GRAFIK KECENDERUNGAN CAKUPAN IBU HAMIL MENDAPAT 90 TABLET TAMBAH DARAH (Fe3) DI INDONESIA TAHUN 2005-2014
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
83.3 85.0 82.0 85.1
60.0 64.5 57.5
68.7 71.2
48.1
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Laporan Dinas Kesehatan Provinsi 2014
Papua Barat Papua Banten Maluku Sulawesi Tengah Nusa Tenggara Timur Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Aceh Kalimantan Selatan Sulawesi Utara Maluku Utara Kalimantan Timur Sumatera Barat Kalimantan Tengah Kepulauan Riau Riau Lampung Sumatera Utara Kepulauan Bangka Belitung Jawa Timur Kalimantan Barat Gorontalo Sumatera Selatan Sulawesi Selatan Kalimantan Utara Jawa Barat Bengkulu Jambi Daerah Istimewa Yogyakarta Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Bali INDONESIA
100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 38.3 49.1 61.4 62.5 70.4 74.2 78.9 79.0 79.5 79.8 80.2 80.4 80.9 81.1 81.3 81.7 82.7 83.5 84.3 84.4 84.9 85.1 85.2 86.4 88.9 90.2 90.5 90.9 91.1 91.6 92.4 92.5 94.8 95.0 85.1
Cakupan Ibu Yang Selama Hamil Mendapat 90 Tablet Fe Menurut Provinsi Di Indonesia Tahun 2014
Laporan Dinas Kesehatan Provinsi 2014
Grafik Kecenderungan Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Pada Balita (6-59 Bulan) Di Indonesia Tahun 2005 – 2014 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
76.2
2005
74
79.4
82.7
82.6
81.5
81.6
82.8
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Laporan Dinas Kesehatan Provinsi 2014
84.1
85.3
2013 2014
40.5 42.1 66.1 66.6 67.9 68.1 71.0 75.7 79.8 80.5 81.9 82.5 82.7 83.0 83.3 84.2 84.4 84.6 85.3 85.3 86.5 86.6 87.5 87.8 87.9 88.6 88.9 90.3 90.7 94.9 96.5 97.9 98.6 99.2 85.3
100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 -
Laporan Dinas Kesehatan Provinsi 2014 Papua Papua Barat Maluku Kalimantan Timur Kalimantan Utara Daerah Khusus Ibukota… Banten Kalimantan Tengah Kalimantan Barat Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Tengah Lampung Sumatera Utara Kepulauan Riau Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Maluku Utara Kalimantan Selatan Jawa Barat Nusa Tenggara Timur Sulawesi Utara Riau Kepulauan Bangka Belitung Sumatera Selatan Jambi Sumatera Barat Jawa Timur Bengkulu Aceh Nusa Tenggara Barat Bali Jawa Tengah Daerah Istimewa Yogyakarta INDONESIA
Cakupan Pemberian Vitamin A pada Balita 6-59 bulan Menurut Provinsi Tahun 2014
GRAFIK KECENDERUNGAN PERSENTASE BAYI 0-6 BULAN YANG MENDAPAT ASI EKSKLUSIF DI INDONESIA Tahun 2004-2014 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
58.9 59.7
64.1 62.2
56.2
61.3 61.5 61.1 63.4
54.3 52.4
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Sumber : Susenas 2004 – 2012. Data rutin Tahun 2013-2014
100
90
80
70 58.9 59.7 60
40
30 19.5 64.1 62.2 56.2
50
26.3 25.5 28.6 24.3
ASI Eksklusif 0-6 bln 64.9 61.3 61.5 61.1 63.4
34.3 33.6 38.5 37.9
44.0
20
0
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
ASI Eksklusif s.d 6 bln
Kecenderungan Pemberian ASI EKsklusif Pada Bayi Usia 0-6 Bulan dan Bayi Usia 6 Bulan yang Menyusu Eksklusif sampai 6 Bulan (Susenas 2004-2013) Ja wa Ba rat Papua Barat Sumatera Utara Kalimantan Tengah Sulawesi Uta ra Maluku Kalimantan Barat Kepulauan Riau Papua Kepulauan Bangka Belitung Aceh Riau Sulawesi Tengah Gorontalo Ja wa Tengah Maluku Utara Kalimantan Utara Sumatera Selatan La mpung Ja mbi Banten Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Daerah Khusus Ibukota… Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Selatan Daerah Istimewa Yogyakarta Bali Sumatera Barat Ja wa Timur Nus a Tenggara Timur Bengkulu Nus a Tenggara Ba rat INDONESIA
10 21.8 27.3 37.6 40.7 42.1 45.3 49.5 50.3 52.2 54.9 55.4 55.7 56.4 58.8 60.0 62.2 63.3 63.4 63.7 64.3 65.0 65.0 65.5 67.1 67.2 67.8 69.3 70.8 72.2 73.6 74.0 77.4 78.5 84.7 52.4
100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 -
Cakupan Pemberian ASI Eksklusif 0-5 Bulan Menurut Provinsi Di Indonesia Tahun 2014
GRAFIK KECENDERUNGAN KONSUMSI GARAM BERIODIUM DI INDONESIA TAHUN 2000 – 2013
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
64.6
65.5
68.6
2000
2001
2002
Sumber : Susenas 2000-2005 Riskesdas 2007 dan 2013
73.4
72.8
2003
2005
62.3
2007
77.1
2013
54.7 69.3 73.7 74.3 75.6 85.1 90.8 91.6 93.0 93.0 93.5 93.6 94.9 95.2 95.3 95.7 95.7 96.3 96.9 97.5 97.7 97.7 98.5 98.9 98.9 99.0 99.1 99.2 99.3 91.0
100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 Nusa Tenggara Barat Maluku Nusa Tenggara Timur Aceh Bali Banten Jawa Timur Sumatera Selatan Sumatera Barat Sulawesi Selatan Jawa Tengah Kalimantan Utara Lampung Riau Daerah Khusus Ibukota… Sulawesi Tenggara Maluku Utara Kalimantan Timur Sulawesi Barat Jawa Barat Sumatera Utara Kalimantan Selatan Daerah Istimewa… Kalimantan Tengah Jambi Kepulauan Riau Papua Barat Bengkulu Kalimantan Barat INDONESIA
Cakupan Rumah Tangga Yang Mengonsumsi Garam Beriodium Menurut Provinsi Di Indonesia Tahun 2014
Sulawesi Utara Kep. Bangka Belitung Kalimantan Tengah Jambi Bengkulu Lampung Kalimantan Utara Kalimantan Selatan Maluku Bali Kalimantan Timur Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Kepulauan Riau Sulawesi Barat Riau DI Yog yakarta Sumatera Selatan Kalimantan Barat Aceh Nusa Tenggara Barat Sulawesi Tengah Papua Barat Sumatera Barat Gorontalo Maluku Utara Sumatera Utara DKI Jakarta Banten Papua Jawa Barat Nusa Tenggara Timur Jawa Tengah Jawa Timur
54 67 92 101 123 138 138 172 208 212 231 245 274 280 283 294 299 310 342 388 449 463 570 583 597 663 1,334 1,448 2,242 2,674 2,953 3,415 4,107 6,772
Jumlah Balita Gizi Buruk Menurut Provinsi Di Indonesia Tahun 2014 ((N=32.521 kasus)
Laporan Dinas Kesehatan Provinsi 2014
KETENAGAAN GIZI DI INDONESIA
Sebaran Tenaga Gizi di Puskesmas
Puskesmas Ada Tenaga Gizi: 6786 Puskesmas Tidak Ada Tenaga Gizi: 2194
Jatim Jateng Jabar Sulsel Sumut Sultra NTB Aceh NTT Sumbar Kalsel Sumsel Kalbar Sulut Maluku Kalteng Papua kaltim malut Lampung Riau DIY Gorontalo Banten Bali DKI Bengkulu Jambi Sulteng Pabar Babel Sulbar kep.Riau
Jml PKM: 8980 Jml Tenaga Gizi: 9874
0
500
1000
1500 11
RASIO TENAGA GIZI PER 100.000 PENDUDUK DI INDONESIA 2012
Target Renstra 2010-2014: 10 per 100 ribu penduduk
12
Jenis dan Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas seluruh Indonesia, Tahun 2013 Tenaga Kesehatan Dokter spesialis Dokter umum Dokter gigi Perawat Perawat gigi Farmasi Asisten Farmasi Keterapian fisik Keteknisan medik Analis kesehatan Non-nakes Bidan Kesehatan masyarakat Kesehatan lingkungan Gizi
Jumlah
(%)
135 17,639 6,847 104,329 10,165 2,274 7,478 596 1,503 5,407 34,715 101,533 21,075 10,430 9,504
0.0 5.3 2.1 31.3 3.0 0.7 2.2 0.2 0.5 1.6 10.4 30.4 6.3 3.1 2.8
Jumlah Puskesmas 2013 : 9.665 Puskesmas
DISTRIBUSI RSU PEMERINTAH BERDASARKAN KEBERADAAN UNIT GIZI (N=684)
633 RSU Memiliki Unit Gizi
14
Tantangan • Komitmen pemerintah daerah dalam penyediaan anggaran kegiatan perbaikan gizi dan formasi tenaga gizi. • Perlu dukungan regulasi dan kelembagaan gizi di daerah • Perlu pemenuhan tenaga gizi dalam kuantitas dan kualitasnya • Perlu peningkatan dukungan lintas sektor yang lebih konkrit terhadap upaya percepatan perbaikan gizi. • Disparitas masalah dan cakupan kegiatan gizi antar daerah.
Harapan Untuk Profesi Gizi • Mampu bertindak sebagai agen perubahan sehingga dapat memberi warna terhadap upaya perbaikan gizi masyarakat. • Menghasilkan produk ilmiah yang inovatif sesuai dengan perkembangan IPTEK dalam upaya percepatan perbaikan gizi • Dapat memberikan masukan/kritikan yang konstruktif berdasarkan hasil penelitian terhadap berbagai dampak pembangunan kesehatan, khususnya di bidang gizi • Menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan gizi yang profesional baik untuk individu maupun kelompok dan mencegah timbulnya mal-praktik gizi. 16
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PROGRAM PERBAIKAN GIZI 2015-2019
Arah Pembangunan Gizi (pasal 141 UU 36 2009) (1) Upaya perbaikan gizi masyarakat ditujukan untuk peningkatan mutu gizi perseorangan dan masyarakat. (1) Peningkatan mutu gizi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui: a) perbaikan pola konsumsi makanan yang sesuai dengan gizi seimbang; b) perbaikan perilaku sadar gizi, aktivitas fisik, dan kesehatan; c) peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi yang sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi; dan d) peningkatan sistem kewaspadaan pangan dan gizi
Kerangka Pikir Penyusunan Kebijakan Gizi
Penanganan masalah gizi merupakan upaya lintas sektor untuk mengatasi penyebab langsung, tidak langsung, dan akar masalah melalui upaya intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif
19
Sasaran Gizi Dalam RPJMN 2015-2019 Status Gizi Masyarakat Sasaran/Indikator
•
• •
•
•
Menurunnya prevalensi anemia pada ibu hamil (persen) Menurunnya bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) (persen) Meningkatnya persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif Menurunnya prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak balita (persen) Menurunnya prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) anak baduta (persen)
Status Awal Target 2019
37,1
28
10,2
8
38,0
50
19,6
17
32,9
28
20
Indikator Pembinaan Gizi Masyarakat ( RENSTRA ) PROGRAM/ NO KEGIATAN
Target
SASARAN
INDIKATOR
Base line
2015
2016
-
150.000 (13%)
50%
82%
85%
39%
Persentase bayi baru lahir 4 mendapat Inisiasi Menyusu 35% Dini (IMD) Persentase balita kurus 5 yang mendapat makanan tambahan Persentase remaja puteri 6 yang mendapat Tablet Tambah Darah (TTD)
1
% ibu hamil KEK yang mendapatkan PMT
2018
2019
80%
95%
3.2; 4,8; 5.2
90%
95%
98%
3.2; 4,8; 5.2
42%
44%
47%
50%
3.2; 4,8; 5.2
38%
41%
44%
47%
50%
3.2; 4,8; 5.2
0
70%
75%
80%
85%
90%
3.2; 4,8; 5.2
0
10%
15%
20%
25%
30%
3.2; 4,8; 5.2
Persentase ibu hamil yang 82% Pembinaan Meningkatnya 2 mendapat Tablet Tambah Darah (TTD) Perbaikan Gizi pelayanan gizi 3,1 Masyarakat masyarakat Persentase bayi usia s/d 6 3 bulan yang mendapat ASI 38% eksklusif
2017
KETERKAIT AN DENGAN NAWACITA
65%
21
KOMITMEN PEMERINTAH UNTUK PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI
upaya bersama antara pemerintah dan masyarakat melalui penggalangan partisipasi dan kepedulian pemangku kepentingan secara terencana dan terkoordinasi untuk percepatan perbaikan gizi masyarakat dengan prioritas pada seribu hari pertama kehidupan 22 22
MENGAPA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN, PENTING? Dampak jangka pendek
Gizi pada 1000 hari pertama kehidupan (janin dan bayi 2 tahun)
Mati
Dampak jangka panjang
Perkembangan otak
Kognitif dan Prestasi belajar
Pertumbuhan massa tubuh dan komposisi badan
Kekebalan Kapasitas kerja
Metabolisme glukosa, lipids, protein Hormon/receptor/gen
Diabetes, Obesitas, Penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas lansia
Sumber: Short and long term effects of early nutrition (James et al 2000)
23
Intervensi Perbaikan Gizi
1
2
• Intervensi Gizi Spesifik
• Intervensi Gizi Sensitif
24
Intervensi Gizi Spesifik 6. Lansia
1. Ibu hamil 2.Ibu Menyusui
Suplementasi besi folat = 82% PMT ibu hamil KEK Penanggulangan kecacingan Suplemen kalsium
Kepada ibu menyusui Promosi menyusui / ASI Eksklusif Konseling Menyusui
Pemantauan pertumbuhan (D/S = 80,3% Suplemen vitamin A = 84,1% Pemberian garam iodium = 74,7 % PMT / MPASI Fortifikasi besi dan kegiatan suplementasi (Taburia) di 15 Provinsi Zink untuk manajemen diare Pemberian obat cacing
5. Remaja & Usia produktif • Kespro remaja • Konseling: Gizi • Suplementasi Fe
3.Bayi & Balita
• Konseling gizi • Pelayanan gizi Lansia
4. Usia sekolah Penjaringan Bln Imunisasi Anak Sekolah Upaya Kes Sekolah PMT anak sekolah di Prov. Papua dan P Barat • Promosi MJAS di sekolah • • • •
25
INTERVENSI GIZI SENSITIF: Pengarusutamaan Pembangunan Gizi pada Lintas Sektor
PU
BKP/PERTANIAN
Air Bersih & Sanitasi
Ketahanan Pangan dan Gizi
PP DAN PA
BPJS
Remaja Perempuan
Jaminan Kesehatan Masyarakat
AGAMA
SOSIAL Penanggulang an Kemiskinan
Pendidikan Gizi Masyarakat
BKKBN
DIKBUD Keluarga Berencana
26