GEOLOGIDAN POTENSI SUMBERDAYA BAHAN GALIAN ”C” DAERAH PENGARASAN DAN SEKITARNYA KECAMATAN BANTARKAWUNG KABUPATEN BREBES PROPINSI JAWA TENGAH Oleh : Tomi Sumjaya dan TetiSyahrulyati
Abstrak Penelitian di lakukandi daerah Pengarasan dengan luas wilayah ± 72 km2 termasuk ke dalam, Kecamatan Bantarkawung, Kabupaten Brebes, Propinsi Jawa Tengah.Daerah penelitian dibagi menjadi 3 (tiga) satuan geomorfologi, yaitu : Satuan Geomorfologi Perbukitan Lipat Patahan, Satuan Geomorfologi Perbukitan Kaki Gunungapidan Satuan Geomorfologi Dataran Aluvial. Pola aliran sungai yang berkembang adalah pola aliran trellis,pola aliran paralell dan pola aliran sub paralell, dengan genetika sungai obsekuen, subsekuen dan konsekuen dengan stadia sungai yang berkembang adalah muda - dewasa. Jentera geomorfik masuk ke dalam katagori muda dan dewasa. Tatanan batuan yang tersingkap dari tua ke muda adalahsatuan batupasir selang-seling batulempung sisipan batupasir konglomeratan dan breksi (Formasi Halang), berumur Miosen Akhir (N16-N17) yang diendapkan pada lingkungan laut dalam pada kipas tengah bagian berlembah sampai datar. Secara tidak selaras di atasnya diendapkan satuan batulempung sisipan batupasir (Formasi Kalibiuk) berumur Pliosen Awal (N19- N20) pada lingkungan laut dangkal.Secara selaras di atas diendapkan satuan batulempung selang – seling batupasir sisipan batubara (Formasi Kaliglagah) berumur Pliosen Akhir – Plistosen Awal (N21 – N22) pada lingkungan transisi – darat. Secara selaras di atasnya diendapkan satuan konglomerat selang – seling batupasir dan batulempung (Formasi Gintung),yang berumur Plistosen Akhir (N23) pada lingkungan darat. Struktur – struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian berupa struktur kekar struktur lipatan dan struktur patahan yang terjadi pada kala Plistosen dengan gaya utama berarah timur laut – barat daya sebesar N 420E. Daerah penelitian memiliki potensi bahan galian c berupa pasir dan batu, dengan jumlah cadangan pasir adalah 1.778.781m 3dan cadangan batu adalah 267.939m3. Kata Kunci : Geologi, potensi bahan galian “c” Bantarkawung, Brebes.
Program Studi Teknik Geologi, FT-Unpak
1
I. UMUM
1. 2. Metode Penelitian
1. 1. Pendahuluan
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah kajian pustaka, pemetaan geologi, pekerjaan laboratorium dan studio.
Daerah Pengarasan terletak ± 7 km ke arah barat dari Kota Bumiayu. Secara geologi daerah ini disusun oleh batuan sedimen Tersier yang terlipat dan tersesarkan serta batuan gunungapi Kuarter yang mempunyai penyebaran cukup luas ke arah timur daerah penelitian (Kastowo, 1975). Pengaruhcuaca, iklim dan tektonikyang berkembang mengakibatkan daerah tersebut kaya akan endapan sedimen kuarter, yang diduga memiliki potensi yang sangat baik. Tujuan pemetaan yang dilakukan adalah untuk mengetahui kondisi geologi daerah pangerasan dan sekitarnya yang meliputi kajian geomorfologi,stratigrafi, struktur geologi sejarahgeologi dan potensi bahan galian c. Secara geografis terletak pada 108º 55’ 29,9” - 108° 59’ 59.7” BT dan 07º 08’ 38.3”- 07º 13’ 24.6” LS,masuk ke dalam Peta Geologi Regional Lembar Majenang No. 10/XIV-B, dengan skala 1 : 100.000 (Kastowo 1975) dan Peta Rupabumi Indonesia terbitan Bakosurtanal Lembar Bantarkawung No. 1308-542 dengan skala 1 : 25000. (Gambar 1.2).
Sedangkan untuk penentuan cadangan bahan galian “C” digunakan metode geolistrik yang bertujuan untuk mengetahui jenis lapisan-lapisan batuan berdasarkan data tahanan jenisnya, dalam hal ini dapat diketahui penyebaran ke arah tegak vertikal maupun mendatar lateral. 2. KONDISI GEOLOGI 2. 1. Geomorfologi Secara fisiografi daerah penelitian termasuk ke dalam batas antara Zona Antiklinorium Bogor – Serayu Utara Kendeng dan Zona Gunungapi Kwarter. Geomorfologi daerah penelitian dibagi menjadi 3 (tiga) satuan geomorfologi yaitu (Gambar 2 Peta geomorfologi) :
Gambar 2. Peta Geomorfologi Daerah Pengarasan
2.1.1. Satuan Geomorfologi Perbukitan Lipat Patahan Gambar 1. Peta Kesampaian dan lokasi
daerah penelitian
Program Studi Teknik Geologi, FT-Unpak
Geomorfologi ini dibentuk oleh batuan sedimen yang terlipat dan terpatahkan yang memanjang dari baratlaut – tenggara. 2
Menempati ± 80.2 % dari luas daerah penelitian dengan morfometri memperlihatkan relief landai bergelombang sedang dengan elevasi 50 260 m dan termasuk ke dalam jentera geomorfik dewasa. 2.1.2. Satuan Geomorfologi Perbukitan Kaki Gunungapi Dibentuk oleh hasil pengendapan material erupsi gunungapi berupa breksi tuf dan tuf lapili. Menempati ± 10.4% dari luas daerah penelitian. Morfometri dari satuan ini memperlihatkan relief landai hingga bergelombang dengan presentasi lereng 5% hingga 20% dengan ketinggian 150 260 m dantermasuk ke dalam jentera geomorfik muda. 2.1.3. Satuan Geomorfologi Dataran Aluvial Satuan geomorfologi ini disusun oleh material lepas hasil pengendapan yang berukuran lempung hingga bongkah,yang tersebar di sepanjang sungai utama daerah penelitian yaitu : Sungai Gelagah dan Sungai Pemali dengan luas ± 9.4 % dari luas daerah penelitianketinggian 50 – 60 m, termasuk ke dalam jentera geomorfik dewasa. 2. 2. Stratigrafi Stratigrafi daerah penelitian terdiri atas 6 (enam) satuan batuan, dimulai dari tua ke muda (Gambar 3 Peta Geologi daereah pengarasan) :
Program Studi Teknik Geologi, FT-Unpak
Gambar 3. Peta Geologi Daerah Pengarasan
2.2.1.Satuan Batupasir selang-seling Batulempung sisipan Batupasir konglomeratan dan Breksi. Satuan initersingkap di daerah Cikamuding tepatnya di Sungai Citandang, yang berada di bagian barat laut daerah penelitianArah umum perlapisan batuan antara N 3250 E – N 3400 E dengan kemiringn antara 500 – 650, menempati ±4.0 % dari luas daerah penelitian. Hasil pengukuran penampang geologi,memiliki ketebalan ±1069meter. Batulempung berwarna abu – abu kehitaman, retas, bersifat karbonatan. Ketebalan bervariasi mulai dari 25 cm 75 cm. Batupasir dicirikan dengan warna abu – abu, ukuran butir pasir halus - pasir sedang, bentuk butir umumnya membulat – membulat tanggung, kemas terbuka, terpilah buruk, porositas sedang, bersifat karbonatan, komposisi mineral terdiri dari feldspar, lithik dan kuarsa (foto2.1).. Secara petrografi batuan ini bernama lithik weki (Gilbert 1953).Struktur sedimen yang dijumpai berupa graded bedding,convolut lamination dan paralell lamination. Bagian paling atas ditemukan singkapan breksi dengan dimensi singkapan P.5 m 3
dan L. 4.5 m dengan ciri – ciri warna abuabu, terdiri dari fragmen batuan beku dan batuan sedimen, bentuk fragmen menyudut – menyudut tanggung, ukuran fragmen 0.5 mm – 25 cm, terpilah buruk, porositas baik, masa dasar pasir, warna abu – abu, ukuran butir pasir sedang, bentuk butir membulat tanggung, terpilah buruk, porsitas baik, bersifat karbonatan.
karbonatan.Batupasir ,warna abu – abu, ukuran butir pasir sedang, bentuk butir membulat tanggung – membulat, kemas terbuka, terpilah buruk, porositas baik, bersifat karbonatan. Komposisi terdiri dari lithik, feldsfar dan kuarsa (Foto 2.2). Secara petrografis batupasir bernama lithik arenit.(Gilbert 1953).
Foto 2.1. Singkapan Batupasir selang–seling Batulempung di S. Citandang lokasi TM - 111 ,arah foto N 150 E.
Foto
Hasil analisis fosil, umur kisaran satuan batupasir selang – seling batulempung sisipan batupasir konglomeratan dan breksi adalah N16 – N17 (Miosen Akhir), dan diendapkan pada lingkungan laut dalam dengan mekanisme turbidit.
Hasil analisis fosil foraminfera planktonik satuan batuan ini berumur Pliosen Awal (N19- N20) dan diendapkan pada lingkungan laut dangkal. Hubungan stratigrafi dengan satuan batuan di bawahnya adalah tidak selaras,sedangkan hubungan dengan satuan batuan di atasnya memiliki hubungan selaras.
2.2.2 Satuan Batulempung sisipan Batupasir Tersingkap di bagian atas, tengah dan bawah daerah penelitian. Kedudukan bidang perlapisan memiliki arah umum barat laut – tenggara dengan kemiringan antara 250 - 500. Menempati ± 27.9 % dari total luas daerah penelitian. Berdasarkan hasil pengukuran penampang geologi, memiliki ketebalan ± 2079 meter. Batulempung , warna abu – abu, terdapat banyak moluska, retas, bersifat Program Studi Teknik Geologi, FT-Unpak
2.2
Singkapan Batulempung sisipan Batupasirdi S. Gelagah lokasi TM – 73, arah foto N 100 E.
2.2.3 Satuan Batulempung selang – seling Batupasir sisipan Batubara Tersingkap dengan jelas dibeberapa tempat daerah penelitian, menempati sekitar ± 35 % dari total luas daerah penelitian.Kedudukan bidang perlapisan dengan jurus berkisan antara N1350 – N 1400E dengan kemiringan antara 250-450. Batulempung, warna abu – abu kecoklatan, retas, bersifat karbonatan. Ketebalan batulempung antara 150 300 cm. 4
Sedangkan Batupasir , warna abu – abu kecoklatan, ukuran butir pasir sedang, bentuk butir membulat tanggung sampai membulat, kemas tetbuka, pemilahan buruk, porositas baik, bersifat karbonatan, butiran disusun oleh lithik, feldspar dan kuarsa.Ketebalan batupasir adalah antara 300 - 800 cm (Foto 2.3).Berdasarkan hasil pengukuran penampang geologi, memiliki ketebalan ± 941 meter.
Foto 2.3.Singkapan Batulempung selang-seling Batupasirdi S. Gelagah,lokasi TM – 72.Arah foto N 150 E.
Umur kisaran satuan batuan ini adalah 21- N22 atau Pliosen akhir – Plistosen Awal (Blow, 1969), dan diendapkan pada kisaran kedalaman 0- 30 m atau neritik tengah hingga neritik tepi (Bandy, 1967). Satuan ini memiliki hubungan stratigrafi dengan batuan dibawah dan di atasnya adalah selaras.
geologi, memiliki ketebalan antara 291 845 meter.
Secara umum, satuan batuan ini memiliki kondisi singkapan yang relatif segar dan dibeberapa tempat telihat masif. Konglomerat berwarna abu-abu, terdiri dari fragmen pecahan batuan beku dan batuan sedimen, ukuran fragmen 0.5 – 3cm, bentuk fragmen membulat tanggung – membulat, terpilah buruk, kemas terbuka, porositas baik. Masa dasar batupasir, warna abu-abu, ukuran butir pasir halus – sedang, bentuk butir membulat-membulat tanggung, terpilah buruk, kemas terbuka bersifat silikaan. Secara petrografis bernama chiefly vulkanik arenit(Gilbert, 1953).Batupasir berwarna abu-abu, ukuran butir pasir halus – pasir sedang, bentuk butir menyudut tanggung- membulat tanggung, terpilah buruk, kemas terbuka, porositas baik, bersifat silikaan(foto 2.4). Secara petrografis bernama chiefly volcanic arenit (Gilbert, 1953.Batulempungnya berwarna abu- abu, lunak, bersifat silikaan.
Bps Blp
2.2.4 Satuan Konglomeratselang selingBatupasir sisipan Batulempung. Tersingkap di Gunung Tugel, Igir Gandu, Sungai Gintung, Sungai Jurang, Sungai Cisaat bagian hulu. Sedangkan di bagian selatan tersingkap di daerah Igir Soka, Sungai Kalihawur, Sungai Kuala dan Sungai Petujah bagian tengah. Menempati ± 12.5 % dari luas daerah penelitian. Berdasarkan hasil pengukuran penampang Program Studi Teknik Geologi, FT-Unpak
Bps
Foto 2.4.Singkapan Batupasir sisipan Batulempung di S. Gintung,lokasi TM – 03. Arah foto N 50 E.
Penentuan umur satuan dilakukan berdasarkan hubungan superposisi, dimana satuan batuan di bawahnya diketahui 5
berumur (N21-N22), maka dapat disimpulkan bahwa umur satuan konglomerat selang – seling batupasir sisipan batulempung adalah lebih muda dari N22 atau berumur N 23 (Plistosen Akhir). Dalam menentukan lingkungan pengendapan analisis granulometri pada batupasir di lokasi TM – 97 dapat memperkuat bahwa lingkungan pengendapan satuan ini adalah sungai. Hubungan stratigrafi dengan satuan batuan di bawahnya adalah selaras, sedangkan dengan satuan batuan di atasnya adalah tidah selaras.
2.2.5 Satuan Produk Gunungapi Tersingkap di daerah Karang Anyar, Makam Dawa, dengan luas ±10.4% dari luas daerah penelitian. Berdasarkan hasil pengukuran penampang geologi, memiliki ketebalan adalah ± 100 m.Ciri utama dari satuan ini adalah tidak memiliki perlapisan atau masif yang tersusun oleh breksi tuf dan tuf lapili yang merupakan batuan produk dari gunungapi. Breksi tuf berwarna abu- abu kecoklatan – kekuningan, besar butir 5 mm – 50 cm, bentuk butir menyudut tanggung – membulat tanggung, kemas terbuka, pemilahan buruk, porositas sedang – baik , sementasi oksida besi, fragmen terdiri dari batuan beku andesit, dan tuf. Masa dasar tuf pasir warna putih keruh, ukuran butir pasir sedang – pasir kasar, kemas terbuka, terpilah buruk, porositas baik, tersusun atas gelas, lithik, kuarsa. Tuf lapili berwarna abu – abu, bentuk butir membulat – membulat tanggung, ukuran butir lapili, terpilah buruk, porositas baik, komposisi terdiri dari gelas, biotit, plagioklas (foto 2.5) Program Studi Teknik Geologi, FT-Unpak
Foto 2.5Singkapan Breksi tuf di lokasi – 82 , Bukit Anjing.
TM
Batuan ini umumnya menutupi batuanbatuan yang lebih tua, dan belum mengalami perlipatan dan pensesaran, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Satuan Produk Gunungapi lebih muda dari Formasi Gintung (N23). Lingkungan pengendapan satuan produk gunungapi ditentukan berdasarkan ciri litologi berupa breksi tuf dan tuf lapili yang merupakan batuan hasil dari produk gunungapi yang disebandingkan dengan model fasies pengendapan gunungapi, menurut Boogie dan Meckenzi (1998), diperkirakan diendapkan pada fasies medial 2.2.6 Satuan Endapan Aluvial Satuan ini menyebar di sekitar Sungai Pemali, Sungai Citandang, Sungai Gelagah dan Sungai Cipedas. Menempati sekitar 7.8 % dari luas daerah penelitian. memiliki ketebalan dari beberapa centimeter hingga ± 5 meter. Dicirikan oleh material lepas berukuran lempung, pasir, kerikil, kerakal, berangkal sampai bongkah, dengan bentuk membulat tanggung sampai membulat, komposisi terdiri dari batuan beku dan batuan sediman (Foto 2.6) .
6
Foto
2. 6. Endapan Aluvial Sungai Pemali di daerah Pengarasan bagian selatan yang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai mata pencaharian.
Sinklin Igir Gandu Sinklin ini terletak pada bagian utara daerah penelitian, memiliki arah umum sumbu barat laut - tenggara dengan panjang ± 5.5 km. Kedudukan lapisan batuan sayap utara dengan jurus berkisar antara N 1350 E – N 1400E, dengan kemiringan lapisan batuan antara 250 – 300. Kedudukan lapisan batuan sayap selatan dengan jurus berkisar antara N 3150E - N 3200E, dengan kemiringan antara 250 - 320. Dilihat dari penampang geologi lipatan ini di kategorikan ke dalam lipatan simetris.
2.3Struktur geologi Struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian antara lain : struktur struktur kekar, struktur perlipatan dan sesar. 2.3.1 Struktur Kekar
Struktur kekar yang berkembang di daerah penelitian dapat dibagi menjadi : 1) Kekar Gerus (Shear Fracture) adalah rekahan yang bidang – bidangnya terbentuk karena adanya kecenderungan untuk saling bergeser. 2) Kekar Tarik (Tension Fracture) adalah rekahan yang bidang – bidangnya terbentuk karena adanya kecenderungan untuk saling menarik atau meregang. 2.3.2 Struktur Lipatan Struktur lipatan yang terdapat di daerah penelitian berupa struktur sinklin dan struktur antiklin. Adapun struktur – struktur tersebut adalah :
Program Studi Teknik Geologi, FT-Unpak
Antiklin Cilembu Sinklin ini terletak di bagian tengah daerah penelitian, memiliki arah umum sumbu barat laut - tenggara dengan panjang sumbu ± 7.6 km. Kedudukan lapisan batuan sayap utara dengan jurus berkisar antara N 3150 E – N 3200E, dengan kemiringan lapisan batuan antara 450 – 500. Kedudukan lapisan batuan sayap selatan dengan jurus berkisar antara N 1350E - N 1450E, dengan kemiringan antara 450 – 500. Dilihat dari penampang geologi lipatan ini dikategorikan ke dalam lipatan simetris. Sinklin Kalihawur Sinklin ini terletak di bagian barat daya daerah penelitian memiliki arah sumbu barat laut - tenggara dengan panjang ± 4.4 km. Kedudukan lapisan batuan sayap utara dengan jurus berkisar antara N 1350 E – N 1400E, dengan kemiringan lapisan batuan antara 500 – 550 . Kedudukan lapisan batuan sayap selatan dengan jurus berkisar antara N 3150E - N 3200E, dengan kemiringan antara 450 - 500. Dilihat dari penampang geologi lipatan ini dikategorikan kedalam lipatansimetris.
7
2.3.3 Struktur Sesar Sesar yang berkembang di daerah penelitian adalah sesar mendatarGaluh Tengah, yang memiliki arah memanjang dari timur laut – barat daya. Panjang sesar diperkirakan ± 7.7 km melalui Sungai Petujah, Sungai Cilembu, Sungai Cacaban, Sungai Jurang dan Sungai Gelagah. Indikasi – indika sisesar yang ditemukan antara lain :cermin sesar (foto 2.7) dan milonitisasi (foto 2.8).
Foto 2.7. Indikasi Sesar Berupa Cermin Sesar
N 470 E
Foto 2.8. Indikasi Sesar Berupa milonitisasi
2.4. Mekanisme Struktur
Pembentukan
Mekanisme struktur geologi di daerah penelitian dimulai dari terbentuknya kekarkekar,kemudian diikuti oleh pembentukan perlipatan berupa Sinklin Igir Gandu, Antiklin Cilembu dan Sinklin Kalihawur. Fase selanjutnya terbentuk sesar mendatar Galuh Tengah. Perioda tektonik yang terjadi di daerah penelitian adalah berumur Program Studi Teknik Geologi, FT-Unpak
lebih muda dari Formasi Gintung yang berumur Plistosen Akhir dan memiliki arah gaya utama relatif timur laut – barat daya sebesar N420E. 2.2. Sejarah Geologi Sejarah geologi dimulai pada Kala Miosen Akhir (N16 – N17). Diendapkan satuan Batupasir selang – seling Batulempung sisipan Batupasir konglomeratan dan Breksi (Formasi Halang), yang diendapkan pada lingkungan laut dalam dengan mekanisme turbidit. Pada Kala Pliosen Awal secara tidak selaras diendapkan satuan Batulempung sisipan Batupasir (Formasi Kalibiuk) pada lingkungan laut dangkal, yang berumur (N19 – N20). Periode berikutnya secara selaras diendapkan satuan Batulempung selang – seling Batupasir sisipan Batubara (Formasi Kaliglagah) yang diendapkan pada lingkungan darat – transisi. Secara selaras di atasnya diendapkan satuan Konglomerat selang-seling Batupasir sisipan Batulempung (Formasi Gintung) yang diendapkan pada lingkungan darat. Periode Plistosen dikenal sebagai masa terjadinya orogenesa yang mengakibatkan perlipatan dan pensesaran yang kuat pada satuan batuan yang diendapkan sebelumnya. Di daerah penelitian periode tektonik Plistosen ini menyebabkan Formasi Kalibiuk, Formasi Kaliglagah, dan Formasi Gintung mengalami perlipatan dan pensesaran. Diduga arah gaya utama yang bekerja disekitar daerah penelitian berasal dari arah N 42° E dan menghasilkan perlipatan dan pensesaran tersebut. Periode tektonik Plistosen juga ditandai dengan aktifitas gunungapi, yang 8
menghasilkan material gunungapi berupa Breksi tuf, dan Tuf lapili yang diendapkan pada fasies medial. Satuan ini menindih secara tidak selaras satuan batuan yang ada di bawahnya. 3 POTENSI SUMBERDAYA BAHAN GALIAN “C” 3.1. Metodologi Penelitian
Penelitian geolistrik resistivity adalah mengukur tahanan jenis batuan dari permukaan tanah sampai kedalaman tertentu yang kita kehendaki. Tujuannya adalah untuk mengetahui jenis lapisanlapisan batuan berdasarkan data tahanan jenisnya, dalam hal ini dapat diketahui penyebaran kearah tegak (vertikal) maupun mendatar (lateral).
Pelaksanaan pengukuran tahanan jenis batuan dilakukan pada 5 titik ukur geolistrik yang membentuk lintasan memanjang searah aliran sungai dengan jarak antar titik ± 300 – 400 m. Pengukuran geolistrik hanya dilakukan sampai ke dalaman 15 meterdengan interval pengukuran mulai dari 1m, 1,5 m, 2 m,2,5m,3m Sampai 15 m.
Hasil pengukuran dan analisa pada setiaptitikgeolistrikdarisebanyak5titik, yang dapat diketahui ketebalan lapisan bawah permukaan dari masing – masing titik geolistrik dengan ciri –ciri sebagai berikut : 1. Tanah, dengan nilai resistivity dengan kisaran 100 – 150 Ohm meter. 2. Kerakal, komposisi terdiri dari pecahan batuan beku dan batuan sedimen dengan nilai tahanan jenis batuan berkisar antara 100 – 280 Ohm meter. 3. Pasir kasar, komposisi terdiri dari pecahan batuan beku dan batuan sedimen dengan nilai tahanan jenis batuan berkisar antara 32 - 91 Ohm meter. 4. Pasir halus, komposisi terdiri dari pecahan batuan beku dan batuan sedimen dengan nilai tahanan jenis batuan berkisar antara 10 - 13 Ohm meter. 5. Lempung, berukuran halus, dengan nilai tahanan jenis batuan antara 1-10 Ohm meter.
Tabel. 1. Interpretasi hasil Pengukuran dari ke 5 titik Geolistrik
Program Studi Teknik Geologi, FT-Unpak
9
Hasil korelasi data geolistrik dapat diketahui ketebalan secara vertikal dan penyebaran secara lateral dari lapisan pasir
dan batu pada daerah tersebut. Hasil data korelasi dari ke lima titik dapat dilihat pada ( gambar 4).
Gambar4 Korelasi profil batuan berdasarkan nilai tahanan jenis batuan daerah penelitian
3.2
Perhitungan volume bahan galian “c”
cadangan
Perhitungan volume batuan tergantung pada bentuk penyebaran batuan. Dalam hal ini digunakan Metode Perhitungan Cadangan Pasir Menurut (Craft dan Hawkins,1958) yaitu metode konturing dimana :
Jika perbandingan luas An+1/An< 0,5 ,perhitungan volume menggunakan rumus piramida :
Volume
h ( An An1 An xAn1 .......) 3
Dan jika perbandingan An+1/An> 0,5 perhitungan volume menggunakan rumus trapezohedral :
An+1 An
Program Studi Teknik Geologi, FT-Unpak
h Volume ( An An1 ...........) 2
10
PetaIndeks
Gambar 5. Peta sebaran dan ketebalan lapisan pasir daerah Pangerasan,Kecamatan Bantarkawung.
Tabel 2. HasilPerhitungan Volume Bahan Galian “C” Daerah Pengarasan, Kecamatan Bantarkawung Kontur Ketebalan (m)
<1
Luas M2
Rasio Luas
Beda Tinggi (M)
Rumus
Volume M3
2.391.202
1
264.778
0.11
1
Pyramid
1.150.560
2
462.833
1.75
1
Trapezohedral
363.806
3
193.632
0.42
1
Pyramid
318.610
4
95.477
0.49
1
Pyramid
141.692
5
38.157
0.4
1
Pyramid
64.664
5.4
4.360
0.11
0.4
Pyramid
7.389
Volume Total
2.046.720
Volume Pasir
1.778.781
Volume Kerikil
267.939
Luas Tanah Penutup ( 0.75 x 849.054 )
636.790
Program Studi Teknik Geologi, FT-Unpak
11
4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraiakan pada bab - bab sebelumnya, maka Geologi dan Potensi Sumberdaya Bahan Galian “C”, Daerah Pengarasan, Kecamatan Bantarkawung, Kabupaten Brebes, Propinsi Jawa Tengah dapat disimpulkan sebagai berikut : Satuan geomorfologi daerah penelitian dibagi menjadi 3( tiga) satuan geomorfologi, yaitu : satuan geomorfologi perbukitan lipat patahan, satuan geomorfologi perbukitan kaki gunungapi dan satuan geomorfologi dataran aluvial. Berdasarkan pembagian litostratografi, daerah penelitian dapat dikelompokan menjadi 6 (enam) satuan stratigrafi, mulai dari yang tertua hingga termuda adalah: satuan batupasir selang- seling batulempung sisipan batupasir konglomeratan dan breksi (Formasi Halang), satuan batulempung sisipan batupasir (Formasi Kalibiuk) yang diendapkan satuan batulempung selang – seling batupasir sisipan batubara (Formasi Kaliglagah), satuan konglomerat selang – seling batupasir dan batulempung (Formasi Gintung),satuan produk gunungapi dan satuan endapan aluvial. Struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian adalah kekar, lipatan da sesar. Keseluruhan struktur yang aterbentuk pada kala Plistosen dengan gaya utama sebesar N 420 E.
Berdasarkan perhitungan cadangan bahwa Daerah Pengarasan, Kecamatan Bantarkawung memiliki cadangan pasir :
Program Studi Teknik Geologi, FT-Unpak
(1.778.781 m3)dan (267.939 m3).
cadangan
kerikil
5. PUSTAKA Bemmelen, R.W. van, 1949, The Geology of Indonesia, The Hague Martinus Nijhoff, Vol. 1A, Netherlands. Bogie dan Mackenzie, 1998, Pembagian Fasies Gunungapi, Jurnal Geologi Indonesia, Departemen Energi Dan Sumberdaya Mineral. Craft and Hawkins,1958 Gas and Oil Reservoar, Mc. Graw Hill Book. Fisher, R,V. dan Schmincke, H, U, Pyroclastic Rocks, Springer-Verlag, Berlin Heidelberg, New York, Tokyo, 1984. Kastowo, 1975, Peta Geolgi Lembar Majenang, Jawa Tengah, Skala 1:100.000, Direktorat Geologi, Bandung. Noor, Djauhari, 2010, Geomorfologi, Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Pakuan, Bogor. Thornbury, William D., Principles of Geomorphology, Second Edition, John Willey and Sons Inc., New York, London, Sydney, Toronto, 594 p. Telfford, W.M., 1976, Aplied Geophysics.
PENULIS 1) Tomi Sumjaya, ST., Alumini (2013) Program Studi Teknik Geologi, FTUnpak 2) Ir. Teti Syahrulyati, M.Si., Staf Dosen Program Studi Teknik Geologi, FTUnpak
12