PENGANTAR
G
ereja bukanlah bangunan indah yang menjulang megah dengan aura kasih dan damai didalamnya, namun hakikat gereja adalah jemaat-jemaatnya yang mampu berakar kedalam, bertumbuh keluar dan berbuah kepada sesama. Berawal dari lingkup keluarga kemudian lingkungan nantinya akan menjadikan gereja lebih kokoh dan lebih berarti bagi karya-karya Tuhan dimuka bumi ini. Melalui tema natal 2014 kali ini “Lahirnya Raja Damai”, merupakan momentum yang baik pada masa raya natal ini, jemaat hendak diajak untuk lebih menggerakkan dan meningkatkan kembali arti pentingnya persekutuan. Seperti kelahiran Kristus yang dapat kita maknai sebagai kelahiran baru, yang kita yakini secara terus menerus selalu melahirkan semangat yang baru, melahirkan harapan yang baru dan melahirkan kekuatan yang baru. Melalui buku ini jemaat akan diberikan panduan untuk mulai beribadah bersama keluarga juga bersama lingkungan/ komunitas basis, sehingga kedepan diharapkan jemaat dapat terus berkomitmen dan konsisten untuk selalu rindu beribadah bersama sebagai suatu tradisi dan budaya yang baru. Dan pada akhirnya gereja akan lebih mengakar, lebih kontekstual dan mampu menjalankan perannya; yakni menggarami dunia serta membawa karya keselamatan bagi dunia.
Ibadah Persekutuan Keluarga Keluarga adalah unit persekutuan jemaat terkecil. Namun demikian, keluarga sebenarnya fondasi dari bangunan jemaat. Kekuatan bangunan jemaat sangat tergantung dari kekuatan keluarga yang menyusunnya. Jika kita hendak membangun jemaat yang kuat, mulailah dari keluarga. Keluarga yang kuat adalah keluarga yang selalu berakar dan bertumbuh di dalam Tuhan. Bagaikan benih yang ditaburkan, keluarga akan tumbuh dan berbuah jika setiap hari mendapat siraman rohani dari Firman Tuhan. Tidak ada cara lain untuk bisa menumbuhkan keluarga selain itu. Ibadah keluarga adalah sarana bagi keluarga untuk kembali disegarkan melalui firman Tuhan. Ibadah jemaat pada hari Minggu tidak akan cukup memberikan nutrisi bagi setiap anggota. Nutrisi rohani harus diberikan setiap hari. Majelis Jemaat GKI Pamulang melalui Panitia Natal 2014 hendak membantu para keluarga untuk kembali berkomitmen menyelenggarakan ibadah keluarga melalui penyediaan liturgi ibadah keluarga. Ada tiga ibadah keluarga selama masa Adven yang disarankan : tanggal 3, 10 dan 17 Desember 2014. Ibadah keluarga pada masa Adven ini hanyalah pemicu, Majelis Jemaat berharap setiap keluarga akan meneruskan ibadah keluarga sehingga menjadi kebutuhan permanen.
Ibadah Persekutuan Komunitas Basis Komunitas Basis (Kombas) adalah perluasan dari keluarga. Komunitas Basis adalah persekutuan yang terdiri dari tiga sampai lima keluarga yang berdekatan rumahnya.
1
l ah irn ya raja da ma i
Tujuan dibentuknya Kombas adalah untuk memperkuat keluarga. Dalam pertumbuhannya, sebuah keluarga membutuhkan dukungan lingkungan. Bagai benih yang ditabur, diperlukan lahan yang subur agar benih tersebut tumbuh menjadi pohon yang berbuah. Di dalam Kombas setiap keluarga mendapat kesempatan untuk dikuatkan dan menguatkan keluarga yang lain. Dalam lingkungan yang berdekatan, diharapkan keluargakeluarga ini bisa saling membantu dan saling mendukung dalam pergumulan. Salah satu kegiatan yang akan diadakan selama masa raya Natal ini yang digagas Panitia Natal adalah pembentukan Komunitas Basis dan melakukan ibadah persekutuan Kombas. Ada dua kali ibadah persekutuan Kombas yang disarankan yakni tanggal 4 dan 18 Desember 2014 (hari Kamis). Pada ibadah kedua diharapkan setiap Kombas bisa mendiskusikan komitmen pelayanan apa yang akan dilakukan pada tahun 2015. Komitmen pelayanan tersebut nantinya akan ditulis dalam selembar kertas, dilipat dan pada ibadah malam natal tanggal 24 Desember 2014, lembar komitmen itu akan dimasukkan ke dalam palungan sebagai hadiah Natal bagi Tuhan Yesus. Selamat bersekutu dan beribadah, kiranya Tuhan sendiri yang akan memampukan, hadir di tengah persekutuan kita dan menyertai. Tuhan Yesus memberkati. l ahi rnya r aj a dam ai
2
Ibadah Keluarga – 3 Desember 2014
Iman timbul dari pendengaran Ayah : Mari kita awali ibadah keluarga kita dengan memuji dan menyembah Tuhan dengan pujian dari NKB no. 2: “Hai Mari Sembah”
Hai mari sembah Yang Maha besar, nyanyikan syukur dengan bergemar. Perisai umatNya Yang Maha Esa, mulia namaNya, takhtaNya megah!
Hai masyhurkanlahkeagunganNya; cahaya terang itu jubahNya Gemuruh suaraNya di awan kelam; berjalanlah Dia di badai kencang. Doa Pembukaan (Ibu) : Mari kita merendahkan diri dihadapan Tuhan dengan berdoa : Tuhan Yesus, pada hari ini kami datang sebagai satu keluarga, meneduhkan diri kami dihadapanMU. Kami ingin berjumpa dengan Tuhan dan mendengar sapaanMu terhadap keluarga kami. Ini kami Tuhan siap membuka diri dihadapanMU. Dalam Nama Tuhan Yesus yang adalah Tuhan dan Juruselamat kami yang hidup. Amin Pujian (anak) : Sebelum kita membaca dan merenungkan Firman Tuhan, mari kita menyiapkan hati kita dengan menyanyikan pujian PKJ no 15: “Kusiapkan hatiku Tuhan”
Kusiapkan hatiku Tuhan, menyambut Firman Mu saat ini Aku sujud menyembah Engkau, dalam hadiratMu, saat ini Curahkanlah penggurapanMu kepada umat MU, saat ini Kusiapkan hatiku Tuhan, mendengar FirmanMU
FirmanMU Tuhan, tiada berubah Sejak semulanya dan s’lama-lamanya tiada berubah Firman Mu Tuhan, penolong hidupku Kusiapkan hatiku Tuhan, menyambut FirmanMU.
Doa Pembacaan Alkitab : (Ayah) Mari kita sama-sama berdoa : Bapa kami yang kami kenal didalam Yesus Kristus, kami datang bersama sebagai sebuah keluarga menanti sapaanMu melalui Fiman yang kami baca pada hari ini. Kami percaya dengan pertolongan RohMu yang kudus dapat
3
l ah irn ya raja da ma i
memampukan kami untuk memahami FimanMu. Oleh karena itu Allah Roh Kudus, pimpin dan terangilah pikiran dan hati kami. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa dan menyerahkan diri, Amin. Bacaan Alkitab (Anak): Firman Tuhan yang akan direnungkan pada hari ini diambil dari kitab Roma 10 : 9 – 18 Renungan (Ayah) Dalam kehidupan sehari-hari bisa terjadi ada kata-kata kasar, kotor yang keluar dari mulut kita, baik sebagai orang tua maupun anak-anak meskipun kita mengaku sebagai anak anak Tuhan. Kata-kata itu walaupun tidak diajarkan namun bisa terucapkan oleh kita begitu saja. Mengapa demikian ? Ketika kita mendengar, maka kata kata yang terlontar dari mulut orang-orang sekitar akan masuk ke memori kita dan bilamana kita terima begitu saja tanpa disaring dengan saringan iman.maka akan sangat mudah mempengaruhi jiwa atau cara pandang kita Memori merupakan kemampuan jiwa dan pikiran untuk menyimpan dan memproduksi pesan-pesan yang diterima dalam bentuk stimulus tertentu. Tiga hal yang dibutuhkan dalam proses memori, yaitu menerima pesan, menyimpan, dan mereproduksi kembali. Kemampuan mengingat pada individu merupakan bukti bahwa individu mampu untuk menyimpan dan menghadirkan kembali memori yang pernah dialami terdahulu. Dari bacaan kita hari ini Roma 10 :17 dikatakan bahwa: “Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran akan firman Kristus”. Jadi bacaan Injil hari ini jelas bahwa rohani kita akan bertumbuh dari pendengaran akan firman Kristus, kesimpulannya mendengar adalah sikap yang benar-benar penting untuk dilakukan. Akibat tidak mendengar firman Tuhan, iman kita menjadi lemah dan kita bahkan bisa menjauh dari kehendak Tuhan. Oleh karena itu agar hidup kita selalu memiliki iman, marilah kita mengarahkan pendengaran kita kepada firman Tuhan. Dengan selalu dengar Firman Tuhan maka iman kita bertumbuh makin kuat. Mulai saat ini, marilah kita bertekad untuk menjadi pelaku Firman dengan cara mulai mengarahkan pendengaran kita akan Firman yaitu dengan cara membaca dan mendengarkan Firman Tuhan yang tertulis dalam Alkitab kita. Dengan bersuara ketika membaca Alkitab, maka telinga kita mendengar Firman Tuhan yang kita baca dengan demikian iman kita akan bertumbuh dari mendengar pembacaan itu. Tanggapan dan Ajakan Ibu : Setelah mendengar Firman Tuhan hari ini, mari kita belajar bicara yang santun dan sopan kepada semua orang. Mari kita belajar mengucapkan kata-kata santun dan sopan kepada orang yang terdekat, seperti ayah, ibu, kakak dan adik juga kepada pembantu sekalipun di rumah kita. Anak : Juga rajin mendengarkan Firman Tuhan, seperti membaca Alkitab setiap hari. ( Komitmen tiap keluarga bisa diskusikan dan dikembangkan disesuaikan kesepakatan l ahi rnya r aj a dam ai
4
Ibadah keluarga – 10 Desember 2014
dalam keluarga, dan perlu dicatat sebagai komitmen keluarga atau komitmen masingmasing pribadi anggota keluarga ) Pujian Penutup (Ayah) : Baiklah kita mengakhiri ibadah keluarga kira dengan komitmen yang baru ini, mari kita menyanyikan pujian dari NKB no 116: “Siapa yang Berpegang” Siapa yang berpegang pada sabda Tuhan dan setia mematuhinya, hidupnya mulia dalam cah’ya baka bersekutu dengan Tuhannya. Refrein : Percayalah dan pegang sabdaNya: hidupmu dalam Yesus sungguh bahagia!
KasihNya yang kekal takkan kita kenal sebelum padaNya berserah. Hidup bahagia disediakanNya bagi yang berpegang padaNya.
Refrein : Percayalah dan pegang sabdaNya: hidupmu dalam Yesus sungguh bahagia! Doa Penutup (Anak): Ya Tuhan, tolonglah kami untuk mengarahkan telinga kami kepada FirmanMu, sehingga iman kami makin bertumbuh di dalam Engkau. Perkara –perkara kami seringkali membuat iman kami menjadi lemah, sebaliknya FirmanMu akan menguatkan iman kami. Karena itu tolonglah kami Tuhan, untuk tidak hanya mengarahkan pendengaran kami kepada perkara perkara kami sendiri tetapi mengarahkannya kepada FirmanMu. Terpujilah namaMu Tuhan, dalam Yesus Kristus Tuhan kami, kami sudah berdoa. Amin
Belajar dari Burung Rajawali Ibu : marilah kita memulai ibadah keluarga hari ini dengan meyanyikanlah pujian dari NKB no. 7
Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Allah, Pencipta cakrawala. Segala Serafim, Kerubim, pujilah Dia, besarkanlah namaNYa.
Refrein : Bersorak-sorai bagi Rajamu! Bersorak-sorai bagi Rajamu!
Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Allah, semua ciptaan-Nya. Semesta alam, pujilah Tuhan yang di sorga, nyanyikan : Haleluya!
Refrein : Bersorak-sorai bagi Rajamu! Bersorak-sorai bagi Rajamu! Doa Pembukaan (Anak) : Mari kita merendahkan diri dihadapan Tuhan dengan berdoa : Tuhan Yesus, pada hari ini kami datang sebagai satu keluarga, kami mengakui dihadapanMu bahwa sering kali kami monomer duakan Tuhan dalam kehidupan kami peribadi bahkan dalam keluarga ini. Oleh karena itu Tuhan pada hari ini kami sebagai sebuah keluarga datang dihadapanMu untuk belajar mengutamakan Kristus. Dalam Nama Tuhan Yesus yang adalah Tuhan dan Juruselamat kami yang hidup. Amin Pujian (Ibu): Sebelum kita membaca dan merenungkan Firman Tuhan, mari kita menyiapkan hati kita dengan menyanyikan pujian PKJ no 15, “Kusiapkan hatiku Tuhan”
Kusiapkan hatiku Tuhan, menyambut Firman Mu saat ini Aku sujud menyembah Engkau, dalam hadiratMu, saat ini Curahkanlah penggurapanMu kepada umat MU, saat ini Kusiapkan hatiku Tuhan, mendengar FirmanMU
5
l ah irn ya raja da ma i
FirmanMU Tuhan, tiada berubah Sejak semulanya dan s’lama-lamanya tiada berubah Firman Mu Tuhan, penolong hidupku Kusiapkan hatiku Tuhan, menyambut FirmanMU. l ahi rnya r aj a dam ai
6
Doa Pembacaan Alkitab : (Ayah) Mari kita sama-sama berdoa : Bapa kami yang ada disurga yang kami kenal dalam Yesus Kristus, pada hari ini kami siap untuk belajar dan bertumbuh bersama melalui firman yang kami renungkan. Oleh karena itu Tuhan kami mempersilahkan Allah Roh Kudus untuk menuntun kami pada hari ini. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa dan menyerahkan diri, Amin. Bacaan Alkitab (Anak/Ibu): Firman Tuhan yang akan direnungkan pada hari ini diambil dari kitab Yesaya 40 : 25 – 31 Renungan (Ayah) : Yesaya 40 ayat 31b ; “mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya”. Nabi Yesaya mengajak kita saat ini untuk belajar dari seekor burung rajawali. Burung rajawali adalah burung yang tampak gagah dan perkasa. Seekor rajawali dewasa memiliki tinggi badan sekitar 90 cm, dan bentangan sayap sepanjang 2 meter. Kecepatan terbang hingga 320 km/jam, ketinggian yang dapat dicapai – 2000 meter. Ia membangun sarangnya di puncak-puncak gunung. Sarang itu sangat besar sehingga manusia pun dapat tidur di dalamnya. Sarang itu beratnya bisa mencapai 700 kg dan sangat nyaman. Pelajaran pertama : Miliki Pandangan yang Jauh (Visioner) Ketika terbang melayang tinggi, mata rajawali bekerja mencari mangsanya. Kemampuan visualnya 5x lebih tajam dari mata manusia, sehingga dengan kemampuannya tersebut rajawali dapat secepat kilat rajawali menangkap mangsanya. Dan sama seperti rajawali, kita perlu memiliki pandangan yang jauh (visi yang tajam) yang senantiasa bergerak dalam tuntunan Tuhan dalam mengerjakan visi tersebut.
Ibu : Nah, kita sering terlena dengan keadaan yang nyaman dan enak, sehingga tidak bertumbuh. Karena itu mulai sekarang kita harus mau belajar untuk mengembangkan potensi yang ada di dalam kita sehingga kita semakin maksimal di dalam segala bidang. Ayah : Pelajaran ketiga : Terbang Mengatasi Angin Badai Yang membuat rajawali sangat spesial ialah ia tahu betul waktu yang tepat untuk meluncur terbang. Ia berdiam di atas puncak gunung karang, membaca keadaan angin, dan pada saat yang dirasa tepat ia mengepakkan sayapnya untuk mendorong terbang, lalu membuka sayapnya lebar-lebar untuk kemudian melayang dengan menggunakan kekuatan angin itu. Belajar dari rajawali, marilah kita ‘terbang’ melintasi kehidupan ini. Kadang angin juga berbicara mengenai kesulitan-kesulitan hidup. Badai sering menggambarkan adanya pergumulan dalam hidup ini. Bagi rajawali, badai adalah media yang tepat untuk belajar menguatkan sayapnya. Dia terbang menembus badai itu, melayang di dalamnya, melatih sayapnya untuk lebih kuat lagi. Setiap pergumulan adalah sarana untuk mengangkat kita untuk terbang lebih tinggi bersama dengan Tuhan. Setiap pergumulan yang dialami oleh anggota keluarga dapat untuk memperkuat sayap sayap iman setiap anggota keluarga kita. (catatan : diharapkan tiap keluarga bisa diskusi lanjut dan mengembangkannya dengan membuat komitmen disesuaikan kesepakatan dalam keluarga, dan perlu buat catatan sebagai komitmen keluarga atau komitmen masing-masing pribadi anggota keluarga) Anak : Nyanyian Penutup: Di Bawah Kepak SayapMu (Bagai Rajawali) - Robert & Lea S.
Aku Ingin Selalu Berada Di Hadirat-Mu Aku Ingin Selalu Berlindung Dalam Naungan-Mu Di Bawah Kepak Sayap-Mu, Kau Bawaku Terbang Tinggi Melintasi Langit Biru Bagaikan Rajawali
Ibu : Kesimpulannya setiap anggota keluarga harus focus di dalam mengerjakan segala-sesuatunya dan memiliki target yang harus dicapai . Buat anak-anakku kalian bisa tentukan target pencapaian nilai ujian atau ulangan yang lebih baik yaitu dengan belajar harus lebih focus. Jangan terus-terus nonton TV atau asyik bermain gadget sehingga lupa belajarnya.
Refrein : Bagai Rajawali Melintasi Gunung Tinggi Bagai Rajawali Melintasi Badai Hidup Di Bawah Kepak Sayap-Mu, Kau Bawaku Terbang Tinggi Melintasi Langit Biru Bagaikan Rajawali
Ayah : Pelajaran Kedua : Belajar Terbang Bayi rajawali selama berminggu-minggu akan tidur dan makan dengan nyaman disarangnya, tetapi ada saatnya bayi itu dibiarkan kelaparan, sarang digoncanggoncang dan dijatuhkan oleh induknya dari tempat tinggi supaya anak rajawali segera belajar terbang. Bayi itu akan berusaha terbang tapi gagal dan ada saatnya secepat kilat ditangkap induknya . Setiap hari di jatuhkan dan ditangkap sebelum jatuh ke tanah. Hanya selama seminggu sang bayi rajawali belajar dan sudah bisa terbang serta sayapnya perlahan menjadi semakin kuat untuk dipakai terbang.
Doa Penutup (Ayah) : Tuhan, Engkau ingin agar kami seperti rajawali, terbang tinggi di atas badai, melihat dan memandang ’badai’ itu sebagai sarana untuk kami dapat terbang tinggi. Karena itu Bapa, ajarlah kami untuk melihat bahwa kadang ada badai persoalan yang Allah ijinkan terjadi dalam hidup kami adalah untuk mendatangkan kebaikan bagi setiap kami yang sungguh-sungguh mengasihimu Tuhan. Karena bersama Engkau, akan membuat kami tenang dan sadar bahwa Engkau tidak akan membiarkan kami jatuh tergeletak. Dalam nama Yesus Putra Allah yang bulan ini akan kami rayakan kelahiranNya, kami berdoa. Amin.
7
l ah irn ya raja da ma i
l ahi rnya r aj a dam ai
8
Ibadah keluarga – 17 Desember 2014
Akulah Tuhan Tidak Ada yang Lain Ibu : Hari ini kita kembali bersama beribadah dengan menyanyi pujian NKB No.3 “Terpujilah Allah”
Terpujilah Allah, hikmatNya besar Begitu kasih-Nya ‘tuk dunia cemar, Sehingga di b’ri-lah Putra Kudus Mengangkat manusia serta menebus.
Refrein : Puji-lah, puji-lah! Buatlah dunia bergemar Bergemar mendengar suaraNya. Dapatkanlah Allah demi Putra-Nya, B’ri puji pada-Nya sebab hikmat-Nya Doa Pembukaan (Ayah) : Mari kita berdoa : Tuhan Yesus, kami menyadari keberadaan kami yang terkadang enggan untuk berjumpa dengan Mu, namun pada hari ini kami bersama sebagai satu keluarga menyadari dan merendahkan diri dihadapanMu. Kami mau belajar dari ibadah kami hari ini untuk berjumpa dengan Mu melalui pujian dan Fiman yang kami baca. Inilah keluarga kami Tuhan, kami siap berjumpa dengan Mu. Dalam Nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin. Pujian (Ibu): Sebelum kita membaca dan merenungkan Firman Tuhan, mari kita menyiapkan hati kita dengan menyanyikan pujian : “FirmanMu Pelita Bagi Kakiku”
FirmanMu plita bagi kakiku Terang bagi jalanku Firmanmu Plita bagi kakiku Terang bagi jalanku
Waktu ku bimbang, dan hilang jalanku Tetaplah Kau di sisiku Dan tak’kan ku takut, asal Kau di dekatku Besertaku selamanya Doa Pembacaan Alkitab : (Ayah) Mari kita sama-sama berdoa : Tuhan Yesus, inilah kami sebagai kesatuan keluarga, kami datang dihadapanMu, menanti sapaan dan bimbinganMu melalui firman yang kami baca pada hari ini, berbicaralah Tuhan kami siap untuk mendengar. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa. Amin.
9
l ah irn ya raja da ma i
Bacaan Alkitab (Anak) : Firman Tuhan yang akan direnungkan pada hari ini diambil dari kitab Yesaya 45: 6b-8, 21b-25 Renungan (Ibu) : Pada saat matahari muncul di ufuk Timur di pagi hari dan saat tenggelam di batas cakrawala adalah momen yang indah untuk diabadikan dan dilihat ketika kita menikmati liburan di pantai. Seolah olah kita diingatkan kembali pada Pribadi yang menciptakan keindahan itu semua. Dalam pujiannya kepada Sang Pencipta, pemazmur menulis, “Ya Tuhan, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi!” (Mazmur 8:2). Seperti halnya sang pemazmur, kitapun akan dapat lebih menikmati dan mengagumi segala keajaiban yang ada di dunia ini jikalau kita mengenal Dia yang menciptakan itu semua! Jika kita memperhatikan binatang dan tumbuhan sekitar kita, Pernahkah kita berpikir bagaimana mereka bisa bertahan hidup. Burung-burung di udara bebas terbang dan hidup tanpa harus menabur atau menuai untuk makanan mereka. Juga rumput bisa tumbuh dengan subur tanpa harus bekerja. Dua ilustrasi mengenai burung dan rumput menggambarkan bagaimana Tuhan itu ada dan Dialah yang memelihara ciptaanNya. Di salah satu buku seri Narnia Chronicles karya C.S. Lewis yang berjudul Keponakan Penyihir, Digory dan Polly memakai cincin khusus agar bisa masuk ke alam lain. Mereka dibawa ke suatu tempat, di mana mereka bisa menyaksikan terbentuknya sebuah dunia baru. Dalam gelap, sebuah suara merdu mengiringi lahirnya bintang-bintang, disusul sinar mentari yang baru tercipta. Saat pagi, mereka melihat bahwa seekor singalah yang sedang bernyanyi. Seolah menjawab suaranya, rerumputan menyebar seperti karpet, dan pepohonan pun tumbuh dalam sekejap. Lalu berbagai hewan bermunculan di daratan. Ketika penciptaan Narnia selesai, Aslan, sang pencipta, mengaruniai hewan-hewan itu kemampuan berbicara, lalu mengadakan perayaan bersama semua makhluk ciptaannya. Kemahiran Lewis dalam menggunakan simbolisme kristiani memberi perspektif segar kepada kita akan berbagai pertanyaan mengenai permulaan dunia kita. Dulu, alam semesta kita ini tidak ada. Tak ada benda, energi, maupun waktu. Lalu, Anak Allah berfirman dan terciptalah berbagai ciptaan seperti yang kita lihat saat ini (Yoh. 1:1-3). Para malaikat menanggapinya dengan puji-pujian yang menggema dari tempat-tempat kudus. Dalam Lukas 7:18 – 23, Ketika Yesus menyembuhkan banyak orang dari segala penyakit, orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang tuli mendengar, orang kusta menjadi tahir, orang mati dibangkitkan. Orang orang yang berada di sekitar Yesus merasa takjub dan heran. Bahkan kitapun merasakan ketakjuban dan keheranan, bahwa Yesus punya kuasa dan hikmat yang jauh melampaui akal kita. Jadi mulai sekarang, kita harus senantiasa menyembah Dia dengan penuh rasa hormat dan kagum atas kuasaNya. Kita tidak mungkin dapat mengukur kuasa Allah yang tak terbatas dengan pikiran kita yang terbatas. Amin. l ahi rnya r aj a dam ai
10
Liturgi Komunitas Basis – Kamis, 4 Desember 2014
Pujian Penutup (Anak) :
Allah kuasa melakukan segala perkara Allahku Maha Kuasa Dia ciptakan seisi dunia Atur s’gala masa Allahku Maha Kuasa
Doa Penutup (Ayah): Tuhan, keagungan-Mu, kebaikan-Mu, dan keindahan-Mu yang mengagumkan menyingkapkan kelemahan dalam diri kami. Kami bersyukur atas kasih dan belas kasih-Mu yang begitu besar, juga atas kesediaan-Mu untuk menyucikan dan melayakkan kami di hadapan-Mu melalui Kristus Putra Allah yang Tunggal, yang kelahiranNya akan kami rayakan Minggu depan, kami berdoa. Amin
1. Saat Teduh Dalam keheningan, marilah kita merendahkan hati dan dengar-dengaran pada Tuhan. Biarkan Ia yang hadir dan menjumpai kita dalam proses ibadah ini dan akhirnya kita boleh membawa berkat dan tekad untuk diwujudnyatakan dalam karya di tengah-tengah kehidupan bersama dengan sesama. 2. Nyanyian Pembukaan KJ 18: 1-2 “ALLAH HADIR BAGI KITA” Allah hadir bagi kita dan hendak memb’ri berkat Melimpahkan kuasa Roh-Nya bagai hujan yang lebat.
Refrein: Dengan Roh Kudus, ya Tuhan, umat-Mu berkatilah! Baharui hati kami; Oo..curahkan kurnia.
Allah hadir, sungguh hadir di jemaat-Nya yang kudus; Biar kasih kurnia-Nya menyegarkan kita t’rus.
Refrein: Dengan Roh Kudus, ya Tuhan, umat-Mu berkatilah! Baharui hati kami; Oo..curahkan kurnia.
3. Doa Pembukaan 4. Nyanyian Pujian KJ 85: 9, 10 “KUSONGSONG BAGAIMANA” Tak lagi menakutkan kuasa yang gelap: Semua lawan Tuhan menghilang serempak. Seg’ra Rajamu datang penuh karunia. Membawa kemenangan selama-lamanya.
Yang datang menghakimi seisi dunia, rahmani dan rahimi membela umat-Nya. Yang datang Matahari, sinari umat-Mu; Pada-Mu kami cari bahagia penuh.
5. Membaca Alkitab Bacaan I - Hosea 6:1-6 Bacaan II - 1 Tesalonika 1:2-10
11
l ah irn ya raja da ma i
l ahi rnya r aj a dam ai
12
6. Renungan Singkat PERTOBATAN YANG SEJATI Bacaan kita bercerita tentang umat Israel yang telah melukai hati Tuhan. Padahal Tuhan sangat sayang kepada mereka [lihat Hosea 1:7]. Mereka berkhianat, dengan mencari allah lain, dan mereka hidup di dalam perzinaan rohani. Hidup mereka penuh dengan kekerasan dan kebencian bahkan sampai menumpahkan darah. Bagaimana Tuhan menyikapi hal tersebut? Tuhan menjauh dari mereka agar mereka menyadari kebutuhan mereka akan Dia [5:15]. Juga Tuhan menghukum mereka melalui nubuat para nabi yang salah satunya adalah Hosea. Tuhan menolak ritual mereka yang sekadar rutinitas persembahan kurban. Lalu, apa yang diharapkan Tuhan dari mereka? Nah, lain halnya dengan umat Tuhan atau jemaat di Tesalonika. Di jemaat ini ada iman, kasih dan pengharapan. Inilah jemaat yang tebuka menerima Injil dengan penuh sukacita, justru di saat-saat penindasan. Sukacita dan nilai-nilai Injil yang luhur tidak dinikmati sendiri, tetapi tumpah dan memancar keluar sehingga dikenal dan dinikmati banyak orang. Inilah jemaat yang missioner, kota yang di atas bukit sehingga banyak orang yang mengenal dan memuliakan Tuhan karena mereka. Injil memancar di seluruh wilayah Makedonia dan Akhaya. Paulus memuji jemaat Tesalonika. Namun, pujian Paulus ini tidak mutlak ditujukan kepada jemaat, atau untuk kemuliaan jemaat, karena tujuan pujian itu untuk kemuliaan nama Tuhan. Segala ucapan syukur hanya tertuju kepada Allah. Sikap Paulus ini memberikan pelajaran penting bagi kita: [1] Paulus menunjukkan sikap seorang hamba Tuhan yang begitu memperhatikan perkembangan jemaat Tuhan; [2] kita diajak untuk mengakui bahwa sedikit sekali pemimpin jemaat yang memberikan pujian kepada jemaat yang diasuhnya. Kita lebih sering mendengar kritikan tajam dan kecaman pedas, analisis semua kekurangan dan kelemahan secara gamblang. Tidak dapat disangkal bahwa tidak ada jemaat sempurna. Tetapi masih banyak potensi positif yang dimiliki oleh gereja sebagai tubuh Kristus. Tuhan telah mempergunakan gereja sebagai alat-Nya dan begitu banyak orang yang telah menikmati hasil karya gereja. 7. Dialog/Refleksi dari Firman Tuhan/Bacaan [sharingkan] – Bagaimana perasaan kita ketika seseorang yang pernah kita tolong atau bantu, tiba-tiba melupakan kita? – Bagaimana perasaan kita ketika orang yang kita kasihi dan sayangi tiba-tiba mengkhianati kepercayaan yang telah kita berikan padanya? – Lalu, bagaimana jika kita sebagai manusia yang telah diselamatkan tiba-tiba berbalik dan mengkhianati kasih Tuhan?
7. Komitmen [niat/kesepakatan yang akan peserta lakukan setelah kegiatan ini] ................................................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................................................... [misalnya, niat untuk mengenal Allah dengan sungguh-sungguh, yakni, menghafal satu ayat Alkitab dan melakukannya] 8. Nyanyian Tanggapan KJ 365c: 1,3,4 “TUHAN, AMBIL HIDUPKU” Tuhan ambil hidupku dan kuduskan bagi-Mu; Pun waktuku pakailah memuji-Mu s’lamanya.
Buatlah suaraku hanya mengagungkan-Mu Dan sertakan lidahku jadi saksi Injil-Mu.
Harta kekayaanku jadi alat bagi-Mu; Akal budi dan kerja, Tuhan pergunakanlah!
9. Doa Syafaat dan Penutup 1. Agar kita memahami dengan benar akan kasih Allah; Allah yang Maha Kasih itu adalah Allah yang membenci dosa; 2. Kita, sebagai orang yang telah menerima anugerah Tuhan, perlu terus menerus menjaga hubungan dengan Tuhan; 3. Mendoakan kita saudara atau tetangga yang tengah bergumul menghadapi beban dan tantangan hidup yang berat, agar dikaruniai kesabaran, ketekunan, dan kesungguhan, sehingga tidak mudah tergelincir ke jalan pintas yang tak seturut kehendak-Nya; 4. Pemimpin gereja, entah pendeta atau penatua, kiranya mereka memperhatikan perkembangan jemaat Tuhan; 5. Silahkan ditambahkan.................
– Bagaimana kita merespon keselamatan yang dari Tuhan? Apakah sukacita keselamatan telah memancar keluar ke tetangga sekitar rumah kita?
13
l ah irn ya raja da ma i
l ahi rnya r aj a dam ai
14
Liturgi Komunitas Basis – Kamis, 18 Desember 2014
5. Membaca Alkitab Bacaan I - 2 Samuel 6:1-11 Bacaan II – Ibrani 1:1-4
1. Saat Teduh Dalam keheningan, marilah kita merendahkan hati dan membuka hati untuk mengambil bagian dalam Persekutuan ini. Biarkan Allah yang hadir dan menjumpai kita; menganugerahkan pemulihan dan akhirnya kita boleh membawa berkat dan tekad dari ibadah ini untuk diwujudnyatakan dalam karya di tengah-tengah kehidupan bersama dengan sesama. 2. Nyanyian Pembukaan KJ 17: 1,6 “TUHAN ALLAH HADIR”
Tuhan Allah hadir pada saat ini, hai sembah sujud di sini. Diam dengan hormat, tubuh serta jiwa, Tunduklah menghadap Dia. Marilah, umat-Nya, hatimu serahkan dalam kerendahan.
Surya Mahasuci biarlah cah’ya-Mu Hangat menyentuh wajahku. Bagai kuntum bunga, bila disinari Memekar ke matahari. ‘Ku telah berserah: biar Kau berkarya dalam segalanya.
3. Doa Pembukaan 4. Nyanyian Pujian NKB 73:1,3 “KASIH TUHANKU LEMBUT”
Kasih Tuhanku lembut! Pada-Nya ‘ku bertelut Dan ‘ku dambakan penuh: Kasih besar! Yesus datang di dunia, tanggung dosa manusia; Bagiku pun nyatalah: Kasih besar!
Refrein: Kasih besar! Kasih besar! Tidak terhingg dan ajaib benar: Kasih Besar!
15
Wahai insan, datanglah! Mari sambut kasih-Nya Ingat akan janji-Nya: Kasih besar! Yesus t’lah memanggilmu, simak suara-Nya merdu Dan serahkan hatimu, Kasih besar! l ah irn ya raja da ma i
6. Renungan Singkat DIALAH RAJA Pada masa Perjanjian Lama, Allah mengutus para nabi-Nya kepada Israel untuk menyatakan kehendak-Nya. Tercatat, ada Daud. Waktu itu, kota Yerusalem, yang menjadi tempat kediaman raja, rasanya kurang lengkap tanpa kehadiran Tabut Tuhan. Menyadari hal itu, Daud berencana memindahkannya dari Kiryat-Yearim. Didukung tiga puluh ribu orang Israel pilihan, tabut Tuhan yang sudah dua puluh tahun berada di rumah Abinadab [1 Samuel 7:12] diangkat ke Yerusalem disertai iring-iringan manusia yang menari-nari. Namun di tengah perjalanan, pukulan dahsyat Tuhan menimpa Uza, salah seorang anak Abinadab yang mengawal tabut. Uza mati seketika hanya karena menyentuh tabut yang nyaris jatuh. Daud pun menjadi takut kepada Tuhan, hingga akhirnya urung meneruskan rencananya. Tabut Tuhan untuk sementara diletakkan di rumah Obed Edom. Dimanakah letak kesalahan Daud? Tidak ada petunjuk teks yang mengatakan Daud meminta petunjuk Tuhan saat berencana memindahkan tabut. Di situlah letak kesalahan Daud. Maka sekalipun diiringi puluhan ribu orang dengan tarian dan pujian, sesungguhnya Tuhan tidak berkenan jika Daud berjalan sendiri tanpa meminta pimpinan Tuhan. Lalu, di masa Perjanjian Baru, Allah mengutus Yesus, Putra-Nya untuk menebus dosa manusia sehingga mereka bisa merespons dengan pertobatan. Allah telah menetapkan Tuhan Yesus sebagai pemilik isi dunia ini karena melalui Dia, Allah menciptakan dunia ini. Tuhan Yesus pantas menerima segala hormat dan kemuliaan untuk duduk di sebelah kanan takhta Allah karena hakikat-Nya dan karya-Nya. Hakikat Tuhan Yesus digambarkan sebagai “cahya kemuliaan Allah” yang berarti Dia sempurna dalam karakter ilahi; “gambar wujud Allah” yang menunjukan kepada kesempurnaan hakikat ilahi Yesus. Karya Tuhan Yesus sendiri, adalah memelihara semua ciptaan dengan kuasa firman-Nya dan secara khusus sebagai Imam Besar yang mengadakan penyucian dosa manusia. Hakikat dan karya Tuhan Yesus ini membuktikan diri-Nya lebih tinggi dari semua makhluk ciptaan, termasuk para malaikat yang melayani Allah Bapa di surga. 7. Dialog/Refleksi Dari Firman Tuhan/Bacaan [sharingkan] – Dalam hal apa, Saudara tidak meminta pimpinan Tuhan? – Semakin kita menyelami keagungan hakikat dan karya Tuhan Yesus, seharusnya kita semakin tunduk dan taat tanpa syarat. Menurut Saudara? – Bagaimana mewujudkan ketundukan dan ketaatan kita kepada Yesus? – Bila takhta Tuhan Yesus di surga ada di sebelah kanan Bapa, di manakah takhtaNya dalam hidup Saudara? l ahi rnya r aj a dam ai
16
8. Komitmen [niat/kesepakatan yang akan peserta lakukan setelah kegiatan ini] ................................................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................................................... [misal, meningkatkan kualitas “ngobrol” dengan Tuhan melalui doa, menggali firman Tuhan, menghadiri pembinaan di gereja, .............................................................] 9. Nyanyian Tanggapan KJ 422:1-3 “YESUS BERPESAN”
Yesus berpesan: Dalam malam g’lap Kamu harus jadi lilin gemerlap; anak masing-masing di sekitarnya, dalam dunia ini bersinarlah!
Yesus berpesan: Bersinarlah t’rang; Lilinmu kulihat malam dan siang Anak masing-masing di sekitarnya; Untuk hormat Tuhan bersinarlah!
Yesus berpesan: Dunia penuh Banyak macam dosa, duka dan keluh; Anak masing-masing di sekitarnya, Untuk sesamamu bersinarlah! 10. Doa Syafaat dan Penutup 1. Orang-orang Kristen di sekitar kita yang dalam hidupnya belum mampu setia melakukan kehendak Tuhan, agar ditolong dan dimampukan; 2. Mohon kuasa-Nya bekerja atas kita yang memampukan kita menjadikan Dia sebagai Raja dalam hati kita;
Keluarga Kristen Sebagai Teladan dalam Perbuatan Baik Semua anggota keluarga Kristen wajib berbuat baik. Kenapa setiap orang Kristen wajib berbuat baik? Karena Tuhan telah berbuat baik kepada kita terlebih dahulu. Dengan cara apa Tuhan berbuat baik kepada manusia? 1) Karena Tuhan telah menciptakan alam semesta untuk dikelola manusia; 2) Karena Tuhan telah mencipta dan memberi kehidupan kepada kita; 3) Karena Tuhan telah menebus kita dari kuasa dosa; 4) Karena Tuhan telah menyediakan kehidupan yang kekal untuk kita. Demikianlah perbuatan baik Tuhan yang Ia berikan kepada manusia. Hal inilah yang menyebabkan setiap anggota keluarga Kristen wajib berbuat baik dan menjadi teladan dalam hal perbuatan baik ini. Setiap perbuatan baik yang kita lakukan kepada siapapun, kapanpun, dan dimanapun adalah sebagai ucapan syukur kita kepada Tuhan yang telah berbuat baik kepada kita (Kolose 3:23). Perbuatan baik apapun yang kita lakukan bukanlah untuk mendapat pujian tau penghargaan, melainkan sebagai bentuk syukur kepada Tuhan. Sebagai contoh. Suami berbuat baik kepada istri dan anak-anaknya, istri berbuat baik kepada suami dan anakanaknya, anak-ana erbuat baik kepada orang tua dan saudara-saudaranya dan setiap anggota keluarga Kristen berbuat baik kepada setiap orang. Tuhan Yesus berkata “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga” (Matius 5:16)
3. Pemerintah dan keamanan seluruh negeri, menjelang natal dan akhir tahun; 4. Perubahan cuaca; 5. Anggota jemaat atau tetangga sekitar yang sakit dan yang dalam pergumulan, entah hubungan suami-istri, orangtua-anak, keuangan, tambahkan.........................................].
17
l ah irn ya raja da ma i
l ahi rnya r aj a dam ai
18