Edisi 3/2012
MEDIA KOMUNIKASI LINGKUNGAN
Lingkungan Utama
Gerakan Indonesia Berseri Berita Lingkungan
Lingkungan Anak
MenLH Apresiasi Siswa-Siswi Peduli Mangrove
SMA Negeri 9 Tangerang Selatan
Mencetak Generasi Tangguh Berwawasan Lingkungan
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA
MEDIA KOMUNIKASI LINGKUNGAN
daftar isi
Edisi 3/2012
1 2
Dari Redaksi Suara Pembaca
4
Lingkungan Utama Gerakan Indonesia Berseri
12
28
Hidayat : Meraup Rupiah dari Sampah | Harini Bambang Wahono : Pohon dan Hewan,
Lingkungan Anak Mencetak Generasi Tangguh Berwawasan Lingkungan
16
Sosok Lingkungan
Sahabat Saya
Wawancara Dra. Masnellyarti Hilman, MSc Deputi IV Bidang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
30
Opini Dr. Budi Haryanto : Penanganan
Kesehatan Lingkungan Harus Fokus
22
Profil Bank Sampah Poklili, Depok : Berkah Sampah untuk Warga
26
Kilas Lingkungan Konferensi Dunia tentang Keanekaragaman Hayati. Perbaikan Hutan Sudah 60%.
32
Berita Lingkungan MenLH Apresiasi Siswa-Siswi Peduli Mangrove
AN LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA
PEMIMPIN UMUM
SALAM REDAKSI
Ir. Ilyas Asaad, MP, MH
Pembaca yang budiman, Kita semua pasti senang kalau mengunjungi suatu tempat atau berada di tempat yang bersih, banyak pohon rindang dan bunga yang indah, karena rasanya hidup akan lebih nyaman dan sehat apabila tempat tinggal kita bersih dari sampah. Saya yakin bahwa semua orang tahu caranya bagaimana untuk menjadikan suatu tempat itu nyaman dan bersih. Semboyan dan slogan tentang kebersihan selalu kita temui dimanapun kita berada,
coba perhatikan kalau anda pergi ke kota lain, sepanjang perjalanan itu anda akan singgah di beberapa tempat seperti: toilet, restauran, di tempat parkir dll, peringatan untuk berperilaku bersih akan tertempel di tempat tempat tersebut. Andai saja peringatan maupun slogan tersebut dilaksanakan dengan benar, mungkin permasalahan sampah di Indonesia tidak akan terjadi. Tetapi bagaimanapun kita tetap harus optimis, dengan gerakan yang
dilakukan oleh beberapa instansi pemerintah yang di komandoi oleh KLH, pemerintah membuat GERAKAN INDONESIA BERSIH yang diikuti oleh seluruh instansi pusat dan daerah serta melibatkan seluruh masyarakat, yang bertujuan mendorong masyarakat agar lebih peduli untuk menyehatkan lingkungannya. Lingkungan yang bersih, indah dan nyaman adalah impian kita semua, marilah kita berperilaku bersih dimanapun kita berada, selamanya.
Edisi 3/2012 Pemimpin Umum
Anggota
IR. ILYAS ASAAD, MP, MH Edisi 3/2012
MEDIA KOMUNIKASI LINGKUNGAN
Deputi MenLH Bidang Komunikasi Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat Pemimpin Redaksi
Asisten Deputi Urusan Komunikasi Lingkungan
Gerakan Indonesia Bersih Berita Lingkungan Menteri Lingkungan Hidup
Apresiasi Siswa-Siswi Peduli Mangrove
Lingkungan Anak SMA Negeri 9 Tangerang Selatan
Mencetak Generasi Tangguh Berwawasan Lingkungan
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA
Lingkungan Utama :
Gerakan Indonesia Bersih
Kepala Sub Bidang Kampanye Anggota YENNY PURNAWATI, S. Sos, MIKom
Staf KLH
DRA. SITI AINI HANUM, MA
Lingkungan Utama
TEGUH WIJAYA, SE
Redaktur Pelaksanaan
Anggota MASHURI ALIF, SE
Staf KLH Anggota
SRI WAHYUNI, ST, MSc
Kepala Bidang Publikasi dan Kampanye
VERONICA ID SUSANTI, ST
Redaktur Pracetak
Anggota
NURHAYATI, ST, M.Si
Kepala Sub Bidang Publikasi
Staf KLH SITI KARDIAN PRAMIATI, SE
Staf KLH Media Komunikasi Lingkungan | SERASI
1
SUARA PEMBACA
PROSEDUR UKL/UPL
Foto : www.blogspot.com
Kami SPBU di Dawuan Barat, Cikampek. Mohon infonya, kami mau mengurus UKL/ UPL. Bagaimana prosedurnya dan apakah di dekat kami ada kontak yang bisa kami hubungi? Terima kasih. Andre Osmar
[email protected]
Foto : www.wordpress.com
PENCEMARAN AIR SUNGAI
Yth. Serasi Saya mau mengadukan soal pencemaran yang dilakukan oleh PT Ciptatani Kumai Sejahtera yang berada di desa Sukamandang kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, yang telah membuang limbahnya di sungai Jampo, anak sungai Arut yang melintasi kota Pangkalan Bun. Pencemaran jelas terlihat dari berubahnya warna air sungai menjadi hitam dan banyak ikan yang mati, mohon ditindaklanjuti, agar masyarakat tak menjadi korban. Terima kasih. Hendraji
[email protected]
Foto : www.iposnews.com
LESTARIKAN ALAM
2
Yth. Redaksi Serasi
Yth. Redaksi Serasi Dengan ini memberitahukan bahwa di daerah kami ada sebuah lahan yang masih alami dan tidak terurus dibibir pantai, sangat indah, pasirnya putih, ada gua di wilayah kab. Halmahera Selatan, Kec. Kayoa, Desa Gurapin. Wilayah tersebut sering dirusak warga. Melalui surat ini, kami mohon kebijakan KLH untuk melindungi lokasi tersebut dari tangan jahil masyarakat. Terima Kasih. Gunawan Laruhun
[email protected]
SERASI | Media Komunikasi Lingkungan
Media Komunikasi Lingkungan | SERASI
3
UTAMA
Foto : Humas KLH
LINGKUNGAN
Semua sektor ikut dilibatkan untuk melaksanakan GIB. Tujuan utamanya memotivasi masyarakat agar peduli untuk menyehatkan lingkungannya.
B
Taman Jakarta Pusat Peraih Penghargaan Adipura
GERAKAN INDONESIA BERSIH
MENUJU
Indonesia Bersih 4
SERASI | Media Komunikasi Lingkungan
ersih pangkal sehat. Pepatah itu begitu akrab di telinga kita. Maklum, sejak kecil nasehat ini kerap dilontarkan orang tua di rumah dan guru di sekolah. Namun sayang, dalam praktiknya tak semua orang bisa menjalani hidup yang bersih agar sehat itu. Setidaknya itulah yang dirasakan Presiden RI, Soesilo Bambang Yudhoyono ketika naik kereta api. Orang nomor satu di negeri ini, sempat terganggu pemandangannya dengan sampahsampah yang berserakan di sepanjang rel kereta api. Peristiwa ini yang kemudian menimbulkan ide pencanangan Gerakan Indonesia Bersih (GIB) pada awal tahun 2012. Pelaksanaannya diserahkan kepada masing-masing kementerian yang memiliki wewenang membersihkan setiap lokasi strategis. Misalnya, Departemen Perhubungan bertanggung jawab untuk kebersihan setiap sarana transportasi, seperti stasiun, airport, pelabuhan, terminal dan sebagainya. Sedangkan urusan jalan, termasuk jalan tol, menjadi tanggung jawab Kementerian Pekerjaan Umum. Untuk mewujudkan ide tersebut, selanjutnya Wakil Presiden, Boediono melakukan rapat koordinasi GIB. Dalam rapat tersebut hadir para menteri di bawah koordinasi menko
kesra, antara lain menteri perhubungan, menteri kesehatan, menteri lingkungan hidup, menteri pendidikan, menteri dalam negeri, Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan pengendalian pembangunan (UKP4), serta pejabat eselon satu dari berbagai kementerian dan lembaga pemerintah. Tujuan GIB ini adalah memotivasi dan memberikan dorongan kepada masyarakat agar semakin peduli dalam menyehatkan lingkungannya melalui berbagai upaya bersama dan tindakan nyata. Untuk ini, Wapres minta agar disusun sebuah rencana aksi yang dapat dijalankan dengan baik. Dampaknya harus terasa oleh masyarakat dalam waktu dekat dan dilakukan berkelanjutan.
Tiga Leading Sector Fokus GIB, di antaranya sarana transportasi, pembersihan sungai, sekolah, rumah sakit dan sarana kesehatan, sistem manajemen limbah padat dan cair serta yang terakhir adalah perubahan pola pikir yang mencakup sistem pendidikan, penegakan hukum, partisipasi publik dan upaya edukasi publik yang berjalan kontinu. Ada tiga leading sector dalam GIB : Gerakan Indonesia Bersih dengan leading sector: Kementerian LH. Gerakan Indonesia Asri dengan leading sector: Kementerian Kehutanan. Gerakan Indonesia Indah dengan leading sector:
Kemenparekraf, meliputi Seni, Budaya, Heritage, Kreatif dan Inovatif. Kementerian Dalam Negeri d i m i n t a mengkoordinasi s e l u r u h Pemerintah Daerah yang akan menjadi ujung tombak pelaksanaan GIB. Gerak an nasional ini juga dikaitkan dengan program Adipura. Tujuannya, untuk pelaksanaan Tempat sampah dan WC umum di Taman Situlembang, Jakarta Pusat GIB agar dapat dipercepat pada semua sektor. Sementara, para Profesi, Perguruan Tinggi, menteri juga diminta menjajaki Media Massa Dunia Usaha dan kerjasama dengan berbagai Masyarakat. lembaga masyarakat madani Menurut Dra. Masnellyarti untuk mengefektifkan gerakan M.Sc, Deputi IV KLH Bidang tersebut. Pengelolaan Bahan berbahaya Singkat kata, G I B dan Beracun, GIB memang melibatkan seluruh stake- selayaknya bersifat sektoral holders : Kementerian/ Lem- sehingga konsepnya tak baga Pemerintah di tingkat hanya membenahi sampah, Pu s at, Prov i n s i m a u p u n tapi juga limbah cair yang Kabupaten/Kota, Organisasi menjadi concern dalam gerakan Kemasyarakatan, Organisasi tersebut. Dalam GIB, ada rencana aksi mengenai siapa yang melakukannya, apa yang Dampaknya dilakukan, dan targetnya. harus terasa oleh “Setiap tiga bulan, targetnya masyarakat dalam akan diperiksa oleh UKP4,” kata waktu dekat Nelly. Hal itu dilakukan untuk dan dilakukan melihat “rapor” para menteri berkelanjutan. dan kinerja kementerian. “Agar rapornya tidak merah, mereka akan berusaha untuk komit Media Komunikasi Lingkungan | SERASI
5
LINGKUNGAN
UTAMA FOKUS
LOKUS Bandar Udara Pel. Laut Stasiun Kereta dan Jalur KA Terminal Bus
PENANGGUNGJAWAB
Sarana Transportasi
• • • •
Sarana Pendidikan
• TK, SD, SMP, SMU, SMK, PT • MI, MTs, MA, PT, PonPres
• Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan • Pemda Prov./Kab./Kota
Sarana Kesehatan
Rumah Sakit (RS), Puskesmas, Apotek, dan Laboratorium
• Kementerian Kesehatan • Pemda Prov./Kab./Kota
Sungai dan Bantaran Sungai
• Sungai Ciliwung (Rusunawa, Rusunami) di DKI Jakarta • Penataan Sungai dan Bantaran Sungai di seluruh provinsi
• Kementerian Perumahan Rakyat • Kementerian PU, dan Pemda Prov./Kab./Kota
Penghijauan dan Fasilitas Umum dan Taman Kota Keindahan di Perkotaan Perkantoran K/L Pemda
Seluruh K/L/Pemda Prov./Kab./Kota
• Kementerian Perhubungan • Pemda Prov./Kab./Kota
• Kementerian Kehutanan • Pemda Prov./Kab./Kota • Kemendagri • Pemda Prov./Kab./Kota
MenLH Menghadiri Rapat Kerja Nasional Bank Sampah
dengan target yang telah direncanakan,” kata Nelly.
Problem Sampah Dalam GIB juga harus ada inovatif. Salah satunya dengan mendirikan bank sampah. Ide awal program ini berasal dari Bambang Suwerdah, anggota LSM dari Bantul. Bank sampah beroperasi seperti bank biasa, hanya yang disetor bukan uang melainkan sampah. Produk buangan ini selanjutnya akan dipilah dan ditimbang. Sampah plastik, kertas dan botol biasanya dibeli oleh industri recycling. Uang hasil penjualan itu dibagikan ke para nasabah sebesar 80 persen dan 20 persen lagi disimpan untuk operasional bank tersebut. Masalah sampah tampaknya memang harus menjadi fokus dalam kegiatan GIB di KLH. Menurut data dari KLH, volume sampah di Indonesia selama tiga tahun terakhir ini terus mengalami peningkatan. Volume sampah pada tahun 2010 ada 200.000 ton/hari dan pada tahun 2012 ada 490.000 ton per hari atau total
6
178.850.000 ton setahun. Dari total volume sampah tersebut lebih dari 50% adalah sampah rumah tangga. Maklum seiring dengan bertambahnya penduduk volume sampah rumah tangga pun akan meningkat. Pada 2012, diperkirakan rata-rata penduduk Indonesia menghasilkan sampah sekitar 2 kg per orang per hari. Bayangkan berapa banyak volume sampah yang dihasilkan suatu kota setiap hari jika dikalikan dengan jumlah penduduknya. Sampah rumah tangga ini belum ditangani dengan baik. Baru sekitar 24,5% sampah rumah tangga di Indonesia ditangani dengan metode yang benar yaitu diangkut oleh petugas kebersihan dan dikomposkan. Sisanya (75,5%) belum ditangani dengan baik. Dat a dar i RIS KE S DAS 2010 diketahui bahwa rumah tangga di Indonesia umumnya menerapkan 6 metode penanganan sampah, yaitu: 1. diangkut oleh petugas kebersihan (23,4%), 2. dikubur dalam tanah (4,2%), 3. dikomposkan (1,1%), 4) dibakar
SERASI | Media Komunikasi Lingkungan
(52,1%), 5) dibuang di selokan/ sungai/laut (10,2%) dan 6. dibuang sembarangan (9%) (Data dari Kantor Utusan Khusus Presiden RI untuk MDGs, 2012). Maka dengan berkemb a n g ny a b a n k s a m p a h , diharapkan problem ini bisa diatasi. “Bank sampah sudah tersebar ke seluruh Indonesia. Ini sangat menggembirakan karena mulai ada perubahan perilaku masyarakat,” kata Nelly. Kemudian, tahapan selanjutnya program GIB, adalah membuat semacam guideline pada setiap departemen. Guideline ini akan mengatur standar pengelolaan lingkungan di berbagai tempat. Misalnya, jumlah tempat sampah yang diperlukan di terminal atau di beberapa titik lokasi, atau hanya akan melakukan pemilahan sampah sampai bentuk sistem drainase di selokan. “Bulan November ini akan ada pertemuan. Para menteri akan dimintai komitmennya lagi untuk melaksanakan Standar Operasi Prosedur (SOP) bagi kementerian masing-masing dan instansi terkait,” ungkap Nelly. n
Menuai Berkah
dari Timbunan Sampah Foto : http://banksampah.org
Program bank sampah tidak hanya bisa mengatasi sampah dan lingkungan yang kotor, tapi juga mampu meningkatkan ekonomi rakyat.
I
bu Hartutik dan Ibu Bambang adalah salah satu nasabah bank sampah di Kota Malang yang mengikuti Rakernas tentang bank sampah di Hotel Aria Gajayana, Malang, Jawa Timur, Jumat (02/11/2012). Sudah setahun ini dua koordinator bank sampah di RT 11 dan RT 13 itu menabung sampah. Dalam satu bulan, RT keduanya mendapatkan penghasilan sekitar Rp1 juta. Dua perempuan sepuh itu tak pernah menduga bahwa sampah memiliki nilai jual. Selama ini warga Sawojajar tak satupun melirik program ini. Setelah menjadi nasabah, kemudian mereka memetik manfaat. “Lingkungan kami makin bersih. Selain itu, kami dapat uang, lumayan buat tambah lauk di dapur,” ujar Hartutik
saat mengikuti rakernas yang dibuka Menteri Lingkungan Hidup Prof. Dr. Balthasar Kambuaya MBA. Masih menurut Hartutik, sekali transaksi RT 11 yang dikoordinasinya bisa mengantongi uang ratarata sekitar Rp500 ribu. Dan yang lebih penting, ibu-ibu rumah tangga di wilayahnya juga mendapat “pekerjaan” baru yakni memilah sampah untuk disetor ke Bank Sampah Malang (BSM). “Harga sampah yang paling mahal adalah barang-barang dari stainless, alumunium dan kuningan,” kata Hartutik menjelaskan.
Kendati besarnya penghasilan dari memilah sampah itu tak tetap karena harganya naik turun. Toh, itu tak menyurutkan semangat 30 orang ibu rumah tangga yang berada dibawah koordinasi Hartutik. “Kami senang pekerjaan ini,” ujarnya. Apalagi mereka tak perlu mengantarnya ke bank karena pihak BSM sudah menjemput bola dengan mengambil sampah yang sudah dipilah oleh para ibu itu.
Bank Sampah Malang BSM sudah berdiri sejak bulan November 2011. Bank
Media Komunikasi Lingkungan | SERASI
7
UTAMA
B S M t e l a h b e rkembang dengan baik dengan peran tak ubahnya Robin Hood, membersihkan lingkungan sekaligus membagikan uang ke warga masyarakat menengah ke bawah.
tersebut dibuka oleh Menteri Lingkungan Hidup Prof. Dr. Balthasar Kambuaya MBA. Dalam kurun waktu setahun, BSM telah berkembang dengan baik tak ubahnya dengan peran Robin Hood, membersihkan lingkungan sekaligus membagikan uang ke warga masyarakat menengah ke bawah. Menurut Walikota Malang, Peni Suparto, penerapan bank sampah di kota apel ini cukup berhasil. Ini setidaknya terbukti dari jumlah nasabah yang kini mencapai 19 ribu orang. Menurut Peni Suparto, perputaran uang sudah mencapai Rp500 juta. “Jumlah sampah yang beredar sekitar 1,5 ton per hari yang menghasilkan uang sebanyak Rp2 juta per hari,” ungkapnya. Bahk an, k ata Peni, s a p a a n a k r a b Wa l i k o t a M alang itu, keberadaan BSM juga meringankan tagihan listrik masyarak at. Karena PLN setempat juga
memperbolehkan warga membayar listrik dengan sampah. “Ini tentu sangat positif. Terlebih lagi, adanya bank sampah telah mampu mengubah perilaku masyarakat dalam membuang sampah dan berdampak positif untuk ekonomi warga,” kata Peni. Perkembangan bank sampah di Malang itu tentunya akan menjadi contoh positif bagi daerah-daerah lainnya di Indonesia. Menurut Ir. R. Sudirman MM, Asisten Deputi Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup, saat ini di seluruh Indonesia sudah terdapat sekitar 886 unit bank sampah dengan perputaran uang mencapai sekitar Rp2,3 miliar per bulan. “Di Kota Malang tumbuh sebanyak 160 unit bank sampah, sementara di Jakarta sekitar 60 unit bank sampah,” katanya. Bank sampah memiliki nilai ekonomis dan nilai jual. Tujuan
dari bank sampah yang utama adalah untuk social engineering, mengubah anggapan bahwa sampah yang selama ini tak berguna, ternyata bermanfaat bagi sebuah keluarga. Jadi seorang ibu dan anak membawa sampah ke tempat yang benar. Atau bisa diartikan hal ini akan mampu mengubah mindset masyarakat. “KLH sebagai leading sector, membuat kebijakan aturan dan contoh kepada daerah bahwa bank sampah ada manfaatnya. Respon masyarakat sangat baik dan kami hanya memanage dengan strategi yang pas agar bank sampah bisa direspon,” kata Sudirman.
GIB dan Bank Sampah Dasar dari pendirian bank sampah adalah UU Nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga. Sedangkan aplikasi tekniknya di atur Foto : Humas KLH
LINGKUNGAN
Peresmian Bank Sampah KLH dan Pengelolaan Sampah Padat domestik.
8
SERASI | Media Komunikasi Lingkungan
Foto : Aldino - Serasi
Program bank sampah akan mengubah paradigma bahwa sampah harus selalu dibuang. Ir. R. Sudirman MM, Asisten Deputi Pengelolaan Sampah
Foto : Endah Praptiani
dalam Peraturan Pemerintah RI nomor 81 tahun 2012. Program bank sampah ini juga mendukung Gerakan Indonesia Bersih yang dicanangkan sejak awal tahun 2012. “GIB yang di-lounching Presiden RI ini, dibangun oleh pemerintah pusat dan didukung sembilan kementerian serta pemerintah daerah. Kewenangan pusat yang tidak bisa disentuh, digeser ke daerah,” kata Sudirman menegaskan. Hubungan korelasi antara GIB dengan bank sampah tentu ada. Menurut Sudirman, dari sampah yang (ternyata) bernilai jual, akhirnya memiliki nilai ekonomis bagi grassroot. “Saya optimis Bank Sampah bisa memakmurkan rakyat. Saat ini jumlah bank sampah yang sudah tertata sebanyak 886 unit, yang tidak tertata jauh lebih banyak,” katanya meyakinkan. Tentunya banyak manfaat yang bisa dipetik dari berkembangnya industri bank sampah ini, terutama dalam soal kebersihan lingkungan. Selain itu, pemerintah menargetkan pertumbuhan pengelolaan sampah organik dan non organik sebesar tujuh persen. Dengan demikian sistem social engineering akan berjalan karena pada kenyataannya sampah memiliki nilai jual. Senada dengan Sudirman, Dra. Masnellyarti M.Sc, Deputi IV KLH Bidang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun mengatakan program bank
sampah akan mengubah paradigma bahwa sampah harus selalu dibuang. “Sekarang terbukti sampah bisa bermanfaat dan menghasilk an uang. KLH akan terus mendorong masyarakat memanfaatkan dan mengurangi sampah, sehingga yang dibuang ke TPA bisa ditekan menjadi sedikit mungkin,” tuturnya. I t u l a h s e b a b nya K L H berharap seluruh daerah di Indonesia bisa menjalankan
program bank sampah dan para pengelolanya terus bersemangat menjalankan program ini. Setidaknya hal ini bisa mengatasi masalah sampah yang berserakan dan kerap menyumbat selok an dan sungai. “Kita berharap masyarakat makin menyadari, bahwa bank sampah jadi solusi sampah yang berserakan di lingkungan,” tandas Nelly. n
Media Komunikasi Lingkungan | SERASI
9
UTAMA
Foto : http://portalgresik.com
LINGKUNGAN
Bank Sampah Gresik
Konfrensi Pers Keluarnya PP Nomor 81 Tahun 2012
Bank Sampah, Solusi Masalah Lingkungan dan Ekonomi Pertumbuhan bank sampah di tanah air berkembang pesat. Solusi untuk mengentaskan kemiskinan.
S
ekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Itulah pameo yang tepat untuk keberadaan bank sampah di tanah air. Tidak hanya dapat membuat lingkungan menjadi bersih, asri dan indah (berseri), tapi juga bisa mengubah mindset masyarakat untuk lebih kreatif memanfaatkan produk buangan itu. Bisa jadi kelak industri ini akan menjadi lapangan kerja baru di tanah air. “Keberadaan bank sampah bisa membuka kesempatan kerja bagi masyarakat. Mereka yang tak mengantongi syarat
10
pendidikan pun bisa mendapatkan pekerjaan di bidang ini,” kata Menteri Lingkungan Hidup, Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, saat memberikan pengarahan dalam Rakernas Bank Sampah di Malang, Jawa Timur. Bank sampah merupakan bentuk kegiatan nyata yang mengimplementasikan strategi dasar pembangunan. Nilai dari aturan dan strategi dasar pembangunan itu adalah menjadikan mengolah dan memanfaatkan sampah sebagai langkah baru dengan meninggalkan cara lama, yakni
SERASI | Media Komunikasi Lingkungan
membuang sampah. Masyarakat akan terbiasa memilah, memilih dan menghargai sampah sekaligus mengembangkan ekonomi kerakyatan. “Pelaksanaan bank sampah mengandung potensi ekonomi kerakyatan yang cukup tinggi. Kegiatannya dapat memberikan hasil nyata bagi masyarakat dalam bentuk peluang kerja dan penghasilan tambahan bagi pegawai dan masyarakat sebagai nasabah bank,” kata Balthasar menjelaskan. Keuntungan lain adalah lingkungan yang bersih dan sehat. Volume timbunan
sampah di TPA akan berkurang. Biaya angkut juga akan efisien dan masa pemakaian TPA akan optimal. Maka, MenLH mengajak para pengembang bank sampah menjadi milestone perwujudan pembangunan. Pertama, dalam mengentaskan kemiskinan (pro poor). Kedua, meningkatkan peluang kerja (pro job) dan ketiga, melindungi dan melestarikan lingkungan hidup (pro environment). Hal itu merupakan tujuan dari bank sampah untuk mewujudkan prinsip from trash to cash. “Ini juga untuk meningkatkan kepedulian masyarakat agar berkawan dengan sampah, bukannya sebagai lawan. Caranya dengan melakukan strategi gerakan 3R (reduce, reuse dan recycle),” tutur Balthasar Kambuaya. Mengingat keberadaan bank sampah yang potensial ini, KLH akan terus memberikan dukungan dan bantuan tenaga ke daerah-daerah yang memerlukan, baik berupa perawatan maupun manajemen bank sampah.
Pertumbuhan Pesat Pertumbuhan bank sampah di Indonesia sangat pesat. Dalam tahun ini saja sudah melonjak hingga 600 unit, padahal targetnya hanya 100 unit. “Jumlah kota yang mengembangkan bank sampah juga meningkat dari 19 kota, 22 kota menjadi 41 kota,” kata MenLH.
Pelaksanaan bank sampah mengandung potensi ekonomi kerakyatan yang cukup tinggi.
Sedangkan penambahan unit bank sampah dari 471 unit menjadi 585 unit atau meningkat 24 persen (114 unit). Sementara jumlah sampah yang dikelola melonjak 81 persen dari 755,6 ton per bulan menjadi 1.3666,9 ton per bulan. “Sehingga total transaksi juga meningkat sebesar 11 persen dari Rp 1,6 miliar menjadi Rp 1,8 miliar per bulan,” kata Balthasar. Peluang pengembangan bank sampah ke depan tampaknya semakin lebar. Hal tersebut dalam rangka menindaklanjuti dan menerapkan kebijakan extended producer responsibility (EPR), seperti diamanatkan PP nomor 81 tahun 2012. Dalam peraturan yang diterbitkan pemerintah hari Kamis, 1 November 2012 itu, posisi bank sampah semakin strategis karena difungsikan menjadi collection point atau dropping point bagi pengumpulan dan penimbangan. Bersamaan dengan keluarnya PP Nomor 81 Tahun 2012 itu, pemerintah juga menerbitkan Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup Nomor 13 Tahun 2012, tentang tentang pedoman pelaksanaan Reduce, Reuse dan Recycle melalui Bank Sampah. Peraturan teknis ini mengatur pedoman umum tatacara perhitungan timbunan dan komposisi sampah. Hal teknis seperti itu dibutuhkan untuk mengatur sejumlah masalah. Misalnya, untuk memahami karakteristik, permasalahan dan sumber timbulnya sampah. Kemudian, untuk menentukan prioritas pengolaan sampah, mengembangkan dan melaksanakan rencana induk (master plan) pengelolaan sampah, serta menentukan target dan rencana rinci pelaksanaan 3R. Di samping itu juga mengatur perencanaan penanganan sampah, mulai dari pemilahan dan pengumpulan, pengangkutan, pengolahan sampai pemprosesan akhir. Selanjutnya untuk masalah persiapan institusi atau lembaga yang diperlukan, agar sumber daya dan anggaran yang dapat digunakan dengan efektif. Terakhir, aturan teknis ini digunakan untuk mengukur efektivitas dan efisiensi pelaksanaan kebijakan. Nah, dengan lengkapnya aturan main untuk mengembangkan Bank sampah, bukan tak mungkin masalah-masalah yang melilit tanah air ini, bisa teratasi. n
Media Komunikasi Lingkungan | SERASI
11
LINGKUNGAN
ANAK
SMA Negeri 9 Tangerang Selatan
Mencetak Generasi Tangguh
Berwawasan Lingkungan Tidak hanya belajar berperilaku peduli terhadap lingkungan, para siswa juga dididik menjadi entrepreneur di bidang lingkungan hidup.
U
SMA Negeri 4 Ciputat itu, mendapat penghargaan Sekolah Adiwiyata Nasional. Perubahan nama SMAN 4 menjadi SMAN 4 ini terjadi pada 25 mei 2009 berdasarkan Peraturan Walikota Tangerang Selatan. Sedangkan SMAN 4 berdiri atas keputusan Bupati Tangerang Selatan pada 26 April April 2006.
Foto : Tyas - Serasi
sia sekolah itu belum genap satudasawarsa, walaupun demikian SMA Negeri 9 Tangerang Selatan, telah mengantongi predikat sebagai sekolah berbudaya lingkungan. Dan bertepatan pada Hari Lingkungan Hidup sedunia tanggal 5 Juni 2012, sekolah yang semula bernama
12
SERASI | Media Komunikasi Lingkungan
Lokasi sekolah ini berada di Jl. Hidup Baru No. 31 Serua, Ciputat, cukup strategis dan mudah ditempuh dengan transportasi apapun. SMAN 9 berada di area perumahan dan suasana menuju sekolah terasa asri karena banyak pohon di sepanjang jalan. Maklumlah Kampung Sarua juga merupakan daerah percontohan kampung
Foto : Tyas - Serasi
sehat di kota Tangerang Selatan. Ide menjadikan SMAN 9 sebagai sekolah berwawasan lingkungan merupakan gagasan DR, (CDR) Neng Nurhemah, M.Pd, kepala sekolah sebelumnya. “Untuk mewujudkan ide tersebut pihak sekolah meminta arahan dari BLHD Tangerang Selatan,” kata Wahidah Nurhasanah, M.Pd, Humas SMAN 9. Pada kenyataannya, sekolah ini sudah menjalankan program lingkungan hidup sebagai sekolah model SKM (Sekolah Kategori Mandiri), PBKL (Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal) dan PSB (Pusat Sumber Belajar). Untuk menjadi model SKM, sekolah ini seratus persen memenuhi delapan standar nasional pendidikan (SNP). Dan dari segi PKBL, keunggulan lokal sudah menyesuaikan dengan kebutuhan di Tangerang Selatan, seperti masalah sampah, banjir dan sebagainya. “Kami selalu terpacu untuk membantu solusi mengatasi persoalan di Tangsel,” kata Drs. H. Ahmad
Nana M ahmur “Kami selalu terpacu untuk M, M.Pd, Kepala membantu solusi mengatasi Sekolah SMAN 9, persoalan di Tangsel,” kata Drs. Tangerang Selatan. H. Ahmad Nana Mahmur M, Atas dasar M.Pd, Kepala Sekolah SMAN 9, hal itulah maka pada tahun Tangerang Selatan. 2 0 1 1 , Wa l i k o t a Tangerang Selatan menetapkan SMAN 9 Tangerang Sesuai Kriteria Adiwiyata Selatan sebagai Sekolah Berbudaya Lingkungan Hidup. Sebagai sekolah berbudaya Masih pada tahun yang sama, lingkungan hidup,kurikulum Pemerintah Provinsi Banten pelajaran disekolah ini sesuai memberikan penghargaan dengan kriteria Adiwiyata (lihat s e b a g a i C a l o n S e k o l a h box). Penerapannya dilakukan Adiwiyata Tingkat Provinsi dengan tiga cara. Pertama, Banten. terintegrasi dengan mata Kemudian, SMAN 9 juga pelajaran. Artinya, setiap isu terpilih dalam Seleksi Nominasi lingkungan hidup dijadikan Sekolah Calon Adiwiyata tahun sebagai kelebihan di sekolah 2011 oleh BLHD Kota Tangerang dan masuk dalam kompetensi Selatan. Dan akhirnya pada dasar yang relevan dengan peringatan Hari Lingkungan lingkungan hidup. Misalnya hari Hidup, 5 Juni 2012 lalu, MenLH ozon, bisa masuk ke pelajaran dan Mendikbud memberikan Kimia. penghargaan kepada SMAN “Begitu juga soal tumbuhan 9 Tangerang Selatan sebagai atau jenis sampah, bisa masuk Sekolah Adiwiyata Nasional. pelajaran Biologi. Ada juga yang masuk ke Matematik, misalnya dengan menghitung berapa volume sampah yang dibuang sembarangan setiap tahun. Agar mereka mereka mengerti dampaknya sekian tahun mendatang jika terus membuang sampah,” kata Hendro Budiyanto, S.Kom, selaku guru TIK dan penanggung jawab lingkungan hidup. Kemudian cara kedua, terdapat muatan lokal
Media Komunikasi Lingkungan | SERASI
13
ANAK
khusus bernama Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH). PLH ini mendidik siswa untuk menger ti cara mengolah sampah, mengolah lingkungan, hingga berinteraksi agar bisa mensosialisasikan lingkungan hidup kepada masyarakat. Cara terakhir adalah suatu kegiatan yang membiasakan siswa untuk menjaga lingkungan. “Ini tidak masuk dalam mata pelajaran, tapi ada dalam program kesiswaan. Contohnya, bagaimana membiasakan siswa agar peduli lingkungan. Jadi ketika melihat sampah di depannya, mereka langsung memungut sampah tersebut,” papar Hendro. Mengenai sampah ini, sejak awal ketika SMAN 9 resmi menjadi Sekolah berbudaya Lingkungan Hidup pada 4 Januari 2010, siswa memang sudah dibekali pengetahuan mengenai jenis-jenis sampah. Sosialisasi itu dilakukan saat upacara berlangsung. Caranya? Pe m b i n a u p a c a r a a k a n menunjukkan sampah organik dan non organik. Mereka pun memiliki display kerajinan limbah hasil karya para siswa dan
gambar-gambar tanaman obat. Peran guru di sekolah ini, tak cuma memberi perintah. Mereka harus turun langsung memberikan contoh kepada siswa. Untuk itu, dibuat jaswal piket guru yang bertugas berkeliling dan mempraktekan langsung prilaku peduli lingkungan.
Ekstrakurikuler Di samping mata pelajaran wajib, SMAN 9 Tangerang Selatan memiliki sekitar 32 pelajaran ekstrak ulik uler (eskul). Para siswa wajib memilih salah satu kegiatan eskul yang hasilnya akan dimasukan dalam laporan hasil belajar. Jadwal eskul ini biasanya hari Sabtu atau ada juga yang dilaksanakan hari Jumat, setelah Jumat setelah sekolah bubar. Salah satu eskul yang diadakan sekolah adalah green community. Secara garis besar pelajaran green community ini tidak mengarah ke pertanian saja, tapi juga ke pendidikan entrepreneur. “Siswa membuat kompos sendiri, dikemas,
Pelajaran green community ini tidak mengarah ke pertanian saja, tapi juga ke pendidikan entrepreneur.
14
SERASI | Media Komunikasi Lingkungan
diolah dan dijual ke lingkungan sekolah. Guru atau siswa lain yang mau membeli kompos ya .. dipersilahkan,” kata Rossa Vini Anggalia, SP, MM, yang mengajar eskul tersebut. Masih dalam green community ini, siswa diajarkan membuat okulasi tanaman. Hasil okulasi ini akan dirawat sendiri. “Kami juga melakukan pembibitan tanaham hias,” ujar Rosa lagi. SMAN 9 selalu berpartisipasi pada setiap peringatan harihari lingkungan hidup dengan berbagai cara. Misalnya, siswa menanam pohon, lomba, dan seminar. Rangkaian kegiatan hari lingkungan, biasanya berasal dari BLHD. “Ketika Perayaan Hari Habitat Dunia lalu yang bertemakan ‘Lingkungan Sekolah yang Bersih’ kami sempat bekerja sama dengan salah satu tabloid remaja,” kata Moch. Hidayat, S. Ag, guru dan staf kesiswaan Kegiatan lain yang dimiliki SMAN 9 adalah kerja bakti rutin setiap hari Jumat pagi. Kegiatannya seputar lingkungan sekolah, ada rencana, Foto : Tyas - Serasi
LINGKUNGAN
mereka akan membuat lomba desain sepeda hybrid. Hasil lomba akan dipamerkan. Bahkan bukan tak mungkin hasil desain sepeda itu bisa direalisasikan. “Toh model sepeda hybrid ini sederhana. Ini merupakan upaya mengurangi
polusi,” lanjut Hidayat. Saat ini SMAN 9 Tangerang Selatan sedang melakukan rencana pembangunan Taman Kehati, lengk ap dengan hydropower. Mereka membuat biopori, sumur resapan, hutan kota, green house, serta fasilitas
wastafel di setiap sudut koridor. Tempat sampah pun sudah ada tempat pemilahannya. “Sekolah ini juga selalu menjadi titik pantau penilaian Adipura tingkat kota Tangerang Selatan dari tahun ke tahun,” ujar Nana Mahmur. n
Kriteria Sekolah ADIWIYATA Komponen ADIWIYATA : Untuk mencapai tujuan program ADIWIYATA, maka ditetapkan 4 (empat) komponen program yang menjadi satu kesatuan utuh dalam mencapai sekolah ADIWIYATA. Keempat komponen tersebut adalah : 1. Kebijakan Berwawasan Lingkungan 2. Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan 3. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif 4. Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan
Keuntungan mengikuti Program ADIWIYATA 1. 2.
3. 4. 5.
Mendukung pencapaian standar kompetensi/ kompertensi dasar dan standar kompetensi lulusan (SKL) pendidikan dasara dan menengah Meningkatkan efisiensi penggunaan dana operasional sekolah melalui penghematan dan penggunaan konsumsi dari berbagai sumber daya dan energi. Menciptakan kebersamaan warga sekolah dan kondisi belajar mengajar yang lebih nyaman dan kondusif. Menjadi tempat pembelajaran tentang nilai-nilai pemeliharaan dan pengeloaan lingkungan hidup yang baik dan benar bagi warga sekola dan masyarakat sekitar. Meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui kegiatan pengendalian pencemaran, pengendalian kerusakan dan pelestarian fungsi lingkungan di sekolah.
Media Komunikasi Lingkungan | SERASI
15
WAWANCARA
Dra. Masnellyarti Hilman, MSc Deputi IV Bidang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), Limbah B3 dan Sampah
Foto : Aldino - Serasi
Butuh Waktu Melaksanakan UU Nomor 18 Tahun 2008
16
SERASI | Media Komunikasi Lingkungan
M
asalah pencemaran lingkungan, semburan asap knalpot kendaraan yang mengotori udara, serakan sampah di berbagai sudut kota, hingga kontaminasi bahan berbahaya beracun tak kasat mata yang dapat mengancam kehidupan manusia dan lingkungan, agaknya telah menjadi makanan sehari-hari, Dra. Masnellyarti Hilman, MSc, Deputi IV MenLH Bidang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), Limbah B3 dan Sampah.
Master of Science dari Colorado School of Mines, USA itu juga piawai dalam melakukan diplomasi untuk masalah-masalah yang bersifat global. Saat ini, Nelly – begitu panggilan akrabnya – dipercaya menjadi Ketua Advokasi kasus meledaknya sumur minyak Montara, milik PTTEP Australia. Peristiwa yang terjadi pada 21 Agustus 2009 itu, mencemari perairan Laut Timor yang membuat warga disekitarnya menderita kerugian moril dan materiil. “Kita tentu menuntut pertanggungjawaban. Dari semua kerugian, sudah dikonversikan dalam bentuk nominal. Namun mereka masih memverifikasi apakah jumlah tersebut sesuai,” tutur Nelly. Selain kasus tersebut, masalah sampah pun tak luput dari perhatian wanita berdarah Minang tersebut. Hal ini sejalan dengan UndangUndang Nomor 18 Tahun 2008 yang intinya mengatakan bahwa setiap perusahaan wajib untuk mengambil dan memungut kembali sampah yang dihasilkan mereka. Untuk mengetahui sejauh mana peran Ibu Nelly mengenai masalah-masalah lingkungan hidup ini, Serasi menemui Alumnus Universitas Padjajaran ini di ruang kerjanya. Berikut nukilannya :
Bisa diceritakan kembali kasus meledaknya sumur minyak Montara yang mecemari laut Timor Leste sehingga membuat warga disekitarnya menderita kerugian? Begini, sebenarnya perusahaan tersebut adalah perusahaan Australia, yang kebetulan pemiliknya adalah orang Thailand. Mereka perusahaan minyak yang mengebor minyak dari laut di Timor Leste. Entah bagaimana, kemudian terjadi kecelakaan, hingga minyak bocor dan merusak ekosistem laut. Apa saja kerugian yang kita alami? Yang pertama tentu laut menjadi tercemar oleh minyak. Kemudian tumpahan minyak juga merusak terumbu karang, ikan-ikan banyak yang “pindah tempat”, ada pula yang mati, kemudian rumput laut juga rusak. Lalu, apa yang akan dilakukan pemerintah? Tentu saja kita akan menuntut pertanggungjawaban. Dari semua kerugiannya, kami konversikan dalam bentuk nominal. Kami sudah mengajukan sejumlah angka, namun mereka masih memverifikasi apakah jumlah tersebut sesuai. Sekarang perkembangan kasus tersebut sudah sejauh mana? Sebenarnya kasus ini belum selesai. Kami masih mengupayakan agar ada pertanggungjawaban dari pihak Montara. Nominal yang disebutkan untuk ganti rugi masih dirundingkan. Nantinya itu akan digunakan untuk perbaikan ekosistem laut. Kasus ini sudah berjalan tiga tahun, tapi belum juga selesai. Apa kendalanya? Kendala yang dihadapi bermacam-macam. Mulai dari perubahan kabinet Thailand yang berganti, banjir yang melanda Thailand, dan sebagainya.
Media Komunikasi Lingkungan | SERASI
17
WAWANCARA Mengenai masalah sampah, sudah ada UU 18 tahun 2008 yang mengatakan bahwa setiap perusahaan harus bertanggung jawab pada sampah yang diproduksi. Apakah ini sudah berlaku? Ini adalah peraturan baru yang sebenarnya masih perlu disosialisasi dan masih ada kendala. Tapi beberapa perusahaan memang sudah melakukan apa yang diatur dalam UU tersebut. Misalnya, ada perusahaan yang menerima kembali kemasan plastik atau botol bekas produknya, dengan imbalan uang atau diskon. Ada juga yang tidak memberikan plastik ketika konsumen berbelanja hanya sedikit. Apakah ada program khusus untuk sosialisasi atau untuk menyukseskan UU tersebut? Sebenarnya UU tersebut terbantu dengan adanya Bank Sampah. Lewat Bank Sampah, konsumen bisa menjadi nasabah dengan memberikan sampah plastik atau kertas, dengan imbalan uang. Sampah plastik tersebut nantinya akan diberikan kepada produsen untuk digunakan kembali. Bank sampah juga masih digalakkan di kalangan masyarakat. Lalu, apa kendalanya yang membuat masih ada perusahaan yang tidak menjalankan UU tersebut? Kendala yang dihadapi salah satunya adalah dengan perusahaan yang menggunakan kaleng untuk makanan. Jika menggunakan plastik, makanan yang diproduksi bisa menjadi lebih cepat expired. Dan itu bisa menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Untuk itu, UU ini belum bisa berjalan sepenuhnya. Apakah ada sanksi untuk perusahaan yang melanggar UU Nomor 18 itu? Sanksi tetap belum ada, karena peraturan ini belum berjalan sempurna. Butuh waktu untuk melaksanakan itu. Mungkin 10 tahun mendatang UU ini sudah berjalan mulus.
18
SERASI | Media Komunikasi Lingkungan
Bagaimana dengan perusahaan retail yang masih menggunakan plastik, tapi juga menjual tas belanja kain dengan alasan go green? Kami sudah bekerja sama dengan beberapa perusahaan retail untuk mengganti plastik dengan tas. Sebagian sudah setuju. Namun, itu perlu waktu. Tapi kami sudah mengupayakan. Di luar negeri, pedagang akan mengenakan charge jika pembeli minta kantung plastik untuk belanjaannya. Hal ini akan membuat pembeli membawa tas sendiri dari rumah. Apa cara seperti itu bisa diterapkan di Indonesia? Perusahaan Body Shop sudah melakukan itu. Beberapa retail juga. Jika pembeli hanya membeli sedikit belanjaan dan masih bisa disimpan dalam tas, penjual tidak akan memberikan plastik. Sekarang muncul yang disebut dengan plastik degradable. Seperti apa plastik itu? Plastik itu adalah plastik dari singkong yang tentunya lebih ramah lingkungan. Plastik ini digunakan untuk membungkus makanan, bukan sebagai plastik kresek. Karena lebih ramah lingkungan, plastik ini hanya bisa menyimpan makanan dalam waktu yang singkat. Hal ini lagilagi membuat produsen makanan harus berpikir untuk menggunakannya. Terkait dengan program 3R. Sudah sejauh mana progressnya? Program ini masih terus berjalan. Salah satu bentuk dari 3R yang sedang in adalah Bank Sampah itu tadi. Sampah-sampah yang ada di bank bisa di reuse, ada juga yg di recycle atau reduce.
Termotivasi Para
Tokoh Dunia
T
mendapatkan pengetahuan tentang bagaimana cara berorganisasi, cara bernegosiasi, dan bekerja sama dengan banyak orang. Supaya terus termotivasi, Nelly bahkan memajang banyak foto dari tokoh-tokoh dunia, seperti Soekarno, Mahatma Gandhi, Benazir Butto, dan lain-lain di ruangannya. “Saya banyak membaca buku tentang mereka. Dari buku-buku itu saya tahu bagaimana caranya menjadi orang yang punya pikiran maju. Foto-foto mereka ada di sini salah satunya untuk memotivasi saya untuk terus berjuang,” ujar Nelly. Salah satu bentuk “perjuangan” Nelly adalah dengan menelurkan meluncurkan sebuah program Pendidikan Lingkungan Usia Dini. Lewat program ini Nelly menelurkan buku edukasi untuk anak-anak. Buku ini ditujukan kepada orang tua, sebagai panduan untuk mengajarkan anak-anak supaya lebih peduli terhadap lingkungan. Dua buku yang telah diterbitkan adalah Air tahun 2004 dan Pengelolaan Sampah tahun 2005. “Pendidikan lingkungan sebaiknya dilakukan sejak dini. Jika hanya mengajarkan lewat lisan, anak-anak kurang “menangkap”. Nah lewat buku ini, diharapkan anak-anak akan lebih bisa antusias terhadap lingkungan, karena buku ini dikemas dengan banyak gambar dan warna yang menarik” tambahnya. n
Foto : Aldino - Serasi
ak pernah berhenti bermimpi dan bekerja keras adalah prinsip dalam hidupnya. Tak heran jika ibu dari dua anak ini berhasil dalam meraih citacitanya. Kemampuannya dalam mempimpin staf di Kementerian Lingkungan Hidup dan kegigihannya sebagai negosiator dalam kasus Montara patut menjadi contoh. Dra. Masnellyarti Hilman, MSc, juga dikenal sangat tegas dan berani. Ia tak ragu mempertahankan sesuatu yang menurutnya baik dan benar. Tak ada kata takut dalam kamus Nelly - begitu dia kerap disapa - selama dirinya berada dalam track yang seharusnya. Menjadi orang yang berani, bukan semata-semata karena sifat. Berani juga harus didasari dengan pengetahuan. “Itu sebabnya kita harus terus membekali diri dengan pengetahuan. Sering membaca buku, terutama biografi, orang terkenal, bisa m e m b u k a wawasan kita,” ujarnya seraya tersenyum. L e w a t buku-buku itu pulalah Nelly
Media Komunikasi Lingkungan | SERASI
19
20
SERASI | Media Komunikasi Lingkungan
AGAR HIDUP LEBIH BERSIH DAN SEHAT Pemerintah galakkan Gerakan Indonesia Bersih. Fokusnya, pengelolaan sampah dan sanitasi secara terpadu.
K
ementerian Lingkungan Hidup menyelenggarakan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Gerakan Indonesia Bersih (GIB). Rakornas yang bertema “Menjaga Kebersihan Cerminan Harkat, Martabat dan Harga Diri Bangsa” itu dibuka oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Boediono. Sekitar 500 peserta hadir dalam rapat yang digelar pada 12 November 2012 di Gedung Bidakara itu. Mereka terdiri dari Gubernur, Bupati/Walikota, Kepala BLH Provinsi, Akademisi dan LSM lingkungan serta media massa. “GIB bertujuan mengakselerasi terwujudnya lingkungan hidup yang bersih dan sehat, serta Menjaga Kebersihan Cermin Harkat, Martabat dan Harga Diri Bangsa,” kata MenLH, Prof. DR. Balthasar Kambuaya, MBA, Rakornas GIB merupakan rangkaian kegiatan yang tidak terpisahkan dari upaya pemerintah menangani masalah limbah sampah dan sanitasi. Maklum, perkembangan dan pertumbuhan kota-kota di Indonesia, disamping memberi nilai positif bagi kehidupan masyarakat, tapi juga menimbulkan masalah lingkungan yang cukup serius, terutama masalah sampah dan limbah cair domestik. Karena itu upaya pengelolaan sampah dan sanitasi diatur dalam UU No. 18 Tahun 2008
dan dirinci dalam PP Nomor 81 Tahun 2012. Secara umum aturan ini menyebutkan bahwa pengelolaan sampah dan sanitasi merupakan problem yang harus ditangani bersama. Dirinci pula soal pengelolaan sampah rumah tangga dan prinsip 3R (reduce, reuse dan recycle). “Penanggulangan masalah sampah dan sanitasi perlu pendekatan yang integrative. Tidak hanya terkait menyediaan prasarana dan sarana fisik, tapi juga dukungan tata aturan (hukum), beroperasinya kelembagaan pengelola, ketersediaan pendanaan yang memadai. Terutama, dukungan sosio kultural, berupa perhatian dan kepedulian masyarakat dan pimpinan pemerintah, provinsi dan kabupaten/ kota,” papar Balthasar Kambuaya. Dalam Rakornas ini dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman antara15 (lima belas) Menteri dan Kepala Lembaga, diantaranya Menteri Koordinator Bidang Kesejateraan Rakyat, Menteri Lingkungan Hidup, Menteri Dalam Negeri, Menteri Perhubungan, Menteri Kesehatan, Menteri Pekerjaan Umum, serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Dan juga penyampaian buku Pedoman dan Rencana Aksi Pengelolaan Sampah dan Sanitasi. n
Media Komunikasi Lingkungan | SERASI
21
PROFIL
Bank Sampah Poklili, Depok
Berkah Sampah untuk Warga Bermodal tekad dan kerja keras, Djuniawan Waniarti, berhasil mendirikan Bank Sampah. Tak hanya membuat lingkungan bersih, tapi juga membantu perekonomian warga.
B
agi Djuniawan Wanitarti, hidup ini harus berarti bagi orang lain. Itulah yang menjadi dasar pemikiran dari yang dilakukanya saat ini. Merasa prihatin akan volume sampah yang membengkak, Djuni – begitu biasa ia disapa - berpikir untuk melakukan “sesuatu”. Menurut Djuni, sampah bukan sesuatu yang harus selalu dibuang. Ada yang bisa dilakukan dengan sampah-sampah ini. Dengan menggunakan satu rumah khusus di Griya Limbah, Blok B1 No.5, Depok, Jawa Barat. Djuni mendirikan Bank Sampah yang diberi nama Kelompok Peduli Lingkungan atau biasa disebut Poklili pada tahun 2010 lalu. Di sinilah Djuni, bersama beberapa warga, biasa mengolah sampah rumah tangga warga Griya Limbah.
22
SERASI | Media Komunikasi Lingkungan
Konsep dari Bank Sampah Poklili ini sangat sederhana, tapi penuh manfaat. Warga sekitar bisa “menabung” sampah rumah tangga mereka di Poklili. Lalu, Djuni dan beberapa warga yang biasa membantu akan memilah sampahsampah tersebut. Sampah organik akan dijadikan kompos, sementara sampah anorganik akan dijual kepada pengadah sampah. Harganya beragam, tergantung jenis sampah yang dijual. Misalnya untuk botol minuman biasanya dijual Rp 4000 per kilogram. “Biasanya kami jual ke pengadah sekitar dua atau tiga kali sebulan. Jumlahnya bisa mencapai 100 kilogram. Dari sampah penjualan ini, kami bisa mendapat Rp 2 juta,” ujar Djuni. Hasil penjualan sampah ini, nantinya akan dikembalikan
Berkat kerja kerasnya, 13 Oktober lalu Djuni diundang ke Osaki, Jepang. Di negeri Matahari Terbit itu, Djuni banyak menerima pujian dari pemerintah Jepang karena Bank Sampah yang didirikannya
kepada nasabah. Poklili mengambil sedikit untung dari hasil penjualan untuk membeli beras. “Beras ini pun nantinya akan kami kembalikan lagi ke nasabah, sesuai dengan jumlah sampah yang ditabung. Jadi, nasabah benar-benar untung,” ujar ibu tiga anak ini.
Dukungan Keluarga Selain dijual, sampahsampah juga ada yang digunakan untuk didaur ulang menjadi kerajinan tangan seperti tatakan gelas, tas, tikar, hingga baju anak-anak. Harga yang dipatok untuk kerajinan tangan ini bervariasi. Mulai dari Rp 5000 hingga Rp 250.000. Kerajinan ini dibuat sendiri oleh warga Griya Limbah dan dijual pula oleh warga.” Jadi warga di sini tidak hanya bisa produksi, tapi bisa juga menjual,” ujar Djuni. Tidak mudah memang menjalankan tugas tersebut. Apalagi Bank Sampah merupakan bisnis nonprofit. Namun, karena tekad yang kuat sertà dukungan keluarga, Djuni yang juga memiliki bisnis gorden ini mampu melewatinya dengan baik.
Berkat kerja kerasnya, 13 Oktober lalu Djuni diundang ke Osaka, Jepang. Di negeri Matahari Terbit itu, Djuni banyak menerima pujian dari pemerintah Jepang karena Bank Sampah yang didirikannya itu. Selain itu, Djuni juga banyak belajar dari negeri tersebut. Untuk menanggulangi masalah sampah, menurut Djuni, Indonesia dengan Jepang sebenarnya sudah sama. Misalnya, dengan memilah sampah berdasarkan jenisnya. “Tapi karena teknologi mereka lebih maju, mereka bisa lebih
memanfaatkan sampah atau limbah, seperti minyak jelantah yang dijadikan bahan bakar,” tutur wanita yang memiliki hobi bercanda ini. Meski begitu, Djuni tetap optimis Indonesia bisa bebas dari sampah asal ada niat dari diri sendiri dan kerja sama yang baik dari semua pihak. Djuni sendiri mengajarkan hal tersebut kepada tiga anak lakilakinya. “Mereka jadi terbiasa ngantongi sampah. Begitu sampai rumah, baru dibuang,” ujarnya sambil tertawa. n
Media Komunikasi Lingkungan | SERASI
23
PROFIL Foto : Tyas - Serasi
Gazali
Pengelola Bank Sampah di KLH Menyadari akan bahaya yang ditimbulkan oleh sampah, Gozali bersedia mengelola bank sampah di KLH. Tujuannya adalah menyelamatkan bumi.
Sebelumnya Gozali tak pernah menyangka kalau sekarang dia harus bergumul dengan sampah. Padahal, sebelumnya mantan karyawan sebuah perusahaan swasta ini selalu menghindar setiap mencium aroma tak sedap dari sampah. Namun, semua itu berubah ketika dia bertemu dengan seorang asisten deputi pengolahan sampah KLH. “Saat itu saya mengerti, aroma gas metan yang menghasilkan gas rumah kaca, walaupun gas metan itu juga bisa dimanfaatkan,” kata Gazali. Setelah mengerti bahaya yang ditimbulkan oleh sampah itu, ia mulai tertarik dan belajar perlahan-lahan mengenai pengelolaan sampah. Maka, sejak tahun 2008, jadilah Gazali sebagai pengolah sampah di KLH. “A w a l n y a s a y a h a n y a mengolah sampah organik saja yang diubah menjadi
24
kompos,” ujarnya. Tapi usahanya itu kemudian berkembang, t e r u t a m a sejak Menteri Lingkungan Hidup, Prof. D r. B a l t h a s a r K a m b u a y a meresmikan bank sampah pada 29 Februari 2012. Gozali dipercaya untuk mengelola kegiatan bank sampah dan pengelolaan limbah di KLH. Ide awal mendirikan bank sampah ini sebenarnya karena memang banyak sampah yang menumpuk. Di samping itu, tujuan utama dari mendirikan bank sampah, agar masyarakat bisa membuang sampah pada tempatnya. “Masyarakat dididik agar bisa membuang ditempatnya, karena sampah bisa dimanfaatkan lagi,”
SERASI | Media Komunikasi Lingkungan
katanya. Namun, Gozali menyadari masih sulit menciptakan kesadaran masyarakat, karena sampah sering dianggap sepele. Padahal sepengetahuannya terjadinya pemanasan global disebabkan oleh gas mentan sampah yang dibiarkan menumpuk. Dari pengetahuan itu juga, kemudian Gozali menyadari bahwa pembuatan kompos yang berasal dari sampah organik ternyata masih menciptakan sisa sampah.
Karena itu, Gozali selanjutnya mengambil sisa sampah yang masih bisa didaur ulang atau dibuat kerajinan tangan. Kreativitas membuat kerajinan tangan itu sebenarnya menarik perhatian Gazali. “Sebagai karya home industry harga produk daur ulang bisa lebih mahal. Sebuah payung yang terbuat dari limbah plastik saja, bisa mencapai Rp 125 ribu tanpa bisa ditawar,” kata Gazali bercerita. Namun sayangnya, ia belum bisa melakukan hal tersebut karena keterbatasan tenaga.
Foto : Tyas - Serasi
Bank Sampah
Dalam menjalankan operasional bank sampah, Gozali biasanya menerima sampah dari para karyawan di KLH. Biasanya sampah yang mereka bawa adalah koran bekas seberat dua kilogram. Namun, Gozali tidak langsung membayarnya karena uang itu ditabung dulu di bank tersebut. “Harga lapak setiap hari kerap berubah. Dan uang baru bisa cair sekitar dua minggu setelah sampah itu saya terima,” katanya. Harga yang dipatok Gazali untuk setiap sampah pun tak pernah tetap karena mengikuti harga pasar. Selain koran, bank sampah Gozali tak menerima limbah plastik, kecuali yang bisa dimanfaatkan seperti koran, kertas besi alumunium dan botol plastik minuman. Seperti telah diungkapkan sebelumnya, Gozali mengolah sendiri sampah organik, Produk yang dihasilkkan dari pengolahan limbah padat ini terdiri dari kompos, pupuk cair dan pelet ternak. Pelet ternak inidiproduksi dari sisa nasi atau lauk pauk matang yang tidak habis. Semua produk yang dibuat Gozali tidak diperjualbelikan sembarangan karena tujuannya bukan untuk bisnis komersial. Biasanya semua itu ditunjukan ketika
Semua produk yang dibuat Gozali tidak diperjualbelikan sembarangan karena tujuannya bukan untuk bisnis komersial.
pameran atau dibeli oleh pengunjung yang datang melihat proses pengelolaan bank sampah. Dengan adanya bank sampah ini, kata Gozali, nasabah akan mendapatkan keuntungan. Jika pasokan sampah banyak yang datang, keuntungan nasabah bank bisa mencapai Rp 1,4 juta per bulan. Namun di mata Gozali hal tersebut bukan menjadi tujuan utama. Baginya terpenting adalah upaya untuk menyelamatkan bumi dari pemanasan global. n
Media Komunikasi Lingkungan | SERASI
25
KILAS
LINGKUNGAN
Konferensi Dunia tentang
Foto : www.fwordpress.com
Foto : www.flickrhivemind.net
KEANEKARAGAMAN HAYATI Jakarta, 24 Oktober 2012 - Indonesia mengikuti Meeting of the Parties to the Cartagena Protocol on Biosafety (MOP6) dan Conference of the Parties Convention on Biological Diversity-(COP 11 CBD) dengan tema “Nature Protects if She is Protected” yang diselenggarakan pada tanggal 1-19 Oktober 2012 di Hyderabad, India. Pertemuan COP 11 tersebut dihadiri lebih dari 16.000 peserta yang terdiri dari perwakilan 173 Negara Pihak CBD, organisasi internasional, Non governmental organization, Indigenous and Local Communities, kalangan industri, kelompok peneliti, serta observer. Delegasi Indonesia dipimpin oleh MenLH, Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, MBA, , terdiri atas wakil dari Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kehutanan, Kementerian Luar Negeri, perwakilan organisasi non pemerintah. n (PPE Jawa)
Perbaikan Hutan
Sudah 60%
Makassar, 20 Oktober 2012 - Menteri Lingkungan Hidup, Balthasar Kambuaya menyebutkan bahwa rekonstruksi atau perbaikan hutan di Indonesia telah mencapai 60 persen. “Kita selama tiga tahun berturut turut melakukan perbaikan hutan dan telah mencapai 60 persen lebih di seluruh Indonesia,” paparnya usai menanam pohon di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Dalam rangkaian kunjungan kerja itu, MenLH mengatakan, pihaknya tetap mengupayakan agar terus melakukan perbaikan lingkungan tiap tahun, salah satunya menanam pohon agar kondisi hutan dan lingkungan tetap terjaga. Selain MenLH, rombongan tersebut juga diikuti oleh beberapa anggota DPR RI Komisi VII, Staf KLH, Perwakilan Pemprov Sulsel, dan Bupati Maros Hatta Rahman dan pejabat Pemda setempat. n (Antara News)
26
SERASI | Media Komunikasi Lingkungan
Kerjasama Lingkungan Hidup Indonesia – Singapura Ke VI D e n p a s a r, 3 0 Oktober 2012 - Kementer ian Lingkungan H idup dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Air Singapura melakukan pertemuan kerjasama program lingkungan hidup di Bali. Pertemuan ini diselenggarakan dalam rangka kerjasama bilateral ke-6 Indonesia-Singapore Environmental Partnership (ISEP). Turut hadir dalam pertemuan ini dihadiri oleh Menteri Lingkungan Hidup RI, Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, MBA dan Menteri Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Air Singapura, Dr. Vivian Balakrishnan. Dalam pertemuan ini, menteri kedua negara membahas dan bertukar pandangan mengenai isu-isu lingkungan hidup yang menjadi kepentingan bersama dan berbagi pendekatan masing-masing dalam memenuhi tantangan untuk mencapai keberlanjutan lingkungan. n
Jakarta, 2 November 2012 – Pada tanggal 23 – 24 Oktober 2012 diselenggarakan Workshop PPE Bali di Denpasar, Bali. Workshop tersebut acara terakhir dari program yang diadakan di 5 Pusat pengelolaan Eco-region se Indonesia. Acara yang dibuka oleh Assiten Deputi Komunikasi Lingkungan Siti Aini Hanum yang dilanjuti dengan paparan pertama tentang Kebijakan Pengembangan Komunikasi Lingkungan, yang dibawakan oleh Asdep Komunikasi Lingkungan sendiri. Dalam konsepnya beliau mengharapkan pengembangan komunikasi lingkungan lewat media maya harus mengarah pada perubahan perilaku; harus melibatkan bidang Informasi. Komunikasi dan Pemberdayaan ketiga elemen ini sangat dibutuhkan sehingga proses komunikasinya berlangsung secara utuh dari proses Tahu, Paham, Peduli, Aksi sampai Advokasi. n
Foto : KLH
Pentingnya Publikasi Media Maya
Workshop PPE Bali
Penyidik Dimutasi, Menteri LH Temui Mendagri JAKARTA, KOMPAS.com - Kerjasama Kementerian Lingkungan Hidup dengan Badan Reserse dan Kriminal Polri telah menghasilkan 652 pejabat penyidik pegawai negeri Sipil Lingkungan Hidup. Namun, dari jumlah itu, hanya 60 persen yang masih aktif. Sisanya, 40 persen, dimutasi atau ditempatkan di bidang yang tak sesuai kapasitas sebagai PPNS-LH. “Sayang sekali, kita sudah didik baik-baik dan kita bekali kemampuan dalam penegakan hukum lingkungan, ditempatkan gubernur atau bupati/walikota tidak sesuai kemampuannya. Prinsip right man on the right place tidak diterapkan,” ungkap Balthasar Kambuaya, Menteri Lingkungan Hidup, Senin (29/10/2012) di Jakarta. Ia membuka Pertemuan Teknis Peningkatan Kapasitas Pejabat PPNS-LH. Kegiatan ini dihadiri berbagai PPNS di daerah. Balthasar Sayang sekali, kita sudah mengatakan agar PPNS-LH di daerah tidak lagi dimutasi didik baik-baik dan “seenaknya”, Pihaknya telah bertemu dengan Menteri Dalam kita bekali kemampuan Negeri Gamawan Fauzi beberapa waktu lalu. dalam penegakan hukum lingkungan, ditempatkan Di situ, Balthasar mengungkapkan salah satu permasalahan gubernur atau bupati/ atau kendala di bidang penegakan lingkungan hidup, Yaitu walikota tidak sesuai penempatan PPNS-LH di daerah yang tak sesuai. “Mendagri sudah kemampuannya. Prinsip mengirim surat ke gubernur dan bupati/walikota agar hal ini jadi right man on the right place perhatian,” ungkapnya. tidak diterapkan. Ia berharap PPNS-LH yang telah direkrut diberi penempatan sesuai -Balthasar Kambuaya bidang. Daerah juga diminta memperhatikan PPNS-LH agar benarbenar berperan dalam menjaga kualitas lingkungan daerah. n
“
Editor : Robert Adhi Ksp
Media Komunikasi Lingkungan | SERASI
27
SOSOK
LINGKUNGAN
HIDAYAT
Meraup Rupiah
dari Sampah
J
angan anggap remeh tukang sampah. Tengok saja Hidayat, meski setiap hari bergumul dengan tumpukan sampah, siapa sangka omzet bulananya bisa mencapai ratusan juta. "Faktanya saya ini tukang sampah," ujarnya. Hidayat memang tukang sampah plus. Melalui perusahaannya PT Mittran Alsintani Persada (Mittran), ayah dua anak ini ‘menyulap’ sampahsampah kotor yang berbau tak sedap itu, menjadi pundi-pundi uang. Tidak hanya membuat kompos dan biomassa, bisnis sampah yang telah dirintisnya sejak 2002 itu juga memproduksi beragam mesin Simaster (Sistem Mengolah Sampah terpadu) dengan berbagai kapasitas. Selain itu, Hidayat juga memberi pelatihan untuk beberapa perusahaan, anak sekolah, dan kalangan profesional yang ingin belajar mengolah sampah. Usaha yang dirintis Hidayat ini, tentu tidak dibangun
28
dalam waktu satu malam. Sejak pindah rumah ke Wilayah Jatimurni, Bekasi, dia kerap mengamati sampah yang dibuang sembarangan. “Semua diserahkan ke RT atau kalau ada kebun kosong, sampah dibuang kesitu,” katanya. Bermodalkan delapan buah drum Hidayat mulai membeli sampah organik milik warga. Setiap drum sampah dia beli seharga Rp 25 ribu per bulan. “Tapi sekarang harga sampah sudah Rp 50 per drum/bulan,” tambah mantan pengusaha produk pertanian ini. Kemudian Hidayat menjadikan Mittran sebagai tempat eksperimen untuk mengolah sampah-sampah tersebut menjadi kompos dan menjualnya. “Awalnya kami sering minus,” ujarnya. Toh, ia
Ayah dua anak ini ‘menyulap' sampahsampah kotor yang berbau tak sedap itu, menjadi pundipundi uang.
SERASI | Media Komunikasi Lingkungan
tak menyerah. Hidayat tetap meletakan drum-drum itu pada setiap RT. “Bahkan mungkin ada yang merasa iba melihat kami sebagai tukang gerobak sampah dan pemulung,” kata Hidayat mengenang. Jerih payah Hidayat pun akhirnya membuahkan hasil. Sampah-sampah yang dijualnya laris manis. “Begitu sampahnya datang, truk-truk para distributor langsung berdatangan. Dalam dua jam, semua jenis sampah plastik bekas minuman, kaleng, kardus, botol bekas, bekas kepingan CD, dan kertas, habis terjual,” katanya. Saat ini, Hidayat sudah memiliki drum dengan label Minttran yang disediakan untuk ribuan rumah. Selain itu, sudah banyak TPA yang dijaring seperti di Batam, Palembang, Bantar Gebang dan sebagainya. “Pokoknya warga tinggal mengumpulkan sampah, kami akan membelinya,” ujar sarjana ekonomi itu. n
HARINI BAMBANG WAHONO
Pohon dan Hewan,
Sahabat Saya
U
sianya tak lagi muda, tapi kepeduliannya terhadap lingkungan melebihi anak muda. Dia, Harini Bambang Wahono, 80 tahun. Eyang Harini – begitu dia kerap disapa - sejak kecil memang sudah terbiasa melestarikan lingkungan. Sebagai anak dari seorang mantri tani, wanita bertubuh mungil ini mengaku lingkungan telah mendarah daging dalam dirinya. “Saya bersahabat dengan pohon dan aneka satwa. Pohon memberikan buah yang bisa dimakan dan membuat tabungan saya penuh. Sedih rasanya kalau melihat ada pohon yang daunnya layu atau melihat hewan disembelih,” tutur Harini. Keakrabannya dengan alam agaknya juga membuat Harini seolah telah membaca akan terjadi problem ling-kungan di bumi ini. Itu sebabnya ia giat melakukan penghijauan dan mengolah sampah jauh sebelum isu global warming dan efek rumah kaca marak. “Ada slogan 4R yakni Reduce, Reuse, Rycycle, Replant yang terkait dengan masalah global warming dan efek rumah kaca,” kata
peraih penghargaan Kalpataru tahun 2001 ini. Pada tahun 1980, ketika Harini dan suami baru pindah, kondisi Kampung Banjasari, Cilandak Barat, Jakarta Selatan, belum seperti sekarang. Waktu itu, nyaris tak ada penghijauan, sampah rumah tangga pun tidak dikelola dengan baik. Kemudian, ketika suaminya menjadi Ketua RT, mak a Harini otomatis menjadi Ketua PKK. Jabatan itu yang dimanfaatkannya untuk mengajak warga merawat lingkungan. “Dua dari sepuluh program kerja PKK adalah soal pelestarian lingkungan hidup dan pemanfaatan tanaman p e k a ra n g a n ,” k at a J u a ra Nasional Konservasi Alam dan penghijauan yang dise lenggarak an D epar temen Pertanian dan Kehutanan pada
Tahun 1996, Kampung Banjarsari dinobatkan menjadi kawasan percontohan ramah lingkungan oleh UNESCO Jakarta.
tahun 2000 itu. Kendati tak gampang, toh pada 1992 usaha Harini membuahkan hasil. Warga mulai tertarik. Kampung yang berada di kawasan urban, tak jauh dari Jalan Fatmawati yang terkenal macet itu, menjadi hijau dan asri. Tahun 1996, Kampung Banjarsari dinobatkan menjadi kawasan percontohan ramah lingkungan oleh UNESCO Jakarta. Sejak itu UNESCO memberi bantuan pelatihan sampah terpadu kepada Harini dan warga Banjarsari. “Tahun 2000 saya dikirim ke Filipina mempelajari waste management secara terpadu,” kata Harini yang kerap diundang sebagai pembicara pada berbagai forum pelestarian lingkungan itu. Meski tubuhnya telah renta, toh juara II Adipura 2007 ini belum menunjukan tandatanda ingin “pensiun”. Dia tetap aktif mengajar di Kelompok Tani Dahlia yang dibentuknya. Melalui kelompok ini, Harini memberi pelatihan untuk warganya dan masyarakat umum yang ingin belajar soal tanaman dan pengolahan sampah. n
Media Komunikasi Lingkungan | SERASI
29
OPINI
“Penanganan Kesehatan Lingkungan Harus Fokus” Dr. Budi Haryanto (Head of Research For Climate Change, University of Indonesia)
B
erbicara mengenai konsep kesehatan lingkungan, tentu tak lepas dari adanya alam yang sehat. Setiap penyakit pasti ada penyebabnya, bahkan sebagian besar karena exposure (pancaran) akan sesuatu. Sedikit sekali penyakit yang benar-benar karena genetik, kebanyakan disebabkan gaya hidup atau pola makan individunya. Ada orang yang tiba-tiba terkena asma yang selama ini dipercaya penyakit keturunan, tapi ternyata tak ada riwayat penyakit tersebut dalam keluarganya. Ini menandakan bahwa beberapa hal bisa mengekspos kondisi kesehatan. Kelompok exposure ada yang biologis, fisik, atau kimia mulai
30
dari bakteri, virus, jamur, parasit, debu, suhu, gas CO, arsen, PP, bahkan radiasi langsung. Exposure masuk ke tubuh manusia tidak melalui panca indera atau langsung mengenai bagian tubuh, seperti radiasi gelombang elektromagnetik atau medan magnet. Untuk bisa memasuki tubuh tentu membutuhkan media yakni udara, sinar UV, makanan serta minuman. Radiasi elektromagnetik ini semua ada di lingkungan. Karenanya orang sakit harus dilihat dari dua sisi, yaitu siapa yang sakit dan seper ti apa kualitas lingkungannya. Berdasarkan laporan dari dinas kesehatan, di setiap kabupaten/kota jumlah orang yang sakit setiap tahun
SERASI | Media Komunikasi Lingkungan
meningkat. Dari mulai demam berdarah, malaria, ISPA hingga tuberculosis. Ini jelas disebabkan karena lingkungannya semakin buruk. Misalnya, karena ada microbacterium tuberculosis di udara atau di rumah yang lembab. Di udara pun banyak sekali partikel debu 10 microns penyebab ISPA. Demikian juga dengan nyamuk Aedes Aegepty karena tempat perindukannya bertambah akibat curah hujan tinggi. Sampah merupakan salah satu sumber penyakit karena mengundang binatang, seperti kecoa, tikus, lalat, dan nyamuk sebagai exposure sisi biologisnya. Dari segi kimia, sebagian tumpukan sampah mengalami dekomposisi (penguraian) anaerob. Hasil reaksi kimiawi
HARUS FOKUS Selama ini penanganan kesehatan lingkungan banyak
Foto: kecamatan-jambangan.org
tersebut akan turun ke tanah dan bisa mencemari tanah. Sementara jika sampah dibiarkan membusuk akan menghasilkan gas metan (CH4). Jika terhirup manusia, gas ini bisa menyebabkan keracunan atau langsung naik ke udara menjadi gas rumah kaca (GRK). Dari kualitasnya, gas metan lebih keras dibandingkan karbon dioksida (CO2) walau jumlahnya tak sebesar karbon dioksida sebagai GRK. Negara Eropa telah mengklaim bahwa 51 persen penyumbang GRK adalah gas metan. Di Eropa masyarakatnya kebanyakan penyedia peternakan yang sampah organiknya mengeluarkan gas metan. Di tempat lain, selain Eropa, CO2 berasal dari pembakaran energi dan transportasi. Sarana transportasi yang dominan menyebabkan polusi udara. Hal ini bisa disebabkan karena kualitas bensin yang dipakainya kurang bagus, ditambah teknologi kendaraannya belum canggih menyerap emisi dari bensin. Kalau senyawa-senyawa kimianya yang bersifat karsinogenik itu setiap hari dihirup masyarakat, maka akan mudah menemukan penderita hemodialisis, leukemia, kanker, dan sebagainya.
Contoh lingkungan rumah yang sehat.
melibatkan berbagai sektor, seperti BPLHD, PU, Depkes, Depdikbud, hingga Depsos. Tapi semua berjalan sendiri. Padahal sejak kepemimpinan Soeharto, sudah ada konsep keterpaduan. Sayangnya sampai sekarang hal itu masih sekadar jargon. Contohnya, dalam rapat kerja level internasional ada ide bagus. Idealnya antar sektoral bergandeng tangan. Agar lebih fokus mengatur strategi dan aksi. Tapi ketika anggaran belanja masing-masing sektor turun, pekerjaan tadi cenderung ditinggalkan. Masing-masing sibuk menghabiskan dana dan menyelesaikan tugas rutinnya lebih dahulu. Sementara anggaran kerja bersama tetap harus dipertanggungjawabkan kepada BPK. Alhasil, komitmen bersama tadi menjadi business as usual. Meeting, kumpul
bersama antar sektor tetap diikuti karena ada dananya. Konsep dan dokumen pun dibuat, tapi setelah tak ada realisasi pelaksanaan di lapangan . Hubungan antara kesehatan dan lingkungan terkait erat. Idealnya kementerian lingkungan hidup menggarap kondisi exposurenya,sedangkan kementerian kesehatan mencegah agar masyarakat jangan sampai sakit. Kesehatan adalah hak asasi manusia. Jadi sebenarnya masyarakat bisa menuntut pemerintah dan meminta ganti rugi kalau memang penyebab penyakitnya karena kurangnya pengelolaan lingkungan. Itu sudah ada payung hukumnya dan sudah disepakati. Kalau sudah hak asasi tentu menjadi kewajiban pemerintah untuk melindungi warganya. n
Media Komunikasi Lingkungan | SERASI
31
BERITA
LINGKUNGAN
Foto: www.greenpeace.org
Foto: www.ndonesiamedia.com
“Seringkali yang terjadi adalah pemanfaatan sumber daya alam tidak atau kurang mengindahkan norma-norma kelestarian lingkungan.”
Potret Lingkungan
Indonesia
Kian Memprihatinkan Kasus eksploitasi lingkungan semakin banyak dan tidak sedikit yang mengalami kerusakan.
P
otret lingkungan di Indonesia dari tahun ke tahun makin memprihatinkan. Tren kasus lingkungan ini terus meningkat seiring kebijakan daerah dalam mengelola daerahnya masing-masing. Berdasarkan data terakhir dari Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia, pada 2012 sudah ada 300 kasus lingkungan hidup seperti kebakaran hutan, pencemaran lingkungan, pelanggaran hukum, dan pertambangan. Data lain yang mendukung tentang potret lingkungan Indonesia adalah berdasarkan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup yang dibuat oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Tercatat, ada penurunan kualitas lingkungan, yakni pada 2009 sebesar 59,79 persen, 2010
32
SERASI | Media Komunikasi Lingkungan
sebesar 61,7 persen, dan 2011 sebesar 60,84 persen. Hal ini juga diperkuat dengan data terakhir Menuju Indonesia Hijau di mana Indonesia hanya memiliki luas tutupan hutan sebesar 48,7 persen seluruh Indonesia. Menteri Lingkungan Hidup Indonesia, Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, MBA, mengungkapkan hal tersebut saat membuka acara “Peluang dan Tantangan Pengendalian Lingkungan Hidup Pasca Otonomi Daerah” di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (24/10). Ia mengatakan bahwa ada kecenderungan ekploitasi sumber daya alam di era otonomi daerah tidak dapat dihindari. Hal ini disebabkan karena pemerintah daerah berusaha untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Akibatnya, izin pengelolaan sumber
Sementara itu, pihaknya bersedia untuk melakukan kerjasama dengan pemerintah daerah untuk melakukan kajian riset tentang lingkungan hidup. Riset ini tentu saja akan mengindentifikasi persoalan lingkungan di daerah serta penguatan pada lingkungan. “Hal lain yang penting adalah pendekatan komprehensif dari berbagai stakeholder untuk menjaga lingkungan,” tambahnya. n (Sumber : National Geographic Indonesia)
Foto: www.guardian.co.uk
daya alam terlalu mudah untuk dikeluarkan tanpa mempertimbangkan secara cermat dampak lingkungan. “Seringkali yang terjadi adalah pemanfaatan sumber daya alam tidak atau kurang mengindahkan norma-norma kelestarian lingkungan,” katanya. Menteri mencontohkan masalah pertambangan di Indonesia yang menjadi salah satu penyumbang pendapatan daerah. Berdasarkan data statistik Kementerian Kehutanan, pada 2010 terdapat 77 izin bangunan lahan untuk hutan dan pertanian di seluruh Indonesia. Namun, yang terjadi kurang lebih 40 ribu bangunan yang menggunakan hutan. Selain itu, aktivitas pertambangan yang mereka lakukan tidak menganut prinsip keseimbangan lingkungan. Meski daerah sudah menjalankan otonomi daerah masing-masing, keseimbangan lingkungan juga perlu dilakukan. Perlu adanya intervensi dari berbagai pihak seperti akademisi, pemerintah, masyarakat, serta pihak lainnya untuk mengidentifikasi persoalan lingkungan di daerah. Bahkan, riset-riset dari perguruan tinggi perlu dilakukan sebelum daerah melakukan eskploitasi terhadap sumber daya. “Pemerintah daerah dapat mendukung pelestarian lingkungan dan peningkatan PAD dengan mematuhi aturan tata ruang nasional serta meningkatkan kepedulian pada aspek konservasi dan pemulihan,” papar Menteri. Ia berharap untuk mendukung kepedulian pada aspek konservasi dan pemulihan lingkungan diperlukan kearifan lokal yang terdapat di setiap daerah. Dengan mempertahankan kearifan lokal, pelestarian lingkungan dapat dipertahankan. Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Suratman, tak menampik bila seiring kebijakan otonomi daerah, ekpolitasi sumber daya alam secara serampangan seringkali terjadi. Perlu ada kesadaran dan perhatian dari daerah masingmasing untuk tetap melakukan pelestarian lingkungan serta upaya konservasi.
Foto: http://maramedia.ro
Media Komunikasi Lingkungan | SERASI
33
BERITA
LINGKUNGAN
Menteri Lingkungan Hidup
Apresiasi Siswa-Siswi
Peduli Mangrove Pelestarian mangrove dan ekosistem lainnya perlu perhatian pemerintah dan masyarakat.
B
Foto: www.smk-jkt.tarakanita.or.id
anyak cara yang bisa dilakukan untuk memperbaiki alam sekitar yang kondisinya kian memperihatinkan. Dimulai dari hal yang kecil dan dimulai dari diri sendiri. Setidaknya, itulah yang dilakukan oleh siswa siswi TK, SD, SMP, dan SMA Tarakanita, dalam rangka memperingati Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional, Selasa 23 Oktober 2012, di Pulau Cangkir, Balaraja. Agenda acara yang dihadiri oleh Menteri Lingkungan Hidup, Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, MBA, perwakilan Gubernur Jawa Barat, dan LSM Wahana Hijau Mandiri ini adalah untuk menanam mangrove di sekitar Pantai Cangkir yang kian rusak karena faktor alam dan manusia. Menurut Kambuaya, Indonesia merupakan bangsa yang kaya bukan hanya dari budaya, tapi juga dari ekosistemnya. Setidaknya, ada 9000 spesies pohon di Indonesia. Untuk mangrove sendiri, Indonesia memiliki nilai 20%, dari seluruh mangrove yang ada di dunia. Hanya saja, faktor manusia atau faktor alam seperti perubahan iklim atau abrasi, membuat mangrove di pesisir pantai menjadi mengkhawatirkan. Berdasarkan survei yang dikutip dari Ditjen BPADS Kementerian Kehutanan RI, luas hutan mangrove di Indonesia terus mengalami penyusutan. Pada tahun 2006 ada sekitar 7,7 juta hektar, namun pada survei tahun 2010 hanya tersisa 3 juta hektare.
34
SERASI | Media Komunikasi Lingkungan
Di pantai Pulau Cangkir sendiri terjadi penyusutan sebesar 8.5 hektar yang disebabkan oleh degradasi pantai. Dan 5-10% dari 20% mangrove di Indonesia mengalami kerusakan. Menurut, Kambuaya, pelestarian mangrove, juga ekosistem lainnya perlu perhatian khusus tak hanya dari pemerintah, tapi juga dari masyarakat. Apalagi, sebagian besar wilayah Indonesia adalah laut dan banyak masyarakat yang menggantungkan hidupnya sebagai nelayan. Untuk itu KLH telah menjalankan program Rantai Mas (Rehabilitasi Pantai Mengikutsertakan Masyarakat) dalam upaya pelestarian pantai. “Dalam program ini ada kerjasama antara pemerintah dengan masyarakat. Pemerintah memberi contoh bagaimana menanam mangrove dan menjaga lingkungan, kemudian masyarakat meneruskan. Kami juga membantu membuatkan tambak,” tutur Kambuaya. Dengan berjalannya program Rantai Mas, diharapkan akan muncul kesadaran masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Bukan karena kewajiban, melainkan karena menyadari bahwa lingkungan adalah tempat bagi makhluk hidup. Kambuaya sangat mengapresiasi gerakan dari siswa-siswi Tarakanita yang antusias untuk menanam mangrove di pesisir pantai Pulau Cangkir. “Saya bangga kepada mereka yang care terhadap lingkungan. Generasi muda seperti inilah yang dibutuhkan untuk mencapai lingkungan yang lebih baik dalam 10 - 20 tahun mendatang,” katanya. n
TABEL LUASAN HUTAN MANGROVE INDONESIA Area of Mangroves No.
PROVINCE
Bakosurtanal 2009
RLPS-MOF 2007
1.
Nangroe Aceh Darussalam
22,950.321
422,703.000
2.
North Sumatera
50,369.793
364,581.150
3.
Bengkulu
4.
Jambi
5.
Riau
6.
Kepulauan Riau
2,321.870
0.000
12,528.323
52,566.880
206,202.612
261,285.327
54,681.915
178,417.549
7.
West Sumatera
3,002.689
61,534.000
8.
Bangka Belitung
64,567.396
273,692.820
149,707.431
1,693,112.110
10,533.676
866,149.000
9.
South Sumatera
10.
Lampung
11.
DKI Jakarta
12.
Banten
500.675
259.930
2,936.188
1,180.195
13.
West Java
7,932.953
13,883.195
14.
Central Java
4,857.939
50,690.000
18,253.871
272,230.300
15.
East Java
16.
D.I Yogyakarta
17.
Bali
0
0
1,925.046
2,215.500
18.
West Nusa Tenggara
11,921.179
18,356.880
19.
East Nusa Tenggara
20,678.450
40,640.850
149,344.189
342,600.120
20.
West Kalimantan
21.
Central Kalimantan
68,132.451
30,497.710
22.
South Kalimantan
56,552.064
116,824.000
164,254.989
883,379.000
23.
East Kalimantan
24.
North Sulawesi
25.
Gorontalo
7,348.676
32,384.490
12,315.465
32,934.620
26.
Central Sulawesi
67,320.130
29,621.560
27.
South Sulawesi
12,821.497
28,978.300
44,030.338
74,348.820
28.
South East Sulawesi
29.
West Sulawesi
3,182.201
3,000.000
30.
North Maluku
39,659.729
43,887.000
31.
Maluku
32.33 Papua and West Papua TOTAL
139,090.920
128,035.000
1,634,003.454
1,438,421.000
3,244,018,460
7,758,410.595
Media Komunikasi Lingkungan | SERASI
35
LINGKUNGAN
Foto: Aldino - Serasi
BERITA
Koordinasi Demi Pelestarian Lingkungan Banyak kasus lingkungan hidup yang terjadi di Indonesia. Butuh persamaan persepsi dengan aparat penegak hukum.
B
anyak kasus pencemaran lingkungan di Indonesia yang cukup memprihatinkan. Sebut saja, kasus Montara di Timor Leste dan kasus Batang Toru yang belum lama ini terjadi. Kerugian yang dialami negara tentu tak sedikit. Karena itu, perlu landasan hukum untuk memper tanggungjawabkan kerusakan lingkungan yang terjadi. Karena itu Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menyelenggarakan pertemuan koordinasi Penegakan Hukum Lingkungan Tahun 2012 di Hotel Sahid Jaya, Jakarta pada
36
6 November 2012. Menteri Lingkungan Hidup, Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, MBA, hadir dalam pertemuan yang dihadiri oleh Ketua Mahkamah Agung RI dan Jaksa Agung RI. Selain itu, hadir pula para Ketua Muda MA, Jaksa Agung Muda, para Hakim Pengadilan Tinggi, Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara dan Pengadilan Tata Usaha Negara, serta para Jaksa dari Kejaksaan Tinggi dan Kejaksaan Negeri. Bersamaan dengan itu, diselenggarakan diskusi panel yang menghadirkan narasumber , antara lain Prof. Dr. Muladi, SH. dan Mas
SERASI | Media Komunikasi Lingkungan
Achmad Santosa, SH., LLM. Koordinasi tersebut merupakan salah satu upaya mengendalikan pencemaran atau perusakan lingkungan hidup. Ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Isinya memberikan mandat kepada aparat penegak hukum yaitu instansi pemerintah yang bertanggung jawab di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Pertemuan itu juga bertujuan meningkatkan efektivitas penegakan hukum lingkungan. Khususnya, Penyidik (PPNS LH dan POLRI), Jaksa dan Hakim untuk mendayagunakan instrumen penegakan hukum lingkungan tersebut, melalui penerapan sanksi administratif, penegakan hukum perdata (penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar dan melalui pengadilan) serta penegakan hukum pidana. “Koordinasi yang kuat dimulai saat pemberkasan sampai dengan proses penuntutan, selanjutnya segera diajukan ke pengadilan dan dilaksanakan proses peradilan oleh Majelis
Untuk penegakan hukum pidana, pada 26 Juli 2011, MenLH, KAPOLRI dan Jaksa Agung RI, telah menandatangani kesepakatan bersama tentang Penegakan Hukum Lingkungan Hidup terpadu.
Foto : Aldino - Serasi
Hakim yang bersertifikat lingkungan,” kata Kambuaya. Hal tersebut bisa tercapai jika ada persamaan persepsi antara PPNS-LH atau Kuasa Hukum MenLH dengan aparat penegak hukum seperti para Jaksa Penuntut Umum (JPU) dan para Jaksa Pengacara Negara (JPN) serta Para Hakim, soal norma dan ketentuan penegakan hukum lingkungan. “Khususnya penegakan hukum pidana, perdata dan tata usaha negara, sesuai pasal-pasal yang diatur dalam UU Nomor 32 Tahun 2009,” tutur Kambuaya.
Butuh Kesamaan Persepsi Untuk penegakan hukum pidana, pada 26 Juli 2011, MenLH, KAPOLRI dan Jaksa Agung RI, telah menandatangani kesepakatan bersama ten-tang Penegakan Hukum Lingkungan Hidup terpadu. Penandatanganan ini bertujuan untuk mengoptimalkan penerapan “Integrated Criminal Justice System” dalam penanganan perkara pidana lingkungan pada tahap penyidikan dan penuntutan. Kemudian untuk mening-
katkan efektivitas penegakan hukum melalui pengadilan, telah ditandatangani Nota Kesepahaman antara KLH dengan MA pada tanggal 18 Juni 2009 tentang Penguatan Kapasitas Hakim Lingkungan. Dan melalui Keputusan Ketua MA tanggal 5 September 2011 dilaksanakan melalui Program Sertifikasi Hakim Lingkungan. Pendidikan dan pelatihannya akan mulai dilaksanakan pada akhir November 2012. MenLH juga berharap, dengan pelaksanaan Program Sertifikasi Hakim Lingkungan ini, putusan-putusan pengadilan dalam penanganan perkara lingkungan hidup, baik ditingkat Pengadilan Negeri, Pengadilan Tata Usaha Negara, Pengadilan Tinggi, Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara dan Mahkamah Agung, akan lebih memenuhi rasa keadilan para pihak dan mendukung upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup. Itulah sebabnya, persamaan persepsi dalam penerapan ketentuan dan norma penegakan hukum lingkungan dalam Undang-Undang 32 tahun 2009 serta koordinasi efektif menjadi
sesuatu yang “sangat krusial”. Hal ini akan sangat membantu PPNS-LH, Kuasa Hukum MENLH, Penyidik Polisi, Para Jaksa dan Para Hakim dalam menangani dan menyelesaikan kasus-kasus perkara pidana, perdata dan tata usaha negara di bidang lingkungan hidup secara lebih efektif dan cepat. Seperti diketahui, saat ini KLH tengah menangani kasuskasus lingkungan, seperti kasus impor scrap besi terkontaminasi/ tercampur limbah B3 melalui 4 pelabuhan laut di Indonesia, pembakaran lahan oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit di Aceh, serta gugatan ganti kerugian lingkungan terhadap perusahaan tambang di Belitung. Selain itu, untuk mengendalikan kerusakan lingkungan hidup, saat ini KLH sedang menyelidiki tindak pidana lingkungan hidup yang didominasi perkara impor limbah tanpa masuk ke pelabuhan, tanpa koordinasi. Tentunya, semua kasus itu selanjutnya akan dilimpahkan kepada penuntut umum yang akhirnya ‘jatuh’ ke pengadilan. n
Media Komunikasi Lingkungan | SERASI
37
Klasi fikasi
• daun jerpaya Daun Jerpaya memiliki rasa menthol dan jeruk yang mampu menyegarkan tenggorokan. Caranya, cukup diremas atau diiris kecil, kemudian masukkan ke dalam satu gelas air panas. Selain untuk melegakan tenggorokan, daun jerpaya ini juga berkhasiat untuk asma dan paru-paru.
Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Rosidae Ordo: Sapindales Famili: Rutaceae (suku jeruk-jerukan) Genus: Citrus Spesies: Citrus medica var. proper L.
Fakta •
Ukurannya hanya 20 – 25 cm, bergaris tengah 10 cm. Buah ini marak diperbincangkan, karena banyak yang menyangka bahwa ia hasil perkawinan silang antara jeruk dan pepaya. Bibitnya disiarkan sebagai tanaman eksklusif dan dijual mahal.
•
Walaupun bentuknya seperti pepaya, namun ia bukan Carica papaya, tetapi suatu varietas dari jeruk Citrus medica, varietas proper yang dikenal sebagai sukade citroen ( jeruk sukade).
•
Kulitnya begitu tebal, sari buahnya sedikit, dan rasanya asam. Oleh karena itu, ia hanya bermanfaat sebagai penghasil kulit yang dapat dinikmati sebagai manisan kering. Iris-irisannya juga banyak dipakai sebagai pengisi selai jeruk sukade basah dan dimakan bersama roti panggang. (anekaplanta. wordpress.com)
• kulit buah jerpaya Kulit buah Jerpaya bisa diolah sebagai manisan dan dipercaya bisa membantu menyembuhkan sariawan dan panas dalam.
• daging buah jerpaya Daging buah Jerpaya kaya akan antioksidan dan vitamin C. Selain itu, rasa jerpaya ini juga unik. Rasa jerpaya ini menyerupai rasa apel, mangga, melon, jambu, dan bengkuang. Unik, bukan?
38
SERASI | Media Komunikasi Lingkungan
JERPAYA , buah unik
dengan banyak MANFAAT Spesies buah ini pertama kali ditemukan di halaman rumah Parman, warga Probolinggo. Menurutnya, dinamakan Jerpaya karena buah ini merupakan gabungan dari jeruk dan pepaya. Bentuknya seperti pepaya dan kulitnya seperti buah jeruk. Seperti kedua buah tersebut, Jerpaya memilki manfaat dari mulai kulit buah, hingga daging buahnya.
komposisi buah JE RPA YA Kulit
Daging Jeruk
Biji
Daging Pepaya
Media Komunikasi Lingkungan | SERASI
39
TIPS
hemat air
1 2
Siapkan satu ember khusus untuk mencuci tangan. Air yang terus mengalir dari keran, menyebabkan pemborosan air.
3
Gunakan mesin cuci, hanya jika cucian Anda sudah menumpuk. Mencuci pakaian dalam jumlah sedikit dengan mesin cuci, bisa menghamburkan air percuma. Jika perlu, gunakan mesin cuci.
40
Sebaiknya gunakan bak mandi atau ember ketika Anda mandi. Shower atau bath tub tidak disarankan untuk penghematan air.
5
6
Jika Anda memiliki tanaman, biasakan hanya menyiram rumput, tanaman, atau pohon saja. Jangan menyiram semen di halaman rumah untuk mengurangi debu.
4
Tidak dapat dimungkiri, air merupakan salah satu unsur yang paling dibutuhkan oleh manusia. Bisa dibayangkan, bagaimana keadaan saudara-saudara di daerah pedalaman yang masih kekurangan air bersih untuk memenuhi kebutuihan sehari-harinya. Untuk “melindungi” air, simak tips-tips sederhana tapi memiliki manfaat besar berikut.
Selalu cek pembayaran air Anda, jika Anda menggunakan PDAM. Anda bisa melihat penggunaan air Anda.
SERASI | Media Komunikasi Lingkungan
7
Gunakan air bekas mencuci buah dan sayuran untuk menyiram tanaman.
Buang es batu sisa minuman Anda ke tanaman. Agar airnya bisa diserap tanaman.
8
Gunakan satu gelas dalam sehari, agar tidak boros air untuk bolak balik mencuci gelas.
Foto : www.blogspot.com
Daun Sirsak Selain buahnya yang lezat untuk dikonsumsi, daun sirsak ternyata bermanfaat pula untuk mencegah kanker. Penelitian menunjukkan daun sirsak mengandung acitogenins yang dipercaaya mampu menghambat asupan nutrisi sel-sel kanker seperti kanker usus besar, kanker payudara, kanker serviks, kanker prostat, kanker paru-paru, dan kanker pankreas. Daun sirsak ini dapat dikonsumsi dan bekerja secara efektif tanpa rasa mual, menurunkan berat badan, atau menyebabkan rambut rontok sebagimana halnya kemoterapi. Caranya mudah, cukup petik 10 lembar daun sirsak, cuci, dan rebus dengan tiga gelas air. Minum ketika sudah dingin. Atau bisa juga dengan dirajang halus, kemudian dikeringkan, dan konsumsi seperti kita mengonsumsi teh. n
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA