DOKUMENTASI & ARSIP
E,APPENAS A.cc.No. : CiaEs : Checked :
sv//g
:::i.6::: :: '.*l;z:';7r,
ECONIT'S PUBLICPOLICYREVIEW
M IS-MANAG EMENT DALAM PENCELOLAAN SUMBER DAYAALAM NON-MIGASDAN ENERCI PADAPELTTA V (1988_1993): Kong halihong Masa Larnp au Merugihan Kepentingan Nasional dan Rahyat Ind.onesia
1.
PENGANTAR Beberapawaktu yang lalu nrasyarakat dan media masadiramaikanoleh pemberitaan tentang berbagaiisu dan kontroversidi sektor pertambangandan energi. Namun demikian, berbagai isu dan kontroversi tersebut cenderung mengaburkandan (misleading)esensi dari persoalanpokok yang dihadapi sektor memutarbalikkan peftambangan dan energiIndonesia. Sebagailembagathink-tankindependen,ECONITAdvisoryCroup berkervajiban untuk mengemukakan dan menyampaikan pokok-pokok pikirantentangmasalahmendasar di sektor yang nlempunyainilai strategisbagi lndonesiapada saat ini clan di masa
ECONIT/EPPR/Hal-1
mendatang. Pemberitaanyang mengaburkan dan memutarbalikkanfakta akan membingungkan masyarakat dan dapatmenimbulkandistorsilebih lanjutdalamproses pengambi lankeputusan.
SektorPertambangan dan Energimempunyaipotensidan arti strategisekonomisyang sangatbesar untuk membiayaidan mendukungpembangunanlndonesia.Seperti diungkapkandalam ECON/I'S PTJBLICPOLICYREVIEWtanggal7 Desember1996, masadepanpembangunan Indonesia padamobilisasidanadi dalam sangattergantung negeri. Mobilisasidana tersebutselain dari pajak, terutamadari pemanfaatanrente ekonomi yang berasaldari eksploitasisumber daya alam non-migas.SelamaP)P l, pembiayaanpembangunan Indonesiasebagianbesarberasaldari eksploitasi sumber daya alam migas,sumberdaya hutan,dan pinjamanluar negeri.Di masayang akan datang,harapandan andalanIndonesia adalahpenerimaan dari eksploitasi sumberdaya alamnon-migas sepertiemas,tembaga,batubara,dsb. Sementaraitu, pengelolaandan investasidi sektor energi (khususnyasub.sektor kelistrikan)akansangatmenentukandaya saingindustridan produk-produklndonesia. Listrikmerupakan inputprodr.rksi, sehinggamismanagement dalampengelolaannya akan mengakibatkan mahalnyaongkosproduksisektorindustridan merugikankonsumen pemakailistrik.
EPPR kali ini akan nrembahasbahwa berbagai kasus kongkalikongdi sektor pertambangan dan energi yang terjadi pada PELITAV (1983-1993)ternyatatelah merugikankepentingannasionaldan rakyat Indonesia.
diperlihatkandalam
lampiranringkasanini, berbagaikasuskongkalikong terutamaterjadidalam berbagai perjanjiankontrakkaryapertambangan non-migasdan konsentrasi proyek-proyek kelistrikan kepadakelompok vested-in tereststertentu. Kongkalikong di sektorpertambangan dan energiyang terjadipada PELITAV (19881993) telah nrengakibatkan pengambilankeputusanyang tidak optimal sehingga merugikankepentingannasionaldan rakyat lnclonesia.Dengancara kongkalikong,
ECONIT/EPPR/Hal-2
kelompokvested-interests membajakkepentingan nasionalsehinggakeputusan ekonomi tidak optimal. Prosespengambilankeputusansangatdibatasioleh berbagaivestedinterestssehinggamenjadi apa yang dikenal prosespengambilankeputusandalam rasionalismeterkungkung (bounded rationality).Dalam rasionalismeterkungkung tersebut,pilihan-pilihankebijaksanaan terbataspada secondto fifth bestchoices,atau bahkanstatusquo dinilai sebagaibestpolicy chorce. Adanya kongkalikongtersebutsekaligusmemperlemahposisi tawar pemerintahdi hadapaninvestorasing maupun domestik.Kelompokvested-rnterests akhirnyasering dapat mendikteperjanjiankontrakkaryadi subsektorpertambangan non-migas,serta dalampenentuanalokasipemenangdan penentuansyarat-syarat (terms)dari kontrak proyekkelistrikan.
Melalui EPPR ini, ECONIT Advisory Croup mengharapkanagar praktek-praktek kongkalikong sepertiyangterjadipadaPELITA V (1988-1993), yangternyatamerugikan kepentingannasionaldan rakyatIndonesia,tidak terulangkembalipadaPELITAVl dan selanjutnya. Jikapraktekkongkalingkong tersebutdapatdihindarkan, makapengambilan keputusanakan lebih optimalsehinggapembangunan ekonomilndonesiaakan lebih cepatdan lebihadil. Dalam kaitan tersebut,sangat mendesakbagi pemerintahdan DPR untuk segera menyusunRencana (RUU)tentangpengelolaan Undang-Undang sumberdayaalamnon migas.RUU tersebutakan menjamineksploitas sumberdayaalam akandimanfaatkan secaraoptimumuntukkepentingan rakyatIndonesia sesuaidenganUUD i945 pasal33 ayat 3 yang denganjelas menyatakanbahwa: "Bumi, air dan kekayaanalam yang terkandunF di dalamnvadikuasaioleh Negaradan dipergunakan untuksebesar-besarnva kemakmuranrakvat."
ECONIT/EPPR/Hal-3
2.
MIS-MANAGT,ENT DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM NON-MIGAS DALAM PELITAV (1e8S-1ee3) Kasus Freeport Salah satu kasus kongkalikongyang terjadi dalam perjanjian kontrak karya pertambangannon-migas adalah kasus "Freepoft". Kongkalikongdalam kasus "Freeport" ini terlihat dari hasil perpanjanganKontrak Karya l (1967) yang bar u K o n tra kK a rya l l (1 991) . Kontr akKar ya lsendir i sebenar nya m e n g h a s i l ka n berakhirpada tahun 1gg7, sehinggaadalah aneh bahwa Kontrak Karya tersebut kontrak. padatahun1991,atau5 tahunsebelummasaberakhirnya diperpanjang Dalam KontrakKaryalt, telah disetujuibahwa 20% kepemilikanFreeportlndonesia n i ndonesraI.harusberada I ncorporated(sebelum namanyaberubahnrenjadi PT.F+eeFo Akan tetapitanpgadanyalandasan.hyf*ryangjelas, di tanganpemerintahlndonesia. kepaoapihaksrvasta, jatahkepemilikansaham sebesar20% ini tiba-tibadib'erik-an -, yang dalam hal ini adalahPT IndocopperInvestamaCorp (PT llC) sebesar10%, jumlah kepemilikansahampemerintahIndonesiahanyatersisasebesar10%. sehingga slvastatersebut penunjukkanpT llC ini menimbulkanpertanyaan mengapaperusahaan jatahkepemilikansahamdan bukanBUMN di bawahDepartenren yangmendapatkan dan Energi? Pertambangan sehinggapada Jumlahsaham pihak Indonesiasendiri terus ntengalamipenurLrnan 9,35%,dan pemerintahIndonesia tahun 1gg2posisikepemilikanadalahFCX81,28olo, Keanehanini terusberlanjut,karenakemudiandiketahuibahwaPT llc PT ffc 9,36"1o. Copperand Gold, Inc. menjual49% sahamnyakembalikepadaFreeport-McMoran (FCX)pada tahun 1995, sehinggakomposisiakhir adalah FCX 85,87%,pemerintah sahanroleh PT llC ini dilakukanketik a In d o n e s i 9a , 3 6 o 1doa, n P T tl c 4 ,7 7 %.Penjualan kontrakbaruyang menriliki hargasahamFCXmelonjakdrastisberkatpenandatangan lrianJaya,sehinggasecaratidaklangsungPT cadanganen'rassangatbesardi Grasberg, llC mendapatkancapitalgainyangsangatbesardari hasilpenjualantersebut.
ECONIT/EPPR/Hal-4
menjadi Faktadi atas menunjukkanbahrvaKontrakKaryaI dan perpanjangannya secaraoptimal. Prosespemberiansaham KontrakKarya ll tidak direnegosiasikan kepadaswastatersebut,yang sebenarnyahanya pro\y -dar pengamhit (eputusanpada erests)pihakkepenling:le saatitu, menunjukkanindikasi kuat dari 1-danva pihak yang terlibat daiim prosesnegosiasiuntuk mendapatkankeuntunganpribadi atau kelompok.Tindakankelompok,ust"dlinter"rtt iersebuimerugikankepentingan rarciatdarrpemerintahIndonesia.
Rent-seeker KasusPT Tambang Batu BaraBukit Asam (PT BA): Perusahaan kontrakkarya,sebesar13,5%batubarayang diproduksikontraktorharus Berdasarkan jasa PT BA menggunakan diserahkankepada PT BA. Dalam prosespenjualannya, terjadikarenahargajual batu baradari PT BA beberapa tradinghouse.Kongkalikong lebih rendahUSD 3-4ltondibandinghargayang dijual kepadatradinghouserata-rata Selisihtersebutmerupakanmarginyangditerima kontraktor. oleh perusahaan ,langsung perusahaa n tradi ng house. PT. EX Ko n g k a l i k o ndgi P T B A a n ta ral a i n dilakukandenganpenunjukanper usahaan PT' EX sebagaipedagangperantarabatu barauntuk pasarekspor dan dalam negeri' merupakanjelnraanperusahaanrekananPT BA yang bergerakdi bidangkontraktor hubunganantarapimpinanPT.EXdenganPT BA, Namunkarenakedekatan bangr.rnan. battr bara PT BA- Sejak Desember pT. EX ditunjuk sebagaisatu-satunya clistributor t n tr akjual beli denganPT BA sejumlah240' 000ton 1 9 9 0 ,PT E X te l a h me n d a p ako PT' E X b a t u b a r a d e n g a n h a rg a F OB se lam atahun 1991.Tahun1992 dan 1993 PT EX memperolehkontrak yang sama.setelahpejabatPT BA yang nremfasilitasi pejabat dengankelr.rarga digandengkan selesaimasatugasnya,pihak PT EXkemrrdian PTBA. n n gme mb a w ahi t i n g g id e p arte meya P T E X d i pT BA tersusunrapi dengan cara mengaturalokasibarr.r Ko n g k a l i ko n g di luar neger ui . lain baikdi dalamn' r aupun penjualanbatubaraatasn a map e rusahaan ya n g te rl i bat,baik yang mendapatalokasimaupLr nyang Perusahaan-perusahaan ECONITiEPPUHaI-5
yang dilibatkandalam prosespenjualanbatu bara PT BA, menyangkutnama-nama dan sangatdikenal dianggapPT EX strategisuntuk mengamankankongkalikongnya, oleh masyarakat. perantara, PT EX memperolehmanfaatyang cukup besardari PT Sebagaiperusahaan BA. Denganskematertentu,PT EX memperolehbonus kalori dari setiappenjualan penjualanselamamasakontrakmencapai batubarasekitarRp 4.600/ton.Jikatransaksi 2,5 jutaton, makabonusyangtelahdikeluarkanPT BA sebesarRp 11,5 milyar.Selain itu, dengan margin hargaUSD 3-4lton,PT EX diperkirakanmemperolehRp 17'23 milyar. Padahal,tidak ada kesulitansama sekali bagi PT BA untuk menjual batu baranyakepadapembeli(end-buyer). dikeluarkanoleh negaratersebut,dari yang tidak seharusnya Di luar ongkos-ongkos jatah tg.5% produksibatu bara yang dihasilkankontraktorPT BA, hinggaOktober 1996,sebbsarRp 288 milyarbelummasukke kasnegara.
Manipul'asiPPN ketetapanpemerintah,batu bara yang dihasilkanoleh PT BA adalah Berdasarkan termasukbarangtidak kena pajak. Pada bulan September1991, PT EX sebagai semensebagaipembeli perantaramenjualbatu bara kepadaperusahaan perusahaan , utamanya.Dalam melakukantransaksi,PT EX secaraeksplisitmemungutPPN atas ', p e n j u a l a nb a tu b a ra n ya D . a sa rp emungutanPPN yang dilakr r kanatas pem beliny a dalamkontr akantar aPT BA denganPTEX. l n gsu mi rya n gte rcantum a d a l a hp a sa ya PT BA yang jelas mengetahuibahwa produk yang dihasilkantidak dikenai PPN kontrakdenganPT EXyang berbunyi:"Harga batu barauap tersebut mencantunrkan paclaayat t pasal3 perjanjianini belum ternr.rsukpaiak-paiakyang berlakusesuai pasal DengandasartersebutPT. EX mencantumkan clenganketentuanpemerintah". sebagaimana denganperusahaansen'len:Pembayaran dalam kontrak penjualannya dimaksud dalam ayat 1 ini akan dilakukan oleh pembeli melalui pengirimanuang (telegraphictransfer)untuk t OO% dari nilai batu bara yang diterimasesuai dengan ECONIT/EPPR/Hal-6
berita acara ditambah PPN t0% selambat-lambatnya30 hari setelah dokumen penagihanditerimaoleh pembe/i.Denganmodus demikian,baik PT BA maupunpT EX seakan-akan tidak
melanggar ketentuan pemerintah, sementara aturan
perpajakannyasangat jelas dan diketahui umum. Sedangkanperusahaansemen sebagaipembeli, sekalipunmengetahuitidak ada PPN, tetap bersediamelakukan penjualanbatu barayangdilakukanPT kontrakpembeliandenganPT EX.Jikatransaksi EXselamamasakontrakdenganPT BA telah mencapai2,5 jutaton denganhargabatu baraper ton sebesarRp 72.000/ton(hargakontrakbl. September1991),maka PPN tidakresmiyangdipungutPT EXadalahsebesarRp 18 milyar.
J.
MI SMANAGEMENTALOI(ASI PROYTK-PROYT,K KELISTRII(ANDALAIvIPELITAV (1es8-1ee3) Energilistrikmerupakankomponenyang sangatvital baik sebagaiinput untuk proses produksimaupun konsumsirumah tangga.Tidak aneh bahwa permintaanterhadap fistriktumbuh cukup tinggi,yang diperkirakanmencapai15,6%per tahun.Konsumsi energi listrik sudah mencapai51 TWh (1000 CWh) untuk tahun 1995. Proyeksi permintaan te rh a d a pe n e rg il i stri kmasihcukup tinggi m engingatjum lah penduduk yang telah menikmatienergi listrik baru mencapai 50,6o/odari selurirhpenduduk I n d o n e s i ap a d a ta h u n 1 9 9 6 . S e mentar a, sasar anpada akhir RepelitaVll atau tahu n anggaran 2003/04diharapkan sudahmencapai70olodariseluruhpenduduklndonesia. pertumbr.rhan pernrintaandaya listrik dan rencanatingkat elektrifikasi, Berdasarkan m a k ad i p e r ki ra kapne rmi n ta adna yalistr ikpadatahun2005 akanmencapai163 TW h. yang cukup tinggi, banyak D e n g a np e rmi n ta a nd a n p e rtu mbuhanper mintaannya i n v e s t oyr a n gb e rmi n aut n tu kme n a nanr kan kelistr ikan. m odalnyake sub- sektor
yangsangatstrategis pengelolaan Berdasarkan sub-sektor evaluasinrenyelunrh terlradap ini, ternyatatelah terjadi mismanagenren selamaPELITAV (1988-1993)yang dapat konsumen merugikan pengguna kepentingan listrik,yaitusektorindr-rstri dan masyarakat energilistrik.Banyakdari masalahmisnranagemen tersebutterjadidan dilakukanpada ), ta p id a mp aknya Vl dan Vll. Hal it u P EL I T A V ( 1 9 8 8 -1 9 9 3te akanter asapadaPELITA ECONIT/EPPR/Hal-Z
investasidi sektorkelistrikan,yaitu bersifatjangka terutamaterjadi karenakarakteristik proyek listrik memerlukanwaktu 2-3 tahun, Pembangunan panjang(multi-years). yang memerlukan waktusekitar ditambahdenganjangkawaktu mobilisasipembiayaan yangterjadipadaPELITAV (1988-'1.993) baruakan satutahun,sehinggamismanagemen proyekkelistrikan pada terasapada PELITAVl dan Vll. Secaraumum, mismanagemen ke dalamtigakatagori: V (1988-1993) dapatdikelompokkan PELITA investoryangtidaktransparan, i. Penunjukkan 2. Overpricrngdanmark-updalaminvestasi, 3. Oversupplyyangharusdibeli oleh PLN.
:
'
PenunjukkanInvestor yangTidak Transparandan Hanya Itu-itu Saja kelistrikanselamaPELITAV (1988-1993) investorpada proyek-proyek Penunjukkan dilakukansecaratidak transparan.Cara penunjukkaninvestoryang tidak transparan kerugianpemerintah,baik dalam jumlah pasok yang tersebutdapat menyebabkan melebihikebutuhantetapiharusdibeli oleh PLN,maupunpenentuanhargajual listrik tersebutdapat yang terlalutinggi. Prosespenunjukkaninvestoryang tidak transparan Kelompok di sektorkelistrikan. sekelompokkecil pengr.rsaha dilihatdari penunjukkan pengusahatersebutmemiliki hubungan khusus dan personaldengan pengambil alokasi keputusan sehinggaadalahtidak aneh bahrvakelompoktersebutmendapatkan proyekkelistrikan yangbanyak,dengannilai nriliaranUSS(lihatTabel1).
ECONITIEPPUHaI-8
Tabel1 Contoh BeberapaProyek PembangkitTenagaListrik untuk Perusahaantt{" yangMendapatLisensiProyekKelistrikan*) Pembangkit
Tahun Operasi
MW
Juta USS
2x100
1998/9
335,1
400
1998/9
564,2
PLTUPontianak
4x 25
1998/9
108,3
PLTGUTanjungJati'4"
2x600
2001t?
1.660,0
40c
1997/8
369,0
PLTUTarahan PLTUJabar
PLTGUSerpong
2.300
3.036,6
'A" mencari partnerstrategis,baik-untuk membantusegi *) Note: Dalam pelakanaannya,Perusahaan modal (eguity),pembiayaan,dukunganpolitik tambahan,maupunteknologi. Catatan: PLTU - PusatListrikTenagaUap PLTGU- PusatListrikTenagaGasUap
pasokenergilistrikswastapadatahun2005 nantimencapai47olo.Sampai Direncanakan bulanMei 1995,sudahtercatat163 proyek listrikswastadengantotal daya mencapai dan Sumatra 42.000 MW. Proyeklistrik swastatersebutpaling banyakdi Jawa(61olo), kontrak bagianselatan(1701,). Dari usulantersebut5.637 MW telah mendapatkan perjanjian penjualan dengan PLN, sedangkan5.700 MW telah mendapatkan persetuj kesepakatan uran.
Proyek-proyek kelistrikandengancara penunjukkaninvestoryang tidak transparan tersebuttelah dilakukansejak eE^(lfn V (1988-1993)untldi pasok listrik sampai dengantahun 2005.Penunjukkan investo,untul r.urunrvaktujauh ke depan(PELITA Vl dan Vll) oleh pengambilkeputusanpada saat itu, selain memang memenuhi rencanapenyediaanpasoklistrik di masayang akan datang,tetapi juga merupakan banyakpr oye k i n d i k a sai d a n yake p e n ti n g apne j a b atber sangkutan untukm ember ikan yangdekat dengannya. l i s t r i kk e p a d ake l o mp o kp e n g u sa ha Dengancar a seper tiini , kervenangan penganrbilkeputusanpada PELITAVt dan Vll diambilalih (pre-empfive) sekaligus.
ECONIT/EPPR/Hal-9
Oaer Picing danMark-up dalamInvestasi Salah satu tujuan kebijaksanaanswastanisasiproyek kelistrikan adalah untuk meningkatkan kompetisisehinggamendorongadanyaefisiensidalampengadaan listrik secara n a si o n a lD. e n g a na d a n yakom petisidan peningkatan efisiensi, m akadihar apk an akanterjadi penurunanhargajual listrik.Akan tetapi,dari proyek-proyek kelistrikan yang dikerjakan oleh kelompok pengusahatersebut,ternyata harga jual listrik kelompok pengusahatersebut ke PLN lebih mahal daripada biaya listrik yang dibangkitkan sendirioleh PLN.
Selainitu, proyekkelistrikandi lndonesiarata-rata memerlukaninvestasilebih mahal proyekkelistrikan dibandingkan dengannegaralainnyadi Asia. Biayainvestasi swasta lndonesiayang overprice tersebutmenyebabkanhargajual listrik swastake PLN cukup tinggi, lebih tinggi daripadapenjualanlistrik swastadi negara-negara Asia. Hargajual yang tinggi tersebutakan memberatkanPLN karenaPLN harusmenjual listrikserendah-rendahnya kepadaindustridan konsumen.Kondisidilematisini dapat mengakibatkankesulitanfinansial bagi PLN. Satu-satunya solusi adalah dengan meningkatkantarif listrik kepada industri dan masyarakatkonsumen.Jika tidak dilakukankenaikantarif,makarencanago-publicPLNakanmengalamikesulitan. Tabel2 memperlihatkan rata-rata biayainvestasiproyekkelistrikan di beberapanegara jenisteknologi. Asia,yang menggunakan beberapa
ECONITiEPPR/Hal-10
Tabel2
Rata-rata BiayaInvestasiKelistrikandi Asia (Cost/Capacffy dalamUS$ M i Ilion/Ml{)
Technology IndonesiaHongKong China l n d i a Pakistan Malaysia Over- price(ol") Gas-fired
c,636
1,015
Coal-fired
1,065
0,77"1
(41,3)
1,269 J,964
0,7370,980
'1,100
18,9
0,51 3
Geothermal 1 , 7 5 0 Nuclear
3,333
J,667
Hydro
1,667
0,450
241,5 400,0
1,383 1 , 4 0 6
1,000
105,9
Dari tabel tersebutdi atas,tampakjelas bahwa investasilistrikdi Indonesiaper MW lebih tinggi daripadanegara-negara Asia lainnya, terutamauntuk generatorlistrik bertenaga batubara (coal-fired)yang paling banyak digunakan di
lndonesia.
Mismanagemen swastanisasi listrikpada PELITAV (1988-1993), dalam bentukoverpricesepertiterlihatdalam tabel tersebutdi atas,akan berdampakpada penurunan daya saing industriIndonesiadan kerugianmasyarakatkonsumenlistrik pada saat (PELITA proyek-proyek tistriktersebutberoperasi Vl dan Vll).
Ooer stlpply yang harus dibeli oleh PLN Berdasarkan data yang ada, terlihatbahrvauntuk beberapadaerahtertentudi Pulau Jawa dan Bali ternyatajumlah pasok listrik yang telah disetujuiternyatamelebihi perkiraanpermintaan(over supplfl. Tetapi, berdasarkankontrak penjualanlistrik kepadaPLN terdapatketentuanyang mewajibkanPLN untuk membeli pasok dari kelompokpengusaha swastatersebutwalaupuntelah terjadi oversupply.Sebenarnya PLN tidak memerlukankelebihan pasok listrik tersebut,tetapi PLN diwajibkan membelinya.Sebagaiakibat dari perjanjiankontrakpembeliantersebut,PLN harus m e m b e lei n e rg ya PLNotomati s i rrgti d a kd a p a td i juallagi kepadakonsunr en, sehingga d i r u g i k a nol e h a d a n yake l e b i h a p n asokter sebut.
1 ECONIT/EPPR/Hal-1
4.
MISiVIANAGEMEN DALAIYI SUB-SEKTOR LAINI.IYA SELA]VIAPELITA V (1988-1e93)
ENERGI
KasusTrading CompanydalamMinyak Bumi negarajuga banyakdirugikan dan penjualanminyakbumi Indonesia, Dalampemasaran lisensi perusahaan dagang(tradingcompany)yangmendapat akibatkehadiranbeberapa dagang dan monopoli penjualanminyakbumi Indonesiake pasarbebas.Perusahaan yang dekatdengankekuasaan. tersebutumumnyadikuasaioleh kelompokrentseekers keuntunganminimalsekitar30 Tradingcompanyini dapatdenganmudahmemperoleh kerugiannegaradari perdagangan sen US$/barrelminyak bumi. Dapatdibayangkan minyakbumi ini bila setiapharieksporminyakbumi lndonesiamencapai/00.000barrel (totalproduksi1,5 juta barrelperhari,untukkonsumsidalamnegeri800.000barrelper (yaituhanya20 sen U5$ keuntungan sangatkonservatif diperkirakan hari).Seandainya sebesar30 sen US$ per barrel),maka keuntungan per barrel,jauh di bawah rata-rata kelompokrent seekerstersebutmelalui mekanismetradingcompanY,mendapatkan keuntunganhariansebesari40.000 US$/hariatau4,2 juta US$/bulan,dan ini sudah tersebutdapat margin perdagangan berlangsung bertahun{ahun.Padahalseharursnya d i m a s u k kake n p e n e ri ma aAnP B N . '.-
Kasus SeamlessPipe: Transmisi BBIVI Disampingpraktekpenjualanminyakbunri sepertitersebutdi atas,banyakjrrgaterjadi pipa-pipa praktekmark-updan over-price di sektorenergi,terutamadalam penyediaan untuk bagiPertarnina transnrisi BBM. Salahsatukasusyangntenonjol.rdalahkeharusan tertentu pipe) buatan prodr-rsen membeli seluruh produksipipa kanrpulr(seanr/ess denganhargacliatashargaimpor.
E CONIT/EPPUHaI- 12
5.
KESIMPI'LAN ternyataterdapatberbagaikasuskongkalikong di Sepertidibahaspadabagianterdahulu, V (1988-1993). Berbagai kasus sektorpertambangan dan energiyangterjadipadaPELITA kongkalikong terutamaterjadidalam berbagaiperjanjiankontrakkaryapertambangan alokasiproyek-proyek kelistrikankepadakelompokvestednon-migas dan konsentrasi interests tertentu. Kasus-kasuskongkalikong tersebut ternyata telah merugikan dan rakyatlndonesia. nasional kepentingan di sektorpertambangan Kongkalikong dan energiyang terjadipada PELITAV (1988pengambilankeputusanyang tidak optimal sehingga i 993) telah mengakibatkan merugikankepentingannasionaldan rakyat lndonesia.Dengan cara kongkalikong, kelompokvested-interests mernbajak kepentingan nasionalsehingga keputusan ekonomi tidak optimal. Prosespengambilankeputusansangatdibatasioleh berbagaivestedinterestssehinggamenjadiapa yang dikenal prosespengambilankeputusandalam rasionalismeterkungkung(bounded rationality).Dalam rasionalismeterkungkung tersebut,pilihan-pilihan kebijaksanaan terbataspadasecondto fifth bestchoices,atau bahkanstatusquo dinilaisebagai bestpo/icychoice.
Adanya kongkalikongtersebutsekaligusmemperlemahposisi tawar pemerintah dihadapaninvestorasingmaupundonrestik.Kelompokvested-interests akhirnyasering dapatmendikteperjanjiankontrakkaryadi sub sektorpertambangan non-nrigas, serta (terms)dari kontrak dalanrpenentLran alokasipemenangdan penentuansyarat-syarat projekkelistrikan.
Berdasarkan uraian tersebutdiatas, ECONIT Advisory Croup nrengharapkan agar praktek-praktek kongkalikong sepertiyang terjadipada PELITAV (i 988-1993),tidak t e r u l a n gk en rb a lpi a d aP E L IT A V l d .r nselanjutnya. ter sebut Jikapr aktekkongkalingkong dapat dihindarkan,nraka penganrbilankeputusanakan lebih optinral sehingga p e m b a n g u n aenko n o n ri In d o n e siakan a lebilrcepatdan lebihadil.
3 ECONIT/EPPR/Hal-l