METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan bulan Mei sampai dengan bulan Juli 2009 di Peternakan Babi Rachel Farm yang berada di Kampung Cina, Desa Tajur Halang, Kecamatan Tajur Halang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Materi Ternak Penelitian ini menggunakan 16 ekor induk babi bunting yang segera akan beranak (Gambar 2), dengan bobot badan 120-210 kg dengan rataan umur 2-4 tahun. Babi yang digunakan adalah turunan hasil perkawinan dari beberapa bangsa babi yaitu Yorkshire, Hampshire, Landrace, Duroc, dan Spotted Poland China, dimana tiap induk babi tersebut tidak jelas lagi proporsi bangsanya.
Gambar 2. Induk Babi Bunting yang Segera Akan Beranak Kandang dan Peralatan Kandang yang digunakan adalah kandang individu berukuran 200 x 180 x 100 cm, yang dilengkapi dengan lampu berkekuatan 45-60 watt untuk seluruh bangunan induk beranak, tempat makan induk dan anak, water nipple atau alat minum otomatis. Peralatan yang digunakan adalah alat tulis, buku tulis, ember, sapu lidi, keranjang, steam pencuci kandang, pipa selang untuk memandikan babi dan membersihkan kandang, thermohygrometer dan timbangan.
Ransum Penelitian Ransum yang digunakan dalam penelitian ini adalah ransum induk menyusui yang biasa diberikan di Peternakan Babi Rachel Farm, yaitu tepung jagung, dan dedak padi dengan pemberian tepung daun bangun-bangun pada taraf 0, 1,25, 2,50 dan 3,75% kedalam ransum sebagai perlakuan. Daun bangun-bangun tersebut diperoleh dari kandang C Fakultas Peternak Bogor, yang ditanam sebelum penelitian dilakukan. Daun bangun-bangun dipanen kemudian dikeringkan dibawah sinar matahari dan digiling di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan. Ransum diberikan dalam bentuk kering. Pencampuran pakan dilakukan secara manual. Berikut komposisi ransum penelitian yang digunakan: R0 = 100% Ransum + 0%Tepung Daun Bangun-bangun R1 = 98,75% Ransum + 1,25% Tepung Daun Bangun-bangun R2 = 97, 5% Ransum + 2,5% Tepung Daun Bangun-bangun R3 = 96,25% Ransum + 3,75% Tepung daun Bangun-bangun Rancangan Prosedur Pengumpulan Data Pengamatan dilakukan dengan menggunakan beberapa metode, yaitu metode ad libitum sampling, focal sampling dan one-zero. Untuk pengamatan tingkah laku harian digunakan metode ad libitum sampling, untuk pengamatan tingkah laku induk babi menyusui dan anak babi menyusu digunakan metode focal animal sampling dengan metode pencatatan one-zero. Ad libitum Sampling. Ad libitum sampling adalah metode pencatatan semua bentuk kegiatan yang dilihat dan diperagakan pada waktu pengamatan (Altman, 1973). Pengamatan tingkah laku harian induk babi menyusui dan anak babi menyusu menggunakan metode ad libitum sampling yang dibagi kedalam tiga fase pengamatan dengan interval waktu pengamatan 15 menit, yaitu Fase I (hari ke-1: 06.00-14.00 WIB), Fase II (hari ke-2: 14.00-22.00 WIB) dan Fase III (hari ke-3: 22.00-06.00 WIB). Ad libitum sampling dimanfaatkan untuk mengetahui parameter tingkah laku utama dan khusus yang diamati untuk mendapatkan intensitas tingkah laku induk babi menyusui dan anak babi menyusu dengan sampling.
cara focal animal
Focal Animal Sampling. Menurut Altman (1973) focal animal sampling adalah metode pengamatan tingkah laku dengan mengamati hewan tertentu yang menjadi fokus pengamatan. Focal animal sampling digunakan untuk mengamati tingkah laku khusus induk babi menyusui dan anak babi menyusu. One Zero Evaluation. One zero evaluation adalah teknik pencacatan untuk mengetahui intensitas tingkah laku dalam bentuk jumlah kali suatu tingkah laku yang terjadi pada waktu tertentu (Altman, 1973). Diberi nilai satu (1) bila induk babi dan anak babi menyusu melakukan tingkah laku tertentu, dan akan diberi nilai nol (0) bila tidak melakukan aktivitas. Peubah yang Diamati Peubah-peubah yang diamati dalam penelitian adalah semua aktivitas dan tingkah laku harian induk babi menyusui. 1. Tingkah laku makan, yaitu tingkah laku induk babi mencari makan, mengambil, mengunyah dan menelannya. 2. Tingkah laku minum, yaitu tingkah laku induk babi mengambil air dari tempat minum kemudian menelannya. 3. Tingkah laku merawat terdiri dari: a. Tingkah laku merawat diri, yaitu tingkah laku yang dilakukan induk babi untuk merawat tubuh sendiri dengan bantuan yang lain dan merawat babi yang lain. b. Tingkah laku menyusui, yaitu tingkah laku induk babi untuk menuntun dan membiarkan anak babi untuk menyusu 4.
Tingkah laku istirahat, yaitu tingkah laku induk babi berdiam diri tanpa melakukan apapun.
5. Tingkah laku bergerak, yaitu tingkah laku induk babi berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. 6. Tingkah laku eliminasi, yaitu tingkah laku induk babi dalam membuang kotoran cair maupun padat. 7. Tingkah laku agonistik, yaitu tingkah laku yang ada hubungannya dengan agresivitas, kepatuhan dan pertahanan.
8. Tingkah laku sosial, yaitu tingkah laku induk babi berkumpul, bermain dengan babi lainnya, berkomunikasi lewat suara, visual atau adanya sistem hierarki dalam kelompok babi. A. Tingkah Laku Khusus Induk Babi Menyusui. Peubah-peubah yang diamati dalam hal ini adalah: 1. Membiarkan anak babi menyusu ke puting induk. 2. Menuntun anak menyusu ke puting induk. 3. Posisi induk berbaring, yaitu posisi berbaring induk babi, berbaring pada posisi kiri atau kanan. 4. Posisi induk babi saat menyusui, yaitu posisi tubuh induk pada saat menyusui, baik dalam keadaan berdiri atau berbaring. 5. Menghindari anak, yaitu induk babi tidak mau menyusui anak babi. B. Tingkah laku Anak Babi Saat Menyusu. Peubah-peubah yang diamati dalam hal ini adalah: 1. Bangkit berdiri dan berjalan setelah lahir. 2. Mencari puting atau tonjolan yang dirasa seperti puting. 3. Berebut puting, yaitu tingkah laku anak babi bersaing untuk mendapatkan puting yang diinginkan. 4. Pengurutan anak babi ke puting susu induk babi. 5. Penyusuan disertai suara protes anak babi. 6. Bunyi menghisap anak babi pada saat menyusu pada induk. 7. Penempatan urutan tertentu pada ambing induk. 8. Pemilihan puting susu induk babi. 9. Menyusu pada dua puting susu induk babi. Pengamatan dilakukan secara intensif pada saat frekuensi induk babi menyusui dan anak babi menyusu selama satu jam.
Analisis Data Rancangan Percobaan Data dari hasil pengamatan kemudian ditabulasi dan selanjutnya hasil pengolahan dianalisis secara deskriptif dalam jumlah kali dan persentase tingkah laku yang terjadi dari pengamatan focal animal sampling, persentase tingkah laku dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Persentase Tingkah Laku =
X x 100% Y
Keterangan: X = jumlah tingkah laku yang diamati Y = jumlah seluruh tingkah laku yang diamati Model matematika yang digunakan menurut Steel dan Torrie (1993) adalah sebagai berikut : Yijh =
+
i
++
ij
Keterangan: Yijh
: nilai pengamatan tingkah laku induk babi membiarkan anak babi menyusu, menuntun anak babi menyusu, dan menghindari anak menyusu : nilai rataan umum
I
: pengaruh penambahan tepung daun bangun-bangun taraf ke-i ; i= 0, 1,25, 2,50, dan 3,75%
ijh
: galat percobaan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j ; j = 1, 2, 3, dan 4 Data yang diperoleh dianalisa dengan analisa sidik ragam atau analysis of
variance (ANOVA), jika perlakuan berpengaruh nyata terhadap peubah yang diukur maka dilanjutkan dengan uji lanjut Tukey (Steel dan Torrie, 1993).