Gadis London
Adaptasi web novel Hittori Yudo
Gadis Dari London Oleh: (Hittori Yudo) Copyright © 2016 by (Hittori Yudo)
Penerbit Hittori Yudo http://hittori-yudo.blogspot.co.id/ Desain Sampul: Hittori Yudo
2
Prakata Menjadi pribadi yang baik di mata sendiri, orang lain dan terutama dimata Allah SWT adalah keharusan sebagai umat yang beriman. Terima kasih kepada pembaca pertama yang mengatakan kalau saat versi Web Novelnya ada, cerita ini menarik. Jadi tak terasa setelah seri itu berakhir saya ingin menepati janji, sebuah novelet sebenarnya saya ingin buat dalam bentuk novel tapi Novelet tidak terlalu berlebihan juga. Oh iya, untuk yang membeli beberapa novel saya dari nulisbuku. com saya minta maaf yang sebesar – besarnya jika terdapat typo, itu tidak bisa saya hindarkan. Menulis dengan typo dimana – mana sseolah menjadi kebiasaan saya. Lebih tepat saya malas mengoreksi tapi saya berjanji akan menjadi lebih baik kedepannya. Soal ejaan, saya juga mempelajarinya sedikit – sedikit, dengan menulis dan belajar saya berharap tidak hanya memberikan karya berkuantitas tapi juga yang berkualitas. Untuk teman – teman yang berjuang di jalan blogger seperti saya, kita memang tidak di wajibkan untuk membatasi konten luar tapi sebaiknya kita lebih menonjolkan konten yang angkat dari Indonesia tercinta.
3
Miris mendengar industri komik bergriliya, mungkin sebentar lagi tinggal menunggu waktu saja industri novel akan mengikuti jejak yang sama. Jadi mari kita buat sebuah karya yang bisa dikenal dunia. Loh bukannya meminta membeli novel lokal? Tentu saja saya sebagai penulis ingin mengatakan itu, tapi saya sadar kualitas para penulis sekarang menurun makannya saya meninta untuk membuat karya bisa dikenal dunia. Dengan kata lain saya orang yang menjual barang sesuai dengan kualitasnya. Tidak mungkin saya menjual barang lecet dengan harga mahal.
4
DAFTAR ISI 00 Percakapan ................................................. 6 01 Dari Pagi ..................................................... 9 02 Rika Alberika ............................................. 21 03 2 wanita ....................................................... 26 04 Ria marah! .................................................. 34 05 Makan Malam ............................................ 40 06 Pesan............................................................ 44 07 Pertentangan .............................................. 48 08 Bakat ........................................................... 51 09 Menarik ....................................................... 56 10 Rumah ......................................................... 63 11 Hidup Tak berarti. ..................................... 67 12 Ini Bukan Akhir ......................................... 71 13 Pelajar dan kerja keras. ............................ 75 14 Dari bagian penting ................................... 79 15 Suara aneh .................................................. 84 16 Tak Disangka.............................................. 88 5
Percakapan Jika seseorang hidup hanya dengan mengejar mimpinya apa orang itu bisa hidup ? Tentu saja, Bisa! Apa itu tidak terlalu berlebihan mengejar sesuatu yang tidak bisa di dapatkan ? Tidak, itu normal! Aku tidak percaya dengan itu disebut normal, berikan aku satu alasan agar aku tidak menyerah ? Kurasa itu tidak perlu! Kenapa tidak perlu, apa karena semua hal yang telah ditulis tidak bisa dihapus lagi ? Tidak, nona manis! Lalu ? Kau hanya perlu berjalan seperti jarum jam itu ! Walaupun itu terasa menyakitkan ? Iya, karena kita ditakdirkan sakit sebelum tersenyum. Kalau begitu sampai jumpa!
6
7
8
“Aku Riki Ashar kelas 11 jurusan IPA terjebak dalam kebosanan, kebosanan dari sekolah yang menuntut belajar. Tidak ada hal yang kuinginkan, ya selama ini memang benar – benar tak ada. Baik itu akademi, maupun olahraga, Apa lagi cinta! Hal Ini benar – benar mengesalkan nilaiku tidak terlalu buruk dan tidak terlalu baik hanya standar. Tapi suatu hari aku terjebak dalam kegelapan aku terpaksa berkelahi dan sekarang aku di pindahkan ke asrama bermasalah yang penuh orang bermasalah…” Riki Ashar menghela nafas pelan saat menulis sesuatu dicacatannya. “Dan mungkin cerita berikutnya akan menjadi lebih parah!” dia menggeram, tapi seketika itu kesadaranya mulai pulih. Pagi ini dengan biasa matahari terbit dengan tenang menampakan sinarnya dengan begitu hangat. Awan juga menyambut dengan senyum, ikut bergerak memamerkan warna putih polosnya seolah mengejek si matahari yang mulai tampak.
9
Pagi biasa dilakukan bagi sebagian siswa – siswi, bangun dengan tenang sambil menampakan senyum hangat menyambut hari baru. Hari dimana kau membubuhkan impian – impian baru pada kotak – kotak yang kosong. Tepat pagi ini juga merupakan sambutan untuk siswa – siswi baru. Tapi pagi ini seperti biasa bagi Riki memarahi Ria yang menyelinap di kamarnya dan tidur di atas tempat tidur, jangan tertipu dengan wajah imut dan polos juga sikap santai seolah semuanya baik baiknya. Sebaik – baiknya manusia pasti menyimpan keburukan itulah hukum alam. Masalahnya berada pada perilaku gadis ini yang kelewat manja meskipun di panggil sang mentari dari barat tapi dia tidak benar – benar menyinarimu. Bagaimana tidak sikapnya lebih mirip seorang anak kecil yang merindukaan kasih sayang orang tuanya. “Ria sudah berapa kali ku bilang tidur di tempatmu, diatas ranjangmu sendiri dan jangan tidur dikamarku!” protes Riki lantang dengan mata masih terkantuk – kantuk dan suara yang lumayan keras.
10
Hal ini tentu masih biasa bagi Penghuni asrama bermasalah SunKana, asrama sekolah tinggi Seni yang berada di daerah perkotaan yang lumayan maju daerah dengan penduduk berwawasan luas, Ya benar sekolah ini berada di sekitar daerah Bandung tapi kurasa sangat jauh dari kesan yang bernama Bandung. Ria Permata Arika , anak dari penguasa jalur pedagangan tembakau Indonesia. Siswa SMA seni kelas 2 jurusan Seni lukis, siswa dengan nilai seni yang tinggi mendapat pengharga pelukis terbaik tahun ini dan sekarang memulai debutnya di bidang animasi. Ya seperti kebanyakan orang Jenius mereka selalu saja memiliki karakter dan sifat yang aneh. “Tapi di kamarku lampunya mati, tidak ada selimut, dan gak ada penghangat…” ucap Ria dengan nada biasa tanpa rasa bersalah karena sudah tidur dengan Riki, tentu saja muka baik dan polosnya masih seperti biasa tanpa ekpresi.
“Kau bisa hidupkan lampu dan penghangat ruanganya kan!!!” kali ini Riki merasa kepalanya hampir meledak mendengar ucapan Ria tadi. 11
“Gak ngerti..” jawab Ria datar. “Baca buku panduannya.” ucap Riki berusaha sabar. “Gak punya…” Riki terdiam sebentar, dia merasa ada yang salah dengan kepala teman kostnya ini. “Tapi kau kan bisa kan tidur di tempat Bu Rosi atau kak Chindy dan kenapa kau harus tidur dikamarku. Dan lagi Kau sudah melakukan hal ini hampir 1 tahun setelah aku pindah, lalu bagaimana kalau aku melakukan sesuatu padamu saat kamu tertidur !” ucap Riki serius setengah bercanda, tentu saja dia harus mencari cara dengan memutar otak untuk menyikirkan Ria darinya, setidaknya dari gangguan bangun pagi yang buruk. Mata Ria pun menyorot tajam seolah tidak percaya dengan apa yang di katakan Riki rasanya malasnya tadi tiba – tiba menghilang, itu membuat Riki sedikit meneteskan keringat di bagian pelipisnya. Reaksi Ria hanya sampai di situ, tidak ada reaksi lebih lannjut yang menunggu.
12
”Kau bahkan tak pernah berani memegang tangan perempuan manapun sampai sekerang dan untuk apa aku takut akan hal itu kalau pun kau melakukanya aku akan minta pertangung jawabanmu, tapi itu tidak mungkin.” ucap Ria masih dengan nada datar. Kali ini masalah pagi lainnya datang, suara detangan kaki dari arah atas sedang menuruni tangga dan kemudian membuka kamar Riki dengan riang. Bukan dengan riang, sosok laki – laki dengan pakaian sekolah lengkap ini tampak begitu senang, seperti mendapatkan hadiah undian. ”Berita baru, hari ini genap 10 bulan Riki dan Ria tidur bersama. ini harus masuk ke mading sekolah bagian rekor sekolah belum ada pasangan muda – mudi SMA Seni terlama yang sudah tidur saat ini setidaknya aku harus menunggu hingga 1 tahun agar penamaanya baik, oh tidak lebih bagus saat mereka menghasilan anak!”ucap Rian dengan nada penuh semangat. Yah Rian anak kelas 11 jurusan Seni Suara, reporter sekolah yang di juluki Hyena news berasal dari klub mading, penulisannya baik dapat membuat popularitasmu melejit naik hanya dalam satu kali 13
pemberitaan, yah siswa bermasalahan lainya disebabkan memberitakan guru yang tidak baik, dia juga berakhir ditempat penanggulangan. “Apa yang kau katakan bodoh, kalau kau melakukannya aku tidak segan – segan membuatmu jadi adonan kue, dan Ria cepat pergi kekamarmu, karna aku harus bersiap – siap untuk upacara hari ini!” teriak Riki dengan nada marah, sambil menarik Ria dan Rian keluar dari kamarnya. Setelah berhasil mengusir kedua orang tadi Riki mendapat Email dari salah nomor kontak Smartphonenya. ”Hey aku sudah mendapat job dari dari Black handphone untuk membuat OS setingkat dengan Android, kalau kau tidak bisa diam, aku akan mengirimkan virus atau semacamnya ke sistem hpmu sekarang!” begitu lah Email yang ditulis dari Diki, Siswa kelas 3 jurusan Seni Reguler seorang Progammer. Siswa yang bermasalah akibat mengubah Website sekolah dan menggantikan postinganya dengan berbagai macam jenis tanaman untuk membuatnya seperti lelucon tapi karena bakatnya yang luar biasa sekolah tidak bisa mengeluarkannya. Lelaki ini hampir 3 kali mewakili 14
sekolah dalam Olimpiade Komputer hingga mendapat juara 1 ditingkat nasional. Tapi bagi Riki dia tidak lebih dari pengganggu lainya. “Ya – ya aku tau itu!” itu lah balasan email Riki,Riki kemudian beranjak keluar dari kamar menuju kamar mandi yang berada di ujung lorong. Kamar dengan pintu coklat peka dengan tulisan kamar mandi siswa laki – laki. Kamar mandi laki – laki berada tepat di samping pelang pengurus asrama,tiba – tiba bu Rosi keluar dan berkata Pada Riki. “Sebelum kau pergi bisakah kau membereskan papan pengenal di depan pintu depan, papannya sedikit goyang. Kau tahu pihak yayasan terlalu pelit untuk membelikan papan yang baru!”ucap bu Rosi guru sekolah SMA Seni. Biarpun dia guru, beliau cukup bermasalah. Devil fly adalah julukan Bu Rosi, guru yang tak pernah memakai Teks book dalam mengajar dan teknik pengajaran super mengerikan yang rata – rata tak tuntas mata pelajaran beliau pasti memiliki kaki yang besar itu dikarnakan harus berlari keliling lapang sebanyak nilai yang ingin di capai. Guru bermasalah di asrama yang bermasalah.
15
“Apa bu, nanti aku akan terlambat jika harus memperbaiki papan di depan lagi pula itu tugas ibu kan, ibu kan pengurus Asrama ini!”ucap Riki pada bu Rosi dengan tatapan bertanya. “Ulangan bahasa jepang mu pada Bab 1 ini akan aku persulit khusu untukmu, apa kau mau itu terjadi, padahal kau sering saja tuntas mata pelajaran ku, kalau kau berlari sedikit mungkin akan sedikit lebih sehat.”ucap Bu Rosi dengan ancama pada kedua bola matanya coklatnya belum lagi senyumnya, senyum dari Devil Fly. “Aku mengerti Bu, aku akan memperbaiknya setelah aku mandi. Ada yang lain lagi bu ?”ucap Riki dengan nada sedikit terpaksa belum lagi dia harus menahan diri untuk tidak membentak guru menyebalkan yang ada di depanya ini “Oh Thank you Riki -Chan. Oh ya kita kau sudah dengar kabar kita akan kedatangan siswa baru lagi katanya siswa itu adalah pindahan dari sekolah wanita London karena ada sedikit alasan makanya dia dipindahkan ke sini!”ucap Bu Rosi pada Riki dengan nada kembali lembut.
16
Kabar ini merupakan kabar terburuk bagi Riki, dia harus berurusan dengan perempuan lagi Kak Chindy, Ria dan Bu Rosi sudah cukup membuatnya pusing 7 keliling dan sekarang akan ditambah lagi dengan seorang perempuan mungkin dia akan terkena serangan jantung tiba – tiba dan mati. Setelah selesai mandi Riki kemudian memperbaiki papan pengenal di depan pintu. Tapi perasan tidak enak pun muncul yang ada di sekitar lingkungan komplek asramanya. Orang – orang yang lewat mulai membicarakan betapa buruknya citra asrama ini. Benar asrama ini adalah asrama yang dibangun untuk siswa – siswi bermasalah dengan kata lain ini adalah asrama sinting dengan penghuni yang sama sintingnya. Kebanyakan siswanya bermasalah dengan guru - guru sekolah ini, Ria penghuni kamar no 3 bermasalah pada guru karena melukis pemadangan di tembok sekolah entah apa yang di pikirkan hingga membuatnya keluar dari asrama Reguler. Rian penghuni kamar no 12 bermasalah pada guru karena menulis artikel kegiatan kepala sekolah dari pagi sampai larut dia tidak menulis yang baiknya tapi dia menulis semua ke burukanya hampir saja dia 17
terancam keluar karna hal ini. Berhubung jumlah poinnya tidak memenuhi jadi dia tetap di izinkan bersekolah karena pembelaan beberapa guru. Mungkin alasan sebenarnya mereka membela karena dendam pada pak kepala sekolah. Diki penghuni kamar no 14 masalahnya hanya website yang di rusaknya tapi dia mengejek dan mengolok – olok guru mata Pelajaran Teknik Komunikasi yang tidak bisa mengatasi Virus buatanya itu, dia pun di tendang dari asrama regular dan masuk ke sini. Kak Chindy penghuni kamar no 2 mungkin hari ini dia sakit karena biasanya dia akan mengejutkan Riki dengan masakannya yang gosongnya. Ya karna hari ini giliran dia memasak dan dia tidak ada di ruang makan. Riki bersyukur dia sakit,jika dia sehat dia pasti sudah memaksanya memakan, makanan gosongnya. Dia tidak memiliki masalah pada guru manapun tapi karna dia cuma bekerja sendiri untuk membayar uang sekolahnya, maka pilihan yang terbaik adalah asrama ini. Ya asrama ini memiliki harga sewa yang cukup murah dan juga fasilitas yang murah.
18
“Sialan, aku kenapa mereka harus mencari masalah waktu itu!” suara Riki yang kesal mengetuk beberapa kali palu ke papan. “Selamat pagi Bos!” Riki yang sudah pusing kini menatap orang – orang yang memberinya hormat pagi ini dengan mata melotot. “Seperti biasa Bos keren! Dengan palu itu dan juga papan!” sorak salah satu orang – orang itu dengan wajah kagum. “BIASA KALIAN PERGI!” Riki mengacung beberapa kali palu untuk melempar rombongan gangster yang pernah dihajarnya. Itu membuat dirinya benar – benar terlihat kesal. “Hoho, bos Gangster dan tadi malam melakukan kerja yang bagus. Aku tidak tahu harus bangga atau malu punya teman sepertimu!” Diki mendesah pelan, lelaki ini sudah siap dengan seragamnya dan ingin segera pergi. “Mereka akan punya anak!” ucapan dari Rian yang tiba – tiba datang membuat Riki segera menelan ludah.
19
“Ini palu dan rasanya keras. CEPAT KALIAN PERGI SIALAN!!” bentak Riki membuat kedua orang ini segera pergi dengan wajah puas. “hatiku terasa perih, dewan guru brengsek, geng brengsek, asrama brengsek...” sambil bergumam dengan wajah sedikit kesal Riki berjalan membawa peralatan masuk ke dalam asrama. “Kau tidak pergi ?” Ria segera mendekat beberapa langkah membuat mereka sangat dekat dengan Reflek Riki melepaskan kotak peralatan dan melindungi wajahnya. “BUUK” suara kakinya menghantam kotak peratalan membuat Riki menatap Ria dengan wajah kesal. “Dan makhluk mengerikan ini, aku benci takdir ini!” ucap Riki membuat Ria hanya menatapnya dengan wajah terlihat bingung tentu saja matanya hanya menatap datar.
20