\GRISE
-Jurnal
Sosial
Ekonom i Pertanian
{GRISE
adalah Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian yang berada di lingkungan - :kultas Pertanian Universitas Brawijaya yang berupa hasil penelitian, studi r3lustak€urn maupun tulisan ilmiah terkait.
SUSUNAN PENGURUS
Analisis Faktor Produksi Pabrik Gula Kebon Agung Malang Agustina Shinta, Andini Restu P......
Analisis Peramalan Konsumsi Kedelai (Glycine max L.)
Ketua Redaksi Nuhfil Hanani
Fitria Dina & Ikbal Hardiyonto,.....
Dewan Penyunting Sujarwo Rosihan Asmara
| : nvunting
DAFTAR ISI
Nilai Tambah Agreoindustri Belimbing
Pelaksana dan Administrqsi
Niken Widiastuti
Manis (Avenhoa carambola Z ) dan Optimalisasi Output Sebagai Upaya Peningkatan Pendapatan
Silvana Maulidah, Fenny K.............
t9
ALAMAT REDAKSI Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian. : ir-iltas Pertanian, Universitas Brawijay4 "--. \/eteran Malang -65145, JawaTimur. .:-p. (0341)580054. Fax (0341) -5800s4.
E-mail redaksi
fp-sosek@brawij aya.
ac.
i
Randu (Ceiba pentaredra) (Studi Kasus Kecamatan Sukorejo Kabupaten Pasuruan) Dina Nov i a P riminin gtya s, Syafr i al, ..................
Herdinastiti
d
JADWAL PENERBITAN :-
Analisis Efisiensi Pemasaran Kapuk
jse
diterbitkan tiga kali setahun (bulan . r,ruari, Mei, dan Agustus). Frekuensi :'::erbitan akan ditambah bila diperlukan.
30
Analisis Nilai Tambah Dan Efisiensi Usaha Agroindustri Minyak Cengkeh Rosihan Asmara, Budi Setiawan, Winni
Nurlita Putri ...........
44
ISSN: l4l2-1425 PENERBITAN NASKAH l.:skah yang diajukan untuk diterbitkan adalah karya ilmiah asli atau hasil :e::litian yang ditulis dalam bentuk baku. \askah yang layak untuk diterbitkan --::ntukan oleh Redaksi setelah mendapat r-'komendasi dari Dewan Penyunting. \askah yang memerlukan perbaikan ::njadi tanggung jawab penulis. Naskah l ang belum layak diterbitkan akan :-..:nbalikan kepada penulis, jika disertai perangko secukupnya.
Volume XI, No.
l
Bulan Januari
20ll
Analisis Efi siensi Pemasaran Jagung (Zea mays Z.) (Studi Kasus di Desa Segunung, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto) Sujarwo, Ratya Anindita, Tauriza Indiah
Pratiwi
56
Analisis Kinerja Koperasi Susu Segar Dengan Metoda Balance Scorecard Bambang Ali Nugroho, Dedi ............
ISSN:
l4l2 - 1425
65
::
','olume X No. I Bulan Januari 2011
": - :- 1-125
{.\ IISN FAKTOR PRODUKSI PABRIKGULA I(EBON AGUNG MALANG (PRODUCTION FACTOR ANALYS$ O I KEBONAGUNG MAI,ANG SAGAR FACTORY)
Agustina Shintal, Andini Restu Pratiwil -Turusan Sosial Ekonomi Pertanian, Universitas
Brawijay4 Jl. Veteran Malang
E-mail : shint4_7 I
[email protected]
ABSTRACT ':,.:
--
j-ibon Agung sugar factory constitutes one of factory in East Java which supplies *::.)tlQl necessity, where is about 90 percent technologt consist of machinesfor swgar -7 -',,-'.
:,: in this factory
has been renewed. But, sugar production in Kebon Agurug has -:tintally yet because its production factor as raw material, factory manageffienL ::turces, and technologt is still not managed optimally yet. It causes low rendemen's
.::our innefciency, and trouble on its machine pedormances cause height stop hour ::,zarfactory can't reach mill capacity. -c increasing effort of sugar production, need qclcnowledged factor which is '"'r,,.::-.':-:' sugar production significantly, with Cobb Douglass analysis. On result analysis *;"' :. )?'.,)tln that influencing factor of sugar production significantly is the amount of :- ;"- --r- rendemen, and labour. While technologt that detected by stop hour mill machines .' ,. "::: significant influencing. To know factory fficiency that shown by its production ,: :.iciency, done by overall recovery analysis and can be htown that machines ''"* -"::'::. are still not efficient yet. Based on that condition, increasing effort of sugar ''r' -.-:. _,::s needed. -: :s balanced with government program, that is revitalization program of sugar ^";.::h aims to increase production and efficiency capacity, with compress material ". - - .i?er loosing up to mill processing , optimalization management of factttry, ' r--;. ":-a ioral rendemen of sugar cane, and increasing technologt to reqch factory -'t',
- t--,
.
"jj
Sugar, Sugarfactory, Productionfactor, and Overall recovery
ABSTRAK
?":rik Gula Kebon Agung merupakan salah satu pabrik di Jawa Timur yang memasok ,i:- -:---::- gula nasional, dimana sekitar 90 persen teknologi yang mencakup mesin-mesin *'::*' ::--,:risi gula pada pabrik ini telah diperbarui. Namun, produksi gula pada pG. Kebon .,ir: :r.:m mencapai optimal karena faktor-fakror produksinya seperti'bahan baku, -*- ' :"r--:- pabrik sumberdaya manusia, serta teknologi masih belum dikelola dengan baik. - --:i-" ebabkan potensi rendemen rendah, inefisiensi tenaga kerj4 dan gangguan pada ! :i:-r ,jslt:-mesirnya yang menyebabkan tingginya jam berhenti giling, sehingga pabrik ; * : . :'r- :r3'rnpu mencapai kapasitas giling. Berdasarkan kondisi tersebut perlu dilakukan
AGRISE Volume XI, No' 1, Bulan Januari 2011
yang Dalam upaya peningkatan produksi gula tersebut, perlu diketahui faktor-faktor Pada Cobb-Douglass' analisis yaitu dengan mempengaruhi proiufsi guL t..uiu signifikan,
faklor yang mempengaruhi produksi gula secara teknologi yang tignint* adalatr- jumlah tebu, rendemen, dan tenaga kerja. Sedangkan yang signifikan' tidak pengaruh menunjukkan diieteksi dengan jam berhenti giling mesin produksinya, mesin-mesin efisiensi dalam yang tercermin Untuk r.ng"iuhrri efisiensi pabrlk dilakukan analisis oyerall ,rlorrry dan dapat diketahui bahwa kinerja mesin-mesinnYf ryasih
hasil^ analisis dapat dit
faktor produksi dan belum efisien. Dari kondisi tersebut, pertu altatukan upaya optimalisasi gula' produksi efisiensi pabrik untuk meningkatkan program revitalisasi pabrik gula Hal ini sejalan dengan progmm pemerintah, -produksi yaitu dan efisiensi, dengan rnenekan tingkat yang bertujuan meningkutf- iapasitas (giling), optimalisasi manajemen pengolahan gula selima il"frltangun-*aterial mJnganOung tenaga kerja yang optimal dan pengelolaan tebu, r"nd"*"n pabrik,"meningkatkan ;uilfafr peningkatan teknologi untuk mencapai efisiensi pabrik' Kata kunci : Gula, Pabrik gula, Faktor Produksi, Overall Recovery
PENDAIIULUAN pokok Gula sebagai hasil dari pengolahan tebu merupakan salah satu kebutuhatt lerutama penting' gula sangat Komoditas murah. masyarakat dan suinber kalori yang relatif ini, masih terdapat kendala yang sebagai suplemen utama bahan pangan. Namun dalam hal ada beberapa masalah yang (1992), Nahdodin Ainuiupi industri gula dalam negeri. Menurut negeri 1'ang relatif belum dalam (i) produksi yaitu: berkenaan dengan pergulaan di Indonesia, (ii) produksi gula yang harga, kemantapan menjamin urantap untuk irencufupi dalam rangka 'bersifat musiman dengan jumlah pabrik gula yang lebih banyak di.pulau Ja$'4" (iii) konsumen pemasaran gula yang g,rlu yung cenderun! meningkat dari waktu ke waktu dan (iv) .lr"**rtut-* biaya tinggi. Oerigan adanya kendala-kendala tersebut, menl'ebabkan kebutuhan gula lndonesia belum dapat terpenuhi' gula karena Pabrik guta mempunyui p"runutt yang sangat penting dalam memproduksi
temlat berlangsungnyu pror"r-p-*ngoiahan tebu menjadi gula' Namun, seb,agian memproduksi gula sehingga impor besar pabrik guL (pC) di iawa'menghadapi-kendala dalam produksinya yang belum gula masih altututun. Hal ini dapat-disebibkan karena faktor-faktor
rnerupakan
Produksi gula nasional cikelola dengan baik sehingga mempengaruhi produksi gula nas-io.nal. Ha1 ini ditunjukkan oleh Dinas sebagian besar berasal darl-produtii guta di Jawa Timur. perkibunan propinsi Jawa iimur (2007), bahwa produksi gula Jarva Timur rnemberikan persen) Uugi proa*si gula nusiottal yang mencap ai 2,31juta ton (di atas 47 kontribusi terbesar nada tahun 2006.
Kebon Agung' Salah satu industri gula di Kabupaten Malang adalah Pabrik Gula *"*usok produksi gula nasional dan masih -khuiutnyu Fabrik ini merupakan salah satu pabrik yutg sistem pergulaaan yang belum stabil' irertsh66 dengan kondisi perekonomian data yang diperoleh dari PG' ps.ruhahan lingkungan dan perkembangan teknolog-i' Berdasarkan mesin-mesin produksi Kebon Agung, sebanyak ,!kitu, 90 pirsen teknologi yang mencakup belum pada pabrik ini telair diperbarui, nalnun upaya rehabilitasi pada mesin'mesinnya dan mesin-mesin pada kinerja diiakukan secara optimal, sehingga menyebabkan gangguan
::--luksi gu14 sehingga menyebabkan potensi rendemen rendah. Rendemen yang
::
periode giling berbed4 dan cenderung meningkat pada periode pertengahan. FIal karena petani memanen tebu pada periode pertengahan giling. Pada periode ,.:masakan tebu mencapai optimal, sehingga rendemen yang dihasilkan juga .':. Rendemen yang tinggi dihasilkan dari k-ualitas tebu yang prima. Semakin banyak :::: berkualitas yang digiling ke pabrik, maka semakin tinggi rendemen yang .: -lumlah tebu yang digilingkan ke PG. Kebon Agung mencapai rata-rata95.198,97 ::: \amun, rendemen yang dicapai masih belum mencapai standar yang ditetapkan 8 persen. Rata-rata rendemen yang mampu dicapai pabrik adalah 7,46 persen. ::.:in -iumlah tebu dan rendemen, teknologi juga mempengaruhi produksi gula. Dalam - :-.:ologi dideteksi dengan jam berhenti giling. Rata-rata jam berhenti giling pada PG. "'''- :.:-:s tinggi yaitu sebesar 41,56 jam, sehingga pabrik gula tidak mampu mencapai -i - ::i ;rling. Kapasitas giling yang dapat dicapai sebesar 5.749,9L ton tebu/hari. Padahal, . :.:rik mampu meningkatkan efisiensinyq kapasitas giling maksimal yang mampu . * - -.: :ir.s3-r 7.800 ton tebu/hari dengan kapasitas produksi gula maksimal 624 ton/hari. - :- : j ,:::-disi tidak mencapai kapasitas giling, berdampak pada kapasitas produksi gula yang -: -: :.:1. laitu sebesar 402,35 ton/hari. 3:.um optimalnya produksi gula menyebabkan pemenuhan kebutuhan gula dalarn ' : -:'- -.'
:
::r.3n
II. METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dilakukan dengan purposive yaitu di Pabrik Gula Kebon Agung,
\Ialang. Dasar penentuan lokasi adalah karena pabrik gula Kebonagung cukup 'i- -:::;: r'.---r pada industri tebu di Kabupaten Malang dalam proses produksi tebu, yang tetap ' :"-":.-:: :tngan kondisi perekonomian khususnya kondisi sistem pergulaan di Indon'=sia" , : : - :-. :abrik gula ini mempunyai potensi untuk meningkatkan kapasitas gilingnya karena --
:,^ 1"{:r
--::-:unvai kendala dalam pasokan tebu.
-,ti -{nalisis 1,ang digunakan adalah: .:. :ingsi produksi Cobb-Douglass
- -:
---.-..:: ini
digunakan untuk mengetahui fakor-faktor produksi yang mempengaruhi
:- :-.*:. :-la pada PG. Kebon Agung. Soekartawi (2002) menjelaskan bahwa fungsi Cobb:.:alah suatu fungsi atau persamaan yffig melibatkan dua atau lebih variabel. - -= "-'-..:.s -:::. satu disebut variabel dependen, yang dijelaskan (Y), dan yang lain disebut yang menjelaskan, (X). Penyelesaian antara X dan Y biasanya dengan -..j::.'nden, --:rr - .-: ';::.: '' aitu variasi Y akan dipengaruhi oleh variasi X. Dengan demikian, kaidah-kaidah I ---: i-r j ::sresi juga berlaku dalam penyelesaian Cobb-Douglass. Bila fungsi produksi :-:
:: -: :::.'.3131sr oleh hubungan Y dan X, maka:
AGRISE Volume XI, No. l, Bulan Januari 201I
Y=(X1,X2,....Xn)...........
,.....(1)
Secara matematik, fungsi Cobb-Douglas dapat ditulis sebagai :
Y:axrblXzb2Xnheo......... Keterangan
.......(2)
:
Y : variabel yang dijelaskan X : variabel yang menjelaskan 4b : besaran yang akan diduga u : kesalahan (disturbance term) e : logaritma natural
2.Analisis efisiensi pabrik gula
Analisis ini digunakan unhrk menganalisis efisiensi pabrik gula yang tercermin dalam efisiensi stasiun gilingan (mill extraction) dan stasiun pengolahan (boiling house recovery). Dalam hal ini, berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Timur No.45 tahun 2006 mengenai Petunjuk Teknis Gerakan Peningkatan Rendemen Tebu di Jawa Timur, maka efisiensi pabrik gula dirumuskan dengan nilai Overall recovery (OR), yaitu sebagai berikut:
OR: mill Keterangan:
OR:
extraction
X
boiling house recovery
tingkat efisiensi pabrik gula dinyatakan dalam persen (%)
Mill - extraction ( ME\-
pol dalam nira mentah x pol dalam tebu
fiIyo
Mill extraction (NIE) :
besaran yang menunjukkan tingkat efisiensi stasiun pemerahan (gilingan) dinyatakan dalam satuan persen (%). Pol dalamGKP =
poldalamGKP xl00Yo pol dalam nira mentah
Boiling house recovery (BHR)
:
besaran yang menunjukkan tingkat efisiensi stasiun
pengolahan dan dinyatakan dalam persen (%).
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada analisis fungsi produlsi Cobb-Douglass dapat diketatrui bahwa
model terdistribusi normal yang ditunjukkan dengan nilai arymp.sig. (2 tailed) sebesar 0,958 dan tidak terdapat multikolinearitas pada model yang ditunjukkan dengan nilai VIF pada masingmasing faktor jumlah tebu, rendemen, teknologi, dan tenaga kerja sebesar 1,59:3,54; 1,33; dan 2,60 kurang dari 10. Dari hasil regresi didapatkan nilai Fhh-s sebesar 53,22yangberarti bahwa jumlah tebu, rendemen, teknologi, dan tenaga kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap produksi gula- Nilai Rf sebesar 95,9 persen yang menunjukkan bahwa jumlah tebu, rendemen, teknologi, dan tenaga kerja mempengaruhi produksi sebesar 95,9 persen, dan sisanya sebesar 4,1 persen dijelaskan oleh faktor lainnya yang tidak dijelaskan dalam model. Jumlah tebu dan rendemen memiliki Nilai thh.s masing-masing sebesar 5,63; 7,66 dimana tmtre ) ttuuu yang berarti bahwa jumlah tebu dan rendemen mempunyai pengaruh positif terhadap produksi gula pada PG. Kebon Agung. Tingkat sigrrifikansi untuk jumlah tebu dan rendemen sebesar 0,00032 dan 0,00003, dimana tingkat signifikansi < cr. Hal ini
S
:,inta
- Analisis Faktor Produksi Pabrik Gula
' : ' - -. -.*'an bahwa jumlah tebu dan rendemen berpengaruh nyata terhadap produksi gula PG. ' - --:ung pada tarafsignifikansi 95 persen ((cr 0.05). -:knologi yang dideteksi dengan jam berhenti giling memiliki nilai 166,, sebesar (-) - : :::-1a tr,ir*e { t1u6"1. Tingkat signifikansi sebesar 0,95 dimana tingkat signifikansi > o :::1iti bahwa teknologi mempunyai pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap -:ula PG. Kebon Agung pada taraf signifikansi 95 persen ((cr 0.05). - - ':. . :naga kerja memiliki nilai t6i1*, sebesar (-) 4,64 dimana thir*e ) 1126"1, !illg berarti : :;:3Ea kerja mempunyai pengaruh negatif terhadap produksi gula PG. Kebon Agung. '-,' .:_lnfikansi sebesar 0,001 dimana tingkat signifikansi > o. Hal ini menunjukkan kerja berpengaruh nyata terhadap produksi gula PG. Kebon Agung pada taraf - . .;..3sa .rSi , persen ((a 0.05). 95 -3:rdasarkan hasil analisis efisiensi pabrik gula diperoleh nilai mill extraction sebesar - r:-:;r, 3an dapat disimpulkan bahwa tingkat efisiensi di stasiun gilingan PG. Kebon Agung * ::.-:m mencapai standar yang ditetapkan yaitu sebesar 95 persen. Hal ini disebabkarr -:"- r:r3 musim giling2007, terdapat gangguan pada mesinnya yaitu slate main carier -'- -ia.. lvlesin ini bertugas sebagai alat transport ampas dari alat pencacah tebu menuju
.
"
-
'r .rondisi tersebut menyebabkan proses penggilingan tebu menjadi kurang maksimal. -::t nilai boiling house recovery sebesar 79 persen dan dapat disimpulkan bahwa : s-asiun pengolahan pada PG. Kebon Agung belum mencapai standar yang ditetapkan
: --' :-
*
- ,:.€>ar 90 persen. Hal ini disebabkan karena pada proses pengolahan gul4 PG. Kebon
.-: ::asih mengalami banyak kendala terutama yang berkaitan dengan rnesirx ' ,:'' - ::11nva. Kendala tersebut adalah kurang tepatnya rakitan antara mesin yang satu dall '': - .-:nva sehingga mesin dapat berhenti untuk mengolah. Pada musim giling 2A07, :
.
*',-=,rl 1'ang terjadi pada mesinnya adalah distributor carier ampas ketel yang mengalami - . . ::. sehingga proses pengolahan nira tidak berjalan maksimal. 3:rdaskan nilai mill extraction dan boiling house recovery dapat diketahui bahwa
,
:"-:li recovery sebesar 74 persen juga belum mencapai standar yang ditetapkan yaitu persen. Hal ini merupakan indikasi bahwa kinerja mesin-mesin pada PG. Kebon --,:ih belum efisien. Kurang optirnalnya rehabilitasi pada mesin-mesin tersebut -':- = ::::.an gangguan pada kinerja mesin-mesinnya sehingga jam berhenti gilingnya tinggi. '.= -: jam berhenti giling berdampak pada kapasitas giling bruto dan netto yang " . - - -. -.-,rarL tidak banyak peningkatan pada tiap{iap periodenya. :'.pasitas giling maksimal berdasarkan Standard Operating Procedure yang mampu . ,-:- ?G. Kebon Agung adalah sebesar 7.800 ton tebr.r/hari dengan rendemen 8 persen, "" -=;. iapasitas produksi gula maksimal yang mampu dicapai adalah 624 ton gula/hari. -- r::ra3o inefisiensi mesin, pabrik hanya mampu mencapai kapasitas gi\ing5.749,91 ton ,"- -:- 7-1.72 persen) dan kapasitas produksi 402,35 ton gula./hari (64,48 persen). Nilai -, : )'ang mampu dicapai dengan kapasitas produksi tersebut adalah Rp. -: -.000,hari (dengan harga gula dari pabrik Rp.5.000.000/ton). Sedangkan kapasitas . - = - - )0.09 ton tebuftrari (26,28 persen) dan kapasitas produksi sebesar 239,65 ton " " -'-"-. ,i8.41 persen) tidak mampu dicapai oleh pabrik, sehingga nilai ekonomis yang " --: .:.lah Rp. 1 198.250.000/hari. Efisiensi mesin yang mampu dicapai oleh pabrik adalah sebesar 74yo (4,93 persen hari) berdasarkan standar indikator 85 persen, sedangkan tingkat efisiensi sebesar I 1 persen '11,73 persen /hari) tidak mampu dicapai oleh pabrik. Sehingga bila dibandingkan dengan kapasitas produksi yang tidak dapat dicapai pabrik sebesar 38,41 persen, dapat disimpulkan bahrva penyebab mesin tidak dapat mencapai kapasitas produksi gula adalah karena inefisiensi "
: ,- I,
pada mesin-mesinnya sebesar 0,73 persen dan sisanya sebesar 37,68 persen disebabkan karena
AGRISE Volume XI, No.
l,
Bulan Januari 2011
faktor-faktor lain seperti kualitas bahan baku, manajemen pabrik yang belum optimal, dan lainJain.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. naktor produksi yang berpengaruh terhadap produksi gula di PG. Kebon Agung dalam 11ura giling 2007 (14 periode). gdulqh jumlah tebu, rendemen, dan tenaga kerja dengan modeipersamaan y : --8,17 Tbr'e3 R0'e4 T{'002 Tfr'0r. Hal ini dapat ditunjukkan dengan nilai F6** 53,22 dan nilai rr* 95,q persen. Jumlah tebu berpengaruh nyata positif dengan t5is't S,ej-aan tingkat signifikansi 0,00032 yang artinya setiap penambahan I ton tebu akan meningkatkan produtsi gula. Rendemen berpengaruh nyata positif dengan nilai t16* I sebesar 7,66 drytingkat slgnifikansi 0,00003 yang artinya setiap peningkatan rendemen jam berhenti yang dengan dideteksi gulaTeknologi produksi persen akan meningkatkan giling berpengaruh negatif tidak nyata terhadap produksi gula dengan 116,,* O'07 dan ingtat signifikansi 0BS yang artinya setiap kenaikan I jam berhenti giling akan m"iut rntin produksi gula. Tenaga kerja berpengaruh nyata negatif dengan t6iL'g 4,64 akan dengan tingkat signifikansi 0,001 yang artinya tiap penambahan 1 orang tenaga kerja
Z.
menurunkan Produksi gula. Kinerja stasiun gilingan masih belum mencapai standar efisiensi, yang ditunjukkan dengan slate nilai mill extraction sebesar 94 persen karena terdapat gangguan pada mesinnyayaitu main carier yang rusak. Kinerja stasiun pengolahan juga belum belum mencapai standar efisiensi, yang aitunlutt an dengan nilai boiting house recovery sebesar 79 persen karena mill mesin distribtior cirier ampas ketel yang mengalami kerusakan. Berdasarkan nilai
juga belum extraction dan boiling housi recovery dapat diketahui bahwa kinerja pabrik efisien, yang ditunjukkan dengan nilai overall recovery sebesar 74 persen. Dari keadaan inefisiensi mesin, pabrik hanya mampu mencapai kapasitas produksi 402,35 ton gula./hari atau sebesar 64, 48 persen. Nilai ekonomis yang mampu dicapai dengan kapasitas produksi tersebut adalah Rp.2.011.750.000/hari. Sedangkan kapasitas produksi yang tidak ,nurnpo dicapai oleh pabrik 239,65 ton gula/hari atau 38,41 persen, sehingga nilai ekonomis yang hilang adalah Rp.
1.19
8.2
50.000/hari'
Saran
saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah:
1.
Z"
3.
Untuk dapat memaksimalkan produksi gula yang dihasilkan, PG. Kebon Agung harus inampu mengkombinasikan jumlah tebu, rendemen, teknologi dan tenaga kerja sesuai produksi gula. Apabila kualitas dari masing-masing faktor dengan kontribusinya terhadap-maka diharapkan dapat meningkatkan produksi gula pada proJuksi dapat ditingkatkan, -selain itu, perlu dilakukan upaya pengaturan sistem panen petani irc. f"bon Agung. untuk meningkatkan rendemen' pG. Kebon Agung sebaiknya meningkatkan persiapan mesin secara optimal sebelum masa giling berlangsung. Selain itu, perlu dilakukan upaya pengawasan di stasiun gilingan' pengolahan, sehingga efisiensi stasiun i"ngituhun dan nienjaga operasi,onal gilingan dan sasaran yang telah ditetapkan untuk sesuai meningkat penlolJhan Oan penlgilingan mencapai efisiensi pabrik yang tercermin dalam overall recovery. peneliii selanjutnya sebailnya mampu untuk menggali informasi lebih dalam mengenai jumlah faktor-faktor y*g -"-p"ngaruhi produksi pabrik gula tidak hanya terbatas pada jumlah input tebu, rendemen,leknologi, dan tenaga kerj4 dengan cara menambahkan tebu. masukan produksi, sepertimanajemerrpabrik, sistem antrian tebu, dan produktivitas
Agustina Shinta
- Analisis Faktor Produksi Pabrik Gula
.............
7
DAFTAR PUSTAKA
f,lins
Informasi dan Komunikasi.2007. Meski Produhivitas Turun, Jatim Tetap Larang Impor Gula. Berita Ekonomi 02-05-2007 09:09 WIB. wwwjatim.go.id (diakses pada
l1 Februari 2007).
[fu
& Perdagangan Jawa Barat. 2007. Rubrik Publikasi: Investasi Baru Industri Gula di Jatim 'Terganjal' di Pusat. http://disperindag-jabar.go.id (diakses
Perindustrian
pada 11 Januari 2007).
Qrat|
Damodar danZain, Sumarno. 19'78. Ekonornetriks Dasar. Erlangga Jakarta.
Lsodo, S.Y. 2000. Menuju Penyelamatan Industri Gula Nasional. hlm- 26-42. Dalam A. Supriono (Ed.). Prosiding Seminar Sehari Pembangunan Perkebunan Indonesi4 26 Juli 2000. Asosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia- Bogor.
lruodin. 1992. Program TKI, Perilaku Pabrik Gula dan Dampaknya. P3GI. Pasuruan. f,*owo, D. 1996. Monitoring dan Analisa Prospek Industi Gula di Jawa. Center for Policy and Implementation Studies (CPIS). Jakarta
?f-
Perkebunan Nusantara
lT-
Perkebunan NusantaralX.2007. Peningkatan Kinerja SDM. Befita PTPN
XI. 2000. Upaya Peningkcttan Efsiensi dan Pengolnhan Menuju iberalisasi Perdagangan hlm. 17-25. Dalam A. Supriono (Ed.). Prosiding Seminar Sehari Pembangunan Perkebunan Indonesi4 26 Juli 2000. Asosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia. Bogor.
IX : 8-Mei-
2407,
*
Penelitian Perkebunan Gula lndonesia (P3GI). 2003. Katalog Produk dan Jasa Pelayanan P3GI. P3GL Pasuman.
i
Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI). 2008. Konsep Peningkatan Rendemen Untuk Mendukung Program Akselerasi Industri Gula Nasional. isri@,telkom.net (diakses pada 19 Februari 2008). P3GL Pasuruan.
bso,
Kabul, dkk. 2007. Sistem Pergulaan di Jawa Timur: Optimalisasi Produk, Distribusi Ke lemb a gaan. P3 GL Pasuruan.
dot