GUNAKAN ALAS KAKIMU ATAU….. Abstrak Misetoma merupakan suatu lesi lokal yang membengkak disertai granula yang merupakan koloni-koloni padat dari jamur penyebab dan juga keluarnya cairan melalui sinus-sinus. Organisme yang menyebabkan penyakit ini terdapat dalam tanah dan pada tumbuhan. Oleh karena itu, orang yang tidak menggunakan alas kaki mempunyai kemungkinan yang besar untuk terkena penyakit ini. Pada tempat infeksi terjadi kerusakan jaringan di bawah kulit, yaitu jaringan lemak, otot, sampai tulang. Ini kemudian membentuk abses. Bila sudah terbentuk abses, sewaktu-waktu kumpulan nanah ini bisa pecah dan membentuk fistula. Fistula ini dapat mengeluarkan butirbutir berwarna putih, kuning kemerahan, atau hitam yang bercampur nanah.
Ciri-Ciri Umum Jamur Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh, pertumbuhan, dan reproduksinya. Struktur Tubuh Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah. Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik. Gbr. Hifa yang membentuk miselium dan tubuh buah
Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik.
Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat Cara Makan dan Habitat Jamur Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Clntuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Pertumbuhan dan Reproduksi Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif). Secara aseksual, jamur menghasilkan spora. Spora jamur berbeda-beda bentuk dan ukurannya dan biasanya uniseluler, tetapi adapula yang multiseluler. Peranan Jamur Jamur dapat berperan sebagai bahan pangan berprotein tinggi, industry bahan makanan, penghasil antibiotic, dekomposer, dan fermentor dalam industri keju, roti, dan bir. Itulah peran jamur yang menguntungkan. Untuk peranan jamur yang merugikan, antara lain : sebagai parasi dan penyakit baik pada tumbuhan, hewan dan manusia. Contohnya AIDS disebabkan Pneumonia carinii dan misetoma yang disebabkan oleh Pseudallescheria boydii. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh jamur adalah mikosis. Mikosis Mikosis, atau disebut juga penyakit mikotik atau penyakit cendawan, merupakan infeksi akibat invasi aktif cendawan patogenik pada hewan mulai dari permukaan kulit sampai ke dalam tubuh. Beberapa jenis mikosis antara lain : Mikosis Superfisial dan Kutan Mikosis superfisial adalah infeksi cendawan patogenik yang menginvasi lapisan luar kulit (epidermis).
Mikosis Subkutan dan Intermediat Pada kelompok ini, infeksi cendawan ada yang hanya sampai ke bawah kulit (subkutan) dan ada pula yang sampai ke beberapa organ dan jaringan tubuh tertentu (intermediat), namun belum sampai menyeluruh tubuh (sistemik), dan antara mikosis subkutan dan mikosis intermediat tidak ada batas atau perbedaan yang jelas. Mikosis subkutan merupakan suatu mikosis yang umumnya dimulai dengan luka, disebabkan oleh benda yang tercemar oleh jamur saprofit dan tetap merupakan infeksi lokal pada jaringan kutis dan subkutis. Salah satu penyakit yang disebabkan adalah misetoma. Mikosis Sistemik Infeksi kelompok mikosis ini bisa menyerang seeluruh tubuh, mulai dari kulit sampai ke jaringan dan organ tubuh dalam, termasuk darah, tulang, dan otak. Yang akan dibahas kali ini adalah mengenai penyakit misetoma. Misetoma Penyakit Misetoma merupakan suatu lesi lokal yang membengkak disertai granula yang merupakan koloni-koloni padat dari jamur penyebab dan juga keluarnya cairan melalui sinus-sinus. Penyakit ini biasanya menimbulkan kelainan berupa pembengkakan yang permukaannya rata di sekeliling sinus-sinus tersebut. Dapat menyebar ke daerah sekitarnya secara merambat dan dapat pula menyerang jaringan yang lebih dalam dan tulang. Pada tempat infeksi terjadi kerusakan jaringan di bawah kulit, yaitu jaringan lemak, otot, sampai tulang. Ini kemudian membentuk abses. Bila sudah terbentuk abses, sewaktu-waktu kumpulan nanah ini bisa pecah dan membentuk fistula. Fistula ini dapat mengeluarkan butir-butir berwarna putih, kuning kemerahan, atau hitam yang bercampur nanah. Warnanya tergantung pada jamur penyebabnya. Butiran tersebut merupakan koloni jamur.
Penyebab Penyakit ini disebabkan oleh Pseudallescheria boydii, Madurella. Jamur ini berbentuk benang, hidup di tanah dan pada tumbuh-tumbuhan.
Biasanya masuk ke tubuh melalui luka, tertanam ke dalam jaringan subkutan melalui trauma. Pengobatan Aktinomisetoma berespons baik terhadap berbagai kombinasi streptomisin, trimetoprim-sulfametoksazol, dan dapson bila pengobatan dimulai secara dini sebelum terjadi deformitas yang luas. Drainase lewat pembedahan membantu penyembuhan. Belum ada obat untuk misetoma jamur, walaupun pengobatan yang lama dengan ketokonazol atau itrakonazol oral mungkin bermanfaat. Eksisi bedah terhadap lesi dini dapat mencegah penyebaran. Bila pengobatannya terlambat, maka diperlukan tindakan amputasi anggota badan yang terkena infeksi. Pengendalian Organisme yang menyebabkan penyakit ini terdapat dalam tanah dan pada tumbuhan. Oleh karena itu, orang yang tidak menggunakan alas kaki mempunyai kemungkinan yang besar untuk terkena penyakit ini. Pembersihan luka yang tepat dan pemekaian alas kaki merupakan upaya pengendalian dari penyakit ini. Gambar Pseudallescheria boydii
Daftar pustaka Anonim, 2000, Ciri-Ciri Umum Jamur, http://pkukmweb.ukm.my/~ahmad/tugasan/s2_99/a72388.htm, diakses tanggal 13 Mei, 2008 Anonim, 2004, Misetoma, http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=2&id=161821 &kat_id=105&kat_id1=150&kat_id2=190, diakses tanggal 17 Maret, 2008 Anonim, 2008, Pseudallescheria boydii, http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.mycology.adelaide. edu.au/gallery/photos/scedo01.gif&imgrefurl=http://www.mycology.adel aide.edu.au/gallery/photos/scedo01.html&h=369&w=374&sz=81&hl=id&st art=4&um=1&tbnid=AE6lAp6vtwKN4M:&tbnh=120&tbnw=122&prev=/imag es%3Fq%3Dpseudallescheria%2Bboydii%26um%3D1%26hl%3Did%26sa% 3DG, diakses tanggal 13 Mei, 2008 Anonim, 2008, Pseudallescheria boydii, http://www.reviberoammicol.com/photo_gallery/Pseudallescheria/boydii /Pseudallescheria_boydii_01.jpeg, diakses tanggal 13 Mei, 2008 Brooks, Geo F., dkk., 1996, Mikrobiologi Kedokteran Edisi 20, 618-619, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta Hastiono, Sukardi, 2005, Cendawan dan Permasalahannya Terhadap Kesehatan Hewan, http://www.jvetunud.com/index.php?s=rumen, diakses tanggal 17 Maret, 2008 Johnson, Arthur G., dkk., 1994, Seri Ringkasan Mikrobiologi dan Imunologi, 181-182, Binarupa Aksara, Jakarta