UNIBANA. Universitas Islam yang tidak terlalu besar dan baru saja berusia 8 tahun sejak di dirikan tahun 2004 lalu. Bangunan 3 lantai berbentuk letter U dan memiliki 30 ruangan. 6 ruang kantor, 2 ruang perpustakaan, 2 ruang laboratorium dan 20 ruang perkuliahan. Dibelakan bangunan ada aula yang berfungsi untuk berbagai macam upacara kampus. Hari senin ini sebenarnya jadwal kuliah untuk Iqin. Usman dan Haris hanya sekedar nampang doank. Jadi, begitu perkuliahan untuk hari pertama itu dimulai, Iqin segera pergi ke ruangan perkuliahan dan meninggalkan Usman dan Haris di Kantin. Sementara itu Usman dan Haris sedang asik menikmati sarapan mereka. Usman dengan Gorengan dan Kopi Hitamnya. Haris dengan Roti dan Teh manisnya. “Boy. Ngapain lagi nih kita?” tanya Usman yang mulai bingung mau ngapain lagi mereka setelah menguras habis kopi yang tinggal sedikit di cangkir itu. “gak tau nih Men. Gua juga bingung”Haris yang ditanya pun tidak punya jawaban.
Tepat saat mereka sedang memikirkan tindakan selanjutnya yang akan mereka lakukan selepas sarapan di kantin, dari arah pintu gerbang kampus masuk seorang dengan pakaian rapi dengan sepeda motor batangan yang keren. Dari tampang dan cara berpakaiannya sepertinya orang ini adalah orang yang berpendidikan. Alias Dosen. Tapi Usman dan Haris sama- sama berfikir dan berkesimpulan bahwa mereka berdua belum pernah melihat orang itu sebelumnya. Ditambah lagi saat itu orang itu masih memakai helm dan jaket yang rapat. “Boy. Siapa itu ? Lu kenal gak ?” tanya Usman. “kagak Men. Kayaknya sih Dosen baru” jawab Haris berargumen. “Lu bawa KRS lu gak Boy. Liat dah. Ada nama dosen yang gak lu kenal gak disitu?” Usman mencoba menyelidiki siapa sebenarnya orang yang barusan masuk. Haris segera membuka tas sangkilnya dan dikeluarkan kartu KRS yang dibawanya. Menerawang 2
dan memeriksa ke tabel para Dosen dan mata kuliahnya sambil terus bergumam. “Informatika Dasar pak Farhan. Dasar- dasar Pemprograman Pak Andi. Software dan Hardware pak Haikal. Terus.......” wah. Gak ada Men. Orangnya nih gua kenal semua” Haris berkata sambil hendak memasukkan kembali KRSnya ke dalam tas. “sini Boy gua liat dulu” kata Usman kurang yakin. Usman melihat KRS Haris dan terus memeriksa berulang- ulang. “iya bener Boy. Gua juga kenal semua nih dosen. Dosen lama semua” kata Usman kemudian setelah hampir 2 menit memeriksa. “di kelas lu kali Men” sanggah Haris. “Gua gak bawa KRS. Coba aja kita liat besok” kata usman sambil mengiup habis sisa kopinya.
3
Mereka pun berjalan ke arah kasir dan membayar sarapan yang mereka makan kemudian keluar. “Kayaknya gua tau nih boy kita harus ngapain” kata Usman. “ngapain Men?” Tanya Haris penasaran. “ikutin gua!” Usman berjalan ke arah kantor menuju ke ruang dosen diikuti oleh Haris yang berjalan dibelakangnya. Tiba- tiba Usman menghentikan langkah dan mulai mengendap. Haris mengikuti juga. Usman ngupil. Haris pun ngupil juga, tapi lebih dahsyat. Usman kentut. Haris pun kentut. “ya gak usah ngikutin semuanya kali boy”kata Usman begitu melihat tingkah laku haris yang mengikuti apa saja yang dilakukannya. “Men. Kita lagi ngapain sih ini” kata Haris bertanya penasaran akan tingkah sahabatnya ini.
4
“tenang Boy. Ini adalah investigasi langsung, tajam dan terpercaya” jawab Usman asal. “Lu perhatiin di depan Boy!. Itu dia orang yang tadi naek motor gede” kata usman lagi. “yang mana Men?” tanya haris gak tau. “Itu yang duduk di depan pak Andi” tunjuk Usman. Tangannya mengarah ke sosok berpakaian rapi dan klimis jauh di ruang dosen. “oh... yang itu. Bagaimana lu bisa tau Men?” tanya Haris Lola “waduh Boy.... coba ja lu pikir. Dari semua orang yang ada di ruang itu. Cuma dia doank kan yang wajahnya asing buat kita. Pasti dia yang tadi itu” jelas Usman. “Oh.... betul juga lu Men. Analisa Lu mantep” Kata Haris sambil menganggukkan kepala. Usman hanya garuk- garuk kepala melihat tingkah
sahabatnya
ini
sambil
kemudian
mulai
melangkah dengan tubuh tetap membungkuk.
5
“Men. Mau kemana?” tanya Haris. “Lu mau denger gak bro mereka ngomong apa? Ayo ikut” jawab Usman. “kagak ah Men. Gua gak Kepo kayak lu” kata Haris lagi. “Ah... Kepo- Kepo. Ini bukan Kepo. Ini termasuk dalam kategori pengamatan Objektif persuatif apa
gua
kata
sih.
Pengamatan
langsung
dan
tersembunyi” timpal Usman dan menarik tangan Haris. “udah ayo cepet. Ikut... berdua lebih baik dari sendirian” kata Usman lagi. “pahalanya lebih banyak ya Men. 27 Derajat” kilah Haris. “lu kata Sholat jama’ah. Udah ayo” Usman mulai jengkel dan segera melangkah chori-chori cupke cupke ( curi-curi diam- diam). Haris mengikuti di belakang. Semakin dekat dan dekat rupanya suara dari ruangan itu pun mulai semakin terdengar jelas. Sampai
6
akhirnya tanpa diketahui oleh siapapun, Usman dan Haris sampai di depan ruangan. “Hari ini Bapak sudah mulai bisa mengajar disini menggantikan pak Andi. Sementara pak Andi akan mengajar untuk mahasiswa baru di semester pertama” Pak Maidan berkata. Dia adalah rektor UNIBANA. “iya pak. Saya sangat berterima kasih atas kerjasamanya dan penerimaan bapak disini serta saya mohon untuk semuanya semoga kerjasama kita dapat berjalan dengan baik” kata orang baru itu. “bapak Imam nanti kalau ingin melihat dan mengetahui jadwal perkuliahan dan materi untuk mata kuliah yang bapak ajarkan, silahkan hubungi saja pak Burhan” kata pak Andi sambil menunjuk kepada orang yang
sedang
duduk
di
depan
komputer.
TU
UNIBANA. Pak Burhan. “iya pak Andi. Terima kasih banyak”kata pak Imam lagi.
7
Sementara yang di dalam ruangan sedang berbicara, yang diluar ruangan sedang berbisik- bisik. “oh... ternyata namanya pak Imam boy. Ngajar ente tuh. Gantiin pak Andi” bisik Usman pelan. “iya
Men.
Alhamdulillah
banget
dah
men”timpal haris sama sambil berbisik. “kenapa Alhamdulillah boy?” tanya Usman “Pak Andi itu kalo lagi ngisi materi kuliah kaga ngedip matanya Men. MENYERAMKAN...” bisik Haris sambil mengekspresikan gaya pak Andi ketika mengajar dengan matanya yang dipaksa melotot. “ayo boy... Investigasi sementara selesai sampai disini” bisik Usman sambil segera berbalik arah mengendap endap. “oke Men” ikut Haris dan mereka pun segera menghilang tanpa jejak. Yang tanpa diketahui oleh mereka ada seorang dosen yang sudah keluar dari tadi dan memperhatikan
8
mereka saat pergi mengendap- endap meninggalkan ruang dosen.
9