BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Survey Lokasi
Pengambilan material sirtu sungai Alo
-
Pengujian Awal : Pengujian Kadar Air Pengujian Gradasi Pengujian Berat Jenis dan Absorpsi Pengujian Abrasi Pengujian Batas-batas Atterberg Pengujian Gumpalan Lempung
Pembuatan Benda Uji Lapis Pondasi Bawah sesuai spesifikasi Bina Marga 2010
Pengujian Pemadatan Modified
Pengujian CBR : - Soaked - Unsoaked
Analisis Hasil
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Gambar 3.1 Bagan Alir penelitian
3.2 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Teknik Sipil Universitas Negeri Gorontalo, dengan mengambil material sirtu dari Sungai Alo.
Sungai Alo
Lokasi pengambilan Material
Gambar 3.1 Peta Lokasi Pengambilan Material (http://maps.google.com,2012)
3.3 Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : -
Satu set saringan (2”, 11/2”, 1”, 3/8”, no.4, no.10, no.40, no.200, Pan.).
-
Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai 110 ± 5°C.
-
Mesin pengguncang saringan.
-
Kuas, sikat kuningan, sendok.
-
Timbangan dengan ketelitian 0,1 gr.
-
Batang logam dengan diameter 3 mm panjang 10 cm.
-
Plat kaca.
-
Alat perata dari besi (pisau).
-
Cetakan 152 mm (6”), bahan lewat saringan 19 mm (3/4”).
-
Alat penumbuk 50,8 0,127 mm (2,0” 0,005”), berat 2,495 0,009 kg.
-
Alat pengeluar contoh.
-
Mesin penetrasi (loading machine) dilengkapi alat pengukur beban berkapasitas sekurang-kurangnya 4,45 ton dengan kecepatan penetrasi sebesar 1,27 mm atau 0,05” per menit.
-
Cetakan logam berbentuk silinder diameter bagian dalam 152,4 ± 0,6609 mm atau 6” ± 0,0026” dan tinggi 177,8 ± 0,13 mm.
-
Piringan pemisah dari logam (spacer disk) dengan dimeter 150,8 mm dan tebal 61,4 mm.
-
Dua buah arloji pengukur penetrasi, alat timbang dan plastik.
-
Torak penetrasi dari logam berdiameter 49,5 luas 1935 mm2 dan panjang tidak kurang dari 101,6 mm.
-
Keping beban dengan berat 2,27 kg diameter 194,2 mm atau dengan lubang tengah berdiameter 54,0 mm
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa sirtu Alo Desa Buhu kecamatan tibawa Kabupaten Gorontalo.
3.4 Pelaksanaan Penelitian 3.4.1 Pendahuluan Penulisan tugas akhir ini didahului dengan studi pustaka terhadap pustakapustaka yang berhubungan dengan materi tugas akhir.
3.4.2 Pelaksanaan penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan di laboratorium Teknik Sipil Universitas Negeri Gorontalo.
3.4.3 Jenis-jenis pengujian Dalam merencanakan bahan lapis pondasi bawah, agregat yang akan digunakan untuk bahan perkerasan jalan harus dilakukan pengujian laboratorium, tujuannya untuk mengetahui sifat-sifat dan karakteristik material. Jenis-jenis pengujian agregat adalah sebagai berikut : a. Pengujian Kadar Air.
b.Pengujian Gradasi. c. Pengujian Berat Jenis dan Absorpsi. d.Pengujian Abrasi. e. Pengujian Batas-batas Atterberg. f. Pengujian Gumpalan Lempung. g. Pengujian Pemadatann Modified. h.Pengujian CBR Laboratorium.
3.4.3.1 Pengujian kadar air a. Peralatan yang digunakan dalam pengujian kadar air : - Oven dengan suhu dapat diatur konstan pada 1050 - 1100 C. - Timbangan yang mempunyai ketelitian sekurang-kurangnya 0,01 gram untuk berat sampel kurang dari 100 gram, 0,10 gram untuk berat sampel antara 100 gram – 1000 gram, 1,0 gram untuk berat sampel lebih dari 1000 gram. - Cawan timbangan bertutup dari gelas atau logam tahan karat. b. Benda uji untuk contoh agregat (basah) yang akan diperiksa, dengan berat minimum tercantum pada ukuran terbesar dari butir agregat : - Agregat berbutir halus, berat minimum 10 – 25 gram. - Agregat berpasir, berat minimum 50 – 100 gram. - Agregat berkerikil, berat minimum 1000 gram. c. Prosedur pengujian : - Bersihkan dan keringkan cawan timbangan, kemudian timbang dan catat beratnya (W1). - Masukkan contoh Agregat (basah) kedalam cawan timbangan, kemudian bersama tutupnya ditimbang (W2). - Dalam keadaan terbuka, cawan bersama contoh agregat dimaksukkan dalam oven (1050 - 1100 C) selama 16 – 24 jam, tutup cawan disertakan dan ada baiknya cawan bersama tutupnya diberi tanda atau nama supaya tidak tertukar dengan cawan yang lain. - Cawan dengan agregat kering diambil dari oven dan dinginkan, setelah dingin cawan ditutup.
- Cawan tertutup bersama agregat kering ditimbang (W3).
3.4.3.2 Pengujian gradasi agregat (Balitbang PU, 1990a) a. Peralatan yang digunakan dalam pengujian gradasi : - Sieve Shaker. - Saringan ( 2”, 11/2”, 1”, 3/8”, no.4, no.10, no.40, no.200, Pan.). - Timbangan kapasitas 5 kg dan neraca dengan ketelitian 0,2% dari berat benda uji. - Talam / Wadah. - Mesin penggetar untuk mengguncangkan saringan. - Sendok. - Kuas. - Sikat kuningan. b. Benda uji : - Benda uji di peroleh dari alat pemisah contoh (sample spliter) atau dibagi empat (quartering) tujuannya agar pada pengambilan sampel yang akan diuji dapat mewakili benda uji tersebut. c. Prosedur pengujian : - Ambil 2 sampel dari hasil quartering. - Sampel dikeringkan dalam oven yg dilengkapi dengan pengatur suhu. - Mengeluarkan sampel dari oven dan membiarkannya sejenak hingga dingin sampai berat tetap. - Ambil 2 sampel yang sudah kering, masing-masing 3000 gram. - Saringan yang akan dipakai ditimbang dalam keadaan kosong. - Letakan saringan yang akan digunakan pada sieve shaker menurut susunan pada modulus halus butir agregat. - Masukan sampel kedalam saringan tersebut. - Ayak sampel sampai beberapa menit atau sampel sudah tidak berpindah/jatuh dari saringan ukuran besar ke ukuran kecil. - Timbang sampel yang tertahan pada masing-masing saringan dan catat hasilnya.
3.4.3.3 Pengujian berat jenis dan penyerapan agregat (Balitbang PU, 1990b) a. Peralatan yang digunakan dalam pengujian berat jenis dan penyerapan agregat kasar : - Timbangan kapasitas 5 kg dengan ketelitian 0,1% dari berat contoh yang ditimbang dan dilengkapi dengan alat penggantung keranjang. - Wadah untuk perendaman material. - Keranjang kawat kapasitas 5 kg. - Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 ± 5)0C. - Alat pemisah contoh. - Saringan no.4 (4,75 mm). b. Benda uji : Agregat tertahan saringan no.4 (4,75 mm) diperoleh dari alat pemisah contoh. c. Prosedur pengujian : - Ambil Agregat kasar tertahan saringan no.4 (4,75 mm) sebanyak 1000 gram. - Cuci benda uji untuk menghilangkan debu atau bahan-bahan yang melekat pada permukaan agregat. - Keringkan benda uji dalam oven pada suhu (110 ± 5)0C sampai berat tetap. - Keluarkan benda uji dalam oven dan dinginkan selama 1-3 jam, kemudian timbang dengan ketelitian 0,5 gram. - Agregat direndam air didalam wadah selama 1 x 24 jam pada suhu ruang. - Mengeluarkan sampel dari air dan menaruhnya dalam wadah, kemudian dilap dengan kain penyerap sampai pada kondisi kering permukaan jenuh atau saturated surface dry (SSD) (A). - Menimbang keranjang kosong di udara. - Masukan sampel kedalam keranjang dan timbang serta catat berat keranjang dan sampel di udara. - Menyelupkan keranjang dan sampel ke dalam air pada suhu 25oC dengan menggoyang-goyangkan keranjang agar bebas dari gelembung udara serta mencatat berat keranjang dan sampel dalam air tersebut (B).
- Catat berat keranjang kosong dalam air. - Masukan sampel ke dalam oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu. - Keluarkan sampel dari oven dan biarkan sejenak hingga dingin, kemudian timbang dan catat berat sampel kering oven (C). - Data yang didapat bisa langsung diolah. a Peralatan yang digunakan dalam pengujian berat jenis dan penyerapan agregat halus : - Timbangan, kapasitas 1 kg atau lebih dengan ketelitian 0,1 gram. - Piknometer dengan kapasitas 500 ml. - Kerucut terpancung, diameter bagian atas (40 ± 3) mm, diameter bagian bawah (90 ± 3) mm dan tinggi (75 ± 3) mm dibuat dari logam tebal minimum 0,8 mm. - Batang penumbuk yang mempunyai bidang penumbuk rata, berat (340 ± 15) gram, diameter permukaan penumbuk (25 ± 3) mm. - Saringan no.4 (4,75 mm). - Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 ± 5)°C. - Pengukuran suhu dengan ketelitian pembacaan 1°C. - Talam. - Bejana tempat air. - Pompa hampa udara atau tungku. a. Benda Uji : - Benda uji adalah agregat yang diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara perempat (quartering) sebanyak 100 gram. b. Prosedur pengujian : - Keringkan benda uji dalam oven pada suhu (110 ± 5)°C, sampai berat tetap, yaitu keadaan berat benda uji selama 3 kali proses penimbangan dan pemanasan dalam oven dengan selang waktu 2 jam berturut-turut, tidak mengalami perubahan kadar air lebih besar daripada 0,1%. Dinginkan pada suhu ruang, kemudian rendam dalam air selama (24 ± 4) jam. - Buang air perendam dengan hati-hati, jangan ada butiran yang hilang, tebarkan agregat diatas talam, keringkan di udara panas dengan cara membalik-balikan
benda uji, lakukan pengeringan sampai tercapai keadaan kering permukaan jenuh. - Periksa keadaan kering permukaan jenuh dengan memasukan benda uji ke dalam kerucut terpancung, padatkan dengan batang penumbuk sebanyak 25 kali, angkat kerucut terpancung. Keadaan kering permukaan jenuh tercapai bila benda uji runtuh akan tetapi masih dalam keadaan tercetak. - Segera setelah tercapai keadaan kering permukaan jenuh masukkan 500 gram (A) benda uji ke dalam piknometer, tambahkan air suling sampai mencapai 90% isi piknometer. Putar sambil diguncang sehingga tidak terlihat gelembung udara didalamnya. Untuk mempercepat proses ini dapat dipergunakan pompa hampa udara, tetapi harus diperhatikan jangan sampai ada air yang ikut terhisap. Dapat juga dilakukan dengan merebus piknometer. - Rendam piknometer dalam air dan ukur suhu air untuk penyesuaian perhitungan pada suhu standar 25°C. - Tambahkan air sampai mencapai tanda batas. - Timbang piknometer berisi air dan benda uji sampai ketelitian 0,1 gram (Bt). - Keluarkan benda uji, keringkan dalam oven dengan suhu (110 ± 5)°C sampai berat tetap, kemudian dinginkan benda uji dalam desikator. - Setelah benda uji dingin kemudian timbanglah (C). - Tentukan berat piknometer berisi air penuh dan ukur suhu air, gunakan penyesuaian dengan suhu standar 25°C (B).
3.4.3.4 Pengujian keausan agregat dengan mesin Los Angeles (Balitbang PU, 1991) a. Peralatan yang digunakan dalam pengujian abrasi : - Mesin Los Angeles. Mesin ini terdiri dari silinder baja tertutup pada kedua sisinya dengan diameter 711 mm (28”), panjang dalam 508 mm (20”), silinder berumpu pada dua poros pendek yang tak menerus dan berputar pada poros mendatar, silinder berlubang untuk memasukan benda uji, penutup lubang terpasang rapat sehingga permukaan dalam silinder tidak terganggu. Dibagian dalam silinder terdapat bilah baja melintang penuh setinggi 89 mm (3,5”).
- Bola-bola baja dengan diameter rata-rata 4,68 cm dan berat masing-masing antara 400 gram dan 440 gram. - Saringan no.12 (1,7 mm) dan saringan-saringan lainnya. - Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram. - Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu (110 ± 5)0C. b. Benda uji : - Sirtu sebanyak 5000 gram sesuai dengan ketentuan tabel ukuran fraksi material untuk abrasi. c. Prosedur pengujian : - Digunakan pengujian dengan cara B, yaitu agregat yang tertahan saringan ½” sebanyak 2500 gram, agregat yang tertahan 3/8” sebanyak 2500 gram dan jumlah bola sebanyak 11 buah. - Cuci benda uji dan keringkan dalam oven pada suhu (110 ± 5)0C, sampai berat tetap selama 1 x 24 jam (A). - Keluarkan benda uji dari oven dan dinginkan sejenak. - Benda uji yang telah dingin dimasukan kedalam mesin Los Angeles, berikut bola-bola baja dan diputar sebanyak 500 putaran. - Setelah selesai pemutaran keluarkan sampel dari mesin Los Angeles kemudian disaring dengan saringan no.12. - Butiran yang tertahan diatas saringan no.12 dicuci bersih, dikeringkan dalam oven yang dilengkapi pengatur suhu sampai kering dan berat tetap. - Setelah dikeringkan dalam oven ditimbang dan dicatat beratnya (B). - Data yang didapat sudah bisa langsung diolah.
3.4.3.5 Pengujian batas-batas Atterberg (Balitbang PU, 1990c) a. Peralatan yang digunakan dalam pengujian Batas cair : - Alat pembuat alur. - Mangkok pengaduk (mixing disk) benda uji dari porselin. - Batang pengaduk (spatula) dari baja tahan karat panjang 12,5 cm. - Cawan kadar air minimal 4 buah, dan harus diberi tanda kemudian ditimbang untuk menentukan beratnya.
- Botol berisi air suling. - Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram. - Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk mengeringkan pada suhu (110 ± 5)0C. b. Benda Uji : - Khusus untuk jenis tanah yang mengandung butiran lebih kasar dari saringan 0,42 mm (no.40), benda uji dikeringkan di udara sampai bisa disaring, lalu benda uji diambil yang lewat saringan 0,42 mm (no.40). c. Prosedur pengujian : - Letakan 100 gram benda uji yang sudah dipersiapkan didalam mangkok pengaduk. - Dengan menggunakan spatula, aduklah benda uji tersebut dengan menambah air suling sedikit sampai merata, adukan disimpan terlebih dahulu dan ditutup dengan kain basah atau contoh yang telah disiapkan direndam dahulu selama 24 jam. - Setelah contoh menjadi campuran merata, ambil bagian benda uji ini dan letakan diatas mangkok alat batas cair, ratakan permukaannya sedemikian sehingga sejajar dengan dasar alat, bagian yang paling tebal harus ± 1 cm. - Buatlah alur dengan jalan membagi dua benda uji dalam mangkok itu, dengan menggunakan alat pembuat alur (grooving tool) melalui garis tengah pemegang dan simetris, pada waktu membuat alur posisi alat pembuat alur harus tegak lurus permukaan mangkok. - Putarlah alat sedemikian sehingga mangkok naik/jatuh dengan kecepatan putar 2 rotasi per detik. Pemutaran ini dilakukan terus sampai dasar alur benda uji bersinggungan sepanjang kira-kira 1,25 cm dan catat jumlah pukulannya pada waktu bersinggungan. Sebagai catatan untuk beberapa jenis tanah menunjukan bahwa pada waktu pemukulan ternyata persinggungan alur disebabkan karena kedua bagian masa tanah diatas mangkok bergeser terhadap permukaan mangkok, sehingga jumlah pukulan yang didapat lebih kecil, jumlah pukulan yang betul adalah jika proses berimpitnya dasar alur disebabkan masa tanah seolah-olah mengalir dan bukan karena bergeser, maka percobaan harus
diulangi beberapa kali dengan kadar air berbeda, dan kalau masih terjadi pergeseran ini maka harga batas cair ini tidak dapat diperoleh; -
Ulangi pekerjaan beberapa kali sampai diperoleh jumlah pukulan yang sama, hal ini dimaksudkan untuk meyakinkan apakah pengadukan contoh sudah betul-betul merata kadar airnya, jika ternyata pada percobaan telah diperoleh jumlah pukulan sama, maka ambilah benda uji langsung dari mangkok pada alur, kemudian masukan ke dalam cawan yang telah dipersiapkan, maka tentukan kadar airnya sesuai dengan metode pengujian kadar air tanah.
-
Kembalikan sisa benda uji kedalam mangkok pengaduk, dan mangkok alat batas cair bersihkan, benda uji diaduk kembali dengan merubah kadar airnya, kemudian ulangi minimal 3 kali berturut-turut dengan variasi kadar air yang berbeda, sehingga akan diperoleh perbedaan jumlah pukulan sebesar 8 – 10. a. Peralatan yang digunakan dalam pengujian Batas Plastis yaitu : - Mangkok pengaduk (mixing disk) dari porselin. - Batang pengaduk (spatula) yang lentur. - Batang logam dengan diameter 3 mm panjang 10 cm. - Neraca dengan ketelitian 0,01 gram. - Botol berisi air suling. - Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu (110 ± 5)0C. - Plat kaca. b. Benda uji : Agar pengujian dapat dilakukan dengan cepat, maka sebaiknya pengadukan benda uji untuk batas cair dan batas plastis dilakukan sekaligus, setelah pengadukan rata pisahkan 20 gram, benda uji untuk pengujian batas plastis; contoh tanah dinyatakan non plastis (NP) bilamana batas cair atau batas plastis tidak dapat ditentukan.
c. Prosedur Pengujian : - Khusus untuk benda uji batas plastis disediakan kurang lebih 20 gram diatas mangkok pengaduk, beri air sedikit demi sedikit kemudian aduk sehingga kadar airnya merata. Agar pengujian batas plastis dan batas cair dapat
dilakukan dengan cepat, maka pengadukan benda uji dilakukan sekaligus. Setelah pengadukan merata lalu dipisahkan 20 gram benda uji untuk pengujian batas plastis. - Setelah kadar air cukup merata, buatlah bola-bola tanah dari benda uji itu seberat 8 gram, kemudian bola-bola tanah itu digiling diatas plat kaca. - Penggilingan dilakukan dengan ujung jari yang dirapatkan, dengan kecepatan 80 - 90 giling per menit. - Penggilingan dilakukan terus sampai benda uji membentuk batang dengan diameter 3 mm. Apabila pada waktu penggilingan itu ternyata sebelum benda uji mencapai diameter 3 mm sudah retak, benda uji disatukan kembali, ditambah air sedikit dan diaduk sampai merata. Jika ternyata penggilingan bola-bola itu bisa mencapai diameter lebih kecil dari 3 mm tanpa menunjukan retakan-retakan, maka contoh perlu dibiarkan beberapa saat di udara agar kadar airnya berkurang sedikit. - Pengadukan dan penggilingan diulangi terus sampai retakan-retakan itu terjadi tepat pada saat gelengan mempunyai diameter 3 mm. - Periksa kadar air batang tanah tersebut dan dilakukan benda uji ganda untuk pemeriksaan kadar air 5 gram.
3.4.3.6 Pengujian gumpalan lempung/kadar lumpur (Balitbang PU, 1996) a. Peralatan yang digunakan dalam pengujian gumpalan lempung : - Saringan terdiri dari ukuran no.20, no.16, no.8, no.4, 3/8”, 3/4", dan 11/2". - Wadah tahan karat yang cukup untuk menebarkan benda uji, sehingga dapat menyebar tipis pada dasar wadah. - Timbangan untuk menentukan berat benda uji. - Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu (110 ± 5)0C.
b. Benda Uji : - Benda uji adalah agregat dalam kondisi kering oven dan harus sudah terlebih dahulu melalui pengujian jumlah bahan dalam agregat yang lolos saringan no.200.
- Benda uji agregat halus adalah agregat yang butirannya lolos saringan no.4 dan tertahan no.16 dengan berat mininium 100 gram. - Benda uji agregat kasar adalah agregat yang dipisahkan dalam beberapa fraksi dengan menggunakan saringan no.4, 3/8", 3/4" dan 11/2". c. Prosedur pengujian : - Timbang wadah tanpa benda uji. - Timbang benda uji (S) dan masukkan ke dalam wadah, lalu diratakan dalam bentuk tipis pada dasar wadah. - Masukkan air suling ke dalam wadah, sehingga benda uji cukup terendam dan biarkan selama 1 x 24 jam. - Pecahkan butir-butir yang mudah dipecah dengan jari-jari, hingga menjadi halus. Cara memecahnya adalah dengan cara menekan butiran antara ibu jari dan jari telunjuk, kuku jari tidak digunakan untuk memecah butiran. - Pisahkan benda uji yang sudah pecah dari sisa benda uji yang masih utuh dengan penyaringan basah di atas saringan. - Keluarkan butir-butir yang tertahan pada saringan dengan hati-hati. - Keringkan benda uji tersebut dalam oven dengan suhu (110 ± 5)0C sampai mencapai berat tetap selama 1 x 24 jam (R). - Keluarkan benda uji, dinginkan dan timbang beratnya.
3.4.3.7 Pengujian pemadatan modified (Balitbang PU, 1989b) Ada beberapa cara pemadatan, diantaranya : a. Cara A : Cetakan 102 mm (4”), bahan lewat saringan 4,75 mm (no.4). b. Cara B : Cetakan 152 mm (6”), bahan lewat saringan 4,75 mm (no.4) . c. Cara C : Cetakan 102 mm (4”), bahan lewat saringan 19 mm (3/4”). d. Cara D : Cetakan 152 mm (6”), bahan lewat saringan 19 mm (3/4”).
a.
Peralatan yang digunakan dalam pengujian untuk cara D :
- Cetakan 152 mm (6”), bahan lewat saringan 19 mm (3/4”). - Alat penumbuk 50,8 0,127 mm (2,0” 0,005”), berat 2,495 0,009 kg. - Alat pengeluar contoh.
- Timbangan kapasitas 11,5 kg dengan ketelitian 5 gram dan timbangan kapasitas 1 kg dengan ketelitian 0,1 gram. - Oven yang dilengkapi pengatur suh (110 ± 5)0C. - Alat perata dari besi (pisau). - Talam. - Alat pengaduk dan sendok. - Saringan 50 mm (2”), 19 mm (3/4”) dan 4,75 mm (no.4). b.
Benda Uji :
- Dalam pengujian ini, Bila contoh material dalam keadaan basah dikeringkan dahulu diudara atau dalam oven pengering. - Bila diinginkan supaya prosentase bahan kasar lewat saringan 50 mm (2”) dan tertahan 4,75 mm (no.4) dipertahankan sama seperti keadaaan aslinya di lapangan, maka bahan yang lolos saringan 50 mm (2”) dan tertahan saringan 19 mm (3/4”) diganti dengan bahan yang lolos saringan 19 mm (3/4”) tertahan saringan 4,75 mm (no.4) dengan jumlah yang sama. Bahan pengganti diambil dari sisa contoh. - Material yang telah lolos saringan tadi di bagi dalam 5 bagian, masing-masing bagian sebanyak 5 kg dan dimasukkan kedalam kantong plastik yang telah dipastikan hampa udara. - Material tersebut dicampur dengan air masing-masing 100 cc (2%), 200 cc (4%), 300 cc (6%), 400 cc (8%), 500 cc (10%) secara merata (W). - Setelah dicampur merata dengan air, material dimasukkan kembali kedalam kantong plastik untuk proses pemeraman selama 1 x 24 jam. c.
Prosedur pengujian :
- Cetakan harus dibersihkan, jangan lupa diukur tinggi dan diameter cetakan. - Cetakan harus dari logam yang mempunyai dinding teguh dan dibuat sesuai dengan ukuran di atas. Cetakan harus dilengkapi dengan leher sambung, dibuat dari bahan yang sama dengan tinggi lebih kurang 60 mm yang dipasang kuatkuat dan dapat dilepaskan. - Timbang cetakan diameter 152 mm (6”) dan keping alas (W1).
- Keping alas dialasi dengan plastik yang telah dibentuk sesuai dengan bentuk keping alas. - Cetakan, leher dan keping alas dipasang jadi satu dan ditempatkan pada tempat yang kokoh. - Ambil salah satu sampel yang telah disediakan, diaduk dan dipadatkan dengan cara jumlah tanah yang digunakan harus tepat hingga tinggi kelebihan tanah yang diratakan setelah leher dilepas tidak lebih dari 0,5 cm. Tanah dipadatkan dalam 5 lapis (V) yang masing-masing lapisan memiliki ketinggian yang sama dengan pemadatan 56 kali tumbukan. - Kelebihan tanah pada leher dipotong dengan pisau dan lepaskan leher sambungan, ratakan permukaan cetakan hingga tidak ada kelebihan tanah dan timbang cetakan yang berisi benda uji beserta keping alas (W2). - Keluarkan benda uji tersebut dari cetakan dan potong sebagian kecil dari benda uji pada keseluruhan tingginya untuk pemeriksaan kadar air.
3.3.3.8 Pengujian CBR laboratorium (Balitbang PU, 1989a) a. Peralatan yang di gunakan dalam pengujian CBR : - Mesin penetrasi (loading machine) dilengkapi alat pengukur beban berkapasitas sekurang-kurangnya 4,45 ton dengan kecepatan penetrasi sebesar 1,27 mm atau 0,05” per menit. - Cetakan logam berbentuk silinder diameter bagian dalam 152,4 ± 0,6609 mm atau 6” ± 0,0026” dan tinggi 177,8 ± 0,13 mm. Cetakan harus dilengkapi leher sambung dan keping alas logam yang berlubang-lubang. - Piringan pemisah dari logam (spacer disk) dengan dimeter 150,8 mm dan tebal 61,4 mm. - Alat penumbuk sesuai dengan cara pengujian pemadatan ringan atau pengujian pemadatan berat untuk tanah dan alat pengukur pengembangan (swell) yang terdiri dari keping pengembangan yang berlubang-lubang dengan batang pengatur, tripod logam, dan arloji peninjuk. - Keping beban dengan berat 2,27 kg diameter 194,2 mm atau dengan lubang tengah berdiameter 54,0 mm.
- Torak penetrasi dari logam berdiameter 49,5 luas 1935 mm2 dan panjang tidak kurang dari 101,6 mm. - Dua buah arloji pengukur penetrasi, alat timbang dan plastik. - Peralatan lain seperti talam, alat perata, dan tempat untuk rendam. b. Benda uji : - Benda uji harus dipersiapkan menurut cara pengujian pemadatan ringan Untuk tanah, atau pengujian pemadatan berat untuk tanah, ambil contoh kira-kira seberat 5 kg atau lebih untuk tanah dan 5,5 kg untuk campuran tanah agregat dan kemudian campur bahan tersebut dengan air sampai kadar air optimum dan pasang cetakan pada keping alas dan timbang. Masukan piringan pemisah (spacer disk) diatas keping alas dan pasang kertas saring diatasnya. - Padatkan masing-masing bahan tersebut di dalam cetakan dengan jumlah tumbukan 10, 35 dan 65 dengan jumlah lapis dan berat penumbuk sesuai cara pengujian pemadatan ringan untuk tanah, atau pengujian pemadatan berat untuk tanah
bila benda uji akan direndam, periksa kadar airnya sebelum
dipadatkan. Bila benda uji tersebut tidak direndam, periksa kadar air dilakukan setelah benda uji dikeluarkan dari cetakan. - Buka leher sambung dan ratakan dengan alat perata. Tambal lubang-lubang yang mungkin terjadi pada permukaan karena lepasnya butir-butir kasar dengan bahan yang lebih halus. Keluarkan piringan pemisah, balikan dan pasang kembali cetakan berisi benda uji pada keping alas, kemudian timbang. Untuk pemeriksaan CBR langsung, benda uji ini telah siap untuk diperiksa. Bila dikehendaki CBR yang direndam (CBR soaked) harus dilakukan langkahlangkah berikut : - Pasang keping pengembangan diatas permukaan benda uji dan kemudian pasang keping pemberat yang dikehendaki minimum seberat 4,5 kg atau sesuai dengan keadaan beban perkerasan. Rendam cetakan beserta beban didalam air sehingga air dapat meresap dari atas maupun dari bawah. Pasang tripod beserta arloji pengukur pengembangan. Catat pembacaan pertama dan biarkan benda uji direndam selam 4 x 24 jam. Permukaan air selama perendaman harus tetap (kira-kira 2,5 cm diatas permukaan benda uji). Tanah berbutir halus atau
berbutir kasar yang dapat menyerap air lebih cepat dapat direndam dalam waktu yang lebih singkat sampai pembacaan arloji tetap. Pada akhir perendaman catat pembacaan arloji pengembangan. - Keluarkan cetakan dari bak air dan miringkan selama 15 menit sehingga air bebas mengalir habis. Jagalah agar selama pengeluaran air tersebut permukaan benda uji tidak terganggu dan ambil beban dari cetakan, kemudian cetakan beserta isinya ditimbang. Benda uji CBR yang direndam telah siap untuk dilakukan pengujian. c. Prosedur pengujian : - Letakan keping pemberat diatas permukaan benda uji seberat minimal 4,5 kg atau sesuai dengan perkerasan. - Untuk benda uji yang direndam, beban harus sama dengan beban yang dipergunakan waktu perendaman. Pertama, letakan keping pemberat 2,27 kg untuk mencegah mengembangnya permukaan benda uji pada bagian lubang keping pemberat. Pemberatan selanjutnya dipasang setelah torak disentuhkan pada permukaan benda uji. - Kemudian atur torak penetrasi pada permukaan benda uji sehingga arloji beban menunjukan beban permulaan sebesar 4,5 kg. Pembebanan permulaan ini diperlukan untuk menjamin bidang sentuh yang sempurna antara torak dengan permukaan benda uji. Kemudian arloji penunjuk beban dan arloji pengukur penetrasi dinolkan. - Berikan pembebanan dengan teratur sehingga kecepatan penetrasi mendekati kecepatan 1,27 mm/menit. Catat pembacaan pembebanan pada penetrasi 0,312 mm, 0,62 mm, 1,25 mm, 0,187 mm, 2,5 mm, 3,75 mm, 5 mm, 7,5 mm, 10 mm dan 12,5 mm. - Catat beban maksimum dan penetrasinya bila pembebanan maksimum terjadi sebelum penetrasi 12,5 mm.
- Keluarkan benda uji dari cetakan dan tentukan kadar air dari lapisan atas benda uji setebal 25,4 mm. Bila diperlukan kadar air rata-rata maka pengembalian benda uji untuk kadar air dapat diambil dari seluruh kedalaman. Benda uji untuk pemeriksaan kadar air sekurang-kurangnya 100 gr untuk tanah berbutir halus atau sekurang-kurangnya 500 gr untuk tanah berbutir kasar.