BAB I PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud Nomor 309/E/0/2013, Universitas Telkom didirikan pada tanggal 14 Agustus 2013. Universitas Telkom merupakan Perguruan Tinggi Swasta yang diselenggarakan oleh Yayasan Pendidikan Telkom, yang merupakan penggabungan dari empat Perguruan Tinggi Swasta, yaitu Institut Teknologi Telkom (IT Telkom), Institut Manajemen Telkom (IM Telkom), Politeknik Telkom, dan Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain Indonesia Telkom (STISI Telkom), berikut adalah Visi dan Misi dari Universitas Telkom (www.telkomuniversity.ac.id) : Visi Universitas Telkom adalah menjadi perguruan tinggi berkelas dunia (A World Class University) yang berperan aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan seni berbasis teknologi informasi. Misi Universitas Telkom 1. Menyelenggarakan
dan
mengembangkan
pendidikan
berstandar
internasional. 2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, manajemen, dan seni yang diakui secara internasional. 3. Memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi, manajemen, dan seni, untuk kesejahteraan dan kemajuan peradaban bangsa. Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Pengurus Yayasan Pendidikan Telkom (YPT) Revisi II per tanggal 20 Juni 2014 tentang Struktur Organisasi, Entrecenter mulai dibentuk dengan nama Badan Kewirausahaan dibawahi langsung oleh manajemen Telkom Education Foundation/Yayasan Pendidikan Telkom (YPT) tepatnya dibawah pengawasan Wakil Rektor (Warek) IV dan Direktur Kemahasiswaan Universitas Telkom. Berikut adalah struktur organisasi dari Bidang Kewirausahaan (Surat Keputusan Dewan Pengurus Yayasan Pendidikan Telkom (YPT) Revisi II per tanggal 20 Juni 2014).
1
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Wakil Rektor IV Universitas Telkom Sumber : Surat Keputusan Pengurus YPT 20 Juni 2014 Dalam struktur organisasi Warek IV Universitas Telkom, bidang Kewirausahaan dibawahi langsung oleh Direktur Kemahasiswaan dan Manajer Pengembangan
Karakter.
Tujuan
dibentuknya
bidang
Pengembangan
Kewirausahaan adalah untuk meningkatkan minat berwirausaha mahasiswa Universitas Telkom, yaitu dengan memfasilitasi ide bisnis dan bisnis yang telah berjalan agar lebih berkembang dan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat yang membutuhkan. Bidang Kewirausahaan mulai aktif pada awal tahun 2015, dimulai dengan mengadakan acara edukasi kewirausahaan untuk mahasiswa Universitas Telkom serta mengumpulkan data mahasiswa yang telah mempunyai bisnis. Pengumpulan data mahasiswa yang telah mempunyai bisnis tersebut dilakukan dengan meminta bantuan kepada Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas serta rekap daftar hadir di setiap acara edukasi kewirausahaan. (Pengembangan Kewirausahaan, 2015). 1.2 Latar Belakang Penelitian Kementerian Ketenagakerjaan (2015) mengungkapkan nilai tukar rupiah terhadap dolar semakin naik, hal ini menyebabkan adanya PHK besar –
2
besaran oleh perusahaan atau industri yang struktur produksinya bergantung pada impor, pemutusan hubungan kerja ini menjadikan jumlah pengangguran di Indonesia semakin bertambah. Berdasarkan data dari Pusat Data dan Informasi Ketenagakerjaan Badan Penelitian Pengembangan dan Informasi Kementrian Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Pusdatinaker, 2015) jumlah pengangguran yang ada untuk daerah perkotaan dan pedesaan bulan Februari 2015 adalah 4,971,422 orang untuk daerah perkotaan dan 2,483,345 untuk daerah pedesaan, sehingga jumlah total pengangguran adalah 7,454,767 orang atau sekitar 5,81 % dari jumlah total penduduk Indonesia. Menurut Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo, 2015), melemahnya rupiah akan menurunkan daya beli masyarakat karena harga barang dan kebutuhan pokok naik, menurunnya daya beli masyarakat telah membuat sebagian pengusaha getar getir, khususnya untuk pengusaha bahan pokok. Padahal, McClelland menyebutkan suatu negara dapat dikatakan makmur apabila minimal harus memiliki jumlah wirausaha sebanyak 2% dari jumlah populasi penduduknya. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistika (BPS) tahun 2015, wirausaha Indonesia hanya sekitar 1,65% dari total penduduk, masih kurang 0,35% untuk mencapai angka minimal tersebut. Angkat tersebut masih kalah dari negara Korea Selatan yang mencapai 4% dan Malaysia yang telah mencapai 2,1% (Kadin Bidang Perbankan dan Finansial, 2015). Menurut Halim (2015), salah satu faktor dari rendahnya tingkat wirausaha di Indonesia karena perspektif masyarakat Indonesia yang lebih melihat peluang kesejahteraan dengan menjadi Pegawai Negeri Sipil dibandingkan dengan
menjadi
pengusaha.
Berikut
adalah
alasan
terhambatanya
pertumbuhan jumlah wirausaha di Indonesia (Halim Alamsyah, 2015) , yaitu : 1. Sistem pendidikan yang tidak mendukung pemuda menjadi wirausaha. 2. Wirausaha Indonesia ingin sukses instan. 3. Wirausaha pemula kerap terlalu ambisius. 4. Wirausaha kecil minim inovasi. Hasil penelitian Global Entrepreneurship Monitor (GEM) Indonesia pada tahun 2013 mengatakan, rendahnya tingkat wirausaha di Indonesia
3
berhubungan erat dengan nilai fear of failure (ketakutan akan kegagalan dalam memulai usaha). Nilai fear of failure Indonesia adalah 35% untuk kategori usia dan lebih dari 50% untuk kategori tingkat pendidikan. Tren dari fear of failure cenderung mirip dengan tren perceived opportunities. Berikut nilai fear of failure di Indonesia (GEM Indonesia, 2013) dapat dilihat pada gambar 1.2
Gambar 1.2 Nilai Fear of Failure Indonesia Sumber : Annual Report GEM Indonesia 2013 Dari data di atas, Indonesia mempunyai tingkat ketakutan akan kegagalan yang cukup tinggi baik dari kategori usia maupun tingkat pendidikan. Menurut Small Business Association (SBA, 2015), terdapat sekitar 30% dari bisnis baru yang gagal di dua tahun pertama, 50% di tahun kelima, dan 66 % selama 10 tahun pertama, hanya terdapat 25% yang berhasil meneruskan bisnis hingga 15 tahun ke atas. Hisrich (2008 : 571) menyebutkan, kegagalan bisnis terjadi karena adanya bencana, perang, keadaan politik, atau ketidakseimbangan pertumbuhan ekonomi.
4
Kegagalan suatu bisnis berhubungan dengan faktor internal dan eksternal (Hidayat, 2014). Faktor internal dan eksternal yang timbul dari dalam diri individu berada pada teori atribusi. (Sserwanga dan Gerrit, 2014). Universitas Telkom merupakan perguruan tinggi swasta yang mendukung adanya pelaksanaan kewirausahaan, terbukti dengan nilai yang dianut oleh Universitas Telkom yaitu Profesionalism, Recognition of achievement, Integrity, Mutual respect Entrepreneurship (PRIME). Nilai Entrepreneurship diaplikasikan hampir diseluruh Fakultas, diantaranya penerapan kurikulum baru dengan menambah mata kuliah kewirausahaan untuk prodi tertentu di setiap Fakultas khususnya Fakultas Teknik. (www.telkomuniversity.ac.id). Berdasarkan informasi dari pihak kemahasiswaan Universitas Telkom (2015) pada tahun ajaran 2015 ini Universitas Telkom telah memberlakukan kurikulum baru, kurikulum baru tersebut diantaranya pemberian mata kuliah kewirausahaan untuk Fakultas Rekayasa Industri, Fakultas Teknik Elektro, Fakultas Teknik Informatika dan Fakultas Industri Kreatif. Selain penambahan matakuliah kewirausahaan, nilai entrepreneuship juga terlihat pada Visi dan Misi dari masing – masing fakultas di Universitas Telkom. Berikut adalah tabel ringkasan Visi dan Misi dari masing – masing Fakultas. (www.telkomuniversity.ac.id). Tabel 1.1 Visi dan Misi Fakultas di Universitas Telkom dengan Nilai Kewirausahaan NO
Fakultas
Kata Kunci Nilai Entrepreneuship dalam Visi/Misi
1
Fakultas Rekayasa Industri
Berjiwa Entrepreneurship
2
Fakultas Industri Kreatif
Berjiwa Creativepreneur
3
Fakultas Teknik Elektro
Mempunyai sikap Entrepreneurship baik individu
5
maupun tim
4
Fakultas Komunikasi dan
Memiliki nilai kewirausahaan
Bisnis 5
Fakultas Teknik
Berjiwa kewirausahaan
Informatika 6
Fakultas Ekonomi dan
Berjiwa kewirausahaan
Bisnis 7
Fakultas Ilmu Terapan
Melakukan inovasi dan pengembangan
Sumber : www.telkomuniversity.ac.id [Data telah diolah] Mita (2015), selaku staf Pengembangan Kewirausahaan Universitas Telkom mengatakan Bidang Kewirausahaan yang telah berjalan dalam kurun waktu satu tahun ini telah mengadakan acara edukasi kewirausahaan sebanyak lima kali. Kegiatan tersebut berupa seminar sebanyak tiga kali, workshop sebanyak satu kali dan kegiatan lomba business plan sebanyak satu kali. Data dari kelima acara yang diadakan oleh Bidang Kewirausahaan menunjukan ada lebih dari 300 mahasiswa yang turut berpartisipasi untuk setiap acara, akan tetapi dari sekian banyak mahasiswa Universitas Telkom yang turut serta hanya ada beberapa yang telah mempunyai bisnis, ini menunjukan mahasiswa Universitas Telkom sebenarnya mempunyai minat untuk berwirausaha akan tetapi masih ada faktor penghambat yang mampu mempengaruhi keputusan mahasiswa untuk memulai bisnis. Hasil preliminary study atau studi awal tentang sikap dan persepsi kewirausahaan mahasiswa Universitas Telkom yang dilakukan oleh penulis dengan tujuan untuk mengetahui persepsi kewirausahaan pada Mahasiswa Universitas Telkom berdasarkan tiga indikator Global Entreprenership Monitor (GEM) yaitu Perceived Opportunity, Fear of Failure dan Perceived Capabilities, yang dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 50 responden, didapatkan hasil sebagai berikut :
6
Persepsi Berbisnis di Universitas Telkom
Perceived Opportunity 35%
Fear of Failure 35%
Perceived Capabilities 30%
Gambar 1.3 Sikap dan Persepsi Kewirausahaan pada Mahasiswa Universitas Telkom berdasarkan Indikator Global Entreprenership Monitor (GEM) Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa perceived capabilities sebesar 30%, dimana sebanyak 30% mahasiswa Universitas Telkom percaya bahwa mereka memiliki keterampilan yang diperlukan, pengetahuan dan pengalaman untuk memulai bisnis. Perceived opportunities sebesar 35%, dimana 35% mahasiswa Universitas Telkom melihat adanya kesempatan bagus untuk memulai suatu bisnis di wilayah Universitas Telkom. Disisi lain, mahasiswa Universitas Telkom juga merasa takut akan kegagalan ketika mereka membangun suatu bisnis, dimana nilai indikator fear of Failure sebesar 35%, nilai tersebut sama dengan nilai perceived opportunities. Nilai fear of failure yang sama dengan nilai perceived opportunities ini diindikasikan sebagai faktor penghambat untuk memulai suatu bisnis
di wilayah Universitas
Telkom. Berdasarkan fakta dan data di atas, penulis memfokuskan penelitian ini pada persepsi kognitif akibat kegagalan bisnis, serta pengaruhnya terhadap niat untuk mencapai kesuksesan dalam mengelola bisnis baru. 1.3 Perumusan Masalah
7
Jumlah pengangguran di Indonesia yang mencapai 5,81% sangat berbanding terbalik dengan jumlah pebisnis yang hanya 1,65%. Perbedaan yang jauh ini menunjukan bahwa masih kurangnya minat masyarakat dalam menjalankan suatu bisnis. Selain itu tingkat ketakutan akan kegagalan dalam mengelola bisnis di Indonesia juga cukup tinggi yaitu lebih dari 50%. Tak jarang, banyak pebisnis Indonesia yang mengalami kebangkrutan. Pada mahasiswa Universitas Telkom khususnya, kegiatan berbisnis masih dibayang-bayangi oleh risiko kegagalan, meskipun persepsi mahasiswa tentang adanya peluang untuk membuka bisnis di wilayah Universitas Telkom tergolong tinggi. Persentasi persepsi mahasiswa yang merasa takut gagal ketika memulai suatu bisnis yaitu 35%, nilai tersebut justru sama dengan nilai dari persepsi mahasiswa tentang peluang berbisnis. Persepsi kegagalan inilah yang kemudian berubah bentuk menjadi ancaman yang mampu menurunkan minat berbisnis dan menjadi hambatan untuk memulai suatu bisnis. 1.4 Pertanyaan Penelitian Dari rumusan masalah di atas, maka pertanyaan penelitian tentang persepsi kognitif akibat kegagalan bisnis, serta pengaruhnya terhadap niat untuk mencapai kesuksesan dalam mengelola bisnis baru adalah sebagai berikut : 1. Apakah faktor atribusi internal atau faktor atribusi eksternal yang menjadi faktor utama kegagalan suatu bisnis pada mahasiswa Universitas Telkom? 2. Apakah terdapat pengaruh secara langsung dari faktor atribusi internal penyebab kegagalan bisnis, terhadap kesuksesan dalam menjalankan bisnis baru pada mahasiswa Universitas Telkom? 3. Apakah terdapat pengaruh secara langsung dari faktor atribusi eksternal penyebab kegagalan bisnis, terhadap kesuksesan dalam menjalankan bisnis baru pada mahasiswa Universitas Telkom? 4. Apakah terdapat pengaruh secara tidak langsung dari faktor atribusi internal
penyebab
kegagalan
bisnis,
terhadap
kesuksesan
dalam
menjalankan bisnis baru melalui intention pada mahasiswa Universitas Telkom?
8
5. Apakah terdapat pengaruh secara tidak langsung dari faktor atribusi eksternal penyebab kegagalan bisnis, terhadap kesuksesan dalam menjalankan bisnis baru melalui intention pada mahasiswa Universitas Telkom? 6. Apakah terdapat pengaruh tidak langsung dari faktor atribusi internal dan eksternal terhadap kesuksesan bisnis melalui intentions pada mahasiswa Universitas Telkom? 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui faktor atribusi utama penyebab kegagalan bisnis pada mahasiswa Universitas Telkom. 2. Untuk mengetahui pengaruh secara langsung dari faktor atribusi internal penyebab kegagalan bisnis, terhadap kesuksesan dalam menjalankan bisnis baru pada mahasiswa Universitas Telkom. 3. Untuk mengetahui pengaruh secara langsung dari faktor atribusi eksternal penyebab kegagalan bisnis, terhadap kesuksesan dalam menjalankan bisnis baru pada mahasiswa Universitas Telkom. 4. Untuk mengetahui pengaruh faktor atribusi internal penyebab kegagalan bisnis terhadap kesuksesan mengelola bisnis baru melalui intention pada mahasiswa Universitas Telkom. 5. Untuk mengetahui pengaruh faktor atribusi eksternal penyebab kegagalan bisnis terhadap kesuksesan mengelola bisnis baru melalui intention pada mahasiswa Universitas Telkom. 6. Untuk mengetahui pengaruh faktor atribusi internal dan eksternal penyebab kegagalan bisnis terhadap kesuksesan mengelola bisnis baru melalui intentions pada mahasiswa Universitas Telkom. 1.6 Manfaat Penelitian Secara praktis penelitian ini mampu membuka pemikiran masyarakat khususnya mahasiswa untuk turut bergabung dengan organisasi- organisasi kewirausahaan dimana organisasi tersebut berfungsi sebagai fasilitator bisnis yang dapat membantu pebisnis dalam merealisasikan ide bisnisnya, dan
9
penelitian ini juga mampu meningkatkan minat masyarakat khususnya mahasiswa untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan edukasi yang berhubungan dengan kewirausahaan seperti seminar, workshop serta kegiatan kewirausahaan lainnya. Selain itu penelitian ini mengajak masyarakat khususnya mahasiswa untuk tetap pantang menyerah dalam mengelola bisnis, hal ini juga dikemukakan oleh Olaison dan Bent (2014) bahwa belajar dari pengalaman akan memberikan keuntungan bagi kita untuk bisa mencari tahu “good failure” dan “bad failure”. Secara akademis, hasil dari penelitian ini dapat dijadikan acuan oleh pihak institusi atau pihak penyedia layanan pendidikan lainya dalam memberikan materi dan pembelajaran mengenai kewirausahaan (entrepreneurship), sehingga mampu meningkatkan kualitas pendidikan khususnya dalam bidang kewirausahaan. Seperti yang telah dikemukakan oleh Prianto (2012) dalam penelitiannya bahwa semakin tinggi tingkat kualitas pendidikan berdampak semakin kuatnya orientasi dalam berwirausaha. 1.7 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mengungkap persepsi kognitif yang dirasakan oleh pebisnis tentang gagalnya bisnis yang pernah mereka jalankan, persepsi kognitif ini dalam bentuk teori atribusi yang dibagi menjadi dua faktor akibat kegagalan bisnis, yang pertama faktor internal (skill, abillity dan knowledge) dan yang kedua faktor eksternal (keberuntungan, dukungan dan tingkat kesulitan yang dihadapi). Serta seberapa besar pengaruh kegagalan terhadap kesuksesan bisnis. Penelitian ini mempunyai batasan – batasan tertentu agar penelitian lebih fokus, batasan – batasan tersebut diantaranya : 1. Objek penelitian adalah mahasiswa aktif Universitas Telkom yang telah mempunyai bisnis dan pernah mengalami kegagalan dalam berbisnis paling sedikit satu kali. 2. Lokasi penelitian berada pada kampus Universitas Telkom 3. Waktu penelitian berawal dari bulan September 2015 sampai dengan Desember 2015.
10
1.8 Sistematika Penulisan Tugas Akhir BAB 1 Pendahuluan Bab ini berisi tentang, gambaran umum objek penelitian, latar belakang, perumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian , manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan. BAB II Tinjauan Pustaka Berisi tentang teori – teori terkait penelitian dan penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. BAB III Metode Penelitian Berisi tentang karakteristik penelitian, alat pengumpulan data, tahapan penelitian, populasi dan sampel, validitas dan reliabilitas dan teknik analisis data dan pengujian hipotesis.
11
Halaman Ini Sengaja Dikosongkan
12