lalu di kota Medan, maka persepsi dari
keuntungan.
102
Dari
102
responden
bisnis
Pemo
Medan
mengendalikan Medan,
sedangkan
bisnis
terhadap
adalah sebagai berikut:
mampu laju
responden
kelompok-kelompok barang dan jasa
maka 80,39% yang optimis
-
inflasi
Bahan 90,63%
sisanya
makanan
mencapai
sisanya
yang
menyatakan tidak hanya 9,37%
responden yang pesimis hanya
-
laju
tidak mampu meredam laju
tingginya inflasi maka akan
-
mengendalikan
-
Makanan jadi, minuman, rokok
19,61%.
dan
Dari 102 responden bisnis,
83,61% sisanya yang nyatakan
maka
mtidak hanya 16,39%.
81,19%
yang
tetap
[ 113 ]
tembakau
mencapai
-
-
Perumahan, Air, Listrik dan
13,13%. Sedangkan prediksi tentang
Bahan Bakar mencapai 92,86%
keuntungan dari usaha yang mereka
dan yang menyatakan tidak
miliki
hanya 7,14%
mengalami penurunan yakni sebesar
Barang
Sandang
89,04%
dan
menyatakan
mencapai
sisanya tidak
Jasa
dan
menyatakan
-
-
akan
yang
responden yang mengatakan tetap atau
hanya
tida ada perubahan dengan saat ini mencapai 25%, sedangkan sisanya
Kesehatan
76,47%
mengatakan
61,46%, kemudian diikuti oleh prediksi
10,96%. -
dominan
mencapai
sisanya tidak
adalah responden yang optomis akan
yang
mendapatkan keuntungan yang lebih
hanya
baik dari saat ini mencapai 13,54%.
23,53%.
Jadi secara umum bahwa responden
Jasa Pendidikan, rekreasi dan
bisnis hampir dominan merasa pesimis
olahraga
78,85%
dengan keuntungan dari usaha yang
sisanya yang menyatakan tidak
mereka jalani saat ini, jika dilihat dari
21,15%.
perkembangan harga-harga pada saat
Transportasi, Komunikasi dan
ini
Jasa
mengurangi daya beli masyarakat.
93,44%
mencapai
Keuangan sisanya
mencapai
yang
pada
gilirannya
akan
yang
Prediksi responden kelompok
menyatakan tidak hanya 6,54%
bisnis terhadap kelompok barang dan
Responden masih tetap pesimis
jasa yang menyumbangkan inflasi
bahwa untuk 6 bulan yang akan datang
cukup tinggi pada masa 6 bulan yang
laju inflasi masih tinggi yakni sebesar
akan datang di kota Medan, adalah
86,87%, sisanya yang optimis hanya
sebagai berikut:
[ 114 ]
-
Bahan
makanan
96,67%
-
sisanya
-
yang
Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan justru mencapai 100%.
Makanan jadi, minuman, rokok
Sebanyak 79,80%
tembakau
responden
mencapai
optimis bahwa Pemko Medan mampu
yang
mengendalikan laju inflasi di kota
menyatakan tidak hanya 8,20%.
Medan untuk 6 bulan yang kan datang,
Perumahan, Air, Listrik dan
sedangkan sisanya yang tidak yakin
Bahan Bakar mencapai 95,65%
dengan kemampuan Pemko Medan
dan yang menyatakan tidak
hanya 20,20%. Prediksi responden
hanya 4,35%
tentang perekonomian kota Medan
91,80%
-
-
menyatakan tidak hanya 3,33%
dan
-
mencapai
sisanya
Barang
Sandang
91,89%
dan
mencapai
sisanya
yang optimis baik mencapai 47%
yang
sedangkan yang menyatakan tetap atau
menyatakan tidak hanya 8,11%
perekonomiannnya akan sama dengan
Jasa
saat ini mencapai 36%, sedangkan
Kesehatan
89,80%
dan
menyatakan
mencapai
sisanya tidak
yang
sisanya pesimis bahwa perekonomian
hanya
Kota Medan akan membaik.
10,10% -
Jasa Pendidikan, rekreasi dan
V. KESIMPULAN DAN SARAN
olahraga
V.1 Kesimpulan
mencapai
93,75%
sisanya yang menyatakan tidak
1. Laju inflasi di kota Medan dalam
6,25%
kurun waktu tahun 2000-2011 relatif sangat fluktuatif, dengan rata-rata 8,48%. Tingkat inflasi tahun 2001
[ 115 ]
lebih tinggi dari inflasi rata-rata yang
-
Kelompok
makanan
disebabkan masih terasanya pengaruh
jadi,minuman, rokok dan
krisis moneter 1998. Inflasi tahun
tembakau inflasinya relatif
2005 juga lebih tinggi dari inflasi rata-
stabil
rata
tertinggi
tahun
2001
(20,47%)
dan
inflasi
yang
kenaikan
disebabkan
terjadinya
BBM
sebesar
100%.Demikian juga halnya dengan
inflasi
rata-rata.
Hal
.
Inflasi
terendah tahun 2004 (1,89).
inflasi tahun 2008 yang lebih tinggi dari
(8,88%)
-
ini
Kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar
disebabkan naiknya lagi harga BBM.
sangat
Bila dibandingkan dengan tingkat
rata-rata (10,44%). Inflasi
inflasi secara nasional, maka rata-rata
tertinggi
tahun
2002
inflasi kota Medan lebih tinggi dari
(17,18%)
dan
inflasi
inflasi nasional (7,2%).
terendah
tahun
2007
2. Laju inflasi kota Medan periode
(3,27%).Hal ini disebabkan
2000 – 2011 berdasarkan kelompok
karena terjadinya kenaikan
barang adalah sebagai berikut:
harga BBM, kenaikan TDL
-
fluktuatif
dengan
Kelompok bahan makanan,
dan
juga
meningkatnya
inflasinya sangat fluktuatif
permintaan
akan
dengan rata-rata 9,23% .
perumahan.
Inflasi tertinggi tahun 2001
-
Kelompok barang sandang,
(18,91%) sedangkan inflasi
trend nya kurang fluktuatif
terendah tahun 2003 (-
dengan
3,14%)
Inflasi tertinggi tahun 2007
[ 116 ]
rata-rata
8,32%.
(9,85%)
dan
inflasi
terendah
terendah
tahun
2001
(0,72%)
(4,88%).
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
2009
Untuk
kelompok
barang
jasa
transportasi
dan
kelompok barang tersebut
komunikasi, tingkat inflasi
hanya
rata-ratanya 10,49%. Inflasi
sensistif
meningkat
-
-
tahun
pada
dan musim-
tertinggi
than
2005
musim tertentu dan juga
(62,25%)
karena sandang merupakan
tahun
barang tahan lama.
Tingginya
Kelompok jasa kesehatan
2005 disebabkan kenaikan
tingkat
harga BBM.
inflasinya
berfluktuatif dengan rata-
dan
2009
terendah (-4,,92%).
inflasi
tahun
3. Persamaan regresi dari model
rata 5,13%. Inflasi tertinggi tahun 2001 (9,74%) dan
inflasi kota Medan yang diperoleh yaitu :
inflasi terendah tahun 2007
INFt = 22,110 + 2,741E-6 Ct + (0,04%). -
1,879E-5 It + 9,180E-6
Kelompok jasa pendidikan, rekreasi
dan
olah
Gt + εt
raga sangat
Tingkat konsumsi (C) berpengaruh
fluktuatif dengan rata-rata
secara positif dan signifikan atau
8,22%.
(t=3,492 pada α= 5%) terhadap laju
tingkat
inflasinya
Tingkat
inflasi
tertinggi terjadi tahun 2003
inflasi.
(15,29%)
berpengaruh secara positif dan
dan
inflasi
[ 117 ]
Variabel
investasi
(I)
signifikan (t=3,917 pada α= 5%)
membantu
terhadap laju inflasi . Variabel
inflasi
pengeluaran pemerintah
pemerintah kota
Medan
-
(G)
mengendalikan
Bahwa
hampir
semua
responden menyatakan program
berpengaruh secara positif dan
pemko
signifikan (t=3,170 pada α= 10%) .
membantu
Nilai koefisien determinasi (R2)
inflasi adalah pasar murah
yang di adjusted sebesar 0,708.
-
Medan
yang
dapat
mengendalikan
Menurut responden, dalam 6
Artinya 70,8% variabel C,I dan G
bulan
mampu
paling tinggi dirasakan pada
menjelaskan
variabel
terakhir
inflasi
yang
inflasi kota Medan, sedangkan
kelompok
sisanya dijelaskan oleh variabel di
(kedua) kelompok transportasi
luar model.
dan
4. Persepsi responden rumahtangga: -
-
makanan,
komunikasi,
perumahan,
air,
(ketiga) listrik
dan
Lebih dari 90% responden
bahan
yang merasakan adanya inflasi
sandang,
dan inflasinya tinggi di kota
jadi,
Medan
tembakau, (keenam) kesehatan
90,65%
dari
merasakan
bakar,
(keempat)
(kelima)
minuman
makanan
rokok
responden
dan
penurunan
rekreasi dan olah raga.
pendapatan riil dibanding 6
-
bahan
-
(ketujuh)
79,27%
dari
dan
pendidikan,
respondenm
bulan yang lalu
memprediksi kenaikan inflasi 6
83,74% dari responden percaya
bulan mendatang.
bahwa pemko Medan dapat
[ 118 ]
-
Hanya 50,41% dari responden yang
menyatakan
-
responden
menyatakan perekonomian kota
pendapatan riil akan mengalami
Medan lebih baik di masa
penurunan,
mendatang.
32,52%
5. Persepsi responden bisnis
17,07 yang menyatakan akan
-
meningkat. Responden memprediksi bahwa
inflasi
yang
terjadi
tertinggi
pada
akan
-
kelompok
bahan
makanan,
berkurang -
menyatakan
-
dan
pemko
Medan
membantu
81,19%
dari
mengatakan
responden
bahwa
responden
mengendalikan inflasi
tembakau. dari
dari
dapat
kesehatan, (ketujuh) makanan
%
80,39% menyatakan
rekreasi dan olahraga, (keenam)
rokok
responden
keuntungannya
sandang, (kelima) pendidikan,
minuman,
91,09%
menyatakan
dan bahan bakar, (keempat)
73,58
adanya
terakhir
(ketiga) perumahan, air, listrik
jadi,
merasakan
sangat tinggi dalam 6 bulan
transportasi dan komunikasi, (kedua)
97,06%
kenaikan harga barang dan
dalam waktu 6 bulan ke depan,
-
dari
bahwa
menyatakab tetap sedangkan
-
44,76%
pemko
responden
bahwa
pasar
murah
merupakan
program
pemko
Medan
dalam
mengendalikan inflasi
Medan dapat menanggulangi
-
inflasi
Responden
memperkirakan
bahwa kelompok barang yang
[ 119 ]
mengalami tertinggi
inflasi, adalah
kelompok
bahan
-
(ke
dua)
air,
kelompok
satu) dan
listrik
bakar,(ketiga)
dan
komunikasi, (kedua) kelompok bahan
makanan,
kelompok
dan
listrik
bahan
(ketiga)
perumahan,
dan
bahan
(keempat)
air, bakar,
kelompok
pendidikan, rekreasi dan olah
(kelima)
raga,
makanan
jadi,
(kelima)
sandang,
minuman, rokok dan tembakau,
(keenam) kelompok makanan
(keenam) pendidikan, rekreasi
jadi,
dan olah raga dan (ketujuh)
tembakau), (ketujuh) kelompok
kesehatan
kesehatan.
86,87%
dari
responden akan
-
terjadi
minuman,
rokok
bahwa pemko Medan dapat membantu
mendatang
inflasi di kota Medan
61,46%
dari
mereka
responden
-
keuntungan
dalam
6
diprediksi inflasi
barang akan
dalam
bulan
mengendalikan
responden
meyakini
perekonomian
kota
Medan dimasa mendatang akan menaik.
yang
mengalami 6
47% bahwa
mendatang akan menurun Kelompok
dan
79,80% dari responden percaya
kenaikan inflasi dalam 6 bulan
memprediksi
-
transportasi
makanan, (keempat) sandang,
memperkirakan
-
(ke
transportasi
komunikasi, perumahan,
diurutan
V.2 Saran 1.
bulan
Penyelenggaraan yang
mendatang adalah (ke satu )
masih
pasar murah
bersifat
sporadis
(hanya menjelang hari-hari besar
[ 120 ]
2.
keagaman). Oleh karena itu perlu
harga
diadakan
dilengkapi dengan sarana public
pasar
4.
yang
terjangkau
dan
tersistem.
utility, kawasan ini juga harus
Membentuk badan usaha milik
terintegrasi
dengan
jaringan
daerah
transportasi
publik,
serhingga
memudahkan
masyarakat
(BUMD),
wewenang
3.
murah
yang
yang
untuk
diberi menjaga
dapat
kestabilan harga bahan makanan.
Medan untuk mengakses sarana
Melakukan pemantauan harga
dalam aktivitas sehari-hari, jadi
ke pasar-pasar secara rutin dan
pendapatan
yang
diterima
teratur.
masyarakat
menjadi
stimulus
Mempercepat pembangunan pasar
untuk meningkatkan kesejahteraan
induk bukan hanya untuk komoditi
keluarga.
sayuran tetapi juga untuk beberapa DAFTAR PUSTAKA komoditi bahan pangan yang lain. Andrianus, F dan Niko, A, 2006, 5.
Mendirikan pusat informasi harga “Analisis Faktor-Faktor Yang yang dapat membantu masyarakat Mempengaruhi
Inflasi
di
dalam mengetahui informasi harga Indonesia
Periode
2005:2”.
Jurnal
1997:3
–
bahan makanan pada berbagai Ekonomi
tempat Pembangunan Vol 11No 2. 6.
Memperbaiki
ketersediaan Gultom danYasnuari, R, 2008,
infrastuktur
sehingga
dapat “Faktor-Faktor
Yang
mempermudah distribusi barang. Mempengaruhi Tingkat Inflasi 7.
Membangun kawasan perumahan
di Sumatera Utara”, Skripsi
kelas menengah bawah dengan
[ 121 ]
Sarjana, Unniversitas Sumatera
Inflasi di Indonesia”, Skripsi
Utara.
Sarjana, Universitas Pembangunan
Putong,
Iskandar
Andjaswati,ND,
dan 2008,
Nasional Veteran Jawa Timur. Priono. R dan Setiasih.E, 2009,
“Pengantar Ekonomi Makro”,
“Deteksi
Mitra Wacana Media, Jakarta.
Inflasi di Purwokerto”, Jurnal
Kuncoro, M 2003,”Metode Riset
Ekonomi dan Studi Pembangunan
untuk Bisnis dan Ekonomi”,
Vol 10 No 1.
Erlangga, Jakarta.
Sugiyono,
2003,
“Metode
Wahjuanto. M, 2010, “Beberapa
Penelitian
Bisnis”,
Alfabeta,
Faktor
Bandung
Yang
Mempengaruhi
[ 122 ]
Faktor
Penyebab
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT INVESTASI PENANAMAN MODAL ASING (PMA) DI KOTA MEDAN Prawidya Hariani RS* Lailan Safina Hsb Jasman Syarifuddin Hsb
ABSTRAK Hasil penelitian secara kwantitatif dengan Model regresi linier dengan mengggunakan 5 variabel bebas yakni populasi (POP), Belanja Pemerintah Kota (GSPND), laju inflasi (INF), Upah Minimum Kota (UMK) dan Kurs ,mendapatkan nilai R Square) sebesar 0,78 sedangkan koefisien korelasi nya sebesar 0,887.Koefisien regeresi yang diperoleh dari setiap variable bebas diatas memiliki memiliki hubugan yang positif dan signifikan. Secara kwalitatif yang dilihat dari persepsi investor bahwa alasan mereka memilih Kota Medan sebagai lokasi berinvestasi karena Medan kota terbesar nomor 3 di Indonesia, memiliki jumlah penduduk yang cukup besar, memiliki daya beli yang tinggi, juga serta mudah dalam mengakses Pusat Informasi Bisnis dan Ekonomi dan dianggap kondisi perekonomiannya cukup stabil. Namun untuk layanan birokrasi, kebijakan Walikota untuk mempermudah Investasi, rendah tingkat PUNGLI nya (pungutan liar) yang dilakukan oleh institusi non-pemerintah serta sarana infrastruktur. Kata Kunci : Investasi, Penanaman Modal Asing,
Selain
I. PENDAHULUAN Investasi
atau
penanaman
itu
adanya
investasi akan
memperluas ketersediaan kesempatan
modal merupakan satu dari sekian
kerja
banyak
mengurangi
tingkat
perekonomian. Hal ini dikarenakan
pengangguran.Berkurangnya
jumlah
investasi,
orang yang menganggur akan dapat
faktor
penting
di
melalui
pelipatgandaan
dalam
proses
(multiplier)
dapat
(pertumbuhan
dapat
akhirnya
dapat
mengurangi tingkat kemiskinan.
mendorong peningkatan pendapatan nasional
yang
Dana yang dibutuhkan untuk
ekonomi).
investasi bukanlah jumlah yang sedikit.
[ 123 ]
Kebanyakan
negara
berkembang
laju pembentukan modal uang sangat
menghadapi
masalah
kekurangan
rendah. Rata-rata investasi kotornya
sumber
daya
modal
dalam
hanya 5% sampai 6% dari pendapatan
pembangunan
nasional kotor, sedangkan di negara
ekonominya. Minimnya ketersediaan
maju berkisar antara 15% sampai 20%.
modal
pada
Laju tabungan yang rendah seperti itu
rendahnya tingkat produktivitas yang
hampir tidak cukup untuk menghadapi
akhirnya
menyebabkan
pertumbuhan penduduk yang cepat
rendahnya pula tingkat pendapatan
dengan laju 2% sampai 2,5% per
masyarakat. Dengan rendahnya tingkat
tahun.
pendapatan masyarakat maka semakin
tabungan yang ada, mereka hampir
terbatas
menghasilkan
tidak dapat menutup penyusutan modal
sumberdaya modal.Keadaan ini akan
dan bahkan untuk mengganti peralatan
terus berlangsung sampai ada upaya
modal yang ada. Usaha memobilisasi
untuk
sumberdaya
tabungan domestik melalui perpajakan
modal sehingga dapat tercipta investasi
dan pinjaman masyarakat hampir tidak
yang dapat mendorong pertumbuhan
cukup
ekonomi sampai pada tingkat yang
pembentukan modal yang ada melalui
tinggi.
investasi. Malahan langkah tersebut
melaksanakan
membawa
akibat
akan
kemampuan
meningkatkan
Salah
satu
ciri
negara
Sebenarnya,
untuk
menyebabkan
dengan
menaikkan
merosotnya
laju
laju
standar
terbelakang ialah “modal kurang” atau
konsumsi,
“tabungan
semakin menderita. Impor modal asing
rendah”.
rendah” Tidak
dan
hanya
“investasi persediaan
membantu
modal yang sangat kecil tetapi juga
dan
membuat
mengurangi
rakyat
kekurangan
tabungan domestik melalui pemasukan
[ 124 ]
peralatan modal dan bahan mentah dan
investasi juga rendah, dan bersama
dengan
laju
dengan itu negara terbelakang juga
laju
mengalami keterbelakangan dengan
(Jhingan,
teknologi. Keterbelakangan teknologi
demikian
tabungan
menaikkan
marginal
pembentukan
dan
modal
2000:29).
terlihat pada biaya rata-rata produksi
Tabungan yang rendah akan
yang tinggi dan produktivitas buruh
mengakibatkan investasi juga rendah,
dan modal yang rendah, karena tenaga
padahal pertumbuhan ekonomi akan
buruh
berkesinambungan
usangnya
tumbuh
jika
investasi
yang
tidak
peralatan
terampil modal.
dan Yang
secara
cepat
dan
terpenting, keterbelakangan itu terlihat
berkesinambungan,
karena
jalur
pada rasio output modal yang tinggi,
pertumbuhan ekonomi dari investasi
yaitu untuk membuat satu unit output
memiliki multiplier effect yang besar
diperlukan modal yang lebih banyak.
dalam aktivias ekonomi dan sosial.
Penanaman
modal
asing
Artinya aktivitas investasi akan dapat
(foreign direct investment) merupakan
menyediakan
dan
salah satu cara yang ditempuh dalam
otomatis akan menyerap tenaga kerja
upaya pemenuhan kebutuhan akan
sehingga dapat mengurangi tingkat
invesatasi di dalam negri. Untuk
pengangguran dan kemiskinan di suatu
negara-negara yang belum maju seperti
wilayah ataupun negara. Kekurangan
Indonesia, penanaman modal asing
ini
kurangnya
(selanjutnya disebut dengan PMA)
karena
memiliki kelebihan jika dibandingkan
rendah
dengan
lapangan
mencerminkan
pembentukan pendapatan
kerja
modal perkapita
nya
sehingga tabungan menjadi rendah dan
pinjaman
komersil
untuk
pembiayaan pembangunan. Penanaman
[ 125 ]
modal asing merupakan salah satu
kesenjangan antara tabungan dengan
sumber dana dan jasa pembangunan di
investasi (saving investment gap).
negara
sedang
berkembang
yang
Saat ini kehadiran investasi
biasanya juga memiliki sifat khusus
Asing dikota Medan, masih didominasi
yaitu berupa paket modal, teknologi,
oleh
dan keahlian manajemen yang selektif
manufaktur
serta
dapat
keuangan, restoran, properti, hotel,
tahapan
retail dan pendidikan. Medan juga
yang
memiliki daya tarik tersendiri bagi
pemanfaatannya
disinkronkan pembangunan
yang
dengan negara
bersangkutan.
sektor-sektor seperti
diluar
industri
jasa
lembaga
investor asing, khususnya sektor jasa
Kota Medan sebagai ibukota
keuangan, perdagangan, hotel dan
Propinsi Sumatera Utara sekaligus kota
properti. Karena kota Medan secara
terbesar diluar Pulau Jawa setelah
geografis menjadi pusat jasa keuangan
Jakarta
dan perdagangan di wilayah Pulau
dan
perkembangan
Surabaya
pembangunan
Sumatera,
ekonomi sangat membutuhkan aliran
Sumatera
investasi baik yang berasal dari dalam
Propinsi Sumatera Utara khususnya
negeri maupun luar negeri. Ketika
Kota Medan akan menjadi supplier
investasi
tidak
baik barang maupun jasa bagi daerah
mencukupi kebutuhan akan investasi
yang ada di wilayah Sumatera bagian
tersebut maka peranan dari invesatsi
utara (SUMBAGUT) dalam rangka
asing
mendorong kegiatan ekonomi di sektor
di
(PMA)
dan
dalam
dalam
sangat
negeri
dibutuhkan
sehingga akan dapat mempersempit
khususnya Bahagian
riil dan sektor keuangan.
[ 126 ]
wilayah
Utara.
Jadi
Studi
ini
digunakan
untuk
II. TINJAUAN TEORITIS
mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
tingkat
Investasi
secara
umum
investasi
merupakan kegiatan ekonomi berupa
Penanaman Modal Asing di Kota
aktivitas pengeluaran dari produsen
Medan.
sebagai
Selain
itu
juga
untuk
pelaku
ekonomi
untuk
menganalisis potensi bisnis apa saja
manambah kemampuan memproduksi.
yang marketable dan profitable untuk
menurut
dijalankan oleh pelaku bisnis asing di
(2008) menyatakan investasi sebagai
kota Medan, sehingga akan membawa
pengeluaran yang bertujuan untuk
dampak positif dalam perkemabnagan
meningkatkan atau mempertahankan
bisnis
Memberikan
stok barang modal. Stok barang modal
gambaran yang nyata tentang sektor-
bisa terdiri dari pabrik, mesin, kantor
sektor
dan produk-produk tahan lama lainnya
di
Medan.
bisnis
apa
saja
yang
Dornbursch
dan
mendominasi minat investor asing
yang
untuk berinvestasi di Kota Medan,
produksi.
sehingga pelaku usaha di Medan akan
Definisi secara agregat, investasi meliputi:
digunakan
Fischer
dalam
proses
dapat mendukung bisnis tertentu yang a. Seluruh akan mendorong perkembangan dari
nilai
pembelian
pengusaha atas barang-barang
investasi tersebut. Serta memberikan
modal dan pembayaran untuk mendirikan industri.
masukan bagi pemerintah Kota Medan,
b. Pengeluaran-pengeluaran sebagai
pembuat
kebijakan
dan
masyarakat untuk mendirikan
peraturan.
rumah-rumah, tempat tinggal. c. Pertambahan dalam nilai-nilai stok barang-barang perusahaan berupa bahan mentah, barang
[ 127 ]
yang belum selesai diproses
permintaan
dan barang jadi.
dan
pertambahan
permintaan terjadi karena adanya pertambahan
pendapatan.
investasi asing dapat dilakukan dalam
Jelasnya
apabila
pendapatan
bentuk, yaitu investasi portofolio dan
bertambah
maka
pertambahan
investasi langsung atau foreign direct
pendapatan
investment (FDI). Investasi portofolio
untuk
ini dilakukan melalui pasar modal
Pertambahan
dengan
menyebabkan
Dalam literatur ekonomi makro,
seperti umum
instrumen
berharga
digunakan
menambah
konsumsi. konsumsi
bertambahnya
dan
obligasi.Secara
permintaan.Adanya pertambahan
dalam
pembangunan
permintaan ini akan mendorong
saham di
surat
akan
ekonomi terdapat 4 (empat) jenis
timbulnya
pabrik-pabrik
investasi, yaitu :
atau perluasan pabrik lama . Investasi
a. Investasi
yang
(Induced
investasi
dan
investasi otonom. (Autonomous Investment) yang
yang
yang
tidak
dipengaruhi
oleh
besarnya
pendapatan
nasional
ataupupn
terdorong daerah.
adalah
adalah
terdorong
Investment)
Investasi
otonom
baru
Investasi
jenis
ini
investasi yang sangat
dipengaruhi
oleh
biasanya
dilakukan
pemerintah
karena
oleh
tingkat disamping
pendapatan baik itu pendapatan biayanya nasional
ataupun
sangat
mahal
juga
pendapatan karena investasi jenis ini tidak
daerah. Investasi ini diadakan memberikan akibat
adanya
keuntungan.
pertambahan Contohnya
[ 128 ]
investasi
untuk
bendungan irigasi, jalan raya,
memiliki faktor produksi modal
pelabuhan dan sebagainya
yang cukup untuk
b.Public Investment dan Private
sumber-sumber yang dimilikinya,
Investment Public
mengolah
maka memerrlukan modal asing Investment
investasi
adalah
yang
agar semua yang ada dapat
dilakukan
dimanfaatkan sepenuhnya.
pemerintah baik pemerintah pusat
d.Gross
Investment
dan
Net
Investment
maupun pemerintah daerah yang
Gross Investment adalah total sifatnya resmi. Dan diarahkan
seluruh investasi yang diadakan
untuk melayani dan menciptakan
atau dilaksanakan pada suatu waktu. Jadi mencakup segala
kesejahteraan bagi rakyat banyak.
jenis Sementara
privte
investment
investasi,
autonomous
adalah investasi yang dilakukan
baik
maupun
itu
induced
investment, baik prívate maupun public.Dengan kata lain seluruh
swasta, dimana keuntungan yang
investasi yang dilakukan di suatu menjadi prioritas utama c.
Domestic
Investment
negara (daerah) pada atau selama dan
periode tertentu dinamakan gross
Foreign Investment Domestic
Investment.
Investment
adalah
Net
Investment
(investasi neto) adalah selisih antara investasi bruto yang ada
penanaman modal dalam negri
dalam 1 (satu) tahun dengan sedangkan adalah
foreign
investment
penanaman
asing.Sebuah
negara
penyusutan.
modal
Undang-undang PMA No 25
yang
tahun 2007 menjelaskan pengertian
mempunyai banyak sekali faktor-
penanaman
faktor produksi alam namun tidak
bentuk kegiatan menanam modal, baik
[ 129 ]
modal
sebagai
segala
oleh penanam modal dalam negeri
masuk
maupun penanam modal asing untuk
menerbitkan surat berharga (emiten),
melakukan usaha di wilayah negara
belum tentu membuka lapangan kerja
Republik
baru.
pengertian
Indonesia.Sedangkan PMA
adalah
kegiatan
ke
perusahaan
yang
Adapun hipotesa yang akan
menanam modal untuk melakukan
dirumuskan dalam penelitian ini adalah
usaha di wilayah negara Republik
:
Indonesia
yang
dilakukan
oleh
a. Ada hubungan yang positif atau
penanam modal asing, baik yang
searah antara Jumlah penduduk
menggunakan modal asing sepenuhnya
dengan
maupun yang berpatungan dengan
Modal Asing di Kota Medan.
penanam modal dalam negeri.
mempunyai
diantaranya sifatnya
kelebihan
yang permanen
(jangka panjang), banyak memberikan andil
dalam
teknologi,
searah antara nilai pengeluaran pemerintah dengan
Kota
jumlah
Medan
Penanaman
Modal Asing di Kota Medan.
alih
c. Ada hubungan yang negatif
keterampilan manajemen, membuka
atau terbalik antara tingkat
lapangan kerja baru. Lapangan kerja
inflasi (daya beli)
ini, sangat penting bagi negara sedang
Penanaman Modal Asing di
berkembang
Kota Medan.
kemampuan
alih
Penanaman
b. Ada hubungan yang positif atau
Penanaman Modal Asing lebih banyak
jumlah
mengingat
terbatasnya
pemerintah
dengan
untuk
d. Ada hubungan yang negatif
penyediaan lapangan kerja. Sedangkan,
atau terbalik antara tingkat
dalam investasi portofolio, dana yang
upah (UMK)
[ 130 ]
dengan jumlah
Penanaman Modal Asing di
tingkat kesulitan dalam pengambilan
Kota Medan.
data di lapangan relatif lebih tinggi,
e. Ada hubungan yang positif atau
maka
responden dari PMA yang
searah antara Nilai Kurs Rupiah
dipilih hanya sebesar 26 perusahaan
terhadap Dolar
yang telah mewakili 5 sektor utama
jumlah
AS dengan
Penanaman
Modal
yang
mendominasi
produksinya
Asing di Kota Medan.
di
aktivitas
Kota
Medan.
Sedangkan untuk data sekunder sampel III.METODE tahun yang diambil dari tahun 2001 – Metode penelitan ini adalah metode
penelitian
2010. Adapun sektor-sektor
korelasional.
yang akan diwakili adalah : Hotel dan
Penelitian ini mengambil tempat di
Restoran ; Lembaga
wilayah administratif kota Medan dan berlangsung selama
3 (tiga) bulan.
Retail
Penanaman
Modal
Asing
Hiburan;
Industri
Sedangkan institusi pemerintah
beroperasi minimal 5 tahun di kota Buku
dan
Manufaktur
semua perusahaan PMA yang telah
Menurut
Keuangan ;
Konstruksi, Properti dan Perumahan;
Populasi pada penelitian ini adalah
Medan.
usaha
dan non-pemerintah yang menjadi
Direktori
responden adalah :
(PMA)
a. Kantor Statistik Kota Medan
Tahun 2011 Kota Medan sebanyak 264
b. Badan Penanaman Modal Kota
perusahaan.
Medan
Pemilihan sampel dengan cara
c. Kantor Dinas perindustrian dan
10 % dari total populasi tersebut.
perdagangan kota Medan
Adapun karena populasinya kecil dan
d. Kantor BAPPEDA Kota Medan
[ 131 ]
e. Kantor
Kamar
Dagang
dan
Buku Medan Dalam Angka
Industri Daerah (KADINDA) Kota
dari tahun 2002-2010, maupun
Medan.
data PMA.
f. Kantor Kawasan Industri Medan
Model regresi yang digunakan
(KIM) Mabar.
untuk mengetahui faktor-faktor yang
Adapun tehnik pengambilan
mempengaruhi investasi asing yang
data kwantitatif dan kwalitatif yang
akan dibangun dalam penelitian ini
dipakai dalam penelitian ini :
adalah Model Persamaan Simultan
1. Data Primer yang berbentuk data kwalitatif,
dengan 7 variabel bebas (independent
berasal dari
variable)
dan
1
variabel
berbagai institusi terkait dan
(dependent variable) yakni :
26 perusahaan PMA yang
PMA =
beroperasional di Kota Medan; dengan
membuat
terikat
β0 + β1 POP + β2 GOVSPND + β3 INF
daftar
+
β4UMK
+
pertanyaan (quesioner) yang akan
digunakan
wawancara terstruktur
Β5 KURS + ε
dalam
dimana;
pada -
orang yang berkompeten di
institusi
Investasi
Medan (dalam jutaan US$)
2. Data Sekunder yang berasal luar
Jumlah
Penanaman Modal Asing di
setiap institusi yang disurvei.
dari
PMA =
- POP
maka
=
Total
pencarian data langsung ke
Penduduk Kota Medan (dalam
institusi
jiwa)
tersebut
untuk
pengambilan data, baik dari
[ 132 ]
- GOVSPND
=
Belanja
bersifat
survey,
Pemerintah kota Medan dalam
daftar
responden
APBD (dalam milyar rupiah)
berdasarkan direktori PMA yang ada di
- INF
membuat
yang
terpilih
= Rata-rata nilai
kota Medan, maka diperoleh lah angka
inflasi yang dicapai (dalam
26 responden yang diambil secara acak
persen)
berdasarkan sektor bisnis yang sudah
- UMK
=
Minimum
Nilai
Kota
Upah
terwakilkan dan sudah memiliki nama
(dalam
perusahaan yang cukup dikenal di Kota
Rupiah) - KURS
-
dengan
Medan.
Data
aka
ditabulasi
= perbandingan
berdasarkan jawaban yang dipilih oleh
mata uang Rp dengan US$
responden kemudian dianalisis lebih
(dalam rupiah)
lanjut oleh Tim peneliti.
β0
= Konstanta
- β1....5
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
=
Nilai
Parameter/estimator dari setiap
=
Square
atau
uji
kesesuaian (goodness of fit) sebesar
variabel bebas - ε
R
0,787 berarti 78,7%
Disturbance
variasi dari
variable bebas berupa jumlah populasi error (POP), Analisa
kualitatif
dilakukan
Belanja
(GSPND),
Pemerintah
Kota
laju inflasi (INF), Upah
dengan tehnik wawancara terstruktur
Minimum Kota (UMK) dan Kurs
dengan
kwesioner
mampu menjelaskan variable terikat
sebagai alat bantu pengambilan data.
dalam hal ini tingkat investasi PMA di
Pengambilan data primer ini lebih
Kota
menggunakan
[ 133 ]
Medan,
sedangkan
sisanya
21,3% dapat dijelaskan oleh variabel
Hasil fungsi regresi dari model
lain di luar model yang dibangun. Nilai
yang dibangun tentang Faktor-faktor
dari R Square
yang dicapai seperti
yang Mempengaruhi Tingkat Investasi
diatas termasuk kategori sangat besar,
Penanaman Modal Asing (PMA) di
berarti
Kota Medan adalah :
model
berdasarkan
pada
yang grand
dibangun theory
PMA = 234,202 + 1,510 POP + ternyata mendekati fakta yang ada
3,02 GOVSPND +
karena variasi untuk menjelaskannya
0,266 INF
sangat besar. Hasil analisis dari koefisien
-1,661UMK + 0,463 korelasi atau R = 0,887 berarti hubungan
korelasi
antara
KURS + ε
variable
Secara
bebas berupa jumlah populasi (POP), Belanja Pemerintah Kota (GSPND), laju inflasi (INF), Upah Minimum Kota (UMK) dan Kurs sebesar 88,7% dengan variabel investasi PMA di Kota Medan . Artinya hubungannya sangat erat sekali, karena variabel bebas yang dibangun dari model secara teori dan fakta tidak jauh berbeda dan tingkat hubungannya sangatlah tinggi atau hubungannya semakin erat.
ekonomi
penduduk
dan
belanja
bersifat
elastis
variabel pemerintah
karena
angka
elastisitasnya lebih dari satu (E>1) yakni masing-masing mencapai E= 1,51 untuk POPULASI dan E=3,02 untuk
GOVSPND,
artinya
menunjukkan bahwa perubahan sedikit saja pada varaibel penduduk dan pengeluaran
pemerintah
akan
berdampak besar secara positif bagi perubahan
[ 134 ]
nilai
PMA
yang
dinivestasikan oleh investor di kota
pada penelitian ini di Bab II, maka
Medan
ditemukan :
atau
sangat
responsif.
Sedangkan variabel inflasi (INF) dan KURS
yang
angka
- Ada hubungan yang positif dan
elastisitasnya
signifikan
antara
Variabel
bersifat in-Elastis (E<1)yang masing-
POPULASI
masing mencapai E= 0,266 untuk INF
invstasi PMA di kota Medan
dan E=0,463 untuk KURS , atau sangat
dalam kurun waktu 10 tahun
kecil pengaruhnya terhadap PMA,
(2001-2010), dengan tingkat
dengan kata lain perubahan pada laju
α= 2,5% yakni 0,10.
inflasi
serta
nilai
KURS
kurang
signifikan
yang diinvestasikan di Kota Medan.
GOVSPND
antara
Variabel
ternyata
(belanja/pengeluaran
negatif,
pemerintah di APBD) dengan
artinya jika Upah Minimum Kota
nilai invstasi PMA di kota
(UMK) naik 10%, maka PMA akan
Medan dalam kurun waktu 10
turun sebesar 16,61%.. Sedangkan
tahun
elastisitas dari variabel UMK bersifat
tingkat α= 5% yakni 0,045 .
elastis karena angka elastisitasnya
- Ada hubungan yang positif dan
memiliki
UMK
nilai
- Ada hubungan yang positif dan
resposif mempengaruhi nilai PMA
Variabel
dengan
hubungan
yang
lebih dari satu (E>1) yakni E= 1,661
tidak
Dengan mengacu pada Test
(2001-2010),
dengan
signifikan
antara
Variabel INF (laju inflasi) di
Diagnostik berupa uji-t atau uji parsial
Kota
dari hipotesa yang telah dirumuskan
invstasi PMA di kota Medan
Medan
dengan
nilai
dalam kurun waktu 10 tahun
[ 135 ]
(2001-2010) karena mencapai
KURS dengan nilai invstasi
angka 0,432. Jadi variabel ini
PMA di kota Medan dalam
berbeda dengan hipotesa yang
kurun waktu 10 tahun (2001-
menyatakan
2010), dengan tingkat α= 5%
ada
hubungan
negatif, tetapi hasil regresi
yakni 0,026.
menujukkan hubungan positif
Ada yang berkebalikan tanda
dan signifikan, berati variabel
bahwa variabel
ini bukan merupakn indikator
hubungan yang positif walaupun di
penting
dalam
tahun
awal hipotesa merujuk pada hubungan
terakhir
untuk
memutuskan
negarif, fakta dari data yang diolah
investor jadi atau tidak, atau
ternyata berkata lain. Kemungkinan
mungkin juga menambah nilai
pertama terjadi karena data yang diolah
investasinya atau tidak, dalam
belum maksimal mungkin menjadi 15
melakukan investasi di Kota
tahun, sehingga mendekati hipotesa
Medan
yang diturunkan secara teoritis dapat
10
INFLASI memiliki
- Ada hubungan yang negatif
terbukti. Walaupun secara korelasi
dan signifikan antara Variabel
memiliki hubungan yang sangat erat,
UMK dengan nilai invstasi
karena variabel yang dibangun atau
PMA di kota Medan dalam
dipilih dalam model sudah sesuai
kurun waktu 10 tahun (2001-
dengan teori yang ada.
2010), dengan tingkat α= 5%
Sedangkan
yakni 0,027.
Belanja
- Ada hubungan yang positif dan signifikan
antara
Pemerintah
Medan/pengeluaran
Variabel
untuk
di
variabel Kota APBD
(GSPND) dan laju inflasi kota Medan
[ 136 ]
(INF) memiliki hubungan yang positif,
positif dan tidak signifikan. Hal seperti
artinya
ini juga akan terjadi karena dipicu oleh
jika
(GSPND)
Belanja
naik
10%,
Pemerintah nilai
kurangnya data yang dianalisis dalam
investasi PMA akan naik juga sebesar
bentuk tahunan. Karena inflasi itu
30,2% dan signifikan pada α = 5%,
dapat menugur daya beli masyarakat
berarti
disuatu wilayah atau mengukur income
pengeluaran
menjadi
faktor
maka
pemerintah cukup
riil yang ada di masyarakat juga.
diperhitungkan oleh investor asing
Artinya makin tinggi laju inflasi, maka
untuk menanamkan investasinya di
akan
Kota
masyarakat
Medan.
dianalogikan
yang
Kondisi bahwa
ini
bisa
semakin
lemah
dan
daya
beli
turunnya
juga
belanja
pendapatan riil masyarakat, sehingga
pemerintah yang besar dan meningkat
membuat investor khususnya asing
akan menunjukkan size of region yang
tidak akan menambah investasinya di
dimiliki kota Medan, baik secara fisik
daerah tersebut.
amaupun secara pasar (size of market).
dianalisis secar fakta ekonomi, bahwa
Tapi dapat
juga
Selanjutnya variabel laju inflasi
investasi
(INF) naik sebesar 1% maka nilai
bertujuan
investasi PMA di Kota Medan akan
mempertimbangkan
naik juga sebesar 0,266%. Dengan
dengan kata lain tinggi rendahnya laju
mengacu pada uji-t dan hipotesa dari
inflasi yang terjadi sama sekali tidak
penelitian ini di Bab II, maka ada yang
mempengaruhi laju investasi asing.
berkebalikan
tanda
yakni
asing
yang
produksinya
ekspor
tidak laju
variabel
Dalam
analisis
INFLASI yang seharusnya bertanda
menunjukkan
F-Hitung
negatif dan tidak signifikan menjadi
yakni 11,117 > 0,045,
[ 137 ]
akan inflasi,
data >
ini
F-Tabel
yang berarti
bahwa
variabel
bebas
GSPND,INF,UMK
dan
POP,
investor
KURS
untuk
menanamkan
investasinya di kota Medan.
memiliki pengaruh secara bersama-
Dari
32
responden,
yang
sama terhadap variabel investasi asing
menyatakan ada kemudahan dalam
PMA di kota Medan.
birokrasi di Pemko Medan hanya 31,25%, sedangkan yang menjawab
Dari hasil tabulasi data yang telah disusun dalam bentuk kwesioner
tidaka
ada
kemudahan
untuk mendapatakan persepsi investor
37,50%, dan siasanya yang ragu-ragu
atau pelaku usaha PMA yang ada di
sama dengan yang menjawab ada
Kota Medan secara random yang pada
kemudahan yakni sebesar 31,25%.
responden
Dari
(perusahaan), maka yang terealisasi
menyatakan
lebih dari yang direncanakan yakni
Perekonomian Medan yang cukup baik
sebanyak 32 perusahaan, maka dapat
dan stabil untuk berinvestasi sebesar
diambil beberapa kesimpulan penting
50%, sisanya
berupa :
ragu justru mencapai 43,75%, dan
awalnya
hanya
26
32
mencapai
responden,
ya,
bahwa
yang Kondisi
yang menjawab ragu-
yang
yang terakhir yang menjawab tidak
menyatakan ya, bahwa memilih Medan
baik dan tidak stabil perekonomian
untuk berinvestasi karena sebagai kota
Medan hanya 6,25%.
Dari
32
responden,
Dari
terbesar no.3 di Indonesia sebanyak
32
responden,
yang
90,63%, sisanya yang menjawab tidak
menjawab ragu-ragu sebesar 46,88%,
hanya 6,25% dan yang ragu-ragu
bahwa
hanya 3,13%. Berarti besarnya kota
infrastruktur perkotaan dan ekonomi
Medan menjadi daya tarik utama bagi
yang baik. Sisanya yang menyatakan
[ 138 ]
Medan
memiliki
sara
tidak mencapai 28,13%, dan sisanya
berinvestasi di Medan yakni sebesar
yang menjawab ya hanya 25%.
62,50%.
Dari
32
responden,
menjawab tidak,
yang
mengakses Pusat
sisanya
mencapai
yang
34,38%
dan yang ragu-ragu hanya 3,13% saja.
menyataka ya, bahwa ada kemudahan dalam
Sedangkan
Dari
Informasi
32
responden,
yang
Bisnis dan Ekonomi sehingga memilih
menyatakan ya, bahwa memilih Medan
Kota
untuk
Medan
untuk
melakukan
berinvestasi
karena
Medan
investasi sebesar 46,88%. Sedangkan
sebagai pusat konsentrasi ekonomi di
yang
luar Pulau Jawa sebanyak 71,88%, dan
menyatakan tidak,
mencapai
28,13%, sisanya yang masih ragu-ragu
sisanya yang
mencapai 25%.
mencapai 28,13% dan tidak ada yang
Sebahagian
besar
menjawab ragu-ragu
menjawab tidak.
responden
Dari
menyatakan ya, bahwa memilih kota
32
responden,
Medan untuk berinvestasi karena ada
menjawab
ketersediaan
mendominasi yakni sebesar 46,88%,
jaringan
transportasi
ragu-ragu
yang cukup
yang
bahwa memilih Kota Medan untuk
menyatakan tidak, mencapai 28,13%
berinvestasi karena income per-capita
dan sisanya yang ragu-ragu mencapai
nya secara nasional di Indonesia
18,75%.
termasuk
sebesar
53,13%,
sedangkan
Dari
32
responden,
menyatakan
ya,
bahwa
tinggi.
Sisanya
yang
menjawab ya sebanyak 34,38%, dan
yang
yang menjawab tidak hanya 18,75%.
Tingginya
tingkat konsumsi masyarakat dan daya
Dari
masyarakat Medan menjadi indikator
menyatakan
penting dalam
mendominasi jawaban yakni sebesar
memutuskan untuk
[ 139 ]
32
responden, ragu-ragu
yang sangat
46,88% bahwa memilih Medan untuk
Dari
32
responden
yang
berinvestasi karena ada Kebijakan
menjawab, kondisi Kurs Rp terhadap
Walikota
US$
untuk
mempermudah
akan
naik
sebesar
50%,
Investasi khususnya PMA, sedangkan
sedangkan yang menyatakan tetap
yang menjawab ya sebanyak 34,38%,
mencapai 40,63% dan sisanya akan
dan sisanya yang menjawab tidak
mengalami
hanya 18,75%.
sebanyak 9,38%.
Dominan responden menjawab
penurunan
Dari
32
(apresiasi)
responden
yang
ragu-ragu, bahwa Kota Medan rendah
menjawab, maka yang menyatakan
tingkat PUNGLI nya (pungutan liar)
kondisi
yang dilakukan oleh institusi non-
perbankan
pemerintah, yakni mencapai 43,75%.
mengalami kenaikan sebesar 53,13%,
Sedangkan sisanya yang menyatakan
sedangkan yang menyatakan tetap
tidak rendah PUNGLI justru mencapai
seperti saat ini sebesar 43,75%, dan
40,63%. Dan yang menyatakan Kota
sisanya yang menyatakan akan turun
Medan tingkat PUNGLI nya rendah
hanya 3,13%,
hanya 15,63% saja. Dari
32
suku
Dari responden
yang
menjawab
bunga
secara
32
pinjaman
nasional
responden
kwesioner
ini,
akan
yang ternyata
menjawab, maka yang menyatakan
memiliki persepsi yang berimbang
kondisi ekonomi Kota Medan Baik
tentang prediksi pertumbuhan ekonomi
mencapai 53,13%, yang merasa ragu-
Kota Medan 6 bulan sampai 1 tahun
ragu kondisi ekonomi Medan mencapai
kedepan antara yang menjawab naik
40,63%
sebesar 50% dan yang menjawab tetap
dan
menyatakan buruk.
sisanya
6,25%
juga 50%. Jadi tidak ada responden
[ 140 ]
yang menjawab turun pertumbuhan
V.KESIMPULAN DAN SARAN
ekonomi kota Medan,
V.1 Kesimpulan
Dari
32
responden
1. Nilai R Square atau uji kesesuaian (goodness of
yang
menjawab laju inflasi Kota Medan
Medan,
sedangkan
sisanya
tidak akan naik ataupun turun (tetap)
21,3% dapat dijelaskan oleh
mencapai 56,25%, yang menjawab
variabel lain di luar model yang
naik mencapai 37,50% dan sisanya
dibangun. 2. Hasil analisis dari koefisien
6,25%. Sedangkan
untuk
korelasi atau R = 0,887 berarti
menjawab
persepsi tentang tingkat kemanan Kota
hubungan
Medan,
variable bebas berupa jumlah
dari
32
responden
yang
korelasi
menjawab sedang mencapai 53,13%,
populasi
sedangkan yang menyatakan tingkat
Pemerintah
kemanan Kota Medan cukup Baik
laju
mencapai 28,13% dan sisanya yang
Minimum Kota (UMK) dan
menjawab
Kurs sebesar 88,7% dengan
buruk
hanya
mencapai
(POP),
antara
inflasi
Kota
Belanja (GSPND),
(INF),
Upah
variabel investasi PMA di Kota
18,75%.
Medan . Artinya hubungannya
Secara umum dari 32 responden yang menjawab, kondisi
sangat
Sosial Politik Kota Medan Baik
variabel bebas yang dibangun
mencapai 56,25%, yang merasa masih
dari model secara teori dan
ragu-ragu dengan kondisi Sosial Politik
fakta tidak jauh berbeda dan
di Medan mencapai 34,38% dan
tingkat hubungannya sangatlah
sisanya 9,38% menyatakan buruk.
[ 141 ]
erat
sekali,
karena
tinggi
atau
hubungannya
dan signifkan, sedangkan untuk
semakin erat.
variabel
3. Variabel
POPULASI,
INFLASI
memiliki
hubungan yang positif dan
GOVSPND, KURS dan INF
tidak
memiliki hubugan yang positif,
berkebalikan
artinya jika Populasi naik 1%,
hipotesa yang dirumuskan.
maka PMA akan naik sebesar 1,51%.
Sedangkan
variabel
belanja
signifikan
atau
tanda
dari
5. Variabel Belanja Pemerintah
untuk
Kota
Medan/pengeluaran
di
pemerintah
APBD
(GSPND)
kota Medan (GOVSPND) naik
inflasi
kota
10% akan mengakibatkan PMA
memiliki
akan
positif, artinya jika Belanja
turun
sebesar
30,2%.
dan
laju
Medan
(INF)
hubungan
yang
Kemudian
variabel inflasi
Pemerintah
(INF)
naik
akan
10%, maka nilai investasi PMA
mengakibatkan nilai PMA naik
akan naik juga sebesar 30,2%
sebesar
yang
dan signifikan pada α = 5%,
terkahir adalah variabel KURS,
berarti pengeluaran pemerintah
jika naik 1% maka PMA akan
menjadi faktor yang cukup
naik sebesar 0,463%.
diperhitungkan oleh investor
jika
1%
0,266%
dan
4. Dengan mengacu pada uji-t dan
asing
(GSPND)
untuk
naik
menanamkan
hipotesa penelitian ini, maka
investasinya di Kota Medan.
variabel
Kondisi ini bisa dianalogikan
GOVSPND
POPULASI, dan
KURS
bahwa belanja pemerintah yang
memiliki hubungan yang searah
besar
[ 142 ]
dan
meningkat
akan
menunjukkan size of region
khususnya asing tidak akan
yang dimiliki kota Medan, baik
menambah
secara fisik amaupun secara
daerah tersebut.
pasar (size of market).
investasinya
di
7. dari varibel diatas ternyata yang
6. Jika Laju inflasi (INF) naik
cukup diperhitungkan adalah
sebesar 1% maka nilai investasi
variabel
PMA di Kota Medan akan naik
elastisitas lebih dari satu (E>1)
juga sebesar 0,266%. Dengan
karena bersifat elastis, artinya
mengacu
dan
setiap perubahan kecil yang
hipotesa penelitian ini, maka
terjadi pada variabel Populasi
ada yang berkebalikan tanda
kota
yakni variabel INFLASI yang
Pemerintah, dan UMK (upah
seharusnya
negatif
minimum kota) sangat resposif
tidak
dengan nilai investasi PMA
signifikan. Karena inflasi itu
yang ada di Kota Medan. Jadi
dapat
dalammengambil
menjadi
pada
bertanda
positif
mengukur
masyarakat
uji-t
dan
daya
disuatu
beli
wilayah
untuk
yang
meiliki
Medan,
investasi
nilai
Belanja
kebijakan khususnya
atau mengukur income riil yang
PMA, sebaiknya Pemko Medan
ada di masyarakat juga. Artinya
memperhatikan
variabel-
makin tinggi laju inflasi, maka
variabel
sehingga
akan semakin lemah daya beli
tidak berdampak negatif yang
masyarakat dan turunnya juga
besar bagi investasi PMA di
pendapatan
Kota Medan.
sehingga
riil
masyarakat,
membuat
investor
[ 143 ]
tersebut,
pada kepentingan yang lebih
V.2 Saran Adapun
rekomendasi yang
besar
lagi
untuk
disampaikan kepada para pemangku
investasinya,
kepentingan (stakeholder) adalah :
memperhatikan
1. Pemerintah Kota Medan; harus
penduduk
nilai dengan
kebijakan
sebagai
sumber
lebih ramah (friendly) kepada
tenaga kerja yang berkualitas,
para investor, agar investasi
seharusnya
yang dilakukan di kota Medan
dapat
menjadi
kebutuhan
lebih
efisien
dan
PEMKO
Medan
mensinergikan
antara
pasar
untuk
efektif, karena Kota Medan
kompetensi dan kualifikasi atas
tetap menjadi tujuan utama para
kebutuhan tenaga kerja dengan
investor
kebijakan pendidikan (link and
khususnya
investor
asing dengan segala kelebihan
match)
dan
dengan lembaga pendidikan.
kekurangan
yang
dimilikinya.
dunia
usaha
3. Keputusan dalam menaikkan
2. Peraturan yang kondusif bagi para
antara
investor
UMK harus didasari oleh fakta
dan
harus
empiris dan kondisi ekonomi
dijalankan
serta
yang ada, sehingga kebijakan
dengan
baik,
tersebut ada harmonisasi antara
sehingga setiap pelaku bisnis
pemilik usaha/owner dengan
memperoleh kepastian dalam
buruh,
melalui
melakukan investasi. Peraturan
dengan
posisi
yang diambil dalam bentuk
seimbang
kebijakan setidaknya mengacu
kenaikan UMK bukan bersifat
konsisten tersosialisasi
[ 144 ]
diplomasi tawar
yang
(bipartit),
jadi
POPULIS yang lebih bernuansa
larinya
investor
POLITIS bagi penguasa Kota
kedaerah
lain
Medan.
kondusif.
4. Dalam
membuat
tersebut
yang
lebih
kebijakan
5. Kebijakan yang diambil oleh
iklim investasi harus mengacu
PEMKO Medan, baik dalam
pada kondisi ekonomi yang
bentuk regulasi yakni Peraturan
sedang
Walikota (PERWALI) maupun
dihadapi,
melakukan
kebijakan
bersebseberangan
bukan yang
yang
dengan
dibuat
dengan DPRD Kota Medan
kondisi ekonomi yang sedang
sebaiknya
dihadapi,
persepsinya
sedang
misalnya mengalami
bersama-sama
ketika
mengarah para
pada
investor.
dampak
Persepsi ini harus dilihat dari
krisis ekonomi, maka kebijakan
yang baik sampai yang kurang
harus
baik
menstimulasi
arus
tentang mengapa Kota
investasi agar kondisi ekonomi
Medan dipilih mereka menjadi
fluktuasi penurunannya dapat
lokasi investasi. Persepsi yang
dijaga, bukan justru menambah
negatif
harus
diperbaiki
beban kepada investor, seperti
sehingga
tingkat
kepuasana
menarik pungutan pajak dan
investor akan menjadi lebih
retribusi yang lebih tinggi, atau
baik lagi, dan bahkan akan
bahkan
mengundang
meniakkan
upah
investor
yang
minimum kota, yang justru
baru untuk berinvesatsi di Kota
lebih membebani lagi dunia
Medan.
usaha yang berujung pada,
[ 145 ]
6. Sedangkan untuk kondisi sosial politik
yang
tepat lokasi, jadi bukan hanya
merupakan
sekedar
institusi
pelengkap
jaminan diawal orang akan
yang
melakukan
memiliki konsep dan kontribusi
investasi
yakni
sama
sekali
kemanan, harus tetap kondusif
dalam
dari waktu ke waktu.
kawasan tersebut.
penataan
tidak
kawasan-
7. Sebaiknya Pemko dan DPRD
9. Kepada Balitbang Kota Medan,
serta BKPMD Kota Medan,
ada baiknya banyak memiliki
membuat
data-data sekunder yang telah
masukan
Pemerintah
kepada
Pusat,
mensinergikan kebijakan
terinventarisasi
secara
baik
seluruh
dalam kurun waktu yang cukup
ada
dalam
lama, dan data-data ini harus
sehingga
peran
berhubungan
yang
berinvestasi,
agar
dengan
dari BKPMD di daerah-daerah
performance ekonomi, sosial
dapat dioptimalkan, dan tidak
dan lain sebagainya, ketika ada
merasa
penelitian
ditinggalkan
oleh
investor serta Pemerintah Pusat. 8. Peran pengelola
dari
lebih
(Kawasan
Nusantara dikelola
Kawasan (KBN) secara
mudah
dalam
hal
megakses data.
Industri Medan) baik di Mabar mapun
dilakukan
dimasa yang akan datang, dapat
manajemen
KIM
yang
10. Sebaiknya
Berikat
Medan
Pemerintah
memiliki
Kota
informasi
dapat
tentang sektor bisnis apa saja
profesional,
yang sangat profitable dan ekonomis,
efisien, efektif, informatif dan
[ 146 ]
sehingga
setiap
orang dapat dengan mudah mengaksesnya, seperti investor domestik dan asing, peneliti, civitas akademika dan pihak-
Hill,Hal , 2001, “Ekonomi Indonesia”, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta Jhingan, M.L, 2000, “Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan”, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
pihak lain yang membutuhkan. DAFTAR PUSTAKA Algifari, 1997, “Analisis Regresi: Teori, Kasus dan Solusi, BPFE, Yogyakarta BKPMD Kota Medan, 2010, Direktori Perusahaan Modal Asing di Kota Medan Tahun 2010 Dornbusch, Rudiger dan Stanley Fischer, 2008, “Makroekonomi”, PT. Media Global Edukasi, Jakarta (terjemahan) Hakim, Abdul, 2000,”Analisis Investasi”, Salemba Empat, Jakarta
Kuncoro, Mudrajad, 2003,”Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi”, Erlangga, Jakarta Salvatore,Dominick, 2001. ” Managerial Economics : dalam Perekonomian Global”:, Edisi ke-empat, Jilid I, Erlangga, Jakarta Sarwoko; 2005, ”Dasar-dasar Ekonometrika”, Penerbit ANDI, Yogyakarta Jurnal Penelitian JEJAK, Volume 2 No 2, September 2009 UU
[ 147 ]
No 25 tahun 2007. File http://www.hukumonline.com, diakses tanggal 10 Mei 2012
PERILAKU SUPIR ANGKUTAN KOTA (ANGKOT) DI KOTA MEDAN (Muba Simanihuruk dan Robinson Sembiring, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara, Medan)
Abstract Population growing ultimately increase in traveling demands such as working and lessure purposes. Nowadays, Indonesia faces an explosive growth in vehicle ownership and utilization of public transportation. The increase of population and public transportation needs unfortunately contributes to accidents case in Indonesia generally and in Medan particularly due to irregular public transportation’s (known as ‘angkot’ or angkutan kota) driver habit. This research is a descriptive quantitative type. The total of samples are 300 drivers which selected accidently in the bush station (Pinang Baris and Amplas) and interviewed the main informants consist of supervisor in the station (mandor) and staf of public transportation management (armada). Instrument that used in gathering data are questionnaires, open-ended interview, and participation observation where the researcher for some extent observed the behavior of the driver. Data were analyzed using descriptive and correlation analysis. One main finding founded that most of the drivers abuse a public transportation regulation such as driving in high speed when get out of station, rush driving to pick the passanger up, and have no respect to the bycyle rider. Sum up, the bad behaviour of the driver not morely forced by internal factors such as education, ethnicity affiliation, but for most extent imposed by external factors out side of the drivers such as the struggle to afford the payment to the car owner (known setoran) and the daily wage, the tough competition among the drivers, and number of public transportation which excedeed designated number (plafon). Key word: behavior, internal and external behaviour, ethnicity, public transportation, and driver of public transportation ABSTRAK Perilaku berlalu lintas di Indonesia umumnya, dan di Kota Medan khususnya, sangat memprihatinkan. Buruknya perilaku berlalu lintas ini tampak dari kesemrawutan berlalu lintas sehari-hari seperti menerobos lampu merah, menaikkan dan menurunkan penumpang di sembarang tempat. Dampak lanjutan perilaku berlalulintas ini adalah meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas. Menurut Kapolri, pada 2007 terdapat 20.000 orang korban kecelakaan lalulintas. Angka itu naik menjadi 20.188 orang pada 2008. Tahun 2009, lebih tinggi lagi angkanya, mendekati 21.000 orang. Sedangkan di Medan sendiri, berdasarkan data Direktorat Lalu Lintas Polda Sumut, sejak Januari hingga April 2012, korban tewas kecelakaan lalu lintas mencapai 749 orang. Korban tewas ini merupakan bagian dari 2.992 kecelakaan yang terjadi sepanjang periode itu. Kecelakaan tertinggi terjadi Januari, yakni 847 kasus sedangkan Februari menurun hanya 715 kasus. Selanjutnya Maret terjadi 719 kasus kecelakaan dan terakhir April terjadi 711 kasus.
[ 148 ]
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Responden dalam penelitian ini ditetapkan secara purposif dari setiap armada/kesatuan yang jumlahnya 300 orang yang dipilih secara proporsional dari setiap armada. Sedangkan informan utama adalah supir, direksi armada, dan mandor. Alat pengumpul data yang dipakai adalah kuessioner, observasi partisipasi (menaiki mobil angkot), dan wawancara mendalam yang tidak terstruktur. Sedangkan analisa dan interpretasi data digunakan dengan bantuan program SPSS untuk menampilkan tabel tunggal (pola-pola perilaku mengemudi) dan analisis korelasi (variabel pendidikan, etnisitas, lama kerja, dan armada dan perilaku mengemudi). Studi ini menunjukkan bahwa pola-pola perilaku mengemudi supir angkot di kota Medan kurang tertib. Ini tampak seperti ngebut begitu keluar stasiun atau pangkalan, ngebut mencari penumpang dan ngebut sesama angkot. Pelanggaran lain yang dilakukan misalnya seperti menyalip dari jalur kiri, mengabaikan hak-hak pengguna jalan seperti pesepeda, dan tidak memasang segitiga pengaman ketika berhenti dalam keadaan darurat. Temuan lain menunjukkan, bahwa pendidikan tidak memengaruhi perilaku mengemudi di kalangan supir. Dapat disimpulkan pula, ternyata tidak hanya faktor internal dari dalam diri supir (pendidikan dan pengalaman) yang memengaruhi perilaku tetapi lebih karena tekanan eksternal dari luar yang memaksa seperti tekanan memenuhi setoran dan penghasilan, trayek yang tumpang tindih, dan menurunnya jumlah penumpang. Kata-kata kunci: Perilaku, faktor internal dan faktor eksternal, transportasi umum, dan supir angkutan kota
dan perilaku sehari-hari sebagian supir
PENDAHULUAN Perilaku berlalu lintas adalah cermin
budaya
bangsa.
di Kota Medan.
Demikian
Salah satu indikator buruknya
motto yang tertulis di sudut-sudut jalan
perilaku berlalulintas adalah tingginya
kota Medan sering kita lihat. Membaca
pelanggaran
itu, kita bisa menyimpulkan betapa
berlalulintas yang ditunjukkan oleh
budaya bangsa kita secara umum, dan
perilaku berlalu lintas yang tidak aman
budaya berlalu lintas khususnya sudah
dan
pada tahap mencemaskan. Saling adu
menggunakan jalan raya. Dampak
cepat dan serobot di jalur-jalur padat
lanjutannya, angka korban kecelakaan
dan macet, sudah menjadi pandangan
lalu
[ 149 ]
terhadap
mengabaikan
lintas
dari
norma-norma
sopan
tahun
ke
santun
tahun
meningkat seiring dengan tingginya
yakni 847 kasus sedangkan Februari
angka kecelakaan lalu lintas itu sendiri.
menurun hanya 715 kasus. Selanjutnya
Menurut Kapolri, pada tahun
Maret terjadi 719 kasus kecelakaan dan
2007 terdapat 20.000 orang korban
terakhir April terjadi 711 kasus.
kecelakaan lalulintas. Angka itu naik
Sejarah
padatnya
mobilnya
menjadi 20.188 orang pada tahun
dimulai
2008. Tahun 2009, lebih tinggi lagi
ditemukan. Pada tahun 1910, 65 persen
angkanya, mendekati 21.000 orang.
penduduk di Amerika masih tinggal di
Lima
jumlah korban
inti atau sentra kota. Namun ketika
kecelakaan lalu lintas adalah pelajar
mobil ditemukan Henry Ford pada
dan mahasiswa. Kecelakaan ini terjadi
1908, komposisi penduduk di sentra
karena perilaku berlalu lintas yang
kota kemudian menyebar ke pinggiran
buruk di satu sisi dan meningkatnya
kota
penggunaan kenderaan (roda empat
memungkinkan
dan dua) di sisi lain.
mobilitas kerja (Spates dan Macionis,
persen dari
Sedangkan di Medan sendiri, berdasarkan
data
Direktorat
ketika
industri
(suburban)
otomotif
karena
mereka
mobil
melakukan
1987:298).
Lalu
Sedangkan di Indonesia sendiri,
Lintas Polda Sumut, sejak Januari
menurut
hingga April 2012, korban tewas
penjualan mobil pada Maret 2012
kecelakaan lalu lintas mencapai 749
mencapai 87.761 unit. Jumlah itu
orang. Korban tewas ini merupakan
mengalami
bagian dari 2.992 kecelakaan yang
Februari 2012 yang sebesar 86.407 unit
terjadi
itu.
dan Januari 2012 76.365 unit. Adapun
Kecelakaan tertinggi terjadi Januari,
total penjualan di tiga bulan pertama
sepanjang
periode
[ 150 ]
Kompas
kenaikan
(14/4/2012),
dibandingkan
tahun 2012 adalah 250.533 unit, atau
umum ketika berhenti telah dilakukan
lebih besar dibandingkan periode sama
oleh Aniek QS (1999) dengan studi
tahun
unit.
kasus jalan Jendral A. Yani, Kota
terus-menerus
Bandung. Pergerakan mobil pribadi
lalu
Penjualan meningkat
sebesar yang ini
225.739
pada
gilirannya
dipelajari
dengan
membandingkan
membuat arus lalu-lintas meningkat
tundaan
sementara ketersediaan jalan relatif
angkutan kota dan bis kota, karena
tidak meningkat.
kedua
yang
jenis
ditimbulkan
kendaraan
oleh
tersebut
Perilaku lalu-lintas angkutan
mempunyai perbedaan karakteristik
umum di Indonesia memiliki karakter
antara lain dari sisi ukuran dan
khas dengan pola-pola budaya berlalu
kapasitasnya.
lintas di negara-negara maju. Beberapa
Tundaan yang ditimbulkan oleh
karakteristik khas angkutan umum di
bis kota sebesar 46.191 detik dan
Indonesia antara lain (Dwi Handoko,
tundaan angkutan kota sebesar 6.227
2006):
detik. Perbedaan ini disebabkan oleh
a. Kecepatan tidak teratur, terkadang
faktor rata-rata lama berhenti bis kota
pelan terkadang cepat sekali. b. Berhenti di sembarang tempat, dan dalam waktu yang tidak teratur. c. Teknik mengemudi yang pindah jalur secara tidak teratur. Penelitian
tentang
yang lebih lama dibandingkan dengan angkutan kota, kecepatan bis kota yang lebih
rendah
minimum
dan
yang
batas
headway
diperlukan
oleh
kendaraan lain untuk mendahului bis tundaan
pergerakan mobil pribadi (stopping
kota dengan
delay) yang ditimbulkan oleh angkutan
[ 151 ]
lebih
panjang
headway
dibandingkan
minimum
yang
diperlukan oleh kendaraan lain untuk
umum.
mendahului angkutan kota.
menunjukkan sebagai berikut (Bastian
Hasil
penelitian
ini
Selanjutnya, Bastian Wirantono
Wirantono, 1999):
(1999) melakukan penelitian tentang
1. Satu-satunya
panjang antrian yang ditimbulkan oleh
berpengaruh
angkutan umum ketika berhenti telah
pada panjang antrian hanyalah
dilakukan dengan studi kasus Jalan
waktu henti angkutan umum.
Ahmad Yani (arah dalam dan luar
Semakin lama angkutan umum
kota), jalan Dharmawangsa (depan
berhenti semakin panjang antrian
terminal
kendaraan.
angkot),
Sumoharjo
kota
Jalan Surabaya.
Urip Jenis
2. Tidak
ada
faktor secara
yang
signifikan
keterkaitan
yang
angkutan umum yang diamati adalah
berarti antara volume kendaraan,
bis dan angkutan kota (angkot), dengan
lebar efektif dan waktu henti
periode pengambilan data pada siang
3. Volume kendaraan dan lebar
dan sore hari dan pada jam bukan
efektif jalan tidak berpengaruh
puncak.
terhadap panjang antrian, karena
Metode
penelitian
digunakan
yang
pengaruhnya terlalu kecil.
mencakup:
Secara teoritik sebenarnya lebar efektif
pengukuran/perhitungan jumlah dan
jalan berepangaruh terhadap tundaan,
panjang
lebar
tetapi
henti.
kemungkinan
efektif
antrian jalan,
kendaraan, dan
waktu
dalam
penelitian
ini
persimpangan
yang
Dianalisa hubungan antara panjang
diukur mempunyai lebar yang cukup,
antrian terhadap volume kendaraan,
sehingga lebar efektif jalan tidak
lebar efektif dan waktu henti angkutan
berpengaruh.
[ 152 ]
Balitbang Provinsi Jawa Timur
3. Situasi problematik utama yang
(2006) juga pernah melakukan studi
dihadapi berkaitan dengan faktor
tentang perilaku supir dalam berlalu
sikap dan perilaku pemakai atau
lintas di Surabaya. Studi ini berupaya
pengguna
mengkaji
pengendara
faktor-faktor
(individu)
maupun
internal
eksternal
yang
adalah
jalan
khususnya
kendaraan
menyangkut
bermotor persepsinya
menyebabkan rendahnya kepatuhan
tentang peraturan perundangan lalu
masyarakat pemakai atau pengguna
lintas yang lebih dilihat dalam
jalan ketika berlalu lintas.
perspektif kewajiban yang harus
Temuan pokok dari penelitian
dipenuhi, dan belum dilihat sebagai
ini adalah sebagai berikut:
kebutuhan riil sehingga mendorong
1. Kepatuhan masyarakat dalam hal ini
mereka
pemakai
atau
pengguna
jalan
khususnya pengendara kendaraan bermotor
terhadap
untuk
berupaya
memenuhinya. 4. Persepsi
peraturan
bukanlah
yang
keliru
sesuatu
yang
tersebut bersifat
perundangan lalu lintas di Jawa
given melainkan sangat dipengaruhi
Timur semakin menurun.
oleh
2. Berdasarkan jenis pelanggaran yang
pengetahuan
dan
pemahamannya terhadap peraturan
paling banyak dilakukan, yakni
perundangan
lalu
lintas,
mengendarai kendaraan tanpa surat
pengalaman
berlalu
lintas,
izin mengemudi (SIM), pelanggaran
cakrawala, keyakinan, dan proses
rambu-rambu dan marka jalan, serta
belajar
tidak
secara sendiri-sendiri maupun pada
dipenuhinya
kelengkapan
kendaraan bermotor.
[ 153 ]
yang
kesemuanya
baik
umumnya
secara
simultan
b. Bagaimana
menghasilkan persepsi dimaksud. 5. Pengetahuan pemakai
dan
atau
bermotor
tentang
perundangan
lalu
dengan perilaku berlalu lintas di
jalan
khususnya pengendara kendaraan
Kota Medan? c. Apakah ada hubungan antara lama
peraturan lintas
kerja dengan perilaku berlalu lintas
pada
di kalangan supir angkutan umum di
umumnya masih bersifat superfisial karena umumnya merupakan hasil
tingkat
pendidikan supir angkutan umum
pemahaman
pengguna
hubungan
Kota Medan? d. Apakah kelompok kerja (Armada)
dari proses belajar secara otodidak,
mempengaruhi
sehingga dalam implementasinya di
lintas di kalangan supir angkutan
lapangan sangat mudah dipengaruhi
umum di Kota Medan?
perilaku
berlalu
oleh berbagai stimulus eksternal Tujuan Penelitian baik
secara
tunggal
maupun
bergabung dalam bentuk imitasi,
1. Memperoleh gambaran tentang pola
sugesti, identifikasi, dan simpati.
perilaku berlalulintas supir angkutan
Perumusan Masalah Studi
kota Medan di Kota Medan. berupaya
2. Mengukur hubungan antara tingkat
masalah
pendidikan dengan perilaku berlalu
utama dalam berlalu lintas di kalangan
lintas supir angkutan kota Medan di
supir angkutan kota di Kota Medan.
Kota Medan.
mengeksplorasi
a. Bagaimanakah
ini beberapa
pola
perilaku
3. Mengukur hubungan antara lama
berlalulintas supir angkutan kota
kerja dengan perilaku berlalu lintas
Medan?
[ 154 ]
di kalangan supir angkutan kota
yang
Medan di Kota Medan.
dilakukan atau masalah yang bersifat
4. Mengukur
hubungan
antara
ada
aktual,
pada
kemudian
saat
penelitian
menggambarkan
kelompok kerja (Armada) dengan
fakta-fakta
perilaku berlalu lintas di kalangan
diselidiki sebagaimana adanya diiringi
supir angkutan kota Medan di Kota
dengan
Medan.
Deskripsi
tentang
masalah
interpretasi ini
yang
akan
yang
akurat.
menjelaskan
hubungan antara tingkat pendidikan, Manfaat Penelitian jenis armada dengan perilaku sopanHasil kajian ini, diharapkan santun dalam berlalu lintas. Juga akan dapat
menjadi
data
dasar
yang dieksplorasi lebih jauh faktor-faktor
mendasari
pengambilan
keputusan utama yang mempengaruhi perilaku
(better information for better policy) berlalu
lintas
di
kalangan
supir
dalam penanggulangan masalah lalu angkutan umum di Kota Medan. lintas di Kota Medan yang lebih baik. Paradigma kuantitatif ini dalam banyak hal diupayakan akan mengikuti METODE PENELITIAN asumsi,
ontologi,
aksiologi
dan
epistimologi,
Jenis Penelitian Metode
yang
metode
paradigma
digunakan kuantitatif (Creswell 2001, 12). Meski
dalam penelitian ini adalah metode dalam deskriptif
kuantitatif.
metode
pengumpulan
data,
Nawawi pendekatan kualitatif juga digunakan.
mengatakan
metode
deskriptif Dengan kata lain, penelitian ini lebih
memusatkan perhatian pada masalahdominan masalah
atau
(more-less
dominant)
fenomena-fenomena menggunakan pendekatan kuantitatif
[ 155 ]
Populasi dan Sampel
informasi
dari
lapangan
diperoleh
Populasi Penelitian
gambaran bahwa dari keseluruhan
Populasi adalah objek/subjek
jumlah armada tersebut, maksimal
mempunyai
dan
yang beroperasi di lapangan rata-rata
karakteristik tertentu yang disetarakan
80 %, sehingga dengan demikian
oleh peneliti untuk dipelajari, dan
banyaknya populasi untuk penelitian
kemudian
ini diperkirakan 80 % x 16.736=
yang
kuantitas
ditarik
kesimpulan.
Sedangkan sample adalah sebagian
13.889 orang.
dari jumlah dan karakteristik yang
Sampel Penelitian
dimiliki oleh populasi. Populasi dalam
Menurut
Arikunto
sampel
penelitian ini adalah keseluruhan supir
adalah sebagian atau wakil populasi
angkutan kota yang armadanya di
yang diteliti. Penarikan sampel dalam
bawah pengaturan Dinas Lalu Lintas
penelitian ini menggunakan teknik
Jalan Raya Pemerintahan Kota Medan.
Porposive
Ini biasanya ditandai dengan
Sampling,
menggunakan
dengan
ketentuan
yang
Ijin Trayek yang dikeluarkan oleh
dikemukakan oleh Isaac dan Michael
Dinas
(dalam Sugiyono, 2008: 126), sebagai
Lalu
Lintas
Jalan
Raya
Pemerintahan Kota Medan. Jumlah populasi
secara
berdasarkan
data
berikut : 2 N. P. Q
keseluruhan jumlah
armada
S= ----------------------D2 (N-1) + 2. P.Q
angkutan kota Medan mencapai 16.736 armada. Ini berarti bahwa di atas kertas,
setidak-tidaknya
terdapat
dengan dk = 1, taraf
16.736 supir. Namun, berdasarkan
kesalahan optional 1%, 5%,
[ 156 ]
atau 10% P=Q= 0,5
Michael selanjutnya menyusun sebuah D=0,05
S=
Ukuran sampel
tabel yang memuat jumlah sampel terpillih
Berdasarkan rumus di atas, Isaac dan
untuk
sejumlah
tertentu.
Tabel 3.1 Tabel Isaac dan Michael Penentuan Jumlah Sampel Berdasarkan Rumus Isaac dan Michael dengan Taraf Signifikansi 95% N
S
N
S
N
S
10
10
220
140
1200
219
15
14
230
144
1300
297
20
19
240
148
1400
306
25
24
250
152
1500
309
30
28
260
155
1600
310
35
32
270
159
1700
313
40
36
280
162
1800
317
45
40
290
165
1900
320
50
44
300
169
2000
322
55
48
320
175
2200
327
60
52
340
181
2400
331
65
56
360
186
2600
335
70
59
380
191
2800
338
75
63
400
196
3000
341
80
66
420
201
3500
346
85
70
440
205
4000
351
90
73
460
210
4500
354
95
76
480
214
5000
357
[ 157 ]
populasi
100
80
500
217
6000
361
110
86
550
226
7000
364
120
92
600
234
8000
367
130
97
650
242
9000
368
140
103
700
248
10000
370
150
108
750
254
15000
375
160
113
800
260
20000
377
170
118
850
265
30000
379
180
123
900
269
40000
380
190
127
950
274
50000
381
200
132
1000
278
75000
382
210
136
1100
285
100000
384
Catatan:
N=
Populasi
S=
Sampel
Berdasarkan tabel di atas jumlah
akan dipilih secara proporsional
sampel yang disarankan adalah
dari
300. Dengan demikian, penelitian
memperhitungkan
ini selanjutnya mengambil sampel
terhadap
sebanyak 300 orang supir yang
sampel.
[ 158 ]
setiap
arrmada
dengan
prosentasenya
keseluruhan
jumlah
Tabel 1 Nama dan Jumlah Armada Angkutan Kota di Medan. No
Perusahaan
1
CV Mitra
2
PT Rahayu Medan
Jumlah
Direktur
750 Drs OK. Khaidir 2.623 Drs Mont Gomery Munthe
Ceria 3
CV Medan Bus
4
PT Kobun
5
Kop Mdn Raya
1.020 Jumongkas Hutagaol 84 Drs B Surbakti 290 T Ferdinand Simangunsong
Eksprss 6
CV Laju Deli
150 H Khairudinsyah
Sejahtera 7
PT Nasional
8
PT Mars
9
CV Hikma
250 H Abdul Hasyim Hasibuan
10
PT Povri
443 Novi Meliala
11
CV Desa Maju
294 Christoper Aritonang
12
KPUM
6.081 T Ferdinand Simangunsong
13
PTU Morina
1.670 J. Sitindaon
14
CV Mekar Jaya
315 Kushendra
15
PT Gajah Mada
310 J. Sitindaon
16
CV Wampu Mini
733 H. NG Brahmana
TOTAL
605 Drs Baskami Ginting 1.055 Daud Sitepu SE
16.736
[ 159 ]
Ket
Informan Penelitian
teknik yaitu :
Di samping para supir, informan
1.Penyebaran kuesioner (angket)
dalam penelitian ini juga berasal dari
Pengumpul data dalam penelitian ini
pemiliki angkutan umum (toke) dan
adalah kuesioner semi terbuka (semi-
pengurus organda. Dari informan kunci
open-ended questioner) yang akan
ini, akan digali lebih dalam informasi
disebarkan kepada para supir angkutan
terkait dengan perilaku berlalu lintas
umum yang ada di Kota Medan.
para supir. Untuk menggali informasi
Kuesioner
lebih dalam dari informan ini, akan
pewawancara dan dipandu langsung
dilakukan
mendalam
pengisiannya karena diasumsikan, para
dengan panduan wawancara terbuka
supir akan enggan mengisi sendiri
(open-ended
karena jam kerja mereka yang tak
wawancara
interview
guide).
disebarkan
oleh
para
Wawancara akan dihentikan sepanjang
terduga-duga.
permasalahan penelitian dianggap telah
kuesioner dilakukan, terlebih dahulu
terjawab ditandai dengan pengulangan
dilakukan uji kuesioner terhadap 30
jawaban-jawaban responden. Untuk
orang responden. Setelah dilakukan
menjaga validitas dalam wawancara ini
perbaikan
akan dilakukan triangulasi data ke
substansi beberapa pertanyaan maka
berbagai informan lain.
akhirnya
Teknik Pengumpulan Data
kuesioner.
Sesuai dengan jenis data dan
penggalian
data
dalam
penelitian ini menggunakan beberapa
atas
penyebaran
sistematika
dilakukan
dan
penyebaran
2.Wawancara
unit analisis yang direncanakan, maka proses
Sebelum
Selain pengumpul
data
kuesioner, yang
alat
digunakan
adalah wawancara mendalam yang
[ 160 ]
dilakukan
langsung
oleh
peneliti.
biasa dengan memilih duduk di bangku
Wawancara ini akan dilakukan di
samping
tempat-tempat
angkutan
bebas dan tak terstruktur pada trayek-
biasanya
trayek tertentu.
kota
pangkalan
tempat
para
supir
mangkal. Wawancara juga mungkin
supir
dengan
wawancara
Analisa dan Interpretasi Data
dilakukan di rumah supir dengan
Data
dari kuesioner
akan
perjanjian sebelumnya. Karena itu,
dianalisa dalam tabel tunggal dan tabel
penjajakan dan pendekatan dengan
silang untuk melihat prosentase dan
para supir juga penting selama proses
kecenderungan
penelitian
Dalam
varibel (pendidikan, armada, lama
digunakan
kerja jadi supir, misalnya) dari hasil
instrumen penelitian sebagai pedoman
olahan statistik (SPSS atau Excell).
wawancara dan alat bantu seperti
Juga
kamera,
antarvariabel dengan menggunakan uji
ini
melakukan
berlangsung.
wawancara
tape recorder dan
buku
catatan.
akan
(median)
variabel-
dilihat
hubungan
korelasi.
3.Pengamatan (Observasi Partisipasi) Pengamatan dalam penelitian
Sedangkan data kualitatif yang
diperoleh
dari
wawancara
ini dilakukan secara langsung ke lokasi
mendalam akan dikategorisasi dan
penelitian. Pengamatan ini dilakukan
dikonseptualisasi untuk
dengan
wawancara
analisis kuantitatif dari hasil olahan
langsung di pangkalan dan kantor
statistik yang merupakan hasil entri
direksi
juga
data kuesioner. Data ini diharapkan
angkot
akan menajamkan analisa sekaligus
melakukan
armada.
dilakukan
dengan
sebagaimana
Pengamatan menaiki
layaknya
penumpang
interpretasi
[ 161 ]
data
melengkapi
selama
proses
penelitian berlangsung.
lain. b. Sementara
Definisi Konsep a. Perilaku dalam penelitian ini adalah perilaku
berlalu
lintas
itu,
yang
dimaksud
dengan supir adalah orang yang
yang
mengendarai angkutan kota yang
dilakukan supir yang dapat diamati
ditandai
baik yang dilakukan karena tekanan
dengan ciri tersendiri untuk setiap
dari luar (eksternal) maupun karena
armada (kesatuan) baik yang tidak
kesadaran sendiri (internal). Dengan
memiliki SIM yang berlaku maupun
demikian,
yang berlaku.
perilaku
berlalulintas
didefinisikan
dengan
merk
armada
sebagai
c. Tingkat pendidikan adalah tingkat
kecenderungan yang ditampilkan
pendidikan formal dan nonformal
oleh supir angkutan kota dalam
yang dicapai.
mengendarai kendaraan sejak dari pangkalan keberangkatan, perjalanan,
hingga
d. Etnisitas adalah penyebutan suku
dalam
yang diakui dan ditandai dengan
pangkalan
bahasa,
adat-istiadat
maupun
tujuan. Perlu ditambahkan, bahwa
lingkungan tradisi yang dianut oleh
yang dimaksud dengan angkutan
seseorang.
kota dalam penelitian ini adalah terbatas
untuk
“sudako”
e. Kesatuan
(yang
(aArmada)
organisasi/perusahaan
berarti taksi, becak bermotor, damri,
trayek
ojek tidak masuk dalam penelitian
bergabung.
dimana
adalah pengelola
angkutan
kota
ini). Angkutan kota ini antara lain :
Definisi Operasional
KPUM, CV Mitra, PT Rahayu, CV
a. Perilaku berlalulintas diteliti melalui
Medan Bus,
PT Kobun, dan lain-
indikator-indikator sebagai berikut:
[ 162 ]
1) Kepatuhan terhadap peraturan
1) Lingkungan
armada
etnis
tempat
bermukim
2) Kepatuhan
terhadap
rambu-
2) Lingkungan adat yang diikuti
rambu lalu-lintas
3) Bahasa yang digunakan dengan
3) Kecenderungan
dalam
hal
pasangan
kecepatan
d.
4) Kecenderungan
dalam
hal
Lama
Kerja
diukur
dengan
indikator:
penggunaan alat isyarat (sign)
Durasi waktu (dalam satuan tahun)
kendaraan
yang telah dilalui bekerja sebagai
5) Sopan-santun berkendaraan di
supir.
antara kedaraan lainnnya b. Pendidikan
diteliti
e. melalui
indikator-indikator:
indikator-indikator: 1) Ijazah
1) Ketersediaan
terakhir
yang
tata-
2) Kepatuhan terhadap peraturan
2) Pengalaman
mengikuti
tata-tertib
pendidikan nonformal media
3) Kebijakan
(media
organisasi
menyangkut pengawasan
exposure)
4) Pendidikan
4) Frekuensi membaca buku 5) Frekuensi
peraturan
tertib
diperoleh
3) Terpaan
Kesatuan (Armada) diteliti melalui
lalulintas
berdiskusi
dengan teman sepergaulan c. Etnisitas diteliti menurut indikatorindikator:
[ 163 ]
sopan-santun
Jumlah
HASIL PENELITIAN
kenderaan
bermotor
Gambaran Lokasi Penelitian
dan
pertumbuhannya
adalah
Kenderaaan Bermotor
sebagaimana ditampilkan pada tabel berikut: Tabel 2
Pertumbuhan Kenderaan Bermotor Menurut Jenis Kenderaan Jenis Kenderaan No
Tahun
Penumpang
Truck
Bus
Motor
Jumlah
1
2002
128.882
93.989
11.424
558.236
792.531
2
2003
138.179
99.464
11.815
657.460
906.918
3
2004
149.302
104.776
12.108
756.569
1.022.755
4
2005
164.314
112.001
12.406
833.406
1.172.128
5
2006
175.198
116.184
12.619
895.745
1.289.746
Sumber: Satlantas Poltabes MS, Ditlantas Poldasu, 2007 keseluruhan
Dari tabel 4.5 dapat dilihat
didapat
pertumbuhan
bahwa pertambahan jumlah kendaraan
kendaraan bermotor sebesar 9,16 % per
bermotor mobil penumpang rata-rata
tahun.
per tahun (sebesar 6,51 %) lebih tinggi
Angkutan Umum
daripada pertumbuhan angkutan bus
Angkutan
umum
yang
rata-rata per tahun (sebesar 3,91) dan
memberikan pelayanan dalam trayek
juga
barang
tetap dan teratur di Kota Medan terdiri
(sebesar 5,29 %). Tetapi pertumbuhan
dari jenis mobil penumpang umum,
tertinggi terjadi pada sepeda motor
bus kecil, bus sedang dan bus besar
yang
pertumbuhan
mobil
mencapai 20,92
%.
Secara
[ 164 ]
dengan perincian sebagaimana tertera
dalam tabel berikut.
Tabel 3 Jenis Angkutan Umum di Kota Medan Jumlah Trayek Jenis
MPU
Bus
Jumlah Armada
Plafon
Realisasi
%
Plafon
Realisasi
%
146
98
67,12
8.789
5.283
60,10
60,08%
60,87%
63,34%
65,90%
83
55
4593
2517
34,16%
34,16%
33,10%
31,40%
6
5
290
155
2,47%
3,11%
2,09%
11,93%
8
3
204
62
3,29%
1,86%
1,47%
0,77%
243
161
13.876
8.017
66,26
54,80
Kecil
Bus
83,3
53,44
sedang
Bus
37,5
30,4
Besar Jumlah
66,25
58,0%
Sumber: Dinas Perhubungan Kota Medan, 2012
Jaringan trayek dan detail data untuk
beroperasi di Kota Medan dapat dilihat
masing-masing
pada
perusahaan
yang
[ 165 ]
tabel
dibawah
ini.
Tabel 4 Angkutan Umum dalam Trayek Tetap Nama Perusahaan No
Jenis
Jumlah Trayek
Jumlah Armada
Armad
Plafon
Realisasi
%
Plafon
Realisasi
%
a 1
KPUM
MPU
93
53
56,98
6.081
2.862
47,06
2
PT.U.Morina
MPU
19
11
57,89
1.670
522
31,25
3
PT.Rahayu.MC
MPU
23
16
69,56
2.623
1.548
59,01
4
CV.Wampu Mini
MPU
8
7
87,50
733
264
36,01
5
CV.Mekar Jaya
MPU
4
3
75,00
315
176
55,87
6
PT.Gajah Mada
MPU
4
3
75,00
310
193
62,25
7
CV.Mitra
B.Kecil
11
6
54,54
750
234
31,20
8
PT.Mars
B.Kecil
20
11
55.00
1.055
263
24,92
9
CV.Medan Bus
B.Kecil
13
6
46,15
1.020
217
21,27
10
PT.Kobun
B.Kecil
4
0
0,00
84
0
0,00
11
CV.Hikma
B.Kecil
4
0
0,00
250
0
0,00
12
PT.Nasional MT
B.Kecil
10
4
40,00
605
167
27,60
13
PT.Povri
B.Kecil
5
3
60,00
443
23
5,19
14
CV.Desa Maju
B.Kecil
7
3
52,85
294
137
46,59
15
CV.Laju Deli S
B.Kecil
6
1
16,66
150
8
5,33
16
KPUM(MRX)
B.Sedan
6
2
33,33
290
137
47,24
5
2
40,00
60
20
33,33
242
131
54,13
16.736
6.771
40,45
g 17
Damri
Jumlah
B.Besar
Sumber: Rekapitulasi Data Dinas Perhubungan Kota Medan, 2012
Sementara itu, untuk trayek tidak tetap dapat dilihat sebagaimana tertera pada tabel berikut ini.
[ 166 ]
Tabel 5 Angkutan Umum dalam Trayek Tidak Tetap
Jenis Armada Nama Perusahaan
Jumlah Armada Plapond
Realisasi
%
KPS
1
PT.Mandiri Karya S.
Beca Bermotor
5.000
4.968
99,36
632
2
KPUM
Beca Bermotor
4.000
4.000
100,00
686
3
YPSA
Beca Bermotor
250
250
100,00
25
4
Bahumas Kosgoro
Beca Bermotor
300
300
100,00
86
5
CV.Mitra
Beca Bermotor
1.300
1.300
100,00
108
6
CV.Batang Gadis
Beca Bermotor
300
300
100,00
-
7
KPSM
Beca Bermotor
750
750
100,00
10
8
FA.Mekar Jaya
Beca Bermotor
500
500
100,00
71
9
Koperasi Opsi SU
Beca Bermotor
300
300
100,00
-
10
Kop.HABSU
Beca Bermotor
600
600
100,00
36
11
UD.MILTAR
Beca Bermotor
750
750
100,00
-
12
CV.Sinar Cahaya Duta
Beca Bermotor
3.200
3.200
100,00
50
13
CV.Sinar Cahaya Duta
Beca Bermotor
2.000
1.456
72,80
50
14
Yayasan T. Deli Indah
Beca Bermotor
300
300
100,00
-
15
CV.Indah Ceria Medan
Beca Bermotor
1.000
1.000
100,00
70
16
HABSSU(Sejahtera
Beca Bermotor
1.000
1.000
100,00
39
M.) 17
YAPABSU
Beca Bermotor
500
500
100,00
33
18
PABM
Beca Bermotor
950
950
100,00
40
19
Bestari Transport
Beca Bermotor
300
300
100,00
4
20
Serikat Beca Merdeka
Beca Bermotor
150
150
100,00
38
21
Perhimpunan A.B Win
Beca Bermotor
500
142
28,40
112
[ 167 ]
22
CV.Laju Deli S.
Beca Bermotor
1.000
1.000
100,00
50
23
Baja Pulau Samosir
Beca Bermotor
200
200
100,00
4
24
HIPKAMSI Trans
Beca Bermotor
300
300
100,00
23
25
CV.Permana Putra
Beca Bermotor
750
15
1,86
-
26.200
24.531
93,62
2.167
Jumlah
Sumber: Rekapitulasi Data Dinas Perhubungan Kota Medan, 2012
Tabel 6 Angkutan Umum Taksi Kota Medan Jenis
Jumlah Armada
No
Nama Perusahaan
Kendaraan
Plapond
Realisasi
%
1
PT.Deli Cepat Taksi
Taksi
275
76
27,63
2
Kokapura II
Taksi
50
50
100,00
3
PT. Angkasa Bhakti
Taksi
100
100
100,00
4
PT. Express Limo N.
Taksi
500
120
24,00
5
PT. Yuki
Taksi
100
21
21,00
6
Kostar Taksi
Taksi
170
82
48,23
7
Matra Taksi(KPUM)
Taksi
500
131
26,20
8
PT. Karsa
Taksi
650
69
10,61
9
PT. Blue Bird
Taksi
500
300
60,00
10
PT.
50
5
10,00
150
6
4,00
3.045
960
31,52
Ridha Taksi
Almunawarrah 11
CV. Eka Prasetya Jumlah
Taksi
Sumber: Rekapitulasi Data Dinas Perhubungan Kota medan, 2012 [ 168 ]
Kebijaksaan angkutan umum di Kota
5. Meningkatkan pelayanan angkutan
Medan adalah:
dalam
1. Mengatur kembali sistem angkutan
masyarakat
umum yang telah beroperasi dengan melihat
faktor-faktor
sistem
rangka
menarik
minat
untuk
lebih
menggunakan angkutan umum. 6. Mengembangkan
jenis
angkutan
jaringan jalan yang ada, faktor
umum yang lebih sesuai dengan
efisiensi
karakteristik jaringan jalan kota.
dan
ditimbulkan
dampak
seperti
yang
kemacetan,
kerusakan jalan dan lain-lain. 2. Menetapkan yang
Prasarana Jaringan Jalan
peraturan-peraturan
berkaitan
angkutan
dengan
sistem
jaringan jalan yang berbentuk grid/kisi-
agar
kisi pada daerah pusat kota dan bentuk
lebih
radial pada daerah pinggiran kota.
melayani
Jalan utama sebagai koridor dalam
umum
perkembangannya terkendali
dan
penduduk
secara
dapat dapat
efisien
serta
terjangkau oleh masyarakat. 3. Menyediakan
Kota Medan memiliki pola
kota adalah Jalan Thamrin, Jalan Pandu, Jalan Sutomo, Jalan Pemuda,
fasilitas-fasilitas
Jalan Ahmad Yani, Jalan Balai Kota,
pendukung sistem angkutan umum
Jalan Haryono MT, Jalan Cirebon,
seperti
Jalan
tempat
pemberhentian,
shelter dan terminal.
Raden
Patimpus,
Saleh,
dan
Jalan
Jalan
Guru Perintis
4. Memisahkan fungsi terminal yang
Kemerdekaan, serta Jalan Prof. HM.
bersifat lokal dengan regional agar
Yamin. Sedang koridor luar yang
terjamin pelayanan angkutan umum
menghubungkan daerah pinggiran kota
yang optimal.
degnan pusat kota yaitu Jalan KL. Yos
[ 169 ]
Sudarso, Jalan Putri Hijau, dan Jalan
lingkar Selatan yaitu Jalan Bunga
Krakatau
Sedap Malam, Jalan AH. Nasution dan
sebagai
jalan
yang
menghubungkan daerah Utara dengan
Jalan Karya Jasa.
pusat kota, Jalan Letda Sujono sebagai
Selain itu juga terdapat jalan
jalan yang menghubungkan daerah
Tol
bagian Barat dengan pusat kota, Jalan
Tanjung
Gatot Subroto sebagai jalan yang
menghubungkan daerah bagian Selatan
menghubungkan daerah bagian Timur
Kota Medan yaitu Tanjung Morawa
dengan pusat kota, Jalan S.M. Raja dan
dengan daerah bagian Utara Kota
Jalan Brigjend katamso serta Jalan
Medan yaitu Belawan yang dibangun
Jamin Ginting merupakan jalan yang
memanjang pada daerah bagian Barat.
menghubungkan daerah bagian Selatan
Keberadaan Jalan Lingkar dan Jalan
dengan pusat kota.
Tol
Belmera
ini
(Belawan-MedanMorawa)
sangat
membantu
yang
dalam
Untuk menghubungkan daerah
mengalihkan arus kendaraan menerus
pinggiran kota secara langsung, tanpa
yang melaui pusat kota, sehingga
harus melalui pusat kota disediakan
mengurangi kepadatan volume lalu
jalan lingkar Utara, yaitu Jalan Kapten
lintas dalam kota serta merangsang
Sumarsono, Jalan Asrama, Jalan Gagak
pertumbuhan daerah pinggiran kota.
Hitam,
Jalan
Untuk memperlancar arus lalu lintas
yang
dilakukan beberapa manajemen lalu
menghubungkan daerah bagian Utara
lintas seperti jalan satu arah terutama
dengan
sedangkan
pada daerah pusat kota yaitu pada Jalan
daerah bagian Selatan dengan daerah
Ahmad Yani, Jalan Balai Kota, Jalan
bagian Timur dihubungkan oleh jalan
Putri Hijau, Jalan Diponegoro, Jalan
Jalan
Ngumban
Industri, Surbakti
bagian
Timur,
dan
[ 170 ]
Imam Bonjol (sebagian), Jalan Kartini,
Sutomo, Jalan Pandu, Jalan Cirebon,
Jalan Teuku Daud, Jalan Maulana
Jalan Gaharu, dan hampur seluruh
Lubis, Jalan Haryono MT, Jalan Gajah
jaringan jalan dalam wilayah pusat
Mada (sebagian), Jalan Zainul Arifin,
kota. Kota Medan memiliki jalan
Jalan
sepanjang
Sutoyo,
Jalan
Perintis
Kemerdekaan, Jalan HM. Yamin, Jalan Thamrin,
Jalan
Merbabu,
3.078,94
Km
dengan
perincian sebagai berikut:
Jalan Tabel 7
Panjang Jalan(Km) Menurut Kondisi Penanggung Jawab Kondisi Baik
Negara
Provinsi
140,70
33,40
Kab./Kota
Jumlah
2.980,30
3.154,30
Sedang
15,80
15,80
Rusak
20,10
20,10
1,30
1,30
00,00
00,00
2.951,38
3.078,94
Rusak Berat Tidak Diperinci Jumlah
56,86
70,70
Sumber: Kota Medan dalam Angka 2011
[ 171 ]
Tabel 8 Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan Penanggung Jawab Permukaan
Negara
Aspal
Provinsi
56,86
Kab./Kota
70,70
Jumlah
2.548,89
2.676,45
8,95
8,95
393,54
393,54
Kerikil Tanah Tidak Diperinci Jumlah
56,86
70,70
2.951,38
3.078,94
Jumlah
56,86
70,70
2.951,38
3.078,94
Sumber: Kota Medan dalam Angka 2011
terminal bus ditentukan berdasarkan
Terminal Penumpang Terminal sebagai salah satu
sifat dan syarat lokasi dari terminal.
sarana pelayanan kepada masyarakat
Untuk terminal bus angkutan
pemakai jasa angkutan umum dan
komuter (Kota Medan ke kota-kota
merupakan awal pemberangkatan dan
terdekat) lokasinya harus berada pada
akhir
jalur utama, paling optimal pada
perjalanan
sekaligus
angkutan
tempat
umum
pergantian
wilayah
transisi
atau
pinggiran
(interchange) moda transportasi sangat
(Terminal Terpadu Amplas, Terminal
berperan dalam menentukan tingkat
Terpadu Pinang Baris dan Terminal
kinerja dari pelayanan angkutan umum
Tuntungan, dimensi kendaraan (bus)
dalam suatu kota. Pengaturan lokasi
yang besar menuntut pelayanan fungsi
[ 172 ]
jaringan tingkat tinggi (arteri) dan
puluh)
mempunyai kemudahan pencapaian
(seratus dua puluh) unit mobil
(accessibility) yang mempunyai paling
penumpang umum dengan luas
banyak jalur alternatif ke luar kota.
19.940 m².
unti
bus,
dan
120
Kota Medan telah menyediakan
3. Terminal Sambu, di pusat kota
6 (enam) buah terminal dengan kelas
berkapasitas sebesar 200 (dua
pelayanan seperti tabel 4.11, antara
ratus) unit mobil penumpang
lain:
umum dengan luas 3.000 m².
1. Terminal Terpadu Amplas, di wilayah
Selatan
4. Terminal Veteran, di pusat kota
memiliki
berkapasitas sebesar 20 (dua
kapasitas sebesar 80 (delapan
puluh) unit bus dan 60 (enam
puluh)
puluh) unit mobil penumpang
unit
bus
dan
160
(seratus enam puluh) unit mobil
umum dengan luas 2.600 m².
penumpang umum dengan luas
5. Terminal Belawan, di wilayah
sebesar 26.580 m². 2. Terminal wilayah
Pinang barat
Utara Baris,
di
memiliki
kapasitas
sebesar 24 (dua puluh empat)
memiliki
unit bus dengan luas 1.080 m²
kapasitas sebesar 60 (enam
[ 173 ]
Tabel 9 Terminal di Kota Medan No Terminal
Kelas Pelayanan Melayani angkutan umum untuk antar kota antar provinsi
1
Amplas
(AKAP), angkutan antar kota dalam provinsi (AKDP), angkutan kota dari wilayah Timur/Selatan ke Kota Medan.
2
Pinang
Melayani angkutan umum untuk angkutan antar kota dalam
Baris
provinsi (AKDP), angkutan kota dari wilayah Barat/Selatan ke Kota Medan.
3
Sambu
Melayani kendaraan umum (mobil penumpang) dalam Kota Medan ke inti kota.
4
Veteran
Melayani kendaraan umum (mobil bus) dalam Kota Medan yang menuju inti kota.
5
Belawan
Melayani kendaraan umum (mobil bus) dalam Kota Medan yang menuju inti kota (Belawan – Medan).
Sumber : Dinas Perhubungan Kota Medan, 2007 Profil Responden
konsekuensi logis karena memang
Klasifikasi Jenis Supir
sebagian besar supir (35 %) yang
Sebagian
atau
diteliti
merupakan
kategori supir yang diteliti dalam
Karena
memang
penelitian ini adalah supir tetap (66 %)
senantiasa menetapkan regulasi yang
diikuti kemudian supir tembak (19%)
ketat dalam menetapkan supir di dalam
dan yang terakhir supir sekaligus
armadanya, yakni dengan memberikan
pemilik
Kartu Pengenal Supir bagi setiap supir
(15%).
besar
Ini
jenis
merupakan
[ 174 ]
supir
KPUM.
Armada
KPUM
yang mengemudi dan menyimpan data
dasar supir di kantor.
Grafik I Kategori/Jenis Supir
Supir Sekaligus Pemil ik 15%
Supir Tembak 19% Supir Tetap 66%
Temuan observasi dan wawancara mendalam
mengungkapkan,
Selanjutnya,
kategori
supir
bahwa
tembak (supir cadangan) kerap kali
secara umum, supir sekaligus pemilik
dianggap kurang mematuhi peraturan
yang
lalu lintas. Supir tembak ini, selama
biasanya
relatif
lebih
taat
mengikuti peraturan lalu lintas karena
proses
mereka tidak terlalu ditekan untuk
kalangan supir dan mondor, memiliki
mengejar setoran. Di samping itu,
beberapa sebutan lain seperti supir
mereka juga menjaga mobilnya agar
raun (memutar), supir kain lap atau
tidak cepat rusak kalau dikemudikan
supir door-smeer, dan supir pocokan.
sembrono untuk menjaga daya tahan
Supir
suku cadang mobil yang harganya
mengambil alih kemudi angkot begitu
terus melonjak di tengah menurunnya
tiba di pangkalan untuk mencari sewa
jumlah penumpang.
di sekitar pangkalan.
[ 175 ]
wawancara
raun
adalah
mendalam
supir
di
yang
Sedangkan
lap
lain, ketika dia menaikkan penumpang
adalah supir-supir yang biasanya masih
di Jambur Namaken (Jalan Jamin
relatif muda dan biasanya bekerja di
Ginting) dan mengajak berduel dengan
tempat pencucian mobil (door-smeer)
sang supir.
sebelumnya untuk mencuci dan melap
potong sambil zig-zag dari lajur kiri-
angkot. Karena di tempat pencucian
dan kanan ditambah suara klakson
mobil
ikut
yang tiada henti terjadi mulai dari
memajukan dan memundurkan angkot,
Jambur Namaken sampai ke Sumber
lambat laun mereka menjadi supir
USU.
biasanya
supir
kain
mereka
dengan mengurus SIM tembak (SIM
Saling kejar dan saling
Ibu-ibu penumpang di bangku
yang diurus melalui calo). Kategori
belakang
supir kain lap yang masih muda dan
memohon, agar sang supir jangan
mengurus SIM tembak inilah yang
terlalu nekat, tapi sang supir tak peduli
cenderung mengemudi di luar aturan-
dan
aturan lalu lintas.
(menyebut salah satu merek armada)
bahkan
berteriak
mengatakan,
sambil
“Armada
ini
Ini terbukti suatu ketika peneliti
memang selalu cemburu kalau kita
menaiki angkot dari Simpang-Selayang
menaikkan penumpang. Walaupun P
menuju Marelan. Sang supir, bermarga
Bulan
Mangunsong
(maksudnya
mengemudikan
ini
‘dimerahkannya” cat
armada
yang
kendaraannya ugal-ugalan sepanjang
disebutnya) dan mobilnya banyak, tak
perjalanan. Pria berusia 20 tahun yang
bisa sesuka hatinya” ujar si supir
tidak
dengan nada memaki.
menyelesaikan
pendidikan
sampai SMP ini malah ‘memuntahkan’ kata-kata kotor kepada supir angkot
Kekacauan
belum
berhenti,
tatkala si supir ‘mengoceh’ lagi dengan
[ 176 ]
pengendara sepeda motor perempuan
Pertama, pergantian supir dalam satu
yang
angkot
kebetulan
menjemput
anak
sangat
tinggi.
Kalau
sekolah. Persis lewat Simpang Kampus
manajemen
sang supir memaki si pengendara
menetapkan aturan yang ketat, belum
motor
“Hai
tentu si pemilik angkot setuju. Karena
perempuan bodoh” sambil merapatkan
pemilik angkot kadang kurang peduli
angkotnya ke samping pengendara
dengan perilaku supir mengemudi,
motor. Supir yang lima tahun menjadi
yang penting setoran disetor rutin
kenek (kondektur) Borneo ini saling
setiap hari. Kedua, mental supir yang
kejar dan saling potong. Bahkan di
cenderung ‘ngakali’ pemilik angkot.
perlimaan lampu merah Iskandar Muda
Seorang informan menuturkan cerita
dan Monginsidi, nyaris saja angkot ini
menarik
menubruk
yang
mengisahkan, otak supir itu ibarat
mengendarai sepeda motor tadi dari
putaran ban angkot itu sendiri. Supir
belakang. Peneliti yang tadi hanya
itulah
diam
‘ngolah’ pemilik angkot. Otak si supir
dengan
kata-kata
perempuan
mengobservasi
akhirnya
direksi
terkait
yang
armada
perilaku
memutar
otak
ini.
Ia
untuk
mengingatkan sang sopir agar lebih
senantiasa
lambat
Apalagi
pemilik. Pada hal tertentu sang supir
mengingat di boncengan sepeda motor
itu sesungguhnya yang menjadi toke
itu ada anak perempuan yang masih
pertama. Kenapa? Karena begitu si
berseragam TK.
supir membawa angkot ke pangkalan
dan
Kendala
hati-hati.
‘ngakali’
si
menertiban
dia sudah disediakan teh susu, rokok,
supir ini menurut para direksi armada
dan sarapannya oleh pemilik warung di
disebabkan
pangkalan,
oleh
dalam
berputar
beberapa
faktor.
[ 177 ]
sementara
si
pemilik
angkot belum dapat apa-apa. Karena
setoran ‘belah jengkol’ (bagi dua
itu, si supir disebut sebagai toke
secara merata antara pendapatan supir
pertama.
dan setoran yang harus diberikan
Begitu juga kalau dia pulang ke
kepada pemilik angkot).
rumah, dia lebih dulu memikirkan uang
Begitu juga kalau mobil rusak,
yang akan dibawanya pulang, bukan
supir kadang malah bertingkah. Ketika
setoran kepada pemilik. Ambil misal,
angkot telah diperbaiki dan siap jalan,
kalau
ribu,
si supir malah tidak masuk. Mobil
sementara setoran 80 ribu. Kalau
sehat, supir sakit. Direksi armada ini
gajinya belum cukup, setoran yang
mengaku, memiliki mobil tiga tapi
dikurangi.
ada
tidak pernah jalan semua karena ada
kerusakan sedikit pun tidak menjadi
saja supir yang tidak masuk. “Kita
tanggungan supir. Beda dengan supir
pecat supir yang tidak masuk, datang
dulu. Supir dulu lebih memikirkan
lagi supir yang lebih buruk” tuturnya
setoran dulu kepada pemilik. Bahkan
dengan nada kesal.
sering memberi lebih dari setoran yang
4.2.4
telah
Mengemudi (SIM)
gajinya
biasanya
Padahal
ditetapkan.
60
kalau
Jarang
memberi
Keberlakuan
Grafik II Keberlakuan SIM
Tidak 6%
Berlaku 94%
[ 178 ]
Surat
Ijin
Sebagian besar responden (94
SIM melalui calo (lihat Grafik di
%) dalam mengemudikan angkotnya
bawah). SIM tembak yang diperoleh
memiliki Surat Ijin Mengemudi (SIM)
dari calo ini pulalah yang kerap
yang masih berlaku, hanya sebagian
dilakukan supir-supir muda atau supir
kecil (6 %) yang memiliki SIM yang
door-smeer karena mereka sebenarnya
tidak berlaku. Pengemudi dengan SIM
kadang
yang tidak berlaku ini biasanya adalah
dalam mengemudikan angkutan umum,
jenis supir raun yang biasanya hanya
baik dari segi usia dan persyratan
mengemudikan
sekitar
khusus seperti ujian teori dan praktik
di
(lihat UU Nomor 22 Tahun 2009
Kendati
tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan,
angkot
pangkalan-pangkalan pinggiran
kota
Medan.
di kecil
belum
memiliki
sebagian besar supir masih memiliki
pasal 77).
SIM yang masih berlaku, namun
4.2.5 Cara Mengurus SIM
sebagian (19 %) supir dalam mengurus Grafik III Cara Memperoleh SIM
Calo 19%
Cara lain 0%
Resmi 81%
[ 179 ]
kapasitas
Selanjutnya, jika dilihat dari jenis SIM yang dimiliki supir,
(berlaku untuk mengemudikan mobil
sebagian
penumpang dan barang umum dengan
besar (44 %) adalah A Umum (berlaku
jumlah berat yang diperbolehkan lebih
untuk
dari 3.500 (tiga ribu lima ratus)
mengemudikan
kendaraan
bermotor umum dan barang dengan
kilogram; dan 12 % B Umum.
jumlah berat yang diperbolehkan tidak
Pola Perilaku Mengemudi Supir
melebihi 3.500 (tiga ribu lima ratus)
Angkot di Kota Medan
kilogram; disusul 34 % B1 Umum
Pola Keluar dari Stasiun
Grafik IVPerilaku Ngebut Keluar Stasiun
Tidak pernah 4% Kadang-kadang 9%
Sangat sering 34%
Sering 53%
Perilaku kurang tertib supir
%) yang menjawab kadang-kadang
juga tampak dari tindakan ngebut
ngebut dan hanya sedikit sekali (4 %)
mereka begitu keluar dari stasiun.
yang tidak pernah ngebut begitu keluar
Lebih dari setengah (53 %) responden
dari terminal.
mengaku
sering
ngebut
bahkan
Ini menunjukkan sekali lagi, betapa
sebagian (34 %) mengaku sangat
perilaku kurang tertib yakni dengan
sering ngebut. Hanya sebagian kecil (9
ngebut sudah menjadi perilaku setiap
[ 180 ]
supir angkot di kota Medan. Ketika
bersinggungan ini terjadi karena semua
ditanya mengapa ngebut, sebagian
angkot memang berangkat awal (start)
besar supir mengatakan bahwa mereka
dari terminal yang sama. Misalnya,
harus adu cepat untuk memperebutkan
trayek
penumpang, karena sebagian besar
bersinggungan di Jalan Sisingamaraja.
sepanjang jalan trayek baik antar
Karena nyatanya pada trayek tersebut,
maupun intra armada saling ‘tabrakan’
memang itu satu-satunya jalan. Jadi
satu sama lain.
persinggungan trayek itu mungkin
Trayek tabrakan ini, yang disebut
dari
Amplas
pasti
terjadi.
informan lain sebagai trayek ‘kamar
Persinggungan
ini
lebih
mandi’, yakni trayek yang dibicarakan
mungkin karena armada yang lain
dan diputuskan di luar prosedur, antara
membuka trayek yang sudah dilalui
petugas Dishub Kota Medan dengan
armada yang lain. Ini dimungkinkan
Direksi
karena armada tertentu merasa trayek
armada
tertentu
sekaligus
penyalur mobil. Trayek jenis ini yang
ini
disinyalir
kemudian
memulai trayek baru di trayek yang
membuat kelebihan armada di sebagian
sudah dilalui armada yang lain. Ini
trayek dan sekaligus menyingkirkan
terjadi karena setelah mengantongi ijin
armada yang lebih kecil.
trayek baru, belum tentu langsung
Namun
informan
ini
‘tabrakan’
trayek
adalah
yang
utama
sehingga
dan
mengoperasikan semua ijin trayek
trayek ‘kamar mandi’ ini dibantah
tersebut, tapi membuka trayek secara
informan yang lain. Tidak ada tabrakan
bertahap dan membuka trayek yang
trayek, yang ada ada adalah trayek
lebih
‘bersinggungan.’
mungkin belum dilalui oleh armada
Trayek
[ 181 ]
menguntungkan
dulu,
yang
yang lain. Mitra dan Rahayu misalnya
sama. Jalur Medan-Siantar misalnya,
memiliki 5 ijin trayek, tapi memulai
bisa dilalui 5 merek seperti Intra,
operasinya berbeda. Rahayu membuka
Sentosa, dan lain-lain. Begitu juga
trayek pertama dari trayek x menuju y,
trayek Medan Kaban Jahe yang awal
sementara Nitra mulai trayek dari A
titik berangkat dan tujuan akhirnya
menuju B. Kemudian Rahayu akan
sama yang dilalui beberapa merek
membuka trayek baru lagi dari A
seperti Sinabung Jaya, Borneo, Sutra,
menuju B, ini yang sering disebut
dan Murni Exspress.
timpa menimpa. Padahal sebetulnya
Pola Perilaku Mencari Penumpang
tidak. Trayek dikatakan tumpang tindih, jika dari mulai berangkat sampai ke tujuan akhir melalui jalur jalan yang Grafik V Perilaku Ngebut Mencari Penumpang
Tidak pernah 5% Kadang-kadang 15%
Sangat sering 23%
Sering 57%
Perilaku ngebut dalam mencari
responden (80 %) yakni 23 % mengaku
penumpang juga diakui sebagian besar
sangat sering ngebut dan 57 % sering
[ 182 ]
ngebut. Hanya sebagian (15 %) yang
keluarga memiliki sepeda motor. Satu
menjawab kadang-kadang ngebut dan
sepeda motor bisa digunakan satu
hanya sebagian kecil 5 % yang tidak
keluarga
pernah ngebut.
perjalanan dengan cepat di jalan raya
Perilaku ngebut ini disebabkan terutama
oleh
Pertama,
dua
faktor
sebagaimana
terdahulu,
yakni
utama.
bisa
melakukan
dan memasuki gang-gang kecil di permukiman padat.
dijelaskan
Faktor ketiga adalah kehadiran
yang
betor (beca bermotor) yang kadang
‘bersinggungan’ baik antar maupun
‘dibiarkan’ berkeliaran memasuki jalur
intra armada. Kedua,
menurunnya
perkotaan tanpa sanksi yang tegas.
jumlah penumpang. Menurunya jumlah
Padahal, dalam UU Nomor 22 Tahun
penumpang ini, menurut responden
2009
baik dari kalangan supir maupun
Angkutan Jalan Bab X Bagian Kesatu
direksi
Angkutan Orang dan Barang
disebabkan
trayek
dan
oleh
beberapa
tentang
Lalu
Lintas
dan
Pasal
faktor. Faktor pertama adalah hand
141
phone (HP). Kalau dulu, sebelum
Angkutan Orang disebutkan, bahwa
masyarakat kemungkinan
tentang
Standar
Pelayanan
mengenal
HP,
maka
setiap
besar
orang
akan
memenuhi standar pelayanan minimal
Angkutan
menggunakan jasa angkot, misalnya
seperti
dalam mengantarkan undangan nikah.
kenyamanan,
Faktor kedua adalah sepeda
Orang
keamanan,
harus
keselamatan, keterjangkauan,
kesetaraan, dan keteraturan. Faktanya,
motor. Kemudahan memiliki sepeda
betor
motor dengan kredit mudah dan bunga
memenuhi
kredit yang rendah, mendorong setiap
kelaikan jalan.
[ 183 ]
ini
sesungguhnya persyaratan
teknis
belum dan
Faktor
keempat,
yakni
dan
terminal
liar
atau
terminal
menjamurnya angkutan umum dengan
bayangan
menggunakan
Sisingamangaraja dan Jamin Ginting
mobil
pribadi
(plat
di
sepanjang
jalan
hitam). Ketua Organda Kota Medan,
tidak ditertibkan.
Montgomery,
Perilaku Mengemudi dengan Angkot
bahkan
mengancam
melakukan mogok massal di kalangan
Lain
armada angkot jika armada plat hitam Grafik VI Perilaku Ngebut dengan Angkot Lain
Tidak pernah 17%
Sangat sering 5%
Sering 31%
Kadang-kadang 47%
Perilaku ngebut di kalangan supir
separuh (47 %) kadang-kadang ngebut
angkot juga terjadi ketika mereka
dan hanya sebagian kecil (17%) yang
sedang di jalan. Sebagian supir (36 %)
tidak pernah ngebut.
mengaku sangat sering dan sering
Pola Mengemudi dengan Pesepeda
ngebut sesama mereka dan hampir
[ 184 ]
Grafik VII Perilaku Supir Terhadap Pesepeda
Tida k menguta ma ka n s a ma s eka l i 28%
Sanga t menguta ma kan 2% Menguta ma ka n 10%
Kura ng menguta ma ka n 60%
Perilaku kurang tertib berlalu lintas ini
juga
kelihatan
saat
supir
dan
mengutamakan)
yang
mengutamakan pesepeda. Lebih dari
memperlakukan pengguna jalan lain
separuh
seperti orang yang bersepeda. Hak
mengutamakan dan lebih seperempat
pesepeda,
(28 %)
sebagaimana dinyatakan
dalam Undang-Undang Lalu Lintas
(60
yang
%)
supir
kurang
sama sekali tidak
mengutamakan pesepeda.
Angkutan Jalan Nomor 22 Tahun 2009
Kondisi
perlalulintasan
ini
dalam pasal 131 ayat 2, berhak
mencerminkan bahwa badan jalan pada
mendapat
saat
tingkatan tertentu telah menjadi arena
tempat
pertarungan antara yang ‘kuat’ dan
prioritas
menyeberang
jalan
pada di
penyeberangan. Namun sebagaimana terungkap
yang ‘lemah.’ Mobil pribadi dan angkot ‘menggusur’ pengguna sepeda
dalam penelitian ini hanya sekitar 12 %
motor,
(gabungan yang sangat mengutamakan
‘menggusur’ pesepeda dan pejalan
[ 185 ]
sepeda
motor
selanjutnya
kaki. Ini tampak dari trotoar yang
malah
mestinya digunakan oleh pejalan kaki
motor.
dilalui
pengendara
sepeda
Pola Menyalip dari Kiri Grafik VIII Perilaku Nyalip dari Jalur Kiri
Sangat sering 2% Sering 15%
Tidak pernah 31%
Kadang-kadang 52%
Dalam
hal
mendahului
Padahal,
sebagaimana
kendaraan di depan dari jalur kiri, yang
ditegaskan dalam UU Nomor 22 Tahun
semestinya tidak dibenarkan kecuali
2009 Tentang Lalu Lintas Angkutan
untuk kondisi tertentu, memang hanya
jalan pasal 109, pengemudi Kendaraan
17 %
Bermotor
supir
yang
melakukannya.
yang
akan
melewati
Namun bila digabungkan dengan yang
Kendaraan lain harus menggunakan
kadang-kadang menyalip dari jalur kiri
lajur atau jalur jalan sebelah kanan dari
yang mencapai 52 %, maka perilaku
Kendaraan
menyalip dari jalur kiri ini juga relatif
mempunyai jarak pandang yang bebas,
tinggi. Dengan kata lain, perilaku
dan tersedia ruang yang cukup.
berlalu lintas di kalangan supir kurang tertib.
yang
Dalam Pengemudi
[ 186 ]
akan
dilewati,
keadaan
tertentu,
sebagaimana
dimaksud
pada ayat (1) dapat menggunakan lajur
sebelah
Jalan
sebelah
memperhatikan Keselamatan
kiri
kanan,
Pengemudi
dengan
tetap
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Keamanan
dan
dilarang melewati Kendaraan tersebut.
Lintas
dan
Pola Mengemudi Saat Pindah Jalur
yang
akan
Lalu
Angkutan Jalan. Jika
Kendaraan
dilewati telah memberi isyarat akan menggunakan lajur atau jalur jalan
Grafik IX Memberi Isyarat Saat Berpindah Jalur
Sangat sering 4% Sering 12%
Tidak pernah 36%
Kadang-kadang 48%
Bahkan ketika pindah jalur,
berpindah
jalur.
Ini
lagi-lagi
kurang
tertibnya
hanya 16 % (sangat sering dan sering)
mencerminkan
memberikan isyarat. Hampir setengah
perilaku berlalu lintas di kalangan
(48 %) kadang-kadang memberi isyarat
ankot di kota Medan. Bahkan dalam
bahkan sebagian (36 %) mengaku tidak
wawancara seorang supir mengatakan,
memberi lampu isyarat saat mau
menyalip dari jalur kiri dan tanpa
[ 187 ]
lampu isyarat itu belum cukup. Kalau
kemacetan lalu lintas justru disebabkan
bisa dan perlu, mobilnya diterbangkan
parkir yang berlapis, pelajar yang
untuk mendahului kenderaan yang ada
memarkirkan mobilnya di badan jalan,
di depan untuk mencari penumpang.
pedagang kagetan atau kaki lima, dan
Lebih jauh lagi, baik supir maupun
meningkatnya jumlah mobil pribadi.
direksi armada mengatakan baik supir
Pengaruh Pendidikan Terhadap
angkot maupun mobil pribadi sama
Perilaku Mengemudi
saja perilaku mengemudinya.
Berdasarkan perhitungan yang
Supir dan direksi ini juga
dilakukan melalui aplikasi SPSS R.15
menyangkal kalau biang kemacetan
diperoleh hasil korelasi sebagaimana
dituduhkan kepada supir angkot yang
tercantum pada Grafik di bawah
kurang
berikut
tertib.
Menurut
mereka,
ini.
Grafik VIII Korelasi Variabel Pendidikan dan Perilaku Mengemudi Correlations PS PS
Pend
Et
LK
Kes
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1 300 ,003 ,952 300 ,146* ,012 300 ,208** ,000 300 ,204** ,000 300
Pend ,003 ,952 300 1 300 ,272** ,000 300 -,023 ,696 300 ,046 ,424 300
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
[ 188 ]
Et ,146* ,012 300 ,272** ,000 300 1 300 ,115* ,047 300 ,233** ,000 300
LK ,208** ,000 300 -,023 ,696 300 ,115* ,047 300 1 300 -,001 ,989 300
Kes ,204** ,000 300 ,046 ,424 300 ,233** ,000 300 -,001 ,989 300 1 300
Hasil di atas menunjukkan bahwa
antara
terbentuk, karena dalam keseharian
variabel pendidikan dengan perilaku
mengemudi, setiap supir ‘dipaksa’
supir adalah 0,003. Ini memperlihatkan
untuk tidak tertib agar mereka bisa
rendahnya korelasi atau asosiasi antara
bertahan menjadi supir angkot.
variabel pendidikan dengan perilaku
Hubungan Lama Kerja Supir dan
supir. Asosiasi tersebut juga bahkan
Perilaku Mengemudi
tidak
koefisien
signifikan.
korelasi
Perilaku kurang tertib ini semakin
Ini
menunjukkan
berdasarkan
perhitungan
korelasi menemukan angka koefisien
statistik korelasi, tidak ada hubungan
korelasi sebesar 0,208 disertai dengan
antara pendidikan dengan perilaku
simbol dua bintang (**) untuk asosiasi
supir dalam berlalulintas di jalan raya.
antara variabel lama kerja dengan
bahwa
Dengan
kata
lain,
perhitungan
level
perilaku supir. Berdasarkan angka dan
pendidikan apa pun yang dimiliki
simbol tersebut dapat diinterpretasikan
seorang supir tidak memengaruhi tertib
bahwa hubungan antara lama kerja
tidaknya mereka dalam mengemudi.
dengan
Perilaku
kurang
signifikan. Hubungan ini setidaknya
tertib di kalangan supir, sebagaimana
bisa memberikan penjelasan tentang
tampak
perilaku
betapa lama waktu yang sudah dijalani
mengemudi lebih disebabkan oleh
dalam profesi sebagai supir memiliki
tekanan struktural eksternal yang ada
hubungan
dalam diri seorang supir, seperti target
ditampilkan
kejar setoran, tumpang tindih trayek
mengemudikan
dan menurunya jumlah penumpang.
angka positif yang diperoleh oleh
mengemudi
dalam
lain,
Pada sisi
yang
pola-pola
[ 189 ]
perilaku
dengan
supir
perilaku
sehari-hari kenderaan.
adalah
yang dalam Dengan
koefisien tersebut, berarti semakin
santun yang ditampilkannya pada saat
lama seseorang bekerja sebagai supir,
mengemudi kenderaan.
maka semakin positif perilaku sopan Grafik X Lama Kerja Supir
Di atas 20 tahun 15%
Di bawah 5 tahun 23%
16 – 19 tahun 7%
11 – 15 tahun 20% 5 – 10 tahun 35%
Dilihat
dari
lama
bekerja,
kurang taat berlalu lintas. Kedua, masa
sebagian besar (35 %) bekerja antara 5-
kerja antara 11-15 tahun dan di atas 20
10 tahun, disusul masa kerja di bawah
tahun kalau digabungkan mencapai
5 tahun (23 %) dan masa kerja 11-15
sekitar 34 % mengasumsikan bahwa
tahun (20 %).
Hanya 14 % yang
pekerjaan supir sekarang ini bukan lagi
bekerja di atas 20 tahun. Lama bekerja
profesi yang menjanjikan seperti supir-
ini merefleksikan beberapa asumsi.
supir dulu. Dalam artian lain, profesi
Pertama, sebagian besar supir masih
supir bisa saja ditinggalkan kalau ada
baru bekerja dan diasumsikan angkatan
pekerjaan yang lebih menjanjikan.
kerja berusia muda. Usia muda ini juga
Ini dibuktikan saat wawancara
diperkirakan salah satu faktor yang
di kalangan supir dan direksi armada.
melatarbelakangi perilaku supir yang
Seorang supir mengatakan, nasib supir
[ 190 ]
sekarang ini tak lebih ibarat budak
harus menjadi cincu (kernek), ngelap
karena harus bekerja dari pagi sampai
ban mobil sampai mengkilap, bahkan
malam, tapi kadang tetap juga kurang
kadang-kadang harus mencuci pakaian
setoran. Ini yang membuat
supir. Ironisnya sekarang, profesi supir
kurang taat
berlalu
supir
lintas karena
semata untuk mengejar setoran dan mencari
sekaligus
dianggap
rendahan
dan
kurang
menjanjikan.
menambah
Menurut supir ini, menurunnya
penghasilan. Ini diperkuat lagi lewat
pendapatan supir sekarang salah satu
pengakuan seorang direksi salah satu
faktornya adalah berlebihnya baik
armada,
pernah
plafon maupun trayek angkot di Kota
bekerja sebagai supir di Jakarta dulu
Medan (tanpa bisa menjelaskan ukuran
semasa kepemimpinan Ali Sadikin.
kuantitatif kelebihannya ketika ditanya
Mantan supir yang mengemudikan bus
lebih lanjut). Kalau ijin diberikan, kan
Saudaranta pada 1973 di Jakarta ini
uang masuk bagi Dishub dan setoran
menuturkan
untuk
yang
sebelumnya
sekaligus
mandor
akan
berlipat.
membandingkan, penghasilana supir
Bayangkan kalau ada armada 7.000
dulu sangat menjanjikan dan masih
unit dan setiap angkot harus setor
terpandang.
14.500, berapa per hari dan per
Hanya
bekerja
sehari
bisa
membeli 2-3 meter tanah di Jakarta.
bulannya. Kami supir ini yang jadi korbannya.
Karena itu, dulu profesi supir masih diminati dan dianggap terpandang. Bahkan untuk menjadi supir dulu relatif sulit. Sebelum menjadi supir
[ 191 ]
KESIMPULAN DAN SARAN
dengan perilaku mengemudi, tapi lebih
Kesimpulan dan Saran
kepada kedalaman seseorang dalam
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa variabel tingkat pendidikan tidak
memengaruhi
menginternalisasikan
identitas
etnis
masing-masing.
perilaku
Karena itu, dapat disimpulkan
mengemudi supir angkutan kota di
bahwa perilaku kurang tertib para
Medan.
variabel
pengemudi angkot bukan sepenuhnya
armada, lama kerja dan kedekatan
dipengaruhi faktor-faktor internal dari
(internalisasi budaya) seorang supir
dalam dirinya (seperti antara lain
secara signifikan berpengaruh terhadap
pendidikan dan etnisitas) tetapi lebih
perilaku mengemudi.
disebabkan faktor eksternal seperti
Kendati
Terkait etnisitas,
begitu,
dengan
perlu
variabel
memenuhi
setoran
dan
dan
pendapatan yang akan dibawa ke
dipahami bahwa perilaku seorang supir
rumah. Tekanan memenuhi setoran ini
tidak berhubungan dengan identitas
kian
etnis yang dimilikinya, tetapi lebih
struktural dalam trayek yang dilalui
kepada kedekatan atau internalisasi
seorang
sekaligus eksternalisasi (identifikasi
maupun
diri
struktural itu adalah tumpang tindih
dengan
ditekankan
tekanan
identitas
etnis
dan
kemudian
diekspresikan
melalui
tindakan)
identitas atau nilai-niali
sulit
trayek kelebihan
disebabkan
supir
baik
intra-armada
antar-armada.
armada plafon
bahkan di
tekanan
Tekanan
sampai
trayek-trayek
tradisi yang disandangnya. Dengan
basah yang dimiliki armada tertentu.
demikian, dapat disimpulkan bahwa
Masalah ini sebetulnya dapat dianggap
label
sebagai masalah pokok, tetapi untuk
etnisitas
tidak
berhubungan
[ 192 ]
memberikan
evaluasi
tentang
kelebihan angkutan, maupun kelebihan beban
pada
trayek,
(lebih) kecil.
tentu
Faktor eksternal yang lain adalah
memerlukan suatu penelitian yang
menurunnya jumlah penumpang yang
komprehensif yang terkait
dengan
disebabkan beberapa faktor penting
kawasan bangkitan maupun
sebagai berikut. Faktor pertama adalah
tarikan lalu lintas seluruh kota Medan
hand phone (HP) yang membuat
.
mobilitas manusia berkurang dalam
analisa
satu
armada yang besar dan armada yang
Trayek tumpang tindih yang
menggunakan
moda
transportasi
dihasilkan lewat trayek kamar mandi
karena cukup dengan mengirim kabar
terjadi karena perilaku pemburu rente
lewat hand phone. Faktor kedua adalah
(rent seeker) antara penguasa (Dishub)
sepeda motor. Kemudahan memiliki
dan pengusaha (penyedia dan penyalur
sepeda motor dengan kredit mudah dan
mobil dan direksi armada). Faktor
bunga kredit yang rendah, mendorong
eksternal
ini
setiap keluarga memiliki sepeda motor.
supir
Faktor ketiga adalah kehadiran betor
yang
sebagaimana
lebih
diakui
kuat para
membuat mereka terpaksa mengemudi
(beca
di luar peraturan (UU No 22 Tahun
‘dibiarkan’ berkeliaran memasuki jalur
2009 Tentang Lalu Lintas Angkutan
perkotaan tanpa sanksi yang tegas.
Jalan) dan kadang merasa sudah
Faktor keempat, yakni menjamurnya
menjadi ‘budak.’ Kondisi ini juga,
angkutan umum dengan menggunakan
menurut
mobil pribadi (plat hitam) dan terminal
persaingan
direksi
armada
‘hukum
membuat
rimba’
antara
bermotor)
yang
kadang
bayangan. Dan faktor terakhir adalah kenaikan ongkos.
[ 193 ]
Tekanan eksternal yang demikian
Kendati begitu, dalam beberapa
besar membuat sebagian besar supir
hal, perilaku supir masih patut dipuji
mengemudi di luar aturan seperti
karena
ngebut begitu keluar stasiun atau
memprioritaskan penumpang pelajar
pangkalan, ngebut mencari penumpang
saat
dan
ngebut
masih
tertib.
penumpang
Perilaku
membludak,
sesama
angkot.
mengikuti lajur jalan secara umum
yang
dilakukan
ketika baru keluar dari stasiun, tidak
misalnya seperti menyalip dari jalur
menagih ongkos saat mengalihkan
kiri
penumpang
Pelanggaran
meski
lain
melanggar
peraturan,
ke
angkot
yang
lain
mengabaikan hak-hak pengguna jalan
merupakan beberapa bukti perilaku
seperti pesepeda, dan tidak memasang
terpuji dari para supir angkot di kota
segitiga pengaman ketika berhenti
Medan.
dalam keadaan darurat. Menghadapi
tekanan
Faktor lain yang berkontribusi eksternal
dalam kekurangtertiban mengemudi ini
yang demikian berat, pada tingkatan
adalah manajemen internal armada
tertentu memaksa supir ‘memutar’ otak
angkot di Kota Medan. Sejauh ini,
seperti roda angkot yang berputar
kriteria dan standarisasi supir termasuk
‘mengolah’ pemilik angkot dengan
standar prosedur operasional belum
mengurangi jumlah setoran. Karena
baku antara manajemen armada dan
itu, jarang sekali angkot yang dikredit
pemilik angkot. Manajemen armada
lunas di satu tangan pemilik karena
sebagai penyedia jasa merek kadang
cenderung merugi terus. Sebuah mobil
belum bisa menetapkan standar dan
angkot yang dikredit biasanya baru
kriteria yang ketat karena tekanan
lunas bisa sampai 4 (empat) pemilik.
pemilik angkot. Pemilik angkot, pada
[ 194 ]
tingkatan
tertentu,
mementingkan
masih
setoran
lebih
‘damai’
ketimbang
di tempat
merupakan
langkah yang tidak boleh ditawar
kapasitas dan kualifikasi supir.
lagi.
Saran
konsisten dan tanpa pandang bulu
Kalau
tilang
dilakukan
(termasuk kepada mobil pribadi), 1.
Standar minimum dan standar pasti
pengemudi
dan
pemilik
operasional dalam mengemudikan angkot akan jera. angkot perlu ditetapkan. Regulasi 4. ini
perlu
dirumuskan
Dinas
Perhubungan
mestinya
antara memberikan pengarahan langsung
pemilik
angkot,
manajemen kepada para supir langsung di
armada, Dishub, dan Satlantas. 2.
Kerentanan diatasi
hidup
dengan
supir
pangkalan,
termasuk
dalam
memberikan
pelatihan-pelatihan
perlu
memberikan yang diberikan kepada supir.
jaminan atau asuransi kesehatan 5.
Mengoperasionalkan trans Medan
dan perumahan bagi para supir dengan sehingga
mereka
dukungan
infrastruktur
memiliki pendukung dan sumber daya yang
kenyamanan dalam bekerja. memadai. 3.
Memperketat
pemberian
Dari
segi
sejarah,
SIM Medan lebih dahulu mengenal bus
kepada
pengemudi
dan (besar) daripada Jakarta. Dulu ada
menegakkan dengan tegas UU bus besar namanya Doby. Nomor 22 Tahun 2009 tentang 6. Lalu
Lintas
Angkutan
Menetapkan regulasi pemberian
Jalan. ijin trayek dan plafon armada
Mengurangi
kalau
bukan dengan transparan dan akuntabel
menghapuskan perilaku tilang atau
[ 195 ]
dengan
memperhitungkan
load
sebaiknya dan harus dimasuki oleh
factor. 7.
baik angkot maupun bus AKAP/B.
Menyediakan
infrastruktur
Armada ini tidak boleh beroperasi
pendukung (rambu lalu lintas,
permanen di terminal banyangan.
terminal, halte dan sebagainya)
9.
untuk mendukung implementasi
SIM yang harus disita, bukan
UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang
STNK. Karena kalau STNK yang
Lalu
Jalan
ditahan, supir akan pindah ke
termasuk dukungan sumber daya
angkot lain dan akan memberatkan
manusia (Dishub dan Satlantas)
pemilik karena mobil tidak akan
sehingga undang-undang ini bisa
‘jalan’
dijalankan. Sebenarnya kita bukan
membayar
kekurangan undang-undang Lalu
Kalau SIM supir yang ditindak
Lintas Angkutan Jalan yang baik,
yang ditandai (misalnya diberi
tapi kekurangan orang-orang yang
kode dengan dibolongi), si supir
baik untuk menjalankan Undang-
akan jera.
Lintas
Angkutan
Undang ini dengan konsisten. 8.
Jika petugas menindak supir, maka
sehingga kredit
terkendala angkotnya.
10. Pihak armada dan mandor kurang
Koordinasi dan harmonisasi antara
tepat menindak supir dan pemilik,
Organda Provinsi Sumut dan Kota
aparat polantas yang mestinya
Medan
harus jelas tegas menegakkan
harus
disinergikan,
misalnya dalam kasus pengelolaan
aturan sesuai dengan UU LLAJ.
terminal, seperti Terminal Amplas.
11. Subsidi untuk moda transportasi
Dalam pandangan Organda Kota
umum (apakah dalam bentuk suku
Medan,
terminal
Amplas
[ 196 ]
cadang dan BBM) seharusnya
Mobil Penumpang Umum (MPU): Studi Kasus MPU Trayek 64, Tesis
diberikan oleh pemerintah.
Sekolah Pasca Sarjana USU Medan 12. ‘Monopoli’ penyediaan
angkot
sebaiknya dihapuskan. Membuka kesempatan yang sama bagi semua
Siti
Aminah,
2006,
Transportasi
Publik dan Aksesibilitas Masyarakat Perkotaan, Jurusan Ilmu Politik FISIP, Universitas Airlangga, Surabaya
pemilik merek untuk menyediakan armada angkot kemungkinan akan melahirkan beberapa pilihan dan
Human Behaviour McGraw Publicaion
harga yang bersaing. 13. Diperlukan
Arikunto, Suharsimi , 1996, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta. B.F., Skinner, 1932, Science and
penelitian
yang
Company, California, Amerika Borgotta F., Edgar, dan Marie L.
komprehensif, kebutuhan armada, dan kebutuhan operasional dari seluruh
trayek,
agar
dapat
Borgotta,
1992,
Sociology,
Encyclopedia
McMillan
of
Publishing
Company Creswell, Jhon, 1989, Quantitative and
dilakukan penyempurnaan tentang trayek lalu lintas angkutan umum
Qualitative Research, London, Sage Publication Ltd. Glaser, Barney G and Anselm L
di kota Medan .
Strauss,
1967,
Grounded Qualitative
DAFTAR PUSTAKA Aniek QS, 1999, Pengaruh Perilaku Angkutan Umum Terhadap Kinerja Lalu-lintas, Bandung. Anonim, Surabaya Macet, Bagaimana Solusinya?,
Tempo
Interaktif,
16
Februari 2006. Adrian,
Thomas,
2008,
Evaluasi
The
Theory:
Discovery Stategies
Research,
of for
Chichago,
Aldine Publishing Company. Hadiz, Vedi R & Richard Robison, 2004, Organizing Power in Indonesia: The Politics of Oligarchy in an Age of Markets London: Routledge Curzon. Lulie, Johannes, Jhon Tri Handoko, 2005, Perilaku Agresif Menyebabkan Resiko Kecelakaan Saat Mengemudi, JURNAL TEKNIK SIPIL ITB
Kinerja Angkutan Kota Medan, Jenis
[ 197 ]
Polhaupessy,
(Website dikunjungi pada 20 September 2012) Macionis, 1987, Sociology Of Cities McGraw
Publication,
Perilaku
Manusia,
F.
1999,
Rineka
Cipta,
Jakarta.
California,
Sugiyono, 2004, Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung.
Amerika Nawawi, Hadari ,1990, Metode Penelitin Sosial, Gajah Mada Press, Yogyakarta.
Swarjono, Warpani, 1985, Rekayasa Lalu Lintas, Bhatara Karya Aksara, Jakarta.
Notoatmodjo, 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. Ofyar Z. Tamin, 1997, Perencanaan
_______________, 1990, Merencanakan Sistem Pengangkutan, Penerbit ITB
dan Pemodelan Transportasi, ITB,
Triani, Novia, Hendro Prabowo, 2008 “Perilaku Agresif Pengemudi Angkutan Umum di Jalan Raya dengan Kepadatan Lalu-lintas yang Tinggi” dalam JURNAL PENELITIAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNA DARMA, 2008
Bandung. Ofyar Z. Tamin,
2007, Pemilihan
Moda Angkutan Umum Penumpang (AUP) Puslit Undip, Semarang Pelly, Usman, 1984, Urbanisasi dan Adaptasi
Leonard
Peranan
Misi
Budaya
Wirantono, Bastian, 1999, Hubungan Panjang Antrian Kendaraan Terhadap Berhentinya Angkutan Umum, Skripsi S1 Teknik Sipil Universitas Petra Surabaya.
Minangkabau dan Mandailing, LP3ES, Jakarta.
[ 198 ]