BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS
Gambar 1 : Tempat Tidur Bayi Dari Kayu Sumber : Rizki Saputra Gambar di atas adalah Tempat tidur karya sejenis dari segi bahan dan materialnya produk di atas menggunakan bahan baku kayu, namun di satu sisi karya di atas termasuk karya jadi dalam artian tidak dapat di olah kembali, maka dari itu desainer melihat peluang untuk membuat furniture dari Drum bekas selain menyelamatkan lingkungan dari limbah yang sudah tidak terpakai yang di olah dan di bentuk menjadi bahan baku pembuatan furniture. Pada umumnya tempat tidur bayi di temui berbahan baku kayu namun banyak ragam jenis material / bahan baku selain yang paling popular berbahan dasar kayu peneliti juga pernah menemukan tempat
3 http://digilib.mercubuana.ac.id/
tidur bayi dengan material / bahan bakunya terbuatan dari rotan, plastik dan dengan berkembangnya jaman industri ada juga yang menggunakan rotan sintetis. Dari berbagai macam aspek desain tempat tidur bayi diciptakan tidak hanya untuk mementingkan sebuah kebutuhan saja tetapi dapat dilihat dari segi pandang mata yang dapat dinikmati dengan tekstur dan bentuk dari drum bekas melalui proses studi yang mendalam serta didukung dengan teori – teori yang mendasari terbentuknya sebuah furniture. Furniture ini diharapkan mampu menaikan nilai tambah terhadap pemanfaatan material yang melimpah di bumi. Dengan adanya proses desain orisinalitas karia ini meliputi konsep, material, ide, hal teknis dan berbagai macam aspek mulai dari bentuk, ukuran, ergonomic, estetis dan fungsi. B.
KELOMPOK PENGGUNA PRODUK Target dari pengguna produk ini adalah bayi umur 1 – 8 bulan kelompok menengah, daya beli rupiah, kebutuhan pengguna yang ingin memilih hal yang unik serta memiliki kenyamanan untuk bayinya.
C.
TUJUAN DAN MANFAAT 1. TUJUAN Karya
ini
dibuat
untuk
eksperimen
dan
menilai
serta
mempertimbangkan bahan baku drum bekas sebagai bahan baku yang layak untuk di jadikan sedbuah furniture yang bernilai dan diterima di masyarakat luas. 2. MANFAAT a. Untuk Pribadi Dalam manfaat perancangan ini bagi peneliti pribadi adalah memberikan manfaat yang sangat positif yang dapat ikut ambil bagian dalam pemanfaatan bahan baku material drum bekas yang melimpah dan dapat menambah wawasan tentang pengolahan drum bekas, ataupun memberikan nilai guna yang lebih baik untuk bahan baku material
4 http://digilib.mercubuana.ac.id/
furniture, dan mengerti berbagai proses finishing dan teknik material drum bekas dalam proses pembuatan furniture.
b. Untuk Masyarakat Diharapkan mampu menambah pandangan pesimis masyarakat umum tentang pengolahan dan pemanfaatan drum bekas yang sangat melimpah ini serta mampu menjadi inspirasi untuk khalayak luas dalam mengambil bagian untuk memanfaatkan material berbahan baku drum bekas menjadi barang yang bernilai ekonomis. c. Untuk Akademik Dengan adanya eksperimen pengaplikasian bahan baku drum bekas sebagai bahan baku pembuatan furniture, manfaat yang di dapatkan untuk bidang akademik adalah dapat dijadikan bahan acuan referensi dalam membuat produk yang serupa. D. RELEVANSI DAN KONSEKUENSI STUDI 1. Logika Dasar Perancangan Eksperimen pengaplikasian furniture dengan bahan baku drum bekas hadir dengan desain yang sesuai fungsi dan keutuhan pada umumnya akan tetapi memberikan nilai baru dan hal positif di kemas menjadi satu kesatuan ini di buktikan dengan adanya studi pemilihan material yang memanfaatkan material dari barang bekas yang sudah tidak terpakai. Melalui proses desain hasil furniture ini mampu memberikan pengalaman yang baru umumnya bagi perngguna dan khususnya pada perancangan. Relevasi studi yang harus dilakukan berkaitan dengan analisis aktivitas kehidupan manusia sehari – hari dimana nilai estetis ada kaitanya dengan hasil karya desain yang telah diciptakan. Pemanfaatan barang bekas digadang –
5 http://digilib.mercubuana.ac.id/
gadang dan banyak di gencarkan di berbagai macam kesempatan sehingga material ini akan menjadi barang yang bernilai ekonomis. Konsekuensi studi berkaitan dengan hasil karya yang nantinya dapat dinikmati dan diharapkan sesuai dengan target yang di capai.
2. Teknologi yang di butuhkan -
Mesin potong gerinda
Gambar 2 : Mesin Gerinda Sumber : Rizki Saputra
Mesin gerinda adalah salah satu mesin yang dibutuhkan dalam proses pembuatan tempat tidur bayi dari drum bekas, gerinda yang di gunakan adalah grinda pada umumnya
6 http://digilib.mercubuana.ac.id/
-
Mesin Las Listrik
Gambar 3 : Mesin Las Listrik Sumber : Rizki Saputra
Las listrik digunakan untuk merekatkan atau menggabungkan besi – besi yang akan nantinya menjadi `1 kesatuan yang dapat dirangkai menjadi tempat tidur bayi dari drum bekas karena bahan baku terbuat dari besi jadi dapat mengunakan las listrik.
7 http://digilib.mercubuana.ac.id/
-
Pen Brush
Gambar 4: pen brush Sumber : Rizki Saputra
Teknik stensil merupakan sebuah cara mengecat menggunakan cetakan sebagai alat utamanya. Cetakan yang digunakan dapat berbahan kertas tebal, karton, atau plastik mika. Polanya dapat berupa motif apa pun, seperti bunga, geometris, dedaunan, huruf, angka, atau bahkan sebuah kalimat. Bila mau, Anda juga bisa mendesain sendiri pola yang akan digunakan. Pola tersebut kemudian dicetak, dipotong, dilubangi dengan gunting atau cutter.
8 http://digilib.mercubuana.ac.id/
3. Material yang digunakan
Gambar 5 : Mesin Gerinda Sumber : Rizki Saputra
Drum logam untuk bahan pangan umumnya terbuat dari baja atau aluminium. Drum baja banyak digunakan untuk minyak goreng. Bentuk drum yang lain yaitu jemblung dibuat dari kaleng dengan bahan dasar seng, biasanya digunakan untuk kerupuk atau makanan jajanan kering lainnya. Drum logam untuk minyak goreng, biasanya dipakai secara berulang sehingga jarang ditemui drum yang masih baru. Pada dinding drum biasanya dibentuk gelang-gelang (simpay) dengan menekan keluar dinding sisi, agar drum mudah digelindingkan. Bagian penutup
9 http://digilib.mercubuana.ac.id/
mempunyai dua lubang, yaitu lubang kecil untuk lubang angin, dan lubang besar untuk mengeluarkan produk. Material yang digunakan oleh perancang adalah drum bekas karena banyak peluang yang dapat dihasilkan dari drum – drum bekas menjadi furniture yang memiliki nilai ekonomis.
4. Biaya Produksi
Gambar 6 : Estimasi Biaya Sumber : Rizki Saputra
10 http://digilib.mercubuana.ac.id/
E. SKEMA PROSES KERJA Metode yang desainer tempuh bermula membuat kerangka berfikir Dengan menggunakan diagram rincian. Proses ini bermula dari menentukan temalalu menganalisa data yang berkaitan dengan rancangan ciptaan yang desainer ingin buat.
Gambar 7 : Skema proses Sumber : Rizki Saputra
Rincian proses perancangan yang ditempuh ada Sembilan langkah diantaranya yaitu brief desain, pengumpulan data, analisis data, mind mapping, keyword, sketsa dasar, proses pengukuran, proses digital lalu diakhiri dengan proses finishing. Dari Sembilan langkah tersebut harus diperhatikan dengan benar dan terperinci untuk mencapai karya yang maksimal selama proses penciptaanya.
11 http://digilib.mercubuana.ac.id/
1.
Brief Desain Tahapan pertama dalam rincian proses perancangan adalah menentukan sebuah tema, tema yang diangkat berawal dari tempat tidur bayi yang menunjang aktivitas manusia saat menidurkan bayinya setelah bayi dewasa produk tersebut masih dapat digunakan menjadi lemari karna sang pencipta tidak ingin produk tersebut menjadi barang bekas kembali sehingga produk tersebut memiliki dua fungsi.
2.
Pengumpulan Data Proses pengumpulan data di lakukan dengan cara mencari informasi lewat internet serta melihat langsung ke toko – toko yang menjual tempat tidur bayi dan memperhatikan dari segi model warna dan harga.
3.
Analisa Data Data yang telah terkumpul kemudian di analisa terlebih dahulu lalu menentukan bentuk dan cara penggabungan antara material besi menjadi furniture. Seiring berkembangnya desain di dunia furniture produk yang diciptakan dapat menarik perhatian yang melihat produk tersebut, Pemilihan bahan busa untuk alas tidur bayi serta keamanan untuk bayi juga harus di perhatikan.
4.
Mind Mapping Setelah tema dan semua data terkumpul kemudian melakukan proses Brainstorming dengan metode Mind Mapping. Metode ini sangat membantu dalam menentukan kerangka berfikir dengan cara seperti ini penggalian ide jauh lebih efektif.
5.
Keyword Dari proses Mind Mapping yang telah saya lakukan saya menemukan tiga kata kunci yang menarik untuk di gali lebih jauh lagi yaitu nyaman,
12 http://digilib.mercubuana.ac.id/
kekuatan, dan lingkungan. Dari kata kunci tersebut hadir sebuah ide perancangan furniture dengan bahan drum bekas. 6.
Sketsa Dasar Dari tiga kata kunci diatas yang sudah ditemukan kemudian berlanjut menjadi kerangka berfikir untuk membuat desain tempat tidur bayi multifungsi yang memanfaatkan bahan bekas dan dapat diterima di lingkungan masyarakat sketsa dasar adalah proses dimana beberapa alternative muncul untuk dijadikan ide desain tempat tidur bayi yang nantinya akan terpilih untuk dieksekusi dan di eksplorasi lebih dalam.
7.
Proses Penghitungan Dari beberapa macam alternatif sketsa dasar terpilihlah satu sketsa desain yang akhirnya menarik untuk di eksekusi. Proses penghitungan menggunakan beberapa teknik survey bentuk – bentuk tempat tidur bayi yang ada di masyarakat.
8.
Proses Digital Sketsa yang berawal dari dasar kemudian menjadi proses digital yang mampu menjadi patokan untuk produksi tempat tidur bayi multifungsi ini.
13 http://digilib.mercubuana.ac.id/