ISSN 2089-8193 Volume 6 | No.1 | Januari-April 2016
1. Hubungan Pengetahuan Tentang Diare Dengan Perilaku Ibu Dalam Pencegahan Penyakit Diare Pada Balita Di Dusun I Desa Sei Parit Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2015 Wilda Wahyuni Siregar.......................................................................................................................
1-10
2. Pengaruh Minuman Jahe Terhadap Kurangnya Emesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester I Di Klinik Nining Pelawati Amkeb Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 Ika Susilawati .......................................................................................................................................
11-18
3. Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Pada Pekerja Di Kilang Batu Bata Desa Tumpatan Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 Irmayani................................................................................................................................................
19-29
4. Hubungan Pelaksanaan Antenatal Care Dengan Kematian Ibu Diwilayah Puskesmas Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2015 Oktri Inanda Sari.................................................................................................................................
30-38
5. Hubungan Mutu Pelayanan Petugas Kesehatan Ibu Dan Anak Dengan Implementasi Program ASI Eksklusif Di Wilayah Puskesmas Kecamatan Aek Natas Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2015 Restu Yuliani ........................................................................................................................................
39-47
6. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Cakupan Tablet Zat Besi (Fe) Pada Ibu hamil Di Puskesmas Pantai Cermin Tahun 2015 Riris Sitorus ..........................................................................................................................................
48-64
7. Hubungan Pelayanan Petugas Lapangan Keluarga Berencana Dengan Kepuasan Akseptor KB Implant Di Desa Purwodadi Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 Asnawita P ............................................................................................................................................
65-76
8. Hubungan Perilaku Caring Bidan Dengan Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi Sectio Sectio Caesarea Di Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 Yuni Syahputri Damanik ....................................................................................................................
77-85
9. Hubungan Karakteristik Pemimpin Dan Komunikasi Dengan Kinerja Pegawai Di STIKes MEDISTRA Lubuk Pakam Tahun 2015 Rosita Ginting.......................................................................................................................................
86-95
Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Pada Pekerja Di Kilang Batu Bata Desa Tumpatan Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 Irmayani STIKes MEDISTRA Lubuk Pakam
ABSTRACT Stress on the workers can be caused by various factors, including the work load. Work load includes physical and mental work load. Brickyard in refinery brick Desa Tumpatan Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang of the printed process, namely the appointment and removal of the bricks from the printed press to the carts had a total weight of about 28 kg. This makes workers feel tired quickly bored if not given adequate rest time and feel lazy restart work when it passed the break. This study aims to determine the relationship work load by worked stress on workers at the refinery brick Desa Tumpatan Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang. This type of research was quantitative, analytic survey with cross sectional design. The population in this study are all refinery workers bricks sample of 49 people with the sampling technique was purposive random sampling. The statistical test used was Chi-Square level of significance (α) = 5% or 0,05. Measurements used a questionnaire. The results showed fatigue respondents did not happen as many as 38 people (70,6%) and light work stress as many as 39 people (79,6%). There was a relationship workload by worked stress on workers at the refinery Bricks value of p (= 0,033) <α (= 0,05). Advised on workers to pay attention to the workload that can affect working stress on the stone mill workers, especially workers who perform strenuous activity with long worked time. Keywords : Load, Stress, Work Bibliography : 12 Books PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pekerjaan merupakan bagian yang memegang peranan penting bagi kehidupan manusia. Dalam kehidupan, pekerjaan dapat memberikan kepuasan dan tantangan. Sebaliknya dapat pula menjadi gangguan dan ancaman. Seiring dengan perkembangan zaman, perkembangan pekerja industri di Indonesia semakin berkembang pesat. Tidak hanya pekerja industri formal tetapi
perkembangan pekerja industri informal juga semakin berkembang pesat. Berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) tahun 2013 dari 149,8 juta total tenaga kerja di Indonesia, ternyata 103,2 juta adalah pekerja sektor informal atau hampir 2,2 kali lipat lebih besar dari tenaga kerja formal sedangkan 7,2 juta berstatus pengangguran. Sejalan dengan pertumbuhan pekerja industri, maka sangat diperlukan kegiatan tenaga kerja, sebagai unsur dominan yang
19
mengelola bahan baku atau material, mesin, peralatan dan proses lainnya yang dilakukan ditempat kerja, guna menghasilkan suatu produk yang bermanfaat bagi masyarakat. Oleh karena itu, tenaga kerja mempunyai peranan yang sangat penting sebagai penggerak roda pembangunan nasional khususnya yang berkaitan dengan sektor industri. Disamping itu tenaga kerja adalah unsur yang langsung berhadapan dengan berbagai akibat dari kegiatan industri, sehingga sudah seharusnya kepada mereka diberikan perlindungan dan pemeliharaan kesehatan (Budiono, 2010). Begitu pula dengan tenaga kerja di industri tradisional pembuatan batu bata yang beroperasi secara manual. Proses produksi yang harus dilakukan tenaga kerja dalam pembuatan batu bata, secara garis besar meliputi pengangkutan bahan baku mentah, pembuatan bahan mentah batu bata (blok tanah), pemotongan blok tanah, stasiun pengepresan (pencetakan), penghalusan, prapengeringan, pengeringan, dan pembakaran. Dari setiap tahapan produksi tersebut memiliki beban kerja yang berbeda beda, ada saat dimana proses kerja membutuhkan tenaga yang lebih, contohnya pada proses pengangkutan bahan baku mentah dan proses pembakaran yang dapat membuat pekerja merasa cepat lelah. Sedangkan pada proses lainnya ada juga saat dimana pekerja merasa cepat bosan karena melakukan pekerjaan pada satu titik tempat kerja saja dan jarang melakukan pergerakan seperti pada contoh proses pencetakan (Susanti, 2010). Penelitian yang dilakukan Purwanto (2013) meneliti 50 pekerja di sebuah departemen pelayanan
menyimpulkan bahwa dari hasil penelitian itu didapatkan ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara persepsi beban kerja dengan stres kerja ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar -0,361; p = 0,010 (p ≤ 0,01). Tingkat stres kerja pada pekerja tergolong sedang. Tingkat beban kerja pada pekerja tergolong sedang. Kemudian sumbangan efektif persepsi beban kerja terhadap stres kerja sebesar 13% diperoleh dari nilai koefisien determinan (r²) = 0,130. Menurut Manuaba (2000) beban kerja dapat berupa tuntutan tugas atau pekerjaan, organisasi dan lingkungan kerja. Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian Ilmi (2003) bahwa terdapat lima besar urutan stressor pada perawat. Pertama dikarenakan beban kerja yang berlebihan sebanyak (82,2 %), selanjutnya dikarenakan pemberian upah tidak adil (57,9 %), kondisi kerja (52,3 %), beban kerja yang kurang (48,6 %) , dan tidak diikutkan dalam pengambilan keputusan (44,9 %). Terjadinya gangguan kesehatan akibat lingkungan kerja fisik yang buruk telah lama diketahui, juga telah pula dipahami bahwa desain dan organisasi kerja yang telah memadai, seperti kecepatan dan beban kerja yang berlebihan, merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan akibat kerja. Akan tetapi, beberapa penelitian membuktikan bahwa faktor-faktor penyebab gangguan kesehatan tersebut tidak murni faktor fisik saja, tetapi juga disertai unsur psikologis (Harrianto, 2009). Hampir semua orang mengalami stres yang berhubungan
20
dengan pekerjaan mereka yang disebut sebagai stres kerja (Sarafino, 2011). Stres kerja adalah suatu keadaan emosional atau mood yang merupakan hasil dari ketidaksesuaian antara tuntutan dan kemampuan seseorang untuk mengatasinya. Sehingga ketika muncul stressor akibat dari ketidaksesuaian antara diri pekerja dengan pekerjaannya, maka seorang pekerja akan mengalami stres kerja. Stres kerja juga disebutkan sebagai suatu sumber kerja yang menyebabkan reaksi tertentu pada diri individu berupa reaksi fisiologis dan reaksi psikologis. Semakin kompleksnya permasalahan hidup dan semakin bertambahnya populasi manusia telah meningkatkan peluang seseorang terkena stres. Tidak terkecuali stres yang di alami pada setiap karyawan atau pekerja. Hal ini terjadi karena adanya pengaruh dari pekerjaan maupun lingkungan tempat kerja. Seseorang yang mengalami gangguan stres tidak akan mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik (Sarafino, 2011). Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari tempat pembuatan batu bata dari proses pencetakan yaitu pengangkatan dan pemindahan batu bata dari mesin cetak ke gerobak memiliki berat beban total sekitar 28 kg. Produksi batu bata per sekali pembuatan yaitu sekitar 24.000 dengan jumlah jam kerja 8 jam/hari. Sedangkan HSE (Health Safety Executive) membuat standar beban pengangkatan berdasarkan pada jenis kelamin dan proses pengangkatan beban yang baik untuk operator laki-laki adalah 10 kg. Keluhan psikologis juga sering dirasakan oleh beberapa
pekerja yang merasa cepat lelah merasa bosan bila tidak diberikan waktu istirahat yang cukup serta merasa malas memulai kembali bekerja bila sudah melewati waktu istirahat. Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu dilakukan penelitian tentang hubungan beban kerja dengan stress kerja pada pekerja di kilang batu bata Desa Tumpatan Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah di uraian di atas, maka yang menjadi permasalah penelitian adalah apakah ada hubungan beban kerja dengan stress kerja pada pekerja di kilang batu bata Desa Tumpatan Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mendeskripsikan hubungan beban kerja dengan stress kerja pada pekerja di kilang batu bata Desa Tumpatan Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan beban kerja pada pekerja di kilang batu bata Desa Tumpatan Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015. b. Mendeskripsikan stress kerja pada pekerja di kilang batu bata Desa Tumpatan Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015.
21
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pekerja Kilang Batu Untuk dapat mengetahui beban kerja yang diterima pekerja dan menambah pengetahuan pekerja kilang batu dalam mengatasi beban kerja agar tidak mengalami stress kerja. 2. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan menambah bahan bacaan perpustakaan dan dapat dijadikan untuk pengembangan ilmu pengetahuan serta dapat dijadikan sebagai panduan bagi mahasiswa/mahasiswi yang akan melajutkan penelitian. 3. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti khususnya dalam bidang penelitian dan menerapkan ilmu yang telah didapat selama mengikuti perkuliahan di MEDISTRA Lubuk Pakam. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian adalah kuantitif yang bersifat survei analitik dengan desain cross sectional yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan beban kerja dengan stress kerja pada pekerja di kilang batu bata. Dimana hubungan yang terjadi antara variabel independen dan dependen dilihat pada waktu yang bersamaan. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Tumpatan Kecamatan Beringin
Kabupaten Deli Serdang pada bulan Agustus-Oktober 2015. C. Popolasi dan Sampel 1. Populasi Populasi menurut (Sukardi 2009), seluruh individu yang dikenai sasaran generalisasi dari sampel yang akan diambil dalam suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja kilang batu bata di Desa Tumpatan Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Lubuk Pakam sebanyak 98 orang. 2. Sampel Sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Sukardi, 2009). Sehubungan keterbatasan waktu dan biaya yang dimiliki peneliti, sehingga tidak memungkinkan untuk mengambil populasi terjangkau. Rumus: N n (1 Ne 2 ) 98 n (1 (98)(0.10 2 )) 98 n 1,98 n 49,49 n =49 orang Jadi, sampel pada penelitian ini adalah pekerja kilang batu di Desa Tumpatan Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang sebanyak 49 orang dan sampel terpenuhi. Teknik Pengambilan Sampel (Sampling) Teknik sampling yang digunakan adalah purposive random sampling. Purposive random sampling merupakan tehnik 22
pengambilan sampel dengan memperhatikan pertimbanganpertimbangan yang dibuat oleh peneliti. (Sukardi, 2009) HASIL PENELITIAN A. Hasil Analisis Univariat 1. Karakteristik Responden Karekteristik responden yang diamati meliputi umur responden, karekteristik responden tersebut disajikan pada Tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa berdasarkan umur maka dapat diketahui bahwa mayoritas responden dengan umur ≤ 36 tahun sebanyak 28 orang (57,1 %) . 2. Beban Kerja Beban Kerja yang diamati meliputi penilaian beban kerja responden yang disajikan pada Tabel 4.2 berikut : Tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa berdasarkan beban kerja maka dapat diketahui bahwa mayoritas beban kerja responden tidak terjadi kelelahan sebanyak 38 orang (77,6%) . 3. Stress Kerja Stress Kerja yang diamati meliputi penilaian stress kerja responden yang disajikan pada Tabel 4.3 berikut : Tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa berdasarkan stress kerja maka dapat diketahui bahwa mayoritas responden memiliki stress kerja ringan sebanyak 39 orang (79,6%) .
B. Hasil Analisis Bivariat 1. Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Pada Pekerja Di Kilang Batu Bata Variabel hubungan beban kerja dengan stress kerja pekerja di kilang batu disajikan pada tabel berikut ini: Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square menunjukan bahwa pValue (=0,033) < α (=0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima yaitu ada hubungan beban kerja dengan stress kerja pada pekerja di kilang Batu Bata Desa Tumpatan Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015. Tabel 4.4 di atas diketahui bahwa mayoritas responden memiliki beban kerja dengan kategori tidak terjadi kelelahan yaitu sebanyak 38 orang dimana 33 orang (86,8 %) mengalami stress kerja ringan dan sebanyak 5 orang (13,2 %) mengalami stress kerja sedang. PEMBAHASAN A. Beban Kerja Pada Pekerja Di Kilang Batu Bata Desa Tumpatan Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 Berdasarkan hasil yang di dapat peneliti diketahui bahwa beban kerja pada pekerja di kilang Batu Bata Desa Tumpatan Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015. Dapat diketahui beban kerja responden tidak terjadi
23
kelelahan sebanyak 38 orang (70,6%) dan beban kerja responden yang diperlukan perbaikan sebanyak 11 orang (22,4%). Dari hasil pengukuran beban kerja yang di dapat peniliti berasumsi bahwa mayoritas pekerja pada Kilang Batu Bata tidak terjadi kelelahan dikarenakan tugas – tugas yang dimiliki setiap pekerja memiliki perbedaan menurut besarnya beban tugas yang dikerjakan. Seperti contoh pada proses produksi hanya sebagian pekerja yang melakukan aktifitas berat seperti melakukan aktifitas pengangkutan bahan baku yang akan dijadikan Batu Bata. Pada proses produksi lainnya pekerja tidak terlalu melakukan aktifitas berat seperti pada proses percetakan yang tidak terlalu memerlukan tenaga yang besar dibanding dengan proses pengangkutan bahan baku. Menurut (Susanti, 2010) mengatakan bahwa beban kerja adalah keadaan dimana pekerja dihadapkan pada tugas yang harus diselesaikan pada waktu tertentu. Kategori lain dari beban kerja adalah kombinasi dari beban kerja kuantitatif dan kualitatif. Beban kerja secara kuantitatif yaitu timbul karena tugas – tugas terlalu banyak atau sedikit, sedangkan beban kerja kualitatif jika pekerja merasa tidak mampu melakukan tugas atau tugas tidak menggunakan ketrampilan atau potensi dari pekerja. Beban kerja fisikal atau mental yang harus melakukan terlalu banyak hal, merupakan kemungkinan sumber stress pekerjaan. Kesimpulan beban kerja adalah kemampuan tubuh untuk menerima pekerjaan dapat berupa beban fisik dan beban mental.
Beban kerja yang terlalu berlebihan akan menimbulkan kelelahan baik fisik atau mental dan reaksi –reaksi emosional seperti sakit kepala, gangguan pencernaan dan mudah marah. Sedangkan pada beban kerja yang terlalu sedikit dimana pekerjaan yang terjadi karena pengulangan gerak akan menimbulkan kebosanan, rasa monoton kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari karena tugas atau pekerjaan yang terlalu sedikit mengakibatkan kurangnya perhatian pada pekerjaan sehingga secara potensial membahayakan pekerja. Beban kerja yang berlebihan atau rendah dapat menimbulkan stress kerja (Prihatini, 2007) B. Stress Kerja Pada Pekerja Di Kilang Batu Bata Desa Tumpatan Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 Berdasarkan hasil yang di dapat peneliti diketahui bahwa stress kerja pada pekerja di kilang Batu Bata Desa Tumpatan Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015. Dapat dilihat bahwa berdasarkan stress kerja maka dapat diketahui responden dengan stress kerja ringan sebanyak 39 orang (79,6%) dan responden dengan stress kerja sedang sebanyak 10 orang (20,4%). Dari hasil yang didapat pada pengukuran stress kerja peniliti berasumsi bahwa mayoritas responden memiliki stress kerja ringan dikarenakan pekerja yang bekerja memiliki waktu istirahat yang dapat menurunkan tekanan stress. Pada pekerja yang memiliki tuntutan pekerjaan yang tinggi dapat menenangkan tekanan yang pekerja terima sambil menurunkan tekanan
24
fisik pada tubuh pekerja. Tetapi ada juga sebagian pekerja yang merasa waktu istirahat yang kurang dikarenakan sebagian pekerja tersebut lebih besar melakukan kegiatan fisik namun karena tuntutan tugas yang masih ada sebagian pekerja harus tetap melakukan pekerjaan meskipun tekanan dalam diri pekerja belum kembali nyaman untuk kembali melakukan aktifitas pekerjaan. Stress adalah suatu respon adaptif, melalui karakteristik individu dan atau proses psikologis secara langsung terhadap tindakan, situasi dan kejadian eksternal yang menimbulkan tuntutan khusus baik fisik maupun psikologis individu yang bersangkutan. Pendapat lain mengatakan bahwa stress adalah tanggapan yang menyeluruh dari tubuh terhadap tuntutan yang datang kepadanya (Nasution, 2010). Menurut (Minner dalam Siska, 2012) menyatakan bahwa stress merujuk pada kondisi internal individu untuk menyesuaikan diri secara baik terhadap perasaan yang mengancam kondisi fisik dan psikis atau gejala psikologis yang mendahului penyakit, reaksi ansietas, ketidaknyamanan dan atau hal yang sejenis. Dalam kaitan dalam pekerjaannya, secara spesifik menjelaskan bahwa stress kerja sebagai suatu kondisi yang disebabkan oleh transaksi antara individu dengan lingkungan kerja sehingga menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan yang berasal dari situasi dengan sumber daya sistem biologis, psikologis dan sosial. Stress yang terlalu rendah cenderung membuat pekerja menjadi lesu, malas dan merasa cepat bosan. Sebaliknya stress yang berlebihan
dapat mengakibatkan kehilangan efisiensi, kecelakaan kerja, kesehatan fisik terganggu dan dampak lain yang tidak diinginkan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa stress kerja adalah respon adaptif, tanggapan, penyesuaian diri pada suatu kondisi antara individu dan lingkungan. Stress yang rendah dan berlebihan akan menyebabkan lesu, malas, cepat bosan, kehilangan efisiensi, kecelakaan kerja dan kelelahan fisik. C. Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Pada Pekerja Di Kilang Batu Bata Desa Tumpatan Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Squere menunjukan bahwa pValue (=0.033) < α (=0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima yaitu ada hubungan beban kerja dengan stress kerja pada pekerja di kilang Batu Bata Desa Tumpatan Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015. Menurut (Brealey, 2002 dalam Tarwaka, 2010) ketika tuntutan yang dibebankan pada seseorang berlebihan atau melebihi kemampuan yang dimiliki maka akan membuat seseorang tersebut berada dibawah stres yang berlebihan. Tingkat pembebanan yang terlalu tinggi memungkinkan pemakaian energi yang berlebih dan terjadi overstress, sebaliknya intensitas pembebanan yang terlalu rendah memungkinkan rasa bosan dan kejenuhan atau understress. Beban kerja yang masuk ke tubuh diinterpretasikan sebagai tantangan atau hambatan (stressor) pada sistem limbik. Situasi tersebut
25
akan mengaktivasi hipotalamus, kemudian direspon oleh sistem saraf otonam. Sistem saraf otonom akan mengirim pesan biokomia kepada berbagai sistem tubuh. Bermacammacam sistem tubuh yang turut bereaksi antara lain sistem kardiovaskular, sistem pernafasan, ketegangan otot, serta aktivitas motorik yang halus. Individu akan mengembangkan suatu strategi perjuangan untuk menghilangkan atau meredam respon stressor. Tubuh mencurahkan energi lebih dalam meredam respons stressor. Tubuh yang memiliki cukup energi untuk beradaptasi dan bertahan, maka gejala-gejala akan menurun dan tubuh kembali normal. sedangkan tubuh memiliki keterbataan dalam menghadapi respon stressor, maka ketahanan tubuh akan melemah kemudian individu mengalami stres. Penelitian yang dilakukan Purwanto (2013) meneliti 50 pekerja di sebuah departemen pelayanan menyimpulkan bahwa dari hasil penelitian itu didapatkan ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara persepsi beban kerja dengan stres kerja ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar -0,361; p = 0,010 (p ≤ 0,01). Tingkat stres kerja pada pekerja tergolong sedang. Tingkat beban kerja pada pekerja tergolong sedang. Kemudian sumbangan efektif persepsi terhadap beban kerja terhadap stres kerja sebesar 13% diperoleh dari nilai koefisien determinan (r²) = 0,130. Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian Ilmi (2003) bahwa terdapat lima besar urutan stressor pada perawat. Pertama dikarenakan beban kerja yang berlebihan
sebanyak (82,2 %), selanjutnya dikarenakan pemberian upah tidak adil (57,9 %), kondisi kerja (52,3 %), beban kerja yang kurang (48,6 %) , dan tidak diikutkan dalam pengambilan keputusan (44,9 %). KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil uji statistik dan pembahasan tersebut diatas bahwa dapat disimpulkan bahwa hubungan beban kerja dengan stress kerja pada pekerja di kilang Batu Bata Desa Tumpatan Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 : 1. Kategori Beban kerja responden adalah tidak terjadi kelelahan yaitu sebanyak 38 orang (70,6%) dan beban kerja responden dengan kategori diperlukan perbaikan sebanyak 11 orang (22,4%). 2. Kategori Responden adalah stress kerja ringan sebanyak 39 orang (79,6%) dan responden dengan stress kerja sedang sebanyak 10 orang (20,4%). 3. Ada hubungan beban kerja dengan stress kerja pada pekerja di kilang Batu Bata nilai p(= 0,033) < α(=0,05). B. Saran 1. Bagi Pekerja Kilang Batu Agar dapat mengatur jam kerja dan jam istirahat pada pekerja yang memiliki beban kerja berat serta tidak memaksakan melakukan pekerjaan yang berat dengan durasi waktu yang berdekatan. 2. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan menambah bahan bacaan perpustakaan dan dapat
26
dijadikan untuk pengembangan ilmu pengetahuan serta dapat dijadikan sebagai panduan bagi mahasiswa/mahasiswi yang akan melajutkan penelitian 3. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti khususnya dalam bidang penelitian dan menerapkan ilmu yang telah didapat selama mengikuti perkuliahan di MEDISTRA Lubuk Pakam. DAFTAR PUSTAKA Anoraga. (2001). Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Astrand,P,and
Rodahl.K.,Work
Phsychology.
Academic
Press Inc New york.1980. Badan Pusat Statistik (BPS), Survey Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) Tahun 2008 – 2013 Badra,Wayan. Hubungan Antara Stres Kerja dan Motivasi Dengan Kinerja Dosen Tetap Pada Akper Sorong. Tesis Program Pasca Sarjana UGM Beehr,dan J.Newman. Penelitian Stress Kerja, E-psikologi .com .Team e Psikologi.Informasi Online.jakarta,1987
Brealey, Erika. 2002. Seri 10 Menit Menghilangkan Stres. Batam : Karisma Publishing Group Budiono, Sugeng. Jusuf, RMS, Pusparini Adriana. Bunga Rampai dan Keselamatan Kerja , Badan penerbit Universitas Diponegoro, 2010 Dahlan,
S.M. (2008). Statistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan Deskriptif, Bivariat, Multivariat, Dilengkapi Aplikasi dengan Menggunakan SPSS (Edisi 3). Jakarta : Salemba Medika
Dwiyanti E. 2001.,Stres kerja di lingkungan DPRD : Studi tentang anggota DPRD di kota Surabaya, Malang dan kabupaten Jember. Jurnal masyarakat kebudayaan dan politik. Fakultas kesehatan masyarakat universitas airlangga: Surabaya Grandjien. 1993. Dalam Tarwaka. 2010. Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat Kerja. Surakarta. CV.Harapan Press Harrianto, Ridwan. 2009. Kesehatan Kerja. Jakarta : Kedoktean EGC, pp : 42, 45, 269, 271, 275, 276 Health and Safety Executive. 2003. Management Standards and work-relatedstress in the
27
UK: Practical development. HSE Ilmi, B. (2003). Pengaruh Stres Kerja Terhadap Prestasi Kerja dan Identifikasi Manajemen Stres Yang Digunakan Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Ulin Banjarmasin. http://adln.lib.unair.ac.id/go.p hp?id=jiptunair-gdl-S22003-Ilmi2c. Dibuka 8 Mei 2012. Lipsig
D, M.D, Norman M, M.D,.1959. Hamilton Rating Scale for Anxiety.http://www.antlantap sychiatry.com/Hamilton/Rati ng/Scale/for/Anxiety/pdf.(23 Maret 2010).
Lubis,H.S,. Stress Kerja Modul Kuliah Program Ilmu kesehatan Masyarakat Kekhususan Kesehatan Kerja, 2006 Nasution,H.R.,Modul Kuliah Psikologi Industri. Program Pascasarjana USU,2010 Nurhayati, Pengukuran Beban Psikologis Kerja Dalam Sistem kerja Dan Ergonomi Industri. Karya ilmiah.Fakultas Tehnik USU,Medan 1996. Nurmiati, A, 2011. Stres dan Hubungannya dengan Gangguan Kardiovasculer, Jiwa, Majalah Psikiatri, Notoatmodjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Prihatini. (2007). Analisis Hubungan baban Kerja dengan Stres Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. Medan Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. S.W. Utami, Pengkuran Beban Kerja Psikologis dan Fisiologis yang Dialami oleh Operator pada Produk Cup di PT Indomex Dwijaya Lestari [Laporan Kerja Praktek], Fakultas Teknik Universitas Andalas, Padang, 2012. S. Widodo, Penentuan Lama Waktu Istirahat Berdasarkan Beban Kerja Dengan Menggunakan Pendekatan Fisiologis. [Tugas Akhir], Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2008. Sarafino, E. P., & Smith, T. W. (2011). Health psychology : Biopsychosocial interactions (7th ed.). United States of America : John Willey & Sons Inc. Siska. 2012. Hubungan Beban Kerja dengan Stres Kerja Perawat Pelaksana di Ruang IGD dan ICU RSUD Haji Abdul Manan Simatupang Kisaran. Medan Suciari,Tetra. Analisis Postur Kerja dan Beban Kerja Pramu Kamar Terhadap Keluhan Low Back Pain di Hotel X ,Medan . Tesis Sekolah Pasca
28
Sarjana USU ,2006 ( Tidak dipublikasikan) Sukardi. (2009). “Metodologi Penelitian Pendidikan”. Jakarta: Bumi Aksara Suma’mur. 2009. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes). Jakarta : Sagung Seto, pp : 2, 158, 159, 320, 283 Singarimbun,Masri dan Sofian Effendi. 1995. Metode Penelitian Survei . Jakarta : PT Pustaka LP3ES Indonesia. Susanti. 2010 Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sahid. Tarwaka, Bakhri H.A S, Sudiajeng L. 2010. Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas.Surakarta: Uniba Pres, hal: 93-143.
29
30